Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

download Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

of 27

Transcript of Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    1/27

    489Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PEMBENTUKAN

    KAWASAN EKONOMI KHUSUS*

    Ronny Sautma Hotma Bako**

    Abstract

    The Indonesian government has recently planned to open specific

    economic regions in certain provinces. Two examples of these

    regions are Batam in West Indonesia, which has been declared in

    the past as Free Trade Zone, and Bitung, which has been earlier

    stated as Developing Region in Eastern Indonesia (Kapet). The

    writer took Batam and Bitung as his focus of study due to the

    different experiences of the two regions in developing their own

    development plan.

    Kata Kunci : Kawasan Ekonomi Khusus, Pemerintah Daerah, Perdagangan

    Bebas, Pelabuhan Bebas, Batam dan Bitung.

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Cikal bakal adanya kawasan ekonomi khusus (selanjutnya disebut KEK)

    tidak terlepas dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang

    ada pada tahun 1970 dengan diundangkannya UU No. 3 Tahun 1970 tentang

    Ketentuan-ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

    Di era tahun 1970 Direktur Utama PT Pertamina Ibnu Soetowo berkeinginan

    untuk membuat kilang minyak di Indonesia di kota Batam untuk menyaingi

    negara Singapura yang telah berkembang menjadi negara maju dengan

    menyediakan lahan untuk memproses minyak mentah di negara tersebut. Upaya

    yang dilakukan oleh Ibnu Soetowo kemudian dilanjutkan oleh BJ Habibie yang

    * Laporan Hasil Penelitian yang dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Sulawesi Utarapada tahun 2008.** Peneliti Madya dengan konsentrasi Hukum Konstitusi pada Pusat Pengkajian dan PengolahanData dan Informasi (P3DI) Setjen DPR-RI, [email protected]

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    2/27

    490 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    pada saat itu ditunjuk untuk mengembangkan pulau Batam dengan didirikannya

    Badan Otorita Batam. Pengembangan lebih lanjut Badan Otorita Batam

    dilanjutkan dengan implementasi perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di

    Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau.

    Di era pemerintahan Soeharto pengembangan Batam dilanjutkan dengan

    pembentukan sejumlah kawasan industri seperti kawasan industri Rungkut

    Surabaya. Pengembangan suatu kawasan ekonomi juga dilakukan di sejumlah

    negara yang menawarkan kawasan ekonomi sejenis. Hal ini seiring dengan

    berjalannya waktu, di tingkat global ditengarai terjadinya pergeseran terhadap

    faktor daya tarik suatu kawasan. Bila semula tenaga kerja murah menjadi daya

    tarik investasi, kemudian keberadaan sumber daya dan insentif fiskal menjadi

    daya tarik investasi.

    Di masa berlakunya otonomi daerah pada tahun 1999, membuat sejumlah

    daerah otonom ingin mengembangkan daerahnya sebagai salah satu tujuan

    investasi. Adapun tujuan pemerintah daerah otonom untuk menjadikan salah

    satu kawasan di daerahnya menjadi tujuan investasi untuk peningkatan

    kesejahteraan masyarakat di daerah otonom tersebut. Upaya daerah otonom

    tersebut untuk mengembangkan salah satu kawasan sebagai tujuan investasi

    mulai terealisir sejak diundangkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah, yang dalam Pasal 9 ayat (4) disebutkan bahwa daerah

    dapat mengusulkan pembentukan kawasan khusus kepada pemerintah, yang

    tata cara penetapan kawasan khusus diatur dalam Peraturan Pemerintah.

    Sampai saat ini belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur tata cara

    pembentukan kawasan khusus, yang justru muncul adalah RUU tentangKawasan Ekonomi Khusus ( RUU KEK).

    UU No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa pembentukan kawasan khusus

    tidak semata hanya di bidang ekonomi saja, tetapi kawasan dalam rangka untuk

    menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus

    dan untuk kepentingan nasional/berskala nasional, misalnya bentuk kawasan

    cagar budaya, taman nasional, pengembangan industri strategis, pengembangan

    teknologi tinggi. Upaya untuk pembentukan kawasan khusus dapat dilakukan

    oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah.

    Selain UU No. 32 Tahun 2004 upaya untuk mengembangkan kegiatan

    investasi di daerah, juga mulai berkembang sejak diundangkannya UU No. 25

    Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UU No. 25 Tahun 2007 disebutkan

    dalam salah satu bab yang diatur pada Bab XIV yaitu tentang KEK sebagaimana

    diatur dalam Pasal 31.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    3/27

    491Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Dalam kenyataannya isu seputar KEK telah bergulir sebelum

    permasalahan KEK diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007. Hal ini dapat dilihat

    pada tanggal 25 Juni 2006, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

    melakukan penandatanganan kerja sama pembentukan Special Economic Zone

    (SEZ) bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Turi Beach Resort.

    Sebelum pengaturan tentang KEK tersebut, sebenarnya cikal bakal terbentuknya

    KEK sudah dilakukan oleh Pemerintah RI dengan Pemerintah Singapura.

    Adanya pengaturan KEK dalam UU No 25 Tahun 2007 merupakan salah

    satu justifikasi atau legalitas KEK dalam UU No 25 Tahun 2007 atau dalam

    RUU KEK di masa mendatang. Keinginan pemerintah untuk merealisir KEK

    juga diungkapkan Wapres Jusuf Kalla,1 bahwa gagasan memperjelas KEK di

    beberapa daerah yang diprediksi potensial menjadi industrial clustersesuai

    dengan kapasitas kawasan masing-masing, yakni sesuai dengan UU No. 32

    Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

    Amanat pembentukan KEK dalam suatu UU sebagaimana disebutkan

    dalam Pasal 31 ayat (3) UU No. 25 Tahun 2007, telah dilakukan pemerintah

    dengan disiapkannya Naskah Akademis dan Draft RUU tentang KEK. Bahkan

    dalam Program Legislasi Nasional tahun 2008, RUU tentang KEK merupakan

    salah satu prioritas RUU di antara 31 RUU yang akan menjadi dibahas oleh

    merintah dan DPR pada tahun anggaran 2008.2

    Upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah tertentu sebagai bagian

    dari KEK juga pernah diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Mari Pangestu

    dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI.3 Pembentukan KEK merupakan

    upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan investasidiperlukan berbagai kebijakan khusus. Hal ini juga sebagai upaya untuk

    menandingi negara pesaing utama seperti RRC,4 Vietnam, Malaysia dan

    1 Gagasan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7388/17-7-2006, hal5.2 Lihat Keputusan DPR-RI No 02/DPR-RI/II/2007-2008 tentang Program Legislasi NasionalRancangan Undang-Undang Prioritas Tahun 2008.3 Lihat risalah rapat kerja antara Komisi VI DPR-RI dengan Menteri Perdagangan RI pada tanggal11 Juli 2006.4 Di RRC ada beberapa daerah SEZ, misalnya daerah Senchen dan kota Pudong. Di kedua kotatersebut pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarananya, sedangkan kegiatan investasiasing dilaksanakan oleh National Development Reform Commission yang bertugas untukmengawasi kegiatan investasi di daerah tersebut, sedangkan Ministry of Foreign Trade andCommerce(MOFCOM) melakukan eksaminasi atas pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh NRDC(lihat laporan kunjungan kerja ke RRC, 28 November 2006, wawancara dengan Wang Jingselaku Foreign Investment Administrationpada MOFCOM)

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    4/27

    492 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Thailand. Kebijakan khusus dalam kerangka KEK dimaksud dalam bentuk

    fasilitas khusus di bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung,

    kemudahan perijinan, keimigrasian dan ketenagakerjaan.

    Bagi pemerintah Indonesia keinginan untuk mengembangkan suatu KEK

    ada hubungannya dengan kegiatan investasi pada umumnya, hal ini dapat dilihat

    dari tujuan pengembangan KEK, yaitu; 5

    1. peningkatan investasi;

    2. penyerapan tenaga kerja;

    3. penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor;

    4. meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor;

    5. meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi

    peningkatan ekspor; dan

    6. mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.

    Maksud pengembangan KEK, antara lain;6

    1. Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan

    yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor

    impor serta kegiatan ekonomi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi;

    2. Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan

    internasional; dan

    3. Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.

    Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain:7

    a. Menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah

    pengembangan lainnya;

    b. Harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain;c. KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan efek

    ganda terhadap perekonomian lokal; dan

    d. Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitar

    kawasan.

    Bagi kalangan investor asing, pentingnya masalah legalitas akan menjadi

    ujung tombak bagi keberhasilan pengelolaan suatu kawasan. Biasanya calon

    investor akan melakukan perhitungan bisnis bila mereka melakukan suatu

    kegiatan bisnis pada suatu kawasan. Kepentingan para investor dapat termotivasi

    5 Budi Santoso, Tinjauan Dari Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap Kebijakan PemerintahDalam Mendukung Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Diskusi Internal dengan TimPeneliti P3DI, Jakarta 4 April 20086 Ibid .7Ibid.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    5/27

    493Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    apabila kawasan perdagangan tersebut mempunyai pengakuan hukum (legal

    recognition) ke luar atau ke dalam.

    Akibat adanya pemberlakuan otonomi daerah sejak tahun 2000, sejumlah

    daerah mengalami euphoria sehingga menganggap wilayahnya tersebut siap

    dijadikan Kawasan KEK. Padahal kenyataannya, selain masih jauh dari

    kesiapan infrastruktur, sebenarnya tidak semua wilayah di Indonesia siap

    dijadikan KEK.8 Salah satu daerah yang telah dipersiapkan oleh Pemerintah

    Pusat dan Pemerintah Daerah adalah Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau

    (Kepri) yang dianggap cukup berhasil dengan konsep Free Trade Zone, dan

    daerah Bitung yang cukup berhasil dengan pengembangan Kawasan

    Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) di Provinsi Sulawesi Utara.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan

    hukum yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Bagaimana kesiapan pemerintah daerah Provinsi Kepri dan Sulawesi Utara dalam

    menyikapi ketentuan Pasal 9 ayat (4) UU No. 32 Tahun 2004 jo RUU tentang

    KEK, untuk menetapkan bagian dari daerahnya untuk dapat dijadikan salah

    KEK di Indonesia. Masalah ini penting untuk diteliti mengingat daerah Batam,

    Bintan dan Karimun (BBK) sudah mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan

    Free Trade Zone (FTZ) di bawah pengelolaan Batam Otorita, sedangkan

    pemerintah daerah Kota Bitung sudah mempunyai pengalaman tentang

    keberhasilan dalam pelaksanaan Kawasan Pengembangan Eksport Terpadu(Kapet) di Indonesia, yang dikelola oleh Kapet Bitung.

    Adapun pertanyaan yang penting diajukan dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana kesiapan teknis dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,

    khususnya pemerintah daerah BBK untuk meningkatkan FTZ BBK sebagai

    salah satu KEK di Indonesia ?

    2. Bagaimana kesiapan teknis dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

    khususnya Pemerintah Kota Bitung untuk meningkatkan Kapet Bitung

    sebagai salah satu KEK di Indonesia?

    8 Direktur Eksekutif HKI : Sejumlah Pemda Alami Euphoria Jadikan Daerahnya Berstatus KEK,Business NewsNo 7627/18-2-2008. hal 29.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    6/27

    494 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    C. Tujuan dan Kegunaan

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk memperoleh gambaran tentang kesiapan pemerintah daerah provinsi

    tentang rencana salah satu kawasan di daerahnya untuk dapat dijadikan

    salah satu KEK di Indonesia.

    2. Untuk mendapatkan berbagai masukan mengenai distribusi fungsi dan

    tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi

    tentang kebijakan KEK.

    3. Untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang konsep Kawasan KEK

    yang sesuai dengan karakteristik daerahnya.

    Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Sumbangan pemikiran kepada DPR dalam pembahasan RUU tentang

    Kawasan Ekonomi Khusus yang saat ini sedang dibahas bersama

    Pemerintah dalam Panitia Khusus RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

    2. Sumbangan pemikiran kepada Pemerintahan Daerah Provinsi untuk

    menyikapi hal yang harus dilakukan sebelum disetujuinya RUU tentang

    Kawasan Ekonomi Khusus.

    D. Kerangka Pemikiran

    Sejak Indonesia merdeka sudah banyak konsep kawasan pengembangan

    ekonomi terpadu yang disiapkan oleh pemerintah pusat. Sebut saja konsep

    perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, yang pertama kali dilakukan di Batamdan konsep pelabuhan bebas di Pulau Sabang di Provinsi Nanggroe Aceh

    Darusalam. Pada dua model ini terdapat perbedaan yang tajam, kalau di Batam

    konsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dengan menunjuk Badan

    Otorita Batam, sedangkan di pulau Sabang konsep pelabuhan bebas yang

    ditonjolkan, dengan pemerintah daerah setempat sebagai pelaksana dan pihak

    bertanggung jawab dalam kegiatan pelabuhan bebas di pulau Sabang. Untuk

    mengembangkan konsep perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Batam

    dan Sabang, pemerintah menggagas konsep kawasan bonded warehouse.9

    Kalau konsep bonded warehousemenitikberatkan pada perdagangan bebas

    dan pelabuhan bebas untuk kegiatan ekspor import, maka pada tahun 1986

    9 Lihat PP No 20 Tahun 1972 tentang Bonded Warehouse sebagaimana diubah dengan PP No.31 Tahun 1977.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    7/27

    495Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    konsep bonded warehousediperbaiki dengan konsep kawasan berikat (bonded

    zone).10

    Maraknya investasi asing di era tahun 1980, pemerintah mencoba

    membuat konsep perdagangan bebas yang di klusterkan dalam bentuk

    Kawasan Industri,11 seperti di Kawasan Industri Pulau Gadung Jakarta Utara

    (Jakarta Industrial Estate Pulogadung/JIEP) dan di Surabaya Industrial Estate

    Rungkut/SIER. Tidak lama pengembangan kawasan industri ini dikembangkan

    lagi menjadi tempat penimbunan berikat,12 dengan didirikannya PT (Persero)

    Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Konsep ini tidak mutlak sebagai konsep

    perdagangan bebas, konsep ini dikembangkan sebagai konsekuensi dari

    diundangkannya UU No 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dengan konsep

    ini semua kegiatan investasi asing dilakukan melalui pelayanan satu atap.

    Adanya kegiatan investasi asing yang hanya berada di wilayah Indonesia

    Barat, khususnya di Pulau Jawa membuat iri pemerintah daerah yang ada di

    wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur. Oleh sebab itu

    pemerintah mengembangkan Kapet13 di sejumlah wilayah Indonesia Bagian

    Tengah dan Indonesia Bagian Timur, misalnya Kapet yang dikembangkan oleh

    Pemerintah Daerah Kota Bitung.

    Berkembangnya konsep kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan

    bebas tidak hanya dilakukan pihak Indonesia saja, beberapa negara juga

    mencoba untuk memberikan konsep sejenis dengan menawarkan kemudahan

    dalam bentuk perpajakan, seperti pemberian tax holidayuntuk kegiatan investasi

    asing di negara tersebut. Misalnya negara RRC menawarkan 13 daerahnya

    untuk dijadikan kawasan ekonomi khusus atau special economic zone(SEZ).Untuk menandingi konsep SEZ yang ditawarkan oleh pemerintah RRC,

    pemerintah mengganti UU Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan UU

    Penanaman Modal Asing (PMA), dengan mengundangkan UU No 25 Tahun

    2007 tentang Penanaman Modal. Dalam UU No. 25 Tahun 2007 ini tidak dikenal

    lagi PMA dan PMDN, hanya dikenal penanaman modal. UU No. 25 Tahun 2007

    mengatur hal tentang penanaman modal secara umum, selain itu UU No. 25

    10 Lihat PP No 22 Tahun 1986 tentang kawasan Berikat (Bonded Zone) sebagaimana diubahdengan PP No. 14 Tahun 1990.11 Lihat Keputusan Presiden No 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri12 Pada konsep tempat penimbunan berikat dalam bentuk 1) kawasan berikat dan kawasanberikat plus; 2) gudang berikat; 3) entreport untuk tujuan pameran; dan 4) toko bebas bea,sebagaimana diatur dalam PP Np 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat.13 Lihat Keputusan Presiden No 150 Tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan EkonomiTerpadu (Kapet).

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    8/27

    496 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Tahun 2007 juga menawarkan konsep KEK secara umum yang akan diatur

    dalam UU tersendiri tentang KEK.

    RUU KEK yang sedang dibahas oleh DPR dan Pemerintah saat ini akan

    mengatur secara teknis tentang konsep perdagangan yang bersifat khusus.

    Dalam RUU tentang Kawasan Ekonomi Khusus, disebutkan pada Pasal 3 ayat

    (1), bahwa KEK dapat terdiri atas satu atau beberapa Kawasan : a) pengolahan

    ekspor; b) logistik; c) industri; d) pengembangan teknologi; dan/atau e) ekonomi

    lainnya. Pengaturan tentang adanya beberapa konsep perdagangan yang bersifat

    khusus sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 sejalan dengan praktek

    perdagangan yang bersifat khusus yang telah dikenal selama ini di Indonesia.

    Adanya pembidangan tentang beberapa kawasan KEK, sejalan dengan praktek

    perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang sudah ada selama ini. Minimal

    nantinya kawasan KEK yang akan dibentuk adalah kawasan perdagangan bebas

    dan pelabuhan bebas yang sudah ada selama ini seperti di FTZ di BBK di

    Provinsi Kepri dan Kapet Bitung di Provinsi Sulawesi Utara.

    II. Metode Penelitian

    A. Waktu dan tempat

    Penelitian tentang Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka

    Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus. merupakan suatu penelitian hukum

    yang dilakukan pada tanggal 14 19 April 2008 di Provinsi Kepulauan Riau dan

    di Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 30 November 6 Desember 2008Adapun instansi yang dikunjungi adalah 1) Kantor Gubernur (Biro Hukum dan

    Humas); 2) Bappeda Provinsi; 3) Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 4) Kantor

    Otorita Batam di Batam Kepulauan Riau; 5) Kantor Kapet Bitung di Bitung, 6)

    Kantor Persiapan KEK di Manado Sulawesi Utara; 7) Dinas Promosi dan Investasi

    di Batam dan Manado; dan 8) BKMD Provinsi Kepri.

    B. Bahan/Cara Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data dalam bentuk : 1)

    studi dokumen atau bahan pustaka; 2) pengamatan atau observasi; dan 3)

    wawancara atau interview yang dilakukan di lokasi penelitian dengan mengunjungi

    beberapa instansi pemerintah.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    9/27

    497Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Sifat penelitiannya adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian untuk

    memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-

    gejala lainnya,14 dan dari sudut tujuannya, maka penelitian ini merupakan

    penelitian yang bertujuan untuk menemukan fakta belaka (fact finding).15 Melalui

    sifat dan tujuan penelitian ini diharapkan akan mendapatkan data tentang

    manusia, keadaan dan gejala lain yang berhubungan dengan kesiapan

    pemerintah daerah dalam membentuk KEK di Provinsi Kepulauan Riau dan

    Provinsi Sulawesi Utara, dengan melakukan wawancara dengan para pihak di

    kedua provinsi tersebut.

    Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka data yang diperlukan adalah

    data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari sumber

    pertama, yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian16 berupa hasil

    wawancara dengan para pelaksana pemerintahan dan pembangunan di daerah.

    Adapun para pihak yang telah diwawancara adalah para pejabat di lingkungan

    Pemda Provinsi Kepulauan Riau dan Sulawesi Utara.

    Data sekunder mencakup dokumen resmi, buku-buku dan hasil

    penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan lain-lain,17 dan dari data

    sekunder yang didapatkan juga dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

    dan bahan hukum tersier18.

    C. Analisis Data

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum ini dilakukan dengan

    analisis kualitatif, yaitu data yang terkumpul atau diperoleh, baik data sekundermaupun data primer disusun dan dianalisis secara kualitatif sesuai dengan

    permasalahan yang telah dirumuskan.

    14 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, hal 10.15 ibid16 Ibid17 Ibid18 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali Pers, 1985,hal 14 dan 15.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    10/27

    498 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    III. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    1. Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau

    Semula Batam dijadikan proyek percontohan,19 yang diikuti dijadikannya

    Batam sebagai daerah industri,20 dengan menunjuk dan menetapkan beberapa

    wilayah usaha kawasan berikat di daerah Pulau Batam.21 Akhirnya pada tahun

    1978 pemerintah menetapkan seluruh daerah Batam sebagai Bonded

    Warehouse22 yang membebaskan pemungutan PPN dan PPnBM di seluruh

    wilayah Batam.23

    Masa emas Batam dengan tidak dipungutnya PPN dan PPnBM berakhir

    dengan diundangkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2003 tentang

    Pengenaan PPN dan PPnBM di kawasan berikat di Pulau Batam, yang mencabut

    PP No. 39 Tahun 1998 dengan memberlakukan PPN dan PPnBM di Pulau

    Batam. Masa suram Batam akibat pengenaan PPN dan PPnBM berakhir dengan

    diundangkannya Perppu No. 1 Tahun 2000 jo UU No 36. Tahun 2000 tentang

    Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang diubah dengan

    Perppu No. 1 Tahun 2007 jo UU No. 44 Tahun 2007 tentang Kawasan

    Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Adanya pengundangan UU tersebut

    sebenarnya untuk menolong eksistensi perdagangan bebas dan pelabuhan bebas

    yang ada di Batam.

    Di sisi lain dengan pengundangan UU No. 36 Tahun 2000 jo UU No. 44

    Tahun 2007 selain untuk menggantikan UU No. 3 Tahun 1970 tentang Ketentuan-

    ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, juga dalamrangka perwujudan otonomi daerah pasca diundangkannya UU No. 22 Tahun

    1999 tentang Pemerintahan Daerah, sehingga beberapa wilayah perlu ditetapkan

    sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dan salah satu

    yang dituju adalah Batam sebagai proyek percontohan.

    19 Lihat Keputusan Presiden No. 74 Tahun 1971 tentang Pengembangan Pembangunan PulauBatam.20 Lihat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Batam.21

    Lihat Keputusan Presiden No. 33 Tahun 1974 tentang Penunjukkan dan Penetapan BeberapaWilayah Usaha Bonded Warehousedi daerah Pulau Batam.22 Lihat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1978 tentang Penetapan Seluruh Daerah IndustriBatam Sebagai Wilayah Usaha Bonded Warehouse.23 Lihat Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1998 tentang Perlakuan PPN dan PPnBm di KawasanBerikat Daerah Industri Pulau Batam.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    11/27

    499Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Sejak diundangkannya UU No. 36 Tahun 2000 jo UU No. 44 Tahun 2007,

    ditindaklanjuti dengan diundangkannya PP No. 46, 47 dan 48 Tahun 2007 tentang

    Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Batam, Bintan dan Karimun, telah

    membangkitkan kembali rencana untuk menjadikan BBK sebagai salah satu

    KEK. BBK sebagai proyek percontohan KEK sebagaimana Memoramdum of

    Understanding(MOU) antara Pemerintah RI dan Pemerintah Singapura pada

    tanggal 25 Juni 2006 tetap terus dilanjutkan walaupun instrumen hukum yang

    tegas belum diundangkan oleh pemerintah. Alasan utama pemerintah24 akan

    menetapkan BBK sebagai KEK karena kondisi infrastruktur yang sudah

    memadai, besarnya jumlah investasi dalam negeri dan luar negeri di kawasan

    itu dan lokasi geografis yang strategis. Artinya daerah itu sudah siap untuk

    dikembangkan sebagai KEK dalam waktu singkat.

    Bahkan kajian akademis25 tentang kesiapan Batam sebagai KEK telah

    diserahkan kepada pemerintah sebagai bahan atau narasumber untuk kelak

    menjadikan Batam sebagai KEK. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa

    untuk menjadikan Batam sebagai suatu kawasan dalam kategori kelas dunia,

    maka Batam harus memberikan pelayanan kelas dunia, baik dalam perijinan,

    perpajakan dan kepabeanan. Selain itu kawasan ini juga dapat memberikan

    fasilitas keamanan dunia, memiliki infrastruktur kelas dunia, baik untuk fasilitas

    jalan raya, pelabuhan, airport, transportasi, telekomunikasi, listrik dan baik.

    Walaupun MOU sudah ditandatangani dan sudah ada kajian akademis

    tentang Batam sebagai proyek percontohan KEK, tetapi pelaksanaannya masih

    terhambat terutama belum jelasnya insentif yang akan diberikan kepada KEK

    BBK tersebut. Padahal pada saat penandatanganan MOU tersebut, Presidensudah menjanjikan akan memberikan fasilitas fiskal dan non fiskal kepada calon

    investor. Adapun fasilitas yang akan dinikmati antara lain 26:

    1) Di sektor perpajakan. Investor yang berinvestasi di kawasan ini akan

    memperoleh pembebasan pajak dalam jangka waktu minimal 5 (lima) tahun

    dan diskon pajak untuk jenis industri tertentu.

    2) Di bidang kepabeanan, barang yang keluar masuk pelabuhan ke lokasi

    usaha atau sebaliknya akan dipermudah dengan pemeriksaan di lokasi

    usaha, serta

    3) Di bidang izin investasi akan diberikan oleh badan pengusahaan kawasan

    dengan pola layanan satu atap di setiap lokasi.

    24 Mendorong Investasi Melalui KEK, Business News7422/6-10/2006, hal 925op.cit., hal 100.26Op cit, hal 100

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    12/27

    500 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Ketidakjelasan terhadap konsep KEK juga terjadi untuk menentukan

    daerah di BBK yang akan dijadikan KEK, misalnya di Bintan dan Karimun

    kawasan itu harus steril serta Badan Kawasan dan Badan Pengusahaannya

    harus jelas, ungkap Bambang Susanto27 selaku Sekretaris Tim Nasional KEK

    Indonesia. Bintan dan Karimun akan diperlakukan berbeda dengan Batam, sebab

    kedua kawasan ini akan dikembangkan dengan sistem enclave, yakni ada

    beberapa kawasan ekonomi khusus yang dikelilingi area non ekonomi khusus,

    sementara Batam berstatus KEK seluruhnya.

    Bagi pemda BBK dengan ditunjuknya daerah mereka sebagai proyek

    percontohan KEK, maka pemda diberikan keleluasaan atau diberi ruang yang

    lebih luas di dalam mengelola hasil kesepakatan kerjasama ekonomi tersebut,

    tetapi untuk merealisasikan terhadap kesempatan tersebut tidaklah mudah.

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemda untuk menindaklanjuti

    kerjasama tersebut, antara lain 28:

    1. Kesiapan aparatur di daerah dalam menyikapi masuknya investasi di daerah

    mereka.

    2. Kesiapan perangkat pendukung proses masuknya investasi; dan

    3. Kesiapan masyarakat yang bermukim di daerah tersebut dengan masuknya

    kegiatan investasi model Singapura dengan pola kerja seperti di Singapura.

    Dalam wawancara yang dilakukan dengan jajaran dan pejabat Bappeda

    Pemda Kepri,29 disebutkan bahwa saat ini pemerintah daerah bersama dengan

    pemerintah pusat mencoba untuk mengembangkan BBK. Upaya pengembangan

    BBK juga mendapat dukungan dari Pemerintah Singapura dengan

    ditandanganinya MOU 25 Juni 2006 beberapa waktu yang lalu. Upaya kerjasamaantara negara Indonesia dan Singapura ditindaklanjuti dengan pembentukan

    komite kerja antara dua negara. Komite kerja membentuk Joint Working Grup,

    dengan menyusun road map actiontentang penerapan SEZ di Batam, dengan

    berkoordinasi dengan pihak Badan Koordonasi Penanaman Modal setempat.

    Adapun bentuk kesiapan yang dilakukan BPKMD30 setempat dengan a)

    mempersiapkan Standard Operation Procedures(SOP) dalam memberikan

    pelayanan kepada investor, b) memperlancar perizinan (one stop service,

    termasuk menghilangkan segala bentuk pungutan), dan c) membentuk tim task

    forceuntuk memperlancar masuknya kegiatan investasi ke Provinsi Kepri.

    27 Tertunda Insentif Bintan Karimun, Kompas1 April 2008, hal 18.28 Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7386/12-7-2006, hal 329 Wawancara dengan jajaran Bappeda Provinsi Kepri, Tanjungpinang 14 April 2008.30 Wawancara dengan jajaran BKPMD Provinsi Kepri, Tanjungpinang 15 April 2008

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    13/27

    501Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Dipilihnya BBK sebagai KEK memberikan dorongan positif pada

    pengembangan wilayah Provinsi Kepri, akan tetapi di sisi lain, provinsi-provinsi

    lain merasa iri hati dengan situasi tersebut. Apalagi provinsi-provinsi lain tidak

    mempunyai kriteria lengkap seperti yang terjadi pada KEK di BBK.31 Untuk itu

    hendaknya proyek percontohan BBK sebagai KEK harus didukung secara

    maksimal oleh semua pihak, khususnya oleh pemerintah pusat, sedangkan

    keinginan daerah lain untuk membentuk KEK di daerahnya harus dilakukan

    melalui kajian yang cukup komprehensif, karena pembentukan suatu daerah

    sebagai KEK memerlukan biaya yang cukup besar dan dampak sosial bagi

    masyarakat di daerah tersebut. Jadi kalaupun ada keinginan pemerintah untuk

    membentuk 112 KEK sebagaimana diungkapkan oleh Hermanto Dardak selaku

    Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum,32 perlu

    diperhatikan seksama sebab jangan sampai model pemekaran wilayah yang

    ada saat ini dikembangkan oleh daerah dengan mengembangkan kawasan

    daerahnya menjadi KEK.

    Dalam penelitian lapangan yang dilakukan di Provinsi Kepri, Pemda

    Provinsi Kepri mengutarakan adanya manfaat dari rencana Kawasan KEK di

    daerah ini, antara lain:33

    1. peningkatan investasi;

    2. penyerapan tenaga kerja;

    3. peningkatan penerimaan devisa dari ekspor;

    4. peningkatan pemanfaatan bahan-bahan/produk lokal;

    5. mendorong terjadinya alih teknologi (peningkatan SDM);

    6. peningkatan UKM (usaha kecil dan menengah);7. peningkatan PDRB/peningkatan pendapatan masyarakat.

    Pihak pemda mengutarakan juga bahwa dipilihnya Batam sebagai salah

    satu KEK, disebabkan karena beberapa hal, antara lain:34

    1. terletak pada jalur pelayaran internasional dan dekat dengan pusat

    perdagangan dunia di Singapura;

    2. infrastruktur yang memadai;

    3. merupakan salah satucluster industryterbesar di kawasan Indonesia Barat;

    4. tersedianya tenaga kerja yang cukup;

    31 KEKI: Pengistimewaan Daerah Tertentu, Business News7414/18-9-2006 hal 23.32 Indonesia Kembangkan 112 KEK, Sinar Harapan12 Juli 2006.33 Lihat bahan paparan Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam, Bintan danKarimun, yang disampaikan oleh Gubernur Kepulauan Riau, pada tanggal 28 Februari 2008.34 Hasil wawancara dengan pejabat Bappeda Kepri di Tanjungpinang, tanggal 14 April 2008.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    14/27

    502 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    5. pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional.

    Untuk mendukung BBK sebagai salah satu KEK, maka Pemerintah Provinsi

    Kepri telah menetapkan cluster industryyang dapat dikembangkan di BBK,

    yaitu:35

    1. Bidang usaha yang dikembangkan di Batam, antara lain :

    b. elektronik;

    c. elektrikal;

    d. mechatronics;

    e. industri manufaktur; dan

    f. shipyard .

    2. Bidang usaha yang dikembangkan di Bintan, antara lain :

    a. electronic;

    b. garment;

    c. food industries; dan

    d. industri manufaktur.

    3. Bidang usaha yang dikembangkan di Karimun, antara lain :

    a. shipyard/shipbuilding;

    b. component part;

    c . industri processing;

    d. industri manufaktur.

    Kesiapan pemerintah Provinsi Kepri untuk menetapkan kawasan BBK

    sebagai cikal bakal KEK untuk tujuan ekspor di Provinsi Kepri. Persiapan untuk

    dijadikannya kawasan BBK sebagai KEK diawali dengan telah ditetapkannya

    UU tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Selain itudalam diskusi36 dengan jajaran Badan Otorita Batam yang nantinya sebagai

    cikal bakal Badan Pelaksana KEK, pihak Badan Otorita Batam telah siap 100%

    untuk dapat ditunjuk sebagai Badan Pelaksana KEK di pulau Batam. Hal ini

    sejalan dengan infrastruktur yang telah dibangun oleh Badan Otorita Batam

    selama ini. Adanya infrastruktur tersebut dapat mengurangi pembiayaan bila

    nantinya Batam akan dijadikan KEK untuk tujuan ekspor.

    Untuk mensinergikan pelaksanaan tugas Badan Otonomi Batam

    melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Batam, di satu sisi Batam

    Otorita melakukan pengembangan BBK, sedangkan di sisi lain Pemko Batam

    melakukan fungsi pemerintahan di Kota Batam. Fungsi pemerintahan dalam

    35 Ibid.36 Wawancara dengan jajaran Pimpinan Badan Otorita Batam di Batam pada tanggal 16 April2008,

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    15/27

    503Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    rangka Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah pemerintahan kota Batam. Melalui

    pengaturan RTRW yang disiapkan pemerintah Kota Batam dengan mengacu

    kepada penataan ruang yang sedang dipersiapkan oleh Pemerintah Pusat

    sebagai amanat dari UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    Pihak pemda juga menyadari bahwa salah satu ujung tombak kawasan

    perdagangan bebas dan perdagangan bebas di BBK, yaitu adanya Dewan

    Kawasan37 sebagai pihak yang akan menjadi pihak yang bertanggung jawab

    dalam pelaksanaan Kawasan KEK tersebut. Sambil menunggu terbentuknya

    Dewan Kawasan tersebut, pelaksana tugas dilakukan oleh Badan Otorita Batam38

    yang dibantu oleh Komite Kerja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden

    No 12 Tahun 2006 tentang Komite Pengarah Pengembangan KEK di BBK.

    Komite kerja bekerja sama dengan Badan Otorita untuk mengembangkan

    kegiatan di BBK sambil menunggu terbentuknya Dewan Kawasan di BBK.39

    Sambil menunggu disahkannya RUU KEK yang saat ini sedang dibahas

    di DPR, maka praktek perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah dilakukan

    di BBK, khususnya di kawasan Batam. Hal ini sejalan dengan telah dibentuknya

    Dewan Kawasan BBK dan Dewan Kawasan Nasional Perdagangan Bebas dan

    Pelabuhan Bebas. Efektifitas perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di

    kawasan BBK semakin bergairah dengan diundangkannya sejumlah peraturan

    perundang-undangan, antara lain Peraturan Menteri Keuangan No 47/PMK.04/

    2009 mengenai Pengaturan Arus Keluar Masuk Barang ke Kawasan perdagangan

    bebas dan pelabuhan bebas jo Peraturan Menteri Perdagangan No 12/M-DAG/

    Per/3/2009 tentang Pelimpahan Kewenangan Penerbitan Perizinan di Bidang

    Perdagangan Luar Negeri Kepada Badan Pengelola FTZ BBK. Melaluipengundangan kedua peraturan tersebut diharapkan dapat mengisi kekosongan

    hukum dalam pelaksanaan perdagangan bebas di kawasan BBK. Selain itu

    melalui pengundangan peraturan perundang-undangan tersebut, cikal bakal

    penerapan KEK mulai dijalankan dengan kegiatan yang dilakukan di kawasan

    BBK.

    37 Pada saat penelitian ini dilakukan Dewan Kawasan belum terbentuk, tetapi pada saat tulisan inidibuat Dewan Kawasan telah terbentuk di Batam, Bintan dan Karimun.38 Badan Otorita Batam dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973 tentangBadan Otorita Batam, yang tujuannya untuk mengembangkan Batam sebagai kawasan industri,perdagangan, pariwisata dan transshipment.39 Dewan Kawasan baru terbentuk pada bulan Mei 2008 dengan Keputusan Presiden No 9 Tahun2008 tentang Dewan Kawasan di Batam, Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2008 tentangDewan Kawasan di Bintan, Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan diKarimun jo Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    16/27

    504 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Di sisi lain pemberlakuan Batam sebagai perdagangan bebas dan

    pelabuhan bebas sebenarnya sudah sesuai dengan klasifikasi penataan ruang

    sebagaimana diatur dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

    yaitu pada bagian kegiatan kawasan yang ada di sekitar Batam, dan sifat

    strategis kawasan Batam yang berhadapan dengan negara Singapura. Selain

    itu bila pengalaman Batam yang telah menjalankan kegiatan perdagangan bebas

    dan pelabuhan bebas berhadapan dengan konsepsi KEK, maka di Batam dapat

    dijumpai bagian pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi,

    yang hal ini telah memenuhi unsur KEK sebagaimana diatur dalam ketentuan

    draft RUU KEK pada Pasal 3 ayat (1).

    Melihat apa yang telah dilakukan Batam selama ini dan investasi yang

    telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat untuk

    menjadikan Batam sebagai lokasi melakukan kegiatan eksporr, maka sudah

    sewajarnya kegiatan Batam sebagai bagian perdagangan bebas dan pelabuhan

    bebas dapat ditingkatkan menjadi KEK yang bersifat kegiatan ekspor,

    sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan serta keinginan dari

    pemerintah daerah setempat dan masyarakat setempat.

    2. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara

    Kota Bitung merupakan salah satu pemerintah daerah kota dalam wilayah

    pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara. Kota Bitung mempunyai luas

    wilayah sekitar 304 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 108 juta jiwa. Di kota

    Bitung selama ini sudah berkembang Kapet, dengan adanya Kapet Bitungmembuat Kota Bitung menjadi kota yang cukup dikenal di Indonesia Bagian

    Timur. Oleh sebab itu sudah cukup wajar bila pengelolaan Kapet Bitung tetap

    diteruskan dikembangkan oleh pemerintah daerah kota setempat, hal ini

    disebabkan Kapet Bitung telah menambah daya tarik kegiatan investasi di Provinsi

    Sulawesi Utara.

    Salah satu upaya dari pemerintah Provinsi Sulawesi Utara

    mengembangkan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung tidak terlepas dari mandat

    yang diberikan dalam UU No. 32 Tahun 2004 khususnya pada Pasal 9 ayat (4)

    tentang peran pemda dalam membentuk kawasan khusus. Keinginan pemda

    juga didasarkan kepada rencana Tim Nasional Kawasan Ekonomi Khusus

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    17/27

    505Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Indonesia (KEKI) yang sedang mendata daerah tertentu untuk dapat dijadikan

    kawasan khusus.40

    Dalam diskusi yang dilakukan, disebutkan bahwa ada beberapa manfaat

    dari KEK di kawasan Provinsi Sulawesi Utara, antara lain : 41

    1. Mengurangi pengangguran;

    2. Menciptakan daya tarik investasi asing langsung;

    3. Meningkatkan ekspor;

    4. Menciptakan jaringan baru dan akses ke pasar dunia dan saluran distribusi

    internasional;

    5. Menciptakan spill over benefits; dan

    6. Meningkatkan penjualan dalam negeri termasuk sumber-sumber lokal.

    Untuk meningkatkan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung, maka upaya

    pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara dilakukan tidak dengan membentuk

    sesuatu yang baru, tetapi dengan melengkapi sesuatu yang sudah ada di Provinsi

    Sulawesi Utara, yaitu adanya Kapet Bitung. Untuk itu pemerintah Provinsi

    Sulawesi Utara akan mengembangkan wilayah atau kawasan di sekitar Kapet

    Bitung. Melalui pengembangan wilayah di sekitar Kapet Bitung ini diharapkan

    luas daerah yang akan dijadikan KEK akan semakin luas, tidak sebatas luas

    Kapet Bitung semata seperti saat ini.

    Perluasan Kapet Bitung sebagai cikal bakal KEK di Bitung dilakukan

    melalui:42

    1. pembentukan kawasan Industri Bitung Intranusa seluas 22 hektar;

    2. perluasan kawasan Kapet Bitung menjadi 500 hektar; dan

    3. perluasan kawasan pendukung Kawasan KEK Bitung menjadi 120 hektar.Melalui 3 upaya di atas diharapkan Kapet Bitung dapat dijadikan salah satu

    KEK di Indonesia.

    Adapun kesiapan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara untuk

    melaksanakan pengelolaan KEK di Bitung didasarkan kepada ketentuan

    peraturan perundang-undangan antara lain:43

    40 Sudah ada 22 provinsi yang mengajukan kawasan di daerahnya untuk dijadikan KEK, Kompas21 April 2009.41 Hasil wawancara pada tanggal 3 Desember 2008 dengan Bapak Charles Kepel selaku DirekturPerencanaan Persiapan KEK Provinsi Sulawesi Utara.42 Ibid.43 Diskusi dengan pejabat Biro Hukum Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Manado 1Desember 2008

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    18/27

    506 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    1. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 4 Tahun 2005 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2005

    2010 Provinsi Sulawesi Utara;

    2. Peraturan Daerah Kota Bitung No. 12 Tahun 2006 tentang tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2005 2010 Kota

    Bitung;

    3. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara No. 37 Tahun 2003 tentang

    Pelayanan Satu Pintu Provinsi Sulawesi Utara;

    4. Peraturan Daerah Kota Bitung No. 7 Tahun 2006 tentang Pelayanan Satu

    Atap; dan

    5. Surat Keputusan Gubernur No. 96 Tahun 2008 tentang Pembentukan

    Kelompok Kerja (POKJA) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Penetapan

    Lokasi-lokasi Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Sulawesi Utara

    Jadi upaya untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai KEK Bitung tidak

    terlepas dari sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini,

    terutama peraturan perundang-undangan yang bersifat lokal (peraturan daerah).

    Melalui peraturan perundang-undangan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara

    ataupun di Kota Bitung dapat mempermudah pelaksanaan KEK di Kota Bitung.

    Di satu sisi pelaksanaan Kapet Bitung selama ini sudah sesuai dengan

    perencanaan di daerah Bitung dan di Provinsi Sulawesi Utara, sebab tanpa

    perencanaan di daerah sangat sulit untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai

    salah KEK di Indonesia Bagian Timur. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan

    Pemerintah Kota Bitung menyadari bahwa eksistensi Kapet Bitung selama ini

    selain karena adanya perencanaan daerah yang baik antara Pemerintah Provinsidengan Pemerintah Kota Bitung, juga karena adanya sistem pelayanan satu

    atap dan sistem pelayanan satu pintu untuk kegiatan investasi di Kapet Bitung.

    Oleh sebab itu untuk mengejar target untuk menjadikan Kapet Bitung sebagai

    salah satu KEK di Indonesia bagian Timur, telah dikeluarkan Surat Keputusan

    Gubernur No. 96 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA)

    KEK dan Penetapan Lokasi-lokasi KEK di Provinsi Sulawesi Utara. Melalu Pokja

    ini akan ditentukan wilayah yang akan mendukung Kapet Bitung sebagai KEK

    Bitung.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    19/27

    507Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Adapun kesiapan dan komitmen dari Pemerintah Provinsi dalam

    mengembangkan KEK di Bitung Sulawesi Utara adalah sebagai berikut:44

    1. Melakukan harmonisasi terhadap perda-perda di bidang investasi;

    2. Membentuk sistem pelayanan satu atap;

    3. Melakukan aftercare service; dan

    4. Menyiapkan balai latihan kerja.

    Untuk melaksanakan komitmen tersebut maka ada beberapa target yang

    akan dilakukan antara lain:45

    1. Mendesak pemerintah pusat untuk mengundangkan Peraturan Pemerintah

    tentang KEK Bitung;

    2. Unit Pelayanan Teknis (UPT) Satu Atap yang ada saat ini dapat

    dikembangkan untuk semua jenis perizinan, yang semula hanya perizinan

    SITU, HO dan Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;

    3. Dalam kerangkaaftercare servise, dihadapkan dapat memberikan jaminan

    keamanan berinvestasi di Sulawesi Utara khususnya di KEK Bitung; dan

    4. Dalam kerangka penyiapan balai latihan kerja perlu disiapkan balai pelatihan

    yang disesuaikan dengan kebutuhan industri di dalam wilayah KEK.

    Sejumlah komitmen di atas yang dilakukan oleh Pemeritah daerah

    setempat sejalan dengan kemudahan yang ditawarkan oleh pemerintah daerah

    setempat kepada calon investor dan investor yang telah berinvestasi di daerah

    tersebut. Melalui komitmen ini diharapkan para pelaku investor akan merasa

    betah untuk melakukan investasi di daerah ini. Sisi lainnya yang perlu juga

    diperhatikan dengan banyak kegiatan investasi di daerah ini adalah multiplier

    effect, yaitu jumlah tenaga kerja yang terserap di pusat investasi di Kapet Bitung,serta adanya pendapatan asli daerah (PAD) untuk pemerintah daerah setempat

    melalui retribusi daerah dan pajak daerah yang nantinya bisa dikembalikan ke

    masyarakat dalam bentuk pendidikan murah dan kesehatan murah di daerah

    tersebut.

    Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menjadikan Bitung sebagai

    salah satu KEK, juga telah menyiapkan sejumlah lahan dan Rencana Tata Ruang

    dan Wilayah (RTRW) dan dukungan infrastruktur. Misalnya di bidang infrastruktur,

    memetakan kondisi yang ada saat ini, menetapkan target yang harus ditetapkan

    44 Diskusi dengan pejabat Bappeda Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Manado 2Desember 2008.45 Ibid.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    20/27

    508 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    serta membuat strategi untuk mencapai target tersebut. Sebagai contoh dalam

    hal infrastruktur air :46

    a. Kondisi saat ini adalah adanya suplai listrik dari PT PLN dengan

    menggunakan PLTA tenaga air di Tonsea Lama dan Tanggari I dan Tanggari

    II, PLTD tenaga diesel di Bitung dan Geotermal Lahendong;

    b. Target yang akan dicapai adalah peningkatan suplai listrik dari PLTA dan

    PLTP (tenaga panas bumi); dan

    c. Strategi yang akan dilaksanakan dengan melakukan permintaan ijin kepada

    Pemerintah Pusat untuk mendirikan pembangkit-pembangkit listrik baru di

    Provinsi Sulawesi Utara.

    Konkritisasi dalam upaya pengembangan Bitung sebagai cikal bakal KEK

    Bitung juga dilakukan terhadap infrastruktur yang sudah saat ini dengan

    menambah dan memperbaiki fasilitas terhadap infrastruktur yang sudah ada.

    Misalnya 1) membuka jalan akses menuju kawasan Bitung atau kawasan di

    sekitar Bitung, dengan membangun jalan tol Manado Bitung sepanjang 47 km,

    serta pembangunan jalan dari kawasan Bitung menuju pelabuhan yang sudah

    ada; 2) memperluas apron bandar udara internasional Sam Ratulangi Manado

    serta membuka jalur penerbangan reguler menuju Manado dan keluar dari

    Manado, 3) mengembangkan pelabuhan laut nusantara Bitung melalui kegiatan

    aspek teknis kepelabuhan sehingga pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan

    nusantara khususnya sebagai pelabuhan hub internasional. 47

    Pengembangan pelabuhan nusantara Bitung sebagai pintu masuk

    perdagangan di kawasan timur, selain persiapan menuju pembentukan KEK

    Bitung juga untuk mengurangi ketergantungan wilayah Indonesia Timur denganpelabuhan yang ada di pulau Jawa. Selain itu melalui pengembangan pelabuhan

    nusantara Bitung sebagai pelabuhan bebas, hal ini sejalan dengan konsepsi

    pelabuhan bebas sebagaimana diatur dalam UU No 44 Tahun 2000 tentang

    Penetapan Perpu No 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No. 36 Tahun

    2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

    Pentingnya pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan nusantara dan pelabuhan

    hub international didasarkan kepada hasil kajian yang dibuat oleh tim persiapan

    KEK Sulawesi Utara. Adapun hasil kajian tergambarkan pada tabel dan gambar

    di bawah ini.

    46 Lihat bahan paparan yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah setempat pada diskusi padatanggal 1 Desmber 2008.47Ibid

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    21/27

    509Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Tabel 1

    Gambar 1

    Sumber : Paparan yang disampaikan dalam diskusi dengan penulis

    PERBANDINGAN JARAK ANTARA PELABUHAN BITUNGPERBANDINGAN JARAK ANTARA PELABUHAN BITUNG

    TERHADAP PELABUHAN NEGARA TUJUAN, 2007TERHADAP PELABUHAN NEGARA TUJUAN, 2007

    Darwin

    Selisih BiayaCharter Kapal

    (US$)

    BEDA HARI(Hari)

    BEDA JAM(Jam)

    BEDA JARAK(Mil Laut)

    Bitung Direct(Mil Laut)

    Via TanjungPriok &

    Singapore(Mil Laut)

    PELABUHANBITUNG

    1.094

    2.909.239,13

    14,55

    349,11

    2.241

    1.901

    4.142

    Shanghai

    2.800.905,80

    14,00

    336,11

    1.942

    1.423

    3.365

    Hong Kong

    2.887.137,68

    14,44

    346,46

    2.180

    1.346

    3.526

    Kaohsiung

    PELABUHAN NEGARA TUJUAN

    Los AngelesTokyoBusan

    3.156.340,583.035.326,092.928.804,35

    15,7815,1814,64

    378,76364,24351,46

    2.9231.2092.295

    6.6512.2202.113

    9.5743.4294.408

    Sumber: Data dari berbagaisumberCatatan: Asumsikecepatan kapalocean going 23 knot

    Asumsikecepatan kapalfeeder domestik 10 knotTransit time 3 days at each port (Priok dan Singapore)

    Dari/Ke Jepang,Korea Selatan,Taiwan

    Dari/Ke AS

    PENGEMBANGAN BITUNG SEBAGAIPENGEMBANGAN BITUNG SEBAGAI

    PELABUHAN HUB INTERNASIONALPELABUHAN HUB INTERNASIONAL

    Rute Internasional (Ocean Route)

    Pengumpan (Feeder)

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    22/27

    510 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, maka sudah tepat seandainya

    pelabuhan nusantara Bitung dinyatakan sebagai sebagai pelabuhan bebas

    alternatif, selain pelabuhan yang ada di daerah Indonesia Barat, khususnya di

    Pulau Jawa. Pelabuhan Bitung bisa dijadikan pintu masuk dan pintu keluar

    untuk barang ke wilayah Indonesia dan ke luar wilayah Indonesia. Hal ini

    mengingat pelabuhan Bitung langsung berhadapan dengan laut bebas, sehingga

    tidak ada hambatan berarti dan mempercepat proses perdagangan ke luar negeri.

    Adanya pelabuhan bebas Bitung menjadi komplementer kegiatan ekspor impor

    untuk Indonesia bagian Timur. Selain itu dengan adanya pelabuhan Bitung akan

    menjadi daya tarik Kapet Bitung. Pentingnya pelabuhan Bitung sejalan dengan

    konsep pelabuhan bebas yang menjadi salah satu syarat keberhasilan KEK.

    Upaya pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara untuk menjadikan Kapet

    Bitung sebagai KEK Bitung dengan membentuk Tim persiapan KEK Bitung.

    Tim ini telah menyiapkan daerah penunjang Kapet Bitung tetap mengacu kepada

    sistem hukum yang ada selama ini. Misalnya pembentukan Kawasan Industri

    Intranusa seluas 22 hektar tetap mengacu kepada sistem kawasan industri

    sebagaimana diatur dalam Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri,

    sedangkan tentang permasalahan pertanahan tunduk kepada peraturan

    perundang-undangan di bidang pertanahan. Pihak pemda mendasarkan pendirian

    kawasan industri Intranusa berdasarkan konsep tata ruang wilayah yang ada di

    Provinsi Sulawesi Utara serta tata ruang wilayah di Kota Bitung. Hal ini sejalan

    dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa adanya

    klasifikasi penataan ruang yang disesuaikan dengan kegiatan kawasan,

    khususnya kawasan industri. Selain pentingnya tata ruang wilayah dalampembentukan kawasan industri Intranusa, hal pentingnya penataan ruang dalam

    kaitannya dengan KEK, juga disebutkan secara tegas dalam Pasal 4 RUU KEK,

    bahwa suatu daerah dapat ditetapkan sebagai Kawasan KEK harus didasarkan

    kepada Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

    IV. Penutup

    A. Kesimpulan

    Praktek perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah berlangsung

    selama ini di Batam di Provinsi Kepri dan Kota Bitung di Provinsi Sulawesi

    Utara. Walaupun ada perbedaan pemberlakuan konsep perdagangan

    berdasarkan kawasan di antara Batam dan Bitung. Batam telah lama melakukan

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    23/27

    511Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    praktek perdagangan bebas dengan dijadikannya Batam sebagai percontohan

    di era tahun 1970. Sejak tahun 1970 pasang surut kegiatan perdagangan bebas

    telah mengalami pasang surut terutama akibat ketidakkonsistenan Pemerintah

    Pusat di bidang fiskal dan non fiskal yang membuat kebingungan pihak pengelola

    serta para investor di Batam. Walaupun akhirnya pemerintah mengundangkan

    UU tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam serta dibentuknya

    Badan Pengawas dan Badan Pengelola di Batam.

    Hal berbeda terjadi di Bitung Provinsi Sulawesi Utara, yang

    menggunakan konsep Kapet sebagai bagian dari program Pemerintah Pusat

    untuk mengembangkan kawasan di Indonesia bagian Timur. Program ini cukup

    berhasil dilaksanakan oleh pemerintah daerah setempat dengan kemampuan

    yang terbatas. Di Bitung, peran dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat

    berbeda dengan praktek di Batam. Di Kapet Bitung berkembang karena

    semangat masyarakat setempat untuk memajukan daerahnya menjadi modal

    utama saat ini tetap eksisnya Kapet di Bitung. Hal berbeda dengan Kapet-

    kapet lain di Indonesia Timur yang mati suri.

    Pengembangan kegiatan perdagangan bebas di kota Batam dan Bitung

    sejalan dengan era otonomi daerah dengan mengembangkan daerah otonom

    masing-masing guna kepentingan masyarakat yang ada di daerah tersebut.

    Adanya kawasan perdagangan bebas yang telah dilaksanakan di Batam dan

    Bitung sudah sesuai dengan konsepsi perdagangan bebas yang ada selama ini

    dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Di sisi lain untuk mengembangkan kegiatan perdagangan bebas di Batam

    dan Bitung diarahkan kepada konsepsi KEK yang saat ini sedang melandabelahan dunia. Untuk itu peran dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dapat

    membantu pelaksanaan yang ada di Batam dan Bitung.

    B. Rekomendasi

    Berdasarkan penelitian ini, maka dapat digambarkan bahwa selama ini

    ada konsep perdagangan bebas yang berbeda. Hal ini sejalan dengan ketentuan

    Pasal 3 RUU KEK, bahwa adanya beberapa tipe KEK yang bisa diterapkan di

    Indonesia. Untuk itu kiranya praktek perdagangan bebas yang ada di BBK dan

    Bitung dapat dijadikan percontohan bagi daerah yang ingin menjadikan salah

    satu kawasan di daerahnya untuk dapat dijadikan KEK.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    24/27

    512 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Bagi pemerintah pusat sebenarnya sudah sepatutnya menjadikan FTZ

    BBK dan Kapet Bitung sebagai salah satu KEK percontohan, sehingga dapat

    membantu daerah lainnya yang berkeinginan untuk membentuk KEK di

    daerahnya. Bagi pemerintah daerah Provinsi Kepri dan Sulawesi Utara sudah

    seharusnya memberikan komitmen yang nyata bagi kegaitan FTZ di BBK dan

    Kapet Bitung. Sehingga bila nantinya FTZ BBK dan Kapet Bitung dijadikan

    KEK, maka BBK dan Bitung sudah benar-benar mengimplementasikan

    konsepsi-konsepsi KEK yang diatur dalam RUU KEK.

    Di sisi lain hendaknya kepada pemerintah daerah lainnya yang

    berkeinginan untuk membentuk KEK di daerahnya perlu belajar dari kedua daerah

    yang telah ada, dan apabila pemerintah daerah belum dapat mengikuti praktek

    yang sudah ada di kedua daerah tersebut, hendaknya pemerintah daerah perlu

    memikirkan secara seksama tentang keinginan untuk membentuk KEK di

    daerahnya.

    Bagi DPR dan pemerintah yang saat ini sedang membahas RUU KEK,

    kiranya pengalaman dan praktek perdagangan bebas yang ada di BBK dan

    Bitung dapat mengilhami hal apa saja yang perlu diatur dalam RUU KEK.

    Keberhasilan pelaksanaan KEK di masa mendatang sangat tergantung kepada

    materi muatan yang akan diatur dalam RUU KEK tersebut.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    25/27

    513Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku

    Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984

    Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta:

    Rajawali Pers, 1985.

    Makalah

    Budi Santoso, Tinjauan Dari Perspektif Departemen Perdagangan Terhadap

    Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Pengembangan Kawasan

    Ekonomi Khusus, Diskusi Internal dengan Tim Peneliti P3DI, Jakarta 4

    April 2008

    Ismeth Abdullah, Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Batam,

    Bintan dan Karimun, paparan Gubernur Kepulauan Riau, Februari 2008.

    Jon Arizal, Special Economic Zone (SEZ) dan Aspek Kelembagaan, paparan

    yang disampaikan pada acara temu wicara dengan Sekretariat Jenderal

    DPR-RI, 15 April 2008.

    Titik Anas dkk, Mempersiapkan Batam Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

    CSIS Jakarta, 2006.

    Peraturan Perundang-undangan

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1970 tentang Ketentuan-

    ketentuan Pokok Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas)

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 20, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2928).

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan

    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000

    tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi

    Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

    251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4053),

    sebagaimana telah diubah dengan Undang Republik Indonesia Nomor 44

    Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    26/27

    514 Kajian Vol 14 No.3 September 2009

    Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang

    Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-

    Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 130,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4775)

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 125,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi

    Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

    108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548)

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

    Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724)

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

    Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725)

    Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1998 tentang Perlakuan PPN dan PPnBm

    di Kawasan Berikat Daerah Industri Pulau Batam. (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 3748)

    Peraturan Presiden No. 30 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

    Keputusan Presiden No. 74 Tahun 1971 tentang Pengembangan Pembangunan

    Pulau Batam.

    Keputusan Presiden No 41 Tahun 1973 tentang Daerah Industri Batam.

    Keputusan Presiden No 33 Tahun 1974 tentang Penunjukkan dan Penetapan

    Beberapa Wilayah Usaha Bonded Warehouse di daerah Pulau Batam.

    Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1978 tentang Penetapan Seluruh Daerah

    Industri Batam Sebagai Wilayah Usaha Bonded Warehouse.

    Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2006 tentang Komite Pengarah

    Pengembangan KEK di BBK.

    Keputusan Presiden No. 9 tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Batam.

    Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan di Bintan.

    Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan di Karimun.

  • 7/30/2019 Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus 2009 2

    27/27

    515Kesiapan Pemerintah Daerah ....

    Keputusan DPR-RI No. 02/DPR-RI/II/2007-2008 tentang Program Legislasi

    Nasional Rancangan Undang-Undang Prioritas Tahun 2008.

    Surat Kabar dan Majalah

    Indonesia Kembangkan 112 KEK, Sinar Harapan12 Juli 2006.

    Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7386/12-7-2006, hal 3

    Gagasan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, Business NewsNo 7388/

    17-7-2006, hal 5.

    KEKI: Pengistimewaan Daerah Tertentu, Business News7414/18-9-2006 hal

    23.

    Mendorong Investasi Melalui KEK, Business News7422/6-10/2006, hal. 9.

    KEKI Belum Memiliki Payung Hukum, Business News7463/19-1-2007, hal 9.

    Kawasan Khusus Hanya Retorika, Media Indonesia11 September 2007, hal

    14.

    Direktur Eksekutif HKI : Sejumlah Pemda Alami Euphoria Jadikan Daerahnya

    Berstatus KEK, Business NewsNo 7627/18-2-2008. hal 29.

    Tertunda Insentif Bintan Karimun, Kompas1 April 2008, hal 18.