Keteladanan Rasulullah Saw

3
KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMAT PERIODE MADINAH Standar Kompetensi : 12. Memahami keteladanan Rasulullah Saw dalam membina umat periode Madinah Kompetensi Dasar : 12.1. Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah Saw periode Madinah 12.2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw periode Madinah 1.1. Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun dating silih berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti. Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau. Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw. Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas pembunuhan Nabi Saw. Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah. Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau berangkat.

description

teks

Transcript of Keteladanan Rasulullah Saw

  • KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMAT PERIODE MADINAH

    Standar Kompetensi : 12. Memahami keteladanan Rasulullah Saw dalam membina umat periode Madinah

    Kompetensi Dasar : 12.1. Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah Saw periode Madinah 12.2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw periode

    Madinah

    1.1. Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah

    rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi

    melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun dating silih berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.

    Sepeninggal istri dan pamannya ditahun amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau. Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.

    Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas pembunuhan Nabi Saw.

    Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muthim. Sehingga Nabi saw dapat melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.

    Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau berangkat.

  • 1.2. Situasi Sahabat Anshar dan Muhajirin di Madinah ( Saling Kasihi ) Kaum Anshor (penduduk asli Madinah) sangat menjalin persaudaraan dengan kaum

    Muhajirin (penduduk Mekkah), sikap keramah tamahan dan saling berbagi, saling membantu, saling menyayangi, ditunjukkan oleh kedua kaum tersebut.

    Walaupun penduduk kota Medinah belum semuanya Muslim, akan tetapi dengan ke arifan Rasulullah dan keluwesan rasulullah dapat terjalin kehidupan yang kondusif, bahkan terkadang mereka (non muslim) membantu kaum Muslim.

    1.3. Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah Walaupun rasulullah Saw telah hijrah, beliau tak luput dari gangguan dan serangan serta ajakan berperang dari kaum quraisy mekkah. Bahkan kaum yahudi Medinah-pun mulai mengganggunya. Oleh karena itu Nabi terpaksa untuk membela diri dan mempertahankan Islam, maka peperanganpun tak dapat di elakkan, diantaranya: - Perang Badar

    Yaitu perang di sebuah tempat antara Mekah dan Madinah (milik Badar) tgl 17 Ramadhan 2 H. Dan akhirnya Muslim mendapat kemenangan walaupun musuh berjumlah 1000 org dan Muslim hanya 313 orang.

    - Perang Uhud Perang terjadi lagi di Uhud, dengan jumlah pasukan musuh 3000 org dan Muslim 1000 orang, akan tetapi pada kali ini mengalami kekalahan, karena Muslim tidak patuh kepada Rasulullah Saw untuk tetap pada posisi semula, hal ini di akibatkan muslim tergiur oleh harta Ghanimah yang ditinggalkan musuh.

    - Perang Khandak Di Madinah utara, terjadi serangan dari kafir bani nadzir dan quraisy. Untuk menghadapinya Rasulullah Saw bermusyawarah dan usul dari Salman Al farisy untuk dibuatkan parit (khandak) di sekitar kota Medinah agar musuh sulit masuk ke Madinah.

    Sebenarnya Rasulullah Saw sangat membenci perang, kalau bukan karena membela diri dan mempertahankan ajaran islam, mungkin tidak akan dilaksanakan. Bukankah islam itu sendiri artinya DAMAI. ---------------------

    - Futuh Makkah ( Memaafkan ) Terjadi perjanjian Hudaibiyah antara rasulullah dan Mekkah untuk memasuki Kabah, akan tetapi dikhianati oleh quraisy.

  • Maka Rasulullah Saw membawa rombongan amat besar ke Mekkah dan member kesempatan kepada Kafir makkah untuk menyerah tanpa pertumpahan darah.

    - Haji Wada Setelah futuh Makkah, rasulpun melaksanakan haji wada (terakhir) dan menerima wahyu terakhir, dan tak lama kemudian rasulpun Wafat. Kepemimpinan dilanjutkan ABU BAKAR atas pilihan Musyawarah.

    1.4. Substansi Dakwah Rasulullah Saw

    Berbeda dengan dakwah pada periode Makkah, dimana dakwah dititik beratkan dalam bidang Tauhid (keimanan), hal ini disebabkan karena penduduk Makkah masih sangat buta tentang ketuhanan yang sebenarnya.

    Penduduk Madinah sudah banyak yang memeluk Islam secara sadar dan damai, oleh karena itu dakwah rasul di Medinah berorientasi dalam bidang : 1) Kemasyarakatan, 2) perekonomian, 3) akhlak, dan 4) ibadah.

    Tata kemasyarakatan yang dibentuk rasulullah saw adalah kemasyarakatan yang islami, sehingga hukum yang diterapkan di negeri itu juga hukum Islam.

    Perekonomian disusun berdasarkan ekonomi Islam dimana diharamkannya riba dan dihalalkannya jual beli.

    Begitupun akhlak dan sikap diwajibkan mencerminkan sikap yang Islami, dibedakan dengan sikap non Islam.

    Tata cara ibadah yang khas dibangun oleh Rasulullah Saw, yang menunjukkan perbedaannya dengan tata cara ibadah non Islam.

    1.5. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Tentu saja dalam menjalankan dakwahnya Rasulullah saw menggunakan tata cara

    atau strategi yang sangat baik dan cocok untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Beberapa corak dan ragam Strategi dakwah rasulullah saw diantaranya : 1. lemah lembut dan kasih sayang 2. suri tauladan atau contoh yang baik 3. Pemaaf 4. tanpa mengenal putus asa 5. tahan ujian dan bantingan serta pantang menyerah 6. Tanpa pilih bulu