Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

download Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

of 10

Transcript of Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    1/10

    Keterangan Ringkas Tentang Program

    MaksimumTan Malaka (1948)

    Kontributor: Diketik dan ejaan disempurnakan oleh Jesus S. Anam (Juli 2011)

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    2/10

    Beberapa teman mengusulkan, supaya supaya diberikan keterangan tentang ProgramMaksimum.

    Kami merasa perlu memberikan keterangan itu. Cuma beberapanya keterangan itu harusdiberikan pada tingkat perjuangan kita sekarang.

    Benar kita percaya, bahwa menuntut Materialisme dalam sejarah (historicalmaterialism), maka masyarakat dunia seluruhnya bergerak menuju ke jaman sosialisme.Kita seterusnya percaya pula, bahwa kalau kelak lantai sosialisme sudah diletakkan buatseluruhnya dunia (atau sebagaian besarnya dunia kita ini!) maka masyarakat kita akanbergerak menuju ke jaman Komunisme. Tetapi beberapa lamanya gerakan masyarakatkita sekarang ke masyarakat sosialisme itu harus berlaku (apakah lagi beberapa lamanyagerakan masyarakat sosialisme-komunisme), serta bagaimana bentuk dan corak gerakanitu menurut tempat dan tempo seorangpun tak dapat meramalkan lebih dulu. Cumapraktek sejarahlah kelak yang dapat membuktikannya. Yang sudah agak lebih kitaketahui ialah: bahwa di jaman sosialisme, maka semua sumber penghidupan dalammasyarakat sudah dimiliki, dikendalikan dan dikerjakan oleh masyarakat pekerja itu

    sendiri. Pada tingkat sejarah ini hak milik dan kekuasaan kaum borjuis-kapitalis sudahdibatalkan. Tetapi dalam masyarakat ini masih berlaku undang-undang pergaulan yangberbunyi: (1) seorang pekerja menerima upah yang sama buat hasil kerja yang sama dan(2) siapa yang tiada kerja tiadalah pula akan diberi makan.

    Di jaman komunisme, bilamana sumber penghidupan tetap dimiliki, dikendalikan dandikerjakan oleh masyarakat pekerja itu, berlakulah undang-undang pergaulan: Setiaporang bekerja (sendirinya) menurut kecakapannya dan setiap orang mempergunakansesuatu menurut keperluan hidupnya.

    Syahdan, maka menurut ajaran Marx dan Lenin, pada permulaan jaman sosialisme,negara (state) dengan alat pemaksanya, ialah tentara, polisi, pengadilan dan algojomasih tetap ada. Tetapi di jaman peralihan, yang terletak antara jaman sosialisme dankomunisme, maka negara dengan alat pemaksanya itu semakin lama semakin lajur. Dijaman komunisme yang dimulai berhentinya/dengan berhentinya jaman sosialisme,maka berakhirlah, lenyaplah negara dengan alat pemaksanya itu.

    Urusan pemerintahan dan politik negara di jaman peralihan (sosialisme) bertukarmenjadi urusan tata usaha (administrasi) semata-mata.

    Dalam jaman sosialismelah di tatanan pengetahuan, kemauan, perasaan dan kecakapan

    yang perlu buat tiap-tiap anggota masyarakat yang makmur, aman dan merdeka. Dalamjaman sosialisme, ialah jaman peralihan inilah, semua syarat hidup buat pergaulan yangmakmur, aman dan merdeka itu ditanam dan dipelihara sampai menjadi kebiasaan,menjadi adat dan sifat mausia baru.

    Dengan berubah bertukarnya adat sifat borjuis sedikit demi sedikit menjadi adat sifat komunis, maka berubahlah bertukarlah pula selangkah demi selangkah rasaterpaksa mengerjakan sesuatunya bagi keperluan/kepentingan masyarakat menjadikeikhlasan dan kewajiban mengerjakan sesuatunya itu buat kemakmuran, keamanan dankemerdekaan bersama!

    Perbedaan kaum sosialis dengan kaum komunis terletak terutama pada perbedaanpaham tentang siasat dan alat mencapai masyarakat sosialistis itu. Mereka percayabahwa dengan merebut kursi dalam dewan perwakilan, maka akhirnya kaum terbanyak

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    3/10

    dalam masyarakat kapitalis itu, ialah kaum proletar akan dapat merebut kursi terbanyakdalam parlemen itu, maka percaya sanggup merubah sifat masyarakat kapitalis menjadimasyarakat sosialis dengan jalan membikin undang-undang dalam parlemen (dewanperwakilan), jadi dengan damai parlementer. Kaum komunis tidak percaya, bahwa suatudewan perwakilan sebagai warisan borjuis dapat dipakai sebagai alat membentukmasyarakat sosialis. Kaum komunis berpendapat bahwa kaum borjuis dengan

    perantaraan bank kapitalisnya mempunyai banteng yang sangat kuat buatmemperlindungi dirinya. Benteng itu ialah birokrasi yang dikendalikan oleh golonganbankir, ialah pengemudi ekonomi dan politik negara di belakang layar. Semua undang-undang yang bisa merubah sifat masyarakat kapitalis dapat disabotir birokrasi itu.Berhubung dengan itu maka kaum komunis berpendapat, bersama-sama denganpemindahan kekuasaan dari tangan borjuis ke tangan kaum proletar, maka birokrasi itudibinasakan dan diganti dengan alat revolusinya kaum proletar.

    Jadi kaum borjuis bersandar kepada aksi proletar (Murba) teratur untuk merebutkekuasaan dari tangan kaum borjuis dan untuk menghancurkan birokrasi borjuis itu.Seterusnya kaum komunis akan mengganti pemerintahan birokratis dengan pemerintahan

    Diktator Proletar, ialah alat kaum proletar yang terbanyak itu buat memaksakankemauannya atas kaum borjuis yang terkecil. Jaman diktator itulah, yang oleh kaumkomunis dianggap sebagai jaman sosialisme, atau jaman peralihan, menjelang jamankomunisme.

    Pada tingkat permulaan maka Diktator Proletar berlaku waspada terhadap borjuis dankaki tangannya yang sudah kalah tetapi belum lagi membatalkan keinginannya buatkembali menguasai politik dan ekonomi. Kaum komunis juga mempergunakan tenagayang bukan proletar tetapi juga yang bersifat netral atau yang bersimpati dalam semuacabang administrasi, kaum kominis juga insyaf bahwa di bawah telapaknya kapitalisme

    tak ada kesempatan bagi kaum proletar untuk memperoleh pengetahuan danpengalaman yang perlu buat mengurus administrasi negara itu.

    Tetapi Diktator Proletar bertindak tegas-tegap terhadap semua percobaankontrarevolusi. Dengan pesat timbul tumbuhnya angkatan baru buat administrasi diantara kaum proletar sendiri dalam suatu negara atau beberapa negara di dunia yangmasih kapitalis ini, maka semakin kuranglah nafsu bekas borjuis itu untuk kembalimenguasai segalanya. Dengan begitu, maka kian besarlah kemungkinan untukmemperluas demokrasi di kalangan seluruh rakyat dalam negara sosialis itu.

    Demokrasi pada permulaan Diktator Proletar itu, terutama cuma berada dalam partai

    kominis sendiri, yakni para anggota Partai Komunis sendiri, yakni di antara pada anggotaPartai Komunis sendiri dan di antara sebagian dari kaum proletar yang insyaf sertakomunis, lama kelamaan bisa diperluas sampai keseluruha kalangan buruh, terutama kekalangan tani-proletar dan akhirnya ke seluruh rakyat.

    Cepat lambatnya demokrasi itu mengembang tergantung kepada pelbagai kedaan didalam dan di luar negeri itu sendiri. Dengan tinjauan kilat di atas kita sekarang bolehmemandang kepada Program Maksimum: pertama ke seluruh dan kemudian ke pasaldemi pasal. Apakah kelak seluruh Program Maksimum itu dapat dilaksanakan atausebagian saja dan bagaimana gerangan cara melaksanakannya, sebagian besartergantung kepada hasil perjuangan rakyat murba Indonesia dan hasil perjuangan rakyat

    murba Asia-Afrika serta proletar Eropa dan Amerika di kemudian hari hasil perjuangantentulah tidak bisa kita pastikan sekarang ini. Berkenaan dengan ini, maka semua yang

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    4/10

    berhubungan dengan benar dan lamanya melaksanakan Program Maksimum itu, terpaksaditangguhkan pula.

    Seandainya besok atau lusa Revolusi Dunia selesai sekaligus, maka tentulah ProgramMaksimum ini atau beberapa pasal di antaranya akan mendapat corak yang baru dankemungkinan yang lebih luas. Urusan politik, milik dan ekonomi tentulah akan

    mendapatkan bahan dan jaminan yang tiada terbatas oleh masih adanya negara kapitalisdan imperialis. Dalam hal ini, maka Program Maksimum itu mungkin akan bertukarmenjadi Program Minimum, dalam fase sejarah yang lebih tinggi. Tetapi kalauseandainya pula kapitalisme-imperialisme masih lama melingkungi Indonesia sekarang,maka mungkin sekali Program Maksimum ini akan tinggal maksimum dalam arti yangsesungguhnya. Dalam hal ini kita akan terpaksa bergerak ke jaman sosialisme denganalat dan kekuatan yang ada pada kita sendiri.

    Sebagaimana keterlaluan pesimisme (selalu memandang gelap di hari depan) bisamembekukan semua kekuatan, begitulah pula sebaliknya keterlaluan optimisme (selalumemandang baik saja) bisa menimbulkan kekecewaan yang mematahkan puncak

    semangat berjuang. Sebalinya ada perlantunan dan keseimbangan antara pesimisme danoptimisme dalam taksiran dan tafsiran kita di hari depan. Dipandang dari sudut inilahkiranya Program Maksimum ini berada dalam titik berat, kemungkinan, dan boleh dipakaisebagai working-hipothesis yakni membuka jalan atau jalan pembuka untuk hari depan.

    Program Maksimum

    1. Pemerintah, untuk dan Oleh rakyat (Murba)

    Dunia demokrasi borjuis memang juga sering mempergunakan formula tersebut, buat

    merebut hatinya para rakyat dalam pemilihan umum. Prakteknya pemerintah demokrasiborjuis masih bertentangan dengan isi formula ini. Formula ini memang berasal darikalangan borjuis. Tetapi kaum borjuis sendiri tiada bisa dan tiada maumempraktekkannya.

    Jika di dalam negeri yang demokratis seperti Amerika dan Inggris formula politik inibenar-benar dilaksanakan, tentulah suatu pemilihan umum akan menaruh pemerintahannegara itu di tangan kaum proletar, ialah kelas terbesar dalam negara itu.

    Formula politik terlaksana menjadi pemerintah dari kaum proletar, untuk proletar danoleh proletar. Dengan demikian (seandainya tak ada birokrasi dalam pemerintahan),

    maka tiap-tiap pemilihan umum dalam dunia demokrasi akan menaruhkan kekuasaanpada kaum buruh yang terbanyak jumlahnya itu.

    Tetapi dalam prakteknya kaum borjuis itu bisa mengisi dewan perwakilan dengan wakildari kelas borjuis sendiri atau dari kelas buruh yang beraliran kanan (borjuis). Sebabnyamaka pemerintahan itu jatuh ke tangan borjuis yang kecil itu, ialah karena semua alatpropaganda, seperti surat kabar, gedung tempat rapat, radio, bioskop, dan lain-lainnyabeserta semua kekuasaan berada di tangan kaum borjuis-kapitalis. Semua alatpropaganda yang bisa menghitamkan yang putih dan memutihkan yang hitam itu, besertaalat kekuasaannya itu berlaku sebagai banjir, yang melondong-hanyutkan perasaan danpikiran si pemilih ke arah politik yang dipegang oleh suatu partai politik borjuis.

    Bagaimana juga nasibnya formula politik tersebut di atas dalam suasana borjuis-kapitalis, seperti nasibnya yang baik dalam dunia kapitalis itu (ilmu, teknik dan moral

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    5/10

    umpanya) formula itu masih banyak mengandung kemungkinan teristimewa buatmasyarakat kita. Dalam masyarakat merdeka 100%, maka formula itu semestinya akanmendapat tempat lebih baik dari pada di dunia kapitalis seperti Amerika dan Inggriskarena sedikit atau tak adanya kapitalis besar di Indonesia ini. Jika rakyat insyaf akanartinya pemerintah dari, untuk dan oleh rakyat itu dan memegang pendiriannya itudengan konsekuen, maka Indonesia merdeka 100% dengan cara pemilihan langsung,

    umum dan rahasia sekali bisa mendapatkan pemerintahan yang sungguh-sungguhdemokratis. Apalagi kalau demokrasi dalam politik itu disertai pula demokrasi dalamekonomi, seperti maksud dari beberapa pasal ekonomi dalam Program Minimum PartaiMurba ini.

    Teristimewa pula dalam sosialisme dunia dapat mengembangkan sayapnya lebih lanjut.

    Seandainya terus borjuis-kecil dan tengah Indonesia dapat mempelitbelitkan tafsiranformula pasal ini buat kepentingan mereka sendiri (untuk membangun kapitalis nasional)atau untuk atau untuk kepentingan kapitalis asing, maka kita akan terpaksamengerahkan reserve dan mengemukakan: Pemerintah dari, untuk dan oleh rakyat

    murba, (lebih kurang dictator murba) selama perlunya. Ringkasnya formula pasal 1 punboleh dipakai buat pembuka, yang mungkin sekali terhambat atau terbelok-belokataupun turun naik perginya ke depan kita.

    2. Tentara dari, untuk dan oleh rakyat (Murba)

    Penjelasan bagi pasal ini tiadalah perlu dipanjangkan. Dalam Risalah Sang Gerilya danGerpolek rasanya sudah cukup sifat dan sejarah Tentara Rakyat itu dijelaskan.

    Ringkasnya: janganlah hendaknya di hari kemudian hari Tentara Indonesia menjadi suatu

    alat kekuasaan, yang berada di atas dan terpisah dari rakyat murba, tetapi hidup darihasil keringat rakyat/murba itu untuk diperalatkan oleh yang berkuasa dengan maksudmenetapkan pemerasan dan penindasan atas rakyat/murba sendiri. Hendaknya TentaraRakyat itu terdiri dari rakyat/murba sendiri, dipimpin oleh wakil sebenarnya darirakyat/murba sendiri untuk kepentingan rakyat/murba sendiri. Di antara beberapasyarat yang terpenting untuk menjawab sifat semacam itu, maka haruslah tentara ituberhubungan rapat dengan penghidupan rakyat dalam politik, ekonomi, sosial dansebagainya. Apakah lagi dalam tingkatan gerilya (rombongan yang masih kecil) makaanggota Tentara Rakyat mempunyai hak memilih yang sempurna. Dengan demikian,maka prajurit tentara itu memegang senjata politik untuk memilih pemimpin yang cakapdan dicintai serta memperhentikan pemimpin yang tak cakap dan dibenci. Suasana

    mengakui dan menjalankan disiplin (tetapi seperti anak terdapat bapak), inilah yangdikejar Tentara Rakyat.

    Dalam penghidupan sehari-hari janganlah rakyat/murba itu merasa bahwa tentara itugolongan manusia yang unproductive (tak mengadakan hasil) yang seperti lintah hidupoleh darah rakyat/murba. Banyak sekali pekerjaan yang produktif yang dapat dilakukanoleh tentara itu seperti pekerjaan dilakukan oleh buruh tani biasa dan bermacam-macam pekerjaan otak. Tidaklah sukar mengimbangkan serta menggabungkan pekerjaanbiasa dengan sport dan latihan kemiliteran sehingga sifat prajurit akan tercapai juga dantercapai dalam keadaan sehat. Dalam sosial janganlah prajurit itu dipisahkan darimasyarakat biasa. Janganlah mereka itu dikazernekan atau ditangsikan seperti jaman

    Belanda. Dengan begini mereka akan memiliki kebiasaan yang dulu lazim dinamai adattangsi. Hendaknya anggota tentara di luar dinasnya, yang teristimewa militer itu, dapatjuga bergaulan dengan anggota masyarakat biasa. Cuma buat sementara tempo dan

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    6/10

    keadaan istimewa militeris saja (penjagaan pos yang terpencil strategis) bolehlahanggota Tentara Rakyat terpisah dari masyarakat biasa. Akhirnya tentulah didikan danpelajaran keparajuritan Tentara Rakyat itu diselenggarakan cocok dengan kedudukananggota kader dalam politik, ekonomi social masyarakat Indonesia di hari depan.

    3. Menetapkan dalam konstitusi kedudukan murba dalam politik, ekonomi, sosial dan

    lain-lainnya.

    4. Nasionalisasi, mekaninasi, rasionalisasi dan kolektifisasi dari perusahaan vital,penting (perkebunan, pertembangan, industri dan transportasi).

    5. Menasionalisasi ekspor dan impor.

    6. Menasionalisasi bank.

    7. Membangun Industri berat.

    Lima pasal Program maksimum ini sebaiknya diterangkan sekaligus banyak selukbeluknya serta kena mengenanya satu pasal dengan lainnya. Demikianlah pasal 3 tak bisadiatur, ditetapkan dan dilanjutkan, kalau pasal 5 dan 6 tiada dijalankan sekaligus. Danpasal 4, 5, 6 dan 7 tiada pula bisa dilaksanakan dengan berhasil, kalau tiada memakaipasal 3 sebagai pedoman. Teristimewa pasal 3 dan pasdal 7 amat rapat sekali hubungansatu dengan lainnya.

    Tegasnya, kaum murba bisa dipastikan kedudukannya dalam UUD tentang politik,ekonomi dan sosial itu, hanyalah setelah diadakan nasionalisasi dan kolektifisasi dalamperusahaan vital setelah ekspor, impor serta keuangan (bank) dinasionalisir sambil

    mengusahakan berdirinya industri berat. Semua perusahaan tersebut harus diperbaharuidengan mesin yang paling modern (mekanisasi), buat mendapatkan hasil kerja yangsetinggi-tingginya (nasionalisasi) dengan cara kerja tolong menolong (kolektifisasi).

    Kaum murba tak akan tetap kedudukannya, kalau semua perusahaan penting ekspor,impor serta keuangan tiada dijadikan hak milik dan urusan rakyat/murba dan negara(nation) serta pembangunan industri berat tiada dijadikan hak dan urusan rakyat/ murbadan negara. Seterusnya pula industri berat, yang dalam masyarakat kapitalisme adalahsalah satu banteng terkuat bagi kaum borjuis, haruslah dibentuk di Indonesia hari ini,untuk dan oleh rakyat murba itu sendiri. Pembentukan ini akan gagal kalau pasal 4, 5dan 6 diabaikan saja.

    Pemilihan dan pengusahaan atas ekspor-impor dan keuangan (bank) adalah syarat mutlakbuat menguasai penjualan hasil Indonesia ke luar negeri. Pemasukan mesin di Indonesiaini adalah syarat mutlak bagi industrialisasi dan mekanisasi di Indonesia.

    Maksud rakyat/murba di Indonesia sepanjang Program Maksimum ialah merubah-menukar Indonesia terutama pertanian ini (industri agraria) menjadi satu negaramasyarakat, di mana ada perimbangan yang sehat antara industri berat atau industriinduk, yakni, mesin pembikin mesin (umpanya mesin pembikin lokomotif, mesin kapal,mesin pesawat terbang, pembikin mesin auto dan tank, meriam, roket dan atom) akanmemberi jaminan terakhir kepada pembelaan dan kemakmuran Indonesia.

    Perimbangan industri berat, industri ringan dan pertanian modern akan membangunkanperekonomian yang sehat bagi Indonesia. Bolehlah pula dikatakan, bahwa tanah, air dan

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    7/10

    isinya tanah Indonesia ini akan memberi jaminan yang kokoh buat berdirinyaperekonomian yang sehat itu. Bukannya seperti di masa Hindia Belanda bilamanaindustri berat tak ada. Industri ringan baru timbul dan sedikit pula sedangkan pertanianmodern berlebih-lebihan selain ekspor hasil perkebunan dan tambang yang jauh melebihiimpor dan jauh pula melebihi keperluan rakyat Indonesia sendiri.

    Maksud merubah perekonomian dan masyarakat Indonesia, sebagai warisan penjajahanBelanda menjadi perekonomian dan masyarakat kemurbaan tiadalah bisa dipisahkan darisiasat atau politik kemurbaan itu sendiri. Akhirnya kedua maksud dan siasat itu tiadalahpula bisa dipisahkan dari alat buat mencapai maksud itu.

    Ketiga, ialah maksud, siasat dan alat itu berdasar kepada kaum murba sebagai bendahidup dan bersandar atas alat produksi sebagai benda mati. Di sini murba dan alatproduksi saling bertukar tempat sebagai sebab dan akibat. Tetapi dalam hal ituteranglah sudah bahwa murba itu bisa menjadi maksud dan siasat (politik), kalau murbaitu sudah memperalat dirinya sendiri buat mencapai maksudnya itu dan tiada lagidiperalat oleh kelas lain buat maksud lain, yakni oleh kaum feudal atau borjuis buat

    maksud feudal atau maksud borjuis itu.

    Bahwasanya syarat yang terutama sekali, supaya murba Indonesia bisa mencapaimaksud, siasat serta alat bagi dirinya sendiri ialah kemerdekaan 100% tercapai, untuk,oleh dan dari rakyat/murba barulah kaum murba dapat menguasai seluruhnya atausebagaian besar dari pembangunan Indonesia sepanjang Program Maksimum. barulahkaum murba dapat menguasai seluruhnya atau sebagaian besar hak milik produksi,distribusi dan social, ini berarti menetapkan dalam UUD (konstitusi) mendudukkan murbadi dalam politik, ekonomi dan sosial.

    Buat menjamin tercapainya dan menjamin tetap adanya kedudukan semacam itu makaseharusnya pula kaum murba mengambil seluruh bagian terbesar dalam pembelaankemerdekaan 100% itu, ialah kemerdekaan politik yang penuh disokong oleh hak ekonomiyang cukup. Pada titik terakhir terasa sekali rapat hubungan antara program minimumdan maksimum.

    8. Pendidikan (pengajaran dan kebudayaan) atas dasar mekanisasi kolektifisasi.

    Dalam garis besarnya pendidikan di atas bumi ini, ialah untuk mempersiapkan anak danpemudanya untuk memegang pekerjaan dan ideologi dalam masyarakat di masa depan.Pendidikan feudal yang mempersiapkan pemudanya menjalankan pekerjaan dalam

    masyarakat feudal yang bersifat tinggi rendah menurut berbagai kasta dalam masyarakatfeudal itu. Kapadanya anak pemuda Brahma (pendeta) dipusatkan didikan kecerdasandengan mengabaikan samasekali kerja tangan.

    Kepada anak pemuda Kesatria (pahlawan) dipusatkan pendidikan keberanian yangkesatria dengan memberikan sedikit pendidikan kecerdasan (sosial) tetapi denganmengabaikan pula samasekali didikan kerja tangan.

    Kasta saudagar mendidik anaknya menjadi orang yang ulung licin dalam hal jual beli.Kasta Sudra dan parialah yang melatih anaknya buat kerja tangan.

    Begitulah kiranya pendidikan hingga di jaman lampau yang juga dikenal di Indonesia ini.Begitulah pula kurang lebih didikan yang diberikan oleh feudal Tiongkok kepadagolongan yang ada dalam masyarakat (1) Su sama dengan golongan kesusasteraan (2)

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    8/10

    Dong sama dengan golongan tani, (3) Kong sama dengan golongan pekerja, dan (4) Siongsama dengan golongan saudagar. Walaupun golongan pahlawan tak disebut, tetapigolongan yang melatih diri buat kepahlawanan amat besar juga di jaman Tiongkok asli.Pendidikan kapitalisme ialah mempersiapkan kecakapan dan semangat pemerintah danmemimpin bagi anak-anak muda borjuis di satu pihak serta kacakapan dan ketabahanbekerja tangan buat kaum buruh di lain pihak.

    Didikan yang berdasarkan individualisme, memberi kesempatan kepada pemuda borjuisbuat melalui semua tingkat sekolah, karena kemampuan orangtuanya. Didikan borjuistidak memberikan kesempatan itu kepada proletar, karena kemiskinan, walaupun sianak/pemuda proletar cukup mempunyai kecerdasan untuk melalui semua tingkatankesekolahan itu. Buat mencari kesenangan hidup anak borjuis yang kecerdasannyasedang bisa melalui tingkatan setinggi-tingginya (student) dalam dunia pengajaran.Sedangkan buat mencari nafkah anak proletar yang cerdas pun terpaksa lekasmeninggalkan bangku sekolah. Dengan demikian anak borjuis mendapatkan pelajaranyang cukup memegang pimpinan politik, ekonomi, militer dan kebudayaan. Sedangkananak proletar cuma mendapatkan sekedar pelajaran saja buat mengerjakan kerja tangan

    dalam semua cabang pencaharian hidup (tani, tambang, pabrik, bengkel) dalammasyarakat itu.

    Demikianlah sifat tinggi rendah itu kita kenal dalam masyarakat penjajah HindiaBelanda cuma sifat kekastaan itu dipertajam pula oleh perbedaan bangsa penjajahBelanda dengan bangsa terjajah Indonesia.

    Anaknya Inlanders alat seperti bestuur-ambtenaren mendapat kesempatan yang luasuntuk belajar, sedang anak buruh dan tani Indonesia dibatasi dan ditekan kepintaran,kemauan dan perasaannya dengan sistem sekolah kolonial (sekolah kelas dua, sekolah

    desa dan lain-lain).

    Buat menentang sistem feudal sistem kapitalisme dan sistem kolonial dalam pendidikanitu tak cukup diutamakan didikan yang dipusatkan kepada pembentukan watak danperasaan kebangsaan saja. Praktek hari-hari menunjukkan bahwa didikan watak(moril) dan kebangsaan itu kandas, kalau berhadapan dengan kemelaratan.

    Pendidikan kemurbaan haruslah didasarkan atas kemauan mengadakan kemakmuranbersama oleh kerjasama, buka kemakmuran buat perseorangan (individu). Kemakmuranbersama ialah ialah kemakmuran buat tiap-tiap anggota yang suka bekerja untukmasyarakat itu (sosialisme). Kemakmuran yang setinggi-tingginya dapat diperoleh cuma

    dengan jalan mekanisasi (pemakaian mesin semodern-modernnya). Pemakaian mesinyang paling efisien cuma dapat diperoleh dengan kerja gotong-royong yang teratur rapi(kolektifisasi).

    Pendidikan, pelajaran dan kebudayaan itu hendaknya dipusatkan kepada kecerdasan,kemauan dan perasaan untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan rukun ikhlaskerja buat kemakmuran, kesehatan dan kebudayaan bersama pula.

    Pendidikan haruslah memberikan kesempatan kepada setiap anak-anak anggotamasyarakat buat mempelajari sesuatu yang digemari sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya atas ongkos masyarakat sendidri.

    Bukan buat membangunkan kecerdasan, kemauan dan perasaan buat kemegahan sendiriseperti terdapat di dunia feudal, kapitalisme dan kolonialisme.

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    9/10

    Bukan pula buat membangunkan perasaan kebangsaan dan melatih watak saja, tetapimengabaikan kemakmuran bersama yang bisa dijalankan dan dipelihara dengankecerdasan kemauan dan kebudayaan yang bersandar kepada kenyataan di dalam teknikdan ilmu bukti.

    Cuma masyarakat Indonesia yang makmur yang mempunyai anggota yang haus teknik dan

    berbagai ilmu, yang berkenaan dan berperasaan luhur buat bangsa Indonesia, sendiri danseluruhnya manusia serta yakin atas kepentingan dan ikhlas melakukan kerja gotong-royong itu. Cuma masyarakat yang semacam itu sajalah yang bisa menahan badaipenyerbuan yang berkali-kali dilakukan bangsa asing terhadap bumi dan rakyat Indonesiakita kini dengan segala kejayaannya bagi mereka itu sendiri.

    9. Mengadakan perhubungan dagang luar negeri dan perhubungan sosial politikdengan kaum murba di luar negeri atas dasar persamaan status.

    10. Berusaha menjadi anggota UNO atau organisasi internasional yang lain atas dasarpersamaan status, demokrasi dan tujuan kepemerintahan dunia kemurbaan.

    Kedua pasal ini bisa dilayani sekaligus dengan serba ringkas pula. Karena kedua pasalitu, sama melayani perhubungan dengan luar negeri, bedanya cuma pasal 9 melayaniperhubungan (dagang, social dan politik) itu secara informal, ialah menurut aturan(diplomasi), jadi menurut perhubungan de jure, dan perhubunngan de jure itu tidak bisapada sembarang waktu dan sembarang negara bisa dilakukan. Dan bisa dilakukan setelahpersetujuan formal dari kedua belah pihak dan berlakunya setelah persetujuan ituditandatangani dan diumumkan.

    Tetapi walaupun perhubungan dengan luar negeri itu dilakukan secara informal menurut

    de facto atau de jure, bangsa dan negara, masyarakat Indonesia mesti menurut keadaanduduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan negara manapun dan waktu bilapunjuga.

    Baik dalam perhubungan dagangpun atau sosial politik dengan negara atau bangsa Asia-Afrika atau Eropa-Amerika, negara kapitalis atau negara sosialis, baik dalam hubungandiplomasi sekarang atau di masa depan dengan bangsa, negeri, masyarakat apapun jugakita harus berhadapan satu sama lainnya atas status (kedudukan) yang sama, 100%samanya. Kita wajib membasmi perasaan inferiority complexatas diri kita sendiri.

    Kita insyaf, bahwa sekali kita digendong oleh bangsa, negara, masyarakat lain dalam

    hubungan diplomasi itu, atas dasar kerjasama dan semua perjanjian pincang makakita kelak akan tetap digendong oleh bangsa, negara, masyarakat asing itu.

    Contoh di sekitar kita amat banyak buat dimajukan di sini. Semua corak kerjasamadalam hal diplomasi, ekonomi, kemiliteran dan kebudayaan itu baru bisa memberikeuntungan bagi kita, kalau memang atas dasar persamaan status.

    Salah satu dari syarat buat persamaan status itu, ialah melaksanakan demokrasi (bukanteori atau ucapan demokrasi saja). Kasar logisnya: kalau suatu komite internasionalkita masuki maka haruslah kita membawa suara 70 juta manusia. Artinya itu suara 70juta manusia itu adalah 10 kali (sepuluh kali) lebih banyak daripada 7 juta suara manusia

    (belum lagi kita kemukakan soal kekayaan Indonesia dan soal pentingnya Indonesia buatstrategi dan lain-lain soal). Seterusnya jika kelak kita memasuki UNO atau organisasiinternasional yang lain-lain, maka haruslah kita membawa suara 70 juta manusia ke

  • 7/30/2019 Keterangan Ringkas Tentang Program Maksimum - Tan Malaka (1948)

    10/10

    dalam UNO atau organisasi yang lain itu. Kalau kemudian hari dunia sanggup mendirikanPemerintah Dunia baik bercorak demokratis atau kemurbaan (keproletaran) maka kitapun akan membawa suara 70 juta manusia (tentu akan lebih) yang menjadi warga negaraatau masyarakat Indonesia di hari depan denga segala kekayaan, kepentingan dankekuatan yang ada di belakang, di bawah atau di atas 70 juta (atau lebih) manusia itu.

    Selanjutnya dalam UNO organisasi internasional atau Pemerintah Dunia itu kita harusberhak penuh dan menjalankan segala hak yang sudah terkenal sebagai hak demokrasi,seperti hak mengusulkan (inisiatif), hak bertanya, hak memutuskan, hak amandemen,hak menyelidiki (enguette), hak menentukan dan hak memeriksa belanja dan lain-lain.

    Akhirnya tiada pula kurang pentingnya bahwa kelak kepala negara, pemimpin-pemimpinsuatu partai atau organisasi kita, cuma boleh dipilih dan dipecat oleh rakyat murbaIndonesia sendiri. Janganlah dibiarkan negara asing, organisasi internasional atauPemerintah Dunia sendiri memilih dan memecat/memberhentikan atau menyuruhmemberhentikan atau mempengaruhi rakyat/murba kita supaya diberhentikan.

    Dalam tingkat kemajuan internasional pada abad ini, ataupun pada abad depan,bilamana peleburan dalam perekonomian, sosial, kebudayaan dan kejiwaan(phsychology) itu belum akan sampai ke tingkat yang homogeen (bersatu corak) makaamat berkuasanya suatu organisasi internasional di pusat itu akan sangat melemahkaninisiatif dan kemauan suatu bangsa yang mungkin lambat laun akan melenyapkankemerdekaan bangsa itu samasekali.

    Pemerintah internasional yang bercorak satu, cuma akan boleh terlaksana di hari depansetelah terdapat corak yang satu dalam perekonomian, kebangsaan, pergaulan,kebudayaan dan kejiwaan di seluruh dunia kita ini. Kita percaya sungguh bahwa corak

    satu cuma bisa terdapat pada kasta dan sifat kemurbaan.

    Menjelang waktu peleburan dalam perekonomian, kebangsaan, pergaulan, kebudayaandan kewajiban itu dan menjamin supaya sampai dengan lekas selamat ke tempatpeleburan itu haruslah lebih dulu diakui perbedaan antara berbagai tingkatperekonomian, kebangsaan, kebudayaan, kejiwaan itu di muka seluruh bangsa di bumiini.

    Mendahului peleburan berbagai bangsa di dunia, yang masih mengandung berbagai corakitu dengan jalan paksa dari atas (bukan dengan jalan damai demokratis dari bawah)hanya akan menimbulkan kecurigaan dan permusuhan satu dengan lainnya dan

    mempelambat datangnya Pemerintah Dunia dan Internasionalisme yang sesungguhnya.