Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis

2
30/3/2014 Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah... - Rahmawan Puspawijaya https://www.facebook.com/imam.rahmawan/posts/10202783757188586 1/2 Rahmawan Puspawijaya 28 Maret pukul 20:07 · Disunting · Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis Ketika SD, saya tinggal di area camp perusahaan minyak di tengah hutan, yg saking remote nya, bandara yg ada di sana (Japura) runwaynya hanya muat melayani pesawat kecil berbaling2 saja.. jet tidak bisa. Masjid yg ada disana pun, di urus oleh orang setempat, yg sering kali khutib jumat cukup dengan mengundang ustad2 dari areal transmigran saja yg penuh suasana bersahaja. Khutbah yg saya dengar yang adalah khutbah2 klasik, yg mengulang-ulang cerita tentang Tsa’labah, atau tentang 3 orang yg tdk bisa keluar dari goa karena tertutup batu besar, atau kisah pekerja yang menagih upah yg blm ia ambil setelah sekian lama, lalu ia pulang dengan sekawanan domba dari tuannya, dan kisah2 klasik lainnya. 20 tahun kemudian, tadi siang saya jumatan di dekat ibu kota, di perumahan mewah dengan sistem cluster lengkap dengan taman2, fasilitas komplit dan bangunan2 berdesain mutakhir., juga jalan utama perumahan selebar 8 jalur mobil. Masjidnya megah dilengkapi dua layar raksasa yang khutbah itu ditayangkan di tv streaming. Khotibnya bergelar Drs. M.Si. Dan saya mendengarkan khotbah kumplit yg menceritakan kisah2 klasik mengenai Tsa’labah, dan tentang 3 orang yg tdk bisa keluar dari goa karena tertutup batu besar, dan kisah pekerja yang menagih upah yg blm ia ambil setelah sekian lama, lalu ia pulang dengan sekawanan domba dari tuannya. Sama dengan yang saya dengar waktu SD di camp pinggir hutan. Bedanya dengan yg dulu, tadi sianh semua kisah itu diceritakan oleh hanya 1 orang saja. Menurut saya Inilah yang dimaksud oleh bapak revolusi Islam syeikh Taqiyudin an Nabhani di kitab takatul hisby , adalah khutbah yang diulang2, membosankan dan tidak memberikan perubahan secara efektif kepada masyarakat. Di mana khutbah tidak menggugah kebangkitan berfikir umat , tidak melahirkan penyadaran, pemahaman yang mendalam, bahkan seolah para ulama dan umat iNi tidak sadar akan keterpurukan Muslim di duNia yg tengah dikuasai kapitalis iNi. Sejalan dengan outputnya, jika kita memadang ke arah jama’ah jumat, mereka terlihat seperti barisan orang yg sedang menunduk semuanya. Kebanyakan dari mereka sedang tidur. Saya tdk tahu apa yg mereka alami, apakah sudah hapal dengan isi khutbahnya lalu ia bosan dan tidur, atau memang Agama Islam tidak dianggap sebagai sesuatu yang mencerahkan, menggugah pikiran dan membangkitkan keadaan, sehingga mereka mengasosiasikan jumatan dengan tidur. Demikian pula ulama2nya, sy tdk tahu apakah mereka tidak cukup peka dengan jamaah yang terkantuk2 sehingga semestinya mereka lebih termotivasi untuk mencari khotbah yang menggugah, atau mereka berada dilevel pemikiran yang sama dengan jamaahnya, yaitu belum bangkit pemikirannya ketika memahami Islam. Islam masih dianggap hanya sebagai ritual yang dilakukan untuk menggugurkan kewajiban, dan memuaskan naluri bertuhan, tanpa membawa lebih jauh Islam iNi ke dalam pemahaman dan pengamalan yang sangat luas. Khutbah ideologis adalah kuthbah yang memberi efej "thinking revival". Mengkampanyekan islam kaffah sebagi solusi dari keterpurukan islam yang multi dimensi iNi. Jalan Kita masih panjang, revolusi masih butuh modal, yaitu kebangkitan pemikiran umat., kita lihat saja sebagai kabar baik, yaitu masih banyak sekali kepala2 yang perlu dicerahkan sebagai ladang amal menjelang Islam iNi benar2 tegak di bawah naungan negara khilafah. #pilihSyariahKhilafah Suka · Komentari · Bagikan Dede Sulaeman, Erwin Wahyu, Ukhtyan Muhibbah Firdaus dan 13 lainnyamenyukai ini.

description

 

Transcript of Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis

Page 1: Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis

30/3/2014 Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah... - Rahmawan Puspawijaya

https://www.facebook.com/imam.rahmawan/posts/10202783757188586 1/2

Rahmawan Puspawijaya

28 Maret pukul 20:07 · Disunting ·

Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis

Ketika SD, saya tinggal di area camp perusahaan minyak di tengah hutan, yg saking remote nya, bandara

yg ada di sana (Japura) runwaynya hanya muat melayani pesawat kecil berbaling2 saja.. jet tidak bisa.

Masjid yg ada disana pun, di urus oleh orang setempat, yg sering kali khutib jumat cukup dengan

mengundang ustad2 dari areal transmigran saja yg penuh suasana bersahaja. Khutbah yg saya dengar

yang adalah khutbah2 klasik, yg mengulang-ulang cerita tentang Tsa’labah, atau tentang 3 orang yg tdk

bisa keluar dari goa karena tertutup batu besar, atau kisah pekerja yang menagih upah yg blm ia ambil

setelah sekian lama, lalu ia pulang dengan sekawanan domba dari tuannya, dan kisah2 klasik lainnya.

20 tahun kemudian, tadi siang saya jumatan di dekat ibu kota, di perumahan mewah dengan sistem cluster

lengkap dengan taman2, fasilitas komplit dan bangunan2 berdesain mutakhir., juga jalan utama perumahan

selebar 8 jalur mobil. Masjidnya megah dilengkapi dua layar raksasa yang khutbah itu ditayangkan di tv

streaming. Khotibnya bergelar Drs. M.Si. Dan saya mendengarkan khotbah kumplit yg menceritakan kisah2

klasik mengenai Tsa’labah, dan tentang 3 orang yg tdk bisa keluar dari goa karena tertutup batu besar, dan

kisah pekerja yang menagih upah yg blm ia ambil setelah sekian lama, lalu ia pulang dengan sekawanan

domba dari tuannya.

Sama dengan yang saya dengar waktu SD di camp pinggir hutan. Bedanya dengan yg dulu, tadi sianh

semua kisah itu diceritakan oleh hanya 1 orang saja.

Menurut saya Inilah yang dimaksud oleh bapak revolusi Islam syeikh Taqiyudin an Nabhani di kitab takatul

hisby , adalah khutbah yang diulang2, membosankan dan tidak memberikan perubahan secara efektif

kepada masyarakat. Di mana khutbah tidak menggugah kebangkitan berfikir umat , tidak melahirkan

penyadaran, pemahaman yang mendalam, bahkan seolah para ulama dan umat iNi tidak sadar akan

keterpurukan Muslim di duNia yg tengah dikuasai kapitalis iNi.

Sejalan dengan outputnya, jika kita memadang ke arah jama’ah jumat, mereka terlihat seperti barisan orang

yg sedang menunduk semuanya. Kebanyakan dari mereka sedang tidur. Saya tdk tahu apa yg mereka

alami, apakah sudah hapal dengan isi khutbahnya lalu ia bosan dan tidur, atau memang Agama Islam tidak

dianggap sebagai sesuatu yang mencerahkan, menggugah pikiran dan membangkitkan keadaan, sehingga

mereka mengasosiasikan jumatan dengan tidur.

Demikian pula ulama2nya, sy tdk tahu apakah mereka tidak cukup peka dengan jamaah yang terkantuk2

sehingga semestinya mereka lebih termotivasi untuk mencari khotbah yang menggugah, atau mereka

berada dilevel pemikiran yang sama dengan jamaahnya, yaitu belum bangkit pemikirannya ketika

memahami Islam. Islam masih dianggap hanya sebagai ritual yang dilakukan untuk menggugurkan

kewajiban, dan memuaskan naluri bertuhan, tanpa membawa lebih jauh Islam iNi ke dalam pemahaman dan

pengamalan yang sangat luas.

Khutbah ideologis adalah kuthbah yang memberi efej "thinking revival". Mengkampanyekan islam kaffah

sebagi solusi dari keterpurukan islam yang multi dimensi iNi.

Jalan Kita masih panjang, revolusi masih butuh modal, yaitu kebangkitan pemikiran umat., kita lihat saja

sebagai kabar baik, yaitu masih banyak sekali kepala2 yang perlu dicerahkan sebagai ladang amal

menjelang Islam iNi benar2 tegak di bawah naungan negara khilafah.

#pilihSyariahKhilafah

Suka · Komentari · Bagikan

Dede Sulaeman, Erwin Wahyu, Ukhtyan Muhibbah Firdaus dan 13 lainnyamenyukai ini.

Page 2: Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah ideologis

30/3/2014 Khutbah dulu, khutbah sekarang, dan khutbah... - Rahmawan Puspawijaya

https://www.facebook.com/imam.rahmawan/posts/10202783757188586 2/2