Khutbah Idul Fitri 1433 h

12
1 KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H Maha besar dan Maha Agung engkau ya Allah, hanya kepadamu segala pujian dan sanjungan, milik-Mu segala apa yang ada di langit dan di bumi. Engkau Maha Perkasa lagi Maha Tinggi. Jamaah Id yang dikasihi Allah …. Marilah kita mulai pagi hari ini dengan mempersembahkan syukur kita kepada Allah Azza Wajallah… Setiap hari anugerah dan nikmat-Nya turun kepada kita, walau pada hari yang sama maksiat dan kejelekan kita naik kepada-Nya. Setiap jam perlindumgan dan pemeliharaan-Nya mengayomi kita, padahal pada jam yang sama kita menentang-Nya dengan dosa-dosa dan kemaksiatan. Dialah Allah yang membawa kita bertemu Ramadhan,… bulan yang

description

Khutbah Idul Fitri

Transcript of Khutbah Idul Fitri 1433 h

1KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H

Maha besar dan Maha Agung engkau ya Allah, hanya kepadamu segala pujian dan sanjungan, milik-Mu segala apa yang ada di langit dan di bumi. Engkau Maha Perkasa lagi Maha Tinggi.Jamaah Id yang dikasihi Allah .Marilah kita mulai pagi hari ini dengan mempersembahkan syukur kita kepada Allah Azza Wajallah Setiap hari anugerah dan nikmat-Nya turun kepada kita, walau pada hari yang sama maksiat dan kejelekan kita naik kepada-Nya. Setiap jam perlindumgan dan pemeliharaan-Nya mengayomi kita, padahal pada jam yang sama kita menentang-Nya dengan dosa-dosa dan kemaksiatan. Dialah Allah yang membawa kita bertemu Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan, sepanjang Ramadhan dia menuntun kita menjalankan puasa, shalat malam, membaca Al Quran, dan bersedekah di jalan Allah. Dia memberikan kesempatan kepada kita untuk menghapus dosa dan beramal shaleh. Akhirnya hari ini dengan kasih sayang-Nya jua, dia mengantarkan kita kepada Idul Fitri, hari lebaran, dia gerakkan lidah kita untuk membesarkan nama-Nya. Pagi ini dia membimbing kita untuk datang ke masjid yang Mubarak ini, untuk brsimpuh di hadapan kebesaran-Nya, dan mensyukuri nikmat-Nya.2Marilah kita melihat ke kanan dan ke kiri kita, marilah kita periksa orang-orang yang kita cintai; Ayah Bunda, saudara, isteri, kekasih, sahabat, dan tetangga kita, adakah di antara mereka yang tidak dapat bersama kita lagi di tempat ini? Adakah di antara mereka yang sudah meninggalkan kita kembali kepada Yang Maha Kuasa? Ke manakah Ayah dan Ibu yang tahun lalu menyambut uluran tangan kita dengan tetesan air mata kasih saying? Ke manakah kakak atau adik kita yang tahun lalu tertawa berbagi bahagia bersma kita? Ke manakah tetangga, isteri, suami, atau sahabat dekat yang dulu pernah memeluk kita dan mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri? Ya Allah, mereka telah kembali menghadap ke haribaan-Mu, Ya Allah pagi ini mereka tidak dapat berlebaran bersama kami. Tidak bisa kami ulurkan tangan kami untuk meminta maaf, tidak bisa kami ajak mereka untuk berkumpul di rumah bersama keluarga, tetapi kami mohon Ya Allah, masukkanlah rasa bahagia kepada semua penghuni kubur. Harumkanlah kubur mereka dengan wewangian doa-doa kami. Sampaikanlah salam kami yang tulus, salam bagi kalian wahai ahli kubur, kalian sudah mendahului kami, dan suatu saat kami akan segera menyusul kalian.Sesungguhnya kita semua kepunyaan Allah dan hanya kepada-Nya jua kita semua akan kembali.

Kaum Muslimin jamaah Id Rahimakumullah.Telah kita tinggalkan bulan Ramadhan bulan pensucian rohani. Mulai hari ini kita semua memikul beban berat untuk mempertahankan kesucian ini. Selama sebulan Allah menyaksikan kita bangun diwaktu dini malam hari, dan mendengarkan suara istigfar kita. Alangkah malangnya bila setelah hari ini, tuhan melihat kita tidur lelap bahkan melewati waktu subuh seperti bangkai tak bergerak. Selama sebulan bibir kita bergetar dengan doa, zikir dan kalimat suci Al-Quran. Celakalah kita bila kita gunakan bibir yang sama untuk menggunjing, memfitnah, dan mencaci maki saudara kita kaum muslimin. Selama sebulan kita melaparkan perut dari makanan dan minuman yang halal disiang hari, relakah kita sekarang memenuhi perut kita dengan makanan dan minuman yang haram? Setelah hari ini kita akan diuji, apakah kita termasuk orang yang terus mensucikan diri, berzikir dan sholat, atau tetap mencintai dan lebih mementingkan dunia. Apakah kita termasuk orang yang disebutkan dalam Al-Quran tazakkawa dzakarasmarabbihi fashalla atau termasuk orang yang tu tsirunal hayataddunya.

3Hadirin Sidang Id yang berbahagiaKita pantas cemas memikirkan hari-hari sesudah hari ini. Kita patut berhati-hati menjaga diri setelah bulan pensucian ini berlalu. Nabi Muhammad SAW telah memeperingatkan kita, bukankah beliau pernah mengatakan; ada dua golongan orang yang melakukan puasa, pertama mereka yang mendapatkan ampunan Tuhan, yang kedua mereka yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Apakah kita termasuk orang yang puasa dan mendapatkan ampunan Tuhan, atau orang yang hanya melaparkan perut saja? Jawabannya dibuktikan dengan perilaku kita sesudah hari ini. Bila kita sangat berhati-hati menjaga anggota badan dari kemaksiatan, bila kita tetap rukuk dan sujud di ujung malam ketika banyak orang tertidur pulas, bila kita sangat peka melihat penderitaan kaum Fuqara dan Masakin, Insya Allah kita termasuk golongan orang yang shaum mendapatkan ampunan Allah. Namun, bila hati kita masih dipenuhi kedengkian kepada sesama kaum mukmin, bila bibir kita masih mengumbar kata cacian dan makian, bila perut kita masih juga dipadati makanan dan minuman yang haram atau syubhat, bila tangan-tangan kita masih juga bergelimang kezaliman, perampasan dan pencurian, kita hanya al-jawa, orang yang melaparkan diri saja, tidak lebih dari itu. Al-Quran menyebut kita al-Asyqa orang-orang yang celaka. Naudzu billahi min dzalik.

Di era sekarang ini banyak tugas hidup yang menanti kita, sekaligus menghadapi beragam tantangan, kemiskinan, serta menipisnya rasa kemanusiaan yang melanda sebagian saudara-saudara kita kaum muslimin, Semuanya memerlukan penyelesaian. Terlalu banyak kebijakan yang perlu kita lakukan dalam hidup ini. Tidak boleh terlambat untuk menyiapkan bekal di kemudian hari,Tidak boleh lengah, sebab dikiri kanan kita maut mengintip setiap saat, dipenghujung sana, entah kapan tapi pasti kita semua akan berkumpul disatu persidangan yang maha agung, persidangan yang dipimpin oleh Ahkamul Hakimin, Allah Rabbul Jalil, itulah hari mahsyar yang amat dahsyat, hari perhitungan yang pasti dan penyesalan yang abadi.

Dalam merayakan hari kemenangan ini, harus kita menangkan iman daripada nafsu kita tinggalkan perselisihan kokohkan persaudaraan islamiah harus benar-benar bersatu dalam praktek bukan bersatu hanya dalam teori, agar kita bisa mengejar ketertinggalan dan dapat menjawab sekian banyak tantangan kaum muslimin dewasa ini.4Segeralah berbenah diri cepatlah ulurkan tangan dan saling memaafkan yang salah jangan mengaku benar dan yang benar jangan ingin menag sendiri, sebab terlalu banyak hal yang perlu kita tangani di negeri ini.Banyak kemungkaran yang terjadi disana-sini banyak perjudian, pemerkosaan, pembunuhan yang mengerikan banyak anak zina yang lahir memenuhi negeri banyak anak telah tercemar oleh wabah kebebasan, sehingga terpaksa kawin karena celaka di persimpangan jalan. Sungguh banyak kerusakan yang perlu kita perbaiki di negeri ini. Banyak orang tua yang tidak memperhatikan kehidupan agama dalam rumah tangganya banyak Ayah yang membiarkan anaknya keluar rumah tanpa pamit banyak Ibu yang membiarkan anaknya berkeliaran sampai larut malam banyak umat islam tidak lagi peduli halal haram, banyak kaum muslimin yang tidak lagi memperhatikan kewajiban sholat.Semua ini adalah tugas kita yang memerlukan kerja sama yang harmonis. Kalau-kalau kita masih tetap bertikai tidak segera memperbaiki langkah kalau kita tetap acuh terhadap kebebasan anak kalau kita tidak hidupkan jiwa anak dengan agama,,, kalau kita tidak segera kembali ke jalan Allah, kita pasti akan menyesal dalam penyesalan panjang yang tak bertepi. Kalau murka Allah turun, serta bencana alam datang, pasti semua akan menerima dan merasakan bencana itu.Segeralah bertindak Sebab waktu tidak pernah menunggu, jangan terlambat sebab umur semakin tua, badan semakin lemah dikiri kanan jalan maut mengintip setiap langkah dipenghujung jalan sana entah kapan, tapi pasti kita semua akan membelok tajam kepekuburan disana sangat lama kita menunggu dalam kegelapan yang mencekam kita menantikan hari kebangkitan yang lebih dahsyat. Sambil kita disiksa oleh Allah karena kemiskinan amal dan kelalaian-kelalaian kita.Dipersimpangan jalan akhirat, kita akan menemukan suatu pemeriksaan yang amat teliti, itulah hari mahsyar yang sangat dahsyat Hari itu semua orang berdiri dan menuggu dibawah sengatan matahari yang teramat panas tidak ada ruangan bagi pembesar tidak ada kursi bagi yang terhormat tidak ada kamar bagi yang sakit tidak ada sebatang pohon pun tempat bernaung, semua dalam penderitaan dan ketakutan yang amat sangat.Hari itu semua kita akan menghadap Allah satu demi satu, akan ditanya semua amalan secara terperinci setiap sen dari harta setiap detik dari umur hari itu sangat mencekam tidak ada yang bisa menolong masing-masing berjuang sendiri anak mencari jalan sendiri Ibu menahan pedih tiada taranya Ayahpun merasakan sakit tiada hentinya. Hari itu semua orang meraung-raung ketakutan berseru meminta belas kasihan dan pertolongan yang sakit tidak ada yang peduli yang haus tidak ada yang memberi seteguk air yang lapar menahan perih perutnya sendiri.5Hari dimana setiap diri tidak mampu menguasai dirinya sedikitpun, dan semua urusan berada dalam genggaman kekuasaan Allah SWT.Jamaah sekalian.,,, Mari siapkan diri untuk menghadapi hari dashyat itu kita hentikan perjudian akhiri pertengkaran sudahi perselisihan kita ulurkan tangan perdamaian bersihkan kotoran bathin lalu sesali keangkuhan dan kesalahan diri untuk kemudian menghiba memohon ampunan kepada Allah sambil bertekad mulai detik ini berusaha menata diri dan beramal sebagai bekal untuk hari akhirat

Kaum muslimin jamaah Id rahimakumullahDibulan Ramadhan kita telah berupaya untuk meraih kasih sayang Allah dengan ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Namun semua itu belumlah sempurna jika kita belum bisa membagi kasih sayang kepada sesama. Menggapai kasih sayang Allah dan membagi kasih sayang kepada sesama merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Itulah wujud pancaran ketaqwaan sejati.Renungkanlah didalam batin kita, bahwa selama ini kita telah diberikan kemampuan, diberikan kelebihan dan kesempurnaan dibandingkan dengan orang lain yang ada disekitar kita, atau orang lain yang hidup di negeri ini. Memang kita bukan orang kaya, tapi kita masih bisa menikmati makanan yang serba enak, masih bisa tidur di atas kasur yang empuk, kita masih bisa berekreasi kemana saja yang kita suka, kita masih mampu mengganti pakaian kita dengan yang lebih baru dan lebih indah. Sementara di saat yang bersamaan, ada saudara kita yang makan dari bantuan dan belas kasihan orang lain, sehari kadang makan kadang tidak, anaknya yang menangis hanya dibelai dengan nyanyian dan air mata hingga mereka tertidur dalam kelaparan. Mereka tidak pernah tidur di atas sofa, tapi tidur di atas ranjang kayu atau bambu dengan alas tikar yang lusuh, tak ada rekreasi dalam kamus kehidupan mereka, tak ada bahagia yang datang menyapa, karena hidup penuh dengan derita dan sengsara. Dihari lebaran tak ada pakaian baru bagi anak-anak mereka untuk dibanggakan kepada teman bermainnya sebagaimana kebanggaan yang dirasakan oleh anak-anak kita, tak ada makanan yang enak dihidangkan buat tamu dan sanak saudara. Ya Allah perih sebenarnya hati ini jika melihat kenyataan itu, namun adakah yang lebih perih dari hati mereka yang bergelut dalam kemiskinan? Hanya Allah yang tahu hati setiap hamba-Nya.Saat ini kita masih bisa bercengkrama dan bersenda gurau dengan anak-anak kita, betapa gembiranya kita menyaksikan mereka berlari-lari bermain sambil bernyanyi. Tapi ditempat yang sama, ada saudara-saudara kita yang telah kehilangan segala-galanya, kehilangan anak yang dicintai dan disayangi, mereka kembali kepada 6Allah dalam usia yang masih sangat muda, rumah yang tadinya ramai berubah menjadi sepi, tak ada panggilan mama dan tak ada panggilan papa, yang ada tinggal kenangan indah dimasa lalu, yang ada tinggal foto mereka yang tergantung bisu.Kita seharusnya bersyukur karena anak-anak kita masih memiliki tempat berlindung, tempat mengadu dan tempat meminta apa yang mereka inginkan. Tapi disaat seperti ini, ada anak-anak yang telah kehilangan segala-galanya, kehilangan orang tua yang dibanggakan, kehilangan tumpuan kasih sayang dan harapan, kehilangan masa depan dan cita-cita. Tak ada yang membelai rambut mereka, tak ada yang menyediakan makanan buat mereka, tak ada ibu yang membangunkan mereka, tak ada ayah yang menggendong mereka. Tak ada lagi orang tua yang mencurahkan kasih sayangnya kepada mereka. Sungguh hidup terasa hampa tanpa kehadiran mereka. Di hari yang fitri ini, pada saat kita berlomba mendatangi orang tua kita untuk meminta keridhaan dan memohon ampunan atas segala kesalahan yang pernah kita lakukan ternyata di hari yang sama, ada anak-anak yang tidak bisa lagi menatap wajah orang tua yang telah melahirkan, mengasuh dan membesarkannya, tidak bisa lagi memeluk dan mencium tangan mereka untuk meminta maaf, karena salah satu diantara mereka atau bahkan kedua-duanya telah berpulang kerahmatullah. Hari ini adalah hari yang penuh bahagia, hari ziarah menziarahi, hari berpeluk-pelukan diantara sesama family, bermaaf-maafan diantara sesama. Tugas suci telah selesai dikerjakan karena Allah dan untuk Allah semata seluruh kaum muslimin mersakan kegembiraan yang penuh hikmah ini.., Namun suasana senang penuh kegembiraan itu, tidak luput dari kesedihan dan kepiluan.., Tengoklah diambang pintu sana, telah berdiri ayah dan ibu yang tua ubannya telah menabur kekuatannya telah melemah tanda perjalanan hidup telah cukup panjang dilalui keduanya dengan pandangan mata yang samar dan rabun keduanya mencari dan menanti kedatangan anaknya.,.. buah hati yang sangat didambakannya tak kunjung datang dengan sisa harapan yang penuh cemas ternyata anak yang ditunggu tak kunjung tiba,.. dari pinggiran matanya yang rabun menetes air mata kerinduan tapi apa hendak dikata ternyata sibuah hati dan belahan jiwa tak pernah kunjung datangDi sana, di sudut yang sepi dan remang, duduk si Ibu tua yang lemah tak berdaya menatap sayu jauh ke depan, pikirannya menerawang memikirkan anaknya, ternyata, ternyata beliaulah ibu kita ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita, ibu yang bertarung nyawa hidup dan mati menyelamatkan kita, ibu yang rela berkorban apa saja hanya demi kita anaknya beliau duduk tak berdaya dalam kelemahan dan ketuaannya, rambutnya telah memutih bagai lembaran kain putih yang terurai dan terkulai dengan sabar ia menanti jemputan kita jemputan anak belahan jiwanya, anak yang waktu kecil ditimang dan dibuai dimanja setiap saat kini kita dinantikan datang pada saat hari bahagia ini, tapi apa hendak dikata Kita.., anaknya, belahan jiwanya tak kunjung datang sirnalah 7harapannya dalam penantian dari bibirnya yang pucat pasi itu bergetar sebait doa : Ya Allah Bila masih ada sisa umurku, kumohon kepada-Mu dengan tulus dan ikhlas, gerakkanlah hati anakku untuk datang kepadaku dan jadikanlah mereka anak yang shaleh dan shaleha.

Jiwa yang telah mendapatkan keridaan Allah SWT di bulan suci Ramadhan, sesungguhnya sangat patut untuk merenung dan mengkaji kembali nasehat dan petuah kedua orang tua kasih sayang kedua orang tua kepada anaknya bagaikan air sungai yang mengalir siang dan malam Jasa orang tua sangat besar dan luar biasa, cobalah bayangkan dan renungkan, Ibu mengandung dalam keadaan susah payah, tubuhnya yang lemah, ia tidak pernah mengenal jeri payah, Sembilan bulan Sembilan hari ia mengandung, tak terdengar keluh dan rintihan, dia berjuang dengan segenap kekuatannya saat ia melahirkan kita ke dunia dia bertaruh antara hidup dan mati, ia pertaruhkan nyawa, ia bertahan menahan derita sakit yang mematahkan ribuan urat-urat sarafnya itu semua demi kita itu semua dilakukan demi kita anaknya demi keselamatan kita. Lalu Apa yang telah kita lakukan buat mereka, kebaktian apa yang telah kita persembahkan dalam hidup mereka, kebaikan apa yang telah kita berikan yang meneyenangkan hati mereka orang yang begitu besar jasanya kepada kita, bukankah kita sering menyakiti hatinya, bukankah kita tidak pernah mengindahkan nasehatnya tidak pernah membantu dan menolongnya bahkan berani menantang dan mendurhakainya Subhanallah Allahu Akbar betapa luarbiasanya kebiadaban kitaAllahul kariim, bila keduanya telah tiada atau salah satu dari keduanya telah meninggalkan kita, dihari mulia ini Dilebaran yang suci ini, mereka berdiri dipintu-pintu kuburnya, menghiba Menanti uluran doa dari keluarga dan anak-anaknya. Ketika ternyata anak dan keluarganya tidak mendoakan mereka, tidak menyapa dan menziarahi kubur mereka, mereka pulang dengan jiwa yang lunglai, bercucuran kesedihan dan bersimbah kepiluanSeakan mereka berputar dalam keputusasaannya, sampai hati kalian anakku, tega nian kalian melupakan kami, .. tidak lagi mengingat kami dalam doa, padahal itu sangat kami nantikan membantu meringankan kepedihan kami di alam kuburJamaah Id yang dirahmati AllahDihari penuh magfirah ini ziarahi kuburnya tengadahkan tangan dari lubuk hati yang paling dalam dan ikhlas doakan orang tua kita.

8

Ya Allah Ampunilah dosaku dan dosa orang tuaku, rahmatilah mereka ya Allah kasihanilah keduanya sebagaimana mereka telah mengasihi kami disaat kami masih kecil.

Berbaringan dengan desiran angin naiklah doa yang Mubarak kehadirat Allah SWT Diatas pusara yang sepi seakan terdengar suara halus: Oh anakku Semoga Allah melanjutkan usiamu dalam taat kepadanya, wahai anakku, janganlah engkau hidup sampai ketiadaan amal menimpamu semoga Allah dengan hamparan kemulian-Nya akan menuntunmu diatas jalan yang tak berliku dan menyeberangkan engkau dilembah kearifan yang tak bertepiKepada saudara-saudaraku yang masih mempunyai Ibu dan Bapak, segeralah bersimpuh di bawah kaki mereka, mohonlah ampun kepada keduanya terutama bagi mereka yang banyak mempertutrutkan keinginannya dan mengabaikan kehendak orang tua. Ingatlah, Arasy Allah akan turut bergerak karena bergeraknya hati kedua orang tua kita, yang menahan derita dan sakit hati disebabkan ulah anak-anaknya.Kaum muslimin jamaah Id yang berbahagia Hikmah hari raya Idul Fitri ini, mari kita jadikan sebagai titik awal dalam menebus kelalaian dan mengejar segala ketertinggalan. Harapan menjadi anak yang shaleh dan shaleha masih panjang, olehnya itu bertekadlah dengan sungguh-sungguh semoga Allah menghamparkan keridaannya kepada kita semua Amiin Ya Rabbal Alamin