Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

download Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

of 73

description

Perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari 10 penyebab utama kematian, dua diantaranya penyakit jantung dan stroke adalah penyakit tidak menular. Keadaan ini terjadi di dunia, baik di negara maju maupun di negara ekonomi rendah menengah. Kemudian perkembangan sosial ekonomi dan kultural bangsa dan dunia menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit menular karena sudah mulai meningkat dan cenderung sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (selanjutnya disingkat PTM) dilatar belakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia, perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular ini lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.

Transcript of Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

  • KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULARKELOMPOK 1/SEMESTER ANTARA 2015Lintang Restu A.Meilia Wulan W.Irin FahrunisyahDinar Rizki W.Rifka Fatimatuz Z.R.M. Naufal Roby F.Luluk Zilfi B.Ema Diana RahmawatiSaraswati IswaraAnggi AditamaQory Nabila F.Serius MillianiFitri N. IndahsariPuput Dewi P.Ulfa M.

  • A. LATAR BELAKANGPerhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat, karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari 10 penyebab utama kematian, dua diantaranya penyakit jantung dan stroke adalah penyakit tidak menular. Keadaan ini terjadi di dunia, baik di negara maju maupun di negara ekonomi rendah menengah. Kemudian perkembangan sosial ekonomi dan kultural bangsa dan dunia menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit menular karena sudah mulai meningkat dan cenderung sesuai dengan perkembangan masyarakat.Pentingnya pengetahuan tentang penyakit tidak menular (selanjutnya disingkat PTM) dilatar belakangi dengan kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat Indonesia, perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular ini lebih dikenal dalam sebutan transisi epidemiologi.

  • SEPULUH PENYAKIT PENYEBAB UTAMA KEMATIAN DI DUNIA

    Negara Maju/Ekonomi TinggiNegara Berkembang/Ekonomi Rendah MenengahHeart diseaseStrokeLung cancerLower respiratory infectionChronic obstrutive pullmonary disease (COPD)Colon and rectum cancers.Alzheimers disease and other dementiasType 2 diabetesBreast cancerStomach cancerHeart diseaseStrokeLower respiratory infectionHIV/AIDSFetus/newborn (perinatal) conditionChronic obstrutive pullmonary disease (COPD)DiarrheaTuberculosisMalariaRoad traffic accidents

  • B. MENGENAL PENYAKIT TIDAK MENULARPengertian UmumBeberapa istilah PTM antara lain:a. Penyakit kronis penyakit kronis dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronis (menahun) atau lama

    b. Penyakit noninfeksi dipakai karena proses patologi PTM bukanlah suatu proses infeksi yang dipicu oleh mikroorganisme.

  • c. Penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut

    d. New Communicable disease karena penyakit ini dianggap dapat menular yakni melalui gaya hidup

    e. Penyakit perilaku

  • 2. Karakteristik PTMBeberapa karakteristik PTM antara lain:Penularan penyakit tidak melalui suatu rantai penularan tertentuMasa inkubasi yang panjang dan latenPerlangsungan penyakit yang berlarut-larut (kronis)Banyak meghadapi kesulitan diagnosisMempunyai variasi yang luasMemerlukan biaya yang tinggi dalam upaya pencegahan dan penanggulangannyaFaktor penyebabnya bermacam-macam (multikausal) bahkan tidak jelas

  • PERBANDINGAN GAMBARAN UMUM PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

    Penyakit MenularPenyakit Tidak MenularBanyak di negara berkembangRantai penularannya yang jelasPerlangsungan akutEtiologi organisme jelasBersifat kausa tunggalDiagnosis mudahMudah mencari penyebabnyaBiaya relatif murahJelas muncul di permukaanMorbiditas dan mortalitasnya cenderung menurunDitemui di negara industriTidak ada rantai penularanPerlangsungan kronisEtiologi tidak jelasBiasanya kausa gandaDiagnosis sulitSulit mencari penyebabnyaBiaya mahalAda iceberg phenomenonMorbiditas dan mortalitasnya cenderung meningkat

  • Peranan epidemiologi dalam masalah PTM adalah:Untuk mengetahui bagaimana distribusi PTM dalam masyarakat sehingga dapat diidentifikasi maslaah PTM dalam kesehatan masyarakatUntuk mengetahui apa yang menjadi penyebab tingginya distribusi PTM dalam suatu masyarakat diabndingkan dengan daerah atau komuniti lainnyaUntuk mennetukan pilihan prioritas dalam menangani masalah PTM

  • PENDEKATAN EPIDEMIOLOGIPendekatan epidemiologi penyakit tidak menular diperlukan pendekatan metodologik tersendiri, yakni melakukan analisis berbasis penelitian sebagai pendekatan pembuktian . Analisis epidemiologis sendiri bisa berupa analisis deskriptif, kausal, dan interventional.Deskriptif frekuensi penyakitsecara umum dikenal 3 macam perhitungan frekuensi penyakit, yakni:a.prevalensiprevalensi adalah jumlah penderita penyakit tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada daerah tersebut. prevalensi = n/Nb.rate = a/njumlah orang sakit tertentu pada suatu waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk pada suatu periode waktu tertentu.

  • c.ratio = a/b jumlah orang sakit/jumlah orang sehat. Misalnya ratio orang sakit kanker dibanding orang sehat.d.proporsi = a / ( a+b)pembilang menjadi bagian penyebut, umumnya dinytakan dalam persen. Jenis-jenis perhitungan frekuensi ini dapat diperoleh sebagai hasil sebuah penelitian deskriptif. Untuk mengidentifikasi besarnya resiko maka diperlukan penelitian analitik.Resiko relatif merupakan perbedaan besarnya rate yang terjadi pada mereka yang terpapar dengan besarnya rate pada mereka yang tidak terpapar yang diperoleh dengan suatu penelitian prospektif.

  • 2.Penelitian epidemiologi PTMJenis penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal adanya penelitian observasional dan eksperimental ( intervensi). Penelitian yang observasional bersifat pasif, peneliti sekedar mengamati dan mengikuti apa yang terjadi tanpa intervensi atau tidak mengendalikan atau mengarahkan penelitian menurut kemauan peneliti. Contoh jenis penelitian observasional :- penelitian ekologis- penelitian potong lintang-penelitian kasus kontrol-penelitian kohor.Penelitian yang eksperimental, peneliti yang bersifat aktif, mengarahkan penelitian dengan melakukan intervensi aktif sesuai dengan desain yang telah dibuat.

  • 3. ANALISIS KAUSALFaktor Penyebab (Kausa)Secara epidemiologi Suatu hubungan kausa terjadi jika bukti menunjukkan faktor kausa mengakibatkan meningkatnya probabilitas terjadinya penyakit. Dan sebaliknya, jika faktor kausa dikurangi akan terjadi penurunan frekuensi penyakit. Misalnya: penyakit kanker yang perjalanan penyakitnya panjang, mengalami kesulitan dalam mencari penyebabnya.

  • b. Hubungan Kausal1. Hubungan Independen, yaitu hubungan antara 2 faktor yang tidak menunjukkan hubungan bermakna secara statistik.2. Hubungan Dependen, hubungan antara 2 faktor yang mempunyai hubungan bermakna secara statistik. Hubungan dependen dibagi menjadi 2 yaitu:Hubungan non-kausalHubungan kausal

  • c. EtiologiDigunakan sebagai faktor penyebab biologis penyakit infeksi (agen penyebab biologis)

    Etiologi JenisPenyakit1. Plasmodium MalariaMalaria2. Salmonella TyphosaThypoid Fever3. Fibrio CholeraCholera4. Virus PolioPoliomyelitis5. Hemophylus influenzaeInfluenza

  • 4. KRITERIA KAUSATerdapat 9 kriteria kausa:Kuatnya hubunganTemporalitiDosis responsKonsistenKhususLayak biologisBukti percobaanKoherenAnalogi

  • Kuatnya HubunganBesarnya pengaruh faktor kausal dalam menyebabkan terjadinya penyakit. Dilihat dari tingginya insiden suatu penyakit dengan keterpaparan kausa dalam masyarakat.2. TemporalitiSuatu faktor kausa mempunyai keberadaan yang mendahului terjadinya penyakit atau akibat (outcome) apa saja. Persyaratan ini dilakukan jika suatu faktor dapat disebut kausa, sebab tidak mungkin akibat mendahului kausa.3. Dosis ResponsJika dosis atau besarnya keterpaparan oleh unsur penyakit dinaikkan maka resiko dan besarnya akibat/penyakit akan semakin besar.

  • 4. KONSISTENSIHal ini dimaksudkan dg adanya konsistensi dari hasil penelitian yg dilakukan oleh beberapa peneliti di berbagai tempat dg situasi byg berbeda pula. Walaupun dilakukan oleh org atau peneliti yg berbeda, hasil penelitian mereka tetap diharapkan serupa.

  • 5. KHUSUSKriteria ini meminta bahwa kausa harus bersifat khusus, tersendiri/tunggal, dalam hal mempunyai pengaruh tunggal yg khusus.

  • 6. LAYAK BIOLOGIJika keterpaparan terjadi pada jalan napas maka secara biologis penyakitnya kemungkinan besar terjadi pula di jalan napas bukti ini biasa diminta dan dilakukan percobaan di laboratorium pd binatang percobaan.

  • 7. KOHERENDisini diharapkan adanya kesesuaian kausa dg riwayat alamiah dan biologi dari penyakit merokok kontak dg sistem pernapasan, maka wajar jk memberikan efek pd sistem pernapasan.

  • 8. BUKTI PERCOBAANSuatu kausa harus mendapatkan dukungan bukti dr percobaan dari populasi manusia sendiri hal ini biasanya dilakukan dlm uji obat dg melakukan percobaan klinikal.

  • 9. ANALOGIHal ini dilihat dg mmbandingkn satu unsur dg unsur blainnya yg sejenis. Jk suatu zat trtntu menyebabkan penyakit maka zat lain yg sejenis harus menyebabkan hal yg sama.

    Kriteria umum dlm mencurigai suatu kausa :Prevalensi penyakit lebih tinggiKeterpaparan lebih sering terjadiInsiden penyakit lebih tinggiDitemukan hubungan waktu keterpaparanAdanya spektrumHost respone yg dpt diukur hrs ditemukan scr traturPercobaan terhadap manusia atau hewan harus lebih tinggiPenghapusan kausa menyebabkan penurunan insidenPencegahan terhadap keterpaparan dpt menurunkan insidenDpt menentukan kausa tsb dg pndekatan biologis atau epidemiologiHubngan kausa dg penyakit hrus ditemukan pd brbagai populasi dg brbagai metode pnelitian.

  • 5. BIOMARKER Merupakan petunjuk biologis yang diperoleh dari unsur biologis tubuh yang digunakan untuk menunjuk adanya keterpaparan yg mengakibatkan munculnya penyakit.Contoh:Continine dari salivarokokkanker paru

    Unsur biologis tubuh berupa: Faktor selulerBiokimia/molekul (host): jaringan/cairan tubuh yg dpt dipakai untuk pemeriksaan biomarker darah, urin, kelenjar, air liur, keringat, semen, sputum, sumsum tulang, tulang, udara pernafasan, rambut, ASI, kulit, dan jaringan yg terpapar sendiri

  • KEGUNAAN BIOMARKERMeningkatkan validitas & mengurangi biasMeningkatkan pengertian ttg patogenesis peny.Mengukur keberhasilan intervensiEx: penurunan hasil pemeriksaan kolesterol dpt menunjukan keberhasilan intervensi pendidikan kesehatan atau pengobatan yg telah diberikan.

  • KEKURANGAN BIOMARKERTidak semua keterpaparan ada biomarkerIdentifikasi biomarke memerlukan teknik laboratorium (tenaga, fasilitas, dan finansial)

  • BIOMARKER, JENIS KETERPAPARAN, BAHAN PEMERIKSAAN, DAN PENYAKITNYA

    BiomarkerJenis keterpaparanBahan pemeriksaanPenyakit ContinineNicotine rokokSaliva, darahKanker paruPlumbum Polusi PbRambut, kuku, gigiKeracunan PbDDEDDT (dichlorodiphenyl dichloro ethylene)Jaringan lemakKeracunan DDTaflatoxinMakanan tercemarCairan tubuhKanker hati

  • 6. JENIS-JENIS KAUSAKAUSA BERSIFAT LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNGKAUSA BERSIFAT TUNGGAL ATAU GANDAKAUSA BIOLOGIS ATAU NON BIOLOGIS

  • ADA 3 KEMUNGKINAN YANG DAPAT TERJADI DALAM MENGHUBUNGKAN 2 FAKTOR. KETIGA BENTUK HUBUNGAN TERSEBUT DAPAT BERUPA :A. HUBUNGAN SIMETRIS : X YB. HUBUNGAN ASIMETRIS X YC. HUBUNGAN BALIK ASIMETRIS X Y

  • A. KAUSA TUNGGAL DAN GANDAUMUMNYA KAUSA TUNGGAL PENYAKIT BERKAITAN DENGAN BAKTERI DAN SEJENISNYA. SEDANGKAN KAUSA GANDA ADALAH GABUNGAN BERBAGAI KAUSA BAIK KAUSA BIOLOGIS MAUPUN NON BIOLOGISKAUSA GANDA DAPAT BERKAITAN DENGAN HAL HAL SEPERTI :BEBERAPA KAUSA MENYEBABKAN PENYAKIT TERTENTU (WEB OF CAUSATION)INTERAKSI TERJADI ANTARA AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN YANG BERSAMA SAMA MENYEBABKAN PENYAKIT DAN SEKALIGUS MERUPAKAN MATA RANTAI SEJARAH PERKEMBANGAN PENYAKIT TERSEBUT.CONTOH : SCHISTOSOMIASISAGEN : CACING SCHISTOSOMAHOST : REAKSI JARINGANLINGKUNGAN : INTERMEDIA HOST, MUSIM, PERILAKU MASYARAKAT

  • CONTDC. TERJADINYA KAUSA GANDA BERDASARKAN PERBEDAAN PENDEKATAN DARI AHLI ATAU PENELITI MASING-MASING BIDANG. MISALNYA DALAM MELIHAT PENYEBAB ULKUS DUODENUMD. UNTAIAN KAUSA DARI BERBAGAI KAUSA YANG DICURIGAI HUBUNGAN SATU SAMA LAIN MEMPUNYAI BERBAGAI VARIASI KEMUNGKINAN DAPAT BERUPA :

    A B C X YA B C YX X Y\ / \ / \ /A B - C

  • B. KAUSA MUTLAK DAN MEMADAIPENYEBAB BERSIFAT MUTLAK (NECESSARY) DALAM PENYAKIT DIMAKSUDKAN BAHWA FAKTOR ITU PASTI ADA UNTUK TERJADINYA PENYAKIT. TANPA FAKTOR ITU PENYAKIT TIDAK AKAN TERJADI, TETAPI TIDAK HARUS BERARTI HANYA FAKTOR MUTLAK ITU YANG DIPERLUKAN UNTUK TERJADINYA PENYAKIT.SEDANGKAN FAKTOR KAUSA BERSIFAT MEMADAI (SUFFICIENT) ADALAH FAKTOR YANG DENGAN SENDIRINYA SUDAH CUKUP MEMADAI UNTUK MENYEBABKAN PENYAKIT

  • C. KAUSA BIOLOGIS DAN NON BIOLOGISKONSEKUENSI TERPAPAR SEJENIS INFEKSI DAPAT BERUPA NIHIL SAMPAI KEMATIAN. TERPAPAR SUATU BAKTERI DAPAT MENIMBULKAN BEGITU LUAS DAN BERMACAM MANIFESTASI. BANYAK PATOGEN SEPERTI VIRUS POLIO ATAU ENTAMOEBA HISTOLITICA YANG DAPAT BERADA DALAM TUBUH TANPA MENYEBABKAN PENYAKIT. DALAM CONTOH INI BAKTERI BUKANLAH PENYEBAB TUNGGAL YANG MEMADAI UNTUK TERJADINYA PENYAKIT.UNTUK PENYAKIT INFEKSI, BAKTERI DAN KAWANAN PARASIT LAINNYA YANG DITUNJUK SEBAGAI KAUSA INI TERLIHAT JELAS TETAPI ADANYA BAKTERI BUKANLAH JAMINAN SEPENUHNYA TERJADINYA PENYAKIT. INI KELEMAHAN PERTAMA DALAM MENUNJUKKAN BAKTERI SEBAGAI PENYEBAB TUNGGAL.

  • CONTDDI LAIN PIHAK, SEBALIKNYA TERJADI PADA PENYAKIT KRONIS. MENUNJUK FAKTOR SOSIAL ATAU NON BAKTERI DIRASAKAN KURANG MEMUASKAN. ADA KECENDERUNGAN UNTUK TETAP MENCURIGAI ADANYA FAKTOR BIOLOGIS TERTENTU YANG DIANGGAP BERPERAN DALAM TERJADI PENYAKIT KRONIS, MISALNYA DALAM KAUSA KANKER SERVIKS UTERUS. SECARA SINGKAT KECENDERUNGAN PEMBURUAN ANTARA PENYEBAB BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS ITU ADALAHPENYAKIT INFEKSI : BAKTERI NON BAKTERIPENYAKIT KRONIS : NON BAKTERI BAKTERI

  • BERBAGAI KAUSA PENYAKITBiologis:Bakteri: tuberkulosis, sifilisProtozoa: amoeba, malariaFungi: histoplasmosisVirus: mesles, mumps, poliomyelitisFisik: radiasi, traumaKimiawi: CO, obatSosial: perilaku

  • MACAM KAUSAKausa biologis: menyebabkan penyakit infeksibakteri, parasit, virus, jamurKausa fisik: dapat diamati secara kasat mata dalam melakukan pendeteksianKausa kimiawi: bahan kimia mempunya kecendurungan untuk menunjukan reaksi yang dapat digunakan untuk menunjukan identitas kausa suatu penyakitSosial: berupa tingkah laku, gaya hidup, perilaku misalnya merokok, alkoholic, makan berlebihan dll

  • CONTOH KAUSA SOSIAL DALAM PENELITIAN:Rokokrisiko penyebab berbagai penyakit ex: kanker paru

    Penelitian apakah rokok menyebabkan kanker paru, dapat ditinjau dari:Cara merokok: langsung/pipa, ketajaman dan keseringan isapanJenis rokok: kretek cerutu, sintesis, berfilter/tidakBanyaknya rokok: jumlah batang rokok/hariLamanya merokok: periode waktu merokok (sekarang/dulu)Cara terpapar: langsung/tidak langsung

  • FAKTOR RISIKO DAN UPAYA PECEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

  • PETA KONSEP

  • FAKTOR RISIKO

  • SEJARAH

  • FAKTOR RISIKOETIOLOGIFaktor Penyebab PTMPenyebab biologis dari suatu penyakit infeksi

  • PENGERTIANFaktor risiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita individu yang mana secara statistik berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa individu lain pada suatu kelompok masyarakat).Penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan

  • JENIS FAKTOR RISIKO

  • KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO

  • KRITERIA FAKTOR RISIKO

    KriteriaKeterangan1.Kekuatan hubunganAdanya risiko relatif yang tinggi2.TemporalKausa mendahului akibat3.Respon terhadap dosisMakin besar paparan makin tinggi kejadian penyakit4.ReversibilitasPenurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian penyakit5.KonsistensiKejadian yang sama akan berulang pada waktu, tempat dan penelitian yang lain.6.Layak biologisSesuai dengan konsep biologis7.SpesifitasSatu penyebab menyebabkan satu akibat8.AnalogiAda kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa

  • CONTOH FAKTOR RISIKOMerokokAlkoholDiet/makananGaya HidupKegemukan (obese)AsbesRadiasiSexual BehaviorObat-obatan

  • GIZI SEBAGAI CONTOH FAKTOR RISIKOTiga faktor risiko utama yang dapat dilakukan terhadap penyakit kronik utama :

    Gizi merupakan salah satu faktor risiko yang penting.Gizi serat yang dikandung oleh makanan.< serat PJK, diare, kanker kolon dan divertikuler usus besar.

  • HUBUNGAN DIET DENGAN BEBERAPA JENIS KANKER

  • MENENTUKAN BESARAN FAKTOR RISIKOPerhitungan berdasarkan:Risiko Relative atau Odds RasioPerbandingan rate antara insiden populasi yang terpapar (exposure) dengan yang tidak terpapar (non-exposure) pada kelompok yg sakit (kasus) dan yg tidak sakit (kontrol).

  • PERBEDAAN RISIKO DAN PROGNOSISSEHAT = = = = = = => SAKIT = = = = = = => MATI

    1. Faktor risiko adalah berapa besar kemungkinan sakit dari seorang yang sehat.Faktor risiko diartikan sebagai suatu karakteristik, tanda, simptom pada penyakit yang secara statistik dapat meningkatkan insidensi penyakit (Bustan, 2000).2. Prognosis adalah berapa besar kemungkinan mati akibat dari keadaan sakit.Angka angka yang sering digunakan untuk menggambarkan prognosis :Harapan hidup lima tahun (five year survival rate) : persentase penderita untuk mampu hidup selama 5 tahun dari saat sakit.Kasus fatal : persentase penderita yang mati karena sakit.Respon : persentase penderita yang mengalami perbaikan.Remisi : persentase penderita yang sembuh, tidak dideteksi.Kambuh (relapse) : persentase yang kembali sakit setelah sembuh.

    RisikoPrognosis

  • PERBEDAAN

    Faktor RisikoFaktor PrognosisUmur tinggiUmur tinggiLDL tinggiPriaHDL rendahInfark anteriorRokokJantung kongestifHipertensi Aritmia ventrikularTidak aktif

  • GAMBARAN PREVALENSI BERBAGAI FAKTOR RISIKOPrevalensi adalah seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang. Prevalensi dihitung dengan membagi jumlah orang yang memiliki penyakit atau kondisi dengan jumlah total orang dalam kelompok.Berbagai survei/penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran prevalensi berbagai faktor risiko penyakit tidak menular, misalnya :Pengetahuan atau data mengenai prevalensi penyakit merupakan data dasar yang sangat penting untuk memperhatikan beban penyakit terhadap masyarakat dan faktor-faktor utama yang terkait. Dalam menguraikan besarnya prevalensi perlu diperhatikan faktor-faktor demografi dan epidemiologi yang penting.

  • FAKTOR RISIKO MEROKOK

  • FAKTOR RISIKO KONSUMSI MAKANAN BERISIKO

  • FAKTOR RISIKO KONSUMSI ALKOHOL

  • FAKTOR RISIKO KURANG AKTIFITAS FISIK

  • FAKTOR RISIKO OBESITAS

  • UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

  • 4 TINGKATAN PENCEGAHAN

  • PENCEGAHAN TINGKAT DASAR (PRIMORDIAL PREVENTION) Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum.Sasaran: orang yang sehatTujuan: untuk menghindari terbentuknya pola hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit, dan memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum.Prinsip: pencegahan awal ini diarahkan kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau memberikan efek patologis.

  • CONTOH Secara umum:Membuat kebijakan ttg pembatasan2 thd faktor risikoMenyediakan sarana prasarana olahragaSecara khusus (misal utk penyakit hipertensi dan stroke):Kebijakan ttg dinaikkannya cukai produk rokokKebijakan untuk kawasan dilarang merokokPencanangan jumat sehat (wajib olahraga tiap hari jumat utk seluruh instansi)Pembatasan jumlah gerai fastfood yg didirikan di suatu daerah

  • PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA (PRIMARY PREVENTION) Sasaran: orang sehat dan orang terpapar risiko atau berisiko tinggiTujuan: mencegah agar penyakit tidak terjadi dengan mengendalikan faktor risiko serta manusianyaPrinsip: menjaga kondisi orang sehat agar tetap sehat dan mencegah orang yg telah terpapar agar tdk menjadi sakit.

  • Health PromotionU mum:

    Kampanye kesadaran masy proses komunikasi indiv / kelmpok yg bertujuan menciptakan efek / dampak. Promosi kes proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.Pendidikan kes. Masy suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kasehatan yg berbasis masyarakat.Khusus: penyebaran poster dilarang merokok penyuluhan bahaya merokok.Specific ProtectionMerupakan usaha yang terutama ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu. Contohnya yaitu proteksi bahan industry berbahaya dan bising, proteksi pekerja terhadap kecelakaan kerja, pemberian zat yg memiliki aktivitas kemopreventif (sun cholerra) utk mnghambat peny / initiasi karsinogen.

  • PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA (SECONDARY PREVENTION) Sasaran: Orang yang terpapar faktor risiko atau memiliki faktor risiko tinggi dan orang yang baru terkena penyakitTujuan: menghentikan proses penyakit lebih lanjut, mencegah komplikasiPrinsip: Mencegah terjadinya keterparahan penyakit

  • Promt treatmentTindakan pembedahan yang segeraKemoterapiRadiasiPemberian obat-obatanEarly diagnosisMerupakan diagnosis dini akan mampu menemukan terjadinya kejadian sakit pada tahap awal sehingga bisa mencegah terjadinya stadium lanjutContoh: (1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/ pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu ; (2) penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi ;(3) surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.

  • PENCEGAHAN TINGKAT KETIGA (TERTIARY PREVENTION) Sasaran: penderita penyakit tertentuTujuan: mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu, serta usaha rehabilitasi.Prinsip: Mencegah Terjadinya kecacatan serta kematian pada penderita penyakit tertentuContoh: Pengobatan berupa kemoterapi, radiasi, pembedahan pemberian obat-obatan, sehingga penderita sembuh dan meminimalisasi kacacatan dan kematian.Rehabilitasi, Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi sosial, sehingga setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.

  • MISAL PENCEGAHAN PRIMER STROKE DILAKUAKAN INTERVENSI TERHADAP:Gaya hidup, dengan melakukan reduksi stress, maka rendah garam, lemak dan kalori, exercise, dan no smoking dan vitamin.Lingkungan, dengan menyadari lingkungan kerja.Biologi, dengan memberikan perhatian terhadap faktor risiko biologis ( jenis kelamin, riwayat keluarga).Pelayanan kesehatan, dengan memberikan health education dan pemeriksaan tensi.

    Pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk upaya pencegahan dengan 4 faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit (gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan).

  • STRATEGI PENCEGAHAN HIPERTENSI/STROKE PADA DEWASA 30-44 TAHUN

  • TERIMA KASIH

    ****