Konsep Keluarga

download Konsep Keluarga

of 21

description

promosi kesehatan

Transcript of Konsep Keluarga

Konsep Caring Sepanjang Rentang KehidupanKONSEP KELUARGA

Disusun oleh : Mei Riayu 1406649870Munasirah 1406649896Muhammad Dwi Anggara 1406649883Nur Ikhwan 1406649920Rachellya Volvo 1406649946

PROGRAM S1 EKSTENSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA2014

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I untuk memenuhi salah satu tugas dengan topik Konsep keluarga pada Konsep Caring Sepanjang Rentang KehidupanMakalah ini berisi tentang pengertian konsep keperawatan keluarga dan bagaimana penerapan konsep caring tersebut. Makalah ini disusun untuk memberi pemahaman kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk kami sebagai mahasiswa dalam memahami konsep keluarga yang membutuhkan penerapan konsep caring. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami konsep keluarga dan bagaimana menerapkan konsep keluarga dalam konsep caring dalam kehidupan sehari-hari.Di dalam makalah ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan pada pengetikan dan penjabaran materi. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.

Depok, November 2014

Penulis

iDaftar Isi

KATA PENGANTAR..iDAFTAR ISI..ii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang..11.2. Identifikasi Masalah..21.3. Tujuan Penulisan..21.4. Sistematika Penulisan..2

BAB II ISI2.1. Konsep Keluarga..32.1.1. Pengertian Keluarga Secara Umum dan Teoritis..32.1.2. Tahap Perkembangan Keluarga..42.1.3. Jenis dan Tipe Keluarga..92.1.4. Fungsi Keluarga122.1.5 Struktur Keluarga142.1.6 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan142.1.5. Keluarga Sebagai Sistem15

BAB III PENUTUP3.1. Kesimpulan18

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDewasa ini, konsep caring sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep caring juga erat kaitannya dengan sebuah profesi perawatan. Seperti yang kita ketahui, seorang perawat memiliki standarisasi tersendiri yang membedakannya dengan profesi lainnya. Seorang perawat sangat membutuhkan etika dan perilaku caring dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai profesi yang merawat dan berhubungan langsung dengan manusia lain yaitu pasien atau kliennya. Perawat dituntut memiliki berbagai kemampuan atau skill dalam menjalankan profesinya. Perawat yang memiliki sikap caring dapat dilihat dari cara perawat tersebut dalam berbicara dengan pasien, mendengarkan pasien, ketelatenannya dalam menjalankan tugas, kehati-hatiannya dalam memeriksa dan memberikan obat, ataupun berbagai kontak fisik dan psikis lainnya dengan pasien atau kliennya. Perawat yang caring akan sangat berbeda dengan perawat yang tidak memiliki sikap caring. Perawat yang caring sangat dibutuhkan karena mempengaruhi proses penyembuhan pasien. Namun, seperti yang dapat kita lihat, sekarang sangat banayk dijumpai perawat yang tidak menerapkan konsep caring kepada pasien dalam menjalankan tugasnya. Banyak perawat yang hanya datang keruangan pasien dan mengecek kondisi pasien tanpa menanyakan kabar, dan bagaimana perkembangan yang dirasakan pasien dari hari kehari.

1Tidak hanya dilingkungan rumah sakit antara perawat dan pasien, konsep caring juga dapat dilihat dilingkungan keluarga. Didalam keluarga caring juga sangat dibutuhkan. Perilaku caring dalam keluarga dapat dilakukan dengan saling membantu dan menjaga keakraban dan keintiman antar anggota keluarga. Tapi akibat perkembangan zaman dan teknologi, banyak keluarga yang mengabaikan sikap caring. Banyak keluarga yang terlalu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Seperti orang tua yang terlalu mementingkan kemajuan karir demi mencapai targetnya dan mengesampingkan waktu untuk keluarganya. Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu calon generasi perawat masa depan agar dapat menerapkan sikap caring dalam kehidupannya dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun.

1.2. Rumusan MasalahPada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian keluarga secara umum dan teoritis, tahap perkembangan keluarga, jenis dan tipe keluarga, fungsi, struktur dan tugas keluarga serta keluarga sebagai sistem

1.3. Tujuan Penulisan Mahasiswa mampu memahami pengertian keluarga secara umum dan teoritis Mahasiswa mampu memahami tahap perkembangan keluarga Mahasiswa mampu memahami jenis dan tipe keluarga Mahasiswa mampu memahami fungsi struktur dan tugas keluarga Mahasiswa mampu memahami keluarga sebagai sistem

1.4. Sistematika PenulisanMakalah ini akan membahas mengenai konsep keluarga serta aplikasi penerapan konsep tersebut didalam kehidupan sehari-hari. Penulisan makalah ini akan diawali dengan bab pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang penulisan, identifikasi masalah, tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan makalah. Lalu pada bab selanjutnya akan dilanjutkan dengan konsep keluarga dengan sub bab pengertian keluarga secara umum dan teoritis, tahap perkembangan keluarga, jenis dan tipe keluarga, struktur dan fungsi keluarga, dan keluarga sebagai sistem. Makalah ini akan ditutup dengan kesimpulan dan saran dan diakhiri dengan daftar pustaka.

2BAB IIISI2.1.Konsep Keluarga2.1.1Pengertian Keluarga Secara Umum dan TeoritisKeluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Keluarga terdiri atas beberapa individu, pria maupun wanita, muda atau tua, terkait secara hukum maupun tidak, terkait secara genetik maupun tidak, yang dianggap satu sama lain sebagai orang terdekat (Kozier, et al.,2009). Menurut Asted Kurki, et al (2001) dalam Potter & Perry (2009), istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Istilah ini memiliki arti yang berlawanan bagi lainnya. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2014) keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak anaknya; seisi rumah. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien memiliki nilai nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus anda hormati. Anggap keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang diidentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum.Keluarga didefinisikan secara biologis, hukum atau sebagai jaringan sosial dengan ikatan dan ideologi yang di bangun secara pribadi. Bagi beberapa klien, keluarga hanya meliputi orang yang terikat melalui perkawinan, kelahiran atau adopsi. Bagi mereka yang lain, keluarga mecakup bibi, paman, sahabat, teman sesama penghuni tempat tinggal dan bahkan hewan peliharaan (Potter & Perry, 2009).

32.1.2.Tahap Perkembangan Keluarga

Teori perkembangan keluarga dan siklus kehidupan menyediakan sebuah kerangka kerja untuk memahami prediksi normal dalam perubahan keluarga dan proses transisi. Dalam teori perkembangan keluarga, Duvall dan Miller (1985) mengaplikasikan prinsip perkembangan individu ke keluarga sebagai sebuah unit. Tahap perkembangan keluarga didasarkan umur anak tertua. Secara keseluruhan tugas keluarga adalah mengidentifikasi kebutuhan menyelesaikan setiap tugas perkembangan keluarga (Stanhope dan Lancaster, 2012).

Tahap perkembangan siklus kehidupan keluarga menurut Duvall dan Miller (1985) dalam Friedman (1998)Tahap perkembangan keluargaBatasanTugas perkembangan keluarga

Tahap transisi: keluarga antara (dewasa muda yang belum menikah)

Individu berumur 20 tahunan yang telah mandiri secara finansial dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga.

a. Pembedaan diri dalam hubungan dengan keluarga asalb. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrabc. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan dan finansial

Tahap I: keluarga pemula

Perkawinan dari sepasang individu menandai bermulanya sebuah keluarga baru-keluarga yang menikah atau prokreasi- dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskanb. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonisc. 4Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua)

Tahap II: keluarga yang sedang mengasuh anak

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluargac. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek dan nenek

Tahap III : keluarga dengan anak prasekolah

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri dari tiga hingga lima orang, dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamananb. Memsosialisasikan anakc. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang laind. 5Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)

Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehatb. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskanc. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

Tahap V: keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dimulai dari siklus kehidupan keluarga. Tahap ini berlangsung selama 6-7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dengan di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.a. 6Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinanc. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.

Tahap VI:keluarga yang melepaskan anak usia dewasa mudaPermulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan rumah kosong ketika anak terakhir meninggalkan rumaha. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anakb. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan hubungan perkawinanc. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri

Tahap VII: orangtua usia pertengahanDimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Biasanya ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudiana. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatanb. Mempertahankan hubungan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anakc. Memperkokoh hubungan perkawinan

Tahap VIII: keluarga dengan masa pensiun dan lansiaDimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggala. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan b. 7Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurunc. Mempertahankan hubungan perkawinand. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangane. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasif. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)

Dalam paradigma dari Duvall, menggunakan tingkat umur dan tingkat sekolah dari anak yang paling tua sebagai tonggak untuk interval siklus kehidupan, dengan pengecualian untuk dua tahap terakhir kehidupan keluarga ketika anak-anak sudah tidak ada lagi di rumah. Sebaliknya, menurut Carter dan McGoldrick (1988) merumuskan tahap siklus kehidupan keluarga yang berfokus pada hal-hal penting dimana anggota keluarga berubah, yang menjadi syarat sehingga keluarga bisa bergerak dari satu siklus kehidupan ketahap selanjutnya (Friedman, 1998).Tingkatan dalam siklus kehidupan keluarga menurut Carter dan McGoldrick (1988)(Potter dan Perry, 2009)Tahap siklus kehidupan keluargaProses transisi emosional:prinsip pentingPerubahan status keluarga yang dibutuhkan untuk ke tingkat selanjutnya

Orang dewasa tunggalMenerima perpisahan dari orangtua Diferensiasi diri dari keluarga Pembentukan hubungan yang dekat dengan kelompok pergaulan 8Pencapaian diri pada lingkungan kerja

Pasangan yang baru menikahKomitmen pada sistem baru Pembentukan sistem keluarga Penyusunan ulang hubungan dengan keluarga tambahan dan teman dengan menyertakan pasangan

Keluarga dengan anak kecilMenerima anggota generasi baru dalam sistem keluarga Menyesuaikan sistem pernikahan untuk menyediakan tempat bagi anak Mengambil peran orangtua Penyusunan ulang hubungan dengan keluarga tambahan dengan menyertakan peran orangtua serta kakek/nenek

Keluarga dengan remajaMemberi kebebasan bagi anak Perubahan hubungan orangtua mengizinkan remaja keluar masuk sistem Fokus kembali pada masalah karier dan kebutuhan paruh baya

meluncurkan anak dan melanjutkan kehidupanMenerima berbagai kemungkinan keluar masuk sistem keluarga Memulai perubahan perhatian kepada generasi tua Beradaptasi terhadap pengurangan anggota keluarga Membangun hubungan dewasa antara anak dan orangtua Menyusun hubungan dengan menyertakan cucu dan besan 9Mengatasi keterbatasan fungsional dan kematian orangtua

Keluarga dalam kehidupan lebih lanjutMenerima perpindahan pada peran generasi Mempertahankan minat ditengah penurunan fungsi fisiologis; penjelajahan pilihan peran sosial dan keluarga baru Menyediakan ruangan dalam sistem untuk kebijakan dan pengalaman lansia; mendukung generasi yang lebih tua tanpa bersifat terlalu interventif Berhadapan dengan masalah pensiun Berhadapan dengan kehilangan pasangan, saudara, dan kelompok lain serta persiapan untuk kematian diri sendiri; meninjau pengalaman dan keputusan kehidupan

Teori tahap perkembangan keluarga menjelaskan dan memprediksi perubahan yang muncul dalam keluarga dan anggotanya. Penerimaan tugas perkembangan keluarga membantu individu menyelesaikan tugas perkembangannya (Stanhope dan Lancaster, 2012).

2.1.3.Jenis dan Tipe KeluargaMenurut Friedman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.1) Tipe keluarga tradisional terdiri dari :a. 9Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah lanjut usia.2) Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :a. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian darah, hidup dalam satu rumah.b. Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.c. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup bersama dalam satu rumah dan berperilaku layaknya suami istri.Pembagian Keluarga Menurut Friedman (1986) yang dikutip oleh Ali (2010) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :1. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri atas ayah, ibu, dan anak (kandung atau angkat) yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan olehsanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanyadapat bekerja di luar rumah.2. 10Keluarga Besar (Extended Family), terdiri atas keluarga inti ditambahdengan keluarga yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.3. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.4. Nuclear dyed yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama. 5. Blanded family yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu. 6. Three generation family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah. 7. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang kos-kosan yang hidup dalam rumahnya. 8. Midle age atau elderly coupleyaitu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri paruh baya

Pembagian tipe keluarga menurut Konteks Keilmuawan dan pengelompokan orang dalam (Efendy, 2009).1. Traditional Nuclear : Keluarga inti (ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi2 legal dalam satu atau keduanya bekerja dapat bekerja di luar rumah.2. Reconstitud Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami stri , tinggal dalam pembentuk suatu rumah dengan anak anak, baik itu anak perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.3. Middle age/ aging couple. Suami istri sebagai pencari uang, istri dirumah atau keduanya bekerja di luar rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah, perkawinan, atau meniti karier.4. 11Dyadid Nuclear. Pasangan suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keluarga / salah satu bekerja di luar rumah.5. Singgel Perent. Keluarga dengan satu orang tua, akibat perceraian atau kematian pasangannya, anak-anak dapat tinggal di dalam atau di luar rumah.6. Dual carier. Suami istri ataua keduanya orang karier dan tampa anak7. Commuter Married. Pasangan suami istri atau keduanya sama-sama bekerja dan tinggal terpisah pada jarak jauh tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu tertentu8. Singgle adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah.9. Three generation. Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah10. Institusional. Anak-anak atau orang yang tinggal dalam satu panti11. Communal. Satu rumah terdiri atas 2 atau lebih pasangan yang mengalami dengan anak-anaknya dan bersama-sama berbagai fasilitas12. Group Marriage. Satu rumah terdiri atasorang tua dan keturunanya di dalam satu kesatuan group13. Unmariage Parent and child. Ibu dan anak yang pernikahannya tidak dikehendaki dan kemudian anaknya di adopsi14. Cohabitating Couple. Dua orang atau satu pasangan yang bersama tampa menikah15. Extenden Family. Nuclear Family dan anggota keluarga yang lain tinggal dalam satu rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga.2.1.4 Fungsi KeluargaSecara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2003) adalah sebagai berikut:1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.2. 12Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and socil placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.3. Fungsi reproduksi (reproductive function) adlah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.Namun, dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi (Suprajitno, 2003):1. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga2. Fungsi mendapatkan status social, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada di sekitanya3. Fungsi pendidikan yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasa4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga dharapkan mampu menciptakan kehidupan social yang mirip dengan luar rumah5. Fungsi memenuhi kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami keluarga6. Fungsi religious, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran keagamaan7. Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah8. 13Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada diluar rumah.2.1.5 Struktur KeluargaStruktur keluarga dapat digambarkan bagaimana keluarga melakukan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman (1998) mengatakan ada empat elemen struktur keluarga, yaitu:1. Struktur peran keluarga, mengambakan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.2. Nilai atau norma, mengambakan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khusunya yang berhubungan dengan kesehatan3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga ntuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain utuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan2.1.6 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan1. Mengenal masalah kesehatan keluarga.2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga (Friedman, 1998).

142.1.7Keluarga Sebagai SistemSistem adalah kumpulan dari beberapa bagian fungsional yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2003):1. Keluarga mempunyai subsistem : anggota, fungsi, peran, aturan, budaya, dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidupan keluarga2. Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar subsistem3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat mempengaruhi supra sistemnya.Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu. Seperti pada umumnya suatu sistem, keluarga juga mempunyai komponen-komponen sistem (Suprajitno, 2003).

LingkunganMasukanProsesUmpan balikLuaran

(Komponen pada sistem keluarga) (Suprajitno, 2003)Gambar diatas dapat diuraikan sebagai berikut :1. Masukan (input) terdiri dari : anggota keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya. 2. 15Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga3. Luaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga : perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku keagamaan, perilaku sebagai warga negara, dan yang lain.4. Umpan balik (feedback) adalah sebagai pengontrol dalam masukan dan proses yang berasal dari perilaku keluarga yang ditampakkan pada lingkungan/ masyarakat disekitarnya.Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat dikelompokkan sebagai berikut (Suprajitno, 2003):1. Keluarga sebagai sistem terbuka. Suatu sistem yang mempunyai kesempatan dan mau menerima atau memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya.2. Keluarga sebagai sistem tertutup. Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan dan kurang mau menerima atau memberi perhatian kepada lingkungan (masyarakat) sekitarnya.

MASYARAKAT LUAS

KOMUNITAS

SISTEM KESEHATANSISTEM LAINSISTEM KESEHATAN

KELUARGA DENGAN KARAKTERISTIKNYA

SISTEM KESEHATANSISTEM KESEHATAN

Keluarga sebagai sistem mempengaruhi suprasistem (masyarakat) (Suprajitno, 2003)

16Karakteristik keluarga sebagai sistem (Suprajitno, 2003)Sistem TerbukaSistem Tertutup

Pola komunikasi keluarga Langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur, tanpa hambat an Tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, sering menyalahkan, kacau, membingungkan

Aturan keluarga Hasil musyawah, tak tertinggal zaman, berubah sesuai kebutuhan keluarga Bebas mengeluarkan pendapat Ditentukan tanpa musyawarah, tidak sesuai perkembangan, mengikat, tidak sesuai kebutuhan Pendapat terbatas

Perilaku anggota keluarga Sesuai dengan kemampuan keluarga, memiliki kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi Harga diri : percaya diri meningkat dan mampu mengembangkan dirinya Memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu tergantung), tidak berkembang. Harga diri : kurang percaya diri (ragu-ragu) dan kurang mendapat dukungan untuk mengembangkan diri

17

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanKeluarga didefinisikan secara biologis, hukum atau sebagai jaringan sosial dengan ikatan dan ideologi yang di bangun secara pribadi. Tipe keluarga dibagi menjadi tipe tradisional dan non tradisional. Tipe tradisional adalah tipe keluarga yang tinggal di dalam satu rumah karena memiliki ikatan darah dan ikatan pernikahan. Sedangkan tipe non tradisional tinggal dalam satu rumah tanpa ada ikatan darah ataupun ikatan pernikahan Tahap perkembangan keluarga dimulai ketika seorang individu meninggalkan rumah dan sudah mapan secara fisik dan finansial. Tahap perkembangan keluarga ini tidak dapat lepas dari fungsi keluarga yaitu fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi dan fungsi pemeliharaan kesehatan. lima tugas keluarga dibidang kesehatan yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu. Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat dikelompokkan menjadi keluarga sebagai sistem terbuka dan keluarga sebagai sistem tertutup. Keluarga sebagai sistem terbuka suatu sistem yang mempunyai kesempatan dan mau menerima atau memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya sedangkan keluarga sebagai sistem tertutup adalah kebalikannya.

18DAFTAR PUSTAKA

Ali.Zaidin & Ariani fruriolina.(2010).Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGCEfendy, F. & Makhfudli. (2009) Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.Friedman, M.M. (1998) Keperawatan Keluarga; Teori dan Praktik. Edisi 3. (editor: Yasmin Asih, Setiawan, Monica Ester) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).(2014).kbbi.web.id.Kozier, B., Erb. G., Berman, A.J., & Snyder.(2009). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 7. Vol. 1. Alih Bahasa : Pamilih Eko Karyuni, et al. Jakarta : EGC.Potter, P.A & Perry, A.G.(2009). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 7. Vol.1. Penerjemah : Adrina Ferderika Nggie & Marina Albar. Jakarata : Salemba Medika.Stanhope, M. & Lancaster, J. (2012) Public Health Nursing; Population Centered Health Care in the Community. 8th edition. Missouri: Elsevier.Suprajitno, S.Kep. (2003). Asuhan Keperawatan keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta p.18