Krim dan Pasta
-
Upload
abulkhair-abdullah -
Category
Education
-
view
5.826 -
download
19
description
Transcript of Krim dan Pasta
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI FIKES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
LAPORAN LENGKAPFARMASETIKA DASAR
PERCOBAANKRIM DAN PASTA
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)KELAS : FARMASI A
SAMATA-GOWA2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat sering disebut obat modern ialah suatu bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud
harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep, seperti yang
tertera pada FI ed. II.
Dalam makalah ini akan dibahas krim dan pasta dimana kedua sediaan
ini merupakan bagian dari salep seperti yang dijelaskan di atas. Yang
membedakan dari kedua sediaan ini ialah dari segi bahan penyusunnya, krim
mengandung lebih dari 50 % zat cair sedangkan pasta mengandung lebih dari
50 % zat padat (serbuk).
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud Percobaan
a. Agar dapat mengetahui proses pembuatan sediaan salep (unguenta)
dan jenisnya yaitu pasta dan cream
b. Agar dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan salep (ungenta)
dan jenisnya yaitu pasta dan cream
2. Tujuan Percobaan
a. Dapat membuat sediaan salep dengan baik dan benar sesuai dengan
prinsip kerja
b. Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing salep, efek samping
salep, serta memberikan informasi kepada pasien (edukasi).
C. Prinsip Percobaan
1. Pasta
ZnO digerus di lumpang panas, vaselin kuning dilebur dahulu,
dipisah fase minyak dan air.
2. Cream
Adeps lanae dilebur terlebih dahulu, nipagin diencerkan, dipisah
fase minyak dan air.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Menurut Farmakope Indonesia ed. III, salep adalah sediaan setengah padat
yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil
yang dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep,
seperti yang tertera pada FI ed. II.
Peraturan-peraturan pembuatan salep:
1. Peraturan salep pertama
Zat-zat yang dapat larut dalam campuran-campuran lemak, dilarutkan ke
dalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang dapat larut dalam air. Jika tidak ada peraturan-peraturan
lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan
dapat diserap seluruhnya oleh basis salep : jumlah air yang dipakai dikurangi
dari basis.
3. Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian yang dapat larut dalam lemak
dan air harus diserbuk lebih dahulu, kemudian diayak dengan no. B40.
4. Peraturan salep keempat
Salep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus digerus
sampai dingin.
Penggolongan Salep
Menurut konsistensinya salep dibagi :
1. Unguenta
Salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega tidak mencair pada suhu
biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. Cream
Suatu salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang
dapat dicuci dengan air.
3. Pasta
Suatu salep yang banyak megandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk). Suatu
salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diberi.
4. Cerata
Suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), hingga
konsentrasi lebih keras.
5. Gelones Spumae (Gel)
Suatu salep yang lebih halus umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa
mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri dari campuran sederhana
dari minyak dan lemak dari titik lebur yang rendah. Washable jelly
mengandung mucilagines, misalnya : gom, tragakan, amylum.contoh : starch
jellies (10 %) amylum dengan air mendidih.
Menurut efek terapinya, salep dibagi :
1. Salep Epidermic
Melindungi kulit dan menghasilkan efek local, tidak diabsorpsi, kadang-kadang
ditambahkan antiseptic, astringen, meredakan rangsangan. Dasar salep yang
terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin)
2. Salep Endodermic
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam, tetapi tidak melalui kulit,
terabsorpsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi local
iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak
3. Salep Diadermic
Salep-salep supaya bahan-bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit
dan mencapai efek yang diinginkan. Misalnya pada salep yang mengandung
senyawa mercuri, yodida, belladonnae. Dasar salep yang baik adalah adeps
lanae dan oleum cacao.
Menurut dasar salepnya, salep dibagi :
1. Salep hydropobic
Adalah salep-salep dengan bahan dasar berlemak. Misalnya : campuran dari
lemak-lemak, minyk lemak, malam tak tercuci dengan air.
2. Salep hydrophilic
Adalah salep yang kuat menarik air biasanya dasar salep tipe O/W atau seperti
dasar salep tipe hydropobic tetapi konsistensinya lebih lembek kemungkinan
juga dengan tipe W/O antara lain, campur sterol-sterol dan petrolatum.
Kualitas dasar salep yang baik ialah :
1. Stabil
Selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruhi oleh suhu
dan kelembaban kamar.
2. Mudah dipakai
3. Dasar salep yang cocok
4. Dapat terdistribusi merata
Dasar salep
1. Vaselin
Terdiri dari vaselin kuning dan vaselin putih. Nama lain yang sering ditulis di
dalam buku-buku Amerika dan Inggris ialah Petrolatum atau soft Paraffin.
White petrolatum = white soft paraffin = vaselin putih. Yellow petroletum =
yellow soft paraffin = vaselin kuning.
Vaselin putih adalah bentuk yang dimurnikan/dipucatkan warnanya. Dalam
pemucatan digunakan asam sulfat, maka supaya hati-hati menggunakan vaselin
putih untuk mata, akan terjadi iritasi mata oleh kelebihan asam yang dikandung
kalau tidak dinetralkan dulu dengan KOH atau base lain. Vaselin hanya dapat
menyerap air sebanyak 5 %. Dengan penambahan surfaktan seperti Natrium
laurylsulfat, tween, maka akan mampu menyerap air lebih banyak, juga
penambahan cholesterol span kemampuan mendukung air dapat dinaikkan.
2. Jelene
Terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam yang tersusun sedemikian hingga
fase cair mudah bergerak dengan demikian terbentuk gerakan dalam, hingga
difusi obat ke sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.
Keuntungan pengguanaan jelene, dalam penyimpanan tetap dan cukup lunak.
Jelene 50 W dikenal sebagai plastibase (Squibb). Tidak tercampurkan dengan
Pix liquida, kamfer, mentol, gandapura, karena akan membuat jelene encer.
3. Lanolin
Adalah adeps lanae yang mengandung air 25 %. Digunakan sebagai pelumas
dan penutup kulit dan lebih muda dipakai.
Dasar salep menurut FI IV
1. Dasar salep hidrokarbon
a. Juga disebut dasar salep berlemak
b. Hanya dapat bercampur dengan sejumlah kecil komponen berair
c. Dimasukkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan
bertindak sebagai pembalut penutup
d. Digunakan sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering, dan tidak
tampak berubah dalam waktu lama.
Contoh : vaselin, paraffin cair, minyak nabati.
2. Dasar salep serap
a. Dasar salep yang bercampur dengan air membentuk emulsi w/o.
Contoh : lanolin anhidrat
b. Emulsi w/o yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan.
Juga berfungsi sebagai emolien.
Contoh : lanolin
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
a. Dapat dicuci dengan air, cocok untuk dasar kosmetik
b. Beberapa bahan obat lebih efektif dengan dasar salep ini daripada salep
hidrokarbon
c. Dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan pada kelainan
dermatologis
Contoh : dasar salep emulsi o/w, emulsifying ointment BP
4. Dasar salep larut air
Disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.
Keuntungan dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tak
larut air. Lebih tepat disebut gel. Contoh : gom arab, PEG, tragakan.
Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam
vaselin. Camphora, mentholum, phenolum, thymolum, dan guayacolum lebih
mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak.
Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan
ditambahkan sebagian (sama banyak) vaselin sampai homogen, baru
ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Camphora dapat
dihaluskan dengan tambahan spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut
setelah itu ditambah dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus
fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam dasar salep,
lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar
salep sedikit demi sedikit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Jangan mengganti phenol dengan phenolum liquefactum, sebab phenol. Liq.
Merupakan larutan air dalam phenol. Phenol yang dilarutkan dalam minyak,
bekerja kurang merangsang kulit dibandingka dengan adanya air.
b. Dalam unguentum methylis salicylas compositum, salicylas methylicus
dapat dimanfaatkan untuk melarutkan menthol.
c. Garam alkaloid mudah larut dalam air, sedangkan basenya mudah larut
dalam minyak seperti ephedrine.
d. Anthralinum dan chrysarobin dilarutkan dalam dasar salep dengan
pemanasan di atas tangas air.
e. Pellidol dilarutkan dulu dalam chloroform sama banyak, setelah itu
dicampur dulu dengan bagian lain dasar salep, biarkan chloroform menguap
dengan jalan salep diaduk-aduk sampai homogen. Bila mengandung minyak
pellidol digerus dulu dengan minyak. Pellidol dapat larut dalam vaselin 1 %
dan dalam minyak lemak 7 % dengan pamanasan.
f. Cannabis indicae extr. Digerus dengan minyak akan segera larut. Bila harus
dicampur dengan vaselin maka lebih dulu ditambah sedikit etanol 96 %
digerus lalu ditambah sedikit demi sedikit vaselinnya.
g. Beta neptholum dalam salep sering terdapat bersama sapo kalinus. Maka itu
larutkan beta naphthol dalam sapo kalinus dulu dengan jalan digerus sama
banyak baru dicampur dengan sisa sapo kalinus dan bagian lain. Ingat beta
napthol untuk kulit ada dosis maksimum-nya, maka salep tersebut harus
dibagi.
BAB III
METODE KERJA
A. Resep asli/standar
1. Pasta
a. Resep asli
Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar
SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01No. 1.1 Tgl. 13/01/13
R/ Pasta Zinci Salycilata 10 Adde Balsam peru 0.2
m.f. pastas.u.e.
Pro : Luthfi
b. Resep standar
Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar
SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01
No. 1.1 Tgl. 13/01/13
R/ Asam Salisilat 2 Sengoksida 2 Pati singkong 25 Vaselin kuning ad 100
m.f. pastas.u.e.
Pro : Luthfi
2. Cream
Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar
SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01
No. 1.1 Tgl. 13/01/13
R/ Kloramfenikol 0,4 Adeps lanae 14 Nipagin q.s.
m.f. creams.u.e.
2 dd I
Pro : Luthfi
B. Komposisi Bahan
1. Dalam pasta mengandung :
a. Asam salisilat 0,2 g
b. Sengoksida 2,5 g
c. Pati singkong 2,5 g
d. Vaselin kuning 4,8 g
e. Balsam peru 0,2 g
2. Dalam cream mengandung :
a. Kloramfenikol 0,4 g
b. Adeps lanae 14 g
c. Nipagin 1 mL
C. Uraian Bahan
1. Pasta
a. Asam salisilat (Dirjen POM, 1979 : 56-57)
Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain : asam salisilat, asam-o-hidroksibenzoat, ortho-
hydroxy-benzoezuur
Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna
putih; hampir tidak berbau rasa agak manis dan
tajam
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian
etanol (95%) p, mudah larut dalam klorofom P,
larut dalam larutan amonium aselat, dinatrium
hidrogenfosfat P, kalium sitrat P, dan natrium
sitrat P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : keratolitikum, anti fungi
b. Sengoksida (Dirjen POM, 1979 : 636-637)
Nama resmi : ZINCI OXYDUM
Nama lain : flores zinci, lana philosophica, oxydum zincicum,
seng oksida, ZnO, zink oxide
Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan, tidak berbau, tidak berasa. Lambat
laun menyerap karbondioksida dari udara
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%)P; larut dalam asam mineral encer dan dalam
larutan alkali hidroksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : antiseptikum lokal
c. Pati singkong (Dirjen POM, 1979 : 93)
Nama resmi : AMYLUM MANIHOT
Nama lain : pati singkong, pati
Pemerian : halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil,
putih, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol
(95%) P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : zat tambahan, pengabsorbsi
d. Vaselin kuning (Dirjen POM, 1979 : 633)
Nama resmi : VASELINUM FLAVUM
Nama lain : adeps petrolei, gele vaselin, paraffin jelly,
petrolatum, petrolatum jelly, vaselin kuning
Pemerian : massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai
kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berflourensi
lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau; hampir
tidak berasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : zat tambahan, sebagai dasar salep hidrokarbon
e. Balsem Peru (Dirjen POM, 1979 : 102-103)
Nama resmi : BALSAMUM PERUVIANUM
Nama lain : balsam peru, minyak menyan, peru balsem
Pemerian : cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua,
dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan
kemerahan, bau aromatik khas menyerupai vanilin
Kelarutan : larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P,
dalam eter minyak tanah P dan dalam asam asetat
glasial P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : antiseptikum ekstern
2. Cream
a. Kloramfenikol (Dirjen POM, 1979 : 143-144)
Nama resmi : CHLORAMPHENICOLUM
Nama lain : kloramfenikol
Pemerian : hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan, tidak berbau, rasa hangat pahit, dalam
larutan asam lemah, mantap
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5
bagian etanol (95%) P, dan dalam 7 bagian
propilenglikol P, sukar larut dalam kloroform P
dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Kegunaan : antibiotikum
b. Adeps Lanae (Dirjen POM, 1979 : 61)
Nama resmi : ADEPS LANAE
Nama lain : lemak bulu domba, anhydrous lanolin, lanolin
anhidrat, wolfet, woolfet
Pemerian : zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau
kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan
khas
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P
dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
di tempat sejuk
Kegunaan : zat tambahan
c. Nipagin (Dirjen POM, 1979 : 378)
Nama resmi : METHYLIS PARABENUM
Nama lain : metal paraben, metil-p-hidroksibenzoat, nipagin M
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau,
tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
diikuti rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan
dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P
dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60
bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jenuh
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : zat tambahan, zat pengawet
D. Penimbangan Bahan
1. Pasta
a. Asam salisilat : 10/100 x 2 = 0,2 g
b. Sengoksida : 10/100 x 25 = 2,5 g
c. Pati singkong : 10/100 x 25 = 2,5 g
d. Vaselin kuning : 10/100 x 48 = 4,8 g
e. Balsam peru = 0,2 g
2. Cream
a. Kloramfenikol : 0,4 g
b. Adeps lanae : 14 g
c. Nipagin : 1 mL
E. Cara kerja
1. Pasta
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diambil vaselin kuning 4,8 gram lalu dilebur pada cawan porselin.
c. Sambil dilebur, di tampat lain diambil ZnO 2,5 gram digerus pada
lumpang panas.
d. Diambil asam salisilat 0,2 gram lalu digerus bersama ZnO tadi.
e. Diambil pati singkong 2,5 gram lalu digerus bersama ZnO dan asam
salisilat sampai homogen lalu diayak.
f. Setelah diayak, dimasukkan balsam peru 0,2 gram sedikit demi
sedikit ke lumpang tadi sambil digerus bersama serbuk tadi.
g. Setelah itu, dimasukkan vaselin kuning yang telah dilebur tadi
sedikit demi sedikit ke lumpang lalu digerus samapi homogen.
h. Setelah homogen, dimasukkan pasta ke dalam tube.
2. Cream
a. Disiapkan alat dan bahan.
b. Diambil adeps lanae 14 gram lalu dilebur pada cawan porselin.
c. Sambil meleburkan adeps lanae, diencerkan nipagin 50 mg dengan
air panas 2 mL.
d. Dari pengenceran nipagin, diambil 1 mL lalu dimasukkan ke
lumpang.
e. Diambil kloramfenikol 0,4 gram lalu dimasukkan ke dalam lumpang
tadi lalu digerus bersama nipagin sampai homogen.
f. Setelah adeps lanae dilebur, masukkan sedikit demi sedikit adeps
lanae ke lumpang tadi sambil digerus.
g. Setelah tercampur semua dan homogen, dimasukkan cream ke dalam
pot.
BAB IV
PEMBAHASAN
Obat sering disebut obat modern ialah suatu bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud
harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep, seperti yang
tertera pada FI ed. II.
Dalam pembuatan pasta digunakan bahan, antara lain :
1. Asam salisilat
2. Sengoksida
3. Pati singkong
4. Vaselin kuning
5. Balsam peru
6. Aquadest
Dalam pembuatan pasta digunakan bahan, antara lain :
1. Kloramfenikol
2. Adeps lanae
3. Nipagin
4. Aquadest
Pada pembuatan pasta, mula-mula disiapkan alat dan bahan. Diambil
vaselin kuning 4,8 gram lalu dilebur pada cawan porselin. Sambil dilebur, di
tampat lain diambil ZnO 2,5 gram digerus pada lumpang panas. Diambil
asam salisilat 0,2 gram lalu digerus bersama ZnO tadi lalu diambil pati
singkong 2,5 gram dan digerus bersama ZnO dan asam salisilat sampai
homogen lalu diayak. Setelah diayak, dimasukkan balsam peru 0,2 gram
sedikit demi sedikit ke lumpang tadi sambil digerus bersama serbuk tadi.
Setelah itu, dimasukkan vaselin kuning yang telah dilebur tadi sedikit demi
sedikit ke lumpang lalu digerus samapi homogen. Setelah homogen,
dimasukkan pasta ke dalam tube.
Pada pembuatan cream, mula-mula disiapkan alat dan bahan. Diambil
adeps lanae 14 gram lalu dilebur pada cawan porselin. Sambil meleburkan adeps
lanae, diencerkan nipagin 50 mg dengan air panas 2 mL. Dari pengenceran
nipagin, diambil 1 mL lalu dimasukkan ke lumpang. Diambil kloramfenikol 0,4
gram lalu dimasukkan ke dalam lumpang tadi lalu digerus bersama nipagin
sampai homogen.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum diperoleh hasil akhirnya berupa sediaan pasta
yang berwarna kuning kecoklatan, mempunyai khasiat membasmi
mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit yang
pada proses pembuatannya untuk ZnO harus diayak, dan untuk asam salisilat
dan balsam peru ditetesi dengan etanol.
B. Saran
1. Laboratorium
Bahan perlu dilengkapi lagi karena masih banyak bahan yang tidak ada
dalam laboratorium sehingga bahan yang tidak ada diganti dengan bahan
yang lain.
2. Asisten
Diharapkan asisten terus mendampingi praktikan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Muhamad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta:
Universitas Indonesia
Dhanutirto, Haryanto. 2007. ISO Indonesia Volume 42. Jakarta: Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. 2003. Obat-Obat Penting Edisi IV. Jakarta:
Elex Media Komputindo