kumpulan Puisi

16
BERDIRI AKU Berdiri aku di senja senyap Camar melayang menepis buih Melayah bakau mengurai puncak Berjuang datang ubur terkembang Angin pulang menyejuk bumi Menepuk teluk mengempas emas Lari ke gunung memuncak sunyi Berayun-ayun di atas alas Benang raja mencelup ujung Naik marak menyerak corak Elang leka sayap tergulung Dimabuk warna berarak-arak Dalam rupa maha sempurna Rindu sendu mengharu kalbu

Transcript of kumpulan Puisi

BERDIRI AKU

Berdiri aku di senja senyap

Camar melayang menepis buih

Melayah bakau mengurai puncak

Berjuang datang ubur terkembang

Angin pulang menyejuk bumi

Menepuk teluk mengempas emas

Lari ke gunung memuncak sunyi

Berayun-ayun di atas alas

Benang raja mencelup ujung

Naik marak menyerak corak

Elang leka sayap tergulung

Dimabuk warna berarak-arak

Dalam rupa maha sempurna

Rindu sendu mengharu kalbu

Ingin datang merasa sentosa

Menyecap hidup bertemu tuju ...

ALAM DESAKU

Tetesan embun pagimu

Memekarkan bunga

Di halaman rumahku

Menyegarkan alam sekitarku

Kupandang langit biru

Padang rumput hijau

Butir-butir padi yang menguning

Yang berunduk saat berisi

Betapa indah alam desaku

Desa tempat kelahiranku

Desa yang penuh kenangan

Yang tak dapat kulupakan

INDAHNYA ALAM DESAKU

Ketika ufuk timur menyinsing

Ku bangun dari tidur ku

Memandang suasana desa ku yang tenang

Serta pemandangan yang indah di desa ku

Oh... desa ku yang indah

Aku sangat bangga

Aku sangat bahagia

Oh... desa ku yang indah

Rakyatmu kini menjadi senang

Kehidupan rakyatmu menjadi aman

Terima kasih wahai tuhan

Atas desamu yang indah

SENJA DI TEPI PANTAI

Perlahan langit mulai gelap

Merah mega berkilau indah

Sang surya tampak tersenyum

Meski lelah menyinari bumi

Gemuruh ombak keras menderu

Mencacah pasir putih nan lembut

Terasa sejuk desiran bayu

Berhembus pelan membelai

Indah nian alam tercipta

Menyatu dengan damainya jiwa

Benar sebuah keindahan besar

Anugrah Ilahi tidak ternilai

KI HAJAR DEWANTARA

KI HAJAR DEWANTARA

ENGKAU PAHLAWAN

PENDIDIKAN

PATRIOT SEPANJANG ZAMAN

NAMAMU HARUM

MEWANGI SEMERBAK

DI BUMI PERTIWI

MESKIPUN ENGKAU

T’LAH TIADA

JASAMU TAKKAN TERLUPAKAN

“ I B U “

Kau mendidik ku sewaktu kecil

Sampai besar

Betapa besar jasa-jasamu padaku

Ibu tak akan kulupakan

Jasa-jasamu padaku

Janganlah kau pergi dari hidupku

Sebab bagaimana

Masa depanku nanti.

“ GURUKU “

Betapa besar jasa-jasamu padaku

Kami anak-anak Indonesia

Jasa-jasamu tak akan

Kulupakan

Guruku......

Kau menjadikan kami anak yang cerdas

Dan berwibawa

Terima kasih guruku

SENDALKU

Pertama kali kuingin

Memakaimu hati ini terasa

Bergetar

Memang tampakmu cantik

Tetapi aku takut

Kalau aku tak cocok dengan ukuranmu

Betapa hati ini berhenti bergetar

Diriku semakin senang

Karena akhirnya sendalku

Pas dengan ukuran kakimu

Aku bisa memakainya bermain

Tanpa tanda ragu.

“ T U H A N “

Ya Allah SWT Yang Maha Pengampun

Ampunilah dosaku dan seluruh keluargaku

Sesungguhnya hamba-Mu ini

Adalah makhluk yang lemah

Dan pada saat ini hamba-Mu masih sehat wal-afiat

Ataupun seluruh keluargaku

Mengapa Israel?

Mengapa Israel?

Tidak cukupkah kau hamburkan tubuh-tubuh itu?

Tubuh yang bernapas dengan Asma Allah

Tidak sadarkah kau?

Mengapa Israel?

Tidak lelahkah kau hamburkan daging dari rangkanya ?

Tidak genapkah air mata yang mengalir?

Mengapa Israel?

Tidak adakah rasa sayang dalam kepak hitammu?

Masih jantung manusiakah yang ada dirongga dadamu?

Mengapa Israel?

Sebuah sensasikah ini?

Agar dunia melihatmu?

Cukup Israel…

Sudah cukup darah yang mengalir

Sudah cukup kehormatan yang terhempas

Sudah cukup wajah lebammu yang menjijikkan tampil

cukup!

cukup!

cukup!

ALAM DESAKU

Tetesan embun pagimu

Memekarkan bunga

Di halaman rumahku

Menyegarkan alam sekitarku

Kupandang langit biru

Padang rumput hijau

Butir-butir padi yang menguning

Yang berunduk saat berisi

Betapa indah alam desaku

Desa tempat kelahiranku

Desa yang penuh kenangan

Yang tak dapat kulupakan

SENJA DI TEPI PANTAI

Perlahan langit mulai gelap

Merah mega berkilau indah

Sang surya tampak tersenyum

Meski lelah menyinari bumi

Gemuruh ombak keras menderu

Mencacah pasir putih nan lembut

Terasa sejuk desiran bayu

Berhembus pelan membelai

Indah nian alam tercipta

Menyatu dengan damainya jiwa

Benar sebuah keindahan besar

Anugrah Ilahi tidak ternilai