Kurikulum ini berupaya memadukan kurikulum

2
Kurikulum ini berupaya memadukan kurikulum-kurikulum yang sebelunya.”Jiwanya ingin mengkombinasikan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984, antara pendekatan tujuan dan pendekatan proses”. Sayang ramuan tujuan dan proses itu belum juga caspleng. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing- masing. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum yang super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran suplemen kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi. Kurikulum 2004 Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayang kerancuan muncul saat dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa. Belum lagi mantap sudah ada kebijakan baru untuk beralih ke model KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum ini dibuat agar sekolah mampu memanfaatkan serta memberdayakan keunggulan pontensi yang dimiliki oleh tiap-tiap wilayah dilingkungan sekolah tersebut . Setiap sekolah boleh mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan atau potensi wilayah, dan muncul harapan agar siswa mampu mengembangkan kompetensi sesuai kebutuhan daerah/ lingkungannya. Namun hal itu juga bertolak belakang ketika standart kelulusan siswa ditentukan oleh hasil UAN yang notabeni erat kaitannya dengan kurikulum hasil godokan pemerintah sendiri. Sumber: PENA PENDIDIKAN 2007 Ditulis dalam pendidikan , pendidikan dan kurikulum | Tag: bergantinya kurikulum , kurikulum , kurikulum pendidikan , perubahan kurikulum

Transcript of Kurikulum ini berupaya memadukan kurikulum

Page 1: Kurikulum ini berupaya memadukan kurikulum

Kurikulum ini berupaya memadukan kurikulum-kurikulum yang sebelunya.”Jiwanya ingin mengkombinasikan antara kurikulum 1975 dan kurikulum 1984, antara pendekatan tujuan dan pendekatan proses”. Sayang ramuan tujuan dan proses itu belum juga caspleng.

Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum yang super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran suplemen kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.

Kurikulum 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayang kerancuan muncul saat dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa. Belum lagi mantap sudah ada kebijakan baru untuk beralih ke model KTSP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 

Kurikulum ini dibuat agar sekolah mampu memanfaatkan serta memberdayakan keunggulan pontensi yang dimiliki oleh tiap-tiap wilayah dilingkungan sekolah tersebut .

Setiap sekolah boleh mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan atau potensi wilayah, dan muncul harapan agar siswa mampu mengembangkan kompetensi sesuai kebutuhan daerah/ lingkungannya. Namun hal itu juga bertolak belakang ketika standart kelulusan siswa ditentukan oleh hasil UAN yang notabeni  erat kaitannya dengan kurikulum hasil godokan pemerintah sendiri.

Sumber: PENA PENDIDIKAN 2007

Ditulis dalam pendidikan, pendidikan dan kurikulum | Tag: bergantinya kurikulum, kurikulum, kurikulum pendidikan, perubahan kurikulum

« Beban Siswa terlalu   Berat Penelitian Tindakan   Kelas »

Tanggapan