L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60...

242
L a p o r a n Jang Disusun Oleh Seksi Industri Sandang DEPERNAS

Transcript of L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60...

Page 1: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

L a p o r a n

Jang Disusun

Oleh

Seksi Industri Sandang

DEPERNAS

Page 2: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

218/III-Dep/60- 200 -

L A P O R A N

Jang DisusunOleh

SEKSI INDUSTRI SANDANGDEPERNAS

Page 3: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. 218/III-Dep/60- 200 -

L A P O R A NSEKSI INDUSTRI SANDANG

DEWAN PERANJTANG NASIONAL

RENTJANA LIMA TAHUN1961 – 1965

S u s u n a n I s i

B a b K e t e r a n g a n I s i Halaman

P R A K A T A ………………………………………... 4 – 16I. T I N J A U A N U M U M ………………………….. 17 – 31

A. Konsumsi dan keperluan akan sandang ……………. 17B. Bahan baku sandang ………………………………... 19

1. Kapas ……………………………………………. 202. Rami ……………………………………………... 223. Rayon ……………………………………………. 234. Bahan-bahan baku lain ………………………….. 24

C. Impor bahan sandang ……………………………….. 24D. Rentjana produksi bahan sandang …………………... 25E. Situasi pertenunan & pemintalan dalam ne-

geri ………………………………………………….. 261. Industri pertenunan ……………………………… 282. Industri peradjutan ………………………………. 293. Industri pemintalan ……………………………… 29

II. RENTJANA DIBIDANG PEMINTALAN …………… 31 – 35A. T a r g e t ……………………………………………. 31B. Penghematan depisen dengan perluasan ……………. 32C. Perburuhan dibidang industri pemintalan …………. 33D. Rentjana penjebaran perluasan ……………………... 33E. Pembiajaan perluasan industri pemintalan ………… 35

III. PERIHAL RAYON (PROJEK) ……………………….. 36 – 73A. Tindjauan Umum …………………………………… 36B. Pemakaian rayon ……………………………………. 38C. Pembuatan Viscose rayon …………………………... 42D. Staf dan pegawai ……………………………………. 48E. Anggaran belandja ………………………………… 49

1. Pabrik rayon 40/hari …………………………….. 492. Pabrik rayon 40/hari + 50 ton pulp ……………… 503. Pabrik rayon 40/hari + pabrik obat ……………… 504. Pabrik rayon 120 ton ……………………………. 51

F. Sifat …………………………

Page 4: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

F. Sifat serba-guna dari projek Rayon ………………… 52G. Riwajat singkat mengenai perentjanaan pro-

jek rayon di Indonesia …………………………. 53H. Kemungkinan-kemungkinan untuk projek rayon

di Indonesia ……………………………………. 551. Djawa dan Madura …………………………….. 552. Sumatera dan Kalimantan ……………………... 553. Indonesia bagian Timur ……………………….. 564. Pertimbangan2 mengenai pabrik rayon ………... 56

I. Djumlah pabrik rayon jang hendak didirikan dan kapasitetnja …………………………………….. 63

1. Lokasi pabrik …………………………………... 632. Pembiajaan pabrik ……………………………... 633. Djangka waktu persiapan ……………………… 654. Perihal buruh …………………………………... 655. Upah dan djaminan sosial ……………………... 66

J. Resume pendjelasan pola pembangunan …………… 66K. Pembiajaan rentjana ………………………………… 72

IV. P E R I H A L K A P A SA. Tindjauan Umum 74

1. Sifat-sifat umum kapas dan sjarat-sjarat tumbuhnja ………………………………..

74

2. Djenis dan varietas kapas ……………………… 753. Djenis penjakit dan hama ……………………… 774. Penggunaan kapas ……………………………... 795. Pengupasan kapas ……………………………... 806. Pemintalan dan penenunan …………………….. 82

B. Keadaan dewasa ini 821. Penanaman kapas ………………………………...2. Produksi kapas …………………………………... 833. Peranan kapas ………………………………….... 85

C. Kesimpulan umum ………………………………….. 85D. Rentjana projek kapas ………………………………. 87

1. Rentjana produksi 872. Pembiajaan dengan mekanisasi 893. Personalia projek mekanisasi 904. Pembiajaan tanaman kapas rakjat 915. Pembiajaan projek seluruhnja 926. Usaha untuk segera dapat melaksanakan

projek ……………………………………………. 937. Landreform dalam hubungan dengan pro-

jek ……………………………………………….. 94

E. Pendjelasan ……………………………

Page 5: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

E. Penjelasan pola pembangunan ……………………………………… 94

V. P E R I H A L R A M I 96A. Sifat-sifat istimewa dari Rami ……………………………………… 96B. Tjara menanam rami (kultur) ……………………………………….. 97

1. Pekerdjaan tanah …………………………………………............ 982. Penanaman …………………………………………..................... 983. Pemelihataan ………………………………………….................. 984. Pemungutan …………………………………………................... 99

C. Tjara mengolah rami …………………………………………........... 1001. Tjara mengambil serat …………………………………………... 1002. Pengambilan serat dengan decorticator …………………………. 1003. Degumming …………………………………………................... 103

D. Memutihkan rami …………………………………………................ 103E. Memintal rami …………………………………………..................... 104F. Menenun rami …………………………………………..................... 104G. Projek rami di Indonesia …………………………………………..... 105H. K e s i m p u l a n …………………………………………............... 109I. Rentjana projek rami ...…………………………………………........ 110

1. Penjebaran dan luas areal ………………………………………... 1102. Penjelenggaraan projek ………………………………………….. 1113. Pembiajaan projek ………………………………………….......... 1124. Buruh dan pegawai …………………………………………........ 115

VI. MASALAH PERBURUHAN DIBIDANG PROJEK SANDANG…. 116

P E N U T U P ………………………………………………………. 117

L i t e r a t u r e ……………..……………………………………. 120

-----------------o0o-----------------

Page 6: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

L A P O R A N DEWAN PERANTJANGAN NASIONAL R.I.

Seksi : S A N D A N G

P R A K A T A

Pekerdjaan Seksi Sandang berdjalan sebagai berikut:

Pembentukan:Seksi dibentuk oleh Sidang Pleno Depernas pada tanggal 5 De-sember 1959 di Bandung

Masa bekerdja:Tanggal 5 Desember 1959 sampai 26 Pebruari 1960

Dasar Pekerdjaan:(i) Amanat Presiden(ii) Dasar Azasi pembangunan(iii) U.U.D. 1945(iv) Manifesto Politik 1959(v) Pelaporan Seksi Sandang Pangan sebagai Musjawarah

Pleno 1959Perlu diterangkan, bahwa penegasan Amanat Presiden jang

diutjapkan pada tgl. 9 Djanuari 1960 pada Sidang Pleno Istime-wa Depernas di Bandung djuga merupakan dasar bekerdja untuk Seksi sebagai kelandjutan daripada Amanat Presiden kepada De-pernas, sehingga dalam tengah karya Seksi masih mendapat dasar untuk berpidjak.

T u g a s:(i) MENDJELASKAN KEADAAN S E K A R A N G:

(a) mendjelaskan bahan-bahan baku jang dihasilkan di Indonesia menurut berat dan nilai rupiah, dan tempat menghasilkannja.

(b) Mendjelaskan bahan-bahan jang diolah di Indonesia.(c) Mendjelaskan dengan angka2 berapa besarnja devisen untuk

textil bahan-bahan baku, jang diimport dan diolah di Indo-nesia menurut berat dan nilai rupiah serta tempat mengolahnja.

(d) Mendjelaskan dengan angka-angka tentang situasi k a p a s r a y o n r a m i dan pemintalan.

(e) Mendjelaskan banjaknja kapasitet alat-alat produksi pengo-lahan.

(f) Mendjelaskan kesulitan jang dihadapi dalam lapangan ini.(g) Mendjelaskan anggaran dalam sektor Pemerintahan (termasuk

Bank Pemerintah).(h) Mendjelaskan kegiatan oleh sektor Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah dan Partikulir, didjelaskan dengan nilai rupiah.

(i) Mendjelaskan ….

- 4 -

Page 7: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(i) Mendjelaskan penebaran (spreading) mesin atau fabric textil kapas rayon dan rami dalam semua Swatantra I diseluruh In-donesia berhubung dengan defense, perburuhan, transmigrasi dan density penduduk.

(j) Mendjelaskan distribusinja.(k) Kesimpulan terhadap a. sampai j.

(ii) MENDJELASKAN KEADAAN JANG MENDJADI T U D J U A N DAN SUPAJA DITETAPKAN:(a) Tahun sebelum tahun 1956 jang didjadikan target selfsuper-

ting.Berapa produksi jang ditudju dalam tahun itu, beserta per-hitungannja.

(b) Kemungkinan menambah produksi dalam keadaan sekarang.(c) Mendjelaskan mesin atau pabrik textil kapas, rayon dan rami,

jang dibutuhkan di Indonesia untuk pembangunan dan bagiama-na besarnja produksi, jang diharapkan dalam tahun 1961 – 1965.

(d) Mendjelaskan dengan angka-angka bagaimana dalam 5 tahun (1961 – 1965) Indonesia boleh mendjadi selfsupperting dibi-dang textil.

(e) Djalan-djalan baru untuk menambah produksi bahan baku, ter-masuk kemungkinan untuk menggiatkan industri rumah tangga. Biaja jang harus disediakan.

(f) Djalan-djalan baru untuk menambah produksi p e n g o l a -h a n, termasuk kemungkinan penggiatan industri rumah tang-ga. Hasil jang diharapkan, dan biaja jang harus disediakan, tambahan serta perbaikan mutunja.

(g) Tenaga jang harus disediakan (djenisnja, banjaknja).(h) Peranan Pemerintah/Pemerintah Daerah/Swasta.(i) Penilikan (Research) jang harus dilakukan.(j) Perbandingan dengan pengalaman di Luar Negeri.(k) Perentjanaan tahun-tahun 1961, 1962, 1963,1964, 1965:

Rentjana usaha

Biaja usaha (Rupiah dan Devisen)

Hasil usaha

Tambahan pekerdja terlatih (djenisnja, banjaknja)

(l) Saran-saran dilapangan pengumpulan dan distribusi.

(m) Hal-hal jang …..

- 5 -

Page 8: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(m) hal-hal jang lain jang dianggap perlu oleh Seksi.

Susunan SEKSI:(i) Oleh Pimpinan telah disusunkan anggauta Seksi SANDANG:

No. N a m a Kedudukan

1. Mr. Elkana Tobing Anggauta/merangkap Ketua2. I. R. Lobo Anggauta/merangkap Wakil Ketua3. Ir. Tarip A. Harahap Anggauta4. Iskandar Wahono Anggauta5. Sahamad Soedjono Anggauta6. Teuku Hamzah Bendahara Anggauta7. Fatkur Hadi Anggauta8. Mohamad Asnun Arsat Anggauta9. Drs. A. D. Patianom Anggauta10. Silas Papare Anggauta11. Rahman Tamin Anggauta12. G. M Charidjie Kusuma Anggauta13. Sanusi Hardjadinata Anggauta

(ii) Dalam usaha mengangkat karya terhadap volume tugas seksi ini telah pula ditjapai kata sepakat untuk membagi-bagikan tugas kedalam 3 (tiga) buah K e l o m p o k K e r d j a:

Nomor Kelompok kerdja Ketentuan Seksi Kel.ker.

K a p a s 2. 1. I. R. Lobo Anggauta/Merangkap Ketua7. 2. Fatkur Hadi Anggauta10. 3. Silas Papare Anggauta11. 4. Rahman Tamin Anggauta13. 5. Sanusi Anggauta6. 6. T. Hamzah Bendahara Anggauta

R a m i 3. 1. Ir. Tarip A. Harahap Anggauta/Merangkap Ketua5. 2. Sahamad Soedjono Anggauta9. 3. Drs. A. D. Patianom Anggauta

Rayon/Synth. Fibres12. 1. G. M. Charidjie Kasuma Anggauta/Merangkap Ketua4. 2. Iskandar Wahono Anggauta8. 3. Mohamad Asnun Arsat Anggauta

(iii) Tugas chusus dalam menghadapi volume pekerdjaan seksi :(a) TUGAS IV A : diselesaikan untuk keperluan persidangan Seksi oleh

Sdr.-Sdr. : 1. Fatkur Hadi2. Sahamad Soedjono3. I. R. Lobo

(b) TUGAS IV B

- 6 -

Page 9: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(b) TUGAS IV B : (sebagian) diserahkan pada Sdr.: 1. G.M. Chari-djie kasuma dan 2. Iskandar Wahono.

(iv) S e k r e t a r i a t: Sekretariat semula diasuh oleh Sdr. Mr. Dudy Singadilaga dari tanggal 5 Desember 1959 hingga ketanggal 18 Djanuari 1960 dan semendjak saat itu oleh Pimpinan Depernas berhubung dengan perkembangan-perkembangan di Depernas mengenai staf/persona-lia, Sekretariat seksi dipangku oleh Sdr. Bahrin Yahja jang mengerdjakan tugas-tugas Sekretariat hingga keachirnja masa kerdja dari Seksi Sandang ini, hingga ketanggal 27 Pebruari 1960.Berhubung dengan timing dan masih banjaknja volume pekerdjaan dan ruangan waktu jang hanja tersedia hingga keachir Pebruari 1960 dan melihat dari persidangan-persidangan jang berdjalan tenaga dari 13 anggauta disebabkan oleh pelbagai faktor-fak-tor hanja berbatas pada 6/13 – 7/13 sadja dari seluruh komposisi jang ditentukan oleh Pimpinan Depernas, maka semendjak tang-gal 26 Djanuari 1960 Sekretariat Seksi Sandang praktis ber-pindah ke Djakarta dan mengantor di-Pertjetakan Grafica, dja-lan Djatipetamburan I No. 2. Terpaksa oleh keadaan, maka 6 – 7 anggauta itulah jang h a r u s menjelesaikan volume pekerdja-an jang sangat l u a s itu, untuk mendjaga timing dan harapan dari Pimpinan Depernas terhadap tugas jang diberikan pada Si-dang Pleno Depernas tanggal 5 Desember 1959.

U s a h a dan ikhtiar Seksi :

(i) Tjeramah/uraian :(a) Atas usaha Pimpinan Depernas, maka pada rapat II Seksi San-

dang dari masa Sidang-nja 14 Desember 1959 – 18 Desember 1959, maka pada tanggal 15 Desember memberikan uraian:

1. Kol. Suhardi2. Ir. Susilo H. Prakoso

dari Badan Perantjang Departemen Pertanian.Seluruh uraian berbidang pada pekerdjaan jang berhubungan dengan situasi serat dan kemungkinannja serta keadaan seka-rang.

(b) Dalam masa sidang tersebut diatas pada rapat V dari Seksi Sandang tanggal 17 Desember 1959 berbitjara :

1. Sdr. Irawan dari Departemen Perindustrian Rakjat2. Sdr. Ir. Safiun dari Balai Penjelidikan Textil,

Bandung dari Departemen tersebut pula.Kesemuanja pembitjaraan berputar disekitar urusan serat/tex-til serta situasi sekarang; Technis, Technologis, ekonomis.

(c) Pada tanggal …….

- 7 -

Page 10: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(c) Pada tanggal 27 Djanuari 1960 di Djakarta bertjeramah Prof. Dr. R. J. H. Bisanz dari Laboratorium Rayon Bandung menge-nai masalah Rayon, jang setjara luas sekali duiberikan tech-nis, technologis, ekonomis dan pengalaman-pengalaman serta keterangan-keterangan diluar negeri.Hal tersebut berdjalan dalam rangka sidang antar Sidang Deper-nas djanuari 1960/Pebruari 1960 pada sidang chusus dari Seksi Sandang di-Djakarta.

(ii) Kundjungan-kundjungan :oleh Seksi dalam masa kerdjanja Desember 1959 – Pebruari 1960 telah dilakukan kundjungan-kundjungan, baik ke-instan-si-instansi di Pusat, maupaun tindjauan “on the spot” di daerah-daerah disekitar urusan SANDANG:

No. Tanggal Oleh Ke

1. 8-2-’60 Ketua-Wk. Ketua-Sekr. Badan perantjang Dep. Per-tanian (Ir. Susilo H. Pra-koso).

2. 11-2.’60 Ketua-Wk. Ketua-Sekr. s.d.a.

3. 15-2.’60 Ketua-Wk. Ketua-Sekr. Departemen perindustrian Rakjat (Drs. Zakaria Raib)

4. 19-2.’60 Ketua-Wk. Ketua-Sekr. PPN Baru dari Dep. Pertani-an (Ir. Saksono, Amin Tjo-krosuseno dan Burhom Nata-permadi

5. 10-2.’60 Ketua Kelompok Ker-dja (RSF)-Rayon/ Syn/Vibres.

Panitex (Panitya Negara U-rusan Industri dan Pertani-an textil), Djakarta.

6. 25-12-59 Ketua Kl. Kerdja RSF dan anggauta Iskan-dar Wahono

Panitex, Djakarta (kedua kalinja diterima oleh Skr. Panitex Sdr. A. Sof-jan).

7. 29-12-59 Ketua Kl. Kerdja RSF dan Angg. Iskandar Wahono

1. Panitex, Djakarta2. Direktorat Kehutanan

(Sekr. Direktorat).3. Balai Penjelidikan Ki-

mia Bogor (Sdr. Sunarto dan 2 pegawai).

4. Djawatan Pertanian Rak-jat Pusat Ps. Minggu Sdr. Umbuh Alwi).

8. 30-12-59 s.d.a Direktorat Kehutanan dari Dep. Pertanian (Ir. Susilo H. Prakoso).

No. Tanggal ……..

- 8 -

Page 11: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Tanggal Oleh Ke

9. 14-1-‘60 Ketua Kl. K. RSF Sidang Seksi Distribusi dengan da-tangnja para Ahli dari Dep. Perda-gangan (a.l. soal impor bahan sandang)

10. 15-1-‘60 Ketua Kl. K. RSF 1. Balai Penjelidikan Rayon (Prof. Dr. R.J.H. Bisanz dengan 3 asisten)

2. Panitya Rayon (Ir. Kosasih).Ad. 1 dan 2 di Bandung.(tgl. 6-1-60 kundjungan pendahuluan dari Anggauta Iskandar Wahono ke- Lab. Rayon di Bandung)

11. 1-2-‘60 Ketua Kl. K. RSF Prof. Dr. R.J.H. Bisanz dirumah beser-ta 1 asisten dari Lab. Rayon Bandung (fuel projek Rayon dll.).

12. 15-1-‘60 Wk. Ketua, anggau-ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono

1. Djawatan Pertanian Rakjat Djawa Tengah, Semarang.

2. Inspeksi Djaw. Perindustrian, Dja-teng di Semarang

13. 16-1-‘60 s.d.a. 1. Kantor Pertanian Rakjat Pati.2. Kebun Pertjobaan Rami di Bulu.

14. 18-1-‘60 s.d.a. ditambah dengan Angg. M. As-noen Arsat (hanja di Surabaja)

1. Inspeksi Perindustrian Djatim, Su-rabaja

2. Inspeksi Pertanian Rakjat Djatim, di Surabaja.

3. Dinas Pertanian Rakjat Kab. Pana-rukan di Situbondo

15. 19-1-‘60 s.d.a. Kebun Kapas di Asembagus

16. 20-1-‘60 s.d.a. 1. Djaw. Pertanian Rakjat Kab./Kares. di Kediri.

2. Pengurus P.T. Tani Kapas Gotong Rojong, Kediri.

17. 21-1-‘60 s.d.a. 1. Pengurus P.T. Tani Kapas Gotong Rojong, Kediri.

2. Inspeksi Pertanian Rakjat Djateng, di Semarang.

3. P.T. Djantera, Semarang

18. 22-1-‘60 Wk. Ketua, anggau-ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono

1. Kebun Rami di Purworedjo2. Kebun Rami di Kebumen3. Kebun Rami di Magelang

19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau-ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono

Ketua Kelompok Kerdja Rami

1. Balai Penjelidikan Batik di Jog-jakarta.

2. Pertjobaan bibit di Klaten (Jagus).

Pelbagai djenis instansi di Sumatera Utara sepandjang berkaitan dengan ra-mi (Medan, Pematang Siantar).

Demikianlah …….

- 9 -

Page 12: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Demikianlah segala kundjungan-kundjungan ke pelbagai Djenis In-stansi di Pusat dan Daerah serta obyek-obyek diichtisarkan di-atas sebagai usaha-usaha untuk mengangkat pekerdjaan dari Sek-si Sandang dibidang k a p a s, r a m i dan r a y o n serta hal-hal jang bersangkutan dengan itu.

(iii) Sidang-sidang chusus antara persidangan Depernas:Sudah terang bahwa tugas Seksi Sandang t i d a k dapat di-angkatkan h a n j a dalam persidangan jang ditentukan oleh Pimpinan, sehingga l e p a s dari usaha berhubungan dengan instansi-instansi dan daerah, maka Seksi memandang perlu mutlak mengadakan sidang-sidang chusus untuk dapat menjelesaikan tu-gasnja dengan baik, hal mana oleh seksi sangat dibatasi pula mengingat tempat tinggal dari anggauta-anggauta jang telah dikomposisikan oleh Pimpinan kedalam Seksi Sandang.Ichtisar dari persidangan chusus itu, jang chas diadakan menu-rut perkembangan-perkembangan usaha-usaha para anggauta dari masing-masing Kelompok Kerdja, adalah seperti dibawah ini:

No. Tanggal Persidangan di

1. 22-12-‘59 Djakarta, untuk pembahasan pekerdjaan untuk masa sidang jang akan datang di Bandung atas dasar ha-sil-hasil jang ditjapai oleh Seksi (hasil usaha, hasil kundjungan ke instansi-instansi).

2. 27-1-‘60 Djakarta, tjeramah Prof. Dr. R. J. H. Bizans, diban-tu oleh 3 asisten beliau. Kesemuanja berkisar ten-tang Rayon. Diskusi dibuka seluas-luasnja antara Anggauta dan Pentjeramah untuk mendapatkan gambar-an selengkap-lengkapnja dari bidang serat Rayon ini sebagai salah satu usaha jang dapat memberikan dja-waban banjak terhadap keperluan Indonesia akan ba-han tekstil.

3. 28-1-‘60 Meneruskan persidangan di Djakarta dalam membahas soal kapas, rami dan rayon jang kini didapat hasil-hasil bahannja untuk didiskusikan. (Kundjungan para anggauta jang bersangkutan kedae-rah-daerah Djawa tengah dan Djawa Timur mengenai rami dan kapas serta dibidang rayon jang didapat bahan-bahannja, baik dari tjeramah, maupun dari kundjungan ke instansi-instansi tertentu jang ber-sangkutan dengan Rayon.

4. 10-2-’60 ……….

- 10 -

Page 13: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Tanggal Persidangan di

4. 10-2-‘60 Djakarta: suatu persidangan ini adalah amat chususnja, karena masih berdjadwal pada masa sidang Depernas-Ban-dung 15 – 20 Pebruari, sehingga pada hari tanggal 10-Pe-bruari itu di-Djakarta dianggap suatu final concept da-pat dibuatkan dari tugas Seksi Sandang jang dipikulkan. Dalam persidangan ini ditentukan t e l a h masuknja laporan tertulis /tersusun dari:Kelompok Kerdja Kapas (dimasukkan pada tanggal ter-sebut)Kelompok Kerdja Rayon (dimasukkan pada tanggal 10/1 tersebut)Kelompok Kerdja Rami belum masuk berhubung Ketuanja sakit dan tidak datang dari Medan dan djuga anggautanja Kl. Kerdja itu sakit. Diputuskan agar anggauta Iskandar Wahono meneruskan pekerdjaan tersebut.

5. 18-2-‘60 Meneruskan penjelesaian pekerdjaan jang belum selesai dan masuknja Laporan sekitar Rami dari Kelompok Kerdja Rami, atas landjutan usaha anggauta Srd. Iskandar Wahono.

6. 21-2-‘60 Rapat terachir di-Djakarta dari Seksi Sandang.Dengan demikian, maka:a. Pendahuluanb. Laporan Kl. Kerdja Kapas (I.R. Lobo)c. Laporan Kl. Kerdja Rayon (Iskandar Wahono)d. Laporan Kl. Kerdja Rami (G. M. Charidjie Kasuma),

selesai dimasukkan pada Ketua dan disiapkan menurut wak-tu jang masih terbuka, (Persidangan Pleno II/tahun 1960 dan Babakan terachir dari Seksi Sandang dipersidangan Depernas B a n d u n g 23 s/d 26-2-60) pada tanggal 23 Pebruari sudah pasti dimulai.Bahan-bahan s e m i – f i n a l jang akan disusun sebagai bahan Laporan Final dibawakan ketengah persidangan babak-an terachir tersebut.

7. 27, 28 dan 29 Pebr.‘60

Di Bandung: Sekalipun babakan terachir dari persidangan Seksi Sandang jang berirama dengan dijadwal waktu dari Pimpinan Depernas untuk tanggal 24 -26 Pebruari 1960, na-mun berhubung dengan “deadline” penjampaian LAPORAN TER- ACHIR dari Seksi Industri Sandang ditetapkan oleh Pimpin-an Depernas untuk tanggal 29 Pebruari 1960, maka babakan terachir bagi Seksi tidaklah dapat lain ketjuali mempergunakan sisa waktu dalam bulan Pebruari itu sampai saat-saat terachir pila sehingga praktis tiga kali persi-dangan diadakan ditambah dengan sekaligus menjusunkan La-poran terachir itu keatas kertas.

Demikianlah ……..

- 11 -

Page 14: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Demikianlah ikhtiar sekuat-kuatnja dari Seksi dalam tenaga 6/13 – 7/13 dari keseluruhan komposisi Anggauta jang telah ditetapkan o-leh Pimpinan Depernas dalam mengahadapi tugas jang harus dikarjakan dalam waktu pertengahan Desember 1959 – achir Pebruari 1960 itu.

(iv) Persidangan di-Depernas Bandung:Pengictiasaran dari pada djumlah persidangan jang didjadwalkan oleh Pimpinan Depernas adalah sebagai berikut:

No. Tanggal Persidangan di

1. 5-12-‘59 BANDUNG: Gedung DepernasPada hari pembentukan Seksi di-sidang Pleno Deper-nas, situ sini pula diadakan RAPAT-RAPAT untuk mendapatkan :

a. pemandangan umum b. fikiran-fikiran kearah mengangkat tugas luas di-

industri Sandang itu dihubungkan dengan t i-m i n g dan usaha-usaha diantara sidang.

2. 14, 18-12-59 BANDUNG: persidangan Seksi Industri Sandang berlaku hingga 6 kali.1. Pengictisaran bahan-bahan (material) jang telah

dikumpulkan oleh masing-masing anggauta2. Tjeramah dan uraian dari Djawatan Perindustrian

Rakjat dan balai Penjelidikan Textil Bandung.3. Uraian dari Badan Perantjang Departemen Pertani-

an dibidang Sandang.4. Pembagian tugas dari Seksi dalam 3 buah Kelom-

pok Kerdja:a. Kelompok Kerdja Kapas (diketuai I. R. Lobo)b. Kelompok Kerdja Rami (diketuai Ir. Tarip A.

Harahap dan kemudian berhubung sakit diteruskan oleh Sdr. Iskandar Wahono)

c. Kelompok Kerdja Rayon (diketuai oleh G.M. Charidjie Kasuma)

5. Pembahasan persoalan setjara overall dilakukan dan kemudian mendalam sepandjang dimungkinkan oleh bahan-bahan jang tersedia dan kundjungan-kundjungan ke-Instansi diwaktu antar-sidang

5. 11, 12-1-‘60 BANDUNG: setelah sidang Pleno-Depernas 7, 8 dan 9 Djanuari 1960, maka waktu jang disediakan untuk per-sidangan Seksi-seksi dari Depernas djuga dipakai de-ngan sebaiknja oleh seksi Industri Sandang pada tang-gal 11 dan 12 Djanuari 1960, sedang waktu tanggal 13 Djanuari 1960 jang sejogjanja disediakan untuk

keperluan ……

- 12 -

Page 15: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Tanggal Persidangan di

keperluan masing-masing Seksi dari Depernas diisi kem-bali dengan sidang Pleno oleh J. M. Menteri Inti Pertani-an/Keamanan dan pada malam harinja oleh J. M. Menteri Luar Negeri.Persidangan Seksi Sandang berpangkal pada mendalami soal-soal sekitar:a. kapasb. ramic. rayon

diputuskan pula agar tjeramah Prof. Dr. R. J. H. Bisanz diadakan diwaktu antar-sidang dan dilakukan di Dja-karta pada tanggal 27 Djanuari 1960 j.a.d.Dalam pada itu hubungan antar Instansi-instansi dan kundjungan-kundjungan kedaerah dapat didjalankan de-ngan ketentuan waktu hanja sampai tanggal 25 Djanua-ri 1960, berhubung dengan tjeramah penting dari Prof. Dr. Bisanz pada tanggal 27 Djanuari 1960 jang akan da-tang itu.Berhubung dengan ketentuan hanja satu masa sadja lagi dibukakan oleh Pimpinan Depernas untuk bersidang, ja’-ni pada tanggal 15 – 20 Pebruari 1960 (dan belakangan terpaksa diundurkan dengan adanja pemakaian gedung Depernas oleh Kongres Pemuda djatuh pada tanggal 23 – 26 pebruari 1960), maka pembagian dan pendalaman so-al tugas Seksi Industri Sandang h a r u s l a h di-sesuaikan dengan waktu jang telah ditentukan itu. Dengan demikian terang pula, baik p e r u m u s a n, maupun p e n u l i s a n harus benar diikatkan sede-mikian rupa, sehingga waktu dapat dipenuhi menurut djadwal kemudian. Nampak terasa, bahwa p e m b a g i a n tugas sangat sangat t e r b a t a s sekali, berhubung djumlah anggauta jang dapat hadir sangat terbatas pu-la. Faktor 6/13 – 7/13 dari seluruh anggauta jang 13 orang banjaknja itu sangat berpengaruh pada u-saha-usaha pengangkatan karja selandjutnja. Hal ini telah dapat dibajangkan pada saat-saat proses sidang dan pekerdjaan pada waktu itu.

4. 23,25 dan 26 Pebr. 1960

BANDUNG: persidangan Seksi Industri Sandang diirama-kan pula menurut waktu jang t e r a c h i r dise-diakan oleh Pimpinan Depernas, Ja’ni dalam rumpunan-terachir dari masa persidangan Depernas: 23 – 26 Pe-bruari 1960. lepas dari i s i jang bersifat

Plenair …….

- 13 -

Page 16: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Tanggal Persidangan di

plenair, maka Seksi Sandang berapat terus hingga ru-angan waktu jang disediakan.Karena ini adalah persidangan t e r a c h i r bagi seksi Sandang, maka sambil merumus dalam persidangan, sambil pula penjusunan didjalankan bagi laporan ter-achir menurut:a. t u g a s jang diberikanb. t j a r a pembuatan laporan seperti dikehendaki

oleh Working Paper 259/XII-Dep./59 - 150 – dan Pa-per No. 256 /XII-Dep./59 – 150 –

Mengingat djumlah anggauta jang hadir t i d a k djauh berbeda dengan kenjataan pada sidang-sidang terdahulu dan sidang-sidang diantara persidangan di-Bandung, maka:

a. perumusan-perumusan terachirb. penjusunan-penjusunan terachirc. finalizing business

d i h a r u s k a n selesai dalam persidangan ini pula.

Demikianlah babakan VI U s a h a dan i c h t i a r Seksi diikhtisarkan jang bersidang pada:

a. tjeramah/uraian-uraian.b. Kundjungan-kundjungan (baik – ke - instansi-instansi di Pusat,

maupun didaerah dan “on the spot”).c. Sidang-sidang-chusus Seksi Sandang di-Djakarta (antar per-

sidangan Depernas di-Bandung).d. Persidangan-persidangan dalam rangka (pimpinan Depernas

mendjadwalkannja waktu di-Bandung.

P e n j u s u n a n L a p o r a n :

(i) “Directives” menjelesaikan Bab ini adalah Paper De-pernas No. 256/XII/Dep./59 – 150 -, halaman 2. titik 3:

TJARA PENJUSUNAN LAPORAN :

a. Seksi menundjuk suatu Komisi Redaksi jang terdi-ri dari tiga anggauta jang diberi tugas menjusun Laporan Seksi

b. Laporan seksi disusun sedemikian rupa sehingga djelas:

1. Umum2. gambaran keadaan sekarang3. gambaran jang mendjadi tudjuan

4. Rentjana ……….

- 14 -

Page 17: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

4. Renjtana usaha untuk mentjapai tudjuan, di-sertai schema-schema dari tahun ke tahun (1961 – 1966) mengenai produksi dan biaja jang diper-lukan.

5. keuntungan jang ditjapai6. saran-saran dan hal-hal lain.

(ii) Pelaksanaan penjusunan laporan ini dilakukan oleh Ketua, Wakil Ketua dan Sdr. Sekretaris (Sdr. Bahrin Yahja, pengganti Mr. Dudy Singadilaga) dan mengenai beberapa bagian dinatu oleh anggauta-anggauta Seksi, Sdr2: Iskandar Wahono, Fatkur Hadi, Sahamad Sudjono, M. Asnun Arsat dan G. M. Charidjie Kasuma.

(iii) Demikianlah diusahakan pertjerminan dari Directives ini ke dalam Laporan SEKSI INDUSTRI SANDANG.

Demikianlah setjara b e r i c h t i s a r diuraikan s e g a l a d a j a – u p a j a Seksi Industri Sandang ini dalam batas waktu pertengahan Desember 1959 hingga achir Pebruari 1960 dalam menunaikan tugasnja jang berat ini, baik dilihat dari se-gi waktu, maupun dari segi djumlah anggauta jang dapat menetap mengiringi penjelesaian tugas itu, sedang jang lainnja disebab-kan oleh pelbagai Djenis faktor dan keadaan terpaksa tidak dapat hadir. Sekalipun sedemikian, penunaian tugas didjalankan dengan sebaik-baiknja dan perasaan gembira djua adanja.

Patut disebutkan, bahwa didalam masa waktu bekerdja untuk phase pertengahan Desember 1959 dan achir Pebruari 1960 itu. Seksi mendapat keuntungan dengan adanya Penegasan Amanat Presiden R. I. dalam sidang-istimewa Depernas-pleno pada tanggal 9 Djanuari 1960 jang telah dirangkakan oleh Pimpinan Depernas, sehingga elemen “n a t i o n b u i l d i n g” dan “s t a t e b u i l d -i n g” mendjadi haluan pula bagi Seksi Industri Sandang ini dan tertjermin dalam memprojecteer karyanja sepandjang direc-tives dari Pimpinan Depernas menundjukkannja.

Dengan tjara demikian Seksi berpendapat t e l a h memuat pula facetten jang diuraikan dalam Penegasan Amanat Presiden itu.

--------oo0oo--------

- 15/16 -

Page 18: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

I. TINDJAUAN UMUM

A. KONSUMSI DAN KEPERLUAN AKAN SANDANG

Tidak perlu kiranja didjelaskan lagi betapa penting artinja bahan sandang. Bagi mereka jang berdiam ditempat jang di-ngin sandang itu merupakan penutup tubuhnja tidaklah sekedar un-tuk memenuhi tuntutan pergulan sadja, akan tetapi djuga melin-dungi dirinja dari gangguan alam dan iklim. Begitu pula bagi me-reka jang berdiam ditempat jang amat panas hawanja, sandang meme-gang peranan penting untuk menjelamatkan badan dari dingin dan da-ri terik panas sinar matahari.

Sjukur sekali negara kepulauan kita terletak disekitar garis chatulistiwa jang sebahagian besar beriklim lunak, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Oleh karena itu, sekali-pun dengan mempergunakan bahan sandang jang sederhana, kita dapat hidup dengan tenteram. Kekhawatiran akan gangguan alam boleh dika-takan tidak ada sama sekali.

Disamping iklim, kemadjuan sosial dan kultural turut mengadjukan tagihan akan bahan sandang. Oleh karena itu maka djum-lah pemakaian tekstil per kapita, terutama untuk bangsa jang ber-tempat tinggal ditanah tropis, dapat didjadikan “barometer” dari taraf penghidupan dan taraf kemadjuan.

Djika diambil perbandingan akan konsumsi per kapita dari bangsa kita dengan bangsa-bangsa di Asia setjara keseluruhan-nja, kita mendapat gambaran bahwa pemakaian akan sandang di-Indo-nesia ini masih tertjatat sebagai jang rendah.

Perbandingan konsumsi per kapita (tekstil)

Negara/benua 1938 1948 1949 1950 1951 1952

I n d o n e s i a 1.0 0.6 0.6 0.9 1.0 0.9

A s i a 1.9 1.4 1.4 1.2 1.4 1.6

A f r i k a 1.1 1.2 1.2 1.3 1.3 1.3

Amerika Tengah/Selatan 2.9 3.1 3.0 2.9 2.9 2.8

Eropa Barat 4.0 3.7 3.8 4.3 4.5 4.0

Eropa Timur dan Rusia 3.1 2.1 2.5 2.5 2.7 2.9

Amerika Serikat/Canada 9.4 12.8 12.0 12.0 13.8 11.7

D u n i a rata-rata 2.9 2.7 2.6 2.6 2.9 2.9

Sumber: PAO Commodity Series BulletinNo. 25. 1954

Pemakaian sandang per kapita ditanah air kita ini se-djak tahun 1952 sampai 1957, dapat didasarkan atas angka-angka impor sadja karena produksi dalam negeri sangat sedikitnja.

- 17 -

Page 19: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Daftar taksiran pemakaian per kapitaTahun 1953 sampai 1957

T a h u n Djumlah impor 1.000 (ton) kotor.

Taksiran penduduk

Pemakaian rata-rata per kapita (kg)

1953 87.1 79.9 djuta 1.09

1954 74.1 0.9 ״ 80.9

1955 69.9 0.8 ״ 82.6

1956 82.5 0.9 ״ 84.4

1957 69.1 0.8 ״ 86.3

1958 79.1 0.9 ״ 88.2

Keterangan: angka-angka tersebut dibulatkan

(Sumber: angka-angka impor bahan sandang Sta-tistical Pocket Book 1958 halaman 118-122, Dep. Perindustrian atas pertanjaan-pertanjaan Seksi X Sandang)

Keadaan impor bahan sandang pada tahun 1958 dapat dilihat dari daftar tertera dibawah ini:

Daftar impor bahan sandang tahun 1958(Taksiran penduduk: 88,2 djuta kepala)

Djenis bahan Ton (kotor) Harga Rp. Harga U.S. $

Tekstil dll. 40.743 694.000.000,- 6.800.000

Benang-benang 30.122 246.355.000,- 30.382.000

Bahan Baku 8.267 70.850.410,- 6.224.337

79.132 1.011.105.410,- 97.406.337

Pada tahun 1958 pemakaian bahan sandang berada disekitar angka 0.89 kg per kapita. Dengan adanja waste 14% waktu memintal benang, angka 0.89 ini masih harus dikurangi sedikit supaja tjotjok dengan keadaan jang sebenarnja.

Kebutuhan kita di Indonesia akan sandang hingga sekarang ini masih mendjadi persoalan, karena belum pernah diadakan penjeli-dikan jang mendalam.

Factor-factor jang menentukan ukuran kebutuhan ini sangat banjaknja, a.l. adat-istiadat, agama, iklim, pekerdjaan, fungsi so-sial. Meskipun demikian kita harus menentukan sesuatu angka untuk didjadikan pedoman, sekalipun angka itu baru hanja merupakan pegang-an untuk sementara waktu sadja.

Sesuai dengan pendapat instansi-instansi jang turut memi-kirkan masalah pakaian, target jang hendak kita tjapai untuk tahap pembangunan jang pertama ini jalah 10 m per kapita.

- 18 -

Page 20: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Keperluan setahundalam hubungan kenaikan penduduk

T a h u n Djumlah pendu-duk (dihitung dengan (djuta)

Keperluan akan bahan pakaian djadi (dihitung dengan djuta meter)

Berat bahan baku atas dasar 6 M : 1 kg (dihitung dengan pem-bulatan ribuan ton

1960 92.1 921 170

1962 96.3 963 178

1965 103.2 1.032 191

1966 105.2 1.052 196

Djumlah penduduk setiap tahun bertambah dengan persentase lebih kurang 2.2%; angka ini merupakan fixatie jang perlu ditindjau kembali sesudah diadakan census.

Perhitungan quantum bahan baku didasarkan atas adanja was-te 10% waktu memintal. Pada waktu sekarang waste itu adalah sekitar 14%, tetapi akan berkurang kemudian dengan dipergunakannja pemintal jang super high draft.

Kenjataan sampai sekarang ini negara kita sering menghadapi kemunduran dalam tjadang devisen. Oleh karena itulah pada achir-achir ini telah diambil langkah-langkah untuk tudjuan kearah self-supporting antara lain dengan dibentuknja Panitia Serat (1955) untuk mengadakan penjelidikan mendalam jang berhubungan dengan produksi bahan pakaian jang dapat dihasilkan di Indonesia, dan mengadakan rentjana-rentjana.

Sebagai hasil utama Panitia tersebut telah tertjapai bebe-rapa kesimpulan jang telah diserahkan kepada Pemerintah untuk didja-dikan bahan pertimbangan.

Pokok dari segala kesukaran mengenai devisen ialah kurang-nja produksi dalam negeri. Oleh karena itu djalan pemikiran dewasa ini lebih tjondong kepada usaha mentjapai taraf SELF-SUPPORTING.

Perubahan tjara berpikir ini adalah hasil dari pengalaman-pengalaman pahit sedjak proklamasi kemerdekaan. Keinginan untuk mero-bah struktur ekonomi mendjadi ekonomi nasional makin berge-lora. Tjita-tjita untuk mentjapai suatu struktur masjarakat adil dan makmur, struktur ekonomi nasional jang subur dll. Itu makin berkembang. Akan tetapi dengan bertjita-tjita sadja belumlah mendjamin akan terlaksananja tudjuan kita. Kita mesti bekerdja dan untuk dapat bekerdja kita mesti riil.

B. BAHAN BAKU SANDANG

Bahan baku untuk sandang ditanah air kita, hampir seluruh-nja dapat dihasilkan dalam negeri. Bahan baku jang dimaksudkan jalah:

- 19 –

Page 21: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

a. K a p a s

b. R a m i

c. R a y o n

d. Bulu chewan

e. S i s a l

f. Serat nenas

g. S u t e r a

h. Synthetic fibres (Kimia)

Diantaranja kapas sedjak zaman dahulu telah dikenal oleh rakjat, rami dalam taraf pertjobaan dan rayon baru dalam taraf penjelidikan. Bahan baku lainnja belum dapat perhatian umum.

1. K a p a s

Penanaman kapas pernah diadakan dibeberapa tempat. Pada saat dunia kekurangan akan bahan pakaian dari kapas, per-hatian pengusaha-pengusaha mendjadi sangat besar, sehingga Indo-nesia telah pernah dikenal luar negeri sebagai negara pengekspor kapas.

Perkembangan penanaman kapas diluar negeri antara la-in di Amerika, Brazilia, Mesir menjebabkan produksi dalam negeri mendjadi turun, sehingga pada beberapa tempat ada jang sampai menghentikan usaha sama sekali. Pertanian kapas kita tidak da-pat mengimbangi kemadjuan-kemadjuan luar Negeri dalam besarnja hasil setiap ha. Disampingnja itu ada sesuatu tendenz jang me-nguntungkan sekali bagi penenunan kapas di-luar negeri, jaitu dipergunakannja hasil kapas itu bukan sadja untuk pakaian mela-inkan djuga untuk keperluan jang lain jaitu:

a. daun kapas dapat dipakai untuk makanan hewan guna peternakan;

b. serat kapas untuk bahan pakaian dan lain-lain;

c. kulit bidji kapas untuk bermatjam-matjam keperluan rumah tangga antara lain: plaat gramophoon, topi, linoleum dan lain-lain;

d. isi dari bidji kapas sebagai minjak kapas untuk minjak salada, margarine (mentega) dan minjak ma-kan (braadoline) minjak tjat dan vernis serta mi-njak untuk sabun;

e. bungkil kapas untuk makanan hewan dan pupuk.

Produksi kapas dalam negeri pada tahun 1958 menun-djukkan perkembangan sebagai berikut:

- 20-

Page 22: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Produksi kapas berbidji

Daerah penghasil Luas tanaman (H.A.)

Produksi kapas ber-bidji (ton)

Harga Rp. (djuta)

Harga U.S. $ (djuta)

Djawa Barat 541 75

Djawa Tengah 85 19

D.I. Djogjakarta 36 9

Djawa Timur 1.670 347.5

DJAWA/MADURA 2.332 450.5

Nusa Tenggara 7.100 920

INDONESIA 9.432 1.370.5

(Sumber: Djawatan Pertanian Rakjat.Harga menurut Panitex: 1kgkapas berbidji – Rp. 4,25 costpriceper Asembagus).Harga pasaran: Rp. 10,-

Untuk menghadapi tekanan jang digambarkan diatas ini Pemerintah tidak memberi bantuan atau proteksi-proteksi.

Berdasarkan angka-angka tersebut diatas, maka rata-rata produksi per ha masih dibawah 3 kwintal kapas berbidji per ha.

Berdasarkan hasil pertjobaan-pertjobaan dengan memper-hatikan soal pembibitan, pemeliharaan jang tjukup, perairan, pemupukan dan sebagainja, hasil kapas dapat kita harapkan men-tjapai kurang lebih 420 kg kapas berbidji atau 140 kg kapas bersih.

Keadaan dewasa ini menggambarkan bahwa produksi kapas dalam negeri belum mentjukupi kebutuhan industri pemintalan, dan oleh karena itu diadakan pengimporan bahan baku berupa kapas.

Dalam tahun 1958 telah diimpor sebanjak 8.224.018 kg.

Kesukaran-kesukaran jang dihadapi dalam mendapatkan hasil jang memuaskan dibidang penanaman kapas ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Kekuarang persediaan pupuk

b. Masih banjak penjakit-penjakit yang belum seluruh-nja dapat diberantas.

c. Bibit jang menghasilkan belum banjak meluas pema-kaiannja.

d. Kurangnja perhatian industri pertenunan terhadap penggunaan kapas hasil dalam negeri.

- 21 -

Page 23: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

e. Transport masih tetap mendjadi persoalan.

2. Rami (Boehmeria Nivea)

Serat rami mempunjai keistimewaan terutama dalam sifat tahan akan kelembahan air disamping mempunjai kesediaan jang demi-kian besar dalam menerima air (kesanggupan absorbsi). Oleh karena itu rami sangat sedjuk rasanja dan tahan lama dalam air. Hal jang tidak menguntungkan dalam penggunaannja jalah mudahnja rusak pada tempat lipatan jang disebabkan oleh sifat kaku dari seratnja.

Kesukaran dalam produksi rami terutama terletak pada so-al pemupukan. Oleh karena Djenis ini membutuhkan banjak rabuk kan-dang dan pupuk organis.

Produksi ditanah air dewasa ini masih menemukan pelbagai kesukaran selain tersebut diatas, akan tetapi pertjobaan penanaman setjara luas telah dilakukan di Sumatera Utara.

Pada tahun 1958 keadaan produksi rami adalah sebagai berikut:

Produksi Rami tahun 1958

Daerah penghasil Luas tana-man (ha)

Produksi (ton)

Harga Rp. (djuta)

Harga U.S. $ (djuta)

Djawa Barat 20 x)

Djawa Tengah 1,25 x)

D.I. Djogjakarta 18 9

Djawa Timur - -

DJAWA/MADURA 39,25 9

Atjeh - -

Sumatera Utara 100 100

Sumatera Tengah 50 33

Riau - -

Djambi - -

Sumatera Selatan - -

SUMATERA 150 133

INDONESIA 189,25 142

x) belum diketahui

Menarik angka-angka tersebut diatas, maka taraf produksi dewasa ini baru mentjapai 660 sampai 1.000 kg. Cina grass tiap ha atau diambil dari setengahnja kurang lebih 800 kg.

- 22 -

Page 24: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Meskipun dalam pertjobaan-pertjobaan ternjata hasil rami per ha dapat lebih besar dari dugaan semula, namun da-lam mengadakan sesuatu perhitungan perentjanaan ada baiknja untuk mengambil angka jang njata dapat didjadikan pegangan.

Mengenai pemintalan rami dewasa ini terdapat satu pabrik di Pematang Siantar dengan kapasiteit 6.000 mata pe-mintal. Keadaannja sekarang kurang memuaskan, karena bahan ba-ku jang tidak mentjukupi.

3. R a y o n

Berlainan dengan kapas dan rami, rayon adalah suatu bahan baku jang luas sekali lingkungan penggunaannja. Dengan tertjapainja kemadjuan-kemadjuan technis rayon dapat diper-gunakan untuk berupa-rupa keperluan.

Serat rayon dapat diatur menurut proses dan tjampuran obat-obatan sehingga bisa disesuaikan dengan sarat-sarat jang diadjukan tuntut oleh pasaran jang memerlukannja.

Sifat chususnja ialah: kadar absorsi airnja lebih besar dari kapas maupun rami, dan djika diberi warna menge-luarkan tjahaja jang kilau-kemilau.

Sebaliknja kualiteit dalam kekuatan dan kelemasan agak kurang dari kapas dan dalam hal tahan lembab kurang da-ri rami. Akan tetapi satu factor utama jang didalam bidang produksinja rayon adalah bahan jang melewati semua serat-serat tersebut diatas, disebabkan oleh karena bahannja, jai-tu kaju terdapat tjukup banjak ditanah air kita ini, dan ti-dak akan tergantung pada persoalan penanaman dari sebermula.

Dalam hal ini rayon adalah satu-satunja bahan baku jang dapat memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil jang tjepat dan dalam kwantiteit jang besar.

Berdasarkan atas pertimbangan diatas, maka banjak jang telah menaruh perhatian akan penggunaan bahan baku ra-yon sebagai sumber usaha untuk mentjukupi kekurangan akan bahan tekstil jang mendesak ini.

Untuk mengadakan produksi rayon dalam negeri ada beberapa ketentuan jang mendjadi bahan pertimbangan, jaitu:

a. membutuhkan modal besarb. membutuhkan tenaga ahlic. membutuhkan relatie-bedrijven jang seimbang

Mengenai bahan kaju di Indonesia jang mendjadi per-soalan jalah banjaknja Djenis-djenis kaju jang tumbuh dihutan hudjan tropics. Dalam pada itu pemeriksaan kwaliteit kaju te-lah dilakukan dibeberapa tempat diantaranja dihutan Semangus dengan hasil jang memuaskan. Disamping itu

jang sangat ………

- 23 -

Page 25: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

jang sangat baik untuk pulp dan rayon jalah kaju tusam dan kaju tusam dan kaju pohon karet.

4. Bahan-bahan baku lain

Selain dari bahan-bahan baku jang didjelaskan diatas, kita dapat djuga mempergunakan Djenis-djenis bahan baku jang lain seperti sisal, rosella, serat nenas.

Sampai waktu ini ternjata penggunaan akan bahan-bahan tersebut sangat terbatas dan hanja diolah oleh sebagian ketjil penduduk didaerah-daerah pedalaman, dimana bahan itu diperoleh dengan mudah.

Djenis lain jang mendapat perhatian penduduk dimasa lewat terutama dimasa pendudukan Djepang, ialah sutera. Ulat-ulat sutera dapat hidup subur pada tumbuhan djarak jang dapat tumbuh tanpa pemupukan atau perairan.

Oleh karena proses pembikinan sutera jang baik mem-butuhkan modal besar dan kesukaran-kesukaran technis djauh le-bih banjak dari kapas, usaha-usaha jang didjalankan pada masa pendudukan Djepang itupun dengan sendirinja terhenti.

Minjak tanah dan batu-bara jang sangat banjaknja di-tanah air kita ini adalah satu sumber sandang jang memberikan harapan dihari depan jang dekat. Dari minjak dan batu bara da-pat diperoleh serta dengan proses kimia, jang lazim disebut o-rang dengan full syntehic, fibre, jaitu fibre jang diha-silkan oleh petro chemical dan coal chemical industries.

C. I M P O R: BAHAN SANDANG

Berapa besar djumlah impor belakangan ini dapatlah kiranja dilihat dari daftar tersebut dibawah:

1. Impor tekstil tahun 1958

Matjam barang Berat (ton)

Harga Rp. (djuta)

Harga U. S. $

Cotton Piece goods 31.983 547 48.000.000

Lain-lain 8.760 147 12.800.000

40.743 694 60.800.000

2. Impor berbagai Djenis bahan baku pertenunan tahun 1958

Djenis barang impor Berat (kg) kotor

Harga Rp. Harga U. S. $

Benang sutera/sutera tiruan dll ……………… 31.551 1.821.763 159.803

Benang serat buatan ...... 14.014.924 137.330.874 12.046.568

Benang bulu binatang ... 6.816 328.199 28.789

Benang kapas ………… 16.068.628 206.875.147 18.146.939

30.121.919 246.355.983 30.382.100

3. Import ……

- 24 -

Page 26: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. Impor berbagai djenis bahan baku untuk pemintalan tahun 1958

Djenis barang impor Berat (kg) kotor

Harga Rp. Harga U. S. $

Kapas kasar …………... 8.124.018 70.333.674 6.179.006

Bahan tekstil nabati lainnja ………... 142.598 516.736 45.331

8.266.616 70.850.410 6.224.337

Selain dari pengimporan melalui saluran biasa tersebut dia-tas, Pemerintah berusaha untuk menambah persediaan bahan sandang pada achir-achir ini dengan mendatangkannja dalam rangka pampasan dan S.A.C.

4. a. Pampasan Perang Djepang (1959) : 35.000.000 yards = US$ 3.000.000,-

b. S.A.C. (1956 – 1957) : 43.531.818 kg = 30.500.000 ״ ,-

c. S.A.C. (1959) jang belum dipakai : US$ 25.000.000,-

Sifat-sifat dari saluran-saluran tersebut diatas lebih tepat kiranja djika dimasukkan kedalam category untuk “injeksi” dan darurat, antara lain untuk memelihara kestabilan harga dalam negeri.Sekalipun demikian, harga tekstil masih tetap meningkat terutama pada achir tahun 1959 dan permulaan tahun 1960, jang berarti kita masih ke-kurangan sekali.

D. RENTJANA PRODUKSI BAHAN BAKU

Dari pelbagai Djenis bahan jang dapat dipergunakan untuk ba-han sandang itu, ada beberapa Djenis jang dapat memenuhi sarat-sarat pola rentjana menudju kearah selfsupporting, jalah R a y o n, k a p a s dan r a m i.

Dari ketiga Djenis tersebut, dianggap lebih tepat djika di-titik-beratkan produksi bahan baku pada phase pertama ini pada bahan r a y o n. sebagai kesimpulan dari penindjauan faktor-faktor dari djenis-djenis tersebut, maka perbandingan produksi dalam rentjana self-supporting akan sandang diandjurkan mendjadi sebagai berikut:

R a y o n …………………….. 150.000 ton (70%)K a p a s …………………….. 50.000 ton (24%)R a m i ……………………… 10.000 ton (6%)

Djumlah dari ketiga produksi Djenis bahan baku jang 210.000 ton itu telah dapat melajani keperluan industri pemintalan dan perte-nunan untuk tahun 1965 disamping sebagian tekstil ketjil jang terdapat dari perbedaan produksi dan keperluan bahan sandang penduduk jang didjelas-kan sebermula, jang dapat disediakan untuk keperluan perindustrian-perindustrian antara lain: perindustrian riem, pipa, sepatu, alat rumah dan kantor.

untuk ……..

- 25 -

Page 27: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk dapat mentjapai produksi sebesar tersebut diatas, maka sifat-sifat dan faktor-faktor penentuan dari tiap bahan baku tersebut harus diperhitungkan dengan seksama. Dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mengenai hal-hal tersebut, maka susunan produksi bahan baku ketiga Djenis tersebut diatur sebagai berikut:

1. PROJEK RAYON

Produksi rayon dilaksanakan dengan pembentukan 5 pabrik-pabrik rayon serta pabrik-pabrik bersangkutannja dengan klasifika-si kapasiteit sebagai berikut:

1) Dua (2) pabrik jang berkapasiteit 45.000 ton/setahunnja

2) Satu (1) pabrik jang berkapasiteit 30.000 ton/setahunnja

3) Dua (2) pabrik jang berkapasiteit 15.000 ton/setahunnja

2. PROJEK KAPAS

Produksi kapas dilaksanakan dengan mengadakan perluasan areal penanaman (ekstensifikasi) seluas 380.000 hektare dan berdam-pingan dengan itu harus pula diadakan intensifikasi sehingga men-tjapai taraf produksi sekurang-kurangnja 140 kg kapas bersih per ha atau berdjumlah paling sedikitnja 50.000 ton setahunnja.

3. PROJEK RAMI

Produksi rami dilaksanakn dengan mengadakan perluasan areal penanaman (ekstensifikasi) seperti halnja dengan kapas seluas 8.500 hektare dan bersamaan dengan itu diadakan intensifikasi untuk mentjapai produksi sekurang-kurangnja sedjunlah 10.000 ton setahun-nja.

Dengan susunan seperti tersebut diatas dapat diharapkan bahwa selain untuk dapat melajani sebagian keperluan sandang menu-tup kekurangan jang mendesak dewasa ini, djuga ditudjukan untuk mentjukupi keperluan sandang pada tahun target 1965 jad.

E. SITUASI PERTENUNAN DAN PEMINTALAN DALAM NEGERI

Industri sandang dalam negeri djika dibandingkan dengan pada waktu sebelum proklamasi kemerdekaan, djauh lebih madju, teru-tama dibidang pertenunan dan pemintalan. Akan tetapi ditindjau da-ri sudut volumenja dalam pertandingan dengan kenaikan djumlah pendudukan, masih djauh dari mentjukupi keperluan sandang pada taraf rendah sekalipun.

Selain itu perkembangan perindustrian jang dimaksud kurang seimbang dalam hubungan satu sama lian sehingga menundjuk-kan kepintjangan jang mengakibatkan masih tergantungnja kita kepa-da luar negeri dalam hampir segala faktor produksinja.

Diantaranja …….

- 26 -

Page 28: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Diantaranja industri pertenunan jang mempunjai kapasiteit jang terbesar kemudian dari djauh sekali diikuti oleh pemintalan dan seterusnja. Perbandingan kapasiteit dari masing-masing industri ma-sih sangat panjang dan kelihatannja kurang koordinasi antara satu sama lainnja. Oleh karena itu maka timbul soal impor bahan-bahan jang dibutuhkan industri bersangkutan. Djika fungsi industri terse-but dapat diatur perkembangannja dari sebermula, kemungkinan untuk mentjapai keseimbangan diantara pertenunan, pemintalan dan produk-si bahan baku sudah akan terasa manfaatnja.

Untuk mendapat gambaran jang djelas, dibawah ini kita sa-djikan angka-angka.

Alat tenun bukan mesin dan gedogan(dalam tahun 1958)

No. Nama DaerahDjumlah alat tenun bukan

mesinKapasiteit setahun satu regu didasar-kan kain 1 x 1 lebarGedogan Atbm

1. Sumatera Utara 25.000 1.249 6.747.000 meter

2. Sumatera Tengah 2.309 1.577 . ״ 4.131.150

3. Sumatera Selatan 3.020 203 . ״ 940.200

4. Djawa Barat 13.515 46.315 . ״ 113.183.250

5. Djawa Tengah 55.180 45.621 . ״ 117.767.400

6. Djawa Timur 25.835 19.560 . ״ 50.819.250

7. Kalimantan 1.396 162 . ״ 598.200

8. Sulawesi 250.000 3.278 . ״ 43.367.200

9. Nusa Tenggara 203.396 687 . ״ 32.158.200

10. M a l u k u 30.000 25 . ״ 4.360.000

Djumlah 609.651 118.677 376.272.450 meter

Djumlah alat tenun dengan kapasiteit 1 regu

Djenis alat(a) (b) (a+b) Kapasiteit se-

tahun 1 regu 1 x 1 lebar1xlebar 2xlebar djumlah

Alat tenun mesin(a.t.m.) 9.015 7.526 16.541 127.780.600 meter

Alat tenun bukan mesin 118.677 - 118.677 ) . ״ 376.272.450Gedogan 608.651 - 609.651 )

DJUMLAH 737.343 7.526 744.869 503.780.050 meter

1. Industri ……….

- 28 -

Page 29: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

1. Industri Pertenunan

Industri pertenunan adalah suatu industri jang sedjak dari zaman dahulu telah dikenal oleh bangsa kita. Sesudah Pro-klamasi industri pertenunan telah mulai masuk ketaraf modernisasi jang mempunjai kapasiteit sebesar 127.507.600 m tekstil dengan hanja satu regu sadja. Pabrik-pabrik modern jang dimaksud bisa mentjapai kapasiteit 3 kali lipat djika bekerdja dengan 3 regu, atau sebesar 382.500.000 meter tekstil.

Selain alat-alat tenun dengan mesin tersebut, diseluruh negeri kita ini terdapat industri-industri pertenunan dengan mem-pergunakan alat-alat tanpa mesin (a.t.b.m.) dan gedogan jang djumlahnja tjukup banjak pula, sehingga alat-alat ini mempunjai peranan dalam produksi tekstil jang tak dapat kita kesampingkan.

Djumlah alat-alat jang agak primitip ini demikian besar-nja sehingga kapasiteitnja ditaksir bisa mentjapai kurang lebih 500.000.000 meter setahun.

Gambaran mengenai tersebarnja A.T.M. di Indonesia, dapat kita melihatnja dari angka-angka dibawah ini:

Industri Tenun dengan penggunaan mesin (A.T.M.)

Nama DaerahDjumlah alat tenun

mesinKapasiteit (1 regu) 1 x 1 lebar

1 x lebar 2 x lebar

Sumatera Utara 69 7 472.800 meter

Sumatera Tengah 130 40 1.116.000 meter

Sumatera Selatan 50 5 342.000 meter

Djawa Barat 5.666 5.526 80.614.400 meter

Djawa Tengah 698 1.425 26.158.000 meter

Djawa Timur 2.339 516 18.368.400 meter

Kalimantan Barat 5 - 30.000 meter

Sulawesi 48 - 288.000 meter

Nusa Tenggara 10 7 118.000 meter

9.015 7.526 127.507.600 meter

Djika Industri Pertenunan jang memakai alat tenun de-ngan mesin dikerdjakan dengan 3 regu, maka kapasiteit jang akan diperoleh dapat mentjapai sedjumlah 382.522.800 meter. Kapasiteit ini sadja telah merupakan kurang lebih 30% dari seluruh kebutuhan akan tekstil pada tahun 1965.

Disamping ……

- 28 -

Page 30: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Disamping itu alat-alat tenun bukan mesin (a.t.b.m.) dapat dikerdjakan sekurang-kurangnja dengan 2 regu.

Ditindjau dari segi efisiensi, maka kita tidak dapat mengharapkan hasil jang teratur dari pertenunan dengan mempergu-nakan gedogan jang primitip itu, dan oleh karena itu lebih tepat djika kapasiteit gedogan tidak dimasukkan dalam perhitungan.

Djika kita taksir produksi dari tiap gedogan tiga meter tekstil setahun, maka kapasiteitnja baru merupakan 609.651 x 3 meter = 1.828.953 meter.

Alat-alat pertenunan a.t.b.m. mempunjai kapasiteit kurang lebih 375 djuta meter atau djika bekerdja 2 regu 750 djuta meter.

Dengan ini maka dapat kita bajangkan bahwa kapasiteit se-penuhnja dari industri pertenunan kita telah dapat melajani 100% kebutuhan tekstil pada tahun 1965.

Dengan ini maka boleh dianggap perluasan Industri Perte-nunan untuk sementara waktu tidak merupakan suatu urgensi.

2. Industri Peradjutan

Sesudah Proklamasi industri peradjutan dalam negeri terus berkembang sehingga mentjapai djumlah 169 pabrik, kebanjakan didi-rikan disekitar Djakarta Raya jang berdjumlah 121 buah.

Penjebaran pabrik-pabrik ini sangat tidak merata, oleh karena itu soal ini masih perlu mendapat perhatian kita dihari depan. Penempatannja dewasa ini adalah sebagai berikut: Djakarta Raya 121, Djawa Barat 32, Djawa Timur 10, Sumatera 2, Sulawesi 1 dan tidak ada satupun pabrik peradjutan di Kalimantan atau Nusa Tenggara.

3. Industri Pemintalan

Industri Pemintalan kita mempunjai kapasiteit 13.400.000 kg benang setahunnja djika dikerdjakan dengan 3 regu.

Seluruh mata pemintal terdiri 6.000 m.p. untuk bahan ra-mi dan 123. 976 buah untuk pemintalan kapas. Dalam keadaan sekarang industri tersebut belum atau tidak dapat bekerdja dengan kapasi-teit penuh oleh karena kesukaran-kesukaran jang dihadapinja, an-tara lain tidak kontinu-nja supply bahan baku.

Untuk membikin benang dari bahan baku pada umumnja ter-dapat waste rata-rata 10% (highdraft 14% dan super-highdraft 5%). Dalam hubungan ini maka bahan baku jang dibutuhkan dewasa ini ialah sedjumlah 14.888.888 kg. dengan ketjilnja produksi dalam negeri, se-bagian besar dari bahan baku harus diimpor.

Dibanding dengan kebutuhan tekstil seluruhnja industri pemintalan ini harus diperlukan, sedapat-dapatnja disesuaikan dengan kapasiteit industri pertenunan jang ada sekarang ini.

Taraf jang telah terjapai dapat kita lihat dari angka-angka dibawah ini:

No. Pemintalan …

- 29 -

Page 31: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Pemintalan Daerah Mata-pintal

Kapasiteit 3 regu

1. Pemintalan rami Pematang Siantar

P. Sumatera Utara

6.000 900 ton

2. T.D. Pardede (kapas)

S. Sumatera Utara, Medan

400 . ״ 70

3. Wing On S. Djawa Barat, Bandung

8.600 . ״ 860

4. N.V. Java Textile Mij.

S. Djawa Tengah, Tegal

37.072 . ״ 3.600

5. N.V. Djantra P. Djawa Barat, Bandung

31.523 . ״ 3.000

6. N.V. Tjilatjap P. Djawa Tengah, Tjilatjap

30.333 . ״ 3.000

7. N.V. Nebritex P. Djawa Timur, Plered

16.376 . ״ 2.000

DJUMLAH: 129.976 13.400 ton

Sekedar supaja dapat membuat perbandingan, dibawah ini ki-ta berikan gambaran keadaan untuk seluruh dunia:

I C H T I S A R

Mata pintal dan alat tenun sedunia sesudah dan sebelum perang dunia ke II (1000)

Negara

Mata pintal (1.000) Alat tenun (1.000)

a. 1948/1949

b. 1939 Per-be-daan a-b

a. 1948/1949

b. 1939

Per-be-daan a-b

EROPA:

1. Inggris ........... 34.700 36.322 - 1.622 250 505 - 215

2. Djerman ......... 6.947 12.967 - 6.020 219 200 - 19

3. Perantjis ……. 8.525 9.794 - 1.542 169 194 - 25

4. Rurland …….. 8.000 10.350 - 2.350 154 250 - 96

5. Dan lain-lain .. - - - - - -

Djumlah = 76.490 86.745 10.255 1.394 1.713 319

ASIA:

1. India/Pakistan. 10.238 10.054 + 184 202 201 + 9

2. Djepang ……. 3.607 11.502 - 7.895 204 333 - 129

3. Tiongkok …... 4.350 4.450 - 100 51 56 - 5

Djumlah = 18.445 26.156 7.711 463 591 - 128

Mata pintal ……

- 30 -

Page 32: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Negara

Mata pintal (1.000) Alat tenun (1.000)

a. 1948/ 1949

b. 1939

Per-be-daan a-b

a. 1948/1949

b. 1939

Per-be-daan a-b

AMERIKA:

1. U.S.A ................ 23.800 25.911 - 2.111 392 573 - 181

2. Brazilia ………. 3.076 2.765 + 311 97 81 + 16

3. Dan lain-lain …. - - - - - -

Djumlah = 29.816 31.174 - 1.358 581 717 - 136

LAIN-LAIN - - - - - -

Djumlah sedunia = 127.880 146.456 18.576 2.511 3.088 577

II. RENTJANA DIBIDANG PEMINTALAN

A. TARGET. Sebagai telah didjelaskan diatas kapasitet pertenunan kita telah dapat menjalani kebutuhan akan sandang rakjat untuk tahun 1956 jang djumlahnja k.i. 1.502 djuta meter tekstil. Jang diperlu-kan sekarang ialah menaikkan taraf kemadjuan kita dipalapangan industri pemintalan sehingga seimbang dengan kapasitet alat pertenunan ter-sebut diatas.

Bahan baku jang diperlukan untuk memenuhi keperluan pen-duduk jang ditaksir djumlahnja sebesar 105,2 djuta orang pada tahun 1966 jad. ialah dimasukkan sebanjak 196.700 ton. Dalam angka ini 1 kg benang dipersamakan dengan 6 meter tekstil dan telah diperhitungkan djuga kehilangan bahan 10% pada waktu pemintalan

Angka mengenai target (sasaran) jang hendak ditjapai di-bidang produksi bahan baku ialah:

1. r a y o n …………… 150.000 ton 2. k a p a s …………… 50.000 ton3. r a m i …………….. 10.000 ton Berdjumlah : 210.000 ton

Didalam angka ini sudah termasuk djatah-djatah serat jang perlu un-tuk industri diluar sandang. Factor lain jang turut mempengaruhi perhitungan djumlah mata pemintalan jang diperlukan untuk disesuai-kan dengan djumlah produksi bahan baku, ialah dimasukkannja satu quantum filament fibre salam djumlah total bahan baku.Untuk filament, fibre ini tidak dipergunakan alat mata pemintal jang biasa, karena pada waktu filament fibre ini dihasilkan ia telah me-rupakan benang jang tidak putus-putus jang sudah siap dipintal di-dalam alat2 spinneret.

Sebagaimana akan njata kelak dari keterangan mengenai ra-yon, djumlah filament fiber jang dimaksud adalah kl. 18% atau

sebesar ……..

- 31 -

Page 33: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

sebesar 26.670 ton. Djika djumlah ini dikurangi dari djumlah total bahan baku, maka dengan memperhitungkan kapasitet mata pemintal di-antara 100 s/d 110 kg setahunnja djumlah mata pemintal jang masih ki-ta perlukan, disamping kl. 130.000 buah jang ada dewasa ini, adalah 1.650.000 m.p.

Dari djumlah ini akan dimasukkan oleh Departemen perindus-trian Dasar untuk selama tahun 1960 sebanjak 250.000 mata pemintal. Dalam hubungan ini, rentjana D e p e r n a s mengenai selebihnja ialah perluasan industri Pemintalan dengan dua golongan jaitu:

1. selama tahun 1961 ……….700.000 mata pemintal dan djuga2. selama tahun 1962 ……….700.000 mata pemintal.

Penghematan jang dapat diperoleh dari perluasan industri mata pemintal seperti tersebut diatas sangat besar artinja dalam pembentukan phase pertama dari usaha kearah self-supporting dibidang bahan baku untuk industri pertenunan jang telah ada dewasa ini.

B. Penghematan devisen dengan perluasan industri pemintalan.

Dengan diperluasnja industri pemintalan maka dari perbe-daan harga impor benang dan bahan baku kita telah dapat menarik ke-simpulan bahwa penghematan dalam devisen negara telah sebagian besar terdjamin. Djenis mata pemintal jang lazim dipergunakan ialah “high-draft dan super highdraft, masing-masing berharga $ 78. & $ 85.9.

Harga rata-rata dari kedua Djenis itu ialah kl. US $ 81.90. dalam hubungan ini pembiajaan untuk 1.650.000 mata pin-tal ialah kl. $ 135.135. 000,- Djika kita tindjau dari sudut perbe-daan harga dari benang jang diimpor dengan bahan baku jang djuga di-impor, maka kita dapat perbedaan harga dalam devisen seperti ter-sebut dibawah ini.

Harga benang kapas c dan f dewasa ini ialah kl. US$ 1.11 per kg sedangkan harga bahan baku serat kapas ialah kl. $ 0.67 per kg, jang berarti ada perbedaan sebesar 44 cent tiap satu kg.

Mengenai benang rayon dan bahan baku rayon pun terdapat perbedaan harga sebesar 30 cent karena benang rayon ialah $ 0.7979 atau dibulatkan $ 0,80 sedangkan harga bahan bakunja ialah $ 0.506 atau dibulatkan $ 0.50.

Berdasarkan atas perbandingan pengimporan bahan sandang asal kapas dan lain-lain dengan rayon pada tahun 1954 s/d 1957 jang merupakan 60% pengimporan bahan kapas dll. dan 40% pengimporan bahan rayon, maka dalam hubungan ini kita dapat mengambil angka rata-rata dari perbedaan jang dimaksud dengan perhitungan :

6 x 44 + 4 x 30 = 38.4 cent tiap kg.10

Oleh karena ……

- 32 -

Page 34: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Oleh karena satu mata pemintal mempunjai kapasitet te-rendah ialah 100 kg/tahun maka tiap mata pemintal berarti memberikan penghematan devisen sebesar US$ 38.40 setiap tahunnja.

Djika diadakan perluasan industri pemintalan sebesar 1.650.000 mata pemintal, maka penghematan dibidang devisen jang akan tertjapai karenanja merupakan US$ 63.360.000,-

Dari angka diatas tersebut sadja djelaslah bahwa ma-salah perluasan industri pemintalan ini sangat penting artinja da-lam phase pertama untuk membina usaha kearah taraf self-supporting dan sekali-kali tidak tepat kiranja djika dipertangguhkan lebih la-ma.

C. Perburuhan dibidang industri pemintalan

Dengan perluasan industri pemintalan ini maka terbuka-lah lapangan pekerdjaan bagi tenaga buruh baru jang sampai sekarang mendjadi beban masjarakat disetempat-setempat. Dengan ini maka per-luasan industri ini akan dapat pula memberikan sumbangan dalam mem-perbesar d a j a beli penduduk setempat selain pendidikan kearah pembinaan tenaga Mahir dapat terlaksana dengan tanpa pengeluaran bea-bea pendidikan chusus.

Menarik dari pengalaman-pengalaman jang sudah-sudah un-tuk satu unit sebesar 100.000 m.p. dapat dipekerdjakan kl. 5.174 orang jang terdiri dari:

1. tenaga buruh biasa ………..5.100 orang2. tenaga mahir ……………… 50 orang3. tenaga administrasi ………. 17 orang4. tenaga pimpinan …………. 7 orang

Dengan perluasan industri pemintalan dengan sedjumlah alat mata pemintal sebanjak 1.650.000 buah berarti penampungan te-naga buruh sebanjak 85.370 orang.

Disamping tenaga buruh jang langsung diperkedjakan da-lam industri tersebut, tenaga-tenaga untuk pelajanan transport buruh, toko-toko dll. djuga memberikan sumbangan dalam penambah daja beli rakjat disetempat-setempat.

Betapa besar artinja djika ditindjau dari sudut kema-sjarakatan rasanja tidak perlu didjelaskan lebih landjut.

D. Rentjana Penjebaran Perluasan Indutsri Pemintalan.

Dalam memikirkan pembagian mengenai perluasan indus-tri pemintalan ini perhatian terutama tertudju pada ikhtiar akan nation dan state building.

Sementara itu dipertimbangkan djuga keadaan sudah ber-langsung dari dulu-dulunja, jaitu kegiatan jang diperlihatkan oleh seluruh Indonesia jang membuktikan adanja pembawaan dibidang indus-tri sandang.

Satu hal ……..

- 33 -

Page 35: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Satu hal jang dari sudut tehnis harus diperhatikan jalah perlunja dibangunkan industri pemintalan didaerah-daerah jang meng-hasilkan rayon dengan kapasiteit jang tjukup untuk ¼ dari produksi.

Pertimbangan ini jalah berdasarkan dipergunakannja pure rayon untuk membuat finished goods.

Kemudian turut djuga diperhatikan soal integrasi dalam masalah penjebaran industri sandang. Dalam keadaan jang berlaku hingga sekarang ini hanja 86% dari bahan baku jang dapat didjadikan benang sedang jang 14% hilang berupa waste.

Dengan persentase waste jang tinggal ini maka kita sebaik-nja menempatkan industri pemintalan didaerah jang menghasilkan bahan baku.

Akan tetapi, dengan rentjana pemerintah untuk lebih banjak mengimpor alat pintal super-high-draft, waste berkurang mendjadi 5% sehingga kita lebih leluasa menghadapi persoalan integrasi jang dimaksud.

Selandjutnja harus djuga dipikirkan soal strategis defen-sive jang mungkin timbul djika Indonesia dipaksa oleh keadaan me-lakukan perang wilajah untuk melawan kegiatan musuh jang sudah me-masuki territorium Indonesia.

Perluasan industri pemintalan jang sebanjak 1.650.000 mata pintal jang direntjanakan itu diatur penjebarannnja atas dasar faktor-faktor tersebut diatas mendjadi seperti tertera pada daftar dibawah ini.

Penjebaran industri pemintalan

No. Daerah-daerah Djumlah m.p. Keterangan

1. D j a w a

a. Djawa Barat 400.000

b. Djawa Tengah 150.000

c. Djawa Timur 175.000

d. Djakarta Raya 200.000

2. S u m a t e r a

M e d a n 30.000

Tapanuli 30.000

Padang 30.000

Palembang 30.000

3. Nusa Tenggara

B a l i 30.000

T i m o r 15.000

F l o r e s 15.000

S u m b a 15.000

Sumbawa 15.000

L o m b o k 15.000

4. Sulawesi ………

- 34 -

Page 36: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

No. Daerah-daerah Djumlah m.p. Keterangan

4. Sulawesi

a. Makasar 30.000

b. Pare-pare 15.000

c. Gorontalo 15.000

5. Kalimantan

a. Kalimantan Sel. 15.000

b. Kalimantan Teng. 15.000

6. Daerah R a y o n 350.000

E. Pembiajaan perluasan industri pemintalan

Mengenai pembiajaan, posisi keuangan kita untuk waktu jang akan datang memperlihatkan horizon jang luas.

Bea jang diperlukan untuk mendatangkan mata pintal ini dapat disediakan dalam anggaran belandja kita berdasarkan pertimbangan sebagai dibentangkan dibawah ini:

1. Penghematan jang dapat ditjapai ialah sebesar U.S. $ 63.360.000,- setiap tahunnja, sedangkan pengeluaran hanjalah untuk satu kali sadja jaitu sedjumlah US $ 135.000,- Dengan angka-angka itu djelaslah bahwa pembiajaannja sudah dapat ditutup dengan penghematan dalam waktu 2½ tahun sadja.

2. Naiknja harga karet pada waktu jang achir-achir ini sehing-ga mentjapai taraf US$ 0.40 per lbs. dibanding dengan harga pada achir tahun 1957 sudah ada kenaikan 14 cent jang berarti keuntungan sebesar 14 x $ 15.000.000 djika kenaikan ini berlaku terus selama waktu 1 tahun.

3. Besarnja kemungkinan akan tertjapainja keadaan selfsupport-ing dalam bidang pangan pada pertengahan atau selambat-lambatnja pada achir tahun 1962 jang berarti penghematan devisen sedjumlah $ 100.000.000,- setahunnja. Dengan kete-rangan diatas ini pengimporan unit pemintalan tidak akan menemui kesukaran.

Djika tidak dapat dibajar setjara tunai maka mudah sekali ditjarikan kredit jangka waktu 8 sampai 10 tahun.

Dalam ikhtiar mendapatkan kredit itu tidak ada alasan untuk berhati-hati karena pembajarannja terdjamin dengan penghematan jang tertjapai sebagai digambarkan diatas serta kemungkinan per-baikan dalam global picture dari keuangan kita.

III. Perihal ……..

- 35 -

Page 37: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

III. Perihal RAYON

A. Tindjauan Umum

Kita melihat sebagai kenjataan, bahwa dewasa ini Indo-nesia memiliki alat-alat pertenunan dan pemintalan, tetapi kapasiteitnja tidak dapat dipergunakan setjara effectief di-antara lainnja karena kekurangan bahan baku.

Hasil produksi bahan baku didalam Negeri belum lagi men-tjapai 1% dari seluruh quantum jang kita butuhkan.

Untuk mendjadikan Indonesia tidak lagi tergantung pada Luar Negeri, melainkan dapat memenuhi sendiri kebutuhan akan pakaian, maka perlu sekali diusahakan selfsupporting dalam bidang bahan baku,

Karena Indonesia kaja dalam persediaan kaju, maka jang paling tjepat dapat dikerdjakan dewasa ini jalah menghasilkan djenis benang buatan jang disebut rayon. Hutan-hutan rimba jang ada dinegeri ini merupakan gudang bahan mentah jang dapat didjadikan bahan baku untuk benang dan tekstil. Luasnja hutan-hutan rimba itu dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :

AREAL HUTANAchir tahun 1957

D a e r a h

Areal dalam km2

Areal jang di-tjadangkan

Areal jang ti-dak ditjadang-

kan

Djumlah areal hutan

Djawa dan Madura 28.913 -- 28.913

Sumatera 75.373 208.827 284.200

Kalimantan 47.337 367.363 414.700

Sulawesi 12.580 86.520 99.100

Maluku/Irian Barat -- 60.000 60.000

Nusa Tenggara 15.634 4.721 20.355

Indonesia 1957 179.837 727.431 907.268

1940 111.097 777.903 889.000

1939 103.137 790.037 893.174

1938 102.756 790.418 893.174

Sumber: Departemen Agraria bagian Urusan Tanah (Areal)

Disamping hutan-hutan rimba baik djuga kita memperhatikan kebun-kebun karet jang pohon-pohonnja sudah tjukup tua untuk dima-sukkan dalam rentjana peremadjaan .

Peremadjaan itu dimaksudkan untuk kebun-kebun karet rak-jat dan untuk tanaman karet diperkebunan jang besar. Pada umumnja angka-angka statistik karet rakjat menundjukkan banjak kekurangan. Angka jang pasti ialah berasal dari tahun 1942, ketika ber-hubung dengan adanja restriksi diadakan horrogistratie dalam sektor karet karet rakjat dan dihasilkannja tafsiran jang menentukan adanja karet rakjat seluas 1.300.000 h.a.

Tentang ……….

Page 38: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

- 36 -

Page 39: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Tentang perkebunan besar, djumlahnja semua ialah 490.942 h.a. jaitu 179.923 h.a. dipulau Djawa, 260.375 h.a. di Sumatera Utara, 12.603 h.a. di Sumatera tengah, 26.375 h.a. di Sumatera Selatan dan 9.315 h.a. di Kalimantan.

Tersebarnja kebun-kebun karet itu dapat kita lihat dari peta ketjil dibawah ini :

Berdasarkan atas susunan umur dari tanaman karet di Indonesia dan mengingat perlunja berlandjut usaha produksi dengan tidak mengalami kemunduran, maka untuk sementara oleh Direksi P.P.N. disarankan sebagai tudjuan peremadjaan karet areal seluas:

Untuk karet perkebunan 150.000 h.a.Untuk karet rakjat 240.000 h.a.

Tudjuan peremadjaan itu hendak dilaksanakan dalam waktu 10 tahun, djadi tiap tahun 15.000 h.a. dan 24.000 h.a., masing-ma-sing untuk karet perkebunan dan karet rakjat. Angka-angka ini djauh lebih besar daripada gradatie peremadjaan jang didjalankan hingga sekarang ini.

Pada bulan Djanuari tahun ini diadakan enquete untuk menjeli-diki luasnja tanaman baru dalam lingkungan perkebunan besar selama 14 tahun jaitu semendjak 1945 sampai 1958.

Angka-angka jang masuk adalah mengenai 68% dari areal seluruh-nja (490.942 h.a.), jaitu mengenai kebun-kebun seluas 339.840 h.a.

Ternjata bahwa peremadjaan meliputi 56.030 h.a., jaitu rata-rata 4.000 h.a. setahun. Dengan ini dapat ditaksir bahwa untuk seluruhnja areal, peremadjaan adalah 6.000 h.a. setahun.

Djika diambil setiap riap (retation period) djangka 30 tahun maka pembaharuan ini seluruhnja 3 1/3% atau 16.000 h.a. setahun.

Jang ……..

- 37 -

Page 40: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Jang dimaksud dengan rayon ialah benang-benang jang dibuat dari cellulose atau derivat-cellulose. Cellulose ada pada semua tanam-tanaman jatu dalam bentuk jang tidak banjak lagi memerlukan pengolahan berupa bulu sekeliling bidji kapas dan kapok; berupa serat daun-daun pada nanas, pisang dan agave; berupa pembungkus buah pada kelapa; berupa serat batangnja pada bambu, tebu dan merang; dan selandjutnja berupa kaju dalam pohon-pohon.

Didalam stadium permulaan benang buatan ini dimaksudkan se-bagai pengganti benang sutera. Pada tahun 1889 sudah berdiri di Perantjis dikota Besancon pabrik sutera jang pertama. Proèdè jang digunakan pada waktu itu ialah pengolahan obat bedil (gun power) sedemikian rupa, sehingga nitro-cellulose kembali mendjadi cellulose (regenerasi dari cellulose).

Tjara jang demikian itu jang disebut proèdè nitro cellulose kemudian terdesak oleh methode-methode jang baru dan achir-achirnja sama sekali ditinggalkan.

Pada tahun 1857 sudah diketahui oleh Schweizer bahwa cellulose dapat ditjernakan dalam amoniak-oxida-tembaga (cuoxam). Pendapat inilah jang mendjadi dasar untuk produksi proèdè-cuoxam (cupramon) jang dibuat dengan mentjernakan cellulose dan kemudian melaksana-kan regenerasi cellulose itu dengan mentjelupkannja kedalam asam. Proèdè ini disebut proèdè cuoxam (cupramon). Sutera tembaga per-tama kalinja dibuat pada tahun 1891, dan tjara membuatnja itu sam-pai sekarang masih diteruskan antara lain oleh pabrik-sutera “Bem-berg”.

Hampir bersamaan waktunja dengan penemuan sutera cuoxam ta-di, jaitu pada tahun 1893 oleh Cross dan Bevan diketemukan tjara jang baru jang disebut proèdè viscose.

Methode ini adalah berdasarkan reaksi cellulose dengan carbon-disulphide setelah cellulose itu sudah terlebih dahulu ditjelup dalam alkali. Hasil reaksi itu ialah suatu product jang disebut xanthogenaat. Xanthogenaat itu kemudian ditjernakan dalam hydroxide dan inilah jang disebut viscose. Dengan penjemburan bahan viscose itu melalui lubang-lubang jang ketjil dalam asam belerang, maka dihasilkan benang-benang cellulose. Proèdè viscose inilah jang kemudian sangat banjak dipergunakan diseluruh dunia.

Tidak lama sesudah viscose rayon itu seterusnja diketemukan rayon acetaat jang dibuat dengan menjemburkan geacetyleerde cellu-lose jang ditjernakan dalam acetone. Produksi menurut proèdè ini mulai berarti sesudah perang dunia pertama, setelah proèdè itu mulai mendapat perbaikan dengan tjara penbuatan baru, jaitu dengan pe-njemburan lurus verticaal kebawah didalam ruangan jang sudah penuh diisikan dengan angin panas.

Menurut angka-angka mengenai produksi dunia dari seluruhnja rayon jang dihasilkan 90% adalah menurut proèdè viscose, 7% menu-rut proèdè acetaat dan 3% menurut proèdè cuoxam.

Djadi ……..

- 38 -

Page 41: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Djadi viscose jang terbanjak dipakai. Sebagai telah disebut diatas, rayon itu dimaksudkan sebermula untuk pengganti sutera (sutera jang dihasilkan ulat-ulat sutera), karena itu rayon dahulu-nja dinamakan sutera buatan. Nama itulah jang disebabkan maka masih banjak orang jang hingga sekarang djuga masih menjangkau, bahwa rayon hanja dapat dipakai untuk membuat badju wanita.

Dalam hal itu pengetahuan mengenai rayon sudah sedemikian berkembangnja sehingga pada waktu sekarang benang rayon sudah dapat mendjadi pengganti untuk setiap Djenis benang jang lain, akan tetapi kebanjakannja rayon itu dipergunakan dalam tjampuran dengan benang jang lain.

Pertjampuran dilakukan untuk mengobah atau memperbaiki quail-teit, umpamanja sadja rayon ditjampur dengan bulu atau kapas, supaja rayon itu memperoleh sifat-sifat bulu dan kapas. Rayon itu ditjampur dengan kapas, rami, bulu, Dacron dan serat-serat buatan lainnja. Kemadjuan dalam teknologi baru sampai pada pentjampuran jang meng-idzinkan bagian rayon sampai 70%. Djika angka 70% ini dilampaui, ma-ka sifat-sifat jang chusus dari bahan jang ditjampur itu tidak di-peroleh lagi, sehingga sama sadja dengan “pure rayon”.

Meluasnja pembuatan rayon dapat dilihat dari angka-angka (da-lam ribu ton) mengenai produksi dunia dalam waktu 40 tahun belakangan ini:

1920 1930 1940 1950 1955

13 193 894 1318 lebih dari 200

Rayon itu merupakan:

1. Filament fibres, jaitu benang jang tidak terputus-putus, tidak ubahnja dengan bahan sutera-alam.

2. Staple fibres atau staple rayon jang pandjangnja dari 25 sampai 200 mm; mengenai pandangnja ini menjerupai kapas, jang pandjang-nja jalah diantara 20 sampai 40 mm.

Ratio mengenai besarnja produksi-filament fibre dan staple fibre adalah berlainan dinegeri jang satu dengan negeri jang lain.

Adalah pada tempatnja untuk menjebut rayon itu sebagai serat jang tersendiri, karena baik tebal dan pandjangnja maupun sifat-si-fatnja jang chemis dan physis sudah dapat diatur sedemikian rupa se-hingga memenuhi tjara penggunaannja jang beraneka-warna.

B. Pemakaian Rayon

Filament rayon dipergunakan untuk pelbagai matjam san-dang jang disulam, untuk pakaian dalam, pakaian wanita, kemedja dan untuk berbagai-bagai keperluan sebagai pengganti bahan sutera. Per- mukaannja halus dan mengkilap. Untuk mengubah qualiteitnja filament rayon itu ditjampur dengan serat-serat Djenis lain.

Demikianlah djuga halnja dengan staple fibre jang sering kali ditjampur dengan serat lain sebagai kapas, rami, sutera bulu dan lain-lain. Staple fibre dapat menjerupai setiap djenis serat ,

sehingga ………

- 39 -

Page 42: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

sehingga tjotjok untuk setiap matjam pakaian, baik untuk wanita maupun untuk laki-laki dan selandjutnja djuga untuk kain pintu dan djendela, untuk kain beckleeding, untuk permadani dan lain-lain.

Suatu sifat chusus rayon jalah kesanggupannja menghisap air (keringat), dan affiliteitnja jang luar biasa akan bahan-bahan tjat.

Staple fibre mempunjai lobang-lobang halus (porieen) seba-njak 2.400 sampai 10.000 dalam 1 cm2. kalau ditjelup, staple fibre itu mengeluarkan warna jang bersemarak sampai mengalahkan serat-serat jang lain, bahkan adakalanja orang menganggapnja terlalu mengkilap, sehingga waktu masih merupakan viscosc diperlukan un-tuk memberikannnja warna jang sedikit gelap dengan bahan pigment, biasanja berupa titaan-dioxyde (TiO2). Selandjutnja untuk mentje-gah berkerutnja, dipergunakan obat berupa getah buatan. Dalam usaha untuk memperbaiki sifat-sifat rayon, chemie dan teknologi telah memperoleh hasil-hasil jang sangat pesat, sehingga kian hari nilai serat ini kian tinggi. Variatie jang dapat ditjipta-kan dengan rayon adalah djauh lebih banjak daripada dengan se-rat-serat jang lain, baik varietie mengenai rupa maupun mengenai constructie, efek-effek warna dan lain-lain.

Disamping penggunaannja untuk textil, serat, rayon dipakai djuga untuk bidang-bidang industri karet buat ban luar, ban da-lam, tali kipas, pipa-pipa dan lain-lain. untuk maksud ini dibuat benang rayon dengan tjara jang serupa seperti membuat filament fibre, tetapi tebal dan dengan kekuatan tahan-tegang jang besar (high tensile strength).

Diatas ini kita telah menjebut rayon jang dibuat menurut proèdè acetaat. Rayon acetaat ini mempunjai sifat-sifat physis tersendiri. Jang diantara lainnja patut disebut jalah bahwa ba-han jang dibuat dari djenis benang ini tidak tembus air. Hampir-hampir tidak dimilikinja kesanggupan absorbsi terhadap keringat, sehingga tidak seberapa tjotjok untuk didjadikan bahan pakaian dalam didaerah panas. Rayon acetaat ini banjak dipergunakan un-tuk djas hudjan, pajung, bahan-bahan pembungkus jang memberi perlindungan sempurna terhadap air. Dalam pada itu perkembangan perindustrian njata sekali membuktikan bahwa jang banjak diha-silkan jalah rayon jang dibuat menurut proèdè viscose.

Tentang bertambahnja pemakaian rayon adalah djelas dari tabel-tabel jang berikut dibawah ini:

Daftar …………….

- 40 -

Page 43: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Daftar pemakaian tekstil didunia

1 9 3 8 1 9 4 8/1 9 5 0

(dalam 1.000 ton) % (dalam 1.000 ton) %

Pemakaian didunia 8.051 100% 8.790 100%

1. Katoen (kapas) 6.200 77% 6.291 71.5%

2. W o l 975 12% 1.192 13.5%

3. R a y o n 876 11% 1.307 15%

Djiwa (djuta) ….. 2.175 ………………………………. 2.381 ………….

Pemakaian untuk satu kepala

3.7 Kg 3.7 Kg

1. Katoen (kapas) 2.9 Kg 2.6 Kg

2. W o l 0.4 Kg 0.5 Kg

3. R a y o n 0.4 Kg 0.6 Kg

BANDINGAN PENGOLAHAN KAPAS DAN RAYONDIBEBERAPA NEGARA TAHUN 1938 - 1949

1 9 3 8 1 9 4 9

Kapas % Rayon % Kapas % Rayon %

1. U.S.A. 89 11 78 22

2. England 91 9 76 24

3. Frankrijk 88 12 76 24

4. W. Duitsland (Djerman Barat)

74 26 51 49

5. Italia 56 44 69 31

6. J a p a n 74 26 75 25

Mengenai harga Rayon (staple fibre) pada mulanja dengan pen-dapatan-pendapatan baru jang memerlukan mesin-mesin jang mahal adalah lebih tinggi dari kapas, akan tetapi lambat laun menurun, lebih murah dari harga kapas, berkenaan pula dengan pesatnja per-kembangan technik:

Tabel-tabel dibawah ini menundjukkan situasi tersebut:

Harga eksport ………

- 41 -

Page 44: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

harga eksport U.S.$ etc di Djepangbelum termasuk asuransi dan biaja angkut

Tahun bulan Benang kapas Benang staple fibre

1958 Djanuari 50.0 35.0

Pebruari 50.0 33.8

Maret 50.0 33.8

Mei 50.0 33.8

Djuni 50.0 33.8

Agustus 50.0 33.8

September 45.5 33.8

Oktober 45.5 33.8

Nopember 45.5 33.8

1959 Djanuari 45.5 33.8

Pebruari 45.5 33.8

April 45.5 33.8

Mei 45.5 33.8

C. Pembuatan Viscose Rayon

Untuk membuat rayon viscose, bahan sellulose itu diperoleh dari kaju. Sebermula jang digunakan hanjalah kaju pohon jang termasuk keluarga coniferen, jang berupa kaju lembaran banjak di-datangkan dari Swedia.

Selama perang dunia pertama Djerman dan daerah-daerah jang didudukinja, membuat cellulose itu dari pohon fagus silvatica ka-rena pohon ini tersedia diwilajah sendiri, sehingga tidak perlu diimport, tetapi kwaliteitnja tidak seberapa memuaskan karena ba-njak mengandung pentosaan. Dalam pada itu dipeladjari djuga ke-mungkinan-kemungkinan untuk memperoleh cellulose dari merang, dari arundo donax (Italian reet) dan dari sampah.

Procedure mengerdjakan rayon viscose itu dalam singkatnja adalah sebagai berikut:

Pulp jang berupa lembaran atau rol dipetjah-petjah mendjadi potongan-potongan jang berukuran 1 sampai 4 cm. petjahan-pe-tjahan itu berkali-kali ditjelup dalam oplossing 17½% alkali (sodium hydroxide), jang mengandung djuga sedikit hydrogen peroxy-de, sehingga kaju itu mendjadi kembung dan memiliki reactiviteit chemis jang lebih besar dan dalam pada itu terbuang unsur-unsur jang tidak terpakai. Proces ini memakan waktu diantara 2 sampai 4 djam. Sesudah itu potongan-potongan kaju itu digiling, sehingga mendjadi vlokkige-massa (cellulose alkali).

Bahan cellulose …….

- 42 -

Page 45: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Bahan cellulose alkali ini disimpan ditempat jang sudah di-atur panasnja diantara 18° dan 30° C. sesudah satu dua hari mole-cule jang tergabung setjara berantai-antai memperoleh ukuran pan-djang jang tertentu dan uniform, lagi pula mendjadi mudah ditjer-nakan. Inilah jang disebuat cellulose alkali jang sudah matang.

Kemudian cellulose alkali itu diolah dengan carbon-disul-phide. Sesudah mengalami pengolahan ini selama 3 djam, maka cellu-lose alkali itu mendjadi masak yang kuning warnanja dan disebut xanthogenaat (xanthos = kuning). Xanthogenaat itu ditjernakan da-lam oplossing sodium hydroxide, sehingga mendjadi viscose dengan nilai cellulose 6 – 8%.

Viscose iru dipindahkan ketempat jang lain dan ditjampur dengan beberapa bahan, sehingga homogeen, sifat mana perlu untuk process selandjutnja. Sesudah itu viscose itu melalui filter, di-pindahkan lagi untuk mematangkannja selama 2 à 4 hari. Maksud pematangan itu jalah menambah kesanggupan coagulasi pada waktu process pemintalan dalam asam belerang, process mana masih akan menjusul. Pada waktu pematangan ini muntjul beberapa side-product dari carbon-disulphide. Dalam phase terachir dari waktu pematang-an ini viscose itu disimpan dalam ruangan vacuum. Pada waktu itu-lah keluar semua air-bubbles jang masih dikandungnja, hal mana sangat perlu supaja didalam benang nanti djangan ada bagian-bagian jang lemah.

Didalam memsin-mesin pemintalan viscose itu kemudian disem-protkan melalui lubang-lubang jang ketjil dalam asam belerang. Mulai ketika itu sudah timbul perbedaan didalam pengolahan. Per-bedaan inilah jang menentukan, apakah hasilnja proèdè itu meru-pakan filament fibre atau staple fibre. Didalam halnja staple fibre, tali rayon itu dipotong-potong dalam mesin pemotong jang speciaal. Selandjutnja fibre itu berkali-kalli dibersihkan dengan air dan diberi beberapa obat untuk menentukan sifat-sifatnja (after treatment). Pada achirnja fibre itu dikeringkan, dihimpun-himpunkan dengan teratur dan dibaal.

Tjara pemintalan filament fibre sangat berlainan. Peminta-lan filament rayon dilakukan dengan spinneret-spinneret jang ke-tjil dan tali rayon dari setiap spinneret itu diberi obat-obatan setjara individueel untuk menentukan sifat-sifatnja.

Untuk menjimpulkannja, process pembuatan rayon itu dapat dibagi dalam 6 phase berturut-turut:

Pembuatan cellulose alkali, termasuk pekerdjaan mematang-kannja.Pembuatan viscose.Pekerdjaan mempersiapkan sifat-sifat viscose.Pemintalan viscose mendjadi rayon.Pembersihan rayon dan penentuan sifat-sifatnja.Pekerdjaan mengeringkan, menghimpun dan membaalnja.

Untuk membuat ……….

- 43 -

Page 46: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk membuat 45.000 ton serat-serat cellulose, maka me-nurut proèdè viscose diperlukan bahan-bahan sebagai berikut:

1. 50.000 t. pulp chemis2. 49.000 t. sodium hydroxide3. 17.000 t. carbon disulphide4. 70.000 t. asam belerang5. 12.000 t. sodium sulphide6. 4.000 t. zinc sulphate7. 4.000 t. hydrogen peroxide8. 10.000 t. asam acetic9. 240 t. obat-obat penjelesai10. 15 t. blancophor

Untuk membuat pulp dapat diikuti dua djalan, jaitu proèdè sulphate dan proèdè sulphite. Proèdè sulphate adalah proèdè jang baru jang memerlukan belerang dalam quantum jang kurang. Karena persediaan belerang di Indonesia terbatas, maka proèdè inilah jang sebaiknja dipergunakan.

Bahan-bahan jang diperlukan untuk menghasilkan 50.000 ton pulp ialah:

225.000 m3 kaju 15.000 t. sodium hydroxide 5.000 t. sodium sulphide 3.800 t. sodium carbonaat 1.800 t. sodium sulphide 5.000 t. kapur chlorine

Keterangan diatas ini diberikan untuk memberi gambaran bahwa didalam pembuatan rayon ini banjak sekali bahan-bahan jang diperlukan berupa obat-obatan, sehingga perlu memulai chemical industries disamping pabrik pulp dan rayon.

Dengan demikian maka usaha mendirikan plant rayon jang lengkap, tidaklah hanja untuk menghasilkan serat-buatan sadja, me-lainkan penting djuga artinja sebagai pusat Chemical Industries. Didalam hubungan ini jang menarik perhatian kita jalah bahwa semua bahan jang diperlukan tersedia dalam negeri dalam quantum jang tju-kup ketjuali zinc. Ictiar untuk memulai industrie dasar di lapangan kimia dan pharmaceutica selama 10 tahun jang achir ini mendapat perhatian besar, tetapi hingga sekarang belum terlaksana. Oleh Pe-merintah sudah dibuat perdjandjian dengan pihak Sovjet Uni untuk mendirikan fertilizer plant dan pada achir tahun 1959 dengan pihak Amerika (Foster & Wheeler).

Dengan mendirikan pabrik Rayon jang lengkap kita turut meletakkan dasar untuk pembangunan industri obat-obatan.

Djika hendak ……….

- 44 -

Page 47: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk membuat pulp dapat diikuti dua djalan, jaitu proèdè sulphate dan proèdè sulphite. Proèdè sulphate adalah proèdè jang baru jang memerlukan belerang dalam quantum jang kurang. Karena persediaan belerang di Indonesia terbatas, maka proèdè inilah jang sebaiknja dipergunakan.

Bahan-bahan jang diperlukan untuk menghasilkan 50.000 ton pulp ialah:

225.000 m3 kaju 15.000 t. sodium hydroxide 5.000 t. sodium sulphide 3.800 t. sodium carbonaat 1.800 t. sodium sulphide 5.000 t. kapur chlorine

Keterangan diatas ini diberikan untuk memberikan gambaran bahwa didalam pembuatan rayon ini banjak sekali bahan-bahan jang diper-lukan berupa obat-obatan, sehingga perlu memulai chemical indus-tries disamping pabrik pulp dan rayon.

Dengan demikian maka usaha mendirikan plant rayon jang lengkap, tidaklah hanja untuk menghasilkan serat-buatan sadja, melainkan penting djuga artinja sebagai pusat Chemical Industries. Didalam hubungan ini jang menarik perhatian kita jalah bahwa se-mua bahan jang diperlukan tersedia dalam negeri dalam quantum jang tjukup ketjuali zinc. Ictiar untuk memulai industrie dasar di lapangan kimia dan pharmaceutica selama 10 tahun jang achir ini mendapat perhatian besar, tetapi hingga sekarang belum terlaksana. Oleh Pe-merintah sudah dibuat perdjandjian dengan pihak Sovjet Uni untuk mendirikan fertilizer plant dan pada achir tahun 1959 dengan pihak Amerika (Foster & Wheeler).

Dengan mendirikan pabrik Rayon jang lengkap kita turut me-letakkan dasar untuk pembangunan industri obat-obatan.

Djika hendak ……….

- 45 -

Page 48: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Djika hendak didirikan Plant Rayon jang lengkap dengan capaciteit 45.000 ton Rayon setahun, maka pabrik-pabrik jang men-djadi bagiannja serta bahan-bahan jang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Pabrik pulp (pulp cellulose): untuk menghasilkan 50.000 ton pulp chemis untuk rayon dan se-perlunja mechanical pulp untuk kertas pembungkus. Pabrik ini memerlukan setiap tahun 20 mill m3 air atau 55.000 m3 setiap ha-ri. Karena itu sebaiknja pabrik ini dibangun ditepi sungai, ja-itu untuk memudahkan pengambilan air dan penjalurannja.

2. Pabrik Rayon: Untuk menghasilkan 45.000 ton rayon berupa staple fibre (33.000 ton), filament rayon (8.000 ton), dan rayon dengan kekuatan tahan tegang jang be-sar (high tenacity rayon 4.000 ton).

3. Pabrik elektrolyse: Untuk menghasilkan 80.000 ton sodium hydroxide, dengan mendja-lankan electrolyse terhadap so-dium sulphate dan sodium chloride. Waktu mendjalankan elektrolyse terhadap sodium hydroxide di-peroleh djuga chlorine jang da-pat didjadikan sebagai bahan dasar untuk membuat obat-obatan jang berharga di Indonesia se-bagai asam hydrochloor, insecti-cide seperti benzene hyxachlo-ride, benzyl chloride dan kapur chloride.

4. pabrik carbon disulphide Untuk menghasilkan 12.000 carbon disulphide dan membersihkan 5.000 ton carbon disulphide. Carbon disulphide dapat dibuat dari arang dan belerang atau dari “natural gas” seperti meth-aan dan propaan. Natural gas di-ketemukan disumber pengambilan minjak.

5. Pabrik ………

- 46 -

Page 49: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

5. Pabrikasam belerang: Untuk membuat 22.500 ton asam belerang. Tambahan diperoleh dengan djalan elektro-lyse dari sodium pulphaat jang didapat dalam proèdè pemintalan. Seluruhnja jang diperlukan ialah 73.500 ton asam belerang.

6. Pabrik untuk obat-obatan penjelesai :

Untuk membuat 240 ton minjak-minjak jang diperlukan untuk after treatment, jaitu minjak-minjak tumbuh-tumbuhan (kelapa, djarak) jang diolah dengan asam belerang dan sodium-hydroxide.

7. Pabrik Soda: Untuk membuat 3.800 ton sodium carbonaat, jang dibuat menurut proèdè Solvay. Bahan-bahan jang diperlukan ialah 6.000 ton sodium chloride, 4.250 ton kapur dan 3.000 ton batu bara atau bahan pembakar lainnja.

8. Pabrik lak: Jaitu untuk membuat ±2.000 ton lak jang melindungi mesin-mesin dan perlengkapan lainnja terhadap karatan serta djuga ter-hadap kerusakan disebabkan obat-obatan dan karatan. Lak jang baik, jang tahan alkali asam-asam, chloride dan air ialah dibuat dari benzyl-cellulose dan telah diperguna-kan dengan hasil jang memuaskan dipabrik-pabrik pulp dan rayon.

9. Pabrik untuk pembu-: atan kertas pem-bungkus dan peti-peti kaju.

a. untuk menghasilkan sepuluh sampai li-mabelas ribu ton kertas pembungkus (paste board dan kertas kraft) jang di-buat dari ± 130.000 ton waste wood dari pabrik pulp, quantum waste wood itu masih memerlukan suppletie hanja separuh lagi.

- 47 -

Page 50: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

b. untuk menggergadji kaju buat peti-peti.

10. Sentrale pem-bangkit listrik:

Tenaga jang diperlukan ialah: tenaga listrik untuk elektrilyse 260 mill. khw.

Tenaga listrik untuk motor ״ ״ 90

350 mill. kwhuntuk ini diperlukan 900.000 ton uapuntuk keperluan menje-diakan calori ״ ״ 650.000

״ ״ 1.550.000

11. Laboratorium: Dimana pekerdja expert-expert untuk penin-djauan research dan penilaian hasil-hasil jang diperoleh dalam dan luar negeri. Se-landjutnja perlu selalu diikhtiarkan per-baikan.

12. Bengkel: Jaitu untuk pemeliharaan mesin-mesin dan perlengkapan lainnja. Dibengkel ini harus ada kesanggupan untuk membuat alat-alat ke-tjil dan onderdil-onderdil.

13. Pabrik Peminta-lan:

Jaitu unit jang sanggup memintal seperempat hingga setengah dari hasil produksi

Plant rayon ini memerlukan gudang untuk persediaan bahan-bahan dan alat-alat, demikian djuga untuk menjimpan hasil produksi se-belum diangkut ketempat lain.

Untuk berdjalannja pimpinan dan administrasi dari semua ba-gian-bagian unit rayon itu perlu ada kantor administrasi dan pimpinan umum.

Selandjutnja perlu ada bagian jang diberi tugas memperhati-kan akomodasi, fasiliteit dan djaminan sosial pada umumnja untuk se-luruh buruh.

D. Staf dan pegawai

Pekerdja-pekerdja jang diperlukan untuk plant rayon dapat dibagi dalam dua golongan, jaitu:

1. Personil untuk administrasi, termasuk pimpinan untuk urusan organisasi dan ekonomi-keuangan.

- 48 -

Page 51: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

2. Personil technis

Untuk pelaksanaan pabrik rayon jang lengkap dengan capac. 45.000 t. setahun diperlukan:

(1) Untuk administrasi:

1 orang direktur umum1 orang direktur ekonomi-keuangan1 orang direktur administratif2 orang penasehat umum 9 orang manager untuk pembelian dan pendjualan 24 orang bookkeeper54 orang employe untuk dibagi-bagi buat administrasi masing-

masing pabrik dan bagian-bagian lainnja sebagai diuraikan diatas

1 orang ahli hukum3 orang dokter2 orang sosiologist90 krani

(2) Untuk penjelenggaraan tehnik diperlukan:

1 orang direktur tehnik2 pembantu utama tehnik45 chemist tehnologist, analis dan penjelidik15 mechanis ingenieur untuk pabrik-pabrik, planning dan bengkel2 elektris- ingenieur2 physys- Ingenieur1 ingenieur tekstil4 civil- Ingenieur2 ingenieur-kehutanan1 ingenieur pertanian

Djumlah pekerdja-pekerdja lainnja diseluruh plant rayon itu adalah 8.000 orang

E. Anggaran Belandja

Dibawah ini kita memberi 4 tjontoh untuk mendjadi bahan perban-dingan dalam menentukan budget.

1. pabrik rayon untuk menghasilkan 40 ton rayon fibres 1 hari, dengan tidak ada pabrik pembantu.

Jang termasuk didalam pabrik ini hanjalah:

(I) Pabrik Rayon(II) Centrale tenaga listrik(III) Centrale buat pengambilan (pengolahan) air serta penjalurannja

sesudah dipakai (IV) Bengkel(V) Laboratorium

- 49 -

Page 52: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Harga C, F, mesin-mesin dan alat-alat termasuk montage ada-lah 13 mill. U.S.$.

Hasil setahun jang diperoleh dari pabrik ini ialah 365 x 40 ton = 14.600 ton.

Djika harga rayon diperkirakan 51 U.S. cents 1 kg, maka pengeluaran devisen jang dihemat dengan pabrik ini ialah kira-kira 7½ Mill. U.S.$ setahun. Akan tetapi dari penghematan 7½ Mill U.S.$ itu harus dikeluarkan lagi 65% jaitu 4,875 djuta dollar, untuk pembe-lian pulp, obat-obatan, alat pembungkus, dll., sehingga jang tinggal hanjalah penghematan sebesar 2,625 Mill. U.S.$.

Untuk pabrik ini diperlukan ± 350 orang pekerdja untuk pro-duksi.

2. Pabrik Rayon untuk produksi 40 ton rayon fibres sehari dan pabrik pulp jang menghasilkan 50 ton sehari.

Tidak ada termasuk pabrik untuk produksi obat-obatan.

Plan ini adalah sama sebagai jang diadjukan sub. A diatas, akan tetapi bedanja ialah ditambahnja pabrik pulp. Karena penambahan ini maka sentral untuk tenaga listrik, sentral untuk air dan semua in-stallasi lainnja adalah lebih besar, berhubung dengan konsumsi jang bertambah dari dua-duanja pabrik itu.

Harga C.F. dari mesin-mesin dan alat-alat termasuk montage adalah ±18 Mill. U.S.$.

Penghematan devisen sama dengan sub. A diatas, jaitu sebesar 7,5 Mill. U.S.$ setahun. Dari djumlah ini harus dikeluarkan 35% untuk import obat-obatan dan alat-alat pembungkus. Dengan demikian penghe-matan jang sebenarnja adalah 4. 875 Mill. U.S. Dollar.

Pabrik ini memerlukan 700 orang pekerdja untuk produksi.

Baik Tjontoh ini, maupun Tjontoh jang disebut sub. A diatas, dua-duanja memerlukan pemasukan bahan baku. Segala sesuatu harus di-ichtiarkan supaja pengimporan bahan baku itu djangan sampai mendapat halangan, karena jang demikian sudah terang mengatjaukan djalannja u-saha ini. Oleh sebab itu harus diadakan stock jang permanent jang mendjamin adanja bahan baku untuk djangka waktu 6 bulan. Dengan tinda-kan ini maka sebagian modal harus tetap mati berupa simpanan bahan baku.

Disamping itu jang perlu mendjadi pertimbangan ialah bahwa pengangkutan asam belerang dan djuga pengangkutan carbon disulphide sangat mahal. Tambah lagi asuransi pengangkutannja benar-benar ting-gi karena bahan-bahan ini mudah meledak dan terbakar.

3. Pabrik Rayon dengan produksi 40 ton rayon fibres sehari.

Pabrik ini didirikan lengkap dengan pabrik untuk pulp dan untuk obat-obatan, terketjualil electrolyse untuk sodium chloride.

Bagian-bagian jang termasuk pabrik jang lengkap ini ialah:

(I) Pabrik ………..

- 50 -

Page 53: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(I) Pabrik pulp untuk 50 ton sehari (II) Pabrik rayon untuk 40 ton sehari(III) Pabrik asam belerang untuk 50 ton sehari(IV) Pabrik carbon-disulphide untuk produksi 5 ton sehari(V) Electrolyse dari sodium sulfat untuk 65 ton sehari (VI) Centrale tenaga listrik(VII) Pabrik untuk alat pembukus 10 ton sehari(VIII) Pabrik untuk pengambilan (pengolahan) air dan penjalu-

rannja sesudah dipakai.(IX) Djalan kereta api dan phasiliteit-phasiliteit transport

lainnja untuk pengangkutan kaju batu bara dll.nja(X) Laboratorium(XI) Bengkel

Electrolyse sodium chloride tidak dimasukkan didalam rang-ka pekerdjaan karena dengan pengolahan sodium sulfat dengan melakukan electrolyse, maka hanja sebagian ketjil sadja dari sodium hydroxide jang hilang dengan demikian maka tidak pelu pengeluaran untuk pembangunan lijn buat melakukan electrolyse terhadap sodium chloride dan djuga dihematkan pengeluaran untuk plant tempat pengolahan chloride.

Harga C.F. dari mesin-mesin dan alat-alat ialah ± 26,5 djuta U.S.$. penghematan dalam pengeluaran devisen adalah sama de-ngan djumlah jang disebut sub a. dan b. diatas jaitu 7½ djuta U.S.$., tetapi bedanja ialah, bahwa dari penghematan ini hampir tidak ada jang dikeluarkan, karena tidak ada bahan-bahan jang perlu diimport.

Tenaga pekerdja jang diperlukan untuk produksi, ialah 2.400 orang, belum lagi terhitung pegawai untuk administrasi.

4. Pabrik untuk rayon menghasilkan 120 ton rayon fibres sehari jang meliputi pabrik rayon, pabrik pulp dan semua pabrik pem-bantu lainnja termasuk plant electrolyse untuk sodium chloride seterus-nja unit pemintalan jang mempunjai kapasiteit untuk mengerdjakan setengah hari produksi.

Disamping itu dibangun djuga satu plant jang besar untuk mengatur chloride mendjadi bahan kimia jang diperlukan.

Produksi ……….

- 51 -

Page 54: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Produksi setahun adalah kira-kira 45.000 ton. Harga C.F. dari mesin-mesin dan alat-alat ialah 80 djuta U.S.$. devisen jang dihematkan setahun 23 djuta U.S.$. Buruh seluruhnja jang diperlukan termasuk dibagian administrasi dan dihutan adalah 8.000 orang.

Sebagai tidak dibentangkan diatas, dalam menjusun composisi pabrik rayon jang lengkap sudah dimasukkan sebagai bagian jang menjempurnakan integrasi, sebuah pabrik kertas jang menghasilkan 10.000 sampai 15.000 ton setahun.

Dalam djumlah buruh jang disebut sub-c dan sub d, pekerdja-pekerdja untuk pabrik kertas itu sudah diperkirakan; jang belum dimasukkan dalam hitungan adalah harganja, jaitu sebesar 3 djuta U.S.$.

F. Sifat serba guna dari Projek Rayon

Dari uraian diatas, nampak bahwa Projek Rayon membawa kemung-kinan dibidang lain jang dalam pembangunan Semesta Berentjana p a t u t dan w a d j a r diperhitungkan :

1. Staple rayon jang dikerdjakan menghasilkan serat untuk ba-han pakaian kesegala keperluan (dari bahan pakaian keperluan Sandang lainnja).

2. Filament Rayon untuk mengganti sutera, dan untuk keperluan lainnja jang dikehendaki.

3. Tire-cord jang sangat menguntungkan bagi fabrikage ban.

4. Cellophaan jang didapat

5. Penggantian dari serat-serat lain bagi Indonesia jang serba limitatief dihasilkan.

6. Dapat menghasilkan Cellulose Acetaat jang dapat diarahkan ke-plastic, bahan tjat, film dll.nja.

7. Nitro Cellulose jang dapat menjediakan bahan mesiu, tjat cellulose.

8. Ether Cellulose jang dapat diarahkan ke Ethyl, Methyl, Benzyl dan Carbonxymethyl Cellulose.

9. Pulp material jang dapat diarahkan ke Mechanical Pulp untuk menghasilkan karton, kertas koran, dan kertas pembungkus (Kertas Kraft).

10. Powerplants dapat dikombinasikan pemakaiannja ke-unit-unit lain, seperti pabrik pupuk (amoniak nitrate, dan atau ammo-nium sulphate).

11. Ada kelebihan produksi bahan kimiawi seperti:

Caustic soda Sulfuric acid

Carbon bisulfide Celllulose pulp

Lacquers Packing materials

12. Dan ……….

- 52 -

Page 55: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

12. Dan kemungkinan pembuatan hasil-tambahan seperti:

Chlorine jang mendjadi bahan dasar untuk pem-buatan obat-obatan jang berharga sebagai asam hydrochlor, benzine hyxachloride, benzyl chlo-ride dan kapur chloride.

13. Perlu djuga ditjatat bahwa dibidang s o s i a l – e k o n o m i akan timbul beberapa keuntungan se-perti bertambahnja pekerdjaan, transmigrasi dan timbulnja kampung serta rantai-penghidupan masjara-kat lainnja, dengan ringkas : s u a t u d a e r a h Indonesia t e r b u k a karenanja.

14. HUTAN BELANTARA kita dengan pohon-pohonnja jang beratus Djenis dapat diarahkan mendjadi HUTAN CUL-TUUR dengan beberapa matjam pohon jang mempunjai nilai ekonomi jang lebih tinggi.

15. Bagi Negara berarti pengurangan pemakaian devisen jang berarti penghematan.

16. Tjita-tjita selfsupporting mendjadi terwudjud , ma-nakala 5 unit diadakan dalam tahap lima tahun per-tama, (baik dari segi kenaikan minimum requirement 10 m keatas), maupun mengimbangi kenaikan penduduk,

17. Dengan melaksanakan projek-projek rayon Pemerintah berhasil mewudjudkan KARYA MONUMENTAL dalam kena-ngunan Indonesia.

G. Riwayat singkat mengenai Perentjanaan Projek Rayon di Indonesia

Pada tahun 1954 sudah mulai terkandung niat dilingkungan Kementerian Perekonomian jang pada waktu itu dipimpin oleh Ir. Roosseno untuk mempeladjari kemungkinan mendirikan projek ra-yon di Indonesia.

Rentjana pertama jang pembuatan rayon dikemukakan kepa-da Pemerintah oleh Prof. Dr. R. J. H. Bisanz, jaitu pada permulaan tahun 1955. rentjana itu tersusun rapih dan terutama sekali me-ngenai bidang teknik dan penilaian harga mengandung bahan-bahan jang berharga. Pokok pemikiran untuk Tuan Bisanz jalah, bahwa di-dalam ikhtiar untuk mengembangkan perindustrian di Indonesia ha-rus diberikan prioriteit kepada barang-barang consumptie jang po-kok

ketitik ……..

- 53 -

Page 56: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Dititik beratkannja bahwa sesuatu pangan, sandanglah jang terpenting. Dua-duanja diperlukan setiap hari dan didalam quantiteit jang besar. Selandjutnja dipertimbangkan, bahwa Indonesia berada dalam posisi jang sangat baik untuk memiliki industri textil, karena bahan baku sangat tjukupnja tersedia berupa kaju dihutan-hutan rimba. Untuk menggunakan kekajaan ini diusulkannja mendirikan plant rayon didae-rah Djambi, ditepi sungai Batanghari kira-kira 50 km disebelah Ba-rat Laut kota Djambi. Disamping itu diserahkan mendirikan pabrik untuk obat-obatan supaja dapat melajani kebutuhan plant rayon tersebut.

Sesudah diadjukannja rentjana sebagai tersebut diatas ini maka kemudian menjusul 14 buah laporan jang semuanja bertudjuan untuk lebih mempertegas projek rayon itu. Sebagian besar dari laporan itu disusun oleh Prof. D. Bisanz bersama-sama dengan Ir. Adnan Kusuma, Pegawai Tinggi di Kementerian Perindustrian.

Usul-usul Prof. Bisanz itu kurang mendapat perhatian.

Dalam pada itu penindjauan dan penjelidikan sebagai per-siapan projek rayon sudah dimulai sedjak tahun 1956 di Semangus, Sumatera selatan. Usaha persiapan itu waktu sekarang djuga masih dite-ruskan dengan giat dibawah pimpinan Ir. Soesilo H. Prakoso.

Selama beberapa tahun hingga pertengahan 1959, jang mendja-lankan koordinasi mengenai usaha Pemerintah untuk Semangus jalah Biro perantjang Negara jang memegang keuangannja. Untuk 1957 diteri-ma biaja chusus sebanjak Rp. 1.000.000,- untuk tahun 1958 sebanjak Rp. 700.000,- dan untuk tahun 1959 disediakan Rp. 2 djuta, disamping itu telah diberikan 1 jeep + trailer dan sebuah Unimog dalam tahun 1958.

Pada tanggal 18-1-1958 dibentuk Panitya Rayon jang berupa Panitya Inter-Departemen dengan surat keputusan perdana Menteri No. 27/P.M/1958. Dalam Panitya itu Kementerian Pertanian mempunjai wakilnja jaitu Kepala Direktoraat Kehutanan dan Tata Bumi Ir. Soesilo H. Prakoso. Sumbangan pikiran dari Ir. Soesilo sangat ber-harga untuk kelandjutan pemikiran projek itu, terutama karena langsung berhubungan dengan bidang jang sehari-hari dipimpinnja.

Pada waktu itu sudah direntjanakan untuk mendirikan pa-brik rayon di Sumatera Selatan dan telah disediakan tjadangan hutan Semangus dan tjadangan hutan Tjabangjang kedua-duanja telah ditutup (ditetapkan satu-satunja untuk keperluan perusahaan hutan).

Dalam bulan Oktober 1958 panitya rayon telah menetapkan (dengan persetudjuan Perdana Menteri Kabinet Karya) sebagai target:

1. pilot plant rayon dengan kapasiteit 1 ton sarat rayon sehari gu-na keperluan research dan training.

2. pabrik rayon dengan kapasiteit 15.000 ton setahun

H. Kemungkinan …….

- 54 -

Page 57: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

H, Kemungkinan-kemungkinan untuk Projek Rayon di Indonesia

Sebagai telah diterangkan diatas Indonesia sangat kaja akan kaju jang tersedia dihutan dan kebun-kebun karet.

Isi hutan Indonesia adalah banjak ragamnja. Djumlah djenis kaju jang dapat mentjapai garis tengah 40 cm dan lebih, ditaksir ada kurang lebih 3.700 djenis, tergolong dalam 450 keluarga mem-punjai daerah pentjar jang terbatas, beberapa Djenis hanja ada di Pulau Djawa, lainnja hanja ada di Sumatera dan Kalimantan dan lain-nja lagi hanja ada di Sulawesi. Hal ini adalah berhubungan dengan riwajat pertumbuhan Indonesia jang terletak diantara benua-benua Asia dan Australia, jang masing-masing mempunjai Djenis flora sendi-ri-sendiri, disamping persamaan jang agak benar.

Pada umumnja flora Indonesia adalah sama dengan flora Asia, hanja sadja beberapa Djenis flora Australia, dibagian Timur dari Indonesia.

1. Djawa dan Madura

Djenis hutan jang utama ditanah rendah sampai tinggi 500 m dml. adalah djati di Djawa Tengah dan Djawa Timur. Hutan-hu-tan pegunungan di djawa Barat mengandung djenis-djenis : Castanea argentea (saninten), Quercus (pasang), Schimanoronhoa (puspa), Al-tingia excelsa (rasamala) dan Podocarpus imbricate (djamudju). Hu-tanlaut terdapat disekitar Djakarta, di Tjilatjap, Indramaju dan Ba-njuwangi. Semakin ke Timur, semakin sedikit djumlahnja djenis flora, tetapi semakin banjak djumlahnja Tropohyt, akibat iklim jang kering. Di Djawa Timur terdapat banjak hutan Casuarrina Junghuhniana (tjemara) dan sudah mulai adanja Safana

2. Sumatera dan Kalimantan

pada umumnja terdapat hutan-hutan tropika jang selalu hidjau, terdiri atas ratusan djenis kaju. Djenis-djenis kaju ini sebagian tergolong dalam keluarga Dipterocarpaceao, umpamanja meranti merah dan meranti putih (Shorea), keruwing (Dipterocarpus ), kapur (Dryobalanops), damarlaut (Shorea) dan bangkirai (Shorea laevifolia). Disekitar Bengkalis terdapat banjak dalam (Sapotaceao) dan punak (Tetramerista blabra). Ketjuali Dipterocapaceao di Kalimantan ter-dapat djuga ulin (Euisderoxylon Zwageri), jang tumbuh diseluruh pu-lau. Pohon ini tumbuh djuga bergerombolan di Sumatera Selatan dan Djambi. Di beberapa tempat urut pantai Sumatera dan Kalimantan tum-buh hutanlaut, a.l. Teluk Aru, Riau, Indragiri, Bengkalis, Kaliman-tan Barat dan Timur. Di Atjeh, Aek Na Uli dan Tapanuli kita dijumpai tusam (pinus merkusii).

3. Indonesia ……….

- 55 -

Page 58: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. Indonesia bagian Timur

Djenis-djenis kaju penting adalah bajam, merbau, atau ipil (Intsia amboinensis), lara atau nani ((Netrosideros petoilata) sonokembang (pterocarpus inducus), kajuarang (Diospyres celebica). Tumbuh djuga hutan-hutan damar (Agathis spec) dan sagu (Metroxylon spec). dibagian Timur Nusa Tenggara dan djuga di Maluku sebelah Teng-gara tumbuh banjak hutan safana dengan pohon lontar (Berassus flabell ifer) hutan Eucalyptus dan hutan tjemara (Casuariana). Dikepulauan ini terdapat djuga hutan laut, terutama terpentjar di Maluku dan Irian Barat.

Didalam mentjari sumber kaju sebagai bahan untuk membuat pulp chemie, terbuka tiga arah kemungkinan:

(i) Dapat kita mengambil kaju itu dihutan hudjan jang terdiri atas ratusan djenis.

(ii) Dapat djuga diambil kaju itu dari hutan dimana kita dijumpai se- matjam kaju, seperti tusan.

(iii) Dapat djuga kaju tebangan dipergunakan dari kebun-kebun karet.

4. Bahan untuk pabrik rayon

Dipulau djawa dan Madura daerah jang dahulu kala merupakan hutan sudah mendjadi tanah jang intensif dikerdjakan oleh pendu-duk. Disini kaju jang utama adalah djati. Daerah hutan jang sesuai untuk menghasilkan kaju buat menghasilkan pulp sudah tidak ada lagi.

Diluar Djawa dan Madura sekarang hanja terdapat sedikit ke-lompok hutan jang dapat dipakai sebagai hutan industri setjara kekal, ekonomis dan kommersil. Keadaan jang demikian adalah akibat susunan hutannja dan letaknja jang tidak menguntungkan dan oleh karena disam-ping itu penjelenggaraan hutan industri merupakan suatu penanaman modal jang sangat besar, maka didalam rentjana ini buat sementara ha-nja dipilih object-object jang kiranja dapat dipertanggung djawabkan.

Salah satu dari object itu ialah hutan Semangus. Object Sema-ngus akan merupakan object jang terberat bagi kehutanan dan karena itu perlu ditindjau lebih dalam. Tidak sedikit djumlah bahan mentah jang harus disediakan oleh kehutanan bilamana pabrik rayon sudah be-kerdja penuh.

Seluruh hutan tjadangan Semangus luasnja kurang lebih 170.000 ha; dari luas ini perlu ditjadangkan untuk keperluan akan kaju pertukangan bagi daerah Palembang kurang lebih 80.000 ha.

Untuk keperluan industri rayon dapat ditjadangkan selu-ruhnja 90.000 ha dari mana jang berupa hutan jang baik dan dapat di-exploitasi setjara ekonomis sedjumlah 70.000 ha.

Areal ini dapat ditambah dengan tjadangan hutan Tjaban se-luas 10.000 ha.

Untuk ……..

56

Page 59: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk pekerdjaan persiapan pabrik rayon dengan capaciteit 45.000 ton setahun diperlukan kaju sebagai berikut:

(i) Perusahaan hutan, untuk perumahan,los-los, djembatan-djembatan dsb …………...… 25.000 m3

(ii) Untuk mendirikan gedung pabrik ra-yon dan pabrik-pabrik lainnja, perumah-an constructie ………………………………….. 100.000 m 3

125.000 m3

Untuk membuat pulp diperlukan 225.000 m3 setiap tahun.

Menurut penjelidikan jang telah didjalankan, maka dja-tah kaju jang baik untuk industri tersebut berdjumlah paling sedikit 150 m3/ha. Apablila hanja diambil 100 m3 sadja (disisakan 50 m3/ha guna menjamin permodalan hutan), maka dengan kedua wilajah hutan, jaitu Semangus 70.000 ha dan Tjaban 10.000 ha, bersedia kurang lebih 8 djuta m3.

Djumlah ini adalah lebih dari tjukup untuk mendjamin pabrik rayon dengan kapasiteit 45.000 ton setahun selama 35 tahun.

Hutan-hutan Semangus dan Tjaban mengandung berpuluh-pu-luh djenis kaju dengan berat djenis 0,5 – 1,0 antara lain djenis-djenis meranti.

Dipandang dari sudut ekonomi pengolahan kaju mendjadi pulp, maka banjaknja djenis-djenis jang mempunjai sift jang berma-tjam itu adalah kurang baik. Maka seharusnja diusahakan agar setjara systimatis djumlah djenis-djenis itu lambat laun diperketjil sedemikian rupa hingga tegakan-tegakan jang dipermudahkan kembali itu mengandung kaju-kajuan untuk pulp jang bermutu tinggi dan mempunjai kadar jang tetap. Mengingat pada umumnja djenis-djenis jang terdapat disini tumbuhnja tjepat, maka akan diambil daur riap (rotation period) 35 tahun.

Mengingat bahwa hutan belukar (second growth) diwila-jah tersebut sebagian terbesar mengandung djenis-djenis pionier se-perti Anthocepalus Cadamba, Macarenga jang baik untuk rayon pulp, tumbuh tjepat dan mempunjai daja produksi kaju sedjumlah paling sedi-kit ± 200 m3 per ha dalam waktu ± 15 tahun maka permudaan hutan-hutan itu dengan system silvikultur-permudaan alami dapat diselenggarakan tidak begitu sukar.

Mengenai kwaliteit kaju dari bermatjam-matjam djenis pohon jang ada dihutan Semangus dan Tjaban telah diadakan penjelidik-an setjara mendalam oleh Balai Penjelidikan Kimia di Bogor jang di-pimpin oleh Sdr. Ir. Adnan Kusuma dan Prof. Dr. Bisanz. Penjelidikan

itu ………..

- 57 -

Page 60: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

itu dilandjutkan di Laboratorium Rayon di Bandung.

Dihutan Semangus tumbuh ± 200 djenis pohon dari jang 200 ini 45 djenis mewakili 81% dari semua pohon jang ada. Jang 19% lagi terdiri dari specials. Djenis jang 45 tadi dapat digolongkan dalam be-berapa keluarga, diantaranja jang terbesar ialah keluarha Dipterrocar paceae jang merupakan 36% dari keseluruhannja. Keluarga ini diwakili oleh 7 djenis shorea.

Hasil hasil-pemeriksaan dapat disimpulkan sebagai berikut: (i). djenis-djenis kaju jang ada di Semangus komposisinja rata-rata dapat dipersamakan dengan kaju dibenua-benua jang dingin jang diper-gunakan untuk pembuatan pulp. Nilai cellulose dalam kaju kering rata-rata adalah 57,7% dan nilai alpha cellulose 35,1%. Komponen jang disebut belakangan inilah jang terpakai untuk membuat rayon.(ii). Procede sulfato ternjata tjotjok untuk pembuatan pulp dengan hasil crude pulp jang memperlihatkan komposisi jang acceptable akan tetapi tjara-tjara memasak jang tjotjok untuk negeri dingin ternjata tidak sesuai dengan kaju jang terdapat dinegeri jang panas ini. Tjara-tjara jang lebih lunak memperbesar hasil dengan 20%.(iii). Djika crude pulp diputihkan dengan chlorine dan ditjutji dengan alkali, maka diperoleh cellulose pulp dengan nilai Alphs cellulose diatas 95%.

Dari keterangan diatas itu ternjata, bahwa qualiteit kaju dihutan Semangus memungkinkan pembuatan rayon. Disamping soal kaju, faktor-faktor jang perlu dipentingkan untuk mendirikan pabrik rayon ialah:(i). Adanja tanah tjukup keras untuk fondasi jang kuat.(ii). Tersedia banjak air (dekat) sungai).(iii). Terdjaminnja lantjarnja perhubungan melalui djalan raya, kare-

na api atau sungai.(iv). Mudahnja memperoleh bahan pembakar (batu bara, minjak).(v). Sebaiknja ada djuga sumber gas alam.(vi). Dekat laut membuat sodium chloride.

Didalam menindjau daerah sekeliling hutan-hutan Semangus dan Tjaban, berhasil diketemukan suatu tempat jang memenuhi sjarat tersebut diatas, jaitu dikabupaten Muara Enim, kawedanaan Lematang Ilir, daerah ini adalah kering, sebagian merupakan tanah alang-alang dan sebagian hutan. Tempatnja adalah dekat sungai Lematang, dekat Tambang batu bara (Taba) di Tandjung Enim hanja 30-35 km dari Pendopo, daerah pengambilan minjak oleh Stanvac, dekat djalan raja, djalan kereta api, hutan rimba dan tambang bara. Persediaan air terdjamin, sekaligus pada musim kemarau.

Persediaan ……….

- 58 -

Page 61: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Persediaan makanan dapat ditjukupi dari hasil-hasil ditempat itu djuga. Tenaga buruhpun dapat dikerahkan dari penduduk setempat asal sadja disediakan perumahan dan ada djaminan sosial. Menurut wakil-wakil Marga, penduduk dididaerah itu menjadari akan keun-tungan dari suatu pabrik besar.

Pendidikan dan training pekerdja-pekerdja akan diusahakan dipabrik itu djuga. Menurut keterangan, gadji untuk buruh biasa ditempat itu jalah diantara 25 sampai 30 rupiah.

Didalam memilih tempat lain untuk mendirikan pabrik ra-yon, perhatian kita beralih pada daerah Kalimantan. Kita telah melihat bahwa djenis hutan di Kalimantan dalam garis-garis ber-samaan dengan hutan di Sumatera, jaitu hutan hudjan tropika jang selalu hidjau dan jang sebagian agak besar tergolong dalam keluarga Dipterocarpaceae.

Tempat di Kalimantan jang kita pertimbangkan untuk pabrik rayon lengkap, jalah:

(i). Di Gunung Batubesar, letaknja di Kawedanaan Tanah Bumbu Utara di Kalimantan Tenggara dekat Teluk Pa-mukaan dengan kapasiteit: 30.000 ton setahun.

(ii). Di Samuda/Sampit letaknja di kabupaten Kotawaringin Kalimantan Tengah, dipinggir sungai Mentaja, dengan kapasitet: 15.000 ton setahun. Jang disebut sub B ini adalah complex pabrik jang hampir lengkap, jang tidak dimasukkan didalam complex itu jalah pabrik elektro-lyse.

Factor-factor jang menguntungkan mengenai tempat ini jalah:

(i). Gunung Batubesar (ii). Samuda/Sampit

(a). Tanah kering dan tjukup ke-ras untuk fondasi jang kuat.

(a). (sama seperti disebelah)

(b) Letaknja dimuara sungai Sampa-nahan.

(b). Letaknja dipinggirsungai Mentaja.

(c) Transport ………

- 59 -

Page 62: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(c) Transport diair melalui su-ngai Sampanahan.

(c) Transport diair melalui sungai Mentaja dan andjar-andjar (ka-nelen) jang menghubungi Kuala Kapuas – Sampit. Sampit sendiri adalah pelabuhan-laut (zeeheven).

(d) Djalan didarat mudah dibuat kira-kira 40 km diantara Te-luk Pamukan dan Gunung Batu-besar

(d) Tidak memerlukan djalan didarat

(e) Djarak langsung dengan laut kira-kira 10 km.

(e) Djarak langsung dengan laut ki-ra-kira 20 à 25 km.

(f) Batu-bara terdapat di Gu-nung Batubesar; pernah diu-sahakan oleh suatu Maskapai Inggeris (1920 sampai 1930), bersamaan periodenja dengan tambang batu-bara di Stagen, Pulau Laut.

(f) Batu bara didaerah Kalimantan Tengah sendiri, jaitu di Muara Bakah; sekarang diusahakan oleh Djawatan pertambangan; kwaliteit batu-bara sama dengan Sawah Lun-to; transport melalui air; peru-sahaan tambang ini kekurangan pasaran, karena DKA sekarang ba-njak memakai locdiesel.

(g) Daerah kapur (lime-stone) jang terdekat letaknja 40 km sebelah Selatan Gunung Batubesar, didaerah Pamukan seluas kurang lebih 3.000 km2.

(g) Daerah kapur terdapat disungai Kahajan; transport melalui air.

(h) Letaknja Balikpapan (daerah minjak) adalah kira-kira 170 km sebelah Utara teluk Pamu-kan.

(h) Dari Balikpapan dapat mendatang-kan bahan-bahan hasil industri minjak jang diperlukan untuk pro-duksi rayon ini melalui trans-port air kepelabuhan Sampit.

(i) Di Sampit sudah ada pabrik kaju jang terbesar di Asia Tenggara, jaitu pabrik “Sampit-Dajak”; kelebihan jang tak terpakai dari bantalan kaju-kaju jang diker-djakan, berdjumlah kira-kira 30 à 40%.

Disampingnja hutan-hutan rimba dengan djenis kaju jang beraneka warna, dapat djuga kita memperhatikan hutan jang memungkinkan pengambilan satu matjam kaju, jaitu kaju tusam (pinus merkusii). Hutan tusam diseluruh Indonesia adalah seluas 826 km2 diantaranja 588 km2di Djawa dan Madura dan 238 km2 di Sumatera.

Sebelum …….

- 60 -

Page 63: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Sebelum perang dunia ke-II telah diambil pemeriksaan tentang sifat-sifat kaju di Indonesia untuk mengetahui, apakah tjotjok untuk dibuat mendjadi rayon. Pada tahun 1941 diadakan penjelidikan tusam. Testing dari kaju tusam itu dilakukan dinegeri Belanda disekolah Teh-nik Tinggi di Delft dan hasil-hasil jang diperoleh sangat memuaskan.

Kesukaran jang harus dipikirkan mengenai pemakaian pinus itu ialah apakah tidak mendjadi terdesak rentjana pembuatan pulp untuk kertas. Didalam pidato mengenai perkembangan lapangan perindustrian di Indonesia jang diutjapkan oleh Menteri Chaerul Saleh dikonperensi Colombo-plan dinjatakan, bahwa kebutuhan kertas dapat diperkirakan 116.000 ton setahun, jaitu berdasarkan angka-angka mengenai pemakaian pada tahun 1956. diantara projek-projek kertas jang telah berdjalan dan jang sedang dalam rentjana, terdapat tiga jang mempergunakan pi-nus sebagai bahan untuk menghasilkan pulp, jaitu: projek Pematang Siantar jang sudah dalam penjelenggaraan dan projek Notog serta Taken-gon jang masih dalam taraf penjelidikan dan perentjanaan. Kapasitet produksi dari pabrik-pabrik kertas sebagai diterangkan dalam laporan kepada konperensi Colombo itu dapat kita pergunakan sebagai pegangan untuk sementara waktu. Djika dikemudian hari keperluan kertas bertam-bah, perluasan dapat djuga dipertimbangkan dipulau Djawa, dimana se-bagai telah diterangkan tanaman pinus adalah seluas 588 km2.

Disekitar Danau Toba terdapat sekarang 18.500 ha pinus merkusii. Tumbuhnja 1 tahun setiap ha dapat dengan aman diambil 12 m3 (menurut Prof. I. H. A. Ferguson), djadi 18.500 ha dapat memberi hasil setiap tahun:

18.500 x 12m3 = 222.000 m3

Untuk 15.000 ton rayon diperlukan 75.000m3 kaju. Dengan rentjana pa-brik kertas di pematang Siantar jang akan membutuhkan 45.000 m3 kaju satu tahun, maka kebutuhan 1 tahun adalah 120.000m3. djika tahun 1961 dimulai dengan perluasan hutan pinus dengan 2.000 ha/setahun, hal mana memang sudah direntjanakan, sesuadah 5 tahun area hutan mendjadi 18.500 + 10.000 ha = 28.500 ha. Dengan pertambahan itu kaju jang ter-sedia setahun adalah 28.500 x 12 m3 = 342.000 m3, dan keadaan lebih baik lagi.

Dalam perentjanaan pabrik rayon di Sumatera Utara, Danau Toba merupakan suatu pertolongan sebab-kaju-kaju dari hutan sekitar danau dapat diturunkan kedanau dan ditarik ke Persea.

Daerah Persea adalah dibagian bawah sungai Asahan. Dengan ini transport kaju dapat melalui sungai ini, djika diadakan sedikit kana-lisasi.

Semua sjarat-sjarat jang penting untuk mendirikan pabrik rayon sudah terpenuhi. Jang mendjadi persoalan pada waktu permulaan ini ia-lah perihal menjediakan bahan bakar. Untuk sementara waktu harus di-pergunakan crude-oil jang dapat didatangkan dari Pangkalan Brandan.

Dalam …….

- 61 -

Page 64: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Dalam pemakaian minjak kita harus berhati-hati, karena minjak menghasilkan devisen, dan batu bara djauh lebih murah daripada minjak. Dalam hal itu perlu diperhatikan, bahwa hampir diseluruh dunia batu bara sudah diganti dengan minjak sebagai bahan pembakar. Selain dari-pada itu pemakaian minjak dapat dibenarkan, karena hanja untuk semen-tara waktu sadja.

Sebagaimana diketahui, projek Asahan dipandang sebagai projek Nasional jang besar, sehingga masih tetap diikhtiarkan untuk melak-sanakannja. Djika jang demikian terdjadi, maka tidak diperlukan lagi bahan pembakar berupa minjak. Keperluan tenaga listrik untuk elektro-lyse sudah mendjadi tersedia, demikian djuga heating calories jang di-perlukan buat tudjuan lain.

Kemungkinan selandjutnja untuk membuat rayon ialah dengan mem-pergunakan kaju tebangan dari kebun-kebun karet. Menurut research jang diantaranja mendalam dilakukan di Malay, kaju karet itu mempunjai ni-lai jang tinggi untuk menghasilkan cellulose pulp. Penggunaan kaju ka-ret itu demikian menariknja, sehingga timbul kejakinan, bahwa dapat dipertanggung djawabkan penamaan pohon karet sekalipun direntjanakan hanja untuk pembuatan rayon. Dalam rangka perentjanaan serupa ini la-tex jang dapat disadap sebelum penebangan mendjadi bijproduct atau penghasilan tambahan jang lumajan.

Pengangkutan tebangan pohon karet memenuhi kesukaran, djika mengenai kebun-kebun jang dimiliki oleh rakjat. Kebun-kebun karet rak-jat umumnja tidak luas, sehingga pengangkutan kaju tebangan itu sukar untuk dipusatkan. Selain daripada itu pemilik kebun rakjat tidak sebe-rapa ikhlas mematuhi schema peremadjaan, karena mengurangi penghasil-annja pada waktu jang dekat. Pertimbangan inilah jang mendorong kita untuk membatasi diri pada karet onderneming.

Jang paling banjak onderneming-onderneming itu jalah di Sumate-ra Timur. Luas seluruhnja 260.000 ha. Pohon-pohon jang sudah berumur 30 tahun lebih, sedikit sekali latexnja, sehingga sebaiknja diganti dengan tanaman baru. Dengan berpidjak pada djangka waktu 30 tahun ini maka jang seharusnja diremadjakan jalah 3 1/3% atau 8.500 ha. Dalam pada itu menurut kenjataan jang ditebang setiap tahun di Sumatera Uta-ra berdjumlah 4.000 ha. Banjaknja pohon jang dihasilkan setiap ha po-hon karet ialah ± 200 m3 atau 140 ton kaju. Hasil tebangan seluruhnja mendjadi 4.000 x 200 m3 = 800.000 m3, djumlah mana lebih dari tjukup untuk meladeni pabrik rayon dengan kapasitet 45.000 ton setahun.

Temapt jang paling baik untuk pabrik rayon jang mempergunakan tebangan karet di Sumatera Timur jalah Tebing Tinggi. Semua sjarat-sjarat terpenuhi ditempat itu. Satu-satunja kesukaran hanja tidak ada-nja batubara. Dalam hal ini djuga harus dipergunakan minjak menunggu selesainja projek Asahan.

I. Djumlah ……..

- 62 -

Page 65: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

I. Djumlah pabrik rayon jang hendak didirikan dan kapasitetnja

1. Bahan-bahan jang dibentangkan diatas ini djelas kiranja menggambarkan adanja kemungkinan untuk mendirikan 4 pabrik rayon jang lengkap di Indonesia jaitu:

(i) ditepi Lematang di Kawedanaan Lematang Ilir, Kabupaten Muara Enim (Palembang), suatu pabrik rayon lengkap dengan pabrik-pabrik pembantu, dengan kapasitet 45.000 ton ra-yon setahun.

(ii) di Gunung Batubesar di Kawedanaan Tanah Bumbu Utara di-Kalimantan Tenggara, suatu pabrik rayon lengkap dengan pabrik-pabrik pembantu, dengan kapasitet 30.000 ton ra-yon setahun.

(iii) di Samuda/Sampit di Kabupaten Sampit (Kotawaringin) di-Kalimantan Tengah, suatu pabrik rayon lengkap dengan pab-rik-pabrik pembantu, dengan kapasitet 15.000 ton rayon se-tahun.

(iv) dikota Porsea, di Kawedanaan Porsea, suatu pabrik rayon lengkap dengan pabrik-pabrik pembantu dengan kapasitet 15.000 ton setahun.

(ii) di-Tebing Tinggi, suatu pabrik rayon lengkap dengan pab-rik pembantu, dengan kapasitet 45.000 ton rayon setahun.

2. Harga pabrik rayon jang disebut sub 1 dan sub 5 diatas, adalah masing-masing 80 djuta U.S.-dollar. Ditambah dengan pab-rik kertas seharga 3 djuta $ biaja mendjadi 83 djuta djuta $. Disam-ping itu untuk rupiah financing dipergunakan djumlah djumlah jang sama, jaitu 83 x 45 djuta = Rp. 3.735.000.000,-. Penghematan dalam pe-makaian devisen berdjumlah 23 djuta U.S.-dollar setiap tahun, ditambah dengan 3 djuta $ berupa kertas, semua mendjadi 26 djuta $.

Pabrik rayon jang disebut sub 2 diatas memerlukan bia-ja devisen sebesar 54 djuta U.S.-dollar. Untuk rupiah financing diperlukan djumlah yang sama, jaitu 54 x 45 djuta = 2.430.000,- Devisen jang dihematkan jalah 15 djuta U.S.-dollar setiap tahun.

Pabrik rayon jang disebut sub 3 dan 4 diatas masing-ma-sing memerlukan biaja devisen 26 ½ djuta $ dilengkapi dengan pabrik kertas biaja mendjadi 29 ½ djuta $. Untuk rupiah financing: 29 ½ x 45 djuta = Rp. 1.327.500.000,-. Dengan pabrik ini berkurang pengeluaran devisen sebesar 7 ½ djuta U.S.-dollar.

Dalam perkiraan diatas ini sudah dimasukkan penge-luaran pendahuluan jaitu pengeluaran pada masa mendjalankan pe-kerdjaan persiapan sebelum pabrik itu didirikan. Pengeluaran pen-dahuluan itu meliputi:

(i) persiapan tempat pabrik(ii) pembuatan djalan biasa dan djalan untuk kereta-loori.(iii) Pembuatan sentrale untuk pengambilan dan pengolahan air.(iv) Pembuatan saluran-saluran air kotor (sewerage)(v) Persiapan hutan, jaitu supaja penebangan pohon-pohon

dan pengangkutannja dapat dilakukan dengan mudah.

Menurut ………

- 63 -

Page 66: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Menurut perkiraan, pekerdjaan diatas ini memakan biaja 1/3 dari djumlah rupiah-financing jang disebut diatas.

Untuk menghadapi rentjana pembuatan rayon itu dengan baik hutan-hutan jang ditjadangkan buat tudjuan ini perlu selekas mungkin di-persiapkan, dan seterusnja mulai sekarang djuga perlu diambil tinda-kan dikebon-kebon karet untuk mendjalankan rentjana penebangan pohon-pohon jang tua. Djumlah kerdjantara jang diperlukan untuk persiapan dan pemeliharaan hutan adalah 17 orang setiap km2, jaitu menurut ukuran jang dipergunakan buat hutan-hutan kaju djati dipulau Djawa. Dengan demikian untuk hutan Semangus dan Tjaban dibutuhkan 800 x 17 orang = 13.600 orang, buat Tanah Bumbu Utara dan Samuda/Sampit ma-sing-masing 500 x 17 orang = 8.500 orang dan buat daerah sekitar Da-nau Toba ± 200 x 17 orang = 3.400 orang. Untuk pembangunan 1 ha tana-man hutan (second growth) diperlukan biaja Rp. 1.760,- dan untuk pen-djarangan setiap ha Rp. 80,- Biaja pendjagaan, penjelidikan, pemang-kuan dan sewa tanah adalah Rp. 276,-/ha/tahun. Pemindahan meminta biaja sebesar Rp. 6,- untuk setiap ha/tahun. Pengeluaran untuk mem-buat djalan biasa dan djalan lori adalah sebagai berikut:

Biaja djalan, tiap km

Pembantu Pemugaran tiap tahun

Djawa Rp.

Luar Djawa

Rp.

Djawa Rp.

Luar Djawa

Rp.

Djalan lori

Badan djalan 80.000 190.000 1.950 2.650Ril dan besi ketjil 50.000 50.000 50 50Besi buat djembatan 20.000 20.000 - -Djumlah 150.000 260.000 2.000 2.700

Djalan mobil

Beraspal 150.000 200.000 4.000 5.000Tidak beraspal 120.000 170.000 5.000 7.400

Dalam perhitungan biaja jang diberikan diatas ini belum lagi dimasukkan pengeluaran tak tersangka jang dapat diperkirakan sebesar 10% dari tiap-tiap biaja.

Semua bahan-bahan mengenai perkiraan biaja ini dipetik dari buku “Hutan Industri” jang diterbitkan oleh Djawatan Kehutanan Republik Indonesia 1958.

3. Waktu jang ……….

- 64 -

Page 67: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. Waktu jang diperlukan untuk menjiapkan pabrik rayon menu-rut pengalaman di-Luar Negeri adalah ± 3½ tahun.(i) Setengah tahun diberikan kepada negeri-negeri jang berminat

untuk membuat design dan menjusun rentjana jang teliti.(ii) Tiga bulan untuk menentukan pemesanan dan membuat kontrak.(iii) 15 bulan sesudah itu barang-barang mulai tiba di-Indonesia

sebagian demi sebagian.(iv) Sesudah diletakkan batu pertama, diperlukan satu setengah

tahun sebelum pabrik djalan.Untuk memimpin pekerdjaan mulai 1 sampai 4, perlu selekasnja dibentuk Bureau Rayon jang merupakan bagian dari Balai Industri Tekstil.

Selama berlalu phase 1 sampai dengan 3, persiapan dalam negeri harus diselesaikan.

4. Perihal buruh

Buruh dan pegawai jang diperlukan untuk projek rayon dapat diperkirakan sebagai berikut:(i) Pabrik rayon dengan produksi 40 ton rayon fibre sehari,

lengkap dengan pabrik untuk pulp dan obat-obatan, terketjua-li electrolyse untuk sedium chloride memerlukan tenaga kerdja administrasi dan technik sebanjak 2487 orang.

(ii) Pabrik rayon dengan produksi 80 ton sehari, jang meliputi pabrik rayon, pabrik pulp dan semua pabrik pembantu lainnja memerlukan tenaga administrasi/tehnik sebanjak 5.600 orang.

(iii) Pabrik rayon jang menghasilkan 120 ton rayon fibres sehari jang meliputi pabrik rayon, pabrik pulp dan semua pabrik pembantu lainnja memerlukan tenaga administrasi/tehnik sebanjak 8263 orang.Dengan rentjana untuk mendirikan:2 unit pabrik rayon dengan kapasitet masing-masing 15.000 ton setahun.1 unit pabrik dengan kapasitet 30.000 ton rayon setahun, dan 2 unit pabrik dengan kapasitet masing-masing 45.000 ton rayon setahun, diperkirakan akan memerlukan tenaga sebanjak 27.100 orang.

Ketjuali untuk keperluan diatas, masih diperlukan tenaga-tenaga kerdja untuk dipekerdjakan dihutan-hutan sebanjak 34.000 orang, dengan perintjian sebagai berikut: untuk hutan Semangus dan Tjaban sebanjak 13.000 orang, untuk hutan Sa-muda/Sampit 8.500 orang, hutan Tanah Bumbu Utara 8.500 orang dan hutan Toba 3.400 orang.

Untuk ……….

- 65 -

Page 68: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk penebangan pohon-pohon karet tua di-Sumatera Timur jang diperkirakan menghasilkan kurang lebih 800.000 m3 setiap tahun diperlukan 600 orang

5. Upah dan djaminan sosial:

Dengan dilaksanakan projek-projek rayon diatas, da-patlah diketahui dengan pasti akan dikuranginja sedjumlah besar tenaga-tenaga penganggur dan setengah penganggur jang sangat berarti bagi usaha untuk meningkatkan daja beli Rakjat.

Adalah sewadjarnja apabila masalah upah dan djaminan sosial para pekerdja ini mendapatkan perhatian sebaik-baiknja, satu dan lain untuk berhasilnja pelaksanaan rentjana.

Dalam hubungan ini adalah lajak apabila dalam perentjana-an pendirian projek-projek pabrik rayon, diberi perhatian pada perentjanaan projek-projek perumahan jang memenuhi sjarat-sjarat planologi modern, tempat-tempat/taman-taman rekreasi, lapangan-lapangan olah raga, tempat-tempat pertemuan dan tempat-tempat penitipan anak-anak mengingat besarnja djumlah pekerdja wanita nantinja.

Soal-soal besarnja upah dan nilai djaminan sosial untuk tundjangan sakit, perawatan, djaminan hari tua, tundjangan hari raya dan lain-lain, dianggap belum waktunja benar untuk menetap-kan djumlahnja jang tertentu bagi seseorang pekerdja sekarang, mengingat masih berlakunja sistim upah/djaminan sosial dan ber-bedanja keadaan daerah satu dengan jang lainnja.

Berhubung dengan itu, maka lebih baik apabila dalam pembangunan pojek-projek rayon ini untuk keperluan upah dan djaminan sosial diperhitungkan sedjumlah tertentu dari hasilpendjualan untuk mengembangkan usaha jang mendjamin hidup lajak bagi seluruh pekerdja.

J. Resume pendjelasan mengenai pola pembangunan

Dibawah ini akan diberikan kesimpulan-kesimpulan dari pendjelasan jang diberikan diatas mengenai projek rayon ini.

Melihat perkembangan dinegeri-negeri jang lain, maka usaha mendirikan pabrik rayon di-Indonesia ini adalah merupakan tuntutan minimum, djika kita menghendaki selfsupporting dibidang sandang. Dibenua-benua jang lain telah dipergunakan tjara-tjara jang lebih madju untuk menghasilkan bahan pakaian jaitu dengan djalan coal chemical industries dan petro-chemical industries. Arah jang baru ini pada tempatnja djuga kita pertimbangkan ter-utama sekali karena dengan demikian kita akan meninggikan

nilai bahan …….

- 66 -

Page 69: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

nilai bahan baku jang tersedia dinegeri kita.

Dalam pada itu untuk kembali kepada soal rayon perlu sekali selekas mungkin diambil tindakan persiapan mengenai tem-pat pabrik, pembuatan djalan, persediaan air, sewerage, persia-pan hutan dan lain-lain. tindakan persiapan itu sangat perlu diselenggarakan karena dengan demikian kita akan menghemat waktu, djika pelaksanaan projek itu sudah harus dimulai. Phase persiap-an tadi memakan waktu kira-kira 2 tahun djika kita bekerdja keras.

Hal jang terpenting sekali jang sekarang djuga perlu dipikirkan jalah:Soal manajerial dan technical skill. Urusan menjediakan ahli-ahli dan pemimpin-pemimpin perusahaan, patut sekali mendapat peristiwa istimewa. Sebagai telah diterangkan pada halaman 49 dibawah angka 4 kita memerlukan banjak sekali tenaga ahli. Ada aliran jang kuat ditengah-tengah kita jang menghendaki supaja personeel jang akan mendjadi pimpinan dibidang administrasi dan technik itu diikhtiarkan pengambilannja dari kalangan bangsa Indonesia sendiri jang perlu disiapkan untuk kewadjiban itu selama 5 sampai 6 tahun, sebelum hal dimulainja projek itu di-pertimbangkan setjara serieus. Pemikiran jang demikian itu di-landjutkan djuga terhadap personeel pimpinan, jang golongan me-nengah dan rendah (midlle and lower leading personnel).

Arah penjelesaian sebagaimana dilukiskan disini tidak dapat kita terima.

Kita mengetahui, bahwa dinegara-negara lain djuga seper-ti Amerika dan Sovjet-Uni, pada waktu zaman pembangunannja ba-njak memindjam tenaga-tenaga Asing – Politik seperti ini memper-tjepat tempo kemadjuan, sehingga timing dari hasil jang dipero-leh dapat disesuaikan dengan perkembangan keadaan.

Melihat daftar pegawai jang diperlukan buat pabrik itu, (vide halaman 49), jang perlu didatangkan dari luar jalah:

1. dari golongan administrasi 2 orang penasehat umum.

2. untuk penjelenggaraan technik:

1 direktur technik

2 pembantu utama technik

45 chemist technologis, analis dan penjelidik

15 mechanis Ingenieur untuk pabrik-pabrik, planning dan bengkel

2 elektris – ingenieur

2 physis – ingenieur

1 ingenieur textil

4 civil – ingenieur

2 ingenieur kehutanan

1 ingenieur pertanian

Djumlah ……

- 67 -

Page 70: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Djumlah export jang harus didatangkan itu 77 orang. Djika kita anggap bahwa mereka ini perlu bekerdja disini selama 3 tahun, sebelum dapat diganti oleh tenaga Indonesia dan memperkirakan gadji 1.000 U.S.-Dollar sebagai penghasilan jang menarik untuk seorang export Luar Negeri, maka pengeluaran devisen untuk semua achli itu adalah 2.772.000 Dollar.

Dihitung dengan biaja perdjalanan djumlah ini dapat dibu-latkan djadi 3 ¼ djuta Dollar. Perkiraan biaja ini kira-kiranja tjotjok dengan keperluan jang sebenarnja, sebab dari achli-achli tersebut diatas ada jang mungkin tjukup disini satu setengah tahun sadja, tetapi ada djuga jang perlu lebih lama dari 3 tahun. Dengan membelandjakan biaja extra sebesar tiga seperempat djuta Dollar itu kita menenangkan waktu sekurang-kurangnja 4/5 tahun jang selan-djutnja berarti keuntungan material jang besar.

Bitjara tentang keuntungan, kita sudah terang melihatnja pada halaman 50 s/d 52, dan seterusnja pada halaman 63. dengan menje-diakan sedjumlah 83 djuta U.S.-Dollar untuk sekali sadja, kita me-menngkan penghematan devisen 26 djuta U.S.-Dollar setahun.

Disamping itu pekerdjaan diadakan untuk 8.000 orang lebih di-complex pabrik dan untuk 700 x 17 orang jaitu 11.900 orang ker-djantara dihutan. Didalam hubungan ini belum lagi dibitjarakan ke-untungan serba-guna jang kita peroleh dari projek rayon jang multi purpose itu sebagaimana didjelaskan pada halaman 52 dan 53 diatas.

Suatu keuntungan jang sungguh penting adalah djuga soal tertjapainja taraf selfsupporting jang penting dari sudut sociolo-gis-ekonomis dan politis-strategis.

Mengenai qualiteit kaju telah kita lihat bahwa kaju jang diketemukan dihutan rimba Semangus dapat disamakan dengan kaju di-benua jang dingin, baik dalam soal quantum cellulose maupun tentang apa jang disebut chemical dan technical properties.Apa jang telah dikatakan mengenai kaju pohon dihutan Semangus, da-pat djuga kita anggap sebagai pegangan untuk kaju jang diketemukan dihutan rimba Kalimantan. Hutan-hutan tropica jang di-Kalimantan boleh dikatakan serupa komposisinja dengan hutan di-Sumatera. Pe-njelidikan jang lebih teliti sedang dipersiapkan dengan djalan foto-grafi dari udara dan penafsiran foto-fotonja. Pengiriman team-team penindjau dan penjelidik sedang mengalami kesukaran disebabkan pembatasan keras terhadap perdjalanan guna penghematan.

Mengenai tusam dan karet, baik setjara chemis maupun un-tuk penentuan sifat-sifat technis, sudah banjak dilakukan pemerik-saan menjatakan, bahwa kaju itu baik sekali untuk pembuatan rayon.

Untuk ………..

- 68 -

Page 71: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk Porsea dan Kalimantan Tengah diusulkan pabrik rayon dengan kapasiteit 15.000 ton setahun. Mengenai Porsea lebih baik untuk sementara dibatasi menunggu selesainja projek Asahan, jang akan berarti penghematan dalam bahan bakar. Motif untuk segera memulai dengan pabrik rayon di-Porsea jaitu supaja mempergunakan kaju tusam jang sudah terbukti sangat baik untuk pembuatan rayon. Pabrik rayon dengan kesanggupan 15.000 ton setahun, tjukup besar untuk dapat dipertanggung-djawabkan dari sudut ekonomis. Pabrik jang demikian sudah renderend, volume produksinja sudah tjukup untuk melengkapi dengan pabrik-pabrik pembantu. Keuntungannja ja-lan bahwa mudah diluaskan menurut keperluannja dengan kenaikan djumlah penduduk Indonesia.

Untuk Samuda/Sampit, djuga pada tempatnja ditetapkan suatu pabrik rayon dengan kesanggupan 15.000 ton setahun untuk mendampi-ngi pabrik jang di-Gunung Batu Besar. Putusan jang demikian bidjak-sana dari sudut nation dan statebuilding. Daerah Samuda/Sampit terkenal sebagai gudang kaju untuk export dan untuk dipergunakan dalam negeri. Mengingat kekajaan akan kaju didaerah Kalimantan Tengah, maka dalam membangun pabrik rayon ditempat itu perlu diusahakan, supaja pulp dihasilkan sedemikian banjaknja sehingga djauh melam-paui kebutuhan pabrik. Kelebihan itu dapat diexport ke Luar Negeri diantaranja ke-Djepang jang memerlukan pulp setiap tahun seharga ± 6 djuta U.S.-Dollar. Dengan pemikiran mengexport pulp itu, maka kapasiteit pabrik rayon sendiri dibatasi pada 15.000 ton setahun. Ke-lebihan pulp dapat djuga dipergunakan untuk keperluan Dalam Negeri. Sebagai telah diterangkan, selain chemical pulp untuk membuat rayon, produksi sebagian dapat djuga diarahkan kedjurusan pembuatan mecha-nical pulp. Dengan mechanical pulp ini selain kertas biasa, dapat di-hasilkan karton dan kertas kraft untuk pembungkus.

Bahan pembungkus banjak sekali diperlukan untuk pabrik pupuk. Pabrik amonium nitraat jang mempunjai kapasiteit 150.000 ton memer-lukan kertas “Kraft” sampai seharga tiga djuta dollar tiap tahun. Untuk menghasilkan kertas sebanjak itu tjukup djika pabrik rayon diperluas dengan biaja 3 djuta dollar, jang merupakan pengeluaran untuk satu kali sadja. Inilah slah satu dari sekian banjak keun-tungan jang tertjapai djika pabrik pupuk dipadukan dengan pabrik rayon.

Tentang djenis kaju untuk replantation dengan maksud mem-batasi banjaknja ragam dalam komposisi hutan jang sekarang, pili-han masih belum tetap. Ada jang mengusulkan djenis-djenis Shorea jang ternjata tjepat tumbuhnja dan baik gehalte cellulose-nja,

dengan ……..

- 69 -

Page 72: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

dengan Shorea jalah gehalte hars jang tinggi jang kenjataan dengan banjaknja bahan-bahan extract waktu pemasakan kaju. Dikalangan direktorat kehutanan dipertimbangkan djuga Anthocephalus Cadamba dan Macaranga, jang dalam 15 tahun sadja mentjapai daja produksi paling sedikit ± 200 m3 per ha.

Dilihat dari sudut pemilikan, Indonesia 4 djenis hutan, jaitu Hutan Negara (dibawah Pem. Pusat), Hutan Swapradja, Hutan Marga dan hutan Partikelir.

Hutan Negara sebetulnja hanja terdapat di Djawa/Madura. Hak-hak atas hutan djati ditetapkan dalam berbagai-bagai peraturan, diantaranja jalah Staatsregeling 1925, Boschdienstreglement 1925, Boschordonnantie 1927 dan Boschverordening 1932. Hak-hak atas hutan kajuliar (bukan djati) diatur oleh Boschordonnantie tahun 1927 dan Boschverordening tahun 1932. hutan-hutan jang telah ditundjuk sebagai hutan tetap dikelola oleh Djawatan Kehutanan sedang hutan-hutan jang belum ditundjuk sebagai hutan tetap di-pangku oleh Gubernur jang berkepentingan, dibantu oleh Houtvester jang bersangkutan.

Sebelum perang dunia II hutan-hutan dipulau-pulau lainnja, jang terletak didaerah “pemerintahan langsung” (daerah jang tidak dikuasai oleh Swapradja) dihitung djuga sebagai hutan negara. Di-samping itu, hutan-hutan milik kesatuan-kesatuan hukum jang ada di Tapanuli, (hutan kuria) dan Sumatera Barat (hutan Nagari) diang-gap djuga sebagai hutan negara, dan pengurusannja didasarkan pada “Solokregeling” tahun 1928. Hutan-hutan negara jang ada diluar Djawa-Madura ini dikelola oleh Pamongpradja, dibantu oleh Houtvester jang bersangkutan.

Hutan Swapradja adalah hutan-hutan milik Swapradja. Di Dja-wa hutan-hutan itu dinamakan hutan Kasultanan (Jogjakarta), hutan Kasunanan (Surakarta) dengan surat Keputusan residen Surakarta tanggal 23 April 1947 No. 399 kedua hutan jang tersebut belakang-an diserahkan kepada Pemerintah, mendjadi hutan negara, jang pe-ngelolaannja dilakukan oleh Djawatan Kehutanan.Pengelolaan hutan Kasultanan, walaupun tetap mendjadi milik Swa-pradja, dibebankan kepada Djawatan Kehutanan.

Hutan-hutan Swapradja dipulau-pulau lain, jang sebelum pe-rang dunia II dinamakan hutan Landschap, diatur berturut-turut oleh Zelfbestuursegelen tahun 1914,1917, 1927 dan 1938. sampai achir tahun 1941 pengelolaannja hutan-hutan Landschap Atjeh dan Riau diserahkan kepada Djawatan Kehutanan. Resolusi sosial tahun 1945 menjebabkan gugurnja hak-hak dari beberapa Swapradja, a.l. jang terletak di Swatantra-swatantra Atjeh, Sumatera Utara, Riau

dan Kalimantan ……….

- 70 -

Page 73: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

dan Kalimantan Barat, dan karena itu maka hutannja otomatis men-djadi milik negara, mendjadi hutan negara, dan pemangkuannja di-bebankan kepada Djawatan Kehutanan.

Hutan Negara jalah hutan dari kesatuan-kesatuan hukum jang berada didaerah Swatantra-swatantra Djambi dan Sumatera Selatan. Teoritis pemerintah mempunjai kekuasaan penuh atas hutan-hutan ini, tetapi dalam prakteknja kekuasaan ini dilemahkan oleh hak-hak pertuanan (beschikkingsrecht), jalah suatu hukum-adat jang sudah tua umurnja. Hak pertuanan itu berlaku atas tanah dan tegak-an hutan. Hutan-hutan marga jang sudah ditundjuk sebagai hutan tetap digolongan sebagai hutan negara.

Sesuai dengan revolusi 1945, hukum jang tidak tertulis ini mempunjai kekuatan jang lebih besar, dapat dikatakan tak kalah dengan hak-hak Swapradja.

Hutan Partikelir hanja terdapat di Djawa, terutama di Dja-wa Barat, sebelah Barat kali Tjimanuk, jang hukum-hukumnja diatur oleh Verkoopbrief tahun 1639, dan Staatsbladen tahun 1836 no. 19, tahun 1911 no. 38, tahun 1912 no. 422, 480, 481, dan tahun 1917 no. 635.

Berhubung dengan dikeluarkannja Peraturan Pemerintah no. 64 tahun 1957 (Lembaran Negara no. 169/1957), maka sedjak 1 Djanuari 1958 pengelolaan hutan-hutan (ketjuali hutan partikelir) diserah-kan kepada Pemerintah Daerah Swatantra tingkat I, terketjuali un-tuk wilajah bekas Negara Indonesia Timur, dimana urusan Kehutanan telah berada pada Daerah Swatantra tingkat II. Dengan Penetapan Presiden no. 6 tahun 1959 keadaan tersebut diatas memerlukan pe-nindjauan kembali.

Jang akan dihasilkan dalam pabrik-pabrik rayon itu adalah tiga matjam serat jaitu staple fibre, high tenacity rayon dan fi-lament fibre. Pembagian jang dipikirkan dalam pabrik jang berka-pasitet 45.000 ton adalah sebagai berikut:

33.000 ton staple fibre4.000 ton high tenacity rayon 8.000 ton filament fibre

Perbandingan ini perlu dipeladjari untuk disesuaikan dengan ke-perluan jang sebenarnja. Berapa harga pembuatan dan pendjualan rayon itu belum lagi dapat diperhitungkan. Dalam pada itu dengan mudahnja disediakan semua bahan-bahan jang diperlukan dan dengan tersedianja tenaga-tenaga pekerdja, maka berdasarkan pengalaman di-Luar Negeri dapat dipastikan bahwa harga rayon lebih rendah dari harga kapas. Harga itu diantara lainnja akan dipengaruhi djuga oleh taraf upah dan djaminan sosial jang akan diberikan kepada buruh.

Mengenai …………

- 71 -

Page 74: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Mengenai designing dan pelaksanaan projek-projek rayon, hal itu lebih baik diserahkan 100% kepada pihak designing-office dan contractor Luar Negeri jang sesudah berlalu satu setengah tahun setelah diletakkan batu pertama, akan menjerahkan kuntji pabrik jang djalan. Contractor itulah jang bertanggung-djawab tentang siap-nja segala sesuatu dalam batas waktu jang ditentukan dan tentang baiknja penjelenggaraan. Djalannja usaha pihak Luar Negeri itu dapat diikuti dan dipimpin oleh Balai Industri Tekstil jang perlu sekali dibentuk dibawah suspicien Depernas.

Usaha mendirikan pabrik-pabrik rayon merupakan sumbangan untuk pe-laksanaan ictiar merobah struktur Indonesia dari negeri jang agraris mendjadi negeri industri. Betapa penting artinja perobahan ini, nampak dari nilai daja produksi jang termaktub didalamnja. Dengan tenaga buruh sedjumlah 34 ribu orang dihutan-hutan jang men-djadi sumber kaju, dan 27 ribu orang dipabrik, maka kelima-limanja complex pabrik rayon itu memperoleh hasil berapa rayon seharga 150.000 x 51 U.S. cents jaitu 75 djuta U.S.-Dollar setahun. Djumlah ini masih ditambah lagi dengan 3 x 3 djuta U.S.-Dollar = 9 djuta U.S.-Dollar berupa karton dan kertas kraft jang mudah dapat dibuat di-Semangus, Tebing Tinggi dan Kalimantan Tengah, karena besarnja persediaan kaju mengidzinkan supplesi dari waste wood untuk dapat menghasilkan ditiga-tiganja pabrik itu 45.000 ton karton dan kertas kraft setahun. Produksi sebesar 84 djuta U.S.-Dollar jang dihasilkan oleh 61.000 orang kerdjantara, berarti suatu kemadjuan besar dalam nilai pekerdjaan. Dengan bantuan alat-alat technik dan kekajaan alam berupa hutan, tiap-tiap pekerdja menghasilkan barang-barang keperluan masjarakat seharga 1.400 U.S.-Dollar setahun. Dalam penilaian ini belum lagi diperhitungkan keuntungan berupa surplus obat-obatan, dan seterusnja diubahnja hutan rimba kita mendjadi hu-tan industri, sehingga kemungkinan untuk mempergunakannja bertambah luas.

K. Pembiajaan Rentjana

Biaja jang diperlukan jaitu devisen sedjumlah 276 djuta Dol-lar dan uang rupiah sedjulah 276 x 45 djuta = 12.420 djuta. Sebagai telah diterangkan, penghematan dalam pemakaian devisen adalah 84 djuta Dollar setahun.

Kemungkinan jang terbuka untuk pembiajaannja jaitu pindjaman djangka pandjang. Indonesia dalam keadaan jang sekarang dapat me-ngusahakan pindjaman dari tiap-tiap negara, baik negara Timur mau-pun negara Barat, dengan djangka waktu 8 sampai 10 tahun.

Penjitjilan umumnja dilakukan dari mulai ditanda-tangani perdjandjian pembiajaan mengenai projek jang tertentu. Dengan demi-kian tanggungan Negara bertambah berat sebelum pabrik mulai mengha-silkan. Sesudah menghasilkan, penjitjilan dapat diambil dari pe-ngeluaran routine untuk tekstil.

Untuk ………….

- 72 -

Page 75: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Untuk meringankan beban Negara, perlu diatur, supaja tjitjilan lebih ringan pada permulaannja dan bertambah besar dengan semakin mendekatnja achir djangka waktu kredit.

Pembiajaan dalam rupiah ditanggung oleh Pemerintah sendiri. Kepada Swatantra I dan II dapat djuga dikuasakan untuk mengusahakan pindjaman obligasi dan pendjualan sero-sero dikalangan rakjat di-daerah sampai batas percentage jang tertentu. Dalam pada itu mengu-sahakan pindjaman dari rakjat dan mendjual sero kepadanja mungkin makan waktu. Djalan ini hanja baik ditempuh, djika Pemerintah keku-rangan uang. Kelonggaran keuangan dikalangan pengusaha waktu sekarang terbatas sekali, sehingga dari pihak ini hanja sedikit jang dapat diharapkan.

Agar supaja djaminan emas tetap berada pada taraf jang di-inginkan, maka harus dipelihara sesuatu ratio diantara volume uang (termasuk deposito pihak lain plus drafts) dan persediaan mas (devi-sen).

Djika x% merupakan dekking jang dikehendaki, maka untuk tiap milliard rupiah jang diedarkan, harus ditambah persediaan mas dengan:

1.000 djuta------------------- US $100 x 45 X

Untuk memelihara posisi djaminan pada tingkat jang sekarang, untuk setiap milliard rupiah-financing djaminan harus ditambah dengan 8 djuta U.S.$.

----oo-----00-----oo----

- 73 -

Page 76: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

IV. P e r i h a l K a p a s

A. Tindjauan Umum

Dalam rangka tudjuan kita untuk mendjadi selfsupporting dibidang sandang, kapas adalah salah satu bahan baku jang perlu di-perhatikan untuk sampai pada ketentuan, apakah dapat bertambah luas kemungkinan untuk menjampaikan tudjuan tersebut.

Kapas dalam penggunaannja memenuhi sjarat-sjarat untuk didjadikan bahan sandang. Sekarang timbul pertanjaan, apakah dapat kita menghasilkannja. Dengan adanja keputusan, supaja kita self-supporting, posisi kita berobah dari pemakai (consumer bahan import) mendjadi produsen. Dengan demikian kita memasuki lapangan baru di-mana kita berhadapan dengan berbagai persoalan, diantaranja jang terpenting jalah jang mengenai bidang pertanian, perindustrian dan penggunaan hasil-hasil tambahan. Dimana dapat menanamkannja kapas itu kita sesuikan dengan keadaan jang sudah-sudah jaitu untuk mem-batasi pengeluaran modal. Tetapi menurut keperluannja, tidak segan djuga kita merentjanakan systeem pertanian jang mempergunakan alat-alat paling modern.

Mengenai perindustriannja, harus kita memutuskan, sampai dimana tuntutan integrasi jang rationil, jaitu apakah ginnery, spin-dle dan loom termasuk bagian jang tidak boleh dipisah-pisahkan dari penanaman. Kemudian sangat penting djuga untuk menggunakan semua hasil diluar kapas sendiri, jaitu bidji kapas, daunnja dll.

Achir-achirnja mungkin kita sampai kelak pada suatu ta-raf, dimana kapas sendiri mendjadi hasil tambahan jang lumajan, se-dang bidji, daun-daunnja dll. jang merupakan hasil pokok. Dengan demikian kita memperkuat posisi kapas dalam hubungan dan bandingannja dengan cultuurgewassen jang lain.

1. Sifat-sifat umum kapas dan sarat-sarat tumbuhnja.

Tumbuhan “kapas” jang termasuk djenis Gossypium hirsutum mempunjai sifat-sifat umum jang a.l. adalah sebagai berikut:

a. tanaman menahun (jaargewas)b. berbatang hidjau-hidjauan atau berwarnac. berbunga besar jang berwarna putih-kekuningan dan putihd. berbuah jang bentuknja membundar dan berbintik hitam djarang-

djarang dan terbagi dari 4 ruangane. tjabang vegetatif hampir tidak adaf. daum penumpu lantjip-lantjip puntjaknja dan berdjumlah antara

7 sampai 12 lembarg. puntjak sari berwarna kuning dan susunannja kurang teratur

h. djangka waktu ………

- 74 -

Page 77: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

h. Djangka waktu sampai menghasilkan buah kapas ialah kl. 6 bulan pada umumnja

i. Serat kapas (serabut) keluar mengembang setelah masak.

Mengenai sarat-sarat tumbuhan dari djenis kapas ini adalah sebagai ter-tera dibawah:

a. Sebelum dimulai penanaman kapas tanah penanaman memerlukan siraman air atau tjurah hudjan jang banjak djumlahnja.

b. Dalam djangka waktu tumbuhnja tjurah hujan atau pengairan harus sudah berkurang setjara merata

c. Pada waktu mulai berbunga dan berputik tjurah hujan atau pengairannjaharus lebih kurang dari sebelumnja dan

d. Pada waktu musim panennja sebaiknja hudjan tidak turun atau sudah masuk musim kering/kemarau, tetapi jang tidak sampai mematikan tanaman atau mengakibatkan kekurangan zat air da-lam tanah.

Selain faktor iklim hudjan tersebut diatas, diperlukan djenis tanah jang gembur supaja air dapat meresap setjara teratur.

Kesuburan tanah penanaman taraf minimal telah dapat me-menuhi sarat tumbuh jang tjukup memuaskan. Dalam hal ini masalah pupuk tidaklah suatu sarat utama dalam sektor pertanaman djenis kapas.

Akan tetapi faktor iklim dan tjurah hudjan adalah faktor-faktor jang harus mendapat perhatian istimewa dalamtudjuan menga-dakan penanaman setjara ekonomis dan besar-besaran.

Pada umumnja djenis kapas dapat tumbuh pada tanah tropis maupun sub-tropis. Meskipun demikian djika ditindjau dari sudut faktor-faktor iklim dan air hudjantersebut diatas, maka tidak semua daerah-daerah jang sesuai untuk cultuur tanaman kapas, karena keada-an iklim kita tidak semuanja sama rata dan djenis tanahnjapun berlainan.

Dalam hubungan ini maka daerah jang dapat dipergunakan untuk penanaman kapas pada umumnja adalah daerah-daerah dari seki-tar Palembang, Djawa Tengah, Djawa Timur, kepulauan Nusa Tenggara sampai pada daerah selatan Sulawesi.

2. D j e n i s dan v a r i e t a s k a p a s

Djenis kapas termasuk djenis tumbuhan G o s s y p i u m jang kurang lebih berdjumlah 29 matjam dan tiap matjam mempunjai varietas-varietas.

Asal djenis tumbuhan kapas ini dikatakan datangnja dari India dan dewasa ini telah tersebar hampir diseluruh dunia.

Meskipun ……

- 75 -

Page 78: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Meskipun djenis kapas ini demikian banjaknja, akan tetapi jang pen-ting bagi kita hanja beberapa djenis sadja.

Dari penanaman setjara meluas dinegara-negara jang menghasilkan kapas sampai dekarang ini ternjata djenis-djenis kapas jang meme-nuhi sarat-sarat dari usaha produksi adalah terutama:

a. Gossypium arbereum L.b. Gossypium Nanking meyenc. Gossypium Herbaceum L.d. Gossypium Nirsutune. Gossypium Peruvianum Cavf. Gossypium Barbadense L.g. Gossypium Brasiliense Macf.h. Gossypium brasuliense Macf.

Djenis jang pernah dan lazim ditanam ditanah air pada ma-sa jang lampau hanja jang berserat pendek dan djenis-djenis jang tak dikenal. Barulah setelah tahun 1908 diadakan penjelidikan setja-ra mendalam jaitu didirikannja suatu Balai Penjelidikan Kapas jang disebut “Katoen Proofstation” Muara Enim. Setelah Proklamasi ichtiar-ichtiar dalam menjelidiki masalah kapas dikerdjakan oleh Balai Be-sar Penjelidikan Pertanian (B.B.P.P.), berpusat di Bogor. Sebagai hasil penjelidikan dewasa ini telah diketemukan varietas-varietas dari djenis “Kambodja” jang bersifat lebih baik dari dje-nis-djenis jang dipergunakan sampai achir-achir ini, a.l. Kapas Kenidai, Nasi, Bulukutjing, Demak, Gogo dan Belanda.

Djenis Kambodja ini termasuk golongan jang berserat me-nengah dan termasuk djenis tumbuhan Gossypium L. jang lazim dita-nam di Amerika Serikat.

Balai Penjelidikan Pertanian kita telah mengandjurkan kepada peminat-peminat penanam kapas untukmetjoba bibit asal dje-nis Kambodja jang dimaksud jang a.l. ialah:

a. T-GHs-25 (dahulunja varietas Cambodja No. 80)

b. T-GHs-44 (dahulunja varietas Sind Sudhar No. 134)

c. T-GHs-81 (dahulunja varietas I.A. Compinus 817 No. 263)

Sifat-sifat dari varietas tersebut pada umumnja adalah sebagai berikut:

Varietas Habitus serat %serat Berat 100 bidji

T-GHs-25 Tinggi Kl. 25 mm 33% 10 gram

T-GHs-44 Sedang Kl. 27 mm 30% 9 gram

T-GHs-81 Pendek Kl. 28 mm 33% 11 gram

Menarik ……

- 76 -

Page 79: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Menarik keterangan dari B.B.P.P. serat dari djenis terse-but diatas dapata dibikin benang jang bermutu pada taraf benang No. 20/S dan 30/S jang dapat dipergunakan untuk kain setengah halus se-perti blatju/kain putih, drill jang bagi rakjat kita sangat penting artinja.

Djika kita tindjau dari sudut perkembangan kebudayaan dan kemadjuan-kemadjuan tehnis jang dikemudiannja akan memberikan penga-ruh kepada kenaikan taraf keperluan rakjat akan bahan sandang jang lebih bermutu baik dihari depan, maka ichtiar-ichtiar untuk menda-patkan varietas-varietas jang lebih baik haruslah didjalankan te-rus menerus, dan djika dapat mentjari bibit baik dari luar negeri. Betapa besar artinja itu masalah djenis bermutu baik dan jang meng-hasilkan banjak serat kapas, akan mempengaruhi masalah perbelandja-an dan pembiajaan penanaman kapas dalam hasrat menudju selfsupporting kita.

3. Djenis penjakit dan hama

Pada umumnja tumbuhan kapas sering mengalami serangan-se-rangan penjakit dan hama sehingga dapat mematikannja sama sekali, djika tidak ada pentjegahan atau pemberantasannja dilakukan pada waktunja.

Penjakit-penjakit tumbuhan kapas jang umum diketahui a.l. ialah “Angular lelafspot” (Xanthomonas malvaesarum/Bacterium mal-vacearum dll). Jang dimaksud dengan penjakit ini ialah serangan-serangan dari bacteri jang mengakibatkan bagian-bagian jang dise-rangnja itu mendjadi busuk. Biasanja penjakit ini menjerang daun-daun muda dan kemudian mendjalar kelain-lain bagian sehingga dapat mematikan tumbuhan kapas.

Penjakit ini sering terdjadi djustru pada waktu masa ber-buahnja tumbuhan kapas sehingga besar sekali kerugian jang diaki-batkannja. Oleh karena belum ada terdapat obat-obat jang dapat menolak tumbuh-tumbuhan dari serangan penjakit ini, maka usaha-usaha hanja terbatas pada taraf pentjegahannja.

Untuk ini diperlukan obat-obatan jang efektip dan tepat pada waktunja.

Selain dari penjakit tersebut, “Dumping off” atau “Soreskin” sebagaimana lazim disebut diluar negeri adalah penjakit “kapang” ja-itu sedjenis Rhizoctonia jang menjerang tanaman pada waktu baru sa-dja tumbuh.

Akibat dari serangan penjakit ini dapat melajukan tanaman muda itu sehingga chirnja mati. Karena menular maka bibit lain jang baru tumbuhpun akan turut kena penjakit.

Pentjegahan …..

- 77 -

Page 80: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Pentjegahan dapat dilakukan dengan mempergunakan obat “Ce-resan atau Aagrano” dll. sebagai bahan tjampuran dalam obat kering sebelum bibit-bibit ditanam.

Djika bibit telah tumbuh dan diserang oleh penjakit djenis ini, tidak ada djalan lain dewasa ini selain menggantinja dengan bibit baru jang telah disemeri obat kering tjampuran tersebut.

Mengenai serangan dari hama adalah satu hal jang tidak bo-leh kita kesampingkan begitu sadja karena djustru djenis hama di-tanah air kita ini banjak sekali. Tidak kurang dari 30 djenis jang spesifik dapat digolongkan sebagai hama kapas. Diantaranja jang umum dan sangat besar akibatnja terhadap kapas ialah a.l.:

a. Earias f a b i a, djenis kupu-kupu jang menelorkan telornja pada tumbuh-tumbuhan jang kemudian ulat-ulat-nja memakan bagian-bagian jang masih muda, se-perti putjuk-putjuk, daun, tangkai bunga sam-pai buah jang masih muda (putik).

b. Platyedra gossypiella : Djenis ini hanja terdapat dipulau Djawa dewasa ini; masih belum diketemukan ditempat lain dari Djawa. Sifat serangannja sama akibat-nja seperti tersebut diatas tadi, hanja chusus menjerang buah kapas, sehingga namanja dihubung-kan dengan nama djenis kapas gossypiella.

c. Heliothis armigora : Ulat-ulat jang sebermula banjak pada tanaman djagung dan kemudian berpindah ketanaman kapas.

d. Empoasca : sama halnja dengan jang lain jaitu memakan daun-daun dll. sehingga merusak tanaman.

Pemberantasan dari serangan-serangan hama ini harus pula disesuaikan dengan sifat masing-masing hama. Pada umumnja tjukup dengan disemprotkannja obat-obatan berupa DDT, Endrin dll.

Terhadap ulat-ulat jang membikin tempat tinggalnja didalam buah kapas dimana obat-obat tidak dapat masuk atau meskipun bisa masuk tetapi merusak tanaman, maka penting artinja bagi produksi untuk mengadakan pentjegahan terlebih dahulu.

Selain pentjegahan dilakukan dengan persediaan obat-obatan pada memulai penanaman dilakukan, beberapa soal harus mendjadi per-hatian pengusaha jaitu:

a. diusahakan bertanam kapas setjara serentakb. dibatasi penanaman kapas hanja satu kali setahunc. diusahakan mempergunakan djenis kapas jang bermutu pendek untuk

mentjegah keturunan dari ulat dengan pembatasan waktu pendek pula.d. diusahakan agar setelah panen sisa-sisa tanaman ditjabut seluruh-

nja atau dimusnahkan agar penularan pada tanaman baru dapat di-hindarkan.

e. diusahakan……..

- 78 -

Page 81: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

e. diusahakan djika penanaman sistim tumpang samping atau tumpang sari dilakukan, agar djenis tanaman lain dari kapas jang ditanam itu, ti-dak atau sedikit sekali mempunjai djenis-djenis hama jang djuga da-pat merusak tanaman kapas.

Oleh karena sampai sekarang banjak usaha-usaha penanaman kapas ditanah air kita jang mendapat kesukaran-kesukaran terutama dibidang penjakit dan hama tanaman, kapas, penting sekali masalah ini mendapat perhatian kita sepenuhnja agar usaha-usaha dihari depan tidak akan sia-sia.

4. P e n g g u n a a n tanaman k a p a s (Bij producten)

disamping dipakainja kapas untuk bahan sandang, penggunaannja meluas sekali dengan kemadjuan perindustrian a.l. industri hygiene, perkapalan, perikanan, alat-alat rumah tangga.

Selain serat kapas sendiri, hasil-hasil lain jang diperoleh dengan penanaman kapas mendapat tempat jang penting djuga, sebagai didjelaskan dibawah ini:

a. Daun kapas dapat digunakan sebagai makanan hewan atau untuk kompos.b. Serat kapas jang masih melekat dibidji dinamakan “linters” masih

dapat dipakai, walaupun serabutnja tidak begitu bagus dan pandjang, untuk didjadikan kain tjita jang murah dan kain lap. Linters ini adalah pula bahan untuk membuat schiet-katoen (bahan peledak).

c. Dari bidji, setelah diperas minjaknja, diperoleh ampas (bungkil) jang masih mengandung 5% minjak, dapat digunakan untuk pupuk dan makanan hewan jang baik. Perbandingan antara bungkil ini dengan lain-lain makanan hewan ialah seperti berikut:

Menurut analisa jang pernah diadakan

Djenis makanan hewan Putih telur

Koel-hydrat

Gemuk Abu

Bungkil jang hullnja (kulit bidji telah di keluarkan sebelum-nja)

43.26 22.31 13.45 7.02

D j a g u n g 10.5 70.0 5.5 1.02H a v e r 17.0 65.0 8.0 1.2

d. Dari pada hulls (kulit bidji) dapat dibuat bahan baku untuk fabri-kage plastik, celluloid d.l.l.

e. Bidji kapas mengandung banjak minjak.

Menurut keterangan (Dep. Perindustrian):

1. ton bidji ……..

- 79 -

Page 82: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

1. ton bidji kapas mengandung:

a. minjak ……………………. 300 pound Ing. = 136,2 Kg.b. bungkil …………………..1.000 ″ ″ = 454 Kg.c. hulls (kulit bidji) …………... 500 ″ ″ = 227 Kg.d. linters ….…………………. 100 ″ ″ = 45,4 Kg.

Dalam dunia perdagangan didapat 2 matjam minjak jaitu:

a. Minjak asal dari bidji kapas jang telah dikupas dan telah dimasak adalah berwarna kekuning-kuningan bermutu tinggi dan digunakan untuk minjak makan dan untuk bahan mentega tiruan (margarine) dan lain-lain.

b. Minjak jang didapat dari bidji kapas jang linternja sudah dipisahkan dan selandjutnja dimasak dengan hullsnja, berwarna kuning tua dan masih banjak mengandung hars (damar) dan dapat dipergunakan untuk bahan difabrik sabun.

Dalam pada itu dibawah ini disilahkan satu Analisa jang pernah diadakan oleh Andos : “Fats and oils”.

Katoen zaadkoek en katoen-zaadmoel

Air Putih telur

Gemuk Kool hydrat

Abu

Zaadkoek ontdaan van zaadhund

8.62 44.09 14.32 20.85 7.05

Zaadkoek met ontdaan van zaadhund

13.75 24.62 6.56 21.19 4.60

Zaadmoel (geextraleerd) 9.15 26.94 1.26 28.45 5.80

Selandjutnja dapat diterangkan, bahwa kadar minjak jang terdapat dalam bidji kapas itu adalah diantara 18 dan 24% dari pada beratnja bidji itu.

Lihat berikut.

Minjak dalam bidji kapas American Upland rata-rata 20.05%″ Mesir ………………….…. 23.93%″ Bombay …………………. 20.56%″ Jamaica …………………... 23.6%″ Morsyne …………………. 18.67%

achirnja, mengenai bijproducten kapas ini dapat pula ditambah, bahwa kulit dari pada akar kapas ini mengandung serupa “zat penjawak” jang di-pakai selaku obat. Dalam vademecum “Pinkhof en van der Wielen gedruk”, halaman 204, dapat dibatja: Cortex Radicis Cossypii, Gebruik als samen-trekkend middel voor de Uterus, bij febromyoma, wecenzwakte, bloedingen. Sekurang-kurang dalam ini harus diadakan research.

5. P e n g u p a s a n k a p a s

Alat-alat pengupas kuno di negara kita ialah “kiuhan” (tindesan), di-djalankan dengan tangan dan kaki. Alat-alat primitif ini mempunjai kapasiteit jang sangat rendah ialah 2,5 Kg. kapas bersih sehari.

Alat-alat modern dalam pengupasan kapas ini ialah:

a. mesin “rollegin” ……….

- 80 -

Page 83: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

a. Mesin “rollergin” jang biasanja dipakai untuk kapas berserat pandjang.b. Ada lagi mesin “sawgin” jang berkapasiteit lebih besar dan dipakai

untuk djenis kapas jang middle stapelig.

Alat-alat pengupas jang modern ini kini terdapat pula di negara kita jaitu: “sawgin”, satu di Asembagus dan satu lagi di Sumbawa. Bebe-rapa rollergin terdapat di Kediri.

Sekedar mengenai kapasiteit dari alat-alat pengupas tsb. dapat kita membatja uraian dibawah ini:

a. “sawgin” di Asembagus

Kapasiteit memsin ini 200 Kg. kapas bersih tiap djamnja, atau 600 Kg. kapas kotor. Sehari dengan 8 djam giling bisa mengolah 8 x 600 Kg. = 4.800 Kg. kapas berbidji.

Kapasiteit setahun:

1 tahun ………………. 356 haridikurangi …………… 75 hari untuk hari libur (minggu + besar).

290 haridikurangi ……………. 30 hari untuk revisi mesin dsb.

260 hari giling kali 4,8 ton kapas berbidji = 1248 ton kapas berbidji

Apabila satu HA menghasilkan kapas berbidji rata-rata 300 Kg., maka kapasiteit mesin ini meliputi hasil dari areal seluas : 12.480 kwin-tal dibagi 3 (HA.) = 4.160 HA.

b. Roller-gin di kediridari P.T. Kapas Tani Gotong Rojong

kapasiteitnja antara 15-20 Kg. per djam atau rata-rata 16 Kg. satu djamnja. Satu hari bisa menghasilkan 7 x 16 Kg = 112 Kg. bulan 1 kwintal. Setahun bisa menjelesaikan giling (hari giling sama hitung-annja dengan saw-gin) 260 x 100 Kg = 26.000 Kg kapas berbidji atau hasil dari areal seluas 26.000 : 4 = 65 HA untuk tiap mesinnja.

Apabila di Kediri bisa ditanam kapas 10.000 Ha maka jang diper-lukan ialah mesin sedjumlah 10.000 : 65 = ± 151 buah.

Sebelumnja dikupas (masuk mesin ginnery) kapas itu harus dikering-kan terlebih dahulu.

Pengeringan itu dapat ditjapai dengan mendjemurnja, dan dalam hal ini tiap-tiap pabrik harus mempunjai lantai djemur.

Apabila perlu supaja tidak terlalu tergantung kepada musim, atau sinar matahari dan supaja pekerdjaan (pengupasan) djangan terhenti, hal mana mengganggu bedrijf ekonomi, fabrik-fabrik itu harus empunjai ru-angan pengeringan (droegkamer).

Masalah integrasi pengupasan kapas (ginnery) dengan penanamannja adalah suatu hal jang penting untuk diperhatikan. Apabila pengupasan itu terpisah daripada penanaman maka soal transport dengan ongkos-ong-kosnja akan mempengaruhi sekali harga (kostprijs) kapas itu.

Dalam pada itu ………

- 81 -

Page 84: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Dalam pada itu maka fabrik-fabrik pengupas itu harus didirikan di-tempat-tempat dimana kapas itu dihasilkan, supaja biaja pengangkutan da-pat berkurang setidak-tidaknja dengan 50% lebih, karena tiap-tiap 1 m3 ruangan-muatan (dari gerbong kereta api atau truck) hanja dapat menampung 200 Kg kapas berbidji, sedangkan kapas bersih 400 Kg.

6. Pemintalan dan penenunan

Berdasarkan alasan jang sama dengan hal pengupasan (lihat diatas) ialah berhubungan dengan faktor transport dan distribusi, maka soal integrasi dari pada pemintalan dan penenunan dengan penanaman kapas itu, perlu dipertimbangkan, djika di daerah-daerah produksi kapas itu tidak terdapat fabrik-fabrik pemintalan dan fabrik-fabrik tenun, maka semua kapas harus diangkut ke lain daerah untuk dipintal/ditenun men-djadi barang djadi, sedangkan benang/tekstil jang dibutuhkan untuk konsumsi dalam daearh produksi kapas itu sendiri harus diangkut dari luar daerah itu.Untuk penghematan hendaknja daerah-daerah produksi kapas mendapat djatah jang tjukup dalam hal pembagian alat-alat pemintalan dan per-tenunan.Disamping soal rasionalisasi dalam biaja pengangkutan, perlu djuga diperhatikan ichtiar untuk penjempurnaan dalam nation dan statebuil-ding.Selandjutnja harus djuga dipertimbangkan keuntungan jang kita peroleh dari penjebaran jang agak merata djika kita terpaksa melakukan perang wilajah melawan musuh jang memasuki daerah Indonesia.

B. KEADAAN KAPAS DEWASA INI

1. P e n a n a m a n k a p a s

Disamping penanaman setjara perkebunan dan organisatoris oleh pengusaha-pengusaha, pada umumnja rakjat tani dan desa-desa djuga menanam kapas dengan tjara-tjara tudjuan seperti berikut:

a. Ditanam sebagai polowijo setelah panen padi, baik ditanah sawah maupun tanah tegalan (tanah kering/ladang)

b. Ditanam sebagai tanaman ganti berganti (wisselbouw) ditanah-tanah kering

c. Ditanam diantara djenis-djenis lain seperti djagung dll., ditanah-tanah kering

d. Ditanam dipekarangan rumah atau pagar-pagar.

Dari antara tjara-tjara penanaman tersebut diatas, tjara menanam ganti berganti adalah jang terbaik dan memuaskan hasilnja, sehing-ga tjara ini dipergunakan pula oleh Perusahaan Perkebunan Negara (P.P.N.) Baru untuk daerah Asembagus baru-baru ini.

Selain dari tjara-tjara jang telah lazim dilakukan tersebut diatas, ichtiar dan pertjobaan dilaksanakan terus-menerus, untuk mendapat hasil-hasil jang lebih memuaskan.

Penanaman kapas …….

- 82 -

Page 85: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Penanaman kapas di Indonesia jang untuk pertama kalinja diadakan se-tjara perkebunan ialah kira-kira 100 j.l.Menurut keterangan dari buku “Masalah Kapas di indonesia” pada tahun 1860 suatu perusahaan Belanda (N.V. Ned. Ind. Katoen Mij.) mengadakan penanaman setjara besar-besaran ditanah sekitar Palembang, selama hampir 3 tahun lamanja.Kemudian setelah petjah perang Dunia Pertama, beberapa perusahaan men-tjoba pula dengan areal jang luas, karena dorongan untuk mendapat keuntung-an dari keadaan diwaktu perang, dimana bahan kapas sangat kekuarangan.

Usaha2 tersebut semuanja menemui kegagalan pada achirnja oleh karena pelbagai kesukaran2 sehingga perusahaan dihentikan.

Pada zaman Republik Indonesia keadaan tanaman kapas boleh dikatakan sangat merosot sehingga hampir tidak ada keaktipan sama sekali dalam bidang ini. Barulah pada tahun 1956 ada mulai kegiatan2 jang bergerak kearah penanaman kapas ini.

Dengan telah berhasilnja pertjobaan2 dibidang pembibitan maka pada belakangan ini penanaman setjara teratur telah dilakukan didaerah Asembagus dan disekitar kediri.

Di kediri penanaman kapas setjara besar2an diselenggarakan oleh P.T. Kapas Tani Gotong Rojong, jang ternjata memberikan harapan hari depan, dan kemadjuan2 dalam lapangan produksi terus ditjapai.Selandjutnja Pemerintah telah mendirikan suatu pabrik sawgin di Asembagus untuk pengupasan kapas jang ditanam disekitar daerah Besuki dan Banjuwangi, jang dapat mengolah bahan kapas hasil dari 3.000 sampai 4.000 Ha.

2. Produksi kapas

Produksi kapas di Indonesia dewasa ini hanja diperoleh dari dua daerah, jaitu pulau Djawa dan Nusa Tenggara. Palembang jang sedjak dari dahulu bersedjarah itu dewasa ini tidak merupakan daerah penghasil lagi.

Situasi bahan baku dalam bidang kapas sekarang ini adalah seperti tertera dalam daftar dibawah:

Daerah penghasil Areal (Ha) Hasil (ton) kapas berbidji

Djawa Barat 541 75Djawa Tengah 85 19D.I. Djogjakarta 36 9Djawa Timur 1.670 347,5Nusa Tenggara 7.100 920

9.432 1.370,5(Sumber: Departemen Perindustrian Rakjat Harga

(kostprijs) 1 Kg. kapas berbidji Rp. 4,25 (ditanam setjara tumpang samping dengan djagung).

Dari keadaan produksi tiap2 daerah tersebut kita mendapat kesan, bahwa hasil rata2dari tanam-kapas dinegeri kita ini masih djauh dari memuaskan.

Intensifikasi ……..

- 83 -

Page 86: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

intensifikasi untuk menaikkan hasil jang masih rendah perlu diperhatikan sehingga bisa mentjapai taraf jang lajak dalam perbandingan dengan pro-duksi luar Negeri.

Tentang quantum produksi setiap Ha. angka-angka dibawah ini memberi gambaran sekedarnja:

(1) Asia termasuk djuga Indonesia : rata2 100 Kg/ha(2) Amerika Serikat …………….. : rata2 574 Kg/ha(3) Afrika (Mesir) ………………. : rata2 530 Kg/ha

Impor bahan baku kapas bertambah semendjak tahun 1950 dengan berkem-bangnja industri pemintalan dalam negeri sehingga pada tahun 1958 telah mentjapai djumlah kl. 130.000 mata pemintal jang djika bekerdja sepenuhnja (3 regu) akan membutuhkan bahan baku sebanjak kl. 13 à 14 ribu ton setahun-nja. Menurut perbandingan impor bahan baku sandang pada tahun 1954, jaitu tahun jang merupakan pertengahan dari tahun 1952 dan 1957, jang dapat ki-ta ambil sebagai pegangan, djumlah pengimporan bahan baku terdiri dari 60% bahan baku kapas dll. dan 40% bahan baku rayon.Dalam hal ini bahan kapas jang sedjumlah 9.327 ton diimport pada tahun 1957 itu sesuai dengan kapasiteit industri pemintalan jang ada pada waktu itu.

Usaha pemerintah dalam mengatur keseimbangan tersebut ialah untuk memelihara dan memperluas industri pemintalan dalam negeri.

Sementara itu usaha2 ditudjukan untuk mengadakan produksi bahan kapas dengan projek2 perkebunan kapas di beberapa tempat, seperti tersebut dalam paragraf 1. b. diatas. Akan tetapi karena djumlah produksi hanja baru merupakan 1% kurang, maka kita harus terus menerus mengimpor bahan baku.

Hal sematjam ini sebaiknja diperbaiki selekas mungkin, tambahan pula devisen jang dipakai setiap tahun untuk impor ini sangat diperlukan dalam bidang pembangunan.

Untuk mendapat sekedar perbandingan antara djumlah bahan kapas impor dan hasil dalam negeri daftar2 mengenai perkembangannja sedjak tahun 1951-1952 dimuat dibawah ini:

DAFTAR : Impor kapas di Indonesia 1952 – 1957

Tahun Import kapas (ton)

Harga Rp. Import benang kapas

(ton)

1952 4.100 45,-- djuta 6.8061953 5.078 51,6 djuta 12.9591954 5.684 56,8 djuta 13.3041955 7.116 74,2 djuta 16.3401956 7.841 74,-- djuta 20.4631957 9.327 75,4 djuta 10.554

Taksiran dari luas dan hasil tanaman kapas Indonesia dari tahun 1951 - 1957

Tahun Luas tanaman (ha) Produksi (ton) Keterangan:

1951 14.606 2.984 t.1952 9.280 1.936 t.

Tanaman kapas ini adalah terutama di Nusa Tenggara serta Djawa Timur dan sedikit Djawa Tengah dan Djawa Barat.

1953 5.688 926 t.1954 7.330 1.264 t.1955 3.325 743 t.1956 ± 9.000 ± 700 t.1957 ± 8.000 ± 1.200 t.1958 ± 7.900 ± 1.370 t.

3. Peranan kapas …….

- 84 -

Page 87: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. PERANAN KAPAS

“Penanaman kapas di Tanah Air kita, sudah sedjak purbakala, sama hal-nja dengan penanaman padi dan djagung, dilakukan oleh bangsa kita. Demikianpun hal mengolahnja mendjadi pakaian, tak asing lagi bagi rakjat Indonesia”.

Dalam buku Masalah kapas di Indonesia halaman 28 dikatakan, bahwa dahulu di Palembang penanaman kapas itu termasuk satu tradisi menurut adat, disini dapatlah ditambahkan, bahwa tradisi itu adalah umum Indonesia.

Pakaian-pakaian jang dibuat dari pada kapas dipakai diseluruh Indonesia dalam upatjara-upatjara adat, perkawinan dll.

Nenek-nenek mojang kita dimakamkan, dibalut, dalam selimut-seli-mut jang dibuat dari pada kapas, jang ditenun menurut adat, (lihat dipulau Sumba d.l.l.) sedjak purbakala, mungkin ketika orang-orang barat jang kini mengexport madepolms, kain kapur atau kain mati ke negara kita, jang diperuntuk untuk membungkus majat-majat kita, lagi masih berdjalan dalam kulit-kulit binatang.

Dalam pada itu, maka tak usah kita ragu-ragu, bahwa penanaman kapas beserta industrinja tak akan diterima onthousiasme oleh rakjat kita, asal sadja dalam kedua bidang itu, cultuur dan pengolah-annja itu, alat-alat negara jang bertugas dalam penjuluhan dan pem-bimbingan dalam hal itu, dengan sungguh-sungguh memberikannja. Pemerintah dalam rangka otonomi terpimpin ini hendaknja mengambil tindakan-tindakan jang tegas, jaitu mengadakan kapas-centra, inkoop centrale, membantu dengan pupuk dan bibit jang baik d.s.b.

C. KESIMPULAN UMUM

Setelah menindjau setjara menjeluruh tentang kapas, baik dari segi kegunaannja, maupun dari segi technik pertaniannja, dengan mem-pergunakan bahan-bahan jang dapat dikumpulkan serta pengalaman baik pada masa dahulu maupun jang sekarang, maka sampailah kita pada kesimpulan umum sebagai dibawah ini:1. Bagi Indonesia baik untuk masa sekarang maupun masa-masa jang akan

datang, dapat memperbesar produksi kapas dengan semua hasil-hasil tambahannja (bijproducten) jang ternjata mempunjai arti sangat penting bagi perkembangan ekonomi nasional pada umumnja dan di bidang sandang pada chususnja.

2. usaha untuk memperbesar produksi kapas pasti berhasil, dengan di-penuhinja semua sjarat-sjarat jang diperlukan, seperti: bibit unggul dan sesuai dengan tanahnja, penggarapan tanah dan pemelihara-an jang intensif, rabuk dan pengairan jang tjukup, pentjegahan dan pemberantasan hama setjara efektip. Sjarat itu semua harus dikombinasikan dengan pengalaman dan kemampuan Rakjat.

3. Untuk berhasilnja ………..

- 85 -

Page 88: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. Untuk berhasilnja pekerdjaan jang begitu besar dan luas, diperlukan adanja suatu bentuk organisasi perusahaan jang efficient, sehing-ga akan tertjapai koordinasi jang sebaik-baiknja dalam hal: persediaan bibit, obat-obatan jang diperlukan, penjuluhan dalamhal technik pertanian dan perlengkapan-perlengkapan jang dibutuh-kan.

4. Guna mentjapai usaha memperbesar produksi kapas dengan memperluas areal tanaman sesuai dengan rentjana, harus dipergunakan prinsip menggunakan semua kekuatan dan segala kemampuan setjara maksimal. Oleh karena itu, perlu diadakannja:

a. Perusahaan Kapas Negara jang pengolahannja setjara full-mechanis, dengan minimum luas 1 unit 10.000 ha dikelilingi oleh sekurang-kurang 11 bidang tanah seluas masing-masing 5.000 ha jang ditanami kapas oleh rakjat dengan bantuan me-chanis dari kesatuan pusat.Antara Pengusahaan Kapas Negara dengan pertanian Kapas Rak-jat jang berada disekelilingnja diadakan kerdjasama dalam hal: bibit, obat-obatan, rabuk dan alat-alat pertanian se-hingga mentjapai taraf semi-mechanis, jang semuanja itu untuk dapat memperbesar produksi.

b. Perluasan usaha penanaman kapas oleh Rakjat disemua tempat, dimana njata ada perhatian tjukup untuk pertanian jang sedemi-kian.

5. Untuk dapat mengedjar kebutuhan kapas dengan tidak mengurangi hasil-hasil bahan makanan, dapat ditempuh dengan mengadakan sis-tim tanam tumpang samping, antara kapas dengan djagung atau antara kapas dengan padi kering.

6. Usaha untuk mendapatkan bibit kapas unggul bagi Indonesia, masih harus dilakukan terus-menerus dan setjara intensif dengan menarik semua pengalaman jang ada pada Rakjat kita dan di Luar negeri.

7. Guna mentjapai daja-guna jang sebesar-besarnja dan dapat berhe-mat dalam melakukan pengolahan kapas serta semua hasil-hasil tambahannja, perlu di integrasikan alat pengolahan (ginnery, pabrik minjak, pemintalan dll.) ditempat-tempat pemusatan produk-si kapas.

8. Berhubung dengan letak dan luasnja areal tanaman kapas, maka untuk dapat melajani supply semua keperluannja, harus disediakan alat-alat pengangkutan dari mulai jang paling sederhana seperti tjikar, kuda, dan kendaraan bermotor (jeep, truck, dll.) untuk perairan conster, sampan dan helikopter.

- 86 -

Page 89: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

D. RENTJANA PROJEK KAPAS

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dimuka, maka dapat di-tetapkan RENTJANA PROJEK KAPAS sebagai berikut:

1. Rentjana produksi jang ditudju dari tahun 1961 s/d 1965 adalah ± 50.000 jang berarti ± 24% dari kebutuhan bahan baku sandang.Untuk mentjapai rentjana diatas, harus ditanam kapas seluas 380.000 ha dengan harapan bahwa dari 1 ha akan menghasil-kan diantara 130 dan 140 Kg kapas bersih setahun.Sistim organisasi adalah sbb.:

a. Mendirikan Perusahaan Kapas Negara setjara full mechanis sebanjak 5 unit à 10,000 ha.

b. Disekeliling Unit-unit diatas, didirikan unit-unit ketjil sebagai “satelit” unit besar, jang pengusahaannja dilakukan oleh Rakjat tani setjara gotong-rojong atau dengan koperasi. Unit-unit ini dinamakan KAPAS CENTRA, jang tiap Unit diper-kirakan seluas 5.000 ha. Tjara pengolahan dan technik pe-nanamannja, dibantu dengan mesin-mesin dari Perusahaan Kapas Negara. Dengan demikian untuk kapas-kapas contra ini berlaku kerdja setengah mechanis.

2. Untuk Unit-unit Perusahaan Kapas Negara dan kapas-kapas Centra, hanja dapat didirikan didaerah-daerah:

Sumbawa perusahaan Kapas Negara 10.000 ha + 55.000 ha Kapas CentraFlores ″ ″ ″ 10.000 ha + 55.000 ha ″ ″Timor ″ ″ ″ 10.000 ha + 55.000 ha ″ ″Sumba ″ ″ ″ 10.000 ha + 55.000 ha ″ ″Sulawesi ″ ″ ″ 10.000 ha + 55.000 ha ″ ″

50.000 ha + 275.000 ha

Djumlah seluruhnja: untuk 5 unit perusahaan Kapas Negara dan 55 Unit Kapas Centra adalah ………………………. 325.000 ha.Untuk Lombok hanja dapat ditanam seluas ………………… 20.000 ha.Untuk Djawa-Timur dan Bali jang telah ada tanaman8.000 ha dapat ditambah dengan 27.000 ha ………………… 35.000 ha

Djumlah ……..380.000 ha

- 87 -

Page 90: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Daerah

Areal pada 1961 ha.

Tambahan dalam 1962

ha.

Tambahan dalam 1963

ha.

Tambahan dalam 1964ha.

Tambahan dalam 1965ha.

Djumlah dalam

1965 ha.

Asembagus x) 2.800 2.200 - - - 5.000Kediri x) 5.000 5.000 5.000 5.000 - 20.000Bali xx) 200 4.800 5.000 - - 10.000Lombok - 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000Sumbawa - x) 10.000 15.000 20.000 20.000 65.000Flores - x) 10.000 15.000 20.000 20.000 65.000Timor - x) 10.000 15.000 20.000 20.000 65.000Sumba - x) 10.000 15.000 20.000 20.000 65.000Sulawesi - - =) 10.000 25.000 30.000 65.000

Djumlah : 8.000 57.000 85.000 115.000 115.000 380.000

K E T E R A N G A N : x) Sudah ada sebelum 1961xx) Sudah ada sebelum 1961 dan dikerdjakan oleh veteran x) Unit-unit Perusahaan Kapas Negara Adapun areal-areal di Nusa Tenggara

ini sudah dirantjang sedjak 1957/58 oleh instansi pemerintah, Sipil/Militer didaerah itu, telah pula ditindjau kemungkinan-kemungkinannja oleh ahli-ahli; oleh karena itu penanaman diharapkan dapat dimulai dalam awal 1962.

=) Unit-unit Perusahaan Kapas Negara Areal di Sulawesi ini be-lum ditindjau tjara mendalam oleh ahli-ahli; pun belum ter-dengar rantjangan dari fihak jang berkompetensi didaerah sendiri; djika tindjauan dan persiapan-persiapan segera 1di-mulai dalam achir 1960, maka dalam awal 1963 diharapkan dapat dimulai dengan penanaman.

Rentjana produksi jang diperkira-kirakan akan di-peroleh dan areal jang ditanami Kapas-kapas dari th. 1961/1965 dengan perhitungan hasil 140 Kg/Ha kapas bersih.

Pertanian kapasTahun Exploitasi

H.A.Hasil serat (bersih) ton

Hasil bungkil ton

Hasil minjak ton

1961 8.000 800 1.088 217,61962 65.000 7.150 9.724 1.944,81963 150.000 18.000 24.480 4.896,-1964 265.000 34.450 46.852 9.370,41965 380.000 53.200 72.352 14.470,4

Keterangan terhadap ………..

- 88 -

Page 91: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Keterangan terhadap daftar rentjana produksi dimuka ini adalah se-bagai berikut:

1. Dalam tahun 1961 hasil per ha ialah : 100 Kg. kapas bersih; 1962 – 110 Kg; 1963 – 120 Kg; 1964 – 130 Kg; 1965 – 140 Kg.

2. Tiap 1 ton kapas berbidji menghasilkan 1/3 ton kapas bersih dan 2/3 ton sisa-sisa. Dari sisa-sisa ini tiap tonnja menghasilkan 680 Kg bungkil dan 136 Kg minjak.

2. P e m b e a j a a n tanaman dengan mekanisasi

Untuk mendapatkan seluruh bentuk pembiajaan dari rentjana pro-jek produksi kapas jang dimaksud, maka terlebih dahulu diperhitungkan djumlah pembiajaan satu unit tertentu. Untuk ini kita ambil unit in-duk jang luasnja 10.000 ha itu. Dalam hubungan bahwa unit induk membantu unit-unit satelitnja dalam pengolahan tanah dll., maka pembea-jaan mengenai hal ini djuga harus dimasukkan kedalam perhitungan.

Pembiajaan dari satu unit induk serta keterangan mengenai personalianja adalah sebagai berikut :

Pembiajaan terbagi atas dua matjam jaitu pengeluaran2 dalam devisen dan rupiah financing.

I. I n v e s t a s i (10.000 ha.)

A. Pembeajaan devisen meliputi:1. pembukaan tanah unit induk …………….US$ 298.722,-2. pekerdjaan2/pengolahan dasar …….......... 1.921.225 ״,-3. pembukaan tanah unit satelit ……………. 2.515.365 ״,-4. pemeliharaan mesin/alat2 ………………. 951.415 ״ ,-5. pengangkutan …………………………… 739.425 ״ ,-6. alat2 untuk persediaan air ………………. 20.988 ״ ,-7. pembikinan djalan dan mesin2 pembangu-

nan ……………………………………….. 196.000 ״ ,- Djumlah : ………….. US$. 6.643.140,-

Djika djumlah ini dibulatkan, maka untuk setiap unit induk se-luas 10.000 ha, diperlukan sebanjak ............................ US$. 6.650.000,-

B. Rupiah financing untuk projek dalam bidang pengolahan tanah ditaksir kl.50% dari pembiajaan devisen, tetapi karena faktor memberikan bantuan kepada 11 unit areal tersebut diatas, ditambah 10% mendjadi 60% jang merupakan :0.60 x 6.650.000 x 45 = Rp. 179.550.000,-

II. E x p l o i t a s i (10.000 ha)

1. Untuk mengerdjakan tanah ………………. Rp. 50.000.000,-

2. pengolahan kapas ………………………… 6.000.000 ״ ,-

3. gadji, upah + djaminan sosial ……………. 10.000.000 ״ ,-

4. Lain2 pengeluaran ………………………... 4.000.000 ״ ,-

Djumlah : ……... Rp. 70.000.000,-

Didalam usaha ………

- 89 -

Page 92: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Didalam usaha mengerdjakan tanah sebagai dimaksudkan dalam sub 1 di-atas termasuk penggarapan, penanaman, pemeliharaan, pemberantasan hama, pemetikan dll. Perintjian untuk setiap Ha. adalah sebagai berikut:

1. Penggarapan tanah …….………….. Rp. 1.500,--

2. Penanaman 500 ״ ...……………… ,--

3. Pemeliharaan --,1.000 ״ ...………………

4. Pemberantasan hama --,1.000 ״ ...………………

5. Pemetikan 500 ״ ...……………… ,--

6. Lain-lain --, 500 ״ ...………………

Rp. 5.000,--

Personalia projek mekanisasi

Untuk 1 Unit à 10.000 Ha perusahaan kapas Negara dibutuhkan Staf 7, menengah 30, buruh kader 100, buruh biasa 940, jaitu:

1 Administrateur1 Adjun Administrateur1 Pemegang buku1 Kepala Bengkel1 Kepala Mechanisasi1 Kepala pertanian10 Employe20 Asistenten40 Pegawai Kantor40 Pengawas (Mandor) Pertanian20 Monteur50 Buruh Bengkel60 Buruh pabrik kapas30 Buruh pabrik minjak400 Drivers tractor400 Kernet tractor

Djumlah personeel tetap ……………………………………………….. 1077Djumlah tenaga pemelihara tetap per Km2 40 orang

100 x 40 = ……………………. 4000,-

Dengan rentjana mendirikan 5 Unit = 50.000 ha kapas Negara lengkap dengan semua bagian2nja, diperlukan tenaga kerdja tetap untuk technik/ administrasi (atas, menengah dan rendahan) sebanjak 25.385 orang. Untuk keperluan pemeliharaan, pemetikan dll., dibutuhkan pula tenaga buruh mu-siman jang tidak sedikit.

Dari sini dapat diketahui, apabila rentjana projek kapas untuk selama 5 tahun pertama dilaksanakan seluruhnja, akan berarti dapat me-nampung djumlah penganggur dan setengah penganggur jang besar, jang sangat penting bagi usaha-usaha meningkatkan daja beli Rakjat.

Besarnja upah dan nilai tundjangan-tundjangan sosial, seperti tundjangan sakit, perawatan, tundjangan hari tua dan lain-lain, temolumer

Kurang tepat ………..

- 90 -

Page 93: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

kurang tepat untuk ditetapkan setjara details dalam rentjana seka-rang, mengingat masih berlakunja berbagai peraturan upah/djaminan sosial dan djuga perbedaan keadaan antara daerah jang satu dengan lainnja.

Dalam hubungan ini, dianggap baik apabila untuk keperluan kesedjahteraan, upah dan lain2 emolumen para pekerdja, disediakan djumlah tertentu jang diambilkan dari hasil pendjualan produksi kapas. Sesuai dengan maksud diatas, maka selajaknja apabila dalam rentjana projek kapas ini, mengingat terpentjil letaknja daerahkapas itu supaja djuga direntjanakan projek2 untuk perumahan jang memenuhi sjarat2 kesehatan, tempat2 rekreasi dan taman2, lapangan2olah raga dan tempat2 penitipan kanak2, karena ada kemungkinandjumlah buruh wanita besar sekolah-sekolah dan balai-balai perte-muan guna meningkatkan kebudajaan para pekerdja.

Ketjuali soal2 diatas, projek kapas ini akan djuga menjang-kut persoalan2 jang langsung dengan kaum tani, jaitu diantaranja soal persewaan tanah. Masalah ini harus dapat diselesaikan atas dasar saling menguntungkan dan harus bersifat sukarela atas dasar keinsjafan kaum tani dalam melaksanakan pula pembangunan. Dalam hubungan ini djalan jang paling baik dan dapat ditempuh, jaitu de-ngan mengadakan perundingan2 dengan organisasi2 tani jang bersang-kutan, bila ada, sehingga masalah luas dan besarnja djumlah persewa-an dapat ditetapkan bersama-sama.

Seperti telah diterangkan diatas, unit mekanis itu jang me-rupakan pusat, dikelilingi oleh 11 areal penanam kapas seluas ma-sing-masing 5.000 ha.

Areal jang 5.000 ini memerlukan lebih banjak tenaga pemeli-haraan tetap, jang dapat kita perkirakan 80 orang untuk setiap Km2., sehingga untuk 1 areal jang 5.000 ha itu dibutuhkan 4.000 orang pemeliharaan tetap djuga. Dengan demikian maka untuk satu areal pusat, dikelilingi dengan 11 areal à 5.000 ha akan dipekerdjakan 12 x 4.000 orang atau 48.000 orang. Djadi seluruhnja tenaga peme-liharaan tetap berdjumlah 5 x 48.000 orang = 240.000 orang.

3. Pembeajaan perluasan tanaman Kapas Rakjat.

4. Sebagai telah dibentangkan diatas, maka untuk beberapa daerah ja-itu Kediri, Asembagus, Bali dan Lombok akan dilaksanakan perluasan penanaman kapas. Tjara jang akan didjalankan untuk perluasan itu akan disesuaikan dengan kebiasaan jang diikuti oleh penduduk hing-ga sekarang ini, karena itu baik mengenai besarnja beaja maupun mengenai djumlah buruh tidak ada bedanja dengan kenjataan dalam pengalaman dewasa ini.

Menurut keterangan ………

- 91 -

Page 94: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Menurut keterangan jang didapat dari P.P.N. anggaran belandja un-tuk penanaman 1 ha adalah Rp. 5.000,-

Untuk seluruhnja jang 55.000 ha diperlukan 55.000 x Rp. 5.000,- = Rp. 275.000.000,-

Buruh tetap jang akan dipekerdjakan adalah kl. 58.000sedang buruh musiman adalah 20 x k.l. 55.000 = 1.100.000,±

Supaja mendapat gambaran djelas, baik kiranja diterangkan di-sini, bahwa buruh musiman itu hanja dipergunakan tenaganja paling ba-njak 14 hari setahun.

5. P e m b e a j a a n p r o j e k

(1) Beaja2jang diperlukan

a. Untuk mechanisasi penanaman kapas di 5 daerah masing2seluas 10.000 ha diperlukan:5 x US$ 6.650.000,- = …………………………… US$ 33.250.000,-

b. Buat rupiah financiering diperlukan:60/100 x 6.650.000 x 45 = ….…………………… Rp. 897.750.000,-

c. Untuk exploitasi setiap tahun dari325.000 ha jang merupakan arealunit-unit jang mechanis diperlukan:325.000 x Rp. 2.500,- = ….……………………… Rp. 812.500.000,-

d. Beaja exploitasi setiap tahun untukperluasan tanaman kapas rakjat seluas55.000 ha diperlukan:55.000 x Rp. 5.000,- = ….…………………….… Rp. 275.000.000,-

(2) Pembeajaan projek

Diatas telah didjelaskan berapa seluruhnja beaja jang diperlukan untuk penjelenggaraan rentjana kapas ini.

Beaja jang dimaksud terbagi atas pengeluaran untuk:

a. Areal jang dikerdjakan dengan mechanical units denganareal satelit sekelilingnja jang ditaksir berdjumlah:Rp. 897.750.000 + Rp. 812.500.000 dan US$ 33.250.000,-

b. Areal jang merupakan perluasan tanaman kapas rakjat di Kediri, Asembagus, Bali dan Lombok jang diperkirakan sebesar Rp. Rp.275.000.000,-

6. usaha untuk ……..

- 92 -

Page 95: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

6. Usaha untuk segera dapat melaksanakan projek

Sebelum tiba di Indonesia mechanical unit untuk kelima kapas sentra jang tersebut diatas jang pada umumnja akan memakan waktu satu sampai 1½ tahun lamanja, jaitu sesudah penanda tanganan kontrak, adalah lebih baik djika kita pergunakan dahulu mesin-mesin jang masih nganggur jang tadinja untuk mechanisasi dibidang produksi padi, djagung dll.

Alat-alat mechanisasi itu ada jang berasal dari Chechoslovakia, ada jang dari Djepang dan Sovjet. Alat-alat jang dimaksud sebagian sekarang disewakan kepada pengusaha-pengusaha onderneming disekitar Waitabu dan Waikampung di-Sumatera Selatan.

Dalam waktu itu, mengenai alat jang diperlukan untuk penunaian jaitu jang lazim disebut dengan “harvesting combine” haruslah segera didatangkan dari luar negeri, karena alat-alat jang demikian itu sangat kurang sekali djumlahnja di Indonesia. Jang dipergunakan di Sumatera Utara (Mariental) dipindjam dari V.D.M.

Adapun phase-phase perluasan tanaman kapas jang digambarkan dalam tabel jang tertera diatas dihalaman 88, djika kita hendak laksanakan menurut time-table, memerlukan alat-alat jang dimaksud.

Bahwasanja banjak alat-alat jang sementara tidak terpakai ternjata dari areal penggunaannja, jaitu di Sumatera Selatan (di Waitabu dan Waikampung) jang baru meliputi 600 ha, di Ma-riental di Sumatera Utara 400 ha di Pluhari Kalimantan Selatan 1.000 ha lebih, atau sebesar 2.000 ha untuk kese-luruhannja.

Alat-alat jang telah dan akan didatangkan, jaitu dari Djepang melalui pampasan 1 unit, dari Checoslovakia 3 unit dan Sovjet Rusia 2 unit, djauh melebihi keperluan untuk areal 2.000 ha itu.

Sementara itu pendidikan dalam bidang penggunaan alat-alat serta pemeliharaannja, haruslah segera diperluas. Sekolah latihan demikian telah ada di Pasar Minggu, Djakarta, di Sumatera Utara, di Sumatera Selatan dan djuga di Kalimantan tetapi ternjata sampai dewasa ini orang-orang untuk pekerdjaan ini sangat masih kurang djumlahnja dari jang diperlukan.

7. Landreform …….

- 93 -

Page 96: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

7. L a n d r e f o r m dalam hubungan dengan projek

Landreform akan membawa kita kepada suatu konstelasi harmonis dalam komposisi masjarakat. Baik pembagian tanah, maupun pemakaian tanah (landuse) akan lebih menundjukkan struktur teratur. Pembukaan tanah didaerah-daerah jang baru jang tadinja belum mengenai utili-sasi dan exploitasi, akan mengakibatkan tersusunnja masjarakat baru dengan lapisan-lapisan jang mempunjai bidang-bidang living bukan life semata-mata (penghidupan dan kehidupan). Keharmonisan society jang serupa itu lebih dapat disusun dan diatur Tehnis daerah sede-mikian dapat pula diatur, sehingga ada tanah jang dipakai, ada tanah jang ditjadangkan dengan hutan-hutan orologi, hutan penghasil, debiet-debiet sungai-sungai lebih terdjamin, keseluruhannja merupa-kan kekajaan nasional jang terpelihara. Pemindahan penduduk dari daerah padat ke daerah kosong, tidak sadja membawa arti transmigrasi-an sich, namun membawa perkembangan perasaan nasional dan sangat penting bagi keperluan pertahanan, perubahan othnologis dan terisinja pembangunan ekonomi: kampung akan mendjelma disusuli kota-kota serta perhubungan dan lalu-lintas tidak ketinggalan. Dengan demikian te-rang kita lihat adanja well – managed utilization jang mengakibatkan hasil tidak semata-mata meer produksi an sich namun membawakan perkembangan-perkembangan dari segi-segi lainnja dengan keseimbangan dan pembulatan dalam susunan masjarakat.

E. Pendjelasan pola pembangunan

Dengan adanja usaha penanaman kapas ini akan terbukalah kesem-patan bagi Rakjat didesa, jang tidak mempunjai mata-pentjaharian tertentu, untuk mendapatkan lapangan kerdja. Hal ini akan membantu usaha Pemerintah dalam mengurangi pengangguran.

Demikianpun pendirian pabrik-pabrik textile tidak sedikit akan mengurangi penjakit pengangguran dan disamping itu mendorong Rakjat untuk tinggal dirumah-rumah dikomplex pabrik-pabrik itu, sehingga akibatnja kota-kota baru kemudian timbul dan hal ini setjara tidak langsung mengurangi kepadatan penduduk dikota-kota besar jang masa-lah perumahannja selalu sulit pemetjahannja. Dengan berpindahnja Rakjat dari satu pulau-kepulau lain, maka rasa solider sebagai satu Bangsa lebih terasa.

Disamping itu, kemadjuan jang kita peroleh dengan menjelengga-rakan projek kapas ini jalah adanja surplus dari hasil pekerdjaan, djika dibanding dengan biaja keperluan primair dari rata-rata para pe-kerdja. Dengan lain perkataan, setiap buruh menghasilkan suatu quantum “economic value” jang melampaui harga keperluannja jang pokok sehari-hari. Untuk djelasnja dibawah ini kita

Uraikan ………..

- 94 -

Page 97: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

uraian dengan singkat tentang hasil jang boleh diharapkan akan tertjapai. Areal penanaman kapas seluas 380.000 ha menghasilkan kapas bersih kl. 50.000 ton. Satu ton kapas bersih diperoleh da-ri 3 ton kapas berbidji, sehingga bidji kapas, katoenlinters dll. adalah 2 ton.

Satu ton dari sisa-sisa kapas sesudah dipisahkan kapas ber-sih, menghasilkan:

a. minjak ……300 lbs (136.2 kg). b. bungkil ….……1000 lbs (454 kg). c. hull (kulit bidji) ….…. 500 lbs (227 kg). d. liters ……...……….. 100 lbs

(45,4 kg)

Dengan bahan-bahan perhitungan tersebut diatas, hasil seluruhnja jang diperoleh adalah sebagai berikut:

A. 50.000 ton kapas seharga 77 US cents per kg …….... $. 38.500.000,--

B. 45.000 ton bungkil seharga Rp. 150,- per ton ……... Rp. 6.810.000,--

C. 13.620 ton minjak seharga Rp. 10.000 per ton ……. Rp. 136.200.000,--

D. 380.000 ha jang menghasilkan 20.000 ontong setiap ha, seluruhnja mendjadi 7.600 djutaontong seharga Rp. 200 per 1.000 ontong ………... Rp. 1.520.000.000,--

Hasil seluruhnja, belum termasuk hull dan linters adalah US$ 38.500.000 ditambah dengan Rp. 1.663.010.000. Tenaga tetap jang bekerdja untuk kapas ini jalah 5.385 + 240.000 orang = 245.385 orang. Selain daripada itu masih ada buruh musiman jang bekerdja paling lama 2 minggu setahun, sehingga tenaga mereka dapat dipersamakan dengan 1.100.000 : 26 = 40.000 orang setahun. Dengan demikian selu-ruhnja tenaga pekerdja dapat diperkirakan sama dengan 285.385 o-rang. Penghasilan seluruh pekerdja, djika kita membatasi diri ha-nja pada djumlah jang dinjatakan dalam rupiah, adalah Rp. 1.663.010.000 atau rata-rata Rp. 5.800,- setahun.

Disamping itu masih ada hasil berupa 50.000 ton kapas bersih; djika dinilai dengan dollar US (diekspor) mempunjai har-ga US$ 38.500.000,-Dibanding dengan taraf hidup waktu sekarang, apa jang diperoleh dengan kapas ini sudah merupakan kemadjuan, karena djika hasil dikurangi dengan keperluan pokok menurut tjara-tjara hidup jang sekarang, sudah ada surplusnja.

Sampai dimana apresiasi kita untuk perobahan jang digambar-kan diatas ini dapat beroleh penetapan dengan mempertimbangkan bahwa, seluruhnja ekspor Indonesia pada waktu “Kore Boom” jaitu selama tahun 1951 adalah 1.1. US$ 1,3 miljar sedang sesudah itu tetap berada dibawah plafond US$ 1 miljar.

V. PERIHAL RAMI …….

- 95 -

Page 98: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

V. P E R I H A L R A M I

A. SIFAT2 ISTIMEWA DARI RAMI

Hasil penjelidikan setjara ilmijah menundjukkan, bahwa Rami (Boehmeme-ria Nivea) adalah serat jang mempunjai sifat-sifat istimewa.

Adapun sifat-sifatnja adalah sbb.:

1. Pada kulit batang tanaman Rami terdapat serat jang mempunjai tjorak bagus, untuk pembuatan bahan tekstil. Tjara-tjara keistimewaannja antara lain:

(i) Serat Rami terdiri dari serabut-serabut (elementaire Vezels), jaitu serat kesatuan jang terpandjang diantara serabut-serabut jang pernah diketemukan orang, jaitu sampai kurang lebih 50 cm, sedang rata-rata pandjangnja 12-15 cm (Flax pandjang serabut-nja 1,1-4 cm, kapas 1,5 – 4 – 5 cm).

(ii) Mempunjai kekuatan tarik jang besar, serat tersebut kuat benar, jaitu kurang lebih 5 kali daripada kekuatan serabut kapas.

(iii) Tahan terhadap hawa lembab, jaitu tidak mudah mendjadi lapuk karena pengaruh hawa jang lembab.

(iv) Mempunjai warna asli putih dan mengkilap.

(v) Mudah diberi warna.

Satu kelemahan dari pada sifat serat rami ialah daja pemintalannja kurang (kurang lemas), sehingga bahan tenunan dari serat rami relatif mudah rusaknja pada tempat lipatannja.

2. Tanaman tersebut mudah sekali ditanamnja, dan mudah tjepat dibiakkan

3. Tidak banjak hama dan penjakit, sedang hama dan penjakit jang ada itu tidak seberapa menimbulkan kerusakan pada tanaman rami.

4. Dalam waktu singkat dapat menghasilkan serat jang besar djumlahnja.

5. Tanaman rami berumur pandjang, sekali tanam dapat memberikan hasil sampai beberapa tahun (5 sampai 10 tahun).

6. Ketjuali untuk bahan pakaian jang kuat, djuga jang alus, rami dapat pula dipergunakan untuk pembuatan: tenda, lajar perahu, benang se-patu, dryfriem, canvas dll. sebagainja.

Untuk memberi gambaran perbedaan-perbedaan antara kapas de-ngan rami dibawah ini disadjikan sekedar keterangan-keterangan tentang kedua djenis serat tersebut.

P e r b a n d i n g a n a n t a r a k a p a s d e n g a n r a m i

Keterangan Kapas Rami (Boehmeria Nivea)

1 2 3

1. Bibit dari bidji Stek batang akar rimpang (rhyzoom)2. Umur ± 4 bulan Menanam 1x, sampai berumur

5 à 6 tahun3. Memungut hasil 1 kali jang

diambil buahnja5 à 6 kali batang dipotong untuk diambil seratnja: sudah dipotong, tanaman tumbuh lagi

4. Hasil …….

Page 99: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

- 96 -

Page 100: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

1 2 3

4. H a s i l 1 kw./ha kapas bersih

100 ton batang basah/ha 3 ton China grass (serat ka- sar)1½ ton serat Spinder

5. Hama/Pe Dapat ditanam dimana-manahingga tak dapat hama/penjakit

6. Kekuatan serat(elementaire vezel)

5 x kapas

7. Sifat lain-lain:a. Kelemahan serat

(Soepelheid)Lemas Agak kaku

b. W a r n a P u t i h Putih mengkilapc. Pandjangnja

(elementaire vezel)1,5 – 4,5 cm 12 – 15 cm

d. u n t u k Bahan pakaian benang djahit, bahan-bahan rumah tangga.

Bahan pakaian, bahan-bahan rumah tangga, zeildoek, drijfriem, canvas, filter-doek, lajar-perahu

Perbedaan lain lagi ialah proses mendapatkan “spinbare vezel” dari rami. Batang rami jang baru dipotong dari kebun dimasukkan dalam “decorticator”, dari mana keluarlah serat kasar. Dengan mesin “brusher” serat kasar ini disikat hingga terdapat serat jang dinamakan “chinagrass”.

Pada chinagrass ini masih melekat “gum” (Bahasa Inggris) atau blendok, jang harus dihilangkan dengan djalan chemis atau bacteriologis. Pemutihan serat jang sudah di”ontgomd” dilakukan dengan caporiet.

B. T J A R A M E N A N A M R A M I

Rami dapat tumbuh didaerah rendah hingga daerah jang tingginja sampai 1.000 m., rami ini dapat pula ditanam ditegalan, didaerah-daerah jang mempunjai tjurah hudjan agak merata, akan tetapi sebaiknja dita-nam dibawah jang dapat pengairan tetap. Tanahnja harus gembur dan tju-kup subur untuk mendapatkan hasil jang memuaskan. Tanaman rami tidak tahan genangan air, maka perlu sekali dibuatkan paliran-paliran untuk membuang kebanjakan air.

Sebagai bibit dipakai “Rhyzoom” ialah stek dari batang akar rimpang (uitloper).

Pada djarak 30 x 100 cm atau 50 x 50 cm dibutuhkan bibit 30.000 à 50.000 stek jang pandjangnja ± 10 cm. satu hektar tanaman ra-mi dapat menghasilkan bibit untuk 10 ha tanaman baru.

Agar dapat …….

- 97 -

Page 101: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Agar dapat hasil jang memuaskan tanaman resmi harus dipupuk dengan 10 à 30 ton pupuk kandang setahun dan 2 à 3 kw Z.A. tambah 1 à 2 kw D.S. setelah setiap snit.

3 à 4 bulan sesudah tanam, batang-batang rami dipangkas hingga permukaan tanah, dengan didjaga Djanganlah rhyzoom jang keluar turut ter-pangkas. Dua bulan sesudah pangkasan pertama ini, tanaman dipotong lagi. Hasil dari batang-batang ini ditinggalkan dikebun (Humun bemesting).

60 à 70 hari setelah pemangkasan kedua ini, batang rami dapat-lah dipangkas lagi untuk diambil hasilnja.

Dengan dingkat techniknja penanaman rami dikerdjakan sebagai berikut:

1. Pekerdjaan tanah:

(i) Tanah dibuka sedalam-dalamnja dengan dikerdjakan 2 x, baikpun dengan tenaga chewan (atau tractor) maupun dengan tenaga manu-sia, pekerdjaan ini sedapat mungkin dilakukan sebelum musim hudjan.

(ii) Untuk drainage, harus dibuat paliran-paliran jang djaraknja ± 10 m., tergantung dari matjamnja tanah.

(iii) Dengan djarak 90 à 50 cm (tergantung dari “plantverband” tanam-an rami) dibuatkan got-got (geulen) jang dalamnja ± 25 cm lebar-nja 30 cm., untuk penanaman bibit rhyzoom kalau telah tiba saat-nja. Djarak tanaman 90 x 40 cm., 100 x 50 cm., tergan-tung dari varietas dan kesuburan tanah.

(iv) Sesudahnja tanahnja “plantklaar” got-got tersebut ditutup dengan pupuk kandang atau compost. Kemudian pupuk itu diaduk.

2. P e n a n a m a n:

(i) Sebagai bibit diambil rhyzoom (uitloper) jang masih “vers” dari tanaman jang tjukup tua (± 2 tahun). Pandjang bibit ± 15 cm.

(ii) Saat penanaman sebaiknja menghadap musim hudjan. Bibit ditanam di-got (plantgeulen jang sudah tertutup dengan pupuk) demikian rupa hingga sebagian ketjil sadja keluar dari tanah. Djarak antara tanaman 30 à 50 cm.

(iii) Diantara larikan tanaman rhyzoom dapat ditanam Crotollaria, Juncea se-bagai “groenbemesting”.

(iv) Kira-kira sepuluh hari sesudah tanam bibit, ditempat-tempat jang tidak tumbuh disulam.

(v) Tanaman muda ini harus dipupuk dengan D.S. tambah Z.A.

3. P e m e l i h a r a a n:

(i) 20 à 30 hari kemudian, tanaman harus disiang dan dapat diada-kan penjulaman kedua kalinja.

(ii) Bilamana Cratollaria Juncea sudah berumur 50 hari, pupuk hidjau ini ditjabut, dipakai sebagai “groenbemesting” untuk rami.

- 98 -

Page 102: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

(iii) Waktu umur lebih kurang 3 bulan, rami dipangkas dan batang-batangnja diletakkan dalam barisan tanaman untuk menambah “organise stof”.

(iv) Penjiangan dan pembersihan selandjutnja dikerdjakan lagi menurut saat dimana diperlukan.

(v) Sesudah pangkasan pertama, tanaman perlu dipupuk lagi dengan Z.A./ D.S.

(vi) Kira-kira 70 hari sesudah pangkasan pertama, tanaman dipangkas lagi. Dari sebagian dari batang-batangjang lebih dari 1 meter pandjang-nja dapat diambil seratnja. Lainnja dipakai sebagai tambahan “organi-sestofbemesting”.

(vii) Tanaman ditjangkul (ketjrik), rumpu-rumput dari siangan dikeluar-kan dari kebun.

(viii) Tanaman dirabuk lagi dengan D.S. tambah Z.A.

4. Pemungutan Hasil:

(i) Dua bulan sesudah penebangan ke-2, hasil rami dapat dipungut. Batang-batangnja diangkut ketempat mesin-mesin decorticator dan brusher, untuk diambil seratnja hingga mendjadi “chinagrass”.Selandjutnja sesudah pangkasan, tanaman harus selalu dirabuk dengan D.S. tambah Z.A. dan satu tahun sekali harus dipupuk dengan pupuk kandang.

(ii) Pemungutan batang-batang ini dapat dilakukan berturut-turut saban 70 hari hingga saban tahun dapat dipungut 5 kali. Tanaman rami di-sawah dapat hidup selama 6 tahun kadang-kadang lebih.

Meskipun djuga ditanah kering (tegal), dimana tjurah hudjan tjukup dan merata selama satu tahun bisa didapat hasil jang memuas-kan, akan tetapi penanaman rami disawah jang dapat pengairan, mem-beri hasil dan keuntungan lebih besar dengan tidak banjak risiko.

Bilamana kita akan mendirikan pabrik pemintalan rami, jang penting ialah adanja tjukup tanaman rami jang terus menerus (con-tinue) dapat memberi bahan kepada pabrik tersebut. Maka untuk meng-hindarkan risiko sebaiknja sebagian besar diadakan pertanaman disa-wah sebagai halnja dengan penanaman tebu, rosella, tembakau dll. untuk perusahaan besar (onderneming).

Adapun taksiran produksi bahan mentah (batang tambah daun dari tanaman ditegal dan disawah sapat dilihat, diperbandingkan dibawah ini:

P r o d u k s i B a t a n g B a s a h

Tahun ke : Tanah kering S a w a h

1 1½ snit à 10 ton = 15 ton 2 snit à 10 ton = 15 ton2 ״ 60 = ״ 15 ״ ״ 4 ״ 60 = ״ 20 ״ ״ 53 ״ 70 = ״ 17,5 ״ ״ 4 ״ 60 = ״ 25 ״ ״ 54 ״ 70 = ״ 17,5 ״ ״ 4 ״ 60 = ״ 25 ״ ״ 55 ״ 60 = ״ 15 ״ ״ 4 ״ 60 = ״ 20 ״ ״ 56 ״ 50 = ״ 12,5 ״ ״ 4 ״ 60 = ״ 15 ״ ״ 5

Djumlah : batang tambah daun 325 ton = 545 ton

Djumlah …….

- 99 -

Page 103: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Djumlah : batang tambah daun 325 ton = 545 ton China Grass (3%) 9,75 ״ 16,35 =״

Rata-rata 1 th. batang tambah daun 54,3 ״ 90,85 =״ .. China Grass (3%) 9,75 ״ 2,73 =״

C. M E N G O L A H B A T A N G R A M I( V e r w e r k i n g )

1. Tjara mengambil serat dari batang

Pemotongan :

Tanaman dari jang berumur 60 – 70 hari (dari pangkasan sebe-lumnja) telah tjukup tua untuk ditebang. Bilamana tanaman terlalu tua, maka kwaliteit mendjadi kurang baik. Batang dipotong rata dengan per-mukaan tanah, Djanganlah sampai ada sisa-sisa batang ketinggalan, kare-na bilamana demikian tumbuhnja tunas-tunas baru pada sisa-sisa tsb. Hingga tumbuhnja rhyzoom terlambat. Banjaknja pemotongan disesuaikan dengan capaciteit mesin decorticator dan brusher, karena batang-batang rami jang dipotong harus selesai digiling pada hari itu djuga.

Rami jang sudah waktunja dipotong harus :

(i) tidak boleh kurang dari 50 cm.

(ii) 10 cm dari permukaan tanah rupanja tjoklat (bruin).

(iii) Sudah ada tanaman jang mulai berbunga.

(iv) Daun bawah sudah mulai luruh (nglembreh dalam bahasa Djawa)

2. Pengambilan serat dengan mesin decorticator dan brusher

(i) Batang rami dimasukkan dalam mesin d e c o r t i c a t o r, dimana setjara machimal batang-batang dipatah-patahkan terle-tjet dan daunnja terbuang.

(ii) Dari Decorticator ini keluarlah serat rami masih basah, di-mana masih melekat sisa-sisa batang dan kulit. Serat rami itu harus dijemur.

(iii) Setelah kering serat rami kasar tadi dikerdjakan dengan b r u s h e r dimana sisa-sisa batang dan kulit dihilangkan, hingga keluarlah : C h i n a g r a s s

Adapun rendement Chinagrass dari batang dan daun basah adalah : 100 kg batang + daun basah terdiri : (45 kg + putjuk + 55 kg batang)

D e c o r t i c o r

75 kg serat kotor

d i d j e m u r

didjemur……..

- 100 -

Page 104: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

didjemur

6,5 kg serat kotor kering

b r u s h e r

3 kg serat kering = C H I N A G R A S S

Capaciteit decorticator 3 kwintal/1 djam. Bilamana bekerdja (ker-dja njata) 6 djam satu hari, mesin decorticator dapat menjelesaikan 18 kwintal sehari. Maka dalam penanaman rami harus diatur dengan cyclus, demikian rupa, hingga saban harinja dapatlah dipungut 18 kwintal. Untuk 1 decorticator dalam satu tahun, bilamana 1 decoticator bekerdja te-rus-menerus selama 360 hari, maka 1 bulan mesin decoticator dapat menje-lesaikan 360 x 18 kwintal = 6.480 kwintal. Bilamana produksi rami per hektare 908,5 kw maka 1 decoticator dapat melajani 6.480 ha : 908,5 ha = ± 7 hektar. Akan tetapi agar supaja kita bekerdja lebih “safe”, maka sebaiknja 1 decorticor disediakan hanja untuk 6 hektare tanah sadja.

Satu mesin brusher dapat menghasilkan 3 kg Chinagrass dalam 1 djam, hingga dalam 6 djam bekerdja 1 hari dapatlah dihasilkan 18 kg China grass.

Sebagai diterangkan diatas, capaciteit 1 decorticator/1 hari adalah 18 kwintal batang + daun basah atau 3% Chinagrass = 54 kg Chinagrass, jang dikerdjakan oleh 3 buah mesin brusher maka disamping 1 decortica-tor harus ada 3 à 4 brusher.

Sebagai tambahan kami madjukan, bahwa kini telah ada mesin “A U T O M A T I C – D E C O R T I C A T O R” , dimana decorticator dan brusher mendjadi satu, capaciteit dari mesin terbaru ini, lebih besar, pun rendementnja djuga lebih tinggi (4 – 6%).

Adapun menurut keputusan Direksi Bank Industri Negara harga serat rami untuk dalam negeri dalam tahun 1958 ini ialah seperti berikut:

R.D. – A - Rp. 20,--/kg

R.D. – I. - Rp. 17,50/kg

R.D. – II. - Rp. 15,--/kg

R.D. – III. - Rp. 12,50/kg

Prangko gudang pemintal Rami Pematang Siantar. Selandjutnja mengenai penentuan kadar air disesuaikan/memakai tjara internasional. Adapun pembagian klas-klas rami disesuaikan dengan tjara jang dipergunakan di Philipina sebagai berikut:

Code huruf Nama Klas

R.D. – A - Rami Special

R.D. – I. - Rami Good

R.D. – II. - Rami Fair

R.D. – III. - Rami Shorts

Keterangan ……

- 101 -

Page 105: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Keterangan adalah sebagai berikut:

R.D. – A - Rami Special

1. Kemudian - Bersih benar dari pada kulit, potongan-potongan batang atau lain bahan.

2. Keadaan serat - Gepeng (bahasa Djawa) atau lengket satu sama lainnja diperkenankan, apabila karena pengaruh pres-presannja.

3. W a r n a - Dari putih kotor muda atau hidjau muda kekuning-kuningan muda, kuning gading atau sulah cream.

4. Kebersihan - Kebersihan baik.

5. Pandjang - Normal atau lebih.

R.D. – I. Rami Good

1. Kemudian - Tjukup bersih dari pada kulit, potongan-po-tongan batang atau lain bahan.

2. Keadaan serat - Gepeng, atau lengket satu sama lainnja boleh, asal karena pres-presannja.

3. W a r n a - Agak ketjoklat-tjoklatan

4. Kebersihan - Kebersihan baik.

5. Pandjang - Normal atau lebih.

R.D. – II. Rami Fair

1. Kemudian - sedikit kotoran pada serat diperkenankan (kulit, potongan-potongan batang).

2. Keadaan serat - --------------

3. W a r n a - tjoklat muda.

4. Kebersihan - Seperti R.D. I. atau kurang sedikit.

5. Pandjang - Normal atau lebih.

R.D. – III. Rami Shorts

1. Kemudian - Seperti R.D. A atau R.D. - I. atau R.D. - II.

2. Keadaan serat - ״ ״ ״ ״ ״ ״

3. W a r n a ״ ״ ״ ״ ״ ״ -

4. Kebersihan ״ ״ ״ ״ ״ ״ -

5. Pandjang - Antara 40 cm sampai 80 cm.

Adapun penentuan pandjang dan termnja adalah sebagai berikut:

Extra long - 150 cm atau lebih.

Very long - 125 cm sampai 150 cm

Long - 100 cm 125 ״ cm

Normal - 80 cm 100 ״ cm

Short - 40 cm 80 ״ cm

Degumming ……..

- 102 -

Page 106: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. D e g u m m i n g

Pada serat rami Chinagrass masih melekat blendok, hingga serat ini tidak begitu sadja dapat didjadikan benang. Adapun samenstel-ling rami dibanding dengan kapas adalah sebagai berikut:

R a m i K a p a s

Celluloce 65 – 70% 85 – 90%Air 7% 9%Peetine + gon (C6 H10 O5) 15% 1%Lemak + lilin 0,5 – 1% 0,5%Pigments 1 – 3% 1 – 2%

Process degumming ini memakan ongkos dan waktu jang agak banjak. Degumming dapat dilakukan setjara chemis dan biologis, atau kumbina-si antara kedua tjara ini. Jang praktis jang kita kerdjakan adalah degumming setjara chemis jang dikerdjakan sebagai berikut:

(i) Serat rami bersih (chinagrass) direndam semalam.

(ii) Serat tsb. kemudian ditjutji bersih dengan disertai penggeb-lokan seperlunja dengan alat jang tidak keras.

(iii) Serat tersebut kemudian direbus dengan air soda 0,5% selama 1½ djam. Perbandingan : 1 kg serat bersih, air 5 liter, soda 25 gram.

(iv) Kemudian serat tersebut ditjutji bersih dengan disertai peng-geblokan kembali dengan alat jang tidak keras.

(v) Serat itu kemudian direbus dengan tjampuran air sabun sekwa-litet Sunlight selama 3 djam.

(vi) Process sub. iv dan v diulangi lagi dan dalam perebusan ini ditambah minjak kelapa 2 sendok makan untuk serat 1 kg-nja.

(vii) Kemudian serat itu didjemur sampai kering.Procédé tersebut menghasilkan serat jang tjukup lepas getah-nja jang dapat dipintal.

D. M e m u t i h k a n R a m i

Serat jang sudah selesai dari process 3 diatas telah lunak, tetapi warnanja agak kotor dan tidak rata. Benang atau “lave” dari se-rat tersebut warnanja putih kotor, djuga tidak rata, sehingga warna kain jang ditenun dari benang tsb. putih “mangkak” (bahasa Djawa) dan kadang-kadang berlorong-lorong

Maka serat tadi perlu diputihkan.

Rami jang telah dilaksanakan getahnja dibasahi, kemudian ditju-tji dalam air caporit 0,3%.

Perbandingan : serat rami 1 kg air mendidih 5 liter, capo-rit 15 gram. Hasil dari procédé tersebut ialah serat rami putih war-nanja dan rata, tetapi serat tersebut mendjadi peret (bahasa Djawa), sehingga agak sukar diantih. Untuk melunakan serat tsb. maka serat itu disemprot dengan emulsi minjak sabun.

Tjampuran ……….

- 103 -

Page 107: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Tjampuran : 3 liter, sabun kwalitet Sunlight 100 gram, minjak kelapa 22 sendok makan.

Tjampuran bahan tersebut direbus dan diaduk terus-menerus kemu-dian dimasukkan dipompa penjemprot hama penjakit.

Emulsi tsb. dengan pulverisateur disemprot kepada serat rami jang telah dicaporit (dalam keadaan kering).

Tjaranja: a. Rami tsb. digantungkan direk jang rata-rata dan diatur letaknja setipis mungkin.

b. Kemudian serat itu disemprot serata mungkin.

c. Kemudian serat itu diisis (windrogen) sampai kering.

Hasil dari process itu ialah serat rami jang putihnja tidak berkurang dan lemas halus, sehingga mudah dilantik.

E. M e m i n t a l

Alat pemintalan desa jang digerakkan dengan tangan sukar sekali dipergunakan untuk memeintal serat rami. Jang dapat dan mudah dipakai ialah alat pemintal jang digerakkan dengan kaki (houten spin-toestel).

Adapun tjaranja demikian:

a. Serat rami jang telah dilepaskan getahnja dibesut, ialah digosok-kan dikaju jang bersudut agak tadjam hingga lepas serat kesatuannja dari getjelan.

b. Serat kesatuan itu (elementairevezels) ditjabuti dan dikumpulkan.

c. Serat tersebut dapat diantah dengan mudah, produksi dalam 10 djam 1ukell lawe rami jang pandjangnja 650 meter.

Sudah barang tentu bahwa pemintalan dengan tangan dengan alat-a-lat jang sangat sederhana ini tidak dapat menghasilkan benang jang rata (gelijkmating) dan sempurna. Bagaimanapun djuga sebagai mengisi waktu jang terluang didesa-desa sebagai home-industry, pemintalan lawe dari rami jang mudah penanamannja mempunjai harapan besar.

Ternjata pula bahwa benang tadi dapat ditenun untuk bahan pakai-an jang lumajan kwalitetnja.

F. M e n e n u n

Menenun bahan pakaian 100% rami masih menghadapi banjak kesu-karan-kesukaran:

1. Djalannja benang rami dari teropong tidak litjin, sebab benang raminja tidak halus, karena sambungan-sambungan kurang radjin, sehingga tarikannja mesin tenun agak berat.

2. Hasil kainnja kurang merata, karena besar ketjilnja benang jang dibuat dengan tangan tidak rata.

3. kainnja kurang halus karena benang rami untuk “pakaian” djuga tidak rata besarnja.

Akibat-akibat …….

Page 108: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

- 104 -

Page 109: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Akibat-akibat tersebut diatas para penun segan mengerdjakan pertenunan 100% dari rami, pula mereka menjajang-njajangkan alat tenynannja.

G. Projecy Rami di Indonesia

Untuk menindjau pemakaian rami lebih landjut adalah baiknja kita tindjau pengalaman-pengalaman jang diperoleh dipabrik rami di pematang Siantar jang sebagian besar bahan-bahan diperoleh dari la-poran “Panitya penjelidikan Rami Sumatera Utara” jang dibentuk oleh Peperda Daswati I Sumatera Utara pada tanggal 30 September 1959.

1. Penanaman rami di Indonesia (Keadaan Sekarang)

Di Sumatera Selatan penduduk sudah lama menanam rami pada ta-nah-tanah jang subur dan selalu berganti-ganti. Djuga perusahaan-peru-sahaan besar sebelum perang ke-II mengadakan pertjobaan-pertjobaan kearah ini, ada jang memuaskan dan ada pula jang kurang memuaskan. Waktu penduduk Djepang pada beberapa tempat telah ditjoba menanam rami. Dari pengalaman-pengalaman itu timbul kejakinan, bahwa cultuur rami di Indonesia sangat mungkin asal sadja pemilihan daerah dan ik-lim memenuhi sjarat tertentu, tanah jang subur, air tanah baik dan diberi pupuk jang mentjukupi.

Menurut pendapat orang Djepang sebaiknja penanaman rami ini dikerdjakan oleh Rakjat, sebab mengingini perhatian jang chusus, dan mendjadikannja mendjadi cultuur besar-besaran akan menelan biaja jang sangat besar.

Pendapat ini adalah dalam pandangan orang Djepang dengan pengertiannja, bahwa petani Djepang adalah seorang petani kebon, jang memelihara tanahnja dengan sangat teliti sedang di Indonesia pada u-mumnja tiada demikian. Maka di Indonesia pada permulaan ini harus di-mulai sebagai cultuur perkebunan dan dengan lambat-laun dengan tjukup penerangan diusahakan penanaman rakjat.

Dimana tudjuan kita mengikut sertakan rakjat banjak dalam produksi sandang pangan, maka proses inipun sebaiknja diselidiki hingga diperoleh process jang sederhana hingga dapat mendjadi usaha rakjat dirumah-keradjinan tangan, agar diwaktu perang atau terputus-nja perhubungan ke suatu daerah itu dapat menjediakan bahan pakaiannja sendiri walaupun sederhana.

Mengenai penanaman rami di Indonesia terdapat keadaan se-bagai berikut pada tahun 1958:

Propinsi Luas/ha Panen Rata qt/ha Produksi ton

Sumatera Utara 200 200 10 200

Propinsi ……

- 105 -

Page 110: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Propinsi Luas/ha Panen Rata qt/ha Produksi ton

Sumatera Tengah 200 200 10 200

Djawa Barat

Djawa Tengah

Djawa Timur

Lidjon (Banjuwangi)

Dari daftar diatas dapat kita lihat, bahwa penanaman rami sebe-tulnja baru didalam keadaan pertjobaan. Jang ada di Sumatera itu sudah sangat mundur berhubung bibit sudah tiada terpelihara lagi.

Mengenai pabrik pemintalan rami terdapat suatu fa-brik di Pematang Siantar dengan mempunjai 6.000 m.p. jang ber-djalan tiada semestinja berhubung bahan bakunja harus diimport dan import ini tiada mentjukupi.

Maka dengan usaha menudju selfsupporting dalam san-dang pertama-tama fabric jang satu ini harus dipekerdjakan sebaik-baiknja jaitu dengan daja guna setinggi-tingginja. Menurut lapo-ran Panitex dalam tahun 1958 rami dipakai adalah 91.848 kg.

Jang diimport adalah hanja:

Philiphina 113,85 ton

R.R.T. 140,- ״

Djumlah 253,85 ton china-grass

Sedangkan minimal jang dimaksudkan mengimport ialah 500 ton chi-na-grass.

Menurut laporan Panitex 20/7-1959 (katja 7) ad 2. kapasitas 6.000 matapinta untuk

1. regu 300 ton China grass setahun

״ ״ 600 ״ .2

״ ״ 900 ״ .3

Dengan mengambil 2 regu saban hari maka kita membu-tuhkan import 600 ton China grass saban tahun.

Selandjutnja dibawah ini ditjantumkan daftar per-hitungan pembiajaan penanaman rami untuk unit 500 h.a. jang di-rentjanakan Panitex.

Recapitulatie ………..

- 106 -

Page 111: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Recapitulatie investasi modal untuk 500 ha tanaman1. Alat-alat 1.312.000,-2. Bangunan 5.380.000,-3. Alat-alat kantor 20.000,-4. Alat-alat angkutan 1.450.000,-5. Lain 443.000,-6. Tanah 4.981.000,-

13.586.000,-7. Tak terduga 1.414.000,-

15.000.000,-

Exploitasi penanaman 500 ha rami

1. Personalia : 1 Pemimpin Umum Rp. 4.000,- Rp. 48.000,-2 Pemimpin kebun ,-2.000 ״ 48.000 ״ ,-3 Sieder Implamen ,-1.500 ״ 54.000 ״ ,-1 Pemegang buku ,-1.500 ״ 18.000 ״ ,-3 Djuru Tulis ,-750 ״ 27.000 ״ ,-2 Pemimpin kebun ,-450 ״ 10.000 ״ ,-

12 Pesuruh ,-600 ״ 86.400 ״ ,- 12 Mandor ,-600 ״ -, 86.400 ״

x) 378.600,-

2. Pemeliharaan: kebun 430 orang״ 16 ״ 230676 à Rp. 15/360 x) 3.650.400,-

bahan bakar solar 54.000 à Rp. 0.75 = 40.500

bensin 18.000 1 à Rp. 2,- = 36.000semeer 3.000 1 à 57.000,- = 19 ״

133.500,- Pemeliharaan

Tractor/mobil 250.000,-

3. P u p u k Z.A. 6 qt/ha à Rp.3.50/ha 1.050.000

D.S. 3 qt/ha à Rp.4.75/ha 712.500

Z.K. 3 qt/ha à Rp.4.75/ha 712.500

Cumpor dsb qt/ha à Rp.1.50 1.125.000,-

3.600.000,-

4. Pemeliharaan gudang-gudang 100.000,-

5. Alat-alat Tulis-menulis 75.000,-

6. Biaja thabib 100.000,-

Tak terduga 713.500,-

D j u m l a h 8.900.500,-

Tjatu dsb. 1.500.000,-

Tjatajan:1. Belum termasuk perumahan Buruh2. belum termasuk ongkos pemindahan tenaga Buruh dari tempat asal

ke tempat object.x) 3. Masih dapat berobah-obah, sebaliknja kalau ada plafond tertentu.

Schema ……..

- 107 -

Page 112: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Schema penanaman rami

1960 1961 1962 1963 1964 1965

1. Investasi 15.000.000 15.000.000 2.771.0002. Exploitasi 10.400.500 20.801.000 20.801.000 20.801.000 10.400.500

15.000.000 25.400.500 20.801.000 20.801.000 20.801.000 13.171.500

Dari perhitungan diatas exploitasi 500 ha didalam 5 tahun kita peroleh 4 x 10.400.500 = Rp. 41.602.000 Afschrijving modal dalam 20 tahun 0,05 x 15.000.000 x 5 3.750.000 ״ =

Rp. 45.352.000

Dengan memakai mesin Corona untuk deserticating terdapatrendement 3%, jaitu 3% x 108.000 ton = 3240 China-grassDengan demikian biaja rata2 adalah Rp. 45.352.000 =

Rp. 14.000 kg ton

Dalam 5 tahun itu dihasilkantahun I 2 x 8 ton/ha = 2 x 8 x 500 = 8.000 ton btg. basahtahun II s/d V 5 x 10 ton/ha =

20 x 500 x 10 ………….. = 100.000 ״ basah 108.000 ton btg.

Dengan fluktuasi ± 20% terdapat 1,2 x 13,50 = Rp. 16.80/kg chinagrass = 2.20/kg

franco pabrik Rp. 19,-/kg 4 potong seton 8.000 ton80.000 ton88.000 ton bhn basah

3% x 88.000 ton = 2.640 ton china grass45.352.000--------------- = 17.000 kg 2.640.000transp. 2.20Dengan fluctatie 1.2 x 17.20 = 20.60

Rp. 22.80 kg.

H. Keksimpulan ………

- 108 -

Page 113: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

H. Kesimpulan

Dengan mengikuti uraian diatas, dapatlah diambil beberapa kesimpulan bahwa:

a. Pengolahan serat rami adalah tidak begitu sulit untuk dilakukan di Indonesia.

b. Tanah-tanah dibeberapa daerah diIndonesia sangat tjotjok untuk tanaman rami dengan hasil jang memuaskan.

c. Serat rami ternjata bisa dipergunakan untuk beberapa tudjuan, ti-dak sadja untuk bahan Sandang berkwaliteit sedang tetapi djuga se-bagai bahan tjampuran dengan Rayon guna mendapatkan djenis Sandang berkwaliteit sangat baik, untuk tanda, lajar perahu, benang sepa-tu, drijfriem, canvas, karung goni dan lain-lain.

d. Dibidang Sandang, chususnja dari bahan serat rami, Indonesia masih harus mengimport bahan-bahan bakunja jang berarti pula pemakaian/ pengeluaran devisen Negara jang tidak sedikit.

e. Pengeluaran devisen sebetulnja bisa/mungkin dihemat, djika poli-tik import dibidang Sandang dirobah dan diganti dengan pendirian-pendirian projek seperti rami dan lain-lain dengan tudjuan self-supporting. Dibidang Sandang.

f. Sesudah Indonesia nanti bisa self-supporting dibidang Sandang, projek Rami dapat didjalankan terus dan tidak perlu dihentikan, mengingat bahwa serat rami dapat dipergunakan untuk keperluan-ke-perluan seperti termaktub dalam sub c.

Disamping itu, djika kita menindjau negara-negara lain, wa-laupun negara-negara itu sudah demikian madjunja dibidang Sandang jang berasal dari bahan Rayon dan kapas, negara-negara tersebut toch masih terus mempertahankan dan mempergunakan bahan Rami.

Adapun negara-negara penanam Rami adalah s.b.b.:

f.1. Jang telah menghasilkan:Djepang, U.S.A., Philipina, Korea, R.R.T., (djuga Taiwan), India, Brazillia.

f.2. Jang baru mulai:Italia, Spanjol, Afrika, (Tanganyika, Liberia, Aldjazair, Mesir), Indonesia.

f.3. Tingkatan penjelidik:Amerika Selatan (Guatemala, El Salvador, Columbia, Argentinia), Cuba, Haiti.

Djadi djelaslah bahwa pemakaian serat Rami didunia tetap berkem-bang terus.

Bertalian dengan hal-hal tersebut diatas, dan pula mengingat kebutuhan-kebutuhan jang mendesak sekali untuk mentjukupi Rakjat dibidang Sandang dalam waktu jang singkat, sebaiknja ditempuh djalan jang segera dapat dilakukan dengan mempertimbangkan fak-tor-faktor Nation & State-building sbb.:

1. Didaerah ………

- 109 -

Page 114: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

1. Didaerah Sumatera Utara (2.000 ha)Djawa-Tengah ״ .2 ( 500 ha)Palembang ״ .3 ( 500 ha)Djambi ״ .4 ( 500 ha)Djawa-Barat ״ .5 ( 500 ha)Kalimantan Tengah ״ .6 (1.000 ha)Sulawesi ״ .7 (1.000 ha)Atjeh ״ .8 (1.000 ha)Riau ״ .9 ( 500 ha)

Kalimantan Selatan ״ .10 (1.000 ha)

Dengan demikian masalah spreading dapat dipertanggung-jawabkan sebaik-baiknja.

I. RENTJANA PROJEK RAMI

Dibawah ini disusun rentjana projek rami meliputi luas areal, spreading dan produksi untuk selfsupporting dalam djangka waktu lima tahun, sebagai berikut:

1. penjebaran dan luas areal (tahun 1961 – 1965)

Nama Daerah Luas areal K e t e r a n g a n

1. Sumatera Utara 2.000 ha Di Pematang Siantar2. Djawa Tengah 500 ha Di daerah Kedu Selatan3. Palembang 500 ha4. Djambi 500 ha5. Djawa Barat 500 ha Di daerah Banten d.l.l.6. Riau 500 ha7. Kalimantan Tengah 1.000 ha Didaerah sekitar kanal

bersarang (Kuala Kapuas-Sampit)8. Sulawesi 1.000 ha Dibagian utara sekitar Goron-

talo 500 ha dan bagian se-latan dekat Palopo 500 ha.

9. Atjeh 1.000 ha10. Kalimantan Selatan 1.000 ha Didaerah Kabupaten Bandjar

DJUMLAH: 8.500 ha.

Dengan berpegang pada produksi rami pada masa lampau kira dapat mengambil perhitungan untuk bahan perbandingan dalam ma-salah produksi jang akan direntjanakan. Dibawah adalah hasil-hasil dari penanaman rami pada masa 1952 – 1957.

- 110 -

Page 115: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

Produksi rami (1952 – 1957)

Hasil Produk-si

Tahun 1952 Tahun 1957Luas penana-man (1.000 mou) x)

Hasil tiap2 mou (kati)

Djumlah hasil (sedju-ta ka-ti)

Luas penana-man (1.000 mou) x)

Hasil tiap2 mou (kati)

Djumlah hasil (sedju-ta ka-ti)

Luas pena-naman (1952= 100)

Hasil tiap2 mou (1952= 100)

Djum-lah hasil (1952= 100)

Rami un-tuk Guni dan Guni Djawa 2. 372 257,6 610 2.078 4351,8 730 87,6 136,6 119,7

Tjatatan.x) 1 mou = 1/15 ha.

2. Rentjana penjelenggaraan projek ramiPenjelenggaraan dari 8.500 ha menurut penjebaran diatas adalah sebagai berikut:

RENTJANA TAHUN 1961 S/D 1965

No. Daerah Penanaman Rentja-na 1961-

1965

Penjeleng-garaan Th.

1961

Penjeleng-garaan Th.

1962

Penjeleng-garaan Th.

1963

Penjeleng-garaan

Th.1964

Penjeleng-garaan

Th.1965

1. Sumatera Utara 2.000 ha 1.000 ha 2.000 ha 2.000 ha 2.000 ha 2.000 ha2. Djawa Tengah 500 ha 200 ha 500 ha 500 ha 500 ha 500 ha3. Palembang 500 ha - 100 ha 100 ha 500 ha 500 ha4. Djambi 500 ha - 100 ha 100 ha 500 ha 500 ha5. Djawa Barat 500 ha - 200 ha 200 ha 500 ha 500 ha6. Riau 500 ha - 100 ha 100 ha 500 ha 500 ha7. Kalimantan Te-

ngah1.000 ha - 100 ha 100 ha 1.000 ha 1.000 ha

8. Sulawesi 1.000 ha - 100 ha 100 ha 1.000 ha 1.000 ha9. Atjeh 1.000 ha - 100 ha 100 ha 1.000 ha 1.000 ha10. Kalimantan Sela-

tan1.000 ha - 100 ha 100 ha 1.000 ha 1.000 ha

Djumlah 8.500 ha 1.200 ha 3.400 ha 3.400 ha 8.500 ha 8.500 ha

Tjatatan: Tanaman adalah 8.500 ha.

3. Pembiajaan ……..

- 111 -

Page 116: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

3. Pembiajaan projek

Untuk mengadakan perhitungan selandjutnja berdasarkan fabric jang ada di Pematang Siantar ini dapat kita pertahankan tjara bekerdja regu penuh saban hari.

Investasi modal: 1960 (berdasarkan nilai uang pada Nopember 1959).

a. Alat-alat: 5 pomp obat-obatan (wervelwind à Rp. 30.000) 150.000,--5 mesin potong rami à Rp. 100.000 500.000,--5 bh pisan 10.000,--4 Bascule Fairbanks à Rp. 3.000,- 12.000,--

Timbangan besi (komplit) 55.000,--Corona (term tramp + pasang) 35.000,--Alat-alat pertukangan 20.000,--Mesin pengering 400.000,--Mesin peras (baal) 130.000,--

1.312.000,--

b. BangunanGudang kantor 600 m² )Garasi 400 m² )Bengkel mesin 500 m² ) 2.000 à Rp. 2.000 = 4.000.000,--Gudang serat 500 m² )Rumah pemimpin 120 m² x Rp. 2.500,- 300.000,--Rumah employe 5 pintu: 500 m² à Rp. 2,000,- 1.000.000,--Rumah timbangan 230.000,--Rumah djaga malam + gardu 50.000,--

5.580.000,--

c. Alat-alat kantor :4 medja tulis + 12 kursi 8.000,--2 lemari arsip 2.000,--kursi tamu dengan medja 2.000,--lain 2.000,--Pertolongan pertama 6.000,--

20.000,--

d. Alat-alat angkutan 4 bh. Ferguson 500.000,-- 12 bh trailor 300.000,--

2 truck 500.000,--1 landrover 150.000,--

1.450.000,--

e. lain-lain ……….

- 112 -

Page 117: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

e. Lain-lain :mesin-mesin diesel liatrik + tenaga 400.000,--alat-alat pemadam api 3.000,--tempat penjimpan minjak 40.000,--

443.000,--

f. T a n a hDewa (Tanah pemerintah)Pemetaan 500.000,-- --Pentraktoran 5000/ha 1.000 1.000.000,-- 1.000.000,--Bibit 3.000 st à Rp. 0,05/ha 750.000,-- 750.000,--Menanam Rp. 1.500/ha 750.000,-- 750.000,--Djalan 72.000 à Rp. 30,- 2.160.000,-- --Drainago 240.000,-- 240.000,--Alat-alat pertanian 500 tjangkul(à 60 1.000 kerandjang à 10) 30.000,-- 31.000,--

5. 981.000,-- 2.771.000,--

Recapitulasi investasi modal untuk 500 ha tanaman1. alat-alat 1.312.000,--2. bangunan 5.380.000,--3. alat kantor 20.000,--4. alat angkutan 1.450.000,--5. lain 443.000,--6. tanah 4.981.000,--

13.586.000,--7. tak terduga 1.424.000,--

15.000.000,--

Mula untuk 1.000 ha tanaman diperlukan modal Rp. 30 djuta Exploitasi penanaman 500 ha rami.

a. personalia : 1 pemimpin umum Rp. 4.000,- Rp. 48.000,--2 pemimpin kebun ,-2.000 ״ 48.000 ״ ,--3 Siender Emplasemen ,-1.500 ״ 54.000 ״ ,--1 pemegang buku ,-1.500 ״ 18.000 ״ ,--3 djuru tulis ,-750 ״ 27.000 ״ ,--2 pesuruh ,-450 ״ 10.800 ״ ,--12 mandor ,-600 ״ 86.400 ״ ,--12 supir ,-600 ״ --, 86.400 ״

Rp. 378.600,--

b. pembelian ........

- 113 -

Page 118: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

b.Pemeliharaan : kebun 430 orangangkutan 16 oranggiling 230 orang

676 orang à Rp. 15.360,- 3. 650.000,--bahan bakar solar 54.000 1 à Rp. 0,75,-

= Rp. 40.500,--bensin 18.000 1 à Rp. 200,-

= Rp. 36.000,--semeer 3.000 1 à Rp. 19,-

= Rp. 57.000,-- 133.500,--

pemeliharaan:tractor/mobil 250.000,--

e. p u p u k Z.A. 6 qt/ha à Rp. 3,50/ha 1.050.000,--D.S. 3 qt/ha à 4,75 ״ /ha 712.500,--Z.K. 3 qt/ha à 4,75 ״ /ha 712.500,--Cumpor dsb t/ha Rp. 1,50 1.125.000,--

3.600.000,--d. pemeliharaan gudang-gudang 100.000,--e. Alat-alat tulis menulis 75.000,--f. biaja thabib 100.000,--g. tak terduga 713.500,--

D J U M L A H 8.900.000,-- Tjatu dsb. 1.500.000,--

10.400.500,--

untuk 1.000 ha terdapat 2 x Rp. 10.400.500,- = Rp. 20.801.000,--

K A P A S R A M I D J U M L A H

TAHUN SERAT AREAL SERAT AREAL SERAT AREAL

Pertama 1.000 ton 10.000 ha 5.000 ton 10.000 ha 6.000 t 20.000 haKedua ״ 3.000 30.000 ha ״ 15.000 20.000 ha 18.000 t 50.000 haKetiga ״ 5.000 50.000 ha ״ 25.000 30.000 ha 30.000 t 80.000 haKeempat ״ 10.000 100.000 ha ״ 35.000 40.000 ha 45.000 t 140.000 haKelima ״ 15.000 150.000 ha ״ 45.000 50.000 ha 60.000 t 200.000 haKeenam ״ 20.000 200.000 ha ״ 62.500 75.000 ha 82.500 t 282.500 ha

LAPORAN PANITIA SERAT

Bertalian dengan

PROJEK NASIONAL UNTUK PROPINSI TEK-STIL (Hal )

----------------------

4. buruh………

- 114 -

Page 119: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

4. Buruh dan pegawai jang diperlukan untuk projek rami

Menurut perhitungan untuk tiap 500 ha tanaman rami lengkap bagi-an-bagiannja diperlukan tenaga kerdja untuk perkebunannja 676 orang; untuk keperluan pengilahan/pabrik,diperluka 36 orang tenaga technik/adminis-trasi tingkat atas, menengah, dan rendahan.

Untuk seluruh rentjana projek rami seluas 8.500 ha dengan semua bagian-bagiannja diperlukan tenaga kerdja sebanjak 12.094 orang.

Dengan projek rami sebagaimana direntjanakan, pasti akan dapat menampung sedjumlah besar tenaga-tenaga penganggur dan setengah pengang-gur, sehingga sangat berarti bagi usaha-usaha untuk meningkatkan daja be-li rakjat.

Tentang besarnja upah bagi sementara pekerdja jang telah dimuat dihalaman2 terdahulu dimaksudkan sebagai antjer-antjer berdasarkan penda-pat belum pada waktunja benar untuk menetapkan djumlah tertentu jang pas-ti bagi seorang pekerdja sekarang, mengingat berlakunja berbagai sistim upah dan djaminan sosial dan berbedanja keadaan daerah satu dengan jang lainnja.

Pertimbangan kita mengenai buruh jang mengerdjakan penanaman dan pengolahan rami, dalam garis-garis besarnja adalah serupa dengan apa jang telah dikemukakan mengenai buruh rayon dan buruh kapas. Maksud perluasan usaha adalah bertambahnja produksi, tetapi sedjalan dengan itu perlu di-ichtiarkan, supaja pekerdja-pekerdja jang menghasilkannja turut memetik buahnja. Waktunja sudah tiba untuk memperbaiki nasib buruh kita. Djalan jang dapat ditempuh jalah menetapkan suatu bagian dari produksi untuk mem-bajar upah dan menjelenggarakan djaminan sosial. Baik upah maupun djaminan lainnja harus diatur sedemikian, sehingga mengangkat deradjat para peker-dja.

Literatur: (Nomor diteks menundjuk kepada nomer Lapo-ran-laporan atau buku-buku dibawah ini dengan tjatatan lit).

1. Laporan tahunan : Panitia Negara Urusan Industri dan Pertanian Tekstil (Panitex) 1958.

2. Laporan mengenai beberapa tjatatan tanaman kapas dan rami di IndonesiaPanitex 20 Djuli 1959.

3. Laporan mengenai beberapa tjatatan tentang persoalan kapas dan ramipanitex 23 Djuli 1959

4. Midedelingen v/d Min. V. Welvaart”De cultuur winning, en verwerking van de rami vessel in Japan”

5. Report No. 1 Projek for the manufacture of rayon and auxiliary Chemicals in Indonesia by Dr. R.J.H. Bisanz.

6. 5 tahun Pembangunan R.R.T.

VI. Masalah ………

- 115 -

Page 120: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

VI. Masalah perburuhan

Dengan dilaksanakannja projek-projek pemintalan, ra-yon, rami, dan kapas sesuai dengan pola pertama ini, maka un-tuk selama 5 tahun setapak-demi setapak djumlah tenaga kerdja di Industri Sandang akan bertambah dengan 404.000 orang buruhtetap dan 1.100.000 kaum buruh tani akan dapat tambahan pengha-silan sebagai buruh musiman untuk perkebunan kapas.

Menginsjafi besarnja peranan tenaga kerdja dalam pe-laksanaan pembangunan dan sesuai dengan tudjuan pembangunan semesta berentjana menudju masjarakat adil dan makmur atau sosialis a la Indonesia, sudah selajaknja djika masalah upah, kesedjahteraan sosial dan djaminan sosial para pekerdja men-dapatkan perhatian sebaik-baiknja. Dalam hubungan ini adalah wadjar bila dalam merentjanakan projek-projek dibidang san-dang, diberi perhatian terhadap unsur-unsur planologi dalam merentjanakan projek-projek perumahan dengan memenuhi sjarat-sjarat kesehatannja, poliklinik, tempat-tempat dan taman-taman rekreasi, lapangan-lapangan olah raga, kindergarten, tempat-tempat penitipan dan sekolah kanak-kanak serta tempat-tempat pertemuan untuk meningkatkan kebudajaan para pekerdja.

Soal-soal upah dan djaminan sosial seperti untuk tun-djangan sakit, perawatan, djaminan hari tua dan lain-lain emo-lumen harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak ber-tentangan dengan prinsip adil dan makmur, bahkan harus dapat memperbesar kemungkinan untuk adanja kegembiraan dan enthousi-asme dikalangan tenaga kerdja. Untuk keperluan upah, djaminan sosial dan lain-lain emolumen kiranja belum tepat untuk dite-tapkan setjara terperintji dalam pola ini, mengingat masih adanja berbagai sistim upah/djaminan sosial dan berbedanja keadaan daerah jang satu dengan lainnja.

Berhubung dengan itu, maka harus ditetapkan djumlah persentase tertentu dari hasil pendjualan produksi, dari djumlah mana disatu fihak adan dapat mendjamin dipenuhinja hidup lajak bagi para pekerdja dan difihak lain setjara bed-rijfseconomies dapat dipertanggung-jawabkan menurut prinsip ekonomi terpimpin.

P E N U T U P ……..

- 116 -

Page 121: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

P E N U T U P

Adalag suatu hal jang menggembirakan, bahwa suasana dewasa ini, suasana setelah kita kembali jepada Undang-undang Dasar 1945, mendorong kita berfikir dan bekerdja berbeda dengan tjara berfikir dan bekerdja kita pada masa-masa jang lalu.

Dibidang kebutuhan kita akan sandang pada masa-masa jang silam, pemerintah-pemerintah kita lebih tjenderung untuk mendatangkan/mengimport bahan-bahan jang sudah djadi. Memang ha-rus diakui, bahwa tjara demikian adalah tjara jang paling mudah, karena kita tidak usah memeras otak dan bersusah-pajah untuk memetjahkan problema jang sangat polik jakni bagaimana persoalan kekuarangan akan sandang Rakjat Indonesia bisa dipetjahkan dan diatasi atau lebih djauh bagaimana kita bisa selfsupporting di-bidang sandang. Djika keadaan tjadangan devisen tjukup banjak djumlahnja, kedjanggalan tjara bekerdja jang demikian itu kurang terasa benar. Tetapi, apabila tjadangan devisen makin berkurang, maka terasa sekali bahwa tjara bekerdja jang demikian adalah ku-rang/tidak tepat.

Kalau kita renungkan dan menengok, sedjenak kebelakang agaknja berulangkali kita telah berbajang-bajang persoalan ten-tang perlunja menghemat devisen itu supaja djatah untuk pemba-nguan bertambah besar. Tetapi pada saat-saat itu orang tidak/ku-rang begitu “berani” untuk menempuh djalan jang lain. dan kembali pula kita pada djalan jang memang sudah kita akui tidak tepat itu.

Akibat dari tjara bekerdja jang kurang “berani” untuk menempuh djalan jang lain itu sangat kita rasakan bersama. Balasan tahun telah lewat, tetapi Negara kita belum djuga memiliki suatu projek jang dapat dibanggakan dibidang sandang untuk mentjukupi kebutuhan sandang Rakjat kita.

Pada pertengahan tahun 1955 Pemerintah telah menginsjafi hal ini.

Dengan surat keputusan Menteri pertanian No. 89/UM/55 tanggal 6 Djuli 1955 dibentuklah “Panitya serat” jang bertugas sebagai berikut:

1. Mempeladjari segala sesuatu jang berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan pakaian dari bahan-bahan jang dihasilkan di Indonesia, seperti kapas, rami, rosel-la dan sebagainja.

2. Menjusun ……….

- 117 -

Page 122: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

2. Menjusun projek Nasional untuk produksi Tekstil. Menurut laporan Panitya Serat tanggal 10 Oktober 1955 hasil jang telah ditjapai selama itu adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mempeladjari keterangan-keterangan tentang tanaman-tanaman serat tekstil, jang dalam tingkat sekarang baharu terdiri atas tanaman kapas dan Rami studi-studi termak-sud meliputi berbagai-bagai segi, jaitu

a. Segi pertanian (kultur – tehniknja).

b. Segi perindustrian (dalam hal ini processing dari bahan-bahan tersebut dari raw material hingga mendjadi “finished product”.

c. Segi penjelidikan (research) jang bersifat dua jakni menge-nai persoalan-persoalan pertanian dan perindustrian.

2. Mengadakan synchronisasi dan koordinasi dari hasil-hasil jang ditjapai dalam fatsal 1.

3. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan dari hasil-hasil studi jang termaksud dalam fatsal 1 dan 2, jang nanti akan disarankan ke-pada Pemerintah supaja selandjutnja mendapat perhatian seperlu-nja dan dapat dilaksanakan selekas-lekasnja.

4. Sebagai titik kulminasi dari hasil djerih pajah Panitya Serat, maka kini tersusunlah suatu “Urgensi Program) mengenai porjek: Produksi Tekstil untuk Indonesia. Dalam hal ini Panitya Serat tidak mempunjai protensi bahwasanja “Urgensi program” termaksud telah sempurna.

Dengan mengemukakan ini djelaslah bagi kita sampai di-mana usaha-usaha dan hasil-hasil jang telah ditjapai oleh Peme-rintah dibidang Sandang pada masa-masa jang lalu.Kesimpulan jang dapat diambil daripadanja jalah bahwa Pemerintah pada masa-masa jang telah silam kurang memperhatikan soal bagai-manakah Indonesia dapat selfsupporting dibidang sandang.

Karena itu kita dapat mengerti bahwa sekaranglah tiba waktunja untuk memulai pekerdjaan jang berat itu, agar dalam waktu singkat Rakjat kita dapat ditjukupi kebutuhnja dibidang Sandang.

Depernas, sebagai suatu badan jang bertugas chusus

Dibidang ……

- 118 -

Page 123: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

dibidang perentjanaan pembangunan semesta sesuai dengan bunji ketentuan jang berlaku baginja, dalam menuaikan tugasnja mesti mendjuruskan segala perhatiannja kepada persoalan bagaimana bahan-bahan kekajaan alam jang terdapat di Indonesia ini dapat dipergunakan demikian rupa untuk membantu usaha mentjukupi kebu-tuhan Rakjat dibidang sandang dengan djalan selfsupporting. Disamping masalah pemintalan jang begitu penting kedudukannja, bahan-bahan seperti Rayon, Kapas dan Rami dapat didjadikan projek-projek untuk tudjuan selfsupporting dibidang Sandang.

Dengan berpegangan pada hasil-hasil jang telah diru-muskan oleh Seksi Sandang Depernas, terutama dibidang pemintalan Rayon, Kapas dan Rami, adalah tidak berlebih-lebihan untuk menda-sarkan kejakinan kita, bahwa masalah kekurangan dibidang Sandang akan dapat diatasi dalam waktu singkat.Dengan bantuan jang tulus-ichlas dari segala fihak jang bersang-kutan, kejakinan tersebut pasti mendjadi kenjataan.

Mari kita bekerdja terus!

Bandung, 1 M a r e t 1960

Seksi Sandang Depernas

Ketua,

t.t.d.

(Mr. Elkana Tobing)

Sekretaris, Wakil Ketua,

t.t.d. t.t.d.

(Bahrin Jahja) (Lobo I.R.)

L I T E R A T U R………..

- 119 -

Page 124: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

L I T E R A T U R

1. Laporan Seksi Sandang/Pangan DEPERNAS.

2. .Biro perantjang Negara ״

3. .Pelaksanaan Rentjana 5 tahun B.P.N ״

4. Mendjelang 2 tahun Kabinet – Karya.

5. Panitex 1957.

6. Laporan Panitya Serat bertalian dengan Projek-Nasional untuk Produksi Textil.

7. P a n i t e x 1958

8. Report no. 1 – 14 Balai penjelidikan Kimia Bogor (sekitar Rayon) oleh Prof. Dr. R.J.H. Bisanz dan Ir. Adnan Kusuma.

9. The suitability of Semangus woods for the manufacture of Rayon Pulp, Prof.Dr.R.J.H. Bisanz dan Ir. Adnan Kusuma, Balai Penjelidikan Kimia, Bogor tahun 1957.

10. Laporan tentang aspek-aspek Kehutanan dari Projek Rayon di Sumatera Selatan oleh Prof. Dr. Ing. Frits Lootsch (diterdjemah-kan oleh Ir. Aten Suwanda).

11. Rentjana Hutan Industri Semangus (segi kehutanan dari Projek Rayon di Sumatera Selatan) – Ir. Susilo H. Prakoso.

12. Pemandangan mengenai pembangunan dan Pembiajaannja Projek Rayon di Sumatera Selatan dan Projek sedjenis itu (diterima dari Direktorat Kehutanan Departemen Pertanian – Djakarta).

13. Laporan Ir. O. Kosasih ke Palembang 23 – 24 – 6 – 1959.

14. Daftar-daftar (24 buah) dari Departemen Pertanian (disampai-kan oleh Ir. Susilo H. Prakoso dan kol. Suhardi).

15. Working Paper Panitex 5 Okt. 1959 dari Sekretariat

16. Rayon – Panitex 12 Des. 1959 Panitex Djakarta.

17. Rayon its Manufacture, and the Rayon Project in Indonesia (Guiding points for a lecture in the Dewan Perantjang Nasional, in Djakarta), 27-1-’60, tjeramah Prof. Dr. R.J.H. Bisanz.

18. Tjatatan dari persidangan Seksi Sandang masa Desember 1959 – 27 Djanuari 1960.

19. Hutan-Industri, diterbitkan oleh Djawatan Kehutanan R. I. 1958.

20. Angket ………

- 120 -

Page 125: L a p o r a n - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewKebun Rami di Magelang 19. 23-1-‘60 Wk. Ketua, anggau- ta S. Sudjono, Is-kandar Wahono Ketua Kelompok Kerdja Rami 1.

20. Angket peremadjaan Karet Djawatan Perkebunan (P.P.N. Baru/ Lama).

21. Nota tentang masalah peremadjaan karet di Indonesia serta beberapa saran pelaksanaan, Ir. R. Saksono Prawirohardjo.

22. Memorandum mengenai quantum berbagai djenis serat jang di-perlukan untuk Indonesia, Drs. Zakaria Raib.

23. Laporan Panitya Serat tgl. 10 Oktober 1955.

24. Buku: Masalah kapas di Indonesia” jang diterbitkan oleh Panitex 1959.

25. Buku: “De Landbouw in de Indische Archipel” KaranganB. H. Paerels, djilid III.

26. Vademecum Pinkhof en van der Wielen, negende druk.

27. Dua buah Memorandum dari P.P.N. tentang rentjana produksi kapas dari R. Amin Tjokrosoeseno.

28. Memorandum dari Kepala Bagian Tanman perdagangan Depar-temen pertanian tertanggal Djakarta, 15 – 2 – 1960 Sdr. Ma’mursugeng.

- 121 -