laju reaksi

4
Kelompok A: 1. Arif Novan (KA2012/12030234001) 2. Ayu Mei Santi (KA2012/12030234014) 3. Lintang Purnama S. (KA2012/12030234210) 4. Aulia Cita Siswanti (KA2012/12030234222) 5. Meita Rahmawati (KB2012/12030234017) 6. Ruwanti Dewi C. N. (KB2012/12030234216) 9.1 Pengaruh Pelarut Terhadap Laju Reaksi Pada reaksi dalam larutan, pelarut umumnya ada pada konsentasi yang lebih tinggi daripada reaktan. Konsentrasinya kurang lebih konstan selama berjalannya reaksi. Apabila pelarut juga merupakan salah satu reaktan, seperti air pada hydrolises atau contoh rekombinasi karbokation dengan molekul air yang kita bahas sebelumnya, urutan dengan pelarut yang berperan dalam laju reaksi tidak dapat diperoleh dengan studi kinetik dalam pelarut ini. Untuk mendapatkan ini, kita perlu studi kinetik dengan campuran pelarut atau molekul yang berlabel secara isotop, studi spektroskopi, dll Dalam sistem lain, pelarut hanya bertindak sebagai media inert dimana reaksi terjadi tanpa mempengaruhi mekanisme. Hal ini tampaknya menjadi masalah pada dekomposisi nitrogen pentoksida, dimana faktor pre-eksponensial dan energi aktivasi sangat mirip dalam fase gas dan dalam berbagai jenis pelarut, seperti yang ditunjukkan pada tabel 9.1.

description

pengaruh pelarut

Transcript of laju reaksi

Kelompok A:1. Arif Novan (KA2012/12030234001)2. Ayu Mei Santi(KA2012/12030234014)3. Lintang Purnama S.(KA2012/12030234210)4. Aulia Cita Siswanti(KA2012/12030234222)5. Meita Rahmawati(KB2012/12030234017)6. Ruwanti Dewi C. N.(KB2012/12030234216)

9.1 Pengaruh Pelarut Terhadap Laju ReaksiPada reaksi dalam larutan, pelarut umumnya ada pada konsentasi yang lebih tinggi daripada reaktan. Konsentrasinya kurang lebih konstan selama berjalannya reaksi. Apabila pelarut juga merupakan salah satu reaktan, seperti air pada hydrolises atau contoh rekombinasi karbokation dengan molekul air yang kita bahas sebelumnya, urutan dengan pelarut yang berperan dalam laju reaksi tidak dapat diperoleh dengan studi kinetik dalam pelarut ini. Untuk mendapatkan ini, kita perlu studi kinetik dengan campuran pelarut atau molekul yang berlabel secara isotop, studi spektroskopi, dllDalam sistem lain, pelarut hanya bertindak sebagai media inert dimana reaksi terjadi tanpa mempengaruhi mekanisme. Hal ini tampaknya menjadi masalah pada dekomposisi nitrogen pentoksida, dimana faktor pre-eksponensial dan energi aktivasi sangat mirip dalam fase gas dan dalam berbagai jenis pelarut, seperti yang ditunjukkan pada tabel 9.1.

Sebuah efek yang lebih halus dari pelarut terlihat dalam reaksi pertama yang dipelajari oleh menschutkin [1], Contohnyam-ClC6H4N(CH3)2 + CH3I m-ClC6H4N(CH3)3+ + I-

Hasil yang ditunjukkan pada tabel 9.2 menunjukkan bahwa konstanta laju menurun oleh faktor dari 140 kali asetonitril hingga benzena. Efek pelarut ini terjadi tanpa adanya perubahan pada mekanisme, tapi apa penyebabnya? Catat bahwa juga terdapat efek pelarut yang sama pada energi bebas reaksi, Go, simana terlihat adanya penurunan pada konstanta kesetimbangan oleh faktor 2.5 x 104. Namun, pada gambar 9.1, hal ini tidak sesuai dengan korelasi linear antara parameter kinetik dan termodinamika.

Gambar 9.1 Variasi energi aktivasi dengan energi reaksi untuk reaksi Menschutkin (data dari Tabel 9.2)Apa yang tampaknya terjadi adalah bahwa, meskipun pelarut tidak menghasilkan efek pada Go, pada saat yang sama terdapat perubahan dalam urutan ikatan dari keadaan transisi, n+. Pada Gambar 9.2, hal ini dapat dihubungkan dengan parameter pelarut Kamlet-taft bkt, yang merupakan ukuran empiris dari kapasitas pelarut untuk mengkoordinasikan melalui sumbangan sepasang elektron non bonding, yaitu pelarut bertindak sebagai basa Lewis.Efek dari pelarut tak berpasangan ini dapat dirasionalisasikan dalam hal daya tarik oleh bagian positif dari dipol amina, yang menyebabkan peningkatan n+ karena peningkatan kerapatan elektron pada ikatan N-C, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.3.

Gambar 9.2 Hubungan urutan ikatan keadaan transisi dan parameter Kamlet-Taft pada reaksi Menschutkin (data dari tabel 9.2), nilai intersep = 0,62.