Lap Pengabdian 15

46
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Pelatihan Penyelidikan Struktur Tanah Pondasi Rumah Panggung dalam Rangka Pemanfaatan Lahan Rawa Bebas Banjir Oleh : Drs. Ishak Yunus, ST., MT DR. Ir. Hj. Hasmaty.AR, M.M.,M.T Ir. Amiluddin Zahri, MT. Mukhlis ST., MT.

description

LPPM

Transcript of Lap Pengabdian 15

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pelatihan Penyelidikan Struktur Tanah Pondasi Rumah Panggung dalam Rangka PemanfaatanLahan Rawa Bebas Banjir

Oleh :Drs. Ishak Yunus, ST., MT DR. Ir. Hj. Hasmaty.AR, M.M.,M.TIr. Amiluddin Zahri, MT.Mukhlis ST., MT.

UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANGDESEMBER 2014

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Penyelidikan Struktur Tanah Pondasi Rumah Panggung dalam Rangka Pemanfaatan Lahan Rawa Bebas Banjir 2. Bidang pengabdian: Pelatihan 3. Ketua Tim a. Nama Lengkap: Drs. Ishak Yunus, ST., MT. b. Jenis Kelamin: Laki-laki c. NIP/NIDN: 195902031986031009/0003025901 d. Disiplin Ilmu: Teknik Sipil e. Pangkat / golongan: Pembina /IVa f. Jabatan: Kaprodi Teknik Sipil g. Fakultas / Jurusan: Teknik4. Jumlah Anggota: Nama Anggota : 1.Ir. Amiluddin Zahri, MT.2. Dr. Ir. Hasmawaty, MT.3.Mukhlis ST., MT.5. Lokasi Kegiatan: RT. 38 Rw.08 Kel. Bukit Sangkal Palembang

Palembang, 30 Desember 2014

Menyetujui,Ketua Program Studi Ketua Tim,

Drs. Ishak Yunus, ST., MT. Drs. Ishak Yunus, ST., MT.

MengetahuiiKetua RW. 08 Kel. Bukit Sangkal Palembang.

S A M I D I

Prakata

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kesempatan dan keselamatan. Sholawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, atas taufiq dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pengabdian pada masyarakat dan pembuatan laporan ini dengan judul: Penyelidikan Struktur Tanah Pondasi Rumah Panggung dalam rangka Pemanfaatan Lahan Rawa Bebas Banjir .Laporan ini merupakan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang kami laksanakan pada tanggal 29 September sampai 30 September 2014 bertempat di Palembang pada RT. 38 Rw.08 Kel. Bukit Sangkal Palembang Sumatera Selatan.Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Rektor Universitas Bina Darma;2. Ketua Rt. 38 Rw. 08 Bukit Sangkal Palembang3. Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Darma; 4. Civitas Akademika Universitas Bina Darma dan semua pihak yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian Laporan ini. Penulis menyadari betul bahwa Laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan masukan dan saran yang dapat menyempurnakannya. Semoga pengabdian ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Palembang, Desember 2014Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiLEMBAR PENGESAHANiiPRAKATA..iiiDAFTAR ISI...iv

BABI PENDAHULUAN..11.1. Latar Belakang11.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah21.3. Tujuan Kegiatan21.4. Manfaat Kegiatan3

BAB II STRUKTUR TANAH PONDASI42.1.Tanah 42.2.Penyelidikan Tanah..52.3.Teori Pembuatan Pondasi ..10

BABIII METODE PENELITIAN..143.1.Materi akan diberikan.143.2.Metode Pelaksanaan.14

BABIV HASILDAN PEMBAHASAN.154.1.Paparan Materi..154.2Pelatihan Pengujian Tanah.194.3Hasil Pelatihan22

BABV PENUTUP23

DAFTAR PUATAKA.24

LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangSumatera Selatan, khususnya Pemerintah Kota Palembang diminta tetap mempertahankan, bahkan menganjurkan kembali pembangunan rumah panggung. Selain menjaga kelestarian budaya, keberadaan rumah panggung dinilai lebih aman dari banjir. Dahulu masyarakat di pinggiran anak sungai memanfaatkan rumah panggung sebagai tempat tinggal. Namun kini berubah menjadi batu permanen. Ini menunjukkan bahwa masyarakat dahulu sangat cerdas. Kalau sekaran sejak serbuan budaya sosial, ekonomi, politik dan lainnya masuk ke Palembang, pemanfaatan rumah panggung perlahan terkikis.Masyarakat sekarang lebih cenderung mengikuti arus perubahan zaman, tanpa memikirkan apakah hal itu cocok dengan lingkungannya. Seperti dalam mendirikan rumah, warga harusnya memikirkan kondisi geografis Kota Palembang yang merupakan kawasan rawa dan dialiri sungai. Padahal, pada zaman penjajahan dulu, orang-orang Belanda sudah meng galakkan pendirian rumah panggung. Tahun 1920 ada pejabat Belanda yang membangun rumah panggung di Sekanak dengan gaya arsitektur Eropa. Walau pun sedikit terkikis, namun keberadaan rumah panggung di Palembang masih tetap ada. Agar keberadaan rumah panggung dipertahankan, bahkan bertambah, diperlukan ketegasan pemerintah dengan membuat aturan yang tegas mengenai hal itu. Misalnya dengan mengeluarkan aturan yang mewajibkan pemukiman di pinggiran Sungai Musi berupa rumah panggung. Perlu revisi perda penimbunan rawa dengan mema sukkan keberadaan rumah panggung untuk kelestarian dan kearifan lokal sekaligus menghindari banjir, pengawasan, banyak rawa yang ditimbun hingga membuat banjir di kawasan pinggiran semakin parah. Seperti contoh, lokasi Indogrosir Kenten yang dahulunya merupakan daerah rawa. Sejak di timbun, akhirnya lokasi perumahan di belakang Indogrosir menjadi terendam. Begitu pula di daerah-daerah lainnya. Nah, inilah yang perlu diperhatikan pemerintah, terangnya. Di era Wali Kota Edy Santana Putra, ada peraturan daerah (perda) yang melarang rawa konservasi ditimbun. Namun kini justru kebijakan itu tidak berjalan semestinya. Sebagian individu hingga pengembang kini berlom balomba melakukan penimbunan rawa tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan. Saya juga tidak mengetahui apakah perda penimbunan rawa masih ada atau tidak berjalan optimal. Sementara itu, Ketua liansi Masyarakat Penyelamat Aset Daerah (AMPAD) Sumsel menilai pemerintah tidak serius menjaga kelestarian rumah panggung. Padahal, ketika terjadi banjir akibat meluapnya sungai seperti saat ini, rumah panggung terbukti nyaman dan bebas banjir.Peberadaan rumah panggung sebagai simbol kearifan lokal masyarakat Palembang perlu dijaga kelestariannya. Apalagi rumah panggung yang berada dipinggiran anak sungai, banyak manfaat yang dipetik, seperti bebas banjir jika air mulai meluap dan lainnya, juga perlu perhatian serius pemerintah untuk menegakkan perda penimbunan rawa,

Pengabdian ini mengajarkan kepada masyarakat untuk terbiasa memanfaatkan daerah lahan tanah rawa untuk dijadikan penghunian rumah panggung yang nyaman, terbebas dari banjir dan mengetahui dari struktur tanah yang gunanya untuk membuat pondasi dari rumah panggung tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah1. Pihak masyarakat RT. 38 Rw.08 Kelurahan Bukit Sangkal Palembang belum mengetahui bahwa tanah rawa dapat dijadikani rumah panggung bebas banjir..2. Belum memahami struktur tanah rawa dan belum mengetahui cara pembuatan pondasi rumah panggung bebas banjir3. Belum memahami bahwa bahwa rumah panggung yang didirikan di tanah rawa cukup nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Dari identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut, Bagaimana mengoptimalkan lahan tanah rawa yang ber air dapat dijadikan perumahan rakyat bebas banjir1. Kendala apa saja yang ditemukan saat pemberian pelatihan penyelidikan struktur tanah rawa2. Solusi apa yang ditawarkan dalam menghadapi kendala tersebut.

1.3. Tujuan Kegiatan. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam upaya pelatihan membuat kompos dari limbah daun. 1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap asli dengan memanfaatkan tanah rawa menjadi perumahan masyarakat bebas banjir.2. Membantu masyarakat untuk belajar, bahwa tanah rawa yang ber air dapat dijadikan daerah perumahan yang nyaman dan bebas banjir dan mengetahui dari struktur tanah tersebut..

1.4. Manfaat Kegiatan1. Meningkatnya dan menambah kemampuan masyarakat dalam hal mengolah tanah rawa menjadi daerah perumahanyang bebas banjir.2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat bahwa rumah panggung adalah rumah yang enak untuk dihuni dan nyaman bila didirikan daerah tanah rawa walaupun dibawahnya ada genagan air.

BAB II. STRUKTUR TANAH PONDASI

2.1 TANAH.1. Pengertian Tanah dan Fungsinya Sebagai Pijakan PondasiTanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.

2. Klasifikasi Tanaha. Berdasarkan SusunannyaTanah BatuMemiliki butiran lebih dari 40mm, merupakan tanah dasar yang amat baik untuk bangunan, umumnya berlapis-lapis dan lapisan ini tidak boleh miring karena dapat menyebabkan pergeseran.Tanah Padas/ CadasMerupakan pengerasan dari tanah dan terkadan terdapat tanah-tanah lembek, umumnya setelah terbuka tanah ni mudah lapuk, lain halnya jika tertutup dengan pasir.Tanah KerikilButiran kerikil anda yang mengatakan 2-20 mm dan ada yang mengatakan 5-50 mm, karena besarnya butiran maka air mudah merembs diantara kerikil-kerikil tersebut, sebagai tanah dasar kerikil baik untuk didirikan bangunan.Tanah PasirTanah pasir terdiri dari butiran-butiran yang memiliki bentuk hampir bulat, besarnya 0,1-2mm.Tanah LiatTanah yang mudah menerima air, waktu musim penghujan tanah menjadi lembek, jika pada musim kemarau tanah menjadi retak-retak terkadang hingga sampai kedalaman 2 m.Tanah GeluhCampuran (alami) antara tanah liat dengan pasir Tanah napalCampuran tanah liat, pasir dan kapurTanah HalusTerbentuk dari butiran-butiran tanah yang sangat halus yang terbawa oleh angin, dalam susunanya banyak terdapat butiran-butiran kapur. Tanah GambutTerjadi dari tumbuhan yang telah lama mengendap didalam air. Tanah ini tidak baik sebagai dasar bangunan.

3. Penyelidikan atau Pemeriksaan TanahTujuan dari penyelidikan/ pemeriksaan tanah disini adalah untuk mengetahui jenis tanah tersebut dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman penentuan jenis pondasi yang akan digunakan. Adapun proses yang dilakukan adalah : Pemeriksaan jenis tanah Pemeriksaan daya dukung tanah Pemeriksaan kadar air didalam tanah

2. 2 PENYELIDIKAN TANAHA. Penyelidikan Atau Pemeriksaan Tanah Meliputi1. Pemeriksaan jenis tanahMemiliki tujuan untuk mendapatkan sifat fisik tanah (warna & bentuk) guna pendiskripsian jenis tanah (tanah pasir: warna hitam, butiran sedikit kasar, bila basah dapat dikepalkan, bila kering sulit untuk dikepalkan):Pengujian dengan taksiran melalui fisual & sentuhan (penglihatan) akan didapatkan warna, bentuk, dll.Pengujian dengan penelitian bor log dan uji analisis ukuran butiran tanah --- didapatkan besaran butiran dan nantinya dapat ditentukan jenis tanah apa itu.2. Pemeriksaan daya dukung tanahPemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa sifat indeks dan sifat mekanis suatu tanah (untuk mengetahui kekuatan tanah dalam mendukung beban diatasnya), pengujian yang dilakukan meliputi:- Pengujian sondir Pengujian sandcone

3. Pemeriksaan kadar air tanahPemeriksaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kandungan air didalam tanah tanah, semakin banyak tanah mengandung air semakin buruk tanah tersebut untuk dijadikan tanah dasar pondasi, pengujian yang dilakukan:- Pengujian dengan taksiran melalui fisual & sentuhan (penglihatan) akan didapatkan warna, bentuk, dll.- Uji kadar air untuk tanah

B. Maksud/ Tujuan Dari Penyelidikan TanahUntuk mendapatkan data berupa sifat fisik, sifak indeks dan sifat mekanis dari tanah, yang selanjutnya dapat digunakan oleh kontraktor untuk merencanakan jenis pondasi apa yang tepat untuk tanah tersebut.1. sifat fisik --- (warna, tekstur dan struktur)2. sifat indeks --- menunjukkan sifat-sifat tanah yang mengindikasikan jenis (jenis tanah pasir, lempung, lanau dll) dan kondisi tanah (kondisi baik, buruk).--- indeks plastisitas tanah3. sifat mekanis --- seperti kekuatan dan pemampatan atau kecenderungan untuk mengembang, dan permeabilitas.

C. Struktur /Komposisi TanahKomposisi tanah terdiri dari:1. Butiran (solid) --- agregat --- semakin berfariasi ukuran agregat semakin kuat daya ikat antar agregat tersebut2. Pori (void) = udara (air) & Air (water)Perbandingan komposisi tanah:Komposisi tanah = butiran (solid) + {udara (air) & Air (water)}

D. Pengujian Untuk Menyelidiki Atau Memeriksa Tanah(pengertian, tujuan, alat-alat yang digunakan, langkah-langkah pengujian, hasil yang didapatkan)1. Pengujian tanah di lapangana. Sumur percobaan (gbr. Scan)- Pengertian:Penggalian tanah yang yang digunakan untuk penyelidikan suatu tanah, biasanya memiliki ukuran 1 m X 1,5 2 m serta dengan kedalaman tanah sesuai dengan yang diperlukan.- Tujuan:Untuk mengetahui susunan tanah, warna tanah, tekstur tanah, dan dapat pula digunakan untuk pengambilan sempel tanah yang selanjutnya digunakan untuk penelitian di laboratorium.- Alat-alat yang digunakan:Pelubangan: Meteran, patok, tali, cangkul, linggis, ember dan tali (katrol).Pengambilan sempel: sendok, sekop kecil, nampan dll.- Langkah-langkah pengujian: Pengukuran tanah menggunakan meteran dan kemudian ditandai dengan tali dan patok Penggalian menggunakan cangkul dan linggis Pengeluaran tanah galian dari dalam menggunakan ember dengan sistem katrol Penelitian secara fisual, pengambilan sempel dan pencatatan hasil penelitian.

b. Bor log (bor tangan)- Pengertian:Bor tangan dapat digunakan untuk menggali lubang bor hingga kedalaman 5 meter dengan memakai seperangkat batang penyambung bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga (tanah tidak terlalu keras) dan bila tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar.Tujuan:Untuk mengambil sampel (tanah asli/ tak terganggu = mata bor berbentunk tabung dan tidak asli /terganggu = mata bor auger) dari tanah yang akan diteliti, sampel dilanjutkan dengan penelitian di laboratorium atau dapat dilakukan penelitian di tempat secara fisual dengan mengambil sampel tanah setiap kedalaman tertentu, biasanya dilakukan untuk pengklasifikasian tanah dan pendiskripsian tanah.Alat-alat yang digunakan:Pemboran = Tang, pipa besi sambung, pegangan pipa, mata bor.Pengambilan sempel = dengan bor dan kemudian dimasukkan dalam wadah dan diberi label.- Langkah-langkah pengujian:Bor diputar sambil ditekan ke bawah dengan tuas berbentuk T di batang paling atas hingga kedalaman maks. 5 m. c. Sondir- Pengertian & Tujuan:Sondir adalah salah satu alat pengujian tanah dilapangan. Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan yang selanjutntya digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari analisis dan desain geoteknik.- Alat-alat yang digunakan:mesin sondir, stang sondir, mantle cone, friction cone, jangkar spiral, ambang penekan dan peralatan penunjang

Gambar alat Mesin Sondir

-Langkah-langkah pengujian:Alat (mesin sondir) di pasang di atas tanah yang akan di uji, penyambungan satang sondir dengan friction / mantel cone, pemasangan satang sondir dan friction / mantel cone pada mesin sondir kemudian memutar tuas dengan kedalaman per 20 cm.- Hasil/ data yang didapatkan:Perlawanan conus (qc), perlawanan geser (qc+fs)* gambar dapat diperlihatkan dengan foto praktek, langkah-langkah dijelaskan secara garis besar, dan hasil berupa grafik dijelaskan secara garis besar.

2. Pengujian tanah di laboratoriuma. Uji kadar air untuk tanah- Pengertian & tujuan:Pengujian ini digunakan untuk menentukan kadar air sampel tanah yaitu perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut.- Alat-alat yang digunakan:Cawan kadar air, timbangan ketelitian 0,01 gram (Gambar 5.1), oven dan desikator ( mangkok berisi batu yang dapat mendinginkan).Langkah-langkah pengujian: Timbang cawan yang akan dipakai berikut tutupnya lalu beri nomor/tanda. Masukkan benda uji yang akan diperiksa kedalam cawan tersebut lalu tutup. Timbang cawan yang telah berisi benda uji tersebut. Masukkan kedalam oven yang suhunya telah diatur 110C selama 24 jam sehingga beratnya konstan (tutup cawan dibuka). Setelah dikeringkan dalam oven, cawan tersebut lalu dimasukkan ke dalam desikator agar cepat dingin. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebutHasil/ data yang didapatkan: Kadar air ()b. Uji berat volume tanah, uji berat jenis tanah, uji analisis ukuran butiran tanah, uji penentuan batas cair, uji penentuan batas plastis, uji penentuan batas susut, uji kuat geser tanah dengan uji geser langsung dan uji pemadatan tanah di laboratorium.

2.3 TEORI PEMBUATAN PONDASI

Suatu proyek pembangunan bangunan gedung, sesudah diadakan penyelidikan tanah, selanjutnya pekerjaan pokok yang harus dikerjakan adalah pekerjaan pondasi. Sebelum dimulai pengerjaannya perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan mengenai bangunannya, dimana bangunan akan didirikan, ukuran serta bentuk bangunan, keadaan tanah, bahan-bahan material dan tenaga kerja yang tersedia di daerah tersebut.Setelah diketahui semuanya itu kemudian dibuatlah gambar rencana sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, selanjutnya didirikan sebuah barak-barak bagi pekerja dan material (kayu, semen, besi dan pasir) serta alat-alat bangunan.

3. Pekerjaan PondasiUntuk pekerjaan pondasi hal yang pertama dilakukan adalah pembersihan lahan untuk bangunan, pengukuran dan pemasangan papan bowplank dan dilanjutkan dengan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi.

a. Pekerjaan Papan bouwplank1. Pengertian dan fungsi papan bowplankPapan bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah dengan permukaan jalan.2. Pemasangan papan bouwplankProses pemasangan papan bouwplank memiliki beberapa tahapan sebagai berikut: Pengukuran luas rencana bangunanPekerjaan pengukuran disini dimaksudkan unutk mengukur luas bangunan yang nantinya akan dibangun. Pemasangan papan bouwplank- Mula-mula pemasangan patok sebagai pijakan papan dengan jarak kira-kira 15-20 cm dari tepi galian pondasi (sekiranya tidak terlalu dekat dengan galian agar tidak mudah lepas).- Patok dipasang tegak lurus dan diusahakan tidak mudah goyah atau lepas,- Papan bowplank dipaku pada setiap patok dengan ketinggiannya sebagai patokan muka atas lantai 0.00 (muka atas lantai biasanya terletak antara 30-50 cm di atas tanah tergantung pada keadaan tanah disekitarnya, dan di papan bowplank dipasang pula paku atau dicat meni sebagai pedoman as suatu bangunan /pondasi.

MACAM- MACAM PONDASIA. Pondasi LangsungPondasi langsung merupakan pondasi yang langsung berdiri diatas tanah yang mempunyai daya dukung tanah baik, beberapa jenis pondasi langsung:1. Pondasi Batu Bata Merupakan pondasi yang berbahan batu bata, pada umumnya batu bata sebagai bahan pembuatan pondasi kurang efektif dan baik disamping harganya yang lebih mahal daripada batu alam (batu kali, batu kapur) terlebih dalam pengerjaannya pondasi dari bahan batu bata lebih rumit daripada batu alam (dengan penyusunannya yang lebih detail dan spesifik dari menyusun pondasi berbahan batu alam). Pada pondasi batu bata ini nantinya terdapat pondasi batu bata setempat dan pondasi batu bata lajur. Ukuran bata pada saat ini 5 x 11 x 22 (gbr.kan ke papan tulis) Pelaksanaan pembuatan pondasi batu bata: Pekerjaan pembwoplankan Pemasangan profil-profil (bentuk profil mengikuti bentuk pondasi) Penggalian tanah (gbr.kan di papan tulis) Pekerjaan urugan pasir dengan ketebalan 10 cm & dipadatkan Pembuatan Rollag dengan ketinggian 15 cm Penyusunan batu bata hingga membentuk pondasi Pekerjaan urugan tanah & dipadatkan Gambar untuk pondasi batu bata ada pada gambar hasil scan.

2. Pondasi Batu Alam Merupakan pondasi yang berbahan batu alam, yaitu bahan yang dihasilkan oleh alam (batu kali dan batu kapur). Agar daya lekat dengan adukan lebih baik maka batu biasanya dipecah-pecah menjadi ukutran kurang lebih 25 cm. Penampang melintangnya berbentuk trapesium, ini dimaksudkan untuk memberi stabilitas tertentu pada temboknya. Pada umumnya dipasang pada kedalaman 1-2m. Pelaksanaan pembuatan pondasi batu alam: Pekerjaan pembwoplankan Pemasangan profil-profil (bentuk profil mengikuti bentuk pondasi) Penggalian tanah (gbr.kan di papan tulis) Pekerjaan urugan pasir dengan ketebalan 10 cm & dipadatkan --- dijelaskan fungsinya Pekerjaan batu kosong (aanstamping) ketinggian 20 cm --- dijelaskan fungsinya Pemasangan batu alam dibentuk trapesium Urugan tanah dipadatkan Gambar untuk pondasi batu bata ada pada gambar hasil scan.

A. Pondasi Tidak LangsungSuatu pondasi yang memiliki fungsi meneruskan beban dari struktur diatasnya menuju ke tanah dasarnya yang memenuhi syarat dengan perantaan suatu konstruksi tertentu.1. Pondasi Straus pal Merupakan pondasi tidak langsung, biasanya digunakan untuk bangunan tempat tinggal dan bangunan yang tidak berdimensi besar. Pelaksanaan pembuatan pondasi straus pal: Letak tiang harus ditentukan terlebih dahulu, sumbu tiang harus tepat pada rencan sumbu dinding tembok nantinya. Pekerjaan pembwoplankan Penggalian tanah dengan cara pemboran tanah dengan diameter 25 30 cm (kedalaman maks. 5 M). Pemasangan pipa besi dengan diameter sesuai lubang bor. Pemasukan beton kering kurang lebih 0,12 m3, dengan perbandingan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr setelah diaduk Pekerjaan penimbrisan Penulangan dengan bentuk menyerupai lingkaran Pengecoran dengan campuran 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr Pembuatan sloof Sebagai isi galian tanahnya digunakan campuran beton 1PC: 2PS: 3KR, yang diperkuat dengan tulangan besi baja.2. Pondasi Pancang Bambu/ Kayu Digunakan apabila tanah bangunan sangat buruk, antara lain keadaan muka air tanah sangat tinggi, daya dukung tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga tidak dimungkinkan lagi untuk pengeboran maupun penggalian. (tanah gambut) Pondasi pancang kayu digunakan pada gedung yang ringan, dibawah dinding cukup dipasangi satu deret tiang kayu diameter 25 cm. Dalam deretan tiang diatas kepalanya dipasang kayu penghubung yang dinamakan KESP ukuran 15/25 cm Pondasi tiang pancang bambu digunakan apabila tanahnya gembur atau berlumpur, bambu yang digunakan umumnya bambu yang memiliki diameter besar dan ros-ros (garis-garis sekat batang pada bambu) yang pendek Selama bambu terpendam dalam air atau lumpur, bambu tidak akan mengalami lapuk

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1. Materi Akan Diberikan Program ini diberikan dengan beberapa materi sebagai berikut1. Menyampaikan materi perlunya menjaga lingkungan dengan cara mengolah tanah rawa untuk dijadikan tempat tinggal dengan membuat rumah panggung yang bebas dari luapan air dan banjir..2. Pelatihan penyelidikan struktur tanah rawa untuk mendirikan pondasi rumah panggung yang kuat nyaman dan bebas banjir di RT. 38 Rw.08 Kel. Bukit Sangkal Palembang

3.2. Metode Pelaksanaan1. Lokasi PelaksanaanKegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada masyarakat RT. 38 Rw.08 Kel. Bukit Sangkal Palembang 2. Waktu, Metode dan Jadwal Pelaksanaan KegiatanKegiatan ini dilaksanakan selama 2 x pertemuan, yaitu 29 sd 30 September 2014Hari TanggalPelaksanaan/ PelatihanMetode Kegiatan Luaran

Waktu Kegiatan(Jam)Total Waktu (Jam)

29September2014Penyampaian materi; Kondisi Lapisan tanah bawah permukaan

Persiapan peralatan untuk melakukan pengerjaanCeramahDiskusiTanya Jawab

Memberitahukan alat-alat apa saja yang digunakan dan cara melukukan pekerjaan.

Masyarakat mengetahui tentang alat-alat yang akan digunakan dan dapat mengoperasi onalkan semua alat

8.00 12.00

4

30September2014Cara Membantu dalam pelaksanaan operasional peralatanMelakukan penelitian tentang tanahMasyarakat tau tentang operasional peralatan yang digunakan

8.00 12. 00

4

TOTAL KEGIATAN PENGABDIAN8

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian difokuskan untuk mengajarkan peduli lingkungan terhadap masayarakat RT.38 Rw.08 Kelurahan Bukit Sangkal Palembang, dengan cara memberikan pelatihan penyelidikan struktur tanah rawa yang yang digunakan untuk pondasi rumah panggung bebas banjir dengan judul Penyelidikan Struktur Tanah Pondasi Rumah Panggung dalam Rangka Pemanfaatan Lahan Rawa Bebas Banjir

4.1. Paparan Materi Paparan materi dengan menggunakan power point sebagai berikut:

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA

Tanah Gambut

Tanah AlluvialJenis tanah Gambut berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa. Tanah gambut mempunyai ciri dan sifat, , ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0),

Tanah RegosolJenis tanah Regosol masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai. Regosol

Tanah Litosol Tanah LatosolTanah mineral yang sedikit mempunyai perkembangan profil, batuan induknya merupakan batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir dan tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam. Litosol

Jenis tanah Latasol telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalamannya dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 3001000 cm. Batuan induk berasal dari tuf, dan material vulkanik Latosol

Tanah AluvialJenis tanah Aluvial masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi). Aluvial

Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim subhumid atau subarid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun. Glumosol

4.2. Pelatihan Pengujian Tanah di Lapangan Pelatihan langsung pengujian tanah dilapangan sebagai berikut1. Penggalian tanah (Sumur Percobaan) yang digunakan untuk penyelidikan suatu tanah, biasanya memiliki ukuran 1 m X 1,5 2 m serta dengan kedalaman tanah sesuai dengan yang diperlukan.Tujuannya adalah Untuk mengetahui susunan tanah, warna tanah, tekstur tanah, dan dapat pula digunakan untuk pengambilan sempel tanah yang selanjutnya digunakan untuk penelitian di laboratorium. Alat-alat yang digunakan: Meteran, patok, tali, cangkul, linggis, ember dan tali (katrol).Pengambilan sempel: sendok, sekop kecil, nampan dan lainnya.

2. Bor log (bor tangan)Menggali lubang bor hingga kedalaman 5 meter dengan memakai seperangkat batang penyambung bor tangan biasanya digunakan hanya bila sisi-sisi lubang bor tidak memerlukan penyangga (tanah tidak terlalu keras) dan bila tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang lebih besar.Tujuannya adalah Untuk mengambil sampel (tanah asli/ tak terganggu = mata bor berbentunk tabung dan tidak asli /terganggu = mata bor auger) dari tanah yang akan diteliti, sampel dilanjutkan dengan penelitian di laboratorium atau dapat dilakukan penelitian di tempat secara fisual dengan mengambil sampel tanah setiap kedalaman tertentu, biasanya dilakukan untuk pengklasifikasian tanah dan pendiskripsian tanah.Alat-alat yang digunakan:Tang, pipa besi sambung, pegangan pipa, mata bor.

3. SondirPengujian tanah dilapangan yang dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter perlawanan penetrasi lapisantanah di lapangan yang selanjutntya digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari analisis dan desain geoteknik.Alat-alat yang digunakan:mesin sondir, stang sondir, mantle cone, friction cone, jangkar spiral, ambang penekan dan peralatan penunjang

PHOTO : Penyondiran Titik S.01 RT. 38 RW. 08 Kelurahan Bukit Sangkat Palembang

PHOTO : Penyondiran Titik S.02 RT. 38 RW. 08 Kelurahan Bukit Sangkat Palembang

4.3. Hasil PelatihanHasl pelatihan pengambil struktur tanah diuji di Laboratorium Teknik Sipil adalah : Untuk pondasi dangkal sesuai dengan ukuran dan kedalamannya daya dukung izin dimasing-masing Site seperti tabel .1. Daya Dukung Tanah Pondasi Dangkal ,Tabel Daya Dukung Izin Pondasi Dangkal.

2. Pondasi Tiang Pancang / borepileUntuk pondasi tiang / borepile berdasarkan data sondir sesuai dengan bentuk, jenis dan ukuran diameter dapat dilihat pada tabel

Tabel Daya Dukung Pondasi Tiang Bujur sangkar 40 x 40 cm

Tabel : Daya Dukung Pondasi Tiang Tiang / borepile 40 cm

Tabel : Daya Dukung Pondasi Tiang / borepile 50 cm

Tabel : Daya Dukung Pondasi Tiang / borepile 60 cm

BAB VPENUTUP

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini diharapkan dapat membantu masyarakat dilingkungan Rt. 38 RW. 08 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang, agar tidak membangun lahan dengan menimbun/urug pada lahan rawa, tapi memberikan nilai manfaat dari lahan rawa yang ada, agar di bangun perumahan dengan rumah bertiang atau rumah panggung, sehingga lahan yang air yang ada dapat dimanfaatkan untuk kolam ikan, kebun kecil, dan dengan rumah yang tinggi akan terhindar dari banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka:Eddy Harsono Dr.Ir.H.,ME.,PU-SDA*,2011, ISU DAN PERMASALAHAN REKLAMASI RAWA JAKABARING PALEMBANG, Direktoran Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU, Jakarta.

DAFTAR HADIR PESERTA PENGABDIAN PADA MASYARAKATRT. 28. RW. 08 KELURAHAN BUKIT SANGKALKECAMATAN KALIDONI PALEMBANGSelasa 30 September 2014

DAFTAR HADIR PESERTA PENGABDIAN PADA MASYARAKATRT. 28. RW. 08 KELURAHAN BUKIT SANGKALKECAMATAN KALIDONI PALEMBANGMinggu 28 September 2014

DAFTAR HADIR PESERTA PENGABDIAN PADA MASYARAKATRT. 28. RW. 08 KELURAHAN BUKIT SANGKALKECAMATAN KALIDONI PALEMBANGSenin 29 September 2014

Sheet1KodeDalamqcQallTitik( m )(Kg/cm)B < 1.20B > 1.20S.012.0022.247.4110.752.4027.079.0213.083.0030.9410.3114.95S.022.0020.316.779.822.4032.8810.9615.893.0029.989.9914.49

Sheet1KodeKedalamanqcAJHPQTitik(m)(kg/cm2)(cm2)(kg/cm)(cm)(Ton)S.017.0064.791600.00710.12160.0057.288.00178.881600.00871.99160.00123.31S.027.00112.171600.00750.16160.0083.838.00174.051600.00859.81160.00120.34

Sheet1KodeKedalamanqcAJHPQTitik(m)(kg/cm2)(cm2)(kg/cm)(cm)(Ton)S.017.0064.791257.14710.12125.7145.008.00178.881257.14871.99125.7196.88S.027.00112.171257.14750.16125.7165.878.00174.051257.14859.81125.7194.55

Sheet1KodeKedalamanqcAJHPQTitik(m)(kg/cm2)(cm2)(kg/cm)(cm)(Ton)S.017.0064.791964.29710.12157.1464.748.00178.881964.29871.99157.14144.53S.027.00112.171964.29750.16157.1497.028.00174.051964.29859.81157.14140.98

Sheet1KodeKedalamanqcAJHPQTitik(m)(kg/cm2)(cm2)(kg/cm)(cm)(Ton)S.017.0064.792828.57710.12188.5787.878.00178.882828.57871.99188.57201.54S.027.00112.172828.57750.16188.57134.058.00174.052828.57859.81188.57196.53