laporan 1.docx

54
LAPORAN PERANCANGAN APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 2 “MEJA 2 IN 1” DisusunOleh: Kelompok IX Abdul Alaudin M. (41612010017) Ahmad Sobari (41612010018) Anissa Agustha (41612010024) Tri Desi Rahayu W. (41612010041) Ezra Lisfiani (41610010048) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

Transcript of laporan 1.docx

Page 1: laporan 1.docx

LAPORAN

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 2

“MEJA 2 IN 1”

DisusunOleh:

Kelompok IX

Abdul Alaudin M. (41612010017)

Ahmad Sobari (41612010018)

Anissa Agustha (41612010024)

Tri Desi Rahayu W. (41612010041)

Ezra Lisfiani (41610010048)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2015

Page 2: laporan 1.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

serta Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Perancangan dan

Aplikasi Sistem Industri 2 “Studi Kelayakan - Break Event Point (BEP)”.

Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai Studi Kelayakan-Break Event Point (BEP).

Kami  menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan, oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun di masa yang akan

datang. Kami juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami,

baik dalam segi motivasi, penulisan, dan output dari penyelesaian laporan ini.

Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan

masyarakat pada umumnya. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih

Jakarta, 2015

Page 3: laporan 1.docx

DAFTAR ISI

Page 4: laporan 1.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Furniture adalah istilah yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga yang terbuat

dari kayu atau semacamnya. Banyak sekali jenis perabot rumah tangga yaitu yang digunakan

sebagai tempat penyimpan sesuatu, tempat meletakkan sesuatu dipermukannya, tempat duduk

atau bahkan tempat untuk tidur. Furniture yang digunakan sebagai tempat meletakkan atau

menyimpan sesuatu biasanya dilengkapi dengan laci, atau mungkin rak. Furniture dapat

terbuat dari kayu, logam, plastic, dan lain-lain. Furniture sebagai perabot rumah tangga

biasanya dibuat dengan teknik yang bagus serta artistic agar selain fungsi utamanya sebagai

perabot rumah tangga tetapi juga dapat menunjukkan kesan indahnya terhadap penggunanya

tanpa meninggalkan fungsi utama.

Meja adalah salah satu furniture berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa

kaki. Meja sudah banyak mengalami perubahan bentuk dari zaman dahulu, mulai dari bundar,

kotak, persegi panjang, sampai segilima. Perubahan dari zaman dahulu sampai sekarang

tujuannya hanya ingin memuaskan konsumen dan memberikan apa yang sebenernya di

inginkan oleh konsumen. Seringkali kita menginginkan meja yang yang mempunyai banyak

fungsi tapi tetap menggunakan tempat yang kecil pada saat digunakan atau dapat juga disebut

dengan multifungsi. Pada zaman modern ini meja bukan lagi sesuatu yang fungsinya hanya

untuk meletakkan sesuatu pada permukaannya tetapi meja dapat mempunyai fungsi lain yaitu

dapat dijadikan kursi pada saat yang diinginkan.

Meja umumnya tidak lepas dipasangkan dari kursi, jika ada meja biasanya selalu ada

kursi yang berdampingan. Tetapi, saat ini berbeda kami membuat meja dan kursi dalam satu

bentuk dan dapat digunakan hanya dengan mengubah bentuknya saja kami menyebutnya

dengan meja 2 in 1. Meja 2 in 1 ini di desain untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang

menginginkan segalanya lebih praktis dan bagi konsumen yang mempunyai ruang terbatas

sangat disarankan menggunakan meja 2 in 1 ini karena dapat menghemat tempat karena satu

meja dapat mempunyai beberapa fungsi dan penggunaannya yang mudah. Selainitu, kami

juga tetap memberikan kenyaman bagi pengguna meja 2 in 1 yang akan dijadikan kursi.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan penelitian perancangan analisa

finansial usaha pembuatan meja 2 in 1 ini adalah sebagai berikut :

Page 5: laporan 1.docx

1. Apakah usaha ini layak dijalankan ?

2. Seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat usaha ini ?

3. Berapa besar biaya untuk membuat satu produk meja 2 in 1?

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan laporan ini perlu dibatasi masalah untuk penjualan meja 2 in 1. Yaitu

bagaimana caranya untuk membuat meja 2 in 1 dengan harga yang dapat diterima

masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan fungsi dan harga yang seimbang. Segmen

bisnis meja 2 in 1 ini adalah orang-orang yang menginginkan kepraktisan dan kemudahan

serta menghemat tempat.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dalam penyusunan laporan penelitian perancangan analisa finansial

usaha pembuatan meja 2 in 1 ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk meja 2 in 1 ini.

2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini.

3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk meja 2 in 1.

Page 6: laporan 1.docx

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah penelitan tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya

merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini

mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih

terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas

digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfat ekonomis suatu investasi.

Sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga nonprofit, pengertian menguntungkan bisa

dalam arti yang lebih relatif (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 4). Studi kelayakan usaha

atau disebut juga analisis proyek ialah suatu penelitan tentang layak tidaknya suatu bisnis

dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinue. Studi ini pada dasarnya membahas

berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilhan proyek bisnis

agar mampu memberikan manfat ekonomis dan sosial sepanjang waktu (Mudjiarto dan

Aliaras Wahid, 206: 20).

Dari pengertian di atas, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan yang

bertujuan mengkaji kelayakan suatu gagasan yang dikaitkan dengan kemungkinan tingkat

keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih. Hal ini dilakukan untuk menghindari

keterlanjuran penanaman modal yang ternyata tidak menguntungkan.

2.2 Tujuan Studi Kelayakan

Banyak sebab yang mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak

menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanan, kesalahan

dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang dipakai,

kesalahan dalam memperkirakan 6 kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan

kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bisa berasal dari

pelaksanan proyek yang tidak terkendalikan (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6).

Untuk itulah studi tentang kelayakan ekonomi suatu proyek menjadi sangat penting.

Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini. Bahkan untuk proyek-proyek yang

besar, seringkali studi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap

keseluruhan, apabila dari studi pendahuluan tersebut sudah menampakan gejala-gejala yang

tidak menguntungkan, maka studi keseluruhan mungkin tidak perlu lagi dilakukan.Dengan

ringkas kita bisa mengatakan, bahwa tujuan dilakukanya studi kelayakan adalah untuk

Page 7: laporan 1.docx

menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak

menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut

relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut

investasi dalam jumlah besar.

2.3 Aspek – Aspek Studi Kelayakan

Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa

yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu

ditelit, tetapi umumnya penelitan akan dilakukan terhadap aspek-aspek: pasar, teknik atau

produksi, manajemen dan keuangan. Jika proyek relatif besar, maka terkadang juga ditambah

studi tentang dampak sosial (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 17).

Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan

pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk

mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran.

Proses pengkajian aspek pasar mengikuti langkah-langkah yaitu menilai situasi, market

environment, mengumpulkan data dan informasi serta analisis dan peramalan (Imam

Soeharto, 202: 40).

Aspek teknik atau produksi dilaksanakan sejajar dengan aspek-aspek lain setelah

penelitan pemasaran menunjukan adanya manfat untuk melanjutkan studi kelayakan. Pada

dasarnya lingkup pengkajian aspek teknik terdiri dari penentuan letak geografis lokasi,

pemilhan teknologi produksi, penentuan kapasitas, denah instalasi dan bangunan instalasi

(Imam Soeharto, 202: 59).

Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan

teknologi yang sudah usang atau teknologi yang masih dicoba-coba. Yang pertama akan

mengakibatkan perusahan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa

mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasiltas (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 21).

Aspek manajemen didasari oleh pemikiran klasik (general management) dan konsep

sistem. Kegiatan operasi perusahan dan fungsi manajemen I.L. Fayol adalah teknis, kordinasi,

keamanan, akuntansi dan manajemen berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan,

mengorganisasi, memimpin, stafing dan mengendalikan (Imam Soeharto, 208: 169).

Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti dana yang diperlukan

untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja, sumber pembelanjan yang akan

dipergunakan. Dana yang diperlukan bersumber dari danayang berupa modal sendiri dan

dana yang berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Taksiran penghasilan, biaya

dan laba rugi pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi break event proyek

Page 8: laporan 1.docx

tersebut. Manfat dan biaya dalam artian finansial, seperti “net present value”, “average rate of

return”, “profitabilty index”, dan “payback period”. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko

dalam artian total atau sistematis. Di samping perlu ditaksir laba rugi proyek tersebut, juga

taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabiltas finansial proyek tersebut.

Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan

pengunan dana (Suad Husnan dan Suwarsono, 208:23).

Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar

kecilnya dan yang tertanam pada investasi tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu

dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda Untuk

Penelitan ini peneliti akan meneliti studi kelayakan dari empat aspek yaitu pasar,

teknik, manajemen dan keuangan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan skala

usaha yang akan diteliti.

2.3.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan

1. Aspek pasar

Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:

a. Permintaan, baik secara total ataupun dirinci menurut daerah, jenis konsumen,

perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan

tersebut.

b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun yang berasal dari impor.

Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan

datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa

menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan.

c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri

lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana polanya.

d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing

mix. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.

e. Perkirakan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai

perusahaan.

f. Perkirakan peluang pasar yang bisa dimasuki oleh perusahaan.

2. Aspek teknis

Aspek teknis dan produksi menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:

a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?

b. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?

Page 9: laporan 1.docx

c. Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata atau akan

memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.

d. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? Umumnya terdapat beberapa alternatif

proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Misalnya, semen bisa dibuat

dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis

atau metode kimia.

e. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat? Faktor yang diperhatikan

adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin.

f. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan telah

dilakukan? Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol

kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan juga.

g. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?

h. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik? Bagaimana dengan

pemilihan lokasi dan site produksi?

3. Aspek manajemen

Aspek manajemen mempelajari tentang:

a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek

Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian

proyek? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek:

pemasaran, teknis, dan lain sebagainya.

b. Manajemen dalam operasi

Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan

spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci, jumlah tenaga kerja dan

jadwal tenaga kerja yang akan digunakan. Sebuah struktur akan menunjukkan rancangan

organisasi yang utama.

4. Aspek keuangan

Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti:

a. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal

kerja.

b. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal

yang berupa dana sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka

pendek, dan berapa yang jangka panjang.

c. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasional.

Page 10: laporan 1.docx

d. Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti rate of return on investment, net

present value, internal rate of return, profitability index, dan payback period.

Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam arti total, atau kalau mungkin yang

hanya sistematis.

e. Proyeksi keuangan, Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber

dan penggunaan dana.

5. Aspek hukum

Aspek hukum mempelajari tentang:

a. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.

b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika menggunkaan sumber dana yang

berupa pinjaman.

c. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya.

6. Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial meliputi penelitian tentang:

a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara.

b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa

diperoleh.

c. Penambahan kesempatan kerja.

d. Pemerataan kesempatan kerja.

e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain?

f. Aspek yang bersifat sosial seperti menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu

lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.

Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat

dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan

indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang

diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur

ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan

jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable

seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan

tidak relevan.

Page 11: laporan 1.docx

Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang

menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat

kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.

Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanaan modal

dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah

modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan

lembaga keuangan lainnya.

Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas

3 bagian:

a. Menerima atau menolak proyek.

b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.

c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.

2.3.2 Analisa Strategi Produk

Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usaha dalam persaingan yang

semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga yang

semakit bersaing, perusahaan harus memilih prinsip bisnis, yaitu produk dengan harga yang

tinggi atau produk dengan biaya yang rendah, bukan kedua-duanya.

Berdasarkan prinsip ini Porter menyatakan 3 prinsip generic strategic.

1. Strategi diferensiasi.

Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial

terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk pesaing.

Pelanggan diharapkan mau membeli dengan harga yang mahal karena adanya

perbedaan itu.

2. Strategi kepemimpinan dengan biaya menyeluruh

Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk

yang murak untuk menekan biaya produksi, promosi, maupun riset. Jika perlu, produk

yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing.

3. Strategi focus

Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk

menghindar dari pesaing.

2.3.3 Analisa Peluang Investasi

Page 12: laporan 1.docx

Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat

dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan

indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang

diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur

ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan

jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable

seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan

tidak relevan.

Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang

menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat

kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.

Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal

dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah

modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan

lembaga keuangan lainnya.

Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat

digolongkan atas 3 bagian:

a. Menerima atau menolak proyek.

b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.

c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak

2.4 Kriteria Studi Kelayakan

Penilaian usulan investasi bisa mengunakan berbagai kriteria. Dimulai dari kriteria

yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit menekankan

hanya dari aspek profitabiltas dipandang dari sudut perusahan, yang lebih sering disebut

profitabiltas komersial. Sedangkan dari sudut luas adalah dengan memperhatikan manfat

proyek bagi perekonomian nasional dan segi nasional. Untuk Penelitan ini terkait dengan

kriteria studi kelayakan, mengunakan kriteria sempit. Hal ini dikarenakan Instansi atau pihak

yang akan diteliti adalah usaha rumahan yang hanya menekankan pada aspek profitabiltas.

Untuk proyek-proyek besar, terutama yang dilakukan oleh pemerintah umumnya

kriteria penilaianya tidak lagi didasarkan semata-mata atas profitabiltas komersial, tetapi

dengan mengunakan kriteria yang lebih luas, yaitu kriteria profitabiltas perekonomian

nasional dan juga aspek sosialnya (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6).

Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan adalah:

Page 13: laporan 1.docx

1. Investor

Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik

perusahaan nantinya atau penegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha

tersebut. Pengertian prospek disini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan

diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi. Ada hubungan yang positif

antara tingkat keuntungan dengan resiko investasi. Semakin tinggi resiko investasi,

semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.

2. Kreditur/Bank

Para kreditur/bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dan yang dipinjamkan

mereka. Dengan demikian, memereka mengharapkan bunga ditambah dengan

angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu, mereka

sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu

saja ini tidak berarti mereka tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi

perhatian utama mereka adalah periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama

dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar dapat mengembalikan

pinjamannya, setelah periode tersebut perkembangan perusahaan/proyek tersebut

tidak lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman.

3. Pemerintah

Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi

perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa,

menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan

dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.

Misalnya, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non migas, maka

proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya, dan tidak banyak memakai

komponen impor akan lebih disukai pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa

perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai fasilitas apabila sektor yang

digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.

Page 14: laporan 1.docx

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan usaha

industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang berlokasi di kawasan

industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan industri/kawasan berikat.

Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada

perusahaan industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha

pembangunan, pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang diperlukan. Izin

Usaha Industri ini diberikan kepada perusahaan industri yang jenis industri dan proses

produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan, serta tidak

menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan atau perusahaan industri yang

tidak berlokasi di kawasan industri.

2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan

industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan

jenis industri atau proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan

lingkungan.

3.1.1 Dasar Hukum Izin Usaha Industri

Peraturan Walikota Kota Metro No. 03 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Industri (IUI) :

a. Ijin Usaha Industri Baru (IUI melalui PP atau Tanpa PP)

1. Mengisi formulir Permohonan Model Pm-III (untuk IUI Melalui PP) atau Model SP-

II (untuk IUI Tanpa PP) bermaterai Rp. 6.000,-

2. Foto copy KTP pemohon/penanggung jawab

3. Foto copy NPWP (bagi IUI Tanpa PP);

4. Foto copy Akte Pendirian perusahaan dan atau perubahannya bagi yang non

fasilitas/non PMA-PMDN, serta khusus PT, ada pengesahan dari Depkumham atau

sudah didaftarkan di Pengadilan negeri untuk CV.

5. Foto copy Ijin Gangguan (HO);

6. Foto copy AMDAL / Dokumen UKL & UPL /Surat Keterangan Proses dari SKPD

Teknis (untuk IUI melalui PP) dan Surat Pernyataan SP-1 (IUI tanpa PP);

7. Foto copy Persetujuan Prinsip/PP (untuk IUI Melalui PP);

8. Semua Persyaratan rangkap 3 (tiga);

Page 15: laporan 1.docx

Gambar 3.1 Alur Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)

b. Penetapan Struktur Golongan

1. Golongan I (Satu) dengan modal Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) sampai

dengan Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)

2. Golongan II (Dua) dengan modal Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) lebih.

c. Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri

Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :

1. Usaha Kecil : 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00

2. Usaha Menengah : 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00

3. Usaha Besar : 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00

d. Masa Berlaku

Izin Usaha Industri (IUI) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

e. Persyaratan Wajib Daftar Ulang

Untuk pengawasan dan penyelidikan lain, pengusaha wajib melakukan Daftar Ulang 1

(satu) tahun sekali terhitung sejak Izin Usaha Industri (IUI) diterbitkan.

f. Tidak Berlakunya Ijin Usaha Industri

Izin Usaha Industri dinyatakan tidak berlaku apabila :

1. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) menghentikan usahanya.

Page 16: laporan 1.docx

2. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) mengubah / menambah jenis usahanya tanpa

mengajukan perubahan kepada Kepala Daerah

3. Tidak melaksanakan Daftar Ulang.

4. Melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

5. Persyaratan yang diajukan ternyata palsu / tidak benar.

g. Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin

Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau kewajiban pemegang

Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan

informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan Izin

Usaha Industri.

2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.

h. Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin

Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :

1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin Usaha

Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum dalam Pasal 24 dan

Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan Keuangan

Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No. 29 Tahun 2001

tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

3.2 Pendirian CV

Sebaiknya memiliki badan resmi sebagai payung hukum atas bisnis yang hendak atau

sedang dijalankan. Ada dua jenis badan usaha yang paling banyak dimiliki oleh pengusaha di

Indonesia, yakni CV. Commanditaire Venootcshap atau CV (Perseroan Komanditer) berbeda

dengan Perseroan Terbatas. CV berbentuk badan usaha, sedangkan PT berbentuk badan

hukum.“Tempat pengurusannya berbeda. Pembuatan PT dilakukan di Departemen Hukum

dan Hak Asasi Manusia (Dephumham), sedangkan pengurusan CV cukup di pengadilan

negeri. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan pendirinya.Sedangkan CV, kekayaan

pendirinya tidak bisa dipisahkan dari kekayaan CV. PT mensyaratkan modal minimal sebesar

Rp 50 juta yang harus disetor ke kas perseroan. Sedangkan CV tidak ditentukan jumlah

modal minimal. UKM banyak menggunakan CV untuk menjalankan roda usahanya.

Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:

1. Akta Pendirian CV

Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, persyaratannya:

Page 17: laporan 1.docx

- Menyertakan fotokopi KTP pendirinya.

- Prosesnya 1-2 hari kerja.

2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat

perusahaan. Persyaratan:

- Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha

- Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung

perkantoran/pertokoan

- Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir.

- Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan.

3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP,

nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak.

Persyaratan:

- Lampiran bukti PPN (pajak pendapatan) atas sewa gedung

- Bukti pelunasan PBB dan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat

usaha.

- Lama proses 2-3 hari kerja

4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Persyaratan:

- Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan bukti

kepemilikan/ sewa/kontrak tempat usaha.

- Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan.

5. Mendaftar Ke Pengadilan Negeri (PN).

Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat. Persyaratan:

- Melampirkam NPWP dan salinan akta pendirian CV

- Prosesnya 1 hari kerja.

Page 18: laporan 1.docx

6. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan

SIUP menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan

Propinsi. Persyaratannya:

- SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin

Gangguan)

- Pas foto direktur/pimpinan perusahaan ukuran 3×4 (2 lcmbar) berwarna.

- Proses untuk SIUP besar 30 hari, scdangkan SIUP menengah dan kecil,14

hari.

7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn

domisili perusahaann. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya

mendirikan CV bisa mencapai Rp 3,5 juta. Dengan demikian, hasil atau berkas

dokumen yang kita dapatkan meliputi:

- Akta pendirian CV

- Surat Keterangan Domisili Perusahaan,

- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak),

- Pengesahan Pengadilan,

- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

- TDP (Tanda Daftar Perusahaan).

8. Tanda Daftar Perusahaan

- Persyaratan pembuatan tanda daftar perusahaan:

- Akte Notaris Pendirian dan Perubahan (jika ada) ;

- SK.Menteri Hukum dan HAM (badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas

[PT]), Terdaftar Pada Kantor Pengadilan Negeri (badan usaha berbentuk

Persekutuan Komanditer [CV]) ;

- Surat Keterangan Domisili Perusahaan ;

- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Perusahaan ;

- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) ;

- Izin Investasi atau SP.BKPM (untuk PMDN/PMA) ;

- KTP Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan ;

Page 19: laporan 1.docx

- Kartu Keluarga Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan ;

- Surat Keterangan Domisili dari Pengelola Gedung (jika di Komplek

Perkantoran) ;

- TDP yang lama (apabila perpanjangan)

9. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

Tabel 3. 1 Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

10. Tingkat Suku Bunga Bank

Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)

pada 11 September 2014 yaitu sebesar 7,50% (berdasarkan hasil dari Rapat

Dewan Gubernur).

3.3 Data Peraturan Perpajakan

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Page 20: laporan 1.docx

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong

pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai

saranadalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri

atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan dan kewajiban perpajakannya.

Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri

pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal

atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib

Pajak.

2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang

Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada

kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau

tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk

dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan

Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.

2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan

itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan

huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa

Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

Page 21: laporan 1.docx

4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,

modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung

besarnya pajak yang terutang.

Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak,

alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan usaha Wajib

Pajak.

2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak secara

nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor

Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak, penerimaan pajak per klasifikasi

lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register

permohonan Wajib Pajak, tunggakan pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), terdapat beberapa poin

penting yaitu :

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30%

dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun

memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi

dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp. 500.000.000,00.

2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%,

15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.

3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan

pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011, semua

masyarakat yang wajib memiliki NPWP. telah memiliki NPWP sehingga kewajiban

pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.

4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang

tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.

Page 22: laporan 1.docx

5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 yang

tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari tarif normal.

6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai

NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.

Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :

1. Pajak Penghasilan (PPh)

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD),

tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar

perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai

jual sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%.

3. Penyusutan

Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat pada Tabel tarif

penyusutan.

Page 23: laporan 1.docx

3.4 Data Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses pembuatan

meja 2 in 1. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 3.5, sedangkan untuk data peralatan

dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.5 Mesin yang digunakan dalam pembuatan Meja 2 in

No Jenis Mesin

Lama Pemakaian

Per unit

(jam/hari)

Harga/Unit

(Rp)Jumlah yang

dibutuhkan

Total

Harga (Rp)

1 Mesin 8 400.000 1 400.000

2 Bor 8 300.000 1 300.000

3 Gerinda 8 400.000 1 400.000

Total 1.100.000

Tabel 3.6 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Meja 2 in 1

No Peralatan BanyakSatua

n

Harga

Satuan

(Rp)

Total

Harga

(Rp)

1 Pensil 3 Buah 2.000 6.000

2 Penggaris 3 Buah 3.000 9.000

3 Pahat 2 Buah 35.000 70.000

Page 24: laporan 1.docx

4 Amplas 1 M 8.000 8.000

5 Tang 2 Buah 35.000 70.000

6 Palu 2 Buah 25.000 50.000

7 Kunci Pas 1 Set 125.000 125.000

8 Kuas 2 Buah 5.000 10.000

Total 348.000

3.5 Data Harga Komponen

Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen yang menyusun produk

utama maupu di luar produk utana. Dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 3.8 Komponen utama produk pembuatan meja 2 in 1

No Peralatan Satuan

Harga

Satuan

(Rp)

BanyakTotal Harga

(Rp)

1 Kayu Jati Belanda M 80.000 (4m x @2) 160.000

2 Papan M 100.000 (2x1) 100.000

3 Plitur Kaleng 25.000 1 25.000

4 Dempul Kaleng 20.000 1 20.000

5 Engsel Dus 20.000 1 20.000

6 Spon M 15.000 1 15.000

7 Kulit M 100.000 1 100.000

8 Paku Kg 7.000 1 7.000

Total 447.000

3.6 Investasi

Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan peralatan,

alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat dilihat Tabel 3.9.

3.7 Perhitungan Break Even Point

Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah yang terdapat pada

Tabel 3.9, Tabel 3.10. dan Tabel 3.11.

Page 25: laporan 1.docx

Tabel 3. 12 Perhitungan TFC (Total Fix cost) per Tahun

Perincian

Perkiraan Biaya/Bulan

(Rp)

Perkiraan biaya/tahun

(Rp)

Upah 3 orang,

@3.000.000 9.000.000 108.000.000

Biaya Listrik 3.500.000 42.000.000

Biaya Maintenance (3

mesin) 300.000 36.000.000

Biaya Administrasi 100.000 1.200.000

Biaya Sewa Mobil 3.000.000 36.000.000

Biaya Sewa Gedung &

tanah 2.500.000 30.000.000

Total 156.000.000

Tabel 3. 13 Perhitungan TVC (Total Variable Cost) per Unit

Nama Perkiraan Biaya

Amplas 8.000

Kayu 160.000

Papan 100.000

Engsel 20.000

Plitur 25.000

Kulit 100.000

Dempul 20.000

Spons 15.000

Paku 7.000

TOTAL 455.000

Jika Kapasitas Produksi per bulan 200 unit maka biaya variabel/bulan = Rp 455.000. Titik

pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan dimana perusahaan

dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian. Ada

beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :

1. Apabila TR >TC maka memperoleh laba.

Page 26: laporan 1.docx

2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.

3. Apabila TR < TC maka perusahaan mengalami kerugian

Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:

TR = TC

[Total Penerimaan] = [Total Biaya]

(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)

Adapun langkah-langkah Kesimpulan dari Break Even point:

untuk memperoleh Laba 20%, maka perhitungan harga Jual sebagai berikut:

20%.TC = TR-TC

TR = TC (20%+100%)

TR = 156.455.000 (120%)

= 156.000.000 (120%)

TR = 187.746.000

Harga (P) = Rp. 546.000/unit

Keterangan:

TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun

TC = Total Cost (total biaya) per tahun

TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun

TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun

Q = Quantity (total unit produksi) per tahun

P = Price (harga jual) per unit

Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:

Total Penerimaan = Total Biaya

(p)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)

(NBEP) = TFC/(P-VC)

= 156.000.000 / (546.000 - 455.000)

= 1.715 unit

Page 27: laporan 1.docx

3.3.2 Perhitungan NPV dan Internal Rate of Return (IRR)

Tingkat pengembalian internal merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha produksi gantungan

kunci dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini digunakan untuk menentukan

kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan dengan nilai MARR (Minimum Attractive

Rate of Return). Dalam hal ini, nilai MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank

Indonesia (BI rate) yaitu sebesar 7.50%.

Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus dilakukan

untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:

3.3.1.1 Depresiasi

Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik seperti

bangunan dan mesin peralatan.

a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan

Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif

penyusutan untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya

mencapai 10 tahun adalah sebesar 12.5%.

b. Depresiasi untuk Bangunan

Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif

penyusutan untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.

Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan

pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Depresiasi untuk mesin dan peralatan

Tahun Depresiasi Non Bangunan (Mesin + Peralatan)

Total Depresiasi

1 Rp

1.448.000 Rp

1.448.000

2 Rp

1.267.000 Rp

1.267.000

3 Rp

1.108.625 Rp

1.108.625

4 Rp

970.047 Rp

970.047

5 Rp

848.791 Rp

848.791

6 Rp

742.692 Rp

742.692

7 Rp

649.856 Rp

649.856 8 Rp Rp

Page 28: laporan 1.docx

568.624 568.624

9 Rp

497.546 Rp

497.546

10 Rp

435.352 Rp

435.352

Total Rp

8.536.533

3.3.1.2 Amortisasi

Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets), misalnya nama

merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus ditunjukkan pada

Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Perhitungan amortisasi

Tahun Amortisasi1 Rp 1.115.000 2 Rp 1.115.000 3 Rp 1.115.000 4 Rp 1.115.000 5 Rp 1.115.000 6 Rp 1.115.000 7 Rp 1.115.000 8 Rp 1.115.000 9 Rp 1.115.000 10 Rp 1.115.000

Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.150.000 . Untuk total penyusutan setiap tahun

didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun.

Tabel 3.16 Total biaya penyusutan setiap tahun

Tahun Total Depresiasi Amortisasi Total (Rp)

1 Rp 1.448.000 Rp1.115.000 Rp 2.563.000 2 Rp 1.267.000 Rp1.115.000 Rp 2.382.000 3 Rp 1.108.625 Rp1.115.000 Rp 2.223.625 4 Rp 970.047 Rp1.115.000 Rp 2.085.047 5 Rp 848.791 Rp1.115.000 Rp 1.963.791 6 Rp 742.692 Rp1.115.000 Rp 1.857.692 7 Rp 649.856 Rp1.115.000 Rp 1.764.856 8 Rp 568.624 Rp1.115.000 Rp 1.683.624 9 Rp 497.546 Rp1.115.000 Rp 1.612.546 10 Rp 435.352 Rp1.115.000 Rp 1.550.352

Total Rp 19.686.533

Page 29: laporan 1.docx

3.3.1.3 Aliran Tunai Bersih

Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun.Besar aliran tunai bersih adalah

penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran tunai bersih.

TR = 187.746.000

TC = TFC + TVC

TC = 156.000.000 + 455.000

TC = Rp 156.455.000

Perhitungan Aliran Tunai untuk Tahun 1

Total Penyusutan = Rp 19.686.533

Laba Kotor = TR - TC - Penyusutan

Laba Kotor = 187.746.000 - 156.455.000 - 19.686.533

Laba Kotor = Rp 11.604.467

Pajak (5%) = 5% x 11.604.467

Pajak (5%) = Rp 580.223

Laba Bersih = Laba Kotor - Pajak

Laba Bersih = 11.604.467 - 580.223

Laba Bersih = Rp 11.024.224

Dengan Melakukan perhitungan yang Sama dengan tahun tahun berikutnya, diperoleh tabel

berikut : tabel 3.17

TahunTotal

Penyusutanlaba Kotor Pajak Laba bersih

1 48,365

,188

202,616,

733

10,130,

837

192,485

,896

2 42,463

,289

208,518,

631

10,425,

932

198,092

,699

3 37,299

,128

213,682,

792

10,684,

140

202,998

,652

4 32,780

,487

218,201,

433

10,910,

072

207,291

,361

5 28,826 222,155, 11,107, 211,047

Page 30: laporan 1.docx

,676 244 762 ,482

6 25,367

,092

225,614,

828

11,280,

741

214,334

,087

7 22,339

,955

228,641,

965

11,432,

098

217,209

,867

8 19,691

,211

231,290,

709

11,564,

535

219,726

,174

9 17,373

,559

233,608,

361

11,680,

418

221,927

,943

10 15,345

,614

235,636,

306

11,781,

815

223,854

,490

TOTAL

2,108,968,

651

Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan letak IRR,

maka dicari harga Annualnya.

A = 2108968651/10

A = 210896865

A/P = 210896865/399221500 = 0.528

Nilai A/P --> berada diantara suku bunga 50% & 60%

Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 50% dan 60%.

Dengan metode ”Trial dan Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika : ∑ PVNCF= 0

PVNCF(Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai bersih jika

digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar 3.1.

TABEL 3.18 PERHITUNGAN IRR

Page 31: laporan 1.docx

Untuk mencari IRR maka diperlukan Annual nya

A = ∑ AliranTunai Bersih/10

A = 2108968651/10

A = 210896865

A/P = 210896865/399221500 = 0.528

Nilai A/P --> berada diantara suku bunga 50% & 60%

Untuk perhitungan i=50%

∑NPV= Nilai investasi + Laba bersih thn 1 (P/F,50%,1) + Laba bersih thn 2

(P/F,50%,2) +…..

dst sampai tahun ke 10

diurai dalam tabel berikut

Investasi Laba bersih(P/F)* laba

bersih

  192,485,8

96

128,33

0,347

  198,092,6

99

88,03

2,396

  202,998,6

52

60,14

8,501

  207,291,3

61

40,94

0,044

  211,047,4

82

27,79

4,953

  214,334,0

87

18,81

8,533

  217,209,8

67

12,70

6,777

  219,726,1

74

8,56

9,321

  221,927,9 5,77

Page 32: laporan 1.docx

43 0,127

  223,854,4

90

3,87

2,683

399221500   394,98

3,680

Jadi pada bunga 50% ∑NPV= 399221500 + 394983680= 794205180

Investasi Laba bersih (P/F)* laba bersih192,485,896 120,303,684.92 198,092,699 77,375,008.38 202,998,652 49,551,971.07 207,291,361 31,632,661.75 211,047,482 20,133,929.76 214,334,087 12,774,311.59 217,209,867 8,101,928.03 219,726,174 5,119,619.85 221,927,943 3,240,147.96 223,854,490 2,014,690.41

399221500 330,247,954

Jadi pada bunga 60% ∑NPV= 399221500 + 330247954 = 729469454

Hasil perhitungan IRRPersen P/F Out Cash flow NPV (Rp)

50% 399221500 794,205,180 60% 399221500 729,469,454

64,735,727

IRR = ((50% - 60%) / (794205180 - 729469454) X 729469454) + 60%

IRR = 54.79%

Dari perhitungan diketahui IRR = 54.79% lebih besar dari suku bunga bank 7.50%. Hal

ini berarti usaha ini LAYAK untuk dilakukan

Page 33: laporan 1.docx

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Dari

Tabel 3.18. dapat dilihat IRR berada diantara 50 % dan 60 %, maka dengan interpolasi

didapatkan:

Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 54,79 % lebih besar daripada suku bank yang

sebesar 7.50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan ditinjau dari perhitungan IRR

tersebut.

3.2.3 Perhitungan Pay Back Periode

Pada tahun nol nilai cash out flow adalah sebesar nilai dari investasi.

Tahun Laba Bersih Depresiasi Amortisasi Cash Proceed Cash out Flow Saldo Cash0 - - - - 399,221,500 -3992215001 192,485,896 47,215,188 1,150,000 240,851,083 -1583704172 198,092,699 41,313,289 1,150,000 240,555,988 821855723 202,998,652 36,149,128 1,150,000 240,297,780 3224833524 207,291,361 31,630,487 1,150,000 240,071,848 5625552015 211,047,482 27,676,676 1,150,000 239,874,158 8024293586 214,334,087 24,217,092 1,150,000 239,701,179 10421305377 217,209,867 21,189,955 1,150,000 239,549,822 12816803598 219,726,174 18,541,211 1,150,000 239,417,385 15210977439 221,927,943 16,223,559 1,150,000 239,301,502 176039924510 223,854,490 14,195,614 1,150,000 239,200,105 1999599350

Perhitungan Pay Back Period

Pay back Period = 399221500/(399221500-158370417)+1

Pay back Period = 2.66 artinya 2 Tahun 8 Bulan

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis

4.1.1 Analisis Aspek Yuridis Perusahaan

Dalam membangun sebuah perusahaan, ada prosedur pengurusan izin dan persyaratan untuk

mendapatkan izin pendirian tersebut, salah satu persyaratannya yaitu persyaratan yuridis.

Persyaratan yuridis adalah persyaratan berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku di

daerah tersebut. Adapaun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan pendaftaran

perusahaan perseorangan, yaitu :

1. Formulir isian (diisi lengkap).

2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.

Page 34: laporan 1.docx

3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.

4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila

Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).

5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4.1.2 Analisis Dampak Lingkungan

Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil

kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi

yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak

negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka

rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Analisis dampak lingkungan

dari perusahaan Blender Portable yang dapat dilakukan adalah dengan cara :

1. Dari segi lokasi

Untuk lokasi saat ini workshop pembuatan blender menyatu dengan office dan

sekaligus sebagai tempat penjualan produk. Maka dari itu perlu alokasi pembuangan

limbah yang terdekat agar tidak mencemari lingkungan.

2. Dari segi pembuangan limbah

Hasil limbah berupa kain dari produk akan dibuang pada tempat pembuangan limbah yang

diharuskan atau akan didaur ulang maupun dijual kembali kepada produsen lain yang

membutuhkan.

4.1.3 Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) produksi Blender adalah sebesar 3.507 unit/tahun. Dengan harga

pokok produk sebesar Rp. 418.304/unit maka pihak produsen mendapat keuntungan 20%.

Dari titik BEP yang dihitung berdasarkan kesamaan dari pengeluaran dengan pendapatan,

BEP menunjukkan titik dimana perusahaan tidak merugi atau berlaba. Untuk itu, dalam

setahun pihak perusahaan harus mampu melakukan penjualan lebih dari 3.507 unit Blender

Portable bila ingin mendapatkan keuntungan.

4.1.4 Internal Rate of Return (IRR)

IRR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak. IRR menunjukkan

tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan. IRR dihitung dari pertumbuhan

aliran tunai bersih. Aliran tunai bersih ini dihitung tingkat pertumbuhannya dan didapatkan

IRR sebesar 54,79%. Usaha produksi Blender Portable ini dikatakan layak karena IRR

(54,79%) > tingkat suku bunga (7,50%). Sedangkan untuk pay back period dicapai pada 2

Tahun 8 Bulan.

4.2 Evaluasi

Page 35: laporan 1.docx

4.2.1 Evaluasi Aspek Yuridis Perusahaan

Perusahaan yang memproduksi produk Blender Portable ini telah memenuhi semua

persyaratan yuridis, maka dengan ini perusahaan layak untuk didirikan. Apabila perusahaan

ini nantinya mampu mendapatkan keuntungan seperti yang telah diperhitungkan, maka

perusahaan akan dapat mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.

4.2.2 Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan

Walaupun perusahaan sebagian besar tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak

lingkungan, namun diharapkan perusahaan lebih baik lagi dalam menjaga ketermungkinan

limbah yang tercecer hingga mengganggu pemukiman penduduk yang ada di sekitar.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan analisis dampak lingkungan, maka perusahaan ini

dapat dikategorikan tidak memberikan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan.

4.2.3 Evaluasi Break Even Point (BEP)

Meskipun nilai BEP sudah menunjukkan nilai yang cukup baik, namun masih perlu

dilakukan beberapa langkah untuk membawa usaha ke arah kondisi yang lebih

menguntungkan antara lain dengan:

a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)

b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)

c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.

d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.

4.2.4 Evaluasi Internal Rate of Return (IRR)

Perhitungan IRR menunjukkan layak usaha karena IRR (54,79%) lebih besar dari tingkat

suku bunga (7,5%). IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi bersih asalkan

setiap Net Present Value yang diperoleh bernilai positif. Untuk itu, IRR perusahaan harus

ditingkatkan, antara lain dengan jalan:

a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)

b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)

c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.

d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.

e. Meningkatkan strategi pemasaran.

f. Mengatur penggunaan mesin dan tenaga kerja yang optimal

Page 36: laporan 1.docx

TABEL 3.9 Data Investasi

N

oKeterangan Harga

1 Pra Operasi Ijin 80.000.000

    Konsultan 10.000.000

2 Mesin (3 Unit) 1.100.000

3 Peralatan

Pensil 2.000

Penggaris 3.000

Pahat 90.000

Amplas 8.000

Tang 35.000

Palu 25.000

Kunci Pas 25.000

Kuas 5.000

4 Investasi

Kantor

Kursi (4 Unit) 100.000

Meja (4 Unit) 800.000

Rak (2 Unit) 400.000

Locker (1 Unit) 1.000.000

Komputer (2

Unit)12.000.000

Printer (1 Unit) 500.000

AC (1 Unit) 3.500.000

Telepon (1 100.000

Page 37: laporan 1.docx

Unit)

Dispenser (1

Unit)300.000

Total

109.993.000

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data adalah sebagai

berikut :

1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 200 unit.

2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 26 hari kerja.

3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.

4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi terjual

seluruhnya.

5. Laba yang diperoleh sebesar 20%.