Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

19
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BUDIDAYA TANPA TANAH Disusun Oleh : Nama : Arif Alamsyah NIM : 115040100111022 Asisten : Mbak Rana Kelompok : Senin, 12.00 WIB PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Transcript of Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

Page 1: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANPA TANAH

Disusun Oleh :

Nama : Arif Alamsyah

NIM : 115040100111022

Asisten : Mbak Rana

Kelompok : Senin, 12.00 WIB

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan serta Fungsi

1. Alat

a. Polybag : tempat media tumbuh tanaman

b. Cetok : mengambil dan mencampur media tanam

c. Penggaris : mengukur tinggi tanaman

d. Botol : untuk menyiramkan air ke tanaman

e. Alat tulis : mencatat hasil pengamatan

2. Bahan

a. Arang sekam : media tanam kultur substrat

b. Cocopeat : media tanam kultur substrat

c. Pupuk : sumber nutrisi bagi tanaman, pupuk yang digunakan

adalah

Urea, TSP dan KCl

d. Bibit melon : tanaman yang akan ditanam dan dibudidayakan

e. Bibit tomat : tanaman yang akan ditanam dan dibudidayakan

f. Bibit cabai : tanaman yang akan ditanam dan dibudidayakan

g. Air : sumber air bagi tanaman

3.2 Cara Kerja

1. Siapkan alat yang diperlukan untuk kegiatan praktikum.

2. Menyiapkan media tanam pertama yaitu arang sekam dengan

perbandingan 100% untuk 5 tanaman melon, 5 tanaman tomat dan 5

tanaman cabai.

3. Menyiapkan media tanam kedua yaitu arang sekam dan cocopeat dengan

perbandingan 2: 1 untuk masing-masing 5 tanaman melon, 5 tanaman

tomat dan 5 tanaman cabai.

4. Menyiapkan bibit yang akan ditanam yaitu melon, tomat dan cabai.

Page 3: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

5. Mengisi polybag dengan media tanam, 15 polybag pertama dengan media

tanam kompos 100% dan 15 polybag kedua dengan media tanam arang

sekam dan cocopeat yaitu 2 : 1.

6. Menyiram media tanam dengan air.

7. Menanam bibit masing-masing polybag yang telah berisi media tanam.

8. Menyiram semua bibit yang telah ditanam pada polybag.

9. Letakkan bibit yang telah ditanam ke dalam green house dan menatanya

berbaris rapi.

10. Menyiapkan pupuk Urea, TSP dan KCl.

11. Memupuk tanaman dengan cara pertama diletakkan di media tanam di

sekitar tanaman, kedua mencampur pupuk dengan air, lalu disiramkan ke

tanaman.

12. Melakukan penyiangan tanaman dari gulma yang tumbuh disekitar

tanaman.

13. Melakukan pengamatan pada tinggi tanaman dan jumlah daun.

14. Mencatat hasil pengamatan.

15. Pembuatan laporan.

Page 4: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

3.3 Diagram Alir serta Analisa Perlakuan

1. Diagram Alir

Menyiapkan alat dan Bahan

Memasukkan arang sekam 100 % ke dalam 15 polibag pertama lalu masukkan juga arang sekam dan cocopeat ke dalam 15 polibag kedua

dengan perbandingan 2 : 1

Menyiram media tanam hingga basah

Melakukan dokumentasi kegiatan

Mencampur media di dalam polibag

Menyiram media hingga basah

Menanam bibit-bibit tanaman melon, cabai dan tomat pada media yang telah disiapkan

Melakukan pemupukan pada waktu yang telah ditentukan

Menyiram tanaman setiap hari

Melakukan penyulaman pada tanaman yang mati

Melakukan pengamatan tinggi dan jumlah daun setiap kali perawatan

Page 5: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

2. Analisis Perlakuan

Dilihat dari hasil praktikum budidaya tanpa tanah yang dilakukan

bahwa kelompok kami melakukan penanaman secara hidroponik substrat

yang dilakukan dengan menggunakan 2 perlakuan media tanaman yang

berbeda. Perlakuan yang pertama adalah menggunakan media tanam arang

sekam 100%. Sedangkan untuk pelakuan yang kedua adalah menggunakan

media tanam arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan sebesar 2 : 1.

Tanaman yang dibudidayakan yaitu melon, cabai dan tomat. Pemupukan

dilakukan setelah 2 minggu penanaman. Pupuk yang kami gunakan yaitu

pupuk Urea, TSP dan KCL. Penyiraman setiap tanaman dilakukan setiap hari

dan minimal kami lakukan 2 hari sekali. Pada minggu ketiga dilakukan

penyulaman untuk tanaman yang mati. Penyulaman dilakukan untuk

mengganti tanaman yang mati diganti dengan tanaman yang baru. Untuk

pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali selama 5 minggu. Pengamatan

yang dilakukan meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun dan pada minggu

terakhir dilakukan pengamatan hama dan penyakit pada setiap tanaman yang

ada.

Page 6: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tanaman Pokok

a. Melon

Perlakuan

Rata-rata pengamatan ke-I

(26 April 2014)

II(2 Mei 2014)

III(8 Mei 2014)

IV(16 Mei 2014)

V(20 Mei 2014)

T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D

P1 Mati Mati 3 3 4 5 5 4 7 3P2 Mati Mati 4 3 5 4 7 5 10 4P3 Mati Mati 3 3 5 4 7 3 9 4P4 25 6 28 7 30 7 30 5 Mati Mati P5 Mati Mati 3 3 4 3 7 4 8 4P6 Mati Mati 3 3 5 3 6 4 6 4P7 Mati Mati 3 3 6 3 7 4 10 5P8 Mati Mati 4 3 6 4 8 5 11 6P9 35 7 57 8 86 9 110 7 120 6P10 37 8 40 7 45 7 47 6 Mati Mati

Keterangan : tanaman melon yang mati diganti tanaman terong

b. Cabai

Perlakuan

Rata-rata pengamatan ke-I

(26 April 2014)

II(2 Mei 2014)

III(8 Mei 2014)

IV(16 Mei 2014)

V(20 Mei 2014)

T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D T (cm)

D

P1 20 10 21 10 21 9 21 9 23 8P2 25 14 28 16 30 17 35 15 37 14P3 15 9 16 9 17 10 17 11 19 10P4 20 10 25 11 29 13 31 15 36 17P5 19 3 20 4 21 3 21 3 23 3P6 13 10 15 11 18 10 23 9 25 8P7 10 9 12 11 14 12 18 15 22 18P8 10 8 13 10 15 12 19 10 23 9P9 11 9 18 10 28 12 33 15 37 18P10 12 13 16 14 20 14 25 15 29 17

Page 7: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

c. Tomat

PerlakuanRata-rata pengamatan ke-

I(26 April 2014)

II(2 Mei 2014)

III(8 Mei 2014)

IV(16 Mei 2014)

V(20 Mei 2014)

T (cm)

D CT

(cm)D C

T (cm)

D CT

(cm)D C

T (cm)

D C

P1 6 4 2 8 4 3 10 6 3 14 8 4 19 10 4P2 5 4 1 7 4 2 8 3 2 10 3 3 13 1 3P3 22 7 1 25 8 2 27 9 2 33 8 3 38 7 3P4 15 7 1 16 7 2 18 6 3 19 5 3 19 5 3P5 11 8 2 13 8 2 15 9 3 19 6 3 24 5 3P6 20 6 2 22 6 2 26 7 2 29 8 3 35 8 4P7 22 6 1 25 5 2 27 7 3 33 8 3 39 7 3P8 15 6 1 18 6 2 20 7 3 26 8 3 30 7 3P9 10 5 1 15 5 2 20 6 3 26 8 3 30 8 4P10 27 7 2 31 9 3 35 10 4 48 12 4 54 13 5

KETERANGAN:

PI – P5 = Perlakuan arang sekam

P6 – P10 = Perlakuan arang sekam dan cocopeat

4.2 Pembahasan

Dari pengamatan yang dilakukan pada minggu pertama tanaman

melon pada media tanam arang sekam 100 % hampir semuanya mati dan

hanya tersisa di polibag 4 dengan tinggi tanaman 25 cm dan jumlah daun 6

helai. Sedangkan tanaman melon pada media tanam arang sekam dan

copopeat hanya dua tanaman yang hidup yaitu pada polibag 9 dan 10 dan

yang paling tinggi adalah 38 cm dan jumlah daun 8 helai. Kami pada saat

penyulaman menggunakan tanaman terong untuk mengganti tanaman melon

yang telah mati. Pada pengamatan minggu kedua tanaman melon pada media

tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman 28 cm dan jumlah daun 7

helai. Sedangkan tanaman melon pada media tanam arang sekam dan

copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 57 cm dan

jumlah daun 8 helai. Pada pengamatan minggu ketiga tanaman melon pada

media tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman 30 cm dan jumlah

daun 7 helai. Sedangkan tanaman melon pada media tanam arang sekam dan

Page 8: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 86 cm dan

jumlah daun 9 helai. Pada pengamatan minggu keempat tanaman melon pada

media tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman 30 cm dan jumlah

daun 5 helai. Sedangkan tanaman melon pada media tanam arang sekam dan

copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 110 cm dan

jumlah daun 7 helai. Pada pengamatan minggu kelima tanaman melon pada

media tanam sekam 100% mati. Sedangkan tanaman melon pada media

tanam arang sekam dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling

tinggi yaitu 120 cm dan jumlah daun 6 helai. Jadi bisa disimpulkan bahwa

media tanaman arang sekam dan cocopeat lebih efektif meningkatkan

pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan media tanam arang sekam 100%.

Pada minggu pertama tanaman cabai pada media tanam arang sekam

100 % mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 25 cm dan jumlah

daun 14 helai pada polibag 2. Sedangkan tanaman cabai pada media tanam

arang sekam dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi

adalah 13 cm dan jumlah daun 10 helai pada polibag 6. Pada pengamatan

minggu kedua tanaman cabai pada media tanam sekam 100% mempunyai

tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 28 cm dan jumlah daun 16 helai pada

polibag 2. Sedangkan tanaman cabai pada media tanam arang sekam dan

copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 18 cm dan

jumlah daun 10 helai pada polibag 9. Pada pengamatan minggu ketiga

tanaman cabai pada media tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman

yang paling tinggi yaitu 30 cm dan jumlah daun 17 helai pada polibag 2.

Sedangkan tanaman cabai pada media tanam arang sekam dan copopeat

mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 28 cm dan jumlah daun

12 helai pada polibag 9. Pada pengamatan minggu keempat tanaman cabai

pada media tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman yang paling

tinggi yaitu 35 cm dan jumlah daun 15 helai pada polibag 2. Sedangkan

tanaman cabai pada media tanam arang sekam dan copopeat mempunyai

tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 33 cm dan jumlah daun 15 helai

pada polibag 9. Pada pengamatan minggu kelima tanaman cabai pada media

tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 37

Page 9: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

cm dan jumlah daun 14 helai pada polibag 2. Sedangkan tanaman cabai pada

media tanam arang sekam dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang

paling tinggi adalah 37 cm dan jumlah daun 15 helai pada polibag 9. Jadi bisa

disimpulkan bahwa media tanaman arang sekam dan campuran media tanam

arang sekam dan cocopeat sama efektifnya dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman.

Sedangkan untuk tanaman tomat, pengamatan minggu pertama pada

media tanam arang sekam 100 % mempunyai tinggi tanaman yang paling

tinggi yaitu 22 cm dan jumlah daun 7 helai serta jumlah cabang 1 pada

polibag 3. Sedangkan tanaman tomat pada media tanam arang sekam dan

copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 27 cm dan

jumlah daun 7 helai serta jumlah cabang 2 pada polibag 10. Pada pengamatan

minggu kedua tanaman tomat pada media tanam sekam 100% mempunyai

tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 25 cm dan jumlah daun 8 helai serta

jumlah cabang 2 pada polibag 3. Sedangkan tanaman tomat pada media

tanam arang sekam dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling

tinggi adalah 31 cm dan jumlah daun 9 helai serta jumlah cabang 3 pada

polibag 10. Pada pengamatan minggu ketiga tanaman tomat pada media

tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 27

cm dan jumlah daun 9 helai serta jumlah cabang 2 pada polibag 3. Sedangkan

tanaman tomat pada media tanam arang sekam dan copopeat mempunyai

tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 35 cm dan jumlah daun 10 helai

serta jumlah cabang 4 pada polibag 10. Pada pengamatan minggu keempat

tanaman tomat pada media tanam sekam 100% mempunyai tinggi tanaman

yang paling tinggi yaitu 33 cm dan jumlah daun 8 helai serta jumlah cabang 3

pada polibag 3. Sedangkan tanaman tomat pada media tanam arang sekam

dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi adalah 48 cm dan

jumlah daun 12 helai serta jumlah cabang 4 pada polibag 10. Pada

pengamatan minggu kelima tanaman tomat pada media tanam sekam 100%

mempunyai tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu 38 cm dan jumlah daun 7

helai serta jumlah cabang 3 pada polibag 3. Sedangkan tanaman tomat pada

media tanam arang sekam dan copopeat mempunyai tinggi tanaman yang

Page 10: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

paling tinggi adalah 54 cm dan jumlah daun 13 helai serta jumlah cabang 5

pada polibag 10. Jadi bisa disimpulkan bahwa media tanaman arang sekam

dan cocopeat lebih efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman dibandingkan

dengan media tanam arang sekam 100%.

Berdasarkan literatur dari Dewi septiani, 2012 dalam jurnalnya

“Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil

Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens)” bahwa arang sekam padi dapat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Karena

arang sekam padi berifat pourus, sehingga drainase dan aerasi tanah menjadi

baik. Arang sekam juga mengandung oksigen, serta aktivitas arang sekam

menggunakan larutan NaOH 0,5 M pada 90oC, meningkatkan luas permukaan

dan kapasitas adsorpsi fenol lebih besar, jika dibandingkan dengan larutan

NaOH 0,5 M dan 1 M pada temperatur ruang. Sehingga sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan tanaman. Arang sekam memiliki kemampuan

menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sifat ini menguntungkan

jika digunakan sebagai media tanam karena mendukung perbaikan struktur

tanah karena aerasi dan drainase menjadi lebih baik. Karena kandungan dan

sifat ini, sekam bakar sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman

hias maupun campuran pembuatan kompos.

Sesangkan menurut Hasriani pada tahun 2013 dalam jurnal yang

berjudul “ Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) Sebagai Media Tanam

(Study Of Cocopeat As Planting Media)” bahwa media serbuk sabut kelapa

memiliki daya simpan air yang tinggi dibandingkan media tanah dan media

campuran serbuk sabut kelapa + tanah. Serbuk sabut kelapa memiliki kadar

air dan daya simpan air masing-masing 119% dan 695,4%. Media serbuk

sabut kelapa lebih cocok digunakan untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis di

daerah beriklim kering. Untuk memperbesar daya simpan air sehingga lebih

tahan kekeringan diperlukan tambahan jumlah serbuk sabut kelapa lebih dari

0,5 kg per lubang tanam. Bobot isi kering media tanam serbuk sabut kelapa

rendah, Semakin rendah bobot isi media tanam, maka semakin ringan dan

praktis untuk dipindahkan. Di pasaran bobot isi kering serbuk sabut kelapa

Page 11: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

yaitu 0,08 g/cm3 dan bobot isi basah 0,17 g/cm3. Sehingga akan

mempermudah pada saat transportasi dan pendistribusian ke lapangan.

4.3 Dokumentasi Kultur Substrat

1. Media Tanam Arang Sekam 100%

Gambar 1. Pengisian Media Tanam Arang Sekam 100%

Page 12: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

Gambar 2. Penanaman Bibit Tanaman Melon, Cabai dan Tomat

2. Media Tanam Sekam dan Cocopeat

Page 13: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

Gambar 3. Penanaman Bibit Melon, Tomat dan Cabai

Kesimpulan

Dari hasil praktikum budidaya tanpa tanah yang dilakukan menggunakan

hidroponik kultur substrat dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tanaman

melon yang menggunakan media tanaman arang sekam dan cocopeat lebih

efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman melon dibandingkan dengan

media tanam arang sekam 100%. Sedangkan untuk tanaman cabai yang

menggunakan media tanaman arang sekam dan campuran media tanam arang

sekam dan cocopeat sama efektifnya dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman cabai. Serta utuk tanaman tomat yang menggunakan media tanaman

arang sekam dan cocopeat lebih efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman

tomat dibandingkan dengan media tanam arang sekam 100%.

Page 14: Laporan Akhir Budidaya Tanpa Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Hasriani1, Dedi Kusnadi Kalsim, Andi Sukendro. 2013. Kajian Serbuk Sabut

Kelapa (Cocopeat) Sebagai Media Tanam (Study Of Cocopeat As Planting

Media). Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fak.Teknologi

Pertanian, IPB.

Septiani,dewi. 2012. Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens).

Politeknik Negeri Lampung.