laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

9
8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 1/9 Analisis Kualitatif Bahan Baku Kafein Metode Konvensional Rania Adrieza Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Jatinangor, Jawa Barat, Indonesia Abstrak  Kafein merupakan alkaloid putih yang mempunyai kemiripan struktur kimia dengan  xanthin, theophylline, dan theobromine. Kafein memiliki rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan struktur kimia 1,3,7-trimethylxanthine. Tujuan  percobaan ini untuk mengetahui analisis bahan baku kafein menggunakan metode kualitatif. Uji kualitatif yang digunakan meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, uji  jarak lebur, uji parry dan uji murexide. Hasil yang didapatkan yaitu bahan baku  positif terhadap semua pengujian yang memberikan kesimpulan bahwa bahan  baku yang digunakan benar berupa kafein. Kata kunci : Kafein, organoleptis, uji parry, uji murexide, kelarutan, jarak lebur. Qualitative Analysis of Raw Material Caffeine with Conventional Method Abstract Caffeine is white alkaloid which have considerable resonance a chemical structure to xanthin, theophylline, and theobromine. Caffeine having formula chemical compounds C8H10N4O2, and a chemical structure 1,3,7-trimethylxanthine. The  purpose of this experiment to know analysis of raw materials caffeine in a qualitative. Qualitative test used include organoleptic test, solubilty test, melting  point apparatus test, parry reaction and murexide reaction. The result obtained raw material tested had positive results on all test give conclusion that the raw materials used right a caffeine Keywords : Caffeine, organoleptic, parry test, murexide test, solubility, melting  point

Transcript of laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

Page 1: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 1/9

Analisis Kualitatif Bahan Baku Kafein Metode Konvensional

Rania Adrieza

Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran, Jatinangor, Jawa Barat, Indonesia

Abstrak  

Kafein merupakan alkaloid putih yang mempunyai kemiripan struktur kimia

dengan xanthin, theophylline, dan theobromine. Kafein memiliki rumus senyawa

kimia C8H10N4O2, dan struktur kimia 1,3,7-trimethylxanthine. Tujuan

 percobaan ini untuk mengetahui analisis bahan baku kafein menggunakan metode

kualitatif. Uji kualitatif yang digunakan meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, uji

 jarak lebur, uji parry dan uji murexide. Hasil yang didapatkan yaitu bahan baku

 positif terhadap semua pengujian yang memberikan kesimpulan bahwa bahan

 baku yang digunakan benar berupa kafein.

Kata kunci : Kafein, organoleptis, uji parry, uji murexide, kelarutan, jarak lebur.

Qualitative Analysis of Raw Material Caffeine with Conventional

Method

Abstract

Caffeine is white alkaloid which have considerable resonance a chemical structure

to xanthin, theophylline, and theobromine. Caffeine having formula chemical

compounds C8H10N4O2, and a chemical structure 1,3,7-trimethylxanthine. The

 purpose of this experiment to know analysis of raw materials caffeine in a

qualitative. Qualitative test used include organoleptic test, solubilty test, melting

 point apparatus test, parry reaction and murexide reaction. The result obtained raw

material tested had positive results on all test give conclusion that the raw

materials used right a caffeine

Keywords : Caffeine, organoleptic, parry test, murexide test, solubility, melting

 point

Page 2: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 2/9

Pendahuluan

Kafein merupakan senyawa

umum yang terkandung dalam kopi

dan teh dimana masyarakat sering

mengonsumsinya sehari-hari. Selain

di industri makanan, kafein sering

 pula digunakan pada industri

farmasi. Maka dari itu, perlu

dilakukan uji identifikasi terhadap

 bahan baku kafein itu sendiri.

Kafein merupakan alkaloid

 putih dengan rumus senyawa kimia

C8H10N4O2, dan rumus bangun

1,3,7-trimethylxanthine. Kafein

mempunyai kemiripan struktur kimia

dengan 3 senyawa alkaloid yaitu

xanthin, theophylline, dan

theobromine (Daswin, 2013). Kafein

mempunyai efek relaksasi otot polos,

terutama otot polos bronchus,

merangsang susunan saraf pusat, otot

 jantung, dan meningkatkan diuresis

(Sunaryo, 1995).

Konsumsi kafein secara rutin

dapat menyebabkan terjadinya

toleransi. Tanda-tanda dan gejala-

gejala dari konsumsi kafein secara

 berlebihan antara lain kecemasan,

insomnia, wajah memerah, diuresis,

gangguan saluran cerna, kejang otot,

takikardia, aritmia, peningkatan

energi dan agitasi psikomotor.

Kafein dapat berinteraksi dengan

siprofloksasin dimana

mengakibatkan terjadinya penurunan

metabolism hepatic kafein sehingga

efek farmakologi kafein dapat

meningkat (Sukandar dkk, 2008).

Tujuan dari percobaan ini

yaitu untuk mengidentifikasi bahan

 baku yang dianggap berupa kafein

dengan menggunakan metode

konvensional, seperti organoleptis,

uji kelarutan, jarak lebur, reaksi

warna menggunakan reagen parrydan murexide.

Metode

Alat - alat yang digunakan

yaitu batang pengaduk, beaker glass,

melting point apparatus, neraca

analitik, pipa kapiler, pipet tetes,

 pipet volume, penangas, penjepit dan

tabung reaksi.

Bahan yang digunakan yaitu

amoniak, aquades, asam klorida,

etanol, eter, hidrogen peroksida,

kloroform, reagen parry.

Page 3: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 3/9

Tabel 1 Hasil Percobaan

Uji Organoleptis

Diambil beberapa mg kafein

yang ingin diuji organoleptis, lalu

diamati bagaimana bentuk, bau,

warna, dan rasa dari bahan baku

kafein yang disediakan. Dicatat dan

dibandingkan hasilnya dengan

literatur yang ada.

Uji Kelarutan

Kafein ditimbang sebanyak

40 mg, kemudian dibagi menjadi 4

 bagian yang masing masing memiliki

 bobot 10 mg. Lalu, 10 mg kafein

 pertama dilarutkan dalam 1 ml

aquades, 10 mg kedua dilarutkandalam 1 ml etanol, 10 mg ketiga

dilarutkan dalam 0,1 ml kloroform,

dan 10 mg terakhir dilarutkan dalam

10 ml eter. Diamati dan dicatat hasil

kelarutannya dan dibandingkan

dengan literatur yang ada. 

Uji Jarak Lebur

Kafein diambil beberapa mg

dan dimampatkan kedalam pipa

kapiler sambil diketuk-ketuk sampai

tinggi kafein sekitar 1-2 cm didalam

 pipa kapiler. Kemudian dimasukkan

kedalam melting point apparatus dan

diamati titik leburnya sampai kafein

 berubah wujud menjadi cair. 

Uji Parry

Sejumlah kafein ditimbang

lalu ditambahkan etanol kemudian

ditambahkan reagen parry dan

amoniak encer. Diamati perubahan

warna yang terjadi, positif apabila

warna menjadi biru/hijau.

Uji Murexide

Kafein ditimbang sebanyak

10 mg lalu ditambahkan hidrogen

 peroksida sebanyak 1,5 ml dan 5

tetes HCl pekat. Campuran tersebut

dipanasakan hingga menghasilkan

residu berwarna kuning hingga

merah. Lalu residunya diberikan 1

tetes amoniak dan diamati perubahan

warna yang terjadi.

Hasil

Dari beberapa metode

Page 4: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 4/9

kualitatif yang diujikan terhadap

 bahan baku kafein didapatkan hasil :

Uji Organoleptis

Perlakuan Hasil Gambar

Diambil

 beberapa

mg kafein

Bahan

 baku

kafein

di kaca

arloji

Diamati

 bentuk, bau,

warna, dan

rasa dari

 bahan baku

kafein yang

disediakan

lalu

dibandingka

n dengan

literatur

Bentuk;

Serbuk

kristal

halus

Warna: putih

Bau:

tidak

 berbau

Rasa:

 pahit

Uji Kelarutan

Perlakuan Hasil Gambar

Kafein

ditimbang

sebanyak 40

mg

Bahan

 baku

kafein

sebanya

k 40

mg

10 mg

kafein

 pertama

dilarutkan

dalam 1 ml

aquades

10 mg

kafein

larut

dalam 1

ml

aquades

10 mg

kedua

dilarutkan

dalam 1 ml

etanol

10 mg

kafein

larut

dalam 1

ml

etanol

10 mg

ketiga

dilarutkan

dalam 0,1

ml

kloroform

10 mg

kafein

larut

dalam

0,1 ml

klorofor 

m

10 mg

terakhir

dilarutkan

dalam 10 ml

10 mg

larut

dalam

10 ml

Page 5: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 5/9

eter lalu

diamati dan

dibandingka

n dengan

literatur

yang ada

eter

Literatu

r:

Kafein

agak

sukar

larut

dalam

air dan

etanol,

sukar

larut

dalam

eter,

dan

mudah

larut

dalam

klorofor 

m.

Uji Jarak Lebur

Uji jarak lebur tidak dapat dilakukan.

Uji Parry

Perlakuan Hasil Gambar

Sejumlah

kafein

diambil

Bahan

 baku

kafein

dalam

tabung

reaksi

Ditambahka

n etanol

Bahan

 baku

kafein

larut

dan

menjadi

ungu

kemudian

ditambahka

n reagen parry dan

amoniak

encer

Berwar 

na biru

kehijauan

Diamati

 perubahan

warna yang

terjadi

dibandingka

n dengan

literatur

Positif

mengan

dung

kafein

Uji Murexide

Page 6: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 6/9

Perlakuan Hasil Gambar

Kafein

ditimbang

sebanyak 10

mg

Bahan

 baku

kafein

dalam

tabung

reaksi

sebanya

k 10

mg

lalu

ditambahka

n hidrogen

 peroksida

sebanyak

1,5 ml

Bahan

 baku

kafein

dengan

hidroge

n

 peroksi

da

Ditambahka

n 5 tetes

HCl pekat

dan

dipanasakan

residu

 berwarn

a

kuning

hingga

merah.

Lalu

residunya

diberikan 1

tetes

amoniak

Berwar 

na ungu

kehitam

an

artinya

dan diamati

 perubahan

warna yang

terjadi

 positif

mengan

dung

kafein

Pembahasan

Praktikum kali ini bertujuan

unutk mengetahui analisis bahan

 baku kafein dengan metode

kualitatif. Uji kualitatif yang

dilakukan tidak menggunakan

instrumen atau disebut metode

kualitatif konvensional. Uji kualitatif

hanya dapat menentukan zat tersebut

 benar merupakan kafein atau tidak.

Uji yang pertama dilakukan

yaitu organoleptis. Bahan baku

kafein diamati bentuk, warna, bau,

dan rasanya. Hasil menunjukkan

kafein berupa serbuk kristal halus,

 berwarna putih, tidak berbau, dan

rasa pahit. Hasil ini sesuai dengan

yang tercantum pada Farmakope

Indonesia III.

Selanjutnya diuji

kelarutannya, hal ini penting untuk

dilakukan sebab dengan diketahui

kelarutannya, kita dapat menentukan

 pelarut yang cocok untuk kafein

Page 7: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 7/9

dalam sediaan obat. Hasil

menunjukkan 10 mg kafein dapat

larut dalam 1 ml air dan etanol. Larut

dalam 10 ml eter, dan 0,1 ml

kloroform. Hasil ini sesuai dengan

yang tertera pada tabel kelarutan di

FI III, yaitu kafein sukar larut dalam

eter, agak sukar larut dalam air dan

etanol, dan mudah larut dalam

kloroform.

Tabel 2 .Tabel kelarutan

Keterangan Derajat kelarutan

Sangat mudah

larut

<1

Mudah larut 1 –  10

Larut 10  –  30

Agak sukar larut 30 – 

 100Sukar larut 100 –  1.000

Sangat sukar

larut

1.000 –  10.000

Praktis tidak larut >10.000

(Depkes RI, 1979).

Setelah itu jarak lebur kafein

diuji dengan menggunakan alat

melting point apparatus.  Alat ini

akan menghasilkan panas yang akan

mengubah wujud kafein menjadi

cair. Namun pada saat kafein diuji,

melting point apparatus  tidak dapat

mencapai titik lebur kafein yang

seharusnya, maka uji ini tidak dapat

dilakukan. Menurut literatur, jarak

lebur kafein yaitu 235-237,5oC. titik

lebur yang tinggi ini disebabkan

struktur kafein yang cukup kompleks

serta bentuknya yang berupa

kristal/jarum yang membuat

wujudnya lebih stabil sehingga sulit

 berubah menjadi cair.

Struktur kafein

Percobaan selanjutnya yaitu

uji menggunakan reagen parry.

Reagen parry dibuat denganmereaksikan Cobalt Nitrat

[Co(NO3)2] dengan methanol

(CH3OH). Menurut (Maramis dkk.,

2013), Ion kobalt (Co) dalam reagen

tersebut akan membentuk kompleks

yang berwarna hijau. Ion kobalt

 bermuatan dua positif sehingga

memungkinkan untuk mengikat

gugus nitrogen yang terdapat pada

senyawa kafein. Hasil yang didapat

yaitu bahan baku berwarna biru

kehijauan setelah direaksikan dengan

reagen parry. Dapat disimpulkan

 bahwa bahan baku positif kafein.

Page 8: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 8/9

  Percobaan terakhir yang

dilakukan yaitu uji kualitatif dengan

metode murexide. Uji murexide ini

merupakan uji yang spesifik terhadap

kafein. Murexide merupakan metode

yang dipakai untuk golongan

alkaloid yang memiliki cincin amin,

sedangkan kafein sendiri merupakan

alkaloid yang memiliki cincin amin

tersier sehingga metode ini dapat

digunakan untuk uji identifikasi pada

kafein. Berikut ini reaksi yang terjadi

antara kafein dan reagen murexide

Reaksi Murexide

Hasil percobaan setelah

kafein direaksikan dengan reagen

murexide adalah berwarna ungu

kehitaman. Hasil ini sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa

apabila positif kafein warna akan

menjadi ungu.

Simpulan

Bahan baku kafein memiliki

 bentuk serbuk kristal halus, berwarna

 putih, tidak berbau, dan rasa pahit.

Pada uji kelarutan, bahan baku

kafein sukar larut dalam eter, agak

sukar larut dalam akuades dan

etanol, serta mudah larut dalam

kloroform. Bahan baku

menghasilkan hasil positif yaitu

 berwarna biru kehijauan pada uji

Parry dan menghasilkan hasil positif

 pula yaitu berwarna ungu kehitaman

saat direaksikan dengan Murexide

Daftar Pustaka 

Daswin, N.B.T. 2013. Pengaruh

Penggunaan Kafein Terhadap

Kualitas Tidur Mahasiswa

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Tersedia di

http://jurnal.usu.ac.id/index.p

  hp/ejurnalfk/article/view/134

  1/709  [diakses tanggal 10

Maret 2016]

Depkes RI. 1979.  Farmakope

 Indonesia Edisi III. Jakarta:

Depkes RI.

Maramis,R.K.,G.Citraningtyas.,dan

F.Wehantouw.2013.Pharmac

  on Jurnal Ilmiah

Farmasi. Analisis Kafein

dalam Kopi Bubuk di Kota

Page 9: laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

8/18/2019 laporan akhir praktikum analisis kualitatif bahan baku kafein

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-praktikum-analisis-kualitatif-bahan-baku-kafein 9/9

  Manado Menggunakan

Spektrofotometri UV-VIS.Vol

2(4).122-128.

Sukandar, E.Y dkk. 2008. Iso

 Farmakoterapi. Jakarta:

PT.ISFI Penerbitan.

Halaman:918-925.

Sunaryo. 1995.  Perangsang Susunan

Saraf Pusat. Dalam:

 Farmakologi dan Terapi.

 Edisi keempat.  Jakarta: FK

UI Press. Hal. 226-233.