LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI … · KELAS IA TAHUN 2018 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA...
-
Upload
trinhthuan -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI … · KELAS IA TAHUN 2018 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA...
PENGADILAN AGAMA PADANG KELAS IA
TAHUN 2018
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH(LKjIP) TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan LKjIP Pengadilan Agama Padang 2015-2019.
Pengadilan Agama Padang adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan bagi masyarakat di kota Padang
.
Penyusunan LKJIP adalah amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Pada undang-undang tersebut Bab V Pasal 15 disebutkan bahwa setiap
Kepala Satuan kerja wajib menyiapkan rancangan Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
sumbangsih pikiran dalam menyusun Renstra ini. Semoga bermanfaat dan dapat mewujudkan
peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, dan transparan di wilayah hukum Pengadilan Agama
Padang.
Padang, 14 Februari 2018
KETUA
Drs. H. JASRI. SH. MHI
NIP. 19550830.198302.1.001
RINGKASAN EKSEKUTIF
Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Tahun 2017
merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Lembaga Peradilan dalam memberikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja untuk kurun waktu 1 (satu) tahun.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) disusun dalam rangka memenuhi penerapan
Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada area akuntabilitas dan mewujudkan manajemen
perencanaan kinerja di lingkungan Mahkamah Agung sesuai dengan peraturan yang telah
diamanahkan dalam peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Instasi Pemerintah dan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas laporan kinerja Instansi Pemerintah
serta surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor 1003A/SEK/OT.01.2/11/2017 tanggal 27
November 2017 tentang Penyampaian LKjlP Tahun 2017 dan Dokumen Perjanjian Kinerja
Tahun 2017.
Laporan Kinerja Instansi Penerintah (LKjlP) disusun dengan mengacu kepada Program Kerja
yang telah dievaluasi kembali, dan disusun dengan memperhatikan potensi dan peluang
maupun kendala yang dihadapi. Berkaitan hal tersebut pada tahun 2017 telah dilaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran dengan visi, tnisi sebagai sumber data
dalam penyusunan LKjlP ini sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi yang ada.
Penyusunan LKjlP tahun 2017 ini intinya adalah melaporkan hasil "Capaian Kinerja"
Pengadilan Agama Padang selama tahun 2017 yang diukur dengan membandingkan
"Rencana Kerja" yang ditetapkan tahun 2016 yang telah di tetapkan yang rpengacu pada
"Rencana Strategis" Pengadilan Agama Padang 2015 - 2019.
Guna terwujudnya tugas pokok serta fungsi lembaga peradilan di tahun 2017 Pengadilan
Agama Padang telah menyusun dan menetapkan sasaran strategis yang didukung dengan
anggaran yang tertuang dalam 2 (dua) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA. 2017
yang dikelola oleh Pengadilan Agama Padang. Dengan masing-masing besaran pagu
anggaran sebesar Rp. 13.070.693.000,- (tiga belas milyar tujuh puluh juta enam ratus
sembilan puluh tiga ribu rupiah) untuk DIPA 01 yang dibagi atas 3 (tiga) Program yaitu :
1. Dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung RI
2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung RI
3. Peningkatan manajemen Peradilan Agama
Sedangkan untuk DIPA 04 Pengadilan Agama Padang mendapat Alokasi dana sebesar Rp.
90.900.000,- (sembilan puluh juta sembilan ratus ribu rupiah) yang dipergunakan untuk
peningkatan akses peradilan diantaranya pembebasan biaya perkara, pelaksanaan sidang
diluar gedung pengadilan untuk para pencari keadilan.
Pertanggungjawaban terhadap tugas pokok dan fungsi akan di informasikan sebagai laporan
pencapaian hasil kinerja jajaran Pengadilan Agama Padang dalam kurun waktu satu tahun
berjalan di tahun 2017.
Pengukuran Pencapaian kinerja Pengadilan Agama Padang di ukur dengan indikator
pendekatan atas sasaran strategis, indikator sasaran kinerja serta target yang diinginkan
realisasi dan capaian target. Setiap keberhasilan dan kegagalan capaian indikator sasaran
kenerja diberi analisis tentang hambatan dan kendala serta penyebab belum tercapainya target
yang diinginkan.
Pengadilan Agama Padang akan terus melakukan segala upaya yang diperlukan untuk
mendorong agar pelayanan public dan penyelenggaraan pemerintahan dapat dilaksanakan
dengan berprinsip pada tata pemerintahan yang baik untuk menuju kepada pemerintah yang
berorientasi pada hasit (Result Oriented Government).
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. i
Ringkasan Eksekutif ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ........................................................................ 2
1. Kedudukan ................................................................................................ 2
2. Tugas Pokok .............................................................................................. 3
3. Fungsi ........................................................................................................ 3
C. Struktur Organisasi ........................................................................................ 5
D. Sistimatika Penyajian ..................................................................................... 9
BAB II Perencanaan dan Penetapan Kinerja ................................................................. 10
A. Rencana Strategis..................................................................................................... 10
1. Visi ...................................................................................................................... 10
2. Misi ..................................................................................................................... 11
3. Tujuan ................................................................................................................. 11
4. Sasaran Strategis ................................................................................................. 12
5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................... 15
B. Rencana Kerja Tahun 2017 ....................................................................................... 18
C. Penetapan Kinerja Tahun 2017 ................................................................................. 20
BAB III Akuntabilitas Kinerja ......................................................................................... 22
A. Pengukuran Capaian Kinerja ..................................................................................... 22
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja .................................................................................... 24
C. Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................ 46
BAB IV Penutup ............................................................................................................ 48
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 48
B. Saran........................................................................................................................ 48
Lampiran
1.Struktur Organisasi
2.Indikator Kinerja Utama (IKU)
3.Matrik Renstra 2015-2019
3.Rencana Kinerja Tahun 2017
4.Penetapan Kinerja Tahun 2017
5.Pengukuran Kinerja
6.SK Tim Penyusun LKjIP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 24
ayat 2, disebutkan
“Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”.
Hal ini kemudian diikuti dengan keluarnya Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman dan Undang-Undang No. 5 Tahun 2005 tentang Mahkamah
Agung.
Untuk lingkungan peradilan agama, sesuai dengan pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No.
50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama, disebutkan
“Kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh
pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama”.
Kekuasaan kehakiman di peradilan agama ini, akan berpuncak di Mahkamah Agung
sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.
Sementara itu dalam Pasal 13 ayat (3) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004
disebutkan bahwa
“Ketentuan mengenai organisasi, administrasi, dan finansial badan peradilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan
diatur dalam undang-undang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan
masing-masing”.
Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-undang Nomor 8 Tahun 2004
tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 2 Tahun
1986 , Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan TataUsaha Negara
sebagai penyempurnaan dari Undang-undangNomor 5 Tahun 1986 dan Undang-
Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Sedangkan untuk organisasi kepaniteraan dan
kesekretariatan di peradilan di atur dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Peradilan.
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Khusus untuk Pengadilan Agama, tugas pokok diatur dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 pasal 2 yaitu:
“Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu
yang diatur dalam undang-undang ini.”
Sehingga untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Pengadilan Agama mempunyai
keduduka, tugas pokok, dan fungsi sebagai berikut:
1. Kedudukan
Pengadilan Agama Padang sebagai lembaga peradilan dan pelaksanan kekuasaan
kehakiman di bawah Mahkamah Agung mempunyai kedudukan yang kuat.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 24 ayat 2 menyatakan bahwa
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang ada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan
Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana
telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006 dan UU Nomor 50
Tahun 2009, pada pasal 2 menyatakan bahwa Peradilan Agama merupakan salah
satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama
Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang ini, dan
diperjelas lagi sebagaimana pasal 3 yang menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman
di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama.
2. Tugas Pokok
Berdasarkan pasal 49 Undang Undang Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama dan telah dirubah
sesuai Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, tugas pokok Peradilan Agama
adalah menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap perkara antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang:
-Perkawinan -Wakaf - Ekonomi Syari’ah
-Waris -Zakat
-Wasiat -Infak
-Hibah -Shadaqah dan
3. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, maka Pengadilan Agama Padang
mempunyai fungsi sebagai berikut :
Fungsi Mengadili (judicial power)
Pengadilan Agama dalam tingkat Pertama. Sebagaimana telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006,
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan
Agama yakni menyangkut perkara-perkara:
a. Perkawinan;
b. Waris;
c. Wasiat;
d. Hibah;
e. Wakaf;
f. Zakat;
g. Infaq;
h. Shadaqah; dan
i. Ekonomi Syari'ah.
Selain kewenangan tersebut, pasal 52A Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006
menyebutkan bahwa “Pengadilan agama memberikan istbat kesaksian rukyat hilal
dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah”. Penjelasan lengkap pasal 52A
ini berbunyi: “Selama ini pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk
memberikan penetapan (itsbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau
menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan
Syawal tahun Hijriyah dalam rangka Menteri Agama mengeluarkan penetapan
secara nasional untuk penetapan 1 (satu) Ramadhan dan 1 (satu) Syawal.
Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau nasihat mengenai perbedaan
penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat.Di samping itu, dalam
penjelasan UU nomor 3 tahun 2006 diberikan pula kewenangan kepada PA untuk
Pengangkatan Anak menurut ketentuan hukum Islam.
Fungsi Memutus Sengketa Kewenangan Mengadili
Fungsi Mengadili (judicial power), yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara
yang menjadi kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing ;
(vide Pasal 49 Undang - Undang No. 7 Tahun 1989 jo. Undang - Undang No. 3
Tahun 2006) ;
Fungsi Pembinaan
Memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada jajarannya, baik yang
menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi
umum. (vide : Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006) ;
Fungsi Pengawasan
Fungsi Pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim, Panitera / Sekretaris, dan seluruh jajarannya (vide : Pasal 53
ayat (1) Undang - Undang No. 7 Tahun 1989 jo. Undang - Undang No. 3 Tahun
2006) ;
Fungsi Memberikan Keterangan, Pertimbangan dan Nasehat Hukum
Yakni, memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat hukum (hukum Islam)
kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (Pasal 52 ayat
(1) Undang-undang Nomor 50 tahun 2009).
Fungsi Administratif
Yakni, menyelenggarakan administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian serta
lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok tekhnis peradilan dan
administrasi peradilan. (Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 303 Tahun 1990)
Fungsi Lainnya
Memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada jajarannya, baik yang
menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi
umum. (vide : Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006) ;
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan ketentuan pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989,
disebutkan
“Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera,
Sekretaris dan Juru Sita”
Untuk Kepaniteraan Peradilan Agama diatur dalam Bab II Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 7 Tahun 2015 yang dipimpin oleh seorang Panitera dan dibantu oleh Panitera
Muda Banding dan Panitera Muda Hukum.
Kesekretariatan pada Pengadilan Agama kelas I A secara khusus diatur dalam Bab VIII
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015, yang dimana pada pasal 308 ayat
(2) disebutkan
“Kesekretariatan Pengadilan Agama dipimpim oleh seorang sekretaris”.
Bagian kesekretariatan Pengadilan Agama terdiri atas bagian : 1) Subbagian
Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan; 2) Subbagian Kepegawaian,
Organisasi, dan Tata Laksana; 3) Subbagian Umum dan Keuangan.
Dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035, digambarkan arah kebijakan dan
strategi jangka panjang Mahkamah Agung. Arahan kebijakan tersebut, dibagi dalam
beberapa strategi perubahan pada : (1) Fungsi Peradilan, (2) Manajemen Perkara, (3)
Manajemen Sumberdaya Manusia, (4) Manajemen Sumber Daya Keuangan, (5)
Manajemen Sarana dan Prasaran, (6) Manajemen Teknologi Informasi, (7) Transparasi
Peradilan, dan (8) Fungsi Pengawasan. Kebijakan ini sebagai tindak lanjut dari
reformasi birokrasi dan admnistrasi di peradilan sesuai dengan Peraturan presiden
Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
Dalam mencapai reformasi birokrasi tersebut, Mahkamah Agung mengeluarkan
program Quick Wins Refomasi Birokrasi sebagai upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess)
dan sumber daya manusia aparatur dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
Qiuck wins adalah program yang dimaksudkan untuk membangun kepercayaan
masyarakat (public trust building). Oleh karena itu, aktivitas yang dipilih dalam
program ini haruslah program yang mempunyai:
1. daya ungkit (key leverage) yang terkait pada perbaikan produk utama (core
business) suatu kementrian/lembaga negara
2. Hasil dari perubahan dalam program percapatan ini, dapat dengan mudah terlihat
dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat maupun pemangku
kepentingan (stakeholder).
3. Hasil akhir dari program ini adalah perbaikan tata laksana (business prosess)
produk utama (core business) kementrian/lembaga negara.
Pada tahapan ini, setiap kementrian/lembaga negara diwajibkan untuk:
1. Mengidentifikasi area-area yang paling kritikal dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tupoksi.
2. Menetapkan 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) program percepatan sesuai dengan
keluasan tupoksi
Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan program percepatan adalah:
1. Langsung bersentuhan dengan kebutuhan minimal masyarakat
2. Merupakan tupoksi kementrian/lembaga negara.
3. Dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat (+/- 12 bulan)
Dalam implementasinya Mahkamah Agung mengambil langkah yang berkaitan dengan
program quick wins RB serta adanya upaya dan kebijakan yang lebih serius mengenai
kebijakan Presiden terpilih; 9 agenda perubahan Nawa Cita, reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, ini dibagi atas:
1. Transparasi putusan
2. Manajemen Informasi Teknologi,
3. Kode Etik Hakim,
4. Pendapatan Negara Bukan Pajak, dan
5. Manajemen SDM.
Pengadilan Agama Padang, selaku salah satu satuan kerja yang berada di bawah
Mahkamah Agung telah mengambil bebarapa langkah persuasif, antisipatif dan jika
perlu, dengan tindakan korektif untuk mewujudkan program quick wins RB tersebut.
Tindakan tersebut dapat dilihat dari hal sebagai berikut:
1. Transparasi putusan diimplementasikan dengan publikasi putusan di website
www.pa-padang.go.id yang dapat diakses oleh publik dengan tetap memperhatikan
SK KMA Nomor I-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Layanan Informasi di
Pengadilan.
2. Manajemen teknologi informasi di implementasikan dengan penyatuan proses
berperkara dengan Sistim Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).
3. Kode etik hakim di implementasikan dengan mengacu kepada Peraturan Bersama
Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Nomor 02/PB/MA/IX/2012 tentang
Paduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
4. Pemungutan Pendapatan Negara Bukan Pajak sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang Berlaku Pada Mahkamah Agung dan Badan Peradila yang
Berada Dibawahnya.
5. Manajemen Sumber Daya Manusia dengan menekankan kepada kinerja dan
kompetensi.
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan gambaran dan penjelasan
mengenai capaian kinerja Pengadilan Agama PadangTahun 2017. Capaian kinerja
(performance results) tahun 2017 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja
(performance agreement) tahun 2017 sebagai tolak ukur keberhasilan Tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa mendatang. Adapun sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pengadilan Agama Padang Tahun 2017, sebagai
berikut :
BAB I – Pendahuluan, menguraikan mengenai Latar Belakang;Kedudukan, Tugas
Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Padang; dan Struktur Organisasi.
BAB II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menguraikan mengenai Rencana
Strategis; Tujuan Strategis; Sasaran Strategis; Arah Kebijakan dan Strategis Pengadilan
Agama Padang; Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Padang; Rencana Kinerja
Pengadilan Agama Padang; dan Penetapan Kinerja.
BAB III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017, menguraikan mengenai Realisasi
Indikator Kinerja Utama; Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2017; dan Analisis
Akuntabilitas Kinerja di Pengadilan Agama Padang.
BAB IV – Penutup, menguraikan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Pengadilan Agama Padang Tahun 2017 dan rekomendasi yang diperlukan
untuk perbaikan kinerja di masa mendatang.
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015-2019
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019.
Rencana Strategis Pengadilan Agama Padang Kelas IA Tahun 2015 – 2019 merupakan
komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana
dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian,
pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk
mencapai efektivas dan efesiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan
tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Padang Kelas IA diselaraskan denga arah Cetak
Biru Mahkamah Agung 2010-2035 dan arah kebijakan dan program pembangunan
nasional yang telah ditetapkan dalam Kerangka Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (2015-2019) sebagai dasar acuan penyusunan kebijakan, program
dan kegiatan serta sebagai pedoman pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program
dan kegiatan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015-2019.
Proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Padang telah
dilakukan secara partisipatif antar unit dalam satker dilingkungan Pengadilan Agama
Padang maupun stakeholder eksternal. Untuk memberi gambaran subtansi mengenai
Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Padang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Visi
Untuk menyatukan persepsi dan fokus tindakan dimaksud, maka pelaksanaan tugas
dan fungsi dilandasi suatu visi dan misi yang ingin diwujudkan. Visi dan misi
merupakan paduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar
acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target
yang ditetapkan.
Adapun visi dari Pengadilan Agama Padang Kelas IA adalah:
“Menuju Pengadilan Agama Padang yang Agung”
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Padang Kelas IA menetapkan
misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan.
2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan.
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan, baik secara manual dan
teknologi.
3. Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan diatas, maka visi dan
misi tersebut harus dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional
berupa perumusan tujuan strategis Pengadilan Agama Padang . Tujuan strategis
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Adapun Tujuan
yang hendak dicapai Pengadilan Agama Padang Kelas IA adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui
proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Terwujudnya penyederhanaan proses penanganan perkara melalui
pemanfaatan teknologi informasi.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
4. Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat melalui peningkatan pelayanan
publik dan jaminan proses peradilan yang adil.
4. Susunan Strategis
Sebagai bentuk penjabaran dari tujuan strategis Pengadilan Agama Padang
menetapkan 4 (empat) sasaran strategis sebagai berikut:
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;
Kinerja lembaga peradilan dalam penyelesaian perkara sangat ditentukan oleh
sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga pencari
keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Pengadilan Agama Padang
menyadari hal itu, maka untuk mendorong peningkatan kinerja dalam
penyelesaian perkara, Pengadilan Agama Padang membuat perangkat standar
operasional prosedur dalam proses penyelesaian perkara yang jelas dan
sederhana, dengan memanfaatkan teknologi informasi. Indikator yang diperoleh
dalam peningkatan kinerja penyelesaian perkara dengan adanya terobosan dan
pemikiran hal tersebut diatas, antara lain :
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan;
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu;
c. Persentase penurunan sisa perkara;
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi
dan pk;
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan.
2. Peningkatan Efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
Untuk mendorong efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara, Pengadilan
Agama Padang membuat perangkat standar operasional prosedur dalam proses
penyelesaian perkara yang jelas dan sederhana, dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Indikator yang diperoleh dalam efektifitas pengelolaan penyelesaian
perkara, antara lain :
a. Persentase isi putusan yang diterim oleh para pihak tepat waktu;
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi;
c. Persentase berkas banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan
tepat waktu;
d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah]
yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;
Untuk mewujudkannya diperlukan indikator kinerja yang berorientasi pada
hasil, sebagai berikut:
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan;
b. Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan;
c. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas hukum;
b. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan
bantuan hukum (Posbakum).
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan;
Untuk mewujudkannya diperlukan indikator kinerja yang berorientasi pada hasil
berupa: Persentase Putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).
Untuk memudahkan dalam pengukuran keberhasilan dan menjelaskan
hubungan kausalitas antaraTujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Utama selama tahun 2015 – 2019 dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :
NO
Tujuan Stategis
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
1.
Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang pasti, transparan, dan akuntabel
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
1.1 Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
1.2 Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
1.3 Persentase penurunan sisa perkara
1.4Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum :
Banding Kasasi PK
1.5 Index responden pencari
keadilanyang puas terhadap layanan peradilan
2.
Peningkatan proses penanganan perkara melalui pemanfaatan teknologi informasi
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
2.1 Persentase Isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
2.2 Persentase Perkara yang Diselesaikan melalui Mediasi
2.3 Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
2.4 Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah)
yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
3.
Terwujudnya pelayanan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
1.1 Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan
1.2 Persentase Perkara yang diselesaikan melalui sidang di luar Gedung Pengadilan
1.3 Persentase Perkara Permohonan(Voluntair) Identitas Hukum
1.4 Persentase Pencari Keadilan
Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
4.
Terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
1.1 Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi).
5. Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Agama Padang
Pengadilan Agama Padang Kelas IA telah menetapkan Indikator Kinerja Utama dapat
dilihat sebagai berikut :
No Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama
Penjelasan Penanggung Jawab
Sumber Data
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Perbandingan antara sisa perkara yang diselesaikan dengan jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan.
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Perbandingan antara jumlah perkara yang diselesaikan tehun berjalan dengan jumlah perkara yang ada
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase penurunan sisa perkara
Perbandingan sisa perkara tahun berjalan dengan sisa perkara tahun sebelumnya
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukumBanding, Kasasi, dan PK
Perbandingan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum dengan jumlah putusan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
Survey index kepuasan pencari keadilan
Panitera Laporan Semestern dan Laporan Tahunan
2 Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
Perbandingan antara jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu dengan jumlah putusan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
b. Persentaseperkara yang diselesaikan melalui mediasi
Perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi dengan jumlah perkara yang dilakukan mediasi
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
Perbandingan jumlah perkara berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk secara lengkap dengan jumlah berkas perkara yang dimohonkan upaya hukum
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
d. Persentaseputusan yang menarik perhatian
Perbandingan jumlah amar putusan perkara ekonomi syariah yang diupload dalam
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
masyarakat (ekonomi syari’ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
website dengan jumlah putusan perkara
3 Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
Perbandingan jumlah perkara prodeo yang diselesaikan dengan jumlah perkara prodeo
Direjen Badilag dan Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan
Perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan dengan jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan diluar gedung pengadilan
Dirjen Badilag
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
Perbandingan jumlah perkara volunteer identitas hukum yang diselesaikan dengan jumlah perkara volunteer identitas hukum yang diajukan
Ketua Pengadilan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hokum (Posbakum)
Perbandingan jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum dengan jumlah pencari keadilan golongan tertentu
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentaseputusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi)
Perbandingan jumlah putusan perkara yang ditindaklanjuti dengan jumlah putusan perkara yang sudah BHT
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
Tabel 2-2: Indikator Kinerja Utama Pengadilan Agama Padang
B. Rencana Kerja Pengadilan Agama Padang Kelas IA Tahun 2017
Adapun Rencana Kerja Tahunan Pengadilan Agama Padang, sebagai berikut:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
98%
c. Persentase penurunan sisa perkara 20%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukumBanding, Kasasi, dan PK
99%
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
92%
2 Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentaseisi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100%
b. Persentaseperkara yang diselesaikan melalui mediasi
7%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
d. Persentaseputusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syari’ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100%
3 Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan
100%
c. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100%
d. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hokum (Posbakum)
100%
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentaseputusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi)
100%
Tabel 2-3: Rencana kinerja Pengadilan Agama Padang Kelas IA tahun 2017
C. Penetapan Kinerja Tahun 2017
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan
tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu
tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Padang, menciptakan tolok ukur
kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Penetapan Kinerja Tahun 2017 Pengadilan Agama Padang, sebagai berikut:
NO
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2 3 4
1.
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
98%
c. Persentase penurunan sisa perkara
20%
d. Persentase perkara yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum : Banding Kasasi PK
99%
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
92%
2.
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian
a. Persentase Isi putusan yang diterima
oleh para pihak tepat waktu
100%
b. Persentase Perkara yang Diselesaikan 7%
Perkara melalui Mediasi
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi dan PK yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100%
d. Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100%
3.
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan
100%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
100%
c. Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100%
d. Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum (Posbakum)
100%
4.
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi).
100%
Tabel 2-4: Penetapan kinerja Pengadilan Agama Padang Kelas IA tahun 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Capaian Kinerja
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi.
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang
telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan
reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk
memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Padang tahun 2017, dilakukan
dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah
ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan
tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target
kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam
tahun 2017 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing‐masing indikator kinerja
tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini.
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
98% 92.7% 94.6%
c. Persentase penurunan sisa perkara
20% -14.45% -72.5%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum (banding, kasasi,
99%
99.11% 100.11%
dan pk)
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
92% 70.09% 76.2%
2 Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentaseisi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentaseperkara yang diselesaikan melalui mediasi
7% 1.02% 14.6%
c. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentaseputusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syari’ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100%
3 Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan
100% 100% 100%
c. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100% 97.94% 97.94%
d. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hokum (Posbakum)
100% 95.15% 95.15
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi)
100% 100% 100%
Tabel 3.1 Perbandingan target tahun 2017 dengan realisasi kinerja tahun 2017
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan, dan
akuntabel
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target REALISASI CAPAIAN
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 98% 92.7% 94.6%
c. Persentase penurunan sisa perkara 20% -14.5% -72.5%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum (banding, kasasi dan pk)
99% 99.11% 100.11%
e. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
92% 70.09% 76.2%
Analisis untuk capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :
1. Tingkat capaian indikator kinerja persentase sisa perkara yang diselesaikan pada
tahun 2017 telah memenuhi target. Dalam Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama
Padang diuraikan bahwa sisa perkara tahun 2016 sebanyak 124 perkara dan telah
diselesaikan keseluruhannya pada tahun 2017. Sehingga pencapaian target kinerja
pada indikator kinerja persentase sisa perkara yang diselesaikan terpenuhi 100%. Hal
ini sama dengan pencapaian target pada tahun sebelumnya yakni pada tahun 2016 ada
149 sisa perkara tahun 2015 dan dapat diselesaikan pada tahun 2016, dan 144 sisa
perkara tahun 2014 dapat diselesaikan pada tahun 2015, sehingga capaian kinerja
persentase sisa perkara yang diselesaikan, tiga tahun terakhir (2015, 2016, 2017)
adalah 100%.
Berikut tabel pencapaian indikator kinerja persentase sisa perkara yang diselesaikan :
Indikator Kinerja Pencapaian Target Kinerja Kenaikan / Penurunan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100% -
(sumber data : LKjIP Tahun 2015, 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
2. Tingkat capaian indikator kinerja persentase perkara yang diselesaikan pada tahun
2017 memenuhi target. Pada tahun 2017 jumlah perkara yang ditangani sebanyak
1947 perkara (1823 perkara yang diterima ditambah 124 sisa perkara tahun 2016) dan
diputus sebanyak 1805 perkara. Sehingga sisa perkara tahun 2017 sebanyak 142
perkara. Hal itu dapat dilihat pada tabel data keadaan perkara tahun 2017adalah
sebagai berikut :
KEADAAN PERKARA TAHUN 2017
No Bulan Sisa bulan
lalu Masuk Putus Sisa akhir
1 2 3 4 5 6
1. Januari 124 223 81 266
2. Pebruari 266 173 156 283
3. Maret 283 145 171 257
4. April 257 157 105 309
5. Mei 309 101 169 243
6. Juni 243 72 92 223
7. Juli 223 184 127 280
8. Agustus 280 161 172 269
9. September 269 129 140 258
10. Oktober 258 158 161 255
11. Nopember 255 265 167 353
12. Desember 353 55 266 142
Jumlah 124 (sisa
2016) 1823 1805
142 (sisa
2017)
(Sumber data : Laporan Tahunan 2017)
Target penyelesaian perkara pada tahun 2017 belum terpenuhi, dimana target
penyelesaian perkara sebesar 98% dan realisasi 92,7% sehingga capaian 94.6%.
Sedangkan tahun 2016 realisasi penyelesaian perkara adalah sebesar 95.8% (1662
perkara diputus dari 1612 perkara yang masuk ditambah 149 sisa perkara tahun 2015),
dan untuk tahun 2015 91.03% (1513 perkara yang diputus dari 1518 perkara yang
masuk ditambah 144 perkara sisa tahun 2014).
Adapun perbandingannya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :
Tahun Putus Jumlah
Perkara
Sisa Perkara % Penyelesaian
Perkara
2015 1513 1662 149 91.03
2016 1662 1761 124 95.8
2017 1805 1947 142 92.7
Grafik Penyelesaian Perkara Tahun 2015-2017
0200400600800
100012001400160018002000
20152016
2017
Axis
Titl
e
2015 2016 2017Jumlah Perkara 1662 1761 1947Jumlah Perkara Putus 1513 1662 1805Sisa Perkara 149 124 142
PENYELESAIAN PERKARA
Tabel pencapaian indikator kinerja persentase penyelesaian perkara
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan / Penurunan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentase Perkara Yang Diselesaikan
91.03% 95.8% 92.7% Penurunan3
,1%
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Berdasarkan data-data tersebut di atas, target kinerja pada indikator kinerja
persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2017 tercapai sebesar 92.7%.
Pencapaian target kinerja pada indikator kinerja Persentase perkara yang diselesaikan
pada tahun 2017 mengalami penurunan 3,1% dibandingkan pencapaian pada tahun
2016.
3. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase penurunan sisa perkara pada tahun
2017 tidak memenuhi target dengan target sebesar 20%, dan realisasi -14.5% atau
capaian sebesar -72.5%, sebagaimana tabel berikut ini :
Sisa Perkara Tahun 2016
Sisa Perkara Tahun 2017
Ket.
1 2 3
124 142 124-142/124*100% = -14.5%
(sumber data : Laporan Tahunan 2016)
Perkara yang tidak dapat diselesaikan pada tahun 2017 sebanyak 142 perkara, hal ini
disebabkan banyaknya perkara yang masuk diakhir tahun juga perkara ghaib,
sementara pada tahun 2016 terdapat 124 perkara yang tidak dapat diselesaikan pada
tahun 2016 tersebut. Jika dilihat persentase penurunan / kenaikan tunggakan perkara,
maka pada tahun 2017 terjadi kenaikan tunggakan perkara hal ini terlihat dari
perbandingan jumlah perkara sisa tahun sebelumnya dikurang jumlah perkara sisa
tahun berjalan dibagi jumlah perkara sisa tahun sebelumnya di kali 100%, maka
didapat hasil sebagai berikut : 124-142/124*100% = -14.5% Hal ini tidak
sesuai/mencapai dari target yang telah ditetapkan. Adapun perbandingannya dapat
dilihat pada tabel dan grafik berikut :
Tahun Putus Jumlah Sisa % Penurunan Sisa Perkara Keterangan
Perkara Perkara
2015 1513 1662 149 144-149/144*100%=-3.5% -
2016 1662 1761 124 149-124/149*100%=16.8% Penurunan
2017 1805 1947 142 124-142/124*100%=-14.5% Kenaikan
Grafik Sisa Perkara Tahun 2015-2017
Tabel pencapaian indikator kinerja persentase penurunan sisa perkara
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Ket
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentase penurunan sisa perkara -3.5% 16.8% -14.5% Penurunan
31.25% (sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Berdasarkan data-data tersebut di atas, target kinerja pada indikator kinerja
persentase penurunan sisa perkara pada tahun 2017 tercapai sebesar -14.5%.
Pencapaian target kinerja pada indikator kinerja Persentase penurunan sisa perkara
pada tahun 2017 mengalami penurunan 31.25% dibandingkan pencapaian pada tahun
2016.
4. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum (banding, kasasi dan pk) pada tahun 2017 adalah sebesar 99.11%,
0
50
100
150
20152016
2017
Axis
Titl
e
2015 2016 2017Sisa Perkara 149 124 142
SISA PERKARA
karena ada 16 perkara yang mengajukan banding, 7 perkara yang mengajukan kasasi
dan 1 perkara yang mengajukan pk, dari 1805 perkara yang diputus pada tahun 2017.
Sementara pada tahun 2016, 10 perkara mengajukan banding, 1 perkara mengajukan
kasasi dan 0 perkara mengajukan pk dari 1662 perkara yang diputus pada tahun 2016,
dan tahun 2015, 14 perkara mengajukan banding, 5 perkara mengajukan kasasi dan 2
perkara mengajukan pk dari 1513 perkara yang diputus pada tahun 2015.
Perbandingan pencapaian target kinerja pada indikator kinerja tersebut, dapat dilihat
padatabel berikut :
Tahun Perkara
Putus
Perkara
Yang
Mengajukan
Upaya
Hukum
(Banding)
Perkara
Yang
Mengajukan
Upaya
Hukum
(Kasasi)
Perkara Yang
Mengajukan
Upaya Hukum
(PK)
Perkara Yang
Tidak
Mengajukan
Upaya Hukum
(Banding,
Kasasi dan PK)
Persentase
Perkara
Yang Tidak
Mengajukan
Upaya
Hukum
2015 1513 14 5 2 1499 99.07%
2016 1662 10 1 0 1652 99,39%
2017 1805 16 7 1 1789 99.11%
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Dalam tabel tersebut di atas dijelaskan bahwa jumlah perkara yang diputus pada
tahun 2017 sebanyak 1805 perkara dan jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum sebanyak 1789 perkara atau 99,11%. Pencapaian ini kurang dari pencapaian
tahun 2016 yakni 99,39%. Artinya tidak ada peningkatan kepercayaan masyarakat
teradap putusan pengadilan agama Padang tahun 2017.Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel dan grafik berikut :
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan
Tahun Tahun Tahun
2015 2016 2017
Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
98,87% 99,35% 99,35% -
Grafik Perkara Yang Tidak Mengajukan Upaya Hukum Tahun 2015-2017
5. Tingkat capaian indikator kinerja Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan pada tahun 2017 adalah 70.09%. Hal ini terlihat dari
grafik responden Pengadilan Agama Padang, dari 170 kuesioner yang dibagikan, 119
orang responden menyatakan puas terhadap pelayanan di Pengadilan Agama Padang
dan 51 orang responden lainnya menyatakan kurang puas terhadap layanan di
Pengadilan Agama Padang.
Berikut table dan grafik tentang kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di
Pengadilan Agama Padang.
0
500
1000
1500
2000
2015 2016 2017Perkara Minut 1513 1662 1805Perkara Yang Mengajukan
Upaya Hukum 14 10 16
Axis
Titl
ePERBANDINGAN PERKARA YANG
TIDAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
- - 70.09% -
Terlihat hanya ada pencapaian ditahun 2017, hal ini dikarenakan penyebaran
kuesioner kepuasan masyarakat terhadap pencari keadilan baru dibuat/ dilaksanakan
di tahun 2017. Dan berdasarkan hasil index responden tersebut, Pengadilan Agama
Padang akan terus memperbaiki diri untuk dapat memberikan pelayanan terbaik
kepada masyarakat pencari keadilan.
Sasaran Strategis 2 : Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Target Realisasi % 1 Persentase isi putusan yang diterima
oleh para pihak tepat waktu 100% 100% 100%
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017PUAS 0 0 119TIDAK PUAS 0 0 51
Axis
Titl
e
INDEX RESPONDEN PENCARI KEADILAN YANG PUAS TERHADAP LAYANAN
PERADILAN
2 Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi 7% 1.02% 14.6%
3 Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100 % 100% 100%
4 Persentase putusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syari’ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100 % 100% 100%
1. Tingkat capaian indikator kinerja Persentaseisi putusan yang diterima oleh para
pihak tepat waktu, pada tahun 2017 telah memenuhi target 100%. Berikut tabel
jumlah putusan tahun 2015, 2016, 2017, sebagai berikut :
No Uraian 2015 2016 2017 1. Perkara Putus 1513 1662 1805 2. Putusan Yang Dapat Diterima
Para Pihak Tepat Waktu 1513 1662 1805
Ket 100% 100% 100% (sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Persentase isi putusan yang dapat diterima para pihak tepat waktu
100% 100% 100% -
Pencapaian target indikator kinerja Persentase isi putusan yang dapat diterima
para pihak tepat waktu dapat dijelaskan bahwa semua para pihak dapat menerima
isi putusan tepat waktu yakni setelah perkara tersebut diputus, para pihak dapat
mengambil langsung salinan putusan tersebut.
2. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara yang diselesaikan melalui
mediasi pada tahun 2017 adalah sebesar 1.02% atau 4 perkara berhasil diselesaikan
dengan mediasi dari 390 perkara yang dimediasi. Pencapaian ini menurun dari tahun
sebelumnya, dimana pada tahun 2016 penyelesaian perkara dengan mediasi 14
perkara dari 363 perkara yang dimediasi atau 3.85% dan pada tahun 2015 14 perkara
berhasil diselesaikan dengan mediasi dari 355 perkara yang dimediasi atau 3.94%.
Berikut tabel capaian perkara yang diselesaikan melalui mediasi tahun 2015, 2016 dan
2017, adalah sebagai berikut :
No Perkara 2015 2016 2017 1. Berhasil dengan mediasi 14 14 4 2. Perkara yang di mediasi 355 363 390 Ket 3.94% 3.85% 1.02%
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Grafik Perkara Yang Diselesaikan Melalui Mediasi Tahun 2015-2017
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan / Penurunan Tahun
2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseperkara yang diselesaikan melalui mediasi
3.94% 3.85% 1.02% Penurunan
2.83%
Ada kenaikan pencapaian 36ndicator kinerja Persentase perkara yang diselesaikan
melalui mediasi pada tahun 2017 yakni sebesar 2.83%. Hal ini merupakan suatu
keberhasilanHakim Pengadilan Agama Padang dalam memanfaatkan solusi lain untuk
menyelesaikan perkara.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2015 2016 2017Diselesaikan Melalui
Mediasi 14 14 4
Perkara yang Dimediasi 355 363 390
Axis
Titl
e
PERKARA YANG DISELESAIKAN MELALUI MEDIASI
3. Tingkat capaian indiktor kinerja Persentase berkas perkara yang dimohonkan
banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu pada tahun
2017 memenuhi target yakni sebesar 100%. Dimana 16 berkas perkara banding, dan 7
berkas perkara kasasi, dan 1 berkas perkara PK telah diajukan secara lengkap dan
tepat waktu dari 16 perkara yang mengajukan banding, 7 perkara yang mengajukan
kasasi dan 1 perkara yang mengajukan pk.
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan / Penurunan Tahun
2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseberkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap
100% 100% 100% -
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Pencapaian target indikator kinerja Persentase berkas perkara yang dimohonkan
banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap adalah 100%. Artinya setiap
perkara yang mengajukan banding, kasasi atau pk, berkasnya telah disampaikan
secara lengkap (Bundel A, Bundal B, e-doc) ke tingkat Banding atau Mahkamah
Agung RI, dengan tepat waktu.
4. Tingkat capaian indiktor kinerja Persentase putusan yang menarik perhatian
masyarakat (ekonomi syariah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1
hari sejak diputus. Pada Pengadilan Agama Padang capaian 100%. Begitu juga
untuk tahun 2016, dan 2015 capaian 100%.
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Ket Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseputusan perkara yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syriah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100% -
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 Persentase perkara prodeo yang diselesaikan 100% 100% 100%
2 Persentase perkara yang diselesaikan melalui sidang diluar gedung pengadilan 100% 100% 100%
3 Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum 100% 97.94% 97.94%
4 Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
100% 95.15% 95.15&
1. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
pada tahun 2017 memenuhi target sebesar 100%. Dari 25 perkara prodeo yang masuk
dan 25 perkara tersebut perkaranya dapat diselesaikan dengan prodeo. Adapun
perbandingan perkara prodeo tahun 2015, 2016 dan 2017 dapat dilihat pada tabel
berikut :
No Perkara 2015 2016 2017 1. Jumlah Perkara Prodeo 20 16 25 2. Jumlah Perkara Prodeo yang
Diselesaikan 20 16 25
Ket 100% 100% 100%
Indikator Kinerja Pencapaian Target Kinerja Kenaikan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseperkara prodeo yang diselesaikan
100%
100 % 100 % 0%
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
Grafik Penyelesaian Perkara Prodeo Tahun 2015-2017
2. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara yang diselesaikan melalui
sidang diluar gedung pengadilan pada tahun 2017 memenuhi target sebesar 100%.
Ada 116 perkara dapat diselesaikan melalui siding diluar gedung pengadilan dari 116
perkara yang seharusnya diselesaikan melalui sidang diluar gedung pengadilan.
Sehingga capaian kinerja untuk tahun 2017 adalah 100%.
Berikut Tabel Perkara Yang Diselesaikan Melalui Sidang Diluar Gedung Pengadilan
Tahun 2015, 2016 dan 2017 :
Tahun Perkara Yang Diselesaikan Melalui Sidang Diluar
Gedung Pengadilan
Perkara Yang Seharusnya Diselesaikan Melalui Sidang Diluar Gedung Pengadilan
2015 - -
2016 - -
2017 116 116
(Sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017)
0
5
10
15
20
25
2015 2016 2017Jumlah Perkara Prodeo 20 16 25Perkara Prodeo Yang
Diselesaikan 20 16 25
Axis
Titl
e
PERKARA PRODEO YANG DISELESAIKAN
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseperkara yang diselesaikan melalui sidang diluar gedung Pengadilan
- - 100% -
(sumber data : LKjIP 2016 dan Laporan Tahunan 2017) Pelaksanaan Sidang di Luar Gedung Pengadilan pada Pengadilan Agama Padang
tahun 2017 dilaksanakan di Islamic Center Kepulauan Mentawai. Dilaksanakan dalam
satu hari. Pelaksanaan Sidang Diluar Gedung Pengadilan ini dapat menyentuh lapisan
masyarakat yang berdomisili jauh dari kantor Pengadilan Agama Padang, sehingga
masyarakat yang berada pada daerah sulit dan terpencil tetap dapat merasakan
keadilan hukum.
Dokumentasi Pelaksanaan Sidang Diluar Gedung Pengadilan PA.Padang Tahun 2017 di KUA
Tanjung Ampalu, Kec.Koto VII.Kab. Sijunjung
3. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase perkara permohonan (Voluntair)
Identitas Hukum pada tahun 2017 belum memenuhi target sebesar 100%. Ada 438
perkara voluntair identitas hukum dan dapat 429 perkara dapat diselesaikan pada
tahun 2017. Dan 329 perkara voluntair yang masuk ditahun 2016 313 perkara
diantaranya dapat diselesaikan, sehingga 16 perkara voluntair 2016 menjadi sisa untuk
tahun 2017, sementara di tahun 2015 254 perkara voluntair yang masuk dapat diputus
245 perkara pada tahun tersebut.
Berikut tabel perbandingan penyelesaian perkara permohonan (voluntair) identitas
hukum yang diselesaikan tahun 2015, 2016, 2017 adalah sebagai berikut :
No Perkara 2015 2016 2017 1. Perkara Permohonan
(Voluntair) Identitas Hukum 254 329 438
2. Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum Yang Diselesaikan
245 313 429
Ket 96.45% 95.13% 97.94% (sumber data : Laporan Tahunan 2016, 2017)
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Kenaikan/ Penuruanan
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseperkara permohonan (voluntair) identitas hukum
96.45% 95.13% 97.94% 2.81%
(sumber data : Laporan Tahunan 2016, 2017)
Ada kenaikan Persentase Perkara Permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
yang diselesaikan tahun 2017 yakni sebesar 2.81%, dibandingkan dari tahun 2016
yakni 95.13% dan 2015 96.45%. 438 Perkara Voluntair yang masuk pada tahun 2017
ditambah 16 perkara sisa Voluntair tahun 2016, dapat diselesaikan 429 perkara pada
tahun 2017, sehingga capaian target untuk tahun 2017 adalah 97.94%.
4. Tingkat capaian indikator kinerja Persentase pencari keadilan golongan tertentu
yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum). Pada tahun 2017 capaian
kinerja hanya 95.15% untuk posbakum. Tahun 2015 dan 2016 Pengadilan Agama
Padang juga menyelesaikan semua layanan Posbakum dengan capaian 100%, ini
berarti tahun 2017 PA Padang mengalami penurunan.
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Ket
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum)
100% 100% 95.15%
-
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 Persentase Putusan Perkara Perdata Yang ditindaklanjuti (dieksekusi) 100 % 100% 100%
1. Tingkat capaian indikator kinerja Persentaseputusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti pada tahun 2017 100%.
Untuk tahun 2016 dan 2015 tidak ada perkara yang membutuhkan tindak lanjut
(eksekusi).
Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Ket
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Persentaseputusan perkara yang ditindaklanjuti N/A N/A 100%
Perbandingan Realisasi Kinerja sampai dengan Tahun ini dengan Target Jangka
Menengah yang Terdapat Dalam Dokumen Perencanaan Strategis.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Padang tahun 2017,
dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi pencapaian kinerja tahun 2017
dengan target jangka menengah, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan
sesuai dengan target jangka menengah atau tidak. Secara umum realisasi kinerja tahun
2017 telah sesuai dengan target jangka menengah yang telah dirumuskan sebelumnya
pada rencana strategis 2015-2019. Perbandingan realisasi kinerja ini dapat dilihat dari
matriks berikut :
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Standar Nasional
Sesuai dengan SEMA Nomor 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di
Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada Empat Lingkungan Peradilan
tanggal 13 Maret 2014, mengatur bahwasanya penyelesaian perkara pada tingkat pertama
paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan, termasuk minutasi perkara. Jika mengacu
kepada SEMA Nomor 2 tahun 2014 tersebut, maka realisasi penyelesaian perkara yang
ada di Pengadilan Agama Padang sudah sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan
oleh Mahkamah Agung.
Untuk pengiriman berkas Banding, Kasasi dan PK Pengadilan Agama Padang telah
melakukannya sesuai dengan SEMA Nomor 1 tahun 2014 tentang Dokumen Elektronik
sebagai Kelengkapan Permohonan Banding, Kasasi dan PK. Hal ini dapat dilihat dari
realisasi berkas perkara banding, kasasi dan pk dinyatakan lengkap mencapai 100%.
Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/Penurunan Kinerja
serta Alternatif Solusi yang Telah Ditetapkan.
Keberhasilan Pengadilan Agama Padang dalam merealisasikan target yang ingin
dicapai pada tahun 2017 tidak terlepas dari beberapa hal berikut :
1. Peningkatan sosialisasi Visi dan Misi Pengadilan Agama Padang yang ingin dicapai
sehingga setiap Hakim dan Pegawai memiliki pemahaman yang sama tentang Visi
dan Misi tersebut;
2. Pendistribusian kebijakan yang merata sehingga masing-masing Hakim dan Pegawai
memiliki pemahaman dan informasi yang sama;
3. Komitmen untuk mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur dalam
menjalankan kinerja sehari-hari.
4. Perencanaan anggaran telah melibatkan seluruh Hakim dan Pegawai;
5. Komitmen bersama untuk terbuka terhadap perkembangan dunia peradilan dan
keterbukaan informasi;
Kelemahan Pengadilan Agama Padang dalam merealisasikan target kinerja selama
tahun 2017 adalah:
1. Terbatasnya sumber daya (SDM, maupun sarana dan prasarana) yang dimiliki oleh
Pengadilan Agama Padang.
2. Keterbatasan anggaran yang dimiliki, yang menyebabkan tidak semua program
Mahkamah Agung tentang pelayanan publik dapat terpenuhi, seperti Ruang Area
Merokok dan lainnya.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Fasilitas sumber daya yang dimiliki oleh Pengadilan Agama Padang secara umum
belum memadai, dari sisi SDM hakim dan pegawai PA Padang sudah berumur tua,
sehingga banyak kesulitan dalam mengoperasikan alat elektronik seperti halnya SIPP.
Untuk memaksimalkan keadaan tersebut, maka selalu diberi bimbingan dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing oleh petugas IT.
Selian kekurangan tenaga teknis (Hakim) Pengadilan Agama Padang juga
kekurangan tenaga kebersihan, luas tanah dan gedung PA Padang yang baru
membutuhkan tenaga tambahan untuk kebersihan gedung dan halaman gedung.
Analisis Program yang Menunjang Keberhasilan Kinerja dan Program yang Gagal
dalam Pencapaian Kinerja.
Untuk tahun 2017 ada tiga program yang dipunyai oleh Pengadilan Agama Padang
yang berhubungan dengan kinerja :
1. Program peningkatan manajemen peradilan agama
2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah
Agung RI
3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung RI.
Secara umum ketiga program tersebut berhasil dalam meningkatkan kinerja
Pengadilan Agama Padang, sehingga tidak ada program yang dinilai mengalami
kegagalan.
C. Akuntabilitas Keuangan
Untuk melaksanaan indikator-indikator kinerja yang berorientasi hasil di atas, maka
diperlukan adanya progam kerja yang dapat menghasilkan outcome dan output. Program
kerja Pengadilan Agama Padang adalah melaksanakan program kerja yang telah
ditetapkan oleh unit eselon I Mahkamah Agung RI, dimana ada 3 program kerja yang
harus dilaksanakan oleh satker Pengadilan Agama Padang, antara lain sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama;
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah
Agung;
3. ProgramPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung.
Program kerja di atas masing-masing didukung dengan anggaran yang telah
direncanakan dalam APBN Tahun 2017. Sehingga program kerja tersebut harus dapat
dipertanggung jawabkan akuntabilitas anggaran maupun kinerja anggaran dengan hasil
outcome maupun outputnya. Akuntabilitas anggaran tahun 2017 yang mendukung
program kerja tersebut dapat dijelaskan sebagaimana dalam tabel dan grafik berikut :
No Program Kerja Pagu Realisasi %
1 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama
78.700.000 73.174.000 96.71
2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung
10.361.993.000 10.104.603.884 97.52
3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
2.632.000.000 2.630.325.096 98.01
(sumber data : Laporan Tahunan 2017)
Grafik Perbandingan Penyerapan Anggaran Per-Program Tahun 2016 dan 2017
9595,5
9696,5
9797,5
9898,5
9999,5100
2016 2017Program Peningkatan
Manajemen Peradilan Agama 100 96,71
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya MA99,22 97,52
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MA 99,28 98,01
Axis
Titl
e
PENYERAPAN ANGGARAN PER-PROGRAM
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Padang tahun 2017 ini
mengupayakan melaporkan suatu capaian kinerja (performance result) dibandingkan
dengan rencana kerja (performance plan) dari core bussines (ciri khas) yang mengacu
pada unsur pokok yaitu dalam bidang teknis yudisial di seluruh kegiatan yang terkait
dengan tugas pokok dan fungsi yang meliputi bentuk administrasi perkara yang
diproses di Pengadilan Agama Padang
2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama Padang tahun 2017 ini
menyampaikan berbagai keberhasilan dan kegagalan capaian strategis yang
ditunjukkan oleh Pengadilan Agama Padang pada tahun anggaran 2017. Berbagai
capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU),
maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
3. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target
dan sesuai dengan perencanaansebagaimana telah ditetapkan dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP). Namun demikian, masih perlu adanya peningkatan
capaian kinerja sasaran khususnya dalam peningkatan percepatan penyelesaian
perkara. Sehingga akan mendapatkan hasil capaian yang optimal.
B. Saran
1. Perlu peningkatan komitmen bersama untuk menerapkan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagai instrumen control yang obyektif dan
transparan dalam mengelola sarana dan prasarana serta ketrampilan sumber daya
manusia untuk peningkatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Padang.
2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian akhir dari Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dapat dioptimalkan pemanfaatannya
sebagai alat evaluasi kinerja bagi Pengadilan Agama Padang dan dapat memberikan
dampak yang positif bagi Pengadilan Agama Padang kedepannya.
3. Menjadikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai ukuran kinerja
organisasi pemerintah secara nyata dan akuntabel dengan menerapkan fungsi reward
and punisment.
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
f. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
100% 100% 100%
g. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
98% 92.7% 94.6%
h. Persentase penurunan sisa perkara
20% -14.45% -72.5%
i. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum (banding, kasasi, dan pk)
99%
99.11% 100.11%
j. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
92% 70.09% 76.2%
2 Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
e. Persentaseisi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
100% 100% 100%
f. Persentaseperkara yang diselesaikan melalui mediasi
7% 1.02% 14.6%
g. Persentase berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan pk yang diajukan secara lengkap dan tepat waktu
100% 100% 100%
h. Persentaseputusan yang menarik perhatian masyarakat (ekonomi syari’ah) yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari sejak diputus
100% 100% 100%
3 Meningkatkan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
e. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
100% 100% 100%
f. Persentase perkara yang diselesaikan diluar gedung pengadilan
100% 100% 100%
g. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100% 97.94% 97.94%
h. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hokum (Posbakum)
100% 95.15% 95.15
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi)
100% 100% 100%