Laporan Amoxicillin Dry Syrup Kelompok d1

33
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA Judul: FORMULASI SEDIAAN DRY SIRUP AMOXICILLIN Tanggal Praktikum : Kamis, 23 Oktober 2014 Kelompok : D1 Anggota : 1. NUR FATJRIA SUSILOWATI 122210101004 2. YAYAN IKA RACHMAWATI 122210101024 3. MUHAMMAD HAFIDI 122210101030 4. NANDA SURYANING R. 122210101032 5. YASMIN 122210101034 6. MASULIATIN NASUCHA 122210101036 7. TUHFATUL ULYA 122210101038 8. MIA RISWANI 122210101042 Dosen Jaga : LIDYA AMELIANA S.Si., Apt., M.Farm. LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2014

description

Laporan Amoxicillin Dry Syrup Kelompok d1

Transcript of Laporan Amoxicillin Dry Syrup Kelompok d1

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

    Judul:

    FORMULASI SEDIAAN DRY SIRUP AMOXICILLIN

    Tanggal Praktikum : Kamis, 23 Oktober 2014

    Kelompok : D1

    Anggota : 1. NUR FATJRIA SUSILOWATI 122210101004

    2. YAYAN IKA RACHMAWATI 122210101024

    3. MUHAMMAD HAFIDI 122210101030

    4. NANDA SURYANING R. 122210101032

    5. YASMIN 122210101034

    6. MASULIATIN NASUCHA 122210101036

    7. TUHFATUL ULYA 122210101038

    8. MIA RISWANI 122210101042

    Dosen Jaga : LIDYA AMELIANA S.Si., Apt., M.Farm.

    LABORATORIUM FARMASETIKA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • I. TUJUAN PRAKTIKUM

    Mahasiswa dapat merancang dan membuat suatu sediaan homogen yang memenuhi

    semua spesifikasi mutu yaitu aman, efektif, stabil ( secara fisika, kimia, mikrobiologi,

    farmakologi dan toksikologi) dan dapat diterima oleh konsumen. Mahasiswa dapat

    membuat obat berkualitas tinggi untuk antibiotik sehingga dapat memperringan dan

    menyembuhkan infeksi.

    II. DASAR TEORI

    Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dalam

    konsentrasi kecil dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain secara selektif.

    Antibiotika berbeda dengan antimikroba, antibiotika dapat digunakan sebagai

    antimikroba, sedangkan antimikroba tidak dapat digunakan sebagai antibiotika.

    Tinjauan Amoxicillin

    Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia. Obat yang

    mempunyai nama generik Amoxicillin ini mempunyai nama paten yang jumlahnya

    mencapai ratusan buah seperti Penmox, Intermoxyl, Ospamox, Amoxsan, Hufanoxyl,

    Yusimox. Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin.

    Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin,

    Ticarcillin, dan lain lain.

    a. Nama Bahan Obat : Amoxicillin

    b. Struktur Kimia : C6H19N3O5S

    c. Berat Molekul : Anhidrat 365,40

    Trihidrat 419,45

    d. Fungsi : Antibiotik

    e. Pemerian : Serbuk hablur, putih ; praktis tidak berbau

  • f. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam

    benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform

    g. Stabilitas : Stabilitas terhadap suhu yaitu terurai pada suhu 30-35C.

    Tidak stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap

    air sekitar 11,5-14,5 %. (Wiryatni, 2010 hal. 6-7); USP

    hal. 1764)

    h. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang

    terkendali (Anonim, FI IV hal.96)

    i. Dosis : 250 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kali

    sehari. (Siswandono, Kimia Medisinal Edisi I, hal. 124)

    j. Kemurnian : Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 %

    C6H19N3O5S, dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak

    kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050 g per mg C6H19N3O5S dihitung

    terhadap zat anhidrat. (Anonim, FI IV hal. 95)

    k. pH : Stabil antara 3,5 dan 6,0 ; dilakukan penetapan

    menggunakan larutan 2 mg/ml. pH untuk bentuk suspensi oral stabil antara 5,0 dan

    7,5 ; dalam suspensi yang disiapkan seperti pada etiket. (Anonim, FI IV hal. 96,99)

    l. Kajian Farmakologis : Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas,

    digunakan untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu,

    dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella

    thypi seperti demam tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam

    tetapi tidak tahan terhadap penisilinase. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram

    positif yang tidak menghasilkan -laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif

    karena obat tersebut dapat menembus poripori dalam membran fosfolipid luar.

    Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorbsi

    lebih baik dari pada ampisilin, yang seharusnya diberikan secara parenteral.

    Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan, tidak

    tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak

    berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian bersamaan

    dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi. (Siswandono, Kimia

    Medisinal Edisi I, hal. 333)

  • m. Kemurnian Amoksisilin untuk Suspensi Oral :

    Amoksisilin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari 90,0 % dan

    tidak lebih dari 120 % C6H19N3O5S dari jumlah yang tertera pada etiket. Mengandung

    satu atau lebih dapar, pewarna, pengaroma, pengawet, penstabil, pemanis, dan

    pensuspensi yang sesuai. (Anonim, FI IV hal.99)

    n. Mekanisme Kerja :

    1) Obat bergabung dengan penicillin binding protein (PBPs) pada kuman

    2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar

    rantai peptidoglikan terganggu.

    3) Terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding usus. Derivat hidroksi dengn

    aktivitas sama dengan ampisilin. Tetapi resorpsinya lebih lengkap (Ca 80%) dan

    pesat dengan kadar darah 2x lipat. PP dan t nya lebih kurang sama, tetapi

    difusinya ke jaringan dan cairan tubuh lebih baik, antara lain ke dalam air liur

    pasien bronchitis kronis. Begitu pula kadar bentuk aktifnya dalam kemih jauh

    lebih tinggi daripada ampisilin (Ca 70%) sehingga lebih layak digunakan pada

    infeksi saluran kemih.

    o. Efek Samping : Gangguan lambung usus (diare, mual, muntah) dan rash

    yang jarang terjadi.

    p. Interaksi : Lama kerja diperpanjang oleh obat-obat encok

    probenisid dan sulfinpirazon, juga asetosal dan indometasin. Efek amoksisilin

    (golongan penicillin) dikurangi oleh antibiotika bakteriostatis (tetrasiklin,

    chloramphenicol, makrolida). Amoksisilin (golongan penicillin) dianggap aman bagi

    wanita hamil dan menyusui, walau dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan

    air susu ibu.

    Untuk menjaga khasiat obat maka harus diperhatikan cara penyimpanan.

    Amoksisilin disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20-25C. Untuk sirup kering

    yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2

    minggu.

  • Tinjauan Sirup Kering (Dry Sirup)

    Dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering merupakan preparat serbuk kering

    dimasudkan untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera cairan

    pembawa (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan

    (Ansel, hal. 354).

    Selain itu sirup kering adalah suatu campuran padat baik dalam bentuk serbuk atau

    granul yang ditambahkan air pada saat akan digunakan. Sediaan tersebut dibuat pada

    umumnya untuk bahan obat yang tidak stabil dan bahan pensuspensi. Komposisi suspensi

    sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,

    penambah rasa / aroma buffer dan zat warna. Bahan aktif untuk suspense kering tidak

    tahan lama di dalam air ( 2 minggu). Sediaan ini lebih menguntungkan dalam hal

    pengiriman dari pada suspense konvesional, karena ia lebih tahan terhadap perubahan

    temperature.

    Karakteristik Dry Sirup, antara lain :

    a. Campuran serbuk harus homogen

    b. Rekonstitusi, artinya mudah dan cepat terdispersi dalam pembawa

    c. Redispersi dan penuangannya mudah

    d. Acceptable baik bentuk, bau, maupun rasa.

    Untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan maka dipilih agen dispersing

    yang cepat terdispersi. Suspending agent yang cocok dengan dry syrup antara lain :

    Acacia, CMC-Na, Microcrystalline cellulose with CMC-Na, Povidone, Propilenglikol

    alginate, Tragaka, dan Gum Xanthan. Sedangkan suspending agent yang tidak cocok

    untuk dry syrup diantaranya Agar, Carbomer, AlMg silikat. Alasan pembuatan dalam

    bentuk sirup kering adalah karena ditujukan untuk bahan aktif yang memiliki kestbilan

    dalam pelarut air terbatas.

    Ada tiga metode yang digunakan dalam pembuatan Dry Mixture, yaitu :

    1) Power Bland

    Pada metode ini komponen formula dicampurkan dalam bentuk serbuk. Bahan

    dengan jumlah sedikit dilakukan pencampuran dengan dua tahap, pertama dicampur

  • dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain supaya didapat

    hasil homogen.

    2) Granulated Product

    Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :

    a. Reduksi ukuran partikel. Bahan bebrbentuk serbuk di milling dengan mesh size

    tertentu yang dilegkapi screen/ayakan.

    b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent. Yang

    dicampurkan terlebih dahulu adalah wetting agent dan anti-foaming agent.

    Suspending agent ditambahkan perlahan-lahan pada campuran wetting agent dn

    antifoaming agent. Kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan sangat

    berpengaruh.

    c. Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada

    campuran (b) lalu diaduk homogen.

    d. Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk menjadi

    granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa granul)

    e. Pengeringan. Granul yang sudah dihasilkan hingga % moisturaizer tertentu (tray

    oven atau Fluid Bed Drier)

    f. Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.

    g. Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan

    pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.

    3) Combination Product

    Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan panas (flavor), yang

    ditambahkan setelah pengeringan granul.

    III. PRODUK REFEREN

    1. ROBAMOX DRY SYRUP 125 mg

    Deskripsi : Amoxicillin/Amoksisilina Trihidrat.

  • Indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin,

    kulit dan jaringan lunak akibat bakteri gram positif dan gram negatif yang peka terhadap

    amoksisilin.

    Kemasan : Sirup kering 125 mg/5 ml x 60 ml.

    Dosis : Dewasa dan anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 3 kali sehari

    250-500 mg. Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan/hari

    dalam dosis terbagi. Gonore : 3 gram sebagai dosis tunggal. Dikonsumsi bersamaan dengan

    makanan.

    Pabrik : Combiphar.

    2. AMOSINE DRY SYRUP 125 mg

    Deskripsi : Amoxicillin/Amoksisilina Trihidrat.

    Indikasi : Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif atau gram

    negatif yang rentan terhadap amoksisilin. infeksi tht, infeksi saluran kemih & kelamin, infeksi

    saluran pernafasan bagian atas & bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, demam tifoid.

    Kemasan : Dry syrup rasa buah 125 mg/5 ml x 60 ml.

    Dosis : Dewasa & anak-anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 750-1500

    mg sehari. Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan/hari.

    Demam tifoid & paratifoid : - Dewasa & anak dengan berat badan lebih dari 20 kg : 4 gram

    sehari dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam selama 14-21 hari.

    - Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 100 mg/kg berat badan/hari dalam dosis

    terbagi yang diberikan tiap 8 jam selama 14-21 hari. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

    atau tidak.

    Pabrik : Mugi Labs.

    3. AMOXSAN DRY SYRUP

    Deskripsi : Amoxicillin / Amoksisilina Trihidrat.

    Indikasi : Infeksi saluran pernafasan bagian bawah, tifoid & paratifoid,

    karier/pembawa tifoid, gonore, infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, meningitis, sifilis,

    infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang berat atau berulang, abses gigi, otitis media

    (radang rongga gendang telinga).

  • Kemasan : Dry syrup 125 mg/5 ml x 60 ml.

    Dosis : Dewasa & anak-anak dengan berat badan 20 kg atau lebih : 250-500 mg

    tiap 8 jam. Anak-anak dengan berat badan lebih dari 8 kg : 125-250 mg tiap 8 jam. Tifoid &

    paratifoid : - Dewasa : 4 gram/hari dalam dosis terbagi selama 14-21 hari.

    - Anak-anak : 100 mg/kg berat badan/hari dalam dosis terbagi selama 14-21 hari. Pembawa

    tifoid/tifus : 3-4 gram/hari dalam dosis terbagi minimum selama 1 bulan. Gonore : 3 gram

    amoksan + 1 gram probenesid sebagai dosis tunggal. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi :

    dosis tunggal sebesar 3 gram. Sifilis : 250 mg tiap 6 jam selama 4 minggu sampai dengan 5

    bulan. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang berat atau berulang : 2 kali sehari 3

    gram. Abses gigi : 2 kali sehari 3 gram dengan jarak pemberian 8 jam. Otitis media pada

    pasien dewasa dan anak berusia 3-10 tahun : 2 kali sehari 750 mg selama 2 hari. Dikonsumsi

    bersamaan dengan makanan atau tidak.

    Pabrik : Sanbe.

    IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

    4.1 Pemilihan Bahan Aktif

    Tabel 1. Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif

    N

    O Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping

    Karakteristik

    Fisik

    Karakteristik

    Kimia Sifat Lain

    1 Amoxicillin

    Tryhidrate

    Penicillin

    antibacterial

    (British

    Pharmacopo

    iea, 2009 :

    361)

    -Kombinasi

    dengan

    clavunanic

    acid dapat

    menyebabkan

    Hepatitis dan

    cholestatic

    jaundice.

    - Erythema

    - Kelarutan

    Sukar larut

    dalam air dan

    metanol; tidak

    larut dalam

    benzena,

    dalam karbon

    tetraklorida

    dan dalam

    -Stabil pada

    pH 3,5 5,5

    (Martindale,

    36th

    Ed. :

    202)

    - pKa

    (strongest

    acidic) 3,23

    (strongest

    -

  • multiforme,

    Steven-

    Johnson

    syndrome,

    toxic

    epidermal

    necrolysis dan

    exfoliative

    dermatitis juga

    dapat

    disebabkan

    oleh adanya

    pemakaian

    bersama

    clavulanic

    acid.

    (Martindale,

    36th

    Ed. : 202)

    kloroform

    -Pemerian

    Serbuk hablur

    putih, praktis

    tidak berbau.

    (FI IV, 1995 :

    95)

    basic) 7,43

    - Titik leleh

    1940C

    (http://www.

    drugbank.ca/

    drugs/DB010

    60 , diakses

    tanggal 26

    September

    2012)

    4.2 Alasan pemilihan Bahan Aktif : Amoxicillin Tryhidrate

    Bahan aktif amoxicillin memiliki sifat

    bakterisida dan aktif terhadap kuman gram

    postif maupun negatif. Antibiotik ini memiliki

    efek samping yang kecil terhadap lambung,

    sehingga dapat diminum sebelum atau sesudah

    makan.

    4.3 Bentuk sediaan yang dipilih : Dry Syrup

    Sediaan dry syrup dipilih karena amoxicillin

    sukar sekali larut dalam air dan pelarut-pelarut

  • lainnya. Pembuatan dry syrup juga akan

    mengurangi bobot akhir sediaan sehingga untuk

    pengiriman dapat menekan biaya seminimal

    mungkin. Bentuk kering akan lebih stabil

    dibandingkan bentuk larutan karena sediaan

    larutan akan mudah untuk terhidrolisis.

    4.4 Dosis dan Perhitungan

    Dosis amoxicillin untuk orang dewasa 500 mg digunakan 3-4 kali sehari

    Dosis berdasakan berat badan (untuk anak-anak) sebagai berikut:

    Umur Berat Badan

    (kg)

    Dosis anak terhadap dosis

    dewasa %

    Dosis sekali

    (mg)

    Dosis sehari

    (mg)

    6-12

    bulan

    7,3-8,2 20 100 400

    1-5

    tahun

    8,3-14,4 33 165 660

    5-10

    tahun

    14,5-23,9 50 200 1000

    >10

    tahun

    24-43,3 75 375 1500

    Perhitungan takaran / dosis persatuan takaran terkecil komposisi formula. Untuk dosis

    anak-anak, tiap satu sendok mengandung 125 mg Amoxicillin (125 mg/ 5 ml)

    pemakaian:

    6-12 bulan : sendok teh

    1-5 tahun : -1 sendok teh

    5-10 tahun : 1-1 sendok teh

    >10 tahun : 2 sendok teh

    Takaran untuk usia-usia tertentu

  • 6-12 bulan : 4x sehari sendok teh

    1-5 tahun : 4x sehari -1 sendok teh

    5-10 tahun : 4x sehari 1-1 sendok teh

    >10 tahun : 4x sehari 2 sendok teh

    Volume takaran:

    sendok teh : 2,5 ml

    1 sendok teh : 5 ml

    1 sendok teh : 7,5 ml

    2 sendok teh : 10 ml

    4.5 Kemasan

    Lama pengobatan 3 hari

    1 hari = 4x 1-2 sendok teh = 20-40 ml

    3 hari = 3x (20-40 ml) = 60-120 ml

    Kemasan terkecil 60 ml

    Jumlah perkemasan:

    Tiap kemasan = 60 ml

    Tiap 5 ml mengandung 125 mg Amoxicillin

    Tiap kemasan mengandung 1500 mg Amoxicillin

    4.6 Persyaratan Bentuk Sediaan

    Amoxicillin oral suspense

    Sediaan mengandung Amoxicillin 90-100%

    pH larutan 5-5,5

  • Mengandung 1 atau lebih dapar, pewarna, aroma, pengawet, pemanis, suspending

    agent

    Dosis Amoxicillin:

    Dosis untuk anak-anak (Martindale)

    3 bulan 1 tahun : 60-120 mg (tidak untuk bayi)

    1 tahun 6 tahun : 120-250 mg

    6 tahun 12 tahun : 500 ~ digunakan 3-4 kali sehari

    4.7 Spesifikasi dari Sediaan

    Bentuk sirup

    Parameter Spesifikasi yang Diinginkan

    Bentuk sediaan Sirup 60 ml

    Kadar bahan aktif Amoxicillin 125 mg/ 5 ml

    pH sediaan 5,0-7,5

    Berat jenis >1 g/ ml

    Ukuran partikel 1-100 m

    Viskositas < 100 mpas

    Warna Kuning

    Bau Jeruk

    Rasa Manis

    Bentuk kering

    Parameter Spesifikasi yang Diinginkan

    Bentuk sediaan Granul

    Sudut diam < 25

    Kecepatan alir 10 gram/ 10 detik

  • V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA

    5.1 Dapar

    Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket.lain

    Asam Sitrat Tidak

    berwarna,

    transparan,

    kristal

    transparan,

    kristal putih,

    tidak berbau

    tapi punya

    rasa asam

    yang kuat

    Larut dalam

    1:15 etanol

    95% dan 1

    dalam

    kurang lebih

    dari 1 bagian

    air, agak

    sukar larut

    dalam eter

    - Inkompatibilitas

    dengan

    potassium tarta,

    alkali dan alkali

    karbonat,

    bikarbonat,

    asetat, sulfida,

    oksidator, basa,

    zat pereduksi

    BJ= 1,542

    g/cm3

    pH=2,2

    Buffering

    solution 0,1 -

    0,2%;

    Flacour

    enhancer for

    liquid 0,3-

    2,0%;

    Suspending

    agen 0,3-

    2,0%

    Na Sitrat Tidak

    berbau, tidak

    berwarna

    Mudah larut

    dalam air, air

    mendidih,

    tidak larut

    dalam etanol

    15 g/kgBB Bereaksi

    dengan

    substansi asam,

    garam alkaloid

    dapat

    membentuk

    endapan dari

    larutan

    hidroalkohol,

    agen

    pengoksida,

    pereduksi dan

    basa

    BJ= 1,19

    g/cm3

    pH=7,0-9,0

  • NaOH Putih/praktis

    putih, massa

    melebur

    berbentuk

    pelet,

    serpihan atau

    batang atau

    bentuk lain,

    keras, rapuh,

    dan

    menunjukkan

    pecahan

    hablur, bila

    dibiarkan

    diudara akan

    cepat

    menyerap

    CO2 dan

    lembab

    Mudah larut

    dalam air

    dan etanol

    - Inkompatibel

    dengan

    senyawa rentan

    terhidrolisis

    atau oksidasi,

    bereaksi dengan

    asam, ester, dan

    eter khususnya

    di larutan cair

    Dapar Terpilih : Asam Sitrat dan NaSitrat

    Alasan : Dapar sitrat sering digunakan untuk sediaan oral dan digunakan dalam

    suspensi untuk mempertahankan pH sediaan atau stabil selama penyimpanan.

    Digunakan pada pH 6 untuk menghindari iritasi pada pasien penyakit asam

    lambung dimana tidak meningkatkan keasaman pada lambung.

    5.2 Suspending Agent

    Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket. Lain

    PGA / Putih atau Larut dalam - Acacia tidak dapat pH= 4,5-5

  • Acacia

    (HPE, Ed. 6,

    halm. 1)

    kuning putih;

    granul, serbuk

    dan tidak

    berbau

    1:20

    gliserin,

    1:20

    propilen

    glikol, 1:27

    air, praktis

    tidak larut

    dalam

    methanol

    (95%)

    campur dengan

    amino-pirine,

    morphin, phe-nol,

    tannin, thymol, dan

    vanilin

    (5%

    Aqueous

    solution)

    CMC Na

    (HPE, Ed. 6,

    halm. 118)

    Putih, tidak

    berbau,

    serbuk kecil

    Tidak larut

    da-lam air,

    paktis tidak

    larut dalam

    aseton,

    etanol, eter,

    toluene

    - Inkompatibel dengan

    larutan asam kuat,

    bentuk garam dari

    besi dan logam,

    pengenda-pan terjadi

    pda pH

  • 5.3 Pengawet

    Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket.lain

    Metilparaben/

    Nipagin

    (HPE;340)

    Kristal, tidak

    berwarna/serbuk

    kristal, putih

    tidak berbau

    berasa seperti

    terbakar

    Larut

    dalam 1:2

    etanil;

    1:400 air;

    1:50 air

    pada suhu

    5000C; 1:3

    etanol 95%;

    gliserin

    1:60, eter

    1:10

    10 mg/kg

    BB

    Bahan bentonit,

    Mg trisilikat,

    talk, tragacan,

    sodium alginat,

    essensial oil,

    sorbitol, atropin

    BJ= 1,352

    g/cm3

    pH=4-8

    Penggunaan

    oral solution

    dan suspensi

    0,037%

    Propilparaben/

    Nipasol

    (HPE;450)

    Kristal putih,

    tidak berbau dan

    tidak berasa

    Larut

    dalam

    etanol

    1:1,1;

    etanol 95%

    1:5,6;

    gliserin

    1:250; air

    1:4350

    pada 15oC

    dan 1:2500

    - Mg alumunium,

    silikat,

    magnesium

    trisilikat

    mengurangi

    efek bahan

    BJ=1,288

    g/cm3

    Penggunaan

    suspensi oral

    sollution dan

    suspensi oral

    0,01-0,02%

    Na Benzoat

    (HPE;627)

    Granul

    putih/kristal,

    higroskopis,

    tidak berbau

    Larut

    dalam air

    1:1,8 dan

    1:1,4 dalam

    1000C

    5 mg/kg

    BB

    Gelatin, garam

    ferric, garam

    kalsium, dan

    garam logam

    berat

    BJ= 1,497-

    1,527 g/cm3

    pada 248C

    pH= 8,0

  • Pengawet terpilih : Na Benzoat

    Alasan : Na Benzoat mudah larut dalam aquades dan bahan mudah didapatkan,

    serta pemakaian NaBenzoat lebih efisien yaitu tidak memerlukan

    antimikroba lain untuk memaksimalkan yang timbul

    5.4 Pemanis

    Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket. Lain

    Sorbitol

    Crystalline

    (HPE, Ed. 6,

    halm. 679)

    Kristal;

    higroskopis;

    warna putih;

    rasa manis

    Sangat

    mudah la-

    rut dalam

    air, su-kar

    larut dalam

    etanol,

    dalam me-

    tanol dan

    dalam

    asam asetat

    - Sorbitol akan

    memben-tuk kelat

    yang larut dalam air

    dengan ba-nyak

    divalen dan ion

    logam trivalen

    dalam kondisi asam

    kuat dan basa

    -

    Aspartame

    (HPE, Ed. 6,

    hal. 48)

    Putih hablur

    tidak berbau ;

    serbuk, kristal

    Sedikit

    larut da-

    lam etanol,

    sukar larut

    dalam air

    40

    mg/kgBB

    - pH= 4,5 -

    6,0 (0,8%

    b/v

    cairan)

    Na Siklamat

    (HPE, halm.

    678)

    Putih, tidak

    berbau, Kris-tal

    atau serbuk

    Kristal; rasa

    manis

    Praktis

    tidak larut

    dalam

    benzena,

    kloroform,

    etanol

    (95%) dan

    eter dapat

    11

    mg/kgBB

    (WHO);

    1,5

    mg/kgBB

    (Eropa)

    - BM=

    2012,22 ;

    pH= 5,5

    7,5

    30x lebih

    manis

    dari

    sukrosa

  • larut dalam

    5 bag. Air

    dan 2 bag.

    Air pada

    2oC

    Saccharin Na

    (HPE, Ed. 6,

    halm. 608)

    Kristal putih,

    tidak berbau,

    rasa sangat

    manis (300x)

    menimbulkan

    rasa pahit se-

    sudah pemakian

    Mudah

    larut dalam

    air, aga

    sukar larut

    dalam

    etanol

    5

    mg/kgBB

    Dapat mengkristal pH= 2,0

    Pemanis terpilih : Na Siklamat

    Alasan : Na Siklamat sangat mudah larut dalam aquadest dan bahan mudah

    didapat selain itu lebih aman daripada aspartame dan tidak mudah

    mengkristal dibandingkan Saccharin Na dalam stabilitas penyimpanan

    dimana tidak membentuk cap locking pada tutup botol setelah

    penyimpanan dalam jangka waktu tertentu.

    5.5 Pewarna

    Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompatibilitas Ket.lain

    Tartazine

    FD & C

    No.5

    (HPE; 185)

    Serbuk warna

    kuning/kuning

    oranye

    Praktis tidak

    larut aseton,

    200C larut

    dalam etanol

    75% 1:91;

    propilenglikol

    1:14,3. Air

    - Campur sedikit

    dalam larutan

    asam sitrat dan

    sakarin, tidak

    campur dengan

    asam askorbat,

    gelatin,

  • 1:26 20C dan

    1:5 25oC

    glukosa, larutan

    Na Bikarbonat

    Titan

    Yellow FCF

    (FD&C

    Yellow

    No.6)

    200C etanol

    75% 1:333,

    gliserin 1:5,

    propilenglikol

    1:45,5, air

    1:5,2 pada

    20C

    - Sedikit campur

    dengan asam

    sitrat, larutan

    sukrosa dan

    larutan saturasi

    sodium

    bikarbonat,

    tidak campur

    dengan asam

    askorbat,

    glukosa

    Pewarna Terpilih: -

    Alasan:-

    5.6 Perasa Terpilih : Orange Flavour

    Alasan : Orange flavour dapat menutupi rasa asam dari bahan asam sitrat,

    mudah bercampur dengan bahan aktif, dan multifungsi sebagai

    pewarna oranye sehingga tidak dibutuhkan pewarna tambahan.

    VI. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG DIRENCANAKAN

    Formula terpilih :

    Nama bahan Kadar Jumlah

    (60 ml) Fungsi

    Amoxicillin 125 mg/ 5 mL 1,5 g Bahan aktif

  • PGA 5 % 3 g Suspending agent

    CMC Na 1,5 % 0,9 g Suspending agent

    Na Sitrat 2,38 % 1,428 g Komponen Dapar

    Asam sitrat 0,37 % 0,222 g Komponen Dapar

    Na Siklamat 0,17 % 0,102 g Pemanis

    Na Benzoat 0,3 % 0,18 g Pengawet

    Essense Jeruk 0,003 % 0,018 g Perasa

    Nama bahan Skala kecil

    ( 60 ml )

    Skala besar

    ( 500 ml )

    Amoxicillin 1,5 g 12,5 g

    PGA 3 g 25 g

    CMC Na 0,9 g 7,5 g

    Na Sitrat 1,428 g 11,9 g

    Asam sitrat 0,222 g 4,35 g

    Na Siklamat 0,102 g 0,85 g

    Na Benzoat 0,18 g 1,5 g

    Essense Jeruk 0,018 g 0,15 g

    Penimbangan Bahan dan Perhitungan ADI

    Bahan aktif

    Amoksisilin

  • 125 mg / 5 ml = 125 ~ 5 ml

    Jadi, untuk membuat 60 ml dibutuhkan 1,5 g

    Bahan tambahan

    Suspending agent

    - Batas yang digunakan untuk emulsi dan suspensi yaitu 5-10%

    - Yang digunakan 5 %

    - Satuan terkecil = 5 % x 5 ml = 0,25 g = 250 mg

    - Satuan Kemasan = 5 % x 60 ml = 3 g

    Pemanis

    - Na Siklamat : ADI = 11 mg/ kg BB

    - 1 - 5 thn = (8,1 kg 14,4 kg) x 11 mg/kg = 89,1 mg 158,4 mg

    - 6 10 thn = (15,8 kg 23,9 kg) x 11 mg/kg = 173,8mg 262,9 mg

    - Dewasa ( >10 tahun) = (26,9 kg 29,1 kg) x 11 mg /kg = 295,9 mg -320,1

    mg

    - Perhitungan untuk mengetahui ADI atautidak

    Na Benzoat yang digunakan adalah 0,17 %

    = 0,17 % x 60 ml x 1 g/ml= 0,102 g

    Maka:

    1 - 5 thn = takar sendok teh

    = 4 x ( 2,5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,017 g ( tidak melebihi)

    6 10 thn = 1 takar sendok teh

    = 4 x ( 5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,034 g ( tidak melebihi)

    Dewasa ( >12 tahun) = 1,5 takar sendok teh

    = 4 x ( 1,5 ml/60ml) x 0,102 g = 0,051 g ( tidak melebihi)

    Pengawet

  • - Na Benzoat : ADI = 5 mg/ kg BB

    - 1 - 5 thn = (8,1 kg 14,4 kg) x 5 mg/kg = 40,5 mg 72 mg

    - 6 10 thn = (15,8 kg 23,9 kg) x 5 mg/kg = 79 mg 119,5 mg

    - Dewasa ( >10 tahun) = (26,9 kg 29,1 kg) x 5 mg /kg = 134,5 mg -145,5

    mg

    - Perhitungan untuk mengetahui ADI atautidak

    Na Benzoat yang digunakan adalah 0,2 %

    = 0,2 % x 60 ml x 1,5 g/ml= 0,18 g

    Maka:

    1 - 5 thn = takar sendok teh

    = 4 x ( 2,5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,03 g ( tidak melebihi)

    6 10 thn = 1 takar sendok teh

    = 4 x ( 5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,06 g ( tidak melebihi)

    Dewasa ( >12 tahun) = 1,5 takar sendok teh

    = 4 x ( 1,5 ml/60ml) x 0,18 g = 0,09 g ( tidak melebihi)

    Dapar

    - Na Sitrat : ADI = 15 mg/ kg BB

    - 1 - 5 thn = (8,1 kg 14,4 kg) x 15 mg/kg = 121,5 mg 216 mg

    - 6 10 thn = (15,8 kg 23,9 kg) x 15 mg/kg = 237 mg 358,5 mg

    - Dewasa ( >10 tahun) = (26,9 kg 29,1 kg) x 15 mg /kg = 403,5 mg - 436,5

    mg

    - Perhitungan untuk mengetahui ADI atautidak

    Na Benzoat yang digunakan adalah 2 %

    = 2 % x 60 ml x 1,19 g/ml= 1,428 g

    Maka:

  • 1 - 5 thn = takar sendok teh

    = 4 x ( 2,5 ml/60ml) x 1,428 g = 0,238 g ( tidak melebihi)

    6 10 thn = 1 takar sendok teh

    = 4 x ( 5 ml/60ml) x 1,428 g = 0,476 g ( tidak melebihi)

    Dewasa ( >12 tahun) = 1,5 takar sendok teh

    = 4 x ( 1,5 ml/60ml) x 1,428 g = 0,714 g ( tidak melebihi)

    - Asam Sitrat

    Kadar yang dianjurkan dalam sediaan 0,37 %

    pH = pKa + log[]

    []

    6 = 5,19 + log[]

    []

    log[]

    [] = 6 5,19

    log []

    [] = 0,81

    []

    [] = 6,46

    [] = 6,46 [A]

    1,428 g = 6,46 [A]

    [A] = 0,22 g

    VII. METODE

    7.1 Alat

    - Timbangan digital - Mortir + stemper

    - Oven - Gelas ukur

    - Pipet volum - Kompor gas

    - pH meter - Pipet tetes

    - Batang pengaduk - Beaker glass

    - Penangas air

  • 7.2 Prosedur Pembuatan

    Cara kerja:

    dimasukkan +

    ditambah

    digerus, ditambah

    digerus, ditambah

    digerus, ditambah

    digerus, ditambah

    ditambah

    Na Sitrat 1,428 gram Asam Sitrat 0,222 gram

    gram

    Mortir hangat

    Amoksisilin 1,5

    gram

    Na Benzoat 0,18

    gram

    Na Siklamat 0,102

    gram

    PGA 3 gram

    Dimasukkan ke

    botol

    oven

    Untuk persiapan

    pemakaian, ad 60

    ml, dan kocok

    homogen

    CMC Na 2%

    Essense 0,018 gram

    (jeruk) yang

    dilarutkan ke etanol

  • 7.3 Prosedur Evaluasi

    Evaluasi dry sirup amoksisilin dapat dilakukan dengan parameter-parameter berikut

    ini:

    1. Organoleptis

    Bau: Jeruk

    Rasa: Jeruk

    Warna: Kuning

    Bentuk: Dry sirup

    2. Uji Keasaman

    - Amoksisilin dry sirup diuji dengan kertas pH

    - Jika pH terlalu asam, tambahkan basa ad pH sesuai pH yang diinginkan pH = 6

    - Jika pH terlalu basa, tambahkan asam ad pH sesuai

    3. Uji Viskositas

    Alat instrumen: VT-03F

    Cara kerja:

    a. Masukkan sejumlah tertentu sampel ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang

    berukuran kecil, jika encer gunakan cup yang berukuran besar

    b. Kaitkan viskotester pada statif, gunakan level ukuran atau meteran pada unit untuk

    memastikan unit kira-kira telah horisontal

    c. Letakkan rotor pada pusat cup

    d. Pindahkan apitan jarum meter hingga berlawanan arah

    e. Nyalakan power swicth pada posisi ON

    f. Ketika rotor mulai berputar, jarum indikator viskositas secara berkala bergerak ke

    kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan

    sampel cairan

    g. Baca nilai viskositas dari skala pada rotor. Skala menunjukkan angka rotor pada

    sebelah kiri

    h. Ketika pengukuran berjalan sempurna, atur posisi swicth pada posisi off. Setelah

    jarum dikembalikan pada posisi awal amankan dengan memindahkan kepitan

    jarum meter sesuai dengan petunjuk arah.

  • 4. Uji Densitas (Bobot Jenis)

    a. Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama

    b. Isi piknometer dengan sampel hingga penuh, lalu direndam dalam air es sehingga

    kira-kira 20C dibawah suhu percobaan

    c. Piknometer ditutup, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu dibiarkan naik sampai

    suhu percobaan, lalu pipa kapiler pikno ditutup

    d. Biarkan suhu air dalam pikno mencapai suhu kamar, lalu air yang menempel

    diusap dan ditimbang dengan seksama

    e. Hitung kerapatan zat cair (sampel)

    VIII. RANCANGAN ETIKET, BROSUR DAN KEMASAN

    1. Kemasan

  • 2. Rancangan Etiket

  • AMOXICILIN

    SIRUP KERING AMOXICILIN 100ml

    KOMPOSISI

    Amoxicillin/Amoksisilina trihidrat.

    INDIKASI

    Antibakteri spektrum luas untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan negatif.

    Juga untuk pencegahan endokarditis.

    KONTRA INDIKASI

    Hipersensitif terhadap Penisilin, mononukleosis menular.

    PERHATIAN

    Hipersensitif terhadap Sefalosporin.

    Kerusakan ginjal.

    Superinfeksi.

    Hamil dan menyusui. Interaksi obat :

    - Probenesid memperpanjang waktu paruh Amoksisilin dalam plasma.

    - Allopurinol meningkatkan timbulnya ruam kulit.

    EFEK SAMPING

    Reaksi hipersensitifitas, gangguan lambung-usus.

    INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada

    wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana

    tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak

    ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

    KEMASAN Sirup kering 100 mL.

    DOSIS

    Dewasa : 250-500 mg tiap 8 jam.

    Anak-anak : 20 mg/kg berat badan/hari dalam dosis terbagi yang diberikan tiap 8 jam. Dosis dapat digandakan.

    Gonore : 2-3 gram sebagai dosis tunggal.

    PENYAJIAN

    Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

    3. Brosur

    IX. HASIL DAN PEMBAHASAN

    9.1 Hasil Evaluasi Dry Suspensi Amoxicillin :

    1. Organoleptis

    Bau = Jeruk

    Rasa = Jeruk

    Warna = Kuning

    Bentuk = Dry Suspensi Serbuk

  • 2. Uji Keasaman

    Alat = pH Indikator Universal

    Hasil pH = 5

    3. Uji Viskositas

    Alat = VT-03F & Spindel No. 3

    Hasil = 1,7 dPa

    4. Uji Sedimentasi

    Setalah dilakukan uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk creaming

    dibagian atas larutan, yang memiliki tinggi 35 cm.

    9.2 Pembahasan

    Pada praktikum kali ini dibuat sediaan dry syrup atau sirup kering atau suspensi kering

    dengan kandungan Amoksisilin. Dry sirup adalah suatu sediaan serbuk kering dimaksudkan

    untuk disuspensikan dalam cairan, yang dengan penggojokan tertera cairan pembawa

    (biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan.

    Sediaan dry syrup dipilih karena Amoksisilin secara kimia tidak stabil dalam media air

    jika disimpan dalam jangka waktu lama. Sediaan ini dimaksudkan untuk menghindari masalah

    stabilitas fisika yang tidak dapat dihindari dalam suspensi konvensional, yaitu degradasi bahan

    aktif, perubahan viskositas, inkompatibilitas bahan dan cacking. Sediaan dalam bentuk kering

    lebih tahan terhadap perubahan temperatur dan lebih stabil dalam pendistribusian. Selain itu,

    jika Amoksisilin langsung kontak dengan air dapat menyebabkan ia terhidrolisis dengan cepat

    sehingga memutuskan ikatan antara atom C dengan atom H menghasilkan asam karboksilat

    yakni asam penisilinoat.

    Dalam pemilihan bahan aktif, Amoksisilin dipilih karena absorbsi Amoksisilin dalam

    saluran cerna lebih baik dan dapat mencapai kadar yang sama dalam darah, kira-kira dua kali

    lebih tinggi daripada Ampisilin. Amoxicillin adalah antibiotik golongan -laktam yang

    merupakan turunan dari Penisillin spektrum luas dan memiliki toksisitas terkecil.

  • Bahan aktif yang digunakan adalah Amokisisilin yang telah digerus halus kemudian

    dicampur dengan PGA. PGA berfungsi sebagai suspending agent yang dapat meningkatkan

    viskositas sehingga akan memperlambat terjadinya sedimentasi. Selanjutnya ditambah dengan

    Na siklamat yang merupakan bahan pemanis yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih

    manis dari sukrosa. Na siklamat sangat mudah larut dalam aquadest, Na siklamat juga lebih

    aman digunakan daripada aspartame dan tidak mudah mengkristal seperti sakarin Na.

    Stabilitas penyimpanannya dalam jangka waktu yang lama juga tinggi, karena ia sekaligus

    dapat digunakan sebagai anti-caplocking pada tutup botol. Selanjutnya ditambahkan Na

    benzoate sebagai bahan pengawet. Pengawet ini mudah larut dalam aquadest dan mudah

    didapatkan. Pemakaian Na-benzoat juga dipilih karena lebih efisien yaitu tidak memerlukan

    antimikroba lain untuk memaksimalan efek anti-mikrobanya.

    Langkah selanjutnya adalah pemberian asam sitrat dan Na-sitrat yang bertujuan untuk

    mengendalikan pH agar tetap berada antara pH 5,0 7,5 yang merupakan pH optimal sediaan

    suspensi oral. Pemberian flavor orange selanjutnya berfungsi sebagai corigen odoris.

    Penambahan flavor ini dapat meningkatkan estetika sediaan sehingga dapat meningkatkan

    penerimaan pasien terhadap produk, flavor ini juga dapat menutupi rasa asam sitrat.

    Pertama, kami membuat sediaan sesuai campuran diatas untuk batch kecil yaitu sebesar

    60 ml. Sediaan yang dihasilkan kemudian kami coba rekonstitusi dengan penambahan

    aquadest ad. 60 ml. Hasil yang didapatkan adalah, bentuk sediaan sangat encer. Kami

    mencoba menambahkan CMC-Na 2% untuk memperbesar viskositas sediaan, dan kami

    berhasil mendapatkan viskositas sediaan yang diinginkan.

    Selanjutnya kami membuat sediaan batch besar yaitu 500 ml. Formula yang kami

    gunakan sama seperti formula dalam pembuatan batch kecil, begitu pun dengan penambahan

    CMC-Na. Pada proses pembuatan batch besar ini, kami menggunakan metode power bland.

    Metode ini mencampurkan komponen-komponen formula dalam bentuk serbuk dan digerus

    hingga homogen. Selanjutnya, campuran serbuk tersebut dioven dengan suhu 32,5C selama

    15 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar etanol yang digunakan untuk

    melarutkan flavor orange, sehingga didapatkan serbuk yang benar-benar kering. Serbuk yang

    dihasilkan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol kedap cahaya untuk menghindari sediaan

    dari sinar matahari secara langsung, sisanya digunakan untuk tahapan evaluasi.

  • Sediaan dievaluasi untuk mengetahui apakah sediaan telah memenuhi persyaratan

    spesifikasi yang telah ditentukan. Kami melakukan beberapa evaluasi uji sediaan dry sirup.

    Didapatkan data sebagai berikut:

    1. Uji Organoleptis

    Bau : Aroma dari flavor orange berhasil menutupi bau bahan obat

    yang tidak enak.

    Rasa : Jeruk

    Warna : Oranye

    Bentuk : Serbuk suspensi kering

    Kesimpulan : Sediaan memenuhi spesifikasi organoleptis sebelum dilarutkan

    dalam air dan ketika sudah dilarutkan dalam air.

    2. Uji pH

    Untuk uji pH kami menggunakan kertas pH indikator universal. Uji pH kami

    lakukan dengan mencelupkan kertas pH indikator ke dalam sediaan yang sudah

    direkonstitusi. Pada uji diperoleh pH sediaan sebesar 5. Berdasarkan rentang

    persyaratan suspensi kering adalah berkisar antara 5,0 7,5 sehingga sediaan kami

    memenuhi syarat dan spesifikasi sediaan.

    3. Uji Viskositas

    Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan yang

    dibuat. Uji viskositas menggunakan alat viskotester VT-03F dan memberikan besar

    pada rotor ke 3 dengan harga 1,7 dPas. Hasil ini sesuai dengan spesifikasi sediaan

    yang diinginkan.

    4. Uji Sedimentasi

    Setalah dilakukan uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk

    creaming dibagian atas larutan, yang memiliki tinggi 35 cm. Hal ini tidak sesuai

    dengan yang kami inginkan, dimana harusnya sediaan suspensi yang baik tidak

    mudah mengalami sedimentasi apalagi membentuk creaming pada bagian atas

  • sediaan. Hal ini dapat disebabkan karena metode yang kami gunakan, yaitu power

    bland (serbuk) dimana sediaan yang dihasilkan rawan memiliki stabilitas yang

    rendah dibandingkan dengan granul yang dihasilkan pada metode granulasi.

    X. KESIMPULAN

    Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu

    sebagai berikut :

    Dry sirup adalah suatu sediaan baik dalam bentuk serbuk atau granul yang apabila

    ingin dikonsumsi harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu.

    Amoxicillin dibuat sediaan dry syrup karena apabila langsung kontak dengan air

    menyebabkan terhidrolisis menjadi asam penisilinoat.

    Uji organoleptis sediaan dry syrup yakni memiliki rasa jeruk, warna oranye dan

    aroma jeruk.

    Uji pH sediaan dry syrup adalah 5,0.

    Uji viscometer sediaan dry syrup adalah dengan menggunakan viscometer VT-03F

    rotor 3dengan besar 1,7 dPas.

    Uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk creaming dibagian atas larutan,

    yang memiliki tinggi 35 cm.

  • XI. DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

    Anonim. 2000. States Pharmacopeial Convention (USP). Canada: Webcom United

    Anonim, 2009. British Pharmacopoeia Volume I & II .London: Council of Europe

    Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed IV. Jakarta UI Press

    Aulton, M. E. 1996. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. New York:

    Churchill Livingstone

    Remington. 2000. The Science and Practice of Pharmacy 28 th Edition. Philadelphia

    Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients,

    Sixth Edition.London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association

    Siswandono, Soekardjo B. 2000. Kimia Medisinal Edisi 1. Surabaya: Airlangga University

    Press

    Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36thedition. London:

    Pharmaceutical Press

    Wiryanti, N.M. 2010. Jurnal Awal Formulasi Sediaan Non- Steril Sediaan Sirup Kering

    Amoxicilin I-mox. Denpasar: FMIPA Udayana University

    III. PRODUK REFEREN