Laporan Anatomi Ikan Dan Kadal
-
Upload
wina-pratiwi-nugrahani -
Category
Documents
-
view
583 -
download
2
Transcript of Laporan Anatomi Ikan Dan Kadal
ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti )DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)
Oleh :
Nama : Wina Pratiwi NugrahaniNIM : B1J011019Rombongan : IVKelompok : 2Asisten : Bima Ade Setiawan
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan
terdiri dari atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas
hidup. Ikan merupakan makhluk hidup yang berada di dalam air dan mempunyai darah
dingin, artinya panas badannya mengikuti panasnya air dimana ikan berada. Ikan
bernafas terutama dengan menghisap hawa dari air dengan menggunakan insang yang
terdapat di kanan-kiri bagian kepala. Ikan sewaktu-waktu secara darurat mengambil
hawa dari permukaan air. Hawa yang terdapat di dalam air termasuk zat asam karena
dimana zat tersebut telah tercampur dengan air di dalam permukaan. Selain mengisap
zat asam, pada waktu bernafas itu terjadi pula pengeluaran zat, yaitu zat asam arang
yang tidak berguna bagi ikan dan membahayakan jika terlalu banyak di dalam air. Zat
asam arang ini sangat berguna pada waktu ada sinar matahari.
Ikan nilem dan ikan lele ini digunakan sebagai preparat dalam praktikum ini
karena ikan tersebut mudah didapat dan mudah di amati. Dan biasanya ikan ini banyak
orang memeliharanya. Ikan nilem ini termasuk jenis ikan tawar dan ikan peliharaan.
Klasifikasi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) menurut Brotowidjoyo (1993)
adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo :Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) hidup di lingkungan perairan air tawar. Ikan
ini memiliki tiga bagian tubuh yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
Ikan nilem sering dikenal dengan nama Wader (Jawa), Pawas atau Payon (Kalimantan).
Ikan nilem suka memakan plankton dan periphyton atau jasad yang sering menempel
pada tanaman air, dalam hidupnya memerlukan air yang cukup mengandung oksigen
dan unsur hara serta adanya tanaman air sebagai tempat periphyton menempel.
Umumnya ikan ini hidup pada tempat yang ketinggiannya 0-800 m dari permukaan laut
dengan kisaran suhu 18 – 28 °C.
Klasifikasi Ikan Lele (Clarias batrachus) menurut Seanin (1968) adalah
sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Ikan lele (Clarias batrachus) hidup di lingkungan perairan tawar. Ikan ini
memiliki bentuk badan yang memanjang dengan kepala pipih dibawah. Badannya tidak
diselubungi dengan sisik melainkan licin pada permukaan tubuhnya dan sedikit
berlendir. Ikan lele mempunyai senjata berbisa berupa sepasang patil yang berada pada
pectoral fin (sirip dada), selain itu patil juga berguna untuk melompat atau berjalan
diatas tanah.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk
melihat anatomi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus)
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum
penusuk dan tissue.
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochillus hasselti), Ikan Lele
(Clarias batrachus) air kran, kloroform dan formalin.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Ikan digunting mulai dari lubang phorus urogenitalis sampai ke arah anterior
sepanjang medioventral tubuh mengikuti arah depan sirip dada (dilakukan dengan
hati-hati sehingga tidak mengenai organ-organ yang berada di dalamnya).
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan menggunakan pinset.
4. Pengguntingan dilanjutkan ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan ke arah
anterior sampai ke tutup insang, bagian dorsal dan ventral sampai moncong, pada
bagian ini harus di perhatikan sebelah ventral dari insang terdapat jantung sehingga
pengguntingan harus dilakukan dengan hati-hati.
5. Saluran pencernaan dapat diamati dengan cara menarik bagian usus sedikit sampai
keluar dari tubuh dan jangan sampai putus.
6. Bagian ekor dipotong secara melintang kemudian diamati bagian-bagiannya yaitu
ekor dan tulangnya.
B. Pembahasan
a. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Hasil pengamatan anatomi ikan nilem didapatkan hasil bahwa tubuh ikan nilem
dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput, truncus dan cauda. Batas caput mulai dari
moncong sampai bagian belakang tutup insang, batas truncus mulai dari belakang tutup
insang sampai anus, sedangkan batas cauda mulai dari phorus urogenitalis sampai ujung
sirip ekor. Bagian pernafasan terluar yang terdapat pada bagian kepala adalah insang
dan empat potong tulang-tulang kecil yaitu operculum, preoperculum, interoperculum,
dan suboperculum. Rongga insang terletak antara insang dan operculum, lubang insang
berupa celah sempit yang melengkung antara gelang bahu dan operculum (Djuhanda,
1981).
Rongga mulut adalah bagian depan atau bagian anterior dari badan, pada
umumnya berfungsi sebagai tempat mengunyah makanan pada kelompok vertebrata
tingkat tinggi, tetapi pada kelompok vertebrata rendah seperti ikan, makanan hanya
ditelan saja tidak mengalami proses pengunyahan dalam rongga mulut yang biasanya
dibantu dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel epitel pada rongga mulut dan
juga dengan adanya kontraksi dari otot dinding mulut (Weichert,1984). Ikan nilem
(Osteochilus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae seperti ikan mas dan ikan
tawes, mulutnya terpasang dua pasang kumis (barbells). Sistem pencernaannya terdiri
atas lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung empedu. Menurut Storer dan
Usinger (1975), sistem pencernaan ikan terdiri dari : rahang ikan mempunyai banyak
gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar
rongga mulut membantu gerakan respirasi. Pyloric value terpisah belakang dari
intestine, tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine, dan
tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine.
Alat respirasi yang digunakan pada ikan nilem dan sebagian besar pisces adalah
insang yang terdiri dari empat ruang. Tiap ruang terdiri dari dua filament insang tipis
yang terdapat kapiler-kapiler arteri branchial aferen. Tiap insang disokong oleh
lengkung tulang rawan dan batas dalam insang mempunyai fungsi melindungi dari
partikel-partikel keras dan menahan makanan agar tidak keluar dari celah insang. Vesica
metatoria yang berisi gas (O, N, CO2) dapat bertindak sebagai organ hidrostatik yang
memberikan gravitasi khusus pada kedalaman air yang berbeda-beda dan menempati
bagian dorsal rongga tubuh yang dihubungkan dengan pharink oleh ductus pnematikus
(Storer and Usinger,1975).
Menurut Villee et al.,(1988), pada sejumlah hewan laut dan hewan air tawar,
telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi di luar
tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat testis yang
panjang, testis terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas defferens yang
bermuara ke dalam sinus urogenitalis.
Ikan nilem memiliki sepasang ginjal (ren) yang memanjang di sepanjang dinding
abdomen. Ureter ialah saluran keluar dari ren. Bagian tertentu ureter membesar dan
membentuk vesica urinaria, ureter bermuara kedalam sinus urogenitalis. Setelah
mengamati anatomi dalam ikan nilem, dapat terlihat bagian dalam ikan yaitu gelembung
renang. Gelembung renang berfungsi untuk hidrostatis, dan dijadikan pembuat suara
dan tekanan, serta terdapat usus yang bermuara di phorus urogenitalia yang merupakan
saluran akhir dengan ureter yang bersambung pada ginjal yang terletak pada sisi dorsal
abdomen (Radiopoetro, 1991).
b. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Hasil pengamatan anatomi ikan lele didapatkan hasil bahwa bagian-bagian tubuh
ikan Lele (Clarias batrachus) terdiri dari 3 bagian utama yaitu Caput, Truncus, dan
Cauda. Ikan lele mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan ikan lainnya,
sehingga dapat dengan mudah dibedakan dengan jenis-jenis ikan lain, yaitu tidak
memiliki sisik, tubuhnya licin dan berlendir . Menurut Montagna (1960) ikan lele
memiliki bentuk badan yang memanjang, berkepala pipih, tidak bersisik, memiliki
empat pasang kumis yang memanjang sebagai alat peraba, dan memiliki alat pernafasan
tambahan (arborescent organ). Bagian depan badannya terdapat penampang melintang
yang membulat, sedang bagian tengah dan belakang berbentuk pipih. Mulutnya terdapat
dibagian ujung moncong dan terdapat empat pasang sungut, yaitu satu pasang sungut
hidung, satu pasang sungut maksilar (berfungsi sebagai tentakel), dan dua pasang
sungut mandibula. Insangnya berukuran kecil dan terletak pada kepala bagian belakang
(Pillay, 1990). Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahang. Penglihatan
ikan lele kurang berfungsi dengan baik, akan tetapi ikan lele memiliki dua buah alat
olfaktori yang terletak berdekatan dengan sungut hidung untuk mengenali mangsanya
melalui perabaan dan penciuman. Jari-jari pertama sirip pectoralnya sangat kuat dan
bergerigi pada kedua sisinya serta kasar. Jari-jari sirip pertama itu mengandung bisa dan
berfungsi sebagai senjata serta alat penggerak pada saat ikan lele berada di permukaan
(Sugeng, 1983)
Berdasarkan hasil pengamatan, sistem pencernaan ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri dari mulut, gastrum, intestine, dan anus . Sistem pencernaan makanan
Ikan Lele (Clarias batrachus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, esophagus,
lambung, pylorus, usus, rektum, dan anus. Struktur anatomi mulut ikan erat kaitannya
dengan cara mendapatkan makanan. Sungut terdapat di sekitar mulut lele yang berperan
sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif
mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi
sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannnya makanan ke segmen berikutnya,
juga terdapat organ pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Faring pada ikan
(filter feeder) berfungsi untuk menyaring makanan, karena insang mengarah pada faring
maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Prawirohartono,
2000).
Sistem utama respirasi ikan lele adalah insang namun pada ikan lele dapat
dilihat pada bagian caput posterior-lateral dapat diamati adanya arborecent, yaitu alat
respirasi tambahan pada ikan lele yang membantu ikan lele bernafas pada lingkungan
yang kandungan oksigen rendah. Alat pernapasan tambahan ini terletak di bagian kepala
di dalam rongga yang dibentuk oleh dua pelat tulang kepala. Alat pernapasan ini
berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon rimbun yang penuh kapiler-
kapiler darah (Asmawi, 1983).
Menurut Djuhanda (1981), sistem reproduksi ikan lele terdiri dari gonad,
apabila ikan lele berkelamain jantan maka gonad yang terdapat pada ikan lele tersebut
adalah testis, sedangkan apabila gonad yang terdapat pada ikan lele itu adalah ovarium
maka ikan lele tersebut berkelamin betina bahwa Ikan lele memiliki gonad satu pasang
dan terletak disekitar usus. Ikan lele memiliki lambung yang relatif besar dan panjang.
Tetapi ususnya relatif pendek daripada badannya. Hati dan gelembung renang ikan lele
berjumlah 2 dan masing-masing sepasang.
Sistem ekskresi ikan lele terdiri dari sepasang ginjal yang memanjang dan
berwarna kemerah-merahan. Ikan lele yang bernafas dengan insang, akan mengeluarkan
urin melalui cloaca. Saluran keluaran dari ren adalah ureter (Radiopoetro, 1991).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tubuh ikan terdiri dari badan (truncus), kepala (caput), dan ekor (cauda).
2. Sistem pencernaan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri dari cavum oris, oesophagus, kantung empedu, hepatopancreas,
hepar, intestin dan porus urogenitalis.
3. Sistem respirasi pada Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri dari insang yang telah sempurna dengan empat ruang antara lain
atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel kanan.
4. Sistem genitalia pada Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri atas ovarium dan oviduct pada betina dan testis pada jantan.
5. Sistem ekskresi pada Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias
batrachus) terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan sinus urogenitalia.
DAFTAR REFERENSI
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan di dalam Keramba. Gramedia, Jakarta
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga.
Djuhanda, T. 1981. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Montagna, William. 1960. Comparative Anatomy. John Will and Sons, New York.
Pillay, T.V.R. 1990. Aquaculture, Principles and Practices. Fishing News.
Prawirohartono. 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro, 1991. Zoologi Dasar . Erlangga, Jakarta.
Storer, T. I., and R. L. Usinger. 1975. General of Zoology. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York.
Sugeng. 1983. Berternak Ikan di Kolam. Aneka Ilmu, Semarang.
Villee.1988. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Weichert, Charles K. 1984. Element of Chordate Anatomy 4th Edition. Hill Publishing Company Limited. New Delhi.
ANATOMI KADAL (Mabouya multifasciata)
Oleh :
Nama : Wina Pratiwi NugrahaniNIM : B1J011019Rombongan : IVKelompok : 2Asisten : Bima Ade Setiawan
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kadal (Mabouya multifasciata) merupakan salah satu hewan vertebrata yang di
golongkan dalam reptilian. Kadal termasuk hewan omnivora yang berukuran sebesar
ibu jari orang dewasa dan mempunyai panjang antara 20-30 cm. Kulitnya berwarna
hijau kecoklatan, mengkilat, kering dan bersisik. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh
umur, jenis kelamin, dan fisiologinya. Kadal juga mempunyai ekor tunggal dan mudah
putus berfungsi sebagai alat perlindungan dari predator atau dikenal dengan istilah
autotomik.
Praktikum ini menggunakan kadal sebagai objek karena mudah ditemui dan
kelimpahannya di alam sekitar. Kadal (Mabouya multifasciata) yang digunakan dalam
praktikum ini adalah berjenis kelamin jantan. Jenis kelamin dapat diketahui dengan cara
menekan pada bagian pangkal ekor, jika ada sepasang hemipenis berarti jenis
kelaminnya adalah jantan, bila tidak keluar maka jenis kelaminnya betina.
Kadal (Mabouya multifasciata) tergolong dalam class reptilian yang berordo
squamata. Menurut Radiopoetro (1977), kadal (Mabouya multifasciata) memiliki
klasifikasi sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Lacertilia
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Spesies : Mabouya multifasciata
Berbagai jenis spesies reptil hidup di permukaan bumi ini. Kadal (Mabouya
multifasciata) adalah salah satu reptil yang paling mudah ditemui. Dengan ciri-ciri kulit
bersisik, lempeng-lempeng tanduk sebagai adaptasi di lingkungan darat dan sesekali
menjulurkan lidah sebagai cara untuk melacak keberadaan mangsa yang akan
diburunya. Mangsa utama dari kadal (Mabouya multifasciata) adalah berbagai jenis
serangga kecil diantaranya capung dan belalang. Cara berkembang biaknya adalah
ovovivipar.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah
untuk melihat anatomi Kadal (Mabouya multifasciata).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, tissue
dan jarum penusuk.
Bahan yang digunakan adalah Kadal (Mabouya multifasciata), air kran, kloroform
dan formalin.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kadal dibius dengan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Pada bagian otak ditusuk dengan jarum penusuk.
3. Pembedahan dilakukan mulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke
sisi kiri dan kanan tubuh ke arah depan melewati kaki depan sampai ke tengah
rahang bawah.
4. Bagian yang dilakukan pengguntingan dibuka agar seluruh organ dalamnya terlihat
dengan bantuan pinset.
5. Organ-organ yang terlihat diamati nama-nama organ tersebut sesuai gambar yang
diberi oleh asisten.
6. Mulut dibuka dengan bantuan pinset untuk melihat organ-organ dalam mulut.
B. Pembahasan
Hasil pengamatan anatomi Kadal didapatkan hasil bahwa badannya terdiri atas
caput, truncus dan cauda. Cavum oris kadal dibatasi oleh labium inferior, sedangkan
organon visus dibatasi oleh palpebra superior dan inferior yang dapat digerakkan.
Truncus biasanya panjang dan conveks dimana pada bagian dorsalnya berwarna coklat
dan bagian ventralnya putih. (Radiopoetro, 1977).
Menurut Brotowidjoyo (1990) sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut
dilanjutkan ke faring, oesophagus, dan lambung dengan bagian fundus dan pylorus
kemudian menuju ke intestinum, rectum dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke
intestinum. Kloaka merupakan tempat bermuaranya sisa pencernaan, ekskresi, dan sel-
sel kelamin
Paru-paru kadal sudah berkembang biak dan ukurannya cukup besar. Bagian
sirkulasi kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan (pericardium) dan
dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari struktur yang terletak diantara
nostil dan paru-paru yaitu glottis dan laring (Parker, 1962).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa kemudian masuk ke
nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring. Laring tersusun atas
tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita suara. Selanjutnya menuju
trakea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian masing-masing menuju ke
paru-paru (Jasin, 1989).
Kadal jantan juga memiliki sepasang testis, sepasang ginjal dan hemipenis.
Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, ovarium dan lain sebagainya.
Kadal jantan tidak memiliki testis yang sama besar melainkan testis pada sebelah kanan
lebih besar dan letaknya lebih tinggi dibandingkan testis sebelah kiri. Kadal betina
memiliki sepasang ovarium sedangkan pada kadal jantan memiliki sepasang testis
(Djuhanda, 1982).
Menurut Storer (1957) sistem ekskresi pada kadal berupa sepasang ginjal.
Salurannya bermuara pada kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran
pencernaan). Ginjal mensekresi urin, hati yang mensekresi cairan empedu dan pancreas,
kemudian disalurkan melalui vesica urinaria, ureter dan berakhir pada kloaka.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tubuh kadal terdiri atas tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan ekor
(cauda).
2. Sistem Pencernaan pada Kadal terdiri dari Hepar, Empedu, Gastrum, Pankreas,
Intestine, Rektum,dan Kloaka.
3. Sistem respirasi pada Kadal dimulai ke nares externa, nares interna, glottis, larink,
trakea, paru-paru.
4. Sistem reproduksi pada Kadal betina yang Organnya adalah Osteum Tuba,
Ovarium, Oviduk, Ren, Ureter, Uterus, Vesica urinaria dan Kloaka. Pada Kadal
Jantan adalah testis dan hemipenis.
5. Sitem ekskresi pada kadal terdiri dari ginjal, vesica urinaria, ureter dan kloaka
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, Tatang. 1982. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas. Sinar Wijaya, Jakarta.
Parker, T. J. 1962. Text Book of Zoologi Volume II. Mac Milln and Company LTD, Hongkong.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer and Usinger. 1968. Element of Zoologi. Mc Graw-Hill Book Company Inc, USA.