Laporan Bakter Tycka

download Laporan Bakter Tycka

of 40

Transcript of Laporan Bakter Tycka

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    1/40

    LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

    Oleh:

    SWASTIKA OKTAVIA

    B1J007013

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2009

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    2/40

    LEMBAR PENGESAHAN

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASILactobacillus spp. dan PEWARNAAN

    BAKTERI TAHAN ASAM

    Oleh

    SWASTIKA OKTAVIAB1J007013

    Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian ResponsiPraktikum

    Mata Kuliah Bakteriologi di Fakultas Biologi

    Universitas jendral soedirman

    Purwokerto

    Diterima dan disahkan

    Purwokerto, Desember 2009

    Asisten

    Hardi Febrianto

    B1J006128

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    3/40

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

    hidayah dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum yang berjudul Isolasi dan

    IdentifikasiLactobacillus spp. dan Pewarnaan Bakteri Tahan Asam dapat disusun

    dengan baik. Laporan praktikum mata kuliah Bakteriologi ini disusun sebagai

    prasyarat mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Bakteriologi di Fakultas

    Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

    Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

    1. Seluruh staf dosen pengampu mata kuliah Bakteriologi di Fakultas BiologiUniversitas Jenderal Soedirman.

    2. Seluruh asisten Bakteriologi yang telah memberikan waktu dan mengarahkanpelaksanaan praktikum Bakteriologi.

    3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini yang tidak dapatpenulis sebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Bakteriologi ini jauh dari

    sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi sempurnanya

    laporan ini.

    Purwokerto, Desember 2009

    Penulis

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    4/40

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN . ........................................................................... i

    PRAKATA ...................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    Acara 1. Isolasi dan IdentifikasiLactobacillus spp.

    Acara 2. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    5/40

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASILactobacillus spp.

    Nama : Swastika Oktavia

    NIM : B1J007013

    Kelompok : 4

    Asisten : Hardi Febrianto

    LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2009

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    6/40

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemeriksaan morfologi suatu mikroba digunakan untuk menentukan

    spesies yang asing atau spesies yang belum diketahui namanya. Morfologi suatu

    mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Bagian-bagian sel

    mikroba dapat dilihat dengan memberi warna terlebih dahulu, dimana warna bisa

    bersifat asam, basa, maupun netral (Dwidjoseputro, 1984).

    Berbagai pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh

    mikroorganisme dari lingkungan adalah pendekatan shotgun dan pendekatan

    objectif. Pendekatan shotgun yaitu sampel mikroorganisme dapat dikoleksi dari

    berbagai habitat seperti materi tanaman, hewan, tanah, limbah, aliran air, dan

    habitat buatan manusia. Pendekatan objectifyaitu pengambilan sampel diarahkan

    pada tempat spesifik yang sesuai untuk kehidupan mikroorganisme tertentu.

    Isolat-isolat dengan sifat tertentu kemudian dipilih dan dipisahkan dari

    mikroorganisme tertentu. Teknik ini disebut isolasi. Isolasi yaitu suatu usaha

    untuk memisahkan suatu jenis mikroorganisme dari campurannya sehingga

    diperoleh kultur murni (Ryandini et al., 2005).

    Karakterisasi terbagi dalam beberapa tahap yaitu klasifikasi dan

    identifikasi. Klasifikasi merupakan pengelompokan mikroba ke dalam kelompok.

    Teori identifikasi bakteri merupakan perbandingan antara yang tidak diketahui

    dan yang diketahui. Tingkat keakuratan dari identifikasi bergantung pada

    ketelitian kerja preparasi seperti pembuatan media, pembuatan reagen dan

    pewarnaan, dan ketelitian dalam melakukan, mengamati, dan menatat berbagai

    uji. Ketika suatu organisme tidak dapat diidentifikasi atau seperti spesies asing,

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    7/40

    kita dapat menduga mungkin kultur tersebut tidak murni, atau kita sudah membuat

    kesalahan (error) dalam observasi dan pencatatan. Identifikasi karakteristik suatu

    organisme dapat dilakukan dengan 2 metode pendekatan yaitu konvensional

    (mikrobiologis) dan pendekatan molekuler. Penetapan nama ilmiah internasional

    yang tepat terhadap mikroba didasarkan pada sistem penamaan Binomial

    NomenklaturCarolus Linoleus (Ketchum, 1984) .

    Perbedaan antara karakterisasi untuk klasifikasi dan identifikasi tidak

    terletak pada banyaknya uji yang dilakukan, tetapi pada hasil dari uji tersebut.

    Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar, karena kebanyakan taksonomi saat ini

    mendukung konsep yang menyatakan bahwa untuk klasifikasi, bobot yang sama

    harus diberikan terhadap masing-masing karakter atau ciri. Hubungan antar strain

    dapat dihitung dan diekspresikan sebagai kemiripan dari karakter pisitif

    (Ketchum, 1984), atau dengan menjumlahkan antara ciri-ciri yang positif dan

    yang negatif. Hasil dari perbandingan ini dapat dianalisa secara laborat melalui

    perhitungan atau lebih mudah dengan menggunakan komputerisasi. Namun, untuk

    tujuan identifikasi kita memberikan bobot yang tinggi untuk beberapa karakter

    karena mempunyai nilai perbedaan yang sangat besar, dan memberikan bobot

    yang kecil untuk yang lain, atau bahkan tidak samasekali untuk karakter tertentu.

    Lactobacillus spp. merupakan bakteri gram positif yang termasuk dalam

    bakteri asam laktat (BAL). Habitat Lactobacillus ini sangat luas dan beragam

    termasuk dalam saluran pencernaan hewan, bagian-bagian tumbuhan, dan

    berbagai produk fermentasi. Ketertarikan terhadap Lactobacillus meningkat

    karena produk-produk makanan yang memanfaatkan bakteri ini telah teruji dapat

    bermanfaat bagi kesehatan konsumen (Tannocket al., 1999).

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    8/40

    B. Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah mengisolasi Lactobacillus sp. dan

    mengidentifikasiLactobacillus sp. hasil isolasi dengan pendekatan mikrobiologis.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    9/40

    II. MATERI DAN METODE

    A. MateriAlat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet ukur, tabung reaksi,

    petri dish, jarum ose, mikroskop, dan object glass.

    Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akuades, alkohol 70%,

    alkohol 95%, crystal violet, safranin, lugol iodine, pepton water, media selektif

    Man Rogosa Sharpe Agar(MRSA), medium Triple Sugar Iron Agar (TSIA),

    mannosa, raffinosa, galaktosa, reagen H2O2,Nitrate Broth, Nitrate ReagentA dan

    B, MR-VP Broth, KOH-alfanaftol, medium Sulphide Indole Motility Agar

    (SIMA), medium NR, medium VP, sulfanilic acid, alphanaphthylamine, dan

    sampel.

    B. Metode

    a. Tahap IsolasiLactobacillus

    1. Preparasi suspensi dilakukan

    2. Dilakukan pengenceran berseri hingga 10-3

    . Dua kali pengenceran terakhir

    disebar sebanyak 0,1 ml pada medium MRSA, selanjutnya diinkubasi pada

    suhu 37C selama 2x24 jam.

    b. Tahap Pemurnian dengan Metode Streak Kuadran

    1. Dipilih satu koloni yang nampak terdiri dari satu tipe sel

    2. Jarum ose dibakar, setelah dingin disentuhkan ke permukaan koloni bakteri

    yang akan distreak pada plating MRSA

    3. Streak ini dianggap sebagai streak primer pada permukaan MRSA

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    10/40

    4. Jarum ose dibakar, angkat lalu didinginkan dan distreakan melewati streak

    primer kesatu atau kedua dan kemudian dilanjutkan streak sekunder tanpa

    kembali ke strek primer

    5. Jarum ose dibakar, angkat lalu didinginkan dan distreakan melewati

    streakan sekunder dan kemudian dilanjutkan streak tersier tanpa kembali ke

    streak sekunder dan primer

    6. Plating diinkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam

    c. Pengamatan Morfologi Koloni

    1. Pengamatan morfologi dilakukan pada koloni tunggal yang terbentuk

    setelah pemurnian dengan streak kuadran

    2. Bentuk koloni, bentuk tepi, elevasi, dan lainnya diamati

    d. Pembuatan StokLactobacillus

    Koloni tunggal yang terbentuk setelah pemurnian dengan streak kuadran

    ditanam pada media MRSA miring.

    e. Pengamatan Morfologi Sel

    1. Pengamatan morfologi sel dilakukan melalui teknik pewarnaan Gram.

    2. Isolat diambil dari stok dan digoreskan di atas object glass

    3. Biakan lalu difiksasi dan digenangi dengan gram A atau crystal violet,

    dipanaskan di atas pembakar spirtus selama 1 menit

    4. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan

    5. Biakan lalu ditetesi dengan gram B atau lugol iodine dan dibiarkan selama

    1 menit.

    6. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    11/40

    7. Biakan lalu ditetesi dengan gram C atau alkohol 95% dan langsung dicuci

    dengan air mengalir kemudian dikeringkan

    8. Biakan lalu ditetesi dengan gram D atau safranin dan dibiarkan selama 45

    detik

    9. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan

    10. Bentuk selLactobacillus diamati di bawah mikroskop

    11. Hasilnya digambar dan difoto

    f. Uji Motilitas

    1. Isolat dari stok ditanam pada medium SIMA

    2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam

    3. Diamati motilitas dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk

    g. Uji Penggunaan Oksigen

    1. Isolat dari stok ditanam pada MRSA tegak

    2. Diinkubasi pada suhu 37C selama 2x24 jam

    3. Diamati penggunaan oksigen dari pertumbuhan bakteri yang terbentuk

    h. Uji Ketahanan Suhu

    1. Isolat dari stok ditanam pada MRSB di tabung

    2. Diinkubasi pada suhu 45C dan 15

    C selama 2x24 jam

    3. Diamati ketahanan suhu dari hasil inkubasi apakah terjadi pertumbuhan

    bakteri atau tidak

    i. Uji VP (Voges Proskauer)

    1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cair MR-VP sebanyak 1 ose

    2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C

    3. Bakteri uji ditetesi KOH-alfanaftol

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    12/40

    4. Hasil positif jika terbentuk kompleks warna pink

    j. Uji Katalase

    1. Preparat ulas bakteri uji dibuat

    2. Preparat ulas ditetesi dengan reagen H2O2

    3. Perubahan diamati, hasil positif jika terbentuk gelembung gas dan hasil

    negatif jika tidak terbentuk gelembung gas

    k. Uji Mannosa dan Raffinosa

    1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Galaktosa, Mannosa dan Raffinosa

    2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C

    3. Perubahan diamati, hasil positif jika media berubah warna dari ungu

    menjadi kuning dan hasil negatif jika media tetap berwarna ungu.

    l. Uji Reduksi Nitrat

    1. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium cairNitrate Broth sebanyak 1 ose

    2. Bakteri uji diinkubasi selama 2x24 jam pada temperatur 37C

    3. Diamati terbentuknya gelembung gas pada tabung durham

    4. Diamati terbentuknya gelembung gas pada tabung durham5. Bakteri uji ditetesi 1 mlNitrat Reagent A dan dilanjutkan 1 mlReagent B6. Hasil positif jika terbentuk warna merah tua7. Jika tidak terbentuk warna merah tua selama 5 menit ditambahkan bubuk

    seng dan didiamkan, jika terbentuk warna merah menandakan uji negatif

    dan jika tidak terbentuk warna merah menandakan uji positif

    m. Penentuan Spesies Melalui Pendekatan Homologi

    Data-data yang diperoleh dibandingkan dengan data karakter dari bakteri yang

    telah diketahui.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    13/40

    Persen homologi ditentukan dengan rumus:

    % Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%

    Jumlah karakter yang diujikan

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    14/40

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Isolasi yaitu suatu usaha untuk memisahkan suatu jenis mikroorganisme

    dari campurannya sehingga diperoleh kultur murni. Teknik isolasi dilakukan

    dengan tujuan untuk mendapatkan strain unggul yang diinginkan serta memelihara

    kultur isolasi tersebut dalam metode isolasi dan pemeliharaan kultur hasil isolasi.

    Langkah selanjutnya yang penting untuk mendapatkan isolat agar tetap bertahan

    hidup dan stabil dalam pertumbuhannya adalah dengan metode pretreatment atau

    metode penapisan khusus. Metode penapisan khusus ini adalah metode isolasi

    dengan pendekatan baru berupa produk yang diinginkan. Metode isolasi lain

    adalah dengan pendekatan baru berupa pencapaian atau perolehan suatu produk

    yang diinginkan (Schlegel, 1994).

    Identifikasi merupakan proses untuk mengetahui, menentukan dan

    menempatkan suatu organisme ke dalam tingkatan taksa tertentu dengan

    membandingkan karakter yang dimilikinya dengan organisme lain yang telah

    diketahui. Identifikasi karakteristik suatu organisme dapat dilakukan dengan 2

    metode pendekatan yaitu konvensional (mikrobiologis) dan pendekatan molekuler

    misalnya analisis biokimia. Identifikasi spesies selain dengan melihat karakteristik

    morfologi dan biokimiawinya, juga dapat dilihat karakteristik genetiknya.

    Karakteristik genetik suatu organisme dapat diketahui dengan mengisolasi

    DNAnya. Dari hasil isolasi DNA, maka dapat dianalisis sekuens 16S DNAnya

    (Ketchum, 1984).

    Pendekatan yang masih banyak dan umum digunakan untuk identifikasi

    mikroba yaitu dengan pendekatan konvensional (mikrobiologis) dan pendekatan

    molekuler (analisis fragmen gen 16 S). Pendekatan konvensional biasanya

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    15/40

    dilakukan dengan pendekatan morfologi, pewarnaan atau uji biokimiawi.

    Pengamatan morfologi biasanya dengan menumbuhkan pada media tertentu

    sehingga dapat diamati bentuk koloninya. Sedangkan metode pewarnaan seperti

    pewarnaan Gram, pewarnaan endospora, pewarnaan flagella dan methylen blue

    dapat sekaligus melihat bentuk sel mikroba tersebut. Hasil ujinya kemudian

    dibandingkan dengan hasil uji standar, sehingga dapat diketahui genus bahkan

    spesies dari mikroba uji. Pendekatan secara molekuler dilakukan dengan

    mencocokkan urutan basa gen 16 S isolat uji dengan data yang ada pada

    pangkalan data gen/ gen bank, kemudian dianalisis kedekatan hubungan dan

    kemiripannya (homologinya) (Ketchum, 1984).

    Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat yang sering dijumpai

    pada makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan.

    Keberadaan bakteri ini tidak bersifat patogen dan aman bagi kesehatan sehingga

    sering digunakan dalam industri pengawetan makanan, minuman dan berpotensi

    sebagai produk probiotik. Sifat yang menguntungkan dari bakteri Lactobacillus

    dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk mendukung peningkatan

    kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora normal dalam sistem

    pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan asam dan basa

    sehingga pH dalam kolon konstan (Hardiningsih et al., 2006)

    Tabel 1. Pengamatan Morfologi Sel, Uji TSIA, Motilitas, Katalase dan Suhu

    Kelompok TSIA Motilitas Katalase GramSuhu

    45 C 15 C

    1 S: Merah

    B: Hitam

    Motil - + + +

    2 Menghasilkan

    Gas, Warna

    Tetap

    Non

    motil

    - + - -

    3 Pecah/terangkat Non - + + -

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    16/40

    motil

    4 S : Merah

    B : Hitam

    Motil - + + -

    Tabel 2. Uji Penggunaan O2 dan Uji Mannosa, Rafinosa, Galaktosa

    KelompokUji O2

    Rafinosa Mannosa Galaktosa Permukaan Tengah Dalam

    1 - + + - - -

    2 - + + + + +

    3 - + + + + +

    4 - + + - - -

    Tabel 3. Uji Voges Proskauer (VP) dan Nitrat Reduktase (NR)

    Kelompok VP NR

    1 - -

    2 - -

    3 - -

    4 - +

    Pengamatan morfologi sel dan koloniLactobacillus

    Lactobacillus merupakan kelompok bakteri dengan morfologi,

    metabolisme dan fisiologi yang memiliki karakter umum. Bakteri ini termasuk

    dalam kelompok gram positif, non motil, tidak membentuk spora, katalase negatif,

    tanpa sitokrom, fakultatif anaerob, aerotoleran. Koloninya berbentuk bulat dengan

    tepian halus, elevasi cembung, permukaan halus mengkilap, dan berwarna putih

    (Paco et al., 2003). Berdasarkan praktikum pengamatan morfologi Lactobacillus

    sp. adalah bentuk koloni bulat, tepian halus, elevasi cembung, permukaan halus

    serta berwarna putih.

    Prosedur pengamatan morfologi sel Lactobacillus sp. adalah dengan cara

    pewarnaan gram. Uji pewarnaan gram bertujuan untuk mengetahui sifat bakteri

    gram negatif atau gram positif. Hasil praktikum pewarnaan gram menunjukkan

    bahwa bakteri uji merupakan bakteri gram positif karena selnya berwarna ungu.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    17/40

    Menurut Prescott (2002), Lactobacillus sp. merupakan bakteri gram positif.

    Pewarnaan gram pada bakteri digunakan larutan KU (Kristal Ungu), larutan

    Iodium, larutan safranin, dan alkohol 95%. Menurut Pelczar and Chan (1986)

    fungsi dari masing-masing larutan tersebut adalah:

    Larutan dan

    urutannyaFungsi

    Reaksi dan tampang reaksi

    Gram positif Gram negatif

    Kristal Ungu (KU) Pewarnaan utama Sel berwarna ungu Sel berwarna ungu

    Larutan iodium (I) Penguat

    pewarnaan kristal

    ungu

    Kompleks ukuran

    yang terbentuk di

    dalam sel, sel

    tetap berwarna

    ungu

    Kompleks ukuran

    yang terbentuk di

    dalam sel, sel

    tetap berwarna

    unguAlkohol 95% Membersihkan

    pewarna

    sebelumnya

    Dinding sel

    mengalami

    dehidrasi, pori-

    pori menciut, daya

    pembelahan

    dinding sel dan

    membuat sel

    menurun

    ukurannya, tidak

    dapat keluar darisel, sel tetap ungu

    Lipid terekstrasi

    dari dinding sel,

    pori-pori

    mengembang.

    Kompleks

    ukurannya yang

    keluar dari sel dan

    menjadi tidak

    berwarna

    Safranin Pewarna penutup Sel tidak

    terpengaruh tetap

    ungu

    Sel menyerap zat

    pewarna ini,

    sehingga sel

    berwarna merah

    Menurut Prescott (2002),Lactobacillus sp. merupakan bakteri gram positif

    dan selnya berbentuk batang, namun pada pengamatan morfologi Lactobacillus

    yang dilakukan hasilnya adalah selnya berbentuk coccus atau bulat.

    Uji Motilitas Lactobacillus sp.

    Uji motilitas yang dilakukan pada praktikum menunjukkan hasil yang

    positif untuk bakteri uji, dari hasil ini diketahui bahwa bakteri uji mempunyai

    kemampuan untuk motil. Pengamatan motilitas bakteri di dalam suspensi cairan

    digunakan khusus untuk bakteria yang dikulturkan dalam media broth karena

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    18/40

    tidak dapat tumbuh dengan baik pada media padat (agar). Hasil pengamatan

    berbeda dengan pustaka. Menurut Lengkey et al. (2009), bakteri asam laktat

    golongan Lactobacillus memiliki ciri non motil. Oleh karena itu, bakteri yang

    diuji ini kemungkinan adalah bukan spesiesLactobacillus melainkan bakteri asam

    laktat lainnya. Namun, kelompok 2 dan 3 mendapatkan hasil untuk bakteri yang

    diuji memiliki sifat non motil, sehingga kemungkinan isolat yang didapatkan

    adalah dari kelompokLactobacillus.

    Uji Penggunaan Oksigen

    Faktor lingkungan yang paling sensitif dan berpengaruh terhadap

    pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri adalah keberadaan Oksigen.

    Contohnya, beberapa mikroorganisme dapat tumbuh hanya jika ada O2 yang

    disebut aerob obligat. Fakultatif anaerob dapat tumbuh jika tidak ada O2 tetapi

    dapat tumbuh lebih baik bila ada O2. Anaerob obligat dapat tumbuh tanpa

    menggunakan O2, sedangkan mikroorganisme yang membutuhkan sedikit O2

    disebut mikroaerofilik.

    Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri yang diujikan

    tumbuh pada permukaan medium. Oleh karena itu, bakteri yang diuji bersifat

    fakultatif anaerob. Hal ini sesuai dengan pustaka bahwa bakteri spesies

    Lactobacillus sp. memiliki sifat fakultatif anaerob (Paco et al., 2003).

    Uji Ketahanan Suhu

    Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri yang diujikan dari

    kelompok 4 yaitu bakteri yang diisolasi dari susu basi adalah tumbuh pada suhu

    45 C. Hal ini sesuai dengan pustaka bahwa Lactobacillus sp. dapat tumbuh

    optimum pada suhu 30 C hingga 40 C (Prescott, 2002).

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    19/40

    Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

    TSIA adalah uji yang dirancang untuk membedakan beberapa jenis bakteri

    yang termasuk kelompok Enterobacteriaceae, yang bersifat gram negatif dan

    memfermentasikan glukosa membentuk asam sehingga dapat dibedakan dengan

    bakteri gram negatif intestinal lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi

    karbohidrat dan produksi H2S pada tabung reaksi. Untuk mengamati fermentasi

    karbohidrat, media TSIA mengandung laktosa dan sukrosa dengan konsentrasi

    1%, dan mengandung glukosa dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,1%.

    Konsentrasi ini akan berpengaruh terhadap penggunaan karbohidrat dan keadaan

    asam yang terbentuk. Indikator pH (Phenol Red) ditambahkan untuk

    menunjukkan adanya perubahan pH akibat fermentasi karbohidrat. Perubahan

    warna menjadi kuning menandakan asam, sedangkan warna menjadi lebih merah

    menendakan media menjadi basa. Warna media mula-mula adalah merah-orange.

    Selain itu ditambahkan FeSO4 untuk mendeteksi adanya gas H2S. Berdasarkan

    hasil praktikum diperoleh bahwa medium muncul H2S sebagai hasil samping dari

    metabolisme protein karena slant berwarna merah dan butt berwarna kehitaman.

    Uji VP (Voges Proskauer)

    Menurut Irianto (2006), pengujian Voges-Proskauer bertujuan untuk

    mengetahui apakah dalam proses pertumbuhan organisme terbentuk asetil-metil

    karbitol sebagai produk-antara (intermediate product) dari proses metabolisme

    karbohidrat. Bakteri yang diuji ditumbuhkan pada medium cair MR-VP,

    diinkubasi pada suhu 370C selama 2x24 jam. Pengamatan dilakukan setelah

    penambahan KOH sebanyak 3 tetes dan alfanaftol sebanyak 2 tetes. Setelah

    penambahan KOH sebanyak 3 tetes akan terbentuk Asetoin (Asetil, metil,

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    20/40

    karbinol) + KOH + CH3 . Alfanaftol digunakan untuk memulai proses oksidasi

    yang kemudian tabung reaksi dibuka dan dimiringkan untuk memperluas

    permukaan saat proses oksidasi. Media VP mengandung 2,3 butanadiol yang

    apabila ditambahkan alfanaftol dan KOH akan menghasilkan warna pink yang

    mengandung asetil metil karbinol. Hasil uji positif apabila pada media tersebut

    terbentuk warna pink (Helmich et al., 2001). Berdasarkan hasil praktikum, isolat

    bakteri yang diuji menunjukkan hasil negatif karena warnanya tetap.

    Uji Katalase

    Katalase merupakan enzim yang mengandung besi yang dapat

    menguraikan hidrogen peroksida (H202) menjadi air dan oksigen. Hidrogen

    peroksida dibentuk bakteri aerobik selama metabolisme aerobik. Uji katalase

    bertujuan untuk mengetahui perbedaan kuantitas oksigen yang dilepaskan, diduga

    berkaitan dengan tebal tipisnya selaput lendir yang menyelimuti permukaan sel.

    Tebal tipisnya selaput lendir akan mempengaruhi penetrasi H2O

    2ke dalam sel.

    Isolat yang diperoleh berdasarkan praktikum menunjukkan sifat katalase negatif

    yaitu ditandai dengan tidak terbentuknya gelembung gas. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Lengkey et al. (2009) juga menyebutkan bahwaLactobacillus bersifat

    katalase negatif.

    Katalase mengkatalis pemecahan H202 membebaskan oksigen sebagai gas

    dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

    2H2O2 2H2O + O2

    Mikroorganisme yang menghasilkan hidrogen peroksida, akumulasi senyawa

    tersebut menyebabkan kematian organisme kecuali kalau organisme tersebut

    mampu mendegradasi secara enzimatis. Senyawa ini dihasilkan ketika organisme

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    21/40

    aerob, anaerob fakultatif dan mikroaerofilik menggunakan jalur respirasi aerob

    dimana O2 merupakan aseptor elektron terakhir, selama degradasi karbohidrat

    untuk produksi energi (Lay,1993). Proses respirasi dihasilkan H2O dan O2 yang

    menerima dua pasang elektron dan NADH. Kadang-kadang elektron diterima oleh

    oksigen kurang dari dua pasang yang akan menghasilkan anion superoksidasi dari

    hiodrogen peroksida dalam jumlah kecil.

    e-

    H2O-

    O2O2 O2

    - HH2O H2O2

    Anion radikal hidrogen peroksidasuperoksida hidroperoksil

    O2-

    + O2- 2H+

    H2O2 + O2Superoksida

    H2O2 + H2O2

    dismutase 2H2O + O2Katalase

    Uji Mannosa, Rafinosa, dan Galaktosa

    Uji hidrolisis karbohidrat dengan medium Mannosa, Raffinosa, dan

    Galaktosa yaitu untuk mengetahui bakteri mampu menggunakan substrat berupa

    oligosakarida dan monosakarida pada medium untuk dipecah menjadi asam-asam

    anorganik yang lebih sederhana. Bakteri uji ditumbuhkan pada medium Mannosa,

    Rafinosa, dan Galaktosa diberi BCP ( Brom Cresol Purple) sebagai indikator.

    Bakteri uji kemudian diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37

    0

    C.Uji positif jika

    mampu tumbuh pada medium berubah menjadi warna kuning dan terbentuk gas

    pada tabung durham (Tortora et al.,1998). Hasil praktikum bakteri uji

    menunjukkan hasil positif untuk mannosa, negatif untuk raffinosa, dan positif

    untuk galaktosa.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    22/40

    Reduksi nitrat oleh beberapa mikroba aerob dan anaerob fakultatif terjadi

    pada kondisi anerob, yaitu kondisi tidak ada oksigen molekuler, pada mikroba

    tersebut respirasi anaerob merupakan proses oksidatif dimana sel menggunakan

    senyawa anorganik seperti nitrat atau sulfat untuk mensuplai oksigen yang

    kemudian akan digunakan sebagai aseptor hidrogen akhir selama pembentukan

    energi. Beberapa organisme memiliki enzim yang mampu mereduksi nitrit lebih

    lanjut menghasilkan amonia atau nitrogen molekuler (Tortora et al; 1998).

    Uji Reduksi Nitrat

    Ion nitrat dapat diubah menjadi bahan organik oleh mikroba melalui

    proses asimilasi reduksi nitrat. Sekelompok mikroba heterotrof termasuk bakteri,

    jamur dan algae dapat mereduksi nitrat. Proses ini menggunakan enzim nitrat dan

    nitrit reduktase, membentuk amonia yang kemudian disintesis menjadi protein.

    Mikroba pereduksi nitrat mempunyai tahap reaksi reduksi yang lebih lengkap

    sebagai berikut:

    NO3- NO2

    - NO N2O N2

    Determinasi reduksi nitrat yaitu menggunakan medium Nitrate Broth dengan

    KNO3. Pengamatan dilakukan dengan menambahkan dua reagen yaitu larutan A

    (asam sulfida) dan larutan B (alpha-naphthylamine). Bagi organisme yang tidak

    menunjukan warna merah mekanisme yang mungkin terjadi adalah nitrat tidak

    direduksi oleh organisme tersebut, organisme memiliki enzim reduktase nitrat

    yang kuat dengan cepat mereduksi nitrat menjadi ammonia atau bahkan N

    molekuler. Untuk mengetahui apakah nitrat dapat direduksi melalui fase nitrit atau

    belum dapat dilakukan dengan penambahan sedikit serbuk seng terhadap biakan

    yang tidak menunjukan warna merah setelah penambahan larutan A dan B. Seng

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    23/40

    mereduksi nitrat menjadi nitrit. Adanya warna merah menunjukan bahwa nitrat

    tidak direduksi menjadi nitrit (uji negatif) dan jika terjadi perubahan warna

    menunjukan nitrat direduksi menjadi amonia atau molekul N (uji positif). Hasil

    praktikum menunjukan bahwa isolat yang ditumbuhkan pada medium NB

    memberiakan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya warna bening

    setelah ditambah katalisator seng, karena saat penambahan Nitrate Reagen A dan

    B isolat tidak terbentuk warna merah yang diperkirakan NO belum bisa terdeteksi

    (Sumarsih, 2003).

    Uji Karakteristik Penentuan Spesies Bakteri Uji

    Tabel 4. KarakteristikLactobacillus

    No. Karakteristik L yang

    diduga

    L.

    plantarum

    L. casei L.

    salivarius

    L.

    brevis

    1. Suhu15 C - + + - +

    45 C + - - + -

    2. KH

    Mannosa + + + + -

    Rafinosa - + - + +Galaktosa + + + + +

    3. TSIA + - - - +

    4. VP -

    5. NR + - - - -

    6. Motilitas + - - - -

    7. Penggunaan O2 + + + + +

    8. Pewarnaan Gram + + + + +

    9. Katalase - - - - -

    %Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%

    Jumlah karakter yang diujikan

    = 7/11 x 100%

    = 63,6%Lactobacillus salivarius

    %Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%

    Jumlah karakter yang diujikan

    = 5/11 x 100%

    = 45,5%Lactobacillus plantarum

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    24/40

    %Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%

    Jumlah karakter yang diujikan

    = 5/11 x 100%

    = 45,5%Lactobacillus casei

    %Homologi = Jumlah karakter yang sama x 100%

    Jumlah karakter yang diujikan

    = 4/11 x 100%

    = 36,4%Lactobacillus salivarius

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    25/40

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1.Berdasarkan uji karakteristik dari sampel yang diambil dari susu basi diperolehpresentase homologi denganLactobacillus salivarius sebesar 53,84%, sehingga

    bakteri tersebur memiliki hubungan dekat dengan Lactobacillus salivarius.

    2. Lactobacillus salivarius memiliki ciri-ciri yaitu bakteri gram positif, tumbuhbaik pada suhu 45 C, fakultatif anaerob dan katalase negatif.

    B. SaranTahapan identifikasi yaitu klasifikasi, nomenklatur, dan identifikasi.

    Metode yang praktis dan akurat sangat diperlukan dalam pengembangan proses

    identifikasi, sehingga akan dengan mudah diperoleh identifikasi suatu bakteri.

    Dalam jalannya praktikum dan pengamatan lebih baik disiapkan hasil kontrol,

    sehingga praktikan dapat lebih mudah memahaminya.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    26/40

    DAFTAR REFERENSI

    Dwijoseputro. 1984.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

    Hardiningsih, R., R. N. R. Napitupulu, dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji

    Resistensi Beberapa IsolatLactobacillus pada pH Rendah.Biodiversitas.

    7 (1) : 15-17.

    Hellmich, R. L., B. D. Siegfried, M. K. Sears, D. E. Stanley-Horn, M. J. Daniels,

    H. R. Mattila, T. Spencer, K. G. Bidne, and L. C. Lewis. 2001. Monarch

    Larvae Sensitivity to Bacillus thuringiensis Purified Proteins and Pollen.

    Department of Entomology, University of Nebraska. 98 (21) : 1192511930.

    Irianto, K. 2006. Mikrobiologi : Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV.

    Yrama Widya, Bandung.

    Ketchum, P. A. 1984. Microbiology. John wiley & sons, USA.

    Lay, B. W. 1993. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada,

    Jakarta.

    Lengkey, H. A. W., R. L. Balia, I. Togoe, B. A. Tasbac, M. Ludong. 2009.

    Isolation and identification of lactic acid bacteria from raw poultry meat.

    Biotechnology in Animal Husbandry. 25 (5-6) : 1071-1077.

    Paco, R. S., I. L. Leme, J. A. Bottino, dan A. J. P. Ferreira. 2003. Identification of

    Lactobacillus spp. From Broiler Litter in Brazil. Brazilian Journal of

    Microbiology. 34 : 236-237.

    Pelczar, M. J and E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Universitas

    Indonesia Press, Takana.

    Prescott, Harley. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology. The McGraw-HillCompany, USA.

    Ryandini, D., H. Pramono, Sukanto. 2005 Mikrobiologi Industri. UNSOED,

    Purwokerto.

    Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press,

    Yogyakarta.

    Sumarsih, S. 2003. Buku Ajar Mikrobiologi. UPN veteran. Yogyakarta.Tannock, G. W., A. Tilsala-Timisjarvi, S. Rodtong, J. NG, K. Munro, dan T.

    Alatosssava. 1999. Identification of Lactobacillus Isolates from the

    Gastrointestinal Tract, Silage, and Yoghurt by 16S-23S rRNA Gene

    Intergenic Spacer Region Sequence Comparisons. Applied and

    Environmental Microbiology. 65 (9) : 4264 4267.

    Tortora, E. G., B. Funice and C. D case. 1998. Microbiology an introduction.

    Addison Westley Longman Inc. New York.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    27/40

    PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM

    Nama : Swastika Oktavia

    NIM : B1J007013

    Kelompok : 4

    Asisten : Hardi Febrianto

    LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS BIOLOGI

    PURWOKERTO

    2009

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    28/40

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    TBC adalah salah satu penyakit menular yang dapat menularkan bakteri

    tuberculosis kepada orang lain di sekitar penderita, penyakit ini banyak ditemukan

    pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan lemah. Untuk itu

    diperlukan suatu tindakan dalam membantu penderita TBC, agar kuman

    tuberculosis penyebab penyakit dapat dengan segera ditemukan, dan penderita

    cepat diobati dan sembuh sehingga tidak menular kepada orang lain (Girsang et

    al., 2003).

    Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih

    menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun diberbagai belahan

    dunia, Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya

    paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta orang, urutan kedua dijumpai di

    Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki urutan ketiga dengan

    penderita 583.000 orang (Hiswani, 2004). WHO (2005), menyatakan bahwa

    perkiraan penyakit TBC di Indonesia dengan dasar hasil pemeriksaan sputum

    adalah 128 per 100.000 (2003) dengan perkiraan prevalens sebesar 295 per

    100.000.

    Penyebab penyakit TBC salah satunya adalah bakteri Mycobacterium

    tuberculosis (Utama, 2005). BakteriM. tuberculosis ditemukan pertama kali oleh

    Robert Koch pada tahun 1882. Selanjutnya pada tahun 1819 Rene Laennec

    membuktikan bahwa TBC merupakan penyakit infeksi kronik. Dilanjutkan

    dengan temuan Jean Antoine Villemin pada 1865 yang membuktikan bahwa

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    29/40

    tubercolosis adalah penyakit menular. Tubercolosis pada manusia dapat merusak

    jaringan tubuh mana pun, namun paru-paru adalah yang paling umum terinfeksi.

    TBC merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia selain

    AIDS bahkan merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Hal

    ini karena frekuensi kematian pada setiap individu-individu yang berumur 15

    sampai 49 setiap tahun (Enarson et al., 2000). Oleh sebab itu diperlukan suatu

    metode yang efektif untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi dan

    penanganan yang tepat terhadap pasien yang positif terserang TBC.

    M. tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui

    pernafasan, pencernaan dan kulit. Mekanisme penyerangan M. tuberculosis

    melalui pernapasan awalnya bakteri tersebut masuk melalui rongga hidung lalu

    masuk organ tubuh sampai ke paru-paru. Setelah memasuki organ paru-paru,

    bakteri ini menyebar ke organ-organ lain pada tubuh melalui melalui aliran darah,

    sistem limfa atau getah bening, dan melalui jaringan lain atau secara langsung

    menyebar ke organ atau bagian badan lain. Penyakit TBC yang lebih parah lagi

    mampu menyebabkan komplikasi lain, seperti radang paru-paru, pleura, sistem

    limfa, nodus tulang belakang, genito urinary tract, sistem nervous atau abdomen

    (Enarson et al., 2000).

    Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberkulosis

    akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja,

    menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang bertempat tinggal

    serumah, dan dapat menyebabkan kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan

    yang paling sering diserang adalah paru - paru (95,9 %). Cara penularan melalui

    ludah atau dahak penderita yang mengandung bakteri tuberkulosis paru. Pada

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    30/40

    waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang

    yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit

    tuberkulosis paru (TB Paru). Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup

    diudara kering maupun dalam keadaan dingin, atau dapat hidup bertahun-tahun

    dalam lemari es. lni dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant

    (tidur). Pada sifat dormant ini bakteri tuberkulosis suatu saat dimana keadaan

    kemungkinkan untuk dia berkembang, bakteri ini dapat bangkit kembali (Hiswani,

    2004).

    B. Tujuan

    Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah unuk mengetahui teknik

    pewarnaan bakteri tahan asam dari sputum penderita TBC dan mengetahui tingkat

    infeksi dari sputum penderita TBC.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    31/40

    II. MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    A. Materi

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pewarnaan bakteri tahan asam ini

    adalah object glass, cover glass, mikroskop, pipet pasteur steril, jarum ose,

    pembakar spirtus, pinset, timer, sarung tangan, dan masker. Sedangkan bahan-

    bahan yang digunakan diantaranya sputum yang mengandung BTA, akuades,

    pewarna Ziehl-Nelseen (carbol fuchsin 0,3%, alkohol-asam 3%, methylen blue

    0,3%), minyak imersi danxylol.

    B. Metode

    1. Pembuatan Sediaan/ Preparat Apus SputumOse dipanaskan diatas api spiritus sampai merah dan didinginkan.

    Sputum disiapkan (hati-hati, hindari percikan sputum (droplet), diambil

    sedikit pada bagian yang kental dan berwarna kuning kehijauan (purulen)

    menggunaka ose.

    Sputum dioleskan pada object glass secara merata dengan ukuran 2x3 cm.

    Ose yang telah digunakan kemudian dibersihkan menggunakan aklohol

    sampai sisa sputum hilang, lalu dibakar.

    Sediaan yang telah dibuat lalu dikeringkan di udara terbuka sekitar 15-30

    menit, jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung.

    Sediaan diambil menggunakan pinset dan difiksasi selama 3-5 menit.

    2. pewarnaan dengan metode Ziehl-Neelsen1. Sputum atau sediaan dahan diambil secukupnya lalu diletakkan pada gelas

    obyek dan difiksasi diatas pembakar spiritus namun jangan sampai timbul

    percikan aerosol.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    32/40

    2. Sediaan yang telah kering kemudian digenangi dengan karbol fuchsinsetelah itu dicuci dan dikeringanginkan.

    3. Warna merah dilarutkan pada sediaan sampai bersih dengan 3% alkoholasam.

    4. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.5. Sediaan digenangi dengan larutan methylin blue selama 20-30 detik.6. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringkan.

    3. Pembacaan dan Penilaiana. Pembacaan

    1. Sediaan yang telah kering ditetesi dengan minyak mersi dilihat denganmikroskop dengan perbesaran 400 kali.

    2. Dicari adanya batang panjang atau pendek yang berwarna merahdengan latar belakang berwarna biru.

    b. Penilaian1. BTA negatif : apabila dalam 100 LP atau selama 15 menit pengamatan

    tidak dijumpai adanya BTA.

    2. BTA positif : apabila dalam pengamatan dijumpai adanya BTA. UntukBTA positif apabila dibuat sediaan langsung dan diwarnai dengan

    Ziehl Nielseen atau Kinyoun Gabbet maka dapat dilakukan penilaian

    sebagai berikut :

    Penilaian menurut IUAT (International Union Against Tubercolosis)

    - Negatif: Tidak dijumpai adanya BTA- Positif : Ditemukan 1-9 BTA/100 LP- Positif 1 : Ditemukan 10-99 BTA/100 LP

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    33/40

    - Positif 2 : Ditemukan 1-10 BTA/1 LP- Positif 3 : Ditemukan lebih dari 10 BTA/1 LP

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    34/40

    III.HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bakteri tahan asam adalah bakteri yang dapat mengikat karbolfuksin

    (fuksin basa larut dalam campuran air-alkohol-fenol) meskipun terjadi

    dekolorisasi dengan asam HCl dalam alkohol. Bakteri tahan asam kaya akan lipid,

    mencakup asam mikolat (asam lemak rantai panjang C78-C96), lilin dan fosfatida.

    Panjangnya struktur lipid ini mempengaruhi tingkat ketebalan lpid yang

    menyebabkan bakteri tahan asam. Kelompok bakteri tahan asam adalah

    Mycobacterium dan Actinomycetes. Kedua kelompok ini jika diwarnai dengan

    kabol fuksin berwarna merah (Brooks et al., 1996). Menurut Misnadiarly dan

    Simanjuntak (1993), kelompok Mycobacterium tahan asam diantaranya adalah

    M. cansai, M. gastri, M. smegmatis, M. terra complek, M. chelonei, M. Simiae,

    M. scrofulaccum danM. tuberculosis.

    M. tuberculosis adalah organisme penyebab TBC manusia. Bakteri ini

    sukar diwarnai dengan zat warna mikrobiologis biasa. Hal ini disebabkan karena

    tingginya kadar lemak pada organisme ini sehingga warna tersebut tidak tercuci

    oleh alkohol asam. Oleh sebab itulah dinamakan basil tahan asam atau bakteri

    tahan asam dan tetap berwarna merah seperti warna yang diberikan pertama

    (Pelczar dan Chan, 1986). Untuk mengamati bakteri tersebut, maka dilakukan

    pewarnaan khusus berupa pewarnaan bakteri tahan asam yang dikenal dengan

    nama metode Ziehl-Neelson dengan tujuan agar bakteri yang akan diamati dapat

    dibedakan dengan organisme lainnya.

    Menurut Karuniawati et al. (2005), Pewarnaan Ziehl-Neelsen dilakukan

    dengan cara : larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    35/40

    sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak

    sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin

    selama 5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang

    mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-

    ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air

    mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue

    0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan

    dibuang dan dicuci dengan air mengalir.

    Menurut Lay (1994) perlakuan pemanasan atau fiksasi sebelum ditetesi

    carbol fuchsin menyebabkan carbol fuchsin dapat mudah masuk ke dalam sel

    bakteri yang diliputi oleh lipid. Zat warna pertama yang berupa carbol fuchsin

    merupakan fuksin basa yang dilarutkan dalam larutan fenol 5%. Fenol digunakan

    sebagai pelarut untuk membantu perasukan zat warna ke dalam sel bakteri

    sewaktu proses pemanasan. Pada saat ini jika bakteri uji merupakan bakteri tahan

    asam maka warna carbol fuchsin akan melekat kuat dan menyebabkan sel

    berwarna merah. Asam alkohol memiliki fungsi sebagai pelarut terhadap fuchsin

    carbol pada sediaan dahak. Sedangkan methylen blue berfungsi sebagai

    pewarnaan tandingan dimana organisme lain pada sediaan tersebut akan terwarnai

    biru sedangkan M. tubercolosis tetap terwarnai merah, hal ini dikarenakan

    M.tubercolosis dapat menahan zat warna dengan sangat kuat dan tidak dapat

    dilunturkan.

    Tabel 1. Hasil pewarnaan bakteri tahan asam

    Kode sputum 608 616 589 610

    kelompok 1 2 3 4

    - tidak ada

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    36/40

    + 1-9 BTA/100LP

    +1 10-90 BTA/100LP

    +2 1-10 BTA/1LP

    +3 >10 BTA

    Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 1 tidak menemukan bakteri

    tahan asam pada sputum, sementara kelompok 2, 3, dan 4 menemukan bakteri

    tahan asam sebanyak 1-9 BTA/100 lapang pandang, sehingga hasilnya positif.

    Menurut Misnadiarly dan Simanjuntak (1993), hasil reaksi dengan karbol fuksin

    M. tuberculosis menghasilkan warna merah netral. Berikut gambar hasil

    praktikum untuk pewarnaan bakteri tahan asam.

    Gambarhasil praktikum kelompok 1 Gambar hasil praktikum kelompok 2

    (hasil negatif) (hasil positif)

    Gambarhasil praktikum kelompok 3 Gambar hasil praktikum kelompok 4

    (hasil positif) (hasil positif)

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    37/40

    M. tubercolosismerupakan bakteri yang memiliki bentuk batang

    ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 m. Biasanya terdapat tunggal atau

    berkelompok, tidak bergerak dan tidak membentuk spora atau kapsul (Pelczar dan

    Chen, 1988). Sedangkan menurut Brooks et al. (1996), M. tubercolosis

    merupakan bakteri yang berbentuk batang ramping, lurus atau sedikit bengkok

    seperti kurva dengan ukuran 0,4 X 3 mikrometer dan kandungan lipidnya 20-40%

    dari berat kering.

    Menurut Brooks et al. (1996) mikobakteria kaya akan lipid, mencakup

    asam mikolat, lilin dan fosfolipida. Dalam sel lipid sebagian besar terikat pada

    protein dan polisakarida. Dipeptidamuramil (dari peptidoglikan) yang membentuk

    kompleks dengan asam mikolat dapat menyebabkan granuloma. Lipid dalam

    batas-batas tertentu bertanggung jawab terhadap sifat asam bakteri. Penghilangan

    zat ini dengan asam panas merusak sifat tahan asam bakteri, yang bergantug pada

    keutuhan dinding sel dan adanya lipid tertentu.

    Sepintas langkah kerja yang dilakukan tidak berbeda jauh dengan

    metode pewarnaan Gram. Namun yang berbeda antara kedua metode tersebut

    adalah penggunaan jenis larutan. Pada pewarnaan Gram, larutan yang digunakan

    dan sesuai urutan penggunaannya yaitu diawali dari ungu kristal (UK), larutan

    yodium (Y), alkohol dan safranin. Teknik pewarnaan Gram pertama kali diuraikan

    dalam suatu publikasi pada tahun 1884 oleh seorang ahli bakteriologi Denmark

    yaitu Christian Gram, yang mengembangkan prosedur pewarnaan ini saat mencari

    suatu metode untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan paru-

    paru pasien yang mati karena pneumonia.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    38/40

    Pewarnaan Gram merupakan salah satu prosedur yang hingga saat ini

    cukup banyak digunkan untuk mencirikan banyak bakteri. Pewarnaan ini amat

    berarti pada laboratorium diagnostik rumah sakit karena informasi yang diperoleh

    dari pengamatan spesimen yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan cepat

    dapat memberi petunjuk akan organisme penyebab suatu infeksi. Namun,

    pewarnaan Gram tidak dapat diaplikasikan pada bakteri M. tuberculosis karena

    sebagaimana diketahui bahwa struktur dinding sel bakteri yang mengandung lipid

    cukup tebal sehingga saat digenangi dengan alkohol tetap mempertahankan warna

    pertama. Menurut Hanifah et al. (2001), sekarang telah dikembangkan untuk

    memudahkan dalam mendiagnosis M. tuberculosis dari pasien yang terserang

    TBC adalah dengan metode PCR.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    39/40

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. M. tuberculosis memiliki lapisan lemak yang cukup tebal sehingga ketikadilakukan pewarnaan, sukar sekali dilarutkan atau dihilangkan oleh

    alkohol asam sehingga disebut sebagai bakteri tahan asam.

    2. M. tuberculosis merupakan bakteri gram positif dengan bentuk batang,muncul warna merah dengan latar belakang biru.

    3. Sputum uji yang diperoleh dari penderita tuberkulosis menunjukanmengalami tingkat infeksi .

    B. SaranMelihat resiko yang cukup besar dalam pelaksanaan praktikum

    pewarnaan Ziehl-Neelsen ini, maka langkah pencegahan dan kehati-hatian perlu

    diperhatikan agar tidak terjadi infeksi yang dapat membahayakan praktikan dan

    lainnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena berdasarkan pedoman

    penanggulangan TBC, kegiatan pewarnaan Ziehl-Neelsen tidak bisa dilakukan

    sembarangan dan perlu memperhatikan aturan yang berlaku.

  • 8/14/2019 Laporan Bakter Tycka

    40/40

    DAFTAR REFERENSI

    Brooks, G. F., J. S. Butel dan L. N Ornston. 1996. Mikrobiologi Kedokteran.

    EGC, Jakarta.

    Enarson, D.A., H. L. Rieder, T. Arnadottir and A. Tebucq. 2000. Management of

    tuberculosis A Guide For Low Income Countries Fifth Edition.

    International Union Against Tuberculosis and Lung Disease68 boulevard

    Saint-Michel, 75006 Paris, France

    Girsang, M., Sumarti, R. Dany, Tami, I. Olii, dan G. Wahyuhono. 2003. Teknik

    sentrifugasi untuk meningkatkan penemuan bakteri tahan asam (BTA)

    dari sputum penderita TBC melalui metode zielh-neelsen. Media Litbang

    Kesehatan XIII (4).

    Hanifah, U., S. Soemohardjo, H. Achmad and M. A. Widodo. 2001. ComparativeStudy Of PCR Test, Culture of M. tuberculosis, and Acid Fast Bacilli

    Detection In The Pleural Fluid With The Result Of Radiological

    Examination on Patients With Tuberculous Pleural Effusion In Mataram

    General Hospital. Biosains 1 (3) : 13-22.

    Hiswani. 2004. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi

    Masalah Kesehatan Masyarakat. e-USU Repository.

    Karuniawati, A., E. Risdiyani, S. Nilawati, Prawoto, Y. Rosana, B. Alisyahbana,

    I. Parwati, W. Melia, T. M. Sudiro. Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl

    Neelsen dan Fluorokrom sebagai metode pewarnaan basil tahan asamuntuk pemeriksaan mikroskopik sputum. Makara 9 (1) : 29-33.

    Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada,

    Jakarta.

    Misnadiarly, C dan H. Simanjuntak.1993. Frekuensi Mycobacterium Atipik di

    Jakarta. www.kalbefarma.com.

    Pelczar, M. J dan Chan, E. C. S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Penerbit

    Universitas Indonesia, Jakarta.

    Utama, A. 2005. Resistensi Bakteri TBC. www.beritaiptek.com

    WHO, 2005. Global Tuberculosis Control, WHO Report, Surveillance,Planning,

    Financing Geneva.

    http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-08-04-Resistensi-Bakteri-TBC.shtmlhttp://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-08-04-Resistensi-Bakteri-TBC.shtml