LAPORAN BENGKEL

36
ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat terselesaikan, dengan judul laporan “Instalasi Penerangan Satu Fasa Sistem Pemasangan On Plaster ”. Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta manfaat dari praktek itu sendiri.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait, hususnyakepada dosen pembimbing (instruktur). Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyakkesalah an, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke depannya. Penulis, Afrida Fazira Meliana NIM 1531120142

description

laporan

Transcript of LAPORAN BENGKEL

Page 1: LAPORAN BENGKEL

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, atas berkah

dan limpahan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktek bengkel listrik ini dapat

terselesaikan, dengan judul laporan “Instalasi Penerangan Satu Fasa Sistem

Pemasangan On Plaster ”. Laporan ini berisi tentang segala apa-apa yang berkaitan dengan praktek

yang telah dilakukan, macam-macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta

manfaat dari praktek itu sendiri.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa

bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan lainnya, maka

dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan

baik, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak terkait, hususnyakepada dosen pembimbing (instruktur).

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyakkesalah

an, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena

itu, penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke depannya.

Penulis,

Afrida Fazira Meliana

NIM 1531120142

Page 2: LAPORAN BENGKEL

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1

1.2 TUJUAN ................................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................. 3

LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 3

2.1 DASAR KESELAMATAN KERJA ................................................................... 3

2.2 STANDAR KESELAMATAN KERJA ............................................................. 3

2.3 INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER...................... 5

2.4 PERSYARAT INSTALASI LISTRIK ............................................................... 5

2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON

PLASTER ........................................................................................................... 6

2.6 Perhitungan dalam Instalasi Penerangan On-Plaster ........................................... 9

2.6.1 KHA Penghantar ......................................................................................... 9

2.6.2 Pembebanan KWh-meter fasa Tunggal ...................................................... 9

2.7 Sistem Pengaman .............................................................................................. 10

2.7.1 Sekering .................................................................................................... 10

2.7.2 MCB ( Hubung Singkat dan Beban Lebih) .............................................. 10

2.7.3 Pembumian ( PE ) ..................................................................................... 11

2.8 KOMPONEN dan ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA

SISTEM ON PLASTER .................................................................................... 11

BAB III ............................................................................................................................. 27

LANGKAH KERJA ......................................................................................................... 27

.................................................................................................................................. 33

BAB IV ............................................................................................................................. 34

PENUTUP ........................................................................................................................ 34

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 34

4.2 Saran ....................................................................................................................... 34

Page 3: LAPORAN BENGKEL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teknik Listrik merupakan salah satu program studi yang ada di Politeknik Negeri

Malang, salah satu mata kuliah di program studi Teknik Listrik adalah Bengkel Listrik.

Praktek bengkel listrik ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa Teknik Listrik

yang didapat pada mata kuliah teori serta meningkatkan kedisiplinan yang berguna bagi

mahasiswa itusendiri.

Pada praktek bengkel listrik ini terdapat beberapa job yang harus diselesaikan dalam

setiap semester sesuai silabus yang diberikan. Setelah menyelesaikan praktikum siswa

dituntut untuk membuat laporan hasil praktikum yang dikumpul pada akhir semester sebagai

salah satu syarat untuk memenuhi nilai ujian semester. Dengan laporan ini dapat dinilai

tentang kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh dosen

pembimbing. Selain untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi juga

sebagai referensi atau bekal dalam bekerja pada dunia usaha atau dunia industri nantinya.

Dengan keterampilan bengkel listrik ini, mahasiswa bisa mengaplikasikan semua teori yang

didapat pada mata kuliah lain dalam prakteknya yang bisa menciptakan lulusan yang

kompeten dan siap bersaing dalam dunia kerja.

Dalam pelaksanakan pembangunan dalam segala bidang maka diperlukansumber daya

manusia yang mampu dalam bidang pengetahuan sekaliguspenguasaan (praktek) sesuai

dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuh.Oleh karena itu peran lembaga pendidikan

dalam menciptakan tenaga yangterampil dan professional sangat diperlukan. Khususnya

dalam ilmukelistrikan, yang semakin berkembang. Salah satunya adalah sistempenerangan.

Dengan adanya perkembangan tersebut maka dalam pemasangansistem penerangan yang

standar diperlukan sumber daya manusia yangkompeten. Dimana PUIL 2000 adalah acuan

dalam pemasangan instalasilistrik di Indonesia. Peraturan Instalasi Ketenagalistrikan untuk

perancanganinstalasi mengacu SNI, IEC, PUIL atau Standar lain. Maka dari itu, kerja

praktekini merupakan salah satu upaya dari Politeknk Negeri Malang dalam rangka

mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya dibidang kelistrikan.

Page 4: LAPORAN BENGKEL

2

1.2 TUJUAN

Tujuan praktek bengkel listrik Semester II :

a. Dapat menggambar dan membaca suatu gambar instalasi penerangan 1 fasa

b. Dapat mempersiapkan alat-alat dan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk

instalasi penerangan 1 fasa ( Sistem On Plester )

c. Dapat memahami fungsi dan dapat memasang komponen-komponen yang dibutuhkan

dalam instalasi penerangan 1 fasa ( Sistem On Plester )

d. Dapat memasang pipa dan penghantar dan memeriksa suatu instalasi bertegangan

e. Dapat membaca diagram pengawatan panel, memasang isi panel, melakukan pengawatan

panel, melakukan pemeriksaan pengawatan panel

f. Dapat mengukur tahanan isolasi menggunakan Megger

g. Dapat memahami prinsip kerja KWh meter, membaca diagram rangkaian pengawatan

KWh meter, mengukur menggunakan alat KWh meter,dan memasang instalasi KWh

meter

h. Dapat melakukan terminasi kabel twistead dan dapat melakukan penyambungan pada

jaringan bertegangan

Page 5: LAPORAN BENGKEL

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DASAR KESELAMATAN KERJA

Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam UU RO no. 1

Th 1970. Pada pasal satu ayat 5 misalnya, dikemukakan ahwa ahli keselamatan kerja adalah

tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh

Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya UU No. 1 Th 1970. Organisasi

keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat diwadahi dalam bentuk

Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Direktoral Perlindungan

Perawatan Tenaga Kerja. Fungsi Direktorat ini antara lain : melaksanakan pembinaan,

pengawasan, serta penyempurnaan dalam penetapan norma keselamatan kerja di bidang

mekanik, bidang listrik ,uap dan kebakaran.

2.2 STANDAR KESELAMATAN KERJA

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja

digolongkan sebagai berikut :

a. Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga

b. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang mungkin

timbul dari luar atau dari dalam pekerja itu sendiri

c. Alat pengaman listrik , yang setiap saat dapat membahayakan

d. Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, system alarm, air hydrant, penerangan

yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan sebagainya

Beberapa penyebab terjadinya kecelakaan :

a. Tindakan yang tidak aman, seperti : memakai peralatan tanpa menerima pelatihan,

memakai peralatan dengan cara yang salah, tidak memakai perlengkapan alat

pelindung, dan lain-lain

Page 6: LAPORAN BENGKEL

4

b. Kondisi kerja yang tidak aman, seperti : tidak ada instruksi tentang metode yang aman,

tidak ada atau kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok

untuk mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan

kabur, dan lain-lain

Tabel Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi.

N0 JENIS KECELAKAAN

KERJA

CARA PENANGGULANGANNYA

1 Kejut listrik a. Jangan bergurau pada saat memasang instalasi.

b. Tidak boleh menekan tombol sembarangan.

c. Memakai sepatu yang tertutup dan berisolasi

baik.

d. Memperbaiki instalasi pada saat aliran listrik

padam.

2 Kebakaran a. Jangan merokok di dalam dan di sekitar

bengkel.

b. Sediakan pemadam api (dry powder

extinguisher).

c. Letakkan bahan-bahan yang mudah terbakar

pada tempat yang aman.

3 Terpeleset a. Perhatikan selalu lantai atau tempat berpijak.

b. Pijaklah tempat yang rata.

c. Bersihkan lantai yang licin dengan cepat dan

bersih.

d. Pakailah helm untuk melindungi kepala.

4 Kepala terbentur

atau tertimpa benda keras

a. Pakailah helm untuk melindungi kepala.

b. Perhatikan atap atau peralatan yang letaknya

sama tinggi dengan kita.

c. Perhatikan rekan yang bekerja di atas kita

jangan sampai menjatuhkan obeng, tang, dll

ke kepala kita.

Page 7: LAPORAN BENGKEL

5

Beberapa tindakan mencegah terjadinya kecelakaan :

a. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan

b. Mencegah kondisi kerja yang tidak aman

c. Mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat

d. Segera melaporakan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil

apapun pada atasannya.

2.3 INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON PLASTER

Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk

keperluan penerangan (pencahayaan). Instalasi penerangan 1 fasa dengan sistem on plaster

merupakan instalasi penerangan yang hanya menggunakan sumber 1 fasa dan

pemasangannya dilakukan dipermukaan tembok. Dalam pemasangan instalasi listrik

penerangan, maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal- hal yang perlu

diperhatikan dalam perencanaan instalasi listrik penerangan adalah pemasangan instalasi

penerangan pada rumah kayu, seluruhnya dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian

atas langit-langit. Penempatan komponen listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat

dipasangkan pada tiang rumah. Komponen tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena

tebal dinding tidak memenuhi syarat. Semua penghantar dalam instalasi listrik dimasukkan

dalam pipa PVC atau union agar penghantar aman dari benturan mekanis, disamping itu juga

penghantar akan terisolasi serta mudah dalam perawatan apabila terjadi kerusakan. Dahulu

pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang pada umumnya pipa dipasang

atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan. Komponen yang dapat

ditanam dalam tembok seperti sakelar dan stop kontak.

2.4 PERSYARAT INSTALASI LISTRIK

Adapun syarat-syarat instalasi listrik sebagai berikut :

a. Keamanan

Ditujukan untuk keselamatan manusia, ternak dan harta benda. Pemeriksaan dan inspeksi/

pengawasan dari instalasi sebelum digunakan/ disambung.

Dan setiap perubahan yang penting perlu diberi tanda/ kode untuk keamanan dalam

pekerjaan-pekerjaan selanjutnya .

b. Keandalan

Keandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi “kerusakan” dalam batas-batas

normal, termasuk dari kesederhanaan suatu sistem, misalkan : mudah untuk dimengerti

Page 8: LAPORAN BENGKEL

6

dan diopersaikan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. Untuk

selanjutnya dapat digabungkan dengan peralatan-peralatan listrik.

c. Kemudahan

Semua peralatan, termasuk pengawatan akan diatur menurut operasinya, pemeriksaan,

pengawasan, pemeliharaan dan perbaikan serta mudah dalam menghubungkannya.

Perincian-perinciannya tercantum dalam label atau sejenisnya, yang menunjukkan

penggunaan switchgear dan controlgear agar menghindari dari kebingungan atau

kesimpang siuran

d. Ketersediaan (cadangan)

Pemberian daya yang kontinyu untuk para konsumen adalah penting.

Sumber daya (cadangan) diperlukan untuk memberikan daya seluruh atau sebagian dari

beban. Keluasan dari sistem listrik yaitu : sistem listrik tersebut dapat diadakan

perubahan jika diperlukan, diperbaruhi, dan perluasan keperluan-keperluan lain di masa

mendatang

e. Pengaruh dari lingkungan

Pengaruh dari macam-macam hal misalnya sebgai contoh : polusi, kebisingan, dan lain

sebagainya.

Termasuk juga masalah keindahan

f. Ekonomi

Instalasi listrik sejak dari perancanagn, pelaksanaan pemasangan sampai dengan

pengoperasian harus diperhitungkan biayanya sesuai dengan investasi.

2.5 ALAT UKUR DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM ON

PLASTER

1. Tespen

Kegunaan : mendeteksi tegangan, membedakan polaritas, menguji atau memeriksa fuse

atau MCB yang putus

2. Multimeter

Multimeter adalah suatu alat yang dapat berfungsi sebagai Amperemeter, Voltmeter,

Ohmmeter. Ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter digital dan multimeter analog.

Kegunaan : mengukur arus AC / DC ( Amperemeter ) , mengukur tegangan AC / DC (

Voltmeter ), Mengukur tahanan ( Ohmmeter)

Page 9: LAPORAN BENGKEL

7

Gambar 2.4.2 Multimeter

Cara menggunakan multimeter :

a. Sebagai Amperemeter, multimeter dipasang secara seri pada rangkaian.

Tentukan jenis arus yang diukur dan batas ukur yang digunakan.

b. Sebagai Voltmeter, multimeter dipasang secara paralel pada rangkaian

Tentukan jenis tegangan yang diukur dan batas ukur yang digunakan

c. Sebagai Ohmmeter, multimeter dapat dipasang secara seri maupun paralel

3. Megger

Suatu alat yang digunakan untuk mengukur tahanan isolasi. Cara kerja dari megger yaitu

dengan membangkitkan tegangan tertetntu dan disambung ke ujung-ujung peralatan yang

akan diketahui tahanan isolasinya.

Kegunaan : mengukur tahanan isolasi suatu instalasi

Gambar 2.4.3 Megger

Cara Menggunakan Megger :

a. Periksa jarum penunjuk (harus pada posisi 0 ).

b. Cek baterai dengan cara mengubah saklar pada posisi B.CHECK.

Page 10: LAPORAN BENGKEL

8

c. Tekan B.CHECK, dan lihat jarum penunjuk,apakah sudah menunjukkan Bat Good.

d. Setelah cek baterai,lepas B.CHECK dan ubah saklar 8ea rah 500 V.

e. Jangan menyentuh ujung kabel (Probes) pada saat pengukuran,karena Megger

mengeluarkan tegangan tinggi.

4. KWh meter

KWh meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali

tegangan, arus faktor kerja, kali waktu yang tertentu (UI Cos t) yang bekerja padanya dalam

jangka waktu tertentu tersebut. Bagian utama dari KWh meter adalah kumparan tegangan,

kumparan arus, piringan aluminium, dan magnet permanen yang tugasnya menetralkan

piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah

perputaran piringan aluminium.

Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet, dimana medan magnet tersebut

menggerakkan piringan aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter

digit sebagai tampilan jumlah KWh nya.

Gambar 2.4.4 KWH

Page 11: LAPORAN BENGKEL

9

5. Tang Ampere

Tang ampere merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus dalam suatu

rangkaian, cara kerja alat ini yaitu dengan menjepitkan tang amper tersebut ke sebuah

penghantar dan angka akan muncul di tang amper tersebut secara digital.

Gambar 2.4.5 Tang Ampere

2.6 Perhitungan dalam Instalasi Penerangan On-Plaster

2.6.1 KHA Penghantar

KHA ( Kemampuan Hantar Arus) adalah arus maksimum yang dapat dialirkan dengan

kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu

yang melampaui nilai tertentu. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar

berbeda-beda, tergantung spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir

yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus

pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar

yang cukup ukurannya.

2.6.2 Pembebanan KWh-meter fasa Tunggal

Dengan membebani sisi beban dengan lampu pijar sesuai kebutuhan ( arus diukur

dengan menggunakan tang-ampere ), kemudian ukur putaran piringan dengan

menggunakan stopwatch.

1. Pemeriksaan Daya Aktif pada KWh-meter

( watt )

Page 12: LAPORAN BENGKEL

10

P2 ( Daya Aktif pada sisi beban, diukur dengan tang-KW)

2. Pemeriksaan besar kesalahan ukur pada KWh-meter

atau

Dimana

Keterangan :

n = Putaran Piringan

C = Konstanta KWh-meter

= Waktu dasar

= factor daya

T = Waktu putaran yang diukur dengan stopwatch

2.7 Sistem Pengaman

2.7.1 Sekering

Gawai penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang

khusus dan sebanding, yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan

pemutus arus bila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu yang

sesuai.

CATATAN Pengaman lebur meliputi semua bagian yang membentuk gawai

penyakelaran yang utuh.

2.7.2 MCB ( Hubung Singkat dan Beban Lebih)

1. Berdasarkan beban lebih

Dilakukan oleh batang bimetal, yaitu :

Perpaduan antara 2 buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi

arus lebih ( Beban Lebih ), maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan

mendorong tuas pemutus untuk melepas kunci mekanisnya. Hal ini menyebabkan

MCB trip. Untuk menghidupkan lagi maka butuh beberapa waktu agar agar bimetal

dingin kembali atau dengan cara diperbaiki ( menyetel kembali ) posisi MCB

seperti semula.

Page 13: LAPORAN BENGKEL

11

2. Berdasarkan electromagnet

Dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan

daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan

mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari efek lebur, maka panas yang

tinggi dapa terjadi bunga api yang pada saat pemutusan dapat diredam oleh

pemadam busur api ( arc-shute ), dan bunga api yang timbul akan masuk melalui

bilah-bilah arc-shute tersebut.

Gambar 2.6.2 MCB

2.7.3 Pembumian ( PE )

Pembumian ( Protection Earth) adalah suatu cara pengamanan dari timbulnya kejut

listrik dan kerusakan alat yang disebabkan rusaknya isolasi. Penghantar untuk

proteksi dari kejut listrik yang menghubungkan bagian berikut : bagian konduktif

terbuka, bagian konduktif ekstra, terminal pembumian utama, elektrode bumi, titik

sumber yang dibumikan atau netral buatan. Untuk menjainin bekerjanya peralatan

pengaman dengan baik maka resistans Pembumiannya harus kurang dari 2 .

2.8 KOMPONEN dan ALAT DALAM INSTALASI PENERANGAN 1 FASA SISTEM

ON PLASTER

1. Pipa Pelindung

Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok/beton maupun

di luar dinding/pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi. Pemasangan didalam

tembok sangat bermanfaat di samping sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan

penggantian penghantar di kemudian hari akan mudah dan efisien. Pengerjaan pipa ini

meliputi memotong, membengkok dan menyambung. Sementara ini pipa pelindung yang

paling sering digunakan dalam instalasi listrik adalah pipa PVC

Pipa ini dibuat dari bahan paralon/PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union,

keuntungan pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah pengerjaannya (dengan pemanasan)

dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar

Page 14: LAPORAN BENGKEL

12

penghantar. Di samping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembap, karena tidak

menimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu tidak tahan

digunakan pada temperatur kerja di atas 60°C. Pipa PVC digunakn untuk melindungi kabel-

kabel instalasi listrik. Ukuran pipa yang biasa digunakan dalam pemasangan instalasi rumah

adalah PVC 5/8”. Pipa instalasi PVC mempunyai sifat-sifat :

1. Daya isolasinya baik sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan tanah (

gangguan tanah dapat menimbulkan kebakaran )

2. Tahan terhadap hampir semua bahan kimia, jadi tidak perlu dicat.

3. Tidak menjalarkan api

4. Mudah digunakan

5. Pipa PVC tidak dapat digunakan untuk suhu kerja normal 60 ° C. Di tempat-tempat yang

diperlukan, pipa PVC harus terlindungi terhadap kerusakan mekanis, misalnya di tempat-

tempat penembusan lantai.

Gambar 2.7.1 Pipa PVC

2. Kotak Sambung

Kotak sambung pada instalasi penerangan berguna untuk:

1. Sebagai tempat penyambung/ pemeriksa kabel instalasi untuk alat hubung pemakai/

bebas dari penarikan penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.

2. Sebagai tempat pemeriksaan kabel instalasi.

Jenis-jenis kotak sambung :

1. Kotak sambungan 3 cabang tanpa ulir/sekrup

2. Kotak sambungan 4 cabang tanpa ulir/sekrup

3. Kotak sambungan 4 cabang dengan ulir/sekrup

Page 15: LAPORAN BENGKEL

13

Gambar 2.7.2 Kotak Sambung

3. Klem

Klem adalah piranti untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-

langit. Klem ada yang terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya disesuaikan

dengan ukuran pipa. Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara

satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus memanjang.

Pada pasaran terdapat ukuran 15/8”, ¾”, 1”, 1 ¼” 1 ½” dan 2”.

Gambar 2.7.3 Klem

4. Lasdop

Lasdop digunakan pada sambung dan untuk mencegah adanya hubungan dan untuk

mencegah adanya hubungan singkat (korslet).

Gambar 2.7.4 Lasdop

5. Saklar

Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan

memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam

Page 16: LAPORAN BENGKEL

14

dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi

tenaga dan banyak lagi jenisnya.

Jenis-jenis saklar pada dasarnya dibedakan menjadi:

1. Saklar manual

2. Saklar magnetik (MC)

3. Saklar otomatis

Saklar magnetik dan saklar otomatis akan dibahas pada semester berikutnya. Sedangkan

saklar manual menurut penggunaannya untuk:

1. Instalasi penerangan.

2. Instalasi tenaga.

Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut

hubungannya antara lain:

1. Saklar tunggal 6. Saklar kutub dua

2. Saklar seri 7. Saklar kutub tiga

3. Saklar silang 8. Saklar tarik

4. Saklar tukar 9. Saklar tombol tekan

5. Saklar kelompok

Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah:

1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW

2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW

Ada beberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain:

1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.

2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai atau

pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu saklar dalam keadaan terbuka atau tidak

terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1).

3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua saklar

dalam keadaan terhubung

Page 17: LAPORAN BENGKEL

15

Gambar 2.7.5 Saklar Seri

6. Saklar Sensor Cahaya ( Selcon )

Merupakan sebuah rangkaian yang digunakan sebagai sakelar yang bekarja secara

otomatis dengan media intensitas cahaya. Jadi tidak perlu ceklak ceklit tuk menghidupkan

atau mematikan,,,

CARA KERJA RANGKAIAN SAKLAR OTOMATIS :

Di sini yang paling berperan adalah cahaya. Saat LDR terkena cahaya (apa saja) maka sakelar

belum bekerja, Nah ketika LDR tidak terkena cahaya maka rangkaiana akan bekerja yang

menghidupkan RELAY (memindahkan kontak dari NC ke NO). Kita dapat mengatur

seberapa terang / gelapnya cahaya untuk mengoperasikan rangkaian ini pada

POTENSIOMETER ( 100K Pot)

Rangkaian ini kebanyakan digunakan untuk menghidupkan sebuah lampu, lampu

taman atau yang lainnya. Namun jika di gunakan untuk menghihupkan yang lainnya juga

bisa, misalnya pompa air mancur di taman, AC dan masih banyak lagi, semuanya itu secara

otomatis tentunya

Gambar 2.7.6 Selcon

7. Tombol tekan ( Push button )

Page 18: LAPORAN BENGKEL

16

Swich Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau

memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu 16ystem saklar

tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dn saklar tekan untuk emergency.

Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open)).

Gambar 2.7.7 Push Button

8. Fitting

Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang berfungsi sebagai pemegang atau tempat

bola lampu. Ada dua jenis fitting, diantaranya :

a. Fitting duduk

Fitting lampu yang dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak

memerlukan roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting

lokal. Tender ( fitting duduk ) ini terbuat dan memiliki 2 terminal, satu terminal untuk

kabel phasa dan terminal kedua untuk kabel netral

Gambar 2.7.8 Fitting Tender

Page 19: LAPORAN BENGKEL

17

b. Fitting Local

Fitting gantung adalah salah satu peralatan dalam rangkaian instalasi penerangan yang

berfungsi sebagai pemegang bola lampu dan penghantar daya listrik ke lampu.

Pelaksanaan pemasangan fitting gantung hendaknya dimaksudkan sedemikian rupa

sehingga faktor elekris dan mekanis dapat dijamin kehandalannya.

Gambar 2.7.8 Fitting Local

9. Roset kayu

Kayu roset merupakan tempat penunjang dari fitting lampu.

Gambar 2.7.9 Roset Kayu

10. Kotak Kontak

Kotak kontak adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan alat listrik yang dapat

berpindah-pindah.

Page 20: LAPORAN BENGKEL

18

Gambar 2.7.10 Kotak Kontak

11. Kabel Listrik

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari

isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari

karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal.

Gambar 2.7.11.a Kabel Listrik

Ada beberapa macam kabel listrik, diantaranya :

1. NYA

Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah

digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan

seringnya untuk instalasi kabel udara. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus

dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi

sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh

orang.

Page 21: LAPORAN BENGKEL

19

2. NYM

Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga. Kabel NYM

berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu). Kabel

NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel

NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang

kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

3. NYY

Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel

NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang

lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi

yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus

.

Page 22: LAPORAN BENGKEL

20

4. Kabel Twisted

yaitu kabel yang dipilin sehingga membentuk putaran. Kabel ini berfungsi mengalirkan

tegangan dari jaringan tegangan distribusi PLN ke KWh meter

12. Panel IML

Panel IML berfungsi sebagai tempat susunan beberapa komponen yang membentuk

satu kesatuan bentuk, seperti tempat pengaturan pembagi dan pemutus aliran listrik.

Box panel yang digunakan berukuran 33 cm x 23 cm. Komponen yang ada di dalam

Panel IML yaitu :

Gambar 2.7.12 Panel IML

a. Fuse / Sekring : sebagai pengaman lebur untuk mengamankan rangkaian listrik dari

gangguan arus hubung singkat, pemasangannya pada hantaran fasa dihubungkan

seri terhadap beban. Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan

pengaman lebur dan sakelar arus maksimal (kotak sikering). Tiap sekring memiliki

kemampuan daya tahan arus yang berlainan, pabrik – pabrik yang membuat fuse

Page 23: LAPORAN BENGKEL

21

telah menggunakan tanda warna yang telah dinormalisasikan untuk menyatakan

kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur. Sekering yang digunakan berwarna

merah dengan arus 2 A.

b. Sakelar relay impuls

Saklar yang kontak impulsnya memiliki kemampuan hantar arus sampai dengan 16

ampere dan K1 ini untuk mengatur lampu in door yang dioperasikan dengan push

button Koil K1 mampu dialiri atau di supply sampai tegangan 250 volt dan saklar

impuls ini memiliki koil yang terdiri dari A1 dan A2 yang masing masing

disambungkan ke phasa dan netral serta memiliki kontak utama yaitu 1 dan 2 yang

tersambung pada lampu dan fuse 1.

c. Profil U dan profil G

adalah tempat dimana komponen dapat terpasang yaitu dengan di clip – on di panel

listrik, komponen yang dipasang di profil ini adalah sikring, MCB, relay impuls.

Sama seperti profil U tetapi komponen yang dipasang di profil ini adalah line

terminal.

Page 24: LAPORAN BENGKEL

22

d. Terminal Line up

Line up terminal adalah sebagai tempat penyambungan kabel dari sumber di

hubungkan pada titik – titik control dan daya yang diperlukan. Dimana penghantar

yang di ijinkan untuk masuk pada terminal ini adalah maksimum 2.5 mm2.

13. MCB ( Magnetic Circuit Breaker )

MCB adalah sebuah alat yang di pakai pada instalasi listrik.yang berfungsi sebagai

proteksi terhadap arus hubung singkat dan sebagai proteksi terhadap arus beban lebih.

MCB bekerja memutuskan arus hubung singkat dengan kerja dari relai elektromagnetik

berdasarkan prinsip electromagnet. Dan MCB bekerja memutuskan arus beban lebih

dengan kerja dari bimetal. MCB menggunakan satuan Ampere (A), Karakteristik MCB

dibagi menjadi 3, yaitu Otomat-L, Otomat-G, dan Otomat-H.

Fungsi utama dari MCB adalah :

Sebagai proteksi terhadap arus beban lebih

Sebagai proteksi terhadap arus hubung singkat

Sebagai pembatas arus yang diberikan PLN pada KWh meter

Sebagai pemisah

Page 25: LAPORAN BENGKEL

23

Gambar 2.7.13 MCB dan Simbolnya

14. Heater

Heater dalam praktek ini digunakan untuk mem-bending pipa PVC 5/8 inc, sehingga

dalam praktek On Plaster ini tidak menggunakan elbow. Ketika mem-bending pipa, usahakan

semua permukaan pipa yang akan dibengkokkan terkena panas, sehingga mudah untuk

membengkokkannya, jika pipa sudah kembali dingin jangan paksakan untuk

membengkokkan, karena akan menyebabkan pipa patah.

Gambar 2.7.14 Heater

Spesifikasi Alat

1. Palu

Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan kepada benda.

Palu umum digunakan untuk memaku, memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan

menghancurkan suatu obyek

Page 26: LAPORAN BENGKEL

24

2. Sekrup

Bentuk ulir pada batangnya berfungsi untuk membentuk ikatan yang lebih kuat pada kayu.

Untuk hasil terbaik,kayu induk harus dilubangi dengan ukuran sebesar diameter inti sekrup

dan kayu tambahan dilubangi sebesar ukuran diameter sekrup bagian luar. Dengan adanya ulir

tersebut, aplikasi sekrup membutuhkan waktu lebih lama daripada paku. yang harus

diperhatikan pada aplikasi sekrup adalah lubang obeng kepala sekrup

3. Gergaji

Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yg terbuat dari kayu atau logam. Logam dan

kayu mempunyai sifat yg sangat berbeda sehingga alat potongnya juga berbeda. Ada dua

macam gergaji : gergaji kayu dan gergaji besi.

4. Tang

Tang adalah alat yg digunakan untuk memegang benda kerja. Tang terbuat dari baja dan

pemegangnya dilapisi dengan karet keras.

Page 27: LAPORAN BENGKEL

25

Jenis-jenis Tang :

a. Tang Kombinasi

b. Tang Potong ( Untuk memotong kabel )

c. Tang Lancip ( Untuk membengkokkan kabel dan membuat mata itik )

d. Tang Bulat

e. Tang Pemegang

f. Tang Kupas ( Untuk mengupas kabel )

5. Obeng

Obeng adalah alat tangan yg digunakan untuk memutar sekrup. Batang obeng dibuat dari

baja,sedang pemegangnya dibuat dari bahan penyekat seperti kayu,plastik,atau karet keras.

Mata obeng dibedakan menjadi 2 macan,yaitu obeng pipih (minus) dan obeng bintang (plus).

6. Kunci Pas

Kunci pas digunakan untuk memasang kabel twisted pada konektor. Jika tidak ada kunci pas,

bisa juga menggunakan kunci inggris.

Page 28: LAPORAN BENGKEL

26

6. Konektor

Konektor digunakan untuk memegang kabel twisted sehingga kabel twisted tidak lepas

sewaktu pemasangan. Pemasangan konektor ini harus benar-benar menembus isolasi kabel

twisted, agar arus dapat mengalir ke KWh meter.

Page 29: LAPORAN BENGKEL

27

BAB III

LANGKAH KERJA

DAFTAR JOBSHEET BENGKEL LISTRIK SEMESTER II

Minggu 1 : Menggambar diagram pengawatan gambar kerja jobsheet bengkel SMT II

dan diagram pengawatan panel

Minggu 2 : Pemberian papan dan menggambar diagram single line gambar jobsheet

bengkel SMT II pada papan menggunakan kapur

Minggu 3 : Pengecekan gambar diagram single line gambar kerja pada papan , pemberian

komponen kotak sambung , pemasangan kotak sambung pada papan,

pemasangan rosette kayu dan fitting lampu

Minggu 4 : Pemipaan I ( Pembengkokan dan Pengkleman )

Minggu 5 : Pemipaan II ( Pembengkokan dan Pengkleman ),

Minggu 6 : Pengambilan kabel, pemasangan kabel ke dalam pipa

Minggu 7 : Penyambungan kabel pada fitting lampu, saklar,dan stop kontak

Minggu 8 : Penyambungan kabel di kotak sambung Cross-Dos, pemasangan lasdop,

pemasangan selcon

Minggu 9 : Persiapan panel. Pemotongan panel IML. Pengeboran, Pengetapan Busbar,

Peletakan panel ke papan

Minggu 10 : Pemasangan isi panel. Pemasangan fuse, busbar, saklar impuls, terminal, dan

pengkabelan dalam isi panel

Minggu 11 : Pengkabelan dalam isi panel , pemeriksaan sambungan pengkabelan dalam isi

panel

Minggu 12 : Pemasukan isi panel ke dalam panel, menghubungkan panel ke beban,

pemeriksaan trouble shooting panel

Minggu 13 : Pencarian trouble shooting dalam panel

Minggu 14 : Penyelesaian trouble shooting dalam panel dan pengenalan KWh meter

Minggu 15 : Pemasangan KWh meter dan penyambungan kabel twist sambung atas

Minggu 16 : Pembongkaran isi panel dan seluruh komponen instalasi pada papan.

Pengembalian papan, inventaris dan persiapan pembuatan laporan

Minggu 17 : Pengumpulan laporan bengkel SMT II

Page 30: LAPORAN BENGKEL

28

1. Pahami gambar desain instalasi penerangan yang akan dipasang.

Gambar 3.1 Desain Instalasi Penerangan

2. Gambarlah wiring instalasi instalasi penerangan

Gambar 3.2 Wiring Instalasi Penerangan

3. Siapkankan komponen-komponen yang dibutuhkan

Daftar Kebutuhan Bahan

No Nama Bahan Jumlah Satuan Keterangan

A. Pipa dan Bahan Bantu M

Page 31: LAPORAN BENGKEL

29

1 Pipa PVC 5/8” 4 Buah

2 Kotak Sambung Lokal 2 Buah

3 Klem Alumunium 16 mm 4 Buah

4 Klem PVC 5/8” 12 Buah

5 Klem NYM 10 mm 6 Buah

6 L Bow PVC 5/8” 7 Buah Buat Sendiri

B. Saklar dan Kelengkapannya

1 Saklar Seri on plester 1 Buah

2 Saklar Cahaya ( LDR ) 1 Buah

3 Tombol Tekan on plester 1 Buah

4 Fitting Lokal 3 Buah

5 Fitting Tender - Buah

6 Roset kayu 3 Buah

7 Kotak kontak 1 phasa 1 Buah

C. Panel IML dan

Kelengkapannya

1 Box Panel 40x35 cm 1 Buah

2 fuse lengkap on plaster 3 Buah

3 Saklar Relay Impuls 220 V 1 Buah

4 Busbar tembaga 3-5 x 15 mm 2 Buah

5 Profil G / untuk line up terminal 2 Buah

6 Profil V / dudukan relay impuls 1 Buah

7 Line up terminal 13 Buah

D. Panel APP

1 OAK 1 Buah

2 DEKSEL 1 Buah

3 KWH Meter 1 Buah

4 MCB 1 Buah

5 Terminal Box 1 Buah

E. Penghantar

1 NYA merah 1,5 mm2

2 NYA biru 1,5 mm2

3 NYA hijau / kuning 1,5 mm2

4 NYM 3 x 1,5 mm2

5 Sekrup untuk saklar fiting panel APP

6 Sekrup untuk klem

Daftar Kebutuhan Alat

No Nama Alat Jumlah Satuan Keterangan

1. Heater 1 Buah

2 Megger 1 Buah

3. Palu 1 Buah

4. Gergaji 1 Buah

5. Tang 1 Set

Page 32: LAPORAN BENGKEL

30

6. Obeng 1 Set

7. Konektor 2 Buah

8. Kunci Pas 1 Buah

9. Tespen 1 Buah

4. Cek kehandahalan komponen- komponen ( jika ada yang rusak segera ganti komponen

yang baik )

5. Pasang komponen pada papan kerja

Pemasangan komponen, baik jarak dan komponen yang dipasang harus sesuai pada

gambar kerja. Sebelum memasang komponen :

a. Pasang komponen-komponen pada papan kerja sesuai gambar .

b. Pasang pipa PVC yang telah dibending.

c. Pasang pipa, roset, sakelar, stop kontak dan hubungkan komponen dengan kabel

NYA 2.5 mm2 sesuai dengan diagram wiring.

Gambar 3.5 Hasil Pemasangan Komponen

6. Lakukan Commisioning tanpa tegangan.

Lakukan Commisioning tanpa tegangan (Cek Penyambungan komponen dengan

multimeter).

Untuk mengecek sambungan antarkomponen ( tersambung atau tidak ) maka

menggunakan alat ukur multimeter, yaitu dengan cara :

a. Posisikan selector pada posisi tahanan Ω (Ohm-meter)

Page 33: LAPORAN BENGKEL

31

b. Kalibrasi multimeter

c. Hubungkan masing-masing ujung kabel multimeter pada titik yang akan dicek

sambungannya.

d. Lihat hasil pengukuran ( jika hasil pengukuran menunjukan angka 0, maka

sambungan dalam kondisi baik , jika menunjukkan ~ maka komponen tidak saling

tersambung ).

Tabel Hasil pengecekan sambungan pada komponen

Kelompok No. Komponen Sambunagan Hasil

Pengukuran Kondisi

1

1 Fitting Lampu

A

Fasa 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

2 Fitting Lampu

B

Fasa 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

3 Kotak Kontak

Fasa 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

PE 0 Ω Tersambung

2 1 LDR

Fasa Line 0 Ω Tersambung

Fasa Load 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

3

1 Fitting Lampu

C

Fasa 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

2 Fitting Lampu

D

Fasa 0 Ω Tersambung

Netral 0 Ω Tersambung

Page 34: LAPORAN BENGKEL

32

7. Pasang komponen yang diperlukan di panel IML.

Sebelum memasang komponen-komponen pada panel IML, lakukan pengeboran pada

papan panel IML kemudian pasang profil G , C pada panel IML. Kemudian gergaji sisi

atas panel IML sesuai besarnya pipa yang akan dapat masuk Setelah itu pasang fuse,

saklar relay impuls, terminal, busbar. Kemudian lakukan pengkabelan pada panel IML,

sesuai dengan gambar wiring panel IML dengan menggunakan kabel NYA 2.5 mm2.

Kemudian Lakukan pengecekkan sambungan dengan menggunakan multimeter .

8. Pasang APP dan sambungkan dengan beban sesuai wiring.

Sebelum memasang APP, lakukan pemasangan OAK, dengan dengan ketinggian diatas

panel IML. Sambungkan dengan panel IML menggunakan kabel NYM sesuai wiring

APP. Kemudian pasang deksel dan lakukan wiring APP, setelah itu hubungkan dengan

beban.

Periksa sambungan dengan multimeter mulai dari APP sampai beban.

9. Hubungkan beban ke jaringan bertegangan, jika semua peralatan telah tersambung

dengan baik. Untuk memasang jaringan ke beban gunakan pengaman diri, yaitu : pakaian

kerja, sepatu safety, helm.

Page 35: LAPORAN BENGKEL

33

10. Kemudian lakukan commissioning tegangan.

Sebelum melakukan Commisioning tegangan, maka beban harus disambungkan ke

jaringan tegangan terlebih dahulu.

Tabel Hasil pengamatan beban setelah disambungkan ke jaringan

No. Komponen Keterangan

1 Lampu A Menyala

2 Lampu B Menyala

3 Lampu C

Menyala ( kondisi gelap

)

4 Lampu D Menyala

5 Kotak Kontak Bertegangan

Page 36: LAPORAN BENGKEL

34

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pada praktikum bengkel semester II “instalasi penerangan 1 fasa system on plaster” ini ,

mahasiswa telah mendapatkan keterampilan dan pengetahuan tentang

Secara umum :

Memasang instalasi penerangan 1 fasa system on plaster

Dapat mencari dan mengetahui trouble shooting pada instalasi penerangan 1 fasa system

on plaster

Secara khusus :

Memahami gambar kerja instalasi baik diagram single line maupun diagram

pengawatan

Memahami fungsi, memasang dan menggunakan komponen-komponen / peralatan

instalasi

Melakukan pemipaan dan wiring / pengawatan

Memahami prinsip kerja KWh meter, memasang instalasi KWh meter dan mengukur

menggunakan KWh meter

Menyambung pada jaringan bertegangan

Untuk mendapatkan pengerjaan yang baik diperlukan latihan yang rutin dan skill individu

yang baik. Dalam bekerja sering terdapat trouble shooting, sehingga diperlukan pengerjaan

yang teliti dan tidak tergesa-gesa.

4.2 Saran

1. Pahami job kerja sebelum melakukan praktikum.

2. Bekerja menggunaka APD ( Alat Pelindung Diri )

3. Bekerja sesuai SOP yang ada

3. Perhatikan instruksi yang diberikan oleh instruktur guna memperlancar proses praktikum.

4. Apabila ada instruksi yang kurang jelas/kurang dimengerti segera tanyakan pada instruktur.