Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

download Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

of 25

description

biodegradasi logam berat

Transcript of Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangSemburan lumpur panas di daerah Porong Sidoarjo terjadi pada tanggal 29 Mei

    2006 akibat dari bocornya saluran pipa pengeboran di Brantas Inc. Semburan lumpur

    panas tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Dampak dari semburan lumpur panas

    menyebabkan pemukiman, sawah, jalan dan bangunan lainnya terendam, sehingga

    menyebabkan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. Luas areal yang tergenang

    sampai Oktober 2008 mencapai lebih dari 450 Ha. Untuk menanggulangi agar luas

    genangan lumpur dan airnya yang terus bertambah, maka di usulkan untuk membuang

    lumpur lapindo ke laut melalui Sungai Porong. Padahal air lumpur yang bersalinitas

    tinggi dan mengandung zat-zat kimia menebar potensi degradasi kualitas air di perairan

    (Badan Lingkungan Daerah, 2007).

    Berdasarkan hasil pendahuluan yang dilakukan oleh UNDAC, lumpur Lapindo

    diketahui mengandung logam berat Cu sebesar 24,5 ppm sedangkan untuk kandungan

    logam berat Pb sebesar 17.8 ppm (UNDAC, 2006).

    Bioremediasi adalah penggunaan agen-agen biologic untuk menetralkan tanah dan

    air tercemar menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan atau kesehatanmanusia. Agen-agen biologic yang dapat berupa enzim, sel-sel mikroba dan tanaman

    (Waluyo, 2009).

    Sifat logam berat yang sulit didegradasi dapat menyebabkan bahaya logam berat

    semakin nyata. Misalnya logam berat yang masuk ke dalam tubuh mengakibatkan

    terakumulasinya logam-logam tersebut ke makhluk hidup ke tingkat yang lebih tinggi.

    Sifat logam yang tinggal di makhluk hidup yang lebih tinggi dapat menyebabkan

    gangguan metabolism (Waluyo, 2009)..

    Mikroalga Chlorella memiliki potensi sebagai pakan alami, pakan ternak,

    suplemen, penghasil komponen bioaktif bahan farmasi dan kedokteran. Hal tersebut

    disebabkan Chlorella mengandung berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat, asam

    lemak tak jenuh, vitamin, klorofil, enzim, serat yang tinggi. Selain itu, Chlorella

    merupakan mikroalga kosmopolit yang sebagian besar hidup di lingkungan akuatik baik

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    2/25

    perairan tawar, laut maupun payau, juga ditemukan di tanah dan di tempat lembab . Sel

    Chlorella memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, setiap sel Chlorella mampu

    berkembang menjadi 10.000 sel dalam waktu 24 jam (Prihantini, 2005).

    Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran logam berat umumnya

    secara fisik maupun kimiawi. Banyaknya kendala dan biaya yang mahal menyebabkan

    manusia menggunakan cara biologi sebagai salah satu cara alternative dalam menangani

    limbah logam berat. Selama ini limbah microalgae sudah banyak digunakan untuk

    menangani limbah logam berat. Senyawa polisakarida yang diproduksi oleh tanaman

    akan mengikat ion-ion logam pada tanaman. Akhir-akhir ini mikroalga banyak digunakan

    untuk mengikat logam berat khususnya Chlorella sp(Prihantini, 2005)..

    Berdasarkan pernyataan pada paragraph di atas maka perlu dilakukan adanya

    praktikum tentang Pemanfaatan Mikro Alga Chlorella sp untuk Menurunkan Kadar

    Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada lumpur Lapindo Agar mahasiswa dapat memahami

    bioremediasi logam berat Pb dan Cu dengan menggunakan Chlorella sp.

    1.2Rumusan MasalahRumusan masalah dalam praktikum ini adalah

    1. Bagaimana cara bioremediasi logam berat Pb dan Cu dengan menggunakan Chlorellasp?

    2. Bagaimana cara pembuatan Media Ekstrak Tauge (MET) untuk media pertumbuhanChlorella sp?

    3. Bagaimana cara melakukan preparasi pemeriksaan spektrofotometer serapan atom /SAA (Atomik Absorbtion Spectrophotometer, SAA)?

    4. Bagaimana cara melakukan bioremediasi logam berat Pb dan Cu denganmenggunakan Chlorella sp?

    5. Bagaimana hasil bioremediasi logam berat Pb dan Cu dengan menggunakanChlorella sp?

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    3/25

    1.3TujuanTujuan dari praktiku ini adalah:

    1. Agar mahasiswa dapat memahami bioremediasi logam berat Pb dan Cu denganmenggunakan Chlorella sp

    2. Agar mahasiswa dapat melakukan pembuatan Media Ekstrak Tauge (MET) untukmedia pertumbuhan Chlorella sp

    3. Agar mahasiswa dapat melakukan preparasi pemeriksaan spektrofotometer serapanatom / SAA (Atomik Absorbtion Spectrophotometer, SAA)

    4. Agar mahasiswa dapat melakukan bioremediasi logam berat Pb dan Cu denganmenggunakan Chlorella sp

    5. Agar mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil bioremediasi logam berat Pb dan Cudengan menggunakan Chlorella sp

    1.4ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah dapat mengurangi kadar logam Pb dan Cu yang

    terdapat di lumpur Lapindo

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    4/25

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1Lumpur Panas LapindoPeristiwa lumpur panas Lapindo di Sidoarjo dimulai pada tanggal 29 Mei 2006,

    namun sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Peristiwa

    semburan lumpur panas ini berawal dari keluarnya asap yang diduga akibat kebocoran

    pipa di kawasan eksplorasi sumur Banjarpanji-1 yang merupakan satu diantara 43 sumur

    milik PT. Lapindo Brantas Inc (LBI) di Jawa Timur. Peristiwa ini menjadi suatu tragedi

    ketika secara perlahan kebocoran tersebut memuntahkan lumpur panas dan mulai

    menenggelamkan beberapa rumah, bangunan sekolah, pabrik, dan lahan pertanian yang

    berada di sekitarnya.Bahkan, pada saat debitnya mencapai kurang lebih 50.000 meter

    kubik per hari cakupan lokasi semakin meluas dengan korban yang semakin terus

    bertambah. Semburan lumpur panas yang akhirnya membentuk kubangan danau ini

    memporak-porandakan sumber-sumber penghidupan warga sekitar dan menenggelamkan

    8 desa yaitu; desa Kalitengah, desa Basuki, desa Pejarakan, desa Siring, desa

    Kedungbendo, desa Jatirejo dan kompleks Perumahan Tanggul Angin Sejahtera

    (Sumarmi, 2010).

    Keberadaan lumpur panas ini membuat ribuan warga mengungsi, mengancamekosistem, mengganggu sistem transportasi regional, dan bahkan mengakibatkan dampak

    sosial akibat terganggunya infrastruktur ekonomi, pendidikan dan sosial seperti

    menurunnya rasa saling percaya serta kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang

    diindikasikan tidak jelas sumbernya (Handrawati, dkk.,2007).

    Setelah berjalan beberapa tahun, semburan itu tidak dapat dihentikan dan menjadi

    ancamanserius bagi orang-orang yang tinggal di sekitar wilayah itu. Sampai saat ini,

    usaha pemerintah dan/atau Lapindo belum menunjukkan keberhasilan untuk

    menghentikan semburan ataupun mengelola dampak sosial dan lingkungan dari luberan

    lumpur itu (Schiller et al., 2008) dalam (Novenanto, 2009).Melihat bencana ini sebagai

    bencana kemanusiaan yang terkait dengan isu -isu pembangunan, negara, kapital dan

    ruang publik.Relasi pemerintah dan Lapindo cukup rumit, karena pemilik saham terbesar

    Lapindo adalah juga seorang menteri dalam periode 2004 -2009, Aburizal Bakrie.

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    5/25

    Wacana yang berkembang dalam kasus ini adalah adanya usaha menggunakan legitimasi

    kekuasaandalam segala tindakan taktis pemerintah untuk menangani dampak pasca -

    bencana yang cenderung melindungi satu pihak dan menegasikan yang lain (Akbar,

    2007) dalam (Novenanto, 2009).

    Banyak penelitian yang dilakukan untuk mencegah dan diusahakan untuk

    memanfaatkan limbah lumpur Lapindo diantaranya limbah lumpur lapindo digunakan

    sebagai bahan dasar pembuatan genteng keramik (Arifin, 2011).Selain itu, limbah lumpur

    Lapindo juga digunakan sebagai filler pada campuran perkerasan jalan raya (Arifin,

    2011).Para ilmuan banyak yang tertarik dengan kandungan lumpur lapindo, berikut

    adalah beberapa kandungan yang terdapat di lumpur panas lapindo. Beberapa kandungan

    lumpur Lapindo menurut (Suprapto, 2006):

    2.2Chlorella spChlorella sp. merupakan alga bersel tunggal dari golongan alga hijau

    (Chloropyta) yang telah dimanfaatkan secara komersial karena gizinya yang tinggi

    (Srihati dan Carolina, 1995). Chlorella sp. memiliki peranan dalam memenuhi

    kebutuhan manusia diantaranya sebagai makanan tambahan atau suplemen karena

    kandungan nutrisinya lengkap (Royan, dkk. 2010).

    Menurut Eyster (1978) menyatakan bahwa konsentrasi nutrien yang dibutuhkan

    untuk pertumbuhan Chlorella sp. baik makronutrien dan mikronutrien ditetapkan

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    6/25

    menjadi tiga yaitu konsentrasi minimum, maksimum, dan optimum. Eyster (1978)

    mengemukakan bahwa nutrien yang dibutuhkan oleh Chlorella sp. berupa

    makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien terdiri dari, N, P, K, Si dan Ca sedangkan

    mikronutrien terdiri dari Fe, Mo, Cu, Mn, Zn dan Co. Unsur yang dibutuhkan untuk

    pertumbuhan Chlorella sp. antara lain N (0,14-0,7 g/l) dan P (0,015-0,62 g/l). Kebutuhan

    unsur makro nutrien dan mikro nutrien dalam kultur Chlorella sp. harus tercukupi untuk

    pertumbuhan yang optimal terutama unsur N dan P yang berfungsi untuk pembentukan

    klorofil dan keperluan fotosintesis (Sumarlinah, 2000).

    Chlorella sp. adalah salah satu pakan alami dalam pembenihan ikan laut

    karena kandungan protein yang tinggi dan mudah dicerna. Nutrien makro dan mikro

    dalam media kultur Chlorella sp. sangat penting untuk mendapatkan nilai produktivitas

    kultur yang tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrien dari Chlorella sp

    (Umainana, 2012).

    Mikroalga Chlorella memiliki potensi sebagai pakan alami, pakan ternak,

    suplemen, penghasil komponen bioaktif bahan farmasi dan kedokteran. Hal tersebut

    disebabkan Chlorella mengandung berbagai nutrien seperti protein, karbohidrat, asam

    lemak tak jenuh, vitamin, klorofil, enzim, serat yang tinggi. Selain itu, Chlorella

    merupakan mikroalga kosmopolit yang sebagian besar hidup di lingkungan akuatik baik

    perairan tawar, laut maupun payau, juga ditemukan ditanah dan di tempat lembab. Setiapsel Chlorellamampu berkembang menjadi 10.000 sel dalam waktu 24 jam (Umainana,

    2012). .

    Ekstrak Tauge merupakan salah satu sumber media alami yang dapat digunakan

    untuk media pertumbuhan mikroalga. Media tersebut mengandung unsur makro dan

    mikro, vitamin, mineral serta asam amino yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroalga .

    Kisaran pH media kultur yang sesuai bagi Chlorella bergantung pada jenis media. pH

    yang sesuai untuk pertumbuhan Chlorella berkisar antara 4,5-9,3 (Prihartini, 2005).

    2.3BioremediasiBioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan

    dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran dan cukup

    menarik. Selain hemat biaya, dapat juga dilakukan secara in situlangsung di tempat dan

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    7/25

    prosesnya alamiah (Erman, 2006). Laju degradasi mikroba terhadap logam berat

    tergantung pada beberapa faktor, yaitu aktivitas mikroba, nutrisi, derajat keasaman dan

    faktor lingkungan (Donlon, 2006).

    Teknologi bioremediasi ada dua jenis, yaitu ex-situ dan in situ. Ex-situ adalah

    pengelolaan yang meliputi pemindahan secara fisik bahan-bahan yang terkontaminasi ke

    suatu lokasi untuk penanganan lebih lanjut (Vidali, 2001). Penggunaan bioreaktor,

    pengolahan lahan (landfarming), pengkomposan dan beberapa bentuk perlakuan fase

    padat lainnya adalah contoh dari teknologi -situ, sedangkan teknologi in situ adalah

    perlakuan yang langsung diterapkan pada bahan-bahan kontaminan di lokasi tercemar

    (Vidali, 2001).

    Salah satunya limbah bahan berbahaya dan beracun tersebut adalah timbal (Pb)

    yang dihasilkan oleh kegiatan industri kertas proses deinking. Logam Pb merupakan

    logam berat yang sangat beracun dan tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila

    makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya. Di dalam tubuh

    manusia, logam Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan

    hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil logam Pb dieksresikan lewat urin atau feses karena

    sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati,

    kuku, jaringan lemak, dan rambut (Widowati, 2008). Salah satu pilihan untuk mengatasi

    masalah kontaminasi oleh logam Pb adalah bioremediasi menggunakan mikroba(Suhendrayatna, 2001).

    Pada dasarnya, pengolahan secara biologi dalam pengendalian pencemaran air,

    termasuk upaya bioremediasi, dengan memanfaatkan bakteri bukan hal baru namun

    telah memainkan peran sentral dalam pengolahan limbah konvensional sejak tahun 1900-

    an (Mara, Duncan and Horan, 2003).

    Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada pengolahan air limbah

    mengandung senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi dan biasanya

    dihubungkan dengan kegiatan industri, antara lain logam-logam berat, petroleum

    hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida dan herbisida

    maupun nutrisi dalam air seperti nitrogen dan fosfat pada perairan tergenang (Great

    Lakes Bio Systems. Inc. Co Orb-3.com/).

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    8/25

    Pengembangan IPTEK dalam bioremediasi untuk detoksifikasi atau menurunkan

    polutan dalam pengendalian pencemaran air telah menjadikan metoda ini menjadi lebih

    menguntungkan dibandingkan dengan metoda yang menggunakan bahan kimia. Bahkan,

    saat ini, flokulan umum yang berbahan baku Alum untuk menurunkan bahan pencemar

    air sungai telah bisa digantikan dengan bioflokulan yang mikroorganismanya diisolasi

    dari proses lumpur aktif dan diketahui dapat menurunkan turbiditi sebesar 84-94%

    (Buthelezi et al, 2009). Selain itu, kehandalan mikroba termasuk diantaranya bakteri,

    jamur, dan protozoa dalam pengolahan air limbah dan peranannya dalam menjaga

    keseimbangan ekologis perairan sudah banyak dielaborasi (Gerardi., 2006).

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    9/25

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum mikrobiologi lingkungan tentang Pemanfaatan Mikro Alga Chlorella sp

    untuk Menurunkan Kadar Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada lumpur Lapindo dilaksanakan

    mulai tanggal 8 April 2014 tanggal 06 Mei 2014 di laboratorium Mikrobiologi, Biokimia,

    Fisiologi Tumbuhan dan Biologi Pendidikan B Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat-alat

    Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

    1. Ember 6 buah2. Toples 6 buah3. Lampu 2 buah4. Pipettetes 4 buah5. Pengaduk 2 buah6. Tabung Erlenmeyer 4 buah7.

    Bunsen 1 buah

    8. Saringan 2 buah9. Timbangananalitik 1 buah10.Kompor 2 buah11.Panci 2 buah12.Botol aqua 1,5 L 4 buah13.Spektrofotometer SSA 1 buah14.Mikroskop 2 buah15.Hemasitometer 4 buah16.Autoklaf 1 buah17.Termometer 4 buah18.Lemariasam 1 buah19.pH meter 1 buah

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    10/25

    3.2.2 Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

    1. Sampel lumpur Lapindo 2 Liter2. Chlorella sp. 46 ml3. Kecambah (Tauge) 200 gram4. Aquades secukupnya5. Kapas secukupnya6. Plastik secukupnya7. Karet 6 buah8. Asamnitrat secukupnya

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    11/25

    3.3 Prosedur KerjaI. Pengambilan sampel lumpur Lapindo

    2 L sampel lumpur Lapindo diambil dari 1 titik yaitu pembuangan pipa saluran ketigaLumpur Lapindo

    II. Pengukuran kadar awal Pb dan Cu

    Di gunakan metode SAA (Atomik Absorbtion Spectrophotometer, SAA)

    Dilakukan preparasi dengan cara destruksi

    III. Pembuatan Media EkstrakTauge (MET) Chlorella sp

    Ditimbang 200 gram tauge kacang hijau

    Dicuci tauge dengan air mengalir

    Dituangkan 1000 ml aquades dan 200 gram tauge ke dalam panciDirebus selama 30 menit hingga mendidih

    Disaring air rebusan tauge dengan menggunakan saringan dan kapas secukupnya agar

    ekstrak terpisah dari taugeDimasukkan ekstrak kedalam tabung Erlenmeyer

    IV. Pembiakan Chlorella sp

    Dimasukkan aquades 1330 ml ke dalam botol aquaDitambahkan MET 56 ml

    Ditambahkan 14 ml isolate Chlorella sp

    Diukur pH

    Sampel Lumpur

    Pengukuran kadar awal Pb dan Cu

    Kadar Pbdan Cu

    Pengambilan sampel

    Media EkstrakTauge (MET)

    Pembuatan Media

    Media EkstrakTauge (MET)

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    12/25

    Ditutup botol aqua dan diletakkan di rak kultur serta diberi fotoperiodisme 14 jam terang

    dan 10 jam gelap selama 7 hari

    Dihitung pertumbuhan populasi Chlorella sp di bawah mikroskop dengan bantuanhemasitometer

    Diisi 3 toples dengan lumpur masing-masing sebanyak 0,5 liter

    Diencerkan masing-masing lumpur dengan 0,5 liter aquades steril

    Diukur pH dan suhu masing-masing larutan lumpur

    Ditanami Chlorella sp.dengan volume perlakuan 200 ml dan 400 ml

    Toples 1 sebanyak 1 buah tidak ditanami Chlorella sp.sebagai control

    Toples II sebanyak 1 buah ditanami Chlorella sp.dengan volume perlakuan 200 ml

    biakan Chlorella sp.

    Toples III sebanyak 1 buahditanamiChlorella sp.dengan volume perlakuan400 ml biakan

    Chlorella sp.

    Diaduk 3 kali sehari untuk setiap toples

    Dilakukan pengambilan sampel pada hari ke-14 untuk diukur kadar Pb dan Cu

    Dilakukan preparasi dengan cara dekstruksi

    Diukur kadar Pb dan Cu dengan menggunakan metode SSA (Spektroskopi Serapan Atom)

    Chlorella sp

    V. Bioremidiasi lumpur lapindo menggunakan Chlorella sp.

    VI. Pengukuran kadar akhir Pb dan Cu

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    13/25

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tabel Pengamatan

    4.1.1 Data Hasil Pengamatan

    Volume

    lumpur (ml)

    pH media Kadar logam awal (ppm) Kadar logam akhir (ppm)

    Pb Cu Pb Cu

    200 5,63 0,51 mg/L 2,330 mg/L 0,13 mg/L 0,035 mg/L

    5,64

    400 5,64 0,51 mg/L 2,330 mg/L 0,04 mg/L 0,019 mg/L

    5,73

    Keterangan jumlah sel Chlorella sp.adalah

    4.1.2 Perhitungan

    Perhitungan konsentrasi logam Pb dan Cu terserap menggunakan Rumus Langmuir denganpersaaman :

    Cterserap = Cawal - Cakhir

    Persen penurunan logam berat Pb dan Cu dihitung dengan rumus%penurunan = Cawal-Cakhirx 100 %

    Cawal

    1) C terserap logam Pba. Konsentrasi Chlorella sp. 200 mlCterserap = Cawal - Cakhir

    = 0,510,13

    = 0,38 mg/L

    b. Konsentrasi Chlorella sp. 400 mlCterserap = Cawal - Cakhir

    = 0,510,04

    = 0,47 mg/L

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    14/25

    2) % penurunan logam Pb% penurunan konsentrasi Chlorella sp. 200 ml

    = Cawal-Cakhirx 100 %

    Cawal

    =0,38/0,51x100%

    = 74,5 %

    % penurunan konsentrasi Chlorella sp. 400 ml

    = Cawal-Cakhirx 100 %

    Cawal

    = 0,47 / 0,51 x 100 %

    = 92,1 %

    3) C terserap logam CuKonsentrasi Chlorella sp. 200 ml

    Cterserap = Cawal - Cakhir

    = 2,3310,035

    = 2,295 mg/ L

    Konsentrasi Chlorella sp. 400 ml

    Cterserap = Cawal - Cakhir

    = 2,3300,019= 2,311 mg/L

    4) % penurunan logam Cu% penurunan konsentrasi Chlorella sp. 200 ml

    = Cawal-Cakhirx 100 %

    Cawal

    = 2,295/2,33 x 100 %

    = 98,5 %

    % penurunan konsentrasi Chlorella sp. 200 ml

    = Cawal-Cakhirx 100 %

    Cawal

    = 2,311/2,33 x 100 %

    = 99,18 %

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    15/25

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Analisa logam berat

    Pengamatan tentang mikrobiologi lingkungan yang bertopik tentang bioremediasi

    dilakukan dengan pengambilan sampel lumpur lapindo di pipa saluran ketiga kurang

    lebih 2 liter yang kemudian di destruksi untuk dilakukan pengukuran kadar awal logam

    berat yang terkandung di dalamnya melalui metode SSA yakni spektroskopi Serapan

    Atom. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam non perlakuan dengan

    intensifitas pada logam timbale (Pb) dan tembaga (Cu).

    Logam Pb merupakan logam berat yang sangat beracun dan tidak dibutuhkan oleh

    manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan

    mengeluarkannya. Di dalam tubuh manusia, logam Pb bisa menghambat aktivitas enzim

    yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil logam Pb

    dieksresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan

    sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut

    (Widowati, 2008).

    Pengamatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar logam berat di dalam sampel

    lumpur Lapindo dengan menggunakan teknik bioremediasi yang menggunakan mikroalga

    sebagai bioindikator desorbsi logam berat karena kemampuannya bertahan di lingkungan

    yang tercemar. Mikroalga dapat bertahan dengan mengikat logam berat.Menurut Waluyo (2009) Bioremediasi adalah penggunaan agen-agen biologic

    untuk menetralkan tanah dan air tercemar menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi

    lingkungan atau kesehatan manusia. Agen-agen biologic yang dapat berupa enzim, sel-sel

    mikroba dan tanaman.

    Pengamatan ini dengan menggunakan Chlorella sp yang terlebih dahulu

    dikembangbiakkan di Media Ekstrak Tauge (MET) Selama 7 hari yang kemudian

    dihitung di bawah mikroskop dengan bantuan hemositometer. Hasil dari perhitungan

    tersebut didapatkan pada petak kanan atas 110, kanan bawah 104, kiri atas 151 dan kiri

    bawah 156.

    Langkah langkan pembuatan Media Ekstrak Tauge ( MET) pertama ditimbang

    200 gram tauge kacang hijau. Selanjutnya dicuci tauge dengan air mengalir. Setelah itu

    dituangkan 1000 ml aquades dan 200 gram tauge ke dalam panic lalu direbus selama 30

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    16/25

    menit hingga mendidih kemudian disaring air rebusan tauge dengan menggunakan

    saringan dan kapas secukupnya agar ekstrak terpisah dari tauge. Dimasukkan ekstrak

    kedalam tabung Erlenmeyer.

    Menurut Prihartini (2005) Media Ekstrak Tauge (MET) merupakan salah satu

    sumber media alami yang dapat digunakan untuk media pertumbuhan mikroalga. Media

    tersebut mengandung unsur makro dan mikro, vitamin, mineral serta asam amino yang

    dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroalga . Kisaran pH media kultur yang sesuai bagi

    Chlorella bergantung pada jenis media. pH yang sesuai untuk pertumbuhan Chlorella

    berkisar antara 4,5-9,3.

    Proses bioremediasi lumpur Lapindo dengan menggunakan Chlorella sp ini

    dengan mencampurkan 0,5 liter sampel lumpur dengan 0,5 liter aquades steril. Diukur pH

    dan suhu masing-masing larutan lumpur kemudian ditanami Chlorella sp.dengan volume

    perlakuan 200 ml dan 400 ml yang disertai 1 perlakuan control tanpa diberi Chlorella sp.

    Selanjutnya diinkubasi selama 14 hari dengan dilakukan pengadukan atau aerasi 3 kali

    setiap hari. Hal ini bertujuan untuk menghomogenasi nutrisi, suhu dan biomasaa

    Chlorella sp serta mencegah terjadinya koagulasi atau penggumpalan. Hal ini seperti

    yang diutarakan oleh Kurniawan (2014) aerasi atau pengadukan digunakan untuk

    disperse antara udara, homogenasi nutrient, suhu dan biomassa Chlorella sp.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan dari bioremediasi logamtimbale(Pb) Didapatkan hasil presentasi penurunan kadar logam berat pada volume 200

    ml penambahan Chlorella sp sebesar 74.5 % sedangkan dengan penambahan 400 ml

    Chlorella sp dengan jumlah aquades dan lumpur yang sama didapatkan prosentase

    sebesar 92,1 %. Berdasarkan data tersebut dapa disimpulkan bahwa semakin banyak

    mikroalga yang digunakan maka semakin besar pula penurunan logam berat yang

    terdapat di lumpur Lapindo.

    Pengamatan pada logam tembaga (Cu) diperoleh hasil prosentase penurunan

    logam berat yang lebih tinggi dibandingkan pada timbale (Pb). Pada penambahan

    Chlorella sp sebanyak 200 ml diperoleh penurunan sebesar 98.5 % dan pada

    penambahan 400 ml Chlorella spdiperoleh penurunan 99.18 %. Dari data di atas dapat

    disimpulkan bahwa Chlorella sp lebih efektif dalam menurunkan kadar Cu dibandingkan

    dalam menurunkan kadar Pb.

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    17/25

    Dilakukan preparasi dengan cara dekstruksi

    Diukur kadar Pb dan Cu dengan menggunakan metode SSA (Spektroskopi Serapan Atom)

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    18/25

    BAB V

    PENUTUP

    5.1KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

    1.

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    19/25

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    20/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Muhammad Zainul. 2011. Penggunaan Lumpur Lapindo Sebagai Filler Pada Perkerasan

    Lentur Jalan Raya.JURNAL REKAYASA SIPIL. Volume 5, No.32011 ISSN 19785658

    152Badan Lingkungan Hidup Daerah. 2007. Dampak Buangan Lumpur Sidoarjo. (http://journal

    Dampak Buangan Lumpur Lapindo.ac.id. diakses 8 Mei 2014 01:30

    Buthelezi, S. P., Olaniran, A. O. and Pillay, B., 2009, Turbidity and microbial load removal from

    river water using bioflocculants from indigenous bacteria isolated from wastewater in

    South Africa,African Journal of BiotechnologyVol. 8 (14), pp. 3261-3266, 20 July, 2009.

    ISSN 16845315 2009 Academic Journals.

    Donlon, D.L. dan Bauder, J.W. A General Essay on Bioremediation of Contaminated Soil,

    http://waterquality.montana.edu/docs/methane/Donlan.shtml [6/04/2014]

    Erman, M. 2006. Pemanfaatan Mikroba dalam Bioremediasi suatu Teknologi Alternatif untuk

    Pelestarian Lingkungan. USU Respository

    Eyster, C. 1978. Nutrient Concentration Requirements for Chlorella sorokiniana. Available

    from the author or the Mobile college Library, Mobile, Alabama 36613. p 78-81.

    Gerard J. Tortora, Berdell R. Funke, Christine L. Case. - 10th ed, 2010, Microbiology: an

    introduction.

    Handrawati, Prihadi, Tri Heru dan Rohmah, Nuni Nurbani. 2007. Analisis Kadar Phosfat dan N-

    Nitrogen ( Amonia , Nitrat , Nitrit ) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur

    Lapindo di Sidoarjo , Jawa Timur. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software

    http://www.foxitsoftware.comFor evaluation only.Vol 8.

    Mara, Duncan and Horan,N.J, 2003 Handbook of water and wastewater microbiology, ISBN 0-

    12-470100-0. Elsevier Great Lakes Bio Systems. Inc. .co Orb-3.com/LakeAndPond Orb-3

    Professional Enzymes & Bacteria are the total solution

    Novenanto, Anton. 2009. Agenda-Agenda Terbayangkan untuk Kasus Lapindo. http: www.lecture.ub.ac.id/agenda-agenda-terbayangkan-untuk-kasus-lapindo/ diakses pada 08 Mei

    2014.

    Prihantini, Nining Betawati , Berta Putri, dan Ratna Yuniati. 2005. Pertumbuhan Chlorella spp.

    dalam Medium Ekstrak Tauge (MET) dengan Variasi pH Awal. MAKARA, SAINS, VOL.

    9, NO. 1

    http://waterquality.montana.edu/docs/http://waterquality.montana.edu/docs/http://waterquality.montana.edu/docs/http://www.foxitsoftware.com/http://www.foxitsoftware.com/http://waterquality.montana.edu/docs/
  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    21/25

    Royan, M. R., Khomaruddin., M. D. Arifi dan Minto. 2010. Chlo-Juice (Jus Chlorella) Sebagai

    Minuman Multivitamin Berkhasiat, Berkalsium, Dan Berprotein Tingi Serta Sebagai

    Peluang Usaha Multiprofit. PKMK. Universitas Airlangga. Surabaya. 16 hal..

    Srihati dan Carolina.1997.Pengaruh Berbagai Media Terhadap Kualitas Algae Bersel Tunggal

    (Scenedesmus sp.) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.LIPI. Hal 877-882

    Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat dengan Menggunakan Mikroorganisme: Suatu

    Kajian Kepustakaan (Heavy Metal Bioremoval by Microorganisms: A Literature Study)

    Sinergy Forum - PPI Tokyo Institute of Technology.

    Sumarlinah. 2000. Hubungan Komunitas Fitoplankton dan Unsur Hara N dan P di Danau

    Sunter Selatan, Jakarta Utara. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,

    Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hal.

    Sumarmi, Mamik. Pardamean Daulay, 2010. Survival Mechanism Victim Houshold Of Lumpur

    Lapindo In Sidoarjo - Jawa Timur. J. Artikel survival Mechanism Victim Houshold of

    Lumpur Lapindo. Surabaya.

    Umainana Maulida Rosa a, A. Shofy Mubarak dan Endang Dewi Masithah. 2012. 13 hal.

    Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Turi Putih (Sesbania grandiflora), Terhadap Populasi

    Chlorella sp. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Kampus C

    MulyorejoSurabaya

    United Nation Disaster Assessment and Coordination, 2006, Environment Assessment Hot MudFlow East Java, Indonesia, UNEP/OCHA Environment Unit, Switzerland.

    Vidali, M. 2001. Bioremediation. An overview Pure Appl. Chem., Vol. 73, pp. 1163-1172.

    Widowati, W.; Sastiono, A.; Jusuf, R. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan penanggulang

    pencemaran. Penerbit : ANDI Yogyakarta.

    Waluyo, Lud. 2009.Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press

    .

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    22/25

    GAMBARNo. Gambar Keterangan

    1 Gelas ukur

    2. Ember sebagai tempat lumpur

    3. Handcounter untuk

    menghitung jumlah chlorella

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    23/25

    4. Proses penyaringan dan

    pemisahan setelah destruksi

    sampel

    5. Chlorella sp.

    6. Lumpur lapindo

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    24/25

    7. Hasil lumpur setelah di

    destruksi

    Lampiran hasil pengujian lab. Kimia

    Kadar Pb

    Kadar Cu

  • 5/24/2018 Laporan biodegradasi Logam Pb Dan Cu

    25/25