Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

87
PRATIKUM BK KARIER SMK Dosen Pengampu : Kadek Suranata, S.Pd.,M.Pd., Kons. Oleh : 1. Ni Wayan Eka Darminiasih (1011011158) 2. Kadek ari udayani (1011011155) 3. IGA Pt Ita Trisna Dewi (1011011153) 1

Transcript of Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Page 1: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

PRATIKUM BK KARIER

SMK

Dosen Pengampu :

Kadek Suranata, S.Pd.,M.Pd., Kons.

Oleh :

1. Ni Wayan Eka Darminiasih (1011011158)

2. Kadek ari udayani (1011011155)

3. IGA Pt Ita Trisna Dewi (1011011153)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

20

1

Page 2: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

KATA PENGANTAR

Om Swastiyastu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ,Ide Sang hyang Widhi Wasa,

atas segala limpahan Rahmat-nyalah , kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah yang berjudul “ Layanan Bimbingan Karier Di SMK”. Semoga makalah ini

dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca dalam administrasi pendidikan profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Om Santhi,Santhi,Santhi Om

Singaraja, 2012

Penulis

2

Page 3: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Masalah Apa Yang Terjadi Disekolah Terhadap Layanan Bimbingan

Karier......................................................................................................1

b. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Karier...........................................2

c. Model Layan Yang Akan Digunakan ....................................................6

BAB II TEORI YANG MELANDASKAN DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

a. Teori Yang Digunakan Serta Konsep Dan Langkahnya...........................7

b. Instrumen Yang Digunakan Dalam Kegiatan Layanan..........................15

c. RPBK......................................................................................................20

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN

a. Hasil Yang Dicapai Dalam Memberikan Layanan Bimbingan

Karier.....................................................................................................31

b. Kelemahan Serta Kelebihan Layanan Yang Sudah Dilakukan..............33

BAB IV PENUTUP

a. Kesimpulan……………………………………………………………...35

b. Saran…………………………………………………………………….35

LAMPIRAN-LAMPIRAN

3

Page 4: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah Apa Yang Terjadi Disekolah Terhadap Layanan Bimbingan

Karier

Permasalahan yang sangat sering terjadi apabila seorang salah dalam

menentukan apa yang akan dia pilih dan dia  jalani  di dalam menuju cita-citanya

adalah penyesalan dan kurang berhasil di dalam menjalani pilihannya itu. Misalnya

pada anak SMK yang setelah lulus dari SMK harus melanjutkan sekolahnya entah

ke perguruan tinggi atau ke bekerja. Banyaknye pertimbangan yang harus dipikirkan

untuk menentukan pilihan, seperti halnya setelah SMA/SMK dia harus kemana, mau

jadi apa, apa yang dia dapat dari jurusan tersebut. sering kali seorang anak setelah

lulus dar SMK akan melanjutkan sekolahnya hanya mengikuti teman-temannya saja,

kemana temannya kesana mereka ikut. dan pada akhirnya mereka akan menyesal

karena memilih jurusan tidak dengan pertimbangan yang matang. untuk menghindari

permasalahan seperti itu hendaknya seorang siswa harus mengetahui apa minatnya,

apa bakatnya, mau kemana tujuannya setelah ia menyelesaikan studynya di sekolah.

Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang

sesuai dengan kemampuan yang dmiliki namun haruslah ditentukan. Untuk

membentuk hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri, yang

didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir

yang ada di masyarakat. Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat

tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang

tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan.

Masalah yang dialami oleh siswa SMK Negeri 2 Singaraja, dalam memilih

dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang

memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan

4

Page 5: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

yang baik dimasa mendatang. Masalah tersebut dikarenakan oleh faktor tingkat

ekonomi keluarga, kebanyakan siswa mengalami faktor dalam tingkat ekonomi

keluarga, itu mengakibatkan siswa tersebut sulit dalam menentukan arah kariernya

nanti, selain itu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan

dirinya sebagai seorang pribadi yang khas (berbeda dari orang lain) belem

tertanamkan, siswa masih saling mengikuti atau mencontoh satu sama lain, terhadap

karier yang akan digelutinya. Jadi efektif tidaknya layanan bimbingan dan konseling

karir yang dilaksanankan di sekolah tergantung pada kemampuan siswa untuk

mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko yang akan

dihadapinya kelak.

B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Karier

Dalam era pembangunan dan perkembangan teknologi mutakhir masa kini,

kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan kompetensi

yang unggul, sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan

semakin tinggi. Bertolak dari hal tersebut, maka telah menjadi tujuan pendidikan

nasional, untuk mengembangkan manusia Indonesia terutama generasi muda, agar

mampu mempersiapkan diri untuk kelak berpartisipasi dalam usaha – usaha

pembangunan Indonesia. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam UU No. 2 tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “tujuan pendidikan adalah

terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,

serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling pada

dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu

mewujudkan individu yang utuh, yang mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki

secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian

5

Page 6: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

tercipta manusia Indonesia yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

pengetahuan yang luas dan perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini

sebagaimana yang dijelaskan oleh Hamrin & Clifford, dalam Jones (1951) bahwa

“tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu membuat pilihan –

pilihan, penyesuaian – penyesuaian, dan interpretasi – interpretasi dalam

hubungannya dengan situasi – situasi tertentu.” (Prayitno & Amti, 2004:112).

Salah satu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang berupaya

mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah bidang pengembangan karir, atau

disebut juga bimbingan karir. Ahmadi (1977) dalam Salahuddin (2010:116)

merumuskan bimbingan karir atau jabatan sebagai “usaha bimbingan kepada peserta

didik dalam usaha pertimbangan untuk bekerja atau tidak, dan jika perlu bekerja....

memiliki lapangan kerja yang cocok dengan ciri – ciri pribadi, menentukan lapangan

pekerjaan dan memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik.”

Berdasarkan rumusan ini, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir merupakan suatu

proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk

layanan agar ia mampu merencanakann karirnya dengan mantap, sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta faktor – faktor

yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor – faktor yang mendukung perkembangan

diri individu ini antara lain adalah status sosial dan ekonomi keluarga, layanan

informasi dan konseling karir.

Layanan informasi karir pada dasarnya merupakan layanan yang memberikan

data atau fakta kepada siswa tentang dunia pekerjaan/jabatan/karir. Informasi karir

ini menurut Winkel & Hastuti (2010:319) mencakup “semua data mengenai jenis –

jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (field of occupation), mengenai gradasi posisi

dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan

jenis pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek masa

depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan

tertentu.” Sedangkan Sears dalam Suherman (2009) mendefinisikan konseling karir

sebagai suatu hubungan one to one atau kelompok kecil antara seorang konseli dan

6

Page 7: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

seorang konselor dengan tujuan membantu konseli mengintegrasikan dan

menerapkan pemahaman diri dan lingkungan untuk membuat keputusan – keputusan

dan penyesuaian – penyesuaian karir yang lebih tepat.

Sebagian besar orang menganggap bekerja dan memiliki karir adalah hal

yang penting dan merupakan kebutuhan yang harus dilakukan. Karena tanpa bekerja

kita tidak dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup kita. Bagi sebagian orang

yang lain, bekerja dan berkarir tidak hanya bermakna agar ia dapat mempertahankan

hidupnya secara fisik, namun juga merupakan suatu aktifitas yang membawa dampak

positif bagi masyarakat dan bangsa.

Untuk menghadapi dan mengatasi masalah dan kebingungan tersebut, remaja

perlu mendapat bantuan dari orang tua, sekolah dan lembaga – lembaga terkait.

Melalui bimbingan dan konseling karir di sekolah, peserta didik dapat memperoleh

layanan informasi karir yang lebih terencana, sistematis, dan terfokus. Dengan

demikian peserta didik dapat dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari

depannya dan lebih termotivasi dalam belajar demi mencapai cita – citanya. Hal ini

seperti dijelaskan oleh Winkel & Hastuti (2010:621) bahwa “ragam bimbingan karir

berkaitan erat dengan komponen bimbingan penempatan (placement), yang mencakup

semua usaha membantu peserta didik merencanakan masa depannya selama masih di

sekolah dan setelah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan kelak

memegang jabatan tertentu.”

Layanan konseling karir merupakan bagian dari bidang pengembangan karir

atau bidang bimbingan karir dalam program bimbingan dan konseling di sekolah.

Konseling karir diharapkan dapat memberikan tidak hanya informasi karir, namun

juga bantuan untuk mengatasi masalah dan kebingungan remaja. Melalui informasi

yang diperoleh dalam konseling karir di sekolah, siswa dibantu untuk memilih dan

menentukan apa yang ingin dilakukan setelah menyelesaikan pendidikannya di

sekolah. Apakah ia ingin meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, atau

memilih untuk bekerja. Dengan kata lain, melalui informasi yang diperoleh dalam

7

Page 8: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

konseling karir, remaja dapat mempersiapkan dan atau merencanakan karir dan masa

depannya. Apabila remaja memiliki motivasi studi lanjut yang tinggi, akan terbuka

peluang baginya untuk memperoleh kesejahateraan di masa depan, begitu juga

sebaliknya. Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam

memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan

perilaku efektif, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya.

Semua perilaku tersebut merupakan proses perkembangan yakni proses interaksi

antara individu dengan lingkungan. Penanggung jawab bimbingan dan konseling di

sekolah adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah

satu kualifikasi pendidik.

Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah

yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier di

dalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan

dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Salah satu tujuan dilaksanakannya

bimbingan karir di SMK yakni membantu para peserta didik agar memahami serta

dapat menentukan tujuan karir serta pengambilan jurusan saat melanjutkan kejenjang

pendidikan berikutnya yakni diperguruan tinggi. Hal ini menjadi bukti dari

pentingnya pengetahuan siswa dalam pemilihan jurusan, pengembangan bakat,

keterampilan dan penentuan karir. Pada siswa kelas XI SMKN 2 Singaraja

khususnya, Pengetahuan tentang wawasan karir masih minim dan sangat kurang

memahami betapa pentingnya pengetahuan tentang karier. Hal ini tampak jelas dari

kebiasaan siswa dalam menentukan karier atau penjurusan, dimana mereka memilih

karier atas keputusan orang tua, siswa memilih karier hanya karena ikut-ikutan

dengan teman, dan bahkan siswa memilih karir tidak didasari oleh alasan yang jelas.

Layanan bimbingan karir memiliki peran yang sangat penting di sekolah, khususnya

memberi arah yang lebih baik pada siswa dalam memilih karir ataupun memilih

jurusan. Namun demikian pelaksanaan layanan bimbingan karir di SMK Negeri 2

Singaraja khususnya, belum dilaksanakan dengan baik. Data ini diperoleh melalui

8

Page 9: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

wawancara peneliti dengan guru BK di sekolah tersebut yang menunjukkan bahwa

kurangnya pemahaman siswa tentang karier.

C. Model Layanan Yang Akan Digunakan Layanan Informasi

Layanan informasi dalam Bimbingan Karier sangat membantu Kemandirian

sisiwa dalam memilih karier dimana siswa mampu untuk memilih karier atas

kemampuan dirinya dan tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa kemantapan

diri dalam memilih karier yang menjadi pilihannya serta memiliki rasa tanggung

jawab terhadap pilihan kariernya agar masa depannya sesuai dengan yang diharapkan.

Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis merupakan suatu tugas bagi remaja.

Dalam hal ini menggambarkan bentuk sikap dimana seorang siswa mampu

memahami diri, memahami kemampuannya, menemukan sendiri apa yang dilakukan,

menentukan dalam kemungkinan-kemungkinan dari hasil perbuatannya dan akan

memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak akan terpengaruh apalagi

meminta bantuan kepada orang lain.

Sikap mandiri yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan pilihan karier yang sesuai

dengan pemahaman dirinya, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada dalam diri

siswa dan di luar diri siswa. Hal ini menjadi dorongan tersendiri ketika siswa

memutuskan dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya tanpa adanya

campur tangan dari pihak lain.

9

Page 10: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

BAB II

A. Pengembangan Teori

Teori Pilihan Jabatan Menurut John L Holland

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa

suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor

hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,

orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L.

Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan

pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.

Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model

teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini

merupakan suatu rumpun perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki

urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa

setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda.

Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan pekerjaan

tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama, urutan model orientasi

kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya dan merupakan corak hidup yang

kedua bagi seseorang untuk selanjutnya. Penempatan urutan corak hidup itu sangat

bergantung dari tingkat kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin

jelas penempatan urutan corak hidupnya maka akan semakin menghasilkan pola

pilihan yang tepat bagi seseorang. Namun perlu digaris bawahi, jika model orientasi

John L. Holland ini mengajukan model orientasi berdasarkan budaya Amerika.

10

Page 11: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

      Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah sebagai

berikut:

1. Realistis

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang

berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan,

kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik

yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang

memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.

Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai

dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan tantangan bagi

penghuni lingkungan ini. Untuk dapat memecahkan masalah yang lebih efektif

seringkali memerlukan bentuk-bentuk kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu.

Diantaranya kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisik untuk berpindah-

pindah dan seringkali berada diluar gedung. Sifat-sifat yang nampak dengan jelas

dari tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, operator mesin atau

radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan

lain yang sejenis. 

2. Intelektual

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang

bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan

daripada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas,

tidak sosial. Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat

11

Page 12: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-

kegiatanya bersifat intraseptif.

Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai

dengan tugas yang memerlukan berbagai kemampuan abstark, dan kreatif. Bukan

tergantung kepada pengamatan pribadinya. Untuk dapat memecahkan masalah yang

efektif dan efisien diperlukan intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai

masalah yang bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam

melaksanakan tugas bersifat objektif dan bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang

cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan alat serta perlengkapan memerlukan

kecakapan intelektual daripada kecakapan manual. Kecakapan menulis mutlak

dipelihara dalam oreientasi ini.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli fisika, ahli biologi,

kimia, antropologi, matematika, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang

sejenis.

3. Sosial

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan

yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai

bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat

religius membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi,

kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara

intelektual, lebih berorientasi pada perasaan.

Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan

untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan

rasa harga diri dan status.

12

Page 13: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru, pekerja sosial,

konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.

4. Konvensional

Tipe model ini pada umumnya  memiliki kecenderungan untuk terhadap

kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang

teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri

dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi,

mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.

Orang model orientasi konvensional pada lingkungan nyatanya ditandai 

dengan berbagai macam tugas dan pemecahan masalah memerlukan suatu proses

informasi verbal dan  dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis.

Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan

waktu yang relative singkat.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir, statistika,

pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.

5. Usaha

Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-

ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang

lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah

untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang

kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam

kegiatan lisan.

Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang

menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan

mempengaruhi orang lain.

13

Page 14: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Contoh pekerjaan orang dengan model  orientasi ini adalah, pedagang,

politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan

pekerjaan lain yang sejenis.

6. Artistik

Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain

secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Orang model

orientasi artistik ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah yang

memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan

dan imajinai. Dengan kata lain, orientasi artistik lebih menitikberatkan menghadapi

keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan

yang bersifat intrapersonal,  keteraturan, atau keadaan yang menuntut ketrampilan

fisik. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli musik, ahli

kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.   

 

Tingkat Hierarkis dan Hierarkis Perkembangan

Seperti yang dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa setiap orang memiliki urutan

corak hidup sendiri-sendiri, hal ini menjelaskan bahwa dalam diri seseorang

memiliki tingkat hierarkis dalam memilih pekerjaan. Menurut Holland bahwa

seseorang dalam memilih pekerjaan atau jabatan, itu tergantung pada tingkat

intelenjensi dan penilaian terhadap dirinya sendiri (self evaluation), yaitu variabel-

variabel yang dapat diukur dengan tes intelenjensi dan dengan skala status diri.

Faktor-faktor penilaian diri dan intelenjensi diasumsikan sebagai penyebab

dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemilihan pekerjaan. Tingkat

pengaruh dari faktor-faktor ini tidak begitu jelas, walaupun diasumsikan bahwa teori

ini memiliki manfaat yang sama. Berdasarkan rumusannya menjelaskan bahwa

14

Page 15: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

penyebab hubungan itu memiliki kecenderungan lebih signifikan dalam tingkat

pemilihan pekerjaan. Tingkatan pekerjaan disamakan dengan intelenjensi ditambah

dengan penilaian diri, dimana penilaian diri adalah merupakah suatu fungsi dari

status ekonomi, kebutuhan akan status pendidikan, dan konsep diri.

Tingkatan faktor-faktor penilaian diri dan intelejensi ini akan membentuk

tingkatan sedemikian rupa, sehingga orang memiliki urutan kecenderungan terhadap

enam lingkungan pekerjaan (enam model orientasi John L. Holland). Pengukuran

penilaian diri dan intelejensi ini ditujukan untuk mengetahui jabatan atau pekerjaan

seseorang dengan nantinya akan diklasifikasikan dalam enam golongan orientasi

tersebut. Dengan dilakukannya pengukuran ini ada beberapa kemungkinan hasil yang

berbeda-beda:

a. Suatu hirarki yang jelas, menghasilkan pilihan langsung tanpa ada konflik

atau keragu-raguan.

b. Suatu hirarki yang kabur menyebabkan adanya kebimbingan atau keraguan

dalam pilihan.

c. Adanya faktor-faktor yang memblokir atau menghalangi terbentuknya

hirarki pilihan oleh faktor ekonomi, penilaian oleh majikan (rejection), atau

karena faktor-faktor lain, didalam suatu hirarki tertentu yang jelas akan

menghasilkan adanya seleksi terhadap pola perkembangan yang kedua

mendominir pola yang ketiga. Jika pola yang kedua dan pola ketiga sama

kuatnya maka akan terjadilah kebimbingan pilihan.

Pengaruh-pengaruh dalam pemilihan jabatan

Di awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau

jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas (keturunan) dengan

segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap

memiliki peranan yang penting. Kemudian, dari tulisan tersebut dijabarkan lebih

lanjut mengenai tingkatan hierarki dan hierarki perkembangan yang kemudian dapat

15

Page 16: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

dikategorikan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi arah pilih jabatan, pertama,

pengetahuan diri. Kedua, dari luar atau lingkungan.

1. Pengaruh pengetahuan diri

Pengaruh pengetahuan diri ini lebih ditujukan pada pengetahuan individu

tentang dirinya dari orang lain. Pengetahuan diri sendiri mempunyai peranan untuk

meningkatkan (increase) atau mengurangi (decrease) ketepatan pilihan seseorang.

Pengetahuan diri ini diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan

berbagai kemungkinan lingkungan dipandang dari sudut kemampuan-kemampuannya

sendiri, namun ada perbedaan mendasar antara penilaian diri dan pengetahuan diri,

penilaian diri menitikberatkan pada penghargaan terhadap dirinya sedangkan

pengetahuan diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki seseorang tentang

dirinya. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat dari tepat atau

tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil.

2. Pengaruh Luar atau lingkungan

Pengaruh ini memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan bahwa dalam

memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan tekanan sosial

seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan pergaulan, dan lain-

lain. Hal tersebut sangat mempengaruhi individu dalam hasil pengukuran pada tingkat

hirarkis dan hirarkis perkembangan.

Keunggulan dan Kelemahan

Teori Holland oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai sebagai teori

yang komprehensif karena meninjau pilihan okupasi sebagai bagian dari keseluruhan

pola hidup seseorang dan sebagai teori yang mendapat banyak dukungan dari hasil

penelitian sejauh menyangkut model-model lingkungan serta tipe-tipe kepribadian

(Winkel & Hastuti, 2005: 639).

16

Page 17: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Kelemahan dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang

melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukan fase-fase tertentu dalam

proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur (Winkel & Hastuti, 2005:

639). Mengenai tahap atau tingkat yang dapat dicapai oleh seseorang dalam bidang

okupasi tertentu (occupational level), Holland menunjuk pada taraf inteligensi yang

memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu, namun dipertanyakan apakah

masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi dalam hal ini, seperti taraf aspirasi

seseorang (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

Aplikasi Teori Holland di Sekolah

Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier

di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal

pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri sehubungan dengan beberapa

kualitas vokasional yang dimiliki seseorang dan pada informasi yang akurat

mengenai berbagai lingkungan okupasi, menyadarkan lembaga bimbingan akan

tugasnya untuk membantu orang muda mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri

lingkungan, kedua hal ini sangat diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan

pilihan okupasi secara matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

Alat-alat yang dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations Finder dan

The Self-directed Search, yang menanyakan kegiatan atau aktivitas yang disukai,

berbagai kompetensi yang dimiliki, bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan

evaluasi diri dalam beberapa keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem

klasifikasi okupasi yang berlandaskan pada teori yang sama, dengan demikian. orang

muda dapat menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan

lebih lanjut (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya

menerapkan suatu pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor,

namun maju lebih jauh dari pada teori Trait and Factor tradisional (Winkel & Hastuti,

2005: 639). 

17

Page 18: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Kesimpulan

a. Individu dalam memilih jabatannnya sangat tergantung dari corak hidupnya,

yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran penilaian diri dan intelejensi yang

kemudian akan hasil tersebut didapatkan hierarkis pilihan pekerjaannnya yang di

urutkan berdasar enam golongan orientasi John L. Holland.

b. Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi oleh sejarah hidupnya

dan juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya.

c. Penggolongan model-model orientasi ditujukan agar bisa diketahui urutan

kecenderungan seseorang dalam bekerja.

B. Langkah – Langkah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir :

Pelaksanaan waktu

Tahapan Kegiatan Layanan

Kegiatan

pembuka

Menyampaikan salam pembuka :

“Selamat pagi anak-anak? bagaimana

kabar kalian hari ini?”

Mengamati suasana kelas dan

mengecek kehadiran siswa :

“Anak-anak, ada yang tidak hadir

hari ini?”

10 menit

18

Page 19: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Kegiatan

inti

Melaksanakan apersepsi :

“Apakah kalian sudah siap

mendengarkan penjelasan dari ibu?

Baik, sebelum ibu melanjutkannya

lebih jauh, ibu mau bertanya kepada

kalian, siapa yang ingin melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi atau

ingin bekerja setelah tamat SMK?

Menyampaikan tujuan layanan :

“Baiklah anak-anak, hari ini ibu akan

memberikan orientasi mengenai

sekolah lanjutan setelah kalian tamat

SMK nanti.

Guru memberikan penjelasan tentang

materi orientasi bidang karir tentang

studi lanjutan :

“Tadi ibu sudah menanyakan siapa

saja yang akan melanjutkan ke

perguruan tinggi. Ternyata banyak

yang ingin melanjutkan pendidikan,

namun ada juga yang tidak

melanjutkan pendidkan ke jenjang

ke perguruan tinggi, khususnya ke

jurusan pariwisata. Agar kalian bisa

beradaptasi dengan jurusan yang

akan kalian pilih, dalam dunia

pariwisata ada banyak macam

pekerjaan nantinya, seperti pekerja

kapal pesiar, pegawai hotel atau

30 menit

19

Page 20: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

restaurant. Dari hasil angket yang

sudah ibu analisis ternyata sebagian

besar dari kalian ingin bekerja di

kapal pesiar, nah untuk bisa bekerja

dikapal pesiar anak-anak harus

menempuh pendidikan lanjut lagi.

Misalnya pendidikan Diploma 1

cruish line, yakni dalam pendidikan

ini kalian akan menempuh

pendidikan selama 1 tahun, kalau

diploma 2, menempuh pendidikan

selama 2 tahun, dan diploma 3

selama 3 tahun. Nah nanti ibu akan

datangkan sumber sebagai model

yang sudah mengetahui syarat-syarat

bekerja di kapal pesiar, agar kalian

lebih paham dan lebih jelas.

Guru mengajak siswa Tanya jawab :

“Nah dari penjelasan ibu tadi,

adakah yang belum mengerti? Jika

ada yang belum mengerti, silahkan

tanyakan kepada ibu?

Guru memberikan penguatan atas

pertanyaan siswa:

“Pertanyaan yang bagus sekali. Nah

dari pertanyaan teman kalian

tersebut, adakah yang bisa

menjelaskannya?”

20

Page 21: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Penutup Guru menyimpulkan hasil tanya

jawab siswa secara umum :

“Nah anak-anak, dari apa yang

sudah ibu berikan terkait dengan

orientasi bidang karier, dapat

disimpulkan bahwa studi lanjut

setelah kalian tamat ada yang ingin

melanjutkan ke jurusan kapal pesiar,

dan ada juga yang langsung bekerja.

Guru memberikan kuesioner terkait

dengan materi :

“Nah untuk mengevaluasi apa yang

telah ibu sampaikan tadi, sekarang

ibu bagikan kuesioner tentang studi

lanjut dan karier. Kuesioner ini

berisi pernyataan-pernyataan yang

harus kalian pilih.”

Menutup layanan dengan

mengucapkan salam :

“Nah anak-anak, pertemuan kita

akhiri sampai disini, terimakasih atas

perhatiannya” selamat pagi….

5 menit

21

Page 22: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

PROGRAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

(PPBK)

A. Topik Permasalahan / Bahasan : Informasi tentang karir/pekerjaan, dan

pendidikan

B. Bidang Bimbingan : Bimbingan karir

C. Jenis Layanan : Layanan informasi

D. Fungsi Layanan : Pemahaman

22

Page 23: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

E. Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan dalam pilihan

karir

F. Rumusan Kompetensi : Mampu mengarahkan diri pada karir

tertentu.

G. Sasaran Layanan : Siswa kelas XI AP 1

H. Tujuan Layanan :

Setelah menyelesaikan kegiatan ini, diharapkan siswa dapat:

- Mengetahui tentang persyaratan karir serta informasi karir/pekerjaan, dan

pendidikan

I. Materi Layanan :

1. Jenis-jenis karir/pekerjaan:

- Bidang kesehatan misalnya dokter, perawat, bidan, ahli gizi, dan lain

sebagainya.

- Bidang pendidikan misalnya guru, dosen, guru besar, dan lain sebagainya.

- Bidang hukum misanya pengacara, hakim, jaksa, dan lain sebagainya.

- Bidang perhotelan/pariwisata misalnya roomboy, receptionist, koki,

pemandu wisata, dan lain sebagainya.

- Bidang ekonomi misalnya pengusaha, pedagang, ekportir, importir, dan

lain sebagainya.

- Bidang seni misalnya penari, pelukis, penyanyi, aktris dan aktor, dan lain

sebagainya.

- Bidang keamanan misalnya polisi, TNI, ABRI, polwan, dan lain

sebagainya.

- Dan lain sebagainya

Untuk persyaratan karir disesuaikan dengan pilihan karir yang diambil. Misalnya

untuk dokter tidak diperkenankan untuk individu yang buta warna. Untuk pemandu

23

Page 24: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

wisata dipersyaratkan untuk menguasai lebih dari satu bahasa misalnya Bahasa

Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Cina, dan lain sebagainya.

Untuk pendidikan dari masing-masing karir disesuaikan dengan pilihan karir yang

ingin diambil. Misalnya untuk menjadi dokter harus memilih jurusan kedokteran,

menjadi seorang perawat harus mengikuti pendidikan akademi keperawatan, menjadi

tenaga pariwisata harus mengikuti pendidikan di sekolah tinggi pariwisata, dan lain

sebagainya.

Contoh lembaga pendidikan yang dapat diikuti antara lain:

1) Universitas

Lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai

cabang keilmuan, setiap cabang keilmuan diwakili dalam satuan fakultas, setiap

fakultas terdiri dari beberapa program studi/jurusan yang akan menghasilkan tenaga

yang lebih spesifik.

Contoh:

Universitas Indonesia di Jakarta

Universitas Gajah Mada di Jogjakarta

Universitas Air Langga di Surabaya

Universitas Brawijya di Malang

Universitas Udayana di Denpasar

Universitas Pendidikan Ganesha di Singaraja

2) Sekolah Tinggi/Institut

Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan dengan satu atau beberapa

program studi yang akan menghasilkan tenaga ahli yang lebih spesifik.

24

Page 25: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Contoh:

Sekolah Kepolisian Negara

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN)

Institut Pertanian Bogor (IPB)

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Institut Teknologi Surabaya (ITS)

3) Akademi

Satu lembaga pendidikan tinggi dengan satu cabang keilmuan, lama pendidikan

kurang lebih 3 tahun dan tidak memberikan gelar kesarjanaan.

Contoh:

Akademi Farmasi

Akademi Gizi

Akademi Militer

Akademi Perawat

Akademi Kebidanan

Sedangkan program pendidikan di perguruan tinggi antara lain:

1) Diploma (D), terdiri dari:

D1, lama pendidikan 1 tahun

D2, lama pendidikan 2 tahun

D3, lama pendidikan 3 tahun

25

Page 26: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

2) Strata (S), terdiri dari:

S1 (Sarjana), lama pendidikan kurang lebih 4 tahun

S2 (Magister, Master), lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah S1

S3 (Doktor), lama pendidikan kurang lebih 2 tahun setelah S2.

J. Kegiatan Layanan :

1. Pendekatan : Keterampilan proses

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi

3. Uraian kegiatan :

a. Kegiatan awal:

Guru BK menyampaikan salam pembuka.

Guru BK menyampaikan tentang tugas perkembangan dan rumusan

kompetensi.

Guru BK memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk mengikuti

layanan informasi yang diberikan.

b. Kegiatan inti:

Guru BK memberikan informasi tentang tentang jenis-jenis

karir/pekerjaan, dan lembaga pendidikan yang dapat ditempuh untuk

menunjang karir.

Siswa dan Guru BK melakukan diskusi dan tanya jawab tentang jenis-

jenis karir/pekerjaan, dan lembaga pendidikan yang dapat ditempuh

untuk menunjang karir.

26

Page 27: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

c. Kegiatan akhir/penutup:

Guru menekankan kembali tentang jenis-jenis karir/pekerjaan, dan

lembaga pendidikan yang dapat ditempuh untuk menunjang karir.

Guru BK mengakhiri layanan informasi dan mengucapkan salam

penutup.

K. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas

L. Waktu / Tanggal : 1 x 45 Menit / 14 April 2011

M. Semester : Genap (2010/2011)

N. Penyelenggara Layanan : Made Suarsini, S.Pd.

O. Pihak-pihak yang disertakan dan

Peranannya : Guru pembimbing dan siswa

P. Alat dan Perlengkapan yang digunakan : Buku modul BK dan buku penunjang

yang relevan

Q. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses : Guru BK memperhatikan dan mencermati

kesungguhan dan keantusiasan siswa dalam

mengikuti kegiatan layanan melalui pengamatan

langsung (observasi)

2. Penilaian Hasil : Format laiseg

27

Page 28: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

FORM LAISEG

N PERTANYAAN INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Sebutkan jenis-jenis karir/pekerjaan! Siswa dapat menyebutkan jenis-

jenis karir/pekerjaan yang ada.

2. Sebutkan jenis-jenis lembaga

pendidikan yang dapat diikuti

untuk melanjutkan karir!

Siswa dapat menyebutkan jenis-

jenis lembaga pendidikan yang

dapat diikuti untuk melanjutkan

karir.

R. Tindak Lanjut : Guru BK selalu memantau dan

mengamati perkembangan karir siswa

dan selanjutnya memberikan tindak

lanjut layanan sesuai kebutuhan.

S. Keterkaitan Layanan ini dengan : -

kegiatan pendukung

T. Catatan Khusus : Layanan ini dikatakan berhasil apabila

siswa dalam kelas mencapai indikator

keberhasilan minimal 65%

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 2 Singaraja

Singaraja, 14 April 2011

Guru BK/Guru Pembimbing

28

Page 29: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Drs. I Made Darwis Wibawa, M.M

Pembina

NIP. 19641218 199103 1 007

Made Suarsini, S.Pd.

NIP. 19850131 201001 2 016

Proses Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran Sekolah Lanjutan

1. Identifikasi

Adalah tahap pengumpulan data, keterangan serta hal-hal yang berkaitan

dengan masalah konseli serta latar belakang terjadinya masalah tersebut. Dari

33 orang siswa, ada banyak siswa yang belum memilih sekolah lanjutan

setelah tamat SMK nanti.

2. Diagnosa

Adalah tahap pembuatan kesimpulan awal tentang masalah-masalah yang

dikemukakan konseli atau penafsiran tentang masalah inti konseli yang akan

menjadi fokus wawancara konseling. Kemungkinan penyebabnya adalah

29

Page 30: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

siswa tersebut belum memahami tentang penempatan dan penyaluran dalam

bidang karier yaitu sekolah lanjutan.

3. Prognosa

Adalah tahap penelusuran kekuatan atau potensi konseli dalam mengatasi

masalah yang dialaminya. Karena factor penyebabnya adalah kurangnya

pemahaman siswa terhadap penempatan dan penyaluran setelah tamat SMK,

maka guru perlu memberikan pemahaman mengenai sekolah lanjutan.

4. Konseling/Treatment

Adalah tahap pembinaan terhadap konseli. Dalam tahap ini konselor melalui

teknik-teknik khusus berupaya membina atau mengembangkan konseli serta

membantu konseli memecahkan masalahnya.

5. Follow Up

Adalah tahap tindak lanjut konseli terhadap keputusan yang diperoleh dalam

wawancara konseling

D. Prosedur Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran Sekolah

Lanjutan

1. Menyiapkan RP-BK (bimbingan klasikal)

2. Menyiapkan Media

3. Menyajikan Materi kemampuan dalam penempatan extrakurikuler

secara Bimbingan Klasikal

4. Memberi laporan diri (Gazebo) tentang apa yang telah dilakukan

5. Diskusi

6. Kesimpulan/penutup

E. Prosedur Bimbingan Konseling

Teori bimbingan konseling yang digunakan adalah Teori Pemilihan Jabatan

dari John L. Holland adapun proses, prosedur dan teknik dari Pemilihan Jabatan

dari John L. Holland dapat dijabarkan melalui tabel di bawah ini;

PROSES 1. Kegiatan Awal

a. Guru memberikan salam

“selamat pagi anak-anak? bagaimana kabar kalian

30

Page 31: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

hari ini?”

b. Guru mengabsen siswa

“anak-anak, ada yang tidak hadir hari ini?”

c. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi

yang diberikan kepada siswa

“Apakah kalian sudah siap mendengarkan penjelasan

dari ibu?

Baik, sebelum ibu melanjutkannya lebih jauh, ibu

mau bertanya kepada kalian, siapa yang ingin

melanjutkan pendidikan setelah tamat SMK?

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai

dengan standar kompetensi

“baiklah anak-anak, hari ini ibu akan memberikan

orientasi mengenai sekolah lanjutan setelah kalian

tamat SMK nanti.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi orientasi bidang karier

tentang studi lanjutan.

“Tadi ibu sudah menanyakan siapa saja yang akan

melanjutkan perguruan tinggi. Ternyata banyak yang

ingin melanjutkan pedidikan, namun ada juga yang

tidak melanjutkan pendidkan. Agar kalian bisa

beradaptasi dengan pelajaran yang ada diperguruan

tinggi sekarang ibu akan menjelaskan bagaimana

perguruan tinggi itu.. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya terhadap materi yang

belum dimengerti, dilanjutkan dengan tanya jawab

“nah dari penjelasan ibu tadi, adakah yang belum

mengerti? Jika ada yang belum mengerti, silahkan

tanyakan kepada ibu?

31

Page 32: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

b. Guru memberikan penguatan atas pertanyaan siswa

“pertanyaan yang bagus sekali. Nah dari pertanyaan

teman kalian tersebut, adakah yang bisa

menjelaskannya?”

3. Kegiatan Penutup

a. Guru dan siswa merangkum hasil diskusi

“nah anak-anak, dari apa yang sudah ibu berikan

terkait dengan orientasi bidang karier, dapat

disimpulkan bahwa studi lanjut setelah kalian tamat

SMK nanti ada 2 yaitu ada yang melanjutkan dan

ada juga yang bekerja bagi anak-anak yang tidak

melanjutkan ke jenjang.

b. Guru memberikan kuesioner terkait dengan materi

“nah untuk mengevaluasi apa yang telah ibu

sampaikan tadi, sekarang ibu bagikan kuesioner

tentang studi lanjut dan karier. Kuesioner ini berisi

pernyataan-pernyataan yang harus kalian pilih”

c. Guru menutup pertemuan dengan memberikan salam

“Nah anak-anak, pertemuan kita akhiri sampai disini,

terimakasih atas perhatiannya” selamat pagi….

F. Alat Dan Sumber Bimbingan Konseling

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dharsana.2010. Teori-Teori Konseling (Diktat).Singaraja:Jurusan Bimbingan

Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan ganesha

........... .2010. Hasil Pemeriksaan Data Psikologi. Profesional Testing

Psikologi dan Konseling.

G. Evaluasi Bimbingan konseling

1). Teknik Penilaian : Tes Tulis, Observasi

32

Page 33: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

2). Bentuk Penilaian : Kuesioner

3). Soal/Instrument : Pilihan

BAB III

Hasil Dan Pembahasan

3.1 Hasil yang dicapai dalam memberikan layanan bimbingan karir

Adapun hasil yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini,adalah dilihat

dari segi pengertian angket itu sendiri. Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis

yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh orang atau siswa tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang diri orang

atau siswa dapat diketahui. Misalnya, tentang keadaan atau data dirinya seperti

33

Page 34: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

pengalaman, sikap,minat, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya. Angket yang kami

berikan tentu saja mengarah ke perkembangan karir siswa jangka panjang dan jangka

pendek. Sehingga nanti diharapakan siswa bisa menentukan karir kedepannya seperti

apa. Dan kebanyakan siswa memilih melanjutkan ke jurusan kapal pesiar. Oleh

karena itu, kami memberikan persyaratan masuk jurusan kapal pesiar itu seperti apa

dan juga memberikan tips masuk ke jurusan kapal pesiar yang sesuai dengan

keinginan mereka.

Adapun Tips yang kami berikan adalah :

1. Minat

Faktor utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang di miliki siswa. Hampir dapat dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di jurusan kapal pesiar. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar.

2. Biaya

Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMK terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian.Sebelum melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan semua komponen biaya yang harus dibayarkan di sekolah yang bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi. Misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain juga demikian. Semua perlu diperhitungkan.

Kedua tips di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak, sehingga

dapat dipilih jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada arah yang terbaik

bagi pribadi maupun orang lain. Selain itu perlu untuk menyediakan cukup banyak

waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.

34

Page 35: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

Faktor esternal yang terlibat adalah dari sekolah itu sendiri. Dalam memilih sekolah

perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini

1. Reputasi universitas

Kalau harus memilih salah satu universitas tanpa melihat faktor-faktor

internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan adalah reputasi

universitas tersebut. Reputasi di sini berarti sekolah yang bersangkutan secara umum

dikenal sebagai universitas yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik

dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari

pekerjaan atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan atau perguruan

tinggi.

2. Status Akreditas

Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan

oleh universitas untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi menunjukkan

mutu/kemampuan universitas dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status

ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk

itu, termasuk fasilitas pendidikan,dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan,

dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas

tentang status ini, dan tampaknya banyak universitas yang menyadari dan

memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.

Akreditasi perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya sekilas begitu

saja. Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu ditanyakan secara mendalam

mengenai kenyataannya di sekolah bersangkutan. Sebagai contoh, mahasiswa dapat

menanyakan sumberdaya guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum.

3. FasilitasPendidikan

Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya

proses belajar mengajar yang baik. Bukan hanya itu yang dimaksud dengan fasilitas

pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-

lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang

keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan

35

Page 36: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk

jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekan kan pada

ketrampilan. Sehingga nanti diharapkan siswa dapat memikirkan karier kedepannya

seperti apa, dan juga keputusan akhir ada pada siswa itu sendiri mau melanjutkan ke

SMA mana.

Dari segi kesan dan pesan siswa dan guru, sangat antusias sekali, kenapa?

Karena siswa merasa angket ini sangat bagus untuk membuka pikiran mereka

kemana kedepannya karir mereka setelah lulus SMK. Dan juga guru bimbingan

konseling disekolah sangat menyambut baik layanan yang kami berikan disekolah

tersebut karena mereka belum pernah menerapkan angket ini untuk diterapkan pada

siswa.

3.2 Kelemahan serta Kelebihan layanan yang sudah diberikan

Adapun kelebihan angket adalah sebagai berikut:

1. Angket dapat diberikan kepada sejumlah orang atau siswa tanpa harus

memberikan nilai.

2. Cara menjawab angket kebanyakan menjawab dengan hati nurani dan sejujur-

jujurnya.

3. Jawaban lebih mudah diolah, karena pertanyaan yang diberikan sama.

4. Penggunaan waktu lebih efesien

Sedangkan beberapa kelemahan angket antara lain:

1. Karena angket merupakan daftar pertanyaan tertulis, jawaban hanya dapat

diberikan kepada siswa atau orang yang dapat membaca saja.

2. Seringkali pertanyaan tidak dijawab secara lengkap oleh orang atau siswa.

3. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab angket.

4. Apabila pertanyaan tidak disusun dengan baik, jawaban-jawaban yang

dihasilkan tidak objektif.

36

Page 37: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

5. Kebanyakan orang atau siswa tidak mengerti maksud dari pertanyaan angket

itu sendiri.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari awal penyelenggaraan sampai akhir kegiatan yang kami lakukan di

SMKN 2 singaraja maka dapat kami simpulkan bahwa layanan bimbingan karir

sangat perlu dilakukan di sekolah, dan hal itu sangat memberikan manfaat bagi

siswa-siswa yang belum mampu memahami tentang karir yang akan dipilihnya.

2. Saran

Adapun saran yang kami dapat berikan kepada guru-guru bimbingan

konseling di sekolah supaya lebih memberikan pelayanan yang efektif tentang

37

Page 38: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

bimbingan karir bagi siswa agar siswa lebih memiliki pemahaman tentang karir

yang kan di pilihnya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

38

Page 39: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

39

Page 40: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

40

Page 41: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

41

Page 42: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

42

Page 43: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

43

Page 44: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

44

Page 45: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

45

Page 46: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

46

Page 47: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

47

Page 48: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

48

Page 49: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

49

Page 50: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

50

Page 51: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

51

Page 52: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

52

Page 53: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

53

Page 54: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

54

Page 55: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

55

Page 56: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

56

Page 57: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

57

Page 58: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

58

Page 59: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

59

Page 60: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

60

Page 61: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

61

Page 62: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

62

Page 63: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

63

Page 64: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

64

Page 65: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

65

Page 66: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

66

Page 67: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja

67

Page 68: Laporan Bk Karir SMK 2 Singaraja