Laporan Diskusi 1 Trigger 2

download Laporan Diskusi 1 Trigger 2

of 40

Transcript of Laporan Diskusi 1 Trigger 2

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    1/40

    LAPORAN DISKUSI 1 TRIGGER 2

    SISTEM REPRODUKSI

    PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

    Oleh :

    Fitriani Jaya H. (0810720034)

    Kelompok 3

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    NOVEMBER 2010

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    2/40

    Trigger 2 :

    1. Mahasiswa mendiskusikan perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil

    2. Mahasiswa mendiskusikan pemeriksaan fisik pada kehamilan normal

    3. Mahasiswa mendiskusikan pemeriksaa diagnostik pada kehamilan normal

    4. Mahasiswa mendiskusikan health promotion selama kehamilan normal

    5. Mahasiswa mendiskusikan nutrisi pada ibu hamil

    6. Mahasiswa mendiskusikan keluhan dan tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan

    7. Mahasiswa mendiskusikan kehamilan resiko tinggi karena penyakit yang diderita ibu

    sebelum kehamilan (ditinjau dari definisi, epidemiologi, patofisiologi, faktor resiko,

    manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis)

    8. Mahasiswa mendiskusikan kehamilan resiko tinggi karena adanya komplikasi dari kehamilan

    (ditinjau dari definisi, epidemiologi, patofisiologi, factor resiko, manifestasi klinis,

    pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    3/40

    1. Perubahan Fisik dan Psikologis pada ibu hamil1.1Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester 1

    Suririnah, (2008) menyebutkan bahwa perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil

    trimester awal adalah:

    A. Perubahan Fisik1. Morning Sickness, mual dan muntah

    2. Pembesaran Payudara

    3. Sering buang air kecil

    4. Konstipasi atau Sembelit

    5.Sakit Kepala/Pusing

    6.Kram Perut

    7.Meludah

    8.Peningkatan Berat Badan

    Sedangkan menurut Rafknowlodge (2004), Perubahan fisik yang terjadi pada semester

    awal adalah

    1. rasa mual dan muntah di pagi hari,

    2.meningkatnya frekuensi buang air kecil,

    3. pembesaran uterus,

    4. nyeri punggung dan pergerakan janin

    B. Perubahan Psikologis

    Perubahan psikologis pada trimester awal menurut Sulistyawati (2009) adalah:

    1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya

    2. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap

    agar dirinya tidak hamil saja

    3. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan

    sekedar untuk meyakinkan dirinya

    4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian

    dengan seksama

    5.Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang

    mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    4/40

    Sedangkan menurut Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2005), perubahan psiologis pada

    kehamilan trimester pertama adalah munculnya berbagai hal seperti

    1. Ketidakyakinan/Ketidakpastian

    Hal ini akan selalu muncul karena si Ibu merasa tidak terjadi perubahan yang signifikan

    terhadap tubuhnya. Pada saat itu Ibu akan mencoba mengkonfirmasi, dan biasanya

    diikuti juga dengan munculnya Ambivalen, yaitu konflik perasaan yang simultan, seperti

    cintadan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan.

    2. Fokus pada Diri Sendiri,

    Pada awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri, bukanpada janin.

    Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri si ibu. Selain

    itu, calon ibu juga mulai berkeinginan untuk menghentikan rutinitas yang penuh

    tuntutan sosial dan tekanan agar dapat menikmati waktu kosong tanpa beban. Banyak

    waktu yang dihabiskan untuk tidur. Perubahan fisik dan meningkatkanhormon akanmenyebabkan emosi menjadi labil. Perubahan hormonal merupakanbagian dari respon

    ibu terhadap kehamilan. Perubahan hormon ini dapat menjadi penyebab perubahan

    mood, hampir sama seperti saat wanita mestruasi atau menopause. Moodibu hamil

    akan mudah sekali berubah-ubah. Perubahan ini seringkali membuat ibu dan orang-

    orang di sekitarnya menjadi bingung.

    1.3Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester 2A. Perubahan Fisik

    MenurutSuririnah (2008), perubahan fisik pada trimester ke-2 adalah :

    1. Perut semakin membesar

    Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu,

    bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). kebanyakan wanita, perutnya

    akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

    2. Sendawa dan buang angin

    Akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan perut ibu hamil akan terasa

    kembung dan tidak nyaman.3. Rasa panas di perut

    karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh

    hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam

    lambung kearah atas.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    5/40

    4. Pertumbuhan rambut dan kuku

    Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut

    tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau

    di perut dan akan hilang setelah bayi lahir.

    5. Sakit perut bagian bawah

    Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah

    seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan

    ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya

    akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.

    6. Pusing

    ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan

    tekanan darah menurun.

    7. Hidung dan Gusi berdarahPerubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke

    daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan

    disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Perawatan gigi dan gusi menjadi bagian

    penting juga dalam kehamilan, karena pada saat hamil, gigi dan gusi menjadi lebih

    sensitive

    8. Perubahan kulit

    Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan

    warna kulit lebih gelap.T

    imbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yangdisebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan.

    Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat.

    Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas,

    dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat

    mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati

    setelah persalinan.

    Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat.

    Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang dan sehat harus dilakukan

    oleh ibu hamil.

    9. Payudara

    Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang

    disebut kolostrum. Puting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar.

    Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    6/40

    10. Pembengkakan

    perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua

    akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian

    bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk

    atau berdiri yang terlalu lama

    Sedangkan menurut Rynerson, Lowdermilk, 1993 dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen(2005)

    perubahan fisikyang dialami Ibu pada masa trimester kedua adalah:

    1. uterus yang membesar dengan cepat dan dapat dirasakan jika di palpasi di daerah

    abdomen,

    2. naiknya berat badan, serta

    3. payudara yang mulai membesar.

    4.pembesaran abdomen,

    5. penebalan pinggang, dan

    6. pembesaran payudara

    7. terjadi peningkatan sensitifitas dari lebia dan klitoris, serta

    8. peningkatan lumbrikasi vaginal sebagai hasil dari vasokongesti pelvis.

    9. Berkurangnya mual danfatigue

    B. Perubahan PsikologisMenurut

    Sulistyawati ( 2009), Perubahan psikologis pada trimester kedua adalah:

    1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi

    2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

    3. Merasakan gerakan anak4. Libido meningkat5. Menuntut perhatian dan cinta6. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya7. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru

    menjadi ibu

    8. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untukperan baru

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    7/40

    Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2005), menyebutkan bahwa Ibu hamil Trimester kedua mengalami

    kemunculan perasaa Narsisme dan Introvert, yaitu pada tahap ini, beberapa wanita akan menjadi

    lebih narsis dan introvertterhadap dirinya sendiri. Ia sadar akan kemampuannya untuk melindungi

    danmenyediakan kebutuhan bagi janin. Ia lebih selektif akan makanan dan baju yangingin dipakai.

    Beberapa wanita juga akan kehilangan ketertarikan akan pekerjaan.Beberapa wanita akan menjadi

    begitu berlebihan jika mengalami kejadian, karena iatakut jika kejadian tersebut akan berdampak

    buruk dan membahayakan janin.

    Calon ibu mulai tertarik melihat kembali gambar-gambar ia dan suaminyapada saat mereka masih

    bayi. Mereka ingin tahu dan mendengarkan cerita bagaimanamereka sewaktu bayi. Ibu lebih sering

    menghabiskan waktu untuk memikirkan janin,membaca buku perkembangan janin, serta

    mengkhayalkan kehidupan setelah janinlahir. Ia juga senang memanggil jann dengan panggilan

    kesayangan dan menceritakantentang kepribadian janin yang ada dalam kandungannya. Orang-

    orang di sekitarnya,baik suami maupun keluarga yang lain, akan heran sebab hal-hal tersebutberbeda dengan perilakunya yang biasa.

    1.3Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester 3A Perubahan Fisik

    Suririnah (2008), menyebutkan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada trimester akhir adalah:

    1. S

    akit bagian tubuh belakangmeningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan Anda yang dapat memengaruhi

    postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.

    2. Konstipasi

    Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah

    usus selain perubahan hormon progesterone

    3. Pernafasan

    Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada

    kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung

    oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang

    membatasi perut dan dada).

    Sering buang air kecil.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    8/40

    4. Varises

    Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul

    dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva

    vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang

    akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

    5. Kontraksi perut

    Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak

    teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.

    6. Bengkak

    Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada

    daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini

    disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yangmenyebabkan retensi

    cairan.

    7. Kram pada kaki

    Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium

    C. Perubahan PsikologisDisebutkan oleh Sulistyawati ( 2009), bahwa perubahan psikologis pada Trimester terakhir

    adalah:

    1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik

    2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

    3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan

    keselamatannya

    4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan

    perharian dan kekhawatirannya

    5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

    6. Merasa kehilangan perhatian

    7. Perasaan mudah terluka (sensitif)

    8. Libido menurun

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    9/40

    Pada pernyataan Rynerson, Lowdermilk(1993) dalam Bobak, Lowdermilk, & Jensen (2005),

    Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri untuk persiapan melahirkan dan

    mengasuh anaknya setelah dilahirkan. Ia mempersiapkan segala kebutuhan bayi, seperti baju,

    nama, dan tempat tidur. Ibu merancang tempat tidur bayi dan juga bernegosiasi dengan

    pasangannya tentang pembagian tugas selama masa-masa menjelang melahirkan sampai nanti

    setelah bayi lahir. Pergerakan dan aktivitas bayi akan semakin sering terasa, seperti memukul,

    menendang, dan menggelitik. Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin

    kuat dan meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat

    menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual.

    2. PEMERIKSAAN FISIK PADA KEHAMILAN NORMAL1. Menentukan Diagnosis Ada/Tidaknya Kehamilan

    a) Gejala Kehamilan Tidak Pasti

    - Amenore (tidak mendapat haid)

    - Nausea (mual) dengan atau tanpa vomitus (muntah).

    - Konstipasi

    - Sering kencing

    b) Tanda Kehamilan Tidak Pasti

    - Pigmentasi kulit yang dikenal dengan kloasma gravidarum

    - Leukore. Secret serviks meningkat karena pengaruh peningkatan hormone

    progesterone.

    - Perubahan pada payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena

    pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli payudara.

    Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen yang berlebihan. Terdapat

    kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 pekan.

    1. Perubahan abdomen.

    - Pembesaran abdomen

    - Striae Gravidarum

    - Pigmentasi pada linea nigra

    - Perubahan organ-organ dalam pelvic/pertumbuhan dan perubahan uterus

    - Tanda Hegars ( melunaknya segmen bawah uterus pada perabaan)

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    10/40

    - Ballotement (lentingan janin dl uterus saat palpasi)

    -Braxton hicks (kontraksi selama kehamilan, uterus berkontraksi bila

    dirangsang)

    - Tanda Piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan)

    c) Tanda Pasti Kehamilan

    - Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin

    - Pada auskultasi terdengar bunyi jantun (BJJ). Dengan stetoskop Laennec BJJ baru

    terdenngar pada kehamilan 18-20 pekan. Dengan alat Doppler BJJ terdengar pada

    kehamilan 12 pekan.

    - Dengan ultrasonografi (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.

    d)T

    es KehamilanTes hCG (hormone Chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone

    hCG dalam urin. Reaksi kehamilan ini tergantung dari seberapa banyak hCG yang

    beredar. Kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5 hCg per ml urin. Kadar

    tertingginya yaitu 500 SI hCG.

    2. Menentukan Usia Kehamilan dan Perkiraan Persalinan

    Rumus taksiran partus menurut Naegel bila siklus haid 28 hari adalah: tanggal + 7,

    bulan -3. Bila HPHT

    tidak diketahui, usia kehamilan tentukan dg cara :v TFU ( cm x 7/8 = usia dalam pekan)

    v Terabanya ballotement di simpisis 12 pekan

    v DJJ (+) dg dopller 10-12 pekan

    v DJJ (+) dg fetoscop 20 pekan

    Pemeriksaan Fisis Ibu Hamil

    A. Komponen Pemeriksaan Fisik Pada Kunjungan Antenatal Pertama

    1. Pemeriksaan fisik umum

    a) Tinggi Badan

    b) Berat badan

    c) Tanda tanda

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    11/40

    3. Kepala dan leher

    a) Edema diwajah

    b) Ikterus pada mata

    c) Mulut pucat

    d) Leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar thyroid

    3. Tangan dan kaki

    a) Edema di jari tangan

    b) Kuku jari pucat

    c) Varices vena

    d) Reflek reflek

    4. Payudaraa) Ukuran simetris

    b) Putting menonjol / masuk

    c) Keluarnya kolostrom atau cairan lain

    d) Retraksi

    e) Massa; Nodul axilla

    5. Abdomen

    a) Luka bekas operasib) Tinggi fundus uteri (jika>12 minggu)

    c) Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika>36 minggu)

    d) Denyut jantung janin (jika>18 minggu)

    6. Genetalia luar (externa)

    a) varises

    b) perdarahan

    c) luka

    d) cairan yang keluar

    e) pengeluaran dari uretra dan skene

    f) kelenjar bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    12/40

    4.

    7. Genetalia dalam (interna)

    a) servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup

    atau terbuka

    b) vagina meliputi cairan yang keluar, luka, darah

    c) ukuran adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada trimester pertama)

    d) uterus meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada trimester petama.

    c. Pelaksanaan Pemeriksaan Kehamilan

    Dalam pemeriksaan kehamilan meliputi beberapa langkah antara lain :

    1. Perhatikan tanda tanda tubuh yang sehat

    2. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

    3. Pemeriksaan tekanan darah4. Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

    - Lihatlah mulut pasien

    - Lihatlah kelenjar gondok, adakah pembesaran kelenjar thyroid, pembengkakan saluran

    limfe

    - Lihat dan raba payudara, pada kunjungan pertama pemeriksaan payudara terhadap

    kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal.

    - Lakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi pada perut ibu.

    Umur kehamilanT

    inggi fundus uteri20 minggu 20 cm

    24 minggu 24 cm

    28 minggu 28 cm

    32 minggu 32 cm

    36 minggu 34- 46 cm

    Menurut Sari,Nurmala (2009)1. INSPEKSI

    HEAD TO TOE,Meliputi:

    y Tinggi badan

    y Berat Badan

    y Cara berjalan

    y Postur tubuh

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    13/40

    y Bentuk punggung

    y Kondisi rambut

    y Mata

    y Mulut

    y Wajah

    y Dada

    y Abdomen

    y Kondisi kulit

    y Leopold I:

    - Menentukan tinggi fundus uteri

    - Menentukan usia kehamilan

    - Menentukan bagian janin yg terdapat dalam fundus

    y Leopold II

    - Menentukan batas samping kanan dan kiri ibu

    - Menentukan letak punggung janin

    - Menentulan letak memanjang atau melintang janin

    y Leopold III (Fase Pemusatan)

    - Menentukan presentasi ( bagian terbawah janin )

    - Membedakan presentasi kepala dan bokong

    - Leopold IV

    - Menentukan apakah presentasi janin sudah masuk PAP

    2. AUSKULTASI

    A. Menentukan kesejahteraan janin dalam kandungan

    B. Membantu meyakinkan hasil pemeriksaan palpasi leopold terhadap presentasi dan posisi

    janin dalam kandungan,caranya:

    5 detik I hitung 5 detik II abaikan 5 detik III hitung 5 detik IV abaikan 5 detik V hitung 5 detik

    Vi abaikan

    Hasil 3 kali perhitungan dikali 4

    C. Pengukuran panggul luar

    Tujuan :

    1.Untuk memelihat gambaran mengenai keadaan panggul

    2.Mendeteksi secara dini adanya kelainan dan kesempitan panggul

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    14/40

    PEMERIKSAAN PANGGUL, meliputi:

    1. DISTANSIA SPINARUM

    2. DISTANSIA KRISTARUM

    3. DISTANSIA TUBERUM

    4. KONJUNGATA EKSTERNA

    5. DISTANSIA SPINARUM

    6. PADA BAGIAN SIAS : JARAK NORMAL 23 26 CM

    7. DISTANSIA KRISTARUM

    8. PADA DAERAH KRISTA ILIAKA : JARAK NORMAL 26 29 CM

    9. DARI LUMBAL 5 KE SIMPISIS : JARAK NORMAL 18- 20 CM

    3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KEHAMILAN NORMALMenurut Ambarwati,Eny Retna (2010) pemeriksaan diagnostik meliputi:

    A. PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

    1. Pra instrumentasi

    tahapan pra instrumentasi meliputi :

    b. Persiapan penderita

    1) Puasa

    Dua jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume

    plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume

    plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan

    jumlah sel darah.

    2) Obat

    Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat,

    Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil,

    sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi

    darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi

    sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin

    mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.

    3)Waktu pengambilan

    Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    15/40

    rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari

    sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi

    khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu

    berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut

    pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi

    serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan.

    Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih

    40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan

    lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.

    4) Posisi pengambilan

    a) Persiapan alat

    b) Pengambilan darah

    Yang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket)semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel.

    Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung

    pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos

    atau mengandung antikoagulan.

    c) Penampungan urin

    d) Penampung khusus

    Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain.

    Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti padaformulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.

    c. Cara pengambilan sampel

    d. Penanganan awal sampel dan transportasi

    Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada

    disini. Yang harus dilakukan :

    1) Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau

    sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas)

    2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan

    3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah

    4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan

    5) Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa

    gas darah, harus menggunakan suhu 4-8 C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi

    hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    16/40

    Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium.

    Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar

    glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien.

    Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta

    penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga

    berubah sesuai dengan waktu.

    B. PERSIAPAN DAN PENGAMBILAN SPESIMEN

    1) Pemeriksaan Darah

    a. Tempat pengambilan darah untuk berbagai macam pemeriksaan laboratorium.

    1) Perifer (pembuluh darah tepi)

    2) Vena

    3) Arteri

    4) Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga bagian bawah5) Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau tumit

    b. Bentuk pemeriksaan

    1) Jenis/golongan darah

    2) HB

    3) Gula darah

    4) Malaria

    5) Filaria dll

    c. Persiapan alat1) Lanset darah atau jarum khusus

    2) Kapas alkohol

    3) Kapas kering

    4) Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung macam pemeriksaan

    5) Bengkok

    6) Hand scoon

    7) Perlak dan pengalas

    d. Prosedur kerja

    1) Mendekatkan alat

    2) Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah prosedur

    3) Memasang perlak dan pengalas

    4) Memakai hand scoon

    5) Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis pemeriksaan

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    17/40

    6) Kulit dihapushamakan dengan kapas alkohol

    7) Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol

    8) Merapikan alat

    9) Melepaskan hand scoon

    2) Pemeriksaan Urine

    a. Kegunaan

    1) Menafsirkan proses-proses metabolisme

    2) Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM)

    b. Jenis pemeriksaan

    1) Urine sewaktu

    Urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu bilamana diperlukan pemeriksaan.

    2) Urine pagi

    Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur.3) Urine pasca prandial

    Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan (1,5-3 jam sesudah makan)

    4) Urine 24 jam

    Urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.

    c. Persiapan alat

    1) Formulir khusus untuk pemeriksaan urine

    2)Wadah urine dengan tutupnya

    3) Hand scoon4) Kertas etiket

    5) Bengkok

    6) Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium

    d. Prosedur tindakan

    1) Mencuci tangan

    2) Mengisi formulir

    3) Memberi etiket pada wadah

    4) Memakai hand scoon

    5) Menuangkan 100 cc urine dari bengkok ke dalam wadah kemudian ditutup rapat.

    6) Menyesuaikan data formulir dengan data pada etiket

    7) Menuliskan data dari formulir ke dalam buku ekspedisi

    8) Meletakkan wadah ke dalam bengkok atau tempat khusus bertutup.

    9) Membereskan dan merapikan alat

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    18/40

    10) Melepas hand scoon

    11) Mencuci tangan

    3) Pemeriksaan Faeces

    a. Pengertian

    Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang tertentu.

    b. Tujuan

    Untuk menegakkan diagnosa

    c. Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa

    Untuk pemeriksaan lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur cacing.

    Tinja yang diambil adalah tinja segar.

    d. Persiapan alat

    1) Hand scoon bersih

    2) Vasseline3) Botol bersih dengan penutup

    4) Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya

    5) Bengkok

    6) Perlak pengalas

    7) Tissue

    8) Tempat bahan pemeriksaan

    9) Sampiran

    e. Prosedur tindakan1) Mendekatkan alat

    2) Memberitahu pasien

    3) Mencuci tangan

    4) Memasang perlak pengalas dan sampiran

    5) Melepas pakaian bawah pasien

    6) Mengatur posisi dorsal recumbent

    7) Memakan hand scoon

    8) Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan arah keatas kemudian

    diputar kekiri dan kekanan sampai teraba tinja

    9) Setelah dapat , dikeluarkan perlahan lahan lalu dimasukkan ke dalam tempatnya.

    10) Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan tissue.

    11) Melepas hand scoon

    12) Merapikan pasien

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    19/40

    13) Mencuci tangan

    Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja dengan cara steril. Caranya sama

    dengan cara thoucer, tetapi alat-alat yang digunakan dalam keadaan steril.

    4) Pengambilan sputum

    a. Pengertian

    Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakhea, bukan ludah atau

    lendir yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan.

    b. Tujuan

    Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada dalam tubuh pasien

    sehingga diagnosa dapat ditegakkan.

    c. Indikasi

    Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila diperlukan).

    d. Persiapan alat1) Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup

    2) Botol bersih dengan penutup

    3) Hand scoon

    4) Formulir dan etiket

    5) Perlak pengalas

    6) Bengkok

    7) Tissue

    e. Prosedur tindakan1) Menyiapkan alat

    2) Memberitahu pasien

    3) Mencuci tangan

    4) Mengatur posisi duduk

    5) Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.

    6) Memakai hand scoon

    7) Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan (sputum

    pot)

    8) Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol

    9) Membersihkan mulut pasien

    10) Merapikan pasien dan alat

    11) Melepas hand scoon

    12) Mencuci tangan

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    20/40

    5) Pengambilan spesimen cairan vagina/hapusan genetalia

    a. Persiapan alat

    1) Kapas lidi steril

    2) Objek gelas

    3) Bengkok

    4) Sarung tangan

    5) Spekulum

    6) Kain kassa, kapas sublimat

    7) Bengkok

    8) Perlak

    a. Prosedur

    1) Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan

    2) Mendekatkan alat3) Memasang sampiran

    4) Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagian bawah (jaga

    privacy pasien)

    5) Memasang pengalas dibawah bokong pasien

    6) Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)

    7) Mencuci tangan

    8) Memakai sarung tangan

    9) Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan10) Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai

    kebutuhan

    11) Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan

    12) Membuang kapas lidi pada bengkok

    13) Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup

    14) Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium

    15) Membereskan alat

    16) Melepas sarung tangan

    17) Mencuci tangan

    18) Melakukan dokumentasi tindakan

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    21/40

    C. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN

    1. Pemeriksaan USG

    a. Indikasi

    1) Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan

    begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 14 minggu),

    penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 20 minggu), dan pemeriksaan

    tambahan yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.

    2) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan

    secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya

    kelainan tersebut.

    3) Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa

    gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien

    dengan gangguan haid.4) Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain,

    misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan metastasis dari organ

    ginekologi dll.

    b. Cara Pemeriksaan

    Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

    1) Pervaginam

    a) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.

    b) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.c) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

    d) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

    e) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

    f) Tidak menyebabkan keguguran.

    2) Perabdominan

    a) Probe USG di atas perut.

    b) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

    c) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru

    menembus rahim.

    c. Jenis Pemeriksaan USG

    1) USG 2 Dimensi

    Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik

    sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    22/40

    2) USG 3 Dimensi

    Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar

    yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat

    dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan

    karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

    3) USG 4 Dimensi

    Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live

    3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi,

    gambar janinnya dapat bergerak. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan

    keadaan janin di dalam rahim.

    4) USG Doppler

    Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.

    Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janinini meliputi: Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit), Tonus (gerak janin), Indeks cairan

    ketuban (normalnya 10-20 cm), Doppler arteri umbilikalis, Reaktivitas denyut jantung janin.

    2. Pemeriksaan Rontgen

    Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa

    dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa

    diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau

    bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

    a. Persiapan pemeriksaan1) Radiografi konvensional tanpa persiapan.

    Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang

    atau toraks.

    2) Radiografi konvensional dengan persiapan.

    Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto

    rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya

    makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas

    memperlihatkan kelainan yang dideritanya.

    3) Pemeriksaan dengan kontras

    Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau

    dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    23/40

    b. Indikasi pemeriksaan

    1) Sesak napas pada bayi.

    Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan

    foto rontgen agar penanganannya tepat.

    2) Bayi muntah hijau terus-menerus.

    Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka

    pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan

    tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias

    risiko dan manfaatnya.

    3) Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.

    Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi

    masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.

    3. Kardiotokografi (CT

    G).a. Pengertian

    1) Secara khusus

    CTG adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada saat kontraksi maupun

    tidak.

    2) Secara umum

    CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janindi dalam rahim, dengan

    merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi

    rahim.Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan

    kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat

    perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah

    tidak baik.

    Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang ditempelkan 2 alat

    yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi, alat ini ditempelkan

    selama kurang lebih 10-15 menit

    b. Indikasi Pemeriksaan CTG

    1) Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi kronis,

    dll)

    2) Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)

    3) Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)

    4) Polihidramnion (air ketuban berlebih)

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    24/40

    c. Pemeriksaan CTG

    1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.

    2)Waktu pemeriksaan selama 20 menit,

    3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.

    4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan

    pertolongan yang sesuai.

    5) Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

    4. HEALTH PROMOTION SELAMA KEHAMILAN NORMALGeorge Adriannsz,2008 :

    Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang

    memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk

    menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Kunjungan antenatal memberi

    kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi

    ibu hamil dan keluarganya. Beberapa informasi penting tersebut adalah:

    1. Nutrisi yang adekuat

    Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2500 kalori.

    Pengetahuan tentang berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori

    tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh para

    ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas

    dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia. Jumlah

    pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.

    ProteinJumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram per hari. Sumber

    protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau

    hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran

    prematur, anemia dan edema. KalsiumKebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per

    hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot

    dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan

    kalsium karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau

    osteomalasia pada ibu. Zat besiMetabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan

    kecukupan oksigenasi jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui

    hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang

    normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari. Zat besi

    yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    25/40

    Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat

    besi. Asam folatSelain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi

    pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400

    mikrogram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik

    pada ibu hamil.

    2. Perawatan payudara

    Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi

    dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarkan sekresi

    dan membuka duktus dan sinus lateferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar

    karena pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga

    terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin menggunakan uterotonika. Basuhan

    lembut setiap hari pada areola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet

    pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukanpembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara

    menegang, sensitif dan menjadi lebih berat maka sebaiknya gunakan penopang

    payudara yang sesuai (brassiere).

    3. Perawatan gigi

    Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan, yaitu pada

    trimester pertama dan ketiga. Penjadwalan untuk trimester pertama terkait dengan

    hiperemesis dan ptyalisme (produksi liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga

    mulut haruis selalu terjaga.S

    edangkan pada trimester ketiga, terkait dengan adanyakebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat

    pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi

    setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan

    ginggivitis.

    4. Kebersihan tubuh dan pakaian

    Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan anatomi pada perut, area

    genitalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih

    lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau

    gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan

    vaginal douche. Gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan

    sepatu bertongkat tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset

    penahan perut. Lakukan gerak tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi

    hari. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    26/40

    yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Beristirahan cukup, minimal 8 jam

    pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan untuk melakukan

    kebiasaan untuk merokok selama hamil karena dapat menimbulkan vasospasme yang

    berakibat pada anoksia bayi, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan

    kongenital dan solusio plasenta.

    5. NUTRISI PADA IBU HAMILMenurut Imami Nur Rachmawati, Nutrisi pada Ibu hamil meliputi beberapa faktor, yaitu:

    5.1 Faktor risiko nutrisi

    1. Adolesen

    2. Jarak anak dekat

    3. Penghasilan rendah

    4. Over/underweight

    5. Anemia6. Rokok, alkohol, obat-obatan

    7. Pica

    5.2 Masalah Nutrisi pd Kehamilan

    Kenaikan berat badan

    Trimester 1: 0.2-0.3kg/mgg

    Trimester 2: 0.45 kg/mgg

    Trimester 3: 0.4 kg/mgg

    Selama kehamilan: 8-18 kg

    Peningkatan Berat Badan tidak adekuat, penurunan BB yg memerlukan peningkatan

    asupan nutrisi baik

    Kenaikan berat badan berlebih Karena adanya penimbunan cairan/lemak

    Cara mengatasi masalah nutrisi pd perinatal: mencukupi kebutuhan secara kuantitas &

    kualitas

    Kebut energi

    Komposisi makronutrien

    Nutrien spesifik

    Mikronutrien & vitamin

    5.3 Perubahan nutrisi selama kehamilan & efeknya terhadap nutrisi

    Efek hormonal pd nutrisi

    HSG morning sickness

    HCG

    HCT

    Progesteron

    rileksasi otot & GIT

    motilitas usus lambat

    penurunan absorpsi

    Estrogen

    higroskopik

    retensi cairan meningkat

    Perubahan metabolik

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    27/40

    Vol plasma darah meningkat

    anemia fisiologis

    transp O2 & zat makanan

    Lemak dlm darah meningkat

    sirkulasi steroid meningkat

    SDM

    hemodilusiSDP (o/ krn kebut)

    Perub fungsi ginjal: aliran darah

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    28/40

    5.4.2 Kebutuhan Protein

    Penting utk mencegah ggn pertumb janin

    85% protein hewani, 15% prot nabati

    Trim 1: 1.3 g/hari, trim 2: 6.1 g/hr, trim 3: 10.7 g/hr

    meningkat 60 g/hr dibanding sebelum hamil

    5.4.3 Kebutuhan Mineral1. Zat besi (Fe) Kebutuhan kira-kira 1000 mg selama kehamilan

    eritropoesis, janin & plasenta(persiapan persalinan)

    Kebutuhan: 30 60 mg/hr

    Keseimbangan Fe dipengaruhi o/:

    Partus pervaginam

    kehilangan 500 cc darah, dibutuhkan Fe >200 mg

    S.C 1000 cc, dibutuhkan 400 mg Fe

    Absorpsi hanya 10% dari asupan, hamil trimester 3

    2. Kalsium

    25-30 g/hr

    S

    uplementasi: 600 mg kalsium dlm btk kalsium karbonat, kalsium glukonat ataukalsium laktat

    3. Sodium: 2 3 gr/hr

    4. Zinc: 20 mg/hr

    5. Asam Folat

    Insiden defisiensi asam folat 25-30%

    anemia megaloblastik pd ibu,

    NTD, prematuritas, abortus spontan & BBLR pd janin

    Dibutuhkan utk sisntesis DNA & eritropoesis

    Utk mencegah NTD diperlukan pd 12 mgg pertama kehamilan dg

    masa kritis 4 mgg pertama

    Kebut: + 200 g/hr RDA 600 g/hr (wanita usia subur 320 g/hr)

    5.4.4 Kebutuhan Vitamin1.Vitamin C

    Kebut 85 mg/hr

    Tdk boleh berlebihan

    2. Vitamin D

    Bermanfat untuk penyerapan kalsium

    Kekurangan pd ibu

    kekurangan pd janin

    hipokalsemia

    Kebutuhan sama dg ibu tdk hamil

    Vol plasma darah

    5.5.5 Kebutuhan Lemak

    Kebut: 25% dari total kalori

    Asam lemak esensial

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    29/40

    6. KELUHAN DAN TANDA BAHAYA YANG TERJADI SELAMA KEHAMILANPADA umumnya, 80% s.d. 90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10% s.d. 12%

    kehamilan yang disertai penyulit (masalah) dan berkembang menjadi kehamilan patologis

    (berisiko). Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya

    terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap.

    Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk

    mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan. Faktor risiko dan adanya

    penyakit tertentu sebaiknya dikenali sejak awal sehinga dapat dilakukan berbagai upaya

    maksimal untuk mencegah gangguan yang berat terhadap kehamilan serta keselamatan ibu

    maupun bayi yang dikandungnya.

    1. Perdarahan lewat jalan lahir

    Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu umumnya

    disebabkan oleh abortus (keguguran). Sekitar 10% 20% kehamilan akan berakhir dengan

    keguguran. Kehamilan mola (hamil anggur) juga dapat menimbulkan gejala perdarahan pada

    kehamilan muda. Sifat perdarahan bisa sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga

    menyebabkan syok dan anemia. Perdarahan pada kehamilan muda dengan pembesaran

    rahim yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan biasanya disebabkan oleh kehamilan

    ektopik (kehamilan di luar kandungan).

    Pada kehamilan lanjut atau usia kehamilan di atas 20 minggu dapat terjadi perdarahan

    dengan warna darah yang merah segar atau kehitaman, banyak dan berulang, disertai atau

    tidak disertai nyeri perut. Perdarahan ini dapat berarti plasenta previa (plasenta yang

    menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta yakni terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta

    dari tempat perlekatannya pada dinding rahim sebelum bayi lahir.

    Plasenta previa dan solusio plasenta lebih banyak terjadi pada ibuhamil dengan paritas

    (jumlah anak) banyak dan pada usia di atas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada

    kehamilan ganda (kembar) daripada kehamilan tunggal.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    30/40

    2. Sakit kepala dan perubahan visual

    Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang hebat,

    menetap dan tidak hilang dengan beristrihat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang

    hebat itu, ibu mungkin merasakan perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya

    pandangan kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disertai gangguan penglihatan,

    nyeri ulu hati, muntah-muntah dan kenaikan progresif tekanan darah melewati batas normal

    dalam kehamilan adalah gejala dan tanda dari pre eklampsia.

    3. Nyeri perut yang hebat

    Nyeri perut yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap dan

    tidak hilang dengan beristirahat, dapat didahului atau disertai dengan perdarahan lewat

    jalan lahir. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik, abortus, persalinan prematur maupun

    solusio plasenta.Penyebab nyeri perut juga dapat berhubungan dengan gangguan pada alat

    reproduksi/ginekologik seperti peradangan saluran telur (salpingitis akut), kista ovarium

    yang terpluntir maupun ruptur/pecah, retensio urin akut dan keadaan lain yang tidak

    berhubungan dengan kehamilan dan ginekologik (insidental) seperti apendisitis/radang usus

    buntu, perforasi usus dan ruptur organ dalam perut (hepar, ginjal, limpa, lambung) akibat

    trauma fisik.

    4. Bengkak pada muka dan lenganHampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang

    biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan

    berbaring sambil meninggikan kaki. Bengkak menjadi pertanda serius jika muncul pada muka

    dan lengan, perut serta seluruh tubuh (generalisata), tidak hilang setelah beristirahat dan

    disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan akibat dari gangguan fungsi ginjal,

    gagal jantung dan pre eklampsia.

    5. Bayi kurang bergerak seperti biasa

    Ibu yang sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya (multigravida) dapat merasakan

    gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu sedangkan pada ibu yang baru pertama

    kali hamil (primigravida) pada usia kehamilan 18-20 minggu. Salah satu cara sederhana

    untuk menilai kondisi janin (fetal assesment) dalam kandungan dapat diketahui dengan

    menghitung semua gerakan janin selama satu jam oleh ibu hamil sendiri.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    31/40

    Bila terjadi gerakan janin empat kali atau lebih berarti baik, tetapi bila gerak janin tiga kali

    atau kurang harus dicari penyebabnya. Juga dapat dilakukan dengan menghitung gerakan

    janin mulai sejak bangun pagi dan mencatat waktu yang diperlukan untuk merasakan

    pergerakan janin sepuluh kali. Rata-rata waktu yang diperlukan adalah 2-3 jam.

    Beberapa gejala lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah muntah

    berlebihan (hiperemesis gravidarum), nyeri saat berkemih (disuria), demam dan menggigil,

    ketuban pecah sebelum persalinan dimulai, perut/rahim lebih besar atau lebih kecil dari usia

    kehamilan sesungguhnya.

    Agar terhindar dari semua masalah itu, pastikan bahwa calon ibu benar-benar sehat saat

    akan merencanakan kehamilan, pemeriksaan kehamilan dini dan teratur akan

    meminimalkan risiko kelainan dan gangguan kehamilan serta binalah komunikasi yang baik

    dengan bidan atau dokter kandungan anda, sehingga anda memiliki kehamilan sertapersalinan yang sehat dan menyenangkan.

    7. KEHAMILAN RESIKO TINGGI KARENA PENYAKIT YANG DIDERITA IBUSEBELUM KEHAMILAN DAN KOMPLIKASI DARI KEHAMILAN

    DEFINISI

    Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari

    biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematiansebelum maupun sesudah persalinan.

    Untuk menentukan suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita

    hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang menyebabkan

    dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian (keadaan atau ciri

    tersebut disebutfaktor resiko).

    Faktor resiko bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya resiko.

    FAKTOR RESIKO SEBELUM KEHAMILAN

    Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan

    meningkatnya resiko selama kehamilan.Selain itu, jika seorang wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka

    resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih

    besar.

    Karakteristik ibu

    Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan.

    Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinyapre-

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    32/40

    eklamsi(suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air

    kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) daneklamsi(kejang akibat pre-

    eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau

    bayi kurang gizi.

    Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi,

    diabetes ataufibroiddi dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan.

    Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindromaDown) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa

    dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.

    Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih

    mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa

    kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka

    resikonya meningkat sampai 30%.

    Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga

    menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama

    kehamilan.

    Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki

    panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi

    untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil.

    Peristiwa pada kehamilan yang lalu

    Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama,

    memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.

    Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang

    sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur.

    Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami

    keguguran menjalani pemeriksaan untuk:

    - kelainan kromosom atau hormon- kelainan struktur rahim atau leher rahim

    - penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)

    - reksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).

    Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan pengobatan.

    Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat:

    - Kelainan kromosom pada bayi

    - Diabetes

    - Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun

    - Tekanan darah tinggi

    - Penyalahgunaan obat

    - Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus).

    Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi

    untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.

    Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg,

    memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.

    Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin

    dia menderita diabetes.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    33/40

    Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya

    keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat.

    Pemeriksaan kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia

    kehamilan 20-28 minggu.

    Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih

    mungkin mengalami:- kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)

    - perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)

    - persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina

    yang berat

    -plasenta previa(plasenta letak rendah).

    Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka

    bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama.

    Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif dan

    ibu membentuk antibodiuntuk menyerang darah janin; antibodi ini menyebabkan

    kerusakan pada sel darah merah janin.

    Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayahmemiliki 2 gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah

    hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-

    positif adalah sebesar 50%.

    Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak

    menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan

    menyebabkan tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan

    ditemukan pada kehamilan berikutnya.

    Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rh-

    negatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh.

    Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi.

    S

    eorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akanmengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia

    menderita tekanan darah tinggi menahun.

    Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan,

    biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada

    bayi dan kedua orangtuanya.

    Kelainan struktur

    Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim

    yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran.

    Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG

    atau rontgen.

    Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya:

    - kelahiran prematur

    - gangguan selama persalinan

    - kelainan letak janin

    - kelainan letak plasenta

    - keguguran berulang.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    34/40

    Keadaan kesehatan

    Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang

    dikandungnya.

    Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:

    - Tekanan darah tinggi menahun- Penyakit ginjal

    - Diabetes

    - Penyakit jantung yang berat

    - Penyakit sel sabit

    - Penyakit tiroid

    - Lupus

    - Kelainan pembekuan darah.

    Riwayat keluarga

    Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu

    atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut padabayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.

    FAKTOR RESIKO SELAMA KEHAMILAN

    Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu perubahan yang

    menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya.

    Dia mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan),

    seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bias mengalami

    kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.

    Obat-obatan atau infeksi

    Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum selama hamil

    adalah:

    - Alkohol

    - Phenitoin

    - Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau trimethoprim)

    - Lithium

    - Streptomycin

    - Tetracyclin

    - Talidomide

    - Warfarin.

    Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah:

    - Herpes simpleks

    - Hepatitis virus

    - Influenza

    - Gondongan

    - Campak Jerman (rubella)

    - Cacar air (varisela)

    - Sifilis

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    35/40

    - Listeriosis

    - Toksoplasmosis

    - Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.

    Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya sekitar 20%

    wanita yang berhenti merokok selama hamil.

    Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yangrendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:

    - komplikasi plasenta

    - ketubah pecah sebelum waktunya

    - persalinan prematur

    - infeksi rahim.

    Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap rokok dari orang

    lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya.

    Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan pada bayi yang ibunya

    merokok.

    Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko terjadinyasindroma

    kematian bayi mendadak.Selain itu, anak-anak yang dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang

    sifatnya ringan dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku.

    Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya

    pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon

    yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim).

    Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.

    Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian alkohol

    selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:

    - keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir

    - kelainan wajah

    - mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan olehpertumbuhan otak yang dibawah normal

    - kelainan perkembangan perilaku.

    Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan mental.

    Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku yang berat

    pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial dan kurang

    memperhatikan).

    Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol adalah 2 kali

    lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat.

    Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg.

    Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya besar, yaitu

    kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin, morfin, amfetamin,

    barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin pada wanita hamil.

    Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:

    - Anemia

    - Bakteremia

    - Endokarditis

    - Abses kulit

    - Hepatitis

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    36/40

    - Flebitis

    - Pneumonia

    - Tetanus

    - Penyakit menular seksual (termasuk AIDS).

    Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik atau pramuria.

    Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular seksual lainnya,

    hepatitis dan infeksi. Pertumbuhan mereka di dalam rahim kemungkinan mengalamikemunduran dan mereka bisa lahir prematur.

    Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal dan

    menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengkerut bisa

    menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak mendapatkan

    oksigen yang cukup.

    Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan

    berbagai organ dan biasanya menyebabkan cacat kerangka serta penyempitan sebagian

    usus.

    Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika:

    - seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat- terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya

    - terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.

    31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19% melahirkan bayi

    yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami pelepasan plasenta sebelum

    waktunya.

    Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko persalinan

    prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat, tetapi

    pertumbuhan janinnya normal.

    Keadaan kesehatan

    T

    ekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaanlain.

    Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu

    dan bayinya dan harus segera diobati.

    Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan

    pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan

    antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan

    ketuban pecah sebelum waktunya.

    Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan

    ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan

    antibiotik.

    Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4? Celsius) pada trimester

    pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinyakeguguran dan kelainan

    sistem saraf pada bayi.

    Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya

    persalinan prematur.

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    37/40

    Komplikasi kehamilan

    1. Inkompatibilitas Rh

    Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai. Yang paling

    sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan penyakit hemolitik pada

    bayi baru lahir.

    Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janinmemiliki Rh-positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin.

    Jika seorang ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap

    janin setiap 2 bulan.

    Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:

    - setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur

    - setelah pemeriksaan amniosentesis

    - dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.

    Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-nol-D kepada ibu,

    yang akan menghancurkan antibodi Rh.

    2.

    Perdarahan

    Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:

    - Kelainan letak plasenta

    - Pelepasan plasenta sebelum waktunya

    - Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).

    Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi, perdarahan

    hebat dan kematian ibu pada saat persalinan.

    Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG,

    pengamatan leher rahim dan Pap smear.

    3. Kelainan pada cairan ketuban

    Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan

    diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu atau

    terjadinya persalinan prematur.

    Air ketuban yang terlalu banyak cenerung terjadi pada:

    - ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol

    - kehamilan ganda

    - inkompatibilitas Rh

    - bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kelainan sistem

    saraf).

    Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada:

    - bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih

    - bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan

    - bayi yang meninggal di dalam kandungan.

    4. Persalinan prematur

    Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:

    - ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim

    - perdarahan

    - stress fisik atau mental

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    38/40

    - kehamilan ganda

    - ibu pernah menjalani pembedahan rahim.

    Persalinan prematur seringkali terjadi jika:

    - bayi berada dalam posisi sungsang

    - plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya

    - ibu menderita tekanan darah tinggi- air ketuban terlalu banyak

    - ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.

    5. Kehamilan ganda

    Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya

    cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.

    6. Kehamilan lewat waktu

    Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya

    kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.

    Penilaian kehamilan resiko tinggi

    Nilai 10 atau lebih menunjukkan resiko tinggi.

    Faktor Resiko Skor

    SEBELUM KEHAMILAN

    Karakteristik ibu

    Usia 35 tahun atau lebih atau 15 tahun atau kurang 5

    Berat badan kurang dari 50 kg atau lebih dari 100 kg 5

    Peristiwa pada kehamilan yg lalu

    Kematian dalam kandungan 10

    Kematian bayi baru lahir 10

    Bayi prematur 10

    Kecil untuk masa kehamilan 10

    Transfusi darah janin untuk penyakit hemolitik 10

    Persalinan terlambat (lebih dari 42 minggu) 10

    Keguguran berulang 5

    Bayi besar (lebih dari 5 kg) 5

    Hamil sebanyak 6 kali atau lebih 5

    Riwayat eklamsi 5

    Operasi sesar 5

    Epilepsi atau kelumpuhan serebral pada ibu 5

    Riwayat pre-eklamsi 1

    Cacat bawaan pada bayi sebelumnya 1

    Kelainan struktur

    Rahim ganda 10

    Kelemahan pada leher rahim 10

    Panggul sempit 5

    Keadaan medis

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    39/40

    Tekanan darah tinggi menahun 10

    Penyakit ginjal sedang sampai berat 10

    Penyakit jantung berat 10

    Diabetes yg tergantung kepada insulin 10

    Penyakit sel sabit 10

    Hasil Pap smear yg abnormal 10

    Penyakit jantung sedang 5

    Penyakit tiroid 5

    Riwayat tuberkulosis 5

    Penyakit paru-paru (misalnya asma) 5

    Hasil pemeriksaan darah yg positif untuk sifilis atau HIV 5

    Riwayat infeksi kandung kemih 1

    Riwayat keluarga yg menderita diabetes 1

    SELAMA KEHAMILAN

    Obat-obatan & infeksi

    Pemakaian obat atau alkohol 5

    Penyakit virus (misalnya campak Jerman) 5Influenza berat 5

    Merokok 1

    Komplikasi medis

    Pre-eklamsi sedang sampai berat 10

    Pre-eklamsi ringan 5

    Infeksi ginjal 5

    Diabetes gestsional 5

    Anemia berat 10

    Infeksi kandung kemih 1

    Anemia ringan 1

    Komplikasi kehamilan pada ibuPlasenta previa 10

    Pelepasan plasenta prematur 10

    Cairan ketuban terlalu sedikit atau terlalu banyak 10

    Infeksi plasenta 10

    Robekan pada rahim 10

    Persalinan terlambat (lebih dari 42 minggu atau terlambat lebih dari 2 minggu) 10

    Sensitisasi Rh pada darah janin 5

    Bercak perdarahan 5

    Persalinan prematur 5

    Ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan 5

    Leher rahim berhenti melebar 5Persalinan berlangsung lebih dari 20 jam 5

    Mengedan lebih dari 2 jam 5

    Persalinan cepat (kurang dari 3 jam) 5

    Operasi sesar 5

    Induksi persalinan karena alasan medis 5

    Induksi persalinan 1

    Komplikasi kehamilan pada bayi

  • 8/8/2019 Laporan Diskusi 1 Trigger 2

    40/40

    Mekonium dalam cairan ketuban (hijau tua) 10

    Letak bayi abnormal (misalnya letak bokong) 10

    Persalinan letak bokong, dibantu seluruhnya 10

    Kehamilan ganda (terutama 3 atau lebih) 10

    Denyut jantung lambat atau sangat cepat 10

    Prolapsus tali pusat 10

    Berat badan kurang dari 2,75 kg 10

    Mekonium dalam cairan ketuban (hijau muda) 5

    Persalinan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum 5

    Persalinan letak bokong, tidak dibantu atau dibantu sebagian 5

    Pembiusan total pada ibu selama persalinan 5

    Bayi kecil

    Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu

    Bayi lahir dengan berat badan rendah adalah bayi yang pada saat dilahirkan memiliki berat

    badan 2,75 kg atau kurang

    Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya lebih kecil jika dibandingkan

    dengan usia kehamilan Bayi yang pertumbuhannya terhambat adalah bayi yang pertumbuhannya (berat dan tinggi

    badan) di dalam rahim terhambat.

    REFERENSI

    Varney,Helen dkk.2002.Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

    Bobak, K. Jensen.2005.Perawatan Maternitas. Jakarta:EGC

    Nurrachmah,Elly.2001.Nutrisi dalam keperawatan.Jakarta: CV Sagung Seto