LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

download LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

of 23

Transcript of LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    1/23

    LAPORAN PRAKTIKUM

    EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK

    NAMA : DWI NICHE

    NIM : H311 12 264

    HARI/ TGL PERCOBAAN : KAMIS/ 27 FEBRUARI 2014

    KELOMPOK : III (TIGA)

    ASISTEN : SAKINAH NUR FADILLAH

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    2/23

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan

    kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan

    dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Lemak yang

    ditambahkan dalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan membutuhkan

    persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Lemak dan minyak dapat diekstraksi dengan

    berbagai cara. Untuk mengekstraksi minyak dan lemak diperlukan pelarut yang baik.

    Tiap pelarut lemak mempunyai tingkatan kelarutan berbeda-beda pada minyak dan

    lemak, dan untuk mengetahui tingkat kelarutan itu dilakukan percobaan ini, dengan

    membandingkan pelarut organik (butanol, n-heksana, dan kloroform) serta pelarut

    polar (air).

    Pemisahan dapat dilakukan bersifat sederhana, bersih, cepat dan mudah.

    Dalam banyak kasus pemisahan dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok dalam

    sebuah corong pemisah selama beberapa menit. Teknik ini sama dapat diterapkan

    untuk bahan-bahan dari tingkat runutan maupun dalam jumlah-jumlah banyak.

    Ekstraksi cairan-cairan merupakan salah satu teknik dalam mana suatu larutan (air)

    dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (organik) yang pada hakekatnya tidak

    bercampur dan menyebabkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut kedalam pelaurt

    ke dua (Basset dkk., 1994).

    Untuk itu dalam percobaan ini akan diuji beberapa pelarut terhadap

    kelarutannya dengan minyak dan akan ditentukan pelarut yang paling baik yang

    berdasarkan pada diameter noda minyak yang ditimbulkan pada kertas saring.

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    3/23

    1.2Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui pelarut

    yang baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dan lemak diantara beberapa

    pelarut.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini adalah dapat memilih pelarut yang baik untuk

    mengekstraksi minyak dan lemak dalam suatu bahan.

    1.3Prinsip Percobaan

    1.3.1 Kelarutan

    Menentukan pelarut yang baik digunakan untuk melarutkan minyak dan

    lemak dengan menguji kelarutan minyak dan lemak pada beberapa pelarut (air,

    etanol, kloroform, dan n-heksana) kemudian mengukur noda yang ditimbulkan pada

    kertas saring.

    1.3.2 Ekstraksi Minyak dan Lemak

    Mengekstraksi campuran minyak/lemak dan air dengan menggunakan

    beberapa pelarut organik (khloroform dan n-heksana), dimana akan terbentuk dua

    lapisan yaitu lapisan air dan lapisan organik, lalu mengukur diameter noda yang

    ditimbulkan oleh masing-masing lapisan pada kertas saring.

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    4/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Lipid

    Lipid kurang dikenal oleh kebanyakan orang daripada karbohidrat dan

    protein, karena karbohidrat dan protein merupakan bagian dari diet. Lipid

    mempunyai peran penting, diantaranya sebagai sebagai sumber bahan bakar, sebagai

    pelindung pada tanaman, serangga, dan sebagai komponen utama dari membrane

    yang mengelilingi setiap sel hidup (McMurry dan Castellion, 1994).

    Lipid merupakan kelompok yang sangat luas secara alami dan molekul yang

    semisintetik, larut dalam pelarut non polar, dan larut dalam pelarut polar.

    Keuntungan dari lipid sendiri karena struktur mereka yang hampir mirip lipid asli.

    Lipid dapat digunakan untuk menunjukkan sifat fisik dan kimia yang unik karena

    komposisi, struktur, sifatnya yang mencair dan kemampuan bergabung dengan air

    dan molekul non-lipid lainnya (Zurao, 2011).

    Lipid merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat

    kelarutannya. Terutama lipid, lipid tidak larut dalam air tapi larut dalam pelarut

    organik nonpolar, seperti eter. Lipid dapat diekstraksi dari sel atau jaringan dengan

    pelarut organik. Sifat kelarutan ini membedakan lipir dari tiga golongan utama lain

    dari produk alam lainnya, yaitu karbohidrat, protein, dan asam nukleat, yang pada

    umumnya tidak larut pada pelarut organik (Hart, 1991).

    Struktur kimia lipid data sangat beragam, sekalipun sifat kelarutannya mirip.

    Beberapa diantaranya berupa ester, lainnya berupa hidrokarbon, sebagian asiklik dan

    lainnya siklik, bahkan polisiklik (Hart, 1991).

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    5/23

    Lipid secara alami merupakan moleku organik dan alrut dalam pelarut

    organik non polar ketika hewan atau tumbuhan telah hancur atau dihancurkan.

    Kelarutan lipid sangat ditentukan oleh struktur kimia. Tidak mengerankan jika ada

    banyak macam pelarut yang bisa digunakan (McMurry dan Castellion, 1994).

    Lemak dan minyak merupakan hal yang kita temui setiap hari. Lemak

    meliputi mentega, lemak hewat, dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama

    berasal dari tumbuhan, termasuk jagung, biji kapas, zaitun, kacang dan minyak

    kedelai. Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, tetapi keduanya

    mempunyai struktur organik dasar yang sama (Hart, 1991).

    Gambar 1. Reaksi hidrolisis lemak

    Lemak dan minyak adalah suatu trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan

    antara suatu lemak dan minyak adalah lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk

    cair pada suhu kamar. Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh sedangkan minyak

    tersusun oleh asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang

    tidak larut dalam air (Panagan, 2011).

    Minyak mempunyai arti yang sangat luas, yaitu senyawa yang berbentuk

    cairan pekat pada suhu ruangan dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sumbernya,

    minyak dibagi menjadi 2 macam, yaitu minyak bumi (mineral oils atau petroleum)

    dan minyak dari mahluk hidup (lipida atau lipids). Adapun minyak dari mahluk

    hidup terbagi lagi menjadi minyak nabati (vegetable oils) dan minyak hewani

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    6/23

    (animal oils). Minyak hewani lebih popular disebut dengan istilah lemak (fats)

    karena pada umumnya berbentuk padat pada suhu ruanganMinyak merupakan

    campuran ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang yang sering disebut

    trigliserida. Trigliserida terbentuk dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

    Asam lemak jenuh sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam

    miristat sekitar 5% (Andaka, 2009).

    2.2 Asam Lemak

    Asam lemak merupakan kompenen utama pembangun yang khas pada

    kebanyakan lipida. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang

    mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak mempunyai gugus karboksil

    tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang, yang meneybabkan

    kebanyakan lipida bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau

    berlemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam

    sel atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada

    berbagai kelas lipida yang berbeda, asam lemak dapat dibebaskan dari ikatan ini oleh

    hidrolisis kimia atau enzimatik (Thenawidjaja, 1982).

    Pembagian solut antara dua cairan tak saling campur memberikan banyak

    kemungkinan yang menarik bagi pemisahan-pemisahan analitik. Juga untuk keadaan

    yang tujuan utamanya bukan analitik melainkan preparatif, maka ektraksi solven

    dapat merupakan suatu langkah penting dalam memberikan hasil murni. Meskipun

    kadang-kadang digunakan digunakan alat-alat yang sukar, namun dapat dilakukan

    dalam waktu beberapa menit (Underwood dan Day, 1993)

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    7/23

    2.3 Ekstraksi

    Metode ekstraksi paling sering digunakan karena tidak berbahaya bagi

    keselamatan, dan merupakan metode yang paling sering digunakan untuk ekstraksi

    lipid dari jaringan hewan. Mikroba memiliki dinding sel yang kaku yang bekerja

    dalam pengendalian ekstraksi pelarut sehingga sangat sulit ekstraksi berjalan efektif.

    Ekstraksi dan fase kesetimbangan sangat penting untuk menghemat pengeluaran.

    Ekstraksi pelarut yang efektif dikombinasikan dengan langkah yang sesuai akan

    meningkatkan hasil ekstraksi (Cheol Cho, dkk., 2012)

    Untuk memahami prinsip-prinsip dasar ekstraksi, harus terlebih dahulu

    dibahas berbagai istilah yang digunakan untuk menyatakan keefektifan pemisahan.

    Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan antara dua fase tak tercampurkan

    a dan b, hukum distribusi Nernst menyatakan bahwa, asal keadaan meolekulnya

    sama dalam kedua cairan dan temperatur yang konstan (Underwood dan Day, 1993).

    Salah satu aplikasi ekstraksi adalah spektrofotometri penentuan logam.

    Banyak senyawa organik dari waarna kelat dengan logam, tapi sebagain besar kelat

    larut dalam air. Bagaimanapun larut dalam pelarut organik dan dapat dengam mudah

    diekstraksi. Sejak kelat sering mewarnai dirinya, absorbs spectrum mungkin tumpang

    tindih logam kelat sehingga larutan blanko harus dibuat atau reagen pencuci dari

    fase organik (Hart, 1991).

    Dalam meningkatkan persentase ekstraksi adalah dengan meningkatkan

    volume kuantitati pelarut. Fraksi yang lebih kecil dari beberapa faraksi dalam

    ekstraksi dapat digunakan untuk memudahkan menghitung ekstraksi (Hart, 1991).

    Dalam analisis ekstraksi pelarut, kita berurusan dengan metode-metode

    dengan mana keterlarutan kation anorganik dalam dalam air, dapat dihalangi oleh

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    8/23

    interaksi dengan reagensia-reagensia akan menghilangkan sebagian atau semua

    molekul air yang terasosiasi dengan ion logam itu, yang menjadi penyebab

    keterlarutan dalam air (Basset, dkk., 1994)

    Ekstraksi dengam pelarut methanol yang dicampur air lebih baik daripada

    etanol campur air, aseton campur air, dan air untuk ekstraksi banyaknya bioaktif dari

    total particular polifenol. Namun pada ekstrak yang inhibitor radikal bebas ekstrak

    aseton lebih kuat dari enatol yang dicampur air. Senyawa fenolik lebih tinggi ketika

    memilih pelarut organik yang polaritasnya diubah dengan air. Campuran ini sangat

    ideal untuk memisahkan senyawa bioaktif dalam fenolik. Tetapi untuk mengektraksi

    polifenol tidak begitu baik karena senyawa bioaktif akan larut dalam air dan zat

    pengotor juga akan hadir dalam ekstraksi ini (Mohammedi, 2011).

    Secara sederhana ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemindahan

    satu atau lebih komponen dari satu fase ke fase lainnya. Namun dibalik definisi

    sederhana ini tersimpan kerumitan yang cukup besar: pemisahan berkebalikan

    dengan intuisi termodinamik, karena entropi diperoleh melalui pencampuran, bukan

    pemisahan. Metode ekstraksi dikembangkan berdasarkan perpindahan menuju

    kesetimbangan, sehingga kinetika perpindahan massa tidak dapat diabaikan.

    Ekstraksi dilakukan karena beberapa faktor seperti jika distilasi tidak dapat dilakukan

    (distilasi dapat dilakukan jika relative volatility campuran lebih besar dari 1,2) atau

    terlalu mahal, jika diinginkan mengisolasi bahan untuk karakterisasi, atau

    memurnikan senyawa untuk proses selanjutnya (Majid dan Nurkholis, 2008).

    Syarat pelarut yang digunakan dalam ekstraksi yakni pertama, harus dapat

    melarutkan semua zat dengan cepat dan sempurna, serta sedikit mungkin melarutkan

    bahan seperti: lilin, pigmen,serta pelarut harus bersifat selektif. Kedua, harus

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    9/23

    mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan tanpa

    menggunakan suhu tinggi. Ketiga, pelarut tidak boleh larut dalam air. Keempat,

    pelarut harus bersifat inert, sehingga tidak bereaksi dengan komponen. Kelima,

    pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan tidak akan

    tertinggal dalam minyak. Dan yang terakhir, harga pelarut harus serendah mungkin

    dan tidak mudah terbakar (Munawarah dan Handayani, 2010).

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ekstraksi, diantaranya : suhu,

    kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusivitas biasanya akan meningkat dengan

    meningkatnya suhu, sehingga diperoleh laju ekstraksi yang tinggi. Pada beberapa

    kasus, batas atas untuk suhu operasi ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya

    menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan. Kedua, semakin kecil ukuran

    partikel maka semakin luas bidang kontak antara padatan dan solven, serta semakin

    pendek jalur difusinya, yang menjadikan laju transfer massa semakin tinggi. Dan

    yang terakhir, kondisi ekstraksi (pH, suhu, waktu, solven, rasio komposisi solven

    dari bahan) dapat mempengaruhi proses ekstraksi. Solven yang digunakan harus

    memenuhu kriteria seperti daya solut cukup besar, dapat diregenerasikan, memiliki

    koefisien distribusi solut yang tinggi, dapat memuat solut dalam jumlah yang besar,

    sama sekali tidak melarutkan diluen atau hanya sedikit larut dalam diluen, memiliki

    kecocokan dengan solut yang diekstraksi, viskositas rendah, antara solven dengan

    diluen harus mempunyai perbedaan densitas yang cukup besar, memiliki tegangan

    antar muka yang cukup, dapat mengurangi potensi terbentuknya fase ke tiga, tidak

    korosif, tidak mudah terbakar, tidak beracun, tidak berbahaya bagi lingkungan, serta

    murah dan mudah didapat (Majid dan Nurkholis, 2008).

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    10/23

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, n-butanol,

    kloroform, n-heksana, minyak kelapa, kertas saring, kertas label, tissue roll, dan

    sabun cair.

    3.2 Alat

    Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, oven, rak

    tabung, pipet tetes, pipet tetes skala, penggaris, pensil, dan labu semprot.

    3.3 Prosedur Kerja

    3.3.1 Kelarutan Minyak dan Lemak

    Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi dengan 2 mL

    minyak kelapa. Tabung (1) ditambahkan air, tabung (2) ditambahkan n-butanol,

    tabung (3) ditambahkan n-heksana, dan tabung (4) ditambahkan kloroform masing-

    masing 2 mL. Larutan dikocok, kemudian dipipet masing-masing, dan diteteskan di

    atas kertas saring secukupnya. Kemudian dikeringkan dalam oven. Noda yang

    terbentuk diukur diameternya.

    3.3.2 Ekstraksi Minyak dan Lemak

    Diambil tabung reaksi berisi 5 tetes sampel minyak dan lemak kemudian

    dicampurkan dengan air dan minyak. Tabung yang berisi campuran minyak lemak

    dengan air ditambahkan n-heksana. Dikocok dan dibiarkan sampai terbentuk dua

    lapisan. Pada tabung, lapisan yang berada diatas (n-heksana) dipindahkan ke tabung

    reaksi yang lain. Lapisan n-heksana dikocok kemudian dipipet dan di teteskan ke

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    11/23

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    12/23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengujian

    4.1.1 Kelarutan Minyak dan Lemak

    Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk

    dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat

    dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solut dan pelarut pada suhu,

    tekanan dan pH larutan. Secara luas kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu

    merupakan suatu pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan

    sedikit demi sedikit solut pada pelarut sampai solut tersebut mengendap (tidak dapat

    larut lagi).

    Adapun hasil dari tes kelarutan dari beberapa sampel yang digunakan

    (minyak kopra, minyak VCO, minyak kelapa sawit, minyak wijen, mentega dan lilin)

    dengan beberpa pelarut yakni air, n-Butanol, kloroform dan n-heksana adalah

    sebagai berikut:

    Pelarut Diameter Noda (cm)

    Sampel Air n-Butanol Kloroform n-Heksana

    VCO2 fase 1 fase 1 fase 1 fase

    - Cm 1,15 cm 1,1 cm 1,6 cm

    Minyak Sawit 2 fase 1 fase 2 fase 1 fase- Cm 1,2 cm 0,9 cm 1 cm

    Minyak Wijen2 fase 1 fase 1 fase 1 fase

    - Cm 1,95 cm 1,25 cm 1,45 cm

    Minyak Kopra2 fase 1 fase 1 fase 1 fase

    1,85 cm 1,2 cm 1,1 cm 0.65 cm

    Lilin2 fase 1 fase 1 fase 1 fase

    - Cm 1,45 cm 1,2 cm 1,7 cm

    Mentega2 fase 2 fase 1 fase 1 fase

    -

    Cm 1,85 cm 1,95 cm 1,25 cm

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    13/23

    4.1.2 Ektraksi Minyak dan Lemak

    Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

    padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan

    pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar

    antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara

    difusi.

    Adapun hasil ekstraksi dari campuran minyak/lemak dan air dengan

    menggunakan beberapa pelarut organik yakni khloroform dan n-heksana adalah

    sebagai berikut:

    Lapisan

    Sampel

    Diameter Noda (cm)

    Air Organik

    VCO - 2,45

    Minyak Sawit - 1,55

    MInyak Wijen - 1,9

    Minyak Kopra - 1,9

    Lilin - 1,75

    Mentega - 2,85

    4.1 Reaksi

    1. Minyak dengan air

    CH2

    CH

    O C

    O

    R1

    O C

    O

    R2

    CH2 O C

    O

    R3

    H2O

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    14/23

    2. Minyak dengan n-butanol

    CH2OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    + C4H9OH

    CH2OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    C4H9OH

    3. Minyak dengan kloroform

    CH2OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    + 3CHCl3

    CH2OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    CHCl3

    4. Minyak dengan n-Heksana

    CH2

    OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    + C6H14

    CH2

    OCR

    CH OCR

    CH2OCR

    O

    O

    O

    C6H14

    4.3 Pembahasan

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel VCO pada berbagai

    pelarut. Pertama digunakan pelarut air. Terbentuk 2 fasa dimana bagian bawah

    adalah air dan bagian atas adalah VCO. Pelarut air tidak menghasilkan noda pada

    kertas saring yang artinya kelarutan VCO sangat kecil. Hal ini disebabkan karena air

    adalah pelarut polar sedangkan VCO bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak

    bisa bercampur. Pada pelarut n-Butanol terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda

    dengan diameter 1,15 cm, pada kloroform terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    15/23

    dengan diameter 1,1 cm dan pada n-Heksana terbentuk 1 fasa dan menghasilkan

    noda dengan diameter 1,6 cm.

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel minyak sawit pada

    berbagai pelarut. Pertama digunakan pelarut air. Terbentuk 2 fasa dimana bagian

    bawah adalah air dan bagian atas adalah minyak sawit. Pelarut air tidak

    menghasilkan noda pada kertas saring yang artinya kelarutan minyak sawit sangat

    kecil. Hal ini disebabkan karena air adalah pelarut polar sedangkan minyak sawit

    bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak bisa bercampur. Pada pelarut

    n-Butanol terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,2 cm, pada

    kloroform terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 0,9 cm dan pada

    n-Heksan terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1 cm.

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel minyak wijen pada

    berbagai pelarut. Pertama digunakan pelarut air. Terbentuk 2 fasa dimana bagian

    bawah adalah air dan bagian atas adalah minyak wijen. Pelarut air tidak

    menghasilkan noda pada kertas saring yang artinya kelarutan minyak wijen sangat

    kecil. Hal ini disebabkan karena air adalah pelarut polar sedangkan minyak wijen

    bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak bisa bercampur. Pada pelarut

    n-Butanol terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,95 cm, pada

    kloroform terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,25 cm dan

    pada n-Heksana terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,45 cm.

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel minyak kopra

    pada berbagai pelarut. Pertama digunakan pelarut air, terbentuk 2 fasa dimana bagian

    bawah adalah air dan bagian atas adalah minyak kopra. Pelarut air seharusnya tidak

    menghasilkan noda pada kertas saring karena kelarutan minyak kopra sangat kecil.

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    16/23

    Hal ini disebabkan karena air adalah pelarut polar sedangkan minyak kopra bersifat

    non polar, sehingga kedua zat ini tidak bisa bercampur. Pada percobaan yang

    dilakukan terbentuk noda yang berdiameter 1,85 cm. Pada pelarut

    n-Butanol terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,2 cm, pada

    kloroform terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,1 cm dan pada

    n-Heksana terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 0,65 cm.

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel lilin pada berbagai

    pelarut. Pertama digunakan pelarut air. Terbentuk 2 fasa dimana bagian bawah

    adalah air dan bagian atas adalah lilin. Pelarut air tidak menghasilkan noda pada

    kertas saring yang artinya kelarutan lilin sangat kecil. Hal ini disebabkan karena air

    adalah pelarut polar sedangkan lilin bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak

    bisa bercampur. Pada pelarut n-Butanol terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda

    dengan diameter 1,45 cm, pada kloroform terbentuk 1 fasa dan menghasilkan noda

    dengan diameter 1,2 cm dan pada n-Heksana terbentuk 1 fasa dan menghasilkan

    noda dengan diameter 1,7 cm.

    Pada percobaan kelarutan minyak, diuji kelarutan sampel Mentega pada

    berbagai pelarut. Pertama digunakan pelarut air. Terbentuk 2 fasa dimana bagian

    bawah adalah air dan bagian atas adalah Mentega. Pelarut air tidak menghasilkan

    noda pada kertas saring yang artinya kelarutan Mentega sangat kecil. Hal ini

    disebabkan karena air adalah pelarut polar sedangkan Mentega bersifat non polar,

    sehingga kedua zat ini tidak bisa bercampur. Pada pelarut n-Butanol terbentuk 1 fasa

    dan menghasilkan noda dengan diameter 1,85 cm, pada kloroform terbentuk 1 fasa

    dan menghasilkan noda dengan diameter 1,95 cm dan pada n-Heksana terbentuk

    1 fasa dan menghasilkan noda dengan diameter 1,25 cm.

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    17/23

    Dari pengukuran diameter diperoleh bahwa pada lapisan air tidak didapat

    noda pada kertas saring, karena air bersifat polar sedangkan minyak non polar

    sehingga keduanya tidak mungkin akan saling larut. Dengan kata lain air tidak bisa

    untuk mengekstraksi minyak. Sedangkan pada lapisan organik (n-Heksana) diameter

    yang ditimbulkan pada kertas saring sebesar 1,55 cm pada minyak sawit, 1,9 cm

    pada minyak wijen, 2,85 cm pada margarin, 1,75 cm pada lilin, 1,9 cm pada minyak

    kopra, dan 2,45 pada VCO.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh baik pada kelarutan minyak maupun

    ekstraksi minyak dan lemak. Dapat dilihat bahwa gliserol tidak menimbulkan noda

    pada kertas saring yang menandakan kelarutan gliserol sangat kecil sehingga tidak

    dapat larut dengan semua jenis pelarut yang digunakan.

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    18/23

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelarut

    yang paling baik untuk melarutkan minyak dan lemak adalah n-heksan. Urutan

    kelarutannya adalah n-heksana > kloroform > etanol > air. Pelarut yang paling baik

    digunakan dalam ekstraksi minyak dan lemak adalah n-heksana.

    5.2Saran

    5.2.1 Untuk Laboratorium

    Untuk laboratorium sebaiknya laboratorium di perbesar, agar kita bisa leluasa

    dalam melakukan praktikum.

    5.2.2 Untuk Asisten

    Untuk asisten agar menjelaskan prosedur praktikum sejelas dan sedetail

    mungkin kepada praktikan. Namun, secara keseluruhan sudah cukup baik.

    5.2.3 Untuk Percobaan

    Sebaiknya dalam percobaan selanjutnya juga digunakan sampel minyak atau

    lemak dengan rantai karbon pendek, sehingga dapat dibandingkan antara sifat

    kelarutan minyak yang berasal dari asam lemak rantai pendek dan yang berasal dari

    asam lemak rantai panjang

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    19/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Andaka, G., 2009, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Kacang Tanah Dengan PelarutN-Heksana, Jurnal Teknologi, (online) 2 (1): 80-88.

    http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/80-82_Ganjar.pdf. Di akses pada

    tanggal 28 februari 2014.

    Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel Kimia Analisis

    Kuantitatif AnorganikEdisi ke Empat, Polytechnic London, London.

    Cheol Cho, S., Woon-Yong, C., Sung-Ho, O., Choon-Geun, L., Yong-Chang, S., Ji-

    Seon, K., Chi-Ho, S., Ga-vin, K., Shin-Young, L., Do-Hyung, K., dan Hyeon-

    Yong, L., 2012, Enhancement of Lipid Extraction from Marine Microalga,

    Scenedesmus Associated with High-Pressure Homogenization Process,Journal of Biomedicine and Biotechnology, (online) 2(5):359-432.

    http://www.hindawi.com/journals/bmri/2012/359432/. Di akses pada tanggal

    28 februari 2014.

    Hart, H., 1991, Organic Chemistry A Short Course Eighth Edition, Houghtion

    Mifflin Company, Boston

    Majid, N.T., dan Nurkholis, 2008, Pembuatan The Rendah Kafein Melalui Proses

    Ekstraksi dengan Pelarut Etil Asetat, Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.

    Mcmurry, J., dan Castellion, Mary E., 1994, Fundamentals of Organic andBiological Chemistry, Prentice Hall, New Jersey.

    Mohammedi, Z., 2011, Impact of Solvent Extraction Type on Total Polyphenols

    Content and Biological Activity From Tamarix Aphylla, International

    Journal of Pharma and Bio Sciences, (online) 2 (1): 609-615.

    http://dspace.univ-tlemcen.dz/bitstream/112/2413/1/ZOHRA-

    MOHAMMEDI-Fawzia-ATIK.pdf. Di akses pada tanggal 28 februari 2014.

    Munawaroh, S dan Handayani, P.A., 2010, Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut

    dengan Pelarut Etanol dan n-Heksana, Jurnal Kometensi Teknik, (online) 2(1): 73-79

    https://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+

    Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-

    Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jer

    uk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-

    Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.1

    37460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0s.

    Di akses pada tanggal 28 februari 2014.

    Panagan, A.T., Heni Y., Jojor U.G., 2011, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam

    Lemak Tak Jenuh dan Omega-3 dari Minyak Ikan Patin dengan Metoda

    http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/80-82_Ganjar.pdfhttp://www.hindawi.com/journals/bmri/2012/359432/http://dspace.univ-tlemcen.dz/bitstream/112/2413/1/ZOHRA-MOHAMMEDI-Fawzia-ATIK.pdfhttp://dspace.univ-tlemcen.dz/bitstream/112/2413/1/ZOHRA-MOHAMMEDI-Fawzia-ATIK.pdfhttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttps://www.google.com/search?hl=en&noj=1&q=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&oq=Ekstraksi+Minyak+Daun+Jeruk+Purut+dengan+Pelarut+Etanol+dan+n-Heksana%2C+Jurnal+Kometensi+Teknik&gs_l=serp.12...106780.116641.0.137460.1.1.0.0.0.0.863.863.6-1.1.0....0...1c.1.36.serp..1.0.0.bHywECPYk0shttp://dspace.univ-tlemcen.dz/bitstream/112/2413/1/ZOHRA-MOHAMMEDI-Fawzia-ATIK.pdfhttp://dspace.univ-tlemcen.dz/bitstream/112/2413/1/ZOHRA-MOHAMMEDI-Fawzia-ATIK.pdfhttp://www.hindawi.com/journals/bmri/2012/359432/http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/80-82_Ganjar.pdf
  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    20/23

    Kromatografi Gas, Jurnal Penelitian Sains, (online) 4(C): 14440938-

    14440942. http://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-3-

    almunadi.pdf.Di akses pada tanggal 28 februari 2014.

    Thenawidjaja, M., 1982,Dasar-Dasar BiokimiaJilid Satu, Erlangga, Jakarta.

    Underwood, A.L dan Day, R.A., 1993, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi ke Empat,

    Erlangga, Jakarta.

    Zurao, P., Suraj, L., Jaiswal dan Chandewar, A.V., 2011, Lipids-The Instrumental

    Excipient in Pharmaceutical Dosages Form, International Journal of

    Research in Pharmacy and Chemistry, (online) 1(4): 992-997.

    http://www.ijrpc.com/files/000030.pdf . Di akses pada tanggal 28 februari

    2014.

    http://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-3-almunadi.pdfhttp://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-3-almunadi.pdfhttp://www.ijrpc.com/files/000030.pdfhttp://www.ijrpc.com/files/000030.pdfhttp://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-3-almunadi.pdfhttp://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-3-almunadi.pdf
  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    21/23

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 04 Maret 2014

    Asisten

    SAKINAH NUR FADILLAH

    Praktikan

    DWI NICHE

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    22/23

    Lampiran 1 : Bagan Kerja Kelarutan

    10 tetes minyak/lemak

    - Dimasukan dalam 5 buah tabung reaksi

    - Tabung (1) dan (2) diisi dengan air, tabung (3) diisi

    dengan etanol, tabung (4) diisi dengan khloroform dan

    tabung (5) diisi dengan n-heksan masing-masing 2 mL

    - Dikocok

    - Dipipet dan diteteskan 1-2 tetes masing-masing isi

    tabung di atas kertas saring

    - Dikeringkan dalam oven

    - Diukur diameter noda

    Data

  • 8/10/2019 LAPORAN EKSTRAKSI MINYAK DAN LEMAK.docx

    23/23

    Lampiran 2 : Bagan Kerja Ekstraksi minyak dan Lemak

    Campuran Minyak/lemak dan air

    - Ditambahkan 1 mL khloroform atau n-

    heksana

    - Dikocok hingga tampak 2 lapisan

    Lapisan khloroform atau n-heksan (1) Lapisan air (1)

    Lapisan air (2)Lapisan khloroform atau n-heksan (2)

    - Ditambah 1 mL khloroform

    atau n-heksan

    - Dikocok hingga tampak 2

    lapisan

    - Dikocok

    - Dipipet 1-2 tetes di

    atas kertas saring

    -

    Dikeringkan dalam

    oven

    - Diukur diameter noda

    yang ada

    - Dikocok

    - Dipipet 1-2 tetes di

    atas kertas saring

    -

    Dikeringkan dalam

    oven

    - Diukur diameter noda

    yang ada

    Data Data

    Digabungkan