laporan farmakologi furosemid

11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI Imama Rasyada 132010101001 Revin Fiona Cinintya 132010101003 Finty Arfian 132010101004 Asis Fitriana 132010101005 Rizky Sabrina 132010101006 Cindy Nizza P P 132010101007 Wydi Ulfa Pradini 132010101008 Gema Akbar 132010101009 Daning Yanuartika ` 132010101010 Putri Dwi Fitriani 132010101011 Sarah Marsa Tamimi 132010101012 Latifatu Choirunisa 132010101013 Ilham Ardi M 132010101014 Wahyu Satria Wiwaha 132010101015 Widya Ayu Putri Maharani 132010101018 Nadia Putri Yurianto 132010101025 Tania Ratna 132010101045 Putri Maura 132010101022 Okta Eka Suryani 132010101017 Aisyah Pratiwi 132010101016 Risti Pradana Linggan 132010101043 Maulina Irianto 132010101042 Azmi Falah 132010101027 Cahya Kusuma Wardani 132010101030 Ngr Agung Reza Satria 132010101031 FAKULTAS KEDOKTERAN

description

laporan farmakologi furosemid mencit dosis 1 mg 0,1 mg loop diuretik

Transcript of laporan farmakologi furosemid

Page 1: laporan farmakologi furosemid

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Imama Rasyada 132010101001Revin Fiona Cinintya 132010101003Finty Arfian 132010101004Asis Fitriana 132010101005Rizky Sabrina 132010101006Cindy Nizza P P 132010101007Wydi Ulfa Pradini 132010101008Gema Akbar 132010101009Daning Yanuartika ` 132010101010Putri Dwi Fitriani 132010101011Sarah Marsa Tamimi 132010101012Latifatu Choirunisa 132010101013Ilham Ardi M 132010101014Wahyu Satria Wiwaha 132010101015Widya Ayu Putri Maharani 132010101018Nadia Putri Yurianto 132010101025Tania Ratna 132010101045Putri Maura 132010101022Okta Eka Suryani 132010101017Aisyah Pratiwi 132010101016Risti Pradana Linggan 132010101043Maulina Irianto 132010101042Azmi Falah 132010101027 Cahya Kusuma Wardani 132010101030Ngr Agung Reza Satria 132010101031

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: laporan farmakologi furosemid

1. PENDAHULUAN

Diuretik merupakan obat dengan prinsip kerja meningkatkan

ekskresi Na dan air sehingga reabsorbsi dari Na dan air di ginjal akan

berkurang. Diuretik ini dapat bekerja melalui efek langsung pada nefron

dan secara tidak langsung dengan memodifikasi konsentrasi filtrat.

Diuretik yang berefek langsung pada nefron adalah diuretik yang

bekerja di tubulus proksimal, carbonic anhidrase inhibitor, loop diuretics,

thiazide yang bekerja di tubulus distal, dan diuretik hemat kalium.

Sedangkan diuretik yang secara tidak langsung dengan memodifikasi

konsentrasi filtrat contohnya manitol dan urea.

Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan furosemid sebagai

diuretiknya. Furosemid ini merupakan diuretik yang bekerja loop of henle.

Cara kerjanya dengan menghambat co transporter Na+ /K+ /2Cl- pada

membran luminal thick ascending limb (TAL) dari loop of henle,

sehingga akan menurunkan reabsorbsi Na, K, Ca, Mg, Cl.

FUROSEMID

Golongan obat    :  Loop Diuretik

Indikasi                 :  Edema pada jantung, paru, ginjal, pada eklamsia

dan kehamilan. Asites, hipertensi, hiperkalsemia, komplikasi pada

kehamilan

Kontra indikasi    :  Defisiensi elektrolit, anuria, koma hepatic

kehamilan muda, hipokalemia, terapi bersama litium

Efek samping      :  Rasa tidak enak diperut, hipotensi ortostatik,

gangguan gastrointestinal, penglihatan kabur, pusing, sakit kepala

Farmakodinamik :  Diuretik kuat terutama bekeja denan menghambat

reabsorbsi elektrolit N+/K+/2Cl-di ansa henle asendens bagian epitel tebal;

tempat kerjanya dipermukaan sel epitel bagian luminal (menghadap ke

lumen tubuli). Pada pemberian secara IV obat ini cenderung

meningkatakan aliaran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi

glomerolus.

Page 3: laporan farmakologi furosemid

Farmakokinetik   :  diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna,

dengan derajat yang agak berbeda-beda . bioavalitas 65%. Terikat protein

plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi digomerolus,

dieksrsikan dalam bentuk utuh.

Waktu paruh        :  10-20 menit

Interaksi Obat      :  Meningkatkan kerja hipotensi

Dosis                    : Tablet dewasa 30 mg 4 x/hari

2. ALAT DAN BAHAN

ALAT

Sonde

Kandang metabolik

Spuit

BAHAN

Hewan coba : mencit

Furosemid 0,1 mg /cc

PZ solution

3. CARA KERJA

1. 3 ekor mencit yang akan dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan.

Kelompok A : kelompok kontrol

Kelompok B : kelompok furosemide dosis 1 mg/cc

Kelompok C : kelompok furosemide dosis 0, 1 mg/cc

2. Memberikan masing-masing mencit larutan PZ 1 cc secara per oral

3. Meninjeksikan mencit secara intraperitoneal sebanyak 1cc dengan

Furosemide 0,1 mg/cc

4. Setelah menginjeksi, memasukkan masing-masing mencit kandang

metabolik dan mengukur produksi urine pada menit ke 10, 20, 30, dst.

Page 4: laporan farmakologi furosemid

5. HASIL KERJA

Tikus 10’ 20’ 30’ 40’ 50’

A1 0 0 0 0 0

B1 - 0,2 0,25 0,5

C1 0 0 0 - -

6. PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretic suatu obat

secara eksperimental pada mencit terhadap furosemid. Furosemid

termasuk golongan sulfonamid yang mempunyai gugus sulfamid dari

posisi meta. Aktivitas diuretic sulfonamide terutama dengan jalan

menghambat absorbsi natrium klorida, tidak hanya pada tubulus

peroksimal  dan tubulus distal, tapi juga pada loop of henle. Efektivitas

kerja furosemid ditingkatkan dengan efek vasodilatasi dan penurunan

hambatan vascular sehingga akan tekanan daraH sebagai akibat penurunan

volume plasma.

Indikasi pemberian furosemid adalah edema yang menyertai payah

jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom

nefrotik. Selain itu furosemid dapat digunakan untuk pengobatan

hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat anti

hipertensi, asites, dan hiperkaliemia. Sementara kontra indikasi furosemid

adalah hipersensitivitas golongan sulfa.

Farmako dinamik obat ini adalah bekerja di kanal Na, K, Cl.

Page 5: laporan farmakologi furosemid

Farmakokinetik obat ini adalah :

A: baik di usus

D :terikat protein kuat sehingga tidak difiltrasi di glomerulus, tapi cepat

disekresi di TC1

M : liver

E : di ekskresi di TC1 ginjal

T ½ ; 4-90 jam, onset : cepat

Efek samping pada furosemide adalah hipotensi, hiponatremia,

hipokalemia, hipokloremia, hipomagnesemia, hipokalsemia, ototoksisitas

sementara akibat perubahan elektrolit di cairan endolimfa, hiperurisemia.

Dalam praktikum terbukti bahwa produksi urin dengan furosemide

dosis 1 mg/cc lebih banyak dari pada pemberian furosemide dosis 0,1

mg/cc. Karena itu dalam penggunaannya dosis dapat ditingkatkan jika efek

belum terjadi tapi tetap ada dosis maksimum. Furosemid memiliki kurva

dosis respon yang relatif tidak curam sehingga banyak dijadikan pilihan

diantara diuretik kuat lain.

Page 6: laporan farmakologi furosemid

7. KESIMPULAN

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa, pemberian furosemid 1

mg/cc mempengaruhi kecepatan ekskresi urin. Furosemid yang merupakan

diuretic kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian

dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium,

kalium, dan klorida.  Dosis respond furosemid (loop diuretik) terhadap

sekresi Na semakin meningkat dengan meningkatnya dosis. Hal ini terlihat

pada perubahan jumlah ekskresi urine pada kelompok mencit yang diberi

furosemid dosis lemah yang menunjukkan penambahan jumlah yang tidak

begitu signifikan dibanding mencit dengan pemberian furosemid dosis

kuat.

8. REFERENSI

Ganiswara, 1995. Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI edisi IV,

Jakarta.

9. DOKUMENTASI

Page 7: laporan farmakologi furosemid
Page 8: laporan farmakologi furosemid

Alat dan Bahan

Urin mencit setelah 50’

Page 9: laporan farmakologi furosemid