Laporan fieldtrip geologi struktur

30
 LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR Oleh : Rizqi Fadlilah 135090700111013 Asisten: Nirwansyah Eka Bimatara LABORATORIUM GEOFISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA DESEMBER 2014

Transcript of Laporan fieldtrip geologi struktur

Page 1: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 1/30

 

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI STRUKTUR

Oleh :

Rizqi Fadlilah

135090700111013

Asisten:

Nirwansyah Eka Bimatara

LABORATORIUM GEOFISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DESEMBER 2014

Page 2: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 2/30

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beragam jenis kenampakan alam diantaranya patahan dan lipatan. Adanya fenomena

ini secara langsung atau pun tidak tentunya mempengaruhi kehidupan manusia. Hal ini telah

 banyak dibuktikan. Salah satu contohnya adanya lipatan, dapat ditemukan jebakan minyak

 pada antiklin. Adanya patahan turun yang menyebabkan terjadi tsunami dan masih banyak

fenomena lain dari lipatan dan patahan yang berdampak bagi bumi. Selain itu, patahan dan

lipatan merupakan hasil adanya gaya-gaya yang muncul sebagai tenaga dari dalam bumi, yang

dapat digunakan untuk mempelajari deformasi batuan. Untuk itu, segala jenis beserta

karakteristik patahan dan lipatan ini perlu dipelajari.

1.2 Perumusan Masalah1.  Bagaimana patahan dan lipatan itu terbentuk?

2. 

Apa yang menyebabkan terjadi banyak jenis patahan dan lipatan?

3.  Bagaimana mengetahui dan mengidentifikasikan jenis-jenis patahan dan lipatan?

1.3 Batasan

1.  Identifikasi jenis-jenis patahan dan lipatan.

2.  Gambaran secara umum dampak yang dihasilkan oleh patahan dan lipatan.

1.4 Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan dari penulisan laporan ini adalah,1.

 

Mempelajari dan mengidentifikasikan jenis-jenis dari patahan dan lipatan.

2.  Mengetahui dampak dari adanya patahan dan lipatan bagi bumi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.  Mengetahui definisi dari patahan dan lipatan.

2.  Mengetahui dan dapat mengidentifikasikan jenis-jenis patahan dan lipatan.

Page 3: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 3/30

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.2 Patahan (Sesar) dan Lipatan

Struktur sesar adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang jelas. Pergeseran

dapat berkisar dari beberapa millimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai

 beberapa desimeter hingga ribuan meter. Sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. Akibat

terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air

 permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan dan sebagainya. (Endarto, 2005:

166).

Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan.

Ukuran pergerakan ini adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif. Sesarmempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar mungkin dapat

mencapai ratusan kilometer panjangnya (sesar Semangko) atau hanya beberapa sentimeter

saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku.Sesar boleh hadir sebagai

sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan beberapa milimeter hingga

 beberapa kilometer. (Noor, 2009)

Mengetahui tanda sesar sangat perlu, karena dengan itu dapat kita pergunakan untuk

menentukan luas, besar jarak perpindahan. Jenis dan aktif atau tidaknya gerakan itu. Tanda

sesar umumnya sangat sukar dijumpai karena tertutup oleh soil atau letaknya pada bidang

sesar. Sesar yang terjadi masa kini lebih jelas yakni dengan ditandai bidang sesar yang berkemiringan besar karena belum tererosi lebih lanjut (Endarto, 2005: 169-170).

Sesar dapat dikenali melalui peta topografi atau data fisiografi antara lain “ triangular

 facet”, gawirt, mata air, pola aliran sungai. Dalam peta geologi dapat dikenal seprti struktur

diskontinyu perulangan atau hilangnya lapisan batuan. Dengan bantuan interpretasi foto udara

sesar ini akan lebih mudah dikenal walaupun sesar tertutup soil atau tanaman seperti gejala

 pelurusan sungai, liniasi, patahan topografi. Pengamatan tanda sesar dapat pula dilakukan

dengan melihat tanda-tanda di lapangan pada bidang sesar, seperti cermin sesar, milorit, 

 breksi sesar, mineralisasi.

Lipatan adalah hasil perubahan bahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang

ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan pada unsure garis atau bidang

dari bahan tersebut (Endarto, 2005:160).

Untuk menamakan suatu lipatan harus sesuai dengan klasifikasi yang ada, tergantung

dari dasar yang digunakan. Menurut klasifikasi Billings, lipatan disusun berdasarkan pada

(Husein, 2008: 55):

1.  Bentuk penampang tegak, tegak lurus sumbu lipatan, dalam hal ini yang

diperhatikan adalah kedudukan dari bidang sumbu dan kedudukan dari sayap-

sayapnya.

2.  Intensitas perlipatan.

Page 4: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 4/30

 

3.  Pola dari sumbu lipatan yang terdapat pada suatu daerah.

4.  Sifat-sifat dari pada lipatan dengan kemiringannya.

Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan

sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan

 bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan Sinklin adalah bentuklipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke

arah atas. Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan

menjadi :

1). Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.

2). Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.

3). Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau

tidaknya

sumbu utama.

4). Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya

5). Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar

6). Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan

 planar.

Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti Lipatan

Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

(Noor, 2009)

Page 5: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 5/30

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

3.1.1  Patahan dan Lipatan

Pelaksanaan praktikum pengenalan patahan dan lipatan ini dilakukan di ruang

 praktikum Geologi Struktur Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Brawijaya. Hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu dan tidak adanya lokasi pengamatan patahan dan lipatan

di daerah Malang. Oleh karena itu, untuk menambah pemahaman peserta, peserta

dianjurkan untuk mengikuti fieldtrip tambahan yang diadakan oleh pihak non akademik.

Pada pelaksanaan praktikum ini, praktikan diharuskan memahami secara teoritis definisi

 patahan dan lipatan, jenis-jenisnya, serta proses pembentukannya. Di akhir praktikum,

untuk menguji pemahaman praktikan diadakan test yang terdiri dari kurang lebih 50 soal

yang harus dijawab secara keseluruhan oleh praktikan.

3.1.2 

Pengenalan Alat

Pengenalan alat ini dilakukan berbarengan dengan praktikum pengenalan patahan dan

lipatan. Asisten praktikum menjelaskan alat-alat geologi yang secara umum digunakan

 pada saat menuju lapangan, diantaranya palu geologi, kompas, dan lup.

3.1.3 

Fieldtrip

Fieldtrip geologi struktur ini merupakan penutup rangkaian praktikum geologi struktur

untuk mahasiswa semester 3 Geofisika Universitas Brawijaya. Filedtrip dengan pihak

akademik ini dilakukan di Coban Rondo, kabupaten Malang. Di lokasi tersebut dilakukan

 pengamatan terhadap singkapan dan struktur yang ada, lalu praktikan mengidentifikasi secara

lebih lanjut. Selain itu, di fieldtrip ini juga dilakukan pengulangan secara nyata teori-teori dari

 pengenalan alat. Sementara untuk observasi patahan dan lipatan tidak dapat dilakukan karena

tidak adanya objek patahan/lipatan di lokasi ini. Setiap asisten memiliki materi praktik

tertentu, diantaranya pengambilan sampel batuan dengan palu geologi, penentuan strike-dip

dan azimuth, serta pengeplotan data pada peta geologi. Tiap kelompok melakukan rolling

dari asisten satu ke asisten lainnya setelah satu praktik dilakukan, sehingga waktu yang

dibutuhkan pada fieldtrip ini terpakai dengan efektif.

3.2 Alat-alat Praktikum

3.2.1  Patahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah

3.2.1.1 Kompas Geologi

Bagian utama Kompas geologi :

a) Jarum Kompas

Ujungjarum kompas selalu mengarah kekutub utaramegnetik bumi,

 biasanyadiberi tandawarnakuning.

Page 6: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 6/30

 

 b) Lingkaran PembagianDerajat P

Dibagi dua,yaitu kompas azimuth dan kompas kwardan.

- Kompas azimuth, mempunyai pembagian derajat, mulai dari 0 derajat (utara)

sampai 360 derajat (kembali ke utara)yang ditulis berlawanan arah jarum jam,

dan pembacaannyajugademikian

- Kompas kwardan, mempunyai pembagian derajat mulai dari derajat pada arah

utaradan selatan sampai 90 derajat pada arah timur dan barat. pembacaan

dimulai dariarah utaraatau selatan kearah timur atau barat sesuai kedudukan

 jarum kompas.

c) Klinometer

Merupakanrangkaian alatyangdigunakan untukmengukur besarnya

kemiringan bidang. rangkaianalat tersebut terdiridari Nivo tabung, penunjuk

skala, busursetengah lingkaran berskala. padabagianatas busur bernilai 00

ditengahnya. padabagian tepinyabernilai 900. pada bagian bawah busur,skalabernilai 0% dan di tengah dan 100%tepat pada450 (tan 45=1=100%).

klinometerdapat digerakkan dengan menggerakkan tangkai dibelakangkompas.

d) Pengatur Horizontal

adalah sebuah nivo bulatyangbergandengan dengan klinometer.

kedudukankompas horizontal bilagelembungudaratepat di tengah lingkaran.

e) PengaturArah

Rangkaian alatnyaterdiridari sightingarm, peep sigh, axial line,feldingsight, dan sight window. alat-alat tersebutdibantu dengan cermin.

 bila kompas ditembakkan kesasaran, semua rangkaian alat tersebut harus

 bearadadigaris sasaran.

3.2.1.2 Peta Geologi

Peta geologi digunakan untuk melihat kondisi geologi

Coban Rondo.

3.2.1.3 Palu Geologi

Page 7: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 7/30

 

Palu Geologi digunakan untuk mengambil sampel batuan

atau singkapan pada area praktikum.

3.2.1.4 Kamera

Kamera berfungsi untuk mendokumentasikan singkapan, hasil praktikum, serta

area patahan untuk memudahkan praktikan membuat rekontrusi patahan Coban

Rondo.

3.2.1.5 GPS

GPS berfungsi untuk melihat koordinat, elevasi dariCoban Rondo, yang nantinya akan digunakan untuk memplot daerah

 pada peta.

3.2.1.6 Kantong Sampel

Kantong sampel digunakan untuk menyimpan sampel batuan

yang diambil dengan palu geologi.

3.2.1.7 Kertas Permodelan Lipatan

Kertas ini diberi dari asisten yang berisi jenis-jenis lipatan

yang harus diidentifikasikan oleh praktikan.

3.3 Langkah Percobaan

3.3.1 Penentuan strike dan dip

a. Strike

1. Siapkan kompas geologi yang akan digunakan untuk mengukur

strike pada batuan. Praktikan harus dapat menentukan bagian-

 bagian pada kompas geologi terlebih dahulu.

2. 

Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian

timur) pada bidang yang akan kita ukur.

Page 8: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 8/30

 

3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan

gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.

4. Catat derajat (gunakan derajat yang paling luar) yang di bentuk

oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah

angka Strike.

Cara mencatat strike:

 Misalkan yang terukur di kompas sebesar 120°

 N 120° E

120° berada di kuadran 2, yang menunjukkan arah strike

menghadap ke arah barat laut

 b. Dip

1. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas

yang bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak

lurus.

2. Putar tuas klinometer (yang ada di bagian belakang kompas

geologi) agar gelembung udara pada klinometer berada di

tengah.

3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah

angka Dip.

Cara mencatat dip

 Misalkan yang terukur di kompas sebesar 55°

 N 120° E / 55º

Gambar 3.1 A Penentuan Strike 

Page 9: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 9/30

 

3.3.2 Pengambilan sampel untuk litologi 

1. Lokasi pengambilan sampel ditentukan terlebih dahulu (dalam

 praktikum ini sampel 1 berada jauh dari air terjun sedangkan

sampel 2 berada dekat dengan air terjun).

2. Pada batuan yang akan dijadikan sampel ditentukan sisi atau bagian

 batuan yang memiliki kekerasan lemah dengan cara batuan tersebut

dipukul dengan palu geologi hingga ditemukan bagian yang lemah.

3. Bagian batu yang lemah dipukul dengan keras dengan palu geologi

sehingga dihasilkan pecahan batuan yang di jadikan sampel 1.

4. 

Simpan pecahan batu sampel 1 kedalam kantong plastik dan beri

tanda.

5. Ulangi langkah 2,3 dan 4 untuk pengambilan sampel 2 

Gambar 3.1 B Penentuan Dip 

Gambar 3.3 Pen ambilan sam el batu sand stone 

Page 10: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 10/30

 

3.3.3  Penentuan koordinat dengan GPS

Pada fieldtrip kali ini kita menggunakan koordinat UTM. Universal

Transverse Mercator(UTM) merupakan Metode grid berbasis menentukan

lokas di permukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis dari 2 dimensi.

Berikut beberapa cara menggunakan GPS:

1. Pada bagian bawah sisi kanan GPS anda, tekan dan tahan tombol

Power. GPS akan menyala, dan akan menunjukan halaman

Satelit.

2. Secara otomatis GPS akan mencari sinyal satelit. Ketika sudah

terhubung dengan minimal tiga satelit, GPS akan mendapatkan

lokasi Coban Rondo.

3. 

Setelah lokasi anda telah ditentukan, layar Satelit akan menghilangdan anda akan melihat menu utama.

4. Pilih menu satellite dengan menggerakkan tombol atas bawah.

5. Koordinat serta elevasi akan ditampilkan.

Gambar 3.4 Penentuan koordinat dengan GPS 

Page 11: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 11/30

 

3.3.4  Pembacaan histori pembentukan Coban Rondo

1. 

Bentang alam di daerah Coban Rondo dilihat lalu perhatikan

apakah pada daerah tersebut terdapat Patahan, Gunung Api, Aliran

air, dll.

2. 

Perhatikan litologi batuan penyusunnya dan perhatikan apakah ada

 patahan, lipatan, atau pergeseran tanah pada daerah tersebut, dan

 bila ada diperhatikan pula deposisinya.

3. 

Cocokan dengan litologi yang tertera di peta geologi.

4. Pemetaan Geologi Lapangan

a. Amati peta geologi. Coban Rondo masuk dalam lingkup Malang-

Kediri.

 b. 

Perkirakan dan tulis letak posisi kita berada dengan melihatketinggian letak dan struktur geologi di indeks peta.

c. Lihat koordinat dan ketinggian letak dengan GPS. Cocokkan

 pembacaan koordinat di peta dengan GPS tersebut.

d. 

Cocokan garis-garis yang ada pada peta dengan indeks peta

3.3.5 Observasi Patahan dan Lipatan

Awalnya kita melihat pada peta geologi yang kita bawa, apakah

didaerah Coban Rondo ini terdapat litologi patahan atau tidak. Begitupun

dengan lipatannya. Apabila terdapat litologi seperti itu dipeta, baru kita

mulai mengamati dan meneliti dimana letak patahan dan lipatannya dan

termasuk kedalam jenis apa. Tapi bila tidak ada litologi patahan didalam

 peta tersebut, maka kita tidak bisa hanya mereka-reka saja bahwa disana

terdapat patahan ataupun lipatan.

Gambar 3.5 Pembacaan peta geologi 

Page 12: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 12/30

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Litologi dan Stratigrafi Coban Rondo

4.1.1 Histori Pembentukan Daerah Coban Rondo

Secara umum tanah yang berkembang di daerah Coban Rondo

 berkembang daribahan volkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh

Gunung Arjuno danAnjasmoro di bagian utara, dan Gunung Panderman

di bagian selatan.Sebaran geologi yang dijumpai di kawasan Coban

Rondo, secara umum masih menunjukkan banyak kesamaan, yaitu

 berupa bahan-bahan volkan yang berupa breksi gunungapi, tuf breksi,

lava, dan tuf.

1. Batuan Gunungapi Anjasmoro Tua (Qpat), tersusun atas bahan

 breksi gunungapi, tuf breksi, tuf dan lava. Satuan ini diduga sebagai

alas dari Batuan Gunungapi Kuarter Bawah dan diperkirakan

 berumur Plistosen Awal - Tengah; hal itu berdasarkan adanya

singkapan dari Batuan Gunungapi Anjasmoro Tua yang tertindih

takselaras langsung oleh Batuan Gunungapi Arjuna-Welirang yang

 berumur Plistosen Akhir. Batuan gunungapi ini tertindih oleh

Batuan Gunungapi Anjasmoro Muda dan Batuan Gunungapi

Panderman,

2. Batuan Gunungapi Kawi-Butak (Qpvkb), satuan ini termasuk dalam

 batuan gunungapi kuarter tengah yang tersusun atas bahan breksi

gunungapi, tuf lava, aglomerat dan lahar. Batuan gunungapi ini

diperkirakan berumur Plistosen Akhir bagian awal, tertindih olehBatuan Gunungapi Kuarter yang lebih muda dan Tuf Malang.

3. Batuan Gunungapi Anjasmara Muda (Qpva), merupakan batuan

gunungapi kuarter bawah yang tersusun atas bahan breksi

gunungapi, tuf breksi, lava, tuf dan aglomerat. Lava yang menyusun

merupakan sisipan melidah dalam breksi dengan tebal beberapa

meter. Batuan gunungapi ini diperkirakan berumur Plistosen

Tengah, berdasarkan kedudukan stratigrafinya yang tertindih oleh

Batuan Gunungapi Kuarter Tengah,

4. Batuan Gunungapi Arjuna Welirang (Qvaw), merupakan satuan

geologi yang terbentuk dari bahan volkanik yang terdiri dari breksigunungapi, lava, breksi tufan dan tuf, dan

5. Batuan Gunungapi Panderman (Qvp), satuan ini termasuk ke dalam

 batuan gunung api kuarter atas yang tersusun atas bahan breksi

gunungapi, lava, tuf, breksi tufan, aglomerat dan lahar. Batuan

gunungapi ini diperkirakan berumur Plistosen Akhir-Holosen.

Batuan Gunungapi Panderman merupakan parasit pada lereng timur

laut dari Gunung Kawi-Butak, berbentuk kerucut (lateral eruption).

4.1.2 Litologi Batuan

Coban Rondo merupakan air terjun yang terletak di Kecamatan Pujon, KabupatenMalang, Jawa Timur, tepatnya pada 7o 53’ 5,86” S dan 112o 28’ 38,28” E Dan pada utm

Page 13: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 13/30

 

49m 0662793 utm 9128304Coban Rondo terletak pada ketinggian 1335 meter di atas

 permukaan laut, sedangkan air terjun ini memiliki ketinggian 84 meter. Airnya berasal dari

sumber di Cemoro Dudo, lereng Gunung Kawi dengan debit antara 90 liter per detik pada

musim kemarau sampai dengan 150 liter per detik pada musim hujan. Di sekitar air terjun,

terdapat singkapan batuan yang terdiri dari breksi, gravel, tuff, dan andesit. Urutannya

dimulai dari yang paling atas adalah tuff, lalu breksi, gravel, dan dibagian bawah terdapat

andesit

Breksi adalah batuan sedimen yang tersusun dari fragmen  –   fragmen (pecahan  –  

 pecahan batuan yang ujungnya runcing dan telah tersedimentasi oleh material  –   material

 batuan yang lebih halus (biasanya mengandung kalsium karbonat dan silikat).

Gravel merupakan akumulasi fragmen  –  fragmen membundar berukuran lebih besar

daripada pasir yang belum terkonsolidasi. Gravel dapat terakumulasi dan diendapkan

sebagai endapan akuatis di bawah massa air permanen oleh aksi gelombng pada pesisir

 berbatu (rocky shore). Kemudian Tuff merupakan batuan piroklastik halus yang terdiri

material fragmen Kristal atau mineral. Tuff dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan

komponen utamanya; tuff kaca (vitric tuff) banyak mengandung fragmen kaca, tuff kristal

 banyak mengandung fragmen kristal, dan tuff batuan (lithic tuff) banyak fragmen batuan.

Andesit adalah abu-abu untuk batu vulkanik yang hitam dengan antara sekitar 52 dan

 berat 63 persen silika (SiO2). Andesites khas untuk kubah lava dan stratovolcano. Andesit

 berisi kristal yang terdiri terutama dari plagioclase feldspar dan satu atau lebih dari

 piroksen mineral (clinopyroxene dan orthopyroxene) dan jumlah hornblende.

4.2  Patahan dan Lipatan

4.2.1  Teori Patahan

Berikut adalah proses terbentuknya horst dan graben, patahan naik, dan patahan turun.

1.  Horst dan Graben

Horst adalah hasil dari terjadinya patahan pada kulit bumi yang mengalami

 pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dibandigkan dengan daerah sekitarnya.

Sedangkan Graben adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi

dan terletak diantara dua bagian yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut

dengan horst.

Gambar 4.1 Horst dan Graben

2. 

Patahan Naik

Page 14: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 14/30

 

Blok yang menggantung (hanging wall ) relatif bergerak ke atas terhadap bagian

kaki ( foot wall ). Gerakan patahhan ini disebabkan oleh kekuatan kompresional

(tekanan) yang mengakibatkan pemendekan atau penyempitan.

Gambar 4.2 Patahan naik

3.  Patahan TurunBlok yang menggantung (hanging wall ) relatif turun terhadap bagian kaki ( foot

wall ). Gerakan patahan ini adalah disebabkan oleh kekuatan tegang danmengakibatkan perluasan (ada bidang fault plane).

Gambar 4.3 Patahan turun

4.2.2  Teori Lipatan

Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan

sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Adanya

tenaga endogen berupa tekanan yang arahnya mendatar dari dua arah yang berhadapan

dalam waktu yang relatif lama, sehingga lapisan-lapisan batuan dalam litosfer

mengalami pelipatan, membentuk puncak dan lembah lipatan. Berdasarkan bentuk

lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu

a)  Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan

 b) 

lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.

Gambar 4.6 Bagian-bagian lipatan

Page 15: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 15/30

 

Bagian-bagian lipatan meliputi:

   Limb (sayap) merupakan bagian lipatan yang terletak down-dip

dimulai dari lengkung maksimum suatu antiklin atau up-dip

dimulai dari lengkung suatu sinklin.

   Hinge merupakan titik pelengkungan maksimum pada lapisan

yang terlipat.

 

Crest merupakan titik puncak tertinggi dari lipatan.  Trough merupakan titik dasar terendah dari lipatan.

  Core merupakan pusat lipatan.

   Inflection merupakan pertengahan antara dua pelengkungan

maksimum.

   Axial line merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik

 pelengkungan maksimum pada setiap permukaan lapisan. Disebut

 juga hinge line.

   Axial surface merupakan disebut juga hinge surface; bidang

khayal yang memuat semua axial line atau hinge line. Bidang ini

 pada beberapa lipatan dapat merupakan bidang planar sehinggadinamakan axial plane.

  Crestal line adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-

titik tertinggi pada setiap permukaan suatu antiklin.

  Crestal surface adalah bidang khayal yang memuat semua crestal

line suatu antiklin.

  Trough line adalah adalah suatu garis khayal yang

menghubungkan titik-titik terendah pada suatu sinklin.

  Trough surface adalah bidang khayal yang memuat seluruh troughline suatu sinklin.

   Plunge adalah sudut penunjaman dari axial line yang diukur

terhadap bidang horisontal. Sudut ini terletak pada bidang vertikal.   Bearing adalah sudut horisontal yang dihitung terhadap arah

tertentu dan menyatakan arah penunjaman axial line.

   Pitch adalah sudut antara axial line dengan bidang atau garis

horisontal yang diukur pada axial plane/ surface.

Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan

dapat dikelompokkan menjadi :

1) Lipatan simetris: bidang sumbu vertikal

Gambar 4.7 Lipatan simetris

2) Lipatan asimetris: bidang sumbu miring

Page 16: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 16/30

 

Gambar 4.8 Lipatan asimetris

3) Lipatan overturned atau overfold : bidang sumbu miring tetapi

kedua sayap telah miring kearah yang sama dengan besar sudut yang

 berbeda.

Gambar 4.9 Lipatan overturned atau overvold

4) Lipatan rebah atau recumbent fold : bidang sumbu horizontal.

Gambar 4.10 Lipatan rebah atau recumbent fold

5) Lipatan isoklinal: kedua sayap memiliki besar dip yang sama dan

miring kearah yang sama.

Gambar 4.11 Lipatan isoclinal vertical

Gambar 4.12 Lipatan isoclinal miring

Page 17: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 17/30

 

Gambar 4.13 Lipatan isoclinal rebah

6) Lipatan chevron: hinge bersifat menyudut tajam.

Gambar 4.14 Lipatan chevron

7) Lipatan kotak: crest bersifat lebar dan datar sehingga memiliki dua hinge pada

kedua ujung crest.

Gambar 4.15 Lipatan kotak

8) Lipatan kipas: kedua sayap bersifat overturned ; pada antiklinkipas kedua sayap akan saling mendekat sedangkan pada sinklin

kipas kedua sayap akan saling menjauh.

Gambar 4.16 Lipatan kipas

9) Kink band : varian dari lipatan chevron dengan panjang kedua limb yang saling berbeda.

Gambar 4.17 Lipatan kink band

10) Monoklin: terbentuk pada lapisan horisontal yang secara lokal memiliki

kemiringan.

Page 18: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 18/30

 

Gambar 4.18 Lipatan monoklin

11) Teras struktural: terbentuk pada lapisan miring yang secara lokal memiliki lapisan

horizontal.

Gambar 4.19 Lipatan structural

Pengelompokan lipatan secara morfologis , didasarkan atas :

1. 

Perubahan bentuk daripada lipatan pada kedalaman2.

 

Susunan atau pola daripada struktur lipatan, dilihat dalam penampang denah.

4.2.3 Identifikasi Normal Fault

Di satu versi, air terjun Coban Rondo ini diperkirakan berasal dari adanya normal

fault atau patahan turun. Ini memang sekilas terlihat seperti adanya batuan lebih banyak

di atas dan dinding air terjun daripada di bawah yang kita duduki atau injak . Patahanturun /patahan normal (gravity/normal fault), bila blok yang menggantung bergerak

relatif turun terhadap bagian kaki. Contohnya pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Normal Fault

Hal ini terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal pada batuan yang bersifat

retas dimana “hangingwall block ” telah mengalami pergeseran relatif   ke arah bagian

 bawah terhadap “ footwall block ”. Dengan ciri diatas kita juga mendapati bahwa daerah

ini patahan dari bekas gesekan yang ada di dinding batuan. Akan tetapi setelah kita

mencoba mengamati daerah pada air terjun coban rondonya, kita mendapatkan perbedaan

 bahwa tempat itu bukan sebagai daerah patahan. Dikarenakan pada bagian susunan

 batuannya sendiri pada paling atas adalah tuff-gravel-clay, sedangkan pada daerah

 patahan bawahnya atau hangingwall block  nya kita mendapati batuan andesit.

Hanging

 

Footwall

Page 19: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 19/30

 

Akan tetapi pada bagian ini terdapat tumpukan gravel dan clay. Seharusnya bila ini

dikatakan patahan normal maka kemungkinan pada bagian tumpukan gravel dan clay ini

 juga didapatkan sebagai bagian dari batuan tuff. Jadi kemungkinannya air terjun Coabn

Rondo ini bukan produk dari patahan, mungkin saja justru produk dari daerah sedimen

yang merupakan bidang lemah, lalu terkikis akibat adanya sungai yang mengalir diatasnya.

Pada bagian gambar 4.2 terdapat bagian batuan yang memiliki berbagai perlapisan

warna. Ini diperkirakan merupakan batuan tuff. Pada bagian bawah yang masih berwarna

abu-abu merupakan bagian yang dilindungi oleh batuan yang berwarna hitam ke abu-

abuan. Seharusnya kalau dianalisis lebih lanjut lagi, bagian batuan yang berwarna hitam

keabu-abuan bisa dibilang batuan breksi dengan ciri-ciri yang diamati. Akan tetapi pada

 batuan yang berwarna hitam ke abu-abuan ada bagian dimana terdapat ciri abu-abu seperti

tuff. Dan kenapa bagian dari dua batuan ini berbeda warna karena pada batuan yang

letaknya diatas lebih menjorok kedepan dan lebih melindungi batuan yang dibawahnya.

Sehingga bagian atas terdapat pengotor yang menutupi bagian warna abu-abunya dan

 bagian bawah yang terlindungi masih tetap berwarna abu-abu.

4.2.4 Rekontruksi Manual Litologi Batuan

Gambar 4.3. Litologi footwall block

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang paling atas sampai ke

 bawah adalah breksi, tuff, gravel, dan sandstone. Lapisan yang tertua adalah sandstone

karena batuan ini terletk paling bawah. Sandstone ini batuan sedimen yang transportasinya

 bisa melalui udara maupun es. Lapisan tertua kedua adalah batuan sedimen gravel. Kitakatakan gravel, karena kita mengasumsikan bahwa dahulu disini adalah hulu sungai,

Gambar 4.2 Kenampakan Coban Rondo 

Page 20: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 20/30

 

kemudian hulu sungai ini mengalami pendangkalan karena proses sedimentasi sandstone

yang ukuran partikelnya berukuran kecil. Lalu setelah proses pendangkalan, gravel sulit

untuk tertransportasi karena ukurannya yang besar. Dari histori pembentukkan Coban

Rondo, diketahui bahwa daerah ini berada pada area gunung api. Ketika gunung api

tersebut meletus dan mengeluarkan material serta debu vulkanik. Material yang ringan dan

debu vulkanik ini terbang ke udara ketika gunung meletus, kemudian turun ke permukaan

menjadi tuff. Ketika gunung api meletus,gunung api mengeluarkan magma dan menjadi batuan beku. Batuan beku ini lambat laun mengalami pelapukan dan erosi. Dari pelapukan

dan erosi tersebut batuan beku pecah dan membentuk fragmen-fragmen bersudut. Setelah

 pecah batuan ini tertransportasi (berpindah tempat) akibat erosi batuan lalu terakumulasi di

sebuah cekungan. Batuan yang paling atas bersudut-sudut karena batuan breksi adalah

 batuan sedimen transportasinya tidak jauh dari batuan sumbernya. Sehingga pada saat

transportasi sudut dari fragmen-fragmennya terjaga tidak seperti konglomerat yang

membundar.

Sandstone ialah batuan sedimen yang tersusun oleh butir-butir mineral berukuran

 pasir, batu atau material organik. Sandstone juga tersusun oleh bahan penyemen yang

mengikat butiran pasir dan mungkin juga tersusun oleh matriks-matriks berukuran silt atauclay yang menempati ruang antar butir pasir.

Tuff adalah batuan beku yang berasal dari produk hasil erupsi gunung berapi. Saat

terjadi erupsi, gunung api mengeluarkan batuan, abu, magma dan material lain dari

kawahnya. Material yang dikeluarkan terlempar ke udara dan kembali jatuh ke bumi di

daerah sekitar gunung berapi. Jika material yang dikeluarkan mengalami kompaksi dan

sementasi menjadi batuan, maka batuan ini yang disebut dengan “tuff”. 

Breksi adalah istilah yang paling sering digunakan untuk batuan sedimen klastik

yang terdiri dari fragmen-fragmen bersudut besar (berdiameter lebih dari dua milimeter).Ruang antara fragmen-fragmen yang bersudut besar bisa diisi dengan partikel-partikel yang

lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu bersama-sama.

Gravel terdiri dari fragmen batuan terkonsolidasi yang memiliki kisaran umum

ukuran partikel dari ukuran butir hingga ukuran batu besar. Gravel di sub-kategorikan

dengan Skala Udden-Wentworth menjadi granular gravel (berdiameter 2 sampai 4 mm) dan

 pebble gravel (berdiameter 4 sampai 64 mm).

4.2.5 Hubungan Dip Dan Strike Dengan Patahan dan Lipatan

Landai: N 263o E/32o

Curam: N 120o E/55o 

Idealnya apabila kita menemukan patahan ataupun lipatan didaerah ini, lalu kita

mengukur strike&dipnya di titik kepenerusannya, maka kita akan mampu merekonstruksi

ulang lapisan tersebut hingga kita bisa menentukan jenis patahan dan lipatannya. Tapi

karena didaerah ini tidak terdapat struktur patahan maupun lipatan, jadi praktikan tidak

dapat ,engukur strike&dip patahan/lipatan. Pada pengukuran strike&dip, selain untuk

mengobservasi patahan dan lipatannya juga digunakan untuk mengukur batas kontak antar

lapisan batuan, serta untuk mengukur kekar-kekar (joint) pada batuan. Tapi karena pada batuan bawah tidak ditemukan adanya kekar, apalagi kontak sedimen, maka praktikan

hanya melakukan simulasi saja untuk mengukur strike&dipnya pada batuan yang ada.

Page 21: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 21/30

 

Yang terpenting adalah praktikan tahu bagaimana cara menggunakan kompas geologi

untuk mengukur strike&dip di lapangan.

Seperti yang kita tahu bahwa dalam pemetaan geologi lapangan mencakup

observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur

kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan,

membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi (peta dasar).

Strike  adalah arah dari garis yang dibentuk oleh perpotongan lapisan batuan

tersebut dengan bidang horisontal (permukaan bumi). Sementara dip  adalah sudut yang

dibentuk oleh perlapisan batuan tersebut dengan bidang horisontal,dan diukur pada bidang

vertikal yang arahnya tegak lurusjurus ( strike). Seperti yang sudah dijelaskan diatas, strike 

dan dip  dari beberapa batuan kemudian dikorelasikan dan kita dapat menentukan jenis

 patahan dan/atau lipatan yang terdapat di daerah tersebut.

4.3 Kekar

Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami

 pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik.

Kekar merupakan salah satu struktur yang paling umum dijumpai pada batuan. Kekar atau

 joint adalah rekahan-rekahan pada batuan yang berbentuk lurus, planar dan tidak terjadi

 pergeseran. Joint set adalah kumpulan kekar pada satu tempat atau pada suatu batuan yang

memiliki ciri khas yang dapat dibedakan dengan joint set lainnya.

Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang

 bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh:

a) Pemotongan bidang perlapisan batuan; b) Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;

c)Kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan

karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut.

Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-pola

yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor tegasan (stress).

Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah batuan besar menjadi balok-

 balok yang saling terpisah. Kekar terjadi pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.

Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi minyak bumi

atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka mineral dapat mengendap di

sana, membentuk urat mineral. Selain itu, pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelummembuat desain waduk. Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada

gerak sejajar bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok yang

 besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk rekahan paling

sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya terdapat sebagai dua set

rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut berkisar antara 45 sampai 90 derajat.

Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak yang

luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada batuan yang getas.

Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak atau dari kompresi atau tarikan

(tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan. Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh

 pelepasan beban atau pemuaian batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh

tegasan yang terjadi ketika lava mendingin dan mengkerut. Kekar juga mempunyai nilai

Page 22: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 22/30

 

ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang penting bagi migrasi dan menampung air

tanah dan minyak bumi.

Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan sumber daya

alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga, timbal, seng,

merkuri,perak,emas dan tungsten. Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan

 beku mengalir sepanjang kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding

kekar, membentuk urat-urat mineral (mineral veins).Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang bervariasi dari

 beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar mayor). Sedangkan yang

 berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor.Kekar dapat terjadi akibat adanya

 proses tektonik, proses perlapukan dan perubahan temperature yang signifikan. Kekar

merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari bidang ini

memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi tidak mengalami perubahan

 posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau kesarangan batuan yang dapat dilalui

cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.

Klasifikasi kekar atau joint terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu :

1. Berdasarkan Cara Terbentuknya:

  Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)

Gambar 4.25 Srinkage Joint (Kekar Pengkerutan)

Srinkage Joint  adalah kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul

akibat pendinginan (kalau pada batuan beku terlihat dalam bentuk kekar tiang/kolom) atau

akibat pengeringan (seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk

 polygonal yang memanjang.

 

Kekar Lembar (Sheet Joint)

Gambar 4.26 Kekar Lembar (Sheet Joint )

Page 23: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 23/30

Page 24: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 24/30

 

Gambar 4.28 Kekar Kolom

 

Kekar Gerus

Gambar 4.29 Kekar gerus

Kekar Gerus (Shear Joint ), yaitu kekar yang terjadi akibat

stress yang cenderung mengelincirkan bidang satu sama lainnya yang

 berdekatan.

Ciri-ciri di lapangan :

1)Biasanya bidangnya licin.

2)Memotong seluruh batuan.

3)Memotong komponen batuan.4)Biasanya ada gores garis.

5)Adanya joint set berpola belah ketupat.

  Kekar Lembar

Kekar lembar ( sheet joint   ) adalah sekumpulan kekar yang

kira-kira sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan

 beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan

yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat:

1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh2.Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat

Page 25: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 25/30

 

3.Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

 

Kekar Tarik (Esktension Joint dan Release Joint)

Gambar 4.30 Kekar tarik

Kekar Tarikan (Tensional Joint ), yaitu kekar yang terbentuk

dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk

memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress

yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah

yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling

menjauhi.

Ciri-ciri dilapangan :

1)Bidang kekar tidak rata.

2)Selalu terbuka.

3)Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.

4)Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut

vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:

1)Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah

dengan tegasan.

2) Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat

hilangnya atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus

terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

Gambar 4.31 Kekar tarikan

Page 26: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 26/30

Page 27: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 27/30

 

Gambar 4.33 skema diagram tampilan tatanama lipatan

Gambar 4.34 Bagian-bagian lipatan

4.4.1.2 Mencari arah jurus pada bidang (strike)

1.  Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.

2.  Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang

limbs atau hinge line yang akan kita ukur.

3.  Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada

 bull eyes berada di tengah.

4.  Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah

angka Strike.

Dari penjelasan diatas merupakan pengukuran pada sebuah lipatan pada hinge line

atau limbs yang hampir sama dengan pengukuran strike pernah kita bahas pada

 praktikum sebelumnya.Sebagian besar jika kita melakukan studi lapangan pastilah kita

menemukan dengan tidak adanya hinge line. Hal tersebut dikarenakan proses geologi

yang mengakibatkan lipatan tererosi. Maka dari itu pengukuran lipatan hanya

dilakukan di daerah limbs nya saja.

4.4.2 Dip

Adalah garis imajiner membangun menuruni lereng di tempat

sedimen atau fault arah dip tegak lurus terhadap arah strike dan biasanya

dinyatakan dalam bantalan dan sudut kemiringan (dip) diukur dari

 bidang horizontal ke bagian atas tempat atau fault, sudut dip tidak boleh

melebihi 90 derajat.

Page 28: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 28/30

 

Gambar 4.35 Tubuh lipatan 1) strike 2) dip 3) angle of plunge 

Metode dip - domain dapat digunakan untuk menemukan atau

menempatkan batas pada ketebalan unit yang berubah dari atas ke bawah

kontak ( Gambar 4.34 ) . Ketebalan selimut konstan , permukaan aksial

membagi dua sudut tikungan. Ketebalan total selimut lipatan sepanjang

arah pengukuran , t , adalah jumlah dari ketebalan di setiap domain ,

ditemukan dari Persamaan :

t = L1 cos ρ1 + ( L - L1 ) cos ρ2

dimana ρ1 = sudut antara garis ketebalan pengukuran dan tiang untuk selimut atas bidang ,

ρ2 = sudut antara garis ketebalan pengukuran dan tiang untuk selimut yang lebih dari

 bidang perlapisan , dan L1 = ketebalan nyata dari domain atas. Jika posisidip dapat

 berpindah lokasi , misalnya dengan menggunakan dipmeter , maka dimungkinkan untuk

menentukan L1 dan menemukan yang ketebalan yang benar. Jika lokasi permukaan aksial

tidak diketahui , berbagai kemungkinan ketebalannya adalah antara nilai yang diberikan

dengan menetapkan L1 = 0 dan L1 = L dalam Persamaan t = L1cosρ1+( L –  L1)cosρ2 .

Ketebalan circulardengan persamaan t =( L/sinγ)(sinρ2 – sinρ1) selalu setengah jalan antara

titik ekstrem yang mungkin untuk dip –  domain pada lipatan .

Gambar 4.36 Ketebalan dip-domain

Page 29: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 29/30

 

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah praktikum ini praktikan dapat mengetahui asal mula terjadinya lipatan dan patahan sehingga harapannya dapat mengidentifikasikan jenis-jenis patahan dan lipatan

tersebut dalam survei lapangan. Setelah itu dapat mengetahui secara pasti dampaknya

terhadap bumi.

5.2 Saran

Alangkah lebih baik apabila praktikum patahan dan lipatan selanjutnya dilakukan di

lapangan bukan pemodelan, karena di dunia kerja nantinya geofisikawan bekerja pada medan

asli bukan pemodelan. Untuk asisten terima kasih atas ilmu dan kesediaannya membimbing

 praktikan dalam praktikum maupun dalam menulis laporan.

Page 30: Laporan fieldtrip geologi struktur

8/10/2019 Laporan fieldtrip geologi struktur

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fieldtrip-geologi-struktur 30/30

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press.

Husein, Salahuddin. 2008. Geologi Struktur: Latihan Pengolahan Data dan Analisa.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.