Laporan Fix

download Laporan Fix

of 42

description

nn

Transcript of Laporan Fix

21

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangDi antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering dipraktikkan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay planting). Kedua pola tersebut mempunyai persamaan yaitu merupakan cara menanam dua atau lebih jenis tanaman berbeda dalam jalur berseling secara teratur, sedangkan perbedaan antara keduanya adalah saat tanam. Pada tumpang sari semua jenis tanaman ditanam pada saat yang sama, sedangkan pada tanam sisip, tanaman kedua ditanam pada waktu tanaman pertama sudah menjelang dipanen. Populasi tanaman sela dapat menentukan tingkat kompetisi tanaman. Dengan demikian tingkat populasi tanaman sela menjadi sangat penting diperhatikan.Budidaya tanaman ganda memberikan berbagai keuntungan, seperti efisiensi dalam penggunaan sarana produksi, mengurangi kehadiran gulma, mengurangi resiko usaha dan mengurangi erosi permukaan. Keburukan yang mungkin terjadi ialah apabila terjadi persaingan yang terlalu besar, sehingga merugikan salah satu jenis tanaman atau keduanya.Tanaman kacangan (legum) sering digunakan pada pola tanam ganda dengan jagung karena dapat membantu mengikat N dari udara. Tanaman kacangan merupakan tanaman C3 yang relatif tahan naungan.

Tujuan Praktikum1. Mahasiswa mengenal pola tanam tunggal (monokultur) dan pola tanam ganda (tumpangsari) serta dapat menjelaskan pengaruh tanaman sela terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pokok.2. Membandingkan pertumbuhan dan produksi jagung dan kacang tanah secara monokultur dan tumpangsari.3. Menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) pada tanaman ganda dan menilai tingkat efisiensinya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tanaman JagungKerajaan: Plantae Division: MonocotsClassis: CommelinidsOrdo: Poales Famili: Poaceae Genus: Zea Spesies: Z. maysJagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80 sampai 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 meter sampai 3 meter, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 meter. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Jagung termasuk tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 meter meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 meter. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

B. Tanaman Kacang tanah Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSub Divisi: AngiospermaeKelas: DicotyledonaeOrdo: Leguminales/PolypeaesFamili: Leguminoseae/PapilionaseaeGenus: ArachisSpecies: Arachis hypogeal L.Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 cm hingga 50 cm (1 hingga 1,5 kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor, Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu. Di Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una , kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut.

Kacang tanah budidaya di Indonesia Tipe tegakJenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek genjah dan kemasakan buahnya serempak. Tipe menjalar.Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umnya berumur panjang. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.

Hama dan penyakit yang dapat menyerang kacang tanah Penyakit bercak daunPenyakit Bercak daun disebabkan oleh fungus Cercospora personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari konidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 hingga 70 hari. Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Antmkol atau Dakonil, penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali. Penyakit SclerotiumPenyakit ini disebabkan oleh Sclerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembap. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian: dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat mengalir. Hama Ulat grapyakHama yang memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Cara pengendaliannya yaitu, bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman, penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.

Sistem penanaman tumpang sariTumpangsari merupakan salah satu jenis pola tanam yang termasuk jenis polikultur. Polikultur karena pada suatu lahan ditanami lebih dari satu jenis tanaman. Lebih detail, tumpangsari merupakan suatu pola pertanaman dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu hamparan lahan dalam periode waktu tanam yang sama. Pada awalnya, tumpang sari merupakan pola tanam yang banyak digunakan oleh petani-petani yang melakukan usaha tani guna mencukupi kebutuhan sendiri dan keluarga (subsisten). Resiko kegagalan yang tinggi dalam usaha pertanian membuat petani menanam lebih dari satu jenis tanaman sehingga ketika terjadi kegagalan panen satu kamoditas masih dapat memanen komoditas yang lain. Tumpangsari sudah banyak diterapkan petani baik semi-komersial maupun komersial dan juga diterpakan pada lahan-lahan yang subur yang memang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai macam tanaman. Ini tidak terlepas dari beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pola tanam tumpangsari, yaitu:

1. Efisien penggunaan ruang dan waktuSeperti talah dijelaskan sebelumnya, tumpangsari merupakan penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dalam periode waktu yang sama. Dengan pola tanam ini, akan dihasilkan lebih dari satu jenis panenan dalam waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan. Lebih dari satu hasil panen yang dihasilkan dalam satu waktu merupakan alah satu efisiensi produksi. Pada pola tanam tumpang sari, masih ada spasi yang kosong pada jarak tanam tanaman dengan habitus tinggi seperti jagung atau tanaman tahunan yang lainnya. Ruang kosong itu yang dimanfaatkan untuk pertanaman tanaman yang lain sehingga penggunaan lahan lebih efisien.2. Mencegah dan mengurangi pengangguran musimPada beberapa jenis tanaman, tanaga kerja banyak dibutuhkan pada musim tanam dan musim panen saja. Pada tumpangsari, tanaman yang diusahakan lebih beragam. Perawatan yang dilakukan untuk setiap jenis tanaman kebanyakan juga tidak dalam waktu yang sama. Dengan demikian, petani akan selalu memiliki pekerjaan selama siklus hidup tanaman.3. Pengolaahan tanah menjadi minimalPengolahan tanah minimal lebih terlihat pada pola tanam tumpang gilir. Pada tumpang gilir, segera setelah suatu tanaman hampir menyelesaikan siklus hidupnya, buru-buru ditanami tanaman yang lain. Akibatnya, tidak ada waktu lebih untuk melakukan pengolahan tanah. Salah satu kelebihan tanpa pengolahan tanah atau dengan pengolahan tanah minimal adalah tidak terjadinya kerusakan struktur tanah karena terlalu intensif diolah. Selain itu, pada pengolahan tanah minimal atau tanpa oleh tanah resiko erosi akan lebih kecil daripada yang diolah secara sempurna.BAB IIIMETODE PELAKSANAANTempat dan WaktuPraktikum tumpangsari antara jagung dengan kacang tanah dilaksanakan sejak hari Jumat tanggal 20 September 2013 hingga masa panen tanaman jagung tanggal 11 Desember 2013 serta tanaman kacang tanggal 20 Desember 2013, dengan jumlah 13 MST. Lokasi yang digunakan adalah di lapangan uji coba Leuwikopo IPB.

Alat dan BahanBahan yang diperlukan pada percobaan adalah benih jagung dan kacang tanah, pupuk Urea (45%N), SP-36 (18%P2O5), KCl (60%K2O), insektisida butiran (Furadan), dan pestisida jenis dithane. Alat yang digunakan adalah cangkul, kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, ajir, dan timbangan.

Cara PelaksanaanA. PerlakuanPerlakuan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa ini digunakan tanaman jagung manis sebagai tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela. Dengan pola jagung manis ditambah 1 baris kacang tanah. Dosis pupuk yang digunakan adalah 300kg Urea/ha, 200kg SP-18/ha dan 150kg KCl/ha. Pupuk urea setengah dosis dan dosis penuh SP-36 dengan KCL diaplikasikan bersamaan pada saat tanam. Setengah dosis urea sisanya diaplikasikan pada 4 MST. Ukuran petakan yang digunakan adalah 7,5 m x 10 m, dengan jarak tanam jagung adalah 80 cm x 20 cm, serta kacang tanahnya 40 cm x 20 cm dengan keterangan bahwa tanaman kacang tanah ditanam tepat ditengah antar barisan jagung dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm di kiri dan kanan barisan jagung.B. Penanaman1. Barisan tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Rentangkan dua tali bertanda jarak antar baris pada sisi Utara dan Selatan, sebagai acuan baris tanaman.2. Tali yang diberi tanda jarak dalam baris (10cm) diikat pada 2 ajir, digunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (Timur-Barat).3. Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 4 - 5cm di samping tali dan masukan benih serta (jagung manis 1 benih/lubang, kacang tanah 1 benih/lubang) tiap lubang dengan insektisida jenis furadan kira-kira 5 butir dengan dosis 20kg/ha.4. Buatlah alur pupuk dengan jarak sekitar 7cm dari alur tanam dengan kedalaman 7cm dengan keterangan pada tumpangsari ini hanya jagung yang dipupuk sebagai tanaman utama. 5. Campurkan pupuk Urea dengan SP-36 dan KCl secara merata dan dibagikan menjadi sejumlah barisan tanaman, dengan keterangan dosis urea untuk jagung diaplikasikan setengahnya.6. Taburkan jatah bagian pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.7. Setelah semuanya selesai, tutup lubang tanam beserta alur pupuk dengan baik dengan tanah yang gembur.8. Pasang etiket pada petak sesuai perlakuan pada praktikum ini.9. Siram air secukupnya hingga lembab pada barisan tanam, dengan keterangan apabila saat tanam tidak hujan atau tanahnya kering.C. Pemeliharaan1. Penyulaman jagung manis dan kacang tanah praktikum tumpangsari dilakukan pada umur 1 MST.2. Penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman dan di antarbarisan tanaman, secara manual menggunakan cangkul atau kored bahkan tangan secara langsung, hingga gulma diusahakan tercabut sampai perakarannya, sekaligus untuk menggemburkan tanah secara manual dari 3 MST hingga 10 MST.3. Penyemprotan pestisida untuk mengendalikan hama penyakit sesuai anjuran dan kebutuhan, dengan rujukan keterangan dosis dan volume pada label.4. Pemasukan dan pembuangan pada aliran air, jika tanah terlalu kering bagi tanaman maka dialirkan air masuk ke dalam petakan, begitu sebaliknya apabila curah hujan tinggi perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar. D. Pengamatan Sebelum Panen1. Saat 1 MST dilakukan pengamatan daya tumbuh benih dan pengamatan tipe perkecambahannya.2. Umur 2 MST diambil 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan selain tanaman pinggir dan lakukan pengamatan jumlah daun, jumlah cabang, tinggi tanaman, dan keberadaan ginofor. Dengan keterangan, bahwa pola tumpangsari masing-masing jenis hanya diambil 5 tanaman contoh.3. Umur 6 MST ditentukan luas daun per tanaman menggunakan metode gavimetri[footnoteRef:2]. Selain itu juga cabut satu tanaman pinggir serta amati keberadaan dan aktif tidaknya bintil akar memfiksasi Nitrogen (jika dibelah warnanya merah muda berarti aktif, kalau hijau berarti tidak aktif). [2: ]

4. Hitung umur tanam pada saat keluar bunga 75% populasi.5. Amati dan tentukan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman serta berapa persentase serangannya.

E. Pengamatan Setelah Panen1. Ukur bobot brangkasan tanaman contoh dengan mencabut tanaman contoh, bersihkan akar dari tanah yang melekat, potong menjadi bagian akar dan tajuk. Timbang masing-masing bagian dan hitung rasio tajuk/akar.2. Panen seluruh tanaman pada petak menyisakan 4 baris dan tanaman pinggir, cabut seluruh polong dan lakukan penimbangan terhadapnya.

F. Perhitungan Populasi Jumlah Baris Jumlah Tanaman dalam Baris Total Populasi G. Perhitungan Dosis PupukFormula:1. Dosis Urea (45% N)2. Dosis SP-36 (18P2O5)3. Dosis KCl (60% K2O)H. Perhitungan Daya Tumbuh Benih

I. Perhitungan Indeks Luas Daun

J. Perhitungan Jumlah PestisidaDiketahui: 2 gram pestisida = 1 liter air untuk 1 petakanDibutuhkan: 12 gram pestisida = 6 liter air untuk 1 petakan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANHasilKegiatan penanaman tanaman tumpang sari jagung dengan kacang tanah yang dilakukan selama 13 MST. Dari praktikum yang dilakukan didapatkan data dan hasil sebagai berikut.

A. Indeks Luas DaunIndeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang di tempati oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun yang optimum akan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman (Gardner et al., 1991). Dari pemaparan tersebut menunjukan bahwa, indeks luas daun sangat berkorelasi dengan populasi.

ILD jagung = 0,008 gramam x 400 cm = 1600 cm 0,002 gramamILD kacang = 0,004 gramam x 400 cm = 800 cm 0,002 gramam

Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa indeks luas daun dari masing masing tanaman pada setelah delapan minggu setelah tanam. Hal ini menunjukakn bahwa populasi tanaman tersebut normal. Dan menunjukan bahwa kesuburan dan populasinya rata pada setaip tanaman.

B. Pertumbuhan Dan Perkembangan DaunPertumbuhan dan perkembangan daun pada tanaman kacang dan tanaman jagung pada T3 dapat dilihat pada gramafik berikut:

Grafik 1. Grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman T3

Grafik tersebut menggambarkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan disetiap periode selama sepuluh MST. Dari data tersebut terdapat penyimpangan yaitu pada tanaman jagung periode sepuluh MST menjukkan penurunaan, hal ini dikarenakan kesalahan pengukuran. Sehingga menyebabkan data tersebut kurang akurat. Pada keadaan sebenarnya tanaman jagung tidak mengalami penurunan tinggi tanaman namun tidak mengalamai pertumbuhan pada periode 9-10 MST.

Grafik 2. Grafik rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman T3Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah memiliki pertumbuhan daun yang signifikan. Pertambuhan daun terlihat semakin bertambah secara pesat sampai 7 MST, kemudian pada 8-10 MST pertumbuhan tidak terlalu pesat namun tetap terlihat peningkatan yang terjadi. Sedangkan pada tanaman jagung, pertumbuhan daun terjadi, namun tidak cukup pesat. Sehingga pada gramafik terlihat konstan bahkan menurun.

C. Hasil PanenDari hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung, didapatkan bahwa hasil sebagai berikut:

a. Tanaman JagungTabel 1. Hasil pengamatan tanaman jagung T1KelompokTan ke-Bobot tongkol berkelobot (gram)Bobot brangkasan tanaman (gram)Bobot tongkol siap dipasarkan (gram)Bobot tongkol tanpa klobot (gram)Lingkar tongkol tanpa klobot (cm)Panjang tongkol tanpa klobot (cm)Panjang tongkol berbiki (cm)

T1116515615911014,1139

223318722416513,31613

31291011269111,51512,5

421515120615516,11713

5351239337225141813

625232823018012,61810

738331437625516,51915,5

821017820014614,21512

920232819613615,51515

1038320337424414,31914,5

Rata-rata252,32/18,5242,8170,71416,512,14286

Tabel 2. Hasil pengamatan tanaman jagung T3kelompoktan ke-bobot tongkol berkelobot (gram)bobot brangkasan tanaman (gram)bobot tongkol siap dipasarkan (gram)bobot tongkol tanpa klobot (gram)lingkar tongkol tanpa klobot (cm)panjang tongkol tanpa klobot (cm)panjang tongkol berbiki (cm)

T31016300000

2100204100631014,78,4

3015000000

4101621075,37,10

51102541007911,215,59,8

Rata-rata44186,64229,85,37,463,64

Tabel 3. Hasil pengamatan tanaman jagung T4KelompokTan ke-Bobot tongkol berkelobot (gram)Bobot brangkasan tanaman (gram)Bobot tongkol siap dipasarkan(gram)Bobot tongkol tanpa klobot (gram)Lingkar tongkol tanpa klobot (cm)Panjang tongkol tanpa klobot (cm)Panjang tongkol berbiki (cm)

T411822441771312015,510,2

23670352198,90

338113361999,50

435114341577,60

5108153107772411,39,1

Rata-rata79,8138,877,852,613,810,563,86

Pada data yang diperoleh bahwa bobot tongkol berkelobot yang paling tinggi hasilnya adalah kelompok T1 karena, T1 tidak memiliki kompetitor karena hanya ada satu tanaman dalam lahan tersebut. Sedangkan pada tanaman T3 memiliki hasil yang paling rendah hal ini disebabkan karena adanya tanaman tumpangsari yaitu kacang tanah. Pada hasil bobot berangkasan tanaman didapatkan bahwa tanaman T3 memiliki bobot rata-rata lebih tinggi dari T4 dan lebih rendah dari T1. Pada hasil bobot tongkol siap dipasarkan didapatkan bahwa tanaman T3 memiliki bobot rata-rata yang paling rendah dari tranaman T1 dan T4. Pada hasil bobot tongkol tanpa kelobot didapatkan bahwa tanaman T3 memiliki bobot rata-rata yang paling rendah. Dari pembahasaan tersebut dapat dinyatakan bahwa tanaman T3 memiliki rata-rata berat tongkol murni yang paling kecil dibandingkan tanaman T1 dan T4, namun tanaman T3 memiliki bobot klobot yang lebih berat dari tanaman T4. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman T3 secara rata-rata memiliki bobot klobot yang berat dan memiliki bobot buah yang ringan dibawah bobot rata-rata. Data tersebut juga memberikan informasi tentang ukuran sisi dari tanaman jagung tersebut. dari hasil pengamatan tersebut didapatkan bahwa rata-rata lingkar tongkol tanpa klobot pada tanaman T3 memiliki lingkar paling kecil daintara tanaman T1 dan T4. Pada pengukuran panjang tongkol tanpa kelobot tanaman T3 juga memiliki ukuran paling pendek daintara tanaman T1 dan T3. Untuk panjang tongkol berbiji tanaman T3 memiliki ukuran yang hampir sama dengan tanaman T4 namun lebih pendek dari T1. Dari uraian tersebut didapatkan hasil bahwa secara rata-rata tanaman T3 memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tanaman T1 dan T4.Keterangan tersebut menunjukkan bahwa hasil tonkol tanaman jagung memiliki kualitas yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena perawatan yang kurang optimal. Selain hal tersebut, tanah yang belum terolah dengan baik menjadi salah satu faktornya, hal ini dikarenakan tanah yang digunakan baru dibuka dan baru dilakukan penanaman sekali.

b. Tanaman Kacang TanahDari hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung, didapatkan bahwa hasil sebagai berikut:Tabel 4. Hasil pengamatan tanaman kacang T2KelompokTan ke-BP&B (gram)JP

T21264cipo=4

2256cipo=10 isi=3

3340cipo=21 isi=17

4125cipo=9 isi=9

5180hampa=1 isi=17

6210cipo=1 hampa=1 isi=19

7230cipo=36 isi=9

8900cipo=7 isi=28

9200cipo=2 isi=17

10190cipo=11 isi=11

Rata-rata289,5cipo= 11.2 hampa=1 isi=14.4

Tabel 5. Hasil pengamatan tanaman kacang T3KelompokTan ke-BP&B (gram)JPBerbijiCipoKosong

T3 6253241815

7233191612

8284272223

9568503

10321261925

Rata-rata229,420,8161,23,6

Tabel 6. Hasil pengamatan tanaman kacang T4KelompokTan ke-BP&B (gram)JPBerbijiCipoKosong

T4616714860

717513940

8166141301

917711650

1017612930

Rata-rata172,212,893,60,2

Pada data hasil pengamatan yang dijabarkan dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa tanaman daidaptakna bahwa rata-rata berat polong dan jumlah polong tanaman T3 memiliki berat lebih besar dari tanaman T4 dan lebih kecil dari tanaman T2. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman T3 memiliki hasil yang normal.

PembahasanDari hasil dan data yang didaptkan, tanaman jagung dan tanaman kacang tanah memiliki indeks luas daun yang cukup ideal. Sehingga pada setiap bidang tanam tidak mengalami kelebihan populasi, dan produktifitas dan efektifitas tanaman tersebut tidak terganggu denga ledakan salah satu populasi tanaman tersebut.Peningkatan dan perkembangan daun yang didapatkan dari data hasil sebelumnya mengungkapkan bahwa tanaman jagung hasil percobaan mengalami hambatan pada pertumbuhan daun, namun memiliki pertumbuhan tinggi yang cukup signifikan walaupun lambat. Pada tanaman kacang tanah memiliki pertumbuhan dan perkembangan daun yang signifikan dan subur. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan grafik yang selalu meningkat.Data hasil panen menunjukkan bahwa tanaman jagung memiliki hasil yang kurang baik. Hal ini dibuktikan denga data-data pendukung yang didapatkan pada pembahasan sebelumnya. Pada tanaman kacang memiliki hasil yang cukup baik dengan kualitas yang rata-rata baik jika dibandingkan denga hasil percobaan lain.Dari pemaparan tersebut menunjukkan bahwa tanaman jagung masih belum memperoleh hasil yang baik baik hal ini disebabkan kompetisi untuk mendapatkan pupuk dengan tanaman tumpangsarinya yaitu tanaman kacang tanah. Hal lain yang menyebabkan buruknya hasil jagung tersebut adalah kurangnya intensitas penyiraman sehingga menyebabkan tanaman jagung terhambat perkembanganya. Pada tanaman kacang memperlihatkan perkembangan yang baik, hal ini terjadi karena tanaman tersebut cukup kuat untuk menghadapi lingkungan yang kurang mendukung. Selain hal tersebut, faktor kemenangan kompetisi terhadap tanaman yang ditumpangisarikan yaitu tanaman jagung, sehingga tanaman jagung mengalami kerusakan.Terdapat satu faktor umum penentu kurangnya kesuburan media tanam, hal ini terjadi karena tanah tersebut masih kurang subur dan baru pertama kali digarap.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANKesimpulanMonokultur atau pertanaman tunggal adalah sistem cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Sedangkan tumpangsari adalah sistem menanam beberapa jenis tanaman pada satu areal lahan dalam waktu yang sama sehingga harus diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur. Untuk percobaan kali ini, jenis tanaman yang digunakan adalah jagung dan kacang tanah.Pada sistem tumpangsari, kompetisi antar tanaman yang ditanam berdampingan pada satu lahan yang sama sering terjadi, bila ketersediaan sumber kehidupan tanaman berada dalam jumlah terbatas. Kompetisi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk hambatan pertumbuhan terhadap tanaman lain. Bila melihat dari segi produktivitas, sistem tumpangsari antara jagung (Zea mays) dengan kacang tanah (Arachis hypogeae) memberikan pengaruh positif terhadap produksi jagung, karena tanaman jagung memperoleh manfaat dari ketersediaan hara terutama unsur N dari legum.Sistem tumpangsari lebih menguntungkan daripada monokultur, hal ini ditunjukkan dengan nilai NKL tumpangsari lebih dari 1. NKL juga menunjukkan tingkat efisiensi dari masing-masing sistem budidaya tanaman. Sistem tumpangsari terbukti lebih efisien daripada monokultur karena mampu memanfaatkan faktor-faktor tumbuh secara maksimal.

SaranSistem tumpangsari sebaiknya dikembangkan di Indonesia khususnya pada areal lahan kering. Pelaksanaan sistem ini juga harus disertai perhatian terhadap berbagai faktor tumbuh seperti cahaya, cuaca, unsur hara, dan sebagainya agar kompetisi antartanaman dapat dikelola dan dikendalikan demi mencapai hasil panen yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Jagung [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung : 30 Desember 2013.Anonim. 2013. Kacang Tanah [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah : 30 Desember 2013.Anonim. 2013. Pola tanam tumpangsari [terhubung berkala]. http://www.anakagronomy.com/2013/03/pola-tanam-tumpangsari.html: 30 Desember 2013.Syaiful A.S., A.Yassi, N. Rezkiani. 2011. Respon tumpangsari tanaman jagung dan kacang hijau terhadap sistem olah tanah dan pemberian pupuk organik. Jurnal Agronomika 1: 13-18.Setyawati W, dan A.A Asandhi. 2003. Pengaruh sistem pertanaman monokultur dan tumpangsari sayuran crucifera dan solanaceae terhadap hasil da struktur dan fungsi komunitas artropoda. Jurnal Hortikultura 13: 41-57.

BAB IPENDAHULUANLatar BelakangMenurut Mubyarto (1989) pertanian terbagi menjadi dua yaitu pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit. Pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit yaitu hanya kegiatan bercocok tanam. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana. Selanjutnya, pertanian dalam arti luas meliputi perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut (Deptan 2013). Perkebunan dapat ditanami oleh tanaman industri seperti kakao, kelapa, kelapa sawit, kopi, dan teh. Di Institut Pertanian Bogor sendiri terdapat kebun percobaan yang didalamnya terdapat jenis komoditas tanaman perkebunan yang dibudidayakan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Cikabayan, tentang identifikasi tanaman perkebunan telah diamati beberapa tanaman yang dijadikan tanaman contoh (kopi, kakao, kelapa sawit, kelapa, teh, dan karet). Kebun percobaan yang terletak di Cikabayan ini tidak dibudidayakan secara sepenuhnya namun hanya digunakan untuk keperluan penelitian, percobaan, maupun pengenalan kepada mahsiswa-mahasiswanya.

Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai jenis dan karakteristik tanaman perkebunan yang diamati di Kebun Percobaan Cikabayan. Mengetahui berbagai kendala dan fungsi dari macam-macam tanaman perkebunan setelah mengidentifikasinya (kopi, kelapa, kelapa sawit, karet, kakao, dan teh).

BAB IIMETODE PELAKSANAAN

Praktikum dilaksanakan pada Jumat, 22 November 2013 di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga Bogor. Pada saat praktikum, praktikan dibagi menjadi empat kelompok besar yauitu A, B, C, dan D. Asisten praktikum menjelaskan karakteristik dan metode budidaya tanaman perkebunan. Lokasi observasi dibagi menjadi pos-pos sesuai tanaman yang akan diamati. Metode yang digunakan untuk observasi adalah sistem rolling, setiap kelompok mendengarkan penjelasan asisten, bertukar tempat dengan kelompok lain. Tanaman yang diobservasi pada praktikum ini adalah tanaman kopi, kelapa, kakao, kelapa sawit, teh,dan karet.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

Nama latin dari karet adalah Havea brassiliensis. Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Pada suhunormal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Warnaya coklatkehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengansifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Abednego 1975).Kelapa merupakan family Arecaceae dengan genus Cocos nucivera. Tiga spesies yang dimiliki kelapa antara lain kelapa dalam, kelapa genyah dan kelapa hibrida. Batang kelapa dalam lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelapa genyah. Berbeda dengan kelapa genyah yang batangnya tidak seberapa tinggi tetapi dapat berbuah banyak, serta menghasilkan sari minyak yang tinggi. Berbagai jenis kelapa genyah antara lain, Malaya Kuning, Malaya Merah dan Nias Kuning (Setyamidjaja 1984).Berdasarkan varietasnya, teh dibagi menjadi dua yaitu Camellia sinensis varietas Assamicadan Camellia sinensis varietas sinensis. Di Indonesia, sebagian besar tanamannya berupa Camellia sinensis varietas Assamica. Salah satu kelebihan dari varietas Assamica ini adalah kandungan polifenolnya yang tinggi.Varietas Assamica daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas Sinensis daunnya lebih kecil dan ujungnya agak tumpul. Tanaman teh ditanam di perkebunan dengan ketinggian 200-2300 m dpl. Menurut Mangunsong (2003). Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tumbuhan industry penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Monoceus diclin merupakn ciri dari kelapa sawit, karena memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu pohon. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Kakao dengan bahasa latin Theobroma cacao. Menurut Wood (1975) Kakao banyak ditemukan di daerah dataran tinggi. Penyerbukan kakao terjadi pada malam hari dengan bantuan lalat forcipormia.Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari prosespengolahan bijitanaman kopi.Kopi digolongkan kedalam family Rubiaceaedengan genusCoffea.Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaituCoffea arabica dan Coffearobusta (Rahardjo 2012).

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANKelapa SawitKelapa Sawit (Elaeis guineensis)berhabitat dataran rendah, cara pembiakan generatif yaitu dari biji atau kecambah. Lama panen 5-12 tahun tergantung dari berapa banyakminyak yang ingin dihasilkan. Kelapa Sawit memiliki kriteria panen saat telah terjadi perubahan warna buah dari hitam menjadi kuning, minimal 2 buah rontok per kilogram TBS (Tandan Buah Segar).Cara panen dengan memotong tangkai buah setelah memotong pelepahnya terlebih dahulu.Kelapa sawit ditanam di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 400 m dpl. Dengan pengaturan jarak tanak berupa segitiga sama sisi berukuran 9 cm x 9 cm x 9 cm dan pengaturan pelepah sebanyak 48-56 pelepah, maka pertumbuhannya dapat optimum.Kelapa sawit dengan produk primer Minyak Sawit Kasar (Crude Palem Oil/CPO) dan Minyak Inti Sawit (Kernel Palm Oil/KPO) berperan signifikan terhadap perekonomian nasional, kontribusi perolehan Produk Domestik Bruto (PDRB) mencapai sekitar 20 triliun rupiah setiap tahun dan cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun (Mangunsong 2003).

KelapaKelapa memiliki tiga jenis berdasarkan lama panennya, yaitu kelapa dalam yang masa berbuahnya panjang 8 tahun,, kelapa genjang dengan masa berbuah singkat selama 4 tahun, dan kelapa hasil pesilangan kedua kelapa dalam dan kelapa genja yang dinamakan kelapa hibrida dengan masa berbuah singkat seperti kelapa genjang.Kelapa memiliki nama latinCocos nuciferadengan habitatdataran rendah. Cara pembiakan generatif (dari biji atau kecambah). Lama panen4-8 tahun tergantung dari jenis kelapa. Kelapa siap panen dengan kriteria panen yaitu telah terjadi perubahan warna buah.Kriteria panen tergantung kepada hasil panen yang dibutuhkan yaitu butuh kelapa muda atau tua.Hal ini dapat dilakukan dengan mengkocok kelapa hingga menimbulkan suara atau tidak (Setyamidjaja 1984).

KaretHabitat karet yaitu dataran rendah daerah tropis. Cara pembiakan karet generatif dan vegetatif (okulasi).Hasil okulasi ini memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu batang karet seperti silindris. Lama panen karet adalah 6 tahun dengan kriteria pada jarak 1 m dari kaki gajah (titik pertautan antara batang atas dan batang bawah terdapat 1 lilitan batang 45 cm, lilitan batang yang lebih besar dari 45 cm tersebut telah mencapai 60% dari populasi, penyadapan menghadap dari kiri atas ke kanan bawah dengan irisan lebar dan kedalaman tidak lebih dari 2 mm, Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung.Lateks diperoleh dengan cara penyadapan yang tidak boleh melebihi waktu jam 5 pagi. Cairan lateksakan keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan karena pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah habis dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.Lateks dapat diolah ke dalam dua bentuk yaitu lateks pekat untuk membuat sarung tangan yang biasa digunakan dalam kedokteran dan RSS (Rubber Smoked Sheet) untuk membuat ban.Lateks yang membekunya pun (lum) dapat digunakan sebagai karet remah (creps) untuk sepatu (Goenadi et al. 2005).

KopiKopi bernama latinCoffea sp dengan habitat dataran tinggi untuk arabica dan dataran rendah untuk liberica dan robusta. Cara pembiakan generatif (biji) dan vegetatif (stek). Lama panen 2,5 - 3 tahun dan kriteria panen telah terjadi perubahan warna biji dari hijau kuning merah. Kopi bersama kakao dan teh termasuk ke dalam tanaman yang membutuhkan tanaman lain untuk menaunginya. Terdapat beberapa jenis kopi yaitu robusta, canephora, arabica, liberica, dan excelsa. Komoditas ini biasa ditanam pada jarak 3 cm x 3 cm atau 2,5 cm x 2,5 cm.Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 3 tahun. Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah.Kulit buah berwarna hijau tua adalah buah masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).Kopi robusta memerlukan waktu 811 bulan sejak dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi arabika 6 sampai 8 bulan (ditjenbun.deptan.go.id).

KakaoKakao memiliki nama latin Theobroma cacao. Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan tingi, suhu sepanjang tahun relatif sama, serta kelembaban tinggi dan relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao akan tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit.Cara pembiakannya generatif (biji) dengan lama panen 2 2,5 tahun. Kriteria panen yaitu saat telah terjadi perubahan warna buah dari merah menjadi jingga atau dari hijau menjadi kuning, tangkai buah menjadi kering, dan adanya rongga antar biji dan kulit buah. Dalam kondisi sedemikian, buah kakao yang masak tersebut, jika digoyangkan atau dikocok akan mengeluarkan bunyi.Kakao merupakan tanaman yang membutuhkan tanaman lain untuk menaunginya dari intensitas matahari yang berlebih. Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur tiga tahun mencapai 1,8 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,50 7,0 meter (Hall 1932). Tinggi tanaman tersebut beragam,dipengaruhi oleh intensitas naungan serta faktor-faktor tumbuh yang tersedia.Pemeliharaan pada tanaman kakao umumnya mirip seperti pemeliharaan pada tanaman kopi, namun, tanaman kakao perlu diperhatikan juga pemeliharaan kulit cabang.

TehTeh bernama latin Camelia sinensis. Habitat dataran tinggi (800 dpl).Cara pembiakan generatif (biji) dan vegetatif (stek) dengan lama panen2 tahun. Ciri teh yang siap panen yaitu umur tanaman 30-31 bulan setelah tanam, jumlah daun pada pucuk-pucuk daun 4-6 helai daun dan bidang petik 60-75 cm ketinggian jumlahnya diatas 60%. Teh merupakan tanaman tahunan yang biasa hidup di dataran tinggi dengan jarak yang rapat(Samsulbahri 1996).Jarak antar tanamannya 1,2 m x 0,6 m dan 1 m x 0,7 m, sehingga dalam 1 hektar lahan, maka akan dapat ditanami teh minimal sebanyak 10.000 tanaman.Ada tiga bagian daun yang dipetik selama pemanenan.Peko yang merupakan pucuk yang sedang tumbuh aktif, pucuk burung yang merupakan pucuk yang sedang mengalami dormansi, serta kepel yaitu daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting tumbuh dan sebagai batas pemetikan.Pucuk dipetik dengan menggunakan rumus b+3/k+1.Artinya bagian yang diperik adalah bagian dari peko sampai 3 daun dibawahnya dan 1 daun di atas kepel (batas pemetikan). Jika yang dipetiknya hanya peko saja dinamakan petikan halus, dan hasilnya tersebut biasa diolah menjadi white tea. Selain white tea, hasil pemetikan dapat diolah menjadi teh hitam yang diperoleh dari memangkas pucuk burung hingga 3 daun di bawahnya, dengan tujuan lain untuk mengaktifkan pucuk burung menjadi peko yang tumbuh aktif.

KESIMPULAN

Tanaman perkebunan memiliki kekhasannya masing-masing dalam segi morfologi maupun fungsinya untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup. Sebagian besar dari tanaman perkebunan memberikan manfaat yang menahun atau dalam jangka yang lama, sehingga baik untuk produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Abednego. 1975. dasar-dasar teknologi karet. Balai penelitian teknologi karet: Bogor.Goenadi et al. 2005.Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet di Indonesia.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.Hall, C. J. J. Van. 1932. Cacao. Mac Millan & Co Lim: London.Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. http://ditjenbun.deptan.go.id[terhubung berkala] diakses pada(16 Januari 2013)Mangunsong, L et al2003. Buku Ajar Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Polnep: Pontianak.Mubyarto. 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta.Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta.Samsulbahri.1996.Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gajah Mada Univ.press: Yogyakarta.Setyamidjaja.1984. Bertanam kelapa.Yogyakarta.Wood, G.A.R.1975. Cocoa tropical Agriculture series 3 . Longmans ed: London.

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangSebagai negara tropis, Indonesia merupakan habitat bagi berbagai jenis tanaman hortikultura. Hortikultura secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari budi daya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan atau tanaman hias (Zulkarnain 2009). Produk buahan dan sayuran merupakam produk pertanian yang melengkapi produk-produk pangan karbohidrat, sehingga pembudidayaan tanaman buah dan sayuran terus dikembangkan. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus) dan pepaya(Carica papaya) merupakan tanaman hortikultura yang sering dijumpai di lingkungan sekitar tempat tinggal manusia. Penanaman dan perawatannya yang terbilang mudah, serta buahnya yang disukai kebanyakan orang, membuat dua tanaman ini sering dibudidayakan. Masyarakat awam biasa menanam tanaman ini hanya dengan menanam bijinya langsung pada tanah. Tetapi untuk skala perkebunan dengan hasil dengan tujuan komersial, penanaman nangka dan pepaya dilakukan dengan pembibitan terlebih dahulu.

Tujuan PraktikumTujuan dari pembibitan tanaman nangka dan pepaya ini adalah untuk memudahkan penanaman dan memastikan bahwa biji yang ditanam akan tumbuh dan mengurangi resiko penyulaman, serta mempersiapkan akar tanaman agar kuat untuk menembus tanah serta mempermudah pemeliharaan.

BAB IIMETODE PELAKSANAAN

Waktu dan TempatPembibitan tanaman nangka dan pepaya ini dilakukan pada hari Jumat 11 Oktober 2013 di lahan percobaan Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Pembibitan dilakukan pada jam 08.00 pagi.

Alat dan BahanAlat yang digunakan adalah : Polybag sebanyak 20 kantung, 10 untuk masing-masing jenis tanaman Cangkul Kored Ember Label tanamanBahan yang digunakan adalah: Biji tanaman pepaya dan nangka yang sudah dibersihkan dan siap tanam Tanah Air untuk menyiram

Cara PelaksanaanPelaksanaan pembibitan kedua tanaman ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan biji yang ingin ditanam. Biji dikeluarkan dari dalam daging buah, lalu dibersihkan. Lendir pada biji pepaya dibersihkan dengan cara dicuci pada air yang mengalir. Selanjutnya, persiapkan tanah dalam polybag yang akan dijadikan sebagai media penyemaian. Dalam praktikum ini dialokasikan 10 polybag untuk tanaman pepaya, dan 10 polybag untuk tanaman nangka. Langkah-langkah selanjutnya untuk tanaman pepaya adalah dengan membuat lubang kecil sedalam dua hingga tiga senti meter didalam media tanam. Kemudian tanam benih pepaya sebanyak dua hingga tiga biji per polybag lalu tutup lubangnya. Letakkan polybag dibawah naungan untuk menghindari air hujan dan terik matahari. Kemudian, siram dengan teratur. Sementara untuk tanaman nangka, tanah yang telah dipersiapkan dalam polybag dilubangi, kemudian dimasukkan satu biji per lubang. Biji dimasukkan hingga tertutup oleh tanah. Lalu polybag diletakkan dibawah naungan untuk menghindari air hujan dan terik matahari, seperti pada tanaman pepaya. Kemudian sirami polybag secara teratur.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman pepaya diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko yang kemudian menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman pepaya berbentuk perdu yang tingginya mencapai 3 m. Batangnya berongga karena intinya (galihnya) berupa sel gabus dan batangnya lunak berair. Serangga (lebah) tidak senang mengunjungi bunga pepaya karena getah pepaya mematikan. Akibatnya biji pepaya akan selalu menghasilkan tanaman beragam. Buahnya bergetah dan getahnya makin hilang pada saat mendekati tua (matang). Getah pepaya (dari buah, daun, maupun batang) mengandung papain yang bersifat proteolitik (merombak protein) (Sunarjono 1997).Tanaman nangka diduga merupakan tanaman asli India yang kini telah menyebar luas ke seluruh dunia, teruama Asia Tenggara. Ada dua macam nangka, yakni : Artocarpus heterophyllus Lamk. yang biasa disebut nangka, dan Artocarpus champeden (Lour) Stokes yang biasa disebut cempedak. Perbedaan diantara keduanya yaitu cempedak mempunyai bulu kasar pada daunnya, sedangkan nangka tidak. Nangka merupakan tanaman hutan yang pohonnya dapat mencapai tinggi 25 m. Seluruh bagian tanaman bergetah, yang biasa disebut pulut. Daunnya bulat, lonjong, lebar. Kayunya keras, apabila telah tua berwarna kuning sampai kemerahan. Bunganya ada dua macam yaitu bunga jantan dan bunga betina, letaknya terpisah tetapi dalam satu pohon (Sunarjono 1997). Pada praktikum budidaya tanaman dalam wadah, ditanam 10 benih nangka dan 10 benih pepaya. Benih ditanam dalam wadah kantung plastik (polybag) berukuran 15 cm x 20 cm. Setelah beberapa minggu, terlihat 8 buah nangka yang tumbuh, sedangkan pepaya tidak ada yang tumbuh sama sekali. Ini dapat disebabkan benih yang ditanam membusuk karena air yang terlalu banyak yang disebabkan intensitas hujan yang tinggi, dapat juga disebabkan terkena serangan semut atau rayap. Untuk mencegah hal tersebut dan mendapatkan bibit kualitas semai terbaik dapat dilakukan denagn cara terlebih dahulu mencampur media tanam dengan pestisida granula, tepung atau cair. Kemudian ditaruh di atas rak bambu atau bahan lain yang diberi naungan plastik UV, atau plastik benih biasa. Rak akan mencegah biji diserang semut dan rayap atau terciprat air hujan yang membawa bakteri pseudomonas.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanPembibitan tanaman nangka dan pepaya merupakan salah satu praktek pembibitan tanaman sebelum ditanam pada tanah. Pada umumnya masyarakat melakukan penanaman langsung biji nangka dan pepaya di tanah,namun, pembibitan terlebih dahulu juga dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penyulaman tanaman. SaranPembibitan tanaman buah ini sangat baik untuk dipraktekkan dengan tujuan penanaman pada lahan perkebunan yang luas. Penyiraman dan perawatan bibit yang akan ditanam sangat perlu untuk hasil yang maksimal. kelompok yang melakukan pembibitan sebaiknya memperhatikan dan merawat tanaman yang dibibitkan ini dengan lebih serius.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, CR, Early, MP.1984. Principles or Horticulture. Oxford: ElsevierRedaksi AgroMedia.2009. Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta: Agromedia Pustaka Sunarjono, H Hendro. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar SwadayaZulkarnain, H. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangIndonesia merupakan negara dengan lahan pertanian yang subur. Beraneka jenis tanaman dapat tumbuh di negara tropis ini salah satunya adalah tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura merupakan salah satu jenis tanaman yang diproduksi oleh petani dalam negeri. Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan cultural/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun (Janick 1972). Institut Pertanian Bogor adalah salah satu perguruan tinggi yang bekerjasama dengan Misi Teknik Taiwan di Indonesia membuka Agribusiness Development Center (Pusat Pengembangan Agribisnis) "University Farm" di Desa Cikarawang, Bogor, Jawa Barat. Kerjasama ini bergerak di bidang pertanian dan melakukan penelitian serta pengembangan dibidang agronomi dan hortikultura. Dilahan Cikarawang ini, terdapat demonstrasi plot yang ditanami berbagai jenis sayuran budidaya yang dikembangkan dalam nethouse. Penggunaan nethouse dalam budidaya sayuran di Cikarawang ini tentunya memiliki alasan tersendiri. Tidak hanya proses penbudidayaan dalam nethouse, dilahan ini juga tersedia packaging unit, sebagai unit pengolahan pasca panen tanaman sayuran yang ditanam dalam nethouse.

Tujuan PraktikumPengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses pembudidayaan tanaman sayur-sayuran yang ditanam dalam nethouse pada lahan Cikarawang, mulai dari pembibitan, metode penanaman, hingga proses pasca panen sayuran secara umum.

BAB IIMETODE PELAKSANAAN

Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2013, bertempat di Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center, Desa Cikarawang, Bogor, Jawa Barat. Area pengamatan dilakukan pada beberapa nethouse, yang ditanami sayuran seperti bayam merah, bayam hijau, kangkung, pakcoy, selada, dan caisin. Pengamatan dilaksanakan pada hari Jumat, jam 07.00-10.00 WIB.

Cara PelaksanaanPelaksanaan pengamatan dilakukan dengan arahan dari staff Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center. Rangkaian kegiatan berupa:1. Pemberian materi pengantar oleh staff Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center.2. Pemberian penjelasan mengenai tanamna sayur-sayuran dalam nethouse.3. Penjelasan mengenai cara pemeliharaan sayur-sayuran4. Penjelasan mengenai proses pembenihan5. Identifikasi tanaman sayuran dalam nethouse.6. Kunjungan ke lahan demonstrasi penanaman jambu kristal7. Kunjungan ke packaging house 8. Penjelasan akhir mengenai aktivitas agribisnis Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

Pada lahan yang berada di Cikarawang terdapat beberapa jenis tanaman holtikultura yang di budidayakan. Petugas memberikan informasi mengenai beberapa tanaman dan cara pembudidayaannya. Pertama, pihak Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center menunjukkan Nethouse tempat penanaman sayuran, kemudian tempat pembibitan, areal penanaman indukan tanaman jambu Kristal, ruang packaging, dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan lainnya.NethouseNethouse merupakan tempat penanaman tanaman hortikultura. Berupa net atau jaring-jaring yang ditopang menutupi tanah untuk melindungi tanaman dari terpaan matahari, hujan secara langsung dan hama. Penggunaan nethouse dapat menekan jumlah hama dan OPT lainnya yang dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas tanaman.Luas satu nethouse sekitar 400 m2. Tanah dalam nethouse dibuat menjadi dua atau tiga jalur, yang masing-masing jalur ditanami sayuran dengan jarak tanam tertentu. Pada nethouse di lahan ini ditanami sayuran bayam merah, bayam hijau, kangkung, pakcoy, selada dan beberapa tanaman sayuran lainnya. Tanaman yang ditanam dalam nethouse ditanam dengan sistem pertanian organik. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk alami tanpa pupuk kimia sintetis. Pada bagian luar nethouse terdapat tempat penampungan dan pembuatan pupuk organik yang dibuat dari campuran pupuk kandang, bakteri, molase, dan air yang difermentasikan selama dua bulan. Terdapat juga tempat pembuatan pestisida dari gas cair yang dibuat tanpa zat anorganik.

Sayuran OrganikPada lahan ini terdapat berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan salah satunya adalah sayuran organik. Sayuran organik tersebut terdiri dari bayam hijau, bayam merah, caisin, sawi putih, sawi hijau, kangkung, selada, dan pok coy. Pada satu unit lahan sayuran organik adalah seluas 400 m dan pada sekitar lahan sayuran organik terdapat tanaman teh-tehan yang berfungsi sebagai pagar area (buffer zone) lahan tersebut. Sayuran-sayuran tersebut dibudidayakan lalu agar terlihat segar dipacking dan didistribusikan. Sayuran tersebut banyak kita temukan di supermarket bahkan di pasar tradisional pun banyak yang menjual.Pada pembibitan sayuran organik terdapat berbagai cara pembibitan yaitu dengan cara disemai dan dengan cara tidak disemai. Sayuran yang menggunakan pembibitan tidak disemai adalah kangkung, sawi merah, sawi hijau, dan bayam. Sedangkan pembibitan dengan disemai dilakukan selama dua minggu, media yang digunakan adalah arang sekam, sabut kepala, dan kompos serta mengunakan pelabelan. Tempat pembibitan sayuran organik dikelilingi oleh tanaman puring pada sekitar area tersebut untuk melindungi dari pestisida.Tanaman tomat sangat rentan terhadap serangan bakteri. Bagian perakarannya merupakan bagian paling penting sekaligus paling rentan. Untuk itu, tanaman tomat di lahan ini tersebut disambungkan atau digabungkan bagian bawahnya dengan terong yang masih satu famili dengan tanaman tomat.

Rumah pembibitanPada rumah pembibitan ini, terdapat rak tempat meletakkan wadah pembibitan. Bibit yang diperlihatkan diantaranya adalah bibit selada, asparagus dan tomat cherry yang batangnya disambung dengan batang bawah terong ungu. Selada merupakan tanaman hortikultura annual, sementara asparagus merupakan tanaman perenial. Asparagus yang tumbuh di dataran rendah umumnya adalah asparagus hijau, sedangkan yang tumbuh di dataran tinggi adalah asparagus putih. Bibit-bibit ini diletakkan dalam net house. Bibit yang siap tanam kemudian akan dipindahkan ke net house untuk penanaman.

Jambu KristalJambu kristal merupakan tanaman mutasi yang lebih unggul dibanding jambu lainnya. Tanaman jambu kristal ditanam dengan jarak tanam tertentu yang sesuai dengan tajuknya. Jambu kristal memiliki produktivitas yang tinggi dikarenakan berat buah satuan sebesar 500g hingga 900g. Maksimal tinggi tanaman buah jambu kristal adalah dua meter agar memudahkan untuk melakukan perawatan. Buah yang belum matang dibungkus dengan sponnet lalu dilapisi dengan plastik bening, untuk menghindari serangan lalat buah. Fungsi sponnet adalah sebagai pembatas antara buah dan plastik agar mencegah kerugian saat matahari terlalu menyengat. Seperti kebanyakan tanaman buah lainnya, pemberian pupuk yang mengandung pupuk kalium dapat mempermanis buah. semua tanaman di lahan ini, pada pinggir lahannya ditanami oleh tumbuhan pembatas atau buffer zone, seperti teh dan tanaman pinggir lainnya.

Packaging housePackaging house merupakan tempat pengolahan pasca panen. Pada unit ini,sayuran dan buah disortir dan diberi kemasan serta label untuk segera dapat di pasarkan. Hasil produksi dijaga kualitasnya sesuai dengan permintaan pasar. Konsumen juga dapat datang dan langsung membeli produk organik di unit ini.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanTaiwan Technical Mission Agribusiness Development Center bekerjasama dengan IPB di bidang pertanian khususnya pada bidang agronomi dan holtikultura. Kunjungan ke lahan percobaan tanaman sayuran dan buah ini memberikan pemahaman bagaimana cara membudidayakan tanaman dan bagaimana cara mengelola tanaman hingga proses packing dan proses distribusi tanaman-tanaman seperti sayuran-sayuran organik dalam nethouse. Pada kunjungan tersebut pula dapat mengetahui cara-cara pembibitan dan media apa saja yang digunakan untuk proses pembibitan tanaman sayuran dan tanaman buah. Saran

Keberadaan Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center ini sangat berguna untuk menstimulasi pengetahuan petani tentang budidaya sayuran dalam nethouse, serta pengetahuan mengenai agribisnis. Kami menyarankan agar keberadaan Taiwan Technical Mission Agribusiness Development Center ini lebih di publikasikan agar petani dapat berkunjung dan memanfaatkan fasilitas ini untuk belajar lebih banyak sebagai upaya peningkatan kualitas, kuantitas dan keuntungan dalam bertani tanaman sayur-sayuran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. IPB-Taiwan Buka University Farm di Desa Cikarawang. [Internet]. [Dikutip 15 Desember 2013]. Dapat diunduh dari: http://www.pelita.or.id/ baca.php?id=38442Homby, A.S., Cowie A.P, Gimson, A.C. 1984. Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English. Oxford : Oxford University Press.Janick, J. 1972. Horticultural Science. San Fransisco: W.H. Freeman and Co.Moekasan, Tonny K, dkk. 2010. Pengelolaan Tanaman Terpadu Cabai Merah Tumpanggilir dengan Bawang Merah. Jakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hortikultura Purwanti, A dan Susila. 2009. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sayuran dalam Nethouse. Makalah Seminar Departermen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Yufdi, M. 2012. Penerapan Inovasi Teknologi dalam Mendukung Pembangunan Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berbasis Keragaman Sumber Daya Lokal. Prosiding Seminar Nasional Pekan Inovasi Teknologi Hortikultura Nasional. Lembang: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

LAMPIRANGambarTanaman Jagung dan kacang tanah yang terserang penyakit dan hama

Kegiatan di kebun Keuwikopo

Identifikasi tanaman perkebunan