Laporan Susunan Elastisitas Pegas Seri & Paralel Kun Mahaputra
Laporan Fluida Elastisitas Spageti
-
Upload
dian-kurvayanti-innatesari -
Category
Documents
-
view
254 -
download
6
Transcript of Laporan Fluida Elastisitas Spageti
LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
ELASTISITAS SPAGETI
KELOMPOK 9 :
1. DIAN KURVAYANTI I (12030654018)
2. DENYS ARLIANOVITA (12030654019)
3. BELLA FIDDIINI R (12030654021)
4. ELLA WAHYUNI (12030654039)
5. NURUL FATHONAH (12030654050)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul Elastisitas Spageti ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara besar elastisitas spageti dengan lama perebusan. Metode yang digunakan yaitumerebus spageti dengan lama perebusan yang berbeda-beda yaitu 3; 6; 9; 12; 15 menit. Kemudian mengukur panjang mula-mula spageti setelah perebusan dengan mistar serta panjang akhir spageti setelah ditarik hingga mencapai elastisitas maksimal. Besar elastisitas didapatkan dengan membandingkan perubahan panjang dengan panjang mula-mula. Adapun besar elastisitas pada dengan lama perebusan 3; 6; 9; 12; 15 menit berturut-turut sebesar 0; 0.0625; 0.3660; 0.4870; 0.6250. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama perebusan spageti akan semakin besar pula reganganya.
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika menarik karet sampai batas tertentu, karet tersebut akan
bertambah panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke
panjang semula. Demikian juga ketika merentangkan pegas, pegas tersebut
akan bertambah panjang. tetapi ketika dilepaskan, panjang pegas akan
kembali seperti semula. Hal tersebut disebabkan karena benda-benda
tersebut memiliki sifat elastis. Elastisitas merupakan kondisi dimana ketika
suatu benda diberi gaya, maka ketika gaya dihilangkan benda tersebut
akan kembali seperti semula. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah
benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Dalam kehidupan
sehari-hari sifat elastisitas banyak digunakan. Salah satunya adalah pegas
yang digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya
pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang
dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Selain contoh diatas,
sifat elastisitas juga dimiliki oleh spageti.
Spageti adalah mie asal italia yang biasanya disajikan dengan saus
daging cincang lalu ditaburi keju Parmesan parut. Spageti merupakan
makanan yang cukup digemari oleh masyarakat yang banyak dijual
direstoran siap saji. Spageti disajikan dengan kondisi fisis yang tidak
mudah patah. Banyak hal yang mempengaruhi kondisi fisis ini yaitu lama
perebusan, suhu, jumlah volume air, dan proses idle.
Sifat elastisitas pada spageti juga dapat berkurang. Jika gaya yang
diberikan terlalu besar sampai melewati batas elastisitasnya, maka lama
kelamaan sifat elastisitasakan hilang. Dalam konteks spageti adalah mudah
patah. Pada spageti, sifat elastisitas baru muncul ketika spageti dipanaskan
dengan suhu tertentu dan waktu tertentu. Sifat elastisitas juga bisa
berkurang ketika waktu perebusan yang lama. Untuk membuktikan hal
tersebut, kami melakukan percobaan untuk mengetahui hubungan antara
lama perebusan dengan elastisitas spageti.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut berikut ini merupakan
rumusan masalah yang muncul :
1. Bagaimana hubungan lama perebusan dengan elastisitas spageti ?
C. Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan yang ingin dicapai :
1. Mengetahui hubungan lama perebusan dengan elastisitas spageti
D. Hipotesis
Semakin lama waktu perebusan, maka semakin besar elastisitas spageti.
BAB II
KAJIAN TEORI
Elastisitas adalah kemampuan suatu objek untuk kembali ke bentuk awalnya
setelah suatu gaya eksternal (dari luar) yang diberikan sebelumnya berakhir.
Benda-benda elastis ini mempunyai batas elastisitas tertentu. Benda yang tidak
elastis disebut dengan plastis misalnya kayu, tanah liat atau plastisin. Umumnya
setiap benda yang mempunyai sifat elastis juga akan memiliki sifat plastis, sifat
plastis dari benda-benda elastis muncul jika gaya yang diberikan pada benda
elastis itu sudah melewati batas elastisitas benda.
A. Perubahan Bentuk
Ada tiga perubahan bentuk yang dikenal dalam menelaah tentang
elastisitas suatu benda, yaitu regangan, mampatan dan Geseran.
Regangan
Perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah diberikan pada masing-masing bidang ujung benda
dengan arah menjauhi benda, sehingga benda bertambah panjang.
Gambar 1. Perubahan bentuk benda akibat regangan
Mampatan
Perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama
besar danberlawanan arah diberikan pada masing-masing bidang ujung
benda dengan arah menuju titik pusat benda sehingga benda bertambah
pendek.
Gambar 2. Perubahan bentuk benda akibat dimampatkan
Geseran
Perubahan bentuk yang terjadi jika dua gaya yang sama besar dan
berlawanan arah diberikan pada masing-masing benda sehingga benda
mengalami pergeseran.
Gambar 3. Perubahan bentuk benda akibat adanya gaya geser
B. Modulus Elastisitas
Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tarik (F)
yang dikerjakan pada benda dengan luas penampangnya (A).
Dalam SI tegangan memiliki satuan atau Pascal. Besarnya gaya
untuk menghasilkan tegangan dan regangan tiap-tiap benda pada
umumnya berbeda, tergantung pada jenis dan sifat benda.
Regangan.
Didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang
dengan panjang awalnya (L). Pertambahan panjang ini tidak hanya terjadi
pada ujungnya saja, tetapi pada setiap bagian batang yang terentang
dengan perbandingan yang sama.
Karena merupakan hasil bagi dari dua besaran yang berdimensi sama,
maka regangan tidak memiliki satuan.
Berdasarkan jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi:
a. Regangan linear: perbandingan antara perubahan panjang dengan
panjang mula-mula yang disebabkan oleh tegangan normal.
b. Regangan volume: perbandingan antara perubahan volume dengan
volume mula-mula yang disebabkan oleh stress normal dari beberapa
sisi.
c. Regangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk
semula yang diakibatkan adanya tegangan tangensial.
Modulus Elastisitas (Modulus Young).
Modulus Elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara
tegangan, dengan regangan suatu bahan selama gaya yang bekerja tidak
melampaui batas elastisitasnya.
Dalam SI satuan modulus elastisitas sama dengan satuan tegangan.
Semakin besar nilai E, berarti semakin sulit untuk merentangkan benda,
artinya dibutuhkan gaya yang lebih besar.
Gambar 4. Grafik hubungan antara gaya terhadap pertambahan panjang
Daerah dari titik awal ke batas elastik disebut daerah elastik. Jika
benda direnggangkan melewati batas elastik, ia memasuki daerah plastik.
Benda tidak akan kembali ke panjang awalnya ketika gaya eksternal
dilepaskan tetapi tetap berubah bentuk secara permanen (seperti
melengkungnya klip kertas). Perpanjangan maksimum dicapai pada titik
patah. Gaya yang dapat diberikan tanpa benda tersebut patah disebut
kekuatan ultimat dari materi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
P
Kompor
Air
Spageti
Panci
Gambar 5. Rancangan percobaan elastisitas spageti
B. Alat dan Bahan
1. Spageti secukupnya
2. Air secukupnya
3. Kompor 1 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Mistar 1 buah
6. Panci 1 buah
C. Variabel
Variabel-variabel yang di gunakan adalah :
Variabel manipulasi : lama waktu perebusan
Variabel respon : elastisitas spageti
Variable kontrol : volume air, jenis spageti
D. Langkah Percobaan
Pertama, menyiapkan alat dan bahan. Langkah berikutnya memasukkan air
sebanyak 1000 mL ked lam panic dan merebus hingga mendidih. Saat
mendidih memasukkan 5 buah spageti dan menghitung lama perebusan yaitu
3, 6, 9, 12, 15 menit. Setelah direbus mengukur panjang mula-mula sebelum
spageti ditarik dan juga mengukur panjang spageti saat ditarik sampai spageti
tepat putus. Yang terakhir, menyatat data panjang spageti yang telah diperoleh
pada table pengamatan.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. DATA
Tabel hasil pengamatan
Waktu
(menit
)
L0
(L0 ± 0,1) cm
Lt
(Lt ± 0,1) cm
∆ L(Lt – L0)
(∆ L ± 0,1)
cm
∆ LL0
3 15.4 15.4 0.0 0.0000
6 16.0 17.0 1.0 0.0625
9 18.3 25.0 6.7 0.3660
12 19.5 29.0 9.5 0.4870
15 20.0 32,5 12.5 0.6250
B. ANALISIS
Pada praktikum ini, kami telah melakukan percobaan mengenai
elastisitas sphagetti. Dari praktikum dengan manipulasi lama waktu
perebusan, di dapatkan data yaitu pada pengangkatan spagetti pertama
dengan lama perebusan 3 menit, panjang awal sphagetti yang diperoleh
adalah 15.4 cm. Setelah diregangkan, panjangnya tidak berubah, sehingga
tidak terjadi perubahan panjang (∆ L = 0) yang artinya nilai elastisitas 0.
Pada pengangkatan sphagetti kedua dengan waktu perebusan 6 menit,
diperoleh panjang mula – mula 16.0 cm. Setelah diregangkan, diperoleh
panjang akhir 17.0 cm, sehingga perubahan panjangnya 1.0 cm yang
artinya nilai elastisitas yang dihasilkan 0.0625. Selanjutnya pada
pengangkatan sphagetti ketiga dengan waktu perebusan 9 menit, diperoleh
panjang mula – mula 18.3 cm. Setelah diregangkan, diperoleh panjang
akhir 25.0 cm, sehingga perubahan panjangnya 6.7 cm yang artinya nilai
elastisitas yang dihasilkan 0.3660. Kemudian pada pengangkatan sphagetti
keempat dengan waktu perebusan 12 menit, diperoleh panjang mula –
mula 19.5 cm. Setelah diregangkan, diperoleh panjang akhir 29.0 cm,
sehingga perubahan panjangnya 9.5 cm yang artinya nilai elastisitas yang
dihasilkan 0.4870. Terakhir pada pengangkatan sphagetti kelima dengan
waktu perebusan 15 menit, diperoleh panjang mula – mula 20.0 cm.
Setelah diregangkan, diperoleh panjang akhir 32.5 cm, sehingga
perubahan panjangnya 12.5 cm yang artinya nilai elastisitas yang
dihasilkan 0.6250.
3 6 9 12 150
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Grafik hubungan waktu dengan nilai elastisitas
nilai elastisitas
waktu (menit)
nila
i ela
stisit
as
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada setelah waktu perebusan 3
menit, sphagetti belum memasuki masa elastis, nilai elastisitas yang
diperoleh adalah 0. Kemudian berangsur – angsur naik yaitu setelah waktu
perebusan 6 menit, nilai elastisitas naik menjadi 0,0625. Selanjutnya
setelah waktu perebusan 9, 12, dan 15 menit nilai elastisitas naik berturut –
turut menjadi 0,3660;0,4870; dan 0,6250. Pada grafik ini menunjukkan
bahwa waktu perebusan mulai 3 - 15 menit untuk sphagetti masih optimal
yang ditandai dengan tidak menurunnya nilai elastisitas.
BAB V
PEMBAHASAN
Spegeti adalah salah satu makanan yang dibuat dengan menggunakan
tepung terigu sebagai bahan utamanya. Dalam terigu tersebut mengandung gluten
dan protein yang dapat membuat adonan menjadi lebih elastic dan memungkinkan
untuk mengembang. Dalam penyajian spageti yang diinginkan adalah yang tidak
mudah putus. Ketika spageti ini direbus dalam air, air diabsorbsi oleh spageti yang
dapat membuat spageti yang semula keras menjadi lunak.
Dalam praktikum ini spageti yang digunakan sebelum dilakukan
perebusan memiliki ukuran yang sama yaitu 15 cm. Setelah direbus menggunakan
air, spageti memiliki sifat elastis. Pada perebusan selama 3 menit spageti memiliki
nilai regangan sebesar 0 itu artinya spageti tersebut tidak memiliki sifat elastisitas.
Pada perebusan selama 6 menit spageti memiliki nilai regangan sebesar 0,0625.
Pada perebusan selama 9 menit spageti memiliki nilai regangan sebesar 0,3660.
Pada perebusan selama 12 menit spageti memiliki nilai regangan sebesar 0,4870.
Dan pada perebusan selama 15 menit spageti memiliki nilai regangan sebesar
0,6250.
Perubahan yang dialami oleh spageti tersebut sesuai dengan konsep yang
ada bahwa bila spageti di rebus dalam air yang mendidih maka spageti akan
mengabsorbsi air yang nantinya akan membuat spageti tersebut menjadi lunak
dan karena spageti tersebut terbuat dari bahan yang mengandung gluten dan
protein maka spageti akan memiliki sifat elastic atau tidak mudah putus.
Spageti memiliki nilai elastisitas dikarenakan adanya gaya yang dikenakan
pada spageti tersebut. Pada saat spageti diberikan gaya akan menghasilkan
perubahan panjang yang menunjukan nilai ΔL (panjang akhir dikurangi panjang
awal). Dengan diketahuinya ΔL maka akan diketahui besar nilai regangan dari
spageti tersebut. Semakin besar nilai regangan maka semakin besar pula
elastisitasnya. Hal ini dikarenakan regangan termasuk salah satu perubahan
bentuk untuk menelaah tentang elastisitas suatu benda.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai regangan maka semakin besar pula elastisitasnya. Hal
ini dikarenakan regangan termasuk salah satu perubahan bentuk untuk menelaah
tentang elastisitas suatu benda. Spageti memiliki nilai elastisitas dikarenakan
adanya gaya yang dikenakan pada spageti tersebut. Perubahan yang dialami oleh
spageti sesuai dengan konsep yang ada bahwa bila spageti di rebus dalam air yang
mendidih maka spageti akan mengabsorbsi air yang dapat membuat spageti
menjadi lunak dan karena spageti tersebut terbuat dari bahan yang mengandung
gluten dan protein maka spageti akan memiliki sifat elastic atau tidak mudah
putus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Elastisitas. http://roger-easyphysics. blogspot.com/2010/03
/elastisitas.html. diakses tanggal 16 Mei 2014.
Anonim. 2010. Elastisitas. http://sepenggal.wordpress.com/2010/11/03/elastisitas-
bagian-1/ diakses tanggal 16 Mei 2014.
Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Mulyaningsih, Sri .2007. Tim Fisika Dasar I. Surabaya : Unesa University Press.
Tim. 2014. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains Unesa.
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN NILAI ELASTISITAS (REGANGAN)
Waktu perebusan 3 menit : ∆ LL0
= 0
15,4 = 0,0
Waktu perebusan 6 menit :∆ LL0
= 1,0
16,0 = 0,0625
Waktu perebusan 9 menit : ∆ LL0
= 6,79,5 = 0,3360
Waktu perebusan 12 menit : ∆ LL0
= 9,5
19,5 = 0,4870
Waktu perebusan 15 menit : ∆ LL0
= 12,520,0 = 0,6250
B. GAMBAR PRAKTIKUM
Gambar 6. Proses perebusan spagetiGambar 7. Pengukuran panjang mula-
mula spageti
Gambar 8. Proses peregangan spagetiGambar 9. Pengukuran saat spageti
diregangkan