Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
-
Upload
jati-jakmania -
Category
Education
-
view
7.914 -
download
10
Transcript of Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
LAPORAN HASIL OBSERVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SDIT SALMAN AL FARISI
Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Unik Ambarwati, M.Pd.
Disusun Oleh:
Novi Pratiwi 10108241041
Ika Nurlatifah 10108241042
Ika Susianti 10108241049
Huriyati Falastin 10108241052
Muh. Kharits M. 10108241058
Elly Oktafianti 10108241060
Novita Eka W 10108241062
Hendra Jati Puspita 10108241066
Des Maninda C. Dewi 10108241072
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan
manusia dari lahir hingga akhir hayat. Pendidikan menjadi hal yang penting dalam
menciptakan dan mengembangkan kepribadian serta perkembangan jiwa anak kelak.
Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional adalah usaha secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003).
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru kepada anak didiknya. Selain
itu, pendidikan adalah alat untuk merubah cara berpikir kita dari cara berpikir tradisional ke
cara berpikir ilmiah. Peranan seorang guru dalam proses belajar mengajar sangat penting
dalam mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sardiman, 2006:2).
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui proses
pembelajaran. Pada hakekatnya penyampaian materi pelajaran atau proses belajar merupakan
proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan atau pikiran dari seseorang kepada orang
lain.
Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat
menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan salah satu tempat bagi para siswa
untuk menuntut ilmu. Melihat kenyatannya hingga sekarang sekolah masih dipercaya oleh
sebagian besar anggota masyarakat sebagai salah satu tempat untuk belajar, berlatih
kecakapan, menyerap pendidikan atau tempat proses mendewasakan anak. Sekolah sebagai
salah satu lembaga pendidikan (formal), mempunyai misi dan tugas yang cukup berat, juga
bisa dikatakan bahwa sekolah berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti
menumbuhkan, memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika,
logika, estetika, dan praktika, sehingga tercipta manusia yang utuh dan berakar pada budaya
bangsa (Sumidjo, 1999: 71).
Sekolah negeri maupun swasta sama-sama ada yang berkualitas bagus, sedang, dan
rendah. Belajar di sekolah negeri atau swasta memang mempunyai sensasi yang berbeda bagi
para peserta didiknya. Di pedesaan, biasanya sekolah negeri begitu banyak diminati karena
biaya pendidikan yang relatif terjangkau. Sedangkan di kota-kota besar, sekolah swasta justru
diminati karena fasilitas dan ketercapaian kompetensi peserta didik yang telah terbukti bagus.
Rumor tak sedap pun bermuculan tentang perbedaan sekolah negeri dan sekolah swasta.
Tidak jarang pula masyarakat yang tidak tahu menahu akhirnya mengambil kesimpulan
sepihak yang mengatakan bahwa sekolah swasta lebih baik dari sekolah negeri. Banyak pihak
yang mengakatan bahwa sekolah swasta memiliki fasilitas sarana prasarana yang baik, guru-
gurunya inovatif, dan kurikulum yang baik. Maka dari itu dalam pemenuhan tugas mata
kuliah pengembangan kurikulum ini, kelompok observer melakukan observasi yang berkaitan
dengan kurikulum yang dipakai di sekolah swasta, bagaimana pengembangannya, apa
landasan pengembangan kurikulumnya, bagaimana penereapannya, dan apa perbedaan
dengan kurikulum pemerintah (sekolah negeri).
Kelompok observer mendapat jatah untuk observasi, magang dan menerapkan program di
SDIT Salman Al Farisi, Sleman. Dalam hal ini kelompok ini memfokuskan untuk mengetahui
bentuk pengembangan kurikulum, landasan pengembangan kurikulum dan penerapan
program yang disusun kelompok ini di SDIT Salman Al Farisi.
B. Setting Observasi
1. Tempat
Kelompok ini melaksanakan observasi di SDIT Salman Al Farisi, yang berada di
Pogungrejo, RT 13 RW 51, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Pelaksanaan
Observasi dilaksanakan pada Jum’at, 25 Oktober 2013 mulai pukul 07:00-12:30 wib.
3. Subyek dan Obyek observasi
Dalam observasi ini yang menjadi subyek observasi adalah kepala sekolah, guru
pengembang kurikulum, siswa kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas Vb. Dan yang
menjadi obyek observasi adalah bentuk pengembangan kurikulum, landasan
pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran kelas rendah dan kelas tinggi.
C. Hasil Observasi
1. Kurikulum
a. Bentuk Pengembangan Kurikulum
Bentuk kurikulum yang digunakan di SD Salman Al-Farisi adalah kurikulum KTSP akan
tetapi dalam pengembangannya SD Salman Al-Farisi menambahkan muatan keislaman yang
lebih banayak misalnya adanya mata pelajaran bahasa arab, tahsin, dan lain-lain disisipkan
yang menekankan penanaman kebiasaan hidup islami. Contoh pembiasaan adalah dalam hal
makan, minum, dan ada pembiasaan shalat dhuha, dan sholat dhuhur berjamaah. Selain itu
ada beberapa program yang dimanfaatkan untuk menunjang siswa, misalnya saja program
untuk menumbuhkan minat siswa dalam hal enterpreuner. namanya program market day.
Prgram ini dilaksanakan satu tahun sekali. Market day dilakukan sehari penuh. Tahun
kemarin market day dilakukan selang-seling (terjadwal) per kelas, karna bila dilaksanakan
sekaligus terlalu banyak jualan sehingga sulit untuk terjual. Selain itu ada program kunjungan
edukatif, serta ada program untuk menumbuhkan minat siswa pada pekerjaan namanya
carrier day. Carier day mengenalkan profesi yang ada kepada siswa dengan mendatangkan
narasumber. untuk menceritakan bagaimana cara meraih profesi tersebut.
Selain itu ada juga program untuk menumbuhkan kedisiplinan ada upacara bendera,
persahad dan outbound. Persahat diikuti kelas 4,5 dan 6. dilakukan satu tahun sekali.
Outbound kelas 1-6 di luar satu tahun sekali. Program unggulan adalah BTAQ, modelnya
kelompok kecil-kecil dan membutuhkan banyak guru, sehingga harus mengambil dari luar.
Sedangkan Qiraati sendiri tidak sembarangan guru boleh mengajar. Guru yang boleh
mengajar adalah guru yang yang sudah memiliki syahadah. Program, hari senin ada upacara
bendera, hari jum'at ada apel di lapangan untuk kegiatan senam, atau jalan sehat. Sebelum
KBM ada program morning motivation.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan di SD Salman Al-Farisi adalah Ekstra yang
sifatnya wajib ada pramuka. Ekstra yang lain ada futsal, renang, karate, dan musik. Bidang
ilmu ada bahasa inggris, dan jarimatika. Ekstra ini pelaksanaanya setiap tahun ditawarkan
pada siswa, karna ekstra tergantung pada minat siswa. Setiap tahun program ekstra bisa
berubah-ubah, tergantung ekstra mana yang banyak diminati siswa. Untuk ekstra ada biaya
sendiri, yang ditanggung oleh siswa di luar biaya administrasi umum.
Selain itu di SD ini juga ada hari khusus dimana siswa diwajibkan mengenakan batik serta
berbahasa Jawa selama sehari penuh.hal ini dilakukan guna meningkatkan kecintaan siswa
kepada budaya daerah dan negeri ini. Kegiatan di SD ini tidak hanya yang berkutat pada
siswanya saja akan tetapi juga yang berdampak pada masyarakat sekitar misalnya dengan
diadakanya sodaqoh serta penjualan sembako murah. Di sini siswa diajarkan untuk bisa
berbagi kesesama.
Evaluasi dilakukan langsung setelah selesai kegiatan. Hasil dari evaluasi digunakan sebagai
patokan untuk pelaksanaan program di waktu selanjutnya. Untuk evaluasi kegiatan
pembelajaran setiap bulan ada kegiatan pertemuan guru kelas dengan komite kelas. Dalam
acara tersebut dilakukan sharing perkembangan pembelajaran dan sharing perkembangan
siswa. Rapat umum dan rapat KKG, dilakukan dengan SD Salman Jetis, seperti dalam
pembahasan UTS. Untuk ujian nasional, dan Ujian akhir semester mengikuti dinas.
b. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan dari pengembangan kurikulum ini adalah keislaman. Dengan lebih banyak menyelipkan mata pelajaran tentang keagamaan dalam kurikulum KTSP yang dipakai di SDIT Salman Al Farisi.
2. Proses Pembelajaran
a. Kelas 1
Kelas I berada di gedung yang menghadap ke timur paling dekat dengan mushola dan
ruang guru. Kelas ini ditata membelakangi pintu masuk sehingga siswa dapat fokus ketika
memperhatikan guru dan tidak menoleh keluar jika ada kegiatan diluar kelas. Di ruang
kelas ini terdapat lemari yang berfungsi untuk menyimpan perlengkapan siswa. Dan
beberapa meja untuk meletakan makanan dan minuman siswa. Meja guru berada di
samping meja siswa. Guru yang mengajar dalam kelas ini ada 2. Dan saat penyusun
melakukan observasi kelas I sedang belajar tentang TIK yang di dampingi seorang guru
TIK.
Guru melakukan motivasi dengan memanggil siswa dengan jargon-jargon dikelas
tersebut. Guru memberikan pretest dengan untuk mengingatkan siswa dengan materi
minggu lalu dan digunakan sebagai cara guru untuk mengatur siswa agar ke ruang
komputer dengan tertib. Siswa mengerjakan tugas tersebut kemudian secara bergantian
menuju ruang komputer. Di ruang tersebut siswa diberi tugas bebas untuk membuat
gambar dari program paiting ada beberapa siswa yang dapat melakukan dengan benar,
ada pula beberapa siswa yang tidak dapat mengerjakan karena masih bingung dalam
menggunakan program ini. Beberapa siswa ada yang saling membantu dan juga
mendapat bimbingan dari guru. Akan tetapi saat perpindahan dari kelas ke ruang
komputer terjadi agak lama karena ada beberapa siswa terlambat dalam menginagt dan
menganal tombol-tombol yang digunakan sebagai pretest sehingga siswa yang sudah
selesai tidak mendapatkan bimbingan dari guru dengan baik dan justru bermain-main
sendiri di runag komputer sampai guru hadir bersama teman-teman yang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya.
b. Kelas 2
No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
A. Perangkat
pembelajaran
1.KTSP Menggunakan KTSP untuk mata pelajaran umum
dan mengembangkan kurikulum di budang
keagamaan.
2. Silabus Ada
3. RPP Di buat setiap kali pertemuan dengan tema tertentu.
B. Proses Pembelajaran
1. Membuka
Pelajaran
Guru membuka pelajaran dengan berdoa, kemudian
dilanjutkan dengan mengecek kesiapan belajar
siswa, mulai dari cek kerapian (berpakaian dan
tempat duduk) cek kebersiahan kelas, cek kerapian
rak sepatu di depan kelas, membuat kesepakatan
pemberian point untuk ketercapaian prestasi tertentu
dan pengurangan poin untuk pelanggaran aturan
dalam kelas.
Nb:
1) masing-masing siswa berlomba untuk
mendapatkan poin terbanyak dari guru.
2) siswa dibentuk dalam 4 kelompok besar
berdasarkan deretan meja dan tempat duduk.
3) Pemberian point adalah poin kelompok untuk
masing-masing individu sehingga antar
individu dalam kelompok harus saling
membantu.
4) Poin dan aspek yang dinilai ditulis di pojok
papan tulis.
Setelah semua pengeccekkan dilaksanakan guru
membuka pelajaran dengan apersepsi dan tanya
jawab berkaitan dengan materi. Siswa cukup aktif
dalam tanya jawab.
2. Penyajian materi Siswa terbagi menjadi 4 kelompok berdasarkan
deretan meja dan tempat duduk. Masing-masing
kelompok diberi nama kelompok berdasarkan tema
(peristiwa yang menyenangkan):
1) manasik haji,
2) berlibur ke kebun binatang,
3) pernikahan saudara,
4) kelahiran adik.
Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang
cara membuat kalimat dan penggunaan huruf kapital
yang benar. Guru melakukan tanya jawab dengan
membuat kalimat yang berkaitan dengan tema
masing-masing kelompok kemudian ditanyakan
kepada siswa mana kata yang seharusnya diawali
dengan huruf kapital dan mana yang harus ditulis
dengan huruf kecil. Guru membuat beberapa
kalimat secara berulang-ulang untuk ditanyakan
kepada siswa.
Dari beberapa kalimat tersebut guru mengajak siswa
untuk menganalisis huruf kapital digunakan dalam
hal apa saja, diantaranya:
1) Di awal kalimat
2) Sapaan seseorang
3) Nama orang
Sebagian siswa cukup aktif menjawab dan sebagian
yang lain hanya diam di tempat duduk.
Kemudian siswa mendapatkan tugas untuk membuat
10 kalimat tentang peristiwa menyenangkan sesuai
dengan tema masing-masing kelompok. Siswa
dalam 1 kelompok di berikan kebebasan untuk
mengerjakan di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sehingga ada sebagian siswa yang mengerjakan
dengan sunggug-sungguh dan sebagian yang lain
sibuk bermain-main dengan teman-teman yang lain.
Sedangkan guru mengawasi siswa dari kejauhan.
Siswa diberikan batas waktu agar segera
mengumpulkan hasil pekerjaannya sesuai batas
waktu yang ditentukan untuk segera dinilaikan dan
melanjutkan dengan mata pelajaran BTAQ
(membaca Alquran secara simakan).
Nb: perintah untuk membuat 10 kalimat untuk
menceritakan peristiwa sesuai tema masing-
masing kelompok masih kurang dipahami
siswa bahkan ada siswa yang belum bisa
membedakan antara kalimat dan kata. Ada
siswa yang hanya membuat 2 kalimat, 3
kalimat bahkan ada siswa yang hanya membuat
2 kalimat saja namun di tulis berbaris ke bawah
pada buku tulisnya sehingga membentuk 10
baris. Namun guru tetap memberikan nilai dan
pujian untuk setiap hasil pekerjaan masing-
masing siswa.
3. Metode
pembelajaran
Metode pemeblajaran yang digunanakan:
1) Tanya jawab
2) Diskusi
3) Ceramah
4) Pemberian tugas
4. Penggunaan
bahasa
Guru menggunakan bahasa pengantar bahasa
Indonesia.
5. Penggunaan
waktu
Sesuai jadwal
6. Gerak Guru kelas ada 2 satu guru utama dan satu guru
pendamping. Guru utama ada di depan kelas
menyajikan pembelajaran sedangkan guru
pendamping membantuk kesulitan belajar siswa.
Guru utama:
1) Berada di depan kelas lebih fokus untuk
menjelaskan materi dan hanya berada di
depan kelas.
2) Sudah melayangkan pandangan ke seluruh
penjuru kelas.
Guru pendamping:
1) Fokus di belakang kelas.
2) Mendekati siswa yang gaduh, siswa yang
belum memahami materi.
7. Cara memotivasi
siswa
Motivasi dengan pemberian poin nilai kelompok
untuk individu cukup efektif untuk menarik
perhatian siswa untuk fokus dalam pembelajaran
meskipun ada sebagian kecil siswa yang terkadang
masih lupa dengan aturan yang sudah disepakati
sehingga nenbuat keributan.
8. Teknik bertanya Pertanyaan sebagian besar bersifat menggali sejauh
mana penguasaan siswa, jika siswa kurang
memahami guru memberikan pertanyaan yang
menuntun siswa ke materi dengan pancingan-
mancingan kata kunci. Sesekali guru menunjuk
siswa untuk menjawab pertanyaan yang di berikan
guru dan ada juga pertanyaan untuk jawaban
serentak.
Setelah materi sebua tersampaikan guru
memberikan pertanyaan yang sifatnya merangkum
untuk mengecek daya ingatan siswa dan tingkat
pemahaman siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
9. Teknik
penguasaan kelas
Ada dua guru di kelas sehingga siswa cukup
kondusif meskipun ada sebagian yang berulah
namun tetap dapat dikendalikan dan tidak
mengganggu siswa lain. Suasana di kelas nampak
santai dan agak bebas tidak menuntuk siswa harus
duduk manis pada kursi masing-masing, selama
aktivitas siswa itu tidak mengganggu dan tidak
menyimpang dari proses pebelajaran.
10. Penggunaan
media
Pada pembelajaran ini tidak ada media.
11. Bentuk dan cara
evaluasi
Evaluasi dengan postest penugasan membuat cerita
pengalaman yang menyenangkan secara
berkelompok namun merupakan tugas individu.
Guru menindaklanjuti hasil pekerjaan siswa dengan
memberikan nilai kapada hasil pekerjaan masing-
masing siswa, meskipun masih ada siswa yang tidak
mengerjakan tugas dan belum mengumpulkan pada
hari itu.
12. Menutup
pelajaran
Pelajaran dilanjutkan dengan BTAQ sehingga
suasana kelas menjadi lebih bebas. Siswa yang
sudah siap setor bacaan kepada guru, yang sudah
selesai boleh melanjutkan dengan makan siang dan
pulang. Sehingga pelajaran tidak ditutup secara
serentak dan waktu pulang siswa tidak bersamaan
tergantung cepat atau tidaknya siswa menyelesaikan
tanggungan tugasnya.
C. Perilaku Siswa
1. Perilaku siswa di
dalam kelas
Sebagian siswa sudah bisa fokus pada pelajaran
terutamauntuk siswa perempuan, hanya sebagian
kecil siswa laki-laki yang masih suka berkeliaran di
dalam kelas.
2. Perilaku siswa di
luar kelas
Siswa cukup sopan dan raman kepada siapapun
yang ada di lingkungan sekolah, budaya senyum,
salam, sapa sudah cukup terbentuk.
D. Kondisi kelas
1. Setting meja kursi Dibuat dalam bentuk kelas klasikal pada umumnya
Keterangan:
Hitam: papan tulis
Hijau: meja siswa
Biru: meja guru
2. Fasilitas yang ada
di kelas
Di dalam kelas ada:
1) Almari untuk menyumpan buku-buku siswa,
penilaian dan berkas-berkan lain.
2) Ada papan tulis
3) Gambar-gambar penunjang
4) Meja di belakang kelas untuk menaruh
minuman dan bekal siswa.
Di luar kelas:
1) Ada rak tempat sepatu siswa
2) kursi panjang untuk duduk
c. Kelas 3
Hari/ tanggal : Jum’at, 25 oktober 2013
Jam : 09:30-10.45 WIB
Mapel : IPS
Kondisi kelas
Kelas III ini berada di utara ruang guru yang terpisahkan dua ruang kelas (kelas I dan II), Warna
dominan pada kelas III ini adalah hijau. Didinding kelas terpasang berbagai karya siswa, kata-kata
mutiara, dan hasil pekerjaan siswa. Penataan ruang kelas atau bangku siswa berbentuk kotak, meja
guru berada dibelakang dan dekat dengan pintu masuk. Dibagian pojok belakang, ada satu pojok yang
digunakan untuk kegiatan morning motivation dan kegiatan sebelum pembelajaran. Dikelas III ini
diampu oleh dua orang guru, dimana ada guru kelas dan guru pembimbing.
1. PraPembelajaran
a. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran
Ibu guru kelas 3 sudah mempersiapkan ruang pembelajaran dengan mengatur posisi
tempat duduk menjadi skema kotak. Dimana barisan siswa yang berada disisi timur
berhadapan dengan siswa yang berada di sisi barat, barisan siswa yang berada di sisi utara
berhadapan dengan siswa yang ada disisi selatan. Kemudian ada ruang kosong ditengah
yang digunakan guru untuk menjelaskan materi dengan menggunakan papantulis kecil.
Alat untuk kegiatan pembelajaran juga sudah dispersiapkan. Media pembelajaran pada
hari itu adalah lingkungan sekitar, karena pada saat observasi mata pelajaran yang
diajarkan adalah IPS dengan materi Peta.
b. Memeriksa kesiapan siswa
Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran akan menentukan hasil yang akan
didapat, hal itu disadari oleh guru maka guru memberikan morning motivation. Morning
motivation ini dilaksanakan dipojok belakang kelas dengan siswa duduk dilantai, siswa
putra didepan dan siswa putri dibelakang. Kegiatan morning motivation ini berupa
menyanyikan lagu-lagu islami, hafalan surat, dan diakhiri dengan sholat Dhuha.
2. Membuka Pembelajaran
a. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan
Seletah kegiatan morning motivation kemudian guru menyampaikan rencana keegiatan
yang akan dilakukan siswa pada hari itu. Pertama adalah pelajaran matematika sampai
jam istirahat, kemudian dilanjutkan dengan IPS setelah istirahat. Dalam pembelajaran IPS
yang akan dilaksanakan pada jam ke 3-4 siswa sudah diberitahu sejak pagi hari bahwa
mereka akan melakukan kegiatan yang menyenangkan, tetapi guru masih merahasiakan
kegiatan apa itu. Hal tersebut akan membuat siswa lebih antusias, penasaran dan lebih
bersemangat saat pembelajaran dimulai.
b. Melakukan apersepsi
Saat pembelajaran matematika, siswa diberi apersepsi dengan menggunakan contoh pada
kegiatan sehari-hari. Karena pada hari itu dengan materi KPK. Kemudian pada saat
pembelajaran IPS, guru memancing siswa dengan menebak kegiatan menyenangkan apa
yang akan dilakukan. Setelah guru memberitahu kegiatannya siswa diajak berkeliling
lingkungan sekolah,siswa nampak senang dan bersemangat.
3. Inti Pembelajaran
Setelah menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran IPS yaitu akan
berkeliling lingkungan sekitar sekolah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 orang setiap kelompok. Setelah kelompok terbentuk, guru membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok yang berisi tugas untuk membuat peta jalur yang
akan dilalui dari pintu gerbang sekolah sampai tujuan utama, dan kembali kesekolah lagi.
Sebelum keluar sekolah, siswa diatur menjadi barisan memanjang dengan dua berbanjar
kebelakang. Guru memimpin didepan barisan dan observer mengikuti dibarisan belakang
untuk membantu pengkondisian siswa. Kegiatan mengelilingi lingkungan sekolahpun
dimulai. Kegiatan ini dilakukan menuju arah utara sekolah, menyusuri jalan yang ada
disisi sungai yang berjarak kurang lebih 500m dari sekolah. Setelah berjalan menyusuri
jalan yang berada disisi sungai, siwa menyebrangi jembatan dan setelah separuh
perjalana, siswa diminta membuat peta atau jalur yang telah mereka lalui sampai titik
tersebut. Didalam peta atau jalur yang dibuat, siswa harus mencantumkan mata angin,
tempat-tempat penting atau jembatan yang ada. Lokasi untuk siswa mengerjakan
tugasnya ini berada dipinggir sungai, hal ini membuat sebagian siswa nyaman dalam
mengerjakan tugas, namun juga ada beberapa siswa justru bermain sendiri dan tidak
membantu kelompoknya dalam menyelesaikan tugas. Seringkali guru menegur siswa
yang asik bermain sendiri, setelah ditegur siswa diam, saat guru menengok kekelompok
lain siswa itu kembali bermain sendiri.
Setelah diberi waktu 10menit membuat, rombongan melanjutkan perjalanan disisi lain
sungai yang dilalui pada awal perjalanan. Sambil berjalan pulang kesekolah, siswa
diperbolehkan membuat peta atau jalur yang dilalui. Setelah sampai disekolah siswa
langsung memasuki kelas dan tetap berkelompok. Kemudian guru membahas jalur yang
dilalui rombongan, satu persatu kelompok diberikan kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya. Setelah terbahas, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan.
4. Penutup
Dihari itu dalam mata pelajaran IPS tidak ada kegiatan evaluasi atau post tes. Hanya berupa
penarikan kesimpulan kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilanjutkan dengan mata
pelajaran lain.
Catatan: Ada hal yang menarik dalam kegiatan pembelajaran matematika, saat ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan guru mendatangi satu persatu. Setelah dijelaskan siswa masih belum
mengerti, siswa diajak kebelakang (pojok motivasi) untuk dijelaskan lebih lanjut. Posisi bimbingan
dipojokbelakang ini berada dilantai, berbeda dengan siswa-siswa yang lain yang duduk dibangkunya
masing-masing. Dalam hal ini, guru benar-benar membimbing siswa sampai ia paham, posisi guru
dalam membimbingpun juga duduk dilantai sama dengan siswa yang dibimbing.
d. Kelas 5 b
12
3 467
5
8
Hari/ tanggal : Jum’at, 25 oktober 2013
Jam : 07.00-08.45 WIB
Mapel : IPA
Kondisi kelas
Penataan ruang kelas 5B cukup berbeda dengan kelas-kelas yang lain. Kelas yang
didominasi warna hijau ini mempunyai 2 meja guru yang berada di depan di samping papan
tulis dan di belakang kelas. Meja guru yang di samping papan tulis digunakan untuk guru
mapel pada saat mengajar. Sedangkan meja guru yang di belakang kelas digunakan untuk
guru pengampu kelas atau wali kelas saat melakukan kegiatan administrasi kelas.
Di dalam kelas tersedia juga beberapa alat peraga, yaitu alat peraga lapisan tanah,
organ manusia, dan papan bahasa arab. Selain itu, pada dinding belakang kelas disediakan
papan rangkuman materi yang telah dipelajari siswa dalam kurun waktu satu minggu,
rangkuman tersebut ditulis oleh siswa. Ada daftar piket dan bagan alat pencernaan manusia
hasil dari siswa yang ditempel di dinding kelas. Selain itu juga terdapat berbagai hasil
keterampilan dari tanah liat, dan Al-Quran yang ditata rapi di rak belakang.
Keterangan:
1. Papan tulis
2. Meja guru yg mengajar
3. Meja ikhwan
4. Meja ikhwan
5. Meja ikhwan
6. Meja akhwat
7. Meja akhwat
8. Meja wali kelas
Desain ruang kelas 5B
Pembelajaran dikelas dimulai pukul 07.05 WIB, setelah siswa melakukan morning
motivation di halaman sekolah. Untuk kelas 4, 5, dan 6 sudah menggunakan sistem guru
mapel dan wali kelas. Guru mapel pun berbentuk TIM yang mengajar mapel tertentu di kelas
tertentu. Tugas wali kelas melaksanakan administrasi di kelas dan wali kelas juga merupakan
TIM guru mapel yang mengajar di kelas lain juga.
5. PraPembelajaran
Wali kelas mengkondisikan siswa sambil mengurus administrasi siswa sebelum
pembelajaran dengan guru mapel dimulai. Pelajaran pertama adalah IPA, dan
kebetulan pada saat ada jadwal ulangan IPA. Wali kelas meminta siswa untuk
belajar sebelum ulangan sambil menunggu guru mapel masuk kelas.
6. Membuka Pembelajaran
Guru mapel membuka pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran
pada saat itu, yaitu diadakannya ulangan mata pelajaran IPA. Kemudian guru
melakukan tanya jawab dengan siswa yang berhubungan dengan kesiapan siswa
menghadapi ulangan. Jika ada yang ramai guru meneriaki dengan jargon “Al-
Farisi....” dijawab siswa “siap”.
Kemudian guru memberi waktu siswa 5 menit untuk siswa belajar lagi
mempersiapkan ulangan, karena siswa meminta untuk belajar sebentar.
7. Inti Pembelajaran
Setelah itu guru merapikan tempat duduk siswa untuk mencegah siswa
menyontek, meskipun tidak merubah tata letak meja di kelas. Guru membagikan
soal dan lembar jawab sambil mengajak siswa berbicara yaitu dengan
menanyakan berapa KKM yang diminta siswa dalam ulangan ini. setelah
semuanya siap, siswa mengerjakan dengan tertib, dan guru juga berkeliling kelas
mengawasi siswa.
8. Penutup
Setelah jam ulangan selesai, siswa diminta mengumpulkan lembar jawaban dan
membawa pulang soal untuk belajar dan membahasnya pada hari Selasa. Guru
menutup pembelajaran dengan salam.
D. Kesimpulan hasil observasi
Kurikulum di SD Salman sama dengan SD Negeri, di SD Salman juga
menggunakan KTSP, hanya saja pengembangannya yang berbeda. SD Salman banyak
mengembangkan muatan-muatan islami seperti adanya mata pelajaran bahasa arab,
tahsin, dan lain-lain disisipkan yang menekankan penanaman kebiasaan hidup islami.
Contoh pembiasaan adalah dalam hal makan, minum, dan ada pembiasaan shalat
dhuha, dan sholat dhuhur berjamaah. Sementara ini SD Salman masih menggunakan
KTSP, untuk ke depannya bila penerapan kurikulum 2013 diwajibkan dari dinas,
maka SD Salman akan mengikuti kebijakan tersebut.
Cara SDIT Salman menangani Anak yang memiliki kebutuhan khusus yaitu
sebelumnya dilakukan ananalisis dulu terhadap anak tersebut. Anak berkebutuhan
khusus, dilihat dari sisi kognitif, sosial dan sikap dicoba analisis sebabnya dengan
komunikasi dengan orang tua. Bila sudah dilakukan stimulus belum mampu, anak
akan di treatment ke psikolog dari universitas UII atau mengundang ahlinya. Untuk
ahli ABK sekolah belum mampu menyediakan tenaga, sekolah berperan menawarkan
kerjasama antara orang tua dengan pihak ahli dari ABK. Yang pernah dialami ada
anak yang mengalami keterlambatan dalam belajar, interaksi sosial kurang, dan
respon dalam menerima perintah guru lambat.
Program hasil pengembangan kurikulum sekolah yang mengembangkan bakat dan
minat siswa misalnya saja program untuk menumbuhkan minat siswa dalam hal
enterpreuner. namanya program market day. Prgram ini dilaksanakan satu tahun
sekali. Market day dilakukan sehari penuh. Tahun kemarin market day dilakukan
selang-seling (terjadwal) per kelas, karna bila dilaksanakan sekaligus terlalu banyak
jualan sehingga sulit untuk terjual. Selain itu ada program kunjungan edukatif, serta
ada program untuk menumbuhkan minat siswa pada pekerjaan namanya carrier day.
Carier day mengenalkan profesi yang ada kepada siswa dengan mendatangkan
narasumber. untuk menceritakan bagaimana cara meraih profesi tersebut.
Selain itu ada juga program untuk menumbuhkan kedisiplinan ada upacara
bendera, persahat dan outbound. Persahat diikuti kelas 4,5 dan 6. dilakukan satu tahun
sekali. Outbound kelas 1-6 di luar satu tahun sekali. Program unggulan adalah BTAQ,
modelnya kelompok kecil-kecil dan membutuhkan banyak guru, sehingga harus
mengambil dari luar. Sedangkan Qiraati sendiri tidak sembarangan guru boleh
mengajar. Guru yang boleh mengajar adalah guru yang yang sudah memiliki
syahadah. Program, hari senin ada upacara bendera, hari jum'at ada apel di lapangan
utnnuk kegiatan senam, atau jalan sehat. Sebelum KBM ada program morning
motivation. Morning motivation ini digunakan guru sebagai sarana untuk membangun
motivasi belajar siswa, dan mengkondisikan siswa agar benar-benar siap melakukan
kegiatan pembelajaran pada hari itu.
Evaluasi dilakukan langsung setelah selesai kegiatan. Hasil dari evaluasi
digunakan sebagai patokan untuk pelaksanaan program di waktu selanjutnya. Untuk
evaluasi kegiatan pembelajaran setiap bulan ada kegiatan pertemuan guru kelas
dengan komite kelas. Dalam acara tersebut dilakukan sharing perkembangan
pembelajaran dan sharing perkembangan siswa. Rapat umum dan rapat KKG,
dilakukan dengan SD Salman Jetis, seperti dalam pembahasan UTS. Untuk ujian
nasional, dan Ujian akhir semester mengikuti dinas.
Dahulu ada buku penghubung, akan tetapi sekarang sudah dihilangkan untuk
melatih kemandirian siswa, sekarang menggunakan catatan perkembangan yang
dimiliki oleh guru. Penghapusan buku penghubung ini dilakukan untuk melatih siswa.
Kalau tidak ada buku penghubung siswa jadi tidak merasa semua sudah tercatat oleh
guru, sehingga siswa akan berlatih memperhatikan, dan menyampaikan pesan dari
guru ke orang tua.
Sekolah melatih siswa untuk senantiasa memiliki budaya senyum, sapa, salam,
dan mandiri. Bila ada siswa yang belum memiliki kebiasaan tersebut, siswa
dinasehati, dan diminta untuk mengulangi lagi apa yang ia kerjakan. Misalnya masuk
pintu lupa mengucapkan salam, guru meminta siswa mengulangi masuk pintu dengan
mengucapkan salam sebelumnya.
Ekstrakurikuler yang sifatnya wajib di SDIT Salman Al Farisi adalah pramuka.
Ekstrakurikuler yang lain ada futsal, renang, karate, dan musik. Bidang ilmu ada
bahasa inggris, dan jarimatika. Ekstra ini pelaksanaanya setiap tahun ditawarkan pada
siswa, karna ekstra tergantung pada minat siswa. Setiap tahun program ekstra bisa
berubah-ubah, tergantung ekstra mana yang banyak diminati siswa. Untuk ekstra ada
biaya sendiri, yang ditanggung oleh siswa di luar biaya administrasi umum.
Program yang melibatkan masyarakat ada program Romadhon di sekolah dengan
melaksanakan baksos. Kegiatan itu diisi dengan pembagian paket sembako murah,
ada penyuluhan tentang makanan sehat dan halal serta penyuluhan kesehatan. Tahun
kemarin dilakukan pembagian paket shodaqoh dari siswa kepada masyarakat sekitar.
Di SDIT Salman Al Farisi ada hari khusus, yaitu hari batik dimana siswa pada
hari itu diwajibkan mengenakan seragam batik sekolah. seragam batik sekolah ini,
dikenakan pada hari kamis. Yang kedua ada, pembiasaan penggunaan bahasa untuk
guru dalam komunikasi keseharian menggunakan bahasa jawa.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wahjo Sumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lampiran
Foto Observasi SDIT Salman Al Farisi
Kegiatan Apel pagi (seluruh kelas)
Pembelajaran Kelas III
Pembelajaran di Kelas Vb