Laporan Hepatitis FIX

33
Laporan Asuhan Gizi Klinik 2 Acara 2 Penatalaksanaan Diet Pada pasien Sirosis Hepatis, Hepatitis C, Colitis Ulceratif DISUSUN OLEH : SHIFT 2 / KELOMPOK 8 1. Indras Ermiasih 10/297157/KU/13764 2. Manik Nur Hidayati 10 /297198/KU/13773 3. Windi Indah F.N 10/297203/KU/13774 4. Mutia Fatriani 10/297213/KU/13776

Transcript of Laporan Hepatitis FIX

Page 1: Laporan Hepatitis FIX

Laporan Asuhan Gizi Klinik 2

Acara 2

Penatalaksanaan Diet Pada pasien Sirosis Hepatis, Hepatitis C,

Colitis Ulceratif

DISUSUN OLEH :

SHIFT 2 / KELOMPOK 8

1. Indras Ermiasih 10/297157/KU/13764

2. Manik Nur Hidayati 10 /297198/KU/13773

3. Windi Indah F.N 10/297203/KU/13774

4. Mutia Fatriani 10/297213/KU/13776

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2013

Page 2: Laporan Hepatitis FIX

Bagian 1 . Assessment GiziA. Anamnesis

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. E No RM : 1 33 05 56Umur : 47 tahun Ruang :Bugenvil 1Sex :Laki-laki Tanggal Masuk : 13/10/2008Pekerjaan : PNS Tanggal Kasus :25/10/2008Pendidikan : S1 Alamat :PurwodadiAgama : Islam Diagnosis Medis :Sirosis Hepatis, Hepatitis C,

Colitis Ulceratif

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Mual, muntah darah warna coklat seperti kopi, warna merah segar, BAB encer hitam seperti oli

Riwayat Penyakit Sekarang

Muntah darah + BAB hitam sejak 1 tahun lalu. Os penderita Ca caput pancreas dan hepatitis C bulan Januari 2008. Pernah dioperasi shunting saluran empedu dan dilakukan ligasi varises esophagus 2x (Januari-Maret) dan sudah menjalani kemoterapi

Riwayat Penyakit Dahulu

Ca Pancreas

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu menderita Ca Mammae

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Data Sosio Ekonomi Penghasilan :Rp. 2.500.000Jumlah anggota keluarga : 2 orang (istri dan anak)Suku :Jawa

Aktifitas Fisik Jumlah Jam kerja : 6 jam/hariJumlah tidur sehari : 8 jam/hariJenis olahraga :tidak pernah olahragaFrekuensi olahraga : -

Alergi makanan Makanan : -Penyebab : -Jenis diet khusus : -Alasan : -Yang menganjurkan : -

Masalah Gastrointestinal

Nyeri ulu hati (ya) Mual (ya) Muntah (ya) Diare (ya) Konstipasi (tidak) Anoreksia (tidak) Perubahan pengecapan/penciuman (tidak)

Penyakit kronik Jenis penyakit : Ca pankreas Modifikasi diet : diit rendah seratJenis dan lama pengobatan : -

Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya)Pengobatan -Perubahan berat badan

Berkurang selama 1 bulan secara tidak disengaja dari 55 kg turun menjadi 50 kg

Page 3: Laporan Hepatitis FIX

Mempersiapkan makanan

Fasilitas memasak :komporFasilitas menyimpan makanan : -

Riwayat/ pola makan Riwayat makan sebelum sakit makanan pokok 3x + snackNasi 3x sehari @ 2 centongLauk Nabati tahu/tempe 3x sehari @ 2 potongLauk Hewani ayam 2x seminggu @ 1 potong daging sapi/kambing 1x sebulanSayur kangkung/buncis/sop/kacang panjang 2x sehari @ ½ mangkukBuah pisang @ 1sisir, mangga @ 1 bh, melon @ 1 potong 4x/mggu

Kesimpulan :

Pasien bernama Tn. E berusia 47 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

utamanya adalah mual, muntah darah berwarna coklat seperti kopi, warna merah segar, dan

buang air besar encer berwarna hitam seperti oli. Saat ini pasien mengalami muntah darah

dengan BAB hitam sejak 1 tahun yang lalu. Pasien diketahui menderita kanker caput

pancreas dan hepatitis C pada bulan Januari 2008. Tn. E pernah dioperasi shunting saluran

empedu dan dilakukan vagasi varises esophagus 2 kali pada bulan Januari dan Maret ,

kemudian pasien juga menjalani kemoterapi.pasien mengalami penurunan berat badan

sebanyak 5 Kg selama 1 bulan tanpa disengaja. Ibu pasien juga memiliki riwayat kanker

mammae. Diagnosis oleh dokter pada kasus yaitu Sirosis hepatis, Hepatitis C, dan Colitis

Ulceratif.

Pembahasan :

Pasien mengalami penurunan berat badan tanpa disadari akibat kehilangan

nafsu. Hal ini dkarenakan akibat dari beberapa gejala dari kanker pancreas, sirosis hati, dan

hepatitis C yang berupa penurunan nafsu makan,mual, muntah sehingga terjadinya

penurunan berat badan tanpa disadari (Anonim, tanpa tahun). Muntah darah dapat juga

terjadi akbiat adanya komplikasi lebih lanjut dari sirosis hati (Nurdjanah, 2006) .Penderita juga

mengalami diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea). Pada pasien dengan

gangguan hati memang mengalami masalah dalam metabolism lemak di dalam hati

sehingga lemak tidak dimetabolisme dengan baik dan akhirnya keluar melalui feses

(Almatsier, 2006). Ibu pasien mengalami kanker Ca Mamae, faktor genetik diduga berperan

dalam munculnya kanker meskipun bukan faktor yang utama.. Sirosis hati pada pasien juga

dapat diakibatkan karena infeksi virus Hepatitis C yang sudah akut dan tidak tertangani

dengan baik. Pasien mengalami muntah darah sudah selama 1 tahun yang lalu karena

muntah darah dan/atau melena yang diakibat oleh ruptur varises esofagus, serta perubahan

Page 4: Laporan Hepatitis FIX

mental akibat terjadi hepatik ensefalopati (Sanchez W. dkk., 2007). Terbukti dengan riwayat

penyakit pasien yang pernah dilakukan ligasi varises esophagus sebanyak 2 kali pada bulan

Januari dan Maret . Hematemesis melena merupakan salah satu komplikasi sirosis hepatis

yang disebabkan oleh ruptur varises esophagus sehingga tujuan pengobatannya adalah

untuk menghentikan perdarahan.

Masalah gastrointestinal yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, dan diare yang

dialami pasien dapat juga merupakan gejala dari hepatitis C Pasien ini sudah menjalani

kemoterapi , yaitu penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi

memiliki efek samping  mudah terinfeksi, mudah memar/berdarah, lemah lesu, kerontokan

rambut, sariawan & gusi berdarah, mual muntah dan kehilangan nafsu makan mungkin ini

juga merupakan penyebab berkurangnya berat badan tanpa disadari.

B. Antropometri

TB Berat Badan LLA160 cm 50 kg 24 cm

Kesimpulan :

Melihat status gizi pasien ini menggunakan IMT karena diketahui berat badan dan tinggi badan pasien ,

IMT = BB

TB2= 50

(1,6)2= 50

2,56=19,53

Status gizi berdasarkan LLA adalah : (24 : 28,5) x 100% = 84,21 %

Pembahasan :

Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi normal karena nilai IMT >18,5 dan

<22,9 (IOTF, WHO 2000).

Berdasarkan LLA, pasien memiliki status gizi line border karena persentase LLA

pasien hampir 85 % (Samkony, dkk., 2003). LLA merupakan indikator status gizi masa lalu

(Supariasa,2002)

C. Pemeriksaan Biokimia

Pemeriksaan urin/ Darah

Satuan/ Nilai Normal

Awal Masuk RS 19/10/2008

Awal Kasus 23/10/2008

Keterangan

WBC 4,8 - 10,8 8,8 4,8 NormalRBC 4,7 - 6,1 6,8 1,8 (turun) Rendah

Page 5: Laporan Hepatitis FIX

Hb 14 – 18 8,71 9,9 (turun) RendahHCT 42 – 52 24,4 29,4 RendahMCV 80 – 94 90 39,2 (turun) RendahMCH 27 – 31 29,9 30 NormalMCHC 32 – 36 33,2 33,6 NormalPLT 130 – 400 77 138 NormalRDW-CV 11,5 – 15,5 18 17,2 (naik) TinggiPCT 0 – 0,9 0,11 0,066 NormalPDW 0 – 99,9 15,4 15,7 NormalMPV 7,4 – 10,4 8 8,6 NormalBA 0,2 – 1 0,9 2,8 (naik) TinggiEO 0,9 – 2,9 0,1 5,1 (naik) TinggiMo 5,5 – 11,7 11,2 16,3 (naik) TinggiLy 20,5 – 45,5 10,2 18 (turun) RendahNE 43 – 65 77,6 57,8 NormalTBil 0,2 – 1 0,66 NormalDBil 0 – 0,3 0,17 NormalGlucose 80 – 120 92 NormalAST 10 – 42 23 NormalALT 10 – 40 17 NormalBUN 7 – 18 10 NormalCreatinin 0,6 – 1,3 1,34 Border lineUric 2,6 – 7,2 4,7 NormalK+ 3,1 – 5 3,3 NormalNa+ 136 – 145 146 Border lineCl- 98 – 107 114 (naik) TinggiTP 6,4 – 8,3 5,2 (turun) RendahAlb 3,5 – 5 2,6 (turun) Rendah

Kesimpulan :

Dari hasil pemeriksaan biokima diketahui bahwa kadar RBC, Hb, HCT,MCV rendah,

RDW-CV tinggi, BA, EO,Mo tinggi sedangkan Ly rendah, creatinin dan kadar Na+ berada di

nilai border line, sedangkan Cl tinggi dan TP serta albumin rendah.

Pembahasan :

kadar RBC dan kadar Hb yang rendah menunujakn bahwa pasien mengalami

anemia, RBC yang rendah juga menunujakan akibat dari penyakit hati yang kronik. HCT dan

MCV rendah dan RDW-CV tinggi menunjukan adanya gangguan pada sel darah merah yaitu

adanya anemia mikrositik, kadar creatinin dan kadar Na+ berada di nilai border line

menunjukan resiko adanya komplikasi menuju ginjal, kadar albumin rendah disebabkan

Page 6: Laporan Hepatitis FIX

karena adanya penurunan kemampuan sel hati dalam mensisntesis albumin. (anonim,

2012).

D. Pemeriksaan Fisik Klinik

1. Kesan Umum : tampak lemah, hematochesia

2. Vital Sign :

Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 20x/menit Suhu : 37oC

3. Pemeriksaan Penunjang :

a. Endoskopi 16-10-2008 VE gr II post ligasi ke 3 23-10-2008 sistema kolon dalam batas normal

b. Radiologi 21-10-2008 mengarah colitis ulseratif

c. Histopatologi 18-10-2008 tak tampak kelainan gaster, duodenum, yeyenum, dan

ileum24-10-2008 colitis kronik non spesifik

Kesimpulan :

Tn. E terlihat lemah karena akibat terjadinya hematochezia yaitu pengeluaran tinja

berdarah dimana adanya perdarahan dari anus dengan warna merah segar (Imranitto,

2009) tanda vital tensi, respirasi, nadi, suhu berada dalam kategori normal. Pada

pemeriksaan penunjang endoskopi menunjukan sistema kolon dalam batas normal, dari

pemeriksaan radiologi sudah menunjukan adanya colitis ulseratif yang kronik non spesifik,

dari pemeriksaan histopatologi tidak terlihat adanya kelainan pada gaster, duodenum,

yeyenum, dan ileum.

E. Asupan Zat Gizi

Hasil Recall 24 jam diet :RumahSakit

Tanggal : 24 Oktober 2008

Diet RS : BBS DH II

Implementasi Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Page 7: Laporan Hepatitis FIX

Asupan Oral 1247,64 42,93 38,82 235,84Kebutuhan 1973 53 55 318% Asupan 63,23 % 81 % 70,58 % 74,16 %

Kesimpulan :

Asupan oral pasien dibandingkan dengan standar diet rumah sakit yaitu diet hati

dengan energi 1973 kcal, protein 53g, lemak 55g, dan karbohidrat 318 g . Berdasarkan

perbandingan asupan oral dengan standar diet rumah sakit maka diketahui bahwa pasien

memenuhi kebutuhan energi 63,23 %, protein 81 %, lemak 70,58 % dan karbohidrat 74,16

%dari standar kebutuhan diet.

Pembahasan :

Asupan pasien berdasarkan perbandingan antara asupan oral dengan standar diet

dapat digolongkan sebagai asupan yang kurang baik karena asupan tersebut baik asupan

energi, lemak, dan karbohidrat tidak memenuhi 80 % dari kebutuhan yang diberikan tetapi

asupan protein sudah baik karena telah memenuhi 80 % dari kebutuhan yang

diberikan .Asupan yang kurang baik tersebut dimungkinkan karena kondisi pasien yang

sedang mengalami kondisi yaitu muntah darah disertai diare sehingga pasien lemas

sehingga dan makanan yang disajikan di rumah sakit tidak membangkitkan selera makan

pasien.

F. Terapi Medis

Sumber http://medicastore.com/obat/4330/OMZ_CAPSULE_7.html

Jenis Obat/ Tindakan Fungsi Interaksi dengan Zat GiziCefotaxim bekerja dengan cara

memperlemah dan memecah dinding sel, membunuh bakteri. Cefotaxime digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa.

Boleh dikonsumsi dengan makanan untuk mengurangi keadaan gastrikHati-hati bila diberikan pada penderita dengan riwayat penyakit gastrointestinal terutama kolitis.

Kalnex Kalnex termasuk golongan obat tranexamic acid. Tranexamic acid digunakan untuk membantu menghentikan kondisi perdarahan. Tranexamic acid merupakan agen antifibrinolytic. Golongan obat ini bekerja dengan menghalangi pemecahan bekuan darah

Dapat dikonsumsi bersamaan dengan makan ataupun tidak,

Propanolol  untuk menurunkan tekanan Gangguan saluran pencernaan,

Page 8: Laporan Hepatitis FIX

vena porta akibat hipertensi porta setelah drip omeprazole selesai. Digunakan pada penderita Hipertensi, angina pektoris, aritmia jantung

kelelahan otot, lesu/lemah sehingga dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan

OMZ (omeprazole) Digunakan untuk pengobatan jangka pendek pada ulkus lambung dan ulkus duodenum serta refluks esophagitis.

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

Vit K Digunakan untuk membantu proses pembekuan darah, peningkatan koagulasi darah

Page 9: Laporan Hepatitis FIX

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

NI-1.4 : inadekuat energi intake berkaitan dengan gejala patofisiologi penyakit sirosis hati,

hepatitis, dan colitis ulseratif dibuktikan dengan penurunan berat badan.

NI-5.1 : peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan penyakit infeksi

ditandai dengan hasil diagnosa Sirosis Hepatis, Hepatitis C, Colitis Ulceratif

NI-5.4 penurunan kebutuhan lemak berkaitan dengan gangguan metabolism lemak

dibuktikan dengan penyakit sirosis hati.

NI-5.4 Peningkatan kebutuhan zat besi berkaitan dengan gangguan pada sel darah

dibuktikan dengan HB 9,9

NC-2.2 Penurunan kadar albumin berkaitan dengan gangguan fungsi sel hati dibuktikan

dengan albumin 2,6

Page 10: Laporan Hepatitis FIX

Bagian 3. Intervensi Gizi

A . Planning

1. Terapi Diet

a. Jenis diet : TKTP

b. Bentuk makanan : lunak

c. Cara pemberian : oral

2. Tujuan Diet

a. Mempertahankan status gizi agar tetap normal

b. Memberikan asupan tinggi energi tinggi protein untuk mengatasi infeksi

c. Memberikan lemak cukup mudah dicerna yang tidak memperberat kerja hati

d. Memberikan sumber besi yang mencukupi kebutuhan

e. Memberikan serat rndah untuk mengurangi BAB cair

3. Syarat / Prinsip Diet

a.Tinggi kalori 45 kcal/Kg BB + 10 % kebutuhan energi

b. Tinggi potein 1,5 g/Kg BB

c. Rendah lemak 20 % dari kebutuhan

d.diet pemenuhan zat besi sesuai kebutuhan 13 mg/hari

e. Diet rendah serat

4. Kebutuhan energi dan zat gizi

Perhitungan kebutuhan kalori dengan menggunakan kebutuhan tinggi kalori untuk

penyakit hati yaitu 45 Kcal/ Kg BB :

1. Kebutuhan energi : 45 Kcal x 50 = 2250 Kcal

Pemenuhan tinggi kalori 10 % dari kebutuhan energi yaitu 225 Kcal sehingga

kebutuhan energi pasien sehari adalah 2250 Kcal + 225 Kcal = 2475 Kcal

2. Kebutuhan protein : 1,5 x 50 = 75 g = 300 Kcal

3. Kebutuhan lemak 20 % x kebutuhan sehari

= 20 % x 2250 = 450 kcal = 50 g

4. Kebutuhan karbohidrat : kebtuhan energi – ( kebutuhan lemak -kebutuhan protein )

: 2475 – ( 450 kcal + 300 kcal )

Page 11: Laporan Hepatitis FIX

: 1725 kcal = 431,25 g

Pembahasan preskripsi diet

Perhitungan kebutuhan energi dihitung berdasarkan rekomendasi pada pasien

penyakit hati yaitu 40- 45 Kcal/ Kg BB kemudian ditambahkan 10 % dari kebutuhan

energi tersebut untuk mengkompensai infeksi yang dialami oleh pasien. Pemberian

protein 1,5 g/ Kg BB ditujukan untuk mengatasi infeksi serta kurangnya protein dalam

tubuh akibat gangguan metabolism protein pada hati sehingga diberikan protein yang

tinggi dan memiliki nilai biologis tinggi serta memiliki rantai cabang asam amino.protein

tinggi juga diberikan agar mencukupi kebutuhan pasien sehingga terbentuk proses

anabolisme protein dan bukan katabolisme protein karena dapata lebih memperberat

kerja hati. Diet lemak 20 % didasarkan pada rekomendasi diet lemak pada pasien

dengan penyakit hati karena pada penyakit hati, lemak tidak dapat dimetabolisme secara

sempurna sehingga diberikan lemak yang mudah dicerna agar tidak memperberat kerja

hati. Diet rendah serat ditujukan untuk mengurangi gejala diare sehingga pemilihan

bahan makanan rendah serat dapat membantu mengurangi penarikan air dalam feses.

Rekomendasi bahanpenukardiet

Golongan

bahan

makanan

Jumlah

penukar

Energi Karbohidrat Protein Lemak

I 7 ½ 1312,5 300 30 -

II 2 150 - 6 10

III 3 ½ 262,5 10,5 17,5 10,5

IV 3 ½ 87,5 17,5 3,5 -

V 5 250 60 - -

VI 1 ½ 112,5 15 10,5 -

VII 5 250 - - 25

REKOMENDASI STANDAR DIET

Makan Pagi Nasi tim wortel + bayam 250 gram

Page 12: Laporan Hepatitis FIX

Pisang mas 40 gram

Selingan pagi Pure alvocado 80

Makan siang Nasi tim 200 gram

Bola Daging semur 50 gram

Tumis kacang panjang 100 gram

Tempe goreng 50 gram

Pepaya 110 gram

Selingan siang Puding kacang hijau vla vanila 75 gram

Melon 110 gram

Makan malam Nasi tim 200 gram

Perkedel ayam tahu 100 gram

Tumis labu siam 100 gram

Apel kupas 75 gram

Selingan malam Pangsit goreng isi ayam 50 gram

Nilai gizi Energi : 2400 Kcal

Karbohidrat : 417 gram

Protein : 71,5 gram

Lemak : 45,5 gram

Perbandingan rekomendasi diet dengan kebutuhan diet :

Energy Protein Lemak Karbohidrat

Kebutuhan 2475 Kcal 75 gram 50

gram

431,25

gram

Rencana diet 2400 Kcal 71,5

gram

45,5

gram

417 gram

% pemenuhan 96,97 % 95,33 % 91 % 96,67 %

1. Rencana monitoring dan evaluasi

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target

Page 13: Laporan Hepatitis FIX

Antropometri BB, LILA Saat pulang BB normal, LILA normal

Biokimia hemoglobin,HCT,

MCV, RDW-CV, BA,

EO, monosit ,

limfosit, clorida, dan

albumin.

Sesuai keputusan dokter Normal

Fisik klinik Tekanan darah,

suhu, respirasi, nadi

Sesuai keputusan dokter tetap normal

Asupan zat gizi Energi, Karbohidrat,

Protein, Lemak, Na,

cairan

Setiap hari Asupan minimal 90%

2. Rencana Konsultasi Gizi

Sasaran : Pasien dan anggota keluarga

Waktu : Saat di bangsal

Tempat : Bugenvil 1

Media : Leaflet diet Hati , food model

Metode : Konsultai gizi (Konseling)

Masalah gizi : makanan lemak cukup yang mudah dicerna, tinggi protein dan tinggi

energi untuk mengatasi infeksi hati, rendah serat untuk mengurangi

BAB encer.

Tujuan : pengaturan pola makan sesuai kebutuhan sesuai proses penyembuhan

infeksi dan diet untuk penderita hati, pengaturan jumlah asupan lemak dan

jenis lemak dan proitein yang tidak memperberat kerja hati . pengaturan

jenis serat yang dapat mengurangi masalah BAB cair dan mengatasi

anemia yang diderita

Konseling gizi :

a. Memberikan pengetahuan mengenai pemilihan lemak mudah dicerna

Page 14: Laporan Hepatitis FIX

b. Memberikan pengetahuan mengenai pola makan tinggi energi

c. Memberikan pengetahuan mengenai asupan tinggi protein dengan pemilihan

sumber protein yang tepat

d. Memberika pengetahuuan bahan makanan sumber zat besi yang sesuai dengan

diet penderita hati

e. Memberikan alternatif pemilihan serat yang baik untuk konsidi pasien

Page 15: Laporan Hepatitis FIX

BAGIAN 4

TINJAUAN PUSTAKA

A. SIROSIS HEPATIS

1. Pengertian

Sirosis hapatis adalah penyalit hati menahun yang ditandai dengan

proses peradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan penambahan

jaringan ikat difus, dengan terbentuknya nodul yang mengganggu

susunan lobulus hati .

Pada mekanisme terjadinya sirosis secara imunologis dimulai

dengan kejadian hepatitis viral akut yang menimbulkan peradangan sel

hati, nekrosis/ nekrosis bridging dengan melalui hepatitis kronik agresif

diikuti timbulnya sirosis hati. Perkembangan sirosis dengan cara ini

memerlukan waktu sekitar 4 tahun, sel yang mengandung virus ini

merupakan sumber rangsangan terjadinya proses imunologis yang

berlangsung terus sampai terjadi kerusakan hati.

2. Penyebab

Sirosis hepatis terjadi karena beberapa hal, yaitu:

a. Faktor makanan yaitu kekurangan vitamin A, D, E, K dan protein dalam

jangka waktu lama.

b. Keracunan alkohol.

Hal ini mungkin disebabkan karena alkohol yang tidak tercerna bersifat racun

langsung terhadap hati.

c. Hepatitis Kronis.

d. Zat-zat hepatotoxin seperti aflatoxin, karbon tetra klorida dan phos-

phor.

e. Komplikasi diabetus Melitus (Soesirah Soetardjo. 1990).

3. Penatalaksanaan gizi

Terapi diet pada penderita hepar pada prinsipnya tergantung pada

gejala yang diperlihatkan pada masing – masing pasien. Sebagai contoh,

Page 16: Laporan Hepatitis FIX

jika lemak tidak dapat ditolerir, diet harus rendah lemak. Jika pasien

dalam keadaan encephalopati, masukan protein harus dikurangi. Jika

pasien memperlihatkan gejala asites, maka konsumsi garam harus

dibatasi.

Terapi diet yang diberikan pada pasien dengan penyakit sirosis

hepatis bertujuan untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang,

mencegah kerusakan hati lebih lanjut tanpa memberatkan pekerjaan hati,

memungkinkan hati bekerja secara efektif walaupun telah terjadi

kerusakan (RSCM, Persagi, 2002).

Prinsip Diit Sirosis Hepatis

1. Sirosis hepatis tanpa komplikasi (Sulaiman,dkk 1997)

- Energi cukup, dianjurkan 40 – 45 kal/kg BBI/hari

- Pemberian protein tergantung keadaan sirosis hepatis. Mula-

mula 0,8 – 2 gr/kg BB/hari, 60 – 70% berasal dari protein berni-

lai biologis tinggi seperti susu, telur, daging.

- Hidrat arang diberikan 60 – 70% dari total kalori, dianjurkan dari

hidrat arang yang murni.

- Lemak dianjurkan 20% dari total kalori.

2. Sirosis hepatis dekompensasi (dengan asites dan edema)

- Energi cukup, diberikan 40 – 45 kal/kg BB/hari.

- Protein tinggi 1 – 2 gr/kg BB/hari.

- Lemak diberikan 20% dari total energi.

- Hidrat arang kurang lebih 60% dari total energi.

- Cairan diberikan 1 liter / hari.

3. Sirosis hepatis dengan ensefalopati hepatik (Sulaiman,1997)

- Energi yang diberikan 35 – 40 kkal/kg BB/hari. Untuk mencegah

pemecahan protein tubuh.

- Masukan protein dihentikan selama 2 hari pertama, 3 hari selan-

jutnya mulai diberikan 10 – 20 gr/hari, kemudian 30 – 40 gr/hari.

- Lemak diberikan 20% dari total energi, pilih lemak nabati

Syarat pemberien diit pada penderita sirosis hepatis yang harus

diperhatikan yaitu:

1. Mudah cerna.

2. Porsi yang diberikan kecil, tapi sering.

Page 17: Laporan Hepatitis FIX

3. Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan.

4. Pemberian natrium dibatasi bila ada odema dan asites.

5. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan tubuh. Bisa dimulai

dari cair.

B. HEPATITIS C

1. Pengertian

Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus

Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati,

menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C,

kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. Hepatitis C adalah virus yang

menyerang hati, kebanyakan orang yang terinfeksi dengan Hepatitis C Virus

(HCV) tidak memiliki gejala sama sekali. Hepatitis C merupakan salah satu dari

enam virus hepatitis diidentifikasi (yang lain adalah A, B, D, E, G, tt). Semua

menyebabkan hati menjadi meradang. Hepatitis C umumnya dianggap yang

paling serius. Hepatitis C dapat menyebabkan kanker, gagal hati atau sirosis

ireversibel dan bekas luka fatal dari hati.

2. Penyebab

Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil,

bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif. Virus ini merupakan

anggota genushepacivirus dalam famili Flaviviridae. Terdapat tujuh

genotipe utama HCV. Di Amerika Serikat, genotipe 1 merupakan

penyebab pada 70% kasus hepatitis, genotipe 2 pada 20%, dan genotipe

lainnya masing-masing 1%. Genotipe 1 juga merupakan genotipe yang

paling banyak ditemui di Amerika Selatan dan Eropa.

Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan

darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang

terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi

Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah

menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita

dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat

manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih

tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.

Page 18: Laporan Hepatitis FIX

Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis

C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun

demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan

Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan

Hepatitis C.

Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan

Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk,

berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang

tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat

menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.

3. Penatalaksanaan Gizi

Diet khusus bagi penderita hepatitis dalam jumlah yang optimal

membantu penyembuhan luka pada sel-sel hati dan memulihkan

kekuatan hati. Selain itu, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel hati yang

rusak, memperbaiki penurunan berat badan akibat kurang nafsu makan,

mual dan muntah, mencegah katabolisme protein, mencegah atau

mengurangi ascites, dan koma hepatik.

Dalam diet Hepatitis mencakup pemenuhan zat-zat gizi yang

diperlukan tubuh, seperti :

a. Kalori dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang

diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita hepatitis. Kalori

diberikan dalam jumlah tinggi karena adanya demam dan diperlukan un-

tuk proses regenerasi jaringan serta untuk menambah persediaan tenaga.

Kebutuhan kalori bersifat individual sehingga perlu perhitungan khusus.

b. Protein perlu diberikan dalam jumlah yang tinggi agar dapat memperbaiki

jaringan hati yang rusak dan mempertahankan fungsi-fungsi utama tubuh.

Selain itu, protein merupakan agen lipotropik yang merubah lemak men-

jadi lipoprotein  agar dapat keluar dari hati untuk mencegah perlemakan

hati.

c. Pemberian lemak sesuai kondisi penderita hepatitis. Jika ada gangguan

pencernaan lemak/steatorhea dan mual, gunakan lemak dengan asam

Page 19: Laporan Hepatitis FIX

lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyserida) karena jenis lemak ini

tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses ab-

sorpsinya. Selain itu, pemberian lemak harus dikurangi tetapi pembatasan

terlalu ketat tidak dianjurkan karena akan mengurangi kelezatan makanan

sehingga akan menurunkan nafsu makan. Lemak diberikan dalam mudah

yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.

d. Asupan Natrium diberikan dalam jumlah yang rendah, tergantung tingkat

edema dan ascites

e. Selain makanan, perlu suplemen B kompleks, vitamin K (untuk mencegah

perdarahan), vitamin C dan Zink untuk mempercepat penyembuhan.

f. Penambahan vitamin A dan D yang berlebihan sangat tidak dianjurkan

karena akan memperberat fungsi hati yang sakit

g. Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak terutama bila ada mual

dan muntah.

C. COLITUS ULCERATIF

1. Pengertian

Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis dimana usus besar atau kolon

mengalami inflamasi dan ulserasi menghasilkan keadaan diare berdarah,

nyeri perut, dan demam. Kolitis ulseratif dikarakteristikkan dengan

eksaserbasi dan remisi yang intermiten dari gejala. Serangan pertama

dari penyakit ini masih mempunyai diagnosis banding yang luas (tabel 1)

sehingga untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan dengan penapisan

berbagai penyebab lain (terutama penyebab infeksi) dan dengan

pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolonoskopi dengan biopsi. Serangan

pertama kolitis ulseratif mempunyai gejala prodromal yang lebih lama

daripada penyakit infeksi akut. Bukti pendukung diagnosis kolitis ulseratif

adalah ketidak terlibatan usus kecil.

Lebih dari 65% pasien pediatri dengan UC mengalami penurunan berat

badan. Gangguan pertumbuhan juga terjadi selama diagnosis dan follow-up pada

15-40% anak-anak yang menderita IBD

2. Penyebab

Page 20: Laporan Hepatitis FIX

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab colitis

ulseratif, namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa terdapat factor intrinsic dan ekstrinsik yang berpengaruh, yaitu:

Faktor ekstrinsik

a. Diet: asupan makanan cepat saji dan gula telah dihubungkan pada

banyak penelitian dengan kemungkinan menderita kolitis ulseratif.

b. Infeksi: beberapa peneliti menyatakan bahwa kolitis ulseratif dapat

berhubungan dengan beberapa infeksi saluran cerna yang dise-

babkan oleh mikroorganisme E. Coli. Satu teori menjelaskan bahwa

virus measles yang belum dibersihkan dari tubuh dengan tuntas da-

pat menyebabkan inflamasi kronik ringan dari mukosa usus.

c. Obat-obatan: penelitian juga menunjukkan hubungan antara asupan

oral pil kontrasepsi dan kolitis ulseratif dapat menyebabkan pasien

menderita serangan apalagi jika mengkonsumsi antibiotik dan

NSAIDs.

Faktor intrinsic

a. Gangguan sistem imun: beberapa ahli percaya bahwa adanya

defek pada sistem imun seseorang berperan dalam terjadinya in-

flamasi dinding usus. Gangguan ini ada 2 jenis:

- Alergi: beberapa penelitian menunjukan bahwa kolitis ulseratif

adalah bentuk respon alergi terhadap makanan atau adanya

mikroorganisme di usus

- Autoimun: penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolitis ulseatif

dapat merupakan suatu bentuk penyakit autoimun dimana sis-

tem pertahanan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh

sendiri. Diantaranya adalah usus besar.

b. Genetik: penelitian terbaru menujukkan bahwa faktor genetik da-

pat meningkatkan kecenderungan untuk menderita kolitis ulser-

atif.

c. Faktor herediter: adanya anggota keluarga yang menderita kolitis

ulseratif akan meningkatkan resiko anggota keluarga lain untuk

menderita penyakit serupa.

d. Psikosomatik: pikiran berperan penting dalam menjaga kondisi

sehat atau sakit dari tubuh. Setiap stres emosional mempunyai

Page 21: Laporan Hepatitis FIX

efek yang merugikan sistem imun sehingga dapat menyebabkan

penyakit kronik seperti kolitis ulseratif. Terdapat fakta bahwa

banyak pasien kolitis ulseratif mengalami situasi stres berat dike-

hidupannya.

3. Penatalaksanaan gizi

Kebutuhan gizi mayoritas pasien dapat secara memadai ditangani

dengan supplementasi enteral. Pasien yang memiliki penyakit yang berat

mungkin memerlukan program nutrisi parenteral untuk mencapai status

gizi yang baik atau dalam persiapan untuk operasi. Dalam ulcerative

colitis akut yang parah, nutrisi enteral secara signifikan menghasilkan

peningkatan yang lebih besar pada jumlah albumin serum, lebih sedikit

efek samping yang berkaitan dengan regimen gizi, dan infeksi pasca

operasi lebih sedikit, dibandingkan untuk isocaloric, atau isonitrogenous

nutrition.  Pertimbangan harus diberikan untuk nilai kalori pada

administrasi lemak.

Penggunaan nutrisi parenteral memungkinkan usus beristirahat

lengkap pada pasien dengan ulseratif berat, radang usus besar, yang

mungkin mengubah kebutuhan proktokolektom. Pada beberapa pasien

dapat terjadi penurunan kondisi ketika nutrisi parenteral dihentikan.  

BAGIAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 22: Laporan Hepatitis FIX

KESIMPULAN

1. Pengukuran status gizi berdasarkan LLA dan IMT menunjukan bahwa pasien dalam

status gizi yang baik

2. Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui bahwa kadar hemoglobin rendah, HCT

rendah, MCV rendah, RDW-CV tinggi, BA tinggi, EO tinggi, monosit tinggi, limfosit

rendah, clorida tinggi, dan albumin rendah.

3. Dari hasil pemeriksaan fisik/klinis Tn. N diketahui bahwa tekanan darah 100/70

mmHg ,nadi, respirasi dan suhu normal,.

4. Asupan pasien berdasarkan perbandingan antara asupan oral dengan standar diet

dapat digolongkan sebagai asupan yang kurang baik karena asupan tersebut baik

asupan energi, lemak, dan karbohidrat tidak memenuhi 80 % dari kebutuhan yang

diberikan tetapi asupan protein sudah baik karena telah memenuhi 80 % dari

kebutuhan yang diberikan.

SARAN

1. Memotivasi pasien untuk menjaga pola makan sesuai prinsip diet yaitu tinggi protein

dan tinggi energi

2. Memotivasi pasien untuk membatasi makanan yang berlemak dan memilih lemak

yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat menimbulkan gas.

3. Memotivasi pasien untuk menngasup makana rendah serat untuk mengurangi gejala

BAB cair

4. Memotivasi pasien untuk menjaga asupan makanan 90 % dari kebutuhan sehari

agar terhindar dari malnutrisi

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Laporan Hepatitis FIX

Anonim. 2012. Sirosis hati. Diakses dari

http://www.asiancancer.com/indonesian/liver-cirrhosis/?utm_source=gg-

serp&utm_medium=cpc&utm_term=sirosis_hati&utm_content=&utm_campaig

n=co.id&gclid=CO_h9KS597YCFZF_6wodLg4ACA

anonym. 2012. Pembacaan hasil laboratorium diakses dari

http://pragolo-pati.blogspot.com/2012/10/cara-membaca-hasil-tes-darah.html

Imraninto. 2009. Hematochesia diakses dari

http://imrannito.blogspot.com/2009/03/perdarahan-dari-anus.html

Anonim. 2009. Interaksi obat diakses dari

http://medicastore.com/obat/4330/OMZ_CAPSULE_7.html

Almatsier,Sunita. 2010. Ilmu Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

BON KELOMPOK 8

CP : WINDI 082137440304

Page 24: Laporan Hepatitis FIX

waktu makan nama masakan bahan makananJumlah

harga (Rp)gram

URT

paginasi tim wortel + bayam

beras 50 1/4 cup 500

wortel 50 1 buah sdng

3000

bayam 50 1 ikat 2000margarin 10 1 sdm 500

bawang merah 5 2 500pisang mas pisang mas 40 2 bh 2000

selingan pagi avocado purealpukat 100 1 bh 5000

tepung maizena 40 8 sdm 1000gula pasir 5 1 0 1000

siang nasi timberas 50 1/4 cup 500

tepung beras 50 8 sdm 1000

Page 25: Laporan Hepatitis FIX

bola daging semur

daging giling 50 1 cup 15000kecap 10 1 sdm 500

bawang merah 5 2 500bawang putih 3 1 500

merica 2 1/4 sdt 300

tumis kacang panjang

kacang panjang 100 1/2 ikat 2000bawang merah 5 2 500bawang putih 3 1 500cabe merah

keriting5 2 batang 500

tempe goreng tempe 50 2 potong 1000pepaya pepaya 110 1 ptng bsr 2000

selingan siangpuding kacang hijau vla

vanila

kacang hijau 25 2 1/2 sdm 2000agar - agar 3 1/2 sdm 500

susu skim cair 200 1 gls 3000maizena 20 4 sdm 500

melon melon 100 1 ptng bsr 3000

makan malam

nasi timberas 50 1/4 cup 500

tepung beras 50 8 sdm 1000

perkedel ayam tahu

ayam giling 25 2 1/2 sdm 3000tahu 55 1/2 ptng 1000

daun bawang 5 1 btng 500bawang merah 5 2 500bawang putih 3 1 500

merica 1 1/4 sdt 300

minyak goreng 10 ml

1 sdm 500

tumis labu siamlabu siam 100 1 bh sdng 2000

daun bawang 5 1 btng 500bawang merah 5 2 500

apel kupas apel 75 1 bh 4000

selingan malam pangsit keju isi ayam

kulit pangsit 10 2 lembar 3000ayam giling 25 2 1/2 sdm 3000

keju blok 17,5 1/2 ptng kcl 2000wortel 25 1/2 bh kcl 1000

peterseli 5 3 btng 1000

minyak goreng 10 ml

1 sdm 500

jumlah harga 74600