Laporan Histologi Rani Revisi

20
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI HISTOLOGI USUS TENGAH PADA IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio) (Linnaeus, 1758) NAMA : YUNI MAHARANI STAMBUK : L221 12 269 KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN : NURUL HUDAYAH 1

description

laporan histologi

Transcript of Laporan Histologi Rani Revisi

Page 1: Laporan Histologi Rani Revisi

LAPORAN PRAKTIKUMHISTOLOGI

HISTOLOGI USUS TENGAH PADA IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio) (Linnaeus, 1758)

NAMA : YUNI MAHARANISTAMBUK : L221 12 269KELOMPOK : III (TIGA)ASISTEN : NURUL HUDAYAH

LABORATORIUM HISTOLOGIJURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

1

Page 2: Laporan Histologi Rani Revisi

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Histologi mempelajari jaringan penyusun tubuh, kimia jaringan dan sel

dipelajari dengan metode analitik mikroskopik dan kimia (Harjana, 2011).

Jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka

struktur atau matriks yang mempunyai suatu kesatuan organisasi yang mampu

mempertahankan keutuhan dan penyesuaian terhadap lingkungan diluar batas

dirinya, pada umumnya jaringan merupakan sekumpulan sel-sel penyusun organ,

salah satu organ yang di susun adalah organ usus (Salim, 2010).

Menurut Ersa (2008) Usus merupakan organ yang sering terpapar oleh

agen-agen mikroba dan organ penting dalam hubungannya dengan penyakit.

Usus terdiri dari beberapa bagian yaitu usus atas, Usus tengah dan usus akhir

biasa disebut intestinum, suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari

pylorus sampai di kloaka atau anus.

Menurut Yusfiati, et al (2013) menyatakan usus tengah memiliki ukuran

yang lebih kecil dinbandingkan dengan usus depan dan usus belakang. Usus

tengah juga memiliki sel goblet lebih banyak dibandingkan dengan usus

belakang. Usus mempunyai banyak variasi, umumnya berbentuk seperti pipa

panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar,

sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat penggantung,

mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium)

(Uthami, 2012).

Berdasarkan praktikum Histologi Usus Tengah maka penting dilakukan

praktikum ini karena usus merupakan tempat penyerapan dan proses

pengurairan makanan dan mengetahui cara pembuatan preparat histologi.

2

Page 3: Laporan Histologi Rani Revisi

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

preparat histologi, dan mengamati jaringan organ usus tengah pada ikan Mas Koi

(Cyprinus carpio)

Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami

proses pembuatan preparat histologi serta mampu mengamati jaringan pada

organ ussu tengah ikan Mas Koi (Cyprinus carpio).

3

Page 4: Laporan Histologi Rani Revisi

II. METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Pembuatan Preparat ini dilaksanakan pada hari Selasa 13 Mei

2014- jam 10.00-15.00. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi

Biota Air, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum dapat dilihat pada tabel

1 dan 2 sebagai berikut

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum beserta fungsinyaNo. Alat Fungsi

1. Papan preparat Untuk meletakkan ikan

2. Lap kasar Untuk melapisi papan preparat

3. Gunting Bedah Untuk membedah ikan

4. Pisau bedah Untuk membedah ikan

5. Pinset Untuk membantu dalam waktu pembedahan

6. Botol sampel Untuk menaruh organ yang akan diamati

7. Pipet tetes Untuk memipet larutan yang akan digunakan

8. Botol larutan Untuk menyimpan larutan yang akan digunakan

10. Stopwatch Untuk menghitung waktu pada saat percobaan

11. Scaple Sebagai alat bantu dalam pembedahan ikan

12. Microtom Sebagai tempat untuk memotong sampel

13. Water bath Untuk mensterilkan sampel

14. Staining jar Tempat pewarnaan

15. Objek glass Sebagai tempat meletakkan sampel

16. Deg glass Untuk melapisi sampel agar tidak bersentuhan langsung dengan mikroskop

17. Mikroskop Untuk mengamati sampel

4

Page 5: Laporan Histologi Rani Revisi

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum beserta fungsinyaNo. Bahan Fungsi

1. Ikan mas Koi Sebagai objek yang akan diambil organnya

2. Alkohol 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, 96%

Untuk digunakan dalam proses washig,

3. Boince Sebagai larutan fiksasi4. Hematoxylin Untuk mewarnai inti sel5. Eosin Untuk mewarnai sitoplasma6. Aquades Sebagai bahan pengenceran7. Usus ikan mas Sebagai sampel yang akan diamati8. Entelan Sebagai perekat9. Xylen Untuk menghilangkan alkohol dalam

jaringan10. Parafin Untuk manipulasi lingkungan pada sampel11. Tissue Untuk membersihkan peralatan

Prosedur Kerja

adapun prosedur kerja pada pecobaan Histologi adalah sebagai berikut:

1. Persiapan jaringan

Melakukan pembiusan pada ikan Mas Karper, selanjutnya dilakukan

pembedahan untuk mengambil organ usus tengah. Memotong organ sekitar 1cm

x 1cm untuk memudahkan fiksasi, sehingga cairan fiksasi dapat menyerap

sampai ke seluruh organ.

2. Tahap Fiksasi/ Pengawetan

Merendam jaringan yang sudah dipersiapkan tadi ke dalam cairan

Boynce selama 24 jam, hal yang harus diperhatikan dalam proses fiksasi

jaringan histologi. Tebal irisan jangan terlalu tebal (1 cm x 1 cm) supaya

mempermudah penyerapan cairan fiksatif merata ke seluruh organ. Volume

cairan fiksasi harus sampai dapat merendam seluruh bagian organ.

3. Washing

Sampel yang berisi larutan Boynce dipipet keluar sampai tidak ada

larutan Boynce yang tertinggal, selanjutnya direndam kedalam alkohol 70%

selama 2 x 15 menit

5

Page 6: Laporan Histologi Rani Revisi

4. Tahap Dehidrasi

Merendam organ yang sudah difiksasi ke dalam larutan Alkohol secara

bertahap larutan alkohol 70 %, 75%, 80%, 85%, 96% masing-masing 1 x 5 menit.

Dilakukan bertahap dari konsentarsi alkohol yang rendah ke konsentrasi alkohol

yang tinggi agar stroma tidak terlepas dari jaringan, dimana stroma yang lepas

dapat menjadi artefact pada saat mengamati preparat bila telah jadi.

5. Tahap Pembeningan/ Clearing

Merendam organ yang sudah melalui tahap dehidrasi ke dalam cairan

Xylen yang diletakkan dalam wadah kaca (karena wadah plastik bisa larut bila

terkena Xylen). Dilakukan 2 kali (Xylen I dan Xylen II) masing-masing selama 15

menit. Tujuan dilakukan clearing adalah untuk menarik sisa alkohol dari jaringan

sebagai persiapan jaringan memasuki tahap pembenaman. Bila Clearing

dilakukan terlalu lama akan menyebabkan jaringan menghitam. Xylen

menyebabkan sitoplasma menjadi kosong (menjadi jaringan murni)

6. Tahap Pembenaman (Impregnasi/embedding)

Agar jaringan mudah dipotong maka jaringan harus dipadatkan

menggunakan paraffin. Impregnasi adalah proses pengeluaran cairan

pembening (clearing agent) dari jaringan dan menggantikannya dengan paraffin.

Dilakukan dengan menggunakan paraffin oven. Clearing agent yang tersisa

dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan mikrotom

jaringan akan robek. Teknik Pembenaman dilakukan dengan cara Paraffin +

Xylen selama 35 menit, Paraffin tanpa Xylen selama 35 menit, dan Paraffin

murni selama 35 menit, setelah pembenaman, proses dilanjutkan dengan

pengecoran (blocking).

7. Tahap Pengecoran/ Blocking

Menuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar tidak bocor.

Meletakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris (potongan

6

Page 7: Laporan Histologi Rani Revisi

jaringan yang ingin diamati di bawah mikroskop diletakkan di dasar agar

permukaannya rata), kemudian menuangkan paraffin secukupnya agar menutupi

jaringan seluruhnya, untuk menghindarkan terbentuknya air bubble.

Mendiamkannya semalaman beberapa menit

8. Tahap Pemotongan Jaringan

Meletakkan pisau pada mikrotom dengan sudut tertentu. Merekatkan blok

paraffin yang akan dipotong pada holder dengan menggunakan spatula atau

scalpel blade yang panas. Selanjutnya, meletakkan holder berikut blok preparat

pada tempatnya di mikrotom. Ketebalan irisan + 5–10 mm (disesuaikan

kebutuhan). Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah pisau sedekat

mungkin. Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis dan membuang

pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan, setelah potongan mengenai jaringan,

potong blok preparat secara hati-hati, lalu memindahkan secara hati-hati dengan

sengkelit ke atas air di dalam waterbath yang diatur pada suhu 550C, tujuannya

agar lembaran/paraffin terkembang dengan baik.

9. Tahap Pewarnaan

Memasukkan kaca objek yang berisi jaringan kedalam Larutan Xilen I

selama 10 menit, selanjutnya dipindahkan ke Xylen II selama 10 menit.

Kemudian masukan kaca objek yang berisi jaringan kedalam Larutan

haematoxylin 5–10 menit, bilas dengan air mengalir 2–3 menit kemudian

masukkan ke dalam larutan Eosin, selanjutnya cuci dengan aquades. Kemudian

dilakukan dehidrasi dari alkohol yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi,

masing–masing 2 menit alkohol 70%, 75%, 80%, 85%, 96%.

10. Tahap Perekatan/ Mounting

Meletakkan 1-2 tetes entelan diatas deck glass, lalu tutupkan ke atas

kaca objek jangan sampai ada gelembung udara.

7

Page 8: Laporan Histologi Rani Revisi

11. Tahap Labelling

Memberi label pada preparat, selanjutnya Melakukan pengamatan

dibawah mikroskop

8

Page 9: Laporan Histologi Rani Revisi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Gambar 1. Usus tengah ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)

Keterangan (Supartinah, 2012):

1. Sel mukus (Mucosae cellularum)

2. Sel pepsin (Cellulis pepsinus)

3. Vili (Villosis)

4. Serosa (Serous)

5. Sel goblet (Calix cell)

9

1

23

4

5

Page 10: Laporan Histologi Rani Revisi

Gambar 2. Histologi usus normal (Ersa, 2008)

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada gambar 1.

mengenai Histologi Usus Tengah pada ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) terdapat

perubahan patologi yaitu hyperplasia. Dimana Hiperplasia (atau "hypergenesis")

adalah istilah umum yang mengacu pada perkembangan sel-sel dalam suatu

organ atau jaringan (misalnya terus-menerus membagi sel). Hyperplasia

merupakan penambahan ukuran organ/ jaringan yang terjadi akibat rangsang

tertentu, apabila rangsang hilang dapat normal kembali. Hiperplasia dapat

mengakibatkan pembesaran organ, pembentukan tumor jinak, atau mungkin

hanya terlihat pada analisis histologis dengan mikroskop. Hiperplasia berbeda

dari hipertrofi dalam bahwa perubahan adaptif hipertrofi sel adalah peningkatan

ukuran sel, sedangkan hiperplasia meliputi peningkatan jumlah sel (Rizal, 2011).

10

Page 11: Laporan Histologi Rani Revisi

Gambar 3. Hyperplasia pada ikan (Rizal, 2011).

Beberapa perubahan yang sering ditemukan pada usus ikan antara lain

proliferasi sel goblet, hemoragi, atropi vili usus, dan metaplasia. Beberapa

penelitian menunjukan bahwa tingginya kandungan beberapa logam berat dapat

menyebabkan peningkatan apoptosis dari sel-sel usus Pada organ usus

beberapa kejadian patologis yang ditemukan antara lain nekrosa sel epitel usus,

proliferasi sel goblet dan perdarahan (Susanto, 2008).

Adapun beberapa kelainan yang sering dijumpai pada jaringan yaitu,

Nekrosa dan atropi lapisan epitel vili usus merupakan perubahan yang paling

banyak ditemukan. Beberapa vili juga mengalami deskuamasi epitel dan nekrosa

sel-sel epitel, hal ini dapat terjadi karena terjadi hemoragi sehingga suplai darah

ke sel-sel epitel terganggu. Hemoragi atau perdarahan terlihat dari ditemukannya

eritrosit yang menyebar pada ujung vili usus. Kelainan vili ini akan menyebabkan

terganggunya penyerapan zat-zat makanan yang penting sehingga ikan akan

mengalami defisiensi nutrisi (Susanto, 2008).

11

Page 12: Laporan Histologi Rani Revisi

Gambar 4. Kongesti pembuluh darah (a), edema submukosa (b), proliferasi sel goblet (c) dan degenerasi hyalin pada tunika muskularis . Pewarnaan HE (Bar =

100 μm) (Ersa, 2008).

Edema menyebabkan epitel usus terangkat dan pada kondisi parah dapat

berlanjut menjadi dequamasi dan ruptur epitel. Edema ditemukan menandakan

adanya masalah sistem sirkulasi darah. Adanya eritrosit menyebar menandakan

terjadi hemoragi sedangkan limfosit menandakan ada peradangan karena

gangguan parasit, bakteri atau virus. Proliferasi endotelium arteri ditemukan pada

ikan Carp yang terinfeksi Sanguinicola inermis (Susanto, 2008).

Gambar 5. Infiltrasi sel-sel limfoid (a), edema submucosa (b), nekrosa dan atropi vili usus (x). Pewarnaan HE (Bar = 20 μm) (Ersa, 2008)

12

ab

x

a

b

c

Page 13: Laporan Histologi Rani Revisi

Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas (Gambar 1) terdapat beberapa

hal yang menyebabkan kurang akuratnya hasil pengamatan yang dapat

disebabkan oleh human eror yaitu kurangnya ketelitian saat membuat preparat,

kesalahan saat melakukan pemotongan serta suhu pisau bedah, suhu ruangan

dan suhu sampel tidak sama.

13

Page 14: Laporan Histologi Rani Revisi

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Histologi yang dilakukan pada usus tengah ikan

Mas Koi (Cyprinus carpio) dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan

mengalami perubahan patologi yaitu hyperplasia yang merupakan penambahan

ukuran organ/jaringan yang terjadi akibat rangsang tertentu, apabila rangsang

hilang dapat normal kembali. Adapun yang menyebabkan munculnya kelainan

pada jaringan saat pengamatan , disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada

saat pembuatan preparat histologi .

Saran

Laboratorium

Sebaiknya di laboratorium disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam praktikum histologi dan ditambahkan AC agar praktikan dapat bekerja

dengan nyaman.

Asisten

Semoga tetap ramah dan tetap mengerti dengan kondisi praktikan.

14

Page 15: Laporan Histologi Rani Revisi

DAFTAR PUSTAKA

Ersa, I. M. 2008. Gambaran Histopatologi Insang, Usus dan Otot pada Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Di Daerah Ciampea Bogor. (Di Bawah Bimbingan Bambang   Priosoeryanto  Risa Tiuria). http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada hari Kamis, 22 Mei 2014 Pukul 20.25 WITA.

Harjana, T. 2011. Buku Ajar Histologi.http:// receptory. ac.id. Diakses pada hari Jum’at, 23 Mei 2014 Pukul 01.05 WITA.

Uthami, C. T. 2012. Pengaruh Substansi Telur Ayam pada Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio, L). http:// dspace. psnz.umt. edu. Diakses pada hari Kamis, 22 Mei 2014 Pukul 18.45 WITA

Rizal, M. 2011. Laporan Akhir Praktikum Histopatologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung

Salim, A. 2010. Analisis Anatomi Histology Ikan. Kementrian Pendidikan Nasional. Politeknik Negeri Jember

Supartinah. 2012. Analisis Deskriftif Kemunduran Mutu Jeroan (Usus, Hati, Ginjal) Ikan Bandeng (Chanos chano) Selama Penyimpanan Suhu Chilling Melalui Pengamatan Histologis. http:// repository. ipb.ac.id. Diakses pada hari Kamis, 22 Mei 2014.

Susanto, D. 2008. Gambaran Histopatology Organ Insang, Otot dan Usus pada Ikan Mas (Cyprinus carpio, L). http://repository.usu.ac.id. Diakses pada hari Kamis, 22 Mei 2014 Pukul 21.20 WITA

15