Laporan infiltrasi

download Laporan infiltrasi

of 4

Transcript of Laporan infiltrasi

Laporan praktikum ke-8

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Desember 2010

M.K. Hidrometeorologi

Asisten :

1. Fitrie Atviana. N. ( G24070001 )

2. Retno Larasati ( G24070019 )

3. Sigit Deni. S. ( G24070029 )

PERHITUNGAN INFILTRASI DENGAN METODE HOLTONCitra PratiwiG24080046

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInfiltrasi adalah suatu proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah dan bergerak secara vertical. Proses infiltrasi mempunyai point-point penting, yaitu laju infiltrasi, kapasitas infiltrasi, dan infiltrasi kumulatif. Laju infiltrasi adalah banyaknya air yang masuk melalui permukaan tanah. Sedangkan kapassitas infiltrasi adalah kemampuan maksimum tanah untuk meresapkan air didalam kondisi tertentu. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang dapat terinfiltrasi dalam suatu selang waktu tertentu. Banyak metode yang digunakan untuk menghitung infiltrasi, salah satunya adalah dengan metode Horton.1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk menghitung nilai laju infiltrasi dengan model Horton.II. TINJAUAN PUSTAKA

Hujan adalah butir-butir air yang jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk cair. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah pergerakan air dari permukaan bumi ke atmosfer dan sampai kembali lagi ke permukaan bumi. Sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi diserap masuk ke dalam tanah dan sebagian mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow.

Siklus hidrologi ini juga berpengaruh pada vegetasi terutama hutan. Hutan, terutama hutan pada tanaman pinus memiliki peranan penting terhadap pengendalian silus hidrologi. Peranan penting hutan tersebut tergantung pada beberapa proses, yaitu intersepsi, evapotranspirasi, dan infiltrasi.

Air hujan yang jatuh pada areal hutan terserap oleh tajuk tanaman. Peristiwa ini disebut proses intersepsi. Air yang masuk ke tajuk tanaman tadi akan dilepas melalui proses troughfall. Proses troughfall merupakan gabungan dari proses intersepsi, evapotranspirasi, dan infiltasi. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ketiga proses tersebut sangat berpengaruh pada proses di hutan.

Peranan hutan dimulai dari peranan tajuk untuk menyimpan air sebagai intersepsi. Sampai saat ini intersepsi belum dianggap sebagai faktor penting dalam daur hidrologi. Bagi daerah yang hujannya rendah dan kebutuhan air dipenuhi dengan konsep water harvest maka para pengelola Daerah Aliran Sungai (DAS) harus tetap memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat mengurangi jumlah air yang masuk ke suatu kawasan dan akhirnya mempengaruhi neraca air regional (Asdak, C.1995).

II. METODOLOGI3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum kali ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor pada hari Selasa, 14 Desember 2010 Pukul 15.30 sampai 17.00 WIB.3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah data DAS Sayang, Jawa Tengah, vegetasi hutan pinus tanggal pengukuran 27 desember 1988.3.3 Metode Praktikum

Pada praktikum kali ini, kita akan menghitung nilai k dari time dan f actual yang sudah diketahui.Time (menit)F aktual (cm/menit)

11.4

91

190.95

290.84

390.8

490.74

590.63

840.6

1090.55

1340.55

1590.55

Contoh perhitungan:

EMBED Equation.3

Data time, f actual, dan f dugaan bisa digambarkan dengan grafik yang menggambarkan hubungan ketiganya. Grafik hubungan t, f actual, dan f dugaan diperoleh dengan memplotkan pada Microsoft excel hubungan antara x (t) dan y (f actual, dan f dugaan).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah praktikum tentang perhitungan infiltrasi dengan menggunakan model Horton. Praktikan melakukan perhitungan dari data DAS Sayang, Jawa Tengah dengan vegetasi hutan pinus pada 27 Desember 1988. Perhitungan tersebut menghasilkan sebuah nilai f dugaan yang berubah terhadap fungsi waktu. Nilai tersebut bisa dilihat pada tabel yang telah disediakan di lampiran.

Nilai f dugaan didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Horton. Metode Horton merupakan metode yang cukup efektif untuk digunakan dalam menduga laju infiltrasi. Hal ini bisa dilihat dari hasil nilai f dugaan tidak berbeda jauh dengan nilai f actual dari hasil pengamatan.

Nilai f paling besar didapatkan pada menit pertama, yaitu nilai f dugaan sebesar 1,3350 cm/menit dan nilai f aktual sebesar 1,4 cm/menit. Lalu nilai f turun terus menerus hingga pada menit ke 109, yaitu pada saat konstan. Pada menit tersebut, didapat nilai f actual sebesar 0,55 cm/menit dan f dugaan sebesar 0,55 cm/menit.

Dari pembahasan diatas, telah diketahui bahwa metode Horton merupakan metode yang efektif. Hal tersebut bisa dilihat dari grafik dibawah ini : regulator air, yaitu memasok air pada musim hujan kedalam tanah dan mengeluarkannya pada musim kering.

setelah itu ekosistem akan pulih kembali seiiring dengan membaiknya penutupan lahan, sehingga koefiisien aliran menurun dan tingkat fluktuasi debit juga menurun, kembali kepada kondisi sebelum ditebang. tebang habis, maka kedua pola (papan catur dan jalur kontur) yang dicobakan menunjukkan hasil erosi yang lebih kecil.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Praktikum kali ini adalah tentang perhitungan infiltrasi dengan model Horton. Pada praktikum ini, nilai laju infiltrasi terbesar terjadi pada menit pertama dengan f actual sebesar 1,4 cm/menit dan f dugaan sebesar 1,3350. Kemudian pada menit selanjutnya, nilai f turun hingga pada kondisi f konstan yaitu pada menit ke 109. Dari hasil perhitungan, bisa dilihat bahwa nilai laju infiltrasi dugaan tidak terlalu berbeda jauh dengan nilai laju infiltrasi actual hasil pengamatan.5.2 Saran

Penjelasan tentang materi praktikum harus jelas dan asisten harus benar-benar tegas untuk menghasilkan suasana kodusif. Karena pada praktkum kali ini, saya sebagai praktikan lumayan bingung terhadap penjelasan materi kemarin karena suasana yang kurang kondusif dan penjelasan yang kurang jelas.VI. DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C.1995. hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah mada University Press. Lee, R.1990. Hidrologi Hutan. Gadjah mada University Press. YogyakartaLampiranTime (menit) f actual (cm/menit)kfo(cm/menit)f dugaan(cm/menit)

11,40,0791,41,335

910,0791,40,966

190,950,0791,40,738

290,840,0791,40,635

390,80,0791,40,588

490,740,0791,40,567

590,630,0791,40,558

840,60,0791,40,551

1090,550,0791,40,550

1360,550,0791,40,550

1590,550,0791,40,550

_1354359089.unknown

_1354359584.unknown

_1354451402.unknown

_1354359344.unknown

_1354358876.unknown