Laporan kadar asam

13
MENGUKUR KADAR ASAM BAHAN BAKAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG `Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran ka lor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunakan baik secara langsung maupun tak langsung. Sebagai contoh penggunan kalor dari proses pembakaran secara langsung adalah: Untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga Untuk instalasi pemanas Sedangkan contoh penggunaan kalor secara tidak langsung adalah: Kalor diubah menjadi energi mekanik, misalnya pada motor bakar Kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada pembangkit listrik tenaga diesel, tenaga gas dan te naga uap Beberapa macam bahan bakar yang dikenal adalah:

Transcript of Laporan kadar asam

Page 1: Laporan kadar asam

MENGUKUR KADAR ASAM BAHAN BAKAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

`Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis, bahan bakar diartikan sebagai bahan

yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan

sendirinya, disertai   dengan   pengeluaran   ka lor.   Bahan   bakar   dibakar   dengan   

tujuan   untuk memperoleh  kalor   tersebut,   untuk   digunakan   baik  secara   

langsung   maupun   tak langsung. Sebagai  contoh  penggunan  kalor dari proses

pembakaran  secara  langsung adalah:

Untuk memasak di dapur-dapur rumah tangga

Untuk instalasi pemanas

Sedangkan contoh penggunaan kalor secara tidak langsung adalah:

Kalor diubah menjadi energi mekanik, misalnya pada  motor bakar

Kalor diubah menjadi energi listrik, misalnya pada pembangkit listrik tenaga  diesel,

tenaga gas dan te naga uap

Beberapa macam bahan bakar yang dikenal adalah:

Bahan bakar fosil, seperti: batubara, minyak bumi, dan gas bumi.

Bahan bakar nuklir, seperti: uranium dan plutonium. Pada bahan bakar nuklir, kalor

diperoleh dari hasil reaksi rantai penguraian atom-atom melalui peristiwa radioaktif.

Bahan bakar lain, seperti: sisa tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, minyak hewani.

Bahan  bakar  konvensional,  ditinjau  dari keadaannmya  dan wujudnya  dapat

padat, cair atau gas, sedang ditinjau dari cara terjadinya dapat alamiah dan non -

alamiah atau buatan atau “manuvactured”. Termasuk bahan bakar padat alamiah

ialah: antrasit, batubara bitumen, lignit, kayu api, sisa tumbuhan.  Termasuk bahan

bakar padat non- alamiah antara lain: kokas, semi-kokas, arang,  briket, bris, serta

bahan bakar nuklir. Bahan bakar  cair  non-alamiah antara  lain:  bensin  atau

Page 2: Laporan kadar asam

gasolin,  kerosin  atau minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan

bakar padat yang diproses menjadi bahan  bakar  cair  seperti  minyak  resin  dan

bahan  bakar  sintetis.  Bahan  bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas

petroleum, sedang bahan  bakar gas non -alamiah misalnya gas rengkah (atau

cracking gas) dan “produce gas”.

Selama penyimpanan pada tangki, kualitas bahan bakar dapat meningkat terutama

karena kotoran yang bercampur selama proses dan pengiriman dapat terpisah.

Disamping itu air yang ada didalam minyak atau bahan bakar juga akan terpisah dan

mengendap pada bagian bawah tangki sehingga bahan bakar menjadi lebih bersih.

Kandungan endapan dan air yang di-ijinkan dalam bahan bkar biasanya ditentukan

dengan stndard tertentu. Pengujian kandungan endapan dan air dilakukan dengan

memakai sampel yang diputar pada gelas yang bersih dan kemudian dilihat endapan

dan air yang terkandung didalamnya. Batas kandungan air dan endapan ditentukan

dengan standard tertentu, misalnya 0,05% kandungan air dan sedimen yang dijinkan

pada solar.

Penyimpanan bahan bakar dalam jangkah waktu yang terlalu lama juga

mempengaruhi tingkat keasaman bahan bakar. Keasaman atau kebasaan suatu zat

tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk

basa)dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.

Pada tahun 1884 svante arhenius mengemukakan teori tentang asan dan basa

yaitu teori asanm basa arhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila

dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ diman ion tersebut merupakan satu-

satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan

dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tetsebut meerupakan ion

satu-satunya yang ada di dalam larutan.

Pada tahun 1923ahli kima denmark bernama J.N broansted dan ahli kimia

inggris bernama T.N lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa

broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut

asam dan suatu zat pwnerima poton (proton asptor) di sebut basa. Dari definis

tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi

Page 3: Laporan kadar asam

daria asam tersebut. Demikian pula dengan basa , setelah menerima proton akan

membentuk asam konjugasi dar basa tersebut.

Pada tahun 1932 G.N lewis menyatakan teori yang berbunyi basa dalah zat

yang memiliki satu atu lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada

zat lain sehingga terbentui ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat

yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Untuk mengetahui cara mengukur kadar keasaman baik secara manual maupun

digital

2. untuk mengetahui kadar asam suatu bahan bakar yang akan diuji

Page 4: Laporan kadar asam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman

atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki

nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa

sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat

keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.

Umumnya indicator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang

berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya

rendah.

Selain menggunakan kertas lakmus, indicator asam basa dapat diukur

dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu

larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda

pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah pH

berasal dari "p", lambang matematika dari negative logaritma, dan "H", lambang

kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang formal tentang pH adalah negative

logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH adalah singkatan dari power of

Hydrogen.

pH = -log[H+]

Dasar pengukuran Drajat Keasaman

Asam dan basa adalah besaran yang sering digunakan untuk pengolahan

sesuatu zat, baik di industri maupun kehidupan sehari-hari. Pada industri kimia,

keasaman merupakan variabel yang menentukan, mulai dari pengolahan bahan

baku, menentukan kualitas produksi yamg diharapkan sampai pengendalian

limbah industri agar dapat mencegah pencemaran pada lingkungan. Pada bidang

pertanian, keasaman pada waktu mengelola tanah pertanian perlu diketahui.

Untuk mengetahui dasar pengukuran derajat keasaman akan diuraikan dahulu

pengertian derajat keasaman itu sendiri.

Page 5: Laporan kadar asam

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN

- Bahan bakar yang telah lama tidak di gunakan dalam praktikum ini bahan bakar

yang digunakan adalah Solar

B. ALAT

- Kertas lakmus

- Indikator pengukur pH untuk kertas lakmus

- Alat ukur pHep tester

C. RANGKAIAN PERALATAN DALAM PRAKTIKUM

(menggunakan kertas lakmus) (menggunakan alat pHep tester)

Page 6: Laporan kadar asam

D. PROSEDUR PRAKTIKUM

Menggunakan kertas lakmus

1. Siapkan kertas lakmus beserta indikator PH dan bahan bakar yang akan diuji kadar

asam, bahan bakar yang digunakan yaitu solar yang sudah lama tertimbun dalam

tangki

2. Celupkan kertas lakmus ke bahan bakar(soalar)

3. Setelah itu cocokkan hasil warna kertas lakmus tersebut dengan indikator pH

Menggunakan Alat ukur pHep tester

1. Siapkan alat pHep tester dan bahan bakar yang akan diuji kadar asam yaitu solar

2. Celupkan alat pHep tester ke bahan bakar(solar) selama 5 detik

3. Catat angka yang tertera pada alat pHep tester

Page 7: Laporan kadar asam

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum mengukur keasaman dari bahan bakar di peroleh data sebagai berikut ;

hasil praktikum

Cara pengukuran Besar pH Rata – rata

Digital 6,65,8

kertas lakmus 5

Untuk praktikum ini di gunakan dua cara yaitu dengan cara manual ( kertas lakmus ) dan

dengan cara digital.Urainan dari tabel di atas sebagai berikut ;

1. Menggunakan kertas lakmus

Saat menggunakan kertas lakmus didapatkan hasil pH = 5 yang berarti bahan bakar

tersebut bersifat asam.

2. Menggunakan Alat ukur pHep tester

Menggunakan Alat ukur pHep tester didapatkan hasil PH = 6.6 yang berarti bahan bakar

tersebut bersifat asam

Dari hasil kedua alat ukur tesebut di jadikan satu dengan menghitung rata – rata dari

keduanya yang di peroleh hasil pH nya adalah 5,8 yang berarti bahan bakar tersebut

berifat asam.

Page 8: Laporan kadar asam

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat di simpulkan sebagai berikut ;

1. pH yang di dapat dari pengujian dengan kertas lakmus sebesar 5, dan dari pengujian

digital pH yang di dapat sebesar 6,6. Jadi pH bahan bakar tersebut mempunyai

rata – rata sebesar 5,8

2. dari hasil pengujian di atas berarti bahan bakar premium jika di biarkan terus

menerus dan tidak digunakan akan memiliki derajat keasaman yang tinggi

Lampiran