Laporan Kasus Hema

24
SKIZOFRENIA TAK TERINCI Dipresentasikan oleh : Meyliana Primavita Asharie Setya Girindra Wardana Pembimbing : dr. Jaya Mu’alimin, Sp.KJ, M.Kes LAPORAN KASUS

description

laporan kasus jiwa1

Transcript of Laporan Kasus Hema

Page 1: Laporan Kasus Hema

SKIZOFRENIA TAK TERINCI

Dipresentasikan oleh : Meyliana Primavita Asharie Setya Girindra Wardana

Pembimbing : dr. Jaya Mu’alimin, Sp.KJ, M.Kes

LAPORAN KASUS

Page 2: Laporan Kasus Hema

• RIWAYAT PSIKIATRI– Identitas

• Nama : Ny. H• Usia : 28 Tahun• Agama : Islam• Jenis Kelamin : Perempuan• Perkawinan : Janda• Pend. Terakhir : SD• Pekerjaan : Pekerja Seks Komersial (PSK)• Suku/Bangsa : Kutai/WNI• Nama Orang Tua

Ayah : IsmailIbu : Rusini

• Alamat : Jl. Lambung Mangkurat Gang 3B RT. 25 Samarinda

Page 3: Laporan Kasus Hema

Keluhan Utama : Marah-marah

Riwayat Penyakit Sekarang

marah-marah, memukul ibu, mulai bertingkah aneh sejak 3 bulan yang lalu. Penderita sebelumnya selalu minum obat, tetapi obatnya sudah lama habis. Menurut warga, penderita berkelahi dengan ibunya sambil membawa parang, dan penderita berkata hendak membakar rumah, penderita juga sering melempari mobil tetangga.

Page 4: Laporan Kasus Hema

Riwayat Medis dan Psikiatrik yang Lain• Penderita pernah dirawat sebanyak 8 kali di RSJ• Gejala psikotik penderita mulai terlihat sejak tahun 2000-

anak.• Tidak disiplin meminum obat.• Kunjungan terakhir pasien untuk kontrol di poliklinik adalah

tanggal 3 Agustus 2013, dengan terapi dilanjutkan berupa Stelosi 5 mg malam hari.

• Semenjak dirawat ketiga kalinya, pasien terdeteksi sebagai pengidap HIV AIDS, dan pernah mendapat terapi ART di RSUD AWS.

• Kejang (+), menurut pengakuan ibunya, pasien terakhir kejang sekitar tahun 2005.

• Pasien merupakan perokok, mengonsumsi alkohol, dan LL.

Page 5: Laporan Kasus Hema

Nama Jenis Kelamin Hubungan Usia Sifat

I Pria Ayah 41 Baik, tegas, disiplin

R Wanita Ibu 36 Baik, sabar, penyayang

J Wanita Tante 47 Tegas, pengatur, pemarah

S Wanita Sepupu 15 Baik

H Wanita Penderita 10 Baik, sabar, tertutup

Nama Jenis Kelamin Hubungan Usia Sifat

R Wanita Ibu 54 Baik, sabar, disiplin

H Wanita Penderita 28 Pemarah, keras kepala

Struktur anggota keluarga yang serumah saat penderita berusia 10 tahun

Struktur anggota keluarga yang serumah saat ini.

Genogram

Page 6: Laporan Kasus Hema

• Hubungan perkawinan ayah dan ibu harmonis, tetapi saat penderita berumur 3 tahun, ayah dan ibu bercerai karena disuruh oleh tante penderita.

• Semenjak bercerai, penderita tidak pernah bertemu ayahnya.• Tante penderita sering memarahi dan berucap kasar terhadap penderita.• Tante penderita juga yang pertama kali menyuruh penderita bekerja

sebagai PSK.• Antara ayah dan ibu tidak terdapat hubungan darah• Penderita dominan diasuh oleh ibunya.• Penderita sebenarnya memiliki adik kandung, yang tinggal bersama

Pamannya, adik kandung telah diangkat anak oleh mertua pamannya, sehingga sang adik tidak tahu menahu mengenai penderita karena dianggap aib.

• Riwayat penyakit serupa terdapat pada ibunya.• Suasana kehidupan dalam keluarga penuh tekanan.• Status sosial ekonomi keluarga kurang.• Status sosiokultural suku Banjar Kutai.

Page 7: Laporan Kasus Hema

RIWAYAT PRIBADI

Masa Anak-anak Awal (0-3 Tahun)

• Usia dalam kandungan 9 bulan 10 hari, persalinan normal, spontan, tanpa ditolong oleh bidan ataupun dokter, hanya ibu penderita seorang diri.

• Ketika lahir, penderita langsung menangis.• Kesehatan ibu sewaktu hamil baik.• Penderita merupakan anak yang dikehendaki.• Hubungan antara ayah dan ibu selama hamil biasa-biasa saja.• Penderita tidak ngompol dan buang air besar sembarangan.• Kebiasaan makan dan minum normal seperti anak lainnya.• Kesehatan penderita semasa anak-anak baik.• Kepribadian dan tempramen penderita sebagai anak adalah wajar

sesuai dengan anak yang seusianya.• Penderita pernah kejang sewaktu bayi.• Pertumbuhan dan perkembangan penderita baik• Penderita disusui sampai usia dua tahun kemudian disapih.• Kehidupan fantasi penderita tidak diketahui oleh ibunya.

Page 8: Laporan Kasus Hema

Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 Tahun) • Kesehatan penderita baik.• Pertumbuhan dan perkembangan baik.• Penderita memiliki sifat yang periang.• Penderita juga dididik tante yang pemarah dan keras.• Kebersihan diri diajarkan oleh ibu.• Di sekolah, penderita hanya sampai pendidikan SD kelas

2 karena penderita sendiri yang ingin berhenti sekolah• Setelah berhenti sekolah, penderita hanya berada di

rumah, bermain bersama teman sebayanya

Page 9: Laporan Kasus Hema

Masa Kanak-kanak Akhir (Pubertas sampai Remaja)• Kesehatan penderita baik.• Penderita memiliki sifat riang, penurut, dan tertutup, penderita tidak

pernah menceritakan masalahnya kepada ibunya.• Penderita pandai bergaul sehingga memiliki teman yang banyak.• Sejak remaja penderita mempunyai kegemaran mendengarkan

musik, menari, dan menyanyi.• Gejala psikosis penderita dimulai pada usia 15 tahun, penderita mulai

sering marah-marah, mengamuk, dan memukuli ibunya.• Kesehatan penderita baik, tetapi pernah kejang beberapa kali.• Penderita menstruasi pertama kali usia 15 tahun.• Latar belakang agama penderita kurang, tidak pernah sholat, ataupun

mengaji.

Page 10: Laporan Kasus Hema

Masa Dewasa• Penderita pertama kali menikah saat usia 20 tahun.• Menjadi janda setelah lima tahun menikah karena ditinggal suami yang mati

bunuh diri.• Penderita menikah lagi secara siri pada awal 2011.• Pada tahun 2013, penderita ditinggal pergi oleh suami keduanya.• Dari pernikahan pertama dan kedua, penderita tidak dikaruniai anak.• Penderita bekerja pekerja seks komersial di Citra Niaga dan Hotel Mutiara

sejak tahun 2003, hingga sekarang.• Sejak tahun 2003 tersebut juga penderita mulai mengonsumsi alkohol, LL, dan

merokok.• Penderita bekerja sebagai PSK karena disuruh oleh tante penderita, dan

karena himpitan ekonomi keluarga.• Karena pekerjaan yang sebagai PSK ini, penderita sering berganti-ganti

pasangan ketika berhubungan seksual.

Page 11: Laporan Kasus Hema

• Setelah menikah, penderita disuruh suaminya juga untuk melanjutkan profesinya sebagai PSK.

• Penderita menikah pertama kali pada usia 20 tahun, pernikahan penderita kurang harmonis, penderita sering ribut dengan suaminya, terlebih lagi ketika penderita sedang kambuh, penderita sering mengamuk, marah-marah, dan merusak barang di rumah. Setelah 5 tahun menikah, suami penderita bunuh diri karena tidak tahan dengan prilaku penderita. Dengan pernikahan yang pertama, penderita tidak memiliki anak.

• Penderita menikah lagi secara siri dengan tetangganya pada tahun 2011 dan tidak memiliki anak. Pada pernikahan kedua ini, hubungan penderita dan suaminya juga kurang harmonis, sehingga dua tahun setelah menikah, penderita ditinggal pergi oleh suaminya karena penderita semakin sering mengamuk.

• Penderita tidak memiliki pengalaman militer, pernah berurusan dengan pihak berwajib karena pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial.

Page 12: Laporan Kasus Hema

STATUS MENTAL• Penampilan

Identifikasi Pribadi: Tertutup, emosional, nonkooperatif.

Perilaku dan Aktivitas Psikomotor: dbnGambaran Umum: Gelisah,

nonkooperatif, tidak ada kontak mata.• Bicara

Bicara hanya sedikit, kebanyakan menggunakan isyarat dan menggumam.

• Mood dan AfekMood: LabilAfek: Tumpul

• Fikiran dan PersepsiBentuk Fikiran

Produktivitas: MenurunKelancaran berfikir/ide: CepatGangguan bahasa: (-)

Isi Fikiran: Assosiasi longgar Gangguan Berpikir

Waham: kejar (+) Flight of Ideas: (-)

Gangguan Persepsi Halusinasi: Auditorik (+) Visual (-) Depersonalisasi dan Derealisasi: (sde) Mimpi dan Fantasi (susah dievaluasi)• Sensorik Kesadaran: Somnolen Orientasi

Waktu (+)Orang (+)Tempat (+)

Konsentrasi dan Berhitung (sde) Ingatan:

Masa dahulu: (susah dievaluasi)Masa kini: (+)Segera: (+)

Pengetahuan (susah dievaluasi) Kemampuan berpikir abstrak (sde) Tilikan Diri: Derajat I

Page 13: Laporan Kasus Hema

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTPemeriksaan Umum

• Keadaan Umum : Compos Mentis• Tekanan Darah : 90/70 mmHg • Nadi : 68 x/menit• Respirasi : 16 x/menit• Suhu : 37,10C• Keadaan Gizi : Kurus• Kulit : Anhidrosis (-)• Kepala : Alopesia (-) Trauma (-)• Mata : Anemis (-) Ikterik (-)• Hidung : Deviasi septum (-) Rhinorrhea (-)• Telinga : Sekret (-) Pendengaran normal• Mulut Tenggorokan: Hygien buruk, Hiperemi faring (-)• Leher : Pembesaran KGB (-) Deviasi trakea (-)• Toraks : Simetris • Jantung : Ukuran jantung dalam batas normal, Gallop (-), Murmur(-)• Paru-paru : Phigeon chest (-), Barrel Chest (-), Wheezing (-),

Rhonki (-)• Abdomen : Distensi (-) Soefl • Hepar / Lien : Pembesaran (-)• Ruang Traube : Timpani• Bising Usus : (+) menurun, metallic sound (-)• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

Page 14: Laporan Kasus Hema

Status Neurologikus• Panca Indera : Tidak didapatkan kelainan• Refleks Fisiologi : Normal• Refleks Patologis : Tidak ditemukan• Tekanan intrakranial : Tidak ditemukan tanda-tanda peningkatan TIK.• Mata

Gerakan : Normal Persepsi : NormalPupil : NormalVisus : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium• Hasil pemeriksaan tanggal 16 Agustus 2013:

Eritrosit : 4,46 x 106 / µLLeukosit : 2,2 x 103 / µLTrombosit : 212 x 103 / µLHematokrit : 38,8%LED : 20 mm/jam

• Hasil pemeriksaan tanggal 20 Agustus 2013:CD4 : 340 sel/µLCD3 : 1553 sel/µL

Page 15: Laporan Kasus Hema

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2013 pukul 06.30 WITA. T : Assalamu’alaikum, Mba, Saya M dan ini teman saya S, dengan Hema?J : (diam, membuka mata lalu menutup kembali)T : Mba tahu tidak sekarang berada dimana?J : (diam)T : Saya dengar Mba semalam teriak-teriak “Setan”, siapa yang Mba teriakin?J : PapiT : Kenapa papi?J : (menggumam tidak jelas)T : Mba ada mendengar bisikan? J : (diam, mengangguk)T : Apa katanya?J : (menggumam tidak jelas)T : Mba ada melihat bayangan yang menganggu?J : (Diam, menggeleng)T : Kalau dikejar orang ada tidak?J : (Diam, mengangguk)T : Siapa yang mengejar?J : (Diam) T : Cowok atau cowok yang mengejar?J : (Diam, mengangguk)T : Dua orang yang mengejar? J : (Diam, mengangguk)T : Mengapa mereka mengejar mba?J : (Diam)T : Mereka benci dengan mba?J : (Diam, mengangguk)T : Ya sudah mba yah, mba kelihatannya ngantuk sekali, saya pamit yah mba,

terima kasih.J : (Diam)

Page 16: Laporan Kasus Hema

RINGKASAN PENEMUAN• Pemeriksaan Fisik dalam Batas Normal• Pemeriksaan PsikisStatus Psikikus• Roman Muka : Afek datar• Kontak : Verbal (+) menurun, Visual (-)• Orientasi : Tempat (+), Waktu (+), Orang (+)• Perhatian : (+) menurun• Persepsi : Halusinasi auditorik (+), Ilusi (-)• Ingatan : Susah dievaluasi• Intelegensia : Kurang• Pikiran : Cepat, assosiasi longgar, waham kejar (+)• Wawasan Penyakit : Susah dievaluasi• Emosi : Labil, afek tumpul• Dekorum : Hygine buruk, tidak mau mandi• Tingkah Laku/Bicara : Tidak sopan, sering memaki

Page 17: Laporan Kasus Hema

DIAGNOSIS • Axis I : F 20.3 (skizofrenia tak terinci)• Axis II : Z03.2 (Tidak ada diagnosis)• Axis III : HIV AIDS• Axis IV : Putus Obat• Axis V : GAF Scale 60-51PROGNOSIS• Quo ad vitam : dubia ad bonam• Quo ad functionam : dubia ad malam

Page 18: Laporan Kasus Hema

Hari Tanggal Status Psikikus Terapi1 16 Agustus

2013S: pasien mengamuk semalaman, baru tertidur pada dini hari Kesan Umum : Pasien tidur tenang Kontak : Visual (sde), Verbal (sde) Kesadaran : Somnolen, Atensi (?), Orientasi (?) Emosi : ? Pikiran : ?, waham (?) Persepsi : ilusi (?) halusinasi (?) Kemauan : ADL diarahkan Psikomotor : meningkat (difiksasi)

Haldol tab 2x5 mgTHP tab 2x2 mgCPZ tab 100 mg 0-0-1

2-5 17-20 Agustus 2013

S: Pasien mengaku dikejar dan dibisiki 2 orang yang benci terhadap pasien. Kesan Umum : tidak rapi, gelisah, nonkooperatif Kontak : Visual (-), Verbal (+) menurun. Kesadaran : Somnolen, Atensi (+) menurun, Orientasi (? Emosi : labil afek tumpul Pikiran : asosiasi longgar, lambat, waham kejar (+) Persepsi : halusinasi auditorik & visual (+) ilusi (?) Kemauan : ADL (+) diarahkan Psikomotor : normal (fiksasi terlepas tanggal 18 Agustus 2013)

Visite dr. Jaya, Sp.KJ:Cek CD4Terapi Lanjut Kasi Rawat Inap sudah menghubungi PKBI untuk pendampingan konsultasi ke RS AWS

6-8 21-23 Agustus 2013

S: Pasien berteriak-teriak memaki ibunya jikabangun tidur. Kesan Umum : tidak rapi, gelisah, kooperatif Kontak : Visual (-), Verbal (+) Kesadaran : Composmentis, Atensi (+), Orientasi (+) Emosi : labil afek tumpul Pikiran : asosiasi longgar, lambat, waham (-) Persepsi : halusinasi visual (+) ilusi (-) Kemauan : ADL (+) diarahkan Psikomotor : normal

CD4 sudah diperiksakan ke RS AWSTerapi lanjut

9 23 Agustus 2013 Pukul 21.30 pasien sudah tidak ada ditempat, menurut pengakuan ibunya, pasien keluar melalui lubang makanan, setelah maghrib.

Page 19: Laporan Kasus Hema

FORMULASI PSIKODINAMIK• Penderita seorang perempuan, berusia 28 tahun, suku Banjar, Janda. Penderita dikandung 9

bulan 10 hari, lahir spontan, tanpa ditolong bidan maupun dokter. Penderita memiliki riwayat kejang sejak kecil (F. Predisposisi). Sejak kecil penderita sudah ditinggal bapaknya dan dididik oleh tantenya dengan disiplin dan keras, (F. Predisposisi). Penderita adalah pribadi yang riang, jarang marah, dan tertutup. (F. Predisposisi). Penderita hanya mengeyam pendidikan sampai Sekolah Dasar kelas 2 karena penderita sendiri yang tidak ingin melanjutkan sekolah. (F. Predisposisi). Ibu penderita juga merupakan penderita skizofrenia (F. Predisposisi)

• Penderita ditinggal mati bunuh diri oleh suami pertamanya setelah 5 tahun menikah (F. Presipitasi). Penderita menikah lagi untuk kedua kalinya tahun 2011 dan ditinggal pergi suaminya pada awal tahun 2013. Dari dua kali pernikahan, penikahan penderita tidak harmonis, sering bertengkar dan tidak dikaruniai anak. Penderita bekerja sebagai pekerja seks komersial pertama kali karena disuruh oleh tantenya dan setelah menikah, penderita disuruh oleh suaminya juga.

• Pertengahan tahun 2000-an penderita mulai bicara sendiri (Halusinasi) setelah menolak lamaran tetangganya, penderita juga menjadi lebih emosional, sering memukuli ibunya, dan berkata kasar. Penderita sekarang tinggal dengan ibunya yang juga mengalami gangguan jiwa (F. Presdisposisi). Penderita sering bertengkar dengan ibunya. Penderita dibawa oleh keluarga dan warga sekitar karena mengancam menggunakan parang dan berkata ingin membakar rumahnya. Sebelumnya penderita sudah delapan kali dirawat di RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda sejak tahun 2010.

Page 20: Laporan Kasus Hema

RENCANA TERAPI MENYELURUH• Psikofarmaka : Haloperidol 2 x 5 mg Trihexyphenidil 2x2 mg Chlorpromazine 100 mg 0-0-1• Psikoterapi: Psikoterapi individual suportif Konseling keluarga

Page 21: Laporan Kasus Hema

PEMBAHASAN• Skizofrenia Tak Terinci adalah jenis skizofrenia yang tidak memenuhi criteria

skizofrenia lainnya, seperti tipe paranoid, katatonik, herbefrenik, maupun residual. Skizofrenia ini ditandai dengan waham yang berbeda, tidak sistematik, tidak adanya ciri katatonik, dan tidak adanya afek datar.

• Setelah kriteria skizofrenia terpenuhi, untuk mendiagnosis seseorang adalah penderita skizofrenia tak terinci, ada beberapa syarat tambahan, yaitu :

(a) Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,

atau katatonik.(b) Tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca

skizofrenia.

• Penderita didiagnosis sebagai skizofrenia tak terinci episeode berulang karena dalam perjalanan penyakit kronis pernah mengalami remisi beberapa kali, akibat pengobatan tidak teratur maka penderita mengalami kekeambuhan yang ke-9 kali.

Page 22: Laporan Kasus Hema

PENATALAKSANAAN• Haloperidol 2 x 5 mg untuk fase akut, dimana penderita datang

dengan waham kejar dan halusinasi yang sangat menonjol.• THD 2 x 2 mg diberikan untuk mencegah sindrom ekstrapiramidal

yang umumnya disebabkan oleh pemberian Haloperidol.• Chlorpromazin 100 mg ditujukan untuk menenangkan penderita

dengan efek sedasinya dan diberikan pada malam hari.

• Selain pemberian terapi antipsikotik, diperlukan juga psikoterapi yang ditujukan kepada penderita sendiri, diharapkan untuk mengerti keadaan dirinya untuk menghadapi stress psikososial yang dihadapi dan konseling kepada keluarga untuk mendapatkan dukungan baik dalam pengobatan maupun sosialisasi penderita.

Page 23: Laporan Kasus Hema

Prognosis• Prognosis ditentukan oleh onset penyakit, faktor

pencetus, riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan pramorbid, prilaku, status pernikahan, riwayat gangguan jiwa pada keluarga, gejala, tanda neurologis, riwayat waktu lahir, ada atau tidaknya remisi dan relaps, dan riwayat penyerangan.

• Pada penderita ini perjalanan penyakitnya sudah kronis, onset muda, faktor pencetus yang tidak jelas, riwayat premorbid yang buruk, ibu yang juga penderita skizofrenia, pengobatan tidak teratur, dan cerai, serta dukungan yang kurang baik, banyak relaps, sehingga prognosis pada penderita ini ialah dubia ad malam.

Page 24: Laporan Kasus Hema

Terima Kasih