Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
Transcript of Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
1/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 1
Limfadenitis TB
Pendahuluan
Limfadenitis TB merupakan salah satu manifestasi TB ekstrapulmonal pada yang sering
ditemukan pada anak. Sama seperti TB paru, limfadenitis TB disebabkan oleh Mycobaterium
Tuberculosa. Infeksi M. tuberculosa pada kelenjar limfe umumnya menyebar melalui jalur
limfogen.1,2.
Paru merupakanportdentreelebih dari 98% kasus TB. Karena ukurannya yang sangat
kecil, kuman TB yang terhirup dapat langsung mencapai alveolus. Pada sebagian kasus, kuman
TB dapat dihancurkan seluruhnya oleh mekanisme imun non spesifik, namun individu yang tidak
dapat menghancurkan seluruh kuman, maka makrofag alveolus akan memfagosit kuman TB dan
sebagian besar akan dihancurkan. Namun ada beberapa kuman yang tidak dapat dihancurkan
akan terus berkembang biak di dalam makrofag, sehingga menyebabkan makrofag lisis, sehingga
kuman TB membentuk lesi di tempat tersebut yang dinamakan fokus primer Ghon.1,2,3
Dari fokus primer Ghon, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar
limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi fokus primer.
Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamsi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar
limfe (limfadenitis) yang terkena. Gabungan antara fokus primer, limfangitis, dan limfadenitis
dinamakan kompleks primer. Waktu yang diperlukan sejak masuknya kuman TB sampai
terbentuknya kompleks primer secara lengkap disebut masa inkubasi. Pada masa inkubasi,
respon imunitas selular mulai terangsang, sehingga ketika kompleks primer telah lengkap
dibentuk, infeksi primer TB telah terjadi, yang ditandai dengan uji tuberkulin positif.1,2,3
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
2/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 2
Selama masa inkubasi, sebelum terjadinya imunitas seluler, dapat terjadi penyebaran
limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman menyebar ke kelenjar limfe
regional membentuk kompleks primer, atau berlanjut menyebar secara limfohematogen. Saat
kuman menyebar ke kelenjar limfe regional dan membentuk kompleks primer, saat itulah terjadi
Limfadenitis TB.1,2,3
Gambar 1. Kalender Perjalanan Penyakit Tuberkulosis Primer
HIPERSENSITIVITAS KEKEBALAN DIDAPAT
TES TUBERKULIN POSITIF
1 tahun
Risiko tertinggi untuk
Komplikasi Lokal dan Diseminasi Resiko Menurun
Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya infeksi TB maupun timbulnya
penyakit TB pada anak. Faktor resiko terjadinya infeksi TB pada anak antara lain terpajan
Kompleks Primer
Sebagian besar
sembuh sendiri
(3-24 bln) Pleural
Efusion
(3-6 bln)
Erosi
Bronkus
Meningitis
TB Milier(dalam 12
bln)
TB Tulang
(dalam 3
tahun)
TB Ginjal
(setelah 5tahun)
INFEKSI
2-12 minggu
(6-8 minggu)
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
3/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 3
dengan orang dewasa yang TB aktif (kontak TB positif), daerah endemis, kemiskinan,
lingkungan yang tidak sehat, dan tempat penampungan umum yang banyak terdapat pasien TB
dewasa aktif. Sumber infeksi TB anak yang terpenting adalah pajanan terhadap orang dewasa
yang infeksius, terutama dengan BTA positif.1,2,3
Anak yang telah terinfeksi TB tidak selalu akan sakit TB. Faktor yang menyebabkan
berkembangnya infeksi TB menjadi sakit TB adalah :1,2,3
1. Usia di mana usia < 5 tahun mempunyai resiko lebih besar menjadi sakit TB
2. Iinfeksi baru
3. Malnutrisi
4. Imunokompromais
Gambar 2. Bagan Patogenesis Tuberkulosis
Inhalasi M. Tuberculosis
Fagositosis oleh makrofag
alveolus paruKuman Mati
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
4/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 4
*Catatan :
1.
Penyebaran hematogen umunya terjadi secara sporadic. Kuman TB kemudian membuat fokus koloni
diberbagai organ dengan vaskularsasi yang baik. Fokus in berpotensi mengalami reaktivasi di kemudian
hari
2.
Kompleks primer terdiri dari fokus primer, limfangitis dan limfadenitis regional
3.
TB primer adalah proses masuknya kuman TB, terjadinya penyebaran hematogen, terbentuknya kompleks
primer dan imunitas selular spesisifik, hingga pasien mengalami infeksi TB dan dapat menjadi sakit TB
primer
4. Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pasca primer karena mekanismenya bisa melalui proses reaktivasi
fokus lama TB atau reinfeksi oleh kuman TB dari luar
Sumber : Buku Ajar Respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
Berikut ini akan dilaporkan kasus Limfadenitis TB yang terjadi pada anak berusia 3 tahun
4 bulan yang datang ke Poli Anak RSUD W.Z. Johannes Kupang.
Kasus
Kuman Hidup
(Berkembang biak)
Pembentukan fokus primerPenyebaran limfogen
Penyebaran hematogen *1)
Kompleks Primer*2)
Terbentuk imunitas selular
Komplikasi kompleks primer
Komplikasi penyebaran hematogenKomplikasis penyebaran limfogen
Infeksi TBSakit TB
Meninggal
Sembuh
Imunitas optimal
Sakit Tb *4)
Imunitas turun
Reaktivasi / reinfeksi
Uji Tuberkulin (+)
Masa Inkubasi
(2-12 Minggu)
TB Primer *3)
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
5/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 5
Seorang anak laki-laki , AWN berusia 3 tahun 4 bulan, datang bersama ibunya ke Poli
Anak RSUD W.Z Johannes Kupang pada tanggal 26 Juli 2013. Pasien adalah rujukan dari
dokter keluarga. Pasien dirujuk dengan diagnosa Suspek Limfadenitis Koli suspek TB anak.
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesa terhadap ibu pasien pada tanggal 26 Juli 2013,
pukul 11.00 di Poli Anak RSUD W.Z Johannes Kupang.
Identitas
Nama : An. A.W.N
TTL : 27 April 2010
Umur : 3 tahun 3 bulan
Alamat : Oepura
Agama :
Suku :
Anamnesis
Keluhan Utama : Demam dan batuk yang hilang timbul.
Riwayat Penyakit Sekarang : Demam dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, demam naik turun,
turun terutama jika diberi obat penurun panas. Demam muncul tidak setiap hari. Demam
tidak terlalu tinggi. Batuk dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, batuk kering, batuk tidak
setiap hari. Batuk akan berkurang dengan pemberian obat batuk. Selain itu pasien juga
merasakan sering berkeringat pada malam hari, keringat seluruh tubuh, sejak 1 tahun yang
lalu. BAB dan BAK normal. Pilek (-), mual & muntah (-). Nafsu makan pasien agak
menurun sejak beberapa bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu : Sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering berobat ke RS.
Boromeus dengan keluhan demam dan batuk.
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
6/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 6
Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien menderita TB (BTA +), dan sekarang sedang
menjalani pengobatan TB bulan ke-4.
Riwayat Pengobatan Sebelumnya : Saat berobat ke RS. Boromeus pasien mendapatkan
obat puyer batuk pilek, antibiotik, dan obat penurun panas. Pasien belum pernah
mendapatkan obat untuk TB.
Riwayat Kehamilan : Anak 2 dari 2 bersaudara. Saat hamil ibu rajin kontrol ke Puskesmas,
mendapatkan vitamin dan imunisasi 2 x.
Riwayat Kelahiran : Lahir usia kehamilan 9 bulan lebih, spontan, lahir di rumah ditolong
bidan. Saat lahir langsung menangis, berat badan lahir 3200 gr.
Riwayat Imunisasi: Lengkap
Riwayat Tumbuh Kembang : Saat ini anak sudah bisa berbicara dengan lancar, bermain
bersama teman-temannya, sudah bisa berpakaian sendiri, dan sudah bisa menghafal
beberapa warna.
Riwayat Makan : Asi sampai umur 1 tahun, namun sejak umur 3 bulan sudah diberikan
susu formula. Bubur diberikan umur 8 bulan. Nasi diberikan umur 1,3 tahun. dikatakan
ibunya, nafsu makan anaknya menurun beberapa bulan terakhir ini.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital : Suhu 37.0
0C, Nadi 100 x / menit, Napas 25 x / menit
Antropometri : BB 13 kg, TB 102 cm
Status Gizi : Kurang
Kulit : Pucat (-), sianosis (-), ikterik (-)
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
7/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 7
Kepala : Normocephal, UU sudah menutup
Wajah : Simetris, Edema (-)
Mata: Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-)
Hidung : Rhinore (-)
Mulut : Mukosa lembab warna merah muda
Telinga : Tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran KGB regio koli anterior dekstra, multiple (4), diameter 1 cm, mobile,
nyeri tekan (-). Regio koli anterior sinistra multiple (2), diameter 1 cm, mobile, nyeri tekan
(-).
Dada : Simetris, Retraksi (-)
Paru : Vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung : S1,2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : Datar, bunyi usus kesan normal, timpani, supel, hepar & lien tidak teraba,
bunyi usus kesan normal, turgor < 2
Ektremitas : Tonus otot baik, CRT < 3
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pada tanggal
1.Foto Thorax
Kesan : Terdapat infiltrat halus di paracordial, suspek KP primer
2.Darah Lengkap
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
8/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 8
HGB 10.7 g/dL, RBC 4.39 10^6/uL, MCV 66.7 fL, MCH 24.4 pg, MCHC 36.5 g/dL,
WBC 18.12 10^3/uL, PLT 539 10^3/uL.
3.Blood Smear
Kesan : gambaran curiga anemia kurang besi disertai leukositosis shift to the left dan
trombositosis. Diagnosis Banding : infeksi bakteri.
Diagnosis Kerja
Limfadenitis TB (skor TB 8, kontak bernilai 3, status gizi bernilai 1, batuk bernilai 1,
demam bernilai 1, pembesaran KGB bernilai 1, foto thorax bernilai 1), Anemia
Defesiensi Besi, Gizi Kurang.
Tatalaksana
OAT ( INH 1 x 130 mg, Rifampisin 1 x 200 mg, Pirazinamid 1 x 300 mg)
Ferous Sulfat 1 x 1 tab
Makan makanan bergizi, tinggi kalori dan tinggi protein.
Diskusi
Masalah utama TB pada anak adalah masalah diagnosis karena prosedur diagnosis yang
menjadi baku emas sulit untuk dilaksanakan, sehingga diagnosis pasti sulit ditegakkan.
Diagnosis kerja TB anak dibuat berdasarkan adanya kontak terutama dengan pasien TB dewasa
aktif/baru, kumpulan gejala dan tanda klinis, uji tuberculin, dan gambaran sugestif pada foto
thorax. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB pada pemeriksaan
apusan langsung, dan/atau biakan yang merupakan pemeriksaan baku emas, atau gambaran PA
TB. Untuk itu, agar memudahkan diagnosis TB pada anak dibuat sistem skoring diagnosis
Tuberkulosis pada anak oleh IDAI.1,2,5
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
9/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 9
Diagnosa kerja dari pasien ini adalah Limfadenitis TB, Anemia Defesiensi Besi, dan Gizi
kurang. Pasien didiagnosis TB berdasarkan sistem scoring, di mana skor TB untuk pasien ini
bernilai 8. Berdasarkan sistem skoring diagnosis TB pada anak, skor 6 harus ditatalaksana
sebagai pasien TB dan diterapi OAT.1,5
Dari anamnesis, keluhan utama adalah demam dan batuk sejak 1 tahun yang lalu. Demam
merupakan salah satu gejala sistemik yang sering terjadi pada pasien TB. Sekitar 40-80% temuan
demam dijumpai pada pasien TB anak. Demam biasanya tidak tinggi dan hilang timbul dalam
jangka waktu lama. Demam biasanya berulang tanpa sebab yang jelas.1,5
Pada sebagian besar kasus TB pada anak, tidak ada manifestasi respiratorik yang
menonjol. Batuk kronik merupakan gejala tersering pada TB dewasa, tetapi pada anak bukan
merupakan gejala utama. Hal ini disebabkan karena fokus primer TB pada umunya terdapat di
daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Biasanya, batuk kronik pada TB anak
dapat timbul bila limfadenitis regional menekan bronkus sehingga merangsang reseptor batuk
kronik. Selain itu batuk berulang pada TB anak juga bisa disebabkan karena penurunan sistem
imun sehingga mudah mengalami infeksi respiratorik akut (IRA) berulang. 1
Pada pasien ini, batuk berulang kemungkinan disebabkan karena adanya infeksi
respiratorik akut (IRA). Hal ini sebabkan karena pada pasien TB anak, terjadi penurunan sistem
imun sehingga mudah mengalami infeksi, terutama infeksi respiratorik, dengan manifestasi yang
mungkin timbul adalah batuk.
Keringat malam mungkin merupakan gejala TB yang penting pada orang dewasa tetapi
bukan merupakan gejala TB utama pada anak. Pada orang dewasa yang sehat, pada malam hari
saat istirahat atau tidur maka metabolisme basal akan menurun, sedangkan pada keadaan sakit
TB, metabolisme tubuh pasien dewasa akan meningkat sehingga akan berkeringat pada malam
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
10/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 10
hari. Pada anak yang sedang dalam fase tumbuh kembang, hormon pertumbuhan disekresi dan
bekerja pada malam hari, sehingga metabolisme tubuh anak juga akan meningkat pada malam
hari, dan dapat berkeringat pada malam hari.1
Gejala lain yang dapat muncul pada TB anak adalah berat badan tidak naik, nafsu makan
kurang, pembesaran kelenjar getah bening leher. Gejala ini merupakan gejala klinis yang tidak
spesifik untuk TB pada anak.1,5
Pada anak ini didapatkan penurunan nafsu makan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limfe pada regio koli dekstra,
multiple (4), diameter 1 cm, mobile, nyeri tekan (-). Regio koli sinistra multiple (2), diameter 1
cm, mobile, nyeri tekan (-).. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis merupakan manifestasi
spesifik TB yang sering dijumpai. Kelenjar yang sering terkena adalah kelenjar limfe koli
anterior atau posterior, tetapi juga dapat terjadi di aksila, inguinal, submandibula, dan
supraklavikula. Biasanya karakteristik kelenjar yang dijumpai biasanya multiple, unilateral, tidak
nyeri tekan, tidak hangat pada perabaan, mudah digerakkan, dan dapat saling melekat satu sama
lain.1
Tuberkulosis kelenjar umumnya terjadi pada bagian anterior, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi pada daerah submandibula dan supraklavikula. Limfadenitis paling sering
terjadi unilateral, namun infeksi bilateral dapat terjadi karena pembuluh limfatik di daerah dada
dan leher-bawah saling bersilangan.1,3
Pada kasus ini limfadenitis terjadi pada regio koli anterior
sinistra dan koli anterior dekstra.
Limfadenitis TB merupakan komplikasi dini TB primer, umumnya terjadi dalam 6 bulan
pertama setelah infeksi. Limfadenitis TB merupakan manifestasi TB ekstrapulmoner yang paling
banyak ditemukan. Sebagian besar infeksi kelenjar limfe superfisialis terjadi akibat penyebaran
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
11/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 11
limfogen dan hematogen. Pada awal perjalanan penyakit TB, kuman TB yang mencapai aliran
darah dapat bersarang di satu kelompok atau lebih kelenjar limfe.1,3
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif (2 bulan pertama) dan
sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat pada
fase awal/intensif (2 bulan pertama) dan dilanjutkan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan,
kecuali pada TB berat). OAT pada anak diberikan setiap hari baik pada tahap intensif maupun
tahap lanjutan.1,5
Biasanya, OAT disediakan dalam bentuk paket dan digunakan dalam satu masa
pengobatan. Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu Rifampisin (R), Isoniazid
(H), Pirazinamid (Z), sedangkan untuk tahap lanjutan yaitu Rifampisisn (R), dan Isoniasid (I).1,5
Dosis INH adalah 5 -15 mg/kgBB/hari, Rifampisin 10-20 mg/kgbb/hari, dan Pirazinamid 15-30
mg/kgbb/hari. Sehingga pasien ini mendapatkan OAT (INH 1 x 130 mg, Rifampisin 1 x 200 mg,
Pirazinamid 1 x 300 mg) dalam 2 bulan pertama.1,6
Untuk mengobati anemia defesiensi besi, perlu diberikan preparat besi. Dosis besi
elemental yang dianjurkan 4-6 mg/kgbb/hari. Pasien perlu mendapatkan Ferous Sulfat 1 x 1 tab
sehari. Respon terapi dengan menilai kenaikan kadar Hb/Ht setelah satu bulan, yaitu kenaikan
kadar HB sebesar 2 gr/dl atau lebih. Apabila memberikan respon yang positif, maka terapi
dilanjutkan sampai 2-3 bulan.
Selain mendapatkan terapi medikamentosa, penting diperhatikan penanganan suportif
terutama perbaikan gizi bagi pasien ini.1
Karena status gizi anak ini gizi kurang, perlu diberikan
edukasi kepada keluarga agar anak mendapat makanan yang bergizi dan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein.
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
12/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 12
Limfadenitis TB dapat sembuh jika tidak diobati, tetapi lebih sering berkembang menjadi
nekrosis. Kelenjar limfe yang membesar, membutuhkan waktu yang beberapa bulan sampai
tahun untuk bisa mengecil kembali. Limfadenitis TB biasanya memberikan respon yang baik
terhadap pemberian OAT .Prognosis dipengaruhi oleh berbagai hal seperti usia anak, lamanya
mendapat infeksi, status gizi, keadaan sosio-ekonomi, pengobatan adekuat dan keteraturan
minum obat.1
Ringkasan
Telah dilaporkan satu kasus pada anak laki-laki berusia 3 tahun 3 bulan dengan diagnosa
Limfadenitis TB, Anemia Defisiensi Besi, dan Gizi Kurang. Dari kasus di atas, pendekatan
dalam menegakan diagnosis Limfadenitis TB, Anemia Defisiensi Besi, dan Gizi Kurang
dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium, di mana hasil-
hasil dari pemeriksaan bermanfaat sebagai penuntun terapi. Limfadenitis TB memberikan respon
yang baik terhadap OAT.
Daftar Pustaka
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Respirologi Anak Tuberkulosis. Jakarta: IDAI;
2010. Hal 162-214
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
13/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 13
2. Paramarta IGE, Surniti PS, Subanada IB. Spondilitis Tuberkulosis: Sari Pediatri. 2008. Vol
10, No 3.
3. Munoz FM, Starke R. Tuberculosis. Dalam : Nelsons Text Book of Paediatrics. Edisi
Delapan Belas. Philadelphia: Elsevier Inc; 2008. Hal 228-36
4. Taussig et al. Mycobacterial Infections. Dalam : Pediatrics Respiratory Medicine.
Philadelphia: Mosby Elsevier; 2008. Hal 578-87.
5. Departemen Kesehatan RI. Tuberkulosis. Dalam : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di
Rumah Sakit. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI; 2008. Hal 113-19
6.
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Bagan Tata Laksana Anak Gizi
Buruk. Jakarta; 2011.
Lampiran
1. Pemeriksaan Foto Thorax
-
8/11/2019 Laporan Kasus Rawat Jalan- Limfadenitis Tb2
14/14
Laporan Kasus Rawat Jalan Limfadenitis TB Page 14
Kesan : Infiltrat halus di paracordial. Suspek KP primer.
2. Pemeriksaan Darah Lengkap
3. Pemeriksaan Blood Smear
E : Hipokrom anisopoikilositosis ( mikrosit, makrosit, ovalosit, sferosit)
L : Kesan jumlah meningkat, shift to the left, toxic granul (+), blust (+)
T : Kesan jumlah meningkat, giant trombosit (+)
Kesimpulan : Kesan gambaran curiga anemia kurang besi disertai leukositosis shift to the left
dan trombositosis.
DD : Infeksi bakteri
Saran : Kultur darah, CRP