laporan kayu

46
Laporan praktikum konstruksi ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uraian Kayu adalah bahan yang telah lama dipergunakan oleh manusia dalam kehidupannya. Semasa manusia hidup di dalam gua , kayu telah dipergunakan sebagai perkakas untuk berburu, membuat api, dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, manusia membuat bangunan diluar gua. Dalam tahap ini kayu digunakan dalam konstruksi, disamping bahan-bahan lainnya. Kayu juga digunakan sebagai unsur dekoratif di dalam tiap-tiap bangunan. Di samping itu kayu juga digunakan dalam pembuatan furniture. Hal itu semua dikarenakan kayu adalah bahan yang mudah di dapat dan di olah dari alam. Dalam abad ini kayu akan tetap banyak digunakan di dalam bangunan, baik dalam unsur interior, eksterior maupun unsur konstruksi. Walaupun harga kayu yang bermutu dewasa ini relatif mahal, dan sekarang ini telah banyak bahan yang fungsinya menggantikan bahan yang kualitasnya labih baik dari pada kayu, seperti baja, beton, dan lainnya, namun dalam beberapa hal yang menyangkut estetika, kemudahan untuk didapat dan untuk diolah, kayu sulit untuk digantikan. 1

Transcript of laporan kayu

Page 1: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Uraian

Kayu adalah bahan yang telah lama dipergunakan oleh manusia dalam

kehidupannya. Semasa manusia hidup di dalam gua , kayu telah dipergunakan

sebagai perkakas untuk berburu, membuat api, dan sebagainya. Dalam

perkembangan selanjutnya, manusia membuat bangunan diluar gua. Dalam tahap

ini kayu digunakan dalam konstruksi, disamping bahan-bahan lainnya. Kayu juga

digunakan sebagai unsur dekoratif di dalam tiap-tiap bangunan. Di samping itu

kayu juga digunakan dalam pembuatan furniture. Hal itu semua dikarenakan kayu

adalah bahan yang mudah di dapat dan di olah dari alam.

Dalam abad ini kayu akan tetap banyak digunakan di dalam bangunan,

baik dalam unsur interior, eksterior maupun unsur konstruksi. Walaupun harga

kayu yang bermutu dewasa ini relatif mahal, dan sekarang ini telah banyak bahan

yang fungsinya menggantikan bahan yang kualitasnya labih baik dari pada kayu,

seperti baja, beton, dan lainnya, namun dalam beberapa hal yang menyangkut

estetika, kemudahan untuk didapat dan untuk diolah, kayu sulit untuk digantikan.

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Pembahasan dalam Laporan Praktikum Konstruksi II ini meliputi :

Pengetahuan tentang kayu

Pengetahuan tentang alat-alat pertukangan kayu dan perawatannya

Pengerjaan dan macam-macam sambungan kayu

1.3 Tujuan

1

Page 2: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Pengetahuan mengenai kayu wajib dimiliki oleh mahasiswa pada jurusan

Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional Bandung, karena disiplin ilmu ini

berhubungan langsung dengan perkayuan, baik dalam teori maupun dalam praktek

langsung dilapangan.

Praktikum kayu dalam dalam hal ini sangat membantu mahasiswa dalam

memperoleh pengalaman, bagaimana teknik mengolah kayu sehingga

memberikan hal yang baik, mengenal lebih jauh sifat-sifat kayu, disamping

menanamkan rasa tanggung jawab yang sangat diperlukan mahasiswa bila terjun

langsung ke masyarakat.

1.4 Kegunaaan Praktikum

Kegunaan dari pelaksaan Praktikum Konstruksi II ini diantaranya :

Kepentingan Akademis, diharapkan hasil Praktikum Konstruksi II ini

dapat dijadikan bahan kaji selanjutnya.

Kepentingan pelaksanaan dilapangan, diharapkan dari hasil Praktikum

Konstruksi II ini dapat dijadikan bahan masukan dalam upaya

meningkatkan kualitas pekerjaan di lapangan.

Kepentingan penulis, hasil praktikum ini merupakan wahana bagi

mengembangkan diri khasanah keilmuan, khusus ilmu struktur dan

konstruksi.

BAB II

PENGETAHUAN DASAR KAYU

2

Page 3: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

2.1 Kayu Sebagai Bahan Bangunan

Dewasa ini masih banyak dipergunakan orang untuk berbagai macam

keperluan seperti untuk membuat konstruksi bangunan dan perlengkapan alat-alat

rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstrusi banyak didapat dari hutan yang luas

di Indonesia.

Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini, bukan hanya

batang kayu saja yang di manfaatkan tetapi juga cabang dan akar.

Sebagaimana bahan bangunan lainnya, kayu juga memiliki kelebihan

kekurangan. Oleh karena itu, sebelum mengenal atau menggunakan kayu sebagai

bahan konstruksi, sebaiknya kita mengenal atau menggunakan bahan kayu dan

sifatnya.

2.2 Bagian-Bagian Kayu

1. Kulit

Lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan

lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lainnya. Lapisan

yang berada paling dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung.

2. Kayu Gubal

3

Gambar 1Penampang Kayu

Page 4: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel hidup yang masih berfungsi. Oleh

karena itu, tugas daripada kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan dari

daun kebagian- bagian pohon yang lain.

3. Kambium

Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening yang melingkari pohon.

Tugas kambium ke arah luar yaitu membentuk kulit dan ke arah dalam yaitu

membentuk kayu yang baru.

4. Hati

Merupakan bagian dari pusat kayu. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayu

yang pertama-tama yang dibentuk oleh kambium yang bersifat rapuh

5. Kayu Teras

Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati. Kayu teras ini

asalnya dari kayu gubal yang sudah tua dan sudah tidak berfungsi lagi . Kayu

teras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awet

dan pada umumnya warna kayu lebih tua dari kayu gubalnya.

6. Pori-Pori

Pori-pori merupakan sel-sel pembuluh yang terpotong, sehingga memberi

kesan merupakan lubang yang kecil. Ukuran besarnya pori-pori berbeda untuk

setiap jenis kayu.

7. Jari-Jari Kayu

Jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artinya

tumbuh melalui luar menuju pusat. Jaringan ini disebut radial.

8. Lingkaran Tumbuh

Kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaitu

iklim. Di daerah yang memiliki perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklim

terhadap pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada negara-negara

tropis.

9. Serat

4

Page 5: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Arah dan ukuran serat ini berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus,

terpilin, berpadu, berombak, berukuran kecil, sedang dan besar. Serat sebenarnya

adalah susunan sel-sel yang bentuknya seperti gelondongan dan panjang-panjang.

Ukuran relatif sel-sel kayu disebut tekstur.

Pohon-pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar yaitu jenis kayu

golongan kayu daun lebar dan jenis dari golongan kayu daun jarum. Kayu ialah

bahan yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan dalam alam. Tumbuh-tumbuhan

ini sebagai sesuatu yang hidup, dipengaruhi oleh kondisi di tempat ia hidup.

Pengaruh ini memberikan sifat atau keadaan yang berbeda-beda dari tiap jenis

kayu yang tumbuh di berbagai tempat dengan kondisi yang berlainan pula.

Perbedaan tercermin pada pola dan ukuran serat, pori-pori, zat pengisi kayu, berat

jenis, kekerasan kayu dan sebagainya.

2.1.2 Sifat Kayu

Kayu sebagai bahan bangunan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Sifat Fisis Kayu

a. Kadar Air Kayu

Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan dapat juga melepaskan air

yang dikandungnya. Keadaan ini bergantung pada kelembaban suhu udara

disekelilingnya.

b. Berat Jenis Kayu

Berat jenis kayu pada umumnya berbanding lurus dengan kekuatan kayu dan sifat

mekaniknya. Berat jenis kayu adalah angka perbandingan antara berat kayu kering

oven pada suhu 1050 C dengan berat air yang sudah memiliki volume yang sama.

c. Pengerutan dan Pengembangan Kayu   

Suatu keadaan perubahan bentuk yang disebabkan tegangan-tegangan dalam,

sebagai akibat berkurang atau bertambahnya kadar air kayu. Pengerutan dinding-

dinding atau inti sel kehilangan sebagian besar kadar airnya. Pengerutan kayu

pada arah tangensial lebih besar daripada arah radial. Pada pengeringan kayu

gelondongan, keliling hampir dua kali jari-jari, sehingga terjadi retak-retak

pengeringan. Jika batang yang bekum kering digergaji menjadi papan atau balok,

5

Page 6: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

maka retak dapat dicegah, akan tetapi pengerutan yang tidak merata pada semua

arah tetap terjadi akibat papan atau balok akan melintir.

2. Sifat Mekanis Kayu

Keteguhan kayu adalah perlawanan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap

perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar yang dapat dibedakan

menjadi :

a. Keteguhan Tekan atau Kompresi

Yaitu daya tahan kayu terhadap gaya-gaya yang bekerja sejajar atau tegak lurus

serat kayu yang sifatnya menekan. Gaya tekan yang sejajar terhadap arah serat

kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut. Sedangkan gaya tekan

yang bekerja tegak lurus serat akan menyebabkan kayu retak. Kerusakan akibat

menerima gaya tekan sejajar serat adalah lebih besar jika dibandingkan dengan

gaya tekan tegak lurus serat kayu.

b. Keteguhan Gaya Tarik

Yaitu pada daya tahan kayu terdapat dua buah gaya yang bekerja dengan arah

yang berlawanan yang bersifat saling tarik menarik.

c. Keteguhan Lengkung

Yaitu daya tahan kayu yang menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.

Kayu lebih mudah dibelah menurut arah sejajar serat kayu. Keadaan kayu juga

mempengaruhi sifat pembelahan, misalnya kayu yang basah lebih mudah dibelah

daripada kayu yang telah kering.

d. Keteguhan Geser

Yaitu daya tahan kayu terhadap dua gaya yang bekerja yang menyebabkan kayu

tersebut bergeser.

3. Sifat Utama

6

Page 7: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

a. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis apabila kita

tidak lupa untuk mengganti dengan pohon yang baru. Kayu dikatakan juga

sebagai renewable resources.

b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang

lain.

c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang elastis, ulet, dan tahan

terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya

dan masih banyak sifat yang lainya.

2.1.3 Cacat Kayu

Cacat kayu dalam suatu konstruksi akan mempengaruhi kekuatan maupun

keawetan konstruksi tersebut. Sehubungan dengan ini maka penggunaan kayu

yang cacat harus dihindar. Cacat pada kayu meliputi :

a. Belah

Belah pada kayu terjadi karena retakan searah dengan lingkaran pertumbuhan. Hal

ini terjadi akibat tegangan kayu yang membebani lebih besar daripada tegangan

izin kayu.

b. Mata kayu

Mata kayu biasanya terjadi pada batang yang bercabang. Jika cabang pada waktu

mudahnya dipotong, maka serat lingkaran tahun dapat tumbuh lagi. Kadang-

kadang mata kayu itu tidak sama sifatnya dengan kayu-kayu disekelilingnya.

Kadang-kadang mata kayu bersifat keras sekali, kadang-kadang lunak tetapi selalu

mengadakan perubahan arah serat dengan berlahan-lahan

c. Serat Terpuntir

Umumnya serat-serat kayu menyusun diri dalam arah memanjang, akan tetapi

kadang-kadang untuk jenis kayu serat-serat ini mrnyusun diri menyerupai alur

sekrup. Pertumbuhan terpuntir kebanyakan didapat pada pohon-pohon yang

disinari matahari satu jurusan. Akibat adanya serat terpuntir maka kayu tidak kuat

menahan beban tarik maupun tekan.

d. Retak

7

Page 8: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Retak pada kayu terjadi akibat penyusutan yang tidak merata pada proses

pengeringan sehingga beberapa retak pada kayu dapat mempengaruhi pada

kekuatan kayu .

2.1.4 Kadar Lengas

Kadar lengas pada kayu digolongkan menjadi tiga, yaitu kadar lengas

kayu basah, kadar lengas kayu kering udara ( 15 % ) dan kadar lengas kayu

mutlak ( 0% ). Kayu yang baru di tebang , lengas pada kayu berat 40 %

sedangkan pada kayu ringan mencapai 200%. Kayu basah yang didiamkan pada

ruangan terbuka makin lama makin kering dan akan mencapai kadar lengas 24%

s/d 30% yang tersebut dengan angka jenuh serat. Ada arah radial hanya 5% dan

penyusutan terkecil pada arah aksial. Kadar lengas ini penting untuk diketahui

karena kekuatan yang basah sangat jauh dibawah kayu kering.

2.1.5 Pengeringan Kayu

Kayu yang paling baik digunakan adalah kayu yang kering. Proses

pengeringan kayu antara lain terjadi dalam proses penyimpanannya . cara

penyimapanan kayu yang baru digergaji dan masih basah adalah penyusun sedikit

agar miring supaya getah kayu dapat mengalir keluar. Pengeringan dengan cara

ini sebaiknya dalam bangsal terbuka. Yang terpenting jangan langsung kena

matahari untuk menghindari timbulnya retak-retak dan udara dapat mengalir

antara kayu yang tersusun. Kayu dengan tebal 2 cm dapat digunakan sebagai

batang pengeringan dengan jarak antara 1,5 m s/d 2 m . Jarak diatas tanah

minimal 20 cm . Untuk menghindari kering udara sempurna dibutuhkan waktu

2 s/d 3 tahun.

Perusahaan kayu yang telah maju memiliki car pengeringan kayu yang

lebih cepat, yaitu dengan cara penguapan di dalam kamar pengeringan. Proses ini

memerlukan waktu 14 hari.

2.1.6 Pengawetan Kayu

8

Page 9: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Bila kayu akan disimpan dalam waktu lama atau akan digunakan pada

konstruksi terbuka maka kayu tersebut harus lebih dahulu diawetkan agar kayu

tahan terhadap serangan pembusukan dan pelapukan.

Pengawetan kayu dapat dilakukan secara sederhana maupun modern. Cara

sederhana meliputi peleburan, penyemprotan, rendaman panas dan rendaman

dingin.

Sedangkan cara modern menggunakan peralatan berupa tangki penutup

yang dilengkapi dengan pompa bertekanan tinggi dan vacum.

Pengawetan kayu dengan cara sederhana mudah dilakukan tetapi memiliki

kelemahan yaitu memerlukan perlindungan tambahan seperti cat supaya bahan

pengawet tidak meresap seluruhnya ke dalam kayu.

BAB III

PENGETAHUAN ALAT

9

Page 10: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

3.1 Meteran

Meteran digunakan dalam pertukangan kayu terbagi atas meteran kayu dan

meteran pita seng. Meteran kayu lipat selain digunakan untuk mengukur panjang

juga dapat digunakan untuk mengukur sudut 600.

Gambar 3.1 Meteran

3.2 Purusut

Purusut berfungsi memberi tanda berupa goresan garis yang sejajar

terhadap satu sisi kayu. Pada saat menyetel purusut, kita kendorkan baji pengunci,

lalu stel tongkat penggores dengan dibantu penggaris atau meteran untuk

mengukur jarak goresan. Setelah selesai menyetel, kencangkan kembali baji

pengunci dan purusut siap digunakan.

Gambar 3.2 Purusut

3.3 Pensil

10

Page 11: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Pensil yang digunakan dalam pertukangan adalah pensil yang berbentuk

elips. Pensil ini dapat diruncingkan dengan pahat. Bentuk pensil ini menghasilkan

goresan yang tajam dan tipis.

Gambar 3.3 Pensil

3.4 Gergaji

3.4.1 Gergaji Pembelah

Digunakan untuk menggergaji searah dengan serat kayu.

Gambar 3.4.1 Gergaji Pembelah

3.4.2 Gergaji Pemotong

Digunakan untuk menggergaji tegak lurus dengan serat kayu

Gambar 3.4.2 Gergaji Pemotong

3.5 Ketam

11

Page 12: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Berfungsi untuk menghaluskan dan mengecilkan kayu sesuai dengan

keinginkan kita. Ketam terdiri atas beberapa bagian yaitu, ketam yang terbuat dari

baja. Ketam sebagai tempat menempelnya pisau dengan cara sekrup. Penempelan

ini ujungnya diberi jarak 3 mm. Rumah ketam terbuat dari kayu atau besi. Baji

yang berfungsi sebagai pengunci pisau tidak berubah sewaktu mengetam.

Gambar 3.5 Ketam

3.6 Pahat

Alat untuk memotong, menyayat, melubangi kayu atau membelah kayu.

Umumnya pahat berbentuk persegi panjang. Dalam praktek kayu ini digunakan

tiga macam pahat yaitu, pahat pukul, pahat tusuk, pahat kuku.

3.6.1 Pahat Pukul

Berbentuk persegi panjang dengan kemiringan pahat antara 20 s/d 30 mm

dan lebar antara 30 s/d 50 mm. Fungsi pahat pukul yaitu untuk membuat lubang

dan memberi tanda pada kayu.

Gambar 3.6.1 Pahat Pukul

3.6.2 Pahat Tusuk

12

Page 13: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Pahat tusuk memiliki bentuk trapesium. Gunanya yaitu untuk memberikan

sudut kayu yang lebih besar dari 900

Gambar 3.6.2 Pahat Tusuk

3.6.3 Pahat Kuku

Berbentuk menyerupai kuku yang berfungsi membentuk alur setengah

lingkaran atau lebih dari setengah lingkaran. Mempunyai lingkaran yang

tergantung dengan diameter tepi potongannya. Menurut bentuknya dibagi atas dua

yaitu, pahat cekung dan pahat cembung.

Gambar 3.6.3 Pahat Kuku

3.7 Palu

Terdapat dua macam kayu yang digunakan yaitu, palu kayu dan palu besi

atau baja. Palu kayu digunakan untuk memukul pahat dan bahan lainnya dengan

tujuan tidak merusak alat tersebut.

Gambar 3.7 Palu

3.8 Kikir

13

Page 14: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Adalah alat yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengikir dan

menghaluskan permukaan kayu dan logam.

Gambar 3.8 Kikir

3.9 Pasekon

Pasekon adalah penyiku yang terbuat dari baja dan berfungsi untuk

membuat sudut besar 900. Selain berfungsi sebagai penyiku, pasekon juga

berfungsi sebagai pengukur jarak, karena terdapat ukuran cm dan inchi. Selain itu

juga dapat membentuk sudut 450 dan 1350. Fungsi lain dari pasekon antara lain :

a. Membuat garis

b. Memeriksa kesejajaran permukaan kayu ( tegak lurus )

c. Memeriksa sambungan kayu menyiku

d. Memberi garis pada kayu yang akan dipotong

Gambar 3.9 Pasekon

3.10 Batu Asah

14

Page 15: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Adalah alat yang berfungsi menajamkan mata pisau, mata pahat dan mata

ketam.

BATU AMRIL BATU PUALAM

Gambar 3.10 Batu asah

3.11 Penjepit

Berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang kayu agar tidak goyang

sewaktu melakukan pengeboran dan pengikiran.

Gambar 3.11 Penjepit

BAB IV

15

Page 16: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

TEKNIK PELAKSANAAN KAYU

4.1 Mengukur dan Melukis

Sebelum memotong , terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran

sesuai dengan ukuran yang diminta dan kemudian melukis ukuran-ukuran tersebut

pada kayu untuk menjamin ketepatan pemotongan. Hal yang sama juga sebaiknya

kita lakukan sebelum pengerjaan pemahatan.

4.2 Mengetam

4.2.1 Menyetel

Sebelum melakukan pengetaman, ketam terlebih dahulu harus di stel dan

diperiksa ketajamannya. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan antara lain :

a. Pisau dilepaskan rangkapnya, periksa apakah sudah tajam dan tidak

berkarat.

b. Stel jarak ujung rangkap dengan ujung pisau menonjol 3 mm, kencangkan

dengan sekrup.

c. Pisau dipasang kembali ke dalam ketam dan kuncilah pisau dengan baji

yaitu, dengan cara memukul dengan palu.

d. Periksa apakah sudah rata atau belum. Bila belum, pukullah bagian

belakang pisau pada bagian belakang kearah kiri atau kanan sehingga pisau

terlihat rata.

e. Senyetel kedalaman pisau dengan jarak kurang dari 1 mm jangan

dilakukan seperti instruksi pada point a, karena pisau akan maju lebih dalam 1

mm. Lakukanlah seperti pada instruksi b untuk menaikan pisau dan kemudian

dengan instruksi c untuk menurunkan pisau.

16

Page 17: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

4.2.1 Pengerjaan

a. Pilihl kayu yang baik ( tidak basah )

b. Beri tanda I, II, III dan IV pada permukaan kayu yang akan diketam. Muka

dipilih permukaan kayu yang melengkung.

c. Ketamlah sesedikit mungkin dan serapih mungkin.

d. Mengetam permukaan I sampai rata lalu dicek dengan mistar penguji

(siku) atau dengan pasekon pada jarak-jarak tertentu sehingga di dapat

permukaan yang rata, lurus dan tidak memuntir.

e. Lalu mengetam permukaan II sampai rata dan lurus lalu di sikukan terhadap

permukaan I.

f. Muka III juga diketam seperti muka II dan disikukan terhadap muka I.

g. Pada muka II dan III digoreskan dengan menggunakan purusut sehingga

terdapat ukuran tebal kayu yang dikehendaki.

h. Muka IV juga diketam sebatas goresan sampai rata dan lurus, lalu disikukan

terhadap muka II dan III.

4.3 Memahat

17

Page 18: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

Langkah-langkah dalam melakukan pemahatan :

Melukis dan memberi tanda pada kayu yang akan dipahat.

Menggunakan penjepit atau penahan kayu agar tidak bergerak sewaktu

dipahat.

Garis yang tadi telah dilukis tadi dipahat secara perlahan, sekedar untuk

membuat garis atau jalur.

Pahat diletakan tegak lurus kayu, kemudian memehat pada arah tegak

lurus dan usahakan jangan memahat sejajar arah serat karena akan

menyebabkan kayu terbelah.

Untuk membuat lubang, pemahatan dilakukan sampai setengah lubang

saja. Lalu dibalik agar tidak mudah patah, lalu pahat bagian yang satunya lagi

hingga lubang yang pertama dan yang baru dibuat bertemu.

BAB V

PRAKTIKUM KAYU

18

Page 19: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

5.1 Sambungan Purus dan Lubang Tertutup

Alat-alat yang digunakan :

1. pensil

2. meteran

3. siku-siku

4. purusut

5. gergaji pembelah/pemotong

6. pahat

7. ketam pendek/panjang

8. palu besi/kayu

Langkah kerja :

1. Ambil kayu (kaso) berukuran 5x7 cm

2. Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong).

3. Mengetam :

Pada balok diberi no.I (lebarnya), II (tebal), III (tebal kiri), dan IV (lebar

seberangan I

Ketam muka I sehingga rata, dicek dengan dua siku

Ketam muka III hingga betul-betul rata dan siku terhadap muka I. Cek

dengan siku-siku

Ketam muka III hingga rata dan siku terhadap muka I, cek dengan siku

Tarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan muka

III

Ketam muka IV sampai batas garis purusut.

4. Potong muka IV sampai batas garis purusut.

5. Lukis bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakukan

pemahatan dengan yang diinginkan.

6.Lukis bagian lubang, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemahatan

sesuai dengan lubang yang akan dibuat.

7. Menepas ( menyetel sambungan ).

19

Page 20: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

8. Ratakan / haluskan sambungan.

9. Hasil akhir seperti gambar dibawah ini :

SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERTUTUP

KAYU UKURAN 5 X 7 CM

TAMPAK MUKA

TAMPAK SAMPING

20

Page 21: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

TAMPAK ATAS

PERSPEKTIF

5.2 Sambungan Purus dan Lubang Terbuka

Alat-alat yang digunakan:

1. pensil

2. meteran

3. siku-siku

21

Page 22: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

4. purusut

5. gergaji pemotongan/ pembelah

6. pahat

7. ketam pendek/panjang

8. palu besi/kayu

Langkah kerja :

1.Ambil kayu ( kaso) berukuran 5x7 cm.

2.Potong sehingga menjadi ukuran 5x7x75 cm (apabila belum dipotong)

3.Mengetam :

Pada ujung balok diberi nomor I, II ( tebal kanan ), III (tebal kiri),dan IV

(lebar kanan I)

Mengetam muka I sehingga rata, dicek dengan pasekon

Mengetam muaka II sehingga betul-betul rata dan siku, cek dengan pasekon

Mengetam muka I, cek dengan pasekon.

Menarik garis purusut untuk menentukan lebar kayu pada muka II dan

muka III

Mengetam muka IV sampai batas garis purusut.

4.Bahan hasil ketaman tadi dipotong menjadi dua bagian yang sama panjang.

5.Melukis bagian purus, memberi tanda dengan pensil dan melakukan pemahatan

sesuai dengan yang akan dibuat.

6.Menyetel sambungan .

7.Meratakan merapikan hasil sambungan

8.Hasil akhir seperti gambar di bawah ini :

SAMBUNGAN PURUS DAN LUBANG TERBUKA

KAYU UKURAN 5 X 7 CM

22

Page 23: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

TAMPAK MUKA

TAMPAK SAMPING

23

Page 24: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

TAMPAK ATAS

PERSPEKTIF

5.3 Sambungan Ekor Burung Tertutup dengan Purus Lidah Tembus

Terbuka

Alat-alat yang digunakan :

1. Pensil

2. Meteran

3. Siku-siku

24

Page 25: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

4. Purusut

5. Gergaji belah/pemotong

6. Pahat

7. Ketam pendek/panjang

8. Palu besi/kayu

Langkah kerja :

1.Ambil papan ukuran 3x8 cm.

2.Potong dan belah hingga berukuran 3 x 10 80 cm.

3.Potong dan belah hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus.

4.Memotong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang.

5.Melukis bagian purus

6.Melukis bagian lubang .

7.Mengepas ( menyetel sambungan )

8.Meratakan/menghaluskan sambungan.

9.Hasil sambungan seperti gambar:

SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERBUKA DENGAN PURUS

LIDAH TEMBUS TERBUKA

KAYU UKURAN 3 X 20 CM

25

Page 26: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

PAPAN LATIHAN SETELAH DIBELAH

TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATAS

26

Page 27: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

PERSPEKTIF

5.4 Sambungan Ekor Burung Terbuka dengan Purus Lidah Serong Tembus

Terbuka

Alat-alat yang dipergunakan :

1. Pensil

2. Meteran

3. Siku-siku

4. Purusut

5. Gergaji Pemotong / Pembelah

27

Page 28: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

6. Pahat

7. Ketam pendek/panjang

8. Palu besi / kayu

Langkah Kerja :

1.Ambil papan ukuran 3 x 8 cm

2.Potong dan belah hinga berukuran 3 x 10 x 80 cm.

3.Kayu diketam hingga menghasilkan permukaan kayu yang halus.

4.Potong bahan hasil ketaman menjadi dua bagian yang sama panjang.

5.Lukis bagian Purus.

6.Llukis bagian lubang

7.Mengepas ( menyetel Sambungan ).

8.Ratakan/ menghaluskan sambungan

9.Hasil sambungan seperti gambar :

SAMBUNGAN EKOR BURUNG TERBUKA DENGAN PURUS

LIDAH SERONG TEMBUS TERBUKA

KAYU UKURAN 3 X 20 CM

28

Page 29: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

PAPAN LATIHAN SETELAH DIBELAH

TAMPAK ATAS

TAMPAK MUKA

29

Page 30: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

PERSPEKTIF

5.5 Sambungan Bibir Lurus Berkait

Alat-alat Yang digunakan :

1. Pensil

2. Meteran

3. Siku-siku

4. Purusut

5. Gergaji pemotong /pembelah

6. Pahat

7. Ketam pendek /panjang

30

Page 31: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

8. Palu besi

Langkah kerja

1.Mengambil Kayu balok dengan ukuran 5 x 10 cm

2.Memotong sehingga menjadi ukuran 5 x 10 x80 cm ( apabila belum dipotong )

3.Lakukan bahan hasil ketaman menjadi dua yang sangat panjang.

4.Melukis Bagian kanan dan kiri

5.Memberi tanda dengan pensil ( memakai siku-siku ) dan apabila perlu dengan

purusut.

6.Pemahatan sesuai dengan bagian kanan.

7.Lakukan, menghaluskan sambungan.

8.Hasil akhir seperti pada gambar ini :

SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT

BALOK UKURAN 5 X 10 CM

BALOK LATIHAN

31

Page 32: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING

32

Page 33: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

PERSPEKTIF

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini bukan kayu

batang saja yang digunakan atau diolah melainkan sampai kecabang dan akarnya.

Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat-sifat yaitu sifat fisis dan mekanis

kayu.

Kayu yang baik untuk digunakan adalah kayu yang kering. Proses

pengerinan kayu yang sempurna terjadi dalam proses penyimpanannnya. Bila

kayu disimpan dalam waktu yang lama atau akan digunakan pada konstruksi

33

Page 34: laporan kayu

Laporan praktikum konstruksi ii

terbuka, maka kayu tersebut terlebih dahulu diawetkan agar kayu tahan terhadap

serangan pembusukan dan kerapuhan.

Teknik pelaksanaan kayu adalah mengukur, mengetam dam memahat.

Semuanya telah dijelaskan dalam makalah ini.

6.2 Saran

Selama kegiatan praktikum ini berlangsung, penulis merasakan adanya

kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya :

1. Sebaiknya sebelum praktikum dimulai, kayu yang akan digunakan

tersediakan. Perawatan praktikum sebaiknya dilaksanakan pada awal, tengah

dan akhir praktek mengingat banyak alat-alat praktikum yang umumnya

tidak dapat dipergunakan karena sudah tumpul atau rusak.

2. PPPK merupakan salah satu pelayanan yang harus benar-benar memadai.

Mengingat seringnya terjadi kecelakaan pada waktu praktek. Oleh karena itu

disarankan agar peralatan atau perlengkapan PPPK lebih dilengkapi.

3. Penyediaan bahan-bahan kayu tidak begitu baik dan merata mutunya.

Banyak yang merasa kecewa mendapatkan kayu yang kualitasnya tidak

baik. Seperti panjang balok yang tidak presisi, balok maupun papan yang

tidak Lurus, kayu yang terlalu lembab / basah, kayu yang sudah retak di

bagian-bagian tertentu, dan sebagainya.

34