LAPORAN KINERJA PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN … · tugas pokok dan fungsinya selama TA....

56
Laporan Kinerja PSEKP 2017 Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian i LAPORAN KINERJA PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN 2017 PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

Transcript of LAPORAN KINERJA PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN … · tugas pokok dan fungsinya selama TA....

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian i

LAPORAN KINERJA

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN

KEBIJAKAN PERTANIAN 2017

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

2018

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ii

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian (PSEKP) Tahun 2017 disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban penyelenggara pemerintahan negara,

sebagaimana yang telah diwajibkan melalui Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini

dibuat dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53/2014

Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Informasi yang dimuat dalam LAKIN meliputi akuntabilitas kinerja

kegiatan utama penelitian yang dibiayai oleh APBN/DIPA, kerjasama penelitian

(dalam dan luar negeri) serta penerbitan publikasi ilmiah (media cetak dan

website) di lingkup Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) pada

TA. 2017. Laporan ini juga mencakup aspek anggaran, uraian permasalahan

yang dihadapi dan langkah-langkah inisiatif perbaikan, selain itu tingkat

pencapaian kinerja hasil dari setiap kegiatan penelitian/pengkajian PSEKP TA.

2017 diukur dari indikator masukan dan keluaran (output) yang merupakan

dasar penentuan keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan juga

dimuat dalam laporan ini.

Disadari bahwa LAKIN PSEKP TA. 2017 ini masih memerlukan perbaikan,

untuk itu diharapkan masukan dan saran untuk penyempurnaan laporan ini.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penyelenggaraan kinerja

instansi dalam mencapai tujuannya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Kepada tim yang telah menyiapkan dan menyusun laporan ini diucapkan

terimakasih.

Bogor, 31 Januari 2018

Kepala Pusat,

Dr. Ir. Abdul Basit, MS NIP. 196109291986031003

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi

IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................. 4

2.1. Rencana Strategis .................................................................... 4

2.1.1. Visi dan Misi ................................................................. 4

2.1.2. Tujuan dan Sasaran ...................................................... 5

2.1.3. Kebijakan ………………………………................................... 5

2.1.3.1. Program dan Kegiatan Penelitian ........................ 6

2.1.3.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja ......... 8

2.1.4. Strategi ……………………………………………………………………. 9

2.2. Perjanjian Kinerja .................................................................... 10

III. AKUNTABILITAS KINERJA ……………………………………................. 11

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2017 ................................... 11

3.2. Analisis Capaian Kinerja ............................................................ 13

3.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................................. 25

3.4. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya ................................ 32

IV. PENUTUP ………………………………………………………............................ 34

LAMPIRAN

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian iv

DAFTAR TABEL

Tabel U r a i a n Halaman

1. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2017 .............................

12

2. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2017 ................

13

3. Target dan Realisasi Output Kegiatan yang Terkait dengan

Indikator Pertama Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2017 ....................................

15

4. Perbandingan Keluaran/Output Kegiatan Utama Penelitian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010-2014

dan 2015-2017 ..............................................................

24

5. Perkembangan Pelaksanaan DIPA, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2017, Per 31 Desember

2017 .............................................................................

27

6. Realisasi Anggaran Per Kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian, Per 31 Desember 2017.....................

28

7. Target dan Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian Menurut Sasaran dan Program Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian, 2017...............................................

29

8. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama Menurut

Sasaran pada Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2017 ...................................................

30

9. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian, 2017..............................................................

32

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian v

DAFTAR GAMBAR

Gambar U r a i a n Halaman

1. Struktur Organisasi Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2017 ...........................................

3

2.

Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2017

Berdasarkan Aplikasi Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011 ……………………………….

32

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran U r a i a n Halaman

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja PSEKP, Tahun 2017 ……………………. 35

Lampiran 2. Rekomendasi Kebijakan PSEKP, Tahun 2010-2017 …… 37

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian vii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Tujuan utama penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) adalah untuk melaporkan kinerja PSEKP pada TA. 2017. Kinerja PSEKP ditentukan oleh pencapaian kinerja atas

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi utama PSEKP yaitu menghasilkan rekomendasi kebijakan dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan.

Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian kinerja

kegiatan penelitian yang dilakukan adalah masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak. Masukan yang digunakan untuk semua kegiatan penelitian tersebut

mencakup dana dan sumber daya manusia (SDM), khususnya peneliti. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan

berdasarkan laporan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) PSEKP yang dipantau setiap triwulan. Kriteria penilaian terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan

skoring, yaitu: Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%, Berhasil, jika

capaian sasaran 80-100%, Cukup berhasil jika capaian sasaran 60-79%, dan Kurang berhasil jika capaian sasaran <60%.

Evaluasi kinerja dari sisi keluaran (output) menunjukkan bahwa kegiatan utama penelitian TA. 2017 telah melebihi target yang telah ditentukan. Pada

tahun 2017, dari 22 kegiatan penelitian yang ditargetkan realisasinya mencapai

25 kegiatan penelitian (13 judul diantaranya merupakan penelitian analisis kebijakan dan isu-isu kebijakan aktual). Dengan demikian capaian kinerja

tersebut 14% lebih tinggi dari yang ditetapkan. Indikator hasil (outcome) belum dapat diukur karena hasil kegiatan

PSEKP, yakni sejauh mana dimanfaatkannya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian oleh stakeholder memerlukan kajian secara khusus

untuk menelaah hal tersebut. Pengukuran manfaat dan dampak kegiatan

penelitian PSEKP sulit diukur dalam jangka pendek karena dampak kegiatan penelitian sosial ekonomi pertanian tersebut baru dapat dirasakan dalam jangka

menengah/panjang dan dalam cakupan wilayah yang relatif luas (Jawa maupun Luar Jawa).

Selama tahun 2017 realisasi anggaran mencapai 93,34 persen dari total

pagu anggaran sebesar Rp. 36.659.799.000. Pada Tahun 2017, anggaran yang dikelola berdasarkan anggaran yang berbasis kinerja. Anggaran PSEKP tahun

2017 disusun berdasarkan variabel jenis pengeluaran yang dibedakan atas: (a) Belanja pegawai; (b) Belanja barang; dan (c) Belanja modal. Total pagu

anggaran PSEKP dalam DIPA TA. 2017 adalah Rp. 36.659.799.000 yang

merupakan Rupiah Murni (RM) sebesar Rp 3.356.900.000 dan hibah luar negeri sebesar Rp 1.302.899.000 dan telah terealisasi 34,217,986,804 (93,34%).

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian tidak terlepas dari adanya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan penelitian yang memenuhi,

koordinasi yang baik antara pihak manajemen, tim peneliti, dan staf penunjang. Hambatan dan permasalahan utama yang dihadapi oleh PSEKP yakni

penumpukan proses entry dan pengolahan data ditengah dan akhir tahun karena

proses entry dan pengolahan data tersebut dilakukan secara bersamaan oleh tim penelitian dalam kurun waktu yang sempit, sementara ketersediaan SDM relatif

terbatas. Namun demikian permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan dengan cara menambah jam

kerja.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 1

BAB I

PENDAHULUAN

Aspek sosial ekonomi dan kebijakan pertanian merupakan salah satu aspek

penting yang dilakukan dalam kajian atau penelitian di bidang pertanian, mengingat

aspek tersebut memiliki posisi yang strategis dalam penentuan kebijakan di sektor

pertanian. Kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dapat

memberikan landasan, arah, dan prioritas penelitian yang dilaksanakan agar sejalan

dengan kebijakan pembangunan yang telah digariskan. Dalam arti luas, analisis dan

pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang mencakup penelitian

kebijakan (policy research) dan analisis kebijakan (policy analysis) pembangunan

pertanian memiliki arti strategis, karena: (1) Memberikan landasan, arah, dan

prioritas penelitian bidang pertanian agar sejalan dengan kebijakan pembangunan

yang telah digariskan, (2) Mengidentifikasi masalah dan unsur-unsur sosial ekonomi

yang memengaruhi adopsi teknologi di tingkat petani, (3) Mengevaluasi

kelembagaan yang efektif dalam mempromosikan pengembangan suatu teknologi

atau sistem usahatani, dan (4) Merumuskan dan mengevaluasi serta

menyempurnakan program dan kebijakan yang diperlukan untuk mengembangkan

agribisnis, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Agar hasil penelitian dapat

terus berkelanjutan dengan kualitas yang semakin meningkat, maka penelitian

aspek sosial ekonomi perlu dilakukan, terutama yang terkait dengan analisis isu

pembangunan pertanian dan parameter sosial ekonomi pertanian.

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) merupakan

sebuah lembaga penelitian/pengkajian eselon II yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal.

Berdirinya lembaga ini berawal dari adanya Proyek Survei Agro Ekonomi (SAE)

yang dibentuk pada Tahun 1974. Seiring dengan dinamika permasalahan

pembangunan pertanian, beberapa kali lembaga ini mengalami perubahan nama.

Pada Tahun 1976, SAE berubah menjadi Pusat Penelitian Agro Ekonomi (PAE),

kemudian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE) pada tahun 1990,

dan selanjutnya menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Pertanian (Puslitbangsosek Pertanian). Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Pertanian, nama lembaga ini ditetapkan menjadi Pusat Analisis Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Status terakhir (Oktober 2010), berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ditetapkan menjadi Pusat

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP). Dengan nama yang sama

sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT/010/8/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, PSEKP adalah unsur

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2

pendukung Kementerian Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Menteri Pertanian melalui Sekretaris Jenderal Kementerian

Pertanian. Terkait dengan tupoksinya melakukan analisis dan pengkajian social

ekonomi dan kebijakan pertanian, maka melalui Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor: 232/Kpts/OT.010/4/2016 tentang Pembinaan teknis penelitian,

pembinaan teknis pejabat fungsional peneliti PSEKP masih tetap berada di bawah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian meliputi: penilaian angka kredit,

pendidikan, pelatihan serta peningkatan kapasitas dan kompetensi. Sebagai

institusi lingkup Kementerian Pertanian yang diberi mandat melaksanakan penelitian

sosial ekonomi secara nasional, PSEKP diharapkan menjadi lembaga yang mampu

mengintegrasikan berbagai kegiatan, yaitu penelitian dan pengembangan sosial

ekonomi pertanian (sebagai lembaga ilmiah), analisis kebijakan pembangunan

pertanian (sebagai lembaga pemerintahan), penyuluhan (sebagai elemen

penunjang sistem agribisnis), dan advokasi pembangunan pertanian (sebagai

lembaga kemasyarakatan) guna mewujudkan tujuan pembangunan dengan

pelayanan berkelanjutan.

Berdasarkan Pasal 1225 Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2015

tersebut, PSEKP mempunyai tugas melaksanakan analisis dan pengkajian sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian. Sementara Pasal 1226 mengatur fungsi PSEKP

dalam hal: (1) Perumusan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian, (2) Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian, (3) Pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan pertanian, (4)

Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian, (5) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil analisis dan

pengkajian serta konsultansi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian, (6) Evaluasi dan pelaporan analisis dan pengkajian sosial ekonomi

serta kebijakan pertanian, dan (7) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Dalam kurun waktu tiga dasawarsa (1974-2017), PSEKP telah dipimpin

oleh sembilann Kepala Pusat, yaitu Prof. Dr. Syarifudin Baharsyah (1976-1983),

Prof. Dr. Faisal Kasryno (1983-1989), Prof. Dr. Effendi Pasandaran (1989-1995),

Prof. Dr. Achmad Suryana (1995-1998), Prof. Dr. Tahlim Sudaryanto (1998-2002

dan 2006-2010), Prof. Dr. Pantjar Simatupang (2002-2006), Dr. Handewi Purwati

Saliem (2010-2016), dan Dr. Abdul Basit (2016-sekarang). Struktur organisasi

PSEKP Tahun 2017 (Gambar 1). Berdasarkan SK Kepala Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian Nomor: 368/Kp.330/A.9/03/2009, Kelompok Peneliti

(Kelti) yang ada di PSEKP terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yakni: (1) Ekonomi

Makro dan Perdagangan Internasional (EMPI), (2) Ekonomi Pertanian dan

Manajemen Agribisnis (EPMA), dan (3) Sosio Budaya Pedesaan.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 3

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,

2017

Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

ini disusun untuk melaporkan kinerja kegiatan utama PSEKP dalam pencapaian

tugas pokok dan fungsinya selama TA. 2017. Laporan ini mencakup kegiatan

utama PSEKP, yaitu kegiatan penelitian, baik kegiatan yang sumber

pembiayaannya dari APBN (DIPA) maupun kerjasama penelitian dengan

institusi/lembaga dari dalam negeri dan luar negeri serta penerbitan publikasi

ilmiah (media cetak dan website). Selain itu, laporan ini juga memuat kinerja

keuangan, kendala/permasalahan yang dihadapi serta solusi yang dilakukan

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (Dr. Abdul Basit)

Kabid. Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil (Dr. Erma Suryani)

Kabag. Umum (Ikariyanto Haryadi, SE,

MM)

Kasubbid. Pendayagunaan Hasil

(Dr. Syahyuti)

Kasubbid. Kerjasama Penelitian

(Dr. Ening Ariningsih)

Kasubbid. Program (M. Suryadi, SP, MSi)

Kasubbid. Evaluasi dan Pelaporan

(Ir. Sri Hastuti Suhartini, M.Si)

Kelompok Jabatan Fungsional

Kabid. Program dan Evaluasi (Dr. Ketut Kariyasa)

Kasubbag. Kepegawaian dan Rumahtangga

(Eni Widjajati, SS, MAP)

Kasubbag. Keuangan dan Perlengkapan

(Ina Purwantini, SE)

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 4

BBAABB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

2.1.1. Visi dan Misi

Berdasarkan visi Kabinet Kerja yaitu: “Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, maka visi

Kementerian Pertanian adalah: “Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan

Kesejahteraan Petani”.

Dengan mengacu kepada Visi Kementerian Pertanian, serta dengan

memperhatikan dinamika lingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, dan kondisi yang diharapkan pada tahun 2019, maka visi

Sekretariat Jenderal-Kementerian Pertanian adalah “Kredibel, Akuntabel dan

Profesional dalam Pelayanan Manajemen dan Dukungan Administrasi

Kementerian”.

Mengacu kepada kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional,

dan dengan berpedoman pada Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Tahun 2015 – 2019, serta dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis

baik di lingkup global, maupun lingkup nasional, maka Visi PSEKP 2015 – 2019

dirumuskan sebagai berikut: “Menjadi pusat pengkajian yang handal dan

terpercaya dalam menghasilkan invensi dan inovasi di bidang sosial ekonomi dan

kebijakan pertanian untuk kesejahteraan petani dalam rangka mewujudkan

pemerintah yang baik dan bersih“.

Visi tersebut dirumuskan berdasarkan kesadaran bahwa PSEKP

merupakan lembaga pemerintah, sehingga harus berorientasi pada pelayanan

masyarakat melalui partisipasi secara aktif dalam memberikan alternatif

rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi

tersebut, maka misi yang dijadikan sebagai arahan kegiatan PSEKP adalah:

1. Melakukan penelitian dan pengkajian guna menghasilkan informasi, inovasi

dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pertanian.

2. Melakukan analisis kebijakan, pengkajian untuk mengolah informasi dan ilmu

pengetahuan hasil analisis, serta mengembangkan hasil inovasi menjadi

rumusan alternatif kebijakan pembangunan pertanian.

3. Melakukan advokasi pembangunan pertanian, berupa kampanye publik untuk

memobilisir partisipasi lembaga terkait dan masyarakat luas dalam

mendukung pembangunan sistem pertanian bioindusri yang mandiri,

berdaulat dan berkelanjutan.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 5

4. Mengembangkan kemampuan institusi PSEKP sehingga mampu mewujudkan

visi dan misinya secara berkelanjutan.

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh PSEKP selama tahun

2015-2019 adalah:

1. Menghasilkan pengetahuan, data, dan informasi serta analisis yang berkaitan

dengan: (a) Pengelolaan sumberdaya pertanian, penguatan usata pertanian-

bioindustri, ketahanan pangan, dan pengentasan kemiskinan, (b) Kebijakan

ekonomi makro dan perdagangan multilateral, regional dan bilateral, dan (c)

Sosial budaya, serta penguatan kelembagaan dan SDM pertanian;

2. Mengkaji model kelembagaan penerapan teknologi, sistem inovasi dan sistem

usaha pertanian;

3. Menghasilkan proyeksi permintaan dan penawaran komoditas pertanian

utama, pengukuran indikator pembangunan pertanian dan pedesaan, serta

analisis dampak kebijakan pertanian;

4. Menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dan program pembangunan

pertanian yang bersifat responsif dan antisipatif;

5. Mengembangkan jaringan kerja sama penelitian dengan lembaga penelitian

(dalam dan luar negeri) dan stakeholder dalam rangka peningkatan kualitas

hasil penelitian, serta efektivitas dan percepatan diseminasi hasil penelitian;

6. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya manusia, kualitas dan

ketersediaan sarana/prasarana, serta budaya kerja inovatif dan profesional;

7. Menyebarluaskan hasil-hasil penelitian sosial ekonomi dan analisis kebijakan

pertanian kepada pengguna.

Dari rumusan tujuan tersebut, sasaran utama yang ingin dicapai dari

kegiatan PSEKP adalah: Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan

pembangunan pertanian berkelanjutan. Dari sasaran tersebut, diukur dengan

keluaran (output) dua indikator kinerja, yakni: (1) Jumlah layanan rekomendasi

kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan,

dan (2) Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu

aktual pembangunan pertanian.

2.1.3. Kebijakan

Mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian dan Sekretariat Jenderal

serta visi, misi, dan tugas dan fungsi PSEKP, maka kebijakan dasar PSEKP

adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan yang

mengarah pada ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah, daya

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 6

saing produk pertanian, perluasan kesempatan kerja, mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota;

2. Pengembangan kebijakan kelembagaan, perlindungan petani serta usaha

pertanian;

3. Pengembangan kebijakan ekonomi makro dan perdagangan

internasional yang berpihak kepada petani; dan

4. Peningkatan kapasitas institusi yang akuntabel dan good governance.

2.1.3.1. Program dan Kegiatan Penelitian

Berkaitan dengan sinkronisasi program/kegiatan penelitian dengan

program Unit Kerja lingkup Kementerian Pertanian dan lembaga terkait lainnya,

PSEKP melakukan koordinasi dan sinkronisasi untuk memperoleh umpan balik.

Kegiatan sinkronisasi tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa PSEKP

memiliki mandat yang berbeda dengan mandat lembaga penelitian lain, seperti

LIPI atau lembaga penelitian Perguruan Tinggi. Mandat PSEKP dalam

melaksanakan penelitian/pengkajian adalah lebih menekankan pada problem

solving research untuk menunjang kinerja Kementerian Pertanian, terutama

dalam perumusan kebijakan pembangunan pertanian. Oleh karena itu,

dipandang perlu untuk mengetahui program-program pembangunan pertanian

yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal lingkup Kementerian Pertanian,

sehingga dapat dilakukan sinkronisasi antara program Ditjen Teknis terkait

sebagai stakeholders dengan rencana penelitian/pengkajian PSEKP.

Dalam upaya mempertajam arah dan sasaran kegiatan penelitian, PSEKP

membentuk Tim Teknis Perencanaan dan Program Penelitian PSEKP melalui

Surat Penugasan Kepala Pusat Nomor B.36/HK.160/A.11/01/2017 tanggal 3

Januari 2017. Tim Teknis tersebut terdiri dari Profesor Riset, Ketua Kelti dan

beberapa peneliti senior PSEKP yang dipandang mempunyai kapabilitas sebagai

Tim Teknis Penelitian. Tugas pokok Tim Teknis secara umum adalah merancang

rencana penelitian/pengkajian yang akan dilakukan PSEKP sampai tersusunnya

Proposal Operasional Penelitian. Dalam perencanaan program penelitian, Tim

Teknis mempunyai tugas, yakni: (1) Melakukan penjaringan isu-isu utama

kebijakan pembangunan pertanian dan perdesaan serta merumuskannya sebagai

prioritas kegiatan penelitian PSEKP, serta (2) Melakukan penajaman arah dan

program kegiatan penelitian PSEKP, mulai dari penyusunan rencana kegiatan,

penyusunan matrik program sampai penyusunan proposal penelitian.

Selanjutnya dalam rangka mengawal kegiatan penelitian, dibentuk Tim

Pelaksana Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tahun Anggaran 2017, melalui Surat

Keputusan Kepala Pusat Nomor 15/KPTS/KU.210/A.11/01/2017 tanggal 4 Januari

2017 tentang Penunjukkan Tim Pelaksana Kegiatan Monitoring dan Evaluasi

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 7

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Tugas Tim Pelaksana Monev

adalah: (1) Melakukan pemantauan proses pelaksanaan kegiatan penelitian yang

dilakukan oleh Tim Peneliti, mulai dari tahap awal hingga akhir, dengan tujuan

untuk mencegah terjadinya penyimpangan pelaksanaan kegiatan penelitian dari

proposal operasional yang telah ditetapkan dan membantu memberikan solusi

jika penyimpangan benar-benar terjadi, (2) Memberikan penilaian dan saran

perbaikan yang diperlukan terhadap hasil penelitian menurut tahap-tahap

kegiatan penelitian dengan mengacu pada proposal penelitian, (3) Melakukan

koordinasi dengan Tim Teknis dalam rangka perbaikan/penyempurnaan proposal

operasional, dan (4) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelengkapan

administrasi dan kinerja pelayanan pendukung penelitian.

Pengelompokan kegiatan penelitian dilakukan secara terencana dengan

mempertimbangkan kemampuan pendanaan dan sumberdaya manusia. Kegiatan

utama penelitian PSEKP pada tahun 2017 sumber dananya berasal dari APBN

(DIPA). Kegiatan utama tersebut terdiri atas 12 (dua belas) judul penelitian

sebagai berikut:

1. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan

Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agro Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija

2. Daya Tahan Sektor Pertanian terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung Ketahanan Pangan

Berkemandirian

3. Pengembangan Model Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

4. Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan

5. Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga, Distribusi, dan Dampaknya terhadap

Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan 6. Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung

Ketahanan Pangan Berkemandirian 7. Tipologi dan Penguatan Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka

Transformasi Menuju Petani Komersial 8. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia

9. Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai

Strategi Peningkatan Ekspor 10. Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas

Harga Cabai dan Bawang Merah 11. Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian

12. Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam

Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak.

Pada tahun 2017 PSEKP melakukan kegiatan kerja sama penelitian

dengan tiga lembaga penelitian internasional yang bersifat multiyears, yaitu Food

Agriculture Organization (FAO), the Australian Centre for International

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 8

Agriculture Research (ACIAR), dan the Centre for Alleviation of Poverty through

Sustainable Agriculture (CAPSA). Adapun judul kegiatan dimaksud, yakni;

1. “Analysis and Mapping of Impacts under Climate Change for Adaptation and

Food Security through South-South Cooperation (AMICAF-SSC)-Component

2”, merupakan kegiatan penelitian kerja sama dengan FAO

2. “Improving Milk Supply Competitiveness a Livelihoods in Smallholder Dairy

Chains in Indonesia (IndoDairy)”, adalah kegiatan penelitian kerja sama

dengan ACIAR

3. “Farm Risk Management and Sustainability of Integrated Dryland

Development for Poverty Alleviation”, kegiatan penelitian kerja sama dengan

CAPSA

2.1.3.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Kinerja

Indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pencapaian

kinerja kegiatan penelitian yang dilakukan PSEKP adalah masukan, keluaran,

hasil, manfaat, dan dampak. Masukan (Input) merupakan segala sesuatu yang

dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan untuk

menghasilkan keluaran (output). Masukan yang digunakan dalam kegiatan

penelitian bidang sosial ekonomi pertanian ini adalah dana dan sumber daya

manusia (SDM) atau peneliti yang melaksanakan kegiatan penelitian. Keluaran

(Output) merupakan hasil langsung yang dicapai dari pelaksanaan suatu

kegiatan penelitian. Keluaran tersebut dapat berupa produk/jasa fisik dan atau

non fisik, misalnya digunakannya usulan alternatif kebijakan pembangunan

pertanian oleh Kementerian Pertanian atau Kementerian lainnya. Hasil

(Outcome) merupakan segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah. Misalnya, dimasukkannya beberapa

usulan alternatif kebijakan dalam keputusan pembuat kebijakan pembangunan

pertanian. Manfaat (benefit) merupakan kegunaan suatu keluaran yang

dirasakan langsung oleh masyarakat, sedangkan dampak (impact) merupakan

ukuran tingkat pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif.

Berbeda dengan penelitian yang bersifat teknis, output yang dihasilkan

dari penelitian sosial ekonomi bukanlah teknologi yang bersifat tangible

(teknologi yang dapat dilihat secara fisik), melainkan berupa pengetahuan

rumusan kebijakan atau program dan rumusan rekayasa kelembagaan yang

bersifat intagible. Dengan demikian, manfaat maupun dampak atas hasil-hasil

penelitian/pengkajian PSEKP umumnya tidak dapat dirasakan oleh masyarakat

dalam jangka pendek. Manfaat dan dampak penelitian PSEKP baru terlihat

setelah rumusan kebijakan dilaksanakan dan melalui proses penyesuaian di

masyarakat.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 9

Disamping itu, pengukuran manfaat dan dampak PSEKP tidak dapat

berdiri sendiri karena kontribusi lembaga lain dalam pengukuran kedua indikator

ini juga tidak kecil. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengukur manfaat dan

dampak analisis dan pengkajian secara kuantitatif. Kedua indikator tersebut

dapat diukur atas dasar ex ante analisis atau secara potensial. Secara umum,

indikator pencapaian kinerja yang ingin diterapkan oleh PSEKP dalam periode

2015-2019 adalah penekanan kepada indikator keluaran (output) dari kegiatan

analisis. Indikator output tersebut merupakan dasar penentuan keberhasilan

pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan.

Setiap kegiatan penelitian diharapkan dapat menghasilkan suatu

keluaran yang dapat dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna

secara optimal. Berdasarkan tugas dan fungsinya, maka pengguna utama hasil

penelitian PSEKP adalah: (1) Pejabat pembuat dan pengelola kebijakan

pembangunan pertanian lingkup Kementerian Pertanian dan lembaga negara

lainnya, (2) Praktisi agribisnis, petani dan pengusaha agribisnis, dan (3) Masyarakat

umum. Disamping untuk stakeholder utama, hasil-hasil penelitian tersebut dapat

pula dimanfaatkan oleh pengguna sekunder, seperti: politisi, ilmuwan, masyarakat

peminat pembangunan pertanian, dan para peneliti PSEKP sendiri.

2.1.4. Strategi

Lima strategi prioritas untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran bagi

pengembangan PSEKP lima tahun ke depan yang disusun berdasarkan urutan skala

prioritas adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan program kerja sama penelitian, pelatihan dan pendidikan

DN dan LN.

2. Pengembangan model pengambilan keputusan berdasarkan analisis

sosek pertanian (DSM).

3. Pemantapan proporsionalitas kepakaran bidang sosek bagi peneliti

pemula (pendidikan S2 dan S3).

4. Penguatan metodologi penelitian dan pengembangan model analisis

dalam rangka peningkatan kinerja hasil penelitian dan publikasi ilmiah.

5. Melakukan peningkatan rekruitmen tenaga dengan bekerja sama dengan

perguruan tinggi terkemuka.

Dari lima strategi prioritas tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

diperhatikan dalam penyusunan program dan kebijakan pengembangan

kelembagaan PSEKP untuk periode 2015 – 2019 ke depan, yaitu: (1)

Pengembangan SDM peneliti dan non-peneliti, (2) Peningkatan kualitas metodologi

penelitian dan pemutakhiran model analisis, (3) Peningkatan kualitas dan

penyebaran publikasi hasil penelitian, dan (4) Pengembangan networking dengan

lembaga terkait, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 10

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang

dimiliki oleh instansi. Perjanjian Kinerja antara Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian dengan Sekretaris Jenderal Tahun 2017 yaitu tersedianya

22 rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan. Perjanjian

Kinerja PSEKP Tahun 2017 berdasarkan sasaran strategis dan indikator kinerja

dalam Renstra PSEKP 2015-2019. Adapun Perjanjian Kinerja PSEKP Tahun 2017

meliputi:

1. Sasaran Strategis :

Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembengunan pertanian

berkelanjutan

2. Indikator Kinerja :

a. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika

pembangunan pertanian berkelanjutan (12 rekomendasi kebijakan).

b. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu

aktual pembangunan pertanian (10 rekomendasi kebijakan).

Perjanjian Kinerja tersebut telah ditandatangani pada bulan Januari 2017, satu

bulan setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Berdasarkan Rencana Strategis Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian (PSEKP) Tahun 2015-2019, sasaran utama PSEKP yang berkaitan

dengan tugas utama PSEKP dalam melaksanakan analisis dan pengkajian sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian berkaitan erat dengan sasaran strategis

yakni “tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

berkelanjutan”. Selanjutnya, sasaran strategis tersebut pada Tahun 2017

dijabarkan dalam 2 (dua) indikator kinerja utama yang akan dicapai dari

program/kegiatan utama yang berkaitan erat dengan tugas utama PSEKP.

Capaian indikator kinerja sasaran dari program/kegiatan utama PSEKP

dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan akan diuraikan lebih lanjut

pada bab ini.

Keberhasilan pencapaian sasaran berkaitan erat dengan penerapan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkup PSEKP. Mekanisme

monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan penelitian dilakukan melalui rapat

bulanan, monev awal, monev pelaksanaan dan monev laporan akhir. Sementara

itu realisasi keuangan dipantau menggunakan program berbasis web melalui

penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan.

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2017

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target

indikator kinerja sasaran dengan realisasi, yakni keluaran (output) kegiatan yang

berkaitan dengan masing-masing sasaran tersebut. Kriteria ukuran keberhasilan

pencapaian sasaran tahun 2017 ditetapkan berdasarkan dokumen laporan

capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dihitung menggunakan rumus:

Capaian sasaran = Realisasi IKU dibagi Target IKU x 100%

Kriteria penilaian terbagi terbagi 4 (empat) kategori berdasarkan skoring,

yaitu:

1. Sangat berhasil, jika capaian sasaran >100%

2. Berhasil, jika capaian sasaran 80-100%

3. Cukup berhasil jika capaian sasaran 60-79%, dan

4. Kurang berhasil jika capaian sasaran <60%.

Fokus pengukuran pencapaian kinerja adalah pada pengukuran

pengukuran target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan

(PK). Hasil pengukuran kinerja yang diuraikan di bawah ini merupakan hasil

pengukuran yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan evaluasi yang

rutin dan intensif dengan mekanisme sebagai berikut:

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 12

1. Melaksanakan evaluasi proposal penelitian sejak awal sehingga target output

kegiatan menjadi terukur dan memungkinkan untuk dicapai. Evaluasi

dilakukan oleh Tim Teknis yang terdiri dari Profesor Riset, Peneliti Senior dan

Ketua Kelompok Peneliti.

2. Mewajibkan kepada seluruh penanggungjawab kegiatan untuk menyampaikan

laporan secara berkala melalui laporan tengah tahun dan laporan akhir

kegiatan sehingga dapat diketahui kemajuan setiap kegiatan dalam pecapaian

tujuan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam pencapaian tujuan. Jika

ditemukan ada permasalahan dalam upaya pencapaian tujuan dapat langsung

dicari upaya penyelesaian agar pencapaian tujuan tidak terganggu.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk memastikan

kegiatan dapat terlaksana sesuai dengan rencana.

4. Melakukan seminar proposal dan seminar hasil penelitian sehingga terjadi

proses cek dan recek terhadap dokumen perencanaan dan pelaporan.

5. Pemantauan dan evaluasi secara intensif juga dilakukan terhadap realisasi

anggaran secara bulanan melalui PMK 249 (memfasilitasi kewajiban laporan

kinerja yang diamanatkan PP 39 Tahun 2009).

6. Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dilakukan sebagai suatu sistem

untuk menjamin keyakinan memadai agar penyelenggaraan kegiatan pada

suatu instansi pemerintah dapat tercapai tujuannya secara efektif dan efisien,

melaporkan pengelolaan keuangan negara secara handal, mengamankan

asset negara mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan kinerja sasaran program utama yang berkaitan erat dengan

tugas utama PSEKP Tahun 2017, capaian yang dihasilkan adalah ”25

rekomendasi kebijakan pertanian untuk pembangunan pertanian” dari 22

rekomendasi kebijakan yang ditargetkan, terutama menyangkut aspek sosial

ekonomi dan kebijakan pertanian (Tabel 1).

Tabel 1. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2017

No. Sasaran Indikator Kinerja

Uraian Target Capaian %

1. Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan

1. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan

12 12 100

2. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian

10 13 130

TOTAL REKOMENDASI KEBIJAKAN 22 25 114

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 13

Kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian secara umum

menunjukkan hasil pencapaian sangat berhasil, beberapa sasaran melebihi target

sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2017. Uraian secara lebih lengkap

tentang capaian kinerja masing-masing sasaran tersebut selanjutnya diuraikan

pada Subbab 3.2.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis dan evaluasi capaian kinerja Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian tahun 2017 menurut penetapan sasaran strategis yakni ” tersedianya

layanan rekomendasi kebijakan pertanian berkelanjutan” sesuai dengan rencana

strategis (Renstra 2015-2019) sebagai berikut:

Sasaran : Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

berkelanjutan

Untuk mencapai Sasaran tersebut, diukur dengan keluaran (output)

dua indikator kinerja, yakni: (1) Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial

ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan, dan (2) Jumlah

layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual

pembangunan pertanian. Pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja

tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian, Tahun 2017

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan

12 Rekomendasi

kebijakan

12 Rekomendasi

kebijakan

100

2. Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian

10 Rekomendasi

kebijakan

13 Rekomendasi

kebijakan

130

Tabel 2 menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran yang telah

ditargetkan dalam tahun 2017 dapat dicapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat

dari capaian indikator kinerja Sasaran yang seluruhnya terealisir 100 persen dari

target yang ditetapkan. Sasaran tersebut dicapai melalui dua program/kegiatan,

yaitu: (1) Pengkajian sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian,

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 14

yang dilaksanakan melalui 12 kegiatan, dan (2) Pengkajian responsif dan

antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian, yang dilaksanakan melalui 13

kegiatan.

Indikator kinerja pertama sasaran, yakni “jumlah layanan rekomendasi

kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan”,

dicapai melalui 12 kegiatan yakni:

1. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan

Pertaniandan Perdesaan di Wilayah Agro Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija

2. Analisis Daya Tahan Sektor Pertanian terhadap Gangguan Eksternal

dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

3. Pengembangan Model Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

4. Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian

Berbasis Tanaman Pangan 5. Kajian Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga, Distribusi, dan Dampaknya

terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan 6. Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung

Ketahanan Pangan Berkemandirian 7. Analisis Tipologi dan Penguatan Kelembagaan Petani Kecil dalam

Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial

8. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia 9. Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai

Strategi Peningkatan Ekspor 10. Kajian Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah

11. Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian 12. Kajian Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan

Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak

Masukan (input) yang dipakai untuk mendukung keberhasilan

pencapaian hasil kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut adalah

sumberdaya manusia yakni peneliti dan dukungan dana yang bersumber dari

APBN. Hasil kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut selanjutnya

disampaikan untuk kepentingan dan dimanfaatkan oleh stakeholder utama yakni

pimpinan Kementerian Pertanian. Serapan dana yang bersumber dari APBN

mencapai 96,49 persen. Output kegiatan tersebut secara lengkap dapat dilihat

pada Tabel 3.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 15

Tabel 3. Target dan Realisasi Output Kegiatan yang Terkait dengan Indikator Pertama Sasaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun

2017 No. Kegiatan Target Realisasi (Output)

1. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan Pertaniandan Perdesaan di Wilayah Agro Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan dinamika indikator pembangunan pertaniandan perdesaan di wilayah agro ekosistem lahan kering berbasis sayuran dan palawija

2. Analisis Daya Tahan Sektor Pertanian terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan daya tahan sektor pertanian terhadap gangguan eksternal dan kebijakan yang diperlukan mendukung ketahanan pangan berkemandirian

3. Pengembangan Model Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pengembangan model kelembagaan petani dan penyuluhan pertanian mendukung implementasi program pertanian modern

4. Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan optimasi sumberdaya dalam pengembangan kawasan pertanian berbasis tanaman pangan

5. Kajian Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga, Distribusi, dan Dampaknya terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan subsidi pupuk: harga, distribusi, dan dampaknya terhadap permintaan pupuk dan produksi tanaman pangan

6. Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan insentif harga produk pertanian strategis mendukung ketahanan pangan berkemandirian

7. Analisis Tipologi dan Penguatan Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan tipologi dan penguatan kelembagaan petani kecil dalam rangka transformasi menuju petani komersial

8. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia (Lanjutan)

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan pemetaan daya saing pertanian indonesia

9. Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor

10. Kajian Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah

11. Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian

12. Kajian Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak

1 Rekomendasi

Kebijakan

1 Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 16

Keluaran (output) yang telah dicapai dari kegiatan penelitian pada indikator

sasaran pertama diuraikan sebagai berikut.

a. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan

Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agro Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan rekomendasi

kebijakan yang diperlukan untuk pembangunan perdesaan pada agroekosistem

lahan kering berbasis palawija dan sayuran. Penelitian Patanas tahun anggaran 2017 mencakup delapan aspek, yaitu: (1) dinamika struktur pengusaaan lahan;

(2) dinamika struktur ketenagakerjaan; (3) dinamika tingkat adopsi teknologi pertanian dan profitabilitas usahatani; (4) dinamika struktur pendapatan; (5)

dinamika struktur pengeluaran dan konsumsi; (6) dinamika nilai tukar petani; (7)

dinamika penduduk miskin; dan (8) dinamika kelembagaan pertanian. Kegiatan Patanas 2017 merupakan resurvei Patanas 2011 dan Patanas 2008, dilakukan di

lima provinsi sentra palawija dan sayuran, yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan yang mencakup 11 kabupaten dan 12

desa contoh. Jumlah responden contoh sebanyak 32 responden per desa untuk lokasi Jawa dan 25 responden perdesa untuk lokasi Luar Jawa. Secara

keseluruhan jumlah responden mencakup 363 responden rumah tangga

perdesaan.

b. Analisis Daya Tahan Sektor Pertanian terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

Perubahan iklim seperti musim kemarau yang berkepanjangan atau curah hujan yang terlalu tinggi sangat mempengaruhi produksi pertanian dan dapat

menyebabkan gangguan pendapatan petani maupun ketahanan pangan. Penelitian dilakukan mulai tahun 2016. Pada tahun 2016 fokus penelitian

dilakukan untuk mengukur daya tahan sektor pertanian terhadap kekeringan,

pada tahun 2017 penelitian diarahkan kepada perubahan iklim yang mengakibatkan banjir di beberapa sentra produksi pangan. Secara umum tujuan

penelitian ini adalah untuk melakukan analisis daya tahan sektor pertanian terhadap gangguan faktor eksternal, khususnya banjir, dan kebijakan untuk

mengatasinya. Penelitian dilakukan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

c. Pengembangan Model Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

Peningkatan peran kelembagaan petani perlu dilakukan sejalan dengan kegiatan penyuluhan pertanian dengan memotivasi petani untuk berpartisipasi dalam

kelembagaan petani. Kelembagaan petani perlu dikelola oleh petani muda yang

diberi pemahaman bahwa sektor pertanian yang berbasis pada penerapan pertanian modern dapat berperan sebagai lokomotif ekonomi yang dapat

diandalkan sebagai sumber pendapatan. Penelitian ini bertujuan menghasilkan rekomendasi kebijakan dan langkah-langkah operasional pengembangan model

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 17

kelembagaan petani dan penyuluhan pertanian mendukung implementasi program pertanian modern. Lokasi penelitian mencakup wilayah Jawa (Provinsi

Banten dan Jawa Tengah) dan Luar Jawa (Provinsi Sumatera Barat, Bali, dan

Sulawesi Selatan).

d. Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan

Tujuan Pengembangan Kawasan Pertanian adalah jamak dengan skala prioritas

dan dimensi tujuan antar pemangku kepentingan heterogen. Semua tujuan tersebut ingin dicapai meskipun diantara berbagai tujuan itu mungkin ada yang

sifatnya tidak searah. Di sisi lain, sumberdaya yang tersedia di suatu kawasan pertanian juga terbatas. Penelitian ini berada pada posisi untuk mengoptimalkan

sumberdaya tersebut dengan multi tujuan yang ingin dicapai agar tersusun suatu rekomendasi strategi implementasi kawasan pertanian yang operasional. Lokasi

penelitian yaitu Provinsi Banten, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan,

Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.

e. Kajian Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga, Distribusi, dan Dampaknya terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama yang sangat menentukan

dalam peningkatan produktivitas usahatani tanaman pangan. Kebijakan

pemberian subsidi pupuk tersebut dilakukan pemerintah sejak awal tahun 1970-

an. Subsidi pupuk diberikan melalui mekanisme harga jual pupuk. Penelitian ini

secara umum bertujuan untuk merumuskan saran kebijakan subsidi pupuk

khususnya atas aspek harga dan distribusinya, serta perubahan besaran

subsidinya terhadap permintaan pupuk dan peningkatan produksi tanaman

pangan. Kajian ini di lakukan pada sentra produksi pangan utama serta

merupakan wilayah uji coba perubahan subsidi pupuk dari pola subsidi tidak

langsung ke arah subsidi langsung, yang pada tahap ini ujicoba penerapan kartu

tani atau kartu subsidi pupuk, maka penelitian ini dilakukan di 5 (lima) provinsi,

yaitu: Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Nusa

Tenggara Barat.

f. Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

Pemberian insentif kepada petani untuk meningkatkan produksi padi, selama ini

pemerintah telah memberlakukan kebijakan harga berupa Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) gabah/beras. Besaran HPP gabah/beras ditetapkan

berdasarkan biaya produksi, biaya pengolahan sederhana, biaya distribusi, dan

keuntungan petani sebesar 30 persen. Dalam rangka swasembada pangan,

pemerintah memberikan berbagai insentif kepada petani, salah satunya dalam

bentuk penetapan Harga Acuan Pemerintah (HAP) guna mendorong peningkatan

produksi. Disisi lain pemerintah menginginkan harga pangan pokok di tingkat

konsumen stabil dan berada pada tingkat yang terjangkau masyarakat luas.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alternatif HAP dan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 18

harga acuan komoditas pangan strategis, serta dampaknya terhadap kinerja

usahatani padi-jagung-kedele (pajale) dalam rangka kemandirian pangan

nasional.

g. Analisis Tipologi dan Penguatan Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial

Sampai saat ini, petani kecil merupakan sebagian besar dari penduduk miskin,

namun keberadaannya menjadi salah satu kunci penting dalam proses

pembangunan pertanian. Karakteristik sosial budaya dan rasionalitas ekonominya

bersifat khusus dan bukan kelompok masyarakat tani yang homogen. Tipologi

petani berdasarkan tingkat komersialisasi usaha taninya, memerlukan penguatan

kelembagaan. Penelitian ini bertujuan merumuskan penguatan kelembagaan

petani kecil dalam rangka menyusun strategi transformasi petani kecil menjadi

petani komersial. Penelitian dilakukan di wilayah pedesaan dengan

agroekosistem persawahan di empat provinsi sentra padi, yaitu Provinsi Jawa

Barat dan Jawa Timur yang mewakili Pulau Jawa serta Provinsi Sumatera Utara

dan Sulawesi Selatan yang mewakili luar Pulau Jawa.

h. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia (Lanjutan) Peningkatan daya saing nasional sangat penting bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain dalam situasi global dan regional yang semakin

kompetitif. Salah satu kunci dalam meningkatkan daya saing adalah mendorong laju inovasi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Indonesia memiliki

sejumlah keunggulan komparatif yang masih dapat dibenahi dan diperbaiki agar

dapat meningkatkan daya saing. Pemetaan daya saing pertania daerah sangat penting bagi Indonesia untuk dapat melihat situasi perekonomian yang semakin

kompetitif. Pada penelitian ini, pemetaan daya saing pertanian dikaitkan dengan daya saing pertanian daerah (regional) yang merupakan kemampuan suatu

daerah untuk menumbuhkembangkan agribisnis dengan menyediakan fasilitasi,

perlindungan, pemberdayaan dan regulasi yang kondusif dalam pemanfaatan optimal sumberdaya daerah untuk sebesar-besarnya kesejahteraan petani secara

berkelanjutan di daerah tersebut. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan wacana baru tentang pengembangan daya saing pertanian di

Indonesia.

i. Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor

Pengembangan kegiatan hilirisasi industri sektor pertanian sudah menjadi arah

kebijakan Kementerian Pertanian ke depan. Kegiatan hilirisasi yang berbasis pertanian yang berkembang saat ini belum secara optimal memanfaatkan

peluang ekspor, menopang jutaan tenaga kerja produktif di pedesaan serta

meningkatkan pendapatan petani. Oleh karena itu, upaya revitalisasi kegiatan hilirisasi sistem komoditas pertanian untuk menumbuhkan industri pertanian

yang mampu mendorong dan menggerakkan perekonomian di pedesaan menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk merumuskan strategi

kebijakan pengembangan kegiatan hilirisasi pertanian dalam upaya

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 19

meningkatkan nilai tambah dan mendorong ekspor pertanian, khususnya pada komoditas padi, jagung dan cabai merah. Penelitian ini mencakup kajian pada

tingkat mikro dan makro. Kajian tingkat mikro dilakukan di lima Provinsi yaitu di

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Lampung.

j. Kajian Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah

Fluktuasi harga merupakan salah satu risiko dan permasalahan yang harus

dihadapi para petani dalam proses pemasaran produk hasil pertanian terutama pada saat panen. Fluktuasi harga akan menjadi polemik di tingkat konsumen

pada saat harga di atas harga pasar sampai harga ekstrim tinggi dan cenderung volatil. Komoditas hortikultura yang sering mengalami fluktuasi harga adalah

aneka cabai dan bawang merah. Dalam penelitian ini dikaji secara mendalam

sistem dan kinerja rantai pasok serta faktor-faktor yang mempengaruhi gejolak (volatilitas) harga cabai dan bawang merah di tingkat produsen, pedagang dan

pasar atau konsumen, analisis perilaku serta kebijakan dan regulasi perdagangan ke dua komoditas ini baik dari aspek produksi, penanganan produk, sistem

pasokan, distribusi, dan konsumsi serta hubungannya dengan tingkat pemenuhan kebutuhan konsumen.

k. Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian Akses pasar merupakan penentu utama sistem produksi petani pedesaan. Pasar

pedesaan ditandai oleh hubungan asimetris yang ekstrem antara, sejumlah besar produsen/konsumen kecil dan pelaku pasar yang jumlahnya sedikit. Sulitnya

mengakses pasar akan membatasi peluang untuk meningkatkan pendapatan

petani. Jarak pasar yang jauh, secara fisik, akan meningkatkan ketidakpastian dan mengurangi pilihan pasar. Hal ini mengakibatkan peluang pemasaran yang

lebih terbatas, menurunkan harga di tingkat petani dan menambah biaya input. Secara umum tujuan penelitian ini adalah menyusun rekomendasi kebijakan

untuk meningkatkan akses pasar produk dalam negeri di pasar internasional. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan

Sulawesi Selatan.

l. Kajian Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan

Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak

Kunci mencapai daya saing produk ayam ras adalah efisiensi, baik di tingkat

produsen maupun rantai pasok hingga ke tangan konsumen. Pada sektor produksi, usaha ayam ras, melibatkan banyak rumah tangga peternak.

Kerjasama kemitraan antara perusahaan sebagai inti dan peternak sebagai plasma pada usaha budidaya ayam ras pedaging diharapkan mampu

meningkatkan efisiensi usaha pada sisi produksi melalui transformasi teknologi

dan manajemen usaha. Pada usaha budidaya ayam ras petelur, keberlanjutan usaha ditentukan oleh peran poultry shop sebagai mediator antara peternak dan

perusahaan pemasok sapronak. Hubungan kerjasama antara produsen sapronak, perusahaan inti dan/atau poultry shop dengan peternak yang dijalin dalam satu

manajemen rantai pasok dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing produk. Pedagang dan pengolah hasil juga menentukan daya saing produk. Sementara

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 20

itu, pemerintah berperan melakukan pengaturan sehingga kegiatan produksi dan distribusi berjalan kondusif dan konsumen mudah mendapatkan produk dengan

harga wajar. Upaya mencapai efisiensi dari hulu ke hilir dalam satu kesatuan

rantai pasok diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan daya saing produk nasional tetapi juga dapat mempertahankan keberadaan dan kesejahteraan

peterak ayam ras skala kecil.

Indikator kinerja sasaran kedua, yakni “Jumlah rekomendasi kebijakan

responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian”, dicapai melalui

13 kegiatan analisis kebijakan (Anjak). Kegiatan Anjak yang target awalnya

adalah menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan yang terkait dengan isu-isu

kebijakan aktual, hingga akhir tahun 2017 menghasilkan 13 rekomendasi lebih

besar dari target yang ditetapkan, dengan topik sebagai berikut:

1. Analisis Keberadaan Surplus dan Kebutuhan Cadangan Pangan

Pemerintah (CPP) Beras untuk Menjaga Stabilitas Harga di Tingkat Konsumen

2. Analisis Konsepsi dan Strategi Implementasi UPSUS SIWAB 3. Analisis Konsepsi, Implementasi dan Arah Pengembangan Asuransi

Pertanian

4. Model pengembangan Produksi Pangan di daerah Perbatasan 5. Outlook Indikator Makro Sektor Pertanian 2017-2019: PDB Sektor

Pertanian 6. Dampak Kebijakan Pajak Penambahan Nilai dan HET Gula terhadap

Profitabilitas Usahatani Tebu dan Harga Lelang Bagian Petani

7. Domestik Support dan Tarif yang layak sebagai unsure proteksi dan promosi ekspor

8. Pemanfaatan Food Sustainability Indeks (FSI) dan Global Food Security (GFSI) untuk Kebijakan Pembangunan Pertanian Indonesia

9. Analisis Kebijakan dan Program Menuju Swasembada Kedelai

Berkelanjutan 10. Kajian Kinerja Investasi dan Dampak Pengetatan Investasi Asing di

Sektor Pertanian 11. Review UU Pertanian dan yang dibutuhkan Untuk Mendukung Program

Pembangunan Pertanian 12. Analisis Kebijakan Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Pangan

Pokok

13. Sintesis Kebijakan Pembangunan Pertanian

Pelaksanaan kegiatan Anjak tersebut bersifat khusus, yakni penugasan

penelitiannya secara ad-hoc melalui penunjukan oleh Kepala Pusat sesuai

dengan isu-isu aktual di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian yang

berkembang selama tahun 2017. Peneliti yang ditugaskan dalam kegiatan Anjak

tersebut disesuaikan kapabilitasnya dengan topik penelitian yang dilakukan.

Realisasi dana yang terserap untuk kegiatan ini adalah 98,20 persen dari target

Pagu Rp. 1,542,780,000.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 21

Berdasarkan uraian kinerja di atas bahwa realisasi sasaran yang dicapai

PSEKP sampai akhir tahun 2017 secara umum seluruh sasaran yang ditetapkan

oleh PSEKP telah dapat dicapai dengan baik. Keberhasilan pencapaian sasaran ini

disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan dilengkapi dengan materi penelitian,

seperti proposal operasional, juklak (petunjuk pelaksanaan penelitian), outline

penelitian, serta kuesioner untuk pengumpulan data primer maupun daftar data

sekunder yang dibutuhkan untuk menjawab tujuan penelitian. Namun demikian,

dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, keberhasilan penelitian tidak terlepas

dari berbagai pengaruh faktor lingkungan, baik lingkungan eksternal maupun

internal. Hambatan, kendala, dan beberapa permasalahan yang dihadapi pada

saat dilakukannya penelitian dapat mempengaruhi kinerja PSEKP tahun 2017.

Faktor Pendukung Keberhasilan

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan

penelitian tersebut adalah:

a) Adanya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang dilakukan sejak tahap

perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, termasuk diseminasi hasil

penelitian sehingga ada kontrol/pengawasan dalam setiap tahapan kegiatan

penelitian. Dengan demikian bila terjadi permasalahan-permasalahan, baik di

lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera dilakukan

antisipasi penanggulangannya.

b) Dukungan dan koordinasi manajemen penelitian, baik aspek pelayanan

keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

Sarana kegiatan penelitian yang telah tersedia dengan baik dalam mendukung

kegiatan penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, seperti: fasilitas

komputer, jaringan internet, ruangan ber-AC, perpustakaan, sarana kendaraan,

dan lain-lain.

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan

penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi antara

PSEKP dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian seperti:

Direktorat Jenderal, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan

Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, Asosiasi berbagai komoditas,

Perguruan Tinggi, bahkan dengan instansi luar negeri seperti IDRC. Hal ini

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 22

memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian.

Hambatan dan Kendala

Beberapa hambatan dan kendala terkait pelaksanaan kegiatan penelitian

tahun 2017, antara lain: (1) Penumpukan kegiatan pengolahan data penelitian pada

waktu bersamaan, baik penelitian yang sumber dananya dari APBN/DIPA dan

penelitian kerjasama lainnya, sementara SDM entri data dan pengolahan data relatif

terbatas; (2) Adanya revisi anggaran yang berulang-ulang menyebabkan kegiatan

penelitian menjadi terhambat dan perlu penyesuaian terhadap perubahan anggaran

tersebut; (3) Adanya keterlambatan peneliti dalam menyerahkan kuesioner

penelitian setelah kembali dari lapang; dan (4) Tingkat validasi data kuesioner yang

bervariasi, baik kurang akurat dalam pengisian kuesionernya atau kesalahan entri

data (human error).

Hal tersebut di atas menjadi faktor penghambat penulisan pelaporan akhir

dan mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyelesaikan tahapanan penelitian.

Selain itu, penyerapan anggaran di seluruh kegiatan penelitian PSEKP tidak dapat

terserap secara optimal.

Permasalahan

Pada tingkat organisasi, permasalahan yang masih ditemui dalam

pelaksanaan kegiatan di PSEKP adalah masih adanya kesenjangan kapasitas

peneliti junior dengan senior karena jenjang pendidikan formal maupun

pengalaman dalam kegiatan penelitian. Kesenjangan terutama mencakup

kapasitas dalam membuat proposal penelitian yang baik, penguasaan metodologi

penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis hasil

pengolahan data terutama dalam merumuskan rekomendasi kebijakan pertanian.

Pada tingkat penelusuran data di lapang, permasalahan yang kerapkali

ditemui dalam pelaksanaan kegiatan PSEKP adalah validitas dan kelengkapan data

serta informasi di daerah kurang baik seiring dengan adanya era otonomi daerah

dan pemekaran wilayah. Padahal penelitian sosial ekonomi pertanian disamping

menggunakan data primer juga mengandalkan data sekunder. Beberapa

permasalahan yang ditemui di lapang antara lain adalah sebagian responden

(misalnya produsen benih, pengusaha di bidang pertanian) tidak bersedia untuk

mengisi kuesioner yang disiapkan, data sekunder tingkat kecamatan yang

dibutuhkan sulit diperoleh, dokumen dan informasi serta data pendukung yang

dibutuhkan di lapang tidak lengkap atau bahkan tidak tersedia di lapang. Di sisi

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 23

lain, beberapa tim juga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk

memperoleh database yang valid dan akurat.

Langkah-Langkah Inisiatif Yang Diambil

Untuk mengantisipasi permasalahan kesenjangan kapabilitas peneliti,

maka upaya yang dilakukan adalah memperkuat kelompok peneliti (Kelti)

sehingga keberadaan Kelti PSEKP dapat meningkatkan kinerja PSEKP sebagai

lembaga penelitian. Selain itu, juga perlu dilakukan pelatihan yang rutin dalam

peningkatan kemampuan peneliti di bidang pengembangan instrumen

penelitian/metodologi, analisis data, dan pembuatan proposal penelitian yang

baik.

Untuk mengatasi permasalahan akurasi data dan informasi di tingkat

lapangan, baik data primer maupun sekunder, tim peneliti umumnya melakukan

pencarian data dari berbagai sumber/instansi lain yang terkait. Validitas dan akurasi

data dan informasi sangat penting dan memengaruhi kualitas hasil kegiatan

penelitian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Kegiatan analisis dan

pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dalam lima tahun ke depan

diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi, pertimbangan dan advokasi

kebijakan dan program pembangunan pertanian bagi pengambil kebijakan

lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain, pelaku agribisnis, dan petani

yang lebih akurat, dengan didukung data kuantitatif di tingkat petani, yang

paling mutakhir.

Upaya-upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi kendala, hambatan, dan

permasalahan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: (a) Terkait

dengan penumpukan kegiatan pengolahan data pada bulan-bulan tertentu, maka

proses input data dan pengolahan data menggunakan sistem FIFO (First In First

Out) sehingga tercipta kelancaran dalam kegiatan pelayanan penelitian, dan (b)

Meningkatkan akurasi dan kualitas entri data yang lebih akurat.

Capaian Kinerja Utama PSEKP

Kinerja Utama PSEKP pada dua periode terakhir (2010-2014 dan 2015-

2017) diukur dari tersedianya jumlah rekomendasi kebijakan bagi stakeholder

dalam rangka pembangunan pertanian, mengingat hal tersebut merupakan

Indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program atau kegiatan.

Capaian kinerja utama PSEKP pada periode 2010-2014 dan 2015-2017

menunjukkan jumlah rekomendasi yang dihasilkan telah mencapai target pada

Penentuan Kinerja yang di tetapkan setiap tahun (Tabel 4).

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 24

Tabel 4. Perbandingan Keluaran/Output Kegiatan Utama Penelitian Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2010-2014 dan 2015-2017

Rekomendasi Kebijakan

2010-2014 2015-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014 2015 2016 2017 2015-2019

Target 12 12 21 22 22 90 22 22 22 110

Capaian 12 24 28 22 26 115 33 26 25 84

Tingkat capaian (%)

100 200 133 100 118 128 150 118 114 76

Berdasarkan sasaran utama dalam pelaksanaan kegiatan analisis dan

pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, capaian hasil kegiatan

penelitian bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian selama periode tahun

2010-2014 menunjukkan jumlah rekomendasi yang dihasilkan lebih besar dari

yang ditargetkan. Target kinerja kegiatan penelitian sosial ekonomi dan

kebijakan pertanian pada periode tersebut adalah tersedianya 90 rekomendasi

kebijakan, capaian hasil kegiatan mencapai 115 rekomendasi kebijakan atau 128

persen. Target kinerja yang ditetapkan pada periode 2010-2014 per tahun

cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya capaian target output

“Jumlah rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan sosial ekonomi

pertanian” lebih besar dari yang semula ditargetkan 12 rekomendasi kebijakan.

Target kinerja yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 adalah 110

rekomendasi kebijakan atau target per tahun sebanyak 22 rekomendasi

kebijakan, terdiri dari 12 rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian

reguler yang sudah ditentukan dan 10 rekomendasi kebijakan terkait evaluasi

dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual. Realisasi kinerja kegiatan selama

tahun 2015 adalah 33 rekomendasi (150%). Pada tahun 2016, realisasi kegiatan

adalah 26 rekomendasi (118%). Realisasi kegiatan pada tahun 2017 adalah 25

rekomendasi (114%). Realisasi yang lebih tinggi dari target ini disebabkan oleh

adanya capaian target output tentang jumlah rekomendasi kebijakan terkait

dengan isu-isu kebijakan sosial ekonomi pertanian yang semula ditargetkan 10

rekomendasi kebijakan, tapi selama tahun berjalan terealisasi hingga 21

rekomendasi kebijakan pada tahun 2015, 14 rekomendasi kebijakan pada tahun

2016, dan 13 rekomendasi kebijakan pada tahun 2017. Sampai dengan tahun

ketiga periode renstra 2015-2019, capaian realisasi kinerja sebesar 84

rekomendasi kebijakan (76%) dari 110 rekomendasi kebijakan yang ditargetkan.

Namun demikian, terlepas dari capaian target yang diperoleh, yang lebih penting

adalah upaya untuk meningkatkan kualitas rekomendasi yang dihasilkan perlu

terus dilakukan agar pemanfaatannya oleh stakeholder meningkat.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 25

Semua kegiatan penelitian tidak terlepas dari adanya monitoring dan

evaluasi yang dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir,

termasuk diseminasi hasil penelitian sehingga ada kontrol atau pengawasan dalam

setiap tahapan kegiatan penelitian. Dengan demikian bila terjadi permasalahan-

permasalahan, baik di lapang maupun dalam proses pengolahan data, dapat segera

dilakukan antisipasi penanggulangannya. Selain itu, juga adanya dukungan dan

koordinasi manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan

data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian terhadap kegiatan

penelitian.

Kegiatan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian

ke depan diarahkan untuk menghasilkan rekomendasi, pertimbangan dan

advokasi kebijakan dan program pembangunan pertanian bagi pengambil

kebijakan lingkup Kementerian Pertanian dan instansi lain, pelaku agribisnis dan

petani yang lebih akurat, dengan didukung data kuantitatif maupun kualitatif di

tingkat petani yang paling mutakhir.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian secara umum berhasil dalam mencapai sasaran dengan

baik. Anggaran PSEKP tahun 2017 disusun berdasarkan variabel jenis

pengeluaran dan variabel kegiatan. Variabel jenis pengeluaran dibedakan

menurut belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Sementara itu

variabel kegiatan dibedakan menurut jenis kegiatan, yakni: Kegiatan utama

mencakup Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, serta kegiatan

Penunjang yang mencakup: (a) Pengelolaan gaji, honorarium, dan tunjangan;

(b) Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran; (c) Pelayanan

publik atau birokrasi, dan (d) Perawatan sarana.

Total pagu anggaran PSEKP dalam DIPA TA. 2017 adalah Rp.

35.356.900.000 yang terdiri dari (1) Belanja Pegawai Rp. 14.712.991.000; (2)

Belanja Barang Rp. 15.405.900.000 dan (3) Belanja Modal Rp. 5.238.009.000.

DIPA PSEKP 2017 mengalami revisi karena penambahan anggaran hibah dalam

bentuk uang berupa belanja barang bersumber dari ACIAR sebesar Rp

822.899.000 dan dari FAO sebesar Rp 480.000.000. Pagu anggaran setelah revisi

menjadi Rp 36.659.799.000 yang terdiri dari (1) Belanja Pegawai Rp.

14.712.991.000; (2) Belanja Barang Rp. 16.708.799.000 dan (3) Belanja Modal

Rp. 5.238.009.000. Perkembangan pelaksanaan keuangan Pusat Sosial Ekonomi

dan Kebijakan Pertanian TA. 2017 periode 31 Desember 2017 menunjukkan

bahwa, realisasi capaian keuangan secara total mencapai Rp. 34.217.986.804

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 26

(93,34%), terdiri dari belanja pegawai yang sudah direalisasikan Rp.

12.742.478.136 (86,61%), sementara untuk belanja barang yang sudah

direalisasikan Rp. 16.264.279.587 (97,34%), dan realisasi untuk belanja modal

Rp. 5.211.629.081 (99,50%). Dengan demikian sisa anggaran per 31 Desember

2017 adalah Rp. 2.441.812.196 (6,66%).

Perkembangan Pelaksanaan kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian TA. 2017 per 31 Desember 2017 menunjukkan bahwa

capaian fisik mencapai 100 persen, demikian pula dengan capaian serapan

keuangan mencapai 93,34 persen (Tabel 5 dan 6). Sementara untuk kegiatan

penelitian dan pengembangan bidang sosial ekonomi, capaian kegiatannya

terserap Rp. 6,962,035,180 (96,86%) dari pagu anggaran yang direncanakan

sebesar Rp. 7,187,980,000. Kendala utama capaian serapan tersebut karena

keterbatasan waktu pelaksanaan dan adanya revisi anggaran sebanyak empat

kali. Selanjutnya rincian keuangan menurut sasaran dan program pada Pusat

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 7.

Anggaran keuangan pada Tabel 7 tersebut merupakan anggaran yang

digunakan untuk kegiatan utama penelitian dalam mencapai sasaran yang terkait

dengan tersedianya rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam

rangka pembangunan pertanian. Total anggaran yang terkait dengan program

utama yang diselenggarakan di PSEKP, yakni: Tersedianya rekomendasi

kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka pembangunan pertanian,

terwujudnya jalinan kerjasama penelitian (dalam dan luar negeri) dan

terpublikasinya hasil analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dalam

mendukung program pembangunan pertanian dapat dilihat secara lengkap pada

Tabel 8.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 27

Tabel 5. Perkembangan Pelaksanaan DIPA Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun Anggaran 2017

No.

Jenis Pengeluaran

Pagu Dalam DIPA

( Rp. )

K e u a n g a n F i s i k Sisa

Anggaran Target Realisasi Target Realisasi

( Rp. ) ( % ) ( Rp. ) ( % ) Fisik ( % )

Fisik ( % )

( Rp. ) ( % )

1 Belanja Pegawai

14.712.991.000

14.712.991.000

100,00

12.742.478.136

86,61 100,00 100,00

1.970.512.864

13,39

2 Belanja Barang

16.708.799.000

16.708.799.000

100,00

16.264.279.587

97,34 100,00 100,00

444.519.413

2,66

4 Belanja Modal

5.238.009.000

5.238.009.000

100,00

5.211.229.081

99,49 100,00 100,00

26.779.919

0,51

TOTAL

36.659.799.000

36.659.799.000

100,00

34.217.986.804

93,34 100,00 100,00

2.441.812.196

6,66

Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan PSEKP (2017)

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 28

Tabel 6. Realisasi Anggaran Per Kegiatan Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TA 2016

KODE PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT PAGU (Rp)

TARGET (Rp)

REALISASI SALDO ANGGARAN

Rp % Rp %

4992 Penelitian/Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

36.659.799.000

36.659.799.000

34.217.986.804 93,34 2.441.812.196 6,66

4992.001 Layanan Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi dan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

7.187.980.000

7.187.980.000

6.962.035.180

96,86

225.944.820

3,14

051. Layanan Rekomendasi Kebijakan Sosial Ekonomi dan Pembangunan Pertanian

5.645.200.000

5.645.200.000

5.447.027.118

96,49

198.172.882

3,51

052. Layanan Rekomendasi Kebijakan Responsif dan Antisipatif Isu-isu Aktual Pembangunan Pertanian

1.542.780.000

1.542.780.000

1.515.008.062

98,20

27.771.938

1,80

4992.951 Layanan Internal 11.093.736.000 11.093.736.000 10.949.972.762 98,70 143.763.238 1,30

4992.994 Layanan Perkantoran 18.378.083.000 18.378.083.000 16.305.978.862 88,73 2.072.104.138 11,27

001. Gaji dan Tunjangan 14.712.991.000 14.712.991.000 12.742.478.136 86,61 1.970.512.864 13,39

002. Operasional dan Pemeliharaan Kantor 3.665.092.000 3.665.092.000 3.563.500.726 97,23 101.591.274 2,77

Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan PSEKP (2017)

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 29

Tabel 7. Target dan Realisasi Anggaran Kegiatan Penelitian Menurut Sasaran dan Program Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2017

SASARAN URAIAN IKU KEGIATAN TARGET REALISASI

Rupiah % Rupiah %

Tersedianya layanan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan

Jumlah layanan rekomendasi kebijakan sosial ekonomi dan dinamika pembangunan pertanian berkelanjutan

1. Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan Pertaniandan Perdesaan di Wilayah Agro Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija

618.970.000

100,00 614.035.213

99,20

2. Analisis Daya Tahan Sektor Pertanian terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

338.160.000

100,00 36.902.142

99,63

3. Pengembangan Model Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

333.350.000

100,00 329.569.355

98,87

4. Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan

334.885.000

100,00 321.273.644

95,94

5. Kajian Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga, Distribusi, dan Dampaknya terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan

334.865.000

100,00 333.194.830

99,50

6. Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

319.430.000

100,00 317.590.654

99,42

7. Analisis Tipologi dan Penguatan Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial

333.845.000

100,00 330.701.862

99,06

8. Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia (Lanjutan) 330.316.000 100,00 327.210.460 99,06

9. Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor

334.230.000

100,00 332.583.873

99,51

10 Kajian Efisiensi Rantai Pasok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah

361.290.000

100,00 358.128.760

99,13

11. Peningkatan Akses Petani terhadap Pasar Komoditas Pertanian 336.785.000 100,00 330.197.468 98,04

12. Kajian Efisiensi Rantai Pasok Komoditas Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Kesejahteraan Peternak

366.175.000

100,00 357.365.020

97,59

Jumlah layanan rekomendasi kebijakan responsif dan antisipatif isu-isu aktual pembangunan pertanian

Evaluasi dan Tanggap Cepat atas Isu Kebijakan Aktual 1,542,780,000

100.00 1,515,008,062

98.20

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 30

Tabel 8. Target dan Realisasi Anggaran Program Utama pada Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Tahun 2017

Kode Program

Program Utama

Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi (Rp) Persentase

(%)

001 Tersedianya layanan

rekomendasi kebijakan

pembangunan

pertanian berkelanjutan

7.187.980.000 6.962.035.180

96,86

951 Terwujudnya

jalinan kerjasama penelitian (dalam

dan luar negeri)

248,640,000

246,591,210

99,18

994 Terpublikasinya

hasil analisis

sosial ekonomi dan kebijakan

pertanian dalam mendukung

progran

pembangunan pertanian

1,352,591,000

1,308,153,957

96,71

Di sisi lain, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada Pusat Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian tahun 2016 hanya diperoleh dari penerimaan

umum yakni Rp. 58.090.100.- sedangkan PNBP dari penerimaan fungsional

tidak ada (Tabel 8). Hal ini disebabkan keluaran kegiatan penelitian PSEKP tidak

bersifat teknis, namun berupa rekomendasi kebijakan yang bersifat intangible

dan ditujukan bagi stakeholder/pemangku kepentingan utama, yakni pimpinan

Kementerian Pertanian. Selain itu, aset PSEKP yang dapat menjadi sumber

penerimaan PNBP juga terbatas. Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini

baru dapat menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum

menginformasikan adanya efisiensi penggunaan sumberdaya. Hal ini karena

adanya kendala sampai saat ini sistem penganggaran yang ada belum

sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk mengukur

efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh instansi yang

berwenang.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 31

Tabel 8. Capaian PNBP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2017

KODE MAK

URAIAN MAK PERKIRAAN TARGET

PENERIMAAN (Rp.)

PENERIMAAN (Rp.)

PENYETORAN (Rp.)

SISA TARGET PENERIMAAN

(Rp.)

TARGET

%

2 3 4 7 11 12

Penerimaan Umum 423141 Pendapatan Sewa Tanah. Gedung dan Bangunan 6.006.276 2.465.500 2.958.600 3.540.776 41,05

423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yg diderita Negara

0 43.434.600 43.434.600 0 -

423951 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 0 12.190.000 12.190.000 0 -

Jumlah Penerimaan Umum 6.006.276 58.090.100 58.583.200 -52.083.824 957,37

Penerimaan Fungsional 0 0 0 0 0.00

Jumlah Penerimaan Fungsional 0 0 0 0 0.00

Jumlah Umum + Fungsional 6.006.276 58.090.100 58.583.200 -52.083.824 957,37

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 32

3.4. Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya

Dalam hal ini penggunaan sumberdaya yang dapat dihitung tingkat

efisiensinya adalah penggunaan sumberdaya anggaran. Selain jumlah Sumber

Daya Manusia yang berada dalam unit kerja, sumberdaya anggaran merupakan

hal penting yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung

tugas dan fungsi unit kerja. Capaian realisasi anggaran PSEKP pada tahun 2017

sebesar 93,34 persen, jika dikaitkan dengan analisis efisiensi sumberdaya

anggaran, yang mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun

2011 Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja

dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (PMK 249/2011), Capaian Kinerja

Pelaksanaan Anggaran PSEKP tahun 2017 dapat dilihat sebagaimana Gambar 2.

Gambar 2. Analisis Efisiensi Sumberdaya Anggaran Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tahun 2017 Berdasarkan Aplikasi

Monev Kinerja Anggaran PMK 249/2011

Berdasarkan Gambar 2 di atas, capaian nilai kinerja PSEKP pada tahun 2017

adalah sebesar 89,82 atau termasuk kedalam kategori baik. Persentase capaian

kinerja anggaran PSEKP tahun 2017 berdasarkan aplikasi monev kinerja

anggaran PMK 249/2011 di atas, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persentase capaian kinerja dalam hal penyerapan anggaran adalah

92,92%.

2. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan

Dana (RPD) Awal adalah 79,29%.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 33

3. Persentase capaian kinerja dalam hal konsistensi atas Rencana Penarikan

Dana (RPD) Revisi adalah 78,2%.

4. Persentase capaian kinerja dalam hal pencapaian keluaran adalah

104,55%.

5. Persentase capaian kinerja dalam hal efisiensi adalah 9,5%.

Selanjutnya untuk analisis efisiensi sumberdaya anggaran berdasarkan PMK

249/2011 maka dilakukan penghitungan nilai efisiensi anggaran dengan

menggunakan rumus penghitungan sebagaimana berikut :

NE = 50% + (E/20 x 50)

Dimana :

NE = Nilai Efisiensi

E = Efisiensi

Persentase capaian kinerja PSEKP tahun 2017 dalam hal efisiensi adalah

mencapai 20%. Maka penghitungan koefisien Nilai Efisiensinya adalah :

NE = 50% + (9,5%/20 x 50)

= 0,5 + (0,475/100 x 50)

= 0,5 + 0,24

= 0,74 atau 74 %

Berdasarkan penghitungan tersebut, koefisien nilai efisiensi sumberdaya

anggaran PSEKP pada tahun 2017 adalah 74% atau cukup efisien.

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 34

BAB IV

PENUTUP

Penilaian kinerja PSEKP pada tahun 2017 mengacu pada IKU PSEKP

2017 dan Renstra PSEKP Tahun 2015–2019 yang sesuai dengan platform

pembangunan pertanian. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang telah

dilakukan, secara umum dapat disimpulkan bahwa kinerja PSEKP TA. 2017 cukup

baik. Hal ini ditunjukkan dari pencapaian indikator kinerja kegiatan penelitian

PSEKP tahun 2017, terutama indikator masukan (input) dan keluaran/output,

yang umumnya berupa rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian dan

telah terealisasi sesuai dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dengan demikian, kegiatan yang direncanakan telah dapat

dilaksanakan dengan baik.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian pada tahun 2017, tidak

terlepas adanya dukungan ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan

penelitian, koordinasi yang baik antara pihak manajemen, tim peneliti, dan staf

penunjang. Namun demikian, dalam pelaksanaannya menghadapi hambatan dan

permasalahan, terutama terkait penumpukan proses entry dan pengolahan data

di tengah dan akhir tahun karena proses entry dan pengolahan data tersebut

dilakukan secara bersamaan oleh tim penelitian dalam kurun waktu yang sempit,

sementara ketersediaan SDM relatif terbatas. Permasalahan tersebut telah dapat

di atasi dengan menggunakan sistem FIFO (First In First Out) dan menambah

jam kerja.

Agar penelitian PSEKP dapat dimanfaatkan oleh stakeholders, maka

dalam proses merancang penelitian selalu dilakukan koordinasi dengan dengan

Ditjen Teknis terkait lingkup Kementerian Pertanian. Selain itu, dalam seminar

proposal dan pelaksanaan penelitian, serta seminar hasil juga melibatkan

stakeholder terkait dan para pakar yang relevan. Hal ini merupakan salah satu

upaya untuk sinkronisasi topik penelitian/pengkajian, dengan demikian keluaran

penelitian/pengkajian PSEKP lebih sesuai dengan kebutuhan penggunanya,

terutama bagi pengambil kebijakan.

LAMPIRAN 1 PERJANJIAN KINERJA TA. 2017

LAMPIRAN 2 REKOMENDASI PSEKP TA. 2010-2017

Rekomendasi Kebijakan PSEKP, Tahun 2010-2014 dan Tahun 2015-2017

Tahun 2010 (12 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan di sektor pertanian

2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan mekanisme subsidi pupuk

langsung ke petani

3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan optimalisasi

sumberdaya pertanian di lahan kering

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja investasi pertanian

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan pemda untuk mengakselerasi pembangunan pertanian

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan inovasi teknologi

pengolahan hasil dan alsintan

7. Rekomendasi penetapan desa lokasi puap 2010 dan evaluasi kinerja

program puap

8. Rekomendasi kebijakan terkait dengan konsepsi subsidi pupuk langsung

ke petani

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan

10. Rekomendasi kebijakan perberasan

11. Rekomendasi kebijakan terkait dengan penurunan kualitas gabah-beras di

luar kualitas: jawa dan luar jawa

12. Rekomendasi kebijakan terkait dengan analisis penawaran dan

permintaan jagung untuk pakan di indonesia

Tahun 2011 (24 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan pengembangan

pupuk organik di indonesia

2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan upaya peningkatan daya

saing produk hortikultura untuk meningkatkan pasar ekspor indonesia

3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan upaya akselerasi program swasembada daging sapi

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan akses petani terhadap permodalan di daerah sub optimal

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perencanaan investasi pembangunan sektorpertanian

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pemetaan sosial ekonomi

rumah tangga di wilayah M-KRPL

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan usaha

diversifikasi pangan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 40

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan

rumahtangga dan pengembangan ekonomi di wilayah program M-KRPL

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan revitalisasi penyuluhan untuk mempercepat proses adopsi inovasi di perdesaan

10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak perubahan iklim terhadap kerawanan pangan temporer/musiman

11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penetapan desa lokasi puap dan evaluasi kinerja program PUAP (evaluasi terhadap program PUAP dan

evaluasi kinerja pelaksanaan program PUAP)

12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan pertanian dan perdesaan, terutama di agroekosistem lahan kering

13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dukungan legislasi untuk mengakselerasipembangunan pertanian

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis usahatani dan

kesejahteraan petani padi, jagung dan kedele

15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perkembangan dan prediksi

beberapa komoditas pangan utama

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan masterplan percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI)

17. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan penyusunan bahan

laporan OECD 2011

18. Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) agricultural policies review in Indonesia

19. Rekomendasi kebijakan yang terkait denganisu-isu aktual yang terkait dengan kegiatan The International Food Policy Research Institute (IFPRI)

di Indonesia

20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan manajemen rantai pasok mangga: mengoptimalkan kinerja ekspor

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan perspektif ekonomi global kedelai dan ubikayu mendukung swasembada

22. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan review dan

penajaman arah pembangunan pertanian provinsi bengkulu

23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja penyaluran dan

pemanfaatan Kredit Program Pertanian (KKPE) di Provinsi Bali

24. Penyusunan buku hasil-hasil penelitian PSEKP dan sumbangannya bagi

perbaikan teori, metodologi dan kebijakan pembangunan pertanian periode 2000 – 2010

Tahun 2012 (28 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan akselerasi pertumbuhan produksi padi di luar pulau jawa

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 41

2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan program SLPTT menunjang peningkatan produksi padi nasional

3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan konsolidasi usahatani sebagai

basis pengembangan kawasan pertanian

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan komoditas

strategis berbasis kawasan

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Program M-KRPL

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kapasitas adaptasi petani tanaman pangan terhadap perubahan iklim untuk mendukung

keberlanjutan ketahanan pangan

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek pengembangan pembibitan ternak sapi potong skala menengah dan upaya mendukung

swasembada daging nasional

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan antisipasi pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang hortikultura terhadap

struktur pasar industri benih hortikultura

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan insentif ekonomi dan aspek

kelembagaan untuk mendukung implementasi undang-undang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi lahan dan air di sektor pertanian mendukung swasembada pangan

11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi sarana

produksi pertanian mendukung swasembada pangan

12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi penyuluhan

pertanian mendukung swasembada pangan

13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi perdagangan

di bidang pertanian mendukung swasembada pangan

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi produksi, konsumsi, dan perdagangan daging dan ternak sapi mendukung

swasembada pangan

15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan alternatif skema pembiayaan

apbn untuk mendukung swasembada beras

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan alternatif model bantuan benih dan pupuk untuk peningkatan produksi pangan

17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak pertanian terhadap produksi, perdagangan dan kesejahteraan rumah

tangga petani perkebunan

18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan teknologi pasca panen:

analisis kebutuhan, evaluasi program, dan dampak penerapan teknologi

pasca panen 19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peningkatan pembangunan

pertanian dan perdesaan, terutama di agroekosistem lahan kering berbasis perkebunan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 42

20. Penyusunan outlook komoditas pertanian 2012-2016

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga

daging sapi dan implikasinya terhadap kebijakan percepatan pencapaian

target sukses kementerian pertanian

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak

pertanian terhadap produksi perdagangan dan kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan

23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan produksi, perdagangan dan harga bawang merah

24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan mengapa harga gula

domestik jauh di atas harga internasional?

25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga

cabai merah dan implikasinya untuk perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan

26. revisi dan finalisasi naskah renstra jangka panjang 2013-2035

27. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis kebijakan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk

perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan: komoditas beras

28. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk perumusan

kebijakan percepatan target sukses kementan : komoditas jagung

Tahun 2013 (22 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan efisiensi moda

transportasi ternak dan daging sapi dalam mendukung program swasembada daging sapi

2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan struktur-perilaku-kinerja

pemasaran sayuran bernilai ekonomi tinggi

3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan struktur-perilaku-kinerja

pasar buah-buahan

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan manajemen rantai pasok

(supply chain management) komoditas unggas lokal

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengembangan irigasi berbasis investasi masyarakat pada agroekosistem lahan kering

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan akselerasi pertumbuhan produksi padi di luar pulau jawa (tahun ke-2)

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian legislasi lahan dan air di sektor pertanian mendukung swasembada pangan (tahun ke-2)

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan peran penyuluh swadaya

dalam implementasi undang-undang sistem penyuluhan petanian

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan dan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 43

peraturan perundangan industri gula untuk mendukung swasembada gula

10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan pengaruh kebijakan

perdagangan negara-negara mitra terhadap kinerja dan daya saing

eksport komoditas pertanian indonesia

11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak makro perubahan

iklim pada subsektor pangan indonesia

12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek kesepakatan

Indonesia-India FTA terhadap sektor pertanian Di Indonesia

13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek pertumbuhan

produksi pangan dalam konteks Program MP3EI

14. Penyusunan outlook komoditas pertanian 2013-2016

15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga

daging sapi dan implikasinya terhadap kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementerian pertanian

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak kebijakan pajak

pertanian terhadap produksi perdagangan dan kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan

17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan produksi, perdagangan dan harga bawang merah

18. Rekomendasi kebijakan yang terkait denganpenyebab mengapa harga gula domestik jauh di atas harga internasional

19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga

cabai merah dan implikasinya untuk perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan

20. Revisi dan finalisasi naskah renstra jangka panjang 2013-2035

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis kebijakan kinerja

produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk

perumusan kebijakan percepatan pencapaian target sukses kementan: komoditas beras

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kinerja produksi dan harga komoditas pertanian strategis dan implikasinya untuk perumusan

kebijakan percepatan target sukses kementan : komoditas jagung

Tahun 2014 (26 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kesiapan indonesia

dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN 2016

2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian pengembangan sistem

pertanian terintegrasi tanaman ternak

3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan evaluasi kebijakan

pengembangan bioenergi di sektor pertanian

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian peran organisasi petani dalam mendukung pembangunan pertanian

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 44

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan dan implementasi diseminasi inovasi pertanian

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan analisis peran modal sosial

dalam mendukung pembangunan pertanian di kawasan perbatasan

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kontribusi sektor pertanian

dalam pencapaian target MDG’S dan implikasinya pada SDG’s

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kajian kebijakan

pengendalian impor produk hortikultura

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dinamika sosial ekonomi

pertanian dan perdesaan (analisis data PATANAS)

10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Pertanian 2016–2019

11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan rencana strategis pusat sosial ekonomi dan kebijakan pertanian tahun 2016-2019

12. Rekomendasi kebijakan yang terkait stabilisasi harga padi, jagung dan

kedelai

13. Rekomendasi kebijakan yang terkait stabilisasi harga cabe merah dan

bawang merah

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan stabilitas harga daging sapi

15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dampak perbuahan harga BBM terhadap sektor pertanian

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan elastisitas harga pupuk

terhadap produktivitas padi

17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penyesuaian HET pupuk

bersubsidi pada usahatani padi dan dampaknya bagi pendapatan petani

18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kebijakan impor beras:

memahami kasus impor beras Vietnam

19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan daya saing komoditas padi, jagung, kedelai nasional dalam konteks pencapaian swasembada pangan

20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penetapan target indikator makro dalam rangka penyusunan renstra Kementerian Pertanian 2016-

2019

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan identifikasi petani dan rumah tangga tani skala kecil

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan awal penumbuhan dan pengembagan Agro Techno Park (ATP)

23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan dukungan terhadap gerakan perepan pengelolaan tanaman terpadu berdasarkan kajian kritis

pelaksanaan SLPTT

24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan potensi dan permasalahan pemanfaatan sumber daya pertanian di Provinsi Maluku dalam

mendukung swasembada pangan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 45

25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan kendala dan peluang penyebarluasan sistem resi gudang di Indonesia.

26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan prospek penerapan jarwo

transplanter.

Tahun 2015 (33 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengaruh Urbanisasi Terhadap Suksesi Sistem Pengelolaan Usahatani dan Implikasinya

terhadap Keberlanjutan Swasembada Pangan 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Peningkatan

Produksi Padi pada Lahan Pertanian Bukan Sawah 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan

Pengembangan Bioenergi di Sektor Pertanian (Lanjutan)

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Pengembangan Industri Peternakan Mendukung Peningkatan Produksi Daging

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sistem Komunikasi dalam Pemanfaatan Varietas Unggul Baru Padi Toleran Rendaman dalam

Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Genetik Pertanian Indonesia: Studi Kasus Padi

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan Akselerasi Pembangunan Pertanian Wilayah Tertinggal Melalui Peningkatan Kapasitas

Petani 8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Studi Penyusunan Strategi

Pemberdayaan Petani Memperkuat Kedaulatan Pangan Sebagai

Implementasi UU No. 18 Tahun 2012 9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Ketahanan Pangan

Nasional Dalam Perspektif Perdagangan Bebas Regional dan Global 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Sosial Ekonomi

Perdesaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Berbagai

Agroekosistem 2007-2016 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing

Pertanian Indonesia 12. Rekomendasi kebijakan yang terkait Penguatan Kelembagaan Penangkar

Benih untuk Mendukung Kemandirian Benih Padi dan Kedelai 13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Persiapan Pelaksanaan

Upaya Khusus mendukung Swasembada Pangan di Jawa Tengah

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Producer Support Estimates (PSE) dan Relevansinya dengan Kebijakan Pembangunan

Pertanian 15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Identifikasi Potensi Wilayah

Lokasi Agro Techno Park, Agro Science Park, dan Laboratorium Lapang

Inovasi Pertanian 16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Harmonisasi Data Produksi

dan Konsumsi Beras dalam Kaitan dengan Luas Lahan dan Produktivitas 17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Perubahan Tahun Dasar PDB

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 46

dan Implikasinya terhadap Analisis Pembangunan Pertanian 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peran Komponen Teknologi

dalam Percepatan Swasembada Pangan

19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Mekanisasi Pertanian dari Perspektif Ekonomi dan Kesejahteraan Petani

20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Melambungnya Harga Beras dan Solusi Penyelesaiannya

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peluang dan Tantangan Mewujudkan Kedaulatan Pangan Memasuki Era Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA)

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sintesis Naskah Analisis Kebijakan

23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Telaah Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Pangan di Kawasan Timur Indonesia

24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kebijakan

Perpupukan Menunjang Ketahanan Pangan Nasional 25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Transformasi Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Menjadi Lembaga Keuangan Mandiri Perdesaan

26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Prospek Pengembangan Pertanian Modern melalui Penggunaan Teknologi Mekanisasi Pertanian

pada Lahan Padi Sawah

27. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Rekomendasi Kebijakan Penyempurnaan Pelaksanaan Program UPSUS Pajale ke Depan: FGD

Evaluasi UPSUS Pajale 2016 28. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Dampak Ekonomi

terhadap Usulan Revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014

29. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan

30. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Komoditas Strategis Sektor Pertanian

31. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Indikator Makro

Sektor Pertanian 32. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Mendorong Petani Kecil untuk

Move Up atau Move Out dari Sektor Pertanian 33. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Evaluasi Kinerja Taman

Teknologi Pertanian (Agro Techno Park) Kota Pagar Alam, Sumatera

Selatan.

Tahun 2016 (26 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan

pada Agroekosistem Lahan Sawah 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Karakteristik

Pertanian dan Ekonomi Perdesaan 2003-2013 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Daya Tahan Sektor Pertanian

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 47

terhadap Gangguan Faktor Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan 4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Sumber-Sumber

Pertumbuhan Produksi Jagung dan Kedelai

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kinerja dan Potensi Sistem Resi Gudang untuk Sumber Pembiayaan, Stabilisasi Harga dan

Peningkatan Pendapatan Petani Jagung dan Kedelai 6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Studi Kebijakan Sistem

Pengelolaan Irigasi Mendukung Pencapaian dan Keberlanjutan Swasembada Pangan

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Evaluasi Rancangan,

Implementasi dan Dampak Bantuan Mekanisasi Terhadap Percepatan Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dinamika Pola Konsumsi Pangan dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Komoditas Pertanian

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Sistem dan Kebijakan

Standarisasi dan Sertifikasi Mutu Komoditas Pertanian Strategis 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing

Pertanian Indonesia 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Kinerja

Perdagangan antar Pulau dalam Mendukung Pengembangan Komoditas Pertanian

12. Rekomendasi kebijakan yang terkait Pengkajian Pola Pembibitan Ternak

Mendukung Implementasi Legislasi Pengembangan Wilayah Sumber Bibit Sapi Potong

13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Dukungan (Support) Pemerintah terhadap Sektor Pertanian: 1995-2025

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Teknologi Gerakan

Penerapan-Pengelolaan tanaman Terpadu (GP-PTT) terhadap Peningkatan Produksi dan pendapatan Petani

15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Situasi Pasar Komoditas Broiler: Akar Permasalahan dan Prospek Pengembangannya

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Paket Kebijakan X

terhadap Industri Hortikultura 17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Upaya Peningkatan Produksi

Berkelanjutan Komoditas Perkebunan Utama: Gula, Tebu dan Kakao 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Konsumsi Pangan Hewani

dalam Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Kota dan Desa di Indonesia 19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis pada Trans Pacific

Partnership (TPP) Agreement 20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Komoditas Pangan

Strategis Tahun 2015-2019

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Reposisi Kelembagaan dan Tupoksi Kementerian Pertanian dalam Mempercepat Terwujudnya

Kedaulatan Pangan

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Model Pengembangan Agribisnis Padi: Analisis Ekonomi dan Kelembagaan Pemanfaatan Alsintan

23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Review dan Perumusan

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 48

Indikator Kesejahteraan Petani 24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kajian Kebijakan Tataniaga

Beras, Bawang Merah, dan Daging Sapi Mendukung Kedaulatan Pangan

25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Evaluasi dan Penyesuaian Arah Kebijakan Dalam Undang-Undang Pertanian untuk Mempercepat

Terwujudkan Kedaulatan Pangan 26. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Produksi Wilayah

Perbatasan untuk Mendukung Ekspor

Tahun 2017 (25 Rekomendasi Kebijakan)

1. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Panel Petani Nasional (Patanas): Dinamika Indikator Pembangunan Pertanian dan Perdesaan di Wilayah Agro

Ekosistem Lahan Kering Berbasis Sayuran dan Palawija 2. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Daya Tahan Sektor Pertanian

terhadap Gangguan Eksternal dan Kebijakan yang Diperlukan Mendukung

Ketahanan Pangan Berkemandirian 3. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pengembangan Model

Kelembagaan Petani dan Penyuluhan Pertanian Mendukung Implementasi Program Pertanian Modern

4. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Optimasi Sumberdaya dalam Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Tanaman Pangan

5. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Subsidi Pupuk: Harga,

Distribusi, dan Dampaknya terhadap Permintaan Pupuk dan Produksi Tanaman Pangan

6. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kebijakan Insentif Harga Produk Pertanian Strategis Mendukung Ketahanan Pangan Berkemandirian

7. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Tipologi dan Penguatan

Kelembagaan Petani Kecil dalam Rangka Transformasi Menuju Petani Komersial

8. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia

9. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Revitalisasi Kegiatan Hilirisasi

Sistem Komoditas Pertanian sebagai Strategi Peningkatan Ekspor 10. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Cabai, dan Bawang Merah 11. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Peningkatan Akses Petani

terhadap Pasar Komoditas Pertanian 12. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Efisiensi Rantai Pasok Komoditas

Ayam Ras Pedaging dan Petelur Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan

Kesejahteraan Peternak. 13. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Keberadaan Surplus dan

Kebutuhan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Beras untuk Menjaga Stabilitas Harga di Tingkat Konsumen

14. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Konsepsi dan Strategi

Implementasi UPSUS SIWAB 15. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Konsepsi, Implementasi

dan Arah Pengembangan Asuransi Pertanian

Laporan Kinerja PSEKP 2017

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 49

16. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Model pengembangan Produksi Pangan di daerah Perbatasan

17. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Outlook Indikator Makro Sektor

Pertanian 2017-2019: PDB Sektor Pertanian 18. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Dampak Kebijakan Pajak

Penambahan Nilai dan HET Gula terhadap Profitabilitas Usahatani Tebu dan Harga Lelang Bagian Petani

19. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Domestik Support dan Tarif yang layak sebagai unsure proteksi dan promosi ekspor

20. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pemanfaatan Food Sustainability

Indeks (FSI) dan Global Food Security (GFSI) untuk Kebijakan Pembangunan Pertanian Indonesia

21. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Analisis Kebijakan dan Program Menuju Swasembada Kedelai Berkelanjutan

22. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Kinerja Investasi dan Dampak

Pengetatan Investasi Asing di Sektor Pertanian 23. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Review UU Pertanian dan yang

dibutuhkan Untuk Mendukung Program Pembangunan Pertanian 24. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Pelaksanaan Program

Peningkatan Produksi Pangan Pokok 25. Rekomendasi kebijakan yang terkait dengan Sintesis Kebijakan Pembangunan

Pertanian