LAPORAN KKL

download LAPORAN KKL

of 11

Transcript of LAPORAN KKL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menurut kurikulum Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang mahasiswa diwajibkan mengambil mata kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan) dengan bobot 1 SKS. Seluruh mahasiswa semester 3 Pendidikan Teknik Elektro yang berjumlah 84 mahasiswa dengan konsentrasi ketenagaan dan elektronika (arus kuat dan arus lemah) di dampingi oleh dosen wali PTE angkatan 2008 yaitu Bapak Slamet Seno Adi dan Bapak Fedi Setyo Pribadi, serta Bapak Sutarno sebagai dosen pendamping bidang ketenagaan (arus lemah) dan Bapak Tatyantoro Andrasto sebagai dosen pendamping bidang elektronika (arus lemah), berangkat untuk melaksanakan studi ke luar yaitu di KOARMATIM dan PLTU Perak. Kuliah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan teknik elektro diluar kelas. Dengan melakukan kuliah lapangan mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata tentang teknik elektro bidang elektronika dengan mengunjungi kapal tempur di KOARMATIM Surabaya, dan mendapatkan gambaran tentang sistem pembangkitan listrik di PLTU Perak Surabaya. B. Tempat Pelaksanaan KKL Tempat pelaksanaan KKL adalah di Koarmatim Surabaya yang

C. Profil Tempat yang di Kunjungi

1. PLTU Perak Surabaya (Indonesia Power). Indonesia Power adalah salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa

Bali I.

Pembentukan perusahaan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2-12496 HT.01.01.TH.1995. Sejak 3 Oktober 2000 berganti nama menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik terbesar di Indonesia.

Untuk mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang sekitar 8.888 MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.

Indonesia Power terus melakukan upaya penambahan kapasitas pembangkit lisrtik, baik di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur.

Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan Visi dan Misi yang terintegrasi dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan diri menjadi pembangkit kelas dunia. Untuk mendukung terealisasinya keinginan tersebut, Indonesia Power dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan nasional dan internasional antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan), ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu), SMK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan ASEAN Renewable Energy Award.

2. KOARMATIM Surabaya

Armada Indonesia Timur (KOARMATIM) merupakan markas TNI Angkatan Laut yang menjadi pangkalan militer laut terbesar di Asia

Tenggara. Armada itu sebagai pertahanan kedaulatan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia serta untuk menguatkan wilayah Indonesia Timur. KOARMATIM sudah 60 tahun mengabdi kepada negara dan bangsa. Sejak dari zaman perang kemerdekaan dengan kapal kayu serta persenjataan yang sederhana hingga armada perang yang kini telah berhasil melaksanakan berbagai operasi di laut. Sejumlah kapal perang dari berbagai tipe dan jenis menjadi andalan armada pengamanan di laut. Kapal-kapal perang itu dibeli dari berbagai negara, seperti Belanda, Rusia, dan Cina. Untuk menjaga kemampuan dan kesigapan, setiap tahun para prajurit melakukan latihan perang di laut maupun di darat. Para prajurit juga dibebani tugas patroli laut di wilayah Indonesia Timur. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sudah seharusnya bangsa Indonesia juga memiliki armada laut yang besar dan canggih agar tidak secuil pun wilayah Ibu Pertiwi diganggu.

D. Tujuan 1. Mengetahui sistem sistem kelistrikan dan peralatan listrik di dalam kapal tempur. 2. Mengetahui proses produksi tenaga listrik di Unit Pembangkit Tenaga Listrik.

E. Manfaat 1. Menambah pengetahuan tentang sistem distribusi energi listrik, sistem kendali di industri dan sistem Kelistrikan serta sensor dalam kapal.

2. Memperdalam pemahaman tentang materi distribusi listrik, sistem kendali industri, dan sistem Kelistrikan serta sensor dalam kapal. 3. Memperoleh relevansi antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan materi yang diperoleh melalui KKL.

F. Kajian Materi 1. Distribusi Listrik : mengenal dan mengidentifikasi distribusi listrik. 2. Sistem Kendali : mengenal dan mengidentifikasi berbagai macam sensor, transduser dan kendali yang terdapat pada PT. Indonesia Power dan KRI Slamet Riyadi. 3. Mesin listrik : mengenal dan mengidentifikasi macam-macam mesin listrik seperti denerator, transformator dan motor listrik.

G. Metode 1. Ceramah: narasumber (pemandu) memberikan materi kepada peserta KKL kemudian peserta diberi kesempatan untuk bertanya 2. Pemutaran Slide Power Point. 3. Membaca Poster: peserta mempelajari poster-poster yang berhubungan dengan materi yang berada di PLTU PERAK 4. Pengamatan Langsung: peserta melakukan pengamatan langsung terhadap objek (alat-alat sistem distribusi, sistem kendali industri dan peralatan di ) yang diamati. BAB II MATERI YANG DIPEROLEH DARI KULIAH

1. KRI SLAMET RIYADI

KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Ahmad Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Slamet Riyadi, salah seorang pahlawan nasional. KRI Slamet Riyadi merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk (F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967. Data teknis KRI Slamet Riyadi memiliki berat 2.940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 m x 4,57 m. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30.000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut. Persenjataan 1. 8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan McDonnel Douglas RGM84 Harpoon dengan jangkauan maksimum 130 km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 227 kg. 2. 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal. 3. 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76 mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 km untuk target permukaan dan 12 km untuk target udara. 4. 2 Senapan mesin 12,7 mm 5. 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324 mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.

Sensor dan elektronis KRI Slamet Riyadi diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.

2. PLTU PERAK Unit Bisnis Pembangkitan Perak Grati secara operasional berpusat di desa Wates, Kec Lekok Grati Kabupaten Pasuruan yang terdiri dari Sub Unit PLTU Perak di Surabaya dan PLTGU Grati di Pasuruan yang berjarak satu sama lainnya berkisar + 90 Km. Total kapasitas terpasang UBP Perak Grati sebesar 864,08 MW. PLTGU Grati terdiri dari satu unit pembangkit combined cycle (blok 1) serta 3 unit turbin gas open cycle (blok 2), yang saat ini menjadi PLTG Grati, menempati lahan seluas 70 hektar terdiri dari 35 hektar lahan pantai dan 35 hektar lahan reklamasi. Turbin gas dirancang menggunakan dua bahan bakar primer yakni gas dan HSD. Karena gas alam belum masuk, unit ini sekarang menggunakan bahan bakar solar yang dikirim dari fasilitas lepas pantai kapal tanker (sekitar 4 km dari lokasi) ke tangki PLTGU.

Mesin-mesin UBP Perak - Grati Kapasitas Terpasang 100,75 MW 159,58 MW

Nama Mesin Jumlah Mesin PLTGU Grati PLTGU Grati 3 1

Total 302,25 MW 158,58 MW

PLTG Grati PLTG Perak

3 2

100,75 MW 50,00 MW

302,25 MW 100,00 MW

Sistem Air Pendingin Air laut, sebelum masuk ke bak Water Intake (1), melalui bar screen dan terlebih dahulu disemprot dengan larutan Chlorine dari Chloropac yang berfungsi melemahkan binatang-binatang laut. Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran yang mungkin terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air dipompa oleh CWP (2) yang berada di Water Intake melalui Pressure Tunnel (3) menuju Condenser (4) - untuk mendinginkan uap bekas melalui pipa-pipa masuk/keluar Kondensor dan selanjutnya dibuang lagi ke laut melalui outlet tunnel (5). Sistem Air dan Uap Air kondensat dari Condenser (4) dipompa oleh Condensate Pump (6) melalui Low Pressure Heater I (7) dan Low Pressure Heater II (8) guna menaikkan temperatur air kondensat yang menuju ke Deaerator (9) - untuk proses pembuangan O2 yang terkandung dalam air kondensat, dengan sistem penyemprotan uap yang diambil dari Extraction Steam Turbin. Boiler Feed Pump (10) berfungsi memompa air dari Deaerator - melalui High Pressure Heater I (11) dan High Pressure Heater II (12) - untuk menaikkan temperatur air Feed Pump menuju Steam Drum (13). Dari sini, air lalu didistribusikan ke seluruh pipa Water Wall (14) - untuk proses pemanasan dalam Boiler hingga mencapai temperatur dan tekanan yang sesuai kebutuhan - melalui Super Heater (15) menuju Steam Line (16) untuk memutar sudusudu Turbin (17). Sebagian uap bekas untuk pemanas Low Pressure Heater dan Deaerator serta High Pressure Heater yang telah berekspansi tersebut, kemudian diembunkan menjadi air kondensat dalam Kondensor; lalu ditampung dalam Condensate Tank.

Sistem Bahan Bakar Bahan bakar berupa residu/MFO dari Bunker Pertamina dipompakan ke Tangki Persediaan PLTU - dengan pompa Main Fuel Oil Pump (18) - melalui Heater Set (19) yang bergunsi menaikkan temperaturnya untuk memudahkan proses pengabutan bahan bakar di Burner (20) dalam ruang bakar Boiler (21) yang berjumlah 6 buah. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan uap yang dibutuhkan dalam sistem. Sistem Udara Pembakaran Dalam proses pembakaran, udara luar yang dihasilkan oleh kipas tekan paksa Force Draught Fan (22) terlebih dahulu melalui Air Heater (23) dan Wind Box (24) yang selanjutnya menuju ruang bakar. Dalam Air Heater sendiri sudah terjadi proses pemanasan yang dihasilkan dari gas bekas hasil pembakaran Boiler. Akan terjadi proses tukar temperatur dalam ruang Air Heater. Selanjutnya, udara bekas pembakaran langsung dibuang ke atmosfer melalui cerobong/Stack (25). Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Putaran turbin uap yang dikopling dengan poros Generator (26) akan menghasilkan tenaga listrik; yang sebagian dipakai untuk pemakaian sendiri melalui Auxiliary Transformer (27), sedangkan selebihnya dinaikkan tegangannya sesuai kebutuhan dengan Trafo Utama/Main Transformer (28). Selanjutnya, tenaga listrik tersebut dihubungkan oleh PMT/Breaker (29) ke Switch Yard yang paralel dengan transmisi. Sistem Air Penambah Di dalam sistem air dan uap tentu ada beberapa kebocoran sehingga diperlukan penambahan untuk memenuhi kebutuhan. PLTU Perak Unit 3 dan 4 telah dilengkapi dengan sistem pembuatan air penambah dengan:

Sistem Flash Evaporator (30) yang berfungsi mengubah air laut menjadi air sulingan dalam Flash Evaporator. Media yang digunakan untuk air pemanas diambil dari uap bekas turbin (Extraction). Air sulingan tersebut lalu dipompa lagi melalui Distillate Pump menuju Raw Water Tank (32) ditambah dari PIT (PDAM) (31) serta masih dilengkapi dengan saluran pembuangan otomatis sebagai pengaman. Jika terjadi konduktifitas tinggi, maka air sulingan tersebut langsung terbuang secara otomatis.

Sistem

Demi-Plant

(33)

untuk

memurnikan

air

penambah

dan

menampungnya dalam Demi-Tank (34) yang kemudian bisa digunakan sesuai kebutuhan dalam unit melalui Make-up pump (35).

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. KRI Slamet Riyadi (352) memiliki sistim kelistrikan yang disuplai dari generator yang digerakan oleh motor berbahan bakar solar dan ditunjang juga oleh MPK ( Motor pokok kapal). 2. KRI Slamet Riyadi (352) juga dilengkapi sensor elektronis berupa radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri

mempunyai 2 peluncur decoy RL. 3. Proses produksi listrik pada PLTU meliputi :Proses pemanasan air yang sudah mengalami proses pemurnian kemudian dipanaskan di boiler untuk kemudian uap hasil pembakaran digunakan memutar turbin uap, Setelah Turbin Uap beroperasi, porosnya akan memutar Generator Turbin Uap sehingga dihasilkan menghasilkan tenaga listrik; yang sebagian dipakai untuk pemakaian sendiri melalui Auxiliary

Transformer (27), sedangkan selebihnya dinaikkan tegangannya sesuai kebutuhan dengan Trafo Utama/Main Transformer (28). Selanjutnya, tenaga listrik tersebut dihubungkan oleh PMT/Breaker (29) ke Switch Yard yang paralel dengan transmisi. 4. Sisitem bahan bakar yang digunakan PLTU Perak meliputi : i. Bahan Bakar Minyak ii. Bahan Bakar Gas dan Sisa gas panas dari PLTG Kedepannya PLTU ini akan mengembangkan sisitem bahan bakar menggunakan batu bara karena jauh lebih efisien dan ekonomis.

B. Saran

1. 2. 3.

Penambahan bobot SKS KKL. Materi dan waktu kuliah ditambah. Pelaksanaan KKL selama masa studi ditambah.

4.

Tempat kuliah tidak perlu jauh, namun berhubungan dengan studi.