LAPORAN KP ANTAM.pdf

download LAPORAN KP ANTAM.pdf

If you can't read please download the document

description

antam

Transcript of LAPORAN KP ANTAM.pdf

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Tugas akhir merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mahasiswa prodi

    pertambangan Universitas Islam Bandung. Kerja praktek adalah salah satu

    kegiatan prasyarat untuk melaksanakan tugas akhir. Dengan kerja praktek pihak

    prodi mengharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung bekerja

    dan merasakan keadaan sebenarnya dunia kerja pertambangan. Kerja praktek

    ini juga diharapkan mampu memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk

    mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan pada kuliah.

    Perkembangan Industri yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan

    bahan baku setiap harinya semakin tinggi. Hal tersebut menuntut perusahaan-

    perusahaan tambang terus meningkatkan produksinya. Dengan kata lain

    perusahaan-perusahaan tambang bertanggungjawab memenuhi kebutuhan

    tersebut. Untuk menjawab permintaan tersebut diperlukan perkembangan secara

    kontinu dalam bidang teknologi maupun ilmu pengetahuan yang sejalan dengan

    kondisi lapangan.

    Nikel adalah salah satu produk tambang yang banyak diproduksi di

    Indonesia, bersama Kanada dan Australia. Berdasar data terakhir yang

    diperoleh, Indonesia berada di urutan keempat setelah Australia, Kanada, New

    Caledonia. Keempat negara ini menguasai sekitar 65% supply dunia. Keadan

    tersebut menarik perhatian kami agar lebih banyak tahu mengenai aktivitas

    penambangan nikel dari eksploitasi sampai pengolahannya.

    Di Indonesia, produsen utama nikel adalah PT. Aneka Tambang

    (ANTAM). Selain ini masih ada beberapa perusahaan kecil lainnya yang juga

    memproduksi nikel namun jumlahnya tidak signifikan. ANTAM mengolah nikel

    menjadi feronikel (paduan besi dengan nikel) dan dipakai oleh industri elektronik

    maupun rumah tangga. Pemakaian terbesar nikel adalah industri stainless steel

    dan logam campuran. Keduanya menyerap hampir 90% dari pasokan nikel.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 2

    Oleh sebab itu, kami memilih PT ANTAM sebagai tempat kerja praktek

    dengan harapan akan mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih

    tentang penambangan nikel.

    1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

    Adapun maksud dari kerja praktek kami untuk mengamati serta mempelajari

    langsung proses penambangan dan kegiatan-kegiatan penunjangnya di PT

    ANTAM Tbk (Persero) UBPN Sultra.

    Tujuan kerja praktek kami adalah seperti berikut :

    1. Mengetahui proses dan metode pertambangan yang dilakukan oleh PT.

    Antam Tbk UBPN Sultra.

    2. Menghitung produksi raw ore dan efisiensi alat produksi yang digunakan PT.

    Antam Tbk UBPN Sultra pada bukit Cherokee dan bukit Humvee di bulan

    Agustus.

    3. Mengetahui tahap-tahap pengolahan bijih nikel menjadi ferronikel.

    1.3 KEGIATAN KERJA

    Kegiatan kerja yang akan dilakukan dalam kerja praktek ini, diantaranya

    sebagai berikut :

    1. Studi Literatur

    Mencari serta membaca literatur yang berkaitan dengan kegiatan kerja

    yang dilakukan.

    2. Orientasi Lapangan

    Pada tahap ini peserta kerja praktek dikenalkan dengan lingkungan kerja,

    tempat kerja, lingkungan sekitar, dan pembimbing kerja praktek dari PT

    ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra.

    3. Kegiatan Lapangan

    yaitu mengamati dan mengerjakan kegiatan secara langsung di lapangan

    dan mengambil data dari lapangan. Data yang diambil menyesuaikan

    dengan kerja praktek yang dilakukan di lapangan dan arahan dari pihak

    PT ANTAM (Persero) Tbk UBPN Sultra selaku pembimbing kami. Tidak

    mengabaikan pula pentingnya data dokumentasi dari lapangan sehingga

    patut menjadi salah satu prioritas dalam kerja lapangan nantinya seperti

    foto (alat berat, dump truk, kegiatan penambangan, muat, angkut, dll).

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 3

    3. Penyusunan Laporan

    Pada tahap ini dilakukan penglahan data dari data yang diperoleh di

    lapangan dan pembuatan laporan hasil kerja praktek yang kemudian akan

    dipresentasikan pada seminar kerja praktek di Teknik Pertambangan

    Unisba.

    1.4 SISTEMATIS PENULISAN

    Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan kerja praktek di PT ANTAM

    (Persero) Tbk UBPN Sultra ini yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang

    lingkup, metode penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan

    dalam penulisan laporan.

    BAB II TINJUAN UMUM

    Dalam bab ini berisikan tentang sejarah singkat perusahaan, lokasi dan

    kesampaian daerah kegiatan, keadaan penduduk serta keadaan sekitar

    lokasi kegiatan.

    BAB III TEORI DASAR

    Dalam bab ini membahas mengenai literatur dasar yang berkaitan

    dengan kegiatan kerja praktek yang dilakukan.

    BAB IV KEGIATAN LAPANGAN

    Dalam bab ini menjelaskan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan

    selama kerja praktek di PT ANTAM (persero) Tbk UBPN Sultra.

    BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA

    Dalam bab ini menjelaskan tentang data hasil kegiatan yang didapat

    pada saat melakukan kerja praktek di PT ANTAM (persero) Tbk UBPN

    Sultra.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi tentang inti-inti kegiatan kerja praktek di PT ANTAM (persero)

    Tbk UBPN Sultra serta pendapat dan gagasan untuk pihak perusahaan

    dari penulis seputar judul yang digunakan.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 4

    BAB II

    TINJAUAN UMUM

    2.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

    PT ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra yang berlokasi di Pomalaa,

    Kabupaten Kolaka merupakan perusahaan tambang milik Negara yang sejak

    tahun 1909 telah beroperasi. Wilayah penambangan PT ANTAM (Persero) Tbk.

    UBPN Sultra terbagi menjadi 3 yakni bagian utara, tambang bagian tengah,

    tambang bagian selatan dan pulau Maniang.

    Bijih Nikel di Pomalaa pertama kali ditemukan oleh E.C. Abendanon pada

    Tahun 1909. Dan pada tahun 1934, mulai dilaksanakan eksplorasi oleh Oost

    Borneo Maatschappij dan Bone Tole Maatschappij ditemukan endapan bijih nikel

    berkadar 3.00% sampai 3.5%. Tahun 1942 1945, pada perang dunia ke- II

    Sumitomo Metal Meaning Co mengo

    diekspor karena Jepang dihancurkan oleh Amerika Serikat setelah Indonesia

    merdeka.

    Tahun 1957, berdiri suatu perusahaan swasta yang bernama NV. PERTO

    yang mengekspor stock bijih nikel yang sudah ada ke Jepang. Pada Tahun 1960,

    sesuai dengan PP No. 29 dan Undang-Undang Pertambangan No. 37 tahun

    1960 maka berdiri PT Pertambangan Nikel Indonesia (PNI) yang merupakan

    perusahaan pemerintah daerah.

    Dan pada akhir tahun 1962 BPU Pertambun menandatangani kontrak

    dengan Sulawesi Nikel Development Corporation Limited (SUNIDECO) dan

    Jepang yang menyelidiki bantuan kredit berupa hasil bijih nikel yang diekspor ke

    jepang. Pada Tahun 1968, berubah status menjadi Perusahaan Negara Aneka

    Tambang.

    Untuk memperpanjang jangka waktu penambangan Nikel di Pomalaa serta

    mengingat cadangan bijih Nikel Laterit kadar rendah (2.30%

    Ni) semakin menipis jumlah cadangannya. Maka pada tanggal 5 Juni 1969,

    dilakukan usaha pendirian pabrik di Pomalaa Kabupaten Kolaka. Dan

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 5

    berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 1968, PT Pertambangan

    Nikel Indonesia, PN Perbaki Kijang berubah nama menjadi PT Aneka Tambang

    (Persero) Tbk. UBPN Sultra.

    2.2 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

    Lokasi penambangan bahan galian bijih nikel yang dilakukan oleh PT.

    AnekaTambang Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara, secara administrasi terletak di

    Daerah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Propinsi Sulawesi Tenggara. Secara

    geografis terletak pada - -

    Lokasi kerja praktek dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda

    dua maupun roda empat ke Kolaka dari Kendari. Ibukota Propinsi Sulawesi

    kan

    dapat juga ditempuh dari Makassar melewati Teluk Bone di penyeberangan

    Bajoe berjarak 178 km dari Makassar, melalui jalur udara ditempuh selama

    50menit dari bandara Hasanuddin Makassar sampai Bandara Sangia Nibandera

    yang terletak di kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka yang berjarak 25

    km ke kecamatan Pomalaa.

    2.3 LINGKUNGAN DAERAH

    2.3.1 Keadaan Daerah Sekitar

    Keadaan daerah sekitar PT. Antam (wilayah pomalaa) umumnya adalah

    gunung, perbukitan dan beberapa sungai yang menunjang kebutuhan warga

    seperti persawahan dan lainnya. PT. Antam berdekatan dengan laut yang

    diperkirakan luasnya mencapai 15.000 Km.

    2.3.2 Penduduk

    Penduduk sekitar PT. Antam adalah masyarakat asli dan pendatang.

    Adapun masyarakat asli daerah sekitar PT. Antam adalah masyarakat suku

    bugis, tolaki dan toraja. Masyarakat pendatang lainnya berasal dari pulau jawa,

    sumatra dan lainnya. Penduduk sekitar sebagian besar adalah karyawan PT.

    Antam serta Mitra Kerja dan sebagian kecil lainnya membuka warung, tempat

    makan, dan lainnya. Penduduk asli yang awalnya petani, tambak udang,

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 6

    berkebun sudah banyak yang beralih menjadi karyawan PT. Antam dan Mitra

    Kerja

    2.3.3 Iklim

    Wilayah PT. Antam yang terletak di Kabupaten Kolaka berada di sekitar

    garis Khatulistiwa dan dekat dengan laut memiliki suhu maksimum 31 dan suhu

    minimum 12 dengan suhu rata-rata 24-28.

    2.3.4 Flora dan Fauna

    Vegetasi daerah sekitar ditumbuhi dengan vegetasi primer dan vegetasi

    sekunder. Vegetasi primer adalah tumbuh-tumbuhan yang sudah sejak awal ada

    dan belum terganggu aktivitas pertambangan dan pabrik. Vegetasi primer yang

    tumbuh didaerah ini diantaranya kayu angin, kayu besi, belimbing bajo, melinjo,

    jambu mete dan coklat yang menjadi tanaman khas yang dibudidayakan rakyat

    sekitar.

    Sedangkan vegetasi sekunder adalah tumbuh-tumbuhan yang ditanam

    ulang karena gangguan dari aktivitas pertambangan, antara lain tumbuhan

    seperti jati super, akasia, jati putih, pohon bakau dan lainnya.

    Fauna yang dijumpai di sekitar daerah kerja lokasi PT. Antam seperti anoa,

    sapi, kambing gunung, ular, beberapa macam aves dan lainnya. Hal tersebut

    menunjukan binatang masih bisa hidup di sekitar area pertambangan dan

    industri PT. Antam.

    2.3.5 Sosial

    Beberapa kegiatan sosial yang dilakukan (Corporate Social Responsibility)

    oleh PT. Antam antara lain memberikan fasilitas SD, SMP, SMA serta fasilitas

    penunjang lainnya seperti tempat beribadah dan bantuan dalam bentuk lain di

    Pomalaa membuat hubungan antara masyarakat pendatang, masyarakat asli

    dan pihak perusahaan berlangsung sangat baik, terlihat sikap saling menghargai

    antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

    Pembangunan fasilitas olahraga dan perbaikan jalan juga meningkatkan

    taraf hidup masyarakat sekitar. Kehadiran PT. Antam di Pomalaa dapat

    memaksimalkan kekayaan alam yang dimiliki daerah tersebut serta turut

    andil dalam memajukan pembangunan daerah sekitar.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 7

    2.4 KEADAAN GEOLOGI REGIONAL

    Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan

    ultramafik pembawa Ni-Silikat. Umumnya terdapat pada daerah dengan iklim

    tropis sampai dengan subtropis. Pengaruh iklim tropis di Indonesia

    mengakibatkan proses pelapukan yang intensif, sehingga beberapa daerah di

    Indonesia bagian timur memiliki endapan nikel laterit.

    Konsentrasi unsur nikel pada endapan nikel laterit dipengaruhi oleh

    beberapa faktor yakni batuan dasar, iklim, topografi, air tanah, stabilitas mineral,

    mobilitas unsur serta kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat

    kelarutan mineral. Denga control dari beberapa factor tersebut akan terbentuk

    tiga jenis tipe laterit yaitu hidrosilikat, oksida, dan lempung silikat.

    2.4.1 Geomorfologi

    Daerah kerja praktek pomalaa umumnya merupakan perbukitan yang

    memanjang dari timur laut sampai barat daya. Pada setiap perbukitan terlihat

    percabangan yang membentuk perbukitan-perbukitan yang lebih kecil.

    Perbukitan ini ialah bagian dari Pegunungan Mekongga.

    2.4.2 Struktur Regional

    Struktur geologi merupakan penunjang pelapukan yang menjadi salah satu

    factor pembentukan endapan nikel laterit. Struktur local daerah kerja praktek

    berpengaruh besar dalam pendistribusian unsur-unsur pada profil kimia di daerah

    tersebut. Struktur kekar berkembang secara intensif pada satuan peridotit

    dengan intensitas yang berbeda-beda. Struktur kekar yang berkembang menjadi

    salah satu media pelapukan dan secara intensif menghasilkan pengkayaan

    unsur-unsur nikel laterit.

    Pada batuan ultramafik kekar-kekar tersebut diisi oleh mineral-mineral

    sekunder yang tidak stabil sebagai hasil pelarutan mineral primer dari batuan

    ultramafic tersebut seperti garnierite, serpentin, dan oksida besi. Pada daerah

    kerja praktek intensitas kekar yang berbeda-beda mempengaruhi tingkat

    pelapukan dan pengayaan unsur Ni serta unsur-unsur lain pada profil laterit.

    Daerah dengan tingkat intensitas kekar lebih tinggi akan mempunyai zona

    penambahan bijih yang lebih tebal jika dibandingkan dengan daerah yang

    memiliki intensitas yang lebih rendah. Perbedaan intensitas ini yang menjadi

    faktor ketidakseragaman pengayaan unsur pada profil laterit.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 8

    2.4.3 Topografi

    Pada umumnya, keadaan topografi di daerah kerja praktek Pomalaa berupa

    perbukitan dengan ketinggian yang bervariasi antara 50 sampai 200 meter di

    atas permukaan laut. Perbedaan terjadi pada tambang utara dan selatan. Pada

    tambang selatan perbukitan cenderung lebih curam dan bergelombang

    sedangkan tambang utara perbukitan lebih landau dan cenderung datar.

    2.5 WILAYAH PENAMBANGAN

    PT ANTAM (Persero) Tbk UBPN Pomalaa saat ini memiliki 4 Izin Usaha

    Penambangan (IUP) yakni tambang utara, tambang tengah, tambang tengah dan

    Pulau Maniang. Masing-masing IUP tersebut terdiri dari beberapa bukit. Namun

    untuk saat ini aktivitas penambangan tidak berjalan optimal dikarenakan

    kebijakan pemerintah terkait UU. No 4 tahun 2009 yang melarang kegiatan

    ekspor raw ore. Oleh karena itu, penambangan dilakukan pada tambang utara

    dan selatan saja. Total luas IUP yang dimiliki oleh PT ANTAM (Persero) Tbk

    UBPN Sultra adalah 6323.5 Ha.

    Tabel 2.1. Wilayah IUP PT ANTAM (persero) Tbk UBPN Sultra

    Wilayah Penambangan IUP Luas (Ha)

    Tambang Utara IUP WSPM 016 1,954

    Tambang Tengah IUP WSPM 014 2,712

    Tambang Selatan IUP WSPM 015 584.3

    IUP WSPM 017 878.2

    Pulau Maniang IUP WSPM 003 195

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 9

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    Nikel adalah salah satu logam yang banyak dimanfaatkan di seluruh dunia.

    Nikel adalah logam yang keras, namun daoat dibentuk, tahan karat dan sifat

    pembawaannya (kimia dan fisika) dapat bertahan pada suhu yang ekstrim. Nikel

    banyak digunakan untuk melapisi logam lain sehingga mengkilap dan tahan

    karat. Nikel banyak digunakan dari bahan baku mobil, uang logam kebanyakan

    produk metal lainnya.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 3.1 Produk Nikel (shot)

    Nikel jarang digunakan secara tunggal, biasanya nikel dicampur dengan

    logam-logam lain dalam kegunaannya. Campuran beberapa logam tersebut

    biasanya mempunyai sifat atau kelebihan yang tidak dimiliki logam lainnya.

    Laterite berarti endapan yang kaya dengan iron-oxide. Nikel laterite

    merupakan mineral biji yang terbentuk dari proses pelapukan lanjutan dari

    batuan ultramafik pembawa Ni-silikat yang terbentuk dalam suatu singkapan

    tunggal. umumnya terdapat pada daerah yang beriklim tropis samapai subtropis.

    batuan pembawanya dunite dan peridotite, unsur nikel tersebut terdapat dalam

    kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin sebagai hasil subtitusi terhadap atom

    Fe dan Mg.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 10

    Proses pembentukan nikel laterite dipengaruhi oleh beberapa fator yaitu

    batuan dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, struktur, mobilitas

    unsur, waktu dan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tingkat

    kelarutan mineral. Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis sehingga

    termasuk penghasil nikel terbasar didunia.

    3.1 GENESA BAHAN GALIAN NIKEL LATERIT

    Laterit berasal dari bahasa latin yaitu Later, yang artinya bata atau

    membentuk bongkah-bongkah yang tersusun seperti bata atau tanah laterit

    tersusun oleh fragmen-fragmen batuan yang menganbang diantara matriks,

    seperti bata diantara semen.

    Endapan nikel laterit merupakan endapan hasil pelapukan lateritik batuan

    induk ultramafik (peridotit, dunit, serpentin) yang mengandung Ni dengan kadar

    tinggi, media pelapukan tersebut berupa air hujan, suhu, kelembaban dan

    topografi.

    Garnierit (nikel hidrosilikat) merupakan mineral/batuan pembawa nikel yang

    berwarna hijau terang sampai gelap, variasi yang kaya hijau berisi lebih banyak

    nikel.

    Kedalaman endapan nikel laterit di Pomalaa berkisar 10 m 15 m

    mengikuti topografi terbentuknya endapan. Sebagai pentunjuk awal adanya

    endapan nikel Pomalaa ditandai dengan tumbuhnya tanaman seperti : belimbing

    bajo dan kayu angin (sejenis cemara). Jika ditumbuhi tanaman kayu besi

    (tanaman keras) menadakan sudah berkurangnya atau tidak ada endapan nikel.

    3.1.1 Batuan asal

    Batuan asal merupakan syarat utama terbentuknya nikel laterit. Nikel

    banyak terbentuk di batuan ultrabasa yang lapuk akibat perubahan iklim dan

    lainnya. Dalam hal ini batuan ultrabasa banyak mengandung mineral-mineral

    tidak stabil seperti olivine dan piroksen. Batuan pembawa unsur nikel tersebut

    merupakan modal awal untuk terbentuknya endapan bijih nikel.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 11

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 3.2 Mineral Pembawa Nikel

    3.1.2 Iklim

    Pembentukan nikel laterit di daerah Pomalaa didukung dengan iklim tropis

    yang dimiliki daerah tersebut. Iklim tropis berdampak terhadap adanya musim

    kemarau dan musim hujan dimana akan timbul perbedaan pada tinggi

    permukaan air tanah. Turun-naiknya air tanah membuat akumulasi dan

    terpisahnya unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang diakibatkan oleh iklim juga

    membuat rekahan pada tanah yang menjadi jalan masuk air sehingga

    mempermudah proses kimia yang terjadi.

    3.1.3 Struktur

    Nikel biasa terbentuk pada batuan beku, pada batuan tersebut banyak

    terdapat kekar yang menjadi jalan masuk larutan hidrotermal pembawa mineral-

    mineral logam sehingga terjadi pengayaan. Selain hal tersebut kekar pada

    batuan beku juga membantu jalan masuk air yang mengakibakan proses kimia

    terjadi pada batuan tersebut, karena batuan beku biasanya mempunyai

    permeabilitas yang kecil sehingga sangat susah untuk air dapat masuk.

    3.1.4 Topografi

    Derah tambang utara (bukit cheeroke dan ranger) mempunyai profil yang

    berbeda dengan daerah tambang selatan (bukit triton). Daerah utara mempunyai

    keadaan topografi yang agak landai. Hal tersebut berpengaruh pada laju air yang

    relatif lambat sehingga cenderung lebih besar kesempatan air untuk melapukan

    batuan dengan masuk kedalam celah-celah dari kekar batuan tersebut.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 12

    Sedangkan bagian selatan dengan karakter topografi yang berbukit

    cenderung membuat run off air cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari profil daerah

    tambang bukit selatan yang lebih sering dijumpai boulder-boulder.

    3.1.5 Waktu

    Proses pembentukan nikel tentu membutuhkan waktu yang lama.

    Pergantian siang malam membuat batuan mengembang dikala siang dan

    mengerut dikala malam saat udara lebih dingin. Namun proses tersebut

    membutuhkan waktu berkelanjutan yang sangat lama hingga batuan tersebut

    terlapukan.

    3.2 ZONASI NIKEL LATERIT

    Sumber : http://nadiamugni.wordpress.com

    Gambar 3.1 Zonasi Nikel

    Secara garis besar zonasi nikel terbagi menjadi lima zona, yaitu :

    1. Top Soil pada bagian ini tanah sudah mengandung nikel hanya biasanya

    kandungan nikel maupun besinya tidak banyak. Untuk nikel biasanya

    hanya sekitar < 1,1 % dan untuk besinya sekitar < 30 %. Pada daerah ini

    ketebalan bervariasi di sekitar 1-3 meter. Biasanya tanah yang

    mengandung nikel berwarna merah tua dengan tumbuhan yang khas, yaitu

    tumbuhan yang tidak tumbuh besar atau kerdil.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 13

    2. Limonit pada zona ini sangat melimpah unsur-unsur logamnya seperti Fe,

    Al, Cr, Ti, Mn dan Co. Pada zona ini kandungan Fe sagat tinggi. Hal

    tersebut dikarenakan pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral

    pembawa unsur Fe seperti Gotit. Selain Fe juga ditemukan mineral Mg

    namun dalam jumlah sedikit. Hal tersebut dikarenakan Mg terbawa oleh

    mineral seperti olivin yang jarang namun ada dalam zona ini. Unsur Ni

    sendiri tidak banyak ditemukan pada zona ini ( 1,2 1,5 %). Hal tersebut

    terjadi karena unsur tersebut memiliki kelarutan yang terbatas (limited

    solubility). Hal tersebut mengakibatkan unsur nikel terlarut ke dalam zona

    yang lebih dalam dari zona limonit. Dasar klasifikasi zona limonit seperti

    yang dipaparkan Golightly (1981) yaitu : Fe (>25 %), MgO (

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 14

    saprolite, zona saprolit dengan batuan kerakal (rocky saprolite), dan zona

    saprolit yang mengandung banyak bongkah (saprock).

    4. Boulder zona ini merupakan transisi dari saprolit menuju bedrock. Pada

    daerah ini kandungan nikel mulai turun. Namun tidak tertutup kemungkinan

    ditemukan kembali saprolit setelah zona ini.

    5. Bedrock susunan kimia pada zona ini masih sama dengan batuan

    pembawa unsur Nikel. Pada lokasi kerja batuan dasar didominasi oleh

    batuan Dunit. Unsur yang banyak terkandung dalam batuan ini adalah Mg.

    Keberadaan Fe dan Ni mulai berkurang, hal tersebut dikarenakan pada

    batuan dasar tersebut banyak ditemukan mineral-mineral penyusun batuan

    seperti olivin, piroksen, dan serpentin. Secara megaskopis batuan dasar ini

    masih segar dengan tingkat pelapukan rendah, kompak, dan

    memperlihatkan struktur batuan bekunya.

    3.3 KEGIATAN PERTAMBANGAN

    Usaha pertambangan merupakan rangkaian kegiatan yang mengusahakan

    suatu bahan galian berharga dari proses pengambilan sampai pemasarannya.

    Kegiatan-kegaitan tersebut meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

    kelayakan, persiapan penambangan, proses penambangan, serta pengolahan

    bahan galian hingga bahan galian tersebut dapat bermanfaat bagi umat manusia.

    3.3.1 Penyelidikan Umum

    Penyelidikan umum atau dengan kata lain prospeksi ialah kegiatan

    mencari, menyelidiki dan menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan

    galian yang berharga dan dapat bermanfaat bagi umat manusia. Kegiatan-

    kegiatan tersebut merupakan langkah awal dari proses pertambangan dan

    diharapkan dari kegiatan ini dapat menggambarkan potensi suatu bahan galian.

    Jika pada tahap prospeksi ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan

    galian yang berprospek untuk diteruskan sampai ke tahapan eksplorasi, maka

    kegiatan ini harus dihentikan. Apabila tetap diteruskan akan menghabiskan dana

    secara sia-sia. Sering juga tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap

    sudah ditemukan adanya indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian

    yang sudah langsung bisa dieksplorasi.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 15

    3.3.2 Eksplorasi

    Eksplorasi merupakan pengembangan dari kegiatan penyelidikan umum

    dengan bertujuan untuk mengetahui informasi-informasi yang lebih detail

    mengenai suatu endapan bahan galian. Informasi tersebut dapat berupa

    sebaran, letak kedudukan, kualitas dan kuantitas, dimensi, hingga analisa

    tentang lingkungan sekitar endapan bahan galian tersebut.

    Kegiatan eksplorasi secara umum mencari suatu ketidaknormalan atau

    biasa disebut anomali pada daerah yang diduga memiliki endapan berharga.

    Anomali tersebut menjadi indikasi telah terjadinya suatu proses pembentukan

    material tertentu yang mungkin banyak memiliki manfaat bagi kehidupan

    manusia. Kegiatan eksplorasi ini juga sangat membantu kegiatan revegetasi

    karena dapat diketahui dan dikenali komponen ekosistem sebelum lahan

    ditambang.

    Dalam kegiatan eksplorasi terdapat klasifikasi sumberdaya mineral dan

    cadangan. Klasifikasi tersebut ditentukan oleh hasil masing-masing tahap

    penyidikan. Klasifikasi tersebut juga digunakan dalam evaluasi ekonomi endapan

    mineral yang dikeluarkan oleh U.S Bereau of Mines (USBM) dan U.S Geological

    Survey (USGS). Dijelaskan bahwa sumber daya ialah konsentrasi suatu material

    atau endapan bahan galian secara alami yang memiliki potensi ekonomi untuk

    dimanfaatkan secara luas namun belum dapat ditentukan keuntungannya.

    Sumber daya dibatasi oleh informasi lingkungan, masyarakat, budaya dan social

    lingkungan sekitar serta izin yang akan digunakan. Sedangkan cadangan

    merupakan bagian dari sumber daya yang telah dapat ditentukan keuntungannya

    sehingga dapat diekstrak pada saat ini. Berikut ialah tahap-tahap penyidikan dan

    klasifikasi secara umum.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 16

    Diagram 3.1

    Tahap-tahap Penyelidikan dan Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral

    Tahap-tahap penyelidikan diatas masing-masing memiliki standar berbeda

    yang menentukan tingkat keyakinan terhadap informasi bahan galian yang

    diselidiki. Secara umum langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap-tahap

    tersebut ialah sebagai berikut.

    a. Prospeksi

    Kegiatan yang dilakukan ada tahap ini ialah menyelidiki hasil kegiatan

    sebelumnya yakni penyelidikan umum yang telah dilakukan. Dengan

    melanjutkan penyelidikan melalui informasi-informasi regional yang ada.

    Informasi tersebut dapat bersumber dari peta geologi regional, peta

    sebaran yang telah ada sebelumnya atau dengan peta topografi. Informasi

    dapat digali sedalam-dalamnya melalui anomali yang terlohat secara tidak

    langsung pada peta. Selain informasi dari peta dapat juga dilakukan

    penyelidikan terhadap arsip-arsip yang telah ada sebelumnya.

    b. Eksplorasi Umum

    Pada tahap ini mulai dilakukannya aplikasi teknik-teknik eksplorasi untuk

    mendapatkan data-data atau bukti fisik secara langsung. Kegiatan dapat

    berupa penyelidikan langsung dilapangan setelah ditentukan daerah yang

    Prospeksi

    Sumber Daya Tereka

    Eksplorasi Umum

    Sumber Daya Terunjuk

    Eksplorasi Rinci

    Sumber Daya Terukur

    Belum Layak

    Cadangan terkira

    Layak Cadangan terbukti

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 17

    diduga memiliki potensi endapan berharga. Daerah tersebut ditentukan

    dalam tahap sebelumnya. Penyelidikan dilapangan berupa pemetaan

    geologi local, meneliti anomaly yang ada, pengambilan peconto, serta

    pembuatan sumur uji (test pit). Data dari kegiatan-kegiatan tersebut

    dianalisa lalu outputnya berupa informasi kualitas dan kuantitas bahan

    galian. Penyelidikan juga dilakukan dengan metoda geofisika, geokimia,

    geolistrrik. Metoda tersebut memanfaatkan sifat dasar material yang

    berbeda-beda. Dari sifat yang berbeda tersebut dapat diteliti kualitas dan

    kuantitas bahan galian melalui prinsip-prinsip fisika dan kimia.

    c. Eksplorasi Rinci

    Tahap eksplorasi rinci merupakan proses penyelidikan yang lebih detail.

    Perbedaan yang mendasar terdapat pada ketelitian kegiatan yang

    dilakukan. Ketelitian didapatkan dari kerapatan pemboran eksplorasi yang

    dilakukan, pengambilan perconto yang lebih banyak, serta uji test pit yang

    lebih teliti.

    d. Cadangan Terkira dan Terbukti

    Cadangan seperti yang telah dijelaskan pad poin sebelumnya terbagi atas

    2 yakni terkira dan terbukti. Cadangan terkira berupa sumberdaya mineral

    terunjuk dan sebagian terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih

    rendah berdasarkan studi kelayakan tambang. Cadangan terbukti ialah

    sumberdaya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan telah

    memenuhi syarat sebagai bahan galian yang layak untuk ditambang secara

    ekonomi saat penyelidikan dilakukan.

    3.3.3 Studi Kelayakan

    Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan

    sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan

    galian tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan

    meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada

    saat ini, dan dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian

    lingkungan hidup. Bila tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.

    Feasibility Study (Studi Kelayakan) Merupakan kegiatan untuk menghitung

    dan mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau

    diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 18

    perancangan tambang diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan

    beberapan informasi :

    1. Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian

    2. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan,

    transportasi, dll

    3. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu

    dilindungi, reklamasi lahan, study khusus, perizinan.

    4. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan

    petrografi.

    5. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian,

    perhitungan jumlah cadangan, dan kadar rata-rata.

    6. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi

    7. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan

    8. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi

    9. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah

    buangan, perumahan, dll

    10. Karyawan : tenaga kerja dan staff

    11. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga

    kontrak jangka panjang, lahan pengganti, dll

    12. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung

    tidak langsung dan biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi,

    peleburan, dll

    13. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber

    daya alam

    14. Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang

    didasarkan pada kisaran COG dan harga

    3.3.4 Persiapan Penambangan

    Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

    mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan

    dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang,

    pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan

    pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas

    pengolahan bahan galian.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 19

    3.3.5 Proses Penambangan

    Proses yang dimaksud ialah proses membebaskan dan mengambil

    endapan bahan galian dari dalam kulit bumi yang kemudian menuju proses

    selanjutnya untuk dapat dimanfaatkan. Untuk mendapatkan hasil penambangan

    yang baik dilakukan beberapa metoda penambangan. Pemilihan metoda

    penambangan tersebut didasari beberapa faktor yakni :

    a) Karakteristik endapan bahan galian

    b) Karakteristik geologi dan hidrogeologi daerah sekitar rencana

    pertambangan

    c) Kondisi geoteknik yang berlaku pada daerah rencana pertambangan

    d) Pertimbangan ekonomi

    e) Faktor teknologi yang dapat digunakan

    f) Kondisi lingkungan sekitar

    Umumnya pada tambang terbuka lebih sederhana daripada tambang

    bawah tanah. Tambang terbuka dinilai lebih ekonomis dan cocok untuk tipe

    endapan yang mendatar, memiliki dip endapan yang cenderung landai, serta

    stripping ratio yang kecil. Berikut ialah tahapan operasi tambang terbuka secara

    umum.

    3.3.5.1 Pembersihan Lahan (Land Clearing)

    Pembersihan lahan yang dimaksud pada proses ini dimaksudkan untuk

    membebaskan daerah yang akan ditambang dari semak-semak, pepohonan,

    bongkah-bongkah yang dapat megganggu proses selanjutnya. Selain itu top soil

    juga dikupas lalu ditimbun pada suatu tempat dengan tujuan dapat digunakan

    kembali pada tahap reklamasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan :

    Tenaga manusia yagn menggunakan peralatan sederhana seperti kapak,

    gergaji, cangkut dsb.

    Menggunakan alat-alat mekanis seperti bulldozer dan excavator backhoe

    3.3.5.2 Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)

    Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah

    penutup (overburden) agar endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk

    ditambang. Ada beberapa macam cara pengupasan tanah penutup yang banyak

    diterapkan, yaitu :

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 20

    a. Back filling digging method

    Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bijih

    atau batubaranya sudah digali. Peralatan yang banyak digunakan

    adalah power shovel atau dragline. Bila digunakan hanya satu buah

    peralatan mekanis, power shovel atau dragline saja, disebut single

    stripping shovel/dragline dan bila menggunakan lebih dari satu buah

    power shovel/dragline disebut tandem stripping shovel/dragline. Cara

    back filling digging method cocok untuk tanah penutup yang :

    Tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan batubara atau endapan

    bijih (satu lapis).

    Material atau batuannya lunak.

    Letaknya mendatar (horizontal).

    b. Benching system

    Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang (benching system) ini

    pada waktu mengupas tanah penutup sekaligus sambil membuat

    jenjang. Sistem ini cocok untuk :

    Tanah penutup yang tebal.

    Bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.

    3.3.5.3 Penambangan Bahan Galian

    Proses produksi bahan galian dilakukan setelah ditentukannya metoda

    apa yang harus dipakai agar sesuai dengan target. Produksi dilakukan dengan

    mengekstrak bahan galian dari dalam kulit bumi sehingga dapat dipindahkan

    menuju proses selanutnya. Pada proses ini digunakan alat-alat mekanis agar

    kegiatan berjalan dengan lancer dan sesuai dengan target produksi yang

    ditetapkan.

    3.3.6 Peralatan Tambang

    Peralatan tambang yang digunakan akan selalu menjadi faktor utama

    keberhasilan suatu kemajuan tambang. Peralatan tambang disesuaikan dengan

    kondisi nyata dilapangan agar tercapainya target produksi dengan efektif dan

    efisien.

    A. Alat Gali Muat

    Alat gali muat meliputi power shovel, backhoe, dan wheel loaders.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 21

    Backhoe

    Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel

    yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah

    atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini

    misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan

    sebagainya. Keuntungan beckhoe ini jika dibandingkan dregline dan

    clamshell ialah karena beckhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya

    galian yang lebih baik. Karena jangkauan konstruksinya, beckhoe ini lebih

    menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuat hasil

    galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari

    alat kendali dan under carriage nya.

    Menurut alat kendali:

    Dengan kendali kabel (cable controlled).

    Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)

    Menurut undercarriage nya:

    Roda rantai (crawler mounted).

    Roda karet (wheel mounted)

    Sumber : http://img.diytrade.com/

    Foto 3.3 Backhoe

    Power Shovel

    Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan

    alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 22

    menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam

    truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan

    bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang

    di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara

    lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan

    digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari

    tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah

    shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali

    hidrolis (hydraulic controlled). Cara Kerja/Power Shovel pada dasarnya

    gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:

    maju untuk menggerakkaa dipper menusuk tebing

    mengangkat dipper/bucket untuk mengisi

    mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing

    swing (memutar) untuk membuang (dump)

    berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan

    menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan

    Sumber : http://img.diytrade.com/

    Foto 3.3 Backhoe

    Wheel Loaders

    Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban),

    sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 23

    Loader menggunakan ban sebagai penggeraknya yang memudahkan

    mobilitas dan juga fungsi articulate yang memberikan ruang gerak fleksibel .

    Wheel loader merupakan alat yang dipergunakan untuk pemuatan material

    kepada dump truck dan sebagainya. Sebagai prime mover loader

    menggunakan tracktor. Disini dikenal dua macam loader (ditinjau dari prime

    movernya), yakni :

    a. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut track cavator.

    b. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut wheel tractor

    Wheel loader didapat dengan menambahkan bucket container yang

    dipasang dibagian depan. Loader dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis

    yang dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang kaku untuk

    mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi antara cuyd

    sampai dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai

    dan tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai dengan 5

    cuyd. Bucket loader direncanakan untuk membongkar muatan yang

    mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft dengan ketinggian tersebut cukup

    untuk membongkar muatan keatas dump truck.

    Sumber : http://www.engineeringintro.com/

    Foto 3.4 Wheel Loaders

    B. Alat Angkut

    Alat angkut yang digunakan berupa dump truck dan belt conveyor.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 24

    Dump Truck

    Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,

    batuan untuk bangunan dll. Pada jarak yang dekat dan sedang. Karena

    kecepatannya yang tinggi maka truk mempunyai produksi yang tinggi,

    sehingga ongkos per ton material menjadi rendah.selain itu dump truck juga

    fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang

    yang mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula., dan tidak

    terlalu tergantung pada jalur jalan.

    Dump truck diklasifikasikan berdasarkan ukuran bak :

    1. Ukuran kecil : 100 ton

    4. Extra besar : >200 ton

    Sumber : http://www.engineeringintro.com/

    Foto 3.5 Dumptruck

    Belt Conveyor

    Belt coveyer dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa

    unit load atau bulk material secara mendatar ataupun miring, yang dimaksud

    dengan unit load adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya

    satu-persatu.misalnya balok kantong dan lain sebagainya. Sedangkan bulk

    material adalah material yang berupa butir-butir bubuk atau serbuk misalnya

    : pasir,semen dan batu bara. Fungsi belt comveyer adalah untuk membawa

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 25

    material yang diangkut dari lokasi penambangan. Belt dapat dibuat dari

    berbagai macam bahan, yaitu lapis tenunan benang kapas yang tebal yang

    biasanya membentuk carcass.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 3.6 Belt Conveyor

    C. Alat Gusur

    Bulldozer

    Bulldozer merupakan alat dorong yang paling umum digunakan dapat

    juga dikategorikan sebagai alat gali-angkut jarak pendek.

    Kemampuan Bulldozer antara lain :

    a. Membabat atau menebas

    b. Merintis (pioneering)

    Untuk pembuatan jalan dilereng bukit, maka ada dua kemungkinan :

    1. Bulldozer dapat naik keatas bukit lalu dibuat jalan dari sebelah

    atas.

    2. Bila tidak mungkin harus dibuat dari bawah.

    c. Gali angkut jarak pendek

    Yaitu menggali lalu mendorong tanah galian itu kesuatu tempat tertentu,

    misalnya pada pembuatan jalan raya, saluran/kanal agar alat muat lebih

    mudah bekerja.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 26

    d. Pusher Loading

    kohesif.

    e. Menyebarkan Material (Spreading)

    Maksudnya menyebarkan material tanah ketempat-tempat tertentu

    dengan tebal yang dikehendaki.

    f. Menimbun Kembali (Backfilling)

    Yaitu pekerjaan penimbunan kembali terhadap bekas lubang-lubang

    galian.

    g. Trimming and Sloping

    Yaitu pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu tempat,

    seperti : tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya, dsb.

    h. Ditching

    Yaitu menggali selokan atau kanal yang berbentuk V atau U.

    D. Produktifitas Alat Gali Muat Angkut

    Untuk mengontrol produksi suatu alat mekanis nilai produktifitasnya

    haruslah diketahui. Nilai tersebut menjadi acuan dalam analisa kemajuan

    produksi tambang. Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk

    mengetahui baik buruknya hasil kerja suatu alat pemindahan mekanis

    adalah besarnya produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut. Oleh

    sebab itu usaha dan caranya untuk dapat mencapai produksi yang tinggi

    selalu menjadi perhatian yang khusus. Untuk memperkirakan dengan teliti

    produksi alat- alat mekanis perlu diketahui faktor-faktor yang langsung

    mempengaruhi hasil kerja alat-alat tersebut, diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    Sifat Fisik Material

    Material di alam (insitu) masih dalam keadaan padat. Apabila dilakukan

    penggalian, maka akan terjadi perubahan volume yang disebabkan oleh

    pengembangan material. Faktor yang mempengaruhi pengembangan

    volume tanah penutup ini adalah ukuran butir, kadar air, dan bentuk butir.

    Volume material yang harus dipindahkan biasanya dihitung berdasarkan

    keadaan insitu. Untuk menghitung produksi setiap alat-gali, alat-muat,

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 27

    dan alat-angkut yang digunakan, maka besarnya faktor pengembangan

    (swell factor) material harus diketahui karena yang ditangani oleh alat-

    muat dan alat-angkut adalah material lepas hasil penggalian.

    Untuk menentukan nilai faktor pengembangan (swell factor)

    material dapat digunakan persamaan berikut :

    Keterangan :

    SF = Faktor pengembangan (swell factor) (%)

    Vi = Volume keadaan insitu (m3)

    Vl = Volume keadaan loose (m3)

    i = Density insitu (ton/m3)

    l = Density loose (ton/m3)

    Sifat fisik material berpengaruh terhadap :

    1. Pemilihan jenis alat yang akan dipergunakan dan taksiran

    produksi atau kapasitas produksinya.

    2. Perhitungan volume pekerjaan.

    3. Kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada.

    Jadi, dengan tidak sesuainya alat dengan kondisi material, akan

    menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat yang otomatis akan

    menimbulkan kerugian karena banyaknya waktu yang hilang.

    3.2.2 Berat Material (weight of material)

    Berat material (Tabel 3.1) yang akan diangkut oleh alat-angkut dapat

    mempengaruhi :

    1. Kecepatan kendaraan dengan HP (Horse Power) mesin yang

    dimilikinya.

    2. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi

    tahanan kemiringan dan tahanan gelinding dari jalur jalan yang

    dilaluinya.

    3. Membatasi volume material yang dapat diangkut.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 28

    Oleh sebab itu berat material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap

    kapasitas alat-muat maupun alat-angkut

    Tahanan Gali (Digging Resistance)

    Tahanan gali adalah tahanan yang dialami oleh alat-gali pada waktu

    melakukan penggalian material, tahanan ini disebabkan oleh :

    1. Gesekan antara alat-gali dan material. Pada umumnya semakin

    besar kelembaban dan kekasaran butiran material, semakin

    besar pula gesekan yang terjadi.

    2. Kekerasan material yang umumnya bersifat menahan masuknya

    alat- gali ke dalam material.

    3. Kekasaran (roughness) dan ukuran butiran material.

    4. Adanya adhesi antara material dengan alat-gali, dan kohesi antara

    butiran-butiran material itu sendiri.

    5. Berat jenis material dan density; hal ini terutama sangat

    berpengaruh terhadap alat-gali yang juga berfungsi sebagai alat-

    muat.

    Tabel 3.1 Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material

    Macam Material

    Bobot isi (density lb/cu yd, insitu)

    Sweel faktor (in - bank correction

    factor) Bauksit 2700 - 4325 0.75 (75%)

    Tanah Liat, kering 2300 0.85

    Tanah Liat, basah 2800 - 2300 0.82 - 0.80

    Antrasit (anthracite) 2200 0.74

    Batubara Bituminus (bituminous coal) 1900 0.74

    Bijuh Tembaga (cooper ore) 3800 0.74

    Tanah Biasa, kering 2800 0.85

    Tanah Biasa, basah 3370 0.85

    Tanah Biasa, bercampur pasir dan kerikil (gravel) 3100 0.90

    Kerikil kering 3250 0.89

    Kerikil basah 3600 0.88

    Granit, pecah-pecah 4500 0.67 - 0.56

    Hematit, pecah-pecah 6500 - 8700 0.45

    Bijih besi (iron ore), pecah-pecah 3600 - 5500 -0.45

    Batu Kapur, pecah-pecah 2500 - 4200 0.60 - 0.57

    Lumpur 2160 - 2970 0.83

    Lumpur, sudah ditekan (packed) 2970 - 3510 0.83

    Pasir, kering 2200 - 3250 0.89

    Pasir, basah 3300 - 3600 0.88

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 29

    Serpih (shale) 3000 0.75

    Batu sabak (slate) 4590 - 4860 0.77

    2005

    Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)

    Tahanan gelinding adalah segala gaya-gaya luar (external forces) yang

    berlawanan dengan gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan

    atau permukaan material, dengan sendirinya mengalami tahanan (rolling

    resistance) ini secara langsung adalah bagian ban. Tahanan gelinding ini

    tergantung dari banyak hal, diantaranya yang terpenting adalah :

    1. Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaan,

    semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, semakin kecil

    tahanan gelinding. Macamnya material yang digunakan untuk

    membuat jalan tidak selalu berpengaruh.

    2. Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan

    permukaan jalan :

    a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran

    ban, tekanan dan keadaan permukaan bannya, apakah masih

    baru atau sudah gundul, dan macam kembangan pada ban

    tersebut.

    b. n dan macam

    berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh

    adalah keadaan jalan.

    Nilai tahanan gelinding (rolling resistance) dapat diketahui dengan

    cara perhitungan menggunkan rumus di bawah ini :

    RR = W x r

    Keterangan :

    RR = Tahanan Gelinding (kg) W = Berat Kendaraan (kg)

    r = Koefisien Tahanan Gelinding (Tabel 3.2)

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 30

    Tabel 3.2 Koefisien Tahanan Gelinding

    Tipe dan Keadaan Landasan

    CRR

    Roda Besi Roda Ban

    Rel Besi

    Beton

    Jalan, Macadam

    Perkerasan Kayu

    Jalan Datar, tanpa perkerasan,

    kering

    Landasan tanah

    kering Landasan

    tanah gembur

    Landasan tanah lunak

    Kerikil, tidak

    dipadatkan Pasir,

    tidak dipadatkan

    Tanah basah, lumpur

    0.01

    0.02

    0.03

    0.03

    0.05

    0.1

    0.12

    0.16

    0.15

    0.15

    -

    -

    0.02

    0.03

    -

    0.04

    0.04

    0.05

    0.09

    0.12

    0.12

    0.16

    -Alat Ber

    isinya pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu.

    Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

    Tahanan Kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau

    membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya,

    tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor :

    1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%)

    Kemiringan 1 % berarti jalur itu naik atau turun 1 meter untuk setiap

    jarak mendatar sebesar 100 meter atau naik/turun 1 ft untuk setiap

    100 ft jarak mendatar.

    2. Berat kendaraan itu s

    3. Untuk mengetahui besar tahanan kemiringan maka dapat kita

    hitung dengan menggunakan rumus perhitungan dibawah ini :

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 31

    GR = W x %k

    Keterangan :

    GR = Tahanan Kelandaian (grade reistance) W = Berat kendaraan

    (kg)

    %k = Kelandaian (%)

    Ketinggian dari Permukaan Air Laut atau Elevasi

    Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap hasil kerja

    mesin, karena mesin tersebut bekerjannya dipengaruhi oleh tekanan dan

    temperatur udara luar. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin

    tinggi letak suatu tempat dari permukaan air laut, semakin rendah

    tekanan udaranya, sehingga jumlah oksigen semakin sedikit. Berarti

    mesin itu kurang sempurna bekerjanya. Dari pengalaman ternyata bahwa

    untuk mesin 4-tak (four cycle engines), maka kemerosotan tenaga karena

    berkurangnya tekanan,rata-rata adalah 3% dari HP di atas permukaan

    air laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft, kecuali 1000 ft yang pertama.

    Untuk mesin 4-tak ada salah satu cara yang sederhana dalam

    menentukan HP effektif pada suatu ketinggian tertentu, yaitu HP pada

    keadaan baku dikalikan dengan faktor koreksi (correction factor).

    Besarnya faktor koreksi tersebut dipengaruhi oleh ketinggian dari

    permukaan air laut dan temperatur (Tabel 3.3)

    Tabel.3.3 Faktor Koreksi Untuk bermacam-macam ketinggian dan temperatur

    Ketinggian

    (ft)

    Temperatur (suhu),

    F 110 90 70 60 50 40 20 0 -20

    0 0.954 0.971 0.991 1.000 1.008 1.018 1.039 1.062 1.085

    1000 0.920 0.937 0.955 0.964 0.974 0.984 1.003 1.025 1.048

    2000 0.887 0.904 0.921 0.930 0.938 0.948 0.968 0.988 1.01

    3000 0.885 0.872 0.888 0.896 0.905 0.914 0.933 0.952 0.974

    4000 0.825 0.840 0.856 0.865 0.873 0.882 0.859 0.918 0.938

    5000 0.795 0.809 0.825 0.833 0.842 0.849 0.867 0.885 0.904

    6000 0.767 0.781 0.795 0.803 0.811 0.82 0.836 0.853 0.872

    7000 0.738 0.752 0.767 0.775 0.782 0.79 0.806 0.823 0.84

    8000 0.712 0.725 0.739 0.746 0.754 0.762 0.776 0.793 0.811

    9000 0.686 0.699 0.713 0.720 0.727 0.734 0.748 0.764 0.782

    10000 0.675 0.682 0.687 0.699 0.707 0.717 0.722 0.737 0.752

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 32

    E. Memperkirakan Produksi Alat Muat

    Pengamatan terhadap gerakan dan waktu pemuatan (loading time) alat-muat

    meliputi berapa bagian, yaitu :

    1. Waktu menggali (digging time)

    2. Waktu putar/isi (swing time/loaded)

    3. Waktu pengosongan/tumpah (dumping time)

    4. Waktu putar/kosong (swing time/empty)

    Cara Perhitungan waktu pemuatan (loading time)1 :

    Lt = A + B + C + D

    Keterangan :

    Lt = Waktu Pemuatan (loading time) (detik)

    A = Waktu menggali (digging time) (detik)

    B = Waktu putar isi (swing time/loaded) (detik)

    C = Waktu menumpahkan material (dumping time ) (detik)

    D = Waktu putar kosong (swing time/empty) (detik)

    Waktu menggali dihitung mulai, bucket dari alat-muat menyentuh permukaan

    tanah yang siap untuk menggali dan berakhir bila bucket dari alat-muat terisi

    penuh. Waktu berputar terus dihitung hingga bucket dari alat-muat mulai

    menumpahkan muatannya kedalam dump truck. Waktu pengosongan terus

    dihitung hingga muatannya habis ditumpahkan. Sedangkan waktu berputar

    bucket dalam keadaan kosong dihitung terus, hingga posisi bucket dari alat-

    muat kembali dan siap untuk melakukan pemuatan selanjutnya.

    Faktor pengisian (fill factor)6 adalah perbandingan antara volume material

    yang dapat ditampung terhadap kemampuan tampung secara teoritis.

    Faktor pengisian ini dapat mempengaruhi produksi alat-muat, dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    Keterangan :

    FFm = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 33

    Vn = Volume bucket nyata (m3)

    Vt = Volume bucket teoritis (m3)

    Secara teori untuk menghitung produksi alat-muat adalah :

    Keterangan :

    Pm = Kemampuan produksi alat-muat, (ton/jam)

    Hm = Kapasitas alat-muat (m3)

    FFm = Fill Factor alat-muat (%)

    Em = Effisiensi kerja alat-muat (%)

    r l = Density loose material, (ton/m3)

    CT = Waktu pemuatan (Loading time), (detik)

    F. Memperkirakan Produksi Alat Angkut

    Pengamatan terhadap gerakan dan waktu edar (cycle time) alat- angkut

    meliputi beberapa bagian diantaranya :

    Waktu edar alat-angkut, dalam hal ini dump truck dihitung dari gerakan :

    1. Waktu untuk pengisian bak (loading time)

    2. Waktu untuk mengangkut material (hauling time)

    3. Waktu untuk mengosongkan bak (dumping time)

    4. Waktu kembali kosong (returning time)

    5. Waktu atur posisi dan tunggu pemuatan (spot and delay time )

    Ct = A + B+ C + D + E

    Keterangan :

    Ct = Waktu edar (cycle time), (detik)

    A = Waktu pengisian bak (loading time) (detik)

    B = Waktu mengangkut material (hauling time) (detik)

    C = Waktu menggosongkan bak (dumping time) (detik)

    D = Waktu kembali kosong (returning time) (detik)

    E = Waktu atur posisi dan tunggu pemuatan (spot and delay time) (detik)

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 34

    Waktu pengisian dihitung mulai alat-muat menumpahkan muatan ke dalam

    dumpt truck dan berakhir bila dump truck bergerak dari tempat alat-muat, dimana

    waktu pengangkutan mulai dihitung hingga dump truck berhenti pada tempat

    penimbunan (disposal) maupun stockpile, waktu pengosongan dihitung termasuk

    waktu berputar, mundur dan mengosongkan muatan. Sedangkan waktu kembali

    ditentukan bila dump truck bergerak dari tempat penimbunan (disposal) atau

    stockpile dan berakhir bila berhenti pada tempat pengisian di depan alat-muat.

    Waktu menunggu termasuk waktu yang dibutuhkan untuk penyesuaian pada

    posisi pengisian. Untuk faktor pengisian (fill factor) alat-angkut1 (dump truck)

    dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Keterangan :

    FFa = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-angkut (%)

    np = Jumlah pengisian dari alat-muat

    FFm = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)

    Hm = Kapasitas alat-muat (m3)

    Ha = Kapasitas alat-angkut (m3)

    Secara teori untuk menghitung produksi alat-angkut adalah :

    Keterangan :

    Pa = Kemampuan produksi alat-angkut, (ton/jam)

    Ha = Kapasitas alat-angkut (m3)

    FFa = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-angkut (%)

    Ea = Effisiensi kerja alat-angkut (%)

    = Density loose (ton/m3)

    Ct = Waktu Edar (cycle time), (menit)

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 35

    G. Keserasian Alat-Muat dan Alat-Angkut (Match Factor)

    Keserasian kerja yang dimaksud ini adalah bahwa keserasian antara

    alat-muat yang berkerja sama dengan alat -angkut, yang diharapkan

    adalah effisiensi 100%. Hal ini berarti alat-muat maupun alat- angkut tidak pernah

    menunggu tanpa rencana. Keserasian alat-muat dan alat-angkut pada kegiatan

    penambangan dapat diketahui dengan cara menghitung besarnya match factor

    (faktor keserasian) alat-muat dan alat-angkut. Besarnya nilai match factor adalah:

    1. MF < 1, berarti alat-muat akan sering menunggu atau berhenti.

    2. MF = 1, berarti kedua alat sudah serasi (synchron), kedua alat akan sama

    sibuknya atau tidak perlu ada yang menunggu

    3. MF > 1, berarti alat-angkut yang akan sering menunggu.

    Besarnya match factor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

    Keterangan:

    na = Jumlah alat-angkut (unit)

    Lt = Loading time alat-muat (menit)

    nm = Jumlah alat-muat (unit)

    Ct = Cycle time alat-angkut (menit)

    MF = Match Factor

    H. Efisiensi Alat Kerja

    Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen (%) dari seluruh waktu kerja

    yang tersedia dapat dipergunakan untuk kerja produktif, dinyatakan dengan

    persamaan :

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 36

    Keterangan :

    W : Jam kerja, yaitu waktu yang benar-benar digunakan untuk bekerja

    termasuk dari tempat kerja, dinyatakan dalam jam.

    R : Jam reparasi (waktu perbaikan), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

    perbaikan, penggantian suku cadang,dinyatakan dalam jam.

    S : Waktu menunggu, yaitu waktu dimana suatu alat tersedia untuk

    dioperasikan, tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu seperti

    hujan deras, tempat kerja belum siap, pengisian bahan bakar dan

    sebagainya, dinyatakan dalam jam.

    3.3.6 Pengolahan Bahan Galian Nikel Laterit

    Kegiatan pengolahan bahan galian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar

    FeNi yang menjadi produk dari PT Antam Tbk. UBPN Sultra. Secara umum

    proses pengolahan bijih nikel meliputi beberapa tahap yakni pengeringan,

    kalsinasi, peleburan atau smelting, coverting dan granulation.

    A. Pengeringan (Drying)

    Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang

    berasal dari konsentrat dengan cara penguapan

    (evaporization/evaporation).Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-

    macam, yaitu antara lain:

    a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan

    di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).

    b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :

    tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran

    silindris vertikal yang dialiri udara panas (800 1000).

    rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang

    yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang

    berlawanan arah.

    B. Kalsinasi

    Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi

    sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying,

    bijih nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah kering

    secara sempurna, karena itulah tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan

    kandungan air bebas dan air kristal serta mereduksi nikel oksida menjadi nikel

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 37

    logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi atau disebut rotary kiln. Bijih

    dari gudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi pencampuran

    menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan komposisi silika magnesia dan

    besi yang sesuai dengan operasional tanur listrik. Selain itu dimasukkan pula

    batubara yang berfungsi sebagai bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun

    pada tanur pelebur. Untuk mengikat nikel dan besi reduksi yang telah tereduksi

    agar tidak teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil

    akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700o C.

    C. Peleburan atau Smelting

    Pada tahap ini, calcine akan dilebur di dalam tungku lebur yakni electric arc

    furnace. Kalsin dilebur menjadi Fe/Ni yang memiliki kualitas tertentu. Selain itu,

    pada tahap ini juga dihasilkan slag atau pengotor. Tahap ini menghasilkan crude

    sekitar 27%. Lalu crude ditampung dalam ladle untuk selanjutnya ditransfer

    menuju converter.

    D. Pemurnian atau Converting

    Proses converting megnhasilkan crude dengan kadar nikel tinggi yang

    dihasilkan dari dapur listrik EAF. Kadar nikel naik setelah proses converting,

    sedangkan kadar besi dalam crude cair turun. Jadi, proses converting

    merupakan proses pemurnian cair. Converting dilakukan dalam Top Blown Type

    Rotary Converter (TBRC) atau dalam Pierce Smith Converter.

    Pada tahap ini kadar nikel dalam cair ditingkatkan sehingga mencapai 20%.

    Sedangkan kadar besi menjadi 80%.

    E. Granulating

    Proses granulasi merupakan tahap akhir dari pengolahan bijih nikel menjadi

    FeNi. FeNi cair dari proses converting ditransfer menggunakan ladle ke lokasi

    granulasi. Pada proses granulasi, crude cair disemprot dengan air bertekanan

    tertentu. Crude cair akan membeku dalam granul-granul atau partikel-partikel

    kecil.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 38

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN KEGIATAN

    Kegiatan penambangan di 3 bukit yang beroperasi di PT. Antam secara

    garis besar dimulai dari :

    1. Modelling hasil eksplorasi

    Data hasil pengeboran terdahulu menjadi modal awal untuk modelling,

    namun data pengeboran tersebut hanya menjadi acuan saja dikarenakan

    tingkat homogen bijih yang sangat kecil sehingga PT. Antam melakukan

    metoda SM menurut block model yang dibuat

    2. Land Clearing

    Keadaan endapan nikel laterit biasanya terletak dibawah hutan atau pohon-

    pohon yang harus terlebih dahulu disingkirkan. PT. Antam menggunakan

    Bulldozer untuk menyingkirkan vegetasi yang tumbuh diatas endapan

    Nikel.

    3. Pengupasan Top Soil

    Endapan nikel laterit di PT. Antam berada di bawah tanh penutup yang

    menurut visualisasi di lapangan berwarna coklat kemerahan. Tanah

    tersebut biasa disebut Tanah Merah.

    4. Stripping Overburden

    Zona limonit yang mempunyai ketebalan bervariasi dari 1-3 meter bukan

    merupakan tujuan PT. Antam untuk ditambang. Maka zona itu disebut

    Overburden yaitu bagian yang bukan merupakan tujuan. Overburden

    tersebut dikupas degan menggunakan buldozer dan kemudian dipindahkan

    dengan dumptruck untuk kemudian disimpan di Waste Dump.

    5. Perencanaan Produksi

    Departemen mineplan membuat rencana produksi mingguan untuk

    dijadikan target produksi di lapangan

    6. Analisa Selective Mining (SM)

    Dalam melakukan penambangan PT. Antam terlebih dahulu melakukan

    SM. Dalam hal ini excavator menggali beberapa titik dengan acuan peta

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 39

    block model yang sudah ditentukan oleh pengawas front. Titik tersebut

    dilakukan sampling dan kemudian dikirim ke lab preparasi dan instrument

    untuk kemudian dianalisa kadarnya.

    7. Penambangan (execute)

    Proses gali-muat-angkut dilakukan PT. Antam dengan menggunakan

    Bulldozer, Backhoe, Dumptruck. Backhoe terlebih dahulu melakukan

    penggalian pada daerah yang terlah di SM, terkadang bulldozer datang

    untuk membantu memindahkan ke front dekat tempat truck bermanuver.

    Kemudian endapan bahan galian tersebut diangkut kedalam DT dan

    kemudian di bawa ke penimbangan lalu ke stockyard. Bulldozer yang tidak

    sedang membantu excavator tudaj beada jauh dari area front kerja untuk

    memelihara jalan produksi.

    8. Backfilling, Land Preparation, & Top Soiling

    Bukit/front yang telah selesai diproduksi tidak ditinggalkan begitu saja. PT.

    Antam melakukan reklamasi dimulai dengan memindahkan OB yang

    dahulu sudah disimpan, namun OB biasanya tidak subur untuk ditanami

    oleh tanaman. OB yang sudah di backfilling kemudian ditumpuk dengan

    Top Soil yang mudah di tanami oleh tumbuhan.

    9. Reklamasi

    Lahan yang telah disiapkan sebelumnya kemudian di manfaatkan kembali

    tergantung kepada departemen pengolahan maupun DPRD yang meminta.

    Beberapa lahan kembali dilakukan penghijauan namun ada juga lahan

    yang dialih fungsikan.

    4.1 LAND CLEARING

    Sebelum dilakukan penambangan dilakukan terlebih dahulu pembersihan

    lahan yang dilanjutkan dengan pengupasan top soil dan overburden. Untuk

    kegiatan developmen tersebut di bukit Cheerokee, Ranger, dan Humvee

    menggunakan 2 unit Bulldozer Komatsu tipe D85E-SS.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 40

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.1 Kegiatan Land Clearing pembersihan lahan

    Berbeda dengan di daerah tambang utara, pada tambang selatan (bukit

    Triton) kegiatan land clearing tidak banyak dilakukan. Hal itu dikarenakan pada

    bukit triton kegiatan tersebut sudah lama dilakukan.

    4.2 Stripping dan Pengangkutan Overburden

    Setelah dilakukan pembersihan lahan, tanah penutup diangkut

    menggunakan 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 3 buah Dumptruck Hino tipe

    FM260TI yang di bukit Humvee dan 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 3 buah

    Dumptruck Hino tipe FM260TI di bukit Cheerokee. Kegiatan di bukit Ranger dan

    Humvee dilakukan bergantian, apabila di bukit Humvee sedang melakukan

    pengangkutan OB maka produksi dilakukan di Ranger dan sebaliknya.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 41

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.2 Pengangkutan OB Bukit Humvee

    OB yang diangkut tidak masuk ke timbangan, namun di dumping di

    wastedump. Sehingga untuk 1 siklus pengangkutan OB dan Topsoil adalah Front

    Wastedump Front. OB dan Topsoil disimpan untuk sementara di wastedump

    yang nantinya akan digunakan untuk backfilling di daerah bukit 2.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.3 Kegiatan Backfilling Di Daerah Bukit 2

    Berbeda hal dengan bukit Triton. Pada bukit tersebut tidak dilakukan

    kegiatan developmen selama periode kegiatan kerja praktek dikarenakan

    keadaan bukit tersebut yang sudah terkupas OB dan Topsoilnya. Sehingga

    seluruh alat berat yang berada di bukit tersebut dikerahkan untuk produksi bijih.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 42

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.4 Lansekap Bukit Triton

    4.3 Perencanaan Produksi

    Parameter pembuatan pit di PT. Antam untuk bukit Ranger, Cherokee, dan

    Humvee adalah kemiringan 70 dengan ketinggian 7 meter. Hal tersebut

    merupakan optimasi untuk memperoleh sebaran bijih yang ekonomis. Realisasi

    dilapangan untuk kemiringan lereng adalah 60 dengan ketinggian 6 meter

    sehingga masih tergolong aman.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.5 Alat Pengukur Kemiringan

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 43

    Data eksplorasi yang dilakukan oleh Unit Eksplorasi Geomin kemudian

    diserahkan kepada departemen mining dan akan dibuat block modelnya. Block

    model tersebut lalu digunakan untuk membuat perhitungan cadangan serta

    rencana penambangannya. Block pada PT. Antam dikategorikan menjadi 6

    golongan warna berdasarkan perbedaan kandungan nikel yang terkandung.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Gambar 4.1 Block Model

    Cut Of Grade (COG) yang telah ditetapkan oleh PT. Antam adalah 1,8 %

    untuk nikel. Angka tersebut mengacu pada feed yang dapat diterima oleh pabrik

    pengolahan. Namun biasanya para pengawas mempunyai target tersendiri untuk

    menghindari adanya delusi yang terjadi.

    Setelah block model terbentuk, peta block model adalah acuan untuk

    memulai penambangan. Pit Design dibuat mengikuti block model yang ada,

    boundary tersebut kemudian dikirim kepada pengawas tambang untuk

    selanjutnya dilakukan land clearing, stripping OB dan lainnya. Keadaan visual

    harus disesuaikan dengan peta yang diberikan. Untuk mengkontrol kadar yang

    akan ditambang, maka dilakukanlah sampling Selective Mining. Data sampling

    tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk diketahui kadarnya dan

    dijadikan acuan untuk menambang pada hari berikutnya.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 44

    Tabel 4.1 klasifikasi warna block model terhadap kadar Ni

    Warna Blok Kadar Nikel

    Waste Ni 2%

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Untuk memudahkan kegiatan penambangan dilapangan, maka dibuat

    weekly plan yang berisikan panduan untuk kegiatan development dan

    penambangan bijih nikel. Rencana jangka pendek tersebut berisikan tentang

    target produksi/development, jumlah alat yang digunakan dan blok-blok yang

    akan ditambang.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Gambar 4.2 Contoh Weekly plan

    4.4 Kegiatan Penambangan

    Kegiatan penambangan di tambang utara dilakukan bertahap dari blok ke

    blok lain dengan acuan data SM hari sebelumnya. Ore tersebut ditambang

    apabila kadarnya > 1,8% yang mana COG yang telah ditentukan. Ore yang

    Number of day 6

    Numb of Shift 1 @8hrs

    A. Development

    1 9N1 OB/Waste Stripping; dump to 9N2WD 6,000 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT

    2 Humvee OB/Waste Stripping; dump to 9N2WD 7,000 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT

    3 Cherokee OB/Waste Stripping; dump to 6WD 11,500 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT

    Total Stripping 24,500 ton

    Total Clearing - m2

    C. Production

    1 Ranger Ore Getting Biru 1,500 ton 1 PC + 1 BD + 5 DT

    2 Ranger Ore Getting hijau 1,200 ton 1 PC + 1 BD + 5 DT

    3 Cherokee Ore Getting Biru 5,100 ton 1 PC + 1 BD + 7 DT

    4 Cherokee Ore Getting hijau 8,500 ton 1 PC + 1 BD + 7 DT

    5 Humvee Ore Getting Biru 7,150 ton 1 PC + 1 BD + 5 DT

    6 Humvee Ore Getting hijau 2,500 ton 1 PC + 1 BD + 5 DT

    7 Triton (Ti1) Ore Getting 6,600 ton 1 PC + 1 BD + 6 DT

    Total Production 32,550 ton

    D. Mine Services

    1 Ranger, 9N1 & humveePemeliharan jalan dan Drainase 100 % 1 GD

    2 Ranger, 9N1 & humveePembenahan Wastedump 9N2WD 100 % 1 BD

    3 Cherokee (7) Pemeliharan jalan dan Drainase 100 % 1 GD

    4 Cherokee (7) Pembenahan Wastedump 6WD 100 % 1 BD

    Mine Engineer

    Plan unit RemarksEquipment

    Weekly Plan

    23 - 29 Agustus 2014

    no Lokasi Deskripsi

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 45

    memiliki kadar > 1,8% akan masuk pada transito, yaitu suatu tempat sementara

    yang digunakan untuk menyimpan ore sementara yang nantinya akan masuk

    kedalam pabrik sebagai umpan.

    4.4.1 Alat Yang Digunakan

    a. Excavator Backhoe PC-200

    Excavator yang digunakan adalah komatsu PC-200 dengan tipe tracks

    dengan FF sebesar 1,05. Excavator jenis ini sangat cocok digunakan di

    daerah pomalaa karena ukurannya yang tidak terlalu besar sehingga

    mobilisasi excavator tergolong mudah. Selain hal tersebut kondisi tanah

    yang lembek juga menguntungkan untuk alat berat yang tidak terlalu besar.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.6 Komatsu PC-200

    Pekerjaan yang dapat dilakukan PC-200 diantaranya adalah :

    Development

    D1 : Land Clearing

    D2 : Stripping/Mengangkut OB atau Top Soil

    D3 : Memelihara Jalan akses

    D4 : Memelihara paritan atau Pond/ Check Dam

    D5 : Membentuk Bench atau Lereng

    D6 : Menimbun atau Merapikan suatu lokasi dengan OB/ Top soil/Boulder

    D7 : Memindahkan bijih/OB/TS dari tumpukan X ke lokasi lain

    D8 : Perjalanan/memindahkan alat berat ke lokasi lain

    D9 : Merapikan tumpukan Bijih di stockyard

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 46

    D10 : Memecah/Menggali/Memuat boulder ke DT

    D11 : Mixing Ore

    D12 : Pengambilan Conto SM

    D13 : Membuat jalan akses

    D14 : Membuat Paritan/Pond/Check Dam

    Produksi

    P1 : Menambang Bijih

    b. Excavator Hydraulic Rock Breaker (PC-200 Breaker)

    Terkadang dalam zona saprolit ditemukan boulder besar yang dapat

    menghambat kinerja Excavator Backhoe maupun Dumptruck. Maka

    Excavator PC-200 HRB digunakan untuk memecah batuan keras agar dapat

    dengan mudah diangkut ke Dumptruck.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.7 Komatsu Excavator PC - 200 HRB

    c. Bulldozer

    Bulldozer yang digunakan adalah Komatsu tipe D85E-SS untuk kegiatan

    supporting dan produksi, adapun kegiatanya seperti :

    Produksi

    P1 : Menambang bijih

    Development

    D1 : Land Clearing

    D2 : Stripping/Mengangkut OB atau Top Soil

    D3 : Memelihara Jalan akses

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 47

    D5 : Membentuk Bench atau Lereng

    D6 : Menimbun atau Merapikan suatu lokasi dengan OB/ Top soil/Boulder

    D7 : Memindahkan bijih/OB/TS dari tumpukan X ke lokasi lain

    D9 : Merapikan tumpukan Bijih di stockyard

    D13 : Membuat jalan akses

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.8 Komatsu tipe D85E-SS

    d. Dump Truck (DT)

    DT yang digunakan oleh PT. Antam adalah jenis Rigid Dump Truck. DT yang

    digunakan tergolong kecil karena kapasitas baknya kurang dari 25 ton. DT

    yang digunakan PT. Sarana Jaya Sultra selaku Kontraktor adalah Hino tipe

    FM260TI. Dalam satu siklus biasanya DT dapat mengangkut 12-13 bucket

    pada Excavator backhoe dengan berat rata-rata 18 - 20 ton dengan

    kecepatan rata rata 40 Km/Jam.

    Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh DT seperti :

    Production

    P1 : Menambang bijih

    Development

    D2 : Stripping/Mengangkut OB atau Top Soil

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 48

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.9 Dump Truck Hino tipe FM260TI

    e. Motor grader

    Alat ini berfungsi untuk memelihara jalan tambang dan jalan produksi yang

    tidak dilakukan pengerasan seperti jalan jalan di dekat front.

    Motor Grader yang digunakan adalah Komatsu Time GD 505 dan GD 03.

    f. Mobil Penyiram Debu

    saat terik matahari bijih di front menjadi debu dan mengganggu penglihatan

    serta pernafasan. Hal tersebut dapat mengurangi produktivitas operator alat

    berat, maka tiap beberapa jam sekali dilakukan penyiraman air agar

    menghilangkan debu yang mengganggu. Alat yang digunakan adalah

    Watertank Hino tipe FM260TI.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.10 Watertank Hino tipe FM260TI

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 49

    4.4.2 Bukit Ranger dan Humvee

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.11 Lansekap Bukit Ranger

    Bukit Ranger dan Humvee merupakan beberapa bukit yang terletak di

    daerah tambang utara. Setiap front tambang terdapat shift foreman atau

    pengawas, checker yang bekerja untuk mengawasi serta mencatat equipment

    time sheet, dan operator yang bekerja mengoperasikan alat berat. Operator

    tersebut bekerja sesuai rencana yang telah diberikan oleh shift foreman untuk

    melakukan kegiatan produksi atau development Kedua bukit ini dilakukan

    penambangan secara bergantian. Terdapat 2 unit Bulldozer Komatsu tipe D85E-

    SS, 2 unit Excavator tipe PC-200 dan 3 unit Dumptruck Hino tipe FM260TI yang

    digunakan untuk kegiatan development. Selagi dilakukan development di bukit

    Humvee untuk mempersiapkan produksi, produksi dilakukan di bukit Ranger dan

    sebaliknya.

    Untuk bukit Ranger luas seluruh bukitnya adalah 7,8767 Ha dan untuk bukit

    Humvee mempunyai luas sebesar 6,3251 Ha. Kedua bukit ini mempunyai target

    produksi harian sebesar 1.700 ton/hari dengan kadar ore >1,8%. Sedangkan

    untuk kadar dibawah 1,5% ditimbun di wastedump. Untuk kegiatan produksi

    pada kedua bukit ini digunakan 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 5 unit

    Dumptruck Hino tipe FM260TI. 1 siklus yang dilakukan oleh DT di kedua bukit ini

    adalah Loading Hauling (full loaded) Timbangan isi - Transito (dumping)

    Timbangan kosong Front.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 50

    Sumber : Global Positioning System

    Gambar 4.3 Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Humvee

    Kendala yang biasa ditemukan pada bukit Ranger adalah air tanah.

    Apabila pit yang di gali sudah terlalu dalam biasanya muncul air tanah yang

    dapat mengganggu produktivitas. Namun kondisi tanah serta batuan yang

    terdapat di bukit ini memiliki porositas yang baik sehingga PT. Antam

    memutuskan tidak menggunakan Pompa untuk mengatasi hal tersebut. Air yang

    tergenang kemudian dibiarkan karena akan menyerap dengan sendirinya.

    Selain hal tersebut pada saat periode Kerja Praktek salah satu timbangan

    yang dimiliki PT. Antam mengalami kerusakan. Hal tersebut mengakibatkan

    dalam setiap siklusnya terdapat waktu tunggu sekitar 2-3 menit.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.12 Kondisi Air Salah Satu Pit di Bukit Ranger

    Ket. Gambar : (1) Front kerja (2) Timbangan (3) Stockyard Transito

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 51

    4.4.3 Bukit Cherokee

    Bukit cherokee memiliki luas sebesar 12,138 Ha juga terletak di daerah

    tambang utara, letak bukit ini tidak jauh dari bukit Ranger. Target produksi bukit

    adalah 1700 ton/hari. Berebeda dengan bukit sebelumnya. Kondisi air tidak

    menjadi masalah pada bukit ini. Pada bukit alat yang digunakan untuk kegiatan

    produksi adalah 1 unit Excavator tipe PC-200 dan 7 unit Dumptruck Hino tipe

    FM260TI. 1 siklus yang dilakukan oleh DT di bukit ini adalah Loading Hauling

    (full loaded) Timbangan isi - Transito (dumping) Timbangan kosong Front.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.13 Lansekap Bukit Cherokee

    Walaupun jumlah alat yang dipakai berbeda, namun target produksi yang

    diberikan pada bukit ini sama dengan bukit sebelumnya. Hal tersebut

    dikarenakan akses ke bukit ini yang tidak mudah jarak yang jauh dari timbangan

    maupun stockyard transito menjadi kendala pada bukit ini. Endapan bahan galian

    yang terdapat pad bukit cherokee mempunyai sedikit boulder atau batuan keras,

    Hal tersebut menandakan daerah ini pelapukannya merata dan baik pada zona

    saprolitnya. Keadaan seperti itu bisa disebabkan oleh topografi dan kondisi air

    tanah yang membantu pelapukan. Pada daerah ini cenderung landai sehingga

    air bergerak lambat dalam membantu pelapukan pada batuan dasar dan zona

    saprolit.

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 52

    Sumber : Global Positioning System

    Gambar 4.4 Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Cherokee

    4.4.4 Bukit Triton

    Bukit ini terletak pada tanjung leppe wilayah tambang selatan daerah ini

    terpisah dari dua bukit sebelumnya. Karakteristik endapan bahan galian pada

    bukit ini berbeda dengan daerah tambang utara. Pada daerah ini karakteristik

    endapan bahan galiannya bongkah-bongkah batuan besar (saprock).

    Luas bukit ini adalah 20,5316 Ha dengan Luas bukaan tambang sebesar

    11,4105 Ha.

    Sumber : Mine Production PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Foto 4.14 Boulder di Daerah Bukit Triton

    Ket. Gambar : (1) Front kerja (2)Timbangan (3) Stockyard

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 53

    Target produksi di di bukit Triton adalah 1.500 ton/hari. Ore yang telah

    ditambang sementara ditampung di stockyard dan kemudian diangkut ke

    pelabuhan untuk dilakukan pengapalan. Ore yang didapat dari bukit triton

    diangkut ke pabrik menggunakan tongkang yang dilakukan per 5000 ton ore.

    Penambangan di bukit ini sangat bergantung kepada visualisasi ore oleh

    operator, pengawas, dan sampling karena data bor terdahulu sudah tidak

    representatif.

    Sumber : Global Positioning System

    Gambar 4.5 Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Triton

    Penambangan pada setiap titik di bukit ini dibatasi hingga 10 siklus

    dumptruck saja untuk menghindari ketidakyakinan sumberdaya yang terdapat

    karena acuan penambangan di bukit ini hanya mengandalkan data SM dan Face

    Sampling.

    Karena tidak adanya sarana timbangan, maka untuk menghindari

    ketidaksesuaian data, untuk 1 siklus dumptruck biasa hanya di isi 10 bucket

    excavator saja PT. Antam sudah memiliki acuan dan kalibrasi untuk tambang

    selatan bahwa 1 bucket excavator = 1,54 ton ore.

    Keberadaan excavator HRB sangat penting di bukit ini terkadang Breaker

    menyiapkan ore yang akan diangkut oleh excavator backhoe. Karena posisi bukit

    yang bersebelahan dengan laut menyebabkan angin yang berada di bukit ini juga

    besar dan membuat banyak debu. Maka dari itu penyiraman di bukit ini sering

    dilakukan.

    Ket. Gambar : (1) Front kerja (2) Stockyard

    Transito

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 54

    Bukit Triton sebenarnya merupakan Existing mining karena dulunya sudah

    pernah ada yang melakukan kegiatan penambangan. Dalam hal ini sebenarnya

    PT. Antam menambang ore yang dahulu tidak memenuhi COG dan disimpan

    karena dianggap waste. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang

    mengakibatkan di daerah ini sudah jarang ditemukan zona limonit dan saprolit.

    Ore yang terdapat pada bukit ini mempunyai kelebihan pada kandungan

    basicity yang tinggi, sehingga ore dari bukit ini sering dijadikan campuran dengan

    ore yang berasal dari pomalaa (Tambang Utara). Basicity adalah perbandingan

    unsur basa dalam hal ini (CaO + MgO) dengan unsur asam (SiO2).

    4.4.5 Produktivitas Alat

    Produktivitas alat meliputi :

    MA : Mechanical Availibility adalah presentase antara working hour dengan

    penjumlahan working hour dan repair.

    PA : Physical Availability adalah kondisi yang menunjukan keadaan fisik suatu

    alat (kondisi alat).

    UA : Use Availability merupakan kondisi yang menunjukan persentasi

    penggunaan alat.

    EA : Effective Utilization adalah perbandingan antara working hour dengan

    penjumlahan antara working hour, delay dan repair.

    4.4.4.1 Bukit Humvee

    Data efisiensi alat dihitung dari pengolahan data equipment time sheet

    yang ditinjau dari Mechanical Availbility (MA), Phisical Availability (PA), Use

    Availability (UA), dan Effective Utilization (EA). Berikut tabel yang didapat dari

    pengolahan data tersebut :

    Tabel 4.2 Efektifitas Alat Gali-Muat dan Angkut di Bukit Humvee

    ALAT W R S MA PA UA EA

    DUMPTRUCK 136:05 2:24 26:44 98,54 98,70 83,34 82,25

    EXCAVATOR 189:25 5:45 26:30 86,46 97,4 87,94 85,61 Sumber : Kerja Praktek 2014 di PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

    Data yang didapat dari perhitungan equipment time sheet untuk efektifitas alat

    Gali-Muat sebesar 85,61% dan alat Angkut sebesar 82,25%.

    Swell factor didapatkan dari perhitungan yang dilakukan oleh PT. Antam, yaitu :

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 55

    Kapasitas bucket alat gali-muat berdasarkan spesifikasi alat kompatsu PC 200

    adalah 0,93 M.

    Cycle Time alat gali-muat yang didapat adalah 11,47 detik.

    Tabel 4.3 Cycle Time Excavator Back Hoe PC 200 di Bukit Humvee

    NO Time

    Cycle Time (s) Digging Swing Loaded Loading Swing Empty

    1 3,91 2,73 1,82 3,55 12,01

    2 4,04 2,34 2,84 2,62 11,84

    3 3,69 2,61 2,73 2,54 11,57

    4 3,39 2,5 1,83 2,64 10,36

    5 2,46 2,76 1,95 4,08 11,25

    6 4,29 2,85 1,77 3,24 12,15

    7 3,86 3,16 2,04 3,12 12,18

    8 3,16 3,08 2,14 3,46 11,84

    9 3,81 3,39 2,11 2,94 12,25

    10 3,73 2,9 2,21 3,02 11,86

    11 2,99 2,75 1,96 2,75 10,45

    12 3,31 3,14 2,25 2,43 11,13

    13 3,41 3 2,89 2,06 11,36

    14 4,61 2,87 1,68 1,77 10,93

    15 3,45 2,79 1,75 3,92 11,91

    16 4,21 2,59 1,79 2,46 11,05

    17 4,32 3,1 1,74 4,65 13,81

    18 3,94 2,28 2,09 1,79 10,1

    19 2,67 2,55 1,8 1,72 8,74

    20 4,52 2,49 2,85 2,01 11,87

    21 4,69 2,68 2,09 3,16 12,62

    22 3,85 3,72 2,62 2,09 12,28

    23 3,9 3,09 2,36 2,22 11,57

    24 4,56 2,59 2,57 2,19 11,91

    25 3,19 2,7 2,68 5,16 13,73

    26 3,19 2,01 1,93 1,55 8,68

    27 2,44 2,78 3,06 2,2 10,48

    28 3,42 3,78 1,87 2,26 11,33

    29 4,25 3 2,31 3,46 13,02

    30 2,83 3,21 1,59 2,19 9,82

    Average 11,47

    Sumber : Kerja Praktek 2014 di PT. ANTAM Tbk UBPN Sultra

  • Kerja Praktek PT. Antam Tbk. UBPN Sultra tahun 2014 56

    Produktivitas didapat dari penghitunga