Laporan Kp Fix - Asik

download Laporan Kp Fix - Asik

of 33

description

Laporan KP

Transcript of Laporan Kp Fix - Asik

Laporan Kerja PraktekPekerjaan Pembangunan Apartemen Grand Aston Banua

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPraktek Kerja merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan merupakan bagian dari kurikulum Program Studi Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat.Penulisan laporan praktek kerja adalah sebagai syarat akademis dari mata kuliah tersebutdan merupakan syarat untuk menyusun Tugas Akhir atau Skripsi. Untuk dapat melaksanakan praktek kerja disyaratkan harus memperoleh jumlah satuan kredit semester (SKS) minimal 100 SKS.Tahap kerja praktek yang harus dilakukan oleh mahasiswa selama berlangsungnya kerja praktek yaitu selama 2 bulan kerja (setelah diterbitkannya surat penunjukan asisten pembimbing)Praktek Kerja dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat serta memahami hal-hal yang terjadi di lapangan sehingga akan menjadi bahan masukan dan penerapan teori-teori yang didapat di kelas. Dengan adanya pengalaman di lapangan diharapkan nantinya bisa menjadi bekal pengetahuan yang kemudian dapat diterapkan untuk bekerja pada suatu pekerjaan konstruksi teknik sipil.Pada praktek kerja ini, proyek yang di tinjau adalah PekerjaanPembangunan ApartemenGrand Aston Banua di jalan A.Yani km. 11,8 Banjarmasin.Cepatnya perkembangan ekonomi di Pulau Kalimantan telah membawa Banjarmasin menjadi kota dagang dan bisnis. Perubahan ekonomis serta masyarakat harus didukung penuh oleh infrastruktur yang memadai. Sehingga Kalimantan Selatan, dan Banjarmasin pada khususnya dapat menjadi tempat tujuan masyarakat Indonesia. Berbagai infrastruktur yang harus dipersiapkan salah satunya adalah kawasan hunian, penginapan, serta system transportasi dll.The Grand Banua menghadirkan inovasi pertama dan terlengkap, yang akan menjadi satu kawasan super blok dan trend setter di dunia property. The Grand Banua sebagai pioneer di Kalimantan Selatan dengan menawarkan investasi apartemen yang minim resiko serta menjanjikan keuntungan jagka panjang yang maksimal bagi para investornya. Trend Investasi properti apartemen meningkat pesat sejak tahun 2005, dimana saat ini property apartemen bermunculan hampir di seluruh kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Medan dan sebagainya. Bangunan ApartemenGrand Aston Banua ini merupakan bangunan tertinggi pertama di Kalimantan pada daerah tanah gambut, yangnantinya akan di bangun dengan 24 lantai.Tahap yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa selama berlangsungnya praktek kerja pada PekerjaanPembangunan ApartemenGrand Aston Banua adalah:1. Melakukan kerja praktek dengan adanya bukti absensi atau jadwal hadir ke lokasi kerja praktek yang ditandatangani oleh pengawas proyek atau pihak yang berwenang.(dalam Lampiran A1)2. Melakukan kegiatan asistensi dengan dosen pembimbing kerja praktek.(dalam Lampiran A2)3. Membuat laporan kegiatan kerja praktek.4. Mengikuti ujian wawancara.

1.2 Tujuan Kerja PraktekAdapun tujuan kerja praktek adalah:1. Mempelajari aplikasi pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.2. Melakukan analisa singkat terhadap salah satu bagian pekerjaan di lapangan.3. Analisa pada kegiatan-kegiatan konstruksi yang dapat menunjukan metode-metode pengendalian mutu, jadwal dan biaya proyek suatu konstruksi secara lebih baik.4. Memahami berbagai teknik dan kendala dalam pelaksanaan proyek.5. Mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang tidak di dapat di bangku kuliah.Pengalaman dan pengetahuan kerja praktekadalah pelajaran berharga bagi mahasiwa, yang pada dasarnya lebih menekankan penerapan ilmu yang didapat pada praktek di lapangan. Adapun pengetahuan yang didapat mahasiswa adalah:1. Prosedur kegiatan suatu pekerjaan teknik.2. Pengetahuan tentang manajemen suatu proyek.3. Pengetahuan tentang teknik pelaksanaan ataupengerjaan suatu pekerjaan sipil.

1.3 Batasan MasalahDalam laporan kerja praktek ini, masalah yang akan dibahas adalah mengenai pondasi yang digunakan pada Pekerjaan PembangunanApartemenGrand Aston Banua, dimana pada proyek tersebut menggunakan tipe pondasi pile grup, dengan jumlah titik tiang pancang sebanyak 273 titik.(Seperti terlihat pada gambar denah titik pancang dalam Lampiran A3)

BAB IITINJAUAN PROYEK

2.1 Data Umum ProyekNama proyek:Pembangunan ApartemenGrand Aston BanuaLokasi: Jalan A.Yani Km 11,8 BanjarmasinPemilik Proyek: PT. Banua Anugerah SejahteraKontraktor: PT. Wijaya Karya Bangunan GedungKonsultan Arsitektur: Grahacipta HadipranaKonsulran Struktur: PT. Concedo IdeaKonsultan MEP: PT. Metakom PrenataJenis Konstruksi: BangunanWaktu Pelaksanaan: -2.2 Penetapan PelaksanaDalam proyek atau pemborongan suatu pekerjaan, terdapat kegiatan yang harus fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Fase sebelum kontrak ini biasanya disebut proses tender atau proses pelelangan.Pengadaan barang dan jasa pemborongan dan jasa lainnya dilakukan secara terbuka untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta jika memungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi syarat dapat mengikutinya.Pengadaan barang dan jasa pemborongan jasa lainnya menurut Kepres RI No. 18 Tahun 2000 dilaksanakan melalui :1. PelelanganPelelangan umum Yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia barang dan jasa terbaik.Dalam persiapan menyelenggarakan pelelangan, penunjukan langsung atau pengadaan harus diperhatikan :1. Penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan adalah penyedia jasa yang telah memenuhi kualifikasi dan memiliki kemampuan sumber daya sesuai dengan dokumen prakualifikasi.Penyedia barang/jasa harus menyampaikan :a. Sertifikasi penyedia barang/jasa kecuali LSMb. Daftar susunan pemilik modal, susunan pengurus, dan akte pendirian beserta perubahan-perubahan (bila ada perubahan)c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti pembayaran kewajiban pajak pada tahun terakhir.d. Dokumen lainnya dipersyaratkan dokumen lelang.2. Secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak pengadaan barang/jasa.3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan atau yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya tidak sedang menjalani hukum pidana.4. Direksi yang berwenang menandatangani kontrak atau kuasanya belum pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite profesional perusahaann/perorangan.5. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kualifikasi, klarisifikasi dan sertifikasi yang dimilikinya.2. Pemilihan LangsungYaitu cara pelelangan sulit dilaksanakan atau jika menjamin pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan membandingkan penawaran dari beberapa penyedia barang dan jasa yang memenuhi syarat melalui permintaan harga ulang (Price Question) atau permintaan teknis harga, sehingga diperoleh harga yang wajar, dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.

3. Penunjukan LangsungYaitu pengadaan barang atau jasa yang penyediaan barang dan jasanya ditentukan oleh kepala kantor atau satuan kerja pimpinan proyek atau bagian pejabat yang disamakan atau yang ditunjukan dan ditetapkan untuk :1. Pengadaan barang dan jasa yang berskala kecil.2. Pengadaan barang atau jasa yang dilakukan pelelangan ulang hanya satu peserta yang memenuhi syarat.3. Pengadaan yang bersifat mendesak atau khusus setelah mendapat persetujuan dari menteri atau lembaga pemerintahan non departemen atau Gubernur atau Bupati atau Walikota atau Direksi BUMN.4. Penyedia barang dan jasa tunggal.4. SwakelolaAdalah pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga.

2.3 Organisasi ProyekDi dalam suatu proyek selalu terjadi rangkaian kegiatan dengan urutan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan diselesaikan.Untuk mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan, maka diperlukan suatu struktur organisasi dalam pelaksanaannya.Sehubungan dengan hal itu, pada Proyek Pekerjaan Pembangunan ApartemenGrand Aston Banua ini melibatkan beberapa pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memegang peranan penting dalam pelaksanaannya, yaitu: hubungan antara pemilik, konsultan dan kontraktor. Hubungan itu dapat digambarkan dalam suatu bagan sebagai berikut:

KONTRAKTORKONSULTANPEMILIK

Gambar 2.2.1 Struktur Organisasi PelaksanaKeterangan ::Hubungan kontrak:Hubungan koordinasi

Garis putus-putus menyatakan hubungan koordinasi dan operasional antara konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Garis lurus tebal menyatakan hubungan kontrak antara pemilik proyek dengan kontraktor pelaksana dan pemilik proyek dengan konsultan pengawas.1. Pemilik ProyekPemilik proyek atau pemilik pekerjaan adalah suatu badan hukum, perorangan (swasta) atau instansi pemerintah yang bertindak sebagai pemberi tugas. Pada Pemeliharaan Proyek PembangunanApartemenGrand Aston Banua, pemilik proyek dalam hal ini yang memberi tugas adalah PT. Banua Anugerah Sejahtera.2. Pimpinan ProyekPemimpin proyek merupakan wakil dari pemilik proyek, yang dipercaya dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas pemilik proyek.3. Pengelola TeknikPengelola teknik adalah wakil atau asisten dari pemimpin proyek dilapangan yang bertugas mengadakan peninjauan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan yang diinginkan pemilik proyek.4. Pengelola Administrasi BendaharaPengelola aministrasi bertugas menangani administrasi proyek.5. Pengawas LapanganPengawas lapangan bertugas mengawasi kelancaran pekerjaan di lapangan serta mengawasi pekerjaan apakah sesuai dengan time schedule dan rencana kerja yang telah dibuat.6. KontraktorKontraktor adalah perusahaan yang secara finansial, tenaga kerja, serta mobilisasi alat memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan bangunan, dan telah ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai pelaksana pekerjaan suatu proyek.Ada beberapa tugas dan tanggung jawab kontraktor yaitu:a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemboronganb. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain :- Pelaksanaan pekerjaan.- Prestasi kerja yang dicapai.- Jumlah tenaga kerja yang digunakan.- Jumlah bahan yang masuk.- Keadaan cuaca dan lain-lain.c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesiifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan.d. bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konsturksi dan metode pelaksanaan pekerjaan dilapangan.e. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati.f. melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.g. memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan.h. kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.7. Manajemen KonstruksiManajemen konstruksi adalah perseorangan atau badan hukum yang memberi jasa advis atau nasehat dalam hal pelaksanaan proyek kepada:1. Pemilik proyek untuk membantu melaksankan proyek yang dipimpinnya.2. Kontraktor/Pelaksana untuk membantu melaksanakan pekerjaan borongannyaManajemen Kntruksi bertugas melakukan pengawasan memberikan petunjuk dan pengarahan kerja kontraktor, termasuk meneliti dan menyetujui program kerja kontraktor agar sesuai dengan jadwal pelaksanaan rencana kerja.

2.4 Metode PelaksanaanDalam pelaksanaan proyek diperlukan cara mengendalikan proyek yaitu dengan cara membuat siklus manajemen sehingga proyek dapat terlaksana dengan baik dan selesai dalam waktu yang telah ditentukan.1. Pembersihan LahanSebelum pekerjaan struktur pondasi mulai dilakukan terlebih dahuu dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi proyek. Lokasi proyek harus bersih selama proses pekerjaan berlangsung. Hal ini dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja.Pembersihan lokasi proyek merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting dilaksanakan.

2. Penentuan Titik Tiang PancangPekerjaan pengukuran untuk menentukan titik-titik tiang pancang merupakan kegiatan memindahkan tata gambar rencana kedalam lokasi proyek.Pengukuran situasi bangunan proyek dilakukan setelah pekerjaan pembersihan lahan proyek. Lokasi proyek harus benar-benar bersih, karena jika belum bersih akan sangat mengganggu pekerjaan pengukuran situasi agar titik-titik tiang pancang dapat ditentukan dengan tepat.Suatu pekerjaan pengukuran situasi untuk menentukan titik-titik tiang pancang benar-benar harus teliti dan cermat.Karena pekerjaan pengukuran situasi adalah untuk menentukan titik lokasi pemancangan tiang pancang dan menentukan lokasi letak titik-titik pondasi. Dimana pada titik tersebut nantinya akan menjadi titik sumbu kolom.Cara menentukan titik-titik lokasi pemancangan tiang pancang adalah dengan cara pengukuran dengan alat theodolit dan waterpass juga untuk mendapatkan titik-titik sumbu kolom nantinya. (Prose penentuan titik tiang pancang dapat di lihat pada Gambar 2.1) Pengukuran dimulai dari satun titik acuan yaitu BM (Bench Mark) ke titik-titik pengukuran selanjutnya.Sebagaimana desain rencana bangunan kita maka dari pengukuran bisa kita tentukan dimana saja titik-titik pemancangannya.

Gambar 2.1 Proses menentukan titik tiang pancang menggunakan theodolit

3. Pemasangan Tiang PancangAdapun tahapan proses pemancangan tiang pancang adalah sebagai berikut :a. Pengangakatan tiang pancangTiang pancang di angkat menggunakan mobil crane menggunakan tali besi dengan dibantu minimal 2 orang pekerja untuk mengikat tiang pada tali dan memasukkan bantalan kayu sebagai peredam, kemudian berlahan-lahan dimasukkan kebawah hammer oleh operator. (Proses pengangkatan tiang pancang dapat di lihat pada Gambar 2.2)Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan. b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.c. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang. d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan. e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.f. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.(Proses pemancangan dapat di lihat pada Gambar 2.3)g. Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.

Gambar 2.2Proses pengangkatan tiang pancang menggunakan mobil crane

Gambar 2.3Proses pemancangan tiang pancang menggunakan diesel hammer

Gambar 2.4 Proses penyambungan tiang pancang

4. Pembuatan Pile CapPada pekerjaan pondasi bentuk pile cap berbeda-beda, ada yang berbentuk persegi, persegi panjang, dan segitiga, tergantung dari besarnya beban yang bekerja atau berdasarkan jumlah titik pemancangan dan konfigurasi tiang pancang dalam suati pile cap.Sebelum dilakukan pembuatan pile cap, terlebih dahulu dilakukan pekerjaan galian tanah disekitar tiang pancang sesuai dengan ukuran pile cap yang akan dibuat. Penggalian dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan alat sederhana seperti cangkul, skop dan sendok tanah. Hasil galian tidak diangkut keluar namun nantinya akan digunakan untuk urugan kembali

5. Pekerjaan PenulanganSebelum dilakukan penulangan terlebih dahulu dilakukan marking untuk menentukan jarak antar tulangan. Tulangan poer diangkai sesuai dengan bentuk dan detail gambar poer rencana, kemudian tulangan tersebut diikat dengan kawat agar jarak atau posisi antar tulangan tidak berubah.(dalam Lampiran A4)

6. Pekerjaan Bekisting Untuk poerSetelah tulangan poer selesai maka bekisting dapat dibentuk untuk mencetak beton sesuai dengan kepala pondasi disekeliling tulangan. Untuk bekisting pondasipile grupdigunakan multiplek dengan tebal 12 mm. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu diadakan pengecekan terhadap penulangan.Pengolesan permukaan multiplek dengan oil form yang berguna untuk memudahkan dalam melepaskan bekisting, selain itu oil form juga berfungsi sebagai pengawet bekisting. Bekisting dibuiat harus sekaku mungkin dan rapat serta tidak boleh ada celah untuk keluarnya air.Untuk membuat selimut beton, maka antara tulangan dan bekisting diletakkan beton tahu dengan ketebalan 50 mm.

7. Pengecoran Poer Pengecoran poer menggunakan beton ready mix dengan mutu K-225 yang didatangkan dari Batching Plant. Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengontrolan terhadap tulangan, kebersihan bekisting dan kualitas beton yang dipakai dengan menggunakan uji test slump ( uji kekentalan campuran beton segar) dan uji kuat tekan beton. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bantuan alat concrete pump schwing, yang berfungsi untuk memompa campuran beton dari truck mixer ke tempat pengecoran kemudian cor diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator Cek elevasi dnegna menggunakan waterpass

2.5 Peralatan dan Tenaga Kerjaa. PeralatanAgar pelaksana pekerja proyek berjalan lancar dan sesuai dengan rencana kerja, perlu adanya peralatan atau alat-alat berat dan tenaga kerja. Peralatan itu berdaya guna tinggi jika peralatan tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal tetapi menggunakan biaya yang minimal. Untuk mendapat hasil tersebut perlu diadakan survei lapangan cermat. Adapun alat-alat yang menunjang dalam pelaksanaan proyek adalah : Gambar alat yang digunakan pada pekerjaan pondasi Pembangunan Condotel Aston The Grand Banuadapat dilihat pada Gambar 2.8-2.15: Excavator

Excavator berfungsi untuk menggali tanah dan batuan

Gambar 2.5 Excavator

Bulldozer

Buldozer berfungsi untuk untuk mendorong tanah atau material ke muka maupun ke samping.

Gambar 2.6 Buldozer

Dump TruckDump truck berfungsi untuk mengangkut material dengan jarak tempuh yang relatif jauh.

Gambar 2.7 Dump Truck

TheodoliteTheodolite berfungsi untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak

Gambar 2.8 Theodolite

MeteranMeteran berfungsi untuk mengukur suatu objek yang tidak bias menggunakan mistar.

Gambar 2.9 Meteran

Concrete Pump

Concrete pump berfungsi untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang sulit di jangkau.Gambar 2.10 Concrete Pump

Peralatan lain yang diperlukanb. Tenaga Kerja Tenaga kerjayang diperlukan dalam proyek disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja yang dipilih harus sesuai dengan keahlian dan berpengalaman, dalam hal ini mempercepat pekerjaan sesuai dengan time schedule yang dibuat. Untuk itu diperlukan seorang mandor yang berwibawa, cakap dan terampil dan berpengalaman untuk membawahi tenaga kerja tersebut dan mampu mengkoordinirnya.Tenaga kerja dilihat dari statusnya terbagi atas : Tenaga kerja tetap, yaitu tenaga kerja yang statusnya bersifat tetap, artinya tenaga kerja tetap pada perusahaan kontraktor yang diperbantukan proyek. Kebanyakan tenaga kerja pada proyek ini adalah tenaga kerja yang berpengalaman dan memiliki tingkat pendidikan tinggi. Tenaga kerja kontrak, yaitu tenaga kerja yang statusnya bersifat kontrak/sementara, artinya tenaga kerja yang dipakai hanya selama proyek itu berlangsung dan bila proyek itu sudah selesai maka tenaga kerja tersebut bisa dipakai lagi atau tidak, yang jelas sudah tidak ada ikatan kerja lagi.Kebanyakan pekerja pada proyek ini adalah tenaga kerja yang berasal dari luar daerah yang telah berpengalaman di bidangnya.Menurut keahliannya tenaga kerja terbagi atas : Tenaga kerja ahli yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus sesuai dengan bidangnya, seperti perencanaan, pengawas dan lain-lain. Tenaga kerja kasar yaitu tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti pengecoran, pembesian, pemasangan bekisting dan lain-lain. Tenaga kerja ini dikepalai oleh beberapa mandor, dan sifat tenaga kerja ini adalah kontrak, bila hasil pekerjaannya memuaskan, maka tenaga kerja tersebut bisa dipakai hingga proyek selesai.BAB IIIPEMBAHASAN

3.1Perhitungan CalenderingEngineering News Records (ENR) (Hardiyatmo, H.C.2002)Qa = Keterangan :Qa= Kapasitas Ijin tiang Wr= Berat Alat pemukulh= Tinggi jatuh F= Faktor Keamanan s= Final set

3.1.1 ContohPerhitungan CalenderingPile No. 7Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =102857,1429 kg =102,857 ton

Pile No. 8Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa = 73043,4783 kg = 73,043ton

Pile No. 9Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =107234,043 kg =107,234 tonPile No. 20Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =107234,043 kg =107,234 ton

Pile No. 30Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =98823,529 kg = 98,824 tonPile No. 59Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =173793,1034 kg = 173,793 ton

Pile No. 60Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =173793,1034 kg = 173,793 ton

Pile No. 61Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =162580,645 kg = 162,581 ton

Pile No. 83Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =144000 kg = 144 ton

Pile No. 88Kapasitas ijin tiang dengan F = 2,5Qa = Qa =129230,769 kg = 129,231 ton

3.2Perhitungan Sondir Meyerhoff(1976) (Hardiyatmo, H.C.2008)Tahanan ujung ultimitQu = Qb + QsKeterangan,Qs= Tahanan gesek dinding tiangQb= Tahanan ujung tiang Qu= Tahanan ujung ultimitTahanan gesek

Keterangan,As = Luas selimut tiangfs= Tahanan gesek dinding satuan

Tahanan ujung tiang

Ab= luas ujung bawah tiangqca= qc rata-rata (kN/m2) pada zona 4d dibawah ujung tiang dan 8d diatasnya

3.2.1 Contoh perhitungan Sondira. S -1

Tahanan gesek ultimit

Keliling tiang = 4 x S = 4 x 0,50 = 2 mKarena ada data gravitasi, maka : = 2 x = 55,936 kN

Tahanan ujung ultimit

Nilai qcaqca = (150 + 150) = 150 kg/cm2Dari grafik sondir S-1, maka qca = 150 kg/cm2 = 15000 kN/m2Tahanan ujung tiang dengan diameter 0,5 mAb = d2 = 0,52 = 0,25 m2Qb = Qca x Ab = 0,25 x 15000 kN/m2 = 3750 kN

Kapasitas daya dukung ultimit tiangBerat tiang Wp = Volume tiang x beton= (0,5 x 0,5 x36) x 25 = 225 kN

Kapasitas daya dukung ultimit neto:Qu = Qb + Qs Wp = 3750 kN + 55.936 - 225 kN = 3580.936 kN = 358.094 ton

Kapasitas dukung ijin tiang, diambil factor aman F=2,5 (Tomlinson, 1977)Qa = Qu/2,5 = 358.094 ton/2,5 = 143.237 ton

b. S -2

Tahanan gesek ultimit

Keliling tiang = 4 x S = 4 x 0,50 = 2 mKarena ada data gravitasi, maka : = 2 x = 204,833 kN

Tahanan ujung ultimit

Nilai qcaqca = (150 + 150) = 150 kg/cm2Dari grafik sondir S-1, maka qca = 150 kg/cm2 = 15000 kN/m2Tahanan ujung tiang dengan diameter 0,5 mAb = d2 = 0,52 = 0,25 m2Qb = Qca x Ab = 0,25 x 15000 kN/m2 = 3750 kN

Kapasitas daya dukung ultimit tiangBerat tiang Wp = Volume tiang x beton= (0,5 x 0,5 x36) x 25 = 225 kN

Kapasitas daya dukung ultimit neto:Qu = Qb + Qs Wp = 3750 kN + 204,833 kN - 225 kN = 3729,833 kN = 372,983 ton

Kapasitas dukung ijin tiang, diambil factor aman F=2,5 (Tomlinson, 1977)Qa = Qu/2,5 = 372,983 ton/2,5 = 149,193 ton

c. S -3

Tahanan gesek ultimit

Keliling tiang = 4 x S = x 0,50 = 2 mKarena ada data gravitasi, maka : = 2 x = 40,352 kN

Tahanan ujung ultimit

Nilai qcaqca = (150 + 150) = 150 kg/cm2Dari grafik sondir S-1, maka qca = 150 kg/cm2 = 15000 kN/m2Tahanan ujung tiang dengan diameter 0,5 mAb = d2 = 0,52 = 0,25 m2Qb = Qca x Ab = 0,25 x 15000 kN/m2 = 3750 kN

Kapasitas daya dukung ultimit tiangBerat tiang Wp = Volume tiang x beton= (0,5 x 0,5 x36) x 25 = 225 kN

Kapasitas daya dukung ultimit neto:Qu = Qb + Qs Wp = 3750 kN + 40,352 kN - 225 kN = 3565,352 kN = 356,535 ton

Kapasitas dukung ijin tiang, diambil factor aman F=2,5 (Tomlinson, 1977)Qa = Qu/2,5 = 356,535 ton/2,5 = 142,614 ton

3.3Perhitungan SPTMeyerhoff (1976) (Coduto, DP.1994)

Tahanan Ujung Tiang

N-SPT terhadap prosedur lapangan saja

N-SPT terhadap prosedur lapangan dan tekanan overburden

Skemptons (1986) Faktor koreksi overburden

Keterangan :qe: Tahanan ujung satuan tiang (kN/m2)fs: Tahanan gsek satuan tiang (kN/m2).:Tegangan Referensi = 100 kN/m2N60: N-SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan N60: N-SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan dan tekanan overburdenL:Kedalaman penetrasi tiang (m)D: diameter tiang (m)CN: factor koreksi overburden

3.3.1 Contoh Perhitungan SPTa. Bore Hole DB-1N-SPT terhadap prosedur lapangan saja

Faktor koreksi overburden Di kedalaman 0,5 m

Di kedalaman 29,5 m

Total

N-SPT terhadap prosedur lapangan dan tekanan overburden

Tahanan Ujung Tiang

=2555,9 kN = 255,59 ton

Tahanan Gesek Satuan

Faktor Keamanan 2,5

b. Bore Hole DB-2N-SPT terhadap prosedur lapangan saja

Faktor koreksi overburden Di kedalaman 0,5 m

Di kedalaman 29,5 m

Total

N-SPT terhadap prosedur lapangan dan tekanan overburden

38225Tahanan Ujung Tiang

=1638,225 kN = 163,823 ton

Tahanan Gesek Satuan

Faktor Keamanan 2,5

c. Bore Hole DB-3N-SPT terhadap prosedur lapangan saja

Faktor koreksi overburden Di kedalaman 0,5 m

Di kedalaman 29,5 m

Total

N-SPT terhadap prosedur lapangan dan tekanan overburden

989Tahanan Ujung Tiang

= 1698,9 kN = 169,89 ton

Tahanan Gesek Satuan

Faktor Keamanan 2,5

3.4 Hasil Perhitungan daya dukung izin untuk sondir, SPT, dan calendaring.

NoSondirSPTCalendering

1S-1143,24 tonDB-1117,09 tonPile 7102,857 ton

2S-2149,19 tonDB-277,86 tonPile 873,043ton

3S-3142,61 tonDB-380,56 tonPile 9107,234 ton

4Pile 20107,234 ton

5Pile 3098,824 ton

6Pile 59173,793 ton

7Pile 60173,793 ton

8Pile 61162,581ton

9Pile 83144 ton

10Pile 88129,231 ton

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanPembangunan Apartemen Grand Aston Banua yang berlokasi Jalan A.Yani km.11,8 Banjarmasin, dengan 24 Lantai di Lahan Gambut. Nama proyek: ApartemenGrand Aston BanuaPemilik Proyek: PT. Banua Anugerah SejahteraKontraktor: PT. Wijaya Karya Bangunan GedungKonsultan Arsitektur: Grahacipta HadipranaKonsulran Struktur: PT. Concedo IdeaKonsultan MEP: PT. Metakom PrenataDari seluruh data yang telah di hitung berdasarkan perumusan perumusan daya dukung ijin tiang maka di dapatkan kapasitas satu tiang dengan SF 2,5 untuk sondir 145,01 ton, N-SPT 91,84 ton dan kalendering 127,26 ton. Dengan Target daya dukung ijin satu tiang adalah 100 ton.Perumusan Daya Dukung ijin Tiang menurut Meyerhoff 1976 untuk perhitungan sondir ternyata menunjukkan hasil yang hampir mendekati dengan daya dukung ijin yang didapat dari hasil calendering.Begitu juga dengan perumusan Daya Dukung ijin Tiang menurut Meyerhoff 1976 (Coduto, DP.1994) untuk perhitungan SPT ternyata menunjukkan hasil yang mendekati dengan daya dukung ijin yang didapat dari hasil calendering.Kriteria hasil calendering menurut Engineering News Record dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya beban ijin tiang yang dibebani.

Mahmudi ResfianiH1A110115Muammar ArifinH1A11012312