laporan liquid sirup dilla.doc

75
JURNAL SEDIAAN LIQUID Syrup Paracetamol Kelompok V Asharul Fahrizi 9040109 Yubila Abimanyu 201110410311116 Mahiru Ullamasyitoh 201110410311127 Ifnurti Roura 201110410311142 Faradila Rizky Lakuy 201110410311147 Winda Restiani 201110410311150 Ilham Niawan S. 201110410311156 Baiq Astrid R.H 201110410311169 Rakhmat Shodiqin 201110410311170 Triana Maulidyah 201110410311250 Tanggal Pembuatan (tanggal diskusi) : 24 september 2013 Dosen Pembimbing : Arina Swastika M 1

description

farmasi

Transcript of laporan liquid sirup dilla.doc

Page 1: laporan liquid sirup dilla.doc

JURNAL SEDIAAN LIQUID

Syrup Paracetamol

Kelompok V

Asharul Fahrizi 9040109

Yubila Abimanyu 201110410311116

Mahiru Ullamasyitoh 201110410311127

Ifnurti Roura 201110410311142

Faradila Rizky Lakuy 201110410311147

Winda Restiani 201110410311150

Ilham Niawan S. 201110410311156

Baiq Astrid R.H 201110410311169

Rakhmat Shodiqin 201110410311170

Triana Maulidyah 201110410311250

Tanggal Pembuatan (tanggal diskusi) : 24 september 2013

Dosen Pembimbing : Arina Swastika M

PROGAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013

1

Page 2: laporan liquid sirup dilla.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Parasetamol

Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenasetin yang bertanggungjawab

akan efek analgesiknya. Merupakan penghambat prostaglandin lemah dalam

jaringan perifer dan tidak memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek

antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak

kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2 di hitung zat yang telah

dikeringkan.

Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,

Parasetamol hampir tidak memiliki sifat anti radang. Jadi parasetamol tidak

tergolong dalam obat jenis NSAID. Parasetamol tidak menimbulkan iritasi pada

lambung atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arterious pada

janin.

a. Karakteristik Parasetamol

Nama bahan obat : Paracetamol (FI III Hal: 37)

Sinonim : N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen

Struktur Kimia: C8H5NO2

BM : 151,16

Kemurnian : Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih

dari 101%C8H9NO2

Efek teraupetik : Analgesik, antipiretik

Pemerian : Hablur putih, tidak berbau, rasa pahit

b. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37)

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Rasa : Pahit

2

Page 3: laporan liquid sirup dilla.doc

c. Mikroskopis (FI III , 37)

Bentuk Kristal : hablur atau serbuk hablur.

d. Karakteristik Fisika Mekanik ( FI IV, 649 )

Titik Lebur : 163 0 c – 172 0 c

Higroskopisitas : tidak higroskopis

e. Karakteristik Fisika Kimia

Kelarutan menurut ( FI III, 37) : larutan dalam 70 bagian air, dalam 7

bagian etanol (95%) P, dalam 40 bagian Gliserol P, dan 9 bagian

propilenglikol.

Kelarutan menurut (FI IV,649) : Larut dalam air mendidih, dan dalam

NaOH 1 N, mudah larut dalam etanol.

Stabilitas

Bahan Padat :

Terhadap Suhu : stabil

Terhadap Cahaya : tidak stabil

Terhadap kelembapan : stabil

Bahan Larutan :

Terhadap pelarut : stabil

f. Higroskopisitas

Pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Codex)

Pka : 9,5 pada suhu 25o C

Nama Kimia : N – Asetil – 4 aminofenol

g. Kelarutan (Martindale : The Ekstra Pharmacopeia 28th ed)

1 bagian Parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mandidih,

dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian

gliserol dan dalam 9 bagian propolenglikol, sangat mudah larut dalam

kloroform, agak sukar larut dalam eter, larut dalam larutan alkali hidroksida

membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5.

h. Khasiat dan Penggunaan : analgetikum dan antipiretikum

3

Page 4: laporan liquid sirup dilla.doc

i. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

j. Titik Lebur : antara 168° - 172°C

k. Stabilitas :

Parasetamol sangat stabil dalam aquades. Waktu paruhnya yang di dapar

pada pH 6 diperkirakan 21,8 tahun; degradasi dikatalisis oleh asam dan basa

dan waktu paruhnya 0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil

degradasinya adalah P-amini fenol dan asam asetat (Martindale: Ekstra

Pharmacopeia 28th ed)

Dalam larutan, Parasetamol membutuhkan proteksi dari cahaya. Dalam

keadaan kering Parasetamol murni stabil pada temperatur sampai 45°C. Jika

hasil hidrolisis parasetamol P aminofenol terdapat sebagai contaminan atau

sebagai hasil pemaparan kondisi yang lemah. P aminofenil dapat terdegradasi

dengan oksidasi pada Quinnonimine. Parasetamol relatif stabil terhadap

oksidasi. (The pharmaceutical Codex)

Hidrolisis parasetamol baik yang di katalisis oleh asam maupun basa

mengikuti reaksi orde 1 karena dipengaruhi oleh satu reaktan. Degradasi

Parasetamol tergantung pada konsentrasi dan tidak berikatan dengan kekuatan

ionik.

l. Tinjauan Bahan Obat

Farmakologi

Parasetamol merupakan salah satu derivat aminofenol. Derivat P-

aminofenol yang lain adalah fenasetin. Asetaminofen merupakan metabolit

fenasetin, parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek

antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus

aminobenzen. Parasetamol di Indonesia lebih dikenal dengan nama

Parasetamol dan tersedia dalam obat bebas. Walaupun demikian laporan

kerusakan fatal hepar akibat overdosis akut perlu diperhatikan, efek anti

inflamasi parasetamol hampir tidak ada.

4

Page 5: laporan liquid sirup dilla.doc

Efek Samping

Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi.

Manisfestasinya berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat

berupa demam dan lesi pada mukosa penggunaan semua jenis analgesik

dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpontensi

menyebabkan nefropati analgesik.

Toksisitas Akut

Akibat dosis toksik yang paling sering ialah nekrosis hati. Nekrosis

tubuh renalis serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi hepatotoksisitas

dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 mg (200-250 mg/kg BB)

parasetamol. Gejala pada hari pertama keracunan akut parasetamol belum

mencerminkan bahaya yang mengancam. Anoreksia, mual dan muntah

serta sakit perut terjadi dalam 24 jam pertama dan dapat berlangsung

selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar dapat terjadi pada hari

kedua, dengan gajala peningkatan aktivitas serum transminase, laktat

dehidrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan masa protobin.

Aktivitas alkali fosfatase dan kadar albumin serum tetap normal.

Kerusakan hati dapat mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian.

Kerusakan hati yang tidak berat pulih dalam beberapa minggu sampai

beberapa bulan.

Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh Parasetamol, tetapi juga

oleh radikal bebas, metabolit yang sangat reaktif yang berikatan secara

kovalen dengan makromolekul vital sel hati. Karena itu hepatotoksisitas

Parasetamol meningkat pada pasien yang juga mendapat barbiturat.

Antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang kronis. Kerusakan yang timbul

berupa nekrosis sentrilobularis. Kerusakan akut ini biasanya diobati secara

simtomatik dan suportif, tetapi pemberian senyawa sulfhidril tampaknya

dapat bermanfaat, yaitu dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-

asetilsistein cukup efektif bila diberikan peroral 24 jam setelah minum

dosis toksik Parasetamol.

5

Page 6: laporan liquid sirup dilla.doc

Farmakodinamik

Efek analgesik Parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya

menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan

efek sentral seperti salisilat.

Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol dan

fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan

penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan

lambung tidak terlihat pada kedua obat ini., demikian juga gangguan

pernafasan dan keseimbangan asam basa.

(Farmakologi FK UI, edisi 5 hal. 238)

Farmakokinetik

Parasetamol dan fenasetin diabsorbsi cepat dan sempurna melaui

saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½

jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh

cairan tubuh. Dalam plasma 25% Parasetamol dan 30% fenasetin berikatan

dengan protein plasma. Kedua obat ini di metabolisme oleh enzim

mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) di konjugasi dengan asam

glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu kedua

obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil parasetamol (3%) dan

sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

(Farmakologi dan Terapi, FK UI, ed 5 hal 238)

Indikasi

Di Indonesia penggunaan Parasetamol sebagai analgesik dan

antipiretik telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik

lainnya, Parasetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena

kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak memberi

manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena hampir tidak

mengiritasi lambung, Parasetamol sering di kombinasi dengan AINS untuk

analgesik.

(Farmakologi dan Teraoi, FK UI, ed 5 hal 238)

6

Page 7: laporan liquid sirup dilla.doc

Kontra Indikasi

Penggunaan Parasetamol tidak diperkenalkan pada penderita yang

hipersensitif terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai

gangguan fungsi hati.

m. Skema

Rancangan Formula

Parasetamol hanya memiliki satu bentuk sehingga tidak ada pilihan lain dari

parasetamol

7

Paracetamol

Tidak Stabil bila terkena cahaya

Agak Sukar Larut

Penambahan cosolvent untuk meningkatkan kelarutan paracetamol

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan botol gelap

Tidak Berbau

Pengaroma dan perasa

Rasa Pahit

pemanis

Media Air

Pengawet

Stabil pada pH 6

Diberi dapar

Page 8: laporan liquid sirup dilla.doc

BAB II

PRA FORMULASI

A. Tabel Bahan Obat dan Karakteristik Fisika-Kimia

a. Tabel Khasiat dan Efek Samping Parasetamol

Senyawa Aktif Efek / Khasiat Efek Samping

Parasetamol Analgesik

Antipiretik

Gangguan pencernaan

Hipersensitifitas

Kelainan darah

Hepatotoksisitas

Mual, muntah, anorexia

b. Tabel Karakteristik Fisika-Kimia Parasetamol

Karakteristik Fisika-Kimia Keterangan Khusus

1. Karakteristik Fisika

Kelarutan dalam air

Larut dalam air mendidih dan

dalam NaOH 1N dan mudah

larut dalam etanol

Dalam

1:70 dengan air

1:40 dengan gliserol

1:9 dengan propilen glikol

1:7 dengan etanol 95%

(FI III: 37)

Bentuk

Serbuk hablur, putih, tidak

berbau, rasa seperti pahit

Tahan pemanasan

Mudah terbasahi

Digunakan untuk peroral

8

Page 9: laporan liquid sirup dilla.doc

2. Karakteristik Kimia

Stabil pada pH 3,8-6,1

pKa 9,5

Tidak mudah teroksidasi

TL : 169-172

BJ : 1,21-1,23

Dari daftar tabel di atas, bahan dan sediaan yang kami pilih adalah:

Bahan aktif terpilih : Parasetamol

Alasan : karena bahan aktif parasetamol efek sampingnya sedikit

jika di bandingkan dengan analgetik lain (misalnya

asetosal yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung)

Bahan sediaan terpilih : Sirup

Alasan : - merupakan campuran homogen

- absorbsi dapat lebih cepat

- dosis dapat di ubah-ubah dalam pembuatan

- dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan

kapsul dan tablet sulit di encerkan

- mudah penggunaannya bagi bayi, anak dan orang

yang sulit menelan

- penggunaan obat luar lebih mudah

- dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan

aktif

B. Dosis dan Jumlah per Kemasan

Perhitungan dosis (Martindale The Extra Pharmacopeia 27th ed)

a. Dosis dalam literatur

0,5 to 1 g; up to 4 g daily in divided doses children up to 1 year, 120 mg;1

to 5 year, 250 mg; 6 to 12 years; 250 to 500 mg,dewasa 500mg to1000 mg

9

Page 10: laporan liquid sirup dilla.doc

b. Konsumen yang ditinjau : balita-anak-anak

Alasan : Anak-anak pada rentang 1-12 tahun lebih mudah untuk

meminum obat dalam bentuk cairan/larutan daripada bentuk

tablet.

c. Dosis pemakaian : Anak 1-6 tahun : 120 – 250 mg

Anak 6-12 tahun: 250 – 500 mg

d. Lama pengobatan : 3 hari

e. Bila dalam 1 sendok takar 5 ml mengandung 120 mg Parasetamol,

maka dosis pakai : 1-6 tahun = 1 - 2 sendok takar

6- 12 tahun = 2 - 4 sendok takar

f. Di pilih dosis 120 mg/5 ml karena lebih efesien dalam pembuatan sediaan

dan pemakaiannya bisa untuk anak-anak 1-12 tahun

g. Volume yang dibutuhkan

1 – 6 tahun : 1 - 2 sendok takar (120mg/5ml)

1 hari = (5ml – 10ml) x 4 = 20 – 40 ml

3 hari = (20ml – 40ml) x 3 = 60 – 120 ml

6 – 12 tahun : 2 – 4 sendok takar (120 mg/5ml)

1 hari = (10 ml – 20 ml) x 4 = 40 – 80 ml

3 hari = (40 ml – 80 ml) x 3 = 120 – 240 ml

h. Di pilih kemasan terkecil 60 ml

Alasan :

Lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju dan karena

pertimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari), dibuat dalam jumlah 60ml

karena memperhitungkan stabilitas bahan aktif pada saat penyimpanan.

C. Peryaratan Bentuk Sediaan

Bentuk Sediaan Sirup (Larutan)

Kadar Bahan Aktif

Dosis

pH sediaan

Kemasan terkecil

90% - 110%

120 mg/5 ml

± 6,0

60 ml

10

Page 11: laporan liquid sirup dilla.doc

Warna

Bau

Rasa

Wadah Penyimpanan

Hijau

Melon

Manis

Botol

D. Macam – macam Bahan dan Fungsi

Fungsi

bahan

Macam-macam bahan dan

Karakteristiknya

Bahan terpilih,

kadar, dan alasan

PELARUT Aquadestilata (FI III : 96)

Bentuk :

cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa.

Glyserin (HPE : 301)

Bentuk :

cairan jernih, tidak berbau, tidak

berwarna, kental, higroskopis, rasa

manis 0,6x sukrosa.

Kelarutan :

sedikit larut dalam aseton, larut

dalam etanol 95%, methanol, air,

tidak larut dalam benzena, kloroform

minyak, larut 1 : 500 dengan eter dan

1 : 11 dengan etil asetat.

Propilen Glikol (HPE : 624)

Bentuk :

cairan jernih, tidak berwarna, kental,

tidak berbau dengan rasa manis,

sedikit pahit.

Kelarutan :

campur dengan aseton, kloroform,

Propilen glikol,

glyserin, dan PEG

400 karena

berdasarkan

perbandingan

kelarutan, ketiga

bahan di atas

memiliki kelarutan

yang cukup tinggi

terhadap bahan

aktif asetaminofen.

Dengan bahan aktif

2880 mg PCT

dapat dilarutkan

dalam propilen

glikol, glyserin,

dan PEG 400

dilarutkan dalam

(Berdasarkan

perhitungan)

11

Page 12: laporan liquid sirup dilla.doc

PENGAWET

(Presevatif)

eter, etanol 95%, gliserin, air. Larut

dengan perbandingan 1 : 6 dengan

eter, tidak larut dengan minyak

mineral.

PEG 400 (FI III : 504)

Bentuk :

cairan kental, jernih, tidak berwarna

atau praktis tidak berwarna. Bau

khas lemah, agak higroskopik.

Kelarutan :

larut dalam air, dalam etanol, dalam

aseton, dalam glikol lain dan dalam

hidrokarbon, aromatik, praktis tidak

larut dalam eter, dan dalam

hidrokarbon alifatik.

Natrium Benzoat (HPE : 662)

Pemerian :

granul putih/kristalin, sedikit

higroskopik, tidak berbau, tidak

berwarna, tidak manis dan asin.

Kelarutan :

pada T = 20°C

Etanol 95% = 1 : 75

Etanol 90% = 1 : 50

Air = 1 : 1,8

Air (100°C) = 1: 1

Nipagin (Metil Paraben) (HPE : 466)

Pemerian :

kristal tidak berwarna atau serbuk

Propilen glikol,

karena konsentrasi

yang kita

tambahkan 15-30%

dan konsentrasi itu

yang digunakan

untuk pengawet.

12

Page 13: laporan liquid sirup dilla.doc

kristalin, berwarna putih, tidak

berbau/berbau lemah, rasa sedikit

membakar.

Kelarutan :

pada T = 25°C

Etanol 95% = 1 : 3

Etanol 50% = 1 : 6

Eter = 1 : 10

Glyserin = 1 : 60

Etanol = 1 : 2

Nipasol (Propil Paraben)

Pemerian :

kristal putih, tidak berbau dan tidak

berasa.

Kelarutan :

pada T = 20°C

Dalam aseton sangat larut

Etanol 1 : 1,1

Etanol 50% = 1 : 5,6

Eter sangat larut

Glyserin = 1 : 250

Mineral oil = 1 : 3330

Minyak ikan = 1 : 70

Air = 1 : 2500

Propilen glikol = 1 : 3,9

Propilen glikol (HPE : 624)

Pemerian :

jernih, tidak berwarna, kental, tidak

berbau dengan rasa manis mirip

gliserin.

13

Page 14: laporan liquid sirup dilla.doc

PEMANIS

Kelarutan :

dapat larut dalam aseton, kloroform,

etanol 95%, glyserin dan air, dalam

eter 1 : 6 tidak larut dalam mineral

oil tapi akan tercampur dengan

beberapa essensial oil.

Saccharin (FI IV : 748)

Bentuk :

serbuk Kristal berwarna putih, tidak

berbau/berbau aromatic lemah.

Larutan encer sangat manis. Larutan

bereaksi dengan lakmus.

Kelarutan :

Agak sukar larut dalam air, dalam

kloroform dan dalam eter. Larut dalam

air mendidih, sukar larut dalm etanol.

Mudah larut dalam larutan ammonia

encer, dalam larutan alkali hidroksida

dan dalam alkali karbonat dengan

pembentukan karbon dioksida

Glyserin (HPE : 301)

Bentuk :

cairan jernih tidak berbau, tidak

berwarna, kental, higroskopis, rasa

manis 0,6x sukrosa.

Kelarutan : sedikit larut dalam aseton,

larut dalam ethanol 95%, methanol, air,

tidak larut dalam benzene, kloroform,

minyak, larut dalam 1 : 500 dengan eter

dan 1 : 11 dengan etil asetat

14

Page 15: laporan liquid sirup dilla.doc

Sukrosa (FI IV : 762)

Bentuk :

Serbuk atau hablur kristal tidak

berwarna, masa hablur atau

berbentuk kubus atau serbuk hablur

putih, tidak berbau dan rasa manis,

stabil di udara, larutannya netral

terhadapa lakmus.

Kelarutan : Sangat larut dalam air, lebih

mudah larut dalam air mendidih, sukar

larut dalam etanol, tidak larut dalam

kloroform dan dalam eter.

Sorbitol ( FI IV : 756)

Bentuk :

serbuk, granul atau lempengan,

higroskopik, warna putih, rasa

manis.

Kelarutan :

Sangat mudah larut dalam air, sukar

larut dalam etanol, dalam metanol dan

dalam asam asetat.

Saccharin Na (FI IV : 750)

Bentuk :

Hablur atau serbuk hablur, putih

tidak berbau, agak aromatik, rasa

sangat manis walaupun dalam

larutan encer. Larutan encernya lebih

kurang 300x manisnya sukrosa.

Kelarutan :

Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol

15

Page 16: laporan liquid sirup dilla.doc

PEWARNA Allura red. (Martindale : 28 : 424)

Pemerian : serbuk merah tua

Kelarutan : larur dalam air

ADI : 7mg/kg BB

Inkompatibilitas : -

Ket. lain :

berdasarkan penelitian FAO tidak

karsinogen.

Amaranth (Martindale : 28 : 424)

Pemerian : serbuk coklat kemerahan,

hampir tidak berbau dan berasa

Kelarutan :

larut dalam air 1 : 15

Sangat sedikit larut dalam alcohol.

Inkompatibilitas :

inkompatibilitas dengan cetrimide

ADI : 730mg/kgBB

Allura red

karena lebih larut

daripada amaranth.

E. Formula Terpilih

Formula 1

Nama bahan Fungsi Kadar % digunakan Jumlah

Parasetamol

Propilen glikol

Glyserin

NaH2PO4. 2H2O

Na2HPO4. 2H20

Sukrosa

Allura

Essense melon

Aquadest

Bahan aktif

Pengawet

Pelarut

Dapar

Dapar

Pemanis

Pewarna

Perasa

120 mg / 5 ml

15% – 30%

< 50%

120 mg / 5 ml

18%

30%

qs

qs

1,44 g

10,8 ml~11,20g

18ml~22,68g

2,76g

0,20g

10g

Ad 60ml

16

Page 17: laporan liquid sirup dilla.doc

F. Larutan Dapar (FI III hal : 14-15)

Larutan dapar pada umumnya digunakan larutan dapar fosfat, larutan

dapar borat dan larutan dapar lain yang mempunyai kapasitas dapar rendah. Jika

disebutkan pH dalam paparan obat jadi, pengaturan pH di lakukan dengan

penambahan asam, basa, atau larutan dapar yang tertera pada daftar berikut ini,

hingga pH dikehendaki:

1. Larutan Dapar Fosfat

Larutan NaH2PO4. 2H2O

2,55% (ml)

Larutan Na2HPO4. 12H2O

0,97% (ml)

pH

1 9 7,6

2 8 7,3

3 7 7,05

4 6 6,85

5 5 6,65

6 4 6,45

7 3 6,25

8 2 6,05

9 1 5,7

9,5 0,5 5,3

2. Larutan Dapar Isotonis

Larutan

NaH2PO4

80% (ml)

Larutan Na2HPO4

0.97% (ml)pH

NaCl yang diperlukan untuk

isotonis (g/100ml)

90 10 5,9 0,52

80 20 6,2 0,51

70 30 6,5 0,50

60 40 6,6 0,40

50 50 6,8 0,48

17

Page 18: laporan liquid sirup dilla.doc

40 60 7,0 0,46

30 70 7,2 0,45

20 80 7,4 0,44

10 90 7,7 0,43

5 95 8,0 0,42

3. Larutan Dapar Borat

Larutan NaH2PO4. 2H2O

2,55% (ml)

Larutan Na2HPO4. 12H2O

0,97% (ml)

Ph

1

2

3

4

5

6

7

8

9

9,5

9,85

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0,5

0,15

9,05

8,95

8,80

8,65

8,50

8,30

8,05

7,65

7,00

6,80

6,30

Dalam Farmakope Indonesia edisi IV halaman 1144 tercantum atau

disebutkan tentang Dapar fosfat-sitrat:

Dapar fosfat-sitrat pH 7,2 Campur 87,0 ml larutan natrium fosfat

dibasa dodekahidrat P 7,15% dengan 13,0 ml larutan asam sitrat P 2,1%.

Dapar fosfat-sitrat pH 7,6 Campur 6,35 ml asam sitrat 0,1 M dengan

natrium fosfat dibasa dodekahidrat 0,2 M secukupnya hingga 100 ml.

18

Page 19: laporan liquid sirup dilla.doc

a. Karakteristik Dapar Fosfat

1. Na2HPO4

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin, dalam

udara kering rapuh

Kelarutan : larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol

(95%)

Incompatibilitas : dengan alkaloida, antipyrine, khloralhidrat, ion asetat

Pyrogaliol, resorsinol dan asam glukonote dan

ciproxo.

ADI : untuk sediaan oral, maksimal penggunaan adalah 100

mmol phosphat per hari.

2. NaH2PO4

Pemerian : tidak berbau, tidak berwarna, slighly deliquescent

crystal (bentuk hydarat), granul (bentuk anhidrat)

Kelarutan : larut dalam satu bagian air, sangat larut dalam etano

(95%)

Incompatibilitas : dengan sam mineral, biasanya dengan bahan alkali

dan Karbonat.

ADI : up to 100 mmol of phosphat daily.

b. Perhitungan Dapar

Sediaan yang digunakan pH 6,0

Menggunakan dapar phosphat, phosphat memiliki pKa dalam suhu 25◦ C.

pKa1 = 2,15 (H2PO4) Na3HPO4

pKa2 = 7,20 (H2PO4-) Na2HPO4

pKa3 = 12,38 (HPO42-) NaH2PO4

pKa yang digunakan adalah pKa2 karena paling dekat dengan pH sediaan (pH

6,0) dengan H2PO4- sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam.

pH = pKa + log [garam] / [asam]

6,0 = 7,20 + log [Na2HPO4] / [H2PO4-]

-1,2 = log [Na2HPO4] / [H2PO4-]

0,63 = [Na2HPO4] / [H2PO4-]

19

Page 20: laporan liquid sirup dilla.doc

0,63 [H2PO4-] = [Na2HPO4]

Kapasitas Dapar

pKa = 7,20 Ka = 6,31 x 10-8

pH = 6,0 [H3O+] = 10-6

Persamaan Van Slyke

ß = 2,3 C ( Ka [H3O+] ) / ( Ka + [H3O+] )2

0,02 = 2,3 C {(6.31 x 10-8)( 10-6)} / (6.31 x 10-8 + 10-6)2

0,02 = 0,128 C

C = 0,156 M

C = [garam] + [asam]

0,156 = [Na2HPO4] + [H2PO4-]

0,156 = 0,063 [H2PO4-] + [H2PO4

-]

0,156 = 1,063 [H2PO4-] + [H2PO4

-]

[H2PO4-] = 0,156 / 1,063

[H2PO4-] = 0,147 M

[Na2HPO4] = 0,063 x [H2PO4-]

= 0,063 x 0,147

= 9 x 10-3 M

Untuk NaH2PO4.2H2O dalam 120 ml

NaH2PO4 = massa x 1000

Mr vol

0,1466 M = gram x 1000

156,98 120

gram = 0,1466 x 156,98

(1000 / 120)

= 2,7616 gram = 2761,6 mg

20

Page 21: laporan liquid sirup dilla.doc

Untuk Na2HPO4. 2H2Odalam 120 ml

Na2HPO4 = massa x 1000

Mr vol

9,2505 x 10-3 M = gram x 1000

177,98 120

gram = 9,2505 x 10-3 x 177,98

(1000 / 120)

= 0,1976 gram ~ 0,20 gram= 200mg

G. Perhitungan Expiration Date

Parasetamol pada pH 6,0 : t 1/2 = 21,8 (Martindale)

Dengan menggunakan rumus :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co/Ct)

Maka :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co / 1/2Co)

Log k = (2,303 / 21,8) x log 2

Log k = 0,0318

Sehingga di peroleh nilai T90 sebesar :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co/Ct)

0.0318 = (2,303 / T90) x log (Co/0,9 Co)

0.0318 = 0,105 / T90

T90 = 3,31 tahun

Jadi masa kadaluwarsa parasetamol kurang lebih 3,31 tahun dari tanggal

pembuatan.

H. Formula Baku Pustaka

Formularium Nasional, edisi 2, tahun 1978 hal. 3

Acetaminopheni Elixir (Elixir Paracetamol)

Komposisi : Tiap 5 ml mengandung :

Acetaminophenum 120 mg

Glycerolum 2,5 mg

Propylenglicolum 500 μl

21

Page 22: laporan liquid sirup dilla.doc

Sorbitol solution 70% 1,25 ml

Aethanolum 500 μl

Zat tambahan yang cocok secukupnya

Aqua destilata hingga 5 ml

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya.

Dosis : Anak ◦ 1 tahun 1 sendok teh

◦ 1-5 tahun 2 sendok teh

Catatan : 1. Air dapat diganti sirupus simplex

2. Sediaan berkekuatan lain : 150 mg

I. Perhitungan Tetapan Dielektrik

a. Tetapan dielektrik Parasetamol secara umum

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglycol = 32

Paracetamol = {(50 x 43) + (32 x 10) + (24 x 10) + (5 x 78,5) / 100

= {(2150) + (320) + (240) + (392,5) / 100

= 3102,5 / 100

= 31,025 ≈ 31

Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 31.

b. Konstanta dielektrik Parasetamol Formula I

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglycol = 32

22

Page 23: laporan liquid sirup dilla.doc

Paracetamol = {(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x

kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x

kons. air)}

Paracetamol = (18% x 32) + (30% x 43) + (52% x 78,5)

= 576 + 1290 + 4082 = 59,48

100

Jadi konstanta dielektrik yang ditetapkan adalah 59,48

% KD = 59,48 x 100% = 191,87 %

31

c. Konstanta dielektrik Parasetamol Formula II

Paracetamol = {(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x

kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x

kons. air)}

Paracetamol = (15% x 32) + (15% x 43) + (50% x 78,5) + (20% x 12,5)

= 480 + 645 + 3925 + 250 = 53

100

Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 53

d. Konstanta dielektrik Parasetamol Formula III

Paracetamol = {(% gliserin x kons. gliserin) + (% propilenglikol x

kons. propilengikol) + (% PEG x kons. PEG) + (% air x

kons. air)}

Paracetamol = (15% x 32) + (30% x 43) + (40% x 78,5) + (15% x 12,5)

= 480 + 1290 + 3140 + 187,5 = 50,97

100

Jadi konstanta dielektrik yang di tetapkan adalah 50,97

23

Page 24: laporan liquid sirup dilla.doc

J. Perhitungan ADI

1. Formula I

No. Nama Bahan Fungsi Rentang % yang

dipakai

Jumlah

1 Paracetamol Bahan aktif 1440 mg

2 Propilen glikol Pengawet 15 – 30% 18% 10,8 ml ~ 11,20g

3 Gliserin Pelarut < 50% 30% 18 ml ~ 22,68g

4 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram

5 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram

6 Sukrosa Pemanis 10 gram

7. Essense Cherry Perasa Qs 0,05 gram

8. Allura Pewarna Qs 0,05 gram

9. Aquadest Pembawa Ad 60ml

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 18 x 60 ml = 10,8 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 10,8 ml x 1 g = 1.2 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 1,44 – 1,2 = 0,24g

Gliserin : 30 x 60 = 18 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 0,45 gram

40 ml

Jadi sisa paracetamol 0,24 dapat dilarutan oleh gliserin

Aquadest : 11,62ml x 1g = 0,17g

70ml

24

Page 25: laporan liquid sirup dilla.doc

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 1 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

BJ Propylen glycol : 1,035 – 1,037 g/ml (FI III : 534)

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 18% x 60 ml = 10,8 ml

= 10,8 ml x 1,037 g/ml = 11,20 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 18 x 20ml = 3,6ml (3,73 g)

100

Dalam 40ml = 18 x 40ml = 7,2ml (7,47 g)

100

Batas ADI : 250mg – 375mg

Pemakaian setiap hari : 3730mg – 7470mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml) = 40ml – 80ml

Dalam 40ml = 18 x 40ml = 7,2ml (7,47 g)

100

Dalam 80ml = 18 x 80ml = 14,4ml (14,94 g)

100

= 7,47 g – 14,94 g

= 7470 mg – 14940 mg

Kesimpulan : tidak masuk rentang tapi masih diperbolehkan karena

tidak digunakan sehari-hari

25

Page 26: laporan liquid sirup dilla.doc

Gliserin Formula 1 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Umur 1-5 tahun (Batas ADI : ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5))

Pemakaian paracetamol dalam sehari :

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

Kandungan gliserin :

20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,56 g)

100

40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,12 g)

100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Pemakaian per hari = 7,545 g – 15,09 g

Umur 6 – 12 tahun : 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g

Pemakaian parasetamol dalam sehari= 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

Kandungan gliserin :

40ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,12 g)

100

80ml = 30 x 80 ml = 24 ml (30,24 g)

100

Batas ADI per hari = 16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g

Pemakaian per hari = 15,09 g – 30,18 g

= 15120 mg – 30240 mg

Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI

26

Page 27: laporan liquid sirup dilla.doc

Formula 2

No. Nama Barang Fungsi Rentang % yang

dipakai

Jumlah

1 Paracetamol Bahan aktif 1440 mg

2 Propilenglikol Pelarut 15 – 25 % 15 % 9 ml~9,33g

3 Gliserin Pelarut < 50 % 15 % 9 ml~11,34g

4 PEG Pelarut 15 – 25 % 20 % 12 ml~13,5g

5 NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 g

6 Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 g

7 Sukrosa Pemanis 10 g

8. Essense Cherry Perasa Qs 0,05 g

9. Allura Pewarna Qs 0,05 g

10. Aquadest Pembawa Ad 60 ml

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 15 x 60 ml = 9 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 9 ml x 1 g = 1 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 1,44 –1 = 0,44

Gliserin : 15 x 60 = 9 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 9 ml x 1 g = 0,225 gram

40 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 0,44 – 0,225 = 0,215

27

Page 28: laporan liquid sirup dilla.doc

PEG 400 : 20 x 60 = 12 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 12 ml x 1 g = 1,71g

7 ml

Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan PEG 400

Aquadest : 11,41ml x 1g = 0,163g

70

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 2 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 15% x 60 ml = 9 ml

= 9 ml x 1,037 g/ml = 9,324 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 g)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,22 g)

100

Batas ADI : 250 mg – 375 mg

Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6220 mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,22 g)

100

28

Page 29: laporan liquid sirup dilla.doc

Dalam 80ml = 15 x 80ml = 12 ml (12,44 g)

100

Batas ADI = 400mg – 575mg

Pemakaian per hari = 6,22 g – 12,44 g

= 6220 mg – 12440 mg

Kesimpulan : tidak masuk rentang tapi masih diperbolehkan karena tidak

digunakan sehari-hari

Gliserin Formula 2 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Umur 1-5 tahun ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

Pemakaian paracetamol dalam sehari :

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

Kandungan gliserin :

20 ml = 15 x 20 ml = 3 ml (3,78 g)

100

40 ml = 15 x 40 ml = 6 ml (7,56 g)

100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Umur 1 – 5 tahun = 3,78 g – 7,56 g

Umur 6-12 tahun (16 g – 23 g / 23 g – 34,5 g)

Pemakaian dalam sehari = 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

Dalam 40ml = 15 x 40 ml = 6 ml (7,56 g)

100

Dalam 80ml = 15 x 80 ml = 12 ml (15,12 g)

100

29

Page 30: laporan liquid sirup dilla.doc

= 7,56 g – 15,12 g

= 7560 mg – 15120 mg

Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI

PEG 400 formula 2 (10mg/kg BB)

Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

100 mg – 150 mg

160 mg – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun

Sehari : 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 20 x 20ml = 4 ml ( 4,5 g)

100

Dalam 40ml = 20 x 40ml = 8 ml ( 9,0 g)

100

Batas ADI : 100 mg – 150 mg

Pemakaian setiap hari : 4500 mg – 9000 mg

Umur 6 – 12 tahun

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

Dalam 40ml = 20 x 40ml = 8 ml (9,0 g)

100

Dalam 80ml = 20 x 80ml = 16 ml (18,0 g)

100

= 9 g – 18 g

= 9000 mg – 18000 mg

Batas ADI = 160 mg – 230 mg

Kesimpulan : Tidak masuk dalam rentang ADI namun tetap dapat

digunakan karena pemakaian dilakukan tidak sehari-hari.

30

Page 31: laporan liquid sirup dilla.doc

Formula 3

No Nama Bahan Fungsi Rentang % yang

dipakai

Jumlah

1. Paracetamol Bahan aktif 1440 mg

2. Propilen glikol Pelarut 10 – 25% 15% 9 ml~9,33g

3. Gliserin Pelarut <50% 30% 18 ml~22,68g

4. PEG 400 Pelarut 15% - 25% 15% 9 ml~10,13g

5. NaH2PO4.2H2O Dapar 2,76 gram

6. Na2HPO4.2H2O Dapar 0,20 gram

7. Sukrosa Pemanis 10 gram

8. Essense Cherry Perasa Qs 0,05 gram

9. Allura Pewarna Qs 0,05 gram

10. Aquadest Pembawa Ad 60ml

Perhitungan penggunaan kosolvent dan pemanis dalam menyusun formula

Propilenglikol : 15 x 60 ml = 9 ml

100

Paracetamol yang bisa larut : 9 ml x 1 g = 1 gram

9 ml

Sisa paracetamol yang terlarut : 1,44 – 1 = 0,44

Gliserin : 30 x 60 = 18 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 18 ml x 1 g = 0,45 gram

40 ml

Jadi sisa paracetamol dapat dilarutkan dengan gliserin

PEG 400 : 15 x 60 = 9 ml

100

Paracetamol yang terlarut : 9 ml x 1 g = 1,29 ml

7 ml

31

Page 32: laporan liquid sirup dilla.doc

Aquadest : 14,7ml x 1g = 0,21g

70ml

Perhitungan ADI:

Propilen Glikol Formula 3 (25mg/kg BB (HPE hal 625))

Umur BB (kg) 25mg / kg BB

1 – 5 tahun 10 – 15 kg 250mg – 375mg

6 – 12 tahun 16 – 23 kg 400mg – 575mg

Umur 1 – 5 tahun

ADI = 250 – 375 mg

Propilenglikol = 15% x 60 ml = 9 ml

= 9 ml x 1,037 g/ml = 9,33 g

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,11 g)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,22 g)

100

Batas ADI : 250 mg – 375 mg

Pemakaian setiap hari : 3110 mg – 6220 mg

Umur 6 – 12 tahun

ADI = 400 mg – 575 mg

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,22 g)

100

Dalam 80ml = 15 x 80ml = 12 ml (12,44 g)

100

Batas ADI = 400mg – 575 mg

Pemakaian per hari = 6,22 g – 12,44 g

= 6220 mg – 12440 mg

Kesimpulan : Tidak masuk dalam rentang ADI namun tetap dapat

digunakan karena pemakaian dilakukan tidak sehari-hari.

32

Page 33: laporan liquid sirup dilla.doc

Gliserin Formula 3 (1,0 – 1,5 / kg BB ( HPE : 303 ))

Umur BB ( kg ) 1,0 – 1,5 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Umur 1-5 tahun ( 10 - 15 ) / ( 15 – 22,5)

Pemakaian paracetamol dalam sehari :

= 4 x (5 ml – 10 ml)

= 20 ml – 40 ml

Kandungan gliserin

20 ml = 30 x 20 ml = 6 ml (7,56 g)

100

40 ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,12 g)

100

Batas ADI perhari = (10 g – 15 g) – (15 g – 22,5 g)

Pemakaian per hari = 7,560 g – 15,12 g

Umur 6-12 tahun ( 16 – 23) / ( 23 – 34,5 )

Pemakaian dalam sehari :

= 4 x (10 ml – 20 ml)

= 40 ml – 80 ml

Kandungan Gliserin :

Dalam 40ml = 30 x 40 ml = 12 ml (15,12 g)

100

Dalam 80ml = 30 x 80 ml = 24 ml (30,24 g)

100

Pemakaian per hari = 15,12 g – 30,24 g

= 15120 mg – 30240 mg

Kesimpulan : Masuk dalam rentang ADI

33

Page 34: laporan liquid sirup dilla.doc

PEG 400 formula 3 (10mg/kg BB)

Umur BB ( kg ) 10 mg / kg BB

1 – 5 tahun

6 – 12 tahun

10 – 15 kg

16 – 23 kg

100 mg – 150 mg

160 mg – 230 mg

Umur 1 – 5 tahun

Sehari = 4 x (5ml – 10 ml) = 20 ml – 40 ml

Dalam 20ml = 15 x 20ml = 3 ml (3,375 g)

100

Dalam 40ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,750 g)

100

Batas ADI = 100 mg – 150 mg

Pemakaian setiap hari = 3375 mg – 6750 mg

Umur 6 – 12 tahun

Sehari = 4 x (10ml – 20ml)

= 40 ml – 80 ml

Dalam 20ml = 15 x 40ml = 6 ml (6,75 g)

100

Dalam 40ml = 15 x 80ml = 12 ml (13,5 g)

100

Batas ADI = 160 mg – 230 mg

Pemakaian per hari = 6,75 g – 13,5 g

= 6750 mg – 13500 mg

Kesimpulan : Tidak masuk dalam rentang ADI tapi di perbolehkan karena

penggunaan tidak sering atau sehari-hari

34

Page 35: laporan liquid sirup dilla.doc

K. CARA PERACIKAN

a. Cara 1 (Cara terpilih)

1. Timbang Parasetamol

2. Timbang PEG 400 di cawan porselen, Masukkan ke dalan beaker

glass

3. Timbang gliserin di cawan porselen, Masukkan ke no (2)

4. Timbang propilenglikol di cawan porselen, Masukkan ke no (3)

5. No (3) aduk ad homogen

6. Masukkan Parasetamol sedikit demi sedikit ke dalam campuran no. 5

aduk ad larut dan homogen sampai parasetamol habis

7. Timbang sukrosa kemudian larutkan dengan air hangat hingga larut

8. Masukkan larutan sukrosa ke dalam campuran no. 6 aduk ad homogen

9. Timbang NaH2PO4.2H2O dan Na2HPO4.2H2O dan larutkan dalam

aquadest

10. Campurkan larutan dapar ke dalam no 8 aduk ad larut dan tercampur

semua

11. Teteskan essence melon ke dalam larutan no. 10 sedikit demi sedikit

hingga warna yang diinginkan telah sesuai

12. Kemudian tambahkan perisa melon tetes per tetes ad manis

13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml aduk ad homogen

14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam

kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar

b. Cara 2

1. Timbang Parasetamol

2. Timbang PEG 400 di cawan porselen, Masukkan ke dalan beaker

glass

3. No (1) tambahkan sedikit demi sedikit ke no (2) aduk ad larut

4. Timbang propilenglikol di cawan porselen, Masukkan ke no (3) aduk

ad larut

5. Timbang gliserin di cawan porselen, Masukkan ke no (4) aduk ad larut

6. No (5) aduk ad homogen

35

Page 36: laporan liquid sirup dilla.doc

7. Timbang sukrosa kemudian larutkan dengan air hangat hingga larut

8. Masukkan larutan sukrosa ke dalam campuran no. 6 aduk ad homogen

9. Timbang NaH2PO4.2H2O dan Na2HPO4.2H2O dan larutkan dalam

aquadest

10. Campurkan larutan dapar ke dalam no 8 aduk ad larut dan tercampur

semua

11. Teteskan essence melon ke dalam larutan no. 10 sedikit demi sedikit

hingga warna yang diinginkan telah sesuai

12. Kemudian tambahkan perisa melon tetes per tetes ad manis

13. Kemudian tambahkan air ad 60 ml aduk ad homogen

14. Masukkan ke dalam botol 60 ml, beri label dan masukkan ke dalam

kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur dan sendok takar

36

Page 37: laporan liquid sirup dilla.doc

L. Skema Pembuatan

Cara 1

PEG 400 PROPILENGLIKOL GLICERIN

aduk ad homogen PARASETAMOL

Aduk ad larut & homogen

SUKROSA AQUA ±5 ML

Aduk ad homogen

NaH2PO4. 2H2O AQUA 5 ML

Aduk ad larut

Na2HPO4. 2H2O

Aduk ad larut

ALLURA AQUA ±5ML

Aduk ad homogen

ESSENSE MELON

37

Page 38: laporan liquid sirup dilla.doc

Aduk ad homogen

Masuk botol

Cara 2

PEG 400 PARASETAMOL

Aduk ad larut PROPILENGLIKOL

Aduk ad larut GLICERIN

Aduk ad larut SUKROSA AQUA

Aduk ad homogen

NaH2PO4. 2H2O AQUA

Aduk ad larut

Na2HPO4. 2H2O

Aduk ad larut

38

Page 39: laporan liquid sirup dilla.doc

ALLURA AQUA ±5ML

Aduk ad homogen

ESSENSE MELON

Aduk ad homogen

Masuk botol

Formula yang di pilih untuk di praktikum kan dari tiga formula adalah

formula 1 dan 3. Keduanya menggunakan cara kerja 1 dimana semua pelarut di

campur terlebih dahulu. Namun formula terpilih untuk dibuat produksi besar

(scale up) adalah formula 1 dan dibuat dengan cara kerja 1, karena dari ke dua

sediaan yang paling baik hasilnya adalah formula I.

39

Page 40: laporan liquid sirup dilla.doc

M. Perhitungan Bahan dalam Volume 60ml dan 150ml (Scale up)

Formula 1 Formula 3

Nama Bahan 60 ml 150 ml 100 ml 60ml

Parasetamol 1,44g 3,6g 2,4g 1,44g

Propilen glikol 11,20g 28g 18,67 9,33g

Gliserin 22,68g 56,7g 37,8g 22,68g

PEG 400 - - - 10,13g

NaH2PO4.2H2O 2,76g 2,76g 2,76g 2,76g

Na2HPO4.2H2O 0,20g 0,20g 0,20g 0,20g

Sukrosa 10g 10g 10g 10g

Allura Qs Qs Qs Qs

Essense melon Qs Qs Qs Qs

Aquadest Ad 60ml Ad 150ml Ad 100ml Ad 60ml

40

Page 41: laporan liquid sirup dilla.doc

BAB III

EVALUASI

A. Parameter Evaluasi

1. Organoleptis

Bau : Melon

Rasa : Manis sedikit pahit

Warna : Hijau

2. Uji Berat Jenis

Alat : Piknometer

Cara kerja :

1. Gunakan alat piknometer yang telah dibersihkah dan dalam

keadaan kering

2. Timbang piknometer kosong di timbangan analitik

3. Setelah ditimbang kosong, isi piknometer dengan air hingga terisi

penuh, kemudian timbang botol berisi air.

4. Buang air dalam piknometer, kemudian isi piknometer dengan

larutan sirup dan timbang. Lakukan sebanyak 3 kali pada

masing-masing larutan sirup.

5. Setelah ditimbang semuanya hitung BJ masing-masing dan

kemudian di rata-rata dan cari standart deviasinya.

3. Penetapan pH

Alat : pH meter

Cara kerja :

1. Nyalakan alat pH meter.

2. Kalibrasi pH meter

3. Masukkan sediaan dalam beker glass kurang lebih 50 ml.

4. Celupkan elektrode glass ke dalam sediaan untuk mengetahui pH

sediaan yang akan di ukur.

5. Tekan tombol pH pada alat pH meter

41

Page 42: laporan liquid sirup dilla.doc

6. Catat angka pH yang muncul pada monitor pH meter

4. Viskositas

Alat : Viskostester

Cara kerja :

1. Cuci alat dengan aquadest, keringkan

2. Ukur larutan sediaan ±100ml

3. Masukkan kedalam gelas viskostester

4. Masukan gantungan yang berbolong ke dalam gelas

sampai tenggelam dalam larutan tadi tetapi jangan sampai

menyentuh dasar gelas.

5. Tekan tombol on pada viskostester

6. Catat hasil

7. Lakukan sebanyak 3 kali dan hitung rata-ratanya

B. Hasil Evaluasi

1. Organoleptis

Warna : Hijau

Rasa : Melon (Manis agak pahit)

Bau : Melon

2. Berat Jenis

Penimbangan Botol

Botol kosong : 33,10 g

Botol + air : 57,51 g 57,51 g – 33,10 g = 24,41 g

Botol + sirup 1 : 62,49 g 62,49 g – 33,10 g = 29,39 g

Botol + sirup 2 : 62,54 g 62,54 g – 33,10 g = 29,44 g

Botol + sirup 3 : 62,52 g 62,52 g – 33,10 g = 29,42 g

Berat jenis

Botol aquadest : 24,41 g / 24,488 g = 0,9968 g

Botol 1 : 29,39 g / 24,488 g = 1,2002 g

Botol 2 : 29,44 g / 24,488 g = 1,2022 g

Botol 3 : 29,42 g / 24,488 g = 1,2014 g

42

Page 43: laporan liquid sirup dilla.doc

Rata2 : 1,2002 + 1,2022 + 1,2014 = 3,6038 / 3 = 1,2013

Standart deviasi : ± 1,01 × 10-3

3. pH

pH sebelum di campur dengan larutan sirup baru

pH 1 : 6,13

pH 2 : 6,13

pH 3 : 6,11

Rata-rata : 6, 13 + 6, 13 + 6, 11 = 6,12

3

pH setelah di campur dengan larutan sirup baru

pH 1 : 6,13

pH 2 : 6,11

pH 3 : 6,11

Rata-rata : 6,13 + 6,11 + 6,11 = 6,12

3

4. Viskositas

Sebelum di campur dengan larutan sirup baru :

1 = 0,5

2 = 0,5

3 = 0,5

Setelah di campur dengan larutan sirup baru :

1 = 0,6

2 = 0,6

3 = 0,6

43

Page 44: laporan liquid sirup dilla.doc

C. Perencanaan Kemasan

44

Page 45: laporan liquid sirup dilla.doc

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dalam membuat sediaan sirup

Parasetamol, langkah awal yang kami lakukan adalah memilih bahan aktif

Parasetamol, pelarut, pengawet, pemanis, pewarna, essence, dan larutan dapar.

Kemudian dari bahan-bahan tersebut kami mencari sifat fisika-kimianya serta

rentangnya agar dapat berfungsi sebagai pelarut, pengawet maupun pemanis untuk

sediaan obat. Setelah itu kami menentukan salah satu bahan yang kiranya paling

baik untuk digunakan dalam membuat sediaan sirup Parasetamol. Di mulai dari

bahan aktif parasetamol, kami mulai menghitung dosis parasetamol per hari

(sendok takar) yang disesuaikan dengan dosis dalam literatur. Setelah itu, kami

menentukan kemasan terkecil sediaan berdasarkan dosis sediaan yang ingin kami

buat, didapatkan kemasan terkecilnya 60ml. Dari dosis yang sudah di dapat, kami

memperkirakan berapa banyak sirup yang bisa dibuat untuk waktu terapi 3 hari

dengan penggunaan bahan yang efektif dan efisien serta untuk memaksimalkan

stabilitas sediaan. Dari kemasan terkecil, kami menentukan berapa jumlah

Parasetamol yang akan digunakan dalam satu botolnya (60 ml). Selanjutnya kami

menentukan kadar pelarut yang dapat melarutkan Parasetamol. Untuk mengetahui

kelarutan parasetamol dalam formulasi, ada dua cara yaitu :

1. Menghitung konstanta dielektrik dan membandingkannya dengan

formulasi dasar

2. Menggunakan data kelarutan parasetamol pada masing-masing

pelarut

Dalam pembuatan formulasi, kami merancang 3 buah formulasi. Dari 3

formulasi tadi akan dipilih 2 formulasi yang di anggap terbaik untuk di buat

sediaan yang nantinya akan di pilih lagi salah satu yang terbaik untuk di buat

dalam skala besar. Dari ketiga formulasi yang kami rencanakan, konstanta

dieletrik yang paling mendekati konstanta dielektrik formula baku adalah formula

3. Formula standard ini diambil dari Formularium Nasional. Nilai konstanta

dielektrik pada formula satu adalah 59,48, formula dua adalah 53, formula tiga

adalah 50,97. Sedangkan nilai konstanta dielektrik formula baku adalah 31. Nilai

45

Page 46: laporan liquid sirup dilla.doc

konstanta dielektrik akan mempengaruhi kelarutan sediaan yang akan di buat.

Semakin dekat nilai konstanta dielektrik sediaan yang ingin di buat dengan nilai

konstanta dielektrik formula baku akan semakin baik kelarutannya.

Kami memilih formula yang akan di buat dengan mempertimbangkan nilai

konstanta dielektrik (kelarutan) yang paling mendekati formula baku dan

perbedaan penggunaan kosolven dari masing-masing formulasi. Berdasarkan hal

di atas maka kami memilih formula 1 dan 3 untuk di buat sediaan (60ml). Dalam

pembuatan sediaan formula 1 dan 3, terdapat dua cara dalam melarutkan bahan

aktif parasetamol yaitu :

Cara 1 : Dengan mencampurkan seluruh pelarutnya terlebih dahulu kemudian

bahan aktifnya (Parasetamol) dimasukkan dalam pelarut campuran

tersebut. Kemudian ditambahkan bahan-bahan lainnya.

Cara 2 : Dengan melarutkan bahan aktif ke dalam pelarut yang mempunyai

kelarutan paling besar. Kemudian ditambahkan pelarut yang

mempunyai kelarutan lebih rendah dari pelarut yang pertama. Dan

seterusnya.

Dari dua cara melarutkan bahan aktif parasetamol diatas, kami memilih

cara 1 karena di anggap paling efektif untuk di buat sediaan. Dari hasil percobaan,

ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kelarutan sediaan formula 1

dan 3. Kedua formula diatas dapat larut secara sempurna walaupun awalnya masih

berbuih, namun dapat di atasi dengan penggunaan sinar ultraviolet. Perbedaan

yang sangat terlihat yaitu :

Viskositas. Formula 1 memiliki viskositas lebih rendah

dibandingkan dengan formula 3. Hal ini kemungkinan disebabkan

karena penambahan PEG 400 pada formula 3.

Pewarna dan perisa. Formula 1 menggunakan rasa melon dengan

warna hijau, sedangkan formula 3 menggunakan rasa anggur

dengan warna ungu. Hal ini mungkin akan berpengaruh pada pH

sediaan. Terbukti setelah pengukuran pH dengan pH meter di

dapatkan pH formula 1 4,95, sedangkan pH formula 3 adalah 5,08.

Dari hasil pertimbangan di atas, kami memilih formula 1 untuk di buat

dalam skala besar karena :

46

Page 47: laporan liquid sirup dilla.doc

Viskositasnya lebih baik di banding viskositas formula 1

Rasanya lebih baik dibandingkan ras formula 1

Walaupun pH formula 1 jauh dari pH yang di inginkan (pH=6) namun

dengan keunggulan lebih dari hal viskositas dan rasa, kami lebih

cenderung memilih formula 1. pH yang jauh dari pH yang di ingin kan

dapat di atasi dengan adjustment pH. Untuk mendapatkan pH 6, kami

menambahkan 310 tetes garam Na2HPO4.2H20 10%.

Pada pengamatan pH yang dilakukan, pH formula 1 dan 3 tidak dapat

mencapai pH yang direncanakan (pH=6) dikarenakan beberapa hal, yaitu :

1. Adanya penimbangan yang kurang akurat, maka mempengaruhi pH.

2. Adanya penambahan essense yang tidak teratur (berlebihan) sehingga

dapat mempengaruhi pH.

Setelah pH formula 1 di anggap masuk rentang, maka di buatlah dalam

skala besar (150ml + 100ml) dengan cara yang sama.

Evaluasi dilakukan untuk mengontrol organoleptis, pH, viskositas dan hal

lain yang berhubungan dengan kestabilan sediaan.

47

Page 48: laporan liquid sirup dilla.doc

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Formula yang terpilih untuk pembuatan skala besar adalah formula 1

dengan cara kerja 1, karena memberikan hasil yang lebih baik daripada

formula lainnya.

pH yang diperoleh tidak sesuai dengan pH yang direncanakan (pH=6)

yaitu 4,95 , hal ini terjadi karena:

Penimbangan yang kurang akurat

Penambahan essence yang tidak teratur.

Dari hasil formulasi yang kita buat diperoleh data sebagai berikut :

1. Organoleptis

Warna : Hijau

Rasa : Melon (Manis agak pahit)

Bau : Melon

2. Berat Jenis

Rata2 : 1,2002 + 1,2022 + 1,2014 = 3,6038 / 3 = 1,2013

Standart deviasi : ± 1,01 × 10-3

1. pH rata-rata = 6,12

Sediaan sirup Parasetamol yang dihasilkan memenuhi kriteria karena

sediaan kami stabil dalam hal pH, viskositas, BJ, maupun organoleptisnya.

B. Saran

1. Dilakukan optimasi berkali-kali agar formula yang di peroleh benar-benar

bagus dan sesuai dengan yang di rencanakan.

2. Untuk mengatasi pH yang tidak sesuai bisa dengan cara menimbang

bahan-bahan secara akurat dan teliti sehingga jumlah bahan obat yang

telah di rencanakan sesuai, tidak kurang dan lebih. Penambahan essence

secara teratur dan di hitung dengan benar karena essence bersifat asam

sehingga penambahan essence yang berlebih bisa mempengaruhi pH.

Namun pH yang tidak sesuai dapat di atasi dengan adjustment pH.

48

Page 49: laporan liquid sirup dilla.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1979. Farmakope

Indonesia. Edisi Ketiga. Depkes RI. Jakarta

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1985. Farmakope

Indonesia Edisi Keempat. Depkes RI. Jakarta

3. Kibbe. A. H. 2000. Handbook of Pharmaceutical Exipients 5th ed. The

Pharmaceutical Press. London

4. Reynold. J. E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia 27th ed.

The Pharmaceutical Press. London

5. Martin, A. Etall. 1993 Farmasi Fisik 2 Edisi Ketiga. Universitas

Indonesia Press. Jakarta

6. USP 26, 2003 The Official Compendia of Standarts. The Board of

Trustees Washingtong DC

49