Laporan Magang CCAI Fix

100
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan dalam pembinaan kepribadian dan mental manusia yang mengarah pada peningkatan daya pikir manusia dan penguasan ilmu dan teknologi. Sebagai calon sarjana teknologi pertanian, kita dituntut untuk dapat memahami dan menerapkan ilmu teknologi pertanian dalam dunia kerja. Kegiatan magang mahasiswa ini merupakan sarana bagi mahasiswa teknologi hasil pertanian untuk dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan selama di bangku perkuliahan dan juga sebagai pengalaman kerja yang dapat melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi di lapang dan mencari jalan pemecahannya selama magang mahasiswa. Kegiatan magang ini juga dirancang agar mahasiswa bisa mempraktikkan dan mendalami setiap aktivitas di unit-unit proses pengolahan di institusi mitra. Akhirnya, kegiatan ini akan memberikan dampak terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan dapat melatih kepekaan mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif 1

Transcript of Laporan Magang CCAI Fix

Page 1: Laporan Magang CCAI Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

berperan dalam pembinaan kepribadian dan mental manusia yang mengarah

pada peningkatan daya pikir manusia dan penguasan ilmu dan teknologi.

Sebagai calon sarjana teknologi pertanian, kita dituntut untuk dapat

memahami dan menerapkan ilmu teknologi pertanian dalam dunia kerja.

Kegiatan magang mahasiswa ini merupakan sarana bagi mahasiswa

teknologi hasil pertanian untuk dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan

selama di bangku perkuliahan dan juga sebagai pengalaman kerja yang dapat

melatih mahasiswa untuk menemukan masalah-masalah yang dihadapi di

lapang dan mencari jalan pemecahannya selama magang mahasiswa.

Kegiatan magang ini juga dirancang agar mahasiswa bisa mempraktikkan dan

mendalami setiap aktivitas di unit-unit proses pengolahan di institusi mitra.

Akhirnya, kegiatan ini akan memberikan dampak terhadap aspek-

aspek yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan dapat melatih

kepekaan mengidentifikasi permasalahan dan mencari alternatif solusi guna

meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswa.

B. Tujuan Pelaksanaan Magang

Tujuan umum kegiatan magang mahasiswa ini antara lain :

1. Meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

sehingga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa dalam terjun ke masyarakat

setelah lulus.

2. Mahasiswa memperoleh pengalaman dan sikap yang berharga dengan

mengenali kegiatan-kegiatan di lapangan kerja yang ada di bidang

teknologi pertanian secara luas.

1

Page 2: Laporan Magang CCAI Fix

3. Mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang

praktis yaitu secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta

memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang teknologi

pertanian.

4. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi

swasta, perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Adapun tujuan khusus kegiatan magang ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman antara teori dan aplikasi lapangan mengenai

pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk. Selain itu,

melalui kegiatan magang ini mahasiswa akan memperoleh ketrampilan dan

pengalaman kerja dalam merumuskan dan memecahkan permasalahan yang

ada di PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA.

C. Metode Pengumpulan Data

Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PT.

Coca Cola Bottling Indonesia ini menggunakan metode pengumpulan data

antara lain :

a. Pengumpulan data secara langsung

Wawancara

Wawancara ini dapat dilakukan langsung dengan pihak-pihak instansi

perusahaan yang meliputi melaksanakan wawancara dengan pihak –

pihak dari instansi supervisor, karyawan ataupun tenaga-tenaga kerja

lain yang terkait untuk memperoleh data yang diinginkan atau

mengetahui segala hal yang diperlukan.

Observasi

Observasi ini dapat dilakukan dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap obyek yang dipelajari di lapangan disertai studi

literature yang dapat memperkuat tujuan yang hendak dicapai.

2

Page 3: Laporan Magang CCAI Fix

b. Pengumpulan data secara tidak langsung

Studi Pustaka

Mencari dan mempelajari pustaka mengenai permasalahan yang

diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan obyek atau

masalah yang dipelajari. Permasalahan yang berkaitan dengan

pelaksanaan magang mahasiswa.

Dokumentasi dan data – data

Mendokumentasikan dan mencatat data atau hasil – hasil yang ada

pada pelaksanaan magang mahasiswa.

c. Praktik atau Aktivis Langsung

Turut serta dengan melakukan praktik kerja secara langsung dalam

setiap kegitan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan kegiatan Magang Mahasiswa adalah

sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan pelaksanaan

magang, metode pengumpulan data, sistematika penulisan.

2) Bab II Tinjauan Umum, yang terdiri dari sejarah perusahaan Coca-Cola;

lokasi dan tata letak serta fasilitas yang dimiliki perusahaan; visi, misi,

maksud, dan tujuan perusahaan; formalitas hukum; kebijakan mutu PT.

Coca Cola Bottling Central Java; bidang usaha dan produk yang

dihasilkan; kerjasama yang dilakukan; dan managemen perusahaan.

3) Bab III Quality Assurance, yang terdiri dari incoming material, Water

Treatment, proses produksi, dan microbiologi test

4) Bab IV Kegiatan Magang Mahasiswa, yang terdiri dari analisa Water

Treatment, analisa Syrup, pengujian kadar ferisol dan caustic washer,

pengamatan incoming material, dan analisa Waste Water Treatment.

5) Bab V Sanirasi Lingkungan, yang terdiri dari tujuan sanitasi, sanitasi

produk frestea, sanitasi produk CSD

6) Bab VI Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

3

Page 4: Laporan Magang CCAI Fix

BAB II

TINJAUAN UMUM

A.Sejarah Perusahaan Coca-Cola

Sejarah Coca Cola

Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada

tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari

Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur

sirup karamel berwarna dalam ketel kuningan di kebun belakang

rumahnya. Dia yang pertama kali “Mendistribusikan” produk barunya di

jalan menuju Jacobs Pharmacy dengan menenmpatkan sirup dalam sebuah

teko, yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson,

sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena

berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan.

Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir,

Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di

apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon

yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada

tahun pertama, Dr. Pemberton menjual 25 galon sirup yang diangkut

dalam tong kayu berwarna merah menyala. Warna merah kemudian

menjadi warna khusus yang dihubungkan dengan merk minuman nomor

satu ini. Pada tahun tersebut Dr. Pemberton memperoleh keuntungan

kotor $50 dan menghabiskan $73.96 untuk biaya periklanan.

Pada tahun 1891, seorang pengusaha Atlanta bernama Asa G.

Chandler, mengambil alih kepemilikan penuh atas bisnis Coca Cola.

Dalam empat tahun bakat dagangnya telah berhasil memperluas konsumsi

Coca Cola di setiap negara bagian dan wilayah Amerika. Chandler piawai

dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai

macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda

tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang

4

Page 5: Laporan Magang CCAI Fix

berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-

warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian

cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk

memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Pada tahun 1919, The Coca Cola Company (TCCC) di jual pada

kelompok investor dengan harga 25 juta dolar. Robert W Woodruff

diangkat menjadi presiden The Coca Cola Company, beliau mengusulkan

agar Coca Cola dipasarkan di seluruh dunia.

Merk Dagang

Merk dagang “Coca Cola adalah aset yang paling bernilai bagi The

Coca Cola Company. Merk dagang Coca Cola didaftarkan di kantor hak

paten dan merk dagang Amerika Serikat pada tahun 1893. Kemudian

diikuti dengan merk “Coke” pada tahun 1942. Botol dengan bentuk unik

yang mudah dikenali oleh para konsumen dimanapun berada, telah diakui

sebagai merk dagang oleh kantor hak paten dan merk dagang Amerika

Serikat pada tahun1977. Pengakuan registrasi ini merupakan penghargaan

khusus yang hanya diberikan kepada kemasan-kemasan tertentu.

Pada tahun 1982, The Coca Cola Company memperkenalkan “Diet

Coke” kepada konsumen USA, menandai dimulainya perluasan merk

dagangnya. Tahun selanjutnya perusahaan melihat perlunya mengenalkan

produk-produk tambahan yang menunjang nama Coca Cola.

Saat ini Coca Cola, minuman ringan paling digemari di seluruh

dunia, juga merupakan merk dagang yang paling dikenal dan paling

dikagumi di seluruh dunia, dikenal oleh lebih dari 90% penduduk dunia.

Peningkatan Produk

Pada tahun 1985, laboratorium penelitian telah berhasil

menciptakan produk Cola terbaru. Memulai evaluasi internal, dan test rasa

beberapa kali dengan metode “Blind Test” konsumen mengatakan bahwa

mereka menyukai keduanya, baik Coca Cola maupun produk saingannya.

Sebagai hasilnya, pada bulan April 1985 perusahaan dengan bangga

memperkenalkan rasa Coke yang baru. Perubahan pertama kali yang

5

Page 6: Laporan Magang CCAI Fix

dilakukan sejak tahun 1986. Peluncuran Coke dengan rasa baru dilakukan

di Amerika Serikat dan Kanada.

Tidak pernah terjadi sebelumnya, konsumen begitu menunjukkan

kesetiaan yang luar biasa terhadap formula asli Coca Cola. Dan pihak The

Coca Cola Company sangat memperhatikan hal itu, sehingga pada bulan

Juli 1985, formula Coca Cola asli kembali diluncurkan dan dikenal dengan

“Coca Cola Klasik” pada tahun 1986. “Coca Cola Klasik” menjadi dan

tetap merupakan minuman ringan dengan rekor penjualan tertinggi di

Amerika hingga kini.

Produk Minuman Ringan

The Coca Cola Company memperhatikan keinginan konsumen

yang berbeda di masing-masing negara dimana perusahaan beroperasi

dengan menciptakan dan memperkenalkan produk-produk baru.

Melengkapi Coca Cola klasik, minuman ringan nomor satu di dunia ada

serangkaian produk dari The Coca Cola Company yang diluncurkan untuk

memenuhi setiap selera.

Pada tahun 1923, kepemimpinan selama lebih dari enam dekade

telah membawa bisnis Coca Cola mencapai sukses dagang yang

produknya terkenal di dunia.

Botol Coca Cola Pertama

Coca Cola pertama kali dikenal sebagai produk yang dijual di

tempat-tempat penjualan minuman dengan sistem “fountain” (mesin kran).

Seorang pedagang permen, Joseph A Biedenharn dari Missisipi kemudian

mencari cara untuk dapat menghidangkan minuman menyegarkan ini

untuk piknik, dan mulailah ia menawarkan Coca Cola yang dikemas dalam

botol dengan menggunakan sirup yang dikirim ke Atlanta, selama musim

semi yang sibuk pada tahun 1894.

Pada tahun 1899, proses pembotolan Coca Cola berskala besar

dimulai, pemilik The Company Asa G Chandler memberikan hak eksklusif

kepada Joseph B Whitehead dan Benjamin F Thomas dari Chattanooga,

Thennsee. Kontrak ini menandai dimulainya sistem pembotolan yang unik

6

Page 7: Laporan Magang CCAI Fix

dan independen dari Coca Cola Company dan merupakan dasar dari

pengoperasian Perseroan minuman ringan tersebut hingga kini.

Keberhasilan pemasaran Coca Cola telah membuat banyak botol

soda lain meniru Coca Cola sehingga konsumen tidak dapat membedakan

jika mereka tidak mencicipinya. Untuk memecahkan masalah ini,

dibuatlah botol Coca Cola yang khusus, dengan bentuk kontur botol yang

dikenal hingga sekarang di seluruh dunia. Desain ini dibuat oleh The Root

Glass Company tahun 1915.

Sistem Pembotolan

Saat ini, produk Coca Cola telah mencapai konsumen dan

pelanggan di seluruh dunia melalui jaringan distribusi yang luas dan terdiri

dari perusahaan-perusahaan pembotolan lokal. Perusahaan-perusahaan

pembotolan tersebut berada di seluruh dunia dan kebanyakan merupakan

bisnis yang independen. Perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra bisnis

Coca Cola menggunakan sirup dan minuman dasar yang diproduksi oleh

The Coca Cola Company dan kemudian mengemasnya dalam botol, untuk

dipasarkan ke lebih dari 14 juta pelanggan di seluruh dunia.

The Coca Cola Company memiliki komitmen untuk membantu

para mitra pembotolannya untuk melaksanakan sistem pembotolan yang

efisien. Pengendalian kualitas, pemeriksaan secara teratur oleh perusahaan

terus dilakukan untuk menghasilkan minuman ringan yang berkualitas

tinggi.

Berikut ini adalah beberapa diantaranya : “Diet Coke”,

diperkenalkan pada tahun 1982, merupakan Coca Cola diet nomor satu di

USA dan diseluruh dunia, oleh Advertising Age digelari sebagai “Brand of

Decade” pada tahun 1990. Di Indonesia diluncurkan pada tahun 1986.

Sprite diperkenalkan pada tahun 1961, masuk kategori minuman

ringan dengan penjualan terbaik nomor lima di dunia. Di Indonesia

diluncurkan pada tahun 1975 dan hingga saat ini telah menjadi minuman

ringan dengan penjualan tertinggi diantara kelompok produk Coca Cola di

Indonesia.

7

Page 8: Laporan Magang CCAI Fix

Fanta dikembangkan di Eropa selama Perang Dunia II, merupakan

minuman ringan dengan penjualan terbaik nomor empat di seluruh dunia.

Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1973 dan sekarang menjadi

minuman favorit remaja di Indonesia.

Sejarah Coca Cola di Indonesia

Coca Cola mulai diperdagangkan pada tahun 1932 oleh De

Netherlands Indische Mineral Water Fabric Jakarta di bawah manajemen

Bernie Vonings dari Belanda. Setelah Proklamasi Kemerdekaan dan

masuknya para pemegang saham dari Indonesia, perusahaan itu berganti

nama menjadi Indonesia Beverages Limited (IBL). Tahun 1971 IBL

menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang Mitsui Toatsu

Chemical Inc. Mitsui & Co. Ltd dan Mikuni Coca Cola Bottling Co.

membentuk PT. Djaya Beverages Bottling Company (DBBC).

Pada tanggal 12 Oktober 1993, Coca Cola Amatil Limited (CCA)

seluruh perusahaan publik dari Australia yang merupakan pabrik

pembotolan terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi, dan pemasaran

produk The Coca Cola Company telah mengambil alih kepemilikan DBBC

dan berubah namanya menjadi Coca Cola Amatil Indonesia, Jakarta.

Sampai saat ini, CCA di dukung oleh 11 pabrik pembotolan dan

sekitar 9.000 karyawan melayani lebih dari 400.000 pelanggan di seluruh

nusantara.

Coca Cola merupakan perusahaan asing yang paling berhasil

beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasarannya serta

pemahamannya terhadap pasar lokal/budaya lokal.

Sebelas pabrik pembotolan yang ada di Indonesia terdapat di

Semarang, Bandar Lampung, Padang, Ujung Pandang, Medan, Surabaya,

Bandung, Bali, Jakarta, Banjarmasin, dan Manado.

Sejarah Coca Cola di Jawa Tengah

Perusahaan Coca Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang

pengusaha yaitu Bapak Partogius Hutabarat (Alm) dan Bapak Mugijanto.

Nama yang dipilih adalah PT. Pan Java Bottling Company resmi didirikan

8

Page 9: Laporan Magang CCAI Fix

pada tanggal 01 November 1974 di atas lahan seluas 8,5 Ha, mulai

beroperasi pada tanggal 05 Desember 1976. Karena perkembangan

perusahaan yang begitu cepat, maka bulan April 1992 PT. Pan Java

Bottling Company bergabung dengan Coca Cola Amatil Limited Australia,

sehingga sejak saat ini berubah namanya menjadi PT. Coca Cola Amatil

Indonesia Central Java. Namun sejak tanggal 01 Juli 2002 berubah

menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java Operation,

sedangkan untuk distributor bernama PT. Coca Cola Distribution

Indonesia (PT. CCDI).

B.Lokasi dan Tata Letak Serta Fasilitas yang Dimiliki Perusahaan

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java berada di wilayah

Kelurahan Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang tepatnya di

Jalan Raya Soekarno-Hatta KM 30 Bawen, PO. BOX 119, Ungaran 50501.

PT. Coca Cola Bottling Indonesia terletak dengan batas-batas sebagai berikut:

Batas Utara : Perkampungan Penduduk

Batas Timur : Jalan Soekarno-Hatta

Batas Selatan : PT. GKM (Gelora Karya Makmur)

Batas Barat : Sawah Penduduk

Luas areal pabrik PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

secara keseluruhan adalah 85.722 m2 yang terbagi atas bangunan utama

pabrik, gedung perkantoran, dan service building.

1. Bangunan utama pabrik meliputi :

Processing room

Waste Water Tretment

Water Treatment

Gudang Bahan Kimia

Gudang penyimpanan Bahan Baku dan Bahan

Pembantu

Gudang Kemasan kosong

Lahan penyimpanan botol kosong

9

Page 10: Laporan Magang CCAI Fix

Bangunan penyimpanan botol isi

Bangunan bengkel

2. Bangunan perkantoran dan sarana pendukung meliputi :

Finance office

Meeting room

Production administration office

Human resource office

Marketing office

Sales centre

Poliklinik

Tempat ibadah (masjid)

Kantor koperasi dan toko

Kantin, Hall, Loker

Kantor Percetakan

Parkir

Dalam pemilihan lokasi, perusahaan mengambil pertimbangan yang

didasarkan atas :

1. Daerah mengandung air yang berkualitas cukup baik dan cukup banyak.

2. Letaknya yang strategis di jalur Yogyakarta-Semarang sehingga

memudahkan distribusi produk, daerah pemasaran yang mudah (Jawa

Tengah, DIY, dan Madiun), tersedianya bahan baku, iklim yang sejuk.

3. Mudah untuk mendapatkan tenaga kerja.

4. Daerah yang mempunyai aspek psikologi untuk promosi.

5. Lingkungan alam yang sangat segar dan bersih sehingga dapat menunjang

produktivitas kerja.

10

Page 11: Laporan Magang CCAI Fix

C.Visi, Misi, Maksud, dan Tujuan Perusahaan

1. Visi PT. CCBI Central Java

a. Menciptakan bisnis yang berwawasan

lingkungan

b. Menyajikan minuman segar non alkohol

pelepas dahaga guna memenuhi kepuasan konsumen

2. Misi PT. CCBI Central Java

a. Menjadi perusahaan minuman yang

terkemuka di dunia dan khususnya di Indonesia sendiri.

b. Memberi nilai terbaik pemegang saham

dengan menjadi perusahaan terdepan dalam pasar minuman non

alkohol secara global.

c. Merk Coca Cola merupakan tumpuan

sukses dalam memuaskan konsumen dan pelanggan dengan produk

layanan berkualitas tinggi melalui orang-orang yang dinamis dan

berdedikasi tinggi.

3. Maksud PT. CCBI Central Java

Maksud dari PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java adalah

berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah terhadap

minuman ringan pada khususnya dan untuk masyarakat Indonesia pada

umumnya.

4. Tujuan PT. CCBI Central Java

a. Tujuan

Ekonomis

Memperoleh keuntungan, pendirian CCBI Central Java diharapkan

dapat memperoleh keuntungan yang diraih perusahaan.

Penyerapan tenaga kerja, sebagai perusahaan yang sedang

berkembang maka sangat membutuhkan tenaga kerja diharapkan

dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Menambah devisa negara, dengan berdirinya perusahaan ini

pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang

11

Page 12: Laporan Magang CCAI Fix

mendapat tambahan pemasukan devisa Negara dari sektor non

migas yaitu pajak dan bea cukai.

b. Tujuan Sosial

CCBI Central Java sebagai badan usaha yang memiliki tujuan

utama mencari keuntungan tidak bisa terlepas dari masalah sosial

terutama terhadap masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perusahaan ini

juga mempunyai tujuan sosial yang bersifat kerjasama antara

perusahaan dengan pihak luar yang saling memberikan keuntungan

pada kedua belah pihak. Adapun tujuan sosial perusahaan adalah :

Sebagai sponsor dalam berbagai kegiatan, baik itu olahraga

maupun perayaan hari besar nasional.

Sebagai obyek penelitian bagi pelajar, mahasiswa, maupun

organisasi lain.

Pemberian sumbangan kepada badan-badan sosial di Kabupaten

Semarang.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitar

pabrik melalui sarana kesehatan poloklinik.

Pemberian beasiswa kepada pelajar berprestasi di Kabupaten

Semarang.

D.Formalitas Hukum

PT. Coca Cola Bottling Central Java didirikan dengan akte notaris No.

67 tanggal 01 November 1974 dan terdaftar pada Departemen Kehakiman RI

Y.A S/303/II tanggal 04 April 1975, dan juga memiliki ijin usaha industri

Nomor 426/DJAI/IUT-6/PMDN/X/1986 tanggal 26 Oktober 1998, sedangkan

ijin jenis dan kapasitas industri dengan Nomor: ISIC 3231 dan Nomor

3231.100 sampai 700 AI.

E.Kebijakan Mutu PT. Coca Cola Bottling Central Java

1. Ikut serta dalam peningkatan devisa negara.

2. Meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.

12

Page 13: Laporan Magang CCAI Fix

3. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

4. Peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.

5. Ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

6. Peningkatan mutu yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

F.Bidang Usaha dan Produk yang Dihasilkan

Bidang usaha yang dilakukan PT. CCBI Central Java adalah minuman

ringan tanpa alkohol jenis soft drink. Minuman tersebut dibuat dari bahan

baku yang terpilih, dikemas secara higienis dalam kemasan botol. Produksi

ini ditangani dengan teliti dan didukung fasilitas laboratorium yang lengkap

dan modern serta tenaga profesional yang terlatih. Produk yang dihasilkan

oleh PT. CCBI antara lain :

1. Coca Cola

Coca Cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan

paling laris dalam sejarah hingga saat ini. Diciptakan pertama kalinya di

Atlanta, Georgia oleh Dr. John S. Pemberton, Coca Cola pertama kami

perkenalkan sebagai minuman fountain dengan mencampurkan sirup rasa

Cola dan air berkarbonasi. Terdiri dari tiga kemasan, yaitu :

Can

Gambar 2.1 Produk Coca Cola Kemasan Can 250 ml dan 330 ml

Returnable Glass Bottle

13

Page 14: Laporan Magang CCAI Fix

Gambar 2.2 Produk Coca Cola Kemasan RGB 193 ml, 295 ml dan 1000 ml

14

Page 15: Laporan Magang CCAI Fix

PET

Gambar 2.3 Produk Coca Cola Kemasan PET 500 ml, 1000 ml, 1500 ml, dan 2000 ml

Kandungan nutrisi Coca Cola yaitu :

Takaran Saji : 200 ml

Jumlah saji per kemasan : 1 Bottle

Energi : 84 kkal

Lemak total : 0 g (% Daily Value*)

Karbohidrat Total : 22 g (% Daily Value*)

Gula : 22 g

Protein : 0 g (% Daily Value*)

Natrium : 10 mg (% Daily Value*)

*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 2000

kkal

2. Sprite

Pertama kali diperkenalkan di tahun 1960, Sprite adalah minuman

ringan dengan aroma rasa lemon yang paling digemari. Sprite dijual di

190 negara di dunia dengan daya pikat yang sangat besar di kalangan

generasi muda. Sprite disukai karena rasanya yang dingin menyejukkan

dan benar-benar dapat melepaskan dahaga. Sprite memiliki cita rasa khas

yang membedakannya dari minuman ringan lainnya. Produk ini

15

Page 16: Laporan Magang CCAI Fix

mendorong Anda untuk menjadi diri sendiri dan memuaskan rasa haus

Anda. Sprite juga terdiri dari tiga macam kemasan antara lain :

Can

Gambar 2.4 Produk Sprite Kemasan Can 250 ml dan 330 ml

Returnable Glass Bottle

Gambar 2.5 Produk Sprite Kemasan RGB 200 ml, 295 ml, dan 1000

ml

PET

Gambar 2.6 Produk Sprite Kemasan PET 500 ml, 1000 ml, 1500 ml,

dan 2000 ml

Kandungan nutrisi dari Sprite yaitu :

16

Page 17: Laporan Magang CCAI Fix

Takaran Saji : 200 ml

Jumlah Saji per kemasan : 1 Botol

Energi : 100 kkal

Lemak Total : 0 g (% AKG*)

Karbohidrat Total : 27 g (% AKG*)

Gula : 26 g

Protein : 0 g (% AKG*)

Natrium : 16 mg (% AKG*)

*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 2000

kkal

3. Fanta

Fanta merupakan merek dari The Coca-Cola Company untuk

minuman ringan dengan rasa buah-buahan yang sangat menonjol.

Pertama kali ditemukan di Jerman, nama Fanta sendiri berasal dari kata

"Fantasie" yang artinya imajinasi atau khayalan. Semenjak tahun 1960an,

Fanta telah dipasarkan diseluruh dunia dengan konsumen terbesar remaja

berusia 12-19 tahun. Diseluruh dunia ada lebih dari 70 jenis rasa, dengan

rasa jeruk (orange) sebagai volume terbesar. Di Indonesia, produk Fanta

mulai dipasarkan pada tahun 1973 dan sejak itu Fanta telah melakukan

berbagai inovasi rasa buah-buahan untuk terus menyesuaikan dengan

target konsumennya. Hingga saat ini, Fanta memiliki tiga varian rasa

mulai dari Strawberry, Orange, dan Blueberry sebagai inovasi paling

terbaru dari Fanta. Konsumen di berbagai belahan dunia mengasosiasikan

Fanta dengan keceriaan bersama teman dan keluarga. Asosiasi positif ini

timbul oleh karena ciri khas merek Fanta yang selalu membawa

keceriaan dengan warnanya yang cerah, rasa buahnya yang enak, dan

karbonasi yang menyegarkan. Kemasan untuk produk Fanta terdiri dari

tiga macam yaitu antara lain :

Can

17

Page 18: Laporan Magang CCAI Fix

Gambar 2.7 Produk Fanta Kemasan Can 250 ml dan 330 ml

Returnable Glass Bottle

Gambar 2.8 Produk Fanta Kemasan RGB 200 ml, 295 ml, dan 1000

ml

PET

Gambar 2.9 Produk Fanta Kemasan PET 500

ml, 1000 ml, 1500 ml, dan 2000 ml

Kandungan Nutrisi dari produk Fanta yaitu :

18

Page 19: Laporan Magang CCAI Fix

Takaran Saji : 200 ml

Jumlah Saji per kemasan : 1 Botol

Energi : 120 kkal

Lemak Total : 0 g (% AKG*)

Karbohidrat Total : 31 g (% AKG*)

Gula : 30 g

Protein : 0 g (% AKG*)

*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 2000

kkal

4. Frestea

Frestea merupakan produk inovatif minuman siap saji (RTD) yang

secara khusus dirancang untuk memuaskan seluruh panca indera

konsumen Indonesia. Merek ini dikembangkan secara lokal dan

merupakan bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu

perusahaan patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola

Company dan Nestle, SA. Proporsi Frestea dikembangkan untuk

menangkap pengalaman dalam menikmati teh tubruk, dengan rasa,

aroma, dan warna menjadi faktor terpenting dimana konsumen bisa

membedakan kualitas sebuah produk. Cita rasa tehnya yang sangat khas

dan inovatif tercipta melalui sajian aroma melati yang menyenangkan

dan rasa teh yang unggul. Botolnya yang unik menonjolkan kualitas rasa

teh asli, dengan tekstur emboss dua elemen daun yang saling bersilang.

Frestea diproduksi dengan menggunakan standar kualitas tinggi The

Coca-Cola Company, menggunakan teknologi tinggi dan didukung oleh

proses produksi higienis, demi memastikan bahwa setiap botol Frestea

memilki kualitas yang sama. 

Returnable Glass Bottle (RGB)

19

Page 20: Laporan Magang CCAI Fix

Gambar 2.10 Produk Frestea Kemasan RGB

Tetra Brix Aseptic (TBA)

Gambar 2.11 Produk Frestea Kemasan TBA

Polyethylene Terephtalate (PET)

Gambar 2.12 Produk Frestea Kemasan PET

Kandungan Nutrisi produk Frestea sebagai berikut :

Takaran Saji : 220 ml

Jumlah Saji per kemasan : 1 Botol

Energi : 120 kkal

Lemak Total : 0 g (0% AKG*)

Karbohidrat Total : 31 g (10% AKG*)

Gula : 30 g

Protein : 0 g (0% AKG*)

Natrium : 7 mg (0% AKG*)

*% AKG = persen Angka Kecukupan Gizi berdasarkan pada diet 2000

kkal

20

Page 21: Laporan Magang CCAI Fix

G.Kerjasama yang Dilakukan

Kerjasama yang dilakukan antara pabrik-pabrik Coca Cola di

Indonesia dengan Coca Cola Corporation adalah hubungan sebatas merk

dagang. Merk dagang “Coca Cola” dimiliki oleh PT. Coca Cola Indonesia di

Jakarta sedangkan pabrik yang sebenarnya dimiliki oleh Coca Cola

Corporation. PT. Coca Cola Indonesia harus tunduk dan taat pada ketentuan

yang telah diatur oleh Coca Cola Corporation untuk menjaga kualitas

minuman ringan di Indonesia agar tetap sama.

Adapun kerjasama dengan perusahaan lain guna mendukung

eksistensi PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java adalah kerjasama

dalam hal supplier bahan pokok dan bahan produksi, serta supplier tenaga

kerja transportasi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kerjasama PT. CCBI Central Java dengan Perusahaan LainNama Perusahaan Bentuk Kerjasama

PT. United Can Company Supplier Empty Can dan EOEPT. Brataco Chemical Supplier Vortex (sanitasi)PT. Anugrah Libra Supplier Teepol (sanitasi)Nipoon Soda Co, Ltd Supplier Topax (cleaning)PT. Molindo Supplier CO2

PT. PAN Gas Supplier CO2

PT. Aneka Gas Supplier CO2

PT. Samator Supplier CO2

PT. Petrokimia Gresik Supplier CO2

PT. KOPKAR Kendali HartaPT. Glora Karya Makmur Sarana TransportasiPT. Adhi Surya Gemilang Sarana Transportasi dan PengangkutanPT. Swadaya Pratama Mandiri ForkliftMitraphol Thailand Supplier GulaPT. Jawa Manis Rafinasi Supplier GulaPT. Kedawung Supplier Karton Fanta, Coke, Sprite

330 mlPT. Purinusa Ekapersada Supplier Karton TrayPT. Anta Tirta Kirana Supplier LPPE Shrink SheetPT. Anta Tirta Kirana Supplier Crown

H.Managemen Perusahaan

1. Struktur Organisasi Perusahaan

21

Page 22: Laporan Magang CCAI Fix

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-

fungsi dan hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk

mencapai suatu sasaran. Secara fisik, struktur organisasi dapat

dinyatakan dalam bentuk bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit

organisasi dan garis-garis wewenangan yang ada. Struktur organisasi

yang ada di PT. CCBI Central Java merupakan jenis organisasi garis dan

staf. Dalam organisasi ini ada dua kelompok yang berpengaruh dalam

menjalankan organisasi, yaitu kelompok yang menjalankan tugas pokok

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang digambarkan dengan

garis atau lini dan kelompok yang melakukan tugas berdasarkan keahlian

yang dimilikinya. Departemen-departemen di PT. CCBI Central Java

bertanggung jawab langsung kepada General Manager. Tugas dan

wewenang masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :

a. General Manager

Memimpin, mengendalikan, mengkoordinasi, dan mengawasi

kegiatan-kegiatan penyelenggaraan perusahaan sesuai dengan

rencana dan kebijakan yang ditetapkan dewan direksi.

Menjalin hubungan yang baik dengan instansi, lembaga, dan

individu di luar perusahaan demi kelancaran dan kepentingan

perusahaan.

Menjalin dan meberikan petunjuk kepada manager yang langsung

dibawahinya agar tugas dan pekerjaan mereka dapat terselesaikan

secara efektif dan efisien.

b. Sekretaris

Membantu kelancaran tugas General Manager agar dapat

berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

c. General Sales Manager

Bertanggung jawab terhadap kelancaran penjualan hasil produksi

sesuai kebijakan perusahaan.

Mengadakan penelitian terhadap pasar serta membuat perencanaan

promosi, saluran distribusi, dan penjualan.

22

Page 23: Laporan Magang CCAI Fix

d. Human Resources Manager

Bertanggung jawab terhadap penyediaan tenaga kerja yang

meliputi penerimaan, penempatan, pemberhentian pegawai,

pengembangan dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan kebijakan

perusahaan.

Bertanggung jawab mengenai masalah kepegawaian.

Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, lembaga-

lembaga, dan instansi pemerintah.

e. Finance and Administration Manager

Menyelenggarakan akuntansi perusahaan dan membuat laporan

keuangan.

Mengolah dana dan modal kerja untuk menjamin atau membiayai

kegiatan operasional perusahaan.

f. Technical Operational and Logistic Manager

Merencanakan, mengawasi, membina segala kegiatan yang

dijalankan dalam bidang produksi, dan membuat pertanggungjawaban

kepada General Manager. Dalam tugasnya, Technical Operational

and Logistic Manager membawahi beberapa depertemen, yaitu :

Quality Assurance Manager

Mengawasi sekaligus meneliti proses dan hasil produksi agar

sesuai dengan standart mutu dan prosedur yang telah ditentukan

sehingga tidak ada keluhan produk oleh konsumen di pasar.

Logistic and Physical Distribution Manager

Merencanakan kegiatan produksi yang akan dilaksanakan,

memperkirakan dan menentukan persediaan bahan baku yang akan

digunakan dalam proses produksi.

Processing Manager

Melaksanakan dan mengawasi kelancaran jalannya proses

produksi serta memastikan seluruh komponen-komponen produksi

(air, limbah, bahan baku, dan output produksi) sesuai dengan

standar kualitas dari The Coca Cola Company.

23

Page 24: Laporan Magang CCAI Fix

Engineering Manager

Merawat dan memastikan mesin-mesin produksi dapat

berfungsi dengan baik.

g. Parchassing Manager

Menangani pembelian dan bertanggung jawab terhadap

pengendalian persediaan barang.

h. Public Relation Manager

Bertindak sebagai wakil perusahaan dalam menjaga hubungan baik

dengan relasi, pelanggan, dan masyarakat.

Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang PT. Coca Cola

Bottling Indonesia.

i. Fleet and Warehouse Manager

Mengawasi tingkat efisiensi dan efektifitas penggunaan

kendaraan atau transportasi menuju warehouse serta kondisi alat

transportasi tersebut.

j. Information System Manager

Pelayanan data dalam computer atau membuat database,

informasi program marketing dan finance.

k. Quality Management System (QMS)

Memastikan bahwa seluruh kegiatan di plant terdokumentasi

dengan baik dan benar sehingga proses yang ada di plant sesuai

dengan standar The Coca Cola Company.

Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan audit tentang

kualitas, GMP (Good Manufactur Practise), dan EMS

(Environment Manager System) yang dilakukan oleh Coca Cola

Corporate dan external audit.

2. Sistem Manajemen Perusahaan

Coca Cola Bottling Indonesia memiliki rencana sebagai tahap awal

proses managemen untuk menjadi perusahaan minuman yang terkemuka

di dunia khususnya Indonesia dan memberikan nilai terbaik bagi

pemegang saham dengan menjadi perusahaan terdepan dalam pasar

24

Page 25: Laporan Magang CCAI Fix

minuman non alcohol secara global dengan meningkatkan pemasaran dan

kepercayaan masyarakat terhadap produk Coca Cola melalui iklan

promosi serta menjadi sponsor dalam kegiatan masyarakat.

PT. Coca Cola Bottling Indonesia mengelola perusahaannya

dengan menerapkan Franchised System atau sistem waralaba yaitu

kerjasama yang saling menguntungkan antara dua perusahaan (PT. CCBI

bekerjasama dengan The Coca Cola Company) yang terpisah modal

kepemilikan dan managemen. Sistem yang sama berlaku untuk usaha

Coca Cols di seluruh dunia yang meliputi hamper 200 negara dengan

tingkat konsumsi 900 juta porsi minuman setiap hari.

Saat ini PT. Coca Cola Bottling Indonesia didukung oleh 1200

tenaga kerja yang telah memiliki KKB (Kesepakatan Kolektif Buruh)

dengan SP RTMM (Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan, dan

Minuman) dan Koperasi “Kendali Harta” sebagai penunjang hubungan

industrial yang harmonis. Pengembangan tenaga-tenaga muda Indonesia

merupakan prioritas utama. Sejak tahun 1990 sekitar 5000 rekanan Coca

Cola telah mengikuti berbagai aktifitas pelatihan. Melalui program

peningkatan ketrampilan, seluruh karyawan diberikan kesempatan untuk

mengikuti program-program pelatihan yang diselenggarakan oleh trainer-

trainer dari dalam maupun luar negeri. Pengawasan (controlling)

terhadap kegiatan-kegiatan managemen perusahaan, yaitu keuangan dan

pemasaran dilakukan oleh departemen-departemen yang ada dalam

perusahaan yang bertanggung jawab langsung kepada General Manager.

3. Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Pegawai

PT. Coca Cola Bottling Indonesia memperkerjakan tenaga kerja

tetap dan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja tetap adalah karyawan

perusahaan yang telah diangkat menjadi pegawai tetap oleh perusahaan.

Sedangkan tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang direkrut oleh

perusahaan untuk membantu aktivitas perusahaan. Tenaga kerja

borongan mempunyai masa kerja terbatas, biasanya dua tahun atau

25

Page 26: Laporan Magang CCAI Fix

tergantung kebijakan perusahaan. Jika perusahaan masih

membutuhkannya maka dapat dilakukan dengan perpanjangan kontrak.

Tenaga kerja perusahaan ini sebagian besar berasal dari daerah

sekitar pabrik dan lainnya dari luar daerah. Bagi karyawan dari luar

daerah biasanya mengontrak rumah untuk tempat tinggalnya. Tingkat

pendidikan para pegawai PT. CCBI Central Java bervariasi dari tingkat

SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, S1, sampai dengan S2. Pada saat masuk

menjadi pegawai, dilakukan test, training agar calon pegawai dapat

menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.

Karyawan PT. CCBI Central Java secara keseluruhan berjumlah

sekitar 1.209 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok karyawan, yaitu

karyawan kantor dan karyawan pabrik. Karyawan kantor bekerja setiap

hari Senin sampai dengan hari Jumat dari pukul 08.00-16.30 WIB.

Sedangkan karyawan pabrik bekerja setiap hari Senin sampai dengan hari

Jumat dengan sistem kerja shift yang setiap minggunya diadakan rolling.

Pembagian shift kerja karyawan pabrik adalah sebagai berikut :

Shift I : 07.00-14.30 WIB

Shift II : 14.30-22.00 WIB

Shift III : 22.00-07.00 WIB

Kegiatan operasional bagian produksi adalah selama 24 jam. Khusus hari

Minggu mulai pukul 14.30 WIB sampai dengan hari Senin pukul 07.00

WIB libur. Tetapi jika permintaan terhadap produk meningkat, maka

diadakan lembur. Pembagian lembur menjadi dua shift, yaitu :

Shift I : 07.00-19.00 WIB

Shift II : 19.00-07.00 WIB

PT. CCBI Central Java mengklasifikasikan tenaga kerjanya

menjadi tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik. Tenaga

kerja terdidik yang direkrut oleh perusahaan diutamakan yang belum

pernah bekerja dan freshgraduated dengan tujuan untuk mempermudah

dalam pembentukan sikap kerja sesuai dengan budaya perusahaan dan

26

Page 27: Laporan Magang CCAI Fix

memenuhi kriteria seperti memiliki jiwa kepemimpinan, komunikatif,

dan memiliki kemampuan dalam business development.

Kesejahteraan karyawan perusahaan sangat diperhatikan oleh

PT. CCBI Central Java. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas-fasilitas dan

tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada masing-masimg pegawai

secara berkala, misalnya:

Jaminan kesehatan dalam pelayanan poliklinik

Pemberian upah kerja lembur di samping gaji pokok

Biaya transportasi karyawan

Hadiah atau sumbangan bagi karyawan yang melangsungkan

pernikahan

Pemberian asuransi bagi karyawan yang mengalami

kecelakaan/musibah

Biaya rekreasi bersama sekali dalam setahun

Pendirian koperasi perusahaan

Pemberian pesangon pada karyawan yang telah pension

Pendirian tempat ibadah dan pelaksanaan ibadah setiap hari

Jumat

Pemberian THR

4. Pemasaran

Daerah pemasaran PT. CCBI Central Java meliputi 15 sales center,

yaitu: Bawen, Kudus, Tegal, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun,

Semarang Induk, Semarang Timur, Rembang, Pekalongan, Gombong,

Ponorogo, Magelang, Klaten yang kesemuanya memiliki lebih dari

75.000 pelanggan, mengisyaratkan besarnya dukungan ekonomi terhadap

keluarga-keluarga yang mempunyai usaha di sektor industri ini. Dengan

direct selling sebagai sistem distribusi, CCBI mengutamakan dan

mengupayakan kepuasan pelanggan sebagai pelayanan utama.

27

Page 28: Laporan Magang CCAI Fix

BAB III

QUALITY ASSURANCE

Quality Assurance Departement merupakan salah satu bagian dari

Technical Operation dan Logistic (TOL) yang bertugas menjaga dan menjamin

kualitas produk baik dari bahan baku, proses produksi sampai ke produk akhir.

Adanya efisiensi dan efektifitas bertujuan untuk menunjang kebutuhan pasar

dalam jangka waktu tertentu dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia.

Di PT. CCBI Central Java, Quality Assurance (QA) mempunyai tugas dan

tanggungjawab dalam beberapa unit produksi yaitu:

A. Incoming material

B. Water Treatment

C. Proses Produksi

D. Microbiologi test

Quality Assurance (QA) menangani pengendalian mutu bahan baku

sampai dengan produk akhir. Standart mutu yang digunakan sebagai acuan

perusahaan adalah standart mutu yang digunakan oleh PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia.

A. Incoming material

Incoming material merupakan kegiatan yang dilakukan oleh QA guna

memastikan kualitas dan kriteria barang yang diterima atau dibeli memenuhi

syarat yang ditentukan atau tidak. Tugas dari incoming material adalah

mencatat, memeriksa, mengawasi, mengevaluasi, dan menganalisa langsung

barang yang datang. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan secara

kimia dan fisik. Barang-barang atau bahan yang harus diperiksa oleh QA

yaitu:

28

Page 29: Laporan Magang CCAI Fix

1. Primary Material

Merupakan bahan baku yang langsung berhubungan dengan proses

produksi yaitu:

a. Air

Air yang digunakan dalam proses produksi berasal dari air tanah yang

diambil dari sumur bor (deep well) dengan kedalaman kurang lebih

100 m dan air Sarana Tirta Ungaran (STU).

b. Gula

Gula berfungsi sebagai pemanis dalam pembuatan sirup. Gula yang

digunakan PT. CCBI Central Java saat ini adalah gula Superior Had

Sugar atau double refine sugar yang berwarna super putih.

c. CO2

Gas CO2 sangat penting dalam pembuatan minuman berkarbonasi

karena berfungsi sebagai penyegar dan pengawet serta penguat flavor

Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Gas CO2 bersifat mengawetkan pada

tekanan yang lebih tinggi dari yang dijumpai dalam udara atmosfer.

Gas CO2 disuplay dalam bentuk cair (liquid) kemudian diproses

menjadi uap (vapor).

d. Concentrate.

Concentrate adalah ramuan khusus yang menentukan cita rasa atau

flavour dan memberikan warna. Bentuk concentrate ini ada 2 macam

yaitu concentrate bubuk (untuk pengawet) dan concentrate cair (untuk

pewarna dan aroma), dan padatan (teh kering khusus untuk produk

frestea). Concentrate liquid ini didatangkan dari CCI Jakarta dan

disimpan dalam gudang (cool room) dengan suhu 4-10 0C. Concentrate

ini terdiri dari natrium benzoate sebagai pengawet dan asam sitrat yang

aman untuk dikonsumsi. Komposisinya terdiri dari essential oil,

vegetable plant, natrium benzoate, dan aromatic chemical serta

senyawa rasa asam untuk memodifikasi kemanisan gula dan sebagai

bahan pengawet.

29

Page 30: Laporan Magang CCAI Fix

2. Auxiliary Material

Merupakan bahan pembantu yang berupa bahan-bahan kimia penunjang

proses produksi, antara lain: chlorine [Ca (OCl)2], ferro sulfate (FeSO4),

lime [Ca (OH)2], active carbon, silica sand, resin (Na-Zeolit/Na-R), NaCl,

caustic soda (NaOH), teepol, vortex, topax, amonia (NH3), glycol,

divergand, dan lain-lain.

3. Primary Package

Merupakan kemasan utama yang kontak langsung dengan produk,

meliputi: botol gelas, crown, closure, empty can, EOE.

4. Secondary Package

Merupakan kemasan yang tidak kontak langsung produk atau kontak

langsung dengan kemasan utama, meliputi: krat, karton, pallet, shrink

sheet.

B. Water Treatment

Water Treatment adalah suatu proses pengolahan air untuk

memperoleh air yang siap digunakan dalam proses produksi. Tujuan utama

dari pengolahan air ini yaitu untuk menurunkan alkalinitas & tingkat

kesadahan, mengurangi kadar mineral yang tidak diperlukan oleh tubuh, dan

meminimalisir adanya mikroorganisme dan kotoran yang tidak dikehendaki.

Air yang digunakan di PT. CCBI Central Java terdiri dari 4 macam meliputi:

1. Raw Water

2. Treated Water

3. Soft Water (Chlorine dan Non-chlorine)

4. Soft Treated Water

Penggolongan jenis-jenis air tersebut berdasarkan jenis pengolahan dan fungsi

penggunaan dari masing-masing air.

1. Raw Water

Sejak tahun 2009 PT. CCBI Central Java mulai menggunakan

teknologi pengolahan air modern berupa RO (Reserve Osmosis). Hal ini

30

Page 31: Laporan Magang CCAI Fix

menyebabkan air yang berasal dari deep well tidak lagi digunakan untuk

bahan baku raw water karena telah digantikan dengan air dari STU. Akan

tetapi, sekarang ini bahan baku air untuk produksi tidak hanya dari STU

tetapi juga berasal dari deep well sehingga dilakukan blending antara

keduanya. Pencampuran (blending) air dari deep well dan STU bertujuan

untuk menekan biaya produksi.

Proses Pengolahan Raw Water

Air dari STU masuk ke dalam reservoar tank dan ditambahkan

Cl2. Cl2 berfungsi sebagai disinfektan untuk mengurangi jumlah

mikroorganisme yang terdapat dalam air. Selanjutnya air dialirkan ke

Sand Filter guna mengurangi jumlah pengotor dalam air. Setelah itu air

melalui carbon filter guna mengikat zat-zat atau senyawa yang bersifat

racun. Kemudian dari carbon filter dialirkan ke feed tank sebelum

diproses ke dalam mesin RO. Air yang telah diproses di mesin RO

akan dialirkan ke dalam UV lamp guna membunuh mikroorganisme.

Sebelum masuk line, air dilewatkan olishing filter 1 micro.

RO System

Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal

dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup

dimana molekul solvent (biasanya air) akan mengalir dari solute

rendah ke daerah solute tinggi melalui sebuah membran

semipermiabel. Membrane semipermiabel ini menunjuk ke membran

sel atau membran apapun yang memiliki struktur yang mirip dengan

membran sel. Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah

konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran. Reserve

osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari daerah

konsentrasi solute tinggi ke konsentrasi solute rendah melalui sebuah

membran dengan menggunakan tekanan melebihi tekanan osmotik.

Fungsi Raw Water

- Sebagai bahan baku yang akan digunakan untuk treated water, soft

water, maupun soft treated water

31

Page 32: Laporan Magang CCAI Fix

- Untuk sanitasi lingkungan

- Untuk kamar mandi

2. Treated Water

Treated water digunakan untuk proses produksi, minuman harian

karyawan, pembuatan sirup, sanitasi line product, dan analisa

laboratorium. Treated water digunakan untuk produksi minuman

berkarbonasi. Air ini dilakukan pengecekan 4 jam sekali.

Tahapan pengolahan treated water diawali dengan pengambilan air

dari deep well melalui proses blending (Buffer Tank) yang bertujuan agar

raw water yang diambil dari bermacam-macam well menjadi homogen,

dilanjutkan dengan proses aerasi (Cooling Tower) kemudian ditampung ke

dalam Reservoar Tank agar aliran air stabil. Reservoar tank berfungsi

untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang dalam air (pasir, lumpur, dan

lain-lain), menjaga kestabilan proses produksi serta dilakukan penambahan

chlorine 1-5 mg/L sehingga bersifat disinfektan dan koagulan

(memisahkan partikel koloid dalam air). Dari reservoar tank, air dialirkan

ke flokulator dan ditambahkan bahan-bahan kimia sebagai berikut :

Lime [Ca (OH)2] 8%

Berfungsi sebagai penstabil dan mengubah kalsium dan

magnesium bikarbonat atau garam lain yang larut dalam air menjadi

kalsium dan magnesium karbonat yang tidak larut air.

Ferro sulfate (FeSO4) 20%

Berfungsi sebagai koagulasi, menghilangkan beberapa jenis

mikroorganisme, serta menurunkan kesadahan air. Ferro sulfate

mempunyai pH . 7,7 sehingga sangat baik untuk mendukung reaksi

disinfeksi dengan chlorine.

Chlorine [Ca (OCl)2] 5%

Berfungsi sebagai disinfektan yang bertujuan untuk membunuh

mikroorganisme yang terdapat dalam air.

Bahan-bahan kimia tersebut akan bereaksi dan membentuk flock

karakteristik warna kekuningan dan cepat mengendap. Flock tersebut akan

32

Page 33: Laporan Magang CCAI Fix

mengendap di setting tank sehingga air akan bersih dan tidak ada endapan.

Kemudian dilakukan penyaringan di Sand Filter dengan menggunakan

media atrasit 5% dan fasir silica 25%. Setelah melewati Sand Filter, air

masuk dalam storage tank lalu ke carbon purifier. Di dalam carbon purifier

terdapat karbon aktif yang dapat menghilangkan bau, warna, kadar

organic, dan turbidity sehingga air menjadi jernih. Setelah itu air dialirkan

ke line produksi untuk proses produksi CSD.

3. Soft Water (Chlorine dan Non-chlorine)

Soft Water digunakan untuk mencuci botol, evaporator dan colling

tower, pelumas conveyor, pencuci krat, steam boiler, analisa laboratorium.

Tahap-tahap pengolahannya hampir sama dengan treated water.

Perbedaannya adalah setelah dari sand filter, air tidak dipompa menuju

carbon purifier tetapi menuju cation exchanger untuk penurunan

kesadahan air agar tidak terjadi kerak pada peralatan (boiler) yang dapat

mengganggu perpindahan kalor (Austin, 1996).

Tahap-tahap pengolahan Soft Water yaitu :

a. Sand Filter

Pengolahan awalnya hampir sama dengan pada saat mengolah air

baku menjadi treated water, yaitu air dilewatkan ke sand filter yang

berisi sand silica yang berfungsi menyaring padatan tersuspensi yang

tidak terendapkan.

b. Cation Exchanger

Dari sand filter, air dipompa ke Cation Exchanger yang berisi resin

untuk menurunkan kesadahan air dengan mengganti ion alkali yang

terdapat dalam air dengan Na dari base exchange.

c. Soft Water Tank

Air dari Cation Exchanger dialirkan ke Water Softener untuk

ditampung di Soft Water Tank yang diberi chlorine 1-5 ppm sebagai

desinfektan. Dalam Soft Water Tank ini air dibagi dua perlakuan yang

berbeda yaitu:

33

Page 34: Laporan Magang CCAI Fix

Soft Water with Chlorine

Ditujukan untuk pencucian botol agar botol terbebas dari

mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.

Soft Water Non Chlorine

Air dilewatkan ke carbon purifier untuk menghilangkan kadar

chlorine. Air ini digunakan untuk boiler, evacond, dan cooling

tower Frestea. Sistem yang dihasilkan harus bebas chlorine supaya

tidak menimbulkan racun dalam beverage pada saat coil system

bocor.

4. Soft Treated Water

Soft Treated Water merupakan treated water yang dilunakkan

dengan dilakukan usaha umum sehingga diperoleh air dengan tingkat

kesadahan yang rendah. Soft Treated Water digunakan untuk ekstraksi teh

kering dalam pembuatan Frestea. Penggunaan jenis air ini dikarenakan

Frestea diproses menggunakan suhu tinggi (> 90%) sehingga soft treated

water harus memiliki kesadahan (TH < 2 ppm) yang jauh lebih rendah

agar tidak terjadi kerak.

Proses pengolahan soft treated water sama dengan pengolahan

treated water, tetapi perbedaannya adalah setelah melewati carbon filter air

dilewatkan ke Cation Exchanger. Dalam Cation Exchanger ditambahkan

resin (Zeolit: R-Na) yang mampu mengikat kation penyebab kesadahan

seperti Ca, Mg, Fe, dengan Na dari resin. Hal ini bertujuan untuk

menurunkan kesadahan air. Setekah itu air dialirkan ke line produksi

Frestea.

34

Page 35: Laporan Magang CCAI Fix

C. Proses Produksi

Di dalam proses produksi, QA bertugas untuk memastikan bahwa

proses pembuatan CSD (Carbonated Soft Drink) telah sesuai dengan yang

diisyaratkan mulai dari pembuatan sirup (Syrup Treatment), pembotolan

hingga produk akhir.

1. Proses Pembuatan Syrup (Syrup Treatment)

Sirup menjadi bagian terpenting pada proses produksi dari suatu

produk di PT. CCBI Central Java ini, karena rasa, aroma, warna, serta

kualitas dari minuman tersebut menjadi andalan dari PT yang bergerak

dalam bidang industri minuman ringan berkarbonasi ini.

Pembuatan sirup di PT. CCBI Central Java melalui 2 tahapan

yaitu:

a. Pembuatan simple syrup (sirup sederhana) yang pada prinsipnya

hanya membuat larutan gula yang sudah difiltrasi.

b. Pembuatan finish syrup (sirup akhir) yang berupa simple syrup

yang ditambah dengan air dan konsentrat sesuai dengan jenis

minuman yang akan diproduksi.

Tahap-tahap pembuatan sirup meliputi proses pembuatan simple syrup,

Pre Coating, Filtrasi, Sterilisasi, dan Finishing syrup. Di dalam Syrup

Treatment terdapat alat-alat yang digunakan dalam pembuatan simple

syrup sampai dengan finish syrup yang disebut dengan “Syrup Equipment”

yang terdiri dari :

a. Tangki Simple Syrup

Tangki yang digunakan untuk melarutkan gula dan air harus

dilakukan proses sanitasi agar tangki tetap dalam keadaan bersih. Di

PT. CCBI Central Java ini, tangki simple syrup ada 3 buah yang

masing-masing berkapasitas 10.000 liter. Pada proses pelarutan ini

ditambahkan active carbon dan filter aid dengan perbandingan 1:3.

Dalam proses pelarutan juga dilakukan proses mixing dengan lama

proses ± 30 menit agar tercapai pelarutan sempurna sehingga larutan

35

Page 36: Laporan Magang CCAI Fix

lebih homogen. Setelah homogen maka dilakukan pengecekan

terhadap Brix, volume, dan warna pada sampel.

b. Pre Coating

Setelah dipastikan tangki dan line yang akan dipakai dalam

keadaan bersih, lalu siapkan filter aid dan larutan gula kemudian

dilakukan pre coating untuk membuat lapisan cake di Filter Press agar

active carbon dan foreign matter (FM) tidak lolos saring. Kemudian

simple syrup dialirkan ke Filter Press menggunakan Transfer Pump.

c. Filter Press

Alat ini digunakan untuk melakukan filtrasi dengan tekanan

dimana filter aid akan membentuk cake (lapisan elastik berpori yang

disebut body feed/lapisan penyaring), cake inilah yang berfungsi

sebagai penyaring FM. Dengan laju maksimal 11.000 L/jam, simple

syrup dialirkan melalui Fliter Press. Filter Press ini terdiri dari 34 filter

berukuran 55 mesh yang terbuat dari monel stainless.

d. UV Lamp

Sebelum simple syrup yang telah jernih dilewatkan, UV Lamp

dihidupkan terlebih dahulu selama 10 menit. Di sini akan terjadi proses

sterilisasi simple syrup dengan melewatkannya pada tabung kaca yang

diberi UV Lamp. Tujuan dari penggunaan UV Lamp yaitu agar simple

syrup yang dilewatkan bebas dari mikroorganisme. Terdapat 48 buah

UV Lamp dengan laju aliran maksimal 11.000 L/jam.

e. Tangki Concentrate

Tangki concentrate ini digunakan untuk melarutkan concentrate

yang berupa padatan. Kapasitas tangki ini adalah 55 liter.

f. Tangki Finish Syrup

Campuran simple syrup, treated water, dan concentrate

ditampung di tangki Finish Syrup ini. Penambahan treated water

bertujuan untuk mendapatkan kadar Brix finish syrup yang diinginkan

atau sesuai dengan jenis beverage yang akan diproduksi. Finish syrup

yang diperoleh memiliki Brix yang berbeda-beda sesuai rasa dan ciri

36

Page 37: Laporan Magang CCAI Fix

khas masing-masing beverage. Mixing dilakukan selama 20-30 menit

setelah volume dan kadar Brix sesuai standart. Jumlah tangki ini ada 8

buah, masing-masing berkapasitas 10.000 liter. Parameter yang harus

diukur atau dicek meliputi: Brix, volume, temperatur, odor,

appareance, dan taste.

2. Pemurnian CO2

Gas CO2 yang terdapat di PT. CCBI diperoleh dari supplier.

Adapun supplier tersebut adalah PT. Samator Cimalaya, PT. Petrokimia

Gresik, dan PT. Aneka Gas. CO2 yang disuplai dalam bentk cair lalu

diproses menjadi gas. CO2 berfungsi sebagai pemberi efek segar yang khas

karena CO2 mudah terikat dalam temepratur rendah dan sebagai pengawet

karena dapat membunuh bakteri-bakteri aerob. Sistem pemurnian CO2

yang dilakukan di PT.CCBI menggunakan sistem pemurnian PCO2

Dommick Hunter yang mempunyai 5 tahapan yaitu meliputi:

Tahap 1 (pre filter)

Yaitu tahap awal untuk penyaringan partikel dengan ukuran

cartridge 0,01 mikron dan menghilangkan Non-Volatile Organic

Residu (N-VOR) serta menurunkan cemaran lainnya sampai 0,01

ppm. Alat yang dipakai adalah oil-x-evolution. CO2 purifier

merupakan tahap dimana terdapat catridge yang terdiri dari 3 lapisan

penyerap uutuk menyerap bahan pencemar yang potensial, alat yang

digunakan adalah phase purifier.

Tahap 2

Yaitu tahap untuk menghilangkan kandungan uap air dan

menghilangkan sebagian hidrokarbon

Tahap 3

Yaitu tahap utama untuk menghilangkan senyawa

hidrokarbon (benzoil, asetaldehid, toluene, dan lain-lain).

Tahap 4

Yaitu tahap untuk menghilangkan komponen sulphur (H2S,

DMS, dan lain-lain).

37

Page 38: Laporan Magang CCAI Fix

Tahap 5

Yaitu tahap akhir untuk penyaringan partikel dengan ukuran

0,01 mikron. Alat yang digunakan adalah oil-x-evolution.

3. Pembotolan

Semua botol yang akan digunakan untuk proses produksi dan krat

harus dalam keadaan bersih dan saniter. Terutama untuk botol dan krat

yang berasal dari konsumen. Berikut ini tahapan-tahapan pembotolan di

unit bottling line (Line 8):

a. Gudang Peti Botol

Di gudang ini berisi botol kosong yang datang dari pelanggan,

botol baru, botol campuran, maupun botol dari cuci manual, dibawa

menggunakan kendaraan Fork Lift menuju mesin Depaletizer.

b. Depaletizer

Alat ini berfungsi untuk memisahkan krat dari pallet. Setiap 1

pallet yang sudah melalui konveyor masuk ke Depalitizer. Dalam 1

pallet terdapat 54 krat yang berisi 1.296 btol (1 krat berisi 24 botol).

Setelah dipisahkan krat berisi botl berjalan melalui konveyor menuju

pos-pos untuk disortir. Di dalam pos tersebut ada 2 orang yang

bertugas menyortir botol yang cacat (bibir berkarat, gumbir/retak,

masih tertutup, terdapat benda asing, kotor berisi cairan, dan lain-lain).

c. Dekrater

Alat yang berfungsi untuk memisahkan krat dan botol-botol. Krat

dipisahkan dengan cara dijepit oleh sejenis karet dan pada bagian

mesin yang berisi compressed air (udra bertekanan) dengan sistem

elektronik pneumatic. Sebelum menjepit botol, karet ban tersebut

belum berisi compressed air, bila bersentuhan dengan botol maka

secara otomatis compressed air akan mengisi karet ban dan menjepit

botol satu per satu dari dalam krat dan diangkat ke matehain konveyor.

Krat berjalan melalui konveyor menuju ke case washer. Sedangkan

btol berjalan menuju bottle washer. Sebelum masuk bottle washer,

botol melalui post inspection, inspector akan menyortir botol yang

38

Page 39: Laporan Magang CCAI Fix

terlalu kotor (terdapat oli, cat minyak, mengambil sedotan, dan lain-

lain).

d. Pencampuran

Proses pencampuran (mixing) adal proses pencampuran antara

air steril dengan finish syrup dengan menggunakan mesin pencampur

(mixer). Air steril yang telah ditampung dalam dearator tank diambil

kandungan udaranya dengan vacum pump. Selanjutnya air dialirkan

menuju flow mix untuk dicampur dengan finish syrup. Setelah

dicampur dengan perbandingan tertentu, selanjutnya dilakukan

pendinginan pada tangki carbo cooler dan dengan CO2 murni.

Pendinginan ini dilakukan pada suhu 40C dengan maksud agar CO2

terikat dengan air. Temperatur yang digunakan rendah karena sesuai

dengan sifat CO2 cair yang stabil dalam suhu rendah. Dalam

temperatur yang tinggi CO2 cenderung berupa gas. Dari tangki carbo

cooler kemudian dilakukan pengisian.

e. Pencucian Botol (Bottle Washer)

Di dalam bottle washer terdapat beberapa baris dimana 1 baris

terdiri dari 36 paket dan setiap paket bersisi 189 botol. Tahapan

pencucian botol terdiri dari 4 langkah yaitu: Pre-Rinse, Compartement

I, Compartement II, dan Rinse. Pada tahapan Pre-Rinse difungsikan

untuk menyingkirkan dan atau emlunakkan kotoran serta mengurangi

tingkat keasamaan dalam botol sekaligus meningkatkan efisiensi

pencucian dan memperpanjang umur penggunaan larutan caustic soda

kemudian botol masuk dan direndam di Compartement I dalam lrutan

caustic soda minimal 1,3 % dan ferrisol 0,3 – 1 % dengan suhu 750 C

selama 3 menit. Setelah 3 menit botol menuju Compartement II dan

direndam dengan larutan caustic soda minimal 2,5 % dan ferrisol 0,3 –

1 % dengan suhu 800 C. Perbedaan suhu tiap compartement harus

diperhatikan, tidak boleh lebih dari 250 C, untuk menghindari botol

pecah yang jumlahnya berlebihan dan mempersiapkan botol saat

pembilasan dengan air dingin. Sebelum masuk ke tahap Rinse, botol

39

Page 40: Laporan Magang CCAI Fix

masuk ke pos penghilangan caustic soda dengan cara botol disemprot

dengan air bersuhu.600 C. Pada tahapan Rinse ada 3 langkah yaitu:

- Semi Final I botol disemprot dengan warm water bersuhu 500C

- Semi Final II botol disemprot dengan warm water bersuhu 400C

- Final Rinse botol dibilas eksternal dan internal dengan cold water

bersuhu ± 270C

Dalam tahap pencucian QA operator bertugas mengecek pencucian

botol dengan MB test serta mengecek kadar caustic soda yang

digunakan untuk pencucian botol.

f. EBI (Electronic Bottle Inspection)

Prinsip kerja mesin ini adalah 9 sensor pada EBI yang

mendeteksi seluruh bagian botol, jika ada cacat pada botol maka

pusher (penendang) pada EBI akan meyingkirkan botol tersebut. Tepat

di bawah pusher diletakkan tong untuk menampung botol yang tidak

lulus sensor. Botol yang lulus sensor selanjutnya diisi CSD

(Carbonated Soft Drink) yang telah memenuhi standart.

g. Pengisian (Filling)

Setelah tahap pencucian botol selesai, maka botol akan menuju

filler untuk proses pingisian finsh soft drink ke dalam botol (RGB)

dengan menggunakan mesin pengisi (filler). Di mana botol-botol yang

telah lolos deteksi EBI akan masuk ke filler untuk proses pengisian.

Dalam mesin filler, botol bersih akan diisi dengan CSD. Mesin ini

mempunyai kemampuan mengisi botol yaitu 10 botol tiap 1 detik atau

36.000 botol/jam. Mesin ini mengisi botol melalui katup pengisi (FV).

Mesin ini juga mempunyai kemampuan menyerap udara yang ada di

dalam botol sehingga botol dalam keadaan vacum. Selanjutnya botol

yang telah berisi CSD akan menuju penutup botol (Crowner) untuk

dilakukan penutupan.

h. Crowner

Merupakan alat penutup RGB yang telah berisi beverages dengan

crown. Di dalam mesin ini, penutup botol akan ditutup sesuai dengan

40

Page 41: Laporan Magang CCAI Fix

jenis produknya. Kecepatan antara filler dan crowner harus sama

sehingga botol tidak sempat dalam keadaan terbuka. Crown yang

digunakan sebelumnya disterilisasi di dalam peti dengan lampu UV.

Selanjutnya crown yang telah steril akan menuju ke mesin Crown Rest

untuk ditutup pada botol dan viperarm membantu mengatur posisi

crown.

i. Date Coding

Setelah proses crowning, botol yang telah yang diisi dengan CSD

akan diberi kode produksi oleh Date Coder. Date Coder memiliki

video jet ink yang berfungsi sebagai pemberi label akhir konsumsi

produk (expired date). Pengkodean merupakan salah satu upaya untuk

mempermudah pelacakan masalah pendistribusian, penyimpangan dan

juga untuk memenuhi sistem First Expired First Out (FEFO),

mencegah pemalsuan, mengurangi kerugian, memperkecil jumlah

minuman kadaluarsa, serta mempermudah penarikan dan pengumpulan

produk jika ditemukannya ada masalah, baik dari pelanggan maupun

internal sendiri.

j. Full Product Detector dan Inspection

CSD yang telah diberi kode produksi akan melewati checkmate.

Mesin ini akan menyeleksi Fill Control dan crown. Walaupun

demikian, masih ada 1 pos lagi yang harus dilalui, yaitu pengecekan

oleh inspector untuk dicek kondis CSDnya (misal date coding sudah

tercantum di tiap botol, semua botol ditutup crown, dan lain-lain)

k. Caser

CSD yang lolos dari inspector akan menuju mesin caser, di sini

botol yang telah terisi masuk ke dalam krat. Krat yang digunakan

adalah krat yang telah dicuci bersih dan siap dipergunakan kembali.

Dalam 1 krat berisi 24 botol yang kemudian berjalan ke Palletizer.

l. Pelletizer

Krat yang telah diisi CSD akan disusun kembali di atas pallet

oleh mesin palletizer, dimana 1 pallet terdiri dari 60 krat. Pallet ini

41

Page 42: Laporan Magang CCAI Fix

berasal dari depalletizer. Prinsip kerja palletizer berlawanan dengan

mesin depalletizer. Setelah 1 pallet penuh, pallet diangkat oleh fork lift

dan disimpan ke gudang. CSD yang akan disimpan diberi label hijau

untuk dibawa ke full storage. Pemasaran produk menunggu keputusan

dari laboratorium QA untuk memastikan kualitas produk.

4. Produk Akhir

CSD yang telah jadi akan dilakukan pemeriksaan oleh QA operator

untuk memastikan bahwa CSD telah sesuai dengan standart. Pemeriksaan

yang dilakukan setiap 30 menti sekali adalah pemeriksaan kadar Brix.

5. Pengolahan Limbah (Waste Water Treatment)

Pada PT. CCBI Central Java dihasilkan 4 macam limbah yaitu :

1. Limbah Padat

Limbah padat dapat berasal dari krat yang sudah tidak terpakai,

botol pecah, plastik, kertas, dan lain-lain. Limbah ini biasanya

dikumpulkan di suatu tempat yang sudah ditentukan kemudian dipilih

antara limbah yang dapat didaur ulang atau yang tidak. Limbah yang

dapat didaur ulang dikumpulkan dan diserahkan ke pihak luar.

Biasanya limbah yang masih dapat didaur ulang dikelola oleh koperasi.

Sedangkan limbah yang tidak dapat didaur ulang akan dibuang ke

tempat penampungan sampah.

2. Limbah Cair

Pada PT. CCBI Central Java hanya memproduksi minuman

non alkohol. Bahan baku utama adalah air, concentrate, gula, dan

material pembantu. Sedangkan limbah PT. CCBI Central Java dapat

dikelompokkan :

a. Berdasarkan dari proses

- proses pencucian botol

- proses pengisian (filling)

- proses pembuatan sirup

- proses pengolahan air (water treatment)

- proses sanitasi

42

Page 43: Laporan Magang CCAI Fix

- utilitas dan kantin

- kegiatan teknik

b. Berdasarkan asal limbah dapat dikelompokkan sebagai berikut:

- limbah dari bahan baku

- limbah dari bahan produk setengah jadi

- limbah dari bahan produk jadi yang terbuang dari peoses

- minuman yang tersisa dalam botol yang dicuci

- air buangan dari mesin pencuci

- sisa oli dan grease yang tercecer

Limbah hasil produksi minuman sebelum dibuang harus

dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu agar tidak

membahayakan kehidupan di lingkungan sekitar perusahaan. Adapun

tahapan pengolahan limbah ada 2 macam yaitu:

a. Secara Kimia dan Fisika

Screening

Air limbah dari pabrik dialirkan ke Collector Tank yang

dilewatkan screen dijalankan secara kontinyu, yang berguna

untuk memisahkan material solid yang lebih besar dari 3mm

ukuran partikel. Influent masih banyak bercampur dengan

benda-benda asing (plastik, crown, kayu, lumpur, oli, dan lain-

lain) yang dapat mengganggu kerja peralatan secara visual.

Collector Tank

Proses awal di sini adalah perubahan sifat fisik dari

cemaran air limbah yang akan diolah lebih lanjut dengan cara

pemisahan padatan tersuspensi menggunakan saringan atau

pemisahan dengan pengendapan dab pengapungan sehingga

tanpa mengubah susunan kimia dari influent.

Oil Separator

Berguna untuk memisahkan oli yang terbawa oleh air

limbah yang berasal dari pabrik (minyak, lemak, grease,

komponen cair jenis minyak). Sampai dengan tahap ini beban

43

Page 44: Laporan Magang CCAI Fix

polutan influent secara fisik sudah mulai berkurang sehingga

beban pada proses berikutnya lebih optimal.

Bak Equalisasi

Berfungsi untuk menyamakan kulitas air limbah sehingga

tidak mempunyai fluktuasi kualitas yang besar dan

memudahkan pengolahan pada proses selanjutnya.

Karakteristik limbah secara kimia lebih komplek sifatnya,

kemungkinan fluktuasi beban lebih dominan dan bahkan dapat

pula menghambat proses dalam sistem ICEAS ini, maka pada

tahap proses equalisasi ini dapat berfungsi untuk mereduksi

serta menyamakan sifat kimia dari influent yang diproses.

b. Secara Biologi dan Fisika

Iceas Tank A/B (Degradasi polutan).

Proses degradasi polutan secara biologis berfungsi untuk

menghilangkan zat padat koloid yang tidak dapat mengendap,

serta menstabilkan kandungan cemaran organik oleh aktivitas

mikroba air, proses pemisahan zat organik dilakukan oleh

mikroorganisme fakultatif. Proses degradasi zat organik terjadi

pada waktu senyawa-senyawa fakultatif terbentuk dan bereaksi

dengan O2 menggunakan blower. Masuknya air buangan ke

dalam Iceas Tank disertai pengadukan massa lumpur agar

tersebar dan bercampur rata dengan air buangan. Selama

pencampuran tersebut terjadi penyerapan partikel-partikel

tersuspensi dan senyawa koloid oleh permukaan massa lumpur

aktif yang lebih luas & penyerapan kadar polutan lebih efektif.

Karena proses ini menggunakan extended aeration sistem,

maka kelebihan terbentuknya lumpur aktif dapat diperkecil

dengan menentukan waktu tinggal/retains cycle, aerasi selama

2 jam, settling 1 jam, fase dekantasi 1 jam atau sesuaikan

dengan kondisi yang dikehendaki menurut volume lumpur

aktuf yang terbentuk. Pada cycle setlling dan fase dekantasi

44

Page 45: Laporan Magang CCAI Fix

berfungsi aerator, berhenti secara auto. Pada tahapan ini lumpur

aktif mengendap dan air yang jernih terpisah keluar melalui

decanter.

Bak Effluent

Pada siklus fase dekantasi di Iceas Tank, air jernih akan

mengalir overflow melalui decanter dan menuju ke bak effluent

dengan kualitas air sesuai baku mutu air effluent serta

dilakukan pengujian kualitas oleh ex.laboratorium sebulab

sekali. Dua buah water meter dipasang untuk mengetahui

jumlah air yang telah dihilangkan, dibuang ke saluran buangan

tanpa membahayakan lingkungan sekitar, sebagian air diproses

lebih lanjut untuk dimanfaatkan kembali (Reuse Water) dab

sebagian lagi dimasukkan ke bak bioindikator atau kolam ikan.

Clarifier Tank

Merupakan penampung air effluent yang akan

dimanfaatkan kembali (Reuse Water). Air dari bak effluent

dipompa ke Clarifier Tank. Injeksi larutan chlorine 5%

dilakukan di inlet Clarifier Tank dengan tujuan jumlah

mikroorganisme yang ada di air effluent dan melarutkan warna

air effluent (berasal dari sisa tanin teh) agar jadi jernih. Air di

Clarifier Tank digunakan untuk keperluan hydrant, taman, dan

supply Reuse Water.

Buffer dan Carbon Purifier Tank

Air dari Clarifier Tank disupply ke Buffer Tank kemudian

dipompa ke Carbon Purifier Tank. Carbon Purifier Tank ini

berfungsi untuk menghilangkan chlorine, bau asing, dan

mengurangi padatan terlarut. Dari outlet Carbon Purifier, air

disupply untuk keperluan cleaning bottling room dan

dilewatkan Sand Filter untuk memenuhi kepentingan umum.

45

Page 46: Laporan Magang CCAI Fix

Sand Gravitasi

Air effluent dari bak effluent dialirkan melalui 2 buah water

meter ke bak Sand Gravitasi yang berguna untuk menyaring

padatan terlarut yang masih terikat selama proses dekantasi

sehingga air effluent yang dibuang menjadi lebih jernih sesuai

baku mutu yang telah ditetapkan.

3. Limbah Gas

Limbah gas dapat berasal dari boiler, pendingin (evacond),

forklift, dan kendaraan lainnya. Biasanya dihasilkan karena adanya

proses pembakaran bahan bakar organik yang menghasilkan gas Nox

dan CO2. cara penanganannya yaitu dengan penghijauan sekitar pabrik

dan pemilihan bahan pendngin yang ramah lingkungan sehingga tidak

merusak ozon.

4. Limbah B3

Limbah yang termasuk dalam limbah B3 adalah limbah yang

memenuhi salah satu atau lebih karakteristik : mudah meledak, mudah

terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat

korosif dan limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi

dapat termasuk jenis B3. Limbah ini biasanya dikumpulkan dan

diserahkan pada pihak ketiga.

D. Microbiologi test

Merupakan salah satu bagian dari tugas QA dimana kegiatannya

dilakukan di ruang line produksi, sirup, produk, dan container. Teknik ini

bertujuan untuk pemantauan jumlah mikroba yang ada, bukan

mengidentifikasi jenis mikroba tersebut pada Beverage. Mold dan yeast

berkembangbiak dengan baik pada media yang mengandung gula. Selain

beverage juga diadakan pemantauan mikrobiologi di ruang proses produksi.

Microbiologi test di dalam PT. CCBI berfungsi untuk mengetahui jumlah

mikroorganisme yang ada dalam proses produksi. Dalam microbiologi test

yang didata adalah total count (mikroorganisme jenis E.Coli), yeast, mold, dan

mikroba anaerob.

46

Page 47: Laporan Magang CCAI Fix

BAB 1V

KEGIATAN MAGANG MAHASISWA

A. Analisa Water Treatment

1. Pengujian Kadar Alkalinity

a. Alat dan Bahan

– Larutan H2SO4 0,02 N

– Gelas ukur 50 ml

– Erlenmeyer 250 ml

– Indikator PP, MR Mix, T solution

b. Cara Kerja

– Masukkan sampel air 50 ml ke dalam erlenmeyer

– Tambahkan 3 – 4 tetes T solution dan goyangkan

– Tambahkan 3 – 4 tetes indikator PP, jika tidak terjadi perubahan

warna maka P Alkalinity = 0

– Lakukan titrasi dengan H2SO4 0,02 N dengan titik akhir titrasi

warna merah jambu menjadi putih

– Catat volume titrasi H2SO4 kemudian volume tersebut dikalikan 20

sebagai kadar P Alkalinity dengan satuan ppm

– Tambahkan pada sampel hasil titrasi point ke-2 dengan indikator

MR Mix maka warna sampel akan berubah biru muda

– Titrasi dilanjutkan dengan H2SO4 dengan titik kahir titrasi warna

biru muda menjadi merah muda (biru – kuning kecoklatan)

– Catat volume titrasi H2SO4 kemudian volume tersebut dikalikan 20

sebagai M Alkalinity dengan satuan ppm

– Untuk mengetahui A Alkalinity maka dapt dihitung dengan rumus

2 x P Alkalinity – M Alkalinity (2P – M)

2. Pengujian Free Chlorine dan Total Chlorine

a. Alat dan Bahan

– 2 cuvet (cell test)

– Gelas ukur 50 ml

47

Page 48: Laporan Magang CCAI Fix

– Reagen DPD Cl2 (Free Chlorine dan Total Chlorine)

– Comparator

b. Cara Kerja

– 2 cuvet (cell test)

– Membilas cell tube dengan sampel

– Memasukkan 25 ml sampel ke dalam gelas ukur

– Menambahkan 1 bungkus reagen DPD kemudian mengocok

supaya homogen

– Mengambil 5 ml sampel kemudian dimasukkan ke dalam cell tube

– Meletakkan cell tube ke sebelah kanan comparator dan sebelah kiri

cell tube berisi aquadest sebagai kontrol

– Mengarahkan comparator ke arah sinar, sambil memutar disc plate

yang ada sampai diperoleh warna disc plate di sebelah kanan dan

kiri sama

– Membaca skala pada disc plate tersebut saat warna sama sebagai

kadar Cl2

3. Pengujian Penampakan, Bau & Rasa

a. Alat dan Bahan

– Gelas beker 100 ml

– Tempat sampel air

– Erlenmeyer

– Aquadest

b. Pengujian Penampakan/Appareance

– Mengambil sampel sebanyak 100 ml kemudian memasukkan ke

dalam gelas beker

– Mengamati sampel air tersebut dengan latar belakang dinding putih

atau terang

Nb: jernih, tidak keruh/tidak berwarna

c. Pengujian Bau/Odor

– Mengambil sampel sebanyak 100 ml kemudian memasukkan ke

dalam gelas beker

48

Page 49: Laporan Magang CCAI Fix

– Mencium bau larutan tersebut

Nb: bau normal/tidak berbau

d. Pengujian Rasa/Taste

– Mengambil sampel sebanyak 100 ml kemudian memasukkan ke

dalam gelas beker

– Merasakan secara organoleptik

Nb: rasa normal/tidak berasa

4. Pengujian Turbidity

a. Alat dan Bahan

– Turbidity meter

– Sampel air

– Cell tube

– Tissue

b. Cara Kerja

– Membilas cell tube dengan sampel

– Memasukkan sampel ke dalam cell tube

– Mengeringkan dan membersihkan cell tube begian luar dengan

tissue

– Memasukkan cell tube yang berisi sampel ke dalam turbidity meter

sampai stabil kemudian tekan tombol enter

– Mencatat angka yang ditunjukkan pada display sebagai tingkat

kekeruhan (turbidity)

5. Pengujian Total Hardness

a. Alat dan Bahan

– Larutan EDTA 0,01 N

– HBS indikator

– TH indikator

– Gelas ukur 50 ml

– Erlenmeyer 250 ml

– Buret

– Sampel air

49

Page 50: Laporan Magang CCAI Fix

b. Cara Kerja

– Memasukkan larutan EDTA 0,01 N ke dalam buret

– Memasukkan sampel air 50 ml ke dalam erlenmeyer

– Menambahkan 3-4 tetes HBS indikator pada sampel kemudian

digoyang sampai homogen

– Menambahkan 3-4 tetes TH indikator pada sampel kemudian

digoyang sampai homogen

– Menitrasi dengan EDTA 0,01 N tetes demi tetes dengan titik akhir

titrasi warna ungu menjadi biru

– Mencatat volume EDTA 0,01 N kemudian volume tersebut

dikalikan 20 sebagai kadar Total Hardness dengan satuan ppm

6. Pengujian Calcium Hardness

a. Alat dan Bahan

– Larutan EDTA 0,01 N

– Larutan NaOH 1 N

– Ca indikator

– Gelas ukur 50 ml

– Erlenmeyer 250 ml

– Buret

– Sampel air

b. Cara Kerja

– Memasukkan larutan EDTA 0,01 N ke dalam buret

– Memasukkan sampel air 50 ml ke dalam erlenmeyer

– Menambahkan 2 ml larutan NaOH 1 N

– Menambahkan ± 1 gr Ca indikator

– Menitrasi dengan EDTA 0,01 N tetes demi tetes dengan titik akhir

titrasi warna merah jambu menjadi ungu

– Mencatat volume EDTA 0,01 N kemudian volume tersebut

dikalikan 20 sebagai kadar Total Hardness dengan satuan ppm

50

Page 51: Laporan Magang CCAI Fix

7. Pengujian Chloride

a. Alat dan Bahan

– Larutan AgNO3 0,0282 N

– Indikator K2CrO4

– Buret

– Gelas ukur 50 ml

– Erlenmeyer 250 ml

– Sampel air

b. Cara Kerja

– Memasukkan larutan AgNO3 0,0282 N ke dalam buret

– Memasukkan sampel air 50 ml ke dalam erlenmeyer

– Menambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 hingga warna kuning

– Menitrasi dengan AgNO3 0,0282 N tetes demi tetes dengan titik

akhir titrasi warna kuning menjadi kecoklatan (merah bata)

– Mencatat volume hasil titrasi dan hitung kadar chloride dengan

rumus : (volume titrasi – 0,2) x 20

8. Pengujian Kadar Sulphate (SO4)

a. Alat dan Bahan

– Tabung concay

– Pipet volume

– Spectroquant Nova 60

– Waterbath

– Thermometer

– Sampel (treated water)

– SO4 – 1A

– SO4 – 2A

– SO4 – 3A

– SO4 – 4A

b. Cara Kerja

– Mengambil sampel sebanyak 2,5 ml dan dimasukkan dalam tabung

51

Page 52: Laporan Magang CCAI Fix

– Menambahkan 2 tetes SO4 – 1A dan dicampur kemudian

menambahkan 1 bagian SO4 – 2A dan dicampur

– Memanaskan pada waterbath pada suhu 400C selama 15 menit

– Menambahkan 2,5 ml SO4 – 3A kemudian ditambahkan 4 tetes SO4

– 4A lalu dipanaskan pada waterbath dengan suhu 400C selama 7

menit

– Memindahkan larutan sampel ke dalam tabung kuvet 10 ml

– Mempersiapkan alat Spectroquant dengan membuka cover alat

Spectroquant Nova 60 dan memilih metode ukur dengan

menggunakan Auto Selector ke dalam tempat tabung sel bundar,

sejajarkan garis pada tabung dengan garis pada alat

– Menukar sampel pada tabung kuvet ke dalam tempat tabung sel

Rectangular

– Membaca kadar sulphate yang terlihat pada alat

9. Pengujian Boron

a. Alat dan Bahan

– Tabung concay

– Pipet volume

– Spectroquant Nova 60

– Sampel (deep well, sand, ro)

– Sodium Hydroxide/Asam Nitrit

– B-1K

b. Cara Kerja

– Memeriksa pH sampel

– Menambahkan larutan Sodium Hydroxide/Asam Nitrit encer jika

diperlukan untuk mengatur pH

– Memipet 1 ml B-1K ke dalam cell reaksi, kemudian menutup dan

mencampurnya

– Menambahkan 4 ml sampel dengan pipet ke dalam cell reaksi,

kemudian menutup cell dengan penutup ulir

52

Page 53: Laporan Magang CCAI Fix

– Menggoyang-goyangkan cell dengan kencang untuk melarutkan

padatan

– Mendiamkan selama waktu reaksi 60 menit

– Memasukkan cell ke dalam ruang cell, kemudian mensejajarkan

tanda pada cell dengan tanda pada fotometer

10. Pengujian pH

a. Alat dan Bahan

– Sampel

– Aquadest

– Larutan Buffer

– Elektroda gelas pH

– Beaker gelas 50 ml

b. Cara Kerja

– Memasukkan sampel ke dalam beaker glass 50 ml

– Menstabilkan elektroda pH meter dari larutan buffer sesuai dengan

pH target sampel

– Setelah stabil mengangkat elektroda tersebut dan membilas dengan

aquadest

– Memasukkan ke dalam sampel yang akan diukur pH-nya

– Membaca dan mencatat pH setelah hasil pemeriksaan stabil

B. Analisa Syrup

1. Pengujian Brix

a. Alat dan Bahan

– Refractometer Automatic DMA

– Beker glass

– Spuit

– Sampel (Finish Syrup dan Simple Syrup)

b. Cara Kerja

– Mengambil sampel (simple dan finish syrup)

– Menuang sampel dalam beker glass kemudian mengambil sampel

dengan spuit 5 ml dan menyuntikkan pada alat DMA dengan

53

Page 54: Laporan Magang CCAI Fix

melakukan 2-3 kali untuk membilas sampel dengan measuring cell

DMA baru bebas dari gelembung udara

– Menyuntikkan ke dalam DMA sampai stabil kemudian tekan enter

dan tunggu sampai hasil valid

C. Pengujian Kadar Ferisol dan Caustic Washer

1. Kadar Ferisol

a. Alat dan Bahan

– Erlenmeyer 250 ml – Magnetic stirer

– Pipet volume 2 ml – Caustic

– Labu takar – Aquadest

– Plate stirer – Na2S2O3 0,5 N

– Gelas ukur – HCl 5 N

– Pipet tetes – HCl 0,5 N

– Indikator S – Thorium nitrat

b. Cara Kerja

– Mengambil caustic dari Compartement Washer I dan II

– Mengambil sebanyak 2 ml dengan pipet volume untuk setiap

compartement

– Memasukkan ke dalam labu takar 20 ml

– Menambahkan aquadest sampai tanda tera

– Memasukkan ke dalam erlenmeyer, mencampur larutan

menggunakan magnetic stirer di atas plate stirer

– Menambahkan Na2S2O3 0,5 N sebanyak 7 tetes

– Menambahkan indikator S sebanyak 10 tetes

– Menambahkan 2-3 tetes HCl 5 N sampai warna hijau

– Menambahkan HCl 0,5 N sampai warna merah

– Menambahkan beberapa tetes thorium nitrat sampai warna ungu

– Menghitung jumlah tetesan kemudian hitung kadar ferisol

menggunakan rumus :

54

Page 55: Laporan Magang CCAI Fix

2. Kadar Caustic Washer

a. Alat dan Bahan

– Erlenmeyer 250 ml – Larutan Caustic (sampel)

– Pipet volume 2 ml – Larutan BaCl2 10%

– Pipet volume 5 ml – Indikator PP

– Pipet tetes – H2SO4 1,25 N

– Buret 100 ml

b. Cara Kerja

– Mengambil sampel sebanyak 5 ml

– Menambahkanl 2 ml larutan Larutan BaCl2 10%

– Menambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes hingga warna

berubah menjadi murah muda

– Menitrasi dengan H2SO4 1,25 N sampai berwarna putih susu

– Mencatat ml titrasi dan menghitung kadar caustic dengan rumus

Kadar caustic = ml titrasi × 1%

D. Pengamatan Incoming Material

1. Pengujian Crown

a. Alat dan Bahan

– Height gauge Mitutoyo

– Beker glass

– Neraca analitik

– Hot plate

– Crown

– Treated water

– Larutan Rust test

b. Cara Kerja

Rust Test

– Memasukkan dan menjaga suhu larutan Rust Test pada suhu 37-

42 0C

– Memasukkan 5 pcs crown ke dalam beker glass yang berisi

larutan Rust Test pada suhu 37-42 0C

55

Page 56: Laporan Magang CCAI Fix

– Membiarkan crown terendam dalam larutan Rust Test selama 15

menit

– Mengambil crown dan membilasnya dengan treated water

sampai bersih

– Mencatat perkaratan yang timbul dibawah lekukan dalam crown

% Karat maksimum = 10%

Die Scratches

– Mengambil 50 pcs crown untuk pengamatan Die Scratches pada

bagian dalam crown

– Menghitung crown sebagai Die Scratches apabila ada dua atau

lebih Scratches pada bagian tapal kuda dan panjang kira-kira 1,5

mm dan berpotensial menimbulkan karat dengan lokasi terpisah

– Bila terdapat 1 atau lebih Scratches pada bagian dalam crown

dihitung sebagai 1 crown

– Mengambil crown dan membilasnya dengan treated water

sampai bersih

– Mencatat perkaratan yang timbul dibawah lekukan dalam crown

% Die Scratches maksimum = 10%

Printing dan Logo

– Mengamati printing dan logo sampel crown sebayak 5 pcs

– Mencatat hasil pengamatan pada form yang tersedia

Crown Height

– Mengukur ketinggian crown dengan sampel sebanyak 15 pcs

menggunakan Height Gauge Mitutoyo

Outside Diameter

– Mengukur diameter luar crown menggunakan Hole Test dengan

sampel sebanyak 15 pcs

Tumbling Test

56

Page 57: Laporan Magang CCAI Fix

– Membersihkan sisi dalam dan luar crown dengan menggunakan

vaccum pump dan sikat anti statis sebanyak 25 pcs

– Menimbang 1 set crown dan mencatat sebagai “berat sebelum

tumbling”

– Memasukkan 1 set crown tersebut ke dalam tumbling tester dan

menghidupkan tumbling device, tumbling dilakukan selama 50

menit

– Mengeluarkan 25 pcs crown yang telah ditumbling dan

membersihkan dengan vaccum pump dan sikat anti statis

– Menimbang 1 set crown dan mencatat sebagai “berat sesudah

tumbling”

Massa Tumblingloss = berat sebelum tumbling - berat sesudah

tumbling

2. Pengujian Empty Can dan Easy Open Ends (EOE)

a. Alat dan Bahan

– Skitmat

– Enamel Rater Test

– Height Gauige Mitutoyo

– Scan QC-350

– Empty can

– Easy Open Ends (EOE)

– Larutan NaCl 1%

b. Cara Kerja

Empty Can

– Mengamati secara visual kondisi body can, kualitas printing dan

logo

– Mengukur dimensi Empty Can meliputi:

Can Height (Standar = 114,80 – 115,60)

Body Outside Diameter (Standar = 65,95 – 66,55)

Flade Width (Standar = 1,97 – 2,45)

Neck Plug Diameter (Standar = 57,25 – 57,55)

57

Page 58: Laporan Magang CCAI Fix

– Memeriksa dan menguji kualitas bar code menggunakan QC-

350 (standar minimal 75%)

– Menguji enamel rater dengan larutan NaCl 1% serta alat Enamel

Rater Test

– Mencatat hasil pemeriksaan dan pengujian pada form yang

tersedia

Easy Open Ends

– Mengamati secara visual kondisi EOE

– Mengukur dimensi EOE menggunakan Skitmat yaitu outside

diameter (Standar = 64,47 – 64,97)

– Mengukur kedalaman dengan menggunakan Countersink Gauge

yaitu:

Countersink Depth (Standar = 6,15 – 6,55)

Panel Depth (Standar = 64,47 – 64,97)

– Melakukan pengujian unit per dua inchi yaitu dengan

menumpuk EOE setimmgi 2 inchi kemudian menghitung jumlah

EOE yang ada

– Mencatat hasil pemeriksaan dan pengujian pada form yang

tersedia

3. Pengujian Karton CSD dan Non CSD

a. Alat dan Bahan

– Penggaris

– Scan QC-350

– Cutter atau pisau

– Karton produk

b. Cara Kerja

– Melakukan pemeriksaan karton setiap kedatangannya dengan

memperhatikan kondisi kemasan

– Memeriksa dan mengukur panjang, lebar, dan tinggi karton

Standar panjang = 399 ± 5 mm

Standar lebar = 266 ± 5 mm

58

Page 59: Laporan Magang CCAI Fix

Standar tinggi = 117 ± 5 mm

– Melakukan test bar code dengan alat Scan QC-350

Standar Bar Code minimal 75%

– Mencatat hasil pemeriksaan pada form yang tersedia

E. Analisa Waste Water Treatment

1. Pengujian Temperatur

a. Alat dan Bahan

- Thermometer

- Sampel (inlet dan outlet)

b. Cara Kerja

- Memasukkan thermometer pada sampel inlet dan outlet

- Mengamati dan mencatat suhu atau angka yang ditunjuk pada

termometer

2. Pengujian pH

a. Alat dan Bahan

– Sampel

– Aquadest

– Larutan Buffer

– Elektroda gelas pH

– Beaker gelas 50 ml

b. Cara Kerja

– Memasukkan sampel ke dalam beaker glass 50 ml

– Menstabilkan elektroda pH meter dari larutan buffer sesuai dengan

pH target sampel

– Setelah stabil mengangkat elektroda tersebut dan membilas dengan

aquadest

– Memasukkan ke dalam sampel yang akan diukur pH-nya

– Membaca dan mencatat pH setelah hasil pemeriksaan stabil

3. Pengujian COD (Chemical Oxygen Demand)

59

Page 60: Laporan Magang CCAI Fix

a. Alat dan Bahan

- Pipet volume

- Spectroquant

- Termoreaktor

- Sampel

b. Cara Kerja

- Mengendapkan sedimen dasar pada cell dengan cara memutar

- Mengambil sampel sebanyak 3 ml ke dalam cell reaksi, menutup

dengan penutup ulir sampai kencang, kemudian dicampur. Cell

reaksi akan menjadi sangat panas

- Memanaskan cell reaksi di dalam termoreaktor 1480C selama 2 jam

- Memindahkan cell reaksi dari termoreaktor dan menempatkannya di

rak untuk mendinginkan

- Memutar cell setelah 10 menit

- Menempatkan cell di rak untuk pendinginan yang sempurna hingga

suhu kamar

- Menempatkan cell ke dalam ruang cell setelah dingin dan

mensejajarkan tanda pada cell dengan tanda pada fotometer

4. Pengujian Nitrogen Total

a. Alat dan Bahan

- Pipet volume

- Spectroquant

- Termoreaktor

- Sampel

- Microspoon biru N-1K

- N-2K

- Microspoon biru N-3K

b. Cara Kerja

- Mengambil sampel sebanyak 10 ml ke dalam cell reaksi bulat

kosong

- Menambahkan 1 takar microspoon biru N-1K

60

Page 61: Laporan Magang CCAI Fix

- Menambahkan 6 tetes N-2K

- Memanaskan cell di dalam termoreaktor 1200C selama 60 menit

- Memindahkan cell reaksi dari termoreaktor dan menempatkan cell

di rak untuk mendinginkan hingga suhu kamar

- Menambahkan 1 takar microspoon biru N-3K ke dalam cell reaksi

dan menutup cell reaksi

- Mengguncangkan cell dengan kuat selama 1 menit

- Menambahkan 1,5 ml sampel perlakuan dengan pipet dan menutup

cell reaksi

- Mendiamkan selama waktu raksi 10 menit

- Menempatkan cell ke dalam ruang cell dan mensejajarkan tanda

pada cell dengan tanda pada fotometer

61

Page 62: Laporan Magang CCAI Fix

BAB V

SANITASI LINGKUNGAN

A. Tujuan Sanitasi

Sanitasi adalah proses pembersihan peralatan atau mesin dengan tujuan

membersihkan kotoran dan meminimalisasi adaya mikroorganisme dengan

bahan kimia yang diijinkan dan diakui PT. CCBI. Tujuan dari sanitasi antara

lain :

1. Menjamin bahwa sistem pengisian tetap higienis dan terjaga

kebersihannya.

2. Memelihara sistem pembersihan dan sanitasi area produksi & alat-alat

proses sehingga terjaga dari kontaminasi dan pengaruh benda-benda asing

yang merusak.

3. Melindungi kualitas produk.

B. Sanitasi Produk Frestea

Sanitasi Line Produksi Frestea

1. Sanitasi 6 langkah

Dilakukan pada proses produksi Frestea pada saat start up selama 3 hari

dengan cara:

a. Bilas seluruh rangkaian sistem pengisian dengan hot soft Treated

Water pada temperatur 70 – 800C selama 10 menit.

b. Alirkan larutan NaOH 1,5 – 3 % pada suhu minimal 850C, sirkulasi

keseluruhan rangkaian sistem pengisian minimal selama 5 menit.

c. Bilas dengan hot soft Treated Water pada temperatur 70 – 800C

selama 15 menit.

d. Sirkulasi air panas 93 – 990C selama 15 menit.

2. Sanitasi 3 langkah

Dilakukan pada proses produksi Frestea selama 24 jam dengan cara:

a. Bilas seluruh rangkaian sistem pengisian sampai bersih dengan hot

soft Treated Water pada temperatur 70 – 800C selama 10 menit.

62

Page 63: Laporan Magang CCAI Fix

b. Alirkan larutan NaOH 1,5 – 3 % pada suhu minimal 850C, sirkulasi

keseluruhan rangkaian sistem pengisian minimal selama 5 menit.

c. Bilas dengan hot soft Treated Water pada temperatur 70 – 800C

sampai bersih selama 15 menit sehingga bebas dari benda asing

dan NaOH..

d. Sirkulasi air panas 93 – 990C selama 15 menit.

C. Sanitasi Produk CSD

Sanitasi Line Produksi CSD

1. Sanitasi 3 langkah

Sanitasi ini digunakan untuk menghilangkan rasa dan aroma

produk sebelumnya, misal : dari produksi Sprite ke produksi Coca-Cola

atau sebaliknya.

a. Bilas seluruh rangkaian sistem pengisian dengan Treated water

sampai bersih (5-15 menit).

b. Rendam dengan larutan NaOH 1 – 2 % dengan temperatur 450C,

sirkulasi keseluruhan rangkaian sistem pengisian selama 20 – 30

menit.

c. Bilas dengan Treated Water sampai bersih dan bebas dari residu

detergen (NaOH).

2. Sanitasi 5 langkah

Sanitasi ini digunakan untuk menghilangkan rasa dan aroma

produk yang sangat keras seperti: Fanta Strawberry ke Sprite.

a. Bilas seluruh rangkaian sistem pengisian dengan Treated water

sampai bersih (5-15 menit).

b. Rendam dengan larutan NaOH 1 – 2 % dengan temperatur 450C,

sirkulasi keseluruhan rangkaian sistem pengisian selama 20 – 30

menit.

c. Bilas dengan Treated Water sampai bersih dan bebas dari residu

detergen (NaOH).

63

Page 64: Laporan Magang CCAI Fix

d. Rendam dengan chlorine 50-80 ppm selama 30 – 50 menit

kemudian rendam pula dengan air panas bersuhu . 850C selama 30

– 50 menit

e. Bilas seluruh rangakaian sistem dengan Treated Water sampai

bebas chlorine (dicek dengan DPD Total chlorine) selama 5 – 15

menit

Sanitasi Tangki Syrup CSD

1. Sanitasi 3 langkah

a. Bilas tangki dengan Treated Water sampai bersih.

b. Lakukan sirkulasi air panaa dengan temperatur outlet tngki

minimal 850C selama 10 menit.

c. Bilas dengan Treated Water sampai bersih.

2. Sanitasi 5 langkah

a. Bilas tangki dengan Treated Water sampai bersih.

b. Lakukan sirkulasi air panas dengan temperatur outlet tngki

minimal 850C selama 10 menit.

c. Bilas dengan Treated Water sampai bersih.

d. Lakukan sirkulasi air panas dengan temperatur outlet tangki

minimal 850C selama 10 menit.

e. Bilas dengan Treated Water sampai bersih.

64

Page 65: Laporan Magang CCAI Fix

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi minuman berkarbonasi

seperti Coca-Cola, Fanta Strawberry, Fanta Soda Water, dan Sprite serta

Frestea & Frestea Green.

2. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi minuman berkarbonasi

meliputi: air, gula, CO2, dan konsentrat.

3. Bahan baku air yang digunakan untuk proses produksi berasal dari deep

well dan STU yang diolah menggunakan mesin RO (Reserve Osmosis)

4. Proses pengolahan minuman berkarbonasi melalui beberapa tahap yaitu

meliputi: pembuatan sirup, pemurnian CO2, pencucian botol,

pencampuran, pengisian, dan pengemasan.

B. Saran

1. Semua hasil analisa pada laboratorium sudah memenuhi standar yang

ditentukan, maka sebaiknya analisa dapat dipertahankan bahkan lebih

ditingkatkan lagi.

2. Karyawan PT. CCBI Central Java yang bekerja pada laboratorium

sebaiknya menggunakan jas laboratorium dan karyawan yang bekerja pada

line produksi sebaiknya menggunakan kacamata pelindung dan sarung

tangan pelindung.

65

Page 66: Laporan Magang CCAI Fix

LAMPIRAN

66