LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

52
1 LAPORAN KERJA MAGANG Proses Produksi Program Televisi di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Nama : Luddy Kausar Edliantyas NIM : 09120110256 Fakultas : Ilmu Komunikasi Program Studi : Jurnalistik UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2013

Transcript of LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

Page 1: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

1

LAPORAN KERJA MAGANG

Proses Produksi Program Televisi di Televisi

Republik Indonesia (TVRI)

Nama : Luddy Kausar Edliantyas

NIM : 09120110256

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Program Studi : Jurnalistik

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2013

Page 2: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

2

Pengesahan Laporan Magang

Proses Produksi Program Televisi di Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Oleh

Nama : Luddy Kausar Edliantyas

NIM : 09120110256

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Program Studi : Jurnalistik

Tangerang, 9 Januari 2013

Pembimbing, Penguji,

F.X. Lilik Dwi Mardjianto, S.S., M.A. Ronny A. Siahaan,S.Sos., M.Si.

Mengetahui,

Ketua Progam Studi Ilmu Komunikasi

Dra. Bertha Sri Eko M., M.Si

Page 3: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

3

Lembar Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat Dalam Penyusunan Laporan Kerja

Magang

Dengan ini saya :

Nama : Luddy Kausar Edliantyas

NIM : 09120110256

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik kerja magang :

Nama Perusahaan : Lembaga Penyiaran Publik TVRI

Divisi : Pendukung Produksi

Alamat : Jl. Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta

Periode Magang : 3 September – 2 November 2012

Pembimbing Lapangan : DRA. Ratna Yuarni

Laporan Kerja Magang merupakan hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

plagiat. Semua kutipan karya ilmiah orang lain atau lembaga yang digunakan dalam

laporan kerja magang ini, telah saya sebutkan sumbernya di Daftar Pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan atau penyimpangan baik

pelaksanaan kerja magang maupun dalam penulisan laporan kerja magang, saya

bersedia menerima konsekuensi dinyatakan tidak lulus untuk mata kuliah kerja magang

yang telah saya tempuh.

Tangerang, 9 Januari 2013

Luddy Kausar Edliantyas

Page 4: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

4

ABSTRAK

Penyebaran pusat informasi berkembang dari zaman ke zaman. Perkembangan

tersebut dinilai cukup pesat ketika industri televisi dilahirkan di dunia ini. Sajian dunia

televisi merupakan media massa elektronik yang sangat berpengaruh dalam kehidupan

masyarakat. Banyak informasi berupa hiburan maupun pengetahuan dari berbagai bidang

secara global didapatkan dengan mudah.

Sebagai pelopor dalam industri televisi, Lembaga Penyiaran Publik Televisi

Republik Indonesia (LPP TVRI), memberikan konstribusi yang cukup besar kepada

masyarakat. Adanya siaran, seperti musik, kuis, talk show, dan sebagainya merupakan

kesuksesan perusahaan, tidak lepas dari kinerja bagian produksi. Tanpa adanya produksi,

audio visual tak akan tercipta.

Prasyaratan mata kuliah internship memberikan rasa ingin tahu penulis mengenai

proses kerja jurnalistik televisi, tepatnya di stasiun Televisi Republik Indonesia. Dalam

proses praktik kerja magang, penulis bertindak di bagian produksi dan pasca-produksi,

meliputi bagian bagian camera, audio, switcher, chargen, lighting, dan editing.

Page 5: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

5

Kata Pengantar

Sujud syukur dikirimkan kepada Penguasa Alam Semesta yang telah memberikan

pemikiran dan semangat juang. Berkatnya penulis dapat menyelesaikan kerja magang dan

juga laporan magang sesuai pada waktunya dengan hasil yang maksimal. Laporan

magang penulis berjudul “Proses Produksi Program Televisi di Televisi Republik

Indonesia (TVRI)”.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, praktik kerja nyata merupakan kegiatan yang

harus ditempuh untuk persyaratan akademik. Melalui kegiatan perkuliahan seperti ini,

penulis mendapatkan pengalaman hingga pelajaran yang berharga, dan dapat menerapkan

teori dan praktik mata kuliah yang pernah didapat.

Laporan magang ini tidak akan hadir jika tidak ada pemikiran penulis dan kerabat

atau pihak-pihak yang rela meluangkan waktu, nasihat, dan saran berharga mereka.

Ucapan terima kasih pantas untuk :

1. Linda Tratmanto dan Eddy Tratmanto, orang tua yang telah mendanai

perkuliahan dan memberikan inspiratif dalam berkomunikasi.

2. Ratna Yuarni, pembimbing lapangan saat kerja magang. Kesempatan dan bantuan

dalam memandu dan menjelaskan tidak akan pernah terlupakan. Tak lupa

pembimbing lainnya, Haris Siahaan, Tata, Ipul, Dedi, Edi, Adi, Rahmat Mulyana,

Parno, Titin, Robert, dan Imam.

3. F.X. Lilik Dwi Mardjianto, dosen pembimbing yang sangat ramah dalam

memotivasi, hingga cepat dan tanggap untuk membimbing penulis. Tanpa adanya

ucapan pembimbing, penulis tidak yakin untuk melanjutkan laporan ini.

4. Yanamurti Nindya Sekarwangi, atas dukungan dan pikiran tanpa pamrih

meluangkan waktu hingga larut malam. Waktu dan tenaga sangatlah berarti

sehingga penulis mendapatkan semangat menyelesaikan laporan.

Page 6: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

6

5. Dimas Gityandraputra dan Nidia Felicia, teman sekaligus rekan kerja magang,

sangat membantu dalam proses kerja, pengumpulan data hingga pembuatan

laporan.

6. Kawan seperjuangan Jurnalistik 2009, atas kerja sama, dukungan, pemikiran,

refrensi, dan semangat. Terutama Gusti Putu Mahardika, Babang, Angel, Jodi,

dan Niko.

7. Kawan seperguruan, Jurnalistik 2011, atas candaan, tawa, lapar, dahaga,

dukungan dan semangat. Terlampirkan Clara Amadea, Clairine Amalia, Jaclyn

Esther, dan Nindyta Devianty.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya peminatan di bidang

Komunikasi, Broadcast ataupun Jurnalistik Televisi. Penulis mengundang masukan dan

saran dari para pembaca jika menjumpai kedangkalan pemahaman.

Selamat membaca!

Penulis

Page 7: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

7

DAFTAR ISI

Abstrak

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Kerja Magang ............................................................................... 3

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang .......................................... 3

1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kerja Magang ................................................... 3

1.3.2. Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang ................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................................... 5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ......................................................................... 7

2.2.1 Visi .......................................................................................................... 7

2.2.2 Misi ......................................................................................................... 7

2.3 Logo dan Makna Perusahaan ................................................................... 8

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 10

BAB III PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi .................................................................... 11

3.2 Tugas yang Dilakukan ............................................................................ 12

3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang ........................................................ 15

3.3.1 Proses Pelaksanaan.......................................................................... 15

3.3.2 Kendala yang Ditemukan ................................................................ 25

3.3.3 Solusi atas Kendala yang Ditemukan .............................................. 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 27

4.2 Saran ....................................................................................................... 28

4.2.1 Saran untuk Perusahaan .................................................................. 28

4.2.2 Saran untuk Universitas .................................................................. 28

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 8: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Televisi merupakan salah satu medium untuk meyebarkan pesan

kepada khalayak luas. Pesan yang dikirim, diterima baik secara audio dan

visual. Kekuatan yang dimiliki televisi menjadikannya sebagai alat

komunikasi yang sempurna. Sehingga tayangan yang disiarkan pun mudah

ditangkap pesannya oleh khalayak.

Secara harafiah, televisi kini merupakan alat elektronik yang dapat

menyiarkan gambar berwarna, dan bergerak serta suara sama seperti

gambar dan suara sesuai keadaan yang sebenarnya. Televisi merupakan

gabungan dari media gambar yang bisa bersifat politis, informatif

(information), hiburan (entertaiment), dan pendidikan (education), atau

bahkan gabungan dari keempat unsur tersebut. “Sesuai dengan fungsinya

televisi dalam program pendidikan dapat dibedakan secara konseptual

kedalam fungsi pengayaan, pengganti pengajaran langsung, dan penggerak

(motivator)”. (Hadi Miarso, 2004:420)

Secara etimologis, “televisi” terdiri dari dua kata yaitu tele dan visi.

Dalam bahasa Yunani, tele berarti jarak dan visi yang berarti citra atau

gambar dalam bahasa Latin. Jadi, televisi berarti suatu sistem penyajian

gambar berikut suaranya dari suatu tempat. (Sutisno,1993:1).

Televisi menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan

informasi. Menurut survey yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Nielsen

Indonesia (dilansir oleh beritasatu.com), sebanyak 95% masyarakat

Indonesia senang menonton televisi dan menghabiskan setidaknya 4,5 jam.

Tidak heran banyak perusahaan media yang berkembang di Indonesia.

Saluran-saluran televisi lokal pun semakin banyak dan variatif.

Page 9: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

9

Meskipun saluran televisi Indonesia kian bertambah, namun

masyarakat tetap mengenal Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai

saluran televisi Indonesia yang pertama. TVRI sebagai awal

perkembangan dari kemajuan dunia televisi Indonesia. Saluran tersebut

pun memiliki misi untuk mengangkat citra bangsa dengan menyiarkan

tayangan berskala internasional untuk kepentingan Negara dan

masyarakat.

Kini, TVRI dikenal saluran “tua” yang kini masih bertahan

diantara gesitnya persaingan saluran televisi lainnnya. Dengan keadaan

sekarang, TVRI masih eksis sebagai saluran televisi kebanggaan Indonesia

yang konsisten menyampaikan informasi-informasi mengenai isu dalam

dan luar negeri. Menyajikan program-program baik berita maupun non-

berita, yaitu reality show, talkshow, film dokumenter, musik, olahraga, dan

drama untuk kebutuhan informasi masyarakat.

Eksistensi TVRI tidak lepas dari proses produksi yang dibuat

sedemikian rupa agar setiap programnya tetap “hidup”. Berdasarkan uraian

diatas, penulis tertarik untuk membahas Proses Produksi Program di

Televisi Republik Indonesia.

Kerja magang sangat penting bagi mahasiswa tingkat akhir. Selain

menjadi prasyarat kelulusan mata kuliah internship, penulis ingin

mengetahui dan mengembangkan diri di dunia jurnalistik, khususnya

pertelevisian.

TVRI menjadi tempat praktik kerja magang yang tepat karena

tempat ini merupakan stasiun milik negara dan yang pertama di Indonesia.

Sehingga penulis berkeinginan untuk belajar lebih dalam mengenai

jurnalistik, khususnya produksi di stasiun televisi tertua ini.

Page 10: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

10

1.2 Tujuan Kerja Magang

Kerja Magang dilakukan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah

“internship” sebagai syarat kelulusan dengan bobot empat sks pada

perkuliahan semester tujuh.

Setelah melakukan praktik kerja magang, penulis dapat lebih

memahami teori-teori dalam perkuliahan. Selain mendapatkan pengalaman

bekerja di bidang professional, penulis mampu mengaplikasikan kinerja di

industri pertelevisian, memahami proses produksi program televisi dan

ingin mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam dunia kerja,

terutama di industri pertelevisian.

Penulis ingin mengukur seberapa jauh memahami dan menguji

teori-teori dan praktik dalam dunia pertelevisian yang sedang berkembang

sekarang ini. Dalam memasuki industri kerja, diharapkan dapat menambah

nilai dan bahan pembelajaran untuk mengawali jaringan komunikasi

setelah lulus nanti.

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kerja Magang

Kerja Magang dilaksanakan pada tanggal 3 September sampai

dengan 2 November 2012. Hari dan jam kerja yang berlaku yaitu, Senin

sampai dengan Jumat, pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai atau waktu

yang telah ditentukan.

1.3.2. Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Sebelum memulai kerja magang, penulis membuat Curriculum

Vitae (CV) dan mengantarkannya ke kantor TVRI di daerah Senayan,

Jakarta. Namun TVRI memiliki prasyaratan (peraturan PKL/prakerin)

sendiri dalam menerima mahasiswa magang. Karena kurangnya

kelengkapan dari prasyaratan yang ditentukan, penulis diminta untuk

Page 11: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

11

melengkapi data terlebih dahulu. Setelah melengkapi prasyarat yang

diminta, penulis menemui Ibu Chandra selaku Humas TVRI.

Setelah memenuhi panggilan, penulis ditempatkan pada divisi news

atau pemberitaan, tetapi penulis lebih tertarik pada bagian produksi

televisi. Kemudian, penulis mengutarakan ketertarikannya di bidang

produksi kepada Ibu Chandra, sehingga penulis diminta untuk menemui

Ibu Ratna Yuarni di bagian Pendukung Produksi untuk wawancara

langsung. Setelah wawancara, penulis mendapatkan respon positif dan

diterima di bagian Pendukung Produksi.

Pada saat magang, penulis meminta formulir KM-03 hingga KM-

07 yang berisi kartu kerja magang, kehadiran kerja magang (absensi

harian), laporan realisasi kerja magang (absensi mingguan), penilaian kerja

magang, hingga tanda terima penyerahan laporan kerja magang di bagian

BAAK. Berkas-berkas tersebut akan diserahkan ke perusahaan dan

diambil kembali sehingga menjadi kelengkapan dokumen magang penulis.

Page 12: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

12

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan pelopor industri

pertelevisian di Indonesia. Didirikan pada tanggal 24 Agustus 1962,

bertugas mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran

peristiwa berskala internasional, guna mendorong kemajuan kehidupan

masyarakat serta perekat sosial. Lembaga penyiaran ini menyandang nama

negara dan mengandung arti, yaitu siaran yang ditujukan untuk

kepentingan negara.

TVRI tercipta karena adanya kehendak rakyat dan pemerintah

Republik Indonesia. Media penyiaran ini merupakan sejarah bagi bangsa

Indonesia dan merupakan batu loncatan besar bagi bangsa Indonesia untuk

mewujudkan cita-cita nasional. Lahirnya TVRI ditandai pada ketetapan

MPRS No. II/MPRS/1960, Pasal 18, Bab I, Lampiran A, dinyatakan

pentingnya pembangunan siaran televisi untuk kepentingan pendidikan

nasional.

Siaran percobaan TVRI menggunakan pemancar berkekuatan 100

watt. Percobaan pertama kali atas kinerja dari P2TV (Pembetukan Panitia

Persiapan Televisi). Siaran dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1962,

untuk memperingati Hari Ulang Tahun XVII Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia, yang berlokasi di halaman Istana Merdeka. Siaran ini

dikenal dengan nama Saluran 5. Siaran percobaan dianggap sukses dan

Indonesia tercatat sebagai negara keempat di Asia yang memiliki media

penyiaran televisi, setelah Jepang, Filipina, dan Thailand.

Keberhasilan itu menandakan usainya pekerjaan dari P2TV dan

dialihkan kepada Biro Radio dan Televisi - Organizing Committee Asian

Games IV pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran utama TVRI saat itu

Page 13: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

13

adalah menyiarkan siaran langsung (live) Asian Games IV, dari

pembukaan hingga penutupan.

Pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian

dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status

Direktorat pada era Demokrasi Pancasila.

Pada era reformasi, TVRI menetapkan status menjadi Perusahaan

Jawatan, dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 36

Tahun 2000 dibawah pembinaan Departemen Keuangan. Seiring waktu

berjalan, TVRI merubah status menjadi PT TVRI (Persero) dibawah

Kantor Menteri Negara BUMN. Kemudian, keberadaan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI

menetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang berbentuk

badan hukum yang didirikan negara.

Tugas TVRI pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2005 adalah memberikan pelayanan informasi,

pendidikan dan hiburan yang sehat, control dan perekat sosial, serta

melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat

melalui penyelenggaraan penyiaran televise yang menjangkau seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kantor Televisi Republik Indonesia berpusat di Jalan Gerbang

Pemuda Senayan Jakarta, Jakarta Pusat 10270. Tempat telah diusulkan

sejak tanggal 29 Desember 1961 oleh P2TV. usul ditujukan kepada

Presiden agar pemancar antena dan studio televisi dibangun di kompleks

Senayan. Usul tersebut disetujui oleh Presiden Pertama Republik

Indonesia, Bung Karno.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Pada awalnya berdiri, Televisi Republik Indonesia selalu

berevolusi. Dari persejerahannya, pada akhirnya Pemerintah RI

menetapkan status TVRI menjadi "Perusahaan Jawatan". Perusahaan

Page 14: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

14

Jawatan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penetapan

tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2000, pada

tanggal 7 Juni 2000.

Perusahaan Jawatan diartikan sebagai prinsip Televisi Publik, yaitu

independen, netral, mandiri, dan program siarannya senantiasa berorientasi

kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari

keuntungan.

Visi dan Misi Televisi Republik Indonesia pada masa Perusahaan

Jawatan :

2.2.1 Visi :

“UNGGUL DALAM INDUSTRI PENYIARAN

TELEVISI DI INDONESIA”

2.2.2 Misi :

2.2.1.1 Menjadikan TVRI sebagai media infostruktur dan

infrastruktur TV broadcast yang dapat melayani

kebutuhan masyarakat Indonesia akan jasa

informasi, pendidikan dan hiburan.

2.2.1.2 Menjadikan TVRI penyedia infrastruktur bagi mitra

yang membutuhkan jasa pelayanan siaran dan non

siaran.

2.2.1.3 Menjadikan TVRI sebagai pusat keunggulan yang

berperan aktif dalam pengembangan

broadcasters/sumber daya manusia di bidang

pertelevisian.

2.2.1.4 Menyelenggarakan jasa penyiaran yang inovatif dan

memenuhi harapan penonton, dengan kredibilitas

dan mutu siaran yang tinggi.

Page 15: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

15

2.3 Logo dan Makna Perusahaan

Gambar 2.1 Logo TVRI

Sumber : LPP TVRI (2012)

Bentuk logo TVRI secara simbolis menggambarkan

”layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan dan dinamis”

dalam upaya mewujudkan visi dan misi sebagai TV Publik yaitu

media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Lengkungan pada bagian atas, yang berawal pada huruf T

dan berakhir pada huruf I membentuk huruf P mengandung lima

(5) makna layanan informasi dan komunikasi, yaitu :

P sebagai huruf awal dari kata ”Publik” yang berarti,

”memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada

masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa”.

P sebagai huruf awal dari kata ”Perubahan” yang berarti,

”membawa perubahan ke arah yang lebih sempurna”.

P sebagai huruf awal dari kata ”Perintis” yang berarti,

”merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian di

Indonesia”.

P sebagai huruf awal dari kata ”Pemersatu” yang berarti,

”merupakan lembaga penyiaran publik yang

mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi

Nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”.

Page 16: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

16

P sebagau huruf awal dari kata ” Pilihan” yang berarti,

”menjadi pilihan alternatif tontonan masyarakat Indonesia

dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”.

Bentuk elips dengan tarikan garis runcing dan dinamis

melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah. Serta

bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju

televisi publik yang lebih sempurna.

Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis.

Logo tersebut siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan zaman

serta tuntutan masyarakat.

Warna biru mempunyai makna : elegan, jernih, cerdas, arif,

informatif dan komunikatif.

Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar

atau cahaya yang membawa pencerahan untuk ikut bersama

mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna : semangat

dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna.

Setiap pemakaian atau penggunaan logo di luar kepentingan

TVRI harus mendapat izin terlebih dahulu dari Dewan Direksi LPP

TVRI. Logo digunakan antara lain untuk dan pada :

Lambang TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik

Brand Image

Brand Opening Siaran TVRI

Papan Nama Kantor

Caption Generator (CARGEN) layar TVRI

Kendaraan dinas

Kop surat, amplop, map, kuitansi, memo, organizer, label kaset

(audio-video), mikrofon

Barang-barang inventaris TVRI

Dan lain-lain

Page 17: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

17

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut ini struktur organisasi Televisi Republik Indonesia :

Selama kerja magang, penulis berada di dalam bagian Direktorat

Program dan Berita, yang memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

Posisi penulis

Page 18: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

18

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

3.1 Kedudukan dan Koordinasi

Penulis pada awalnya diberi kesempatan untuk melaksanakan kerja

magang di Televisi Republik Indonesia (TVRI) selama satu setengah (1.5)

bulan. Namun, penulis diberi kesempatan dua (2) minggu untuk

memperpanjang praktik kerja magang. Praktik kerja magangpun ditempuh

penulis kurang lebih selama dua (2) bulan. Seluruh pekerjaan penulis

dipantau Haris Siahaan dan dibimbing langsung oleh Ratna Yuniarti

selaku Koordinator Pendukung Produksi. Bimbingan lainnya dilakukan

dan dikepalai oleh Tata pada bagian camera, Dedi pada bagian audio, Edi

pada bagian switcher, Rahmat Mulyana pada bagian lighting, Parno pada

bagian chargen, dan Titin pada bagian editing.

Selama kerja magang, penulis dibimbing untuk memahami proses

produksi program acara dan pascaproduksi Televisi Republik Indonesia.

Mulai dari pengenalan alat produksi hingga terlibat dalam beberapa

program acara. Selama kurang lebih 40 hari, penulis mendapatkan ilmu

praktik baru, khususnya di bidang pertelevisian.

Selama praktik kerja magang, jadwal kerja yang dilakukan tidak

tentu, tergantung pada jadwal kerja produksi yang sudah ditentukan pada

papan kerja di setiap bagian produksi.

Selama magang, penulis terlibat beberapa acara, yaitu Dewan Pers

Kita, Bincang Malam DKI, Warung Aspirasi 4 Pilar, Kampung 4 Pilar,

Animalia, Indonesia Emas Ary Ginandjar, Campur Sari MPR, Sholat

Page 19: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

19

Jumat, HUT TVRI 50, Indonesia Siang, Indonesia Malam, Jalan-jalan

Islami, ABU Song Festival, dan Minggu MalamBersama Slamet Rahardjo.

3.2 Tugas yang Dilakukan

Produksi program acara terdapat tiga tahap, yaitu, praproduksi,

produksi, dan pascaproduksi. Penulis mendapatkan kesempatan kerja

magang pada bagian produksi dan pascaproduksi.

Menurut Herbert Zettl dalam buku Television Production

Handbook, menuliskan keterlibatan bekerja dalam sebuah tim produksi

dalam tiga tahap, yaitu :

Praproduksi

Mencakup semua persiapan dan kegiatan sebelum kegiatan

merekam di studio atau lapangan. Biasanya terjadi dalam dua

tahap. Tahap pertama merupakan kegiatan untuk mengubah ide

dasar menjadi sebuah konsep yang menjadi naskah. Tahap kedua

merupakan rincian produksi yang diperlukan, seperti lokasi, kru,

dan peralatan yang dibutuhkan.

Produksi

Melibatkan peralatan dan kru untuk mengoprasikan peralatan.

Tahap ini disebut pengambilan gambar atau merekam video atau

syuting. Proses ini dilaksanakan jika tahapan perencanaan telah

disetujui.

Pascaproduksi

Proses utama pada pascaproduksi adalah editing video dan audio.

Pada saat editing memungkinkan juga untuk mengkoreksi warna

video (baju berwarna merah dibuat sama adegan per adegan),

memilih musik latar belakang yang tepat, hingga menciptaka efek

audio khusus. Jika menggunakan single camera, berarti adegan

dibuat dengan mengambil satu per satu adegan dengan satu

kamera. Proses akhir ini memungkinkan memakan waktu lebih

lama daripada produksi.

Page 20: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

20

Bagan 3.1 Bagan Produksi Program selama magang

Berikut ini rincian pekerjaan penulis yang dilaksanakan di Televisi

Republik Indonesia (TVRI) :

Minggu

Ke- Pekerjaan yang Dilakukan

1 Pembekalan materi mengenai proses kerja di TVRI

dan mendapatkan pelajaran cara menggunakan

kamera studio, serta diberitahu aturan pengambilan

gambar di TVRI

Pengenalan dan mengelilingi gedung studio

produksi TVRI

Mengikuti proses produksi sebagai cameramen

2 Mempelajari kegunaan audio mixer dalam produksi

program

Ikut serta dalam produksi di bagian audio

Ikut terlibat produksi di luar studio menggunakan

OB Van sebagai audioman

Pro

du

ksi

Pro

gram

praproduksi

produksi

camera

audio

switcher

chargen

lighting

pascaproduksi editing

Page 21: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

21

3 Ditempatkan di ruangan Camera Control Unit

(CCU) sebagai switcherman

Mengikuti proses kerja sebagai switcherman.

4 Mendapatkan bekal mengenai penggunaan lighting

di setiap produksi program acara

Diberi pengarahan mengenai peralatan yang dipakai

di setiap program acara

Terlibat dalam produksi tata lampu pada program

acara

Mengelompokkan lampu menggunakan control

light.

5 Diperkenalkan dengan peralatan chargen pada

produksi program acara

Membantu membuat chargen di produksi program

berita

Mendesain name plate di bagian chargen

Mengon-air kan secara langsung running text di PC

Room

6 Pembekalan dan pengenalan pola editing di TVRI

Mengerjakan cara menstransfer data dari kaset ke

komputer

Editing program Minggu Malam Bersama Slamet

Rahardjo

7 Editing program Jalan-jalan Islami

8 Editing program ABU Song Festival

Divisi dalam bagian produksi di Televisi Republik Indonesia dibagi

menjadi lima, yaitu camera, audio, switcher, chargen, dan lighting. Pada

pascaproduksi, yaitu editing. Masing-masing divisi diwakili oleh kepala divisi.

Pada praktik yang dilakukan, dalam satu minggu sekali penulis diberi kesempatan

satu minggu untuk mencoba terjun langsung disetiap divisi.

Page 22: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

22

Pada minggu pertama, penulis ditempatkan pada bagian camera,

minggu kedua di bagian audio, minggu ketiga di bagian switcher, minggu

keempat di bagian chargen, minggu kelima di bagian lighting, dan diakhir praktik

kerja magang penulis ditempatkan di bagian editing.

3.3 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang

3.3.1 Proses Pelaksanaan

Saat melakukan tugas, penulis diberi pengantar mengenai alat produksi

yang akan digunakan pada saat praktik kerja. Setelah beberapa jam diberi

pemahaman khusus, penulis langsung terjun ke lapangan. Penulis mendapatkan

kesempatan untuk terlibat dalam produksi acara, baik rekaman (on-tape) maupun

yang disiarkan secara langsung (live).

Terdapat perbedaan antara siaran langsung (live) dan rekaman (on-tape).

Dalam buku Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, siaran langsung (live) adalah

salah satu kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya. Melalui siaran

langsung, stasiun televisi mengajak penonton menyaksikan suatu peristiwa secara

langsung seolah mereka juga berada di tempat di mana suatu peristiwa terjadi.

Persiapan yang dilakukan pada siaran langsung haruslah matang, tidak boleh

melakukan kesalahan. Jika terjadi kesalahan, terlihat secara langsung kepada

audiens. Terkecuali terjadi kesalahan teknis pada satelit, siaran tidak dapat

disiarkan. Kejadian hanya sekali terulang. Siarang langsung biasa terjadi pada live

news.

Sedangkan siaran yang dilakukan secara direkam (on-tape) merupakan

sebuah siaran tunda. Melakukan syuting terlebih dahulu dan akan disiarkan pada

dilain hari. Keunggulan dari siaran ini adalah jika terjadi kesalahan teknis atau

non-teknis dapat diulang kembali, sehingga hasil yang dihasilkan baik sesuai

tuntutan naskah. Program acara seperti ini biasanya merupakan acara yang bersifat

feature.

Beberapa program acara yang melalui tahapan produksi hingga

pascaproduksi dan diproduksi secara on-tape dan live antara lain :

Page 23: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

23

Produksi

o Kamera

Proses praktik kerja bersama divisi kamera terlibat dalam beberapa

program acara, antara lain :

1. Program Acara Dewan Pers Kita

Merupakan program talkshow yang mengupas mengenai persoalan

pers. Program ini diproduksi secara direkam. Dalam program acara ini

membutuhkan lima kamera, salah satunya menggunakan porta jib,

yang berguna menghasilkan gambar melayang bergerak untuk

memenuhi estetika suatu gambar.

Pada kerja magang, penulis membantu mempersiapkan kamera,

meletakkan sudut tembak dan melakukan test. Test yang dilakukan

antara lain adalah memeriksa jalur kabel dan mengecek lantai studio

supaya tidak mengganggu pergerakan kaki roda kamera saat syuting

berlangsung. Selain itu, kamera yang sedang diam (tidak digunakan)

harus benar-benar terkunci agar tidak terjatuh.

2. Program Acara Hari Ulang Tahun TVRI Ke-50

Hari ulang tahun TVRI dilakukan di luar gedung, tepat di halaman

parkir kantor pusat TVRI dan di dalam gedung, tepatnya di

Audiotorium yang disiarkan secara live. Siaran dilakukan secara

bergantian di dalam ataupun di luar.

Acara berlangsung dari pagi hingga malam hari, diisi oleh 100

pengisi acara antara lain Rhoma Irama dan Vina Panduwinata. Tema

yang diusung adalah emas, menunjukkan masa emas TVRI yang

menduduki usia 50 tahun.

Penulis terlibat sebagai cameraman assistant di luar gedung. Tugas

saat itu adalah mengambil gambar dengan menggunakan bantuan

jimmy jib dan helicam.

Jimmy Jib merupakan sebuah alat tambahan atau pendukung

produksi pada bagian kamera yang berguna mengambil sudut gambar

(camera angle) bergerak yang berdasarkan kebutuhan. Alat ini

membantu untuk mengambil gambar dengan teknik high angle, yaitu

Page 24: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

24

kamera ditempatkan berada diatas objek yang akan ditembak.

Sehingga gambar yang dihasilkan dapat menggambarkan nuansa

sekitar dan menghasilkan gambar bergerak yang melayang. Sudut

tembak yang diambil adalah lebar (wide) dan menggunakan lensa

superwide. Pergerakan melayang berdasarkan arah terbagi atas :

a. Pan, yaitu pergerakan kamera secara horizontal, gerakan

kamera dari kiri ke kanan (pan kanan) atau dari kanan ke kiri

(pan kiri).

b. Tilt, yaitu pergerakan kamera secara vertikal yang terdiri atas

gerakan kamera dari atas ke bawah (tilt down) atau gerakan

kamera dari bawah ke atas (tilt up).

c. Zoom out, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dari

close up pada suatu objek dan kemudian objek terlihat bergerak

menjauh dari kamera yang secara gradual memperlihatkan

lingkungan sekitar subjek.

d. Zoom in, yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai

dengan sudut pengambilan yang melebar (wide) dan kemudian

bergerak mendekati ke arah subjek. (Morissan, 2008: 124).

Camera person diarahkan oleh seorang program director, seorang

juru kamera dituntut untuk jelih kepada objek yang akan ditembak, dan

kreatifitas cameramen diutamakan dalam kinerja profesionalisme.

Helicam atau helikopter camera digunakan untuk menghasilkan

teknik bird eye view. Bird eye view merupakan suatu teknik

pengambilan gambar yang dilakukan juru kamera dengan posisi

kamera di atas ketinggian objek yang direkam (Baskin, 2009: 105).

Pengambilan gambar ini merupakan variasi gambar pada layar

televisi. Selain menggunakan helikopter dapat juga diambil oleh juru

rekam diatas gedung yang lebih tinggi. dapat juga menggunakan

helicopter remote control untuk menghemat biaya. Pada saat kerja

magang, helicam yang digunakan adalah menggunakan helicopter

remote control.

Page 25: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

25

3. Program Acara Indonesia Siang dan Indonesia Malam

Program ini termasuk dalam program berita. Siar pada hari Senin-

Minggu, pukul 12.00 WIB untuk Indonesia Siang dan pukul 19.00

WIB untuk Indonesia Malam.

Penulis mendapatkan kesempatan di bagian camera untuk berita

malam. Jenis kamera yang digunakan adalah dua kamera studio dan

menggunakan bantuan porta jib di salah satu kamera untuk mendukung

estetika gambar.

4. Program Acara Indonesia Emas

Program acara ini dipandu oleh Ary Ginanjar Agustian. Indonesia

Emas merupakan program inspiratif yang dapat memberi optimisme

dan keyakinan pada pemirsa. Program ini diproduksi dengan direkam.

Produksi dilakukan di studio. Tata letak yang disajikan berbeda dengan

Dewan Pers Kita maupun acara lainnya. Ary Ginanjar berada di tengah

podium dan dikelilingi oleh penonton.

Praktik yang dilakukan adalah di bagian kamera. Sama seperti

acara sebelumnya, membantu menyiapkan kamera dengan

menggunakan lima kamera studio. Saat acara berlangsung, sempat

beberapa kali dilakukan pengulangan karena ada beberapa kesalahan.

5. Program Acara Campur Sari MPR

Program acara ini dibawakan oleh Cah Lontong. Konsep yang

diberikan bersifat komedi satir dan diiringi oleh musik tradisional

campur sari. Diproduksi dengan direkam. Keterlibatan penulis

membantu persiapan kamera sama seperti program lainnya.

o Audio

Proses praktik kerja bersama divisi audio terlibat dalam beberapa

program acara, antara lain :

Page 26: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

26

1. Program Acara Animalia

Animalia merupakan program acara anak-anak yang sifatnya

edukatif. Dalam acara ini mengajak para penonton cilik untuk

memahami dunia fauna. Acara ini melibatkan anak-anak dikemas

dengan menampilkan nyanyian, tarian dan seni lukis yang tematik.

Acara mingguan ini dipandu oleh Joshua Suherman dan Tina Toon.

Animalia diproduksi secara on-tape, yang akan tayang di hari

Minggu pukul 11.30 – 12.00 WIB. Produksi acara ini dilakukan di satu

studio. Meskipun waktu siarnya setengah jam namun saat rekaman

dibutuhkan kurang lebih 60 menit.

Penulis terlibat dalam produksi di bagian audio, tepatnya audio

mixer. Audio mixer digunakan untuk memilih, mengontrol, dan

mencampurkan sumber suara. Termasuk sirkuit filter, suara gema, dan

fitur lainnya (Millerson dan Owens, 2008: 193).

Terjadi kesalahan teknis yang di mana tidak layak siar dan

mengalami pengulangan adegan. Penulis membantu mengoreksi suara

yang mengganggu dan mengontrol peak indicator (mengetahui over

level dengan tanda lampu merah).

2. Program Acara Indonesia Siang dan Indonesia Malam

Seperti penjelasan program acara diatas, pada saat di tempatkan di

bagian audio, peralatan yang digunakan tidak serumit acara musik atau

acara lainnya. Persiapan audio adalah cek sound untuk anchor.

Microphone yang digunakan adalah clip on.

3. Program Acara Sholat Jumat

Setiap hari Jumat, pukul 12.00 WIB, TVRI menyiarkan program

live sholat jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dengan

menggunakan OB Van (Outside Broadcasting Van) saat siaran.

Saat produksi program, penulis dan tim mempersiapkan sejak

pukul 08.00 pagi menuju lokasi. Tugas penulis saat itu di bagian audio

yaitu menghubungkan mono signal dari sumber signal audio seperti

Page 27: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

27

mikrofon (low level) dan peralatan lainnya yang mempunyai source

high level.

Persiapan yang dilakukan antara lain; menarik kabel audio dari OB

Van ke mikrofon di masjid (input) yang disambungkan ke audio mixer

di OB Van. Sehingga menghasilkan suara yang layak siar.

Selain mengontrol suara di OB Van, penulis juga mengarahkan

presenter TVRI untuk opening acara.

4. Program Acara Bincang Malam DKI

Acara talkshow ini bertemakan bincang politik Indonesia. Bincang

Malam DKI hanya disiarkan pada saluran TVRI DKI. Narasumber

acara ini dipilih dari kalangan elit pemerintah, seperti pejabat negara.

Saat penulis terlibat dalam produksi Bincang Malam DKI,

narasumber yang hadir saat itu adalah Kapolri Timor Pradopo.

Penulis menggarap di bagian audio, khususnya membantu di

Monitor Audio Mixer. Penulis melakukan balancing sesuai dengan

kebutuhan monitor supply dari AUX.

5. Program Acara Warung Aspirasi 4 Pilar / Kampung 4 Pilar

Warung Aspirasi 4 Pilar merupakan acara bincang- bertema politik

yang mengambil perspektif pendapat atau opini masyarakat kecil

terhadap pemerintahan. Tayang setiap hari Selasa dan Rabu jam 11.30-

12.00 WIB.

Penulis mendapat kesempatan untuk mengambil bagian dalam

audio. Tugas yang dilakukan sama seperti dengan tugas pada acara

Bincang Malam DKI.

o Switcher dan Chargen

Saat on-air, ketika kamera on, tugas seorang PD harus melihat monitor

yang ada di ruang kontrol. Monitor atau layar yang ada di ruangan tersebut

digunakan berjumlah sama dengan jumlah kamera yang ada di studio dan

tambahan satu buah layar untuk gambar yang siap di siarkan. PD juga

harus dapat berkomunikasi pada para switcher untuk siap menganti

Page 28: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

28

channel dari kamera yang akan di rekam. Di TVRI, PD dan switcher

merupakan orang yang berbeda.

Tugas switcher mengganti tembakan gambar pada kamera dan

membuat pergantian gambar dari kamera 1 dengan kamera lainnya agar

terlihat lebih “bercerita”. Switcher adalah proses menyatukan dan

mengganti sistem multi camera dalam produksi program sehingga

tayangan menjadi baik dan nyaman ditonton sesuai dengan naskah yang

diarahkan oleh PD. Untuk perpotongan gambar dasar, ada 2 macam cara,

yaitu cut dan solving. Apabila seorang PD mengatakan “cut 2”, artinya

switcher langsung mengganti dari kamera yang sedang on-air menjadi

kamera 2. Namun apabila solving maka gambar yang dihasilkan tidak

langsung terganti namun mendapatkan efek yaitu perpindahan gambar

yang lebih soft. Penggunaan efek tergantung pada acara yang sedang

berlangsung.

Sedangkan character generator biasa disebut Chargen atau CG, tidak

selalu ada di setiap program acara. Tugas CG adalah memberikan

informasi (note) berupa tulisan sebagai penjelasan suatu peristiwa atau

memberikan keterangan. Biasa kita lihat saat acara, untuk menjelaskan

nama host, anchor, judul acara, lokasi acara, dll, ataupun running text

yang biasa ada dibagian bawah televisi yang isinya iklan ataupun berita

penting. Namun, CG tidak selalu ada tergantung pada PD yang meminta

adanya CG. Acara di TVRI yang selalu memerlukan CG adalah acara

berita. Pada saat di bagian CG, penulis diberi kesempatan untuk memasuki

PC Room, ruangan tersebut merupakan tempat untuk menyiarkan program

acara ataupun mengetik running text dalam suatu program acara.

Proses praktik kerja bersama divisi switcher dan chargen terlibat

dalam beberapa program acara, antara lain :

1. Program Acara Indonesia Siang dan Indonesia Malam

Dalam kesempatan praktik kerja nyata, penulis banyak meluangkan

pekerjaan di Camera Control Unit (CCU). Di CCU, diberi kesempatan

di bagian chargen dan switcher.

Di bagian chargen, tugas yang dilakukan adalah memberi

keterangan nama anchor dan memberi keterangan tambahan seperti

Page 29: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

29

tempat dan tempat. Proses pengetikan dilakukan saat sebelum acara

berlangsung dan jika ada perubahan, dapat diketik langsung. Pada

program berita, chargen pasti digunakan, karena digunakan pada saat

siaran langsung. Dari CCU yang tersedia, chargen yang dapat

difungsikan dengan baik adalah di CCU studio 6, dikarenakan

peralatan terbilang baru.

Pada saat di bagian switcher, penulis mengganti pergantian sistem

multi kamera untuk cut and solving sesuai arahan PD dan ketentuan

naskah.

o Lighting

Proses praktik kerja bersama divisi lighting terlibat dalam beberapa

program acara, antara lain :

1. Program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo

Merupakan acara talkshow edukatif yang dipandu oleh Slamet

Rahardjo. Acara ini mengangkat topik dan isu terkini, diproduksi

dengan cara direkam.

Selama praktik kerja, penulis mendapatkan kesempatan di bagian

lighting. Menurut Geoff Dunlap seorang Director of Photography

dalam buku Video Production Handbook mengatakan, “……..

pencayahaan pada sebuah lampu diperlukan untuk membangun

suasana pada sebuah adegan.”

Tugas yang dilakukan adalah mempersiapkan, mengatur,

memeriksa hingga mengoperasikan.

Persiapan dilakukan sebelum siaran dimulai. Penulis membantu

memeriksa peralatan yang masih berfungsi hingga memindahkan

lampu sesuai kebutuhan naskah. Sebelum memindahkan lampu, Hois

(tempat menggantungkan lampu dengan sistem motorace, yang

memiliki arus listrik, terhubung oleh dimmer pack dan akan

Page 30: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

30

didistribusikan ke stop kontak) dapat diturun dan dinaikan sesuai

keinginan.

Setelah mengatur lampu, tugas selanjutnya adalah

mengkategorikan lampu-lampu tersebut di control light (alat untuk

mengkoordinasikan dan menggabungkan antara lampu satu dan

lainnya, untuk mengendalikan lighting sesuai dengan yang

diinginkan). Kategorinya antara lain adalah mengelompokkan three

point lighting dan pelengkapnya. Three point lighting antara lain :

Key light (penyinaran dari kiri atau kanan objek dan

menghasilkan bayangan terhadap wajah),

Fill light (penyinaran dari kiri atau kanan objek dengan sudut

penyinaran 30-45 derajat, untuk melunakkan bayangan),

Back light (penyinaran dari belakang subjek mengarah ke

kamera),

Dan pelengkapnya antara lain :

Background light (membuat kesan jarak antara subjek dengan

background),

Base light (untuk menghilangkan bayangan yang tersisa), dan

lampu ke arah penonton. (Millerson dan Owens, 2008, 233-235).

Tujuan untuk mengelompokkan lampu yaitu untuk mengetahui di

mana lampu untuk audiens ataupun lampu untuk pembawa acara.

Pasca-produksi

o Editing

Proses praktik kerja bersama divisi editing terlibat dalam beberapa

program acara, antara lain :

1. Program Acara Indonesia Emas

Seperti penjelasan program diatas. Penulis diberi kesempatan di bagian

editing. Video editing adalah pekerjaan memotong-motong dan

merangkaikan (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga

Page 31: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

31

menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti (Morissan, 2008: 217).

Proses yang dilakukan adalah memberikan informasi tulisan, dan

memperbaiki sudut tembak yang kurang bagus.

2. Program Acara Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo

Penulis mendapat kesempatan juga untuk mengedit hasil akhir dari

acara ini. Karena chargen tidak digunakan dalam produksi program, tugas

yang dilakukan adalah memberi penjelasan nama, seperti tugas seorang

chargen. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama teman praktik kerja.

3. Program Acara Jalan-jalan Islami

Acara yang menceritakan sejarah dan budaya islam yang tersohor di

Indonesia. Program acara ini tayang setiap hari Senin - Minggu pukul

04.00-04.30 WIB. Program ini diproduksi dengan cara direkam.

Proses kerja yang dilakukan penulis adalah di bagian editing. Di

bagian ini, membantu memasukkan OBB (Opening Broadcat Bumper) dan

menyatukan adegan sehingga memiliki alur cerita. Penulis juga ikut

berunding dengan PD untuk membicarakan seleksi host yang terbaru.

4. Program Acara ABU Song Festival

Program ini merupakan ajang yang mempromosikan dan memperkuat

keragaman budaya melalui musik universal yang membawa ciri khas

setiap negara Asia Pasifik. Acara ini diprakarsai oleh Asian Pasific

Broadcast Union, yang mengambil negara-negara seperti China, Korea,

Singapura, Sri Lanka, Afganistan, Malaysia, Australia, Hongkong, dan

termasuk Indonesia. Dalam hal ini, TVRI dipercaya sebagai tempat

penyiaran resmi di Indonesia sehingga TVRI pun juga mendapatkan hak

siar. Proses seleksi ajang regional Indonesia dilakukan di TVRI Pusat.

Keterlibatan penulis berada di bagian editing. Proses kerja yang

dilakukan antara lain memberi subtitle bahasa Indonesia dari bahasa

Page 32: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

32

internasional, sehingga dapat dimengerti oleh penonton di rumah. Penulis

memasukkan subtitle sesuai dengan panduan naskah yang ada.

3.3.2 Kendala yang Ditemukan

Beberapa kendala yang ditemukan penulis saat kerja

magang, yaitu :

Dalam proses produksi, manajemen waktu untuk janji

bertemu kepada mahasiswa magang kurang baik.

Pekerjaan di TVRI terlalu monoton dan terbilang kurang

berkembang.

Praktik kerja magang lebih banyak mendapatkan

pengetahuan (ilmu) mengenai produksi program acara.

Pekerjaan yang diberikan sangatlah minim dikarenakan

prosedur yang telah ditentukan, alat hanya boleh

dikendalikan pada saat produksi oleh pegawai tetap TVRI.

Anak praktik kerja nyata hanya dapat mengatur alat,

mencoba peralatan sebelum produksi dimulai, dan

membantu.

Secara cepat, penulis beradaptasi dengan lingkungan kerja

dan membangun komunikasi dengan pembimbing. Hal itu untuk

menggali informasi lebih terkait tugas mahasiswa magang.

3.3.3 Solusi atas Kendala yang Ditemukan

Terkait proses produksi dengan kendala yang dihadapi

penulis, berikut solusi atas kendala yang ditemukan :

Selalu mendatangi orang yang dituju untuk segera

dikerjakan. Harus lebih bersabar dan menyesuaikan bahasa

dengan usia yang lebih tua.

Perlunya regenerasi untuk pekerja yang memasuki usia tua,

terutama pada bagian desain properti.

Page 33: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

33

Mahasiswa praktik kerja harus aktif meminta kepada

pembimbing atau para pekerja untuk selaku terlibat dalam

produksi program acara.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Proses praktik kerja magang yang dilaksanakan oleh penulis bukanlah hal

yang sia-sia. Banyak pengetahuan dan beberapa pengalaman selama praktik

mengenai proses produksi di dunia petelevisian khususnya di Televisi Republik

Indonesia. Beberapa kesimpulan selama praktik kerja antara lain :

Maupun TVRI terbilang kuno, stasiun televisi ini memiliki peralatan yang

kuno juga. Tetapi, peralatan di TVRI masih terbilang canggih dan belum

kalah tertinggal dengan stasiun lainnya.

Program yang dihasilkan terbilang semakin meningkat terbilang dari

kualitas video. Program acara pun semakin menarik untuk disimak, yang

memungkinkan TVRI meraih masa jaya mereka seperti dulu.

Pekerja di TVRI termasuk professional karena dapat fokus kepada masing-

masing pekerjaan. Penguasaan teori dapat diseimbangkan dengan praktik

kerja yang ada. Pengoperasian alat-alat produksi di TVRI dilakukan cukup

dengan satu (1) orang saja, berbeda dengan yang terlihat di stasiun swasta.

Proses kerja cepat dan tanggap. Jika ada kerusakan pada alat di studio,

misal kamera, teknisi segera mengganti kamera tersebut. Atau jika ada

masalah di bagian audio, jika terjadi kesalahan fatal, dapat tanggap

ditangani.

Koordinasi dan kerjasama setiap divisi sangat baik dan lancar.

Kurangnya eksplorasi untuk mahasiswa magang.

Page 34: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

34

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Perusahaan

Melakukan rebranding dan membuat program yang lebih interaktif.

Terutama kepada bagian dekorasi atau properti yang dipakai, dapat

disesuaikan dengan zaman yang ada sekarang ini.

Lebih dapat memaksimalkan kerja anak magang di perusahaan

Merekrut kembali pekerja baru yang masih muda

4.2.2 Saran untuk Universitas

Banyak pembelajaran teori maupun praktik tidak diberikan mengenai

audio, terutama penggunaan mixer audio. Penulis mendapatkan kendala

pada saat praktik kerja di bagian tersebut.

Lebih memfokuskan mata kuliah kepada praktik yang ada di lapangan.

Page 35: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

35

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Ibbotson, Trevor dan Richard Rudin. 2002. An Introduction to Journalism :

Essential Techniques and Background Knowledge. Oxford: Focal Press.

Kansong, Usman. 2009. Television News Reporting and Writing Panduan Praktis

Menjadi Jurnalis Televisi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Millerson, Gerald dan Jim Owens. 2008. Video Production Handbook.Oxford: Elsevier

Inc.

Morissan. 2009. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Prenada Media Group.

Wahyudi, JB. 1996. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti.

Zettl, Herbert. 2009. Television Production Handbook.Boston: Wadsworth Cengage

Learning

Sumber lain :

beritasatu.com

LPP TVRI

Page 36: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

36

LAMPIRAN

Page 37: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

37

Page 38: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

38

Page 39: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

39

Page 40: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

40

Page 41: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

41

Page 42: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

42

Page 43: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

43

Page 44: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

44

Page 45: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

45

Page 46: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

46

Page 47: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

47

Page 48: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

48

Editing Program Minggu Malam Bersama Slamet Rahardjo

Page 49: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

49

Page 50: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

50

Page 51: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

51

Page 52: LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR

52