Laporan magang rsad dkt 2013

39
i LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN MAGANG LIBURAN RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT TK III BALADHIKA HUSADA KABUPATEN JEMBER Pelaksana : DEWI GAYATRI W. (102210101057) FAKULTAS FARMASI PUSAT INFORMASI dan PELATIHAN KERJA LEMBAGA PEMBINAAN dan PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

description

Laporan Hasil Magang @RSAD DKT Jember

Transcript of Laporan magang rsad dkt 2013

Page 1: Laporan magang rsad dkt 2013

i

LAPORAN KEGIATAN

PELAKSANAAN MAGANG LIBURAN

RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT TK III BALADHIKA HUSADA

KABUPATEN JEMBER

Pelaksana :

DEWI GAYATRI W.

(102210101057)

FAKULTAS FARMASI

PUSAT INFORMASI dan PELATIHAN KERJA

LEMBAGA PEMBINAAN dan PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Laporan magang rsad dkt 2013

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Kegiatan “Pelaksanaan Magang Mandiri di Rumah Sakit Angkatan

Darat TK III Baladhika Husada Jember pada tanggal 28 Januari sampai dengan 9 Februari

2013” dengan baik dan lancar.

Dalam pelaksanaan magang ini, banyak ilmu dan pengetahuan yang tidak penulis

dapatkan di materi perkuliahan dan belum didapatkan sebelumnya. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ketua PIPK (Pusat Informasi dan Pelatihan Kerja) Universitas Jember atas

kesempatannya;

2. Kepala BankesbangPol dan Linmas guna memberi ijin dan sebagai pendamping penulis

magang liburan;

3. Letkol CKM dr. Trio Tangkas W.M, Sp, PD. ,selaku Direktur RSAD TK III Baladhika Husada

Jember Jawa Timur yang telah memberi ijin pelaksanaan magang liburan ini;

4. Mayor CKM Moch. Arifin Fidiyah, Apt selaku kepala Instalasi Farmasi RSAD TK III

Baladhika Husada Jember Jawa Timur yang telah membimbing dan mendampingi penulis

dalam rangkaian kegiatan sampai tersusunnya laporan magang liburan;

5. Mayor CKM M. Arifin Fidiyah, Apt dan Letkol CKM Drs. Basuki MS, Apt selaku Apoteker di

RSAD TK III Baladhika Husada Jember - Jawa Timur yang telah banyak membimbing dan

membantu penulis, sehingga penulis banyak mendapat ilmu dan pengalaman yang

berharga selama rangkaian kegiatan magang liburan ini;

6. Ibu Ida Lestari selaku Asisten Apoteker (AA) dan karyawan di Instalasi Farmasi RSAD TK III

Baladhika Husada Jember Jawa Timur yang telah membantu dalam pelaksanaan magang

liburan;

7. Kapten CKM Slamet selaku KAUR TUUD beserta staf dan karyawan yang telah membantu

dalam urusan perizinan magang dan surat-surat lain yang dibutuhkan selama magang;

8. Orangtua serta saudara penulis tercinta atas dukungan dan doa yang telah diberikan

kepada penulis;

Page 3: Laporan magang rsad dkt 2013

iii

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan

dukungan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama

pelaksanaan magang liburan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Tidak lepas dari segala

kekurangan yang ada, semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang berguna bagi semua

pihak.

Jember, 14 Februari 2013

Penulis

Page 4: Laporan magang rsad dkt 2013

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang ........................................................................ 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang ............................................................... 5

1.3 Pelaksanaan dan Waktu Pelaksanaan ................................................... 6

BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah ................................................................................................. 7

2.2 Struktur Organisasi (SDM) .................................................................... 20

2.3 Bidang Kegiatan ................................................................................... 24

BAB III. HASIL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan di Apotek Pelayanan Farmasi ........................................... 25

3.2 Pelaksanaan di Apotek Wira Sakti ........................................................ 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 34

4.2 Saran .................................................................................................... 34

Page 5: Laporan magang rsad dkt 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Magang

Magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan

Pemagangan di Dalam Negeri.

Magang diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan

secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di

bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam

proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan

atau keahlian tertentu. Magang sebagai salah satu dari kegiatan ekstra di akademik yang

dilaksanakan pada suatu liburan semester yang merupakan bentuk pengaplikasian dan

penyesuaian dari disiplin ilmu serta keterampilan yang telah diperoleh selama kuliah. Selain

itu, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh suatu

instansi tersebut dengan baik.

Kesehatan merupakan kondisi normal yang menjadi hak wajar dari setiap orang

hidup dalam upaya penyesuaiannya dengan lingkungan. Upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Tuntutan terhadap pelayanan kesehatan

yang baik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan ekonomi

masyarakat.

Menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992, yang dimaksud dengan kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Ketika kesehatan terganggu maka dibutuhkan

suatu upaya untuk memulihkan kesehatan tersebut.

Menurut Kepmenkes No.1197 tahun 2004, upaya kesehatan adalah setiap

kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

Page 6: Laporan magang rsad dkt 2013

2

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),

dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan.

Rumah sakit (RS) sebagai organisasi sosial yang terintegrasi, dan berfungsi

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap bagi masyarakat, baik pelayanan

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitasi serta sebagai tempat pendidikan maupun

penelitian bagi tenaga kesehatan, menjadikan Rumah Sakit sebagai instrumen masyarakat

yang merupakan titik fokus untuk mengkoordinasi dan menghantarkan pelayanan pasien

pada komunitasnya. Rumah sakit juga merupakan lembaga yang menjadi unit industri jasa,

meliputi jasa medik, jasa pengguna peralatan, jasa pengguna barang, consimble farmasi

serta jasa akomodasi pasien. Indikator untuk menilai keberhasilan pelayanannya adalah

rasionalitas dalam diagnosa, terapi efektivitas, keberhasilan terapi efisien, kehematan biaya,

cepat serta memberikan kepuasan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit/bagian di rumah sakit yang

melakukan pekerjaan kefarmasian dan memberikan pelayanan kefarmasian menyeluruh

khususnya kepada pasien, professional dalam bidang kesehatan, rumah sakit dan

masyarakat pada umumnya yang dipimpin oleh seorang apoteker yang sah, kompeten dan

profesional. Jadi, selain sebagai suatu organisasi produksi dan organisasi pengembangan,

IFRS adalah suatu organisasi pelayanan (jasa), yang merupakan sistem dari keterampilan,

kompetensi dan fasilitas yang terorganisasi sedemikian rupa hingga memberikan

keuntungan kepada pasien (konsumen) dalam berbagai bentuk. IFRS berusaha agar jasa

(pelayanan) yang diberikan dapat “memuaskan konsumen” sama halnya seperti pemasok

produk industri.

Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan

pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit

baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan, instalasi kegawatdaruratan dan bedah sentral,

serta untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit. Berkaitan dengan pengelolaan

tersebut, IFRS harus menyediakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita dan

menjamin pelayanan yang bermutu tinggi serta paling bermanfaat dengan biaya yang

minimal. Jadi, IFRS adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertugas dan bertanggung

Page 7: Laporan magang rsad dkt 2013

3

jawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan dengan obat atau

perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit tersebut.

Biasanya Farmasi dalam suatu rumah sakit mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi

manajemen dan fungsi klinik. Fungsi manajemen dalam suatu pelayanan kefarmasiaan suatu

rumah sakit terdiri dari pengolahan barang farmasi yang meliputi perencanaan, pengadaan,

penerimaan, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi, penyiapan obat

berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu,

pengendalian distribusi, dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit.

Fungsi klinik dalam pelayanan farmasi rumah sakit mencakup pelayanan langsung maupun

tidak langsung kepada penderita yang berhubungan dengan terapi obat yang digunakan

serta melakukan komunikasi , informasi, dan edukasi baik keada pasien maupun tenaga

kesehatan lainnya atau masyarakat di sekitar rumah sakit mengenai penyakit, pencegahan,

serta pengobatannya yang dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi

mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke

paradigma baru dengan filosofi asuhan kefarmasian atau Pharmaceutical Care. (Berdasarkan

SK Menkes No. 11197/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang standar pelayanan rumah sakit)

Perkembangan farmasi di rumah sakit Indonesia saat ini masih berjalan lambat

dibanding pelayanan kesehatan lainnya, seperti pelayanan medik, perawatan dan gizi.

Farmasi lebih terlihat sebagai proses penyediaan obat sebagai barang daripada sebagai

suatu pelayanan profesional. Akan tetapi, sebenarnya intervensi farmasi merupakan bagian

dari proses medik. Rumusan obat bagi penderita bukan lagi ada atau tidak adanya semacam

obat, melainkan juga perlu diketahui apakah obat telah dipilih secara tepat indikasi, tepat

dosis, tepat pasien, tepat pemberian, bebas dari interaksi obat yang berbahaya, efek

samping obat terkendali dan tepat harga, terutama bagi penderita yang kemampuan

ekonominya rendah atau golongan maskin.

Penulis sebagai mahasiswa Farmasi merasa tergugah untuk turut terlibat dalam

menangani kasus-kasus yang sedang terjadi sesuai dengan studi yang kami pelajari

Page 8: Laporan magang rsad dkt 2013

4

khususnya preventif dan promotif di bidang kesehatan dan obat-obatan. Tetapi dengan ilmu

yang masih minim, maka sebelum kami terjun ke dalam masyarakat secara langsung

diperlukan suatu wadah sebagai sarana untuk mempelajari, melatih dan mengaplikasikan

ilmu yang kami dapat selama pembelajaran di kampus. Mengingat pentingnya pelayanan

Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sebagai calon apoteker perlu memahami dan mengenali

peranan apoteker di rumah sakit khususnya pada Instalansi Farmasi. Hal ini penting sebagai

bekal bagi lulusan Farmasi atau Apoteker untuk bekerja di rumah sakit.

Menimbang hal tersebut serta berdasarkan himbauan dari PIPK (Pusat Informasi

dan Pelatihan Kerja) Universitas Jember untuk mengikuti magang guna menambah

pengalaman dalam bekerja, kami termotivasi untuk mengikuti kegiatan ini. Kami memilih

Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada Jember sebagai tempat magang karena

lembaga ini dapat melatih keterampilan dan kemampuan kerja kami. Selain itu, diharapkan

mahasiswa mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh suatu instansi tersebut

dengan baik. Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada Jember merupakan rumah

sakit militer di Jember yang mempunyai banyak pengalaman, yang mampu melatih dan

membimbing kami dalam bekerja dengan disiplin sesuai kedisiplinan yang diterapkan pada

setiap anggota militer. Selain itu, karena letaknya yang strategis di wilayah Jember yang

dekat dengan Universitas Jember, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk melaksanakan

magang mandiri yang tidak memakan banyak biaya.

Page 9: Laporan magang rsad dkt 2013

5

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang

A. Tujuan Magang

Kegiatan Magang bagi mahasiswa fakultas farmasi di Rumah Sakit Angkatan Darat TK III

Baladhika Husada Jember bertujuan:

1. Mendapatkan bekal pengetahuan praktis dan keterampilan yang memadai dalam

pengelolaan dan pelayanan kefarmasian di rumah sakit,

2. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien, keluarga pasien, dan

tenaga kerja kesehatan lainnya,

3. Mampu menerapkan konsep Pharmaceutical Care dalam pelayanan kepada pasien.

B. Manfaat Magang

Kegiatan Magang bagi mahasiswa fakultas farmasi di Rumah Sakit Angkatan Darat TK III

Baladhika Husada diharapkan bermanfaat:

A. Mahasiswa

1. Memahami fungsi dan peran farmasis di rumah sakit,

2. Membandingkan serta menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan

praktik di rumah sakit,

3. Mampu mengelola instalasi farmasi rumah sakit dengan baik,

4. Mendapatkan pengetahuan praktis tentang pengolahan obat dan farmasi klinis.

B. Universitas Jember

1. Sebagai unsur tambahan untuk menambah wawasan mahasiswa.

2. Sebagai pengenalan antara mahasiswa dan instansi dalam peningkatan kreatifitas

pribadi.

3. Mempererat hubungan antara universitas dengan instansi.

C. Bagi Instansi

1. Merupakan sarana untuk menjembatani antara instansi dengan lembaga

pendidikan Universitas Jember untuk bekerja sama lebih lanjut yang bersifat

akademis maupun organisasi.

Page 10: Laporan magang rsad dkt 2013

6

2. Membantu membentuk jiwa kerja yang unggul.

1.3 Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan magang dilakukan pada :

Nama instansi : Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada

Jember

Alamat instansi : Jalan PB. Sudirman No 45 Jember

Tanggal Pelaksanaan : 28 Januari – 9 Februari 2013

Pelaksana magang :

Nama : Dewi Gayatri W.

Tempat/Tgl. Lahir : Jember, 12 November 1992

NIM : 102210101057

Alamat di Jember : Jl. Kalimantan 8 No. 41 A

Alamat asal : Jl. PB. Sudirman No. 144 Tanggul - Jember

Fakultas/Jurusan : Farmasi

Page 11: Laporan magang rsad dkt 2013

7

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Awal Pembentukan Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada Jember

Rumah Sakit (RSAD) TK. III Baladhika Husada Jember merupakan institusi kesehatan

di bawah Dankesyah 05.04.03 Malang, Dalam pelaksanaan tugasnya RSAD TK.III Baladhika

Husada mempunyai tugas pokok memberikan dukungan kesehatan dan pelayanan

kesehatan untuk anggota TNI/PNS dan keluarganya serta masyarakat umum. Dasar

dibentuknya sejarah RSAD TK.III Baladhika Husada adalah surat Kakesdam V/Brawijaya

Nomor : B/887/IX/2006 tanggal 7 september 2006 tentang permintaan sejarah satuan.

Pembentukan RSAD TK.III Baladhika Husada Jember dimulai karena terdapat 2

resimen (Resimen III dan Resimen IV) di wilayah Karesidenan Besuki dan berdasarkan

perintah Komando Atap di setiap Resimen harus memiliki institusi kesehatan, maka

dibentuklah DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) Resimen IV pada tahun 1945. Pemrakarsa

DKT berasal dari Pusat dan karna tergabungnya Resimen III dan Resimen IV di wilayah

Karesidenan Besuki. Posisi DKT pertama adalah di Resimen IV Divisi VIII Jember. Pimpinan

pada saat pertama kali DKT terbentuk adalah dr. RM. Soebandi (pada tahun 1946) dengan

personel sejumlah 25 orang yang merupakan mantan Tentara PETA yang terdiri dari Pa, Ba,

dan Ta.

Pada saat pertama kali dibentuk DKT, rumah sakit ini belum mempunyai

dokter/pimpinan yang sah. Atas perintah Ir. Soekarno memerintahkan semua dokter

batalyon kembali ke Induknya di Malang. Disebabkan adanya kekosongan jabatan dokter di

DKT, maka :

i. Pada tanggal 22 April 1946 Raden Mas Soebandi dipindahkan ke Resimen IV Divisi VIII

di Jember menjadi Kepala DKT dengan pangkat Mayor

Tanggal 8 Februari 1949 Letkol dr. Soebandi gugur di Dusun Plalangan Desa Karang

Kedawung Kec. Mumbulsari Kawedanan Mayang Kabupaten Jember akibat

pertempuran dengan tentara Belanda. Jenazah dr. Soebandi ditemukan tanggal 23

Maret 1950 di tepi sawah Dusun Plalangan Desa Karang Kedawung, Jember. Tanggal

26 Maret 1950 jenazah dimakamkan di TMP Kreongan Jember dan pada tanggal 15

Agustus 1960 jenazah dipindahkan ke TMP Patrang, Jember.

Page 12: Laporan magang rsad dkt 2013

8

ii. Tahun 1951 - 1958 dipimpin oleh Mayor dr. Koesno

iii. Tahun 1959 – 1962 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Soedjono

iv. Tahun 1966 – 1969 dipimpin oleh Mayor SDM dr. Karno Supojo

v. Tahun 1969 – 1972 dipimpin oleh Kapten CDM dr. Sam Pakpahan

vi. Tahun 1972 – 1973 dipimpin oleh Kapten CDM dr. Soedomo Pradono

vii. Tahun 1973 – 1976 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Tom Uripan

viii. Tahun 1977 – 1983 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Suryono

ix. Tahun 1983 – 1990 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Koesnan D.

x. Januari 1991 – April 1991 dipimpin oleh Mayor CKM dr. Budiharto

xi. Tahun 1991 – 1 Juli 1995 dipimpin oleh Mayor CKM dr. H. Zulkarnain Pohan

xii. Tahun 1997 - 2001 dipimpin oleh Letkol CKM Drs. Basuki MS.

xiii. 2 Agustus 2001 – 13 Agustus 2004 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Bambang Haryatno,

Sp. S.

xiv. 14 Agustus 2004 – 24 Maret 2006 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Muhammad Ilyas, Sp.

An.

xv. 25 Maret 2006 – 24 Maret 2009 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Agus Sunandar, Sp. An.

xvi. 25 Maret 2009 – sekarang dipimpin oleh Letkol CKM dr. Trio Tangkas WM., Sp. PD.

2.1.1 Organisasi/Kesatuan

i. Pada tahun 1945 DKT Resimen IV terbentuk namun belum memiliki dokter dengan

lokasi pertama penyerahan dari Jepang saat ini menjadi Jl. PB. Sudirman No. 45

Jember, Jawa Timur.

ii. Tahun 1946 dipimpin oleh Letkol dr. RM. Soebandi dan lokasi dipindah ke gedung

milik Polri yang saat ini menjadi Gedung Bhayangkara.

iii. Tahun 1947 DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) Resimen IV Divisi VIII berubah

menjadi Resimen 40 Damarwulan Diviai VII dan Kepala DKT tetap dijabat oleh dr. RM.

Soebandi. Sejak saat itu lokasi DKT sering berpindah di antaranya :

1) Bertempat di wilayah Kreongan, Kec. Patrang saat ini

2) Kemudian dipindah di dekat Alun-alun Kota Jember saat ini

3) Kemudian dipindah ke Kebonsari yang saat ini menjadi Markas Yon Armed 8/12

Kostrad

Page 13: Laporan magang rsad dkt 2013

9

iv. Tahun 1948 pindah ke lokasi yang sekarang, yaitu Jl. PB. Sudirman No. 45 Jember,

Jawa Timur dengan nama DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) dan tetap dipimpin oleh

dr. RM. Soebandi.

v. Nama DKT selanjutnya diubah menjadi Rumah Sakit TK. III Rem 083/BJ.

vi. Kemudian nama tersebut berubah menjadi Rumah Sakit TK. III 05.06.02 Jember

Dankesyah 05/04/03 Malang Kesdam V/Brawijaya.

vii. Berdasarkan Skep Pengdam V/Brawijaya No : Skep/147/VIII/2003 tanggal 26 Agustus

2003 RSAD TK. III 05.06.02 berybah nama menjadi Rumah Sakit TK.III Baladhika

Husada Kesdam V/Brawijaya sampai dengan sekarang.

2.1.2 Materiil

Kondisi RSAD TK. III Baladhika Husada sampai saat ini adalah sebagai berikut :

i. Berlokasi di pusat kota Jember di salah satu jalan utama, yaitu Jl. PB. Sudirman No. 45

Jember, Jawa Timur

ii. Luas tanah : 8398,3 m2

iii. Luas bangunan : 6425 m2

iv. Jumlah tempat tidur sampai saat ini : 100 buah

v. Ran Dinas : 4 unit

vi. Senjata : 5 laras panjang, 5 pistol

2.1.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada

Awal mulanya RSAD TK. III Baladhika Husada hanya memiliki satu instansi pelayanan

farmasi karena institusi ini hanya melayani pasien yang berasal dari kalangan militer yang

dikenal dengan nama Rumah Obat. Namun, karena jumlah pasien dari tahun ke tahun

semakin meningkat dan untuk memudahkan pasien umum unuk mendapatkan obat dan

materil kesehatan yang lain, maka RSAD TK. III Baladhika Husada Jember memutuskan

mendirikan sebuah apotek khusus yang melayani pasien umum. Apotek tersebut kemudian

diberi nama Apotek Wira Sakti. Apotek Wira Sakti didirikan pada tanggal 3 Desember 2001

oleh Letnan Kolonel CKM Drs. Basuki, MS. yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala

Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada. Selanjutnya, Letnan Kolonel CKM Drs. Basuki MS.

menjabat sebagai Apoteker Pengelola Apotek dari Apotek Wira Sakti. Dengan demikian

Page 14: Laporan magang rsad dkt 2013

10

instalasi farmasi di RSAD TK. III Baladhika Husada terdiri dari Pelayanan Farmasi yang

melayani kebutuhan farmasi pasien dari kalangan militer (TNI, keluarga, PNS, dan karyawan)

dengan Kepala Instalasi Farmasi Mayor CKM M. Arifin Fidiyah, Apt dan pasien umum, yaitu

Apotek Wira Sakti dengan APA Letkol CKM Drs. Basuki MS, Apt untuk jabatan saat ini.

2.1.4 Sejarah Apotek Wira Sakti RSAD DKT Jember

Apotek Wira Sakti didirikan oleh Drs. Basuki MS, Apt yang pada waktu itu menjabat

sebagai Kepala Rumah Sakit DKT pada tanggal 3 Desember 2001 yang merupakan milik

Rumah Sakit DKT. Sebelum apotek ini didirikan, Rumah Sakit DKT hanya memiliki Rumah

Obat, yaitu Instalasi Farmasi yang khusus melayani pasien Angkatan Darat. Sedangkan untuk

melayani pasien umum pada waktu itu masih sedikit, sehingga Rumah Sakit DKT bekerja

sama dengan Apotek Bima.

Akan tetapi jumlah pasien umum dari tahun ke tahun semakin meningkat dan untuk

memudahkan pasien umum untuk mendapatkan obat dan materil kesehatan yang lain, maka

Rumah Sakit DKT akhirnya memutuskan untuk mendirikan sebuah apotek yang khusus untuk

melayani pasien umum yang kemudian dikenal dengan apotek Wira Sakti dengan APA Drs.

Basuki MS, Apt. Dan sekarang Rumah Sakit DKT mempunyai dua Instalasi Farmasi yaitu

Apotek Wira Sakti untuk pasien umum dan Rumah Obat untuk pasien Angkatan Darat.

Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Dalam bidang pelayanan kefarmasian, pengelolaan meliputi :

1. Pembuataan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan dan penyerahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

Sedangkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan pelayanan

kesehatan di bidang farmasi adalah :

1. Pelayanan resep dokter

2. Pelayanan tanpa resep dokter

3. Pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

Page 15: Laporan magang rsad dkt 2013

11

2.1.5 Sarana Kefarmasian dan Perlengkapan Administrasi

a. Apotek Wira Sakti

Sarana kefarmasian yang dimiliki apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut:

1) Alat pembuatan obat, antara lain :

Timbangan miligram dan gram beserta anak timbangannya

Mortar dan stamper

Sendok tanduk

Sendok porselen

Sudip

Batang pengaduk

Corong

Tempat untuk pengeringan alat

2) Perlengkapan dan alat pebekalan farmasi, antara lain :

Lemari pendingin

Lemari untuk menyimpan obat narkotik dan non narkotik

Botol dalam berbagai ukuran, sesuai dengan kebutuhan

Meja peracikan resep

3) Wadah pengemas dan pembungkus, antara lain :

Etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar dan injeksi

Pembungkus untuk menyerahkan obat berupa palstik dalam berbagai ukuran

4) Buku standar yang diwajibkan, antara lain :

Farmakope Indonesia

Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia

Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek

Sedangkan perlengkapan administrasi yang ada di apotek Wira Sakti terdiri dari :

1) Kartu stok atau kartu barang

2) Blanko pesanan

3) Blanko faktur nota penjualan

4) Blanko pembelian

Page 16: Laporan magang rsad dkt 2013

12

5) Blanko pencatatan penerimaan obat

6) Formulir laporan narkotik dan psikotropika

7) Kwitansi

8) Copy resep

9) Buku pembukuan keuangan

10) Alat tulis dan kertas

11) Buku daftar harga

b. Pelayanan Farmasi

Sarana kefarmasian yang dimiliki apotek pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut:

1) Alat pembuatan obat, antara lain :

Timbangan miligram dan gram beserta anak timbangannya

Mortar dan stamper

Sendok tanduk

Sendok porselen

Sudip

Batang pengaduk

Corong

Tempat untuk pengeringan alat

2) Perlengkapan dan alat pebekalan farmasi, antara lain :

Lemari pendingin

Lemari untuk menyimpan obat narkotik dan non narkotik

Botol dalam berbagai ukuran, sesuai dengan kebutuhan

Meja peracikan resep

3) Wadah pengemas dan pembungkus, antara lain :

Etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar dan injeksi

Pembungkus untuk menyerahkan obat berupa palstik dalam berbagai

ukuran

4) Buku standar yang diwajibkan, antara lain :

Farmakope Indonesia

Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia

Page 17: Laporan magang rsad dkt 2013

13

MIMS

Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek

Sedangkan perlengkapan administrasi yang ada di apotek pelayanan farmasi terdiri

dari :

1) Kartu stok atau kartu barang

2) Blanko pesanan

3) Blanko pencatatan penerimaan obat

4) Formulir laporan narkotik dan psikotropika

5) Copy resep

6) Alat tulis dan kertas

2.1.6 Penataan Perbekalan Farmasi dan Ruang

a. Apotek Wira Sakti

Penataan obat di Apotek Wira Sakti sesuai abjad dan disesuaikan pada tiap bentuk

sediaan. Sedangkan obat-obatan yang meleleh pada suhu tertentu disimpan dalam lemari

pendingin. Pada apotek ini tidak terdapat obat bebas karena apotek ini hanya melayani

resep dokter.

Secara garis besar penataan obat di Apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut :

1) Obat bebas terbatas ditata di bagian dalam lemari yang terdii dari beberapa rak

yang berada pada posisi paling Barat . penyusunan sesuai abjad,

2) Obat generic disusun sesuai dengan abjad,

3) Obat narkotika-psikotropika ditata di bagian dalam dan disimpan dalam lemari

khusus dan dikontrol setiap saat,

4) Obat-obat yang baru datang diletakkan di dalam gudang, diberi tanda/tanggal

kadaluarsa pada tiap luar kemasan, kemudian diurutkan sesuai abjad dan tanggal

kadaluarsa. Kecuali untuk obat narkotika-psikotropika langsung dimasukkan ke

dalam lemari persediaan obat narkotika-psikotropika,

5) Obat-obat dalam bentuk injeksi diletakkan pada rak di samping meja peracikan

obat. Untuk sediaan injeksi yang memerlukan suhu khusus (rendah) dalam

penyimpanannya, maka disimpan di dalam lemari pendingin,

6) Alat kesehatan berada pada rak paling Timur,

Page 18: Laporan magang rsad dkt 2013

14

7) Sediaan infus berada di sebelah rak penyimpanan obat bebas terbatas.

Sedangkan penataan ruangan di Apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut:

1) Ruang tunggu, berada di depan apotek yang berfungsi sebagai tempat pasien

menunggu selama peracikan obat berlangsung,

2) Ruang peracikan obat dan administrasi yang tergabung dengan rak penyimpanan

obat,

3) Ruang apoteker, terletak di samping ruang peracikan obat dan administrasi.

Selain apoteker, asisten apoteker juga berada dalam ruangan ini.

4) Ruang mencuci peralatan, berada dalam satu ruangan dengan ruang apoteker.

Tetapi posisi berjauhan dari meja apoteker.

5) Kamar mandi, terletak di dalam pelayanan farmasi, terpisah dari Apotek Wira

Sakti,

6) Gudang, berada dalam satu ruangan dengan ruangan apoteker dan asisten

apoteker yang dilengkapi dengan AC. Untuk obat berkebutuhan khusus

(disimpan dalam temperatur rendah) disimpan di dalam lemari pendingin.

b. Pelayanan Farmasi

Penataan obat di bagian pelayanan farmasi diurutkan sesuai dengan jenis sediaan

dan abjad seperti pada Apotek Wira Sakti. Tetapi, pada celah setiap jenis obat diberi kartu

stock barang untuk memudahkan pengawasan terhadap jumlah obat yang keluar. Pada

bagian pelayanan farmasi ini, resep yang dilayani hanya resep yang diperuntukkan bagi

pasien dari kalangan militer (keluarga, PNS, dan karyawan lainnya) sehingga tidak ada

penarikan biaya dalam setiap penebusan resepnya. Selain itu, terdapat beberapa jenis obat

yang diproduksi khusus oleh TNI yang berlabel Lafiad yang biasanya dalam bentuk sediaan

tablet dan Labiamed yang biasanya dalam bentuk sediaan cairan/sirup. Namun pada

penataan antara obat yang dibuat oleh industri umum dan industri khusus TNI tidak

dibedakan.

Secara garis besar penataan obat di Pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut :

1) Obat sediaan tablet dan kapsul berada pada rak yang berada di ujung bagian

Selatan dan Utara,

Page 19: Laporan magang rsad dkt 2013

15

2) Obat sediaan injeksi berada di ujung Selatan bersebelahan dengan rak

penyimpanan obat sediaan padat,

3) Obat sediaan syrup, semi solid berada di antara rak penyimpanan obat sediaan

padat, bersebelahan dengan meja peracikan,

4) Alat kesehatan berada pada bagian ujung Barat,

5) Sediaan infus berada pada bagian ujung Barat bersebelahan dengan rak

penyimpanan alat kesehatan,

6) Obat narkotika-psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang terletak

bersebalahn dengan meja kerja apoteker,

7) Obat berkebutuhan khusus (harus disimpan dalam temperatur rendah) disimpan

di dalam lemari pendingin,

8) Obat yang baru datang di data dalam gudang, diberi tanda/tanggal kadaluarsa

pada luar kemasan. Kemudian diurutkan sesuai dengan abjad dan tanggal

kadaluarsa dan jenis sediaan.

Sedangkan penataan ruangan di Pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut:

1) Ruang tunggu, terdiri dari 2 jenis ruang tunggu. Ruang tunggu untuk kalangan

militer tertentu berada di luar bagian pelayanan farmasi. Untuk kalangan perwira

militer berada di dalam bagian depan ruangan pelayanan farmasi.

2) Ruang peracikan dan administrasi obat yang tergabung dengan rak penyimpanan

obat.

3) Ruang apoteker, berada di sebelah Utara meja administrasi dan peracikan obat,

bersebelahan dengan lemari khusus penyipanan obat narkotika-psikotropika

4) Ruang mencuci, berada dalam satu ruangan dengan ruang peracikan, ruang

administrasi, dan rak penyimpanan obat

5) Kamar mandi, berada di sebelah ruang mencuci

6) Gudang, terbagi menjadi 2 bagian. Gudang 1 berisi sediaan syrup, obat kumur,

sediaan semi solid seperti salep, krim, dll. Gudang 2 berisi sediaan padat, sediaan

injeksi, dan obat narkotika-psikotropika. Untuk obat berkebutuhan khusus

(disimpan dalam temperatur rendah) disimpan di dalam lemari pendingin.

Page 20: Laporan magang rsad dkt 2013

16

Denah Apotek Pelayanan Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada Jember

4

U

16

11

22

27

25

1

2

7

6

5

9

10

12

12

8

13

14

3

15

17

18

19 21

20

21

23

24 26

Page 21: Laporan magang rsad dkt 2013

17

Keterangan :

1. Meja pelayanan

2. Meja kerja administrasi

3. Lemari pendingin

4. Toilet

5. Lemari sediaan tablet abjad A-L

6. Lemari sediaan injeksi

7. Lemari alat kesehatan

8. Box sediaan infusa

9. Lemari box sirup,sediaan infusa,dan box peerkamen

10. Lemari sediaan tablet abjad M-Z

11. Lemari perlengkapan dan etiket

12. Lemari sediaan sirup dan semisolid

13. Meja pelayanan resep 1

14. Meja pelayanan resep 2

15. Meja Kepala Instalasi Farmasi

16. Meja peracikan sediaan liquid

17. Lemari sediaan psikotropika/narkotika

18. Loker

19. Lemari berkas 1

20. Lemari berkas 2

21. Gudang sediaan sirup dan semisolid

22. Lemari sediaan tablet abjad O-Z

23. Lemari sediaan psikotropika/narkotika

24. Lemari sediaan injeksi

25. Lemari sediaan tablet abjad G-L

26. Lemari Sediaan tablet abjad A-F

27. Meja administrasi

Denah Apotek Wira Sakti RSAD TK III Baladhika Husada Jember

Page 22: Laporan magang rsad dkt 2013

18

U

c

B

M

H

J I

D E

G

F

U S T

N O P Q

L

K

R

A

Page 23: Laporan magang rsad dkt 2013

19

Keterangan:

A. Ruang tunggu

B. Meja penerimaan resep

C. Penyimpanan sediaan injeksi

D. Penyimpanan obat bentuk tablet

E. Penyimpanan cairan infus

F. Penyimpanan cairan infus

G. Meja administrasi 2

H. Meja peracikan dan penyimpanan sirup

I. Penyimpanan alat kesehatan

J. Meja administrasi 1

K. Tempat telepon

L. Meja perlengkapan kefarmasian

M. Tempat pengeringan alat

N. Wastafel

O. Lemari pendingin

P. Penyimpanan obat obat dalam jumlah besar

Q. Penyimpanan obat narkotik/psikotropik

R. Meja apoteker pengelola apotek

S. Penyimpanan sediaan injeksi

T. Meja kepala asisten apotek

U. Penyimpanan alat kesehatan

Page 24: Laporan magang rsad dkt 2013

20

2.2 Struktur Organisasi (SDM)

Kainstalfarmasi Drs. M. Arifin F, Apt

Mayor Ckm NRP. 1910056930867

Tur Gudang I Dudung Drajad Sampurna

PNS.II/c NIP.198001102002121002

Tur Obat I Ida Lestari

PNS.II/d NIP.195910181984032002

Turmin Resep I Ririn Tunjungsari

PNS.II/d NIP.197606231998032003

Turyan Suhartono

PNS.I/d NIP.196902112003121001

Tur Gudang II

Turmin Resep II Ninik Ikhayanti

PNS.II/b NIP.19504052005012005

Page 25: Laporan magang rsad dkt 2013

21

Sampai saat ini, jumlah personel organik RSAD TK. III Baladhika Husada Jember

berjumlah 161 orang dengan rincian sebagai berikut :

i. TNI : 45 orang

ii. PNS : 58 orang

iii. Honorer : 58 orang

2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam usaha untuk memperlancar dan memudahkan pelayanan, maka Instalasi

Farmasi melakukan pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan.

Sumber daya manusia di Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada terdiri dari:

1) Kepala Instalasi Farmasi

Tugas pokok dan fumgsi jabatannya yaitu sebagai pelaksana Karumkit di

bidang dukungan pelayanan kes, dik dan penelitian serta pengembangan bidang

pelayanan obat dan suplay medis serta Har alkes terbatas. Bertanggung jawab

kepada karumkit dan dalam pelaksanaan tugas melakukan koordinasi dengan Ketua

Komite Medik yang dalam pelaksanaan tugas sehari – hari secara keseluruhan yang

dibantu oleh para Kasubinstal.

Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan dan

membawahi:

a) Gudang obat dan alat kesehatan

b) Pelayanan

c) Distribusi

d) Perencanaaan dan evaluasi

e) Pengembangan farmasi

f) Tata usaha farmasi

Tugas dan Wewenang Kepala Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada Jember

adalah:

1. Merencanakan, menyelenggarakan / melaksanakan pelayanan kefarmasian.

2. Merencanakan dan menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.

Page 26: Laporan magang rsad dkt 2013

22

3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta monitoring efek

samping dari obat tersebut.

4. Menyelenggarakan pemeliharaan alkes serta meliputi serta pemeliharaan berkala

dan perbaikan tingkat ringan sedangkan untuk perbaikan tingkat sedang dan berat

dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain.

5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti linak pelayanan obat, suplay

medis serta pemeliharaan alat kesehatan.

6. Melaksanakan pembinaan personil dilingkungan instalasifarmasi.

7. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada Kepala Rumah Sakit.

2) TUR OBAT

Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah menyelenggarakan pengaturan dukungan

obat – obatan serta membantu tugas Kainstal dalam rangka mendukung kinerja Kainstal

pada penderita rawat jalan dan rawat inap.

Rincian tugasnya yaitu :

1. Membantu menyelenggara / melaksanakan pelayanan kefarmasian.

2. Membantu menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.

3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta memonitoring efek

samping dari obat tersebut.

4. Mendukung memelihara alkes meliputi pemeliharaan berkala dan perbaikan tingkat

ringan sedangkan untuk perbaikan sedang dan berat dilaksanakan melalui kerjasama

dengan pihak lain.

5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan obat, suplay

medis serta pemeliharaan alat kesehatan

6. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada kainstalfarmasi.

3) TUR GUDANG

Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah menyelenggarakan pengaturan dukungan

obat – obatan serta membantu tugas Kainstal dalam rangka mendukung kinerja Kainstal

pada penderita rawat jalan dan rawat inap.

Rincian Tugasnya antara lain :

Page 27: Laporan magang rsad dkt 2013

23

1. Membantu menyelenggarakan / melaksanakan pelayanan kefarmasian.

2. Membantu menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.

3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta memonitoring efek

samping dari obat tersebut.

4. Mendukung memelihara alkes meliputi pemeliharaan berkala dan perbaikan tingkat

ringan sedangkan untuk perbaikan sedang dan berat dilaksanakan melalui kerjasama

dengan pihak lain.

5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan obat, suplay

medis serta pemeliharaan alat kesehatan

6. Melaksanakan pembinaan personil dilingkungan instalasi farmasi.

7. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada kainstalfarmasi.

4) TURMIN RESEP I

Tugas dan fungsi jabatan yaitu melaksanakan pelayanan dibidang dukungan Farmasi

serta pelayanan kesehatan di unit farmasi dalam penelitian dan permintaan dosis obat yang

diperlukan.

Rincian tugasnya yaitu :

1. Melaksanakan penelitian obat sesuai dengan ketentuan.

2. Meneliti isi dari permintaan obat.

3. Memberikan pelayanan resep yang ada sesuai dengan ketentuan Depkes.

5) TURYAN

Tugas pokok dan fungsi jabatan yaitu mengatur pelayanan dan membantu kinerja

kainstal terhadap permintaan obat.

Rincian tugasnya yaitu :

1. Menerima penerimaan resep dari dalam perawatan maupun dari tiap bagian.

2. Menyusun dan mencatat jumlah resep

3. Melayani tiap permintaan dari resep.

4. Melayani keluarnya obat yang telah diperiksa oleh asisten apoteker.

6) TURMIN RESEP II

Page 28: Laporan magang rsad dkt 2013

24

Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah melaksanakan pelayanan dibidang dukungan

Farmasi serta pelayanan kesehatan di unit farmasi dalam penelitian dan permintaan dosis

obat yang diperlukan

Rincian tugasnya meliputi :

1. Melaksanakan penelitian obat sesuai dengan ketentuan.

2. Meneliti isi dari permintaan obat.

3. Memberikan pelayanan resep yang ada sesuai dengan ketentuan Depkes.

2.3 Bidang kegiatan

Kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan di Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika

Husada yang terdiri dari :

1. Tur Obat 1

2. Tur Gudang 1

Tur Gudang 2

3. Turmin Resep 1

Tur Resep 2

4. Turyan

Selain itu, Kegiatan Farmasi di RSAD TK III Baladhika Husada juga dilakukan

Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pasien tentang :

a. Aturan pemakaian obat

b. Cara penggunaan obat

c. Lama pemakaian obat

d. Indikasi obat

e. Efek samping obat yang digunakan

Page 29: Laporan magang rsad dkt 2013

25

BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan di Apotek Pelayanan Farmasi

Apotek di pelayanan farmasi khusus untuk anggota TNI, keluarga anggota TNI yang

berhak, dan Pegawai Negeri Sipil instansi TNI yang diberikan secara gratis. Di apotek

pelayanan farmasi obat – obat dan alat kesehatan diperoleh dari dropping oleh GUDKESRAH

( Gudang Kesehatan Daerah), dulu proses dropping obat tiap 3 bulan sekali akan tetapi

sekarang tiap bulan. Apotek mempunyai stok obat di gudang dan apotek, obat – obat di

gudang harus di beri tanda kapan waktu kadaluarsanya sehingga dapat memudahkan untuk

pendistribusian obat dan penggunaan obat mana yang akan digunakan terlebih dahulu.

Selain itu letak obat juga dibedakan dari jenis dan bentuk sediaannya misalnya obat-obat

tablet diletakkan pada rak tersendiri, begitu pula dengan sediaan yang lainnya seperti sirup,

krim dan sediaan narkotik dan psikotropik diletakkan pada lemari tersendiri sehingga

susunannya tertata rapi dan mudah dicari.

Tiap-tiap obat harus di beri kartu stok obat agar petugas dapat memantau obat yang

keluar dan masuk yang nantinya akan di catat dalam buku penggunaan obat, sehingga keluar

masuknya obat dapat dipantau. Pada kartu stok obat tidak boleh ada coretan jika ada yang

salah harus di tanda tangani oleh apoteker lalu dilanjutkan lagi penulisannya untuk

mengantisipasi terjadinya manipulasi data. Apabila ada obat yang diminta pasien tidak ada

dalam apotek dan gudang maka petugas memesan obat tersebut pada apotek rekanan

dengan sistem pembayaran di belakang artinya mengambil obatnya terlebih dahulu

kemudian pembayarannya menunggu dropping dari GUDKESRAH atau uang pada bulan

berikutnya. Sehingga apotek rekanan harus apotek besar agar tidak mengalami

kebangkrutan. Apabila obat yang diminta pasien sifatnya darurat, apotek pelayanan farmasi

bisa menggunakan obat yang ada di Apotek Wira Sakti dengan sistem pinjam sehingga jika

obat tersebut sudah ada, apotek pelayanan farmasi mengembalikan obat yang telah

dipinjam tersebut. Di pelayanan Farmasi ini tidak perlu ada buku daftar harga karena obat –

obat diberikan kepada pasien secara gratis dan hanya perlu mencatat obat apa saja yang

diminta pasien agar pengeluaran dan pemasukan obat dapat terkontrol dengan baik.

Page 30: Laporan magang rsad dkt 2013

26

3.2 Pelaksanaan di Apotek Wira Sakti

Pelayanan resep di apotek Wira Sakti berbeda dengan apotek pelayanan dinas karena

apotek ini khusus untuk penderita umum dan pembayarannya menjadi satu dengan

administrasi rumah sakit yang nantinya bagian administrasi menyetor uangnya ke apotek

Wira Sakti. Oleh karena itu di Apotek Wira Sakti ini perlu adanya daftar harga obat untuk

memudahkan proses administrasi. Apotek ini merupakan apotek milik koperasi sehingga

pengelolaannya harus dikontrol. Administrasi obat yang tertib yaitu keluar masuknya obat

yang terkendali, selain itu kartu stok obat harus rapi sehingga diketahui obat yang jalan dan

obat yang macet. Obat yang di ambil oleh apotek harus berasal dari distributor yang jelas,

sehingga tidak khawatir jika ada pemeriksaan obat-obat apotek oleh Dinas Kesehatan selain

itu juga untuk menjaga keamanan pasien yang menggunakan obat tersebut. Tiap –tiap obat

harus di beri kartu stok agar dapat memantau banyaknya obat yang masuk dan keluar.

Sehingga obat yang sering dibeli / diminta pasien perlu dipesan lagi pada distributor

sedangkan obat yang permintaannya sedikit tidak perlu dipesan. Biasanya obat –obat di

Apotek Wira Sakti ini dibeli langsung dari Pedegang Besar Farmasi (PBF) dan boleh

mengambil di gudang. Untuk pengelolaan uang dan obat harus benar – benar diawasi agar

tidak mengalami defisit, biasanya pembukuannya menggunakan buku khusus dan di buat

neraca sehingga keuangan dapat terkontrol dengan baik. Untuk obat narkotik dan

psikotropik pembukuannya dipisah. Untuk obat daftar G penggunaannya harus atas

persetujuan apoteker walaupun PSA (Pemilik Saham Apotek) menyetujui pemakaian

ataupun pembelian obat tersebut.

Dalam sebuah apotek, apoteker pengelola apotek (APA) mempunyai peran yang

sangat penting yaitu sebagai seseorang pemimpin yang harus menjadi teladan yang baik bagi

semua karyawannya.

Tugas dan kewajiban apoteker pengelola apotek meliputi :

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek.

2. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi yang meliputi :

Administrasi kefarmasian

Administrasi penjualan

Administrasi personalia

Page 31: Laporan magang rsad dkt 2013

27

Administrasi inventaris

Administrasi bidang umum

3. Membayar pajak yang berhubungan dengan apotek

Meningkatkan omset

Mengadakan pembelian menurut prosedur

Melakukan kegiatan untuk pengembangan

Apoteker pengelola apotek juga mempunyai tanggung jawab dalam :

1. Bidang keuangan, penggunanan secara efisien, pengamanan dan kelancarannya.

2. Bidang Persediaan Barang, pengadaan yang sehat, ketertiban dalam penyimpanan

dan pengamanan.

3. Bidang Inventaris, penggunaan seefisien mungkin.

4. Bidang Umum, kelancaran keamanan penyimpanan.

3.2.2 Alur pelayanan resep

a. Pelayanan Resep Dokter

Pelayanan resep dokter meliputi :

1. Penerimaan resep dokter

Setelah resep diterima, di teliti kebenaran dan kelengkapan resep kemudian di beri

harga.

2. Kasir memanggil pasien dan memberitahukan harga obat yang harus dibayar. Lalu

ditanyakan apakah mau membayar lunas / kredit (khusus pasien rawat inap)

3. Resep di catat dalam buku sesuai dengan nomor peracikan, yang meliputi :

No. Urut pasien

Nama pasien

Jumlah resep yang ditebus

Harga obat yang ditebus

4. Resep yang diracik sesuai dengan resep dokter di beri etiket.

Untuk resep yang mengandung narkotik / psikotropika pengambilan obatnya

di sertai dengan pencatatan di buku khusus dan kartu stock. Untuk

mempermudah pengecekan, resep yang mengandung narkotika di beri tanda

merah.

Page 32: Laporan magang rsad dkt 2013

28

Copy resep diberikan bila resep di tebus sebagian.

Kwitansi diberikan bila pasien memintanya.

5. Obat yang sudah diracik, diteliti ulang sebelum diserahkan pada pasien kemudian

diserahkan pada pasien dengan memberikan informasi obat dan cara pemakaiannya.

6. Resep – resep ynag sudah dilayani dikumpulkan dan diurutkan sesuai dengan nomor

urut, tanggal, bulan dan tahun pengambilan. Resep-resep tersebut disimpan minimal

3 tahun. Setelah itu resep dapat dimusnahkan dengan disertai berita acara

pemusnahan.

b. Pelayanan Tanpa Resep Dokter

Pelayanan tanpa resep dokter meliputi :

a. Obat bebas

b. Obat bebas terbatas

c. Obat wajib apotek

d. Alkes

e. Kosmetika

Di apotek Wira Sakti, pelayanan tanpa resep dokter hanya untuk alkes saja, karena

apotek Wira Sakti hanya melayani pembelian dengan resep dokter dan tidak melayani

penjualan bebas. Pembelian alkes tanpa resep dokter, hanya untuk jenis alkes yang ringan.

3.2.3 Pelayanan KIE

Pelayanan KIE sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang jelas dan benar

kepada pasien, mengingat tidak semua pasien mengerti cara pemakaiannya, aturan pakai /

dosis, khasiat obat, indikasi, kontra indikasi, efek samping yang mungkin timbul dari suatu

obat, serta peringatan dan perhatian bila mempunyai penyakit tertentu.

Adapun pelayanan KIE yang dilakukan antara lain :

1. Pelayanan Komunikasi

Sebagai asisten apoteker (AA) kita juga berperan sebagai informan yang diwajibkan

untuk terus berkomunikasi dengan pasien atu pihaklain yang membutuhkannya.

2. Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi dapat berupa :

a. Memberikan informasi tentang cara pemakaian obat

Page 33: Laporan magang rsad dkt 2013

29

Misal : obat yang digunakan melalui dubur, vagina, dll.

b. Memberikan informasi dan penjelasan tentang aturan pakai obat agar pasien

tidak salah menggunakan obat.

3. Pelayanan Edukasi

Pelayanan Edukasi dapat berupa pemberian informasi tentang pengetahuan obat dan

penggunaan obat yang efektif kepada pasien ataupun pihak lain yang membutuhkan.

3.2.4 Pengelolaan di Instalasi Farmasi

Seorang apoteker pengelola apotek harus bisa berhubungan dengan banyak orang

yaitu dengan petugas apotek, dokter, pedagang besar farmasi, dan masyarakat sebagai

konsumen. Pengelolaan apotek meliputi beberapa hal antara lain pengelolaan obat dan

pengelolaan keuangan.

a. Pengelolaan data

Di instalasi farmasi RSAD DKT terdiri dari 2 apotek yaitu

1. Rumah Obat : instalasi farmasi yang khusus melayani resep penderita dinas seperti

anggota TNI, keluarga anggota TNI dan pegawai negeri sipil instansi TNI. Untuk pasien

dinas yang rawat inap harus menunjukkan kartu keluarga KU 1 terlebih dulu.

2. Apotek Wira Sakti : instalasi farmasi yang melayani resep penderita umum, dan juga

melayani penderita askes, namun hanya pada kebutuhan alat kesehatan habis pakai

saja.

b. Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat meliputi :

a. Arus obat masuk (dari pemesanan)

Apotek memesan sejumlah obat dengan menggunakan surat pesanan, kemudian

barang yang datang diteliti asisten apoteker yang ditunjuk untuk memeriksa jenis

barang, jumlah, keadaan / kwalitas barang, tanggal kadaluarsa, serta

mencocokkan dengan faktur pengiriman barang dan surat.

Barang yang sudah diterima dicatat dalam buku stock barang dan buku

pemasukan lalu diletakkan sesuai abjad dan bentuk obatnya (kapsul, tablet, infus,

injeksi, dll)

Page 34: Laporan magang rsad dkt 2013

30

Jika barang banyak maka disimpan digudang dengan menggunakan metode FIFO

(First In First Out)

Faktur yang diterima, dihitung harga netto apotik dan harga jualnya kemudian

dimasukkan dalam buku daftar harga.

Arus Obat masuk

1. Rumah obat : obat-obatan dan alkes di rumah obat merupakan dropping dari

GUDKESRAH (Gudang kesehatan daerah)

2. Apotek Wira sakti : setiap pagi asisten apoteker (AA) bagian order mengecek stok

obat yang menipis untuk langsung diorder ke PBF menggunakan surat pesanan yang

di tanda tangani Apoteker.

Surat pesanan (sp) terdiri rangkap 2 yaitu:

a. Lembar pertama (asli) untuk diberikan pada PBF

b. Lembar kedua (copy) untuk disimpan sebagai arsip apotek, digunakan untuk

mengecek kembali obat yang dipesan setelah permintaan barang telah dikirim

oleh PBF.

1. Barang / obat yg datang fakturnya ditulis di buku faktur.

2. Faktur yang telah ditulis diserahkan ke bagian stok barang untik di masukkan ke

kartu stok barang, lalu faktur disimpan.

3. Jikaa da resep yang obatnya tidak tersedia di apotek maka apotek UP ke apotek

rekanan, setelah barang datang faktur / nota pembelian dari apotek rekanan

ditulis ke buku faktur dan diserahkan ke bagian stok barang untuk di masukkan ke

kartu stok barang.

b. Penyimpanan barang

Penyimpanan barang untuk penjualan bebas

Untuk obat – obat / perbekalan farmasi yang dijual bebas diletakkan di tempat

yang yang mudah dilihat oleh pasien. Untuk obat pemakaian dalam dan luar

letaknya dipisahkan.

Penyimpanan obat diruang peracikan

Obat – obat disusun secara urut menurut abjad dan bentuk sediaannya, misal :

untuk obat-obat injeksi diletakkan di rak / lemari tersendiri.

Page 35: Laporan magang rsad dkt 2013

31

Penyimpanan obat narkotik

Untuk obat narkotik disimpan di lemari yang menempel pada dinding tembok,

lemari tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Bagian pertama digunakan untuk obat psikotropika dan narkotika yang

digunakan sehari – hari,

b. Bagian kedua untuk persediaan obat psikotropika dan narkotika.

Penyimpanan barang di gudang

Barang-barang yang datang disimpan di gudang sesuai dengan abjad dan bentuk

sediaan, untuk obat golongan antibiotik tanggal kadaluarsanya di catat dalam

buku khusus untuk memudahkan pemantauan dan harus sring diperiksa. Untuk

sediaan yang termolabil disimpan di lemari pendingin. Semua obat-obat diatas

disimpan dengan metode FIFO.

c. Arus barang keluar

Setiap terjadi penjualan / pengeluaran barang diadakan pencatatan seperti :

Jumlah masing-masing barang yang keluar pada kartu stock,

Pencatatan hasil penjualan bebas maupun dengan resep dokter di buku penjualan,

Barang yang habis atau menipis dicatat di buku defecta.

Arus obat keluar

1. Rumah Obat : Obat yg keluar dari rumah obat di tujukan untuk pasien dinas, antara

lain : anggota TNI dan keluarganya, PNS instansi TNI, baik yang rawat inap maupun

rawat jalan.

2. Apotek Wira Sakti : Obat yang keluar dari apotek Wira Sakti ditujukan untuk pasien

umum, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Apotek juga melayani penderita

askes namun hanya pada kebutuhan alkes habis pakai (tidak melayani obat) kecuali

untuk obat-obatan daftar DPHO (Daftar Pelaporan Harga Obat).

c. Pengelolaan keuangan

1. Arus uang masuk

Untuk arus uang masuk hanya ada di apotek Wira Sakti karena di Rumah Obat

melakukan penjualan obat pada penderita dinas secara gratis. Arus uang yang masuk

diperoleh dari penjualan tunai atau kredit. Penjualan kredit berasal dari pasien rawat

Page 36: Laporan magang rsad dkt 2013

32

inap yang akan di bayar jika pasien akan pulang, sedangkan penjualan tunai diperoleh

dari pembelian obat oleh pasien yang rawat jalan. Arus uang masuk di Apotek Wira

Sakti meliputi :

a. Pendapatan tunai per hari dari bagian administrasi di setorkan ke bendahara apotek,

b. Untuk penderita rawat inap pembayaran obat dilakukan setelah pasien pulang.

2. Arus uang yang keluar

Arus uang keluar di Apotek Wira Sakti yaitu Apotek Wira Sakti melakukan

pembayaran regular ke PBF yang dibuka setiap hari sesuai dengan keuangan yang

telah di anggarkan oleh apotek. Untuk pengeluaran biaya pembelian alat tulis kantor,

dan biaya lain2 dilakukan atas pengetahuan dan pertanggungjawaban apoteker dan

kepala apotek. Uang yang keluar harus dibuatkan nota, kwitansi, faktur bermaterai.

Arus uang yang keluar digunakan untuk :

Membeli perbekalan farmasi dan perlengkapan apotek yang telah menipis atau

habis,

Biaya-biaya fungsional dan non fungsional.

Hutang dagang harus di catat dengan teliti.

d. Pelaporan Obat di apotek

Obat – obat di apotek yang perlu dilaporkan antara lain :

1. Pelaporan Obat narkotika

Obat – obat golongan narkotika dilaporkan tiap akhir bulan ke dinas kesehatan

kabupaten Jember dalam bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out.

Lampiran penggunaan narkotika dicatat dalam buku register yang mencakup nomor

kode, nama sediaan, satuan persediaan awal dan akhir.

2. Pelaporan Obat Morfin dan Petidin

Untuk pelaporan obat morfin dan petidin sama dengan ketentuan pelaporan

narkotik, dilaporkan tiap akhir bulan ke dinas kesehatan kabupaten Jember dalam

bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out. Lampiran penggunaan morfin

dan petidin dicatat dalam buku register yang mencakup nomor kode, nama sediaan,

satuan persediaan awal dan akhir.

3. Pelaporan Obat Psikotropika

Page 37: Laporan magang rsad dkt 2013

33

Untuk pelaporan obat psikotropika tidak jauh berbeda antara pelaporan narkotik dan

morfin serta petidin yaitu dilaporkan tiap akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten

Jember dalam bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out. Lampiran

penggunaan psikotropika dicatat dalam buku register yang mencakup nomor kode,

nama sediaan, satuan persediaan awal dan akhir.

Page 38: Laporan magang rsad dkt 2013

34

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil magang yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat 2 apotek di RSAD TK III Baladhika Husada Jember yaitu Apotek Pelayanan

Farmasi (Rumah Obat) untuk pasien dinas dan Apotek Wira Sakti untuk pasien

umum.

2. Obat –obat yang digunakan di Pelayanan Farmasi merupakan dropping dari

GUDKESRAH yang dilakukan satu bulan sekali, sedangkan obat – obat di apotek Wira

Sakti di beli dari Pedagang Besar Farmasi (PBF).

3. RSAD TK III Baladhika Husada melayani askes tapi hanya untuk alat kesehatan habis

pakai saja, tidak termasuk obat – obat kecuali obat daftar DPHO (Daftar Pelaporan

Harga Obat).

4. Di Apotek terdapat pelaporan obat-obat yang keluar dan masuk seperti :

a. Narkotika

b. Morfin dan petidin

c. Psikotropika

d. Generik

1.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengembangan sistem informasi manajemen yang baik untuk

peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien.

2. Peningkatan mutu dan kualitas SDM melalui pelatihan, baik pengetahuan,

keterampilan, maupun kedisiplinan.

3. Perlu adanya KIE pada pasien, sehingga pasien tahu bagaimana cara penggunaan

obat yang baik.

4. Perlu dilakukan evaluasi kinerja pegawai secara rutin disertai pelaporannya untuk

perbaikan kualitas.

Page 39: Laporan magang rsad dkt 2013

35

5. Perlu evaluasi kepuasaan pasien atas pelayanan yang diberikan sebagai feed back

dari pasien.

6. Perlunya peningkatan peran apoteker dalam pelayanan kepada pasien. Sehingga

peranan apoteker di rumah sakit yang bersangkutan mengacu pada pasien oriented

yang sesuai dengan nine star pharmacy.