Laporan magang rsad dkt 2013
-
Upload
caesalpinia-swartz -
Category
Education
-
view
1.126 -
download
4
description
Transcript of Laporan magang rsad dkt 2013
i
LAPORAN KEGIATAN
PELAKSANAAN MAGANG LIBURAN
RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT TK III BALADHIKA HUSADA
KABUPATEN JEMBER
Pelaksana :
DEWI GAYATRI W.
(102210101057)
FAKULTAS FARMASI
PUSAT INFORMASI dan PELATIHAN KERJA
LEMBAGA PEMBINAAN dan PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Kegiatan “Pelaksanaan Magang Mandiri di Rumah Sakit Angkatan
Darat TK III Baladhika Husada Jember pada tanggal 28 Januari sampai dengan 9 Februari
2013” dengan baik dan lancar.
Dalam pelaksanaan magang ini, banyak ilmu dan pengetahuan yang tidak penulis
dapatkan di materi perkuliahan dan belum didapatkan sebelumnya. Untuk itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua PIPK (Pusat Informasi dan Pelatihan Kerja) Universitas Jember atas
kesempatannya;
2. Kepala BankesbangPol dan Linmas guna memberi ijin dan sebagai pendamping penulis
magang liburan;
3. Letkol CKM dr. Trio Tangkas W.M, Sp, PD. ,selaku Direktur RSAD TK III Baladhika Husada
Jember Jawa Timur yang telah memberi ijin pelaksanaan magang liburan ini;
4. Mayor CKM Moch. Arifin Fidiyah, Apt selaku kepala Instalasi Farmasi RSAD TK III
Baladhika Husada Jember Jawa Timur yang telah membimbing dan mendampingi penulis
dalam rangkaian kegiatan sampai tersusunnya laporan magang liburan;
5. Mayor CKM M. Arifin Fidiyah, Apt dan Letkol CKM Drs. Basuki MS, Apt selaku Apoteker di
RSAD TK III Baladhika Husada Jember - Jawa Timur yang telah banyak membimbing dan
membantu penulis, sehingga penulis banyak mendapat ilmu dan pengalaman yang
berharga selama rangkaian kegiatan magang liburan ini;
6. Ibu Ida Lestari selaku Asisten Apoteker (AA) dan karyawan di Instalasi Farmasi RSAD TK III
Baladhika Husada Jember Jawa Timur yang telah membantu dalam pelaksanaan magang
liburan;
7. Kapten CKM Slamet selaku KAUR TUUD beserta staf dan karyawan yang telah membantu
dalam urusan perizinan magang dan surat-surat lain yang dibutuhkan selama magang;
8. Orangtua serta saudara penulis tercinta atas dukungan dan doa yang telah diberikan
kepada penulis;
iii
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
pelaksanaan magang liburan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan serta sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Tidak lepas dari segala
kekurangan yang ada, semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang berguna bagi semua
pihak.
Jember, 14 Februari 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang ............................................................... 5
1.3 Pelaksanaan dan Waktu Pelaksanaan ................................................... 6
BAB II. GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 Sejarah ................................................................................................. 7
2.2 Struktur Organisasi (SDM) .................................................................... 20
2.3 Bidang Kegiatan ................................................................................... 24
BAB III. HASIL KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan di Apotek Pelayanan Farmasi ........................................... 25
3.2 Pelaksanaan di Apotek Wira Sakti ........................................................ 26
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 34
4.2 Saran .................................................................................................... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri.
Magang diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan
secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di
bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam
proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan
atau keahlian tertentu. Magang sebagai salah satu dari kegiatan ekstra di akademik yang
dilaksanakan pada suatu liburan semester yang merupakan bentuk pengaplikasian dan
penyesuaian dari disiplin ilmu serta keterampilan yang telah diperoleh selama kuliah. Selain
itu, diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh suatu
instansi tersebut dengan baik.
Kesehatan merupakan kondisi normal yang menjadi hak wajar dari setiap orang
hidup dalam upaya penyesuaiannya dengan lingkungan. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Tuntutan terhadap pelayanan kesehatan
yang baik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan ekonomi
masyarakat.
Menurut UU Kesehatan No.23 tahun 1992, yang dimaksud dengan kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Ketika kesehatan terganggu maka dibutuhkan
suatu upaya untuk memulihkan kesehatan tersebut.
Menurut Kepmenkes No.1197 tahun 2004, upaya kesehatan adalah setiap
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
2
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Rumah sakit (RS) sebagai organisasi sosial yang terintegrasi, dan berfungsi
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap bagi masyarakat, baik pelayanan
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitasi serta sebagai tempat pendidikan maupun
penelitian bagi tenaga kesehatan, menjadikan Rumah Sakit sebagai instrumen masyarakat
yang merupakan titik fokus untuk mengkoordinasi dan menghantarkan pelayanan pasien
pada komunitasnya. Rumah sakit juga merupakan lembaga yang menjadi unit industri jasa,
meliputi jasa medik, jasa pengguna peralatan, jasa pengguna barang, consimble farmasi
serta jasa akomodasi pasien. Indikator untuk menilai keberhasilan pelayanannya adalah
rasionalitas dalam diagnosa, terapi efektivitas, keberhasilan terapi efisien, kehematan biaya,
cepat serta memberikan kepuasan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit/bagian di rumah sakit yang
melakukan pekerjaan kefarmasian dan memberikan pelayanan kefarmasian menyeluruh
khususnya kepada pasien, professional dalam bidang kesehatan, rumah sakit dan
masyarakat pada umumnya yang dipimpin oleh seorang apoteker yang sah, kompeten dan
profesional. Jadi, selain sebagai suatu organisasi produksi dan organisasi pengembangan,
IFRS adalah suatu organisasi pelayanan (jasa), yang merupakan sistem dari keterampilan,
kompetensi dan fasilitas yang terorganisasi sedemikian rupa hingga memberikan
keuntungan kepada pasien (konsumen) dalam berbagai bentuk. IFRS berusaha agar jasa
(pelayanan) yang diberikan dapat “memuaskan konsumen” sama halnya seperti pemasok
produk industri.
Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit
baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan, instalasi kegawatdaruratan dan bedah sentral,
serta untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit. Berkaitan dengan pengelolaan
tersebut, IFRS harus menyediakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita dan
menjamin pelayanan yang bermutu tinggi serta paling bermanfaat dengan biaya yang
minimal. Jadi, IFRS adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang bertugas dan bertanggung
3
jawab sepenuhnya pada pengelolaan semua aspek yang berkaitan dengan obat atau
perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di rumah sakit tersebut.
Biasanya Farmasi dalam suatu rumah sakit mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi
manajemen dan fungsi klinik. Fungsi manajemen dalam suatu pelayanan kefarmasiaan suatu
rumah sakit terdiri dari pengolahan barang farmasi yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan perbekalan kesehatan/ sediaan farmasi, penyiapan obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu,
pengendalian distribusi, dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit.
Fungsi klinik dalam pelayanan farmasi rumah sakit mencakup pelayanan langsung maupun
tidak langsung kepada penderita yang berhubungan dengan terapi obat yang digunakan
serta melakukan komunikasi , informasi, dan edukasi baik keada pasien maupun tenaga
kesehatan lainnya atau masyarakat di sekitar rumah sakit mengenai penyakit, pencegahan,
serta pengobatannya yang dapat meningkatkan upaya kesehatan masyarakat.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi
mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke
paradigma baru dengan filosofi asuhan kefarmasian atau Pharmaceutical Care. (Berdasarkan
SK Menkes No. 11197/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang standar pelayanan rumah sakit)
Perkembangan farmasi di rumah sakit Indonesia saat ini masih berjalan lambat
dibanding pelayanan kesehatan lainnya, seperti pelayanan medik, perawatan dan gizi.
Farmasi lebih terlihat sebagai proses penyediaan obat sebagai barang daripada sebagai
suatu pelayanan profesional. Akan tetapi, sebenarnya intervensi farmasi merupakan bagian
dari proses medik. Rumusan obat bagi penderita bukan lagi ada atau tidak adanya semacam
obat, melainkan juga perlu diketahui apakah obat telah dipilih secara tepat indikasi, tepat
dosis, tepat pasien, tepat pemberian, bebas dari interaksi obat yang berbahaya, efek
samping obat terkendali dan tepat harga, terutama bagi penderita yang kemampuan
ekonominya rendah atau golongan maskin.
Penulis sebagai mahasiswa Farmasi merasa tergugah untuk turut terlibat dalam
menangani kasus-kasus yang sedang terjadi sesuai dengan studi yang kami pelajari
4
khususnya preventif dan promotif di bidang kesehatan dan obat-obatan. Tetapi dengan ilmu
yang masih minim, maka sebelum kami terjun ke dalam masyarakat secara langsung
diperlukan suatu wadah sebagai sarana untuk mempelajari, melatih dan mengaplikasikan
ilmu yang kami dapat selama pembelajaran di kampus. Mengingat pentingnya pelayanan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sebagai calon apoteker perlu memahami dan mengenali
peranan apoteker di rumah sakit khususnya pada Instalansi Farmasi. Hal ini penting sebagai
bekal bagi lulusan Farmasi atau Apoteker untuk bekerja di rumah sakit.
Menimbang hal tersebut serta berdasarkan himbauan dari PIPK (Pusat Informasi
dan Pelatihan Kerja) Universitas Jember untuk mengikuti magang guna menambah
pengalaman dalam bekerja, kami termotivasi untuk mengikuti kegiatan ini. Kami memilih
Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada Jember sebagai tempat magang karena
lembaga ini dapat melatih keterampilan dan kemampuan kerja kami. Selain itu, diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh suatu instansi tersebut
dengan baik. Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada Jember merupakan rumah
sakit militer di Jember yang mempunyai banyak pengalaman, yang mampu melatih dan
membimbing kami dalam bekerja dengan disiplin sesuai kedisiplinan yang diterapkan pada
setiap anggota militer. Selain itu, karena letaknya yang strategis di wilayah Jember yang
dekat dengan Universitas Jember, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk melaksanakan
magang mandiri yang tidak memakan banyak biaya.
5
1.2 Tujuan dan Manfaat Magang
A. Tujuan Magang
Kegiatan Magang bagi mahasiswa fakultas farmasi di Rumah Sakit Angkatan Darat TK III
Baladhika Husada Jember bertujuan:
1. Mendapatkan bekal pengetahuan praktis dan keterampilan yang memadai dalam
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian di rumah sakit,
2. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien, keluarga pasien, dan
tenaga kerja kesehatan lainnya,
3. Mampu menerapkan konsep Pharmaceutical Care dalam pelayanan kepada pasien.
B. Manfaat Magang
Kegiatan Magang bagi mahasiswa fakultas farmasi di Rumah Sakit Angkatan Darat TK III
Baladhika Husada diharapkan bermanfaat:
A. Mahasiswa
1. Memahami fungsi dan peran farmasis di rumah sakit,
2. Membandingkan serta menerapkan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan
praktik di rumah sakit,
3. Mampu mengelola instalasi farmasi rumah sakit dengan baik,
4. Mendapatkan pengetahuan praktis tentang pengolahan obat dan farmasi klinis.
B. Universitas Jember
1. Sebagai unsur tambahan untuk menambah wawasan mahasiswa.
2. Sebagai pengenalan antara mahasiswa dan instansi dalam peningkatan kreatifitas
pribadi.
3. Mempererat hubungan antara universitas dengan instansi.
C. Bagi Instansi
1. Merupakan sarana untuk menjembatani antara instansi dengan lembaga
pendidikan Universitas Jember untuk bekerja sama lebih lanjut yang bersifat
akademis maupun organisasi.
6
2. Membantu membentuk jiwa kerja yang unggul.
1.3 Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan magang dilakukan pada :
Nama instansi : Rumah Sakit Angkatan Darat TK III Baladhika Husada
Jember
Alamat instansi : Jalan PB. Sudirman No 45 Jember
Tanggal Pelaksanaan : 28 Januari – 9 Februari 2013
Pelaksana magang :
Nama : Dewi Gayatri W.
Tempat/Tgl. Lahir : Jember, 12 November 1992
NIM : 102210101057
Alamat di Jember : Jl. Kalimantan 8 No. 41 A
Alamat asal : Jl. PB. Sudirman No. 144 Tanggul - Jember
Fakultas/Jurusan : Farmasi
7
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 Sejarah Awal Pembentukan Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada Jember
Rumah Sakit (RSAD) TK. III Baladhika Husada Jember merupakan institusi kesehatan
di bawah Dankesyah 05.04.03 Malang, Dalam pelaksanaan tugasnya RSAD TK.III Baladhika
Husada mempunyai tugas pokok memberikan dukungan kesehatan dan pelayanan
kesehatan untuk anggota TNI/PNS dan keluarganya serta masyarakat umum. Dasar
dibentuknya sejarah RSAD TK.III Baladhika Husada adalah surat Kakesdam V/Brawijaya
Nomor : B/887/IX/2006 tanggal 7 september 2006 tentang permintaan sejarah satuan.
Pembentukan RSAD TK.III Baladhika Husada Jember dimulai karena terdapat 2
resimen (Resimen III dan Resimen IV) di wilayah Karesidenan Besuki dan berdasarkan
perintah Komando Atap di setiap Resimen harus memiliki institusi kesehatan, maka
dibentuklah DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) Resimen IV pada tahun 1945. Pemrakarsa
DKT berasal dari Pusat dan karna tergabungnya Resimen III dan Resimen IV di wilayah
Karesidenan Besuki. Posisi DKT pertama adalah di Resimen IV Divisi VIII Jember. Pimpinan
pada saat pertama kali DKT terbentuk adalah dr. RM. Soebandi (pada tahun 1946) dengan
personel sejumlah 25 orang yang merupakan mantan Tentara PETA yang terdiri dari Pa, Ba,
dan Ta.
Pada saat pertama kali dibentuk DKT, rumah sakit ini belum mempunyai
dokter/pimpinan yang sah. Atas perintah Ir. Soekarno memerintahkan semua dokter
batalyon kembali ke Induknya di Malang. Disebabkan adanya kekosongan jabatan dokter di
DKT, maka :
i. Pada tanggal 22 April 1946 Raden Mas Soebandi dipindahkan ke Resimen IV Divisi VIII
di Jember menjadi Kepala DKT dengan pangkat Mayor
Tanggal 8 Februari 1949 Letkol dr. Soebandi gugur di Dusun Plalangan Desa Karang
Kedawung Kec. Mumbulsari Kawedanan Mayang Kabupaten Jember akibat
pertempuran dengan tentara Belanda. Jenazah dr. Soebandi ditemukan tanggal 23
Maret 1950 di tepi sawah Dusun Plalangan Desa Karang Kedawung, Jember. Tanggal
26 Maret 1950 jenazah dimakamkan di TMP Kreongan Jember dan pada tanggal 15
Agustus 1960 jenazah dipindahkan ke TMP Patrang, Jember.
8
ii. Tahun 1951 - 1958 dipimpin oleh Mayor dr. Koesno
iii. Tahun 1959 – 1962 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Soedjono
iv. Tahun 1966 – 1969 dipimpin oleh Mayor SDM dr. Karno Supojo
v. Tahun 1969 – 1972 dipimpin oleh Kapten CDM dr. Sam Pakpahan
vi. Tahun 1972 – 1973 dipimpin oleh Kapten CDM dr. Soedomo Pradono
vii. Tahun 1973 – 1976 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Tom Uripan
viii. Tahun 1977 – 1983 dipimpin oleh Mayor CDM dr. Suryono
ix. Tahun 1983 – 1990 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Koesnan D.
x. Januari 1991 – April 1991 dipimpin oleh Mayor CKM dr. Budiharto
xi. Tahun 1991 – 1 Juli 1995 dipimpin oleh Mayor CKM dr. H. Zulkarnain Pohan
xii. Tahun 1997 - 2001 dipimpin oleh Letkol CKM Drs. Basuki MS.
xiii. 2 Agustus 2001 – 13 Agustus 2004 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Bambang Haryatno,
Sp. S.
xiv. 14 Agustus 2004 – 24 Maret 2006 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Muhammad Ilyas, Sp.
An.
xv. 25 Maret 2006 – 24 Maret 2009 dipimpin oleh Letkol CKM dr. Agus Sunandar, Sp. An.
xvi. 25 Maret 2009 – sekarang dipimpin oleh Letkol CKM dr. Trio Tangkas WM., Sp. PD.
2.1.1 Organisasi/Kesatuan
i. Pada tahun 1945 DKT Resimen IV terbentuk namun belum memiliki dokter dengan
lokasi pertama penyerahan dari Jepang saat ini menjadi Jl. PB. Sudirman No. 45
Jember, Jawa Timur.
ii. Tahun 1946 dipimpin oleh Letkol dr. RM. Soebandi dan lokasi dipindah ke gedung
milik Polri yang saat ini menjadi Gedung Bhayangkara.
iii. Tahun 1947 DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) Resimen IV Divisi VIII berubah
menjadi Resimen 40 Damarwulan Diviai VII dan Kepala DKT tetap dijabat oleh dr. RM.
Soebandi. Sejak saat itu lokasi DKT sering berpindah di antaranya :
1) Bertempat di wilayah Kreongan, Kec. Patrang saat ini
2) Kemudian dipindah di dekat Alun-alun Kota Jember saat ini
3) Kemudian dipindah ke Kebonsari yang saat ini menjadi Markas Yon Armed 8/12
Kostrad
9
iv. Tahun 1948 pindah ke lokasi yang sekarang, yaitu Jl. PB. Sudirman No. 45 Jember,
Jawa Timur dengan nama DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) dan tetap dipimpin oleh
dr. RM. Soebandi.
v. Nama DKT selanjutnya diubah menjadi Rumah Sakit TK. III Rem 083/BJ.
vi. Kemudian nama tersebut berubah menjadi Rumah Sakit TK. III 05.06.02 Jember
Dankesyah 05/04/03 Malang Kesdam V/Brawijaya.
vii. Berdasarkan Skep Pengdam V/Brawijaya No : Skep/147/VIII/2003 tanggal 26 Agustus
2003 RSAD TK. III 05.06.02 berybah nama menjadi Rumah Sakit TK.III Baladhika
Husada Kesdam V/Brawijaya sampai dengan sekarang.
2.1.2 Materiil
Kondisi RSAD TK. III Baladhika Husada sampai saat ini adalah sebagai berikut :
i. Berlokasi di pusat kota Jember di salah satu jalan utama, yaitu Jl. PB. Sudirman No. 45
Jember, Jawa Timur
ii. Luas tanah : 8398,3 m2
iii. Luas bangunan : 6425 m2
iv. Jumlah tempat tidur sampai saat ini : 100 buah
v. Ran Dinas : 4 unit
vi. Senjata : 5 laras panjang, 5 pistol
2.1.3 Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada
Awal mulanya RSAD TK. III Baladhika Husada hanya memiliki satu instansi pelayanan
farmasi karena institusi ini hanya melayani pasien yang berasal dari kalangan militer yang
dikenal dengan nama Rumah Obat. Namun, karena jumlah pasien dari tahun ke tahun
semakin meningkat dan untuk memudahkan pasien umum unuk mendapatkan obat dan
materil kesehatan yang lain, maka RSAD TK. III Baladhika Husada Jember memutuskan
mendirikan sebuah apotek khusus yang melayani pasien umum. Apotek tersebut kemudian
diberi nama Apotek Wira Sakti. Apotek Wira Sakti didirikan pada tanggal 3 Desember 2001
oleh Letnan Kolonel CKM Drs. Basuki, MS. yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala
Rumah Sakit TK. III Baladhika Husada. Selanjutnya, Letnan Kolonel CKM Drs. Basuki MS.
menjabat sebagai Apoteker Pengelola Apotek dari Apotek Wira Sakti. Dengan demikian
10
instalasi farmasi di RSAD TK. III Baladhika Husada terdiri dari Pelayanan Farmasi yang
melayani kebutuhan farmasi pasien dari kalangan militer (TNI, keluarga, PNS, dan karyawan)
dengan Kepala Instalasi Farmasi Mayor CKM M. Arifin Fidiyah, Apt dan pasien umum, yaitu
Apotek Wira Sakti dengan APA Letkol CKM Drs. Basuki MS, Apt untuk jabatan saat ini.
2.1.4 Sejarah Apotek Wira Sakti RSAD DKT Jember
Apotek Wira Sakti didirikan oleh Drs. Basuki MS, Apt yang pada waktu itu menjabat
sebagai Kepala Rumah Sakit DKT pada tanggal 3 Desember 2001 yang merupakan milik
Rumah Sakit DKT. Sebelum apotek ini didirikan, Rumah Sakit DKT hanya memiliki Rumah
Obat, yaitu Instalasi Farmasi yang khusus melayani pasien Angkatan Darat. Sedangkan untuk
melayani pasien umum pada waktu itu masih sedikit, sehingga Rumah Sakit DKT bekerja
sama dengan Apotek Bima.
Akan tetapi jumlah pasien umum dari tahun ke tahun semakin meningkat dan untuk
memudahkan pasien umum untuk mendapatkan obat dan materil kesehatan yang lain, maka
Rumah Sakit DKT akhirnya memutuskan untuk mendirikan sebuah apotek yang khusus untuk
melayani pasien umum yang kemudian dikenal dengan apotek Wira Sakti dengan APA Drs.
Basuki MS, Apt. Dan sekarang Rumah Sakit DKT mempunyai dua Instalasi Farmasi yaitu
Apotek Wira Sakti untuk pasien umum dan Rumah Obat untuk pasien Angkatan Darat.
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Dalam bidang pelayanan kefarmasian, pengelolaan meliputi :
1. Pembuataan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
Sedangkan kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan pelayanan
kesehatan di bidang farmasi adalah :
1. Pelayanan resep dokter
2. Pelayanan tanpa resep dokter
3. Pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
11
2.1.5 Sarana Kefarmasian dan Perlengkapan Administrasi
a. Apotek Wira Sakti
Sarana kefarmasian yang dimiliki apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut:
1) Alat pembuatan obat, antara lain :
Timbangan miligram dan gram beserta anak timbangannya
Mortar dan stamper
Sendok tanduk
Sendok porselen
Sudip
Batang pengaduk
Corong
Tempat untuk pengeringan alat
2) Perlengkapan dan alat pebekalan farmasi, antara lain :
Lemari pendingin
Lemari untuk menyimpan obat narkotik dan non narkotik
Botol dalam berbagai ukuran, sesuai dengan kebutuhan
Meja peracikan resep
3) Wadah pengemas dan pembungkus, antara lain :
Etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar dan injeksi
Pembungkus untuk menyerahkan obat berupa palstik dalam berbagai ukuran
4) Buku standar yang diwajibkan, antara lain :
Farmakope Indonesia
Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia
Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek
Sedangkan perlengkapan administrasi yang ada di apotek Wira Sakti terdiri dari :
1) Kartu stok atau kartu barang
2) Blanko pesanan
3) Blanko faktur nota penjualan
4) Blanko pembelian
12
5) Blanko pencatatan penerimaan obat
6) Formulir laporan narkotik dan psikotropika
7) Kwitansi
8) Copy resep
9) Buku pembukuan keuangan
10) Alat tulis dan kertas
11) Buku daftar harga
b. Pelayanan Farmasi
Sarana kefarmasian yang dimiliki apotek pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut:
1) Alat pembuatan obat, antara lain :
Timbangan miligram dan gram beserta anak timbangannya
Mortar dan stamper
Sendok tanduk
Sendok porselen
Sudip
Batang pengaduk
Corong
Tempat untuk pengeringan alat
2) Perlengkapan dan alat pebekalan farmasi, antara lain :
Lemari pendingin
Lemari untuk menyimpan obat narkotik dan non narkotik
Botol dalam berbagai ukuran, sesuai dengan kebutuhan
Meja peracikan resep
3) Wadah pengemas dan pembungkus, antara lain :
Etiket putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar dan injeksi
Pembungkus untuk menyerahkan obat berupa palstik dalam berbagai
ukuran
4) Buku standar yang diwajibkan, antara lain :
Farmakope Indonesia
Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia
13
MIMS
Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek
Sedangkan perlengkapan administrasi yang ada di apotek pelayanan farmasi terdiri
dari :
1) Kartu stok atau kartu barang
2) Blanko pesanan
3) Blanko pencatatan penerimaan obat
4) Formulir laporan narkotik dan psikotropika
5) Copy resep
6) Alat tulis dan kertas
2.1.6 Penataan Perbekalan Farmasi dan Ruang
a. Apotek Wira Sakti
Penataan obat di Apotek Wira Sakti sesuai abjad dan disesuaikan pada tiap bentuk
sediaan. Sedangkan obat-obatan yang meleleh pada suhu tertentu disimpan dalam lemari
pendingin. Pada apotek ini tidak terdapat obat bebas karena apotek ini hanya melayani
resep dokter.
Secara garis besar penataan obat di Apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut :
1) Obat bebas terbatas ditata di bagian dalam lemari yang terdii dari beberapa rak
yang berada pada posisi paling Barat . penyusunan sesuai abjad,
2) Obat generic disusun sesuai dengan abjad,
3) Obat narkotika-psikotropika ditata di bagian dalam dan disimpan dalam lemari
khusus dan dikontrol setiap saat,
4) Obat-obat yang baru datang diletakkan di dalam gudang, diberi tanda/tanggal
kadaluarsa pada tiap luar kemasan, kemudian diurutkan sesuai abjad dan tanggal
kadaluarsa. Kecuali untuk obat narkotika-psikotropika langsung dimasukkan ke
dalam lemari persediaan obat narkotika-psikotropika,
5) Obat-obat dalam bentuk injeksi diletakkan pada rak di samping meja peracikan
obat. Untuk sediaan injeksi yang memerlukan suhu khusus (rendah) dalam
penyimpanannya, maka disimpan di dalam lemari pendingin,
6) Alat kesehatan berada pada rak paling Timur,
14
7) Sediaan infus berada di sebelah rak penyimpanan obat bebas terbatas.
Sedangkan penataan ruangan di Apotek Wira Sakti adalah sebagai berikut:
1) Ruang tunggu, berada di depan apotek yang berfungsi sebagai tempat pasien
menunggu selama peracikan obat berlangsung,
2) Ruang peracikan obat dan administrasi yang tergabung dengan rak penyimpanan
obat,
3) Ruang apoteker, terletak di samping ruang peracikan obat dan administrasi.
Selain apoteker, asisten apoteker juga berada dalam ruangan ini.
4) Ruang mencuci peralatan, berada dalam satu ruangan dengan ruang apoteker.
Tetapi posisi berjauhan dari meja apoteker.
5) Kamar mandi, terletak di dalam pelayanan farmasi, terpisah dari Apotek Wira
Sakti,
6) Gudang, berada dalam satu ruangan dengan ruangan apoteker dan asisten
apoteker yang dilengkapi dengan AC. Untuk obat berkebutuhan khusus
(disimpan dalam temperatur rendah) disimpan di dalam lemari pendingin.
b. Pelayanan Farmasi
Penataan obat di bagian pelayanan farmasi diurutkan sesuai dengan jenis sediaan
dan abjad seperti pada Apotek Wira Sakti. Tetapi, pada celah setiap jenis obat diberi kartu
stock barang untuk memudahkan pengawasan terhadap jumlah obat yang keluar. Pada
bagian pelayanan farmasi ini, resep yang dilayani hanya resep yang diperuntukkan bagi
pasien dari kalangan militer (keluarga, PNS, dan karyawan lainnya) sehingga tidak ada
penarikan biaya dalam setiap penebusan resepnya. Selain itu, terdapat beberapa jenis obat
yang diproduksi khusus oleh TNI yang berlabel Lafiad yang biasanya dalam bentuk sediaan
tablet dan Labiamed yang biasanya dalam bentuk sediaan cairan/sirup. Namun pada
penataan antara obat yang dibuat oleh industri umum dan industri khusus TNI tidak
dibedakan.
Secara garis besar penataan obat di Pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut :
1) Obat sediaan tablet dan kapsul berada pada rak yang berada di ujung bagian
Selatan dan Utara,
15
2) Obat sediaan injeksi berada di ujung Selatan bersebelahan dengan rak
penyimpanan obat sediaan padat,
3) Obat sediaan syrup, semi solid berada di antara rak penyimpanan obat sediaan
padat, bersebelahan dengan meja peracikan,
4) Alat kesehatan berada pada bagian ujung Barat,
5) Sediaan infus berada pada bagian ujung Barat bersebelahan dengan rak
penyimpanan alat kesehatan,
6) Obat narkotika-psikotropika disimpan dalam lemari khusus yang terletak
bersebalahn dengan meja kerja apoteker,
7) Obat berkebutuhan khusus (harus disimpan dalam temperatur rendah) disimpan
di dalam lemari pendingin,
8) Obat yang baru datang di data dalam gudang, diberi tanda/tanggal kadaluarsa
pada luar kemasan. Kemudian diurutkan sesuai dengan abjad dan tanggal
kadaluarsa dan jenis sediaan.
Sedangkan penataan ruangan di Pelayanan Farmasi adalah sebagai berikut:
1) Ruang tunggu, terdiri dari 2 jenis ruang tunggu. Ruang tunggu untuk kalangan
militer tertentu berada di luar bagian pelayanan farmasi. Untuk kalangan perwira
militer berada di dalam bagian depan ruangan pelayanan farmasi.
2) Ruang peracikan dan administrasi obat yang tergabung dengan rak penyimpanan
obat.
3) Ruang apoteker, berada di sebelah Utara meja administrasi dan peracikan obat,
bersebelahan dengan lemari khusus penyipanan obat narkotika-psikotropika
4) Ruang mencuci, berada dalam satu ruangan dengan ruang peracikan, ruang
administrasi, dan rak penyimpanan obat
5) Kamar mandi, berada di sebelah ruang mencuci
6) Gudang, terbagi menjadi 2 bagian. Gudang 1 berisi sediaan syrup, obat kumur,
sediaan semi solid seperti salep, krim, dll. Gudang 2 berisi sediaan padat, sediaan
injeksi, dan obat narkotika-psikotropika. Untuk obat berkebutuhan khusus
(disimpan dalam temperatur rendah) disimpan di dalam lemari pendingin.
16
Denah Apotek Pelayanan Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada Jember
4
U
16
11
22
27
25
1
2
7
6
5
9
10
12
12
8
13
14
3
15
17
18
19 21
20
21
23
24 26
17
Keterangan :
1. Meja pelayanan
2. Meja kerja administrasi
3. Lemari pendingin
4. Toilet
5. Lemari sediaan tablet abjad A-L
6. Lemari sediaan injeksi
7. Lemari alat kesehatan
8. Box sediaan infusa
9. Lemari box sirup,sediaan infusa,dan box peerkamen
10. Lemari sediaan tablet abjad M-Z
11. Lemari perlengkapan dan etiket
12. Lemari sediaan sirup dan semisolid
13. Meja pelayanan resep 1
14. Meja pelayanan resep 2
15. Meja Kepala Instalasi Farmasi
16. Meja peracikan sediaan liquid
17. Lemari sediaan psikotropika/narkotika
18. Loker
19. Lemari berkas 1
20. Lemari berkas 2
21. Gudang sediaan sirup dan semisolid
22. Lemari sediaan tablet abjad O-Z
23. Lemari sediaan psikotropika/narkotika
24. Lemari sediaan injeksi
25. Lemari sediaan tablet abjad G-L
26. Lemari Sediaan tablet abjad A-F
27. Meja administrasi
Denah Apotek Wira Sakti RSAD TK III Baladhika Husada Jember
18
U
c
B
M
H
J I
D E
G
F
U S T
N O P Q
L
K
R
A
19
Keterangan:
A. Ruang tunggu
B. Meja penerimaan resep
C. Penyimpanan sediaan injeksi
D. Penyimpanan obat bentuk tablet
E. Penyimpanan cairan infus
F. Penyimpanan cairan infus
G. Meja administrasi 2
H. Meja peracikan dan penyimpanan sirup
I. Penyimpanan alat kesehatan
J. Meja administrasi 1
K. Tempat telepon
L. Meja perlengkapan kefarmasian
M. Tempat pengeringan alat
N. Wastafel
O. Lemari pendingin
P. Penyimpanan obat obat dalam jumlah besar
Q. Penyimpanan obat narkotik/psikotropik
R. Meja apoteker pengelola apotek
S. Penyimpanan sediaan injeksi
T. Meja kepala asisten apotek
U. Penyimpanan alat kesehatan
20
2.2 Struktur Organisasi (SDM)
Kainstalfarmasi Drs. M. Arifin F, Apt
Mayor Ckm NRP. 1910056930867
Tur Gudang I Dudung Drajad Sampurna
PNS.II/c NIP.198001102002121002
Tur Obat I Ida Lestari
PNS.II/d NIP.195910181984032002
Turmin Resep I Ririn Tunjungsari
PNS.II/d NIP.197606231998032003
Turyan Suhartono
PNS.I/d NIP.196902112003121001
Tur Gudang II
Turmin Resep II Ninik Ikhayanti
PNS.II/b NIP.19504052005012005
21
Sampai saat ini, jumlah personel organik RSAD TK. III Baladhika Husada Jember
berjumlah 161 orang dengan rincian sebagai berikut :
i. TNI : 45 orang
ii. PNS : 58 orang
iii. Honorer : 58 orang
2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam usaha untuk memperlancar dan memudahkan pelayanan, maka Instalasi
Farmasi melakukan pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan.
Sumber daya manusia di Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada terdiri dari:
1) Kepala Instalasi Farmasi
Tugas pokok dan fumgsi jabatannya yaitu sebagai pelaksana Karumkit di
bidang dukungan pelayanan kes, dik dan penelitian serta pengembangan bidang
pelayanan obat dan suplay medis serta Har alkes terbatas. Bertanggung jawab
kepada karumkit dan dalam pelaksanaan tugas melakukan koordinasi dengan Ketua
Komite Medik yang dalam pelaksanaan tugas sehari – hari secara keseluruhan yang
dibantu oleh para Kasubinstal.
Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan dan
membawahi:
a) Gudang obat dan alat kesehatan
b) Pelayanan
c) Distribusi
d) Perencanaaan dan evaluasi
e) Pengembangan farmasi
f) Tata usaha farmasi
Tugas dan Wewenang Kepala Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika Husada Jember
adalah:
1. Merencanakan, menyelenggarakan / melaksanakan pelayanan kefarmasian.
2. Merencanakan dan menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.
22
3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta monitoring efek
samping dari obat tersebut.
4. Menyelenggarakan pemeliharaan alkes serta meliputi serta pemeliharaan berkala
dan perbaikan tingkat ringan sedangkan untuk perbaikan tingkat sedang dan berat
dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain.
5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti linak pelayanan obat, suplay
medis serta pemeliharaan alat kesehatan.
6. Melaksanakan pembinaan personil dilingkungan instalasifarmasi.
7. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada Kepala Rumah Sakit.
2) TUR OBAT
Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah menyelenggarakan pengaturan dukungan
obat – obatan serta membantu tugas Kainstal dalam rangka mendukung kinerja Kainstal
pada penderita rawat jalan dan rawat inap.
Rincian tugasnya yaitu :
1. Membantu menyelenggara / melaksanakan pelayanan kefarmasian.
2. Membantu menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.
3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta memonitoring efek
samping dari obat tersebut.
4. Mendukung memelihara alkes meliputi pemeliharaan berkala dan perbaikan tingkat
ringan sedangkan untuk perbaikan sedang dan berat dilaksanakan melalui kerjasama
dengan pihak lain.
5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan obat, suplay
medis serta pemeliharaan alat kesehatan
6. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada kainstalfarmasi.
3) TUR GUDANG
Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah menyelenggarakan pengaturan dukungan
obat – obatan serta membantu tugas Kainstal dalam rangka mendukung kinerja Kainstal
pada penderita rawat jalan dan rawat inap.
Rincian Tugasnya antara lain :
23
1. Membantu menyelenggarakan / melaksanakan pelayanan kefarmasian.
2. Membantu menyediakan matkes meliputi obat – obatan dan suplay medis.
3. Melaksanakan kegiatan informasi obat, material kesehatan serta memonitoring efek
samping dari obat tersebut.
4. Mendukung memelihara alkes meliputi pemeliharaan berkala dan perbaikan tingkat
ringan sedangkan untuk perbaikan sedang dan berat dilaksanakan melalui kerjasama
dengan pihak lain.
5. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan piranti lunak pelayanan obat, suplay
medis serta pemeliharaan alat kesehatan
6. Melaksanakan pembinaan personil dilingkungan instalasi farmasi.
7. Melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik kepada kainstalfarmasi.
4) TURMIN RESEP I
Tugas dan fungsi jabatan yaitu melaksanakan pelayanan dibidang dukungan Farmasi
serta pelayanan kesehatan di unit farmasi dalam penelitian dan permintaan dosis obat yang
diperlukan.
Rincian tugasnya yaitu :
1. Melaksanakan penelitian obat sesuai dengan ketentuan.
2. Meneliti isi dari permintaan obat.
3. Memberikan pelayanan resep yang ada sesuai dengan ketentuan Depkes.
5) TURYAN
Tugas pokok dan fungsi jabatan yaitu mengatur pelayanan dan membantu kinerja
kainstal terhadap permintaan obat.
Rincian tugasnya yaitu :
1. Menerima penerimaan resep dari dalam perawatan maupun dari tiap bagian.
2. Menyusun dan mencatat jumlah resep
3. Melayani tiap permintaan dari resep.
4. Melayani keluarnya obat yang telah diperiksa oleh asisten apoteker.
6) TURMIN RESEP II
24
Tugas pokok dan fungsi jabatannya adalah melaksanakan pelayanan dibidang dukungan
Farmasi serta pelayanan kesehatan di unit farmasi dalam penelitian dan permintaan dosis
obat yang diperlukan
Rincian tugasnya meliputi :
1. Melaksanakan penelitian obat sesuai dengan ketentuan.
2. Meneliti isi dari permintaan obat.
3. Memberikan pelayanan resep yang ada sesuai dengan ketentuan Depkes.
2.3 Bidang kegiatan
Kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan di Instalasi Farmasi RSAD TK III Baladhika
Husada yang terdiri dari :
1. Tur Obat 1
2. Tur Gudang 1
Tur Gudang 2
3. Turmin Resep 1
Tur Resep 2
4. Turyan
Selain itu, Kegiatan Farmasi di RSAD TK III Baladhika Husada juga dilakukan
Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pasien tentang :
a. Aturan pemakaian obat
b. Cara penggunaan obat
c. Lama pemakaian obat
d. Indikasi obat
e. Efek samping obat yang digunakan
25
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan di Apotek Pelayanan Farmasi
Apotek di pelayanan farmasi khusus untuk anggota TNI, keluarga anggota TNI yang
berhak, dan Pegawai Negeri Sipil instansi TNI yang diberikan secara gratis. Di apotek
pelayanan farmasi obat – obat dan alat kesehatan diperoleh dari dropping oleh GUDKESRAH
( Gudang Kesehatan Daerah), dulu proses dropping obat tiap 3 bulan sekali akan tetapi
sekarang tiap bulan. Apotek mempunyai stok obat di gudang dan apotek, obat – obat di
gudang harus di beri tanda kapan waktu kadaluarsanya sehingga dapat memudahkan untuk
pendistribusian obat dan penggunaan obat mana yang akan digunakan terlebih dahulu.
Selain itu letak obat juga dibedakan dari jenis dan bentuk sediaannya misalnya obat-obat
tablet diletakkan pada rak tersendiri, begitu pula dengan sediaan yang lainnya seperti sirup,
krim dan sediaan narkotik dan psikotropik diletakkan pada lemari tersendiri sehingga
susunannya tertata rapi dan mudah dicari.
Tiap-tiap obat harus di beri kartu stok obat agar petugas dapat memantau obat yang
keluar dan masuk yang nantinya akan di catat dalam buku penggunaan obat, sehingga keluar
masuknya obat dapat dipantau. Pada kartu stok obat tidak boleh ada coretan jika ada yang
salah harus di tanda tangani oleh apoteker lalu dilanjutkan lagi penulisannya untuk
mengantisipasi terjadinya manipulasi data. Apabila ada obat yang diminta pasien tidak ada
dalam apotek dan gudang maka petugas memesan obat tersebut pada apotek rekanan
dengan sistem pembayaran di belakang artinya mengambil obatnya terlebih dahulu
kemudian pembayarannya menunggu dropping dari GUDKESRAH atau uang pada bulan
berikutnya. Sehingga apotek rekanan harus apotek besar agar tidak mengalami
kebangkrutan. Apabila obat yang diminta pasien sifatnya darurat, apotek pelayanan farmasi
bisa menggunakan obat yang ada di Apotek Wira Sakti dengan sistem pinjam sehingga jika
obat tersebut sudah ada, apotek pelayanan farmasi mengembalikan obat yang telah
dipinjam tersebut. Di pelayanan Farmasi ini tidak perlu ada buku daftar harga karena obat –
obat diberikan kepada pasien secara gratis dan hanya perlu mencatat obat apa saja yang
diminta pasien agar pengeluaran dan pemasukan obat dapat terkontrol dengan baik.
26
3.2 Pelaksanaan di Apotek Wira Sakti
Pelayanan resep di apotek Wira Sakti berbeda dengan apotek pelayanan dinas karena
apotek ini khusus untuk penderita umum dan pembayarannya menjadi satu dengan
administrasi rumah sakit yang nantinya bagian administrasi menyetor uangnya ke apotek
Wira Sakti. Oleh karena itu di Apotek Wira Sakti ini perlu adanya daftar harga obat untuk
memudahkan proses administrasi. Apotek ini merupakan apotek milik koperasi sehingga
pengelolaannya harus dikontrol. Administrasi obat yang tertib yaitu keluar masuknya obat
yang terkendali, selain itu kartu stok obat harus rapi sehingga diketahui obat yang jalan dan
obat yang macet. Obat yang di ambil oleh apotek harus berasal dari distributor yang jelas,
sehingga tidak khawatir jika ada pemeriksaan obat-obat apotek oleh Dinas Kesehatan selain
itu juga untuk menjaga keamanan pasien yang menggunakan obat tersebut. Tiap –tiap obat
harus di beri kartu stok agar dapat memantau banyaknya obat yang masuk dan keluar.
Sehingga obat yang sering dibeli / diminta pasien perlu dipesan lagi pada distributor
sedangkan obat yang permintaannya sedikit tidak perlu dipesan. Biasanya obat –obat di
Apotek Wira Sakti ini dibeli langsung dari Pedegang Besar Farmasi (PBF) dan boleh
mengambil di gudang. Untuk pengelolaan uang dan obat harus benar – benar diawasi agar
tidak mengalami defisit, biasanya pembukuannya menggunakan buku khusus dan di buat
neraca sehingga keuangan dapat terkontrol dengan baik. Untuk obat narkotik dan
psikotropik pembukuannya dipisah. Untuk obat daftar G penggunaannya harus atas
persetujuan apoteker walaupun PSA (Pemilik Saham Apotek) menyetujui pemakaian
ataupun pembelian obat tersebut.
Dalam sebuah apotek, apoteker pengelola apotek (APA) mempunyai peran yang
sangat penting yaitu sebagai seseorang pemimpin yang harus menjadi teladan yang baik bagi
semua karyawannya.
Tugas dan kewajiban apoteker pengelola apotek meliputi :
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek.
2. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi yang meliputi :
Administrasi kefarmasian
Administrasi penjualan
Administrasi personalia
27
Administrasi inventaris
Administrasi bidang umum
3. Membayar pajak yang berhubungan dengan apotek
Meningkatkan omset
Mengadakan pembelian menurut prosedur
Melakukan kegiatan untuk pengembangan
Apoteker pengelola apotek juga mempunyai tanggung jawab dalam :
1. Bidang keuangan, penggunanan secara efisien, pengamanan dan kelancarannya.
2. Bidang Persediaan Barang, pengadaan yang sehat, ketertiban dalam penyimpanan
dan pengamanan.
3. Bidang Inventaris, penggunaan seefisien mungkin.
4. Bidang Umum, kelancaran keamanan penyimpanan.
3.2.2 Alur pelayanan resep
a. Pelayanan Resep Dokter
Pelayanan resep dokter meliputi :
1. Penerimaan resep dokter
Setelah resep diterima, di teliti kebenaran dan kelengkapan resep kemudian di beri
harga.
2. Kasir memanggil pasien dan memberitahukan harga obat yang harus dibayar. Lalu
ditanyakan apakah mau membayar lunas / kredit (khusus pasien rawat inap)
3. Resep di catat dalam buku sesuai dengan nomor peracikan, yang meliputi :
No. Urut pasien
Nama pasien
Jumlah resep yang ditebus
Harga obat yang ditebus
4. Resep yang diracik sesuai dengan resep dokter di beri etiket.
Untuk resep yang mengandung narkotik / psikotropika pengambilan obatnya
di sertai dengan pencatatan di buku khusus dan kartu stock. Untuk
mempermudah pengecekan, resep yang mengandung narkotika di beri tanda
merah.
28
Copy resep diberikan bila resep di tebus sebagian.
Kwitansi diberikan bila pasien memintanya.
5. Obat yang sudah diracik, diteliti ulang sebelum diserahkan pada pasien kemudian
diserahkan pada pasien dengan memberikan informasi obat dan cara pemakaiannya.
6. Resep – resep ynag sudah dilayani dikumpulkan dan diurutkan sesuai dengan nomor
urut, tanggal, bulan dan tahun pengambilan. Resep-resep tersebut disimpan minimal
3 tahun. Setelah itu resep dapat dimusnahkan dengan disertai berita acara
pemusnahan.
b. Pelayanan Tanpa Resep Dokter
Pelayanan tanpa resep dokter meliputi :
a. Obat bebas
b. Obat bebas terbatas
c. Obat wajib apotek
d. Alkes
e. Kosmetika
Di apotek Wira Sakti, pelayanan tanpa resep dokter hanya untuk alkes saja, karena
apotek Wira Sakti hanya melayani pembelian dengan resep dokter dan tidak melayani
penjualan bebas. Pembelian alkes tanpa resep dokter, hanya untuk jenis alkes yang ringan.
3.2.3 Pelayanan KIE
Pelayanan KIE sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang jelas dan benar
kepada pasien, mengingat tidak semua pasien mengerti cara pemakaiannya, aturan pakai /
dosis, khasiat obat, indikasi, kontra indikasi, efek samping yang mungkin timbul dari suatu
obat, serta peringatan dan perhatian bila mempunyai penyakit tertentu.
Adapun pelayanan KIE yang dilakukan antara lain :
1. Pelayanan Komunikasi
Sebagai asisten apoteker (AA) kita juga berperan sebagai informan yang diwajibkan
untuk terus berkomunikasi dengan pasien atu pihaklain yang membutuhkannya.
2. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi dapat berupa :
a. Memberikan informasi tentang cara pemakaian obat
29
Misal : obat yang digunakan melalui dubur, vagina, dll.
b. Memberikan informasi dan penjelasan tentang aturan pakai obat agar pasien
tidak salah menggunakan obat.
3. Pelayanan Edukasi
Pelayanan Edukasi dapat berupa pemberian informasi tentang pengetahuan obat dan
penggunaan obat yang efektif kepada pasien ataupun pihak lain yang membutuhkan.
3.2.4 Pengelolaan di Instalasi Farmasi
Seorang apoteker pengelola apotek harus bisa berhubungan dengan banyak orang
yaitu dengan petugas apotek, dokter, pedagang besar farmasi, dan masyarakat sebagai
konsumen. Pengelolaan apotek meliputi beberapa hal antara lain pengelolaan obat dan
pengelolaan keuangan.
a. Pengelolaan data
Di instalasi farmasi RSAD DKT terdiri dari 2 apotek yaitu
1. Rumah Obat : instalasi farmasi yang khusus melayani resep penderita dinas seperti
anggota TNI, keluarga anggota TNI dan pegawai negeri sipil instansi TNI. Untuk pasien
dinas yang rawat inap harus menunjukkan kartu keluarga KU 1 terlebih dulu.
2. Apotek Wira Sakti : instalasi farmasi yang melayani resep penderita umum, dan juga
melayani penderita askes, namun hanya pada kebutuhan alat kesehatan habis pakai
saja.
b. Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat meliputi :
a. Arus obat masuk (dari pemesanan)
Apotek memesan sejumlah obat dengan menggunakan surat pesanan, kemudian
barang yang datang diteliti asisten apoteker yang ditunjuk untuk memeriksa jenis
barang, jumlah, keadaan / kwalitas barang, tanggal kadaluarsa, serta
mencocokkan dengan faktur pengiriman barang dan surat.
Barang yang sudah diterima dicatat dalam buku stock barang dan buku
pemasukan lalu diletakkan sesuai abjad dan bentuk obatnya (kapsul, tablet, infus,
injeksi, dll)
30
Jika barang banyak maka disimpan digudang dengan menggunakan metode FIFO
(First In First Out)
Faktur yang diterima, dihitung harga netto apotik dan harga jualnya kemudian
dimasukkan dalam buku daftar harga.
Arus Obat masuk
1. Rumah obat : obat-obatan dan alkes di rumah obat merupakan dropping dari
GUDKESRAH (Gudang kesehatan daerah)
2. Apotek Wira sakti : setiap pagi asisten apoteker (AA) bagian order mengecek stok
obat yang menipis untuk langsung diorder ke PBF menggunakan surat pesanan yang
di tanda tangani Apoteker.
Surat pesanan (sp) terdiri rangkap 2 yaitu:
a. Lembar pertama (asli) untuk diberikan pada PBF
b. Lembar kedua (copy) untuk disimpan sebagai arsip apotek, digunakan untuk
mengecek kembali obat yang dipesan setelah permintaan barang telah dikirim
oleh PBF.
1. Barang / obat yg datang fakturnya ditulis di buku faktur.
2. Faktur yang telah ditulis diserahkan ke bagian stok barang untik di masukkan ke
kartu stok barang, lalu faktur disimpan.
3. Jikaa da resep yang obatnya tidak tersedia di apotek maka apotek UP ke apotek
rekanan, setelah barang datang faktur / nota pembelian dari apotek rekanan
ditulis ke buku faktur dan diserahkan ke bagian stok barang untuk di masukkan ke
kartu stok barang.
b. Penyimpanan barang
Penyimpanan barang untuk penjualan bebas
Untuk obat – obat / perbekalan farmasi yang dijual bebas diletakkan di tempat
yang yang mudah dilihat oleh pasien. Untuk obat pemakaian dalam dan luar
letaknya dipisahkan.
Penyimpanan obat diruang peracikan
Obat – obat disusun secara urut menurut abjad dan bentuk sediaannya, misal :
untuk obat-obat injeksi diletakkan di rak / lemari tersendiri.
31
Penyimpanan obat narkotik
Untuk obat narkotik disimpan di lemari yang menempel pada dinding tembok,
lemari tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Bagian pertama digunakan untuk obat psikotropika dan narkotika yang
digunakan sehari – hari,
b. Bagian kedua untuk persediaan obat psikotropika dan narkotika.
Penyimpanan barang di gudang
Barang-barang yang datang disimpan di gudang sesuai dengan abjad dan bentuk
sediaan, untuk obat golongan antibiotik tanggal kadaluarsanya di catat dalam
buku khusus untuk memudahkan pemantauan dan harus sring diperiksa. Untuk
sediaan yang termolabil disimpan di lemari pendingin. Semua obat-obat diatas
disimpan dengan metode FIFO.
c. Arus barang keluar
Setiap terjadi penjualan / pengeluaran barang diadakan pencatatan seperti :
Jumlah masing-masing barang yang keluar pada kartu stock,
Pencatatan hasil penjualan bebas maupun dengan resep dokter di buku penjualan,
Barang yang habis atau menipis dicatat di buku defecta.
Arus obat keluar
1. Rumah Obat : Obat yg keluar dari rumah obat di tujukan untuk pasien dinas, antara
lain : anggota TNI dan keluarganya, PNS instansi TNI, baik yang rawat inap maupun
rawat jalan.
2. Apotek Wira Sakti : Obat yang keluar dari apotek Wira Sakti ditujukan untuk pasien
umum, baik yang rawat inap maupun rawat jalan. Apotek juga melayani penderita
askes namun hanya pada kebutuhan alkes habis pakai (tidak melayani obat) kecuali
untuk obat-obatan daftar DPHO (Daftar Pelaporan Harga Obat).
c. Pengelolaan keuangan
1. Arus uang masuk
Untuk arus uang masuk hanya ada di apotek Wira Sakti karena di Rumah Obat
melakukan penjualan obat pada penderita dinas secara gratis. Arus uang yang masuk
diperoleh dari penjualan tunai atau kredit. Penjualan kredit berasal dari pasien rawat
32
inap yang akan di bayar jika pasien akan pulang, sedangkan penjualan tunai diperoleh
dari pembelian obat oleh pasien yang rawat jalan. Arus uang masuk di Apotek Wira
Sakti meliputi :
a. Pendapatan tunai per hari dari bagian administrasi di setorkan ke bendahara apotek,
b. Untuk penderita rawat inap pembayaran obat dilakukan setelah pasien pulang.
2. Arus uang yang keluar
Arus uang keluar di Apotek Wira Sakti yaitu Apotek Wira Sakti melakukan
pembayaran regular ke PBF yang dibuka setiap hari sesuai dengan keuangan yang
telah di anggarkan oleh apotek. Untuk pengeluaran biaya pembelian alat tulis kantor,
dan biaya lain2 dilakukan atas pengetahuan dan pertanggungjawaban apoteker dan
kepala apotek. Uang yang keluar harus dibuatkan nota, kwitansi, faktur bermaterai.
Arus uang yang keluar digunakan untuk :
Membeli perbekalan farmasi dan perlengkapan apotek yang telah menipis atau
habis,
Biaya-biaya fungsional dan non fungsional.
Hutang dagang harus di catat dengan teliti.
d. Pelaporan Obat di apotek
Obat – obat di apotek yang perlu dilaporkan antara lain :
1. Pelaporan Obat narkotika
Obat – obat golongan narkotika dilaporkan tiap akhir bulan ke dinas kesehatan
kabupaten Jember dalam bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out.
Lampiran penggunaan narkotika dicatat dalam buku register yang mencakup nomor
kode, nama sediaan, satuan persediaan awal dan akhir.
2. Pelaporan Obat Morfin dan Petidin
Untuk pelaporan obat morfin dan petidin sama dengan ketentuan pelaporan
narkotik, dilaporkan tiap akhir bulan ke dinas kesehatan kabupaten Jember dalam
bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out. Lampiran penggunaan morfin
dan petidin dicatat dalam buku register yang mencakup nomor kode, nama sediaan,
satuan persediaan awal dan akhir.
3. Pelaporan Obat Psikotropika
33
Untuk pelaporan obat psikotropika tidak jauh berbeda antara pelaporan narkotik dan
morfin serta petidin yaitu dilaporkan tiap akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten
Jember dalam bentuk CD. Untuk arsip apotek dalam bentuk print out. Lampiran
penggunaan psikotropika dicatat dalam buku register yang mencakup nomor kode,
nama sediaan, satuan persediaan awal dan akhir.
34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil magang yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat 2 apotek di RSAD TK III Baladhika Husada Jember yaitu Apotek Pelayanan
Farmasi (Rumah Obat) untuk pasien dinas dan Apotek Wira Sakti untuk pasien
umum.
2. Obat –obat yang digunakan di Pelayanan Farmasi merupakan dropping dari
GUDKESRAH yang dilakukan satu bulan sekali, sedangkan obat – obat di apotek Wira
Sakti di beli dari Pedagang Besar Farmasi (PBF).
3. RSAD TK III Baladhika Husada melayani askes tapi hanya untuk alat kesehatan habis
pakai saja, tidak termasuk obat – obat kecuali obat daftar DPHO (Daftar Pelaporan
Harga Obat).
4. Di Apotek terdapat pelaporan obat-obat yang keluar dan masuk seperti :
a. Narkotika
b. Morfin dan petidin
c. Psikotropika
d. Generik
1.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengembangan sistem informasi manajemen yang baik untuk
peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien.
2. Peningkatan mutu dan kualitas SDM melalui pelatihan, baik pengetahuan,
keterampilan, maupun kedisiplinan.
3. Perlu adanya KIE pada pasien, sehingga pasien tahu bagaimana cara penggunaan
obat yang baik.
4. Perlu dilakukan evaluasi kinerja pegawai secara rutin disertai pelaporannya untuk
perbaikan kualitas.
35
5. Perlu evaluasi kepuasaan pasien atas pelayanan yang diberikan sebagai feed back
dari pasien.
6. Perlunya peningkatan peran apoteker dalam pelayanan kepada pasien. Sehingga
peranan apoteker di rumah sakit yang bersangkutan mengacu pada pasien oriented
yang sesuai dengan nine star pharmacy.