Laporan PBL Kel 1 Tumbang

65
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tutorial ini. Tujuan pembuatan laporan tutorial ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai SISTEM PEDIATRI pada semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama diskusi mandiri. Dalam laporan ini telah dijelaskan tentang Tumbuhn Kembang Anak pada Sistem Pediatri, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan penulis. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi penulis sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Terima kasih kepada tutor penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini serta kekompakkan anggota kelompok. Dalam membuat laporan ini, penulis mengambil sumber- sumber dari buku ajar, slide dan internet sehingga penulis bisa menjawab dan mendapatkan informasi-informasi yang penulis butuhkan dalam laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

description

nmmbl

Transcript of Laporan PBL Kel 1 Tumbang

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan tutorial ini.Tujuan pembuatan laporan tutorial ini adalah sebagai syarat kelengkapan nilai SISTEM PEDIATRI pada semester ini. Selain itu, agar dapat memahami secara mendalam mengenai materi yang telah didiskusikan selama diskusi mandiri.Dalam laporan ini telah dijelaskan tentang Tumbuhn Kembang Anak pada Sistem Pediatri, karena itu laporan ini sangat berguna untuk pengetahuan penulis. Mungkin laporan ini belum sempurna sebagaimana mestinya, tetapi penulis sudah berusaha dalam menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.Terima kasih kepada tutor penulis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini serta kekompakkan anggota kelompok. Dalam membuat laporan ini, penulis mengambil sumber-sumber dari buku ajar, slide dan internet sehingga penulis bisa menjawab dan mendapatkan informasi-informasi yang penulis butuhkan dalam laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Jakarta, Desember 2013

Penulis

SkenarioSeorang anak laki-laki umur 24 bulan, berat badan 8,5 kg, panjang badan 72 cm, dan lingkar kepala 33 cm, dibawa ibunya karena batuk pilek sejak 3 hari. Pasien juga demam sejak 4 hari lalu, demam tidak tinggi. Riwayat kelahiran: ditolong oleh bidan dengan BB 2900 gram, panjang badan 49 cm, dan lingkar kepala 33 cm. Pasien mendapatkan ASI hanya sampai usia 3 bulan, karna ibu pasien bekerja, selanjutya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang, jadi pasien hanya diasuh oleh neneknya saja yang sering batuk-batuk dan sudah berusia 72 tahun. Pasien jarang dibawa ke posyandu. Penimbangan yang dilakukan umur 12 bulan, saat berobat berat badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, dan lingkar kepala 47,5 cm, terakhir 1 bulan lalu saat berobat karena demam, berat badan pasien 7,8 kg, tinggi badan 72 cm, dan lingkar kepala 51 cm. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri, berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar-besar (boneka) sedangkan mainan seperti pensil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas dan cenderung pendiam. Makanan padat mulai diberikan saat berusia 4 bulan, yaitu pisang.Kata / Kalimat Kunci Anak laki-laki umur 24 bulan, BB 8,5 kg, PB 72 cm, LK 33 cm Batuk pilek sejak 3 hari Demam sejak 4 hari lalu (demam tidak tinggi) R. Kelahiran: Ditolong oleh bidan BB 2900 gr, PB 49 cm, LK 33 cm ASI sampai usia 3 bulan susu formula Diasuh oleh nenek usia 72 tahun yang sering batuk Jarang dibawa ke posyandu Usia 12 bulan berobat, BB 6,7 kg, TB 65 cm, LK 47,5 cm Usia 23 bulan berobat, BB 7,8 kg, TB 72 cm, LK 51 cm Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri Berdiri berpegangan tidak lama Bicara tidak jelas Hanya bisa mengambil mainan yang besar Sering menangis tidak jelas dan pendiam. Usia 4 bulan diberikan pisangKata/Kalimat Kunci Tambahan R. Kelahiran: Bayi tidak langsung menangis Sianosis Takipneu Ketuban hijau Diventilator 7 hari R. Imunisasi: Usia 1 bulan: Hepatitis B Usia 2 bulan: DPT, Hepatitis I & II, Polio Usia 3 bulan: BCG Usia 4 bulan: Belum diajukan lagi dan sering batuk pilek Usia 6, 12, 17, dan 19 bulan: Demam dan kejang beberapa kali/hari sampai tertidur Usia 17 bulan: Bayi dirawat karena demam 2 minggu BB 7,2 kg, TB 67 cm, LK 50 cm R. Perkembangan: Usia 3 bulan: Tengkurap, jarang tersenyum, dan mengoceh Usia 1 tahun: Duduk sendiri Bisa mengoceh, jarang terlihat tepuk tangan, terlihat acuh, dan tidak gembira ketika mendengar lagu R. Gizi: Susu formula 7x/hari masing-masing 90-120 cc Makan 3x/hari, hanya 1-2 sendok Makan tahu, tempe, telur, ayam, dan jarang makan buah (jika makan buah dimuntahkan)Pertanyaan1. Bagaimana aspek pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia 0-24 bulan?2. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?3. Jelaskan tahap-tahap normal tumbuh kembang anak 0-24 bulan!4. Jelaskan jadwal dan jenis imunisasi sebagai kebutuhan dasar anak 0-24 bulan!5. Bagaimana mengaplikasikan PB/TB, BB, LK pada scenario ke kurva pertumbuhan WHO pada table tumbuh kembang anak?6. Bagaimana peran orang tua terhadap tumbuh kembang anak?7. Berdasarkan riwayat kelahiran pada scenario, berapa nilai APGAR Score pada anak tersebut?8. Jelaskan dampak riwayat kejang terhadap tumbuh kembang anak?9. Berdasarkan KPSP, bagaimana hasil penilaian perkembangan anak pada scenario?10. Apakah ada pengaru dari ketidak lengkapan imunisasi pada anak tersebut dengan gajala yang diderita dan tumbuh kembang?11. Bagaimana status gizi anak pada scenario?12. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan tumbuh kembang anak pada scenario?13. Bagaimana hubungan ASI eksklusif terhadap tumbuh kembang anak?14. Bagaimana penatalaksanaan awal untuk anak gangguan tumbuh kembang terutama pada scenario?15. Bagaimana cara antenatal care yang baik agam menghindari kelainan dalam keahiran dan kehamilan pada scenario?16. Jelaskan interpretasi skala Denver pada scenario!17. Bagaimana kebutuhan ASAH, ASIH, dan ASUH pada anak usia 0-24 bulan?

PEMBAHASANFaktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang AnakSecara umum terdapat dua faktor utama yg berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu:1. Faktor genetikMelalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yg telah dibuahi, dapat di tentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Yang termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yg normal dan patologik, jenis kelamin, suku atau bangsa. Potensi genetik yg bermutu diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yg optimal.1. Faktor lingkunganLingkungan yg cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yg kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :1. Faktor lingkungan prenatal1. Faktor lingkungan postnatal1. Faktor lingkungan prenatal1. GiziGizi ibu yg jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu hamil lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Di samping itu pula meyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.1. Mekanisfaktor mekanis seperti posisi fetus yg abnormal dan oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok.

1. Toksin kimiaMasa organogenesis adalah masa yg sangat rentan terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, metahdion, obat-obat anti kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan.1. EndokrinHormon-hormon yg mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon placenta, hormon tiroid, insulin dan peptide-peptide lain dengan aktivitas mirip insulin.1. RadiasiPemakaian radium dan sinar rontgen yg tidak mengikuti aturan dapat menyebabkan kelainan pada fetus.1. Anoksia embrioKeadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhan terganggu1. Faktor post natal1. Lingkungan biologisMeliputi ras, suku, jenis kelamin, umur yg paling rawan adalah balita, fungsi metabolism, gizi, perawatan kesehatan dan hormone yg aktif membantu tumbuh kembang.1. Faktor fisikMeliputi cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi (akibat sanitasi yg kurang maka anak akan sering sakit), keadaan rumah.1. Faktor psikososialBanyak faktor-faktor psikososial yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih saying.1. Faktor keluarga dan adat istiadatFaktor keluarga dan adat istiadat juga tidak terlepas peranannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, faktor tersebut antara lain : pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu.

Jadwal dan Jenis Imunisasi Sebagai Kebutuhan Dasar Anak 0-24 Bulan

Mengaplikasikan PB/TB, BB, LK pada skenario ke kurva pertumbuhan WHO pada tabel tumbuh kembang anak.BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN

LINGKAR KEPALA MENURUT USIA

CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2 tahun), berat badan.1. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan.1. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT.1. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO 1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata1. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.1. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.1. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.1. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.

Catatan :1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.1. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT terhadap umur.1. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.1. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih.1. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).

Peran Ibu Dan Lingkungan Terhadap Tumbuh Kembang Anaka). Peran ibu dan lingkungan terhadap tumbuh kembang anakFaktor lingkungan :1. Faktor lingkungan prenatal 1. Gizi ibu pada waktu ibu hamilGizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,anemia pada bayi baru lahir mudah terkena infeksi,abortus dan sebagainya. 1. Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes,dislokasi panggul dan sebagainya.1. Toksin/zat kimiaMasa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya penggunaan obat-obatan pada ibu hamil dapat menyebabkan kelainan bawaan. Termasuk ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol dapat melahirkan bayi BBLR,lahir mati,cacat dan sebagainya.1. Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin,kerusakan otak,mikrosefali,atau cacat bawaan lainnya.1. InfeksiInfeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah toxoplasmosis,rubella,cytomegalovirus,herpes simplex.1. StresStress yang dialami ibu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan,kelainan kejiwaan dan sebagainya.

1. imunisasi Rhesus dan ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,hidrops fetalis, lahir mati.1. Anoksia embrioMenurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,menyebabkan BBLR.1. Faktor lingkungan post-natalPada bayi yang baru lahir harus bisa melewati masa transisi, dari system yang teratur yang sebagaian besar tergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetic dan mekanisme homeostatik itu sendiri. Masa perinatal yaitu masa atara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan,merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak. Peran ibu pada tumbuh kembang anak tidak sedikit dalam ekologi anak,yaitu peran ibu sebagai para genetic factor yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobilogisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Contoh: pemberian ASI/ menyusui adalah periode gestasi dengan payudara sebagai plasenta eksternal, karena payudara manggantikan fungsi plasenta sebagai sumber nutrisi bagi bayi,tetapi juga mempunyai arti dalam dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terpustus begitu dilahirkan kedunia. Dengan pemberian asi menstimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Pada skenario ibu yang tak banyak bicara berpengaruh besar pada masa-masa bayi tumbuh dan berkembang karena melalui orang terdekatlah si bayi untuk kebutuhan tumbuh kembangnya. Jadi sangat dibutuhkan peran si ibu bagaimana merawat bayi dengan benar.

APGAR SCORE Pada Anak Di SkenarioRiwayat kelahiran :1. Ditolong bidan1. BB 2900 gr1. PB 49 cm1. LK 33 cm1. Bayi tidak langsung menangis1. Sianosis1. Takipneu1. Ketuban hijau (Mekonium)1. Diventilator 7hari

Prosedur penilaian APGAR score :- Pastikan pencahayaan yang baik.- Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada satu menit pertama dengan cepat dan simultan, jumlahkan nilainya.- Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya.- Ulangi pada menit ke lima dan menit ke sepuluh.- Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai.Penilaian :- Setiap varriabel dinilai 0, 1, dan 2.- Nilai tertinggi adalah 10.- Nilai 7 10 : bayi dalam keadaan baik.- Nilai 4 6 : bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi.- Nilai 0 3 : menunjukan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.Keterangan :Berdasarkan riwayat kelahiran anak pada skenario, maka anak tersebut nilai APGAR score nya adalah 4 (empat),yaitu bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi.

Dampak Riwayat Kejang Terhadap Tumbuh Kembang AnakProses pembentukan otak anak tergantung dari faktor genetik lingkungan. Jika salah satu faktor ini ada salah satu yang tidak beres, maka anak akan berisiko terkena penyakit yang mengganggu perkembangan otaknya. Kejang adalah salah satu jenis kelainan yang banyak diderita oleh anak sehingga menganggu pertumbuhan, termasuk otaknya. Kejang atau bangkitan pada bayi sering terjadi antara 1 - 5 persen pada neonatal (selama satu bulan kehidupan bayi), yang merupakan satu periode resiko bangkitan paling tinggi. Jika hal ini terus dibiarkan dan tidak segera mendapatkan penanganan, lama kelamaan kejang dapat mengakibatkan kerusakan otak sehingga menimbulkan kecacatan neurologik.Kejang pada neonatal secara berulang akan mengakibatkan penurunan jumlah sel saraf, meskipun tidak sampai menimbulkam kematian sel. Beberapa penelitian yang telah ditunjukan bahwa kejang pada neonatal dapat menurunkan DNA, RNA, protein, dan kolesterol otak. Namun penurunan ini hanya pada jumlah sel, bukan ukuran sel. Sehingga penemuan tersebut bahwa kejang berulang pada kehidupan awal (neonatal) mempunyai efek yang berat pada perkembangan otak. Dan efek ini berbeda dengan perkembangan otak yang matang (dewasa) atau disebut mature brain.

Hasil Penilaian Perkembangan Anak Berdasarkan KPSPKuesioner praskrining untuk anak 24 bulan1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? 1. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. 1. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" clan "mama"? 1. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya). 1. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai). 1. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang. 1. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)? 1. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? 1. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta? 1. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai. Interpretasi Hasil KPSPHitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah)Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S)Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.Hasil skrining untuk anak 24 bulan:Jawaban YA : Nomer 1 dan 6.Jawaban TIDAK : Nomer 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10.Kesimpulan :Dari data hasil skrining untuk anak 24 bulan maka dapat disimpulkan bahwa anak di dalam scenario kemungkinan ada penyimpangan (P).Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan sbb:Rujuk ke RS, dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemanidirian).

Pengaruh Ketidaklengkapan Imunisasi Terhadap Tumbuh Kembang1. IMUNISASI BCGKetahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan Bakteri tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang tidur. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.* Jumlah Pemberian:Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.

* Usia Pemberian:Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG* Lokasi Penyuntikan:Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.* Efek Samping:Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.* Tanda Keberhasilan:Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

* KontraIndikasi:Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.2. Imunisasi Hepatitis BLebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Apalagi Indonesia yang termasuk negara endemis tinggi penyakit hepatitis. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusakan sel hati yang berat). Bahkan yang lebih buruk bisa mengakibatkan kanker hati.Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si kecil. Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa sejak dalam kandungan sudah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B atau saat proses kelahiran. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antaranggota keluarga.Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. Tidak cuma itu. Anak juga terlihat sehat, nafsu makannya baik, berat tubuhnya pun naik dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah. Gejala baru tampak begitu hati si penderita tak mampu lagi mempertahankan metabolisme tubuhnya.Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena VHB, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Pemeriksaan harus dilakukan kendati anak tak menunjukkan gejala sakit apa pun. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB.

* Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.* Usia Pemberian:Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam.* Lokasi Penyuntikan:Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.* Efek Samping:Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.* Tanda Keberhasilan:Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.

* Tingkat Kekebalan:Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.* Indikasi Kontra:Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.3. Imunisasi PolioBelum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini, disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang tercemar virus polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan, penderita akan kesulitan bernapas dan bisa meninggal.Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Nah, imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio.* Jumlah Pemberian: Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi!

* Usia Pemberian: Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.* Cara Pemberian: Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.* Efek Samping: Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.* Tingkat Kekebalan: Dapat mencekal hingga 90%.* Indikasi Kontra:Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 38C); muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS; sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum; serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.4. Imunisasi DTPDengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Kekebalan segera muncul seusai diimunisasi.* Usia & Jumlah Pemberian: Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT

* Efek Samping: Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek, misal.Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi DTP tetap aman. Kejang demam tak membahayakan, karena si kecil mengalami kejang hanya ketika demam dan tak akan mengalami kejang lagi setelah demamnya hilang. Jikapun orangtua tetap khawatir, si kecil dapat diberikan vaksin DTP asesular yang tak menimbulkan demam. Kalaupun terjadi demam, umumnya sangat ringan, hanya sekadar sumeng.* Indikasi Kontra: Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.Penyakit DTP yang BERBAHAYA1. DifteriPenyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriae ini, gejalanya mirip radang tenggorokan, yaitu batuk, suara serak, dan tenggorokan sakit. Namun, difteri tak disertai panas sebagaimana yang terjadi pada radang tenggorokan. Gejala lain difteri adalah kesulitan bernapas (leher seperti tercekik dan napas berbunyi), sehingga wajah dan tubuh membiru, serta adanya lapisan putih pada lidah dan bibir.Bakteri penyebab difteri ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara. Masa inkubasinya 1-6 hari. Penderita harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam waktu cukup lama, sekitar 2-3 minggu, dan baru boleh pulang setelah penyakitnya benar-benar hilang 100%. Soalnya, difteri bisa kambuh lagi kalau belum betul-betul sembuh.2. TetanusDisebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani, penyakit ini berisiko menyebabkan kematian. Infeksi tetanus bisa terjadi karena luka, sekecil apa pun luka itu. Tetanus rawan menyerang bayi baru lahir, biasanya karena tindakan atau perawatan yang tidak steril.Gejala-gejala yang tampak antara lain kejang otot rahang, rasa sakit dan kaku di leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mematikan kuman, antikejang untuk merilekskan otot-otot, dan antitetanus untuk menetralisir toksinnya.3. PertusisDisebut juga kinghoest, batuk rejan, atau batuk 100 hari lantaran batuknya memang berlangsung lama, bisa sampai 3 bulan. Penyakit ini mudah sekali menular melalui udara yang mengandung bakteri Bordetella pertussis. Masa inkubasinya 6-20 hari.Gejala awalnya seperti flu biasa, yaitu demam ringan, batuk, dan pilek, yang berlangsung selama 1-2 minggu. Kemudian, gejala batuknya mulai nyata dan kuat, batuk panjang secara terus-menerus yang berbeda dengan batuk biasa. Tak jarang, karena kuatnya batuk ini, anak bisa sampai menungging-nungging, muntah-muntah, mata merah, berair, dan napasnya susah. Gejalanya sangat berat. Bahkan beberapa penderita bisa mengalami perdarahan. Setelah 2-4 minggu berlalu, batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih.Penderita akan diberi obat antibiotik untuk mematikan kuman, dan obat untuk mengurangi/menghentikan batuknya. Istirahat yang cukup, banyak minum, dan konsumsi makanan bergizi akan membantu mempercepat kesembuhan.

5. Imunisasi CampakSebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya, campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerah-merahan dan berair, si kecil pun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5C. Seiring dengan itu, barulah keluar bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil. Awalnya hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini akan memenuhi seluruh tubuh. Namun bila daya tahan tubuhnya baik, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tubuh saja dan tidak banyak.Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah jadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini, tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak.

Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi inilah yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak.Usia & Jumlah Pemberian:Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).Efek Samping:Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.

Aspek Gizi Anak Pada Skenario

Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebaga berikut :1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan; memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor1. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai, dan menentukan makanan yang diperlukan.

Kebutuhan Energi pada Anak-AnakKomisi ahli FAO/WHO pada tahun 1971 mengemukakan bahwa rekruitmen dari kalori harus disesuaikan dengan berat badan selama pertumbuhan.UmurKebutuhan Energi (kal/kg/bb)

FAO (1971)Nelson (1969)

3 bulan120

35 bulan115

68 bulan110

911 bulan1058

Rata-rata selama bayi112110 (100120)

UmurKebutuhan Energi (kal/kg/bb)

FAO (1971)Nelson (1969)

1 tahun112 110

13 tahun101 100

Kebutuhan Nutrien pada Bayi dan Anak1. AirAir merupakan nutrien yang menjadi medium bagi nutrien lainnya. Oleh karena itu masukan dari nutrien tersebut ditentukan kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan yang diberikan.Umurml/kgBB/hari

3 hari80100

10 hari125150

3 bulan140160

6 bulan130155

9 bulan125145

1 tahun120135

1. ProteinProtein hewani biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber protein Golongan UmurSafe level of Protein (gr/kgBB/hari) FAO/WHO (1971)Requirement (gr/kgBB/hari)

Telur Skor 60

Bayi

611 bulan 1.53 2.51 3.52.0

Anak

13 tahun 1.19 1.96 2.52.0

1. LemakLemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah banyak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam linoleat dan asam arakhidonat)

Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan mempunyai arti sebagai berikut :

1. Bila lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat perlu dinaikkan.1. Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak yang diperlukan untuk memenuhi rekuiremen kalori bayi dan anak1. Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0.1% maka akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok, dan gangguan pertumbuhan. Dianjurkan sekurang-kurangnya 1% dari kalori, berasal dari asam linoleat1. Lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat oleh bayi sekurang-kurangnya sampai tiga bulan.1. Lemak merupakan zat yang memberikan rasa sedap pada makanan, bahkan juga pada bayi1. Lemak mempermudah absorpsi vitamin yang larut dalam lemak

1. KarbohidratRekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan karbohidrat bertambah jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yang mengandung banyak tepung.

1. Vitamin dan MineralUntuk memelihara kesehatan, rekuiremen bayi dan anak menurut Recommended Dietary Allowance for Use in Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 1968 dapat dilihat sebagai berikut.UmurCa (g)Fe (g)Vit A(Karoten)mcgTiamin (mg)Riboflavin (mg)Niasin (mg)Vit. C (mg)Vit. D (IU)

612 bulan0.6812000.40.5625400

13 tahun0.5815000.50.7830400

PENGATURAN MAKAN UNTUK BAYI DAN ANAK SEHAT

Pengaturan Makan untuk Bayi1. Makanan utama yaitu ASI. Jika ASI sama sekali tidak dapat diberikan, makanan buatan sebagai penggantinya1. Makanan pelengkap terdiri dari buah-buahan, biskuit, makanan padat bayi, nasi tim, atau makanan lain yang sejenis.1. Menyusukan bayi harus selalu dianjurkan bila bayi dan ibunya ada dalam keadaan sehat dan tidak terdapat kelainan-kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusukan. Jika memungkinkan ASI diberikan sampai anak berusia 2 tahun. Tetapi bila ternyata produksi ASI sangat kurang atau tidak terdapat sama sekali, barulah diberikan makanan buatan sebagai penggantinya

Pengaturan Makanan untuk Bayi yang Disusukan1. Bayi Baru Lahir Sampai Umur 4 BulanBayi mulai disusukan sedini mungkin, segera setelah lahir. Hindarkanlah pemberian tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Selanjutnya bayi dapat diberikan buah-buahan atau biskuit sejak usia 2 bulan. Sedangkan pemberian makanan lunak sampai lembek pada usia 34 bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat bayi yang pertama, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu tepung dan gula.1. Bayi Umur 56 bulanDapat diberikan 2 kali bubur susu sehari, buah-buahan, dan telur.1. Umur 67 bulanBayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, sumber protein hewani, dan sumber protein nabati, serta buah dan sayur.1. Umur 812 bulanBubur susu sudah dapat sepenuhnya diganti dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari sebagai makanan pagi, siang, dan sore.

Menilai Kecukupan MakananASI dinilai cukup apabila :1. Berat badan waktu lahir telah tercapai kembali sekurang-kurangnya pada akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan yang lebih dari 10%1. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan berat badan sebagai berikut :Selama triwulan ke-1Kenaikan BB 150250 gr/pekanSelama triwulan ke-2500600 gr/bulanSelama triwulan ke-3350450 gr/bulanSelama triwulan ke-4250350 gr/bulan

Atau pada umur 45 bulan berat badan menjadi 2 kali lipat berat badan waktu lahir dan menjadi tiga kali lipat pada umur 1 tahun.

Menilai kecukupan pengganti ASI1. Bila bayi tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin berarti bahwa bayi telah cukup mendapat pengganti ASI dan sebaliknya, bila dapat menghabiskan hidangan yang disediakan tersebut mungkin sudah cukup, tetapi mungkin juga masih kurang sehingga hidangan perlu diperbanyak terutama jika bayi masih menangis, atau belum puas.1. Bila pertumbuhan memuaskan, maka hidangan telah cukup, yaitu berat badan sewaktu lahir sekurang-kurangnya telah tercapai kembali pada akhir pekan kedua. Penurunan berat badan selama dua pekan tersebut tidak lebih dari 10%. Kurva pertumbuhan memuaskan. Perkembangan dan aktivitas normal.

Tabel Analisis Masalah GiziNo.Keadaan Gizi PasienYang Seharusnya Dianjurkan

1.ASI hanya sampai berusia 3 bulanDianjurkan hingga usia 6 bulan jika memang tidak ada kelainan pada ibu.

2.Selanjutnya hanya diberi susu formula diminum 7x perhari @ 90120 ccUsia 23 bln 120140 cc/kali minumUsia 34 bln 140160 cc/kali minumUsia 45 bln 160200 cc/kali minum

3.Diberi pisang pada usia 4 bulan dan jarang diberikan buah-buahanPisang sudah dapat diberikan mulai usia 2 bulan, begitu pula buah-buahan lain

4. Makan 3x/hari dengan tahu, tempe, ayam, telurNasi Tim harusnya mulai diperkenalkan pada usia 67 bulan dan menjadi makanan pokok pada usia 812 bulan dengan tahu, tempe, ati, ayam, telur, dan sayur-sayuran.

Sebelum nasi tim, seharusnya bayi diperkenalkan terlebih dahulu dengan bubur susu.

5.BB Usia 1 tahun 6.7 kgMenilai kecukupan asupan gizi adalah dengan mengukur berat badan, jika gizi cukup, maka pada usia 1 tahun diharapkan BB anak 3xBBL = 8.7 kg

6.BB Usia 24 bulan 8.5 kgNormal BB 9.6 kg

Hubungan riwayat kelahiran dengan tumbuh kembang anak pada scenarioRiwayat kelahiran bayi pada scenario diketahui bahwa bayi lahir ditolong oleh bidan, BB 2900 gram, PB 49 cm, LK 33 cm. Bayi tidak langsung menangis ketika lahir, terdapat sianosis, takipneu, ketuban hijau, dan diventilator 7 hari. Riwayat sianosis dan takipneu pada bayi baru lahir dapat menghambat adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterin. Yang mengakibatkan pertumbuhan anak pada scenario lebih lamban dari pada anak-anak lainnya diusia yang sama. Dan keadaan ini sangat menghambat pertumbuhan fisis dan mental anak di kemudian hari.

Pengaruh ASI Eksklusif terhadap Tumbuh Kembang Anak Dan Dampak Dari Kekurangn ASIBayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Dengan mengisapnya bayi terjadi perangsangan dalam bentuk air susu ibudan secara tidak langsung rangsangan isap membantu memercepat pengecilan uterus. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu hanya beberapa tetes yang dapat diisap namun sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi selama awal kehidupannya.Pemberian ASI dianjurkan kepada setiap ibu yang melahirkan oleh karena :1. ASI yang pertama (kolostrum) mengandung beberapa antibodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi.1. Bayi yang minum ASI jarang menderita Gastroenteritis1. Lemak dan Protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan. ASI merupakan susu paling baik untuk pertumbuhan dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan karena ASI (Obesitas)1. Kemungkinan bayi menderita kejang karena Hipokalesemia sangat sedikit.1. Pemberian ASI merupakan satu-satunya jalan yang paling baik untuk mengeratkan hubungan antara ibu dan bayi, dan ini sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.1. ASI merupaka susu buatan alam yang lebih baik daripada susu buatan manapun juga oleh karena mengandung antibodi (colostrum mengandung 15 kali lebih banyak antibodi daripada ASI), segar, murah, tersedia setiap waktu, dan dalam suhu yang sebaik-baiknya untuk diminum.Jika seorang anak mengonsumsi ASI secara tidak adekuat maka akan terjadi :1. Kemungkinan imunitas bayi tidak akan sebaik bayi diberikan ASI secara adekuat1. Kemungkinan terjadi kontaminasi dan kekeliruan dalam menyiapkan makanan. Susu Formula yang tidak dibuat dari air panas dengan suhu yang optimal dapat menyebabkan mikroorganisme contoh : Enterobacter sakazakii tidak mati1. Bayi yang tidak mengonsumi ASI kecenderungan memiliki berat badan yang ideal dibandingkan yang tidak diberikan ASI1. Kurangnya keterkaitan emosi antara ibu dan bayi, terlebih lagi bayi yang diberikan ASI kurang dari 6 bulan karena ditinggal bekerja, kemungkinan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Dikarenakan kurangnya perhatian orang tua melihat kemajuan pertumbuhan dan perkembangan si bayi.1. Angka kejadian anak dengan penyakit seperti Gastroenteritis, Defisiensi Gizi, Meningitis serosa, Kwashiorkor, dan Bronkopneumonia meningkat

Penatalaksanaan awal pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada scenario Penanganan dilakukan setelah di ketahui etiologi dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan, hasil dari screening test di perlukan untuk menunjukan adanya gangguan atau tidak pada pasien, sasaran pengobatan adalah diet dan pola makan anak, perkembangan anak, keterampilan pengasuhnya, dan penyakit yang ditemukan.1. Pemberian makan baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan serta aktifitas fisik. Makanan pendamping ASI yang diberikan pada pasien ini harus dapat memenuhi kebutuhan gizi dan sesuai dengan usia anak sehingga kemajuan selama perawatan dapat dievaluasi.1. Pemantauan selama 1-2 minggu pertama, dan memperhatikan kenaikan berat badan yang dicapai.1. Pemberian zinc guna membantu mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya, karena selama diare penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan berlanjut ke gagal tumbuh.1. Pemberian antibiotic bila diperlukan 1. Mengganti susu formula dengan siusu bebas laktosa pada kasus intoleransi laktosa1. Beri suplemen nutrient lainnya dan elektrolit 1. Stimulasi perkembangan anak harus diajarkan pada orang tua yang kurang memahami cara-caranya. Dukungan moril untuk pengasuh agar konsisten dalam mengasuh anak dengan gagal tumbuh membutuhkan kesabaran dan ketekunanRiwayat kejang : Pengobatan Fase Akut 1. Airway Pakaian dilonggarkan 1. posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi1. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu dilakukan intubasi 1. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus diperhatikan1. kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik (asetaminofen oral10 mg/kg BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral 20 mg/kg BB, 4 kali sehari) 1. Mencari dan Mengobati Penyebab Terapi awal dengan diazepam

Usia Dosis IV (infus) Dosis per rektal

(0.2mg/kg) (0.5mg/kg)

12 mg 2.5 5 mg

15 tahun 3 mg 7.5 mg

510 tahun 5 mg 10 mg

> 10 years 5-10 mg10 15 mg

Jika kejang masih berlanjut :1. Pemberian diazepam 0,2 mg/kg per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5 mg/kg per rektal1. Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasanJika kejang masih terus terjadi :1. Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kg per infus dalam 30 menit atau fenitoin 15-20 mg/kg per infus dalam 30 menit.1. Pemberian fenitoin hendaknya disertai dengan monitor EKG (rekam jantung).Jika kejang masih berlanjut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif denganthiopentonedan alat bantu pernapasan.

Pemberian obat-obatan jangka panjang untuk mencegah berulangnya kejang demam jarang sekali dibutuhkan dan hanya dapat diresepkan setelah pemeriksaan teliti oleh spesialis . Beberapa obat yang digunakan dalam penanganan jangka panjang :1. Antipiretik tidak mencegah kejang demam . Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan dalam pencegahan berulangnya kejang demam antara pemberian asetaminofen setiap 4 jam dengan pemberian asetaminofen secara sporadis. Demikian pula dengan ibuprofen 1. Diazepam . Pemberian diazepam per oral atau per rektal secara intermiten (berkala) saat onset demam dapat merupakan pilihan pada anak dengan risiko tinggi berulangnya kejang demam yang berat . Edukasi orang tua merupakan syarat penting dalam pilihan ini. Efek samping yang dilaporkan antara lain ataksia (gerakan tak beraturan), letargi (lemas, sama sekali tidak aktif), dan rewel 1. Profilaksis (obat pencegahan) berkelanjutan. Efektivitas profilaksis dengan fenobarbital hanya minimal, dan risiko efek sampingnya (hiperaktivitas, hipersensitivitas) 1. Pemberian edukasi kepada orang tua, bahwa untuk benar benar menngobati epilepsy tidak dapat sembuh sempurna, melainkan hanya dapat dicegah saja.

Pelaksanaan Antenatal Care yang BaikJadwal pemeriksaan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut:

* ANC (antenatal care) pada trimester I cukup satu kali saja.* ANC trimester II sebanyak 1 kali setiap empat minggu.* Setelah kehamilan berusia 28 minggu, pemeriksaan dilakukan satu kali setiap tiga minggu.* Setelah kehamilan berusia 32 minggu, pemeriksaan dilakukan satu kali setiap dua minggu.* Setelah 38 minggu, pemeriksaan dilakukan satu kali setiap minggu.

Jadi, semakin tua kehamilan maka perlu pemeriksaan semakin sering. Mengapa demikian? Sebab dengan semakin tuanya usia kehamilan, maka sewaktu-waktu bayi bisa lahir.

JENIS PEMERIKSAAN0. AnamnesaTerdiri atas pertanyaan tentang identitas, lama terhambat menstruasi, tanggal menstruasi terakhir, dan keluhan yang berkaitan dengan kehamilan. Misalnya, mual-muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, nafsu makan berkurang atau malah bertambah. Juga akan ditanyakan riwayat kehamilan sebelumnya jika itu bukan kehamilan pertamanya.0. PemeriksaanFisikMencakup berat badan, tanda-tanda kehamilan, adanya penyakit kelamin atau tidak, ada anemia atau tidak, bagaimana pula jantungnya, paru-parunya, serta bagaimana payudaranya (ada air susu yang keluar atau tidak), serta adakah bengkak di kaki.

Untuk melihat tanda-tanda kehamilan, karena pada usia muda ini pembesaran rahim belum atau sulit diraba dari luar, maka tanda-tanda kehamilan dilakukan lewat pemeriksaan dalam; melalui evaluasi pembesaran rahim, tanda perlunakan leher rahim, dan sebagainya.

Sedangkan pada trimester III, pemeriksaan rutin meliputi keadaan fisik pasien, misalnya, tampak sakit atau pucat, pengukuran tekanan darah, nadi pernafasan, suhu, dan keadaan kulit, misalnya, adakah pigmentasi, striae perut, keadaan kulit di sekitar puting susu, dan sebagainya. Juga dilakukan pemeriksaan khusus yang meliputi pemeriksaan payudara, mendengarkan detak jantung janin, serta pemeriksaan dalam. Pemeriksaan dalam pun akan dilakukan bila ibu sudah merasa mulas. Gunanya untuk melihat pembukaan, penurunan kepala, dan sebagainya.

Selama pemeriksaan dilakukan ibu tak perlu khawatir akan menyakitkan. Ibu hamil tak akan merasakan apa-apa, mulas pun tidak. Kecuali pemeriksaan dalam untuk melihat kedudukan panggul, yaitu pada kehamilan 32 minggu, maka mungkin ibunya akan merasa sedikit tak enak.1. Pemeriksaan USGPada trimester awal USG berguna untuk meyakinkan adanya kehamilan, melihat kelainan bawaan pada janin, bayinya hidup atau mati, apakah bayinya satu atau kembar, hamil di dalam atau di luar kandungan, menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda, misalnya, kehamilan ektopik, mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, adakah yang mengganggu kehamilan, misalnya, kista, mioma, dan sebagainya; juga untuk menentukan usia kehamilan. "Untuk menentukan usia hamil akan lebih akurat jika dilakukan di trimester I, terutama di bawah usia 12 minggu.

USG pada trimester II dilakukan pada usia kehamilan 20-22 minggu. Tujuannya melihat tumbuh kembang janin dalam rahim, menilai jumlah air ketuban, kedudukan janin dalam rahim, menentukan kondisi plasenta, menentukan jenis kelamin dalam rahim, dan menentukan kelainan bawaan janin dalam rahim. Sehingga bisa dibicarakan lebih lanjut jika ada perkembangan yang abnormal.

Sedangkan pada trimester III, USG biasanya hanya dilakukan bila ada indikasi medis. Misalnya, kepala janin tak bisa masuk jalan lahir, bayinya terlalu kecil, atau letaknya melintang.

1. 1. Pemeriksaan Laboratorium

1. Urin lengkap.Biasanya untuk melihat infeksi saluran kemih. Karena ibu-ibu, kan, sering suka menahan kencingnya, sehingga kalau ada infeksi bisa segera diobati.1. Pemeriksaan darahDari Hb, gula darah, rhesus darah, sampai golongan darah. Pemeriksaan Hb dilakukan sebagai data dasar karena orang hamil di Indonesia kemungkinan anemianya besar, sekitar 60-70 persen. Sedangkan pemeriksaan gula darah untuk menentukan adanya diabetes atau tidak. Golongan darah dan rhesus juga penting diperiksa kalau-kalau ada ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus.Pemeriksaan Hb dan gula darah akan diulang di trimester II. "Hal ini dilakukan sebagai penapisan/deteksi awal penyakit diabetes dalam kehamilan. Jika positif diabetes, maka ibu harus melakukan diet. Diabetes sering tidak terdeteksi pada kehamilan trimester I. Baru pada trimester II atau III akan kelihatan, sejalan dengan peningkatan berat badan ibu. Kecuali kalau memang sejak sebelum hamil ibu sudah menderita diabetes. Karena itu, saat kehamilan mencapai usia 28 minggu biasanya diperlukan pemeriksaan laboratorium kembali untuk mengetes gula darahnya.1. TORCH dan hepatitis Dilakukan untuk skrining infeksi pada trimester I. "Karena jika TORCH positif aktif akan membawa kelainan bawaan sehingga harus diobati sejak awal.

1. AmniosentesisBila usia ibu saat hamil di atas 38 tahun, maka perlu dilakukan juga pemeriksaan amniosentesis pada kehamilan 16-19 minggu; untuk mencari kelainan kromosom pada janin atau adakah kemungkinan idiot, imbisil, down syndrome, dan sebagainya. Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan untuk ibu hamil yang membawa risiko; ada riwayat kelainan kromosom, misalnya, anak pertamanya idiot. Kalau ada riwayat demikian, maka pada kehamilan kedua walau ia belum berumur 38 tahun pun tetap diperlukan pemeriksaan ini.

Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

Skala Denver

Pola Asah asih dan Asuh anak usia 0-24 bulan

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang anak ,secara umum digolongakan menjadi kebutuhan dasar :

Kebutuhan fisik-biomedis ASUHMeliputi: Pangan /gizi yang cukup merupakan kebutuhan terpenting Perawatan kesehatan dasar,antara lain imunisasi, pemberian ASI ,pemberian obat jika sakit dll. Papan/pemukiman yang layak Higiene perorangan,sanitasi lingkungan. Kebutuhan emosi/kasih sayang ASIHPada tahun-tahun pertama kehidupan,hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak utuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,mental maupun psikososial. Berperannya dan kehadiran si ibu sedini dan selanggeng mungkin, akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saynag ibu pada tahun-tahun pertama mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental,maupun sosial emosi. Kebutuhan akan stimulasi mental ASAHStimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial : kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kretivitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas.