Laporan Pendahuluan Diabetes m
-
Upload
ferina-kristi-hawini -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Laporan Pendahuluan Diabetes m
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
1/20
BAB 1
TINJAUAN PUSTKA
1.1 Konsep Dasar Lansia
1.1.1 Definisi Lansia
Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan
yang pernah dimilikinya.
Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuan normal, seperti
rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya
ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman
bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka harus berhadapan dengan
kehilangan-kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan
orang-orang yang dicintai. Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi
yang cukup besar untuk dapat menyikapi secara bijak Soejono, !"""#.
1.1.2 Batasan Lansia
$da beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia yaitu%
'enurut (rganisasi )esehatan *unia
Lanjut usia meliputi % usia pertengahan yakni kelompok usia +
sampai tahun. Lanjut usia Elderly# yakni antara usia "-/+ tahun. 0sia
lanjut tua Old# yaitu antara / sampai " tahun dan usia sangat tua Very
Old# yaitu usia diatas " tahun.
!# 'enurut 0ndang-undang nomor &1 tahun &2
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia " tahun keatas.
1# 'enurut Prof. *r. )oesoemato Setyonegoro pengelompokkan lanjut usia
sebagai berikut %
0sia dewasa muda Elderly adulthood# % &2 atau !"-! tahun. 0sia
dewasa penuh 'iddle year# atau maturitas % !-" atau tahun. Lanjut
usia 3eriatric $ge# lebih dari atau /" tahun. 4erbagi untuk umur /-2"
tahun (ld# dan lebih dari 2" tahun 5ery (ld#.
1.1.3 Perubahan-perubahan an! ter"a#i pa#a $ansia
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
2/20
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia menurut 6ugroho !"""#
yaitu %
Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh terjadinya
proses degeneratif yang meliputi %
a. Sel terjadi perubahan menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar
ukurannya, serta berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya
intraseluler.
b. Sistem persyarafan terjadi perubahan berat otak &"-!", lambat dalam
respon dan waktu untuk bereaksi dan mengecilnya syaraf panca indera
yang menyebabkan berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
menurunnya sensasi perasa dan penciuman sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya masalah kesehatan misalnya glukoma dan sebagainya.
c. Sistem pendengaran terjadi perubahan hilangnya daya pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, "7 terjadi pada usia di
atas umur tahun dan pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia
yang mengalami ketegangan jiwa atau stress. 8ilangnya kemampuan
pendengaran meningkat sesuai dengan proses penuaan dan hal yang
seringkali merupakan keadaan potensial yang dapat disembuhkan dan
berkaitan dengan efek-efek kolateral seperti komunikasi yang buruk dengan
pemberi perawatan, isolasi, paranoia dan penyimpangan fungsional.
d. Sistem penglihatan terjadi perubahan hilangnya respon terhadap sinar,
kornea lebih terbentuk spesies, lensa lebih suram sehingga menjadi katarak
yang menyebabkan gangguan penglihatan, hilangnya daya akomodasi,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, menurunnya lapang
pandang sehingga luas pandangnya berkurang luas.
e. Sistem kardiovaskuler terjadi perubahan elastisitas dinding aorta menurun,
katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun &7 setiap tahun sesudah berumur !" tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume kehilangan elastisitas
pembuluh darah karena kurangnya efektivitas pembuluh darah feriver
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, duduk keberdiri
bisa mengakibatkan tekanan darah menurun menjadi mm8g yang
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
3/20
mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resitensi dari pembuluh darah perifer.
!# Perubahan mental
'eliputi perubahan dalam memori secara umum. 3ejala-gejala memori
cocok dengan keadaan yang disebut pikun tua, akhir-akhir ini lebih cenderung
disebut kerusakan memori berkenaan dengan usia atau penurunan kognitif
berkenaan dengan proses menua. Pelupa merupakan keluhan yang sering
dikemukakan oleh manula, keluhan ini di anggap lumrah dan biasa oleh lansia,
keluhan ini didasari oleh fakta dari peneliti cross sectional dan logitudional
didapat bahwa kebanyakan, namun tidak semua lansia mengalami gangguan
memori, terutama setelah usia /" tahun, serta perubahan 9: intelegentiaquotient# tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal,
berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari factor waktu.
1# Perubahan-perubahan psikososial
'eliputi pensiun, nilai seseoarang sering di ukur oleh produktivitasnya
dan identitas di kaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seorang pension
purna tugas# ia akan mengalami kehilangan financial, status, teman dan
pekerjaan. 'erasakan sadar akan kematian, semakin lanjut usia biasanya
mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan lebih
mementingkan kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi seperti ini
benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya semakin
memburuk, pada waktu kesehatannya memburuk mereka cenderung untuk
berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh perasaan
seperti itu, hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang lebih
muda, dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dank arena itu mereka
kurang memikirkan kematian.
+# Perubahan psikologis
'asalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali mengenai
sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara lain
penurunan badaniah atau dalam kebingungan untuk memikirkannya. *alam hal
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
4/20
ini di kenal apa yang di sebut disengagement theory, yang berarti ada penarikan
diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Pemisahan diri hanya
dilakukan baru dilaksanakan hanya pada masa-masa akhir kehidupan lansia saja.
Pada lansia yang realistik dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru.
)arena telah lanjut usia mereka sering dianggap terlalu lamban, dengan gaya
reaksi yang lamban dan kesiapan dan kecepatan bertindak dan berfikir yang
menurun. *aya ingat mereka memang banyak yang menurun dari lupa sampai
pikun dan demensia, biasanya mereka masih ingat betul peristiwa-peristiwa yang
telah lama terjadi, malahan lupa mengenal hal-hal yang baru terjadi.
1.2 Konsep Dasar Diabetes %e$itus
1.2.1 Pen!ertian
*iabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Brunner
dan Suddarth, !""!#. *iabetes 'elllitus adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar
gula glukosa# darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
$rjatmo, !""!#.
*iabetes 'elitus adalah gangguan oksidasi dan penggunaan glukosa yang
terjadi sekunder akibat malfungsi sel-sel beta pankreas; sel-sel beta ini berfungsi
memproduksi dan melepaskan insulin
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
5/20
>harles, !""!#. *iabetes 'ellitus 4ergantung 9nsulin *'49# disebabkan oleh
penghancuran total sel-sel penghasil pada pankreas. )erusakan pada sel-sel
penghasil insulin disebabkan oleh peradangan. )ondisi tersebut disebabkan oleh
faktor lingkungan, mungkin berupa virus yang menyerang seseorang yang mudah
terkena karena mempunyai pola gen tertentu disebut dengan gen human leucocyte
antygent 8L$#. )ebanyakan orang dengan pola gen 8L$ ini hanya membuat
mereka lebih mudah terkena dibanding orang lain. ?ungsi utama insulin itu sendiri
dalam menurunkan kadar glukosa secara alami yaitu dengan cara%
a. 'eningkatkan jumlah gula yang disimpan didalam hati
b. 'erangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula
c. 'encegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
@ika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. 3ula dalamdarah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian
gula disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. *isinilah fungsi
hormon insulin sebagai AstabilierC alami terhadap kadar glukosa dalam darah.
@ika terjadi gangguan sekresi produksi# hormon insulin pada sel-sel darah maka
potensi terjadinya diabetes mellitus sangat besar sekali.
&.!.!.1.4ipe 99 % *iabetes mellitus tidak tergantung insulin 69**'#
*iabetes 'ellitus 4idak 4ergantung 9nsulin paling banyak menyerang
orang dewasa, walaupun diabetes mellitus tipe 99 juga dapat timbul pada usia
berapa saja. Pada diabetes mellitus tipe 99 sel-sel penghasil insulin tidak rusak,
tetapi tidak menghasilkan cukup insulin sehingga hati, otot serta lemak tidak
bereaksi secara normal terhadap insulin yang dihasilkan >harles, !"&"#. Pasien-
pasien yang termasuk dalam kelompok ini biasanya memiliki berat badan yang
lebih dan memiliki riwayat adanya anggota keluarga lain yang juga menderita
penyakit diabetes mellitus. Pada pasien diabetes mellitus tipe 99 yang tidak gemuk,
kadar glukosa di dalam darahnya tinggi karena sel beta pankreasnya terlalu
sedikit membentuk insulin sehingga tidak dapat mempertahankan kadar glukosa
darah tetap dalam batas-batas normal. Pasien diabetes mellitus tipe 99 yang gemuk
masih menghasilkan relatif cukup banyak insulin, tetapi masih tetap tidak
mencukupi kebutuhan untuk mempertahankan kadar glukosa darahnya dalam
batas-batas normal. Pada orang gemuk, insulin harus bekerja keras untuk
memasukkan glukosa kedalam sel-sel tubuh, karena pada darah orang gemuk
terdapat kadar glukosa yang tinggi, suatu saat akan menyebabkan insulin
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
6/20
tidaksanggup lagi untuk memasukkan glukosa tersebut kedalam sel-sel tubuh,
sehingga terjadilah resistensi insulin yang mengakibatkan timbulnya penyakit
diabetes mellitus
&.!.!.1*iabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
&.!.!.+.*iabetes mellitus gestasional 3*'#
1.2.3. 'tio$o!i
&.!.1.& *iabetes tipe 9
?aktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 9 itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya *'
tipe 9. )ecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen 8L$.
!# ?aktor-faktor imunologi
$danya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Daitu
otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
1# ?aktor lingkungan
5irus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
&.!.1.! *iabetes 4ipe 99
'ekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe 99 masih belum diketahui. ?aktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
?aktor-faktor resiko%
0sia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas th#
!# (besitas
1# Eiwayat keluarga
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
7/20
1.2.(Patofisio$o!i)Path*as
Pankreas yang disebut kelenjar ludah perut adalah kelenjar penghasil insulin
yang terletak dibelakang lambung. *i dalamnya terdapat kumpulan sel berbentuk
seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel
beta yang mengeluarkan hormon insulin yang berperan dalam mengatur glukosa
darah.
9nsulin yang dikeluarkan oleh sel beta yang dapat membuka pintu masuknya
glukosa ke dalam sel, untuk kemudian didalam sel tersebut dimetabolisasikan
menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat
masuk kedalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat disebut
*' tipe 9.
Pada keadaan *' tipe 99, jumlah insulin bisa normal bahkan lebih banyak
tetapi jumlah reseptor penangkap# insulin dipermukaan kurang. Eeseptor insulin
ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan *'
tipe 99 lubang kuncinya kurang sehingga meskipun anak kuncinya insulin#
banyak tetapi karena lubang kuncinya kurang, maka glukosa yang masuk kedalam
sel sedikit sehingga sel kekurangan bahan bakar glukosa# dan kadar glukosa
dalam darah meningkat.
*engan demikian keadaan peningkatan kadar glukosa dalam darah ini sama
seperti *' tipe 9, bedanya adalah pada *' tipe 99 selain kadar glukosa tinggi,
kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada *' tipe 99 juga bisa ditemukan jumlah
insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa
glukosa masuk kedalam sel. *isamping penyebab diatas, *' juga bisa terjadi
akibat gangguan transport glukosa didalam sel sehingga gagal digunakan sebagaibahan bakar untuk metabolisme energi.
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/pathway-diabetes-mellitus.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/pathway-diabetes-mellitus.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/pathway-diabetes-mellitus.html -
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
8/20
Poliuria
esiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kekurangan volume ca
Genetik, imunologi, lingkungan
DM Tife II
Usia, Obesitas, Ria!at Keluarga
DM tife I
Kerusakan"terganggun!a sel beta #ankreas
$ekresi Insulin Menurun
De%siensi Insulin
Glukogen Meningkat Penurunan Pemakaian Glukosa oleh sel
Penum#ukan glukosa didalam darah"hi#erglikeGlukoneogenesis
&emak Proteingl!cosuria
Osmotik diuresis'U( MeningkatKetogenesis
DehidrasiKetonemia
(itrogen UrineMeningkat
hemokonsentrasi
Penurunan P)Mual Muntah
*sidosis
Trombosis
aterosklerosis
Koma
Kematian
1.2.+ ,eb f oution /,0
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
9/20
Miokard infark
Retina Gin+alantung $erebral -kstremitas
$trokeGangren
Retino#ati diabetik
Gagal Gin+al
Risiko In+uri
(efro#ati
Gangguan integritas kulit
Makrovaskuler Mikrovaskuler
iskemia
Pen!umbatan Pembuluh darah
Gangguan #erfusi +aringan
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
10/20
Smelter !""!#.
1.2. Tan#a #an e"a$a
)eluhan umum pasien *' seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada *'
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan
akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada *'
lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang
luas. )eluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot neuropati perifer# dan
luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan laim.
'enurut Supartondo, gejala-gejala akibat *' pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah %
)atarak
!# 3laukoma
1# Eetinopati+# 3atal seluruh badan
# Pruritus 5ulvae
# 9nfeksi bakteri kulit
/# 9nfeksi jamur di kulit
2# *ermatopati
# 6europati perifer
&"# 6europati viseral
& $miotropi
&!# 0lkus 6eurotropik
&1# Penyakit ginjal
&+# Penyakit pembuluh darah perifer
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
11/20
Penyakit koroner
Penyakit pembuluh darah otak
&/# 8ipertensi
(smotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang
tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan
inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien *' lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. )arena itu tidak
terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada
pasien *' usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi
akut. *efisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan
timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi,
kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. 3ejala yang
biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat
banyak umumnya tidak ada pada *' usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi
sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala
kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak
lebih jelas.
1.2. Pe4eri&saan Penun"an!
3lukosa darah sewaktu
!# )adar glukosa darah puasa
1# 4es toleransi glukosa
)adar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis *' mgFdl#
Bukan *' Belum pasti *' *'
)adar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- *arah kapiler
)adar glukosa darah puasa
- Plasma vena
- *arah kapiler
GH
G2"
G&&"
G"
&""-!""
2"-!""
&&"-&!"
"-&&"
H!""
H!""
H&!
H&&"
)riteria diagnostik
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
12/20
!# 3lukosa plasma puasa H&+" mgFdl /,2 mmolFL#
1# 3lukosa plasma dari sampel yang diambil ! jam kemudian sesudah
mengkonsumsi / gr karbohidrat ! jam post prandial pp# H !"" mgFdl
1.2.5 Penata$a&sanaan
&.!.2.&. Penatalaksanaan )linik
*alam mengelola *' langkah pertama yang harus dilakukan adalah
pengelolaan nonfarmakologis, berupa perencanaan makan dan kegiatan jasmani.
Baru kemudian kalau dengan langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian
diabetes yang ditentukan belum tercapai dilanjutkan dengan penggunaan obatF
pengelolaan farmakologis Soegondo et all, !""#. Pengelolaan *' sesuai + pilar
dijabarkan sebagai berikut%
&.!.2.!. Perencanaan 'akan diet#
Perencanaan makan diet# bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan
kadar gula darah mendekati kadar normal, mencapai dan mempertahankan lipid
mendekati kadar yang optimal, mencegah komplikasi akut, komplikasi kronik dan
meningkatkan kualitas hidup.
@umlah kalori diperhitungkan sebagai berikut% untuk menentukan diet kita
harus tahu dulu kebutuhan energi dari penderita *'. )ebutuhan itu dapat kita
tentukan sebagai berikut% Pertama kita tentukan berat badan ideal pasien degan
rumus 4inggi Badan - &""# -&"7 )g. )edua kita tentukan kebutuhan kalori
penderita. )alau wanita BB ideal I !. Sedangkan kalau laki-laki BB ideal I 1".
)alau sudah mendapatkan kebutuhan energi maka kita dapat menerapkan
makanan yang dapat dikonsumsi penderita *' dengan berpatokan pada jumlah
bahan makanan harian dari tiap makanan.&.!.2.1 Latihan jasmani
Latihan jasmani dianjurkan teratur 1-+ kali tiap minggu yang sifatnya
sesuai CRIPEContinous Rythrniccal Intensity Progressioe Endurance). Latihan
dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi
secara teratur. Latihan >E9PJ minimal dilakukan selama 1 hari dalam seminggu,
sedangkan ! hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
13/20
kesenangannya. $danya kontraksi otot yang teratur akan merangsang peningkatan
aliran darah dan penarikan glukosa ke dalam sel .
8al yang perlu diingat dalam latihan jasmani adalah jangan memulai
olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas dan harus didampingi orang
yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia.
&.!.2.+ Pengelolaan ?armakologis
(bat-obatan 8ipoglikemik (ral (8(#
a. 3olongan Sulfoniluria
>ara kerja golongan ini adalah% merangsang sel beta pankreas untuk
mengeluarkan insulin, jadi golongan sulfonuria hanya bekerja bila sel-sel beta
utuh, menghalangi pengikatan insulin mempertinggi kepekaan jaringan terhadap
insulin dan menekan pengeluaran glukagon. 9ndikasi pemberian obat golongan
sulfoniluria adalah% bila berat badan sekitar ideal kurang lebih &"7 dari berat
badan ideal, bila kebutuhan insulin kurang dari +" uFhari, bila tidak ada stress
akut, seperti infeksi beratFperasi.
b. 3olongan Biguanid
>ara kerja golongan ini tidak merangsang sekresi insulin. 3olongan
biguanid dapat menurunkan kadar gula darah menjadi normal dan istimewanya
tidak pernah menyebabkan hipoglikemi.
Jfek samping penggunaan obat ini metformin# menyebabkan anoreksia,
neusea, nyeri abdomen dan diare. 'etformin telah digunakan pada klien dengan
gangguan hati dan ginjal, penyalahgunaan alkohol, kehamilan.
c. Alfa Glukosidase Inhiitor
(bat ini berguna menghambat kerja insulin alfa glukosidase didalam
saluran cerna sehingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan menurunkan
hiperglikemia post prandial. (bat ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemi dan tidak berpengaruh pada kadar insulin. $lfa
glukosidase inhibitor dapat menghambat bioavailabilitas metformin jika dibiarkan
bersamaan pada orang normal.
d. 9nsulin Sensitiing $gent
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
14/20
(bat ini mempunyai efek farmokologi meningkatkan sensitifitas berbagai
masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.
e.9nsulin
*ari sekian banyak jenis insulin, untuk praktisnya hanya 1 jenis yang
penting menurut cara kerjanya%
Dang kerjanya cepat E9 Eegular 9nsulin# dengan masa kerja jam contoh
obatnya% $ctrapid
!# Dang kerjanya sedang% 6P6 dengan masa kerja -&! jam
1# Dang kerjanya lambat PK9 Protamme !inc Insulin# massa kerjanya &2-!+
jam.
0ntuk pasien yang pertama kali akan dapat insulin, sebaiknya selalu
dimulai dengan dosis rendah 2-!" unit# disesuaikan dengan reduksi urine dan
glukosa darah. Selalu dimulai dengan E9, diberikan 1 kali misalnya 1 I 2 unit#
yang disuntikkan subkutan &F! jam sebelum makan. @ika masih kurang dosis
dinaikkan sebanyak + unit per tiap suntikan. Setelah keadaan stabil E9 dapat
diganti dengan insulin kerja sedang atau lama PK9 mempunyai efek maksimum
setelah !"-!+ jam setelah penyuntikan. PK9 disuntik &F+ jam sebelum makan pagi
dengan dosis !F1 dari dosis total E9 sehari. *apat pula diberikan kombinasi El
dengan PK9 diberikan sekali sehari. 'isalnya semula diberikan El 1 I !" unit
dapat diganti dengan pemberian El !" unit dan PK9 1" unit.
&.!.2. Penyuluhan
Penyuluhan untuk rencana pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Jdukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan bagi klien diabetes yang bertujuan menunjang
perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman klien dan penyakitnya, yang
perlu untuk mencapai keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologikserta kualitas hidup yang lebih baik. Jdukasi merupakan bagian integral dari
asuhan perawatan klien diabetes.
&.!.2. Pemantauan )adar 3lukosa Sendiri P)3S#
*' merupakan penyakit kronik dan memerlukan pengobatan jangka
panjang, sehingga pasien dan keluarganya harus dapat melakukan pemantauan
sendiri kadar gula darahnya di rumah. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
15/20
P)3S adalah dengan pemantauan reduksi urin, pemantauan glukosa darah dan
pemantauan komplikasi serta cara mengatasinya Soewondo, !""#.
P)3S kita telah dilakukan secara luas oleh sekitar +"7 pasien *' & dan
*' ! di $merika. 9ndikasi P)3S pada kondisi-kondisi berikut %
'encapai dan memelihara kendali glikemik% P)3S memberikan informasi
kepada dokter dan perawat mengenai kendali glikemik dari hari ke hari
agar dapat memberi nasehat yang tepat
!# 'encegah dan mendeteksi hipoglikemia
1# 'encegah hiperglikemia berat
+# 'enyesuaikan dengan perubahan gaya hidup terutama berkaitan dengan masa
sakit, latihan jasmani atau aktivitas lainnya seperti mengemudi
# 'enentukan kebutuhan untuk memulai terapi insulin pada pasien *' gestasionalSoegondo, !""#.
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
16/20
1.3 Konsep Dasar Asuhan Kepera*atan
1.3.1. Pen!&a"ian
&.1.&.&.Eiwayat )esehatan )eluarga
$dakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien
&.1.&.!. Eiwayat )esehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita *', bagaimana penanganannya, mendapat
terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak,
apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
&.1.&.1.$ktivitasF9stirahat
Letih, lemah, sulit bergerakFberjalan, kram otot, tonus otot menurun.
&.1.&.+.Sirkulasi
$dakah riwayat hipertensi, $'9, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstrimitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah.
&.1.&..9ntegritas Jgo
Stress, ansietas.
&.1.&.. Jliminasi
Perubahan pola berkemih poliuria, nokturia, anuria#, diare
&.1.&./. 'akananF>airan
$noreksia, mual-muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
&.1.&.2. 6eurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,
gangguan penglihatan.
&.1.&.. 6yeriF)enyamanan$bdomen tegang, nyeri sedangFberat#
&.1.&.&". Pernapasan
Batuk denganFtanpa sputum purulen terganggu adanya infeksiFtidak#
&.1.&.&& )eamanan
)ulit kering, gatal, ulkus kulit.
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
17/20
1.3.2 Dia!nosa Kepera*atan
&.1.!.&. Eesiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme
protein, lemak.
&.1.!.!. )ekurangan volume cairan berhubungan dengan dieresis osmotik.
&.1.!.1.3angguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik
neuropati perifer#.
&.1.!.+.Eesiko terjadinya injuri berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
1.3.3. Inter6ensi
&.1.1.& Eesiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme
protein, lemak.
4ujuan% )ebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
)riteria 8asil%
Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
!# Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
9ntervensi%
timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi
!# tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien.
1# $uskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomenFperut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa
sesuai dengan indikasi.
+# Berikan makanan cair yang mengandung at makanan dan elektrolit dengan
segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
# Libatkan keluarga pasien pada mengatur pola makan sesuai indikasi.
&.1.1.!.)ekurangan volume cairan berhubungan dengan dieresis osmotik.
4ujuan% )ebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
)riteria 8asil%
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi
perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat
secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan 4* ortastatik.
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
18/20
!# Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
1# )aji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas.
+# )aji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulut dan membran mukosa.
# Pantau masukan dan pengeluaran
# Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit !"" mlFhari dalam
batas yang dapat ditoleransi jantung.
/# >atat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung
2# (bservasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan berat
badan, nadi tidak teratur.
# )olaborasi% berikan terapi cairan normal dengan atau tanpa deItrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium 84, B06, 6a, )#.
&.1.1.1. 3angguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik neuropati perifer#.4ujuan % 3angguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan
penyembuhan
)riteria 8asil%
)ondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi.
9ntervensi%
)aji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema dan discharge,
frekuensi ganti balut.
!# )aji tanda-tanda vital
1# )aji adanya nyeri.
+# Lakukan perawatan luka
# )olaborasi pemberian insulin dan medikasi
# )olaborasi pemberian antibiotik sesuai dengan indikasi
&.1.1.+ Eesiko terjadinya injuri berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan4ujuan% pasien tidak mengalami injuri
)riteria 8asil% pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injuri
9ntervensi%
8indari lantai yang licin
!# 3unakan bed yang rendah
1# (rientasikan pasien dengan ruangan
+# Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
# Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
&.1.+ 9mplementasi
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
19/20
'erupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan.
4indakan keperawatan mencakup tindakan mandiri indevendent# dan tindakan
kolaborasi. $gar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi,
diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional.
&.1. Jvaluasi
$dalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. Perencanaan evaluasi memuat kriteria proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. )eberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingakat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya $rif 'asjoer, dkk. !""!#.
-
7/26/2019 Laporan Pendahuluan Diabetes m
20/20
DA7TA8 PUSTAKA
$rjatmo 4jokronegoro. Penatalaksanaan *iabetes 'elitus 4erpadu.>et !. @akarta %
Balai Penerbit ?)09, !""!
3arnadi, !"&!#, "idu#$yaman%engan %iaetes &elitus, P4.$gro 'edia
Pustaka.
'aryati, S &+. )esehatan keluarga dan lingkungan. @akarta; )anisius.
Smelter, S. >. !""!#,'uku A(ar e#era*atan&edikal'edah 'runner
+,uddarth- Vol..Edisi /. @akarta% J3>.
Smelter, Suanne >, Brenda 3 bare. !""!. Buku $jar )eperawatan 'edikal
Bedah Brunner M Suddarth Jdisi 2 5ol ! alih bahasa 8. D. )uncara, $ndry
8artono, 'onica Jster, Dasmin asih, @akarta % J3>,
Smeler, Suana >. !""&. Buku ajar keperawatan medikal bedah. @akarta.% J3>
Soegondo, Sidartawan, !""#, Prinsi#Penanganan %iaetes- Insulin %an
Oat"i#oglikemik Oral, @akarta% ?)-09.
.