Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Semenjak tragedi 9/11 yang ...
Laporan Pendahuluan Melena 11
description
Transcript of Laporan Pendahuluan Melena 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. BAB darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja. Sebagian besar BAB darah berasal dari luka di usus besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja tergantung dari lokasi perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan dengan anus, semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus, rektum dan kolon sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan perdarahan di kolon transversa dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang berwarna merah gelap atau merah tua.2. Tanda dan gejala
a. Syok (denyut Jantung, Suhu Tubuh), b. Penyakit hati kronis (sirosis hepatis), c. Demam ringan 38-39C, d. Nyeri di perut,e. Hiperperistaltik, f. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam, g. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan protein darah oleh bakteri usus.3. Etiologi
a. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus.b. Tukak lambung .c. Wasir.d. Disentri.e. Minuman beralkohol.4. PatofisiologiPada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tsb menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises). Varises dapat pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolsime anaerob, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.Pathways :
5. Penatalaksanaana. 02b. Infus RLc. Eticlaf 2x1d. Acran2x1e. Antrain 3x1f. Kalnex 3x1g. Trovensif3x1h. Drip N 50002x1i. O/P ultilox syrc/r 3x16. Dasar Asuhan Keperawatan 6.1 Pengkajian meliputi a. Identitas : meliputi
- Nama pasien
- Umur,
- Jenis kelamin,
- Suku bangsa,
- Pekerjaan,
- Pendidikan,
- Alamat,
- Tanggal MRS,
- Diagnosa medis
b. Keluhan utama : keluhan yang dirasakan klien hingga menyebabkan klien MRS baik sebelum klien MRS atau pada saat MRS.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
serangan / gejala itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita penyakit keturunan atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular.
d. Pola- pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan peratatan diri.
Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi perubahan karena adanya keluhan pasien berupa mual, muntah, kembung dan nafsu makan menurun. Dan intake nutrisi harus dalam bentuk makanan yang lunak yang mudah dicerna.
Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas / kebutuhan istirahat, yang kekurangan protein (hypoprotein) yang dapat menyebabkan keluhan subyektif pada pasien kelemahan otot dan kelelahan sehingga aktivitas sehari-hari termasuk pekerjaan harus dibatasi / harus berhenti bekerja.
Pola eliminasi
Perubahan pola eliminasi yang dapat terjadi berupa diare, konstipasi dan perubahan karena feses menjadi hitam seperti petis (melena)
Pola tidur dan istirahat
Tidak mengalami gangguan
Pola persepsi sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan Hematomesis melena yang berulang.
Pola persepsi dan konsep diri
Akan terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti : badan menjadi buruk, perut membesar karena oseitas dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
Pola hubungan dan peran
Dengan adanya perawatan yang lama maka akan terjadi hambatan dalam menjalankan perannya seperti semula.
Pola reproduksi dan seksual
Akan terjadi perbahan karena ketidakseimbangan hormon, androgen dan estrogen, bila terjadi pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunan libido dan impoten, bila terjadi pada wanita (istri) menyebabkan gangguan pada siklus haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini tentu saja mempengaruhi pasien sebagai pasangan suami dan istri.
Pola penanggulangan stres
Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya.
Pola tata nilai kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Keadaan umum klien Hematomesis melena akan terjadi ketidak seimbangan nutrisi akibat anoreksia, intoleran terhadap makanan / tak dapat mencerna, mual, muntah, kembung.
Sistem respirasi
Akan terjadi sesak, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan hipoksia, asites.
Sistem kardiovaskuler
Riwayat perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati menimbulkan gagal hati), distritnya, bunyi jantung (S3, S4).
Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
Sistem persyaratan
Penurunan mental, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat tak jelas.
Sistem geniturianaria / eliminasi
Terjadi flatus, distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali. asites), penurunan / tak adanya bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap pekat, diare / konstipasi.
6.2 Diagnosa keperawatan Diagnosa I
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukanDiagnosa II
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk memproses / mencerna makanan ditandai dengan klien mengeluh nyeri diabdomen / kuadran kanan atas, anoreksia, mual, muntah, tidak mau makan, mudah kenyang, penurunan BB.
Diagnosa III
Harga diri rendah sehubungan dengan gangguan penampilan fisik ditandai dengan penyataan klien yaitu terjadi perubahan pada dirinya badan menjadi kurus, perut membesar (asites), kulit mengering, bersisik agak kehitaman, bau khas yang tidak enak.6.3 Perencanaan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka intervensi keperawatan perlu untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah pasien.
* Diagnosa I
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukanTujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Devisit cairan dan elektrolit teratasi.KH:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balance cairan seimbang.
* Rencana tindakan
1.Lakukan pendekatan therapeutik pada klien.2.Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya dehidrasi.3.Observasi tanda-tanda vital.4.Observasi tanda-tanda dehidrasi.
5.Hitung input dan output cairan (balance cairan).6.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan*Rasional
1Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan.
2.Agar pasien mengerti dan dapat menghindari penyebab.
3.untuk mengetahui perkembangan pasien.
4.untuk mengetahui indikator dehdrasi dan penggantian cairan
5.untuk penggantian cairan.
6.untuk menentukan terapi obat dan tindakan selanjunya.* Diagnosa keperawatan II
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk memproses / mencerna makanan ditandai dengan klien mengeluh nyeri abdomen / kuadran kanan atas, anoreksia, mual, muntah, tidak mau makan, mudah kenyang, penurunan BB.
Tujuan : Intake dan output nutrisi terpenuhi dalam waktu 1x24 jam
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang
Peningkatan BB
Tidak mual, muntah, anoreksia berkurang
* Rencanan tindakan
a. Timbang sesuai indikasi, bandingkan perubahan statis cairan, riwayat berat badan.
b. Bantu dan dorong pasien untuk makan.
c. Dorong pasien untuk makan semua makanan
d. Berikan makanan sedikit tapi sering
e. Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi.
f. Kolaborasi dengan tim medis dan tim gizi untuk pemberian terapi dan diit.
* Rasional :
a. Mungkin sulit untuk menggunakan BB sebagai indikator langsung, status nutrisi karena ada gambaran oedema / asites, lipatan kulit trisep berguna dalam mengkaji masa otot dan umpanan lemak sub kutan.
b. Diet yang tepat penting untuk penyembuhan pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga terlibat dan makanan yang disukai sebanyak mungkin.
c. Pasien mungkin hanya makan sedikit gigitan karena kehilangan nafsu makan, mual, kelemahan umum, malaise.
d. Buruknya toleransi terhadap makanan banyak mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan intra andomen.
e. Perdarahan di esofagus dapat terjadi pada HM.
f. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian terapi dan diit.
* Diagnosa keperawatan III
Harga diri rendah sehubungan dengan gangguan penampilan fisik ditandai dengan penyataan klien yaitu terjadi perubahan pada dirinya badan menjadi kurus, perut membuncit (asites), kulit mengering, bersisik agak kehitaman, bau khas yang tidak enak.
Tujuan : Klien tidak merasa terganggu dengan penampilan fisik
Kriteria hasil :
BB meningkat
Kulit tidak mengering dan hitam
Perut tidak membesar
* Rencan tindakan
a. Jelaskan hubungan antara gejala dan asal penyakit.
b. Dorong pasien : berikan perawatan dengan positif, perilaku bersahabat.
c. Dorong keluarga / orang terdekat untuk menyatakan perasaan, partisipasi pada perawatan.
d. Bantu pasien untuk mengatasi perubahan pada penampilan.
* Rasional
a. Pasien sangat sensitif terhadap perubahan dan juga mengalami perasaan bersalah.
b. Pemberian perawatan untuk mempengaruhi perawatan pasien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membatu pasien merasakan nilai pribadi.
c. Partisipasi pada perawatan membantu mereka merasa berguna dan meningkatkan kepercayaan.
d. Memberikan dukungan dapat meningkatkan harga diri dan menigkatkan rasa kontrol.
6.4 Penatalaksanaan Pada tahap ini adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.
6.5 Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.
BAB IIAsuhan Keperawatan Pada Ny.Saini Dengan Dx Hematemesis Melena Di Ruang Marwah D3 RSIM SUMBERREJO BOJONEGORO No. RM
:01-50-27 Tanggal MRS
:09 8 2012 jam: 12.15 WIB
Tanggal Pengkajian:09 8 2012
jam : 12.55 WIB
Tanggal pulang:11 - 8 - 2012
jam: 10.10 WIB
Ruang
:Marwah D3 Pengkajian Oleh:Edi sang p.
1. Pengkajian
A. Biodata pasien
Nama
:Ny. S
Usia
:90 Tahun
Jenis Kelamin
:Perempuan
Alamat
:Jamberejo- Kedung Adem - Bojonegoro
Suku/Bangsa
:Indonesia
Status Perkawinan:Kawin
Agama
:Islam
Pekerjaan
:Rumah Tangga
Diagnosa Medik: Hematemesis MelenaB. Penanggung Jawab
Nama
:Tn.SUsia
: 60 th
Jenis Kelamin
:laki-laki
Alamat
: Jamberejo- Kedung Adem - Bojonegoro
Suku/Bangsa
:Indonesia
Status Perkawinan:Kawin
Agama
:Islam
Pekerjaan
:pedagangHub. Dengan klien:anak kandung2. Keluhan UtamaKeluarga Mengatakan bahwa pasien nyeri perut,badan lemes,mual,muntah,sesak nafas,anemis,BAB cair warna hitam 7x3. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami nyeri perut dan BAB cair hitam sudah 5 hari yang lalu,nyerinya hilang timbul dibagian perut sebelah kiri, mual ,muntah dan badan terasa lemas. Pada hari minggu tanggal 9 juli 2012 dibawa ke RSIM Sumberjo pada jam 12.15. pasien diterima dari IGD. Oleh dokter didiagnosa Hematemesis Melena. Pada pukul 12.45 WIB dipindahkan ke ruang marwah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dengan terapi infus RL.
B. Riwayat kesehatan dulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini dan pernah MRS.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan.
Genogram :
Keterangan : : Laki-laki : Pasien Ny. S ------ : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Penghubung
4. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
Pasien terlihat lemah
B. Tanda tanda Vital
Suhu : 36 C
Nadi:90 x / menit
RR:29 x / menit
TD:170 / 80 mmHg
GCS:4-5-6C.Kesadaran:composmetis
5. Pemeriksaaan umuma) Kepala dan Rambut
I : pertumbuhan rambut merata,berubandan bersihP: tidak ada benjolan pada kepala maupun lesi.
b) Hidung
I: bentuk hidung Simetris, terdapat ekspirasi memanjang,pernafasan 29 x/menit
c) Mata
I : kelopak mata bisa menutup sempurna, lapang pandang kabur,Sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, konjungtiva merah muda.Fungsi :pandangan kaburd) Telinga
I :tidak ada serumen dan lesi
Fungsi pendengaran kurang baik
e) Mulut
I : tidak ada stomatitis,bibir tampak keringf) Gigi
I : terdapat karies gigi,sebagian gigi depan bawah atas bawah sudah tanggal.warna kuning keputihan.g) Leher
P:Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularish) Dada
I: Bentuk dada simetris pernafasan panjang 29 x per menit
P :tidak ada nyeri tekan
Pe :terdengar suara sonor
A :Suara nafas ada ronchi ataupun wheesing
i) Pemeriksaan Jantung
I: ictus cordis tidak tampak pada ICS 4-5 midclavikula line sinistraP: ictus cordis teraba pada ICS 4-5 midsclavikula line sinistra dengan pukulan sedikit kuat
Pe: suara pekak
A: dengan menggunakan stetoskope pada intercosta V midclavikula line sinistra suara jantung S1, S2 normal j) Paru-paru
gerakan pernafasan reguler, pola pernafasan dyspnea, ekspansi dada maksimal, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, tidak ada nyeri tekan.
k) Abdomen
I :Bentuk agak cembung
P :ada nyeri tekan pada perut daerah perut bagian kiriPe :Terdapat suara pekak abdomen
A :Bising usus terdengar 7 x per menit
l) Integument
Kuku :
I :kotor,warana kehitaman,tidak terdapat sianosis
Kulit :
I :Turgor kembali dalam waktu >1 detik,warana kulit sawo matang
6. Pola fungsionala. Pola eliminasi Sebelum sakitKeluarga mengatakan pasien BAB 2x dengan konsistensi lembek dan bau khas feses.dan BAK 3x sehari dengan warna kuning bau amoniak.
Saat sakit Keluarga mengatakan pasien BAB 7x dengan konsistensi cair warna hitam.dan BAK 2x sehari dengan warna kuning bau khas amoniakb. Pola nutrisi Sebelum sakit:
Selera makan
:sehari 3x dengan porsi 1 porsi.
Menu makan dalam 24 jam: nasi tempe , sayur, kadang ikan laut dan telur.
Cara makan
: sendirian, tapi sering ditemani keluarga,
: kalau makan menggunakan piring dan jarang memekai sendok.Minum
:5-7 gelas per hari Saat sakit :
Selera makan
: sehari makan 2x dengan porsi porsi, pasien tampak mual dan ingin muntah.
Menu makanan
: ditentukan rumah sakit (bubur halus).
Cara makan
: disuapin sama keluarga.Minum
:2-4 gelas per haric. Pola istirahat dan istirahat Sebelum sakit :
Pasien tidur dengan suasana ruangan yang sunyi dan tidur mulai jam 21.00 04.30 wib, pasien tidur kurang lebih 8 jam, pasien jarang tidur siang.
Saat sakit :
Pasien mengatakan bisa tidur walau suasana ruangan ramai atau banyak orang. Pasien tidur malam mulai pukul 21.00 04.30.
.
d. Pola hygiene Sebelum sakit :
Pasien mengatakan setiap hari mandi 2x / hari, cuci rambut 2x seminggu, gosok gigi tiap mandi dan ganti baju 1x sehari.
Saat sakit :
Pasien mengatakan disibini 2x / hari dan ganti baju 1x / hari.bbelum gosok gigi.e. Pola aktivitas Sebelum sakitKeluagra Klien mengatakan klien aktivitas dirumah biasa dikerjakan walau dengan pelan-pelan.
Saat sakitkeluraga Klien mengatakan klien tidak bisa aktifitas seperti biasa akibat distennsi abdomen7. Test Diagnostik
PemeriksaanHasilNormal
Darah Lengkap :
HB
BBS
Leucocyte
Erythrocyte
Dif Counth :
Eos
Bas
Step
Segm
Lymp
Mono
Hematrocit
Trombocyte
Widal :
Typhoid O
Typhoid H
Paratyphoid A
Paratyphoid B
Faal lemak :
Triguverida
Cholestrol
Faal Ginjal :
S.Creatinin
BUN
Uric acid
Faal Hati :
Bilirubin direk
Bilirubin total
SGOT / AST (opt)
SGPT / AST (opt)
Albamin
Total protein
HBSAG
Golongan Darah :
Urine Lengkap :
Warna
Kekeruhan
B.D
Ph
Protein
Nitrit
Keton
Reduksi
Urobilinogen
Leulocyte
Ertrocyte
Cylinder
Epitel
Krsital
Bakteri4,6 %
-
5.600 ul
2,34 juta ul
-
-
-
70 %
18%
2 %
15,8 %
436.000
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
-
-
1,2
14,0
3,2
-
-
-
-
-
-
-Negatif
B
Kuning
Jernih
1 30
5,0
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0 2 / lp
0 2 / lp
-
3 5 / lp
Negatif
NegatifLk:13,5-18, Pr: 12-14 gr%
Lk:0-15 mm/jam, Pr: 0-20 mm / jam
Lk:4.500-10.000 ul , Pr: 4.000-8.000ul
Lk:4,6-6,2 juta ul , Pr: 4,2-5 juta ul
36-66%
22-40%
3-8%
Lk:40-48 , Pr:37-43 vol %
150.000-450.000
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
140 mg/dl
75-165 mg/dl
200-250 mg/dl
Lk:0,6-1,1, Pr:0,5-0,9 mg/dl
10-20 mg/dl
Lk:3,0-7, Pr:2,5-60 mg/dl
0,1-0,25 mg/dl
0,2-1,0 mg/dl
Lk:37,Pr:31 ul
Lk:37,Pr:31 ul
3,5-5,5 g/dl
6,2-8,4 g/dl
Negatif
-
-
-
-
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0 2 / lp
0 2 / lp
0 - 1 / lp
0 3 /lp
Negatif
Negatif
8. Therapy Saat Ini
TanggalTherapy
9 agustus 2012
10 agustus 2012
02Infus RLEticlaf 2x1Acran2x1Antrain 3x1Kalnex 3x1Trovensif3x1Drip N 50002x1O/P ultilox syrc/r 3x102Infus RLEticlaf 2x1Acran2x1Antrain 3x1Kalnex 3x1Trovensif3x1Drip N 50002x1O/P ultilox syr c/r 3x1
9. Analisa Data
No Data fokusEtiologi Masalah
1Ds: Keluarga mengatakan pasien BAB 7x dengan konsistensi cair warna hitam.dan BAK 2x sehari dengan warna kuning bau khas amoniak
Do:Pasien tampak lemas,turgor kembali >1 detik,anemis,lemas,HB:4,6 %
TTV
Suhu : 36 C
Nadi:90 x / menit
RR:29 x / menit
TD:170 / 80 mmHgoutput cairan yang berlebihanDefisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
2Ds:Keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan dan ketika makan pasien ingin mual.
Do:pasien tampak mual dan muntah 2x,makan 2x dengan porsi porsi,.intake asupan yang tidak adekuat.a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3Ds:Pasien Mengatakan mengalami nyeri pada perut bagian kiri,nyeri hilang timbul
Do: Pasien tampak nyeri di perut sebelah kiri ,skala nyeri 6 bising usus (+). Peristaltik usus 7 x/mntb. distensi abdomen/spasme dinding abdomen.c. Gangguan rasa nyaman (nyeri abdomen)
10. Diagnosa keperawatan
a) Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
b) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake asupan yang tidak adekuat.c) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.11. Rencana KeperawatanNoDxT dan KHIntervensiRasional
11Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Devisit cairan dan elektrolit teratasi.KH:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balance cairan seimbang.
1.Lakukan
pendekatan therapeutik pada klien.
2.Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya dehidrasi.3.Observasi tanda-tanda vital.
4.Observasi tanda-tanda dehidrasi.
5.Hitung input dan output cairan (balance cairan).
6.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lababoratorium elektrolit.
7.Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah garam.1Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan.
2.Agar pasien mengerti dan dapat menghindari penyebab.
3.untuk mengetahui perkembangan pasien.
4.untuk mengetahui indikator dehdrasi dan penggantian cairan
5.untuk penggantian cairan.
6.untuk menentukan terapi obat dan tindakan selanjunya.7.menentukan menu makanan yang diberikan
22Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi.KH:
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah tidak ada.
1.Beri penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
2.Beri makanan yang menarik dan merangsang selera makan
3.Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering
4.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nutrisi parenteral
1.Pengetahuan yang meningkat dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
2.Untuk meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake bagi tubuh
3.Untuk meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake bagi tubuh
4.Dibutuhkan bila intake PO tidak mencukupi dan efek farmakologis untuk meningkatkan nafsu makan
33Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien merasa Nyeri abdomen berkurang atau hilang.
KH :
-Klien tampak tenang
-nyeri perut hilang
-ekspresi wajah rilex
1.Lakukan
pendekatan therapeutik pada klien.
2.Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya nyeri.
3.Beri kompres air hangat pada daerah perut yang nyeri.
4.Beri motivasi klien untuk makan teratur.
5.Berikan teknik relaxasi pada klien.
6.Kaji tingkat nyeri1Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan.
2.Agar pasien mengerti dan dapat menghindari penyebab.
3.Terjadi relaksasi dan mengurangi ketegangan otot-otot.
4.agar klien bisa enak makannya.
5.Agar klien merasa lebih nyaman.
6.Deteksi dini untuk tindakan selanjutnya
12. Implementasi keperawatanTgldxJam implementasihasil
9/8/12112.55
13.10
13.40
13.4513.55
14.001.Melakukan
pendekatan therapeutik pada klien.
2.Memberikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya dehdrasi.
3.mengobservasi tanda-tanda vital.
4.mengkajii tanda-tanda dehidrasi.5.menghitung input dan output cairan (balance cairan).
6.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lababoratorium elektrolit.1.Klien merasa lebih nyaman
2.Klien mengerti sebab dan akibat dehidrasi
3.TD :170/80 mmHg
S :36 c
N :90 x/menit
RR :29 x/mnt
4.turgor kulit kembali < 15 detik,Bibir kering,tampak anemis
5.ouput > input
6.pemberian infus RL tetesan secara cepat
212.55
13.20
13.25
13.551.memberikan penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
2.memberi makanan yang menarik dan merangsang selera makan
3.memberi makanan dalam porsi kecil tetapi sering
4.melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nutrisi parenteral
1.klien mengerti akan kebutuhan nutisi dalam tubuh & makanan datang segera dimakan2.pasien mulai tertarik untuk makan walau sedikit
3.klien merasa lebih nyaman dngan makan sedikit demi sedikit.
4. klien dianjurkan tranfusi darah go B sebanyak 2 kantong
312.55
13.00
13.20
13.2513.35
13.45
13.55
14.001.Melakukan
pendekatan therapeutik pada klien.2.Memberikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya nyeri.
3.Memberi kompres air hangat pada daerah perut yang nyeri.
4.Memberi motivasi klien untuk makan teratur.
5.Memberikan teknik relaxasi pada klien.6.Mengkaji tingkat nyeri.
7.Mengobservasi TTV pada klien.8.Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.
1.Klien merasa lebih nyaman2.Klien mengerti sebab dan akibat nyeri
3.Nyeri perut hilang.4.Klien sudah makan teratur walaupun itu sedikit.
5.Klien merasa lebih tenang.
6.Mengetahui tingkat nyeri klien.
7.Mengetahui TTV
8.Klien merasa enakan setelah di beri obat oleh tim medis.
10/8/12114.0016.15
17.00
20.45
1.mengobservasi tanda-tanda vital.
2.mengkajii tanda-tanda dehidrasi.
3.menghitung input dan output cairan (balance cairan).
4.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lababoratorium elektrolit.1.TD :170/80 mmHg
S :36 c
N :90 x/menit
RR :29 x/mnt
2.turgor kulit kembali < 15 detik,Bibir kering,tampak anemis
3.ouput > input
4.pemberian infus RL tetesan secara cepat
214.50
15.30
17.15
20.301.memberikan penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
2.memberi makanan yang menarik dan merangsang selera makan
3.memberi makanan dalam porsi kecil tetapi sering
4.melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nutrisi parenteral
1.klien mengerti akan kebutuhan nutisi dalam tubuh
2.pasien mulai tertarik untuk makan walau sedikit
3.klien merasa lebih nyaman dngan makan sedikit demi sedikit.
4. Klien merasa enakan setelah di beri obat oleh tim medis
314.3015.00
16.15
16.30
18.20
19.25
20.30
20.551.Melakukan
pendekatan therapeutik pada klien.2.Memberikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya nyeri.
3.Memberi kompres air hangat pada daerah perut yang nyeri.4.Memberi motivasi klien untuk makan teratur.
5.Memberikan teknik relaxasi pada klien.6.Mengkaji tingkat nyeri.
7.Mengobservasi TTV pada klien.8.Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.1.Klien merasa lebih nyaman2.Klien mengerti sebab dan akibat nyeri
3.Nyeri perut hilang.
4.Klien sudah makan teratur walaupun itu sedikit.
5.Klien merasa lebih tenang.
6.Mengetahui tingkat nyeri klien.
7.Mengetahui TTV
8.Klien merasa enakan setelah di beri obat oleh tim medis.
13. Evaluasi keperawatanTglDxJamevaluasi
9-8-12113.55S : Klien mengatakan masih BAB sebanyak 5x dg konsistensi cair dan berwarna hitam
O : Klien tampak lemas.
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
213.55S : Klien mengatakan masih mual muntah jika makan
O : K/U baik, TD: 170/80, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit,
S: 36 0C
Px tampak mual muntah
Menu yang di seiakan RS habis porsi
A : Masalah belum teratasi.
P : Tx di lanjutkan.
314.00S : Klien mengatakan masih nyeri pada perut kiri bawahO : Klien tampak nyeri.
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan:
10-8-12120.45S : Klien mengatakan masih BAB sebanyak 3x dg konsistensi cair dan berwarna hitam
O : Klien tampak lemas.
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
220.30S : Klien mengatakan mual muntah sudah berkurang
O : K/U baik, TD: 160/80, N: 96 x/menit, RR: 24 x/menit,
S: 36,3 0C
Px tampak mual muntah
Menu yang di seiakan RS habis porsi
A : Masalah belum teratasi.
P : Tx di lanjutkan.
320.55S : Klien mengatakan masih nyeri pada perut kiri bawah
O : Klien tampak nyeri.
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan:
11-8-12107.00S : Klien mengatakan masih BAB sebanyak 3x dg konsistensi cair dan berwarna hitam
O : Klien tampak lemes.
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dihentikan pasien PLP
208.00S : Klien mengatakan mual muntah sudah hilang
O : K/U baik, TD: 120/80, N: 96 x/menit, RR: 23 x/menit,
S: 37 0C
Menu yang di seiakan RS habis porsi
A : Masalah belum teratasi.
P : Tx dihentika PLP.
309.00S : Klien mengatakan nyerinya sudah hilang
O : Klien tampak nnyaman.
A : Masalah belum teratasi semua
P : intervensi dihentikan:R/pulang : Kalnex 3x1 Firofor 2x1 Ultilox 2x1
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arief. M, dkk.( 2001 : 492) Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. media ausculapius FKUI
Soeparman, Waspadji Sarwono (2001 :127), Buku Ilmu Penyakit Dalam edisi 3, Balai penerbit FKUI Jakarta,
Diana (Bovahnam dan Johann C Hoevolly ) (1996) Keperawatan medikal bedah. EGC JakartaDoenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.Carpenito,LJ(2000).Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.Jakarta.ECGJudith,Wilkinson (2002).Buku Saku Keperawatan.Jakarta.ECG
kematian sel dalam hepar
gagal hepar sirosis kronis
peningkatan tekanan vena porta
saluran kolateral pada dinding abdomen anterior
saluran kolateral dalam submukosa esopagus
saluran kolateral
pada rektum
mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar
varies
Pendarahan gastrointestinal masiff
penurunan arus balik vena ke jantung
penurunan curah jantung
nyeri
BAB darah
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh