Laporan pendahuluan TBC
description
Transcript of Laporan pendahuluan TBC
![Page 1: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/1.jpg)
A. Pengertian
Tuberculosis merupakan penyakit kronis akut dan sub akut yang diseabkan oleh baksilus tuberculosis, mycobacterium tuberculosis yang kebanyakan mengenai alveoli paru. Penyebaran infeksi tuberculosis dapat sampai ke limpa, hepar, meningen, tulang, dan organ lainnya ( Tucker, 1998 ).
Menurut Price ( 2005 ) tuberculosis ( TB ) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit.
Sedangkan menurut Hanikamioji ( 2009 ) Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluran pernapasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes RI, 1998).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Tuberculosis ( TBC) adalah penyakit infeksi kronis dan akut yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya bias sampai ke lsaluran pernafasan, saluran pencernaan, luka terbuka pada kulit, kelenjar limfe, dan penyebaran langsung ke organ tubuh lain.
B. Etiologi
Tuberculosis paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran 1 - 4/ μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Sebagian kuman terdiri atas lemak ( lipid). Lemak inilah yang membuat kuman tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan fisik da kimia, kuman juga mampu hidup dalam udara kering maupun dingin , bahkan bias bertahan hidup bertahun- tahun dalam lemari es. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dan sifat lain dari kuman ini adalah aerob, sehingga kuman ini hidup pada jaringan yang kaya oksigen. Dimana bagian apical paru- paru merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis paru ( Suyono, 2003 ).
![Page 2: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/2.jpg)
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculose, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 - 4/ μm dan tebal 0,3 - 0,6/ μm. Yang tergolong dalam mycobacterium tuberculose complex adalah :
1. M. Tuberculosae2. Varian Asian3. Varian African4. Varian African II5. M. Bovis
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut asam bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun dan dapat bangkit kembali menjadikan tuberkulosis aktif lagi.
Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid ( Bahar, 2001).
Menurut Bahar ( 2001 )pada tahun 1974, American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru Tuberculosis yang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat yaitu :
1. Kategori 0 : tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif, tes tuberculin negatif.
2. Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Riwayat kontak positif, tes tuberculin negatif.
3. Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberrkulit positif, radiologis dan sputum negatif.
4. Kategori III : terinfeksi tuberculosis dan terasa sakit.Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan
klinis, radiologis, dan mikrobiologis :1. Tuberkulosis paru2. Bekas tuberculosis paru3. Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam :
a.Tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Di sini sputum BTA positif, tapi tanda- tanda yang lain negatif.b.Tuberkulosis paru tersangka yang tidak diobati. Disisni sputum BTA negatif dan tanda- tanda yang lain juga negatif.
C. Patofisiologi
![Page 3: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/3.jpg)
1. Tuberkulosis Primer
Tuberkulosis primer ialah penyakit TB yang timbul dalam lima tahun pertama setelah terjadi infeksi basil TB untuk pertama kalinya (infeksi primer) (STYBLO,1978 dikutip oleh Danusantoso,2000:102).
Penularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1- 2 jam. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini dapat terhisap oleh orang sehat ia akan menempel pada jalan napas atau paru-paru. Bila menetap di jarigan paru, akan tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang di jaringan paru-paru akan membentuk sarang tuberkulosa pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer dan dapat terjadi di semua bagian jaringan paru.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfangitis regional) yang menyebabkan terjadinya kompleks primer.
Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :a. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat.b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (kerusakan jaringan paru).c. Berkomplikasi dan menyebar secara :1) Per kontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya.2) Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru di sebelahnya.
Dapat juga kuman tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus.3) Secara linfogen, ke organ tubuh lainnya.4) Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya (Bahar, 1999:716)
2. Tuberkulosis Post-Primer (Sekunder)
Adalah kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post-primer). Hal ini dipengaruhi penurunan daya tahan tubuh atau status gizi yang buruk. Tuberkulosis pasca primer ditandai dengan adanya kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura. Tuberkulosis post-primer ini dimulai dengan sarang dini di regio atas paru-paru. Sarang dini ini awalnya juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Tergantung dari jenis kuman, virulensinya dan imunitas penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
a. Diresorbsi kembali tanpa menimbulkan cacatb. Sarang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sembuhan jaringan
fibrosis
![Page 4: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Sarang dini yang meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju
d. Bila tidak mendapat pengobatan yang tepat penyakit ini dapat berkembang biak dan merusak jaringan paru lain atau menyebar ke organ tubuh lain (Bahar, 1999:716)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Suyono ( 2003 : 824 ) keluhan yang dirasakan klien dengan tuberculosis dapat bermacam-macam, ada juga yang ditemukan tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan yang terbanyak dari penderita tuberculosis adalah :
1. DemamBiasanya sub febris menyerupai demam influenza tetapi kadang- kadang panas badan mencapai 400 C – 410 C. Serangan demam pertama kali dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.
2. Batuk / batuk darahBatuk terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk- produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama. Sifat batuk dimulai dari batuk kering ( non produktif ), kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan lanjut berupa batuk berdarah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.
3. Sesak nafasPada penyakit yang ringan/ baru, sesak nafas belum terasa. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru- paru.
4. Nyeri dadaNyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Gesekan kedua pleura, terjadi saat inspirasi atau ekspirasi.
5. MalaiseGejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turu, sakit kepala, nyeri otot, keringat di malam hari. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik:
![Page 5: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Gejala respiratorik, meliputi:a. BatukGejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darahDarah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napasGejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dadaNyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:a. DemamMerupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lainGejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.Gejala klinis Haemoptoe:Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut :1. Batuk daraha. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokanb. Darah berbuih bercampur udarac. Darah segar berwarna merah mudad. Darah bersifat alkalise. Anemia kadang-kadang terjadif. Benzidin test negatif2. Muntah daraha. Darah dimuntahkan dengan rasa mualb. Darah bercampur sisa makanan
![Page 6: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambungd. Darah bersifat asame. Anemia seriang terjadif. Benzidin test positif3. Epistaksisa. Darah menetes dari hidungb. Batuk pelan kadang keluarc. Darah berwarna merah segard. Darah bersifat alkalise. Anemia jarang terjadiKomplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI. 2002) :
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
. Penatalaksanaan
Panduan OAT dan peruntukannya
1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)
Diberikan untuk pasien baru
- pasien barui TB paru BTA positif
- Pasien TB paru BTA negatif thorak positif
- Pasien TB ekstra paru
2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)
Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)
3. OAT sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang
diberikan selama sebulan ( 28 hari)
Jenis dan dosis obat OAT
![Page 7: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Isoniasid (H)
Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis
harian yang dianjurkan 5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X
semingggu diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB.
2. Rifamisin (R)
Dapat m,embnunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid.
Dosis 10 mg / kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten
3 X seminggu.
3. Pirasinamid (Z)
Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis
harian dianjurkan 25 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X
seminggu
4. Streptomisin (S)
Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3
X seminggu diberikan dengaqn dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60
tahun dosisnya 0,75 gr/ hari. Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan
0,50 gr/ hari.
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006)
F. Kemungkinan data fokus
Batuk berdahak selama 4 minggu, Hasil foto thorak TB Paru duplet, AL 3,52
ribu/mmk, BTA( -) , Kandida (+).
G. Wawancara
Klien mengeluh batuk-batuk berdahak selama 4 minggu sulit tidur dan beraktifitas
selama sakit, terasa sesak, klien juga hanya bisa berbaring di tempat tidur segala
aktifitas dibantu keluarga dan perawat, klien terpasang O2 sebanyak 5 liter/menit.
![Page 8: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/8.jpg)
TTV: TB=90/60, DN=75, N=28 kali/menit saat di alkulstasi didada kiri dan kanan
terdengar suara ronchi, SaO2= 93%. BB=50 kg,
H. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelelahan umum dan kelemahan
Napas pendek karena kerja
Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil dan /atau
berkeringat
Mimpi buruk
Tanda : Takikardia, Takipnea / dispnea pada kerja
Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
b. Integritas Ego
Gejala : adanya / faktor stres lama
Masalah keuangan, rumah
Perasaan tak berdaya / tak ada harapan
Populasi budaya / etnik : Amerika asli atau imigran dari Amerika Tengah,
Asia
Tanda : Menyangkal
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang
c. Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan
Tak dapat mencerna
Penurunan berat badan
Tanda : Turgor kulit buruk, keringat / kulit bersisik
Kehilangan otot / hilang lemak subkutan
![Page 9: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/9.jpg)
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit
Perilaku distraksi, gelisah.
e. Pernapasan
Gejala : Batuk produktif atau tidak produktif
Napas pendek
Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinfeksi
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis parenkim
paru dan
pleura)
f. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh; AIDS, Kanker
Tes HIV Positif
Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut
g. Interaksi Sosial
Gejala : Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab / perubahan kapasitas fisik
untuk
melaksanakan peran
![Page 10: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/10.jpg)
h. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga TB
Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik / kambuhnya TB
Tidak berpatisipasi dalam terapi
( Marilynn E. Doenges, 2000)
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum
Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit
2. Ziehl – Nelsons
Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk basil
asam.
3. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel)
Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal
antigen)
4. Elisa (Western)
Dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorak
Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh
primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa.
6. Histologi / kultur jaringan
Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk
mycobacterium tuberkulosis
7. Biopsi jarum pada jaringan paru
![Page 11: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/11.jpg)
Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis
8. Elektrosit
Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
9. GDA
Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati.
10. Pemeriksaaan fugsi paru
Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru
luas )
( Marilynn E. Doenges, 2000)
10. Analisa Data
No
.
Data Masalah Penyebab
1klien mengatakan sulit bernapas bila
dahak tidak bisa dikeluarkan
DO :
Terdengar suara ronchi pada
lapang paru kanan dan kiri
RR 28 X/ mnt
Pasien batuk berdahak
Bersihan jalan
napas tidak
efektif
Akumulasi sekret
pada bronkus
2 DS :
Klien mengatakan sesak bertambah
jika beraktifitas
DO :
Klien dimandikan oleh keluarga dan
perawat
RR 28 X / mnt
Terpasang O2 5 lt / mnt
Intoleransi
aktifitas
Insufisiensi O2
![Page 12: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/12.jpg)
SaO2 93%
3 DS : -
DO :
Batuk berdahak
Hasil foto thorak TB Paru duplet
AL 3,52 ribu/mmk
BTA - , Kandida +
Resiko infeksi
pada bronkus
Menetapnya
secret pada
bronkus
11. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumul;asi secret pada bronkus
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengasn insufisiensi O2
3. Resiko infeksi pada bronkus berhubungan dengan menetapnya secret pada bronkus
Rancangan Asuhan Keperawatan
No Diagnosa KeperawatanRencana keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
1
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan akumulasi secret pada bronkus ditandai
dengan
DS : klien mengatakan sulit bernapas bila dahak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam, bersihan jalan napas
efektif dengan kriteria
Tidak sesak napas
1. Kaji frekwensi, kedalaman pernaasan
dan gerakan dada.
2. Atur posisi semi fowler
3. Melatih untuk batuk efektif
![Page 13: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/13.jpg)
tidak bisa dikeluarkan
DO :
- Terdengar suara ronchi pada lapang paru kanan
dan kiri
- RR 28 X/ mnt
- Pasien batuk berdahak
Dapat batuk efektif
RR = 16 – 24 X / mnt
Suara vesikuer pada lapang paru
Tidak terdapat sekret
4. Berikan obat sesuai indikasi OBH 3
X 2 cth
2Intoleransi aktifitas berhubungan dengasn
insufisiensi O2 ditandsai dengan
DS :
Klien mengatakan sesak bertambah jika
beraktifitas
DO :
Klien dimandikan oleh keluarga dan perawat
RR 28 X / mnt
Terasang O2 5 lt / mnt
SaO2 93 %
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam klien mampu
Mengidentifikasi factor menurunnya toleransi
aktifitas
Nadi : 60 – 100 X / mnt Respirasi : 16 – 24 X / mnt
1. Observasi tingkat toleransi dalam
beraktivitas
2. Anjurkan
3. Anjurkan beristirahat bila ada
keluhan seseg nafas
4. Bantu klien beraktivitas5. Anjurkan keluarga untuk membantu
aktivitas klien
3 Resiko infeksi pada bronkus berhubungan
dengan menetapnya secret pada bronkus
DS : -
DO :
- Batuk berdahak
- Hasil foto thorak TB Paru duplet
Setelah dilakukan tindakan keerawatan
selama 3 X 24 jam infeksi tidak terjadi
dengan criteria
Suhu 36,5°C– 37,5°C
Tidak terdapat tanda tanda infeksi
Pemeriksaan kultur negatif
1. Pertahankan tanda vital
2. Pantau tanda - tanda infeksi
observasi warna, karakteristik, bau
sputum
3. Latih psien batuk efektif
4. kolaborasi pemeriksaan laboratorium
![Page 14: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/14.jpg)
AL 3,52 ribu/mmk
BTA - , Kandida
![Page 15: Laporan pendahuluan TBC](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022072110/577cc1201a28aba711924ab6/html5/thumbnails/15.jpg)
Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, (2000). Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 2 , FK UI: Jakarta. , (1999). Kapita
Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI: Jakarta.
Brunner dan Sudarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ( Vol-2), EGC: Jakarta
Doenges, M.E, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ; Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006). Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis: Jakarta