Laporan Pendahuluan Tumor Wilms

31
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR WILMS 1. DEFINISI Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif). Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (Kamus Kedokteran Dorland) Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011) 2. ETIOLOGI Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti : WAGR syndrome : - Genitourinary malformation - Retardasi mental

description

Laporan Pendahuluan Tumor Wilms

Transcript of Laporan Pendahuluan Tumor Wilms

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR WILMS

1. DEFINISI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel embrional

primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang

dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor

Wilms merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak dan tumbuh

dengan cepat (progesif).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk

dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (Kamus

Kedokteran Dorland)

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada anak.

Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai massa

asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua

memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik

terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011)

2. ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :

• WAGR syndrome :

- Genitourinary malformation - Retardasi mental

- Aniridia – bayi lahir tanpa iris

• Deny-Drash Syndrome

Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat langka.

Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada dalam resiko

tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.

• Beckwith- Wiedemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,

pembesaran organ – organ.

Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya

stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang

berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi

pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang

diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1

atau Wilms Tumor 2. Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga

menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda

dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal

dominan.

3. KLASIFIKASI

1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :

T : Tumor primer

T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm

T2 : Unilateral permukaan > 80 cm

T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan

T4 : Bilateral

N : Metastasis limfa

No : Tidak ditemukan metastasis

N1 : Ada metastasis limfa

M : Metastasis jauh

Mo : Tidak ditemukan

M+ : Ada metastasis jauh

2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms, yaitu :

Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor

ini dapat direseksi dengan lengkap.

Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal

dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe

para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.

Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke

hepar, peritoneum, dll.

Stadium IV : Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,

otak, tulang.

4. PATOFISIOLOGI

Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di

lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau

menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang

primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi

stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel

tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan

homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut akan menyebar atau

meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada

abdominal dengan di lakukan palpasi.

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada gen

supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor tumor yang

menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi alel kedua dari gen

tumor supresor spesifik.

Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema ginjal dan

epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal merupakan lokasi asal

terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat lahir dan menurun ketika ginjal

telah makin matur. WT1 merupakan onkogen yang dominan sehingga bila ada mutasi yang

terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada

kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak terganggu.

Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan stroma.

Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor Wilms dapat

dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah (favourable), dan tumor risiko

tinggi (unfavourable)

Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan

cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan

menyebar ke organ lain

5. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan

hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal sedangkan

hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat

terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul

adalah :

1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh darah

yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang

pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin

2. Anemia

3. Penurunan berat badan

4. Infeksi saluran kencing

5. Malaise

6. Anoreksia

7. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti aniridia,

hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.

6. PEMERIKSAN PENUNJANG

Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada 10-

25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.

a. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk

sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi

ginjal.

b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke

paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms

bilateral

c. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan

tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor

Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai

pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor

akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa

hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.

d. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini

meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan

neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk

keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar CT-

Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen.

CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis hepar

multiple.

CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis hepar

multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

e. Magnetic resonance imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi penting

untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke

daerah  intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low

density intensity)  dan hiperintensitas (high density intensity)

f. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang untuk

tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic

acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria,

LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan

subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada

analisa serum.

7. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi

dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan

kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara

klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal,

dilakukan nefrektomi radikal.

Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing jenis

ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan

kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive

mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat memperkecil

tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.

Penatalaksanaan Medis :

a. Farmakologi

1) Kemoterapi

Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar

kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi

terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.

Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar 16-

32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu.

Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan

mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.

Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms,

yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja

obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi

akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel

kanker tidak terjadi.

1. Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari berturut-

turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500

mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi

prabedah.

2. Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5

mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat

menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu

pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena jarang

menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal dapat

menyebab relaps.

3. Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara

intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250

mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard

bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

4. Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima

hari berturut-turut.

5. Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara intravena

dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

b. Non Farmakologi

1) Pembedahan

Keperawatan perioperatif

Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat kemoterapi kardiotoksik,

maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk menjalani operasi.

Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi

jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya sel-sel tumor.

Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena.

Seluruh abdomen dan dada di bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pascaoperatif

Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai dengan lesi.

Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator penting untuk prognosis, karena gambaran

tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka memiliki

prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii prognosis

buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing anak, karena terapi yang lebih

sedikit menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum

menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneal total tidak perlu

dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada

pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup

tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.

2) Radioterapi

Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat mengganggu

pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi

hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis

buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan radioterapi.

Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.

Penatalaksanaan Keperawatan

1. Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga

2.Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan.

3. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien

4. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien

5. Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu dengan adanya tumor

diperut

6. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien

9. PENCEGAHAN

1.Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankn orang yang sehat agar tetap

sehat atau mencegah agar tidak sakit. Pencegahan primer bertujuan untuk menghilangkan faktor

resiko terhadap kejadian tumor wilms. Upaya yang dilakukan adalah:

a. Rutin melakukan imunisasi seperti : BCG satu kali (pada usia 0-11 bulan), campak satu

kali (usia 9-11 bulan), DPT (Dhipteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali (Usia 2-11 bulan), dan

Hepatitis B sebanyak 3 kali (0-9 bulan). Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada

bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu

b. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal sampai

berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.

c. Hindari dari paparan merokok. Selalu coba untuk tidak merokok di rumah atau di sekitar

bayi, terutama jika bayi memiliki kelainan saluran napas atau jantung, sistem kekebalan yang

rendah, atau lahir prematur.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka

yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit (tertentu melalui

diagnosis dini (patogenesis awal)

Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung namun belum

timbul tanda/gejala sakit

Tujuan Pencegahan sekunder: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah

komplikasi. Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat). Pengobatan

yang cukup untuk menghentikan proses penyakit.

a. Pemberian obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu

Aktinomisin D, vinkristin, adriamisin, cisplatin dan siklofosfamid.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk menguragi resiko keparahan kecacatan dan rehabilitasi.

Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a. Pengobatan secara intensif sampai tuntas

b. Mematuhi setiap advis dari dokter

c. Rutin melakukan medical chek-up.

10. WOC

Kelainan genetik

Poliferasi patologi blastoma

Invasi tumor mengenai ginjal

Massa tumor membesar reaksi anafilaksis tubuh invasi menembus

terhadap protein tumor sis.palveokalisies

menginvasi ke volume abdomen

organ lain bertambah peningkatan suhu tubuh perdarahan

(abdomen)

mendesak gaster hematuria

mendesak diafragma

volume gaster menurun anemia

ekspansi paru menurun

nafsu makan menurun O² ke jaringan

kompensasi (mual, muntah) menurun

RR meningkat

metabolisme anaerob

gangguan tumbuh kembang

kerusakan pada glomerollus asam laktat meningkat

mendesak organ lain dan tubullus ginjal kelelahan

dan syaraf

iskemia

penurunan fungsi ginjal pembentukan hb terhambat

proteinuria angiotensin dalam fungsi sekresi produksi eritopuitin

tubuh dilepaskan menurun menurun

hipoalbumin uremia, amoniak tinggi

angiotensin I (hati) oliguri, anuri

tekanan onkotik ACE inhibitor gelisah dan mual, muntah

menurun angiotensin II (ginjal) penurunan kesadaran

retensi cairan sekresi aldosteron

MK : Hipertermi

MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

MK : Gangguan perfusi jaringan

MK : Intoleransi aktivitas

MK : Ketidakefektifanpola nafas

MK : Nyeri

MK : Resti cidera

MK : Kekuranganvolume cairan

oedem retensi cairan dan garam

volume air meningkat,

CO meningkat

Hipertensi

Metastase

Hematogen

paru hepar tulang otak

hepatomegali penurunan fungsi PTIK

obstruksi duktus koleducus pembentukan trombin metabolisme protein

protombin menurun

ikterus koagulasi lambat hipoalbumin

tekanan koloid menurun

oedem

massa di paru

ekspansi paru menurun

RR meningkat

MK : Kerusakan integritas kulitMK : Intoleransi aktivitas

MK : Kelebihan volume cairan

MK : Nyeri

MK : Resti cidera

MK : Kerusakan integritas kulit

MK : Kerusakan integritas kulitMK : Intoleransi aktivitas

MK : Ketidakefektifan pola nafas

Penatalaksanaan

radioterapi kemoterapi pembedahan

hiperpigmentasi ESO post operasi pre operasi

insisi jaringan kurang informasi

kulit rambut terputusnya kontinuitas

jaringan

masuknya kuman

pertumbuhan rambut terhambat

mukosa rontok

viseral mulut usus alopesia

mual muntah kering, stomatitis

diare

nafsu makan menurun

depresi sumsum tulang belakang leukopeni

anemia trombositopenia imunosufisiensi

Hb O² menurun perdarahan

MK : Kerusakan integritas kulit

MK : Ansietas

MK : Nyeri

MK : Resti infeksi

MK : HDR

MK : Gangguan perfusi jaringan

MK : Resti infeksi

Hospitalisasi

Orang tua anak

lingkungan baru,

kurang informasi tentang penyakit, prognosis menunggu di RS orang asing ,

tindakan invasive

MK : Ansietas MK : Resiko tinggi perubahan peran fungsi dalam keluarga/masyarakat

MK : Cemas

BAB II

KONSEP ANAK

I. Epidemiologi

Insidensi Wilms Tumor adalah 0,8 kasus per 100.000 orang. Terdapat 500 kasus baru tiap

tahun di Amerika Serikat dan sebanyak 6% darinya melibatkan kedua ginjal. Resiko acak untuk

terkena Wilms Tumor adalah 1 diantara 10.000 kelahiran. Wilms Tumor terutama terjadi pada

anak di bawah usia 5 tahun. Insidensi tertinggi terjadi antara usia 1-3 tahun. Diperkirakan tumor

ini terjadi pada 7 diantara sejuta anak di Amerika Serikat dan lebih banyak mengenai ras Afro-

Amerika. Ratio penderita perempuan dan laki – laki hampir seimbang.

Di Indonesia, di RSUD Dr. Soetomo, jumlah pasien tumor Wilms yang didiagnosis dari

tahun 1989 sampai dengan 2003 sebanyak 70 kasus

2. Tahap Pertumbuhan Fisik Anak Umur 1-3 Tahun (todler)

Menurut Nugroho (2009) Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap yang

menunjukkan karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada anak umur 1-3

tahun adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Badan

Rata-rata tinggi badan batita bertambah tinggi sekitar 7,5 cm pertahun. Rata-rata tinggi anak

usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa

yang diharapkan.

2. Berat Badan

Rata-rata pertambahan berat badan batita adalah 1,8 atau 2,7 kg pertahun. Rata-rata berat

badan batita umur 2 tahun adalah 12,3 kg. Pada usia 2,5 tahun berat badan batita mencapai 4

kali berat badan lahir.

3. Lingkar Kepala

Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada. Total laju peningkatan

lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian berkurang menjadi 1,25 cm pertahun

sampai umur 5 tahun.

3. Tahap Perkembangan Anak usia 1-3 Tahun (todler)

Tahap perkembangan anak menurut Indiarti (2009) adalah sebagai berikut:

1. Umur 13-14 bulan

Pemahaman akan kata-kata umumnya dimulai saat bayi berusia delapan bulan. Bayi

menghasilkan kata-kata pertamanya pada umur 10-20 bulan. Namun, bayi hanya akan berbicara

pada konteks tertentu yang mudah dipahami, mudah diucapkannya dan sudah diketahui oleh

bayi. Kata-kata yang diucapkan merujuk pada kejadian secara keseluruhan, misalnya

mengucapkan “bapak” saat ia melihat bapaknya. Secara aktif, bayi sudah memperluas arti

sebuah kata untuk menerima perhatian ibunya dan bayi merasa yakin bahwa ibunya paham apa

yang dimaksudkan.

2. Umur 15-17 bulan.

Dalam usia ini bayi akan senang melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyimak adegan di TV.

b. Melaksanakan instruksi sederhana, seperti segera memberikan mainan yang dipegang jika

ibu memintanya.

c. Mengucapkan kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata misalnya “dah bis” (sudah

habis).

d. Menyebutkan tiga anggota tubuhnya seperti mata, rambut, dan telinga.

3. Umur 18-20 Bulan

Perkembangan aktivitas dan motorik anak 18-20 bulan antara lain yaitu :

a. Berjalan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah tanpa bantuan.

b. Menyusun 2-3 kotak.

c. Mampu mengatakan 5-10 kata.

d. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa saing.

4. Umur 20-24 Bulan

Sementara pada umur 20-24 bulan perkembangan aktivitas dan motorik yang terjadi pada

anak adalah sebagai berikut:

a. Mampu menyusun dua kata.

b. Menaruh minat pada apa yang dikerjakan orang dewasa.

c. Naik dan turun tangga.

d. Menunjuk mata dan hidungnya.

e. Belajar makan sendiri.

f. Menggaris di kertas atau pasir.

g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil.

5. Umur 24 -36 bulan

Saat memasuki umur tiga tahun anak terus mengalami perkembangan aktivitas dan motorik

antara lain sebagai berikut:

a.    Belajar meloncat, memanjat, serta melompat dengan satu kaki.

b.   Mempergunakan kata-kata “saya”, “bertanya” serta mengerti kata-kata yang ditujukan

kepadanya.

c.    Mampu menggambar lingkaran.

d.   Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain diluar

keluarganya.

e.    Mampu membuat jembatan dengan tiga kotak.

f.     Mampu menyusun kalimat.

Yang Perlu Diperhatikan

Perkembangan setiap anak memang berbeda-beda, namun bisa dikonsultasikan ke dokter

apabila si kecil:

Belum bisa berjalan

Tidak mengerti kegunaan dari barang-barang yang sering dia lihat

Tidak mengucapkan setidaknya 6 kata

Tidak mengikuti ucapan dan aksi orang sekitarnya

Tidak mengikuti instruksi yang mudah

Melupakan kemampuan yang baru dia pelajari dengan mudah

4. Reaksi Hospitalisasi pada anak

Pengertian

Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alas an yang berencana atau darurat

mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai

pemulangannya kembali ke rumah.Perasaan yang sering muncul pada anak : Cemas, marah,

sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000).

Timbul Karena :

1. Menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialaminya.

2. Rasa tidak aman dan nyaman

3. Perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dan sesuatu yang dirasakan

menyakitkan

Reaksi Hospitalisasi anak umur 1-3 tahun (todler)

Toddler belum mampu berkomunikasi dengan menggunkan bahasa yang memadai dan

pengertian terhadap realita terbatas. Hubungan anak dengan ibu sangat dekat sehingga

perpisahan dengan ibu akan menimbulkan rasa kehilangan orang yang terdekat bagi diri anak

dan lingkungan yang dikenal serta akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas.

Disebutkan bahwa sumber stress utama pada anak yaitu akibat perpisahan (usia 15-30 bulan).

Anxietas perpisahan disebut juga “Analitic Depression”

Respon perilaku anak akibat perpisahan dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

18

a) Tahap Protes (Protest)

Pada tahap ini dimanifestasikan dengan menangis kuat, menjerit dan memanggil ibunya

atau menggunakan tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia tidak ingin

ditinggalkan orang tuanya serta menolak perhatian orang lain.

b) Tahap Putus Asa (Despair)

Pada tahap ini anak tampak tenang, menangis berkurang, tidak aktif, kurang minat untuk

bermain, tidak nafsu makan, menarik diri, sedih dan apatis.

c) Tahap menolak (Denial/Detachment)

Pada tahap ini secara samar-samar anak menerima perpisahan, membina hubungan

dengan orang lain serta kelihatan mulai menyukai lingkungan.

Toddler telah mampu menunjukkan kestabilan dalam mengontrol dirinya dengan

mempertahankan kegiatan rutin seperti makan, tidur, mandi, toileting dan bermain. Akibat

sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak akan kehilangan kebebasan dan pandangan

egosentrisnya dalam mengembangkan otonominya. Hal ini akan menimbulkan regresi.

Ketergantungan merupakan karakteristik dari peran sakit. Anak akan bereaksi terhadap

ketergantungan dengan negatifistik dan agresif. Jika terjadi ketergantungan dalam jangka

waktu lama (karena penyakit kronik) maka anak akan berespon dengan menarik diri dari

hubungan interpersonal.

4. Dampak Tumor Wilms Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Anak dapat mengalami berbagai macam masalah terkait dengan penyakit dan

pengobatan. Terutama degan metode kemoterapi dapat memberikan efek pada fisik,

psikologis anak dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas

hidup anak (Hockenberry & Wilson, 2007)

a. Dampak Fisik

Pada umumnya efek samping agen kemoterapi antara lain infeksi, perdarahan,

anemia, mual dan muntah, gangguan nutrisi, ulserasi mukosa serta alopesia. Efek samping

lain misalnya diare, konstipasi, nyeri, kerusakan integritas kulit, ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit, toksik ginjal, neurotoksik, kelemahan kardiotoksik dan ototoksik terutama

pada karboplastin dan cisplatin (Muscari, 2005).

Efek samping dari Cisplatin terdiri atas mual dan muntah, penurunan nafsu makan

dan kebotakan. Selain itu cisplatin juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit

pada anak yang terdiri atas hipomagnesemia, hipokalemi dan hiperkalsemi. Efek samping

serius dari cisplatin adalah nefrotoksik, neuropati perifer, penekanan sumsum tulang dan

ototoksik (Cameron & Allen, 2009).

19

Kemoterapi yang signifikan dapat diprediksi menyebabkan terjadinya toksisitas,

dimana hal ini menjadi lebih serius apabila gejala toksisitas berkembang pada waktu pasien

berada dirumah diantara siklus pengobatan. Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya sepsis

neutropeni yang berakibat fatal apabila pengobatannya terlambat dan tidak tepat (Lennan, et

al. 2010).

b. Dampak Psikologis

Anak dengan tumor wilms dapat mengalami kecemasan dan depresi akibat penyakit

yang diderita. Hal ini merupakan keadaan yang normal, namun sebagian anak membutuhkan

intervensi psikologis dalam menjalani pengobatan tumor wilms (Shell & Kirsch dalam Otto,

2001). Kecemasan dan depresi merupakan respon yang paling umum terjadi pada anak

dengan tumor wilms dan menjalani pengobatan.

Secara normal, kecemasan dapat terjadi sebagai bagian dari penyakit dan pengobatan

pada penderita kanker. Kecemasan dapat reaktif dan situasional berhubungan dengan

ketakutan setelah terdiagnosa penyakit dan selama menjalani pengobatan. Tanda-tanda

kecemasan seperti menangis , stress, gangguan perasaan dan gangguan tidur. Nyeri, perasaan

mual dan muntah yang tidak terkendali, hipoksia, dan menolak pengobatan juga merupakan

tanda-tanda kecemasan (Shell & Kirsch dalam Otto, 2001).

Kecemasan kronik yang timbul sebelum diagnosis dapat berkembang menjadi

gangguan kecemasan, fobia dan gangguan panik. Peranan perawat yang terpenting terhadap

anak adalah berespon terhadap gejala psikologis pada anak dengan rasa empati, peduli dan

tidak menyalahkan serta mendukung kekuatan keluarga dalam menghadapi krisis (Shell &

Kirsch dalam Otto, 2001).

Depresi (depression) merupakan respon psikologis pada anak. Walaupun perasaan

kesedihan dan perasaan yang hampa merupakan reaksi yang normal pada anak, namun hal ini

dapat berkembang menjadi depresi. Depresi biasanya terjadi pada anak selama proses

penyakit dan pengobatan. Penyebab timbulnya depresi sulit untuk ditentukan. Umumnya

depresi terjadi karena stres terhadap penyakit, perubahan biologis, dan karena pengobatan.

Kejadian depresi meningkat pada anak yang mendapatkan pengobatan dan yang mengalami

efek samping dari pengobatan (Shell & Kirsch dalam Otto, 2001).

Kegagalan anak dalam beradaptasi dengan kondisi fisik dan pengobatan dapat

mempengaruhi fungsi psikososial anak. Penelitian yang dilakukan oleh Enskar dan Von

Essen (2008) menunjukkan bahwa pada umumnya anak yang sedang menjalani kemoterapi

menunjukkan distress psikososial yang mempengaruhi kepuasan anak dalam berpartisipasi

terhadap kehidupan sosialnya.

20

Selain masalah psikososial, anak yang lebih besar akan memperlihatkan gejala depresi

dan berbagai perubahan perilaku akibat dari penyakit dan regimen terapi. Fatique, mual dan

muntah serta gangguan tidur yang apabila terjadi bersama-sama berupa suatu kumpulan

gejala yang dapat menimbulkan gejala depresi dan perubahan perilaku pada remaja, namun

pada anak gejala fatigue saja dapat mengakibatkan timbulnya gejala depresi dan perubahan

perilaku. Kluster gejala ini secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup anak (Hockenbery

et al.2010).

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson, Behrman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of Pediatrics).

Edisi 15. Jakarta : EGC

2. J.Crowin, elizabeth . 2000 . Buku Saku patofisiologi . Jakarta : Penerbit Buku

kedokteran EGC

3. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja TB.

Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October 2007.

4. Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. Management of

Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report of 70 cases. Jurnal

Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret 2005.1-5

5. Christian Nordgvist. What is a Wilm’s Tumor. Edisi 2007. Diunduh dari URL

http://www.medicalnewstoday.com/articles/188130.php.

6. Acor.org.Wilm’s Disease. Edisi 2005. Diunduh dari URL http://www.acor.org/ped-

onc/diseases/wilms.html.

7. Bambang Permono, Mia Ratwita. Tumor Wilms. Edisi 2008. Diunduh dari URL

http://www.pediatrik.com/isi03.php?

page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-

ybwd242.htm. Pada tanggal 29 Oktober 2010

8. WDiagnosis. Wilm’s Tumor Treatment. Edisi 2005. Diunduh dari URL

http://www.wrongdiagnosis.com/w/wilms_tumor/treatments.htm.

9. Asuhan Keperawatan. Laporan Pendahuluan Tumor Wilms (Neprhoblastoma). Edisi

2008. Diunduh dari URL http://kornelizsiki.blogspot.com/p/laporan-pendahuluan-

tumor-wilms.html.

10. Zul Aldryansah. Tumor Wilms. Edisi 2009. Diunduh dari URL http://zul-

adhariansyah.blogspot.com/2009/04/tumor-wilms.html.

11. Klik Dokter. Neuroblastoma. Edisi 2010. Diunduh dari URL

http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/195/neuroblastoma.

12. Ferguson MO. Pathology: Rhabdomyosarcoma. Diunduh dari URL

http://www.emedicine.com.

22

13. Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC. 2000